Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok
1. 1
PENERAPAN STRATEGI CATATAN JENDELA PADA MATAKULIAH
CERITA RAKYAT TIONGKOK DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BAHASA MANDARIN UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Siti Sholeha
Email: sitisholeha004@gmail.com
Jurusan Sastra Jerman, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang
ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses
penerapan dan respons mahasiswa terhadap penerapan strategi catatan
jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok. Pengumpulan data
diplakukan dengan lembar observasi, catatan lapangan, dan lembar angket.
Kemudian data tersebut dianalisis dan dijabarkan dengan menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi
catatan jendela membantu mahasiswa lebih aktif dalam pembelajaran
maupun merekam pembelajaran dan mereka sudah tidak bergantung
terhadap kehadiran dosen. Mahasiswa memberikan respons yang baik
selama proses pembelajaran berlangsung.
Kata Kunci: strategi pembelajaran, strategi catatan jendela, Cerita Rakyat
Tiongkok
Universitas Negeri Malang merupakan universitas yang terkenal dengan
lulusan sebagai seorang pendidik. Salah satu program studi yang juga meluluskan
mahasiswa untuk menjadi seorang pendidik adalah Program Studi Pendidikan
Bahasa Mandarin. Seorang pendidik memiliki peran penting bagi pencapaian tujuan
pembelajaran. Oleh sebab itu, pendidik harus memiliki strategi ataupun metode
sebagai upaya dalam mencapai tujuan tersebut. Pengetahuan tentang strategi
pembelajaran juga harus dimiliki oleh mahasiswa yang telah lulus dari Universitas
Negeri Malang walaupun tidak menjadi seorang pendidik.
Keberhasilan dan pencapaian mahasiswa dalam belajar dapat dilihat dari
hasil rekaman pembelajaran mereka. Hasil rekaman tersebut bisa berupa
merefleksikan setiap pembelajaran yang telah diperoleh dalam bentuk catatan.
Hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai mahasiswa penting untuk diketahui
oleh dosen. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari proses dan hasil belajar yang
dicapai oleh mahasiswa. Dosen dapat mengukurnya dengan cara melihat keaktifan
mahasiswa mencatat dalam kelas. Dari catatan tersebut, dosen dapat memantau
setiap perkembangan mahasiswa.
Berdasarkan kegiatan studi pendahuluan terhadap mahasiswa angkatan
2017 tampak bahwa masalah yang timbul pada matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok
disebabkan oleh kurangnya kemauan mereka untuk merekam pelajaran dan
ketergantungan mahasiswa terhadap kehadiran dosen. Mahasiswa tidak mencatat
ataupun menandai hal penting di buku masing-masing, jika dosen tidak meminta
mahasiswa untuk membuka buku dan menandainya, meskipun dosen telah
2. 2
melakukannya berkali-kali.
Dosen bertanggung jawab atas proses pembelajaran dan aktivitas belajar di
dalam kelas. Selain itu, dosen berperan penting dalam menarik minat mahasiswa
belajar materi. Salah satu upaya menarik minat mahasiswa adalah dengan
menggunakan strategi catatan jendela. Strategi catatan jendela merupakan suatu
cara untuk mencatat hal penting dari hasil belajar secara terbimbing. Strategi ini
memiliki empat kuadran. Setiap kuadran memiliki fokus masing-masing. Dalam
penelitian ini, empat kuadran tersebut adalah 事实 [Shìshí] ˈfaktaˈ, 问题 [wèntí]
ˈpertanyaanˈ, 结论 [jiélùn] ˈnotulaˈ, dan 说明 [shuōmíng] ˈpenggambaranˈ.
Penelitian ini memiliki dua tujuan. Tujuan pertama adalah untuk
mendeskripsikan penerapan catatan jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat
Tiongkok. Tujuan selanjutnya adalah untuk mendeskripsikan respons mahasiswa
terhadap penerapan strategi catatan jendela dalam matakuliah Cerita Rakyat
Tiongkok.
METODE
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Langkah-langkah
penelitian yang diterapkan oleh Hakiky (2018:42) dikembangkan dan dimodifikasi
dalam penelitian ini. Perkembangan tersebut dilakukan agar mahasiswa lebih
mudah memahami catatan jendela. peneliti menambahkan langkah berupa
pembagian kelompok dan diskusi kelompok. Mahasiswa dilatih mengajukan
pertanyaan dan menjawab pertanyaan teman terkait materi mereka masing-masing.
Diskusi dalam penelitian ini dilaksanakan dua kali, yaitu diskusi menyelesaikan
pembuatan catatan jendela dan diskusi setelah mereka mempresentasikan hasil
catatannya.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
lembar observasi, catatan lapangan, dan lembar angket. Lembar observasi diberikan
kepada tiga orang observer yang terdiri dari dosen dan teman sejawat. Catatan
lapangan ditulis oleh peneliti. Lembar angket disebar dan diisi oleh 19 orang
mahasiswa. Seluruh data yang diperoleh dilapangan kemudian dianalisis dan
dijabarkan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Miles dan Huberman (dalam Pawito, 2008: 104) mengungkapkan tiga
komponen dalam menganalisis suatu data, adalah sebagai berikut.
• Reduksi data (meringkas). Pada proses ini, peneliti mengecek kelengkapan
data. Seluruh data yang diperoleh dari lapangan diseleksi dan diringkas.
• Penyajian data (pengorganisasian). Data berupa angket dikategorikan
berdasarkan jawaban mahasiswa. Data observasi dikategorikan ke dalam
bentuk kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiataan penutup.
Data terakhir, yaitu data catatan lapangan dibandingkan dengan data observasi.
Hasil perbandingan data tersebut ditambahkan ke dalam kategori data
observasi sebagai data tambahan.
3. 3
• Penarikan kesimpulan. Kesimpulan mencakup seluruh informasi data yang
diperoleh di lapangan dan dipaparkan secara deskriptif.
HASIL
Paparan Data
Data lapangan merupakan semua data yang diperoleh ketika proses
pembelajaran berlangsung. Ada tiga data yang dikumpulkan dalam penelitian ini.
Data tersebut terdiri dari data observasi, catatan lapangan, dan data angket.
Proses Penerapan Strategi Catatan Jendela pada Matakuliah Cerita Rakyat
Tiongkok
Pembelajaran bahasa Mandarin dalam matakuliah Cerita Rakyat Tiongkok
berlangsung dalam dua kali pertemuan. Pertemuan tersebut terdiri dari kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal peneliti merangsang
mahasiswa dengan mengajukan pertanyaan tentang pakaian khas Tiongkok.
Seluruh mahasiswa serentak menjawab 旗 袍 [qípáo] ˈCheongsamˈ. Peneliti
memberikan penjelasan tentang tema pembelajaran yang berkaitan dengan pakaian
adat Tiongkok dengan menampilkan sebuah video berdurasi tiga menit.
Pada kegiatan inti, peneliti melanjutkan penjelasan dan memperkenalkan
strategi belajar menggunakan strategi catatan jendela. Sebelum memberikan
penjelasan lebih lanjut, peneliti membagi mahasiswa menjadi em/pat kelompok
yang terdiri dari empat sampai lima orang anggota. Setelah penjelasan selesai,
peneliti memberikan masing-masing kelompok kertas lipat berukuran 20cm × 20cm
dan sticky note.
Selanjutnya peneliti meminta mahasiswa untuk membuka halaman 88
sampai 94 pada buku matakuliah masing-masing. Peneliti meminta masing-masing
kelompok untuk memilih dua subtema dari 10 subtema yang disajikan. Mahasiswa
memulai berdiskusi dan membuat catatan masing-masing. Untuk memahami teks,
mahasiswa diperbolehkan menggunakan kamus yang terdapat dalam gawai mereka
atau bertanya kepada dosen.
Sebelum kegiatan akhir, perwakilan masing-masing kelompok
menyampaikan catatannya kepada mahasiswa yang lain dengan presentasi secara
lisan. Setelah mahasiswa menjelaskan, peneliti menunjuk salah satu mahasiswa
untuk menyampaikan kembali apa yang telah dia dengarkan. Hanya satu kelompok
saja yang mempresentasikan hasil kerjanya, hal ini karena waktu telah banyak
dihabiskan oleh mahasiswa untuk proses membuat catatan jendela. Kegiatan akhir
ini dilaksanakan dengan sesi pertanyaan.
Penelitian pertama mengalami banyak kesulitan-kesulitan, misalnya
pengaturan alokasi waktu yang tidak sesuai, perlunya arahan peneliti dalam
4. 4
menggunakan strategi catatan jendela, dan mahasiswa fokus menerjemahkan buku
daripada mencari informasi melalui teman, dosen atau internet. Pada pertemuan
kedua ini memiliki sedikit perbedaan dibanding pertemuan sebelumnya. Perbedaan
tersebut terletak pada kegiatan inti. Kegiatan inti pada pertemuan pertama
menggunakan powerpoint sedangkan pada pertemua kedua peneliti mengajak
mahasiswa untuk membuat contoh catatan jendela secara bersama-sama.
Setelah pemberian penjelasan dan contoh, peneliti meminta mahasiswa
untuk membuat kembali catatan jendela dengan subtema yang berbeda dari
pertemuan sebelumnya. Pada pembelajaran kedua ini, mahasiswa mengerjakan
catatan masing-masing secara individu. Di pertemuan ini, mahasiswa lebih aktif
dalam mengumpulkan informasi. Empat orang mahasiswa menyampaikan hasil
pembuatan catatan jendela secara sukarela.
Hasil Observasi dan Catatan Lapangan
Kelebihan dari strategi catatan jendela. Dosen matakuliah tersebut
menyatakan bahwa ada empat kelebihan dari strategi tersebut, meliputi “学生合
作学习,学生自主学习,主动理解课文内容,学生有机会学习如
何寻找与归纳信息。” ˈpembelajaran kooperatif, mahasiswa belajar secara
mandiri, mahasiswa aktif memahami isi teks, dan mahasiswa memiliki kesempatan
untuk belajar bagaimana menemukan dan meringkas informasiˈ.
Selain kelebihan dan kekurangan strategi catatan jendela, Weiyao Laoshi
juga menyebutkan kendala-kendala yang dialami oleh mahasiswa. Kendala-kendala
tersebut adalah “困难表现为不能很好地理解相关内容,没有老师讲,
不知所措。” ˈmahasiswa terlihat kesulitan memahami materi yang disajikan.
Dosen tidak menjelaskan materi, sehingga mahasiswa tidak tahu harus berbuat apaˈ.
Dari paparan data lembar observasi dosen di atas, masalah yang dihadapi
oleh mahasiswa terletak pada pemahaman mereka tentang materi. Selain itu,
matakuliah tersebut tergolong sulit untuk dipelajari secara mandiri oleh mahasiswa.
Meskipun demikian, banyak hal positif yang diterima oleh mahasiswa. Hal tersebut
berupa peningkatan mahasiswa dalam keterampilan membaca dan menulis serta
daya ingat yang bertambah terhadap materi pembelajaran. Meskipun demikian, ada
masalah yang dihadapi oleh mahasiswa, seperti mahasiswa yang masih bingung
tentang bagaimana cara membuat catatan jendela. Di sisi lain, faktor kebingungan
mahasiswa disebabkan oleh ukuran gambar dalam tampilan Powerpoint yang
terlalu kecil, sehingga mahasiswa tidak dapat membaca maupun memahami apa
yang disajikan oleh peneliti.
Selain data hasil observasi di atas, peneliti juga membuat catatan lapangan
saat pembelajaran berlangsung. Berdasarkan catatan peneliti, ketika mahasiswa
berdiskusi kelompok, suasana kelas menjadi hidup. Mahasiswa menghampiri
5. 5
kelompok lain untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Di sisi lain, masih ada
mahasiswa yang berfokus terhadap pekerjaannya masing-masing.
Hasil Data Angket Mahasiswa
Data angket diperoleh setelah peneliti melaksanakan penelitianpertemuan
kedua. Angket tersebut tersebar kepada 19 orang mahasiswa. Berikut ini merupakan
tabel paparan hasil data angket mahasiswa.
Tabel 1 Hasil Data Angket Mahasiswa
No.
Pernyataan
Tanggapan
SS S TS STS
1. Strategi catatan jendela memotivasi saya dalam
merefleksikan hasil belajar.
3 15 1
2. Strategi catatan jendela membuat saya semangat dalam
mempelajari pakaian adat Tiongkok.
1 17 1
3. Strategi catatan jendela membuat saya lebih aktif dalam
pembelajaran.
3 13 3
4. Strategi catatan jendela cocok diterapkan dalam
pembelajaran Cerita Rakyat Tiongkok.
2 16 1
5. Strategi catatan jendela membuat saya bersungguh-
sungguh dalam mempelajari topik pembelajaran.
4 14 1
6. Pembelajaran menggunakan strategi catatan jendela
menghilangkan rasa bosan.
4 14 1
7. Strategi catatan jendela membuat keingintahuan saya
besar terhadap topik pembelajaran.
4 13 2
8. Dengan menggunakan strategi catatan jendela saya lebih
memahami materi.
3 15 1
9. Dengan menggunakan strategi catatan jendela saya
saling mendengarkan pendapat satu sama lain.
2 15 2
10. Dengan menggunakan strategi catatan jendela bisa
berpartisipasi dalam pembelajaran.
1 18
11. Dengan menggunakan strategi catatan jendela saya bisa
berbagi pengetahuan dengan teman saat pembelajaran
berlangsung.
4 15
12. Saya lebih aktif dalam diskusi kelompok. 16 3
13. Saya merasa puas dengan adanya pembelajaran
menggunakan Strategi catatan jendela.
1 16 2
14. Saya akan menggunakan Strategi catatan jendela dalam
pembelajaran lain.
15 4
Sebagian besar mahasiswa menyatakan setuju. Dari hasil angket tersebut
dapat disimpulkan bahwa rata-rata mahasiswa memahami strategi catatan jendela.
Meskipun demikian, dalam proses penerapan strategi tersebut, ada beberapa
6. 6
mahasiswa memiliki jawaban tidak setuju. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tiga
orang mahasiswa yang tidak setuju ikut terlibat aktif dalam pembelajaran dan
diskusi kelompok. Selain itu ada dua orang mahasiswa yang tidak setuju dengan
pernyataan bahwa strategi catatan jendela menambah keingintahuan,
mendengarkan pendapat orang lain, dan kepuasan mereka terhadap strategi
tersebut. Di sisi lain, ada empat orang mahasiswa yang menolak untuk menerapkan
strategi tersebut ke dalam matakuliah lain.
PEMBAHASAN
Proses Penerapan Strategi Catatan Jendela
Proses pembelajaran di dalam kelas menggunakan strategi catatan jendela
dilaksanakan oleh mahasiswa secara mandiri. Mulai dari awal pembelajaran sampai
akhir pembelajaran mahasiswa terlibat aktif dalam pembelajaran tersebut. Selain
itu, mahasiswa dilatih mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, menuliskan
ide-ide dan pemikiran mereka ke dalam bentuk pertanyaan dan menarik kesimpulan
dari seluruh informasi yang telah mereka kumpulkan. Kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa ini selaras dengan pendapat Johnson (2014:153-163) bahwa
pembelajaran secara mandiri memiliki dua komponen, meliputi mahasiswa
memiliki pengetahuan dan mengikuti langkah-langkah secara kronologis. Langkah-
langkah tersebut terdiri dari mengambil tindakan, mengajukan pertanyaan,
membuat pilihan, membangun kesadaran diri, dan kerjasama. Selanjutnya, proses
pembelajaran di atas dijabarkan lebih rinci sesuai dengan penjelasan Strong, Silver,
& Perini (2012:4-5) yang menjelaskan tentang fokus dari setiap kuadran yang
terdapat dalam strategi catatan jendela, yaitu strategi penguasaan, strategi
pemahaman, strategi antarpribadi, dan strategi ekspresi diri. Mahasiswa telah
melaksanakan semua hal yang dipaparkan dari para ahli tersebut.
Proses pembelajaran di dalam kelas, selaras dengan strategi pembelajaran
kooperatif yang diungkapkan oleh Hamdani (2011:34). Proses tersebut terbagi
menjadi 6 tahap. Tahap-tahap tersebut terdiri dari menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memotivasi mahasiswa, menyajikan materi, mengorganisasikan
atau mengelompokkan mahasiswa ke dalam kelompok belajar, membimbing
kelompok untuk belajar, evaluasi, dan memberikan penghargaan terhadap
mahasiswa. Seluruh proses tersebut dibagi menjadi tiga kegiatan yang terdiri dari
kegiatan awal, kegaiatan inti, dan kegiatan penutup.
Proses penerapan strategi catatan jendela yang dilakukan oleh peneliti
dalam penelitian ini sesuai dengan proses yang diterapkan oleh Hakiky (2018:42)
yaitu pertama, peneliti memperkenalkan tema dan topik yang akan dipelajari.
Selanjutnya, peneliti memberikan contoh strategi catatan jendela. Ketiga, peneliti
meminta mahasiswa membuat pengorganisasian berbentuk jendela. Setelah itu,
langkah berikutnya adalah peneliti meminta mahasiswa mengumpulkan semua
7. 7
informasi terkait materi. Langkah kelima yang dilakukan peneliti adalah meminta
mereka berbagi hasil catatan mereka kepada teman sekelas dengan mengadakan
diskusi. Langkah terakhir adalah peneliti mengajarkan mahasiswa menggunakan
strategi tersebut secara mandiri. Pada kenyataannya, peneliti mengembangkan
proses penerapan strategi catatan jendela lebih rinci. Peneliti menambahkan
langkah berupa pembagian kelompok dan diskusi kelompok. Mahasiswa diminta
berdiskusi untuk menyelesaikan pembuatan catatan jendela.
Selama proses pembelajaran menggunakan strategi catatan jendela
diketahui bahwa keterampilan membaca dan menulis terlatih. Berdasarkan data
pada bab sebelumnya, keterampilan membaca terlatih saat mahasiswa mencari dan
mengumpulkan informasi di internet. Selanjutnya, keterampilan menulis diperoleh
ketika mahasiswa membuat catatan jendela. Hal ini senada dengan pendapat yang
diungkapkan oleh Strong, Silver, & Perini (2012: 228), strategi catatan jendela
memiliki dua keterampilan tersembunyi, yaitu keterampilan membaca dan
keterampilan menulis. Keterampilan membaca yang dimaksud meliputi proses
membaca, mempelajari, menalar, dan menganalisis materi pembelajaran.
Sementara itu, keterampilan menulis merupakan bentuk refleksi dan komunikasi
dari pembelajaran yang telah berlangsung. Selain kedua keterampilan di atas, ada
satu keterampilan lagi yang diperoleh ketika mahasiswa menerapkan strategi
catatan jendela. Keterampilan tersebut adalah keterampilan berbicara. Hal ini dapat
dilihat ketika mahasiswa mempresentasikan hasil catatannya.
Respons Mahasiswa Terhadap Penerapan Strategi Catatan Jendela
Selama proses pembelajaran, mahasiswa memberikan respons yang baik
terhadap penerapan strategi catatan jendela. Berdasarkan angket, mahasiswa
menyatakan setuju bahwa strategi catatan jendela dapat menghilangkan rasa bosan.
Pernyataan tersebut ditunjukkan dengan adanya mahasiswa yang terlihat senang
ketika proses pembelajaran berlangsung. Dalam proses penerapan strategi catatan
jendela, seluruh mahasiswa terlibat aktif. Mahasiswa tidak hanya mendengarkan
dosen, namun mereka juga ikut terlibat dalam pengumpulan informasi. Oleh sebab
itu, strategi catatan jendela dapat menghilangkan rasa kebosanan mereka. Hal ini
sesuai dengan penelitian Strong, Silver, & Perini (2012: 221) yang
mengembangkan catatan jendela dengan mengaplikasikan hasil penelitian tentang
kebosanan mahasiswa pada tindakan pembuatan catatan. Strong dkk. berharap
mahasiswa dapat aktif untuk melibatkan diri dalam pengumpulan ide dan informasi,
salah satunya dengan cara membuat catatan yang disebut strategi catatan jendela.
Selain memudahkan mahasiswa untuk belajar kembali di rumah, adapun
lembar angket yang ditujukan kepada dosen juga menunjukkan bahwa ketertarikan
mahasiswa dalam belajar budaya bertambah. Hal tersebut terlihat dari mahasiswa
yang terlibat aktif dalam pembelajaran. Mahasiswa merasa terbantu dalam belajar
kembali di rumah menggunakan catatan jendela yang telah mereka buat. Dosen juga
8. 8
dapat memantau perkembangan mahasiswa dalam belajar Cerita rakyat Tiongkok.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi catatan jendela
memiliki efektivitas bagi dosen maupun mahasiswa. Selaras dengan kesimpulan
Amani (2013:89-90) dalam penelitiannya bahwa catatan memiliki efektivitas yang
signifikan dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
Kelemahan dan Kelebihan Strategi Catatan Jendela
Setelah penelitian dilaksanakan, diketahui bahwa adanya kekurangan dan
kelebihan dari strategi catatan jendela. Kelebihan pertama adalah strategi catatan
jendela menyediakan kategori dalam bentuk poin-poin. Hal tersebut membantu
mahasiswa dalam memahami, mengingat, dan menghafal materi. Selain itu, dengan
adanya materi yang sudah diringkas, mahasiswa dapat belajar kembali di rumah
dengan lebih mudah. Mahasiswa mengungkapkan bahwa adanya kuadran
penggambaran dapat membantu mereka menghafal materi.
Sementara itu, dosen menambahkan bahwa mahasiswa mampu mengingat
materi yang dipelajari lebih dalam. Pemahaman mahasiswa terkait materi
ditunjukkan ketika proses presentasi berlangsung. Mahasiswa mampu
mengutarakan kembali penjelasan mahasiswa lain terkait catatan yang
dipresentasikan oleh temannya tersebut. Paparan penjelasan tersebut senada dengan
pendapat Silver, Strong, & Perini (2012:217) yang mengungkapkan bahwa catatan
jendela membawa manfaat bagi mahasiswa, seperti memperdalam pemahaman
mereka ketika membaca dan belajar, mengembangkan kapasitas merefleksikan
hasil belajar, dan merefleksikan secara akurat dengan menggunakan empat kuadran.
Kelebihan selanjutnya adalah dengan adanya strategi catatan jendela,
mahasiswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Seluruh
mahasiswa terlibat aktif dalam pengumpulan informasi serta diskusi kelompok,
sehingga tidak ada mahasiswa yang berdiam di tempat. Ketika mahasiswa kurang
memahami materi, mahasiswa bertanya kepada dosen dan teman sejawat. Selain itu,
mahasiswa juga dilatih bekerja sama dalam menemukan jawaban dan menarik suatu
kesimpulan. Dosen mengemukakan bahwa mahasiswa yang terlibat aktif di dalam
kelas dapat meningkatkan kemampuan sosialnya. Mahasiswa juga dilatih untuk
bekerjasama dengan kelompok, teman, dan dosen. Situasi ini sejalan dengan
kesimpulan Ariesca dan Marzulina (2016:27) bahwa strategi catatan jendela
digunakan oleh dosen untuk mengajarkan pemahaman bacaan agar mahasiswa lebih
aktif bertindak di dalam kelas.
Kelebihan ketiga adalah menarik minat siswa. Berdasarkan hasil data
angket, mahasiswa menyatakan bahwa strategi catatan jendela menumbuhkan rasa
minat belajar Cerita Rakyat Tiongkok. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya
keinginan mahasiswa untuk belajar kembali di rumah. Mahasiswa juga terbantu
dengan adanya ringkasan-ringkasan penting yang ada pada strategi tersebut.
Sebagian besar mahasiswa menyatakan ingin menggunakan strategi tersebut pada
9. 9
matakuliah lain. Uraian di atas sejalan dengan pendapat Hakiky (2018:37-38) dalam
penelitiannya yang menjelaskan bahwa dosen memiliki peran dalam menarik minat
mahasiswa untuk membuat catatan hasil belajar mereka, antara lain agar dosen
mengetahui kesan, hasil belajar, serta minat mahasiswa dalam belajar.
Kelebihan terakhir adalah membantu mahasiswa dalam mencatatat
pelajaran. Bacaan yang panjang dapat dikategorikan menjadi ringkasan penting ke
dalam empat kuadran. Berdasarkan studi pendahuluan, mahasiswa hanya berfokus
mendengarkan dosen dan tidak mencatat apapun di buku mereka. Setelah penerapan
strategi catatan jendela, mahasiswa berani menulis gagasan-gagasan ke dalam
bentuk catatan jendela. Mahasiswa dilatih mencatat, sehingga tidak hanya
mendengarkan dosen menerangkan materi. Dengan adanya strategi tersebut,
refleksi pembelajaran dengan cara mencatat hasil belajar telah berkembang. Hal ini
senada dengan pendapat Strong (dalam Silver, Strong, dan Perini 2012:221) yang
mengemukakan bahwa strategi catatan jendela memiliki dua kelebihan yaitu
efektifitas bagi mahasiswa yang enggan mencatat dan menambah wawasan dosen
tentang pemikiran mahasiswa serta mendiskusikannya.
Penjabaran tentang kelebihan-kelebihan di atas juga selaras dengan
pendapat Hakiky (2018:43). Kelebihan dari strategi tersebut, meliputi menyediakan
asosiasi tentang pemikiran mahasiswa, membantu untuk mendeskripsikan dan
menganalisis materi, mengembangkan kemampuan menalar mahasiswa, membantu
mengekspresikan secara akurat, lebih unggul dari catatan pada umumnya karena
dalam pembuatannya diperlukan kerjasama tim, dan mengurangi tingkat kebosanan
dalam menulis.
Selain kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan di atas, ada juga kesulitan
yang dialami oleh peneliti maupun mahasiswa dalam menerapkan strategi catatan
jendela. Hakiky (2018:44) menjelaskan kekurangan dan kesulitan yang dialami
oleh mahasiswa setelah menerapkan strategi tersebut. Kekurangan itu adalah
strategi ini tidak dapat diterapkan kepada mahasiswa yang belum lancar membaca,
mahasiswa harus dalam keadaan fokus, diperlukan bimbingan guru selama proses
pembelajaran, dan ketergantungan mahasiswa dalam pembuatan catatan. Senada
dengan teori tersebut, kekurangan dan kesulitan yang dialami mahasiswa pada
penelitian ini, yaitu (1) mahasiswa memiliki penguasaan kosakata yang terbatas,
sehingga sulit memahami materi, (2) mahasiswa membutuhkan penjelasan materi
di awal, sehingga mereka masih bergantung terhadap dosen dan sulit belajar secara
mandiri, dan (3) strategi ini menghabiskan banyak waktu untuk diterapkan dalam
matakuliah bahasa asing, seperti bahasa Mandarin.
SIMPULAN
Strategi catatan jendela merupakan suatu strategi pembuatan catatan secara
terbimbing dengan mengkategorikan suatu materi yang disajikan ke dalam empat
kuadran. Pertama, proses penerapan strategi catatan jendela dalam mata kuliah
10. 10
Cerita rakyat Tiongkok berdasarkan data observasi, catatan lapangan, dan data
angket mahasiswa mengalami keberhasilan dalam pelaksanaan dua kali pertemuan.
Hasil dari proses tersebut terdiri dari keaktifan mahasiswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran, ketergantungan mahasiswa terhadap kehadiran dosen sudah
berkurang, dan keinginan mahasiswa dalam merekam pembalajaran yang telah
diperoleh bertambah.
Mahasiswa memberikan respons positif terhadap penerapan strategi catatan
jendela. Berdasarkan data observasi, mahasiswa tampak senang dengan adanya
strategi catatan jendela. Selain itu, data angket juga menunjukkan bahwa strategi
catatan jendela juga membantu mahasiswa dalam banyak hal, meliputi pemahaman
materi, menambah wawasan, merefleksikan hasil belajar, dan belajar kembali di
rumah. Strategi tersebut juga membantu menghilangkan rasa bosan mahasiswa
ketika pembelajaran berlangsung.
DAFTAR RUJUKAN
Amani, A.Z. 2013. Keefektifan Strategi Catatan Terbimbing Terhadap Hasil
Belajar Materi Unsur Cerita Pada Mahasiswa Kelas V SDN Pasarean 01
Kab. Tegal. Skripsi diterbitkan. Semarang: FIP UNS.
Ariesca. 2016. Teaching Reading Narrative Text by Using Window Notes Strategy
to Eight Grade Students of SMP Muhammadiyah 4 Palembang. Edukasi:
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 3(1), 23-32. Dari
htttp://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/edukasi/article/view/625.
Hakiky, A.B. 2018. Peningkatan Keterampilan Menulis Ringkasan Teks Cerita
Anak Melalui Strategi Catatan Jendela pada Siswa di Kelas IV A SDN
Banjarbendo Sidoarjo. Skripsi Diterbitkan. Surabaya: FTK UINSA.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Johnson, E.B. 2014. Contextual Teaching and Learnin: Menjadikan Kegiatan
Belajar-Mengajar Mengasikkan dan Bermakna. Bandung: Kaifa.
Silver, H.F., Strong, R.W., & Perini, M.J. 2012. Strategi-strategi Pengajaran:
Memilih Strategi Berbasis Penelitian yang Tepat untuk Setiap Pelajaran.
Jakarta: PT. Indeks.