Dokumen tersebut membahas tentang leukemia, termasuk definisi, klasifikasi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaannya. Leukemia adalah tidak terkendalinya proliferasi sel darah punca di sumsum tulang yang menyebabkan gangguan produksi sel darah normal. Ada beberapa jenis leukemia seperti akut myeloid leukemia, kronik myeloid leukemia, akut limfositik leukemia, dan kronik limfositik leukemia. Penatalaksanaannya meliputi kemoterapi, transfusi darah, dan transplant
2. Leukemia
Tidak terkendalinya proliferasi SDP di sumsum
tulang. Pada keadaan akut (atau tahap lanjut
dari keadaan kronis, proliferasi sel leukemia
menyebabkan tidak adanya ruang untuk
proliferasi sel normal
Extramedulary hematopoesis: terjadi proliferasi
sel abnormal ke hati & limpa, dan pada
keadaan akut dapat terjadi infiltrasi ke organ
lain: meningen, nodus limfe, kulit, gusi
3. Leukemia
Penyebab pasti tidak diketahui,
dapat terjadi karena pengaruh
genetik atau virus serta kerusakan
sumsum tulang dari radiasi dan zat
kimia spt benzene, alkilating agent
4.
5. Klasifikasi
Dilakukan berdasarkan stem sel yang terlibat, waktu
munculnya gejala dan fase perkembangan yang
terganggu
Akut myeloid leukemia
Kronik myeloid leukemia
Akut limfositik leukemia
Kronik limfositik leukemia
6. Akut Myeloid Leukemia (AML)
Terjadi kerusakan/ggn pada stem
sel hematopoetik yang
berdiferensiasi menjadi semua
sel myeliod: monosit, granulosit
(basofil, neutrofil, eosinofil)
eritrosit, platelet
7. Akut Myeloid Leukemia (AML)
Menyerang semua kelompok umur
Insiden meningkat sejalan dengan umur,
terbanyak pada umur 60 thn
Merupakan bentuk yang paling sering dari
leukemia non limfositik
Prognosis bervariasi, tgt dr variabel
pasien dan penyakit
Penyebab kematian: infeksi, pendarahan
8. Manifestasi Klinis AML
Demam dan infeksi karena neutropenia
Lemah dan fatigue karena anemia
Cenderung pendarahan karena
trombositopenia
Gejala tambahan karena proliferasi sel
leukemia didalam organ: pembesaran hati
dan limpa, hiperplasia gusi, nyeri tulang
9. Pengkajian dan
Pemeriksaan Diagnostik AML
Tidak diketahui penyebab dan tanda2
Gejala terjadi dalam hitungan minggu
atau bulan
Hitung darah lengkap: penurunan
eritrosit dan platelet
Total leukosit dapat ↓/n/↑, tapi % dari
sel normal ↓
Bone marrow analysis: kelebihan sel
tdk matang (>30 %)
10. Komplikasi AML
Pendarahan karena trombositopenia,
terutama bila < 10.000/mm3
Pendarahan GI, paru, intrakranial
Infeksi karena kurangnya granulosit
normal dan matang. Neutrofil <
100/mm3 resiko infeksi sistemik
11. Penatalaksanaan Medis AML
Terapi Induksi dan Terapi konsolidasi
Terapi Induksi (kemoterapi) untuk membunuh sel
leukemia
Cytarabine (Cytosal, Ara C) dan Daunorubicin
(Daunomycin, cerubidine) atau mitoxantrone atau
idarubicin
Kadang-kadang diikuti oleh terbunuhnya sel myeloid
normal neutropenia, anemia, trombositopenia
Suportive care (darah dan platelet) untuk infeksi,
pendarahan, mukosistis, diare
Granulocyte growth factor
Terapi konsolidasi/post remisi untuk
menghilangkan sisa sel leukemia yang tidak terdeteksi
secara klinis
Cytarabine
12. Penatalaksanaan Medis AML
Transplantasi Sumsum Tulang
Kemoterapi dan radiasi untuk
menghancurkan sumsum tulang pasien
Donor sumsum tulang menggantikan
produksi sel darah
Resiko penolakan dan infeksi
Suportive terapi + transfusi darah
13. Komplikasi terapi AML
Peningkatan asam urat batu ginjal,
kolik renal
Banyak minum
Alkalinisasi urin
Pencegahan dengan Allopurinol
Masalah GI anoreksia, mual,
muntah, diare, mukositis
14. Kronik Myeloid Leukemia (KML)
Merupakan akibat dari mutasi stem sel
myeloid sehingga sel myeloid normal dan
immature diproduksi.
Terjadi infiltrasi sel ke tulang panjang
(femur),dan organ lain (hati dan limpa)
yang menyebabkan nyeri karena
pembengkakan.
Ditemukan kromosom philadelphia:
translokasi material genetik kromosom 9
dan 22
15. Kronik Myeloid Leukemia (KML)
Jarang terjadi pada usia < 20 thn,
insiden meningkat dengan umur (40-50
thn)
Usia harapan hidup 3 – 5 tahun, tanpa
infeksi atau pendarahan
Bila terjadi fase akut, harapan hidup
tinggal beberapa bulan
16. Manifestasi Klinis KMLBervariasi.
Tidak terdeteksi. Leukositosis (>100.000)
terdeteksi saat pemeriksaan laboratorium
lain.
Leukosit sangat tinggi dapat menyebabkan
nafas pendek dan bingung karena stasis dari
leukosit
Pembesaran dan pengerasan limpa dan
hepar
Keletihan, anoreksia, penurunan BB
17. Penatalaksanaan Medis KML
Fase Kronis
Interferon dan citocyne untuk memperbaiki
kelainan kromosom.
Hydroxyurea atau busulfan untuk mengurangi
SDP
Leukopheresis: memisahkan dan membuang
leukosit
Antracyline (daunomycin) untuk mengurangi
SDP secara cepat
18. Penatalaksanaan Medis KML
Fase Tranformasi
Tanda dan gejala: demam, nyeri tulang,
penurunan BB, pembesaran limpa,
anemia, trombositopenia, peningkatan
basofil
Dapat berkemgang menjadi AML atau ALL
Terapi induksi seperti pada AML dan ALL
Transplantasi sumsum tulang
19. Akut Limfositik Leukemia (ALL)
Terjadi karena proliferasi tidak terkontrol dari
limfoblast dari limfoid stem sel.
Terjadi pada anak2, laki2 lebih sering,
terbanyak pada usia 4 thn
Jarang terjadi setelah 15 tahun
Setelah terapi, dapat bertahan 5 tahun. Bila
kambuh, terapi induksi berhasil baik.
Dapat dilakukan transplantasi sumsum tulang
20. Manifestasi Klinis ALL
Proliferasi limfosit mendesak proliferasi
myeloid shg mengganggu hematopoesis
normal penurunan leukosit, eritrosit dan
platelet.
Infiltrasi ke organ lain menyebabkan nyeri
tulang, pembesaran limpa dan hepar, sakit
kepala dan muntah
21. Penatalaksanaan Medis ALL
Terapi induksi dengan tambahan
kortikosteroid dan vinca alkaloid
Intrathecal kemoterapi (methotrexate)
sebagai profilaksis SSP
Maintenance: kemoterapi dosis rendah
selama 3 tahun
Anti virus untuk mengurangi efek samping
kortikosteroid
Transplantasi sumsum tulang dapat
menyembuhkan penyakit
22. Kronik Limfositik Leukemia (KLL)
Sering terjadi pada > 60 thn
Limfosit B malignan mengalami apoptosis
(melebihi usia hidupnya) dan terakumulasi di
sumsum tulang dan sirkulasi
Tidak terjadi komplikasi sirkulasi, pumonal
dan serebral karena limfosit relatif kecil
Limpadenopati, hepatomageali, splenomegali
Anemia dan trombositopenia pada tahap
lanjut
23. Manifestasi Klinis KLL
Asimtomatis
Limfositosis
Eritrosit dan platelet N/↓
Limfadenopati
Splenomegali
B symptom: demam, keringat (malam),
penurunan BB
Infeksi karena gangguan pertahanan
humoral dan sel-mediated
24. Penatalaksanaan Medis KLL
Kemoterapi dengan kortikosteroid dan
klorambusil (Leukeran)
Cyplofosfamide, vincristine, doxorubicin
Imunoglobulin iv
25. Prioritas Keperawatan
Mencegah infeksi selama fase akut dan
pengobatan
Mempertahankan volume darah sirkulasi
Menghilangkan nyeri
Memberikan dukungan psikologis
Memberikan informasi mengenai proses
penyakit, prognosis dan pengobatan
26. Tujuan Perawatan
Komplikasi dapat dicegah/diminimalkan
Nyeri dapat dihilangkan/dikontrol
ADL dapat dilakukan secara mandiri/dibantu
Menerima penyakit secara realistis
Memahami proses penyakit, prognosis dan
penatalaksanaan terapeutik
27. Masalah Keperawatan???
Penurunan Curah jantung
Resiko Infeksi
Kerusakan Integritas kulit
Nyeri Akut
Perfusi jaringan perifer tidak efektif
Kerusakan Pertukaran gas
Pola Nafas tidak efektif
Kekurangan Volume cairan
Intoleransi aktivitas
Kurang pengetahuan
28. PENURUNAN CURAH JANTUNG
Definisi : Darah tidak secara adekuat
dipompa jantung untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh.
Batasan karakteristik:
Perubahan denyut / irama jantung
Aritmia (takikardi, bradikardi)
Palpitasi
Perubahan EKG
Perubahan preload
Distensi vena jugularis
Kelemahan
Edema
Murmur
Penurunan CVP (central venous pressure)
Penurunan tekanan pasak paru (pulmonary
artery wedge pressure/PAWP)
Distensi vena jugularis
Peningkatan berat badan
Perubahan afterload
Kulit dingin / lembab
Nafas pendek/dispnea
Oliguria
Pengisian kapiler melambat
Penurunan denyut perifer
Pengukuran tekanan darah bervariasi
Peningkatan/penurunan tahanan vaskular
sistemik
Peningkatan/penurunan tahanan vaskular
paru
Perubahan warna kulit
Penurunan kontraktilitas
Krakles
Batuk
Orthopnea / paroksismal nocturnal dispnea
Curah jantung < 4 l/menit
Kardiak indeks <2,5 l/menit
Penurunan fraksi ejeksi, stroke volume
indeks (SVI), LVSWI ( left ventricular stroke
work index )
Perilaku / emosi
Cemas
Gelisah
Faktor yang berhubungan :
Gangguan frekwensi jantung
Gangguan irama jantung
Gangguan sekuncup jantung
Gangguan preload
Gangguan afterload
Gangguan kontraktilitas
29. RESIKO INFEKSI
Definisi: Peningkatan resiko untuk terinvasi oleh organisme patogen
Faktor Resiko:
Penyakit kronis
Imunitas yang tidak adekuat
Pertahanan primer tidak adekuat (kerusakan kulit, cedera jaringan,
penurunan aksi silia, stasis cairan tubuh, perubahan pH sekret,
gangguan peristaltik)
Pertahanan sekunder yang tidak adekuat (penurunan Hb,
leukopenia, penekanan respon inflamasi)
Peningkatan paparan lingkungan terhadap patogen
Prosedur invasif
Malnutrisi
Trauma
Destruksi jaringan
Agen pengobatan seperti: Imunosupresan
Imunosupresif
30. KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT
Definisi: Perubahan epidermis
dan/atau dermis
Batasan karakteristik:
Pengurangan lapisan-lapisan kulit
(dermis)
Gangguan struktur tubuh
Gangguan permukaan kulit
Faktor-faktor yang berhubungan:
Eksternal
Hipertermia/hipotermia
Zat kimia
Faktor-faktor mekanik
Immobilisasi fisik
Radiasi
Usia ekstrem
Kelembaban
Pengobatan
Internal
Perubahan metabolik
Perubahan sensasi
Perubahan nutrisi
Perubahan pigmentasi
Perubahan sirkulasi
Perubahan turgor
Perubahan keseimbangan cairan
Defisiensi imunologi
Faktor-faktor perkembangan
31. NYERI AKUT
Definisi: Pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari
kerusakan jaringan secara aktual dan potensial atau menunjukkan adanya kerusakan
(Assosiation for Study of Pain) : serangan mendadak atau perlahan dari intensitas ringan sampai
berat yang diantisipasi atau diprediksi durasi nyeri kurang dari 6 bulan.
Batasan Karakteristik:
Melaporkan nyeri secara verbal dan nonverbal
Menunjukkan kerusakan
Posisi untuk mengurangi nyeri
Gerakan untuk melindungi
Tingkah laku berhati-hati
Muka topeng
Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)
Fokus pada diri sendiri
Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berfikir, penurunan interaksi
dengan orang dan lingkungan )
Tingkah laku distraksi (jalan-jalan, menemui orang lain, aktifitas berulang)
Respon otonom (diaporesis, perubaha tekanan darah, perubahan nafas, nadi dilatasi pupil)
Perubahan otonom dalam tonus otot (dalam rentang lemah ke kaku)
Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang, mengeluh)
Perubahan dalam nafsu makan
Faktor yang berhubungan :
Agen cedera (biologi, psikologi, kimia, fisika)
32. PERFUSI JARINGAN PERIFER TIDAK EFEKTIF
Definisi : Penurunan sirkulasi darah menuju perifer yang dapat mengganggu kesehatan.
Batasan Karakteristik :
Pulsasi arteri mulai menghilang
Gangguan fungsi motorik
Perubahan karakteristik kulit (rambut,kuku,kelembaban, kuku, sensasi, suhu)
Perubahan tekanan darah di ekstremitas
Warna kulit pucat ketika elevasi, ketika posisi dikembalikan, warna tidak berubah
Penyembuhan luka terlambat
Lemah atau tidak ada nadi
Edema
Nyeri ekstremitas
Parestesia
Faktor yang berhubungan :
Kurang pengetahuan tentang faktor penyebab (spt: merokok, gaya hidup santai,
kegemukan, intake garam, immobilitas)
Kurang pengetahuan tentang proses penyakit
Diabetes mellitus
Hipertensi
33. KERUSAKAN PERTUKARAN GAS
Definisi : kelebihan atau kekurangan
dalam oksigenasi dan atau eliminasi
karbondioksida di membran kapiler –
alveolar
Batasan karakteristik :
Gangguan visual
Penurunan karbondioksida
Takikardi
Hiperkapnea
Gelisah
Somnolen
Iritabilitas
Hipoksia
Kebingungan
Dispnea
Faktor yang berhubungan:
Ketidakseimbangan perfusi ventilasi
Perubahan membran kapiler – alveoli
AGD abnormal
Sianosis (pada neonatus)
Warna kulit : abnormal (pucat,
kehitam -hitaman)
Hipoksemia
Hiperkabia
Sakit kepala ketika bangun
Abnormal frekuensi, irama,
kedalaman napas
Abnormal ph arteri
Nasal flaring (napas cuping hidung)
34. POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF
Batasan karakteristik :
Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi
Penurunan ventilasi permenit
Penggunaan otot nafas tambahan untuk
bernafas
Pernafasan nasal flaring
Dispnea
Orthopnea
Penyimpangan pengembangan dada
Nafas pendek
Pernafasan posisi tripod
Nafas dengan bibir
Masa ekspirasi memanjang
Peningkatan diameter anterior-posterior
Frekuensi nafas : < 11 atau > 24
Kedalaman pernafasan :
volume tidal dewasa saat istirahat 500 cc
volume tidal bayi 6-8 cc/kgBB
Penurunan kapasitas vital
Faktor yang berhubungan:
Hiperventilasi
Hipoventilasi
Deformitas tulang
Nyeri
Deformitas dinding dada
Cemas
Penurunan energi/ kelelahan
Disfungsi neuromuskular
Kerusakan muskuloskletal
Kerusakan kognitif/persepsi
Obesitas
Cedera tulang belakang
Posisi tubuh
Imaturitas neurologis
Kelelahan otot pernafasan
Definisi : ventilasi atau pertukaran udara inspirasi dan atau ekspirasi yang
tidak adekuat
35. KEKURANGAN VOLUME CAIRAN
Definisi : Keadaan individu yang mengalami penurunan cairan intravaskuler, interstisial,
dan atau intrasel. Diagnosis ini merujuk ke dehidrasi yang merupakan kehilangan
cairan saja tanpa perubahan dalam natrium.
Batasan karakteristik :
Kelemahan
Haus
Penurunan turgor kulit/lidah
Kulit dan membran mukosa kering
Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi
Penurunan pengisian vena
Perubahan status mental
Penurunan urin output
Peningkatan konsentrasi urin
Peningkatan suhu tubuh
Peningkatan hematokrit
Penurunan berat badan mendadak
Faktor yang berhubungan
Kehilangan volume cairan aktif
Kegagalan dalam mekanisme pengaturan