Dokumen tersebut merupakan laporan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Drs. Anlatif tentang pengaruh membaca buku mata pelajaran sejarah terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan desain siklus untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menambahkan kegiatan membaca buku dan presentasi. Hasilnya menunjukkan peningkatan skor rata-rata siswa.
1. Biodata Pribadi
Drs. ANLATIF
Karawang, 3 – 9 – 1967
SMA Negeri 2 Cikampek
Blok DC 3/31 Rt01/14 Perum BIP Cikampek
Barat, Cikampek, Kab. Karawang 41373
081381937185
an_latif@yahoo.com
anlatifsejarah@gmail.com
Admin blog : http://sejarahcikampek2.blogspot.com
http://sejarahkontemporer.blogspot.com
2. PENELITIAN TINDAKAN KELAS
oleh Drs. Anlatif
Judul penelitian :
“PENGARUH MEMBACA BUKU MATA PELAJARAN
SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA
PELAJARAN SEJARAH KELAS XII IPA”
4. Tujuan PTK :
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan untuk
memperbaiki proses pembelajaran sejarah yang
peneliti lakukan dan untuk mencari format
pembelajaran yang sesuai dengan materi, metode,
pendekatan pembelajaran atau menghasilkan proses
pembelajaran yang bermutu dan output
pembelajaran sejarah yang bermutu, sehingga tujuan
pendidikan dan pengajaran sejarah tercapai.
5. Metode Penelitian :
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kuantitatif. Data penelitian diambil dari dari nilai-
nilai free test, post test dengan metode ceramah,
tugas, presentasi, berdasar acuan perangkat
pembelajaran sejarah yang dilakukan peneliti pada
kelas XII IPA .
6. Masalah Penelitian
Peneliti berasumsi bahwa kelemahan dalam
pendidikan kita didasarkan pada kurangnya
kemauan siswa dalam membaca buku materi
pelajaran. Pengalaman mengajar dari peneliti :
kerap didapati anak yang tidak tahu berbagai materi
penting yang sebenarnya sudah diajarkan dalam
kurikulum SD, SMP/Mts, seperti para tokoh
kemerdekaan, isi teks proklamasi, isi teks sumpah
pemuda dll.
7. Penelitian tindakan kelas bertujuan :
Untuk mengetahui daya serap siswa melalui proses
membaca buku mata pelajaran sejarah
Untuk mengetahui peran membaca biografi
terhadap peningkatan penguasaan materi sejarah
8. KERANGKA TEORITIS :
Ivan P Pavlov berpendapat orang dapat melakukan
pekerjaan bila dikondisikan terlebih dahulu atau
dirangsang dan dibiasakan dulu.
Edwin Gutrie, tingkal laku manusia dapat diubah
menjadi baik atau buruk dengan adanya pergantian
stimulus sehingga terjadi respon yang dikehendaki.
Robert R gagne berpendapat belajar merupakan
proses pengolahan informasi dalam otak manusia.
9. Kerangka Berfikir :
Edward Lee Thorndike melalui teori connectionism,
belajar adalah terjadinya hubungan antara stimulus
dengan respons. Dalam konteks tersebut berarti ada
hubungan antara proses mengajar dengan proses
belajar. Guru harus menstimulus belajar siswanya
melalui perancangan proses belajar mengajar
sehingga setiap siswanya terkondisi ( terskenario )
dengan situasi belajar yang dikembangkannya,
sehingga, siswa merespon situasi dan model
pembelajaran yang diterapkan guru.
10. Kerangka berfikir :
Teori konstruktivisme sangat menekankan proses
pembalajaran oleh siswa. Siswa aktif belajar. Siswa
harus membangun sendiri pengetahuannya. Karena
itu setiap siswa harus belajar dan membangun
system pengetahuan diotaknya. Guru hanya
berperan bagaimana mengkondisikan agar anak mau
dan harus belajar dan memaksimalkan proses
belajarnya,. Fungsi guru membantu anak didiknya
untuk belajar sesuai kemampuan maksimal usaha si
anak didiknya.
11. Kesimpulan Kerangka berfikir :
Keberhasilan siswa menurut teori konstruktivisme
ditentukan oleh keterampilan guru dalam
merancang proses pembalajaran dan capaian target
yang diinginkannya.
12. Siklus dalam PTK ini :
Siklus pertama untuk mengetahui apakah metode
yang digunakan guru dalam mengajar sejarah
kepada siswa meningkatkan pemahaman siswa yang
dibuktikan dari nilai tes yang didapatnya.
Siklus kedua untuk mengetahui bagaimana
peningkatan kemampuan siswa menguasai mata
pelajaran sejarah dengan menambah metode
pembelajaran yang diterapkan dan instruksi yang
terus dilakukan guru .
14. Siklus pertama :
Langkah pertama (Planning ): peneliti menentukan kelas dari 6 kelas dan
dipilih secara random yaitu kelas XII IPA 6. yang akan dijadikan objek
penelitian , mempersiapkan soal fre test dan post test.
Langkah kedua ( acting ): peneliti melakukan free tes terhadap materi yang
akan diajarkan untuk mengetahui sikap siswa , motivasi siswa serta
pengetahuan dasar yang dimiliki siswa dengan materi perang dunia 1 ,
perang dunia 2 dan perang dingin.
Langkah ketiga ( Observing), peneliti mengamati proses pembelajaran
siswa ( scenario pembelajaran ) dengan metode ceramah dan Tanya jawab.
peneliti melakukan post tes untuk mengetahui hasil pembelajaran dengan
metode ceramah dan Tanya jawab serta sikap siswa, motivasi siswa serta
perkembangan kognitif siswa.
Langkah keempat (reflecting ) , peneliti melakukan refleksi atas
kekurangan dan kelebihan dalam perencanaan ( model intruksional );
kekurangan dan kelebihan motivasi siswa; pengetahuan dasar siswa.
15. Siklus ke dua :
Langkah pertama ( planning ) : peneliti mewajibkan siswa
membaca teks materi pelajaran .
Langkah kedua ( Acting ) : peneliti meminta siswa
merangkum berdasarkan what ( apa ) , how ( bagaimana),
when (kapan) , who (siapa) where ( dimana ). menugaskan
siswa untuk membuat hubungan tokoh sejarah dengan
peristiwa sejarah dengan materi perang dingin .
Langkah ketiga ( Observing ): peneliti mengamati siswa
membaca biografi tokoh sejarah yang terlibat dan peran
sejarahnya , mengawasi proses belajar siswa dan melakukan
post tes terhadap hasil belajar siswa
Langkah keempat ( reflecting ), peneliti mengevaluasi
tindakan instrusional yang dilakukan ; hasil tes tulis, serta
sikap siswa dan motivasi siswa terhadap pembelajaran
sejarah
19. Kesimpulan siklus pertama :
Dari perbandingan antara hasil free test dengan
hasil belajar yang menggunakan metode ceramah
dan tanya jawab terdapat progress nilai dari 63.
738 (free test) ke 73 (tes 1) atau naik 10.262 .
20. Kesimpulan siklus ke 2
Dari nilai tes ke 2 yang menggunakan soal multiple
choice sebanyak 50 soal, didapatkan hasil rata nilai
siswa 78.00, berarti terdapat kenaikan nilai rata
dari 73 ke 78.00 atau naik sebesar 5.00
21. Kesimpulan Penelitian :
Indikator pembelajaran sebagai target yang dicapai melalui proses
pembelajaran harus disampaikan ke siswa, sebelum pembelajaran
dimulai.
Inti dari proses pembelajaran harus oleh siswa untuk kepentingan
siswa sendiri dengan menitikberatkan pada kewajiban mencari
informasi (membaca sumber, buku teks sejarah ), mengolah
informasi ( merangkum), mempublish ke forum kelas ( diskusi )
dan melakukan evaluasi berdasar kritik teman dan guru, untuk
mensintesanya ( historiografi ) agar pengetahuan dan ilmu
pengetahuan sejarah, jadi milik diri pembelajar sejarah.
Pemahaman sejarah dan pemahaman bahan ajar sejarah harus
melalui dan dialami , dirasakan dan dihayati oleh siswa pembelajar.
Sekolah membutuhkan buku-buku referensi sejarah dalam jumlah
yang banyak sesuai standar kompetensi, indicator, materi dan
bahan ajar yang diinginkan dan disampaikan ke siswa.