SlideShare a Scribd company logo
1 of 100
Download to read offline
KOMPILASI
POKOK BAHASAN DAN BAHAN KULIAH
SISTEM POLITIK INDONESIA


Semester Ganjil TA 2012-2013
Program Studi Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Serang Raya



                     Pengampu MK: Zainal Muttaqin, S.IP
                                        UNSERA 2012
Bagian I
     PENGANTAR MK
SISTEM POLITIK INDONESIA
KONTRAK BELAJAR
• Prasyarat: LULUS MK Pengantar Ilmu Politik
• Jumlah Pertemuan: 12-14 kali
• Buku-buku rujukan, diantaranya:
   –   Almons, G.A dan Sidney Verba. 1963. Civic Culture. The Princeton University
   –   Apter, David E. 1985. Pengantar Analisa Politik. Jakarta: Rajawali Press
   –   Budiardjo, Miriam. 2002. Dasar-Dasar ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
   –   Dahl, Robert A. 1980. Analisa Politik Modern. Jakarta: Dewaruci Press
   –   Easton, David. 1988. Kerangka Kerja Analisa Sistem Politik. Jakarta: Bina Aksara
   –   Gaffar, Affan. 2002. Politik Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
   –   Kantaprawira, Rusadi. 1992. Sistem Politik Indonesia. Bandung: Sinar baru
   –   Nugroho, Riant dan Tri Hanurita. 2005. Tantangan Indonesia. Jakarta; Elex Media
   –   Sanit, Arbi. 2004. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Rajawali Press
   –   Syafi’I, Inu Kencana. 2002. Sistem Politik Indonesia. Bandung: Refika
Lanjutan
                             KONTRAK BELAJAR
•   Komponen nilai:
     – UAS (close book): 40 %
     – UTS (open book): 25 %
     – Tugas dan Quiz: 20 %
     – Dinamika Kelas: 15 %
•   Ketentuan Tugas:
     – Critical Review / CR (Ulasan Kritis): perorangan, 1 halaman (diketik rapih, kertas ukuran
          A4, huruf standar, spasi 1,5 – 2, tanpa jilid/cover, dikumpulkan pada hari yang ditentukan)
     – Tugas Kelompok / TK: maksimal 5 orang, 10 Halaman, dikumpulkan sebelum UAS
          (sistematika makalah, diketik rapih, kertas ukuran A4, huruf standar, spasi 1,5 – 2,
          memakai jilid/cover, dikumpulkan pada hari yang ditentukan)
•   Frekuensi kehadiran dan pakaian/penampilan sebaiknya mengikuti aturan kampus dan
    kepantasan umum.
•   Nilai akhir bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. Kecuali terbukti terdapat kekeliruan
    dalam proses penghitungan nilai.
•   Selama proses belajar, diharapkan saling menjaga kenyaman dan ketertiban.
MEMAHAMI SISTEM POLITIK INDONESIA
           dengan Analisis Divergen:
                       Sistem,
                  Sistem Politik,
                     Indonesia,
                 Politik Indonesia,
             Sistem Politik Indonesia.
                                DIVERGEN:
Pola pikir menyebar/melebar. Kita membelah setiap makna yang mungkin kita
     gali untuk menemukan pemahaman yang lebih luas dan menyeluruh
                               KONVERGEN:
 Pola pikir memusat/terfokus. Kita mengarahkan pikiran hanya pada makna
                     tertentu yang ingin kita temukan

 ANALISIS DIVERGEN                            KONVERGEN
SISTEM
• Secara umum, Sistem adalah:
  –   Suatu kesatuan/himpunan..
  –   ..yang terbentuk dari beberapa unsur/elemen..
  –   ..yang berinterrelasi dan interdependensi..
  –   ..untuk mewujudkan tujuan bersama..
  –   ..dalam lingkungan yang kompleks.
• Davies dan Lewis (1971) menambahkan cakupan:
  – Suatu cara yang mekanismenya berpatron (berpola)
    dan konsisten, bahkan sering bersifat otomatis (servo-
    mechanism)…
SISTEM POLITIK
• David Easton (1953):
  – Berbagai macam kegiatan dan proses dari struktur
    dan fungsi politik yang bekerja dalam suatu
    unit/kesatuan yang utuh.
• Sistem Politik adalah sebuah pendekatan
  Hutan dan pohon
• Sistem Politik = Negara
POLITIK
• POLIS POLITIC POLITIK
• Robert Dahl (1978):
   – Pola yang langgeng dari hubungan manusia dengan manusia lainnya
     yang melibatkan, secara amat signifikan dan luas, kekuasaan,
     pengaruh, kendali/pengaturan, dan kewenangan.
• Miriam Budiardjo:
   – Pengertian Politik meliputi: Negara, Kekuasaan, Pengambilan
     Keputusan, Kebijakan Publik, Pembagian/Alokasi
• Hakikat Politik: Kekuasaan
   – Penguasa
   – Hubungan Kekuasaan
   – Kuasaan
SISTEM POLITIK INDONESIA
• Sistem Politik (di) Indonesia
   – Sistem Politik yang…
      • Pernah berlaku
      • Sedang berlaku
      • Berlaku selama eksistensi negara indonesia hingga detik ini.
• Sistem Politik Indonesia adalah mekanisme
  kekuasaan yang dikategoikan dan berfungsi
  sesuai dengan dasar negara, ketentuan
  konstitusional, maupun nilai-nilai dalam
  masyarakat Indonesia secara riil
Sistem Politik
                           PAROKIAL

              KULTUR
                            KAULA
              POLITIK

SISTEM                  PARTISIPATIF
POLITIK
                           FORMAL
             STRUKTUR
              POLITIK
                           INFORMAL
Bagian II
Kerangka Kerja Sistem Politik
LAHIRNYA PENDEKATAN SISTEM
• Pendekatan sistem politik ditujukan untuk
  memberi penjelasan yang bersifat ilmiah
  terhadap fenomena politik.
• Pendekatan sistem politik dimaksudkan juga
  untuk menggantikan pendekatan klasik ilmu
  politik yang hanya mengandalkan analisis pada
  NEGARA dan KEKUASAAN.
• Pendekatan sistem politik diinspirasikan oleh
  sistem yang berjalan pada makhluk hidup (dari
  disiplin biologi).
MASYARAKAT              SISTEM POLITIK
• Dalam pendekatan sistem politik, masyarakat
  adalah konsep induk oleh sebab sistem politik
  hanya merupakan salah satu dari sistem-sistem
  lain yang ada di masyarakat seperti sistem
  ekonomi, sistem sosial dan budaya, sistem
  kepercayaan dan lain sebagainya.
• Sistem politik sendiri merupakan abstraksi
  (realitas yang diangkat ke alam konsep) dari
  kondisi real kondisi perpolitikan di suatu
  masyarakat.
REALITAS MULTI SISTEM
• Seperti telah dijelaskan, suatu masyarakat tidak hanya
  terdiri atas satu sistem (misalnya sistem politik saja),
  melainkan terdiri atas multi sistem.
• Sistem yang biasanya dipelajari kinerjanya adalah sistem
  politik, sistem ekonomi, sistem agama, sistem sosial, atau
  sistem budaya-psikologi.
• Dari aneka jenis sistem yang berbeda tersebut, ada
  persamaan maupun perbedaan.
• Perbedaan berlingkup pada dimensi ontologis (hal yang
  dikaji).
• Sementara persamaan berlingkup pada variabel-variabel
  (konsep yang diukur) yang biasanya sama antara satu
  sistem dengan lainnya.
VARIABEL KUNCI
• Untuk memahami sistem politik Indonesia,
  layaknya kita memahami sistem-sistem lain,
  maka harus kita ketahui beberapa variabel
  kunci.
• Variabel-variabel kunci dalam memahami
  sebuah sistem adalah:
   – struktur, fungsi, aktor, nilai, norma, tujuan,
     input, output, respon, dan umpan balik.
DAVID EASTON
       The Political System (1953)
• Sistem adalah kesatuan dari seperangkat
  struktur yang memiliki fungsi masing-masing
  yang bekerja untuk mencapai tujuan tertentu.
• Sistem politik adalah kesatuan dari
  seperangkat struktur politik yang memiliki
  fungsi masing-masing yang bekerja untk
  mencapai tujuan suatu negara.
POLITIK MENURUT EASTON
• Easton menerjemahkan politik sebagai "proses alokasi
  nilai dalam masyarakat secara otoritatif."
• Pengertian politik sebagai alokasi nilai yang bersifat
  otoritatif ini menandai 2 tahap pembentukan teori
  sistem politiknya.
• Perhatian pada nilai sebagai komoditas yang
  dinegosiasikan di dalam masyarakat merupakan titik
  awal berlangsungnya suatu proses politik.
• Namun, proses alokasi nilai ini tidaklah dilakukan
  secara sembarang atau oleh siapa saja melainkan oleh
  lembaga-lembaga masyarakat yang memiliki
  kewenangan untuk itu.
ATRIBUT DALAM KAJIAN SISTEM POLITIK

• Easton juga menggariskan 4 atribut yang perlu
  diperhatikan dalam mengkaji sistem politik.
  Keempat atribut tersebut adalah :
  1. Unit-unit dan batasan-batasan suatu sistem
     politik
  2. Input - Output
  3. Diferensiasi dalam Sistem
  4. Integrasi dalam Sistem
ATRIBUT DALAM KAJIAN SISTEM POLITIK
1. Unit-unit dan batasan-batasan suatu sistem politik

• Di dalam kerangka kerja suatu sistem politik, terdapat unit-
  unit yang satu sama lain saling berkaitan dan saling bekerja
  sama untuk mengerakkan roda kerja sistem politik.
• Unit-unit ini adalah lembaga-lembaga yang sifatnya
  otoritatif untuk menjalankan sistem politik seperti
  legislatif, eksekutif, yudikatif, partai politik, lembaga
  masyarakat sipil, dan sejenisnya.
• Unit-unit ini bekerja di dalam batasan sistem politik,
  misalnya cakupan wilayah negara atau hukum, wilayah
  tugas, dan sebagainya.
ATRIBUT DALAM KAJIAN SISTEM POLITIK
2. Input-output
• INPUT merupakan masukan dari masyarakat ke dalam sistem politik.
• Input yang masuk dari masyarakat ke dalam sistem politik berupa tuntutan
    dan dukungan.
    – TUNTUTAN secara sederhana dijelaskan sebagai seperangkat kepentingan yang belum
      dialokasikan secara merata oleh sistem politik kepada sekelompok masyarakat yang ada
      di dalam cakupan sistem politik.
    – DUKUNGAN merupakan upaya dari masyarakat untuk mendukung keberadaan sistem
      politik agar terus berjalan.
• OUTPUT adalah hasil kerja sistem politik yang berasal baik dari tuntutan
  maupun dukungan masyarakat.
• Output terbagi dua yaitu keputusan dan tindakan yang biasanya dilakukan
  oleh pemerintah.
    – KEPUTUSAN adalah pemilihan satu atau beberapa pilihan tindakan sesuai tuntutan atau
      dukungan yang masuk.
    – TINDAKAN adalah implementasi konkrit pemerintah atas keputusan yang dibuat.
ATRIBUT DALAM KAJIAN SISTEM POLITIK
3. Diferensiasi dalam sistem

• Sistem yang baik haruslah memiliki diferensiasi
  (pembedaan/pemisahan) kerja.
• Di masa modern adalah tidak mungkin satu lembaga dapat menyelesaikan
  seluruh masalah.
• Misalkan saja dalam pembuatan undang-undang pemilihan umum di
  Indonesia, tidak bisa cukup Komisi Pemilihan Umum saja yang merancang
  kemudian mengesahkan. DPR, KPU, lembaga kepresidenan, partai politik
  dan masyarakat umum dilibatkan dalam pembuatan undang-undangnya.
  Meskipun bertujuan sama yaitu memproduksi undang-undang partai
  politik, lembaga-lembaga tersebut memiliki perbedaan di dalam fungsi
  pekerjaannya.
ATRIBUT DALAM KAJIAN SISTEM POLITIK

4. Integrasi dalam sistem

• Meskipun dikehendaki agar memiliki diferensiasi
  (pembedaan atau pemisahan), suatu sistem tetap
  harus memperhatikan aspek integrasi.
• Integrasi adalah keterpaduan kerja antar unit yang
  berbeda untuk mencapai tujuan bersama.
• Undang-undang Pemilihan Umum tidak akan
  diputuskan serta ditindaklanjuti jika tidak ada kerja
  yang terintegrasi antara DPR, Kepresidenan, KPU, Partai
  Politik dan elemen-elemen masyarakat.
PENJELASAN KERANGKA KERJA SISTEM POLITIK
             DAVID EASTON
• Dalam gambar diatas, Easton memisahkan sistem
  politik dengan masyarakat secara keseluruhan
  oleh sebab menurut Easton sistem politik adalah
  suatu sistem yang berupaya mengalokasikan nilai-
  nilai di tengah masyarakat secara otoritatif, dan
  ini hanya dilakukan oleh lembaga-lembaga yang
  memiliki kewenangan.
• Suatu sistem politik bekerja untuk menghasilkan
  suatu keputusan (decision) dan tindakan (action)
  yang disebut kebijakan (policy) guna
  mengalokasikan nilai.
PENJELASAN KERANGKA KERJA SISTEM POLITIK
        DAVID EASTON (lanjutan…)
• Unit-unit dalam sistem politik menurut Easton
  adalah tindakan politik (political actions)
  misalnya pembuatan UU, pengawasan DPR
  terhadap Presiden, tuntutan elemen
  masyarkat terhadap pemerintah, dan
  sejenisnya.
• Dalam ”awal” kerjanya, sistem politik
  memperoleh masukan dari unit input.
PENJELASAN KERANGKA KERJA SISTEM POLITIK
         DAVID EASTON (lanjutan…)
• Input adalah "pemberi makan" sistem politik. Input terdiri
  atas dua jenis: Tuntutan dan dukungan.
• Tuntutan dapat muncul baik dalam sistem politik maupun
  dari lingkungan (intra dan extrasocietal). Tuntutan yang
  sudah terstimulasi kemudian menjadi garapan pihak-pihak
  di dalam sistem politik yang bersiap untuk menentukan
  masalah yang penting untuk didiskusikan melalui saluran-
  saluran yang ada di dalam sistem politik.
• Di sisi lain, dukungan (support) merupakan tindakan atau
  orientasi untuk melestarikan ataupun menolak sistem
  politik. Jadi, secara sederhana dapat disebutkan bahwa
  dukungan memiliki 2 corak yaitu positif (meneruskan) dan
  negatif (menolak) kinerja sebuah sistem politik.
PENJELASAN KERANGKA KERJA SISTEM POLITIK
        DAVID EASTON (lanjutan…)
• Setelah tuntutan dan dukungan diproses di dalam
  sistem politik, keluarannya disebut sebagai output
• Menurut Easton Output berkisar pada 2 bentuk yaitu
  keputusan (decision) dan tindakan (action).
• Output ini pada kondisi lebih lanjut akan memunculkan
  feedback (umpan balik) baik dari kalangan dalam
  sistem politik maupun lingkungan.
• Reaksi ini akan diterjemahkan kembali ke dalam format
  tuntutan dan dukungan, dan secara lebih lanjut
  meneruskan kinerja sistem politik.
• Demikian proses kerja ini berlangsung dalam pola
  SIKLIS.
Bagian III
     PENDEKATAN
STRUKTURAL FUNGSIONAL
  (PEMIKIRAN GABRIEL A. ALMOND)
PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK

• Pendekatan dalam ilmu politik bertujuan
  untuk memberi penjelasan yang bersifat
  ilmiah terhadap fenomena politik.
• Pendekatan sistem politik dimaksudkan untuk
  menggantikan pendekatan klasik ilmu politik
  yang hanya mengandalkan analisis pada
  negara dan kekuasaan (pendekatan
  kelembagaan/institusionalisme).
PENDEKATAN SISTEM POLITIK
• Pengertian sistem politik menurut David Easton masih
  memegang posisi kunci dalam studi politik.
• Pengertian struktural fungsional dari Gabriel Almond
  mempertajam konsep David Easton tersebut.
• Sistem adalah kesatuan seperangkat struktur yang
  memiliki fungsi masing-masing yang bekerja untuk
  mencapai tujuan tertentu.
• Sistem politik adalah kesatuan (kolektivitas)
  seperangkat struktur politik yang memiliki fungsi
  masing-masing yang bekerja untuk mencapai tujuan
  sistem politik/negara.
VARIABEL KUNCI PENDEKATAN SISTEM

• Untuk memahami sistem politik Indonesia,
  layaknya kita memahami sistem-sistem lain,
  maka harus kita ketahui beberapa variabel kunci.
• Variabel-variabel kunci dalam memahami sebuah
  sistem adalah:
    Struktur,             Tujuan,
    Fungsi,               Input,
    Aktor,                Output,
    Nilai,                Respon, dan
    Norma,                Umpan balik.
PENDEKATAN STRUKTURAL-FUNGSIONAL
                  GABRIEL A. ALMOND

• Pada tahun 1956 – sekitar tiga tahun setelah David Easton
  meluncurkan karyanya The Political System tahun 1953 -
  Gabriel Abraham Almond menerapkan teori sistem dari
  Easton tersebut atas sistem politik suatu bangsa.
• Almond melakukan sejumlah modifikasi atas teori Easton.
• Jika Easton membangun suatu grand theory, maka Almond
  membangun suatu middle-range theory.
• Paradigma Struktural Fungsional pada dasarnya adalah cara
  pandang mengenai sebuah fungsi struktur. Asumsi dasarnya
  adalah bagaimana menciptakan sebuah kondisi agar bisa
  berjalan secara dinamis dan harmonis (EQUILIBRIUM).
PENDEKATAN STRUKTURAL-FUNGSIONAL
                     GABRIEL A. ALMOND

• Bagi Almond, sistem politik adalah totalitas interaksi antar
  unit-unit yang ada di dalamnya. Interaksi tersebut tidak hanya
  sebatas pada lembaga-lembaga (aktor-aktor) politik formal
  melainkan pula informal.
• Dapat dibayangkan pengaruh politik struktur-struktur non
  formal, seperti:
   – M. Amien Rais dan K. H. Abdurrachman Wahid yang
     mewakili Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dalam pentas politik
     Indonesia,
   – Pakubuwana secara spiritual bagi politik di tanah Jawa.
   – Uskup Bello saat Timor Timur masih berada di wilayah Indonesia,
• Easton menghindari kajian atas struktur-struktur seperti ini
  sementara Almond justru mengapresiasi signifikansinya.
PENDEKATAN STRUKTURAL-FUNGSIONAL
                  GABRIEL A. ALMOND

• Dalam Comparative Polititical System (1956) Almond
  mengajukan tiga asumsi yang harus dipertimbangkan
  dalam kajian sistem politik:
  – Sistem menandai totalitas interaksi di antara unit-unitnya
    dan keseimbangan di dalam sistem selalu berubah;
  – Hal penting dalam sistem politik bukan semata-mata
    lembaga formal (suprastruktur), melainkan juga struktur
    informal (infrastruktur) serta peran yang dijalankannya;
    dan
  – Budaya politik adalah kecenderungan utama dalam sistem
    politik, di mana budaya inilah yang membedakan satu
    sistem politik dengan sistem politik lain.
PENDEKATAN STRUKTURAL-FUNGSIONAL
                   GABRIEL A. ALMOND

• Pada tahap selanjutnya, Almond – kini bersama James
  Coleman dalam The Political of the Developing Areas (1963) –
  berusaha menghindari terjebaknya analisa sistem politik
  hanya pada kajian kontitusi ataupun lembaga politik formal.
• Almond dan Coleman kemudian mengarahkannya pada
  struktur serta fungsi yang dijalankan masing-masing unit
  politik dalam sistem politik.
• Almond memperkenalkan konsep fungsi guna menggantikan
  konsep power, sementara konsep struktur digunakannya
  untuk mengganti konsep lembaga politik formal.
BUDAYA POLITIK
• Kecenderungan orientasi politik individu atas sistem politik – atau biasa
  disebut budaya politik – juga berbeda baik antar negara atau bahkan di
  dalam negara itu sendiri.
• Menurut Almond bersama Sidney Verba (The Civic Culture: Political
  Attitudes and Democracy in Five Nations, 1963), budaya politik terdiri atas
  komponen-komponen:
    – Kognitif (pengetahuan dan kepercayaan tentang realitas politik),
    – Afektif (rasa penghargaan atas politik), dan
    – Evaluatif (komitmen atas nilai-nilai politik);
• Budaya politik adalah hasil sosialisasi politik di masa kanak-kanak,
  pendidikan, terpaan media, dan akibat sentuhan pengalaman di masa
  dewasa sehubungan kinerja sosial dan ekonomi yang ditunjukkan
  pemerintah.
• Pada perkembangannya, konsep budaya politik ini semakin populer dan
  luas digunakan para peneliti di dunia termasuk Indonesia.
BUDAYA POLITIK
SKEMA SISTEM POLITIK ALMOND
SKEMA SISTEM POLITIK ALMOND

• Melalui skema di atas Almond membagi sistem politik ke dalam tiga level.
• LEVEL PERTAMA terdiri atas enam fungsi konversi yaitu:
    – (1) artikulasi kepentingan (penyampaian tuntutan dan dukungan);
    – (2) agregasi kepentingan (pengelompokan ataupun pengkombinasian aneka
      kepentingan ke dalam wujud rancangan undang-undang);
    – (3) komunikasi politik;
    – (4) pembuatan peraturan (pengkonversian rancangan undang-undang menjadi undang-
      undang atau peraturan lain yang sifatnya mengikat);
    – (5) pelaksanaan peraturan (penerapan aturan umum undang-undang dan peraturan lain
      ke tingkat warganegara), dan;
    – (6) pengawasan peraturan (pengawasan jalannya penerapan undang-undang di
      kalangan warganegara).
• Fungsi nomor satu hingga tiga berhubungan dengan tuntutan
  dan dukungan yang masuk melalui mekanisme input
• Sementara fungsi nomor empat hingga enam berada di sisi keluaran
  (output) berupa keputusan serta tindakan.
SKEMA SISTEM POLITIK ALMOND
SKEMA SISTEM POLITIK ALMOND

• LEVEL KEDUA dari aktivitas sistem politik
  terletak pada fungsi-fungsi kemampuan.
  – Kemampuan suatu sistem politik menurut Almond
    terdiri atas kemampuan regulatif, ekstraktif,
    distributif, simbolis, dan responsif.
• LEVEL KETIGA ditempati oleh fungsi
  maintenance (pemeliharaan) dan adaptasi.
  – Kedua fungsi ini ditempati oleh sosialisasi dan
    rekrutmen politik.
SKEMA SISTEM POLITIK ALMOND
SKEMA SISTEM POLITIK ALMOND

• Teori sistem politik Gabriel A. Almond lebih
  memperjelas maksud dari David Easton dalam
  menjelaskan kinerja suatu sistem politik yang tidak
  sebatas kajian struktur, namun dilengkapi dengan
  kajian fungsi.
• Melalui Gabriel A. Almond, pendekatan struktural
  fungsional mulai mendapat tempat di dalam analisis
  kehidupan politik suatu negara.
Bagian IV
SISTEM POLITIK
DAN KEBIJAKAN
SISTEM POLITIK
• Ada beberapa isu utama ketika melihat
  kebijakan publik dalam sistem politik;
  – Proses (mekanisme) kebijakan; mulai dari
    agenda hingga perubahan kebijakan
  – Stakeholder (pemangku kepentingan)
    dalam proses kebijakan
  – Determinasi Kekuasaan dan Pasar
  – Partisipasi publik
Proses Kebijakan
• Proses kebijakan sebagai input dan
  output dalam Parsons (2005);
 INPUT                    KEBIJAKAN           OUTPUT
  Persepsi/identifikasi     Regulasi        Aplikasi
   Organisasi              Distribusi           Penguatan
   Permintaan              Redistribusi         Interpretasi
   Dukungan                Kapitalisasi         Evaluasi
   apathy                  Kekuasaan etis       Legitimasi
                          Modifikasi
Proses Kebijakan
• Sebagai sebuah proses, kebijakan adalah
  sebuah rangkaian kegiatan dari:
  – agenda kebijakan,
  – analisis kebijakan,
  – formulasi kebijakan,
  – implementasi kebijakan,
  – evaluasi kebijakan,
  – perubahan kebijakan, dan
  – penghentian kebijakan
Proses Kebijakan
                     MASALAH


       PENGHENTIAN             AGENDA SETTING



PERUBAHAN
KEBIJAKAN                             FORMULASI



       EVALUASI                 IMPLEMENTASI
Kritik Terhadap (Pendekatan) Proses

• Tahapan (proses) kebijakan ini sering disebut
  dengan pendekatan textbook
• Pendekatan seperti ini dapat membuat
  simplifikasi terhadap realitas dunia nyata
  yang kompleks
• Mengacu pada Parsons (2001);
  membayangkan kebijakan publik dapat
  direduksi menjadi tahap-tahap yang terlalu
  sederhana mengandung “cacat” metodologis
  yang serius
Kelemahan Pendekatan Textbook
• .....
• Pendekatan ini menganggap ciri kebijakan publik
  adalah kebijakan top down dan gagal
  menjelaskan peran aktor “jalanan” dan aktor
  lainnya
• Gagasan siklus kebijakan ini mengabaikan dunia
  nyata dalam pembuatan kebijakan yang
  melibatkan berbagai level pemerintahan dan
  siklus yang saling berinteraksi
• .....
Faktor yang Mempengaruhi Proses
• Terkait dengan kritik terhadap pendekatan textbook, maka
  perlu dipahami bahwa proses kebijakan tidak dapat
  diasumsikan berjalan dalam “ruang hampa”, hanya bersifat
  teknis
• Terdapat kompleksitas faktor yang mempengaruhi
  dinamika proses (daftar di bawah bersifat tidak
  diklasifikasi);
   – Kepentingan stakeholder
   – Sistem politik (terkait pula dengan kekuasaan &
     ideologi)
   – Birokrasi
   – Paradigma
   – Gerakan sosial
POWER (1)
• Isu penting dalam Studi Kebijakan, sebagai salah
  satu faktor yang dapat mempengaruhi proses
  kebijakan
• Sistem politik, dalam kenyataannya adalah sistem
  kekuasaan
• Mencari Power untuk mengatasi keter-batas-an
  – Kemampuan mempengaruhi orang untuk melakukan
    sesuatu yang diinginkan
  – Kepemilikan sumber daya, diskursus
POWER (2)
• Giddens (dalam Arts dan Tatenhove, 2004: 347)
  – The capacity of agents to achieve outcomes in social
    practices
• Arts dan Tatenhove (2004: 347)
  – Power is the organisasional and discursive capacity of
    agencies, either in competition with one another or
    jointly, to achieve outcomes in social practices, a
    capacity which is however co-determined by the
    structural power of the social institutions in which
    these agencies are embedded
Sistem Politik
• Grindle, 1980 (dalam Robinson, 1998)
  mengatakan, ada dua sistem politik yang
  kemudian berpengaruh terhadap bentuk
  dan karakter kebijakan publik, yaitu:
  – Sistem politik tertutup, dan
  – Sistem politik terbuka
Sistem Politik
• Sistem politik tertutup dicirikan dengan gaya
  pengambilan kebijakan yang sentralistik dan
  tidak responsif
  – Rezim otoritarian
  – Sistem komunis
• Sistem politik terbuka bercirikan
  desentralisasi, konsultatif, dan responsif
  – Demokrasi
  – Governance process
TEORI (1)
• PLURALIS
  – Menekankan keterlibatan publik dalam
    pengambilan keputusan sebagai wadah intrinsik
    demokrasi, di mana kelompok-kelompok
    kepentingan yang saling berkompetisi berupaya
    mempengaruhi kebijakan publik sesuai dengan
    kepentingannya
• ELIT
  – Proses kebijakan adalah domain elit, dalam hal ini
    kelompok bisnis, militer dan elit politik, serta
    birokrasi
TEORI (2)
• GOOD GOVERNANCE
  – Proses kebijakan melibatkan setidaknya segitiga
    negara, swasta dan masyarakat sipil.
• NEW PUBLIC MANAGEMENT
  – Proses kebijakan berciri swasta, untuk alasan
    efektifitas dan efisiensi
PERAN SISTEM POLITIK/NEGARA?
• Governance Process dan New Public
  Management adalah dua perkembangan yang
  dipengaruhi oleh ideologi pasar (neo-
  liberalisme)
• Kebijakan publik diarahkan diselenggarakan
  dengan dan lebih berorientasi kepada
  mekanisme pasar
• Oleh karenanya, dalam pandangan penganut
  paham neo-liberalisme, konsep negara ideal
  adalah negara yang minimalis
Bagian V
NEGARA DAN MASYARAKAT SIPIL
Alexis-Charles-Henri Clérel de
                Tocqueville (July 29, 1805–April 16, 1859)

                                  Toqueville memperkenalkan 3
Beliau berpendapat bahwa             bagian masyarakat:
unsur-unsur politik dari          1. Negara; parlemen,
                                     pengadilan, birokrasi dan
organisasi-organisasi                tentara.
masyarakat sipil memudahkan       2. Pasar; arena aktifitas
kesadaran yang lebih baik dan        ekonomi pribadi, dan
rakyat yang lebih tercerahkan,    3. Masyarakat Sipil; partai,
yang bisa memilih dg lebih baik      opini publik, gereja,
dalam voting, berpartisipasi         perbaikan moral,
                                     kesastraan, masyarakat
dalam Politics, dan memastikan       ilmiah, profesional, dan
pemerintah yang lebih                asosiasi rekreasional.
bertanggung jawab.
Pengertian konsep: belajar dari New Zealand
http://www.maxim.org.nz/main_pages/about_page/about_civilsociety.html



 • Civil Society merupakan satu cara untuk memahami relasi
   antara individu dan negara yang melestarikan kebebasan dan
   tanggungjawab.
 • Keluarga merupakan pusatnya. Peranan primer pemerintahan
   adalah untuk bekerja bagi rakyat apa yang tidak dapat mereka
   lakukan bagi dirinya sendiri. Termasuk pertahanan bangsa,
   memelihara hukum dan ketertiban, dan melestarikan
   kebebasan individu. Masyarakat bekerja dengan sangat baik bila
   ia di mediasi struktur-struktur “do their thing” dengan campur
   tangan pemerintah yang minimal. Bagi rakyat hal ini masuk akal.
 • Peranan lembaga-lembaga yang secara historis, berfungsi
   secara bebas dari pengaruh langsung pemerintah. Misalnya
   termasuk perkawinan, keluarga, gereja, organisasi sukarela, dan
   dunia usaha.
Lanjutan…
• Itulah komponen dasar Civil Society. Mereka bebas, sukarela,
  dan melindungi serta mempertinggi kualitas kehidupan setiap
  warga negara.
• Ketika struktur-2 itu berfungsi dengan tepat, maka hanya
  sedikit diperlukan intervensi pemerintah. Jika gagal, maka
  tugas negara akan meningkat, birokrasi bertambah, dan
  hasilnya adalah hilangnya kebebasan individu dan
  bertambahnya kekuasaan negara.
• Campur tangan negara menimbulkan masalah di mana
  “diperlukan” lebih besar intervensi pemerintah. Seperti
  peraturan yang mengekang, kita kehilangan kebebasan, dan
  akhirnya Civil Society akan tergusur.
Lanjutan…
• Civil society merujuk kepada arena aksi kolektif yang tdk
  dipaksa yang terjadi diseputar kepentingan-kepentingan,
  maksud-maksud, dan nilai-nilai bersama.
• Dalam teori, bentuk-bentuk lembaga itu dipisahkan dari
  Negara, Keluarga, dan Pasar, namun dalam prakteknya, batas-
  batas antara Negara, Civil Society, Keluarga, dan Pasar
  seringkali kompleks (njelimet), kabur dan bisa dinegosiasikan.
• Secara umum, masy. Sipil mencakupi beragam ruang-ruang,
  aktor-aktor, dan bentuk-bentuk institusi, beragam menurut
  tingkat formalitasnya, otonomi, dan kekuatannya.
• Civil societies seringkali dihuni oleh organisasi-organisasi
  seperti derma-derma terdaftar, perkembangan NGOs,
  kelompok-kelompok komunitas, organisasi perempuan,
  organisasi-organisasi keagamaan, perhimpunan profesi,
  kesatuan dagang, LSM, gerakan-gerakan sosial, asosiasi bisnis,
  koalisi-koalisi dan kelompok-kelompok advokasi.
Muhammad AS Hikam (1999: 3)
• Civil Society didefinisikan sebagai wilayah-wilayah kehidupan
  sosial yang terorganisasi dan bercirikan, antara lain
  kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self-generating),
  dan keswadayaan (self-supporting), kemandirian tinggi
  berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma-
  norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya.
• Sebagai sebuah ruang politik, civil society adalah suatu
  wilayah yang menjamin berlangsungnya perilaku, tindakan
  dan refleksi mandiri, tidak terkungkung oleh kondisi
  kehidupan material, dan tidak terserap di dalam jaringan-
  jaringan kelembagaan politik resmi.
• Di dalamnya tersirat pentingnya suatu ruang publik yang
  bebas (the free public sphere), tempat di mana transaksi
  komunikasi yg bebas bisa dilakukan oleh warga masyarakat.
Bentuk institusi/lembaga masyarakat madani
dapat diklasifikasi dalam tiga macam:

1. Institusi/lembaga sosial :
   - lembaga sosial;
   - masyarakat (LSM) dan partai politik;
   - oraganisasi kepemudaan, seperti KNPI,
      KAMMI, , GMNI, FMN, BM, HMI, PMII;
   - organisasi kemahasiswaan;
   - organisasi profesi, seperti LBH, PWI, AJI, dll;
   - organisasi kemasyarakatan, seperti
     MKGR, SOKSI, FORKOT, DLL
2. Institusi/lembaga Keagamaan :
    - Islam (NU, Muhammadiyah, MUI dll)
    - Kristen, seperti PGI;
    - Budha, seperti Walubi;
    - Hindu, seperti Parasida Hindu Darma;
    - Katholik, seperti KWI.
3. Institusi/lembaga Paguyuban :
   Institusi/lembaga yang dibentuk oleh masyarakat
   untuk melakukan pengelolaan dan
   penenggalalian program-program untuk
   meningkatkan kekerabatan/keluarga. Misalnya
   Pagubuyan Pasundan (Sunda), IKSB (Minang),
   Pwunten (Banten), dll.
Hubungan Negara – Rakyat - Pasar
• Jadi konsep masyarakat sipil merupakan
  akomodasi tiga unsur yang memiliki bobot
  yang seimbang, yaitu antara Negara, Rakyat
  dan Pasar.
• Negara didukung oleh dinamika ekonomi
  (Pasar) dan juga responsif terhadap tuntutan
  Rakyat dalam bentuk kebebasan, transparansi,
  dan akuntabilitas.
• Hubungan harmonis ketiga unsur yang
  dinaungi oleh norma dan nilai-nilai Agamis
  itulah yang disebut Masyarakat Madani alias
  Masyarakat Bertamadun (Berkeadaban).
Demokrasi dan Masyarakat Sipil
• Awalnya demokrasi diartikan sebagai pemerintahan oleh rakyat
  dan untuk rakyat. Dalam perkembangannya pengertian
  demokrasi menjadi lebih luas sebagai bentuk pemerintahan di
  mana hak-hak untuk membuat keputusan-keputusan politik
  harus melibatkan rakyat baik secara langsung maupun
  perwakilan.
• Demokrasi menjadi istilah yang bersifat universal, tetapi dalam
  prakteknya terdapat perbedaan-perbedaan antara satu negara
  dengan negara yang lain.
• Akan tetapi, terdapat prinsip-prinsip dasar yang sama, seperti
  persamaan, dihormatinya nilai-nilai kemanusiaan, penghargaan
  kepada hak-hak sipil dan kebebasan, serta dihargainya pluralitas
  dan kompetisi yang fair.
• Keterlibatan warga dalam keputusan-keputusan politik akan
  efektif apabila tersedia ruang yang cukup luas dalam hubungan
  rakyat dengan negara.
Lanjutan…
• Ruang partisipasi ini disebut sebagai ruang publik
  (public sphere). Melalui ruang publik inilah, individu
  atau asosiasi warga masyarakat mengaktualisasikan
  aspirasinya untuk mempengaruhi keputusan-
  keputusan negara.
• Negara yang menyediakan ruang publik yang cukup
  luas dan masyarakat yang memanfaatkan ruang
  tersebut untuk berinteraksi dengan negara inilah
  yang akhirnya membentuk sebuah masyarakat sipil
  (civil society).
• Jadi, demokrasi memungkinkan terbentuknya
  masyarakat sipil, dan masyarakat sipil akan dapat
  berkembang apabila prinsip-prinsip dasar demokrasi
  diterapkan dalam negara
Bagian VI
BUDAYA POLITIK
MANUSIA & POLITIK
• Manusia sebagai bagian dari masyarakat merupakan
  sistem sosial yang pada hakikatnya terdiri dari
  macam-macam proses, sebagai suatu kumpulan
  proses tersendiri yang berbeda dengan proses
  lainnya yang dinamakan sistem politik.
• Suasana kehidupan politik biasanya disebut
  susprastruktur politik Sebaliknya suasana kehidupan
  politik rakyat di sebut infrastruktur politik
MACAM - MACAM BUDAYA POLITIK YANG
   BERKEMBANG DI MASYARAKAT
BUDAYA POLITIK ELIT: terdiri dari kaum pelajar
sehingga memiliki pengaruh dan lebih berperan
dalam pemerintahan
BUDAYA POLITIK MASSA: kurang memahami politik
sehingga mudah terbawa arus
Menurut Hebert Feith, sistem politik di Indonesia di
dominasi oleh budaya politik aristokrat Jawa dan
wiraswasta Islam.
Menurut C. Geertz, di Indonesia terdapat budaya
politik priyayi, santri dan abangan.
BUDAYA POLITIK: PENGERTIAN
• Sikap orientasi warga negara terhadap sistem politik dan aneka
  ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara di
  dalam sistem itu ( G. A. Almond dan S. Verba )
• Sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap kehidupan
  pemerintahan negara dan politiknya ( Mochtar Masoed dan
  Colin MacAndrews )
• Konsep yang terdiri dari sikap, keyakinan, nilai - nilai dan
  ketrampilan yang sedang berlaku bagi seluruh anggota
  masyarakat, termasuk pola - pola kecenderungan khusus serta
  pola - pola kebiasaan yang terdapat pada kelompok -
  kelompok dalam masyarakat ( Almond dan Powell )
BUDAYA POLITIK: PENGERTIAN (lanjt)
• Budaya politik menunjuk pada orientasi dari
  tingkahlaku individu/masyarakat terhadap sistem
  politik.
• Orientasi politik tersebut terdiri dari 2 tingkat yaitu:
  di tingkat masyarakat dan di tingkat individu.
• Orientasi masyarakat secara keseluruhan tidak dapat
  dipisahkan dari otientasi individu. Menurut Almond
  dan Verba, masyarakat mengidentifikasi dirinya
  terhadap simbol-simbol dari lembaga-lembaga
  kenegaraan berdasarkan orientasi yang dimilikinya.
ORIENTASI POLITIK (Almond & Verba)
Orientasi kognitif, yaitu orientasi warga yang sifatnya
kognitif / pengetahuan, seperti pengetahuan,
wawasan, kepercayaan dan keyakinan warga
terhadap objek politik.
Orientasi afektif, yaitu orientasi warga negara yang
sifatnya afektif / sikap seperti sikap-sikap, nilai-nilai,
dan perasaan warga negara terhadap objek politik
Orientasi evaluatif, yaitu orientasi warga negara yang
sifatnya evaluatif / penilaian seperti pendapatan dan
penilaian warga terhadap suatu objek politik.
OBJEK POLITIK
… Adalah sasaran dari orientasi warga negara
  Objek politik umum atau sistem politik secara keseluruhan,
  meliputi : sejarah bangsa, simbol negara, wilayah negara,
  kekuasaan negara, konstitusi negara, dan hal lain dalam politik
  yang sifatnya umum.
  Objek politik input yaitu lembaga atau pranata politik.
  Lembaga yang ternasuk dalam kategori objek politik input
  antara lain : parpol, kelompok kepentingan, ormas, pers,
  dukungan dan tuntunan.
  Objek politik output yaitu lembaga atau pranata politik yang
  termasuk proses output dalam sistem politik. Misalnya :
  birokrasi, lembaga peradilan, kebijakan, putusan undang-
  undang dan peraturan..
BUDAYA POLITIK BERDASARKAN ORIENTASI POLITIK

Menurut Gabriel Almond dan Verba
klasifikasi Budaya Politik berdasarkan
orientasi politiknya terbagi atas:
• Budaya politik parokial

• Budaya politik kaula

• Budaya politik partisipan
BUDAYA DAN ORIENTASI POLITIK

                                   BUDAYA POLITIK


                        PAROKIAL   SUBJEK           PARTISIPAN


ORIENTASI   KOGNITIF         V
 POLITIK
            AFEKTIF                      V


            EVALUATIF                                     V
Budaya Politik Parokial
• Tingkat partisipasi politiknya
  sangat rendah, yang disebabkan
  faktor kognitif (pendidikan relatif
  rendah)
• Berlangsung dalam masyarakat
  tradisional
• Anggota masyarakat cenderung
  tidak terlalu menaruh minat
  terhadap obyek-obyek politik yang
  luas
• Kesadaran yang kurang menonjol
  dari anggota masyarakat dalam
  bidang politik
Budaya Politik Subjek/Kaula
• Masyarakat yang
  bersangkutan sudah
  relatif maju dalam
  pemahaman sebagai
  warga negara
• Memiliki perhatian
  terhadap sistem politik,
  tetapi partisipasi
  politiknya masih pasif
• Kesadaran sebagai aktor
  politik boleh dikatakan
  belum tumbuh
Budaya Politik Partisipan
Budaya politik yang ditandai dengan
kesadaran politik tinggi dimana anggota
masyarakat aktif dalam kehidupan
politik

Anggota-anggota masyarakatnya
cenderung memiliki orientasi yang nyata
terhadap sistem secara keseluruhan

Individu aktif (terjun langsung) dalam
perpolitikan
Bagan Orientasi Politik sebagai pembentuk tipe budaya politik
  (sumber: Gabrile A. Almond ; Sidney Verba, 1984, Budaya Politik, hlm. 19.)



                        DIMENSI ORIENTASI POLITIK


                                                 Pribadi
 ORIENTASI   obyek      Obyek      Obyek         sebagai           TIPE BUDAYA
  POLITIK    umum       input      output        obyek politik       POLITIK

Kognitif         0           0           0             0         Parochial

Afektif          1           0           1             0         Subjek (kaula)

Evaluatif        1           1           1             1         Partisipan
BENTUK – BENTUK PARTISIPASI POLITIK

Samuel Huntington dan Joan M. Nelson
mengidentifikasi 4 (empat) bentuk partisipasi
politik:
•   Kegiatan pemilihan
•   Lobbying
•   Kegiatan organisasi
•   Mencari koneksi
•   Tindakam kekerasan
PENGERTIAN SOSIALISASI POLITIK
• Proses bagaimana memperkenalkan sistem politik
  pada seseorang dan bagaimana seseorang tersebut
  menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya
  terhadap gejala-gejala politik (Michael Rush dan
  Phillip Althoff).
• Suatu proses perkembangan seseorang untuk
  mendapatkan orientasi-orientasi politik dan pola-
  pola tingkah lakunya (David Easton dan Jack Dennis).
• Proses pembentukan sikap dan orientasi politik
  anggota masyarakat (Ramlan Surbakti).
PENGERTIAN SOSIALISASI POLITIK (lanjt)
• Suatu proses belajar dimana setiap individu
  memperoleh orientasi-orientasi berupa keyakinan,
  perasaan dan komponen-komponen nilai
  pemerintahan dan kehidupan politik. Dari sudut
  pandang masyarakat, sosialisasi politik adalah cara
  memelihara atau mengubah kebudayaan politik (Jack
  Plano).
• Proses dimana sikap-sikap dan nilai-nilai politik
  ditanamkan kepada anak-anak sampai mereka
  dewasa dan orang-orang dewasa tersebut direkrut ke
  dalam peranan-peranan politik tertentu (Almond dan
  Powell).
MEKANISME SOSIALISASI BUDAYA POLITIK

    Menurut Robert Le Vine ada 3 (tiga) mekanisma
    pengembangan budaya politik:

•   Imitasi, proses sosialisasi melalui peniruan
    terhadap perilaku yang ditampilkan individu-
    individu lain.
•   Instruksi, mengacu pada proses sosialisasi
    melalui proses pembelajaran formal, informal
    maupun nonformal.
•   Motivasi, proses sosialisasi yang berkaitan
    dengan pengalaman individu.
Budaya politik yang memiliki sikap mental ABSOLUT
     Nilai-nilai kepercayaan yang
     dianggap selalu sempurna dan
     tak dapat diubah lagi
     Berawal dari tradisi
     Diterima tanpa sikap kritis
     Tradisi selalu dipertahankan,
     baik atau buruk
     Kesetiaan tidak memungkinkan
     pertumbuhan unsur baru
Budaya Politik yang memiliki sikap mental
               AKOMODATIF
  Terbuka dan bersedia menerima
  apa saja yang dianggap berharga

  Melepaskan ikatan tradisi

  Kritis terhadap diri sendiri

  Menilai tradisi berdasarkan
  perkembangan masa kini (
  menerima unsur baru)
Bagian VII
 DINAMIKA POLITIK
DAN KEPEMIMPINAN
DINAMIKA POLITIK

• Politik dimaknai sebagai:
        Ilmu (Science),
        Seni (Art), dan
      Permainan (Game)
POLITIK SEBAGAI ILMU
• Politik dilihat sebagai peristiwa/fenomena
  yang kemudian dikaji secara sistematis dengan
  metodologi ilmiah untuk membangun teori.
• Politisi dituntut untuk dapat berargumen.
• Argumen yang disampaikan mesti baik dan
  tertata.
• Argumen dibangun dengan basis pengetahuan
  dan pengalaman (sendiri maupun pengalaman
  orang lain).
POLITIK SEBAGAI SENI
• Jika politik itu seni kemungkinan, berarti
  berpolitik itu penuh inkonsistensi?
• “Pagi kedelai, sore tempe….”
• Politik itu soal kepentingan.
• “Tidak ada kawan atau lawan yang abadi. Yang
  ada adalah kepentingan…” (Lord Acton)
• Apa kepentingan anda berpolitik??!!
POLITIK SEBAGAI SENI
I. POLITICS IS THE ART OF POSSIBILITIES
Bagi yang sedang menuju kekuasaan….
- Apa yang tidak mungkin, menjadi mungkin
  dalam politik. Dari nothing, menjadi
  something. Dari nobody, menjadi somebody.
Bagi yang sedang berkuasa….
- Politik adalah seni memutuskan. Membuat
  kebijakan yang berdampak bagi masyarakat
  dan bermanfaat bagi kepemimpinannya.
POLITIK SEBAGAI PERMAINAN
• Dalam politik ada kompetisi dan pertarungan,
  dimana ada yang ‘kalah’ dan ada yang ‘menang’.
• Panggung politik adalah arena kontestasi para
  kontestan politik.
• Dalam konteks demokrasi (the only game in
  town—Linz and Stepan, 1996), pemilu adalah
  ajang membuktikan kekuatan para kontestan.
• Bagaimana dengan kecurangan dalam permainan
  politik?
• “Apakah selamanya politik itu kejam?”—Iwan Fals
PEMIMPIN POLITIK
• Dinamika politik (baik sebagai ilmu, seni, maupun
  permainan) terjadi di berbagai tingkat kehidupan
  sosial.
• Bagaimana pemimpin politik lahir dalam situasi ini?
• Bagaimana pemimpin politik mengembangkan
  pengaruh dan memperoleh dukungan?
• Bagaimana pemimpin politik mengambil keputusan
  dan membuat kebijakan secara efektif?
• Bagaimana pemimpin politik membangun nilai-nilai
  kebangsaan dan kenegaraan?
PEMIMPIN POLITIK
• “Kullukum raa’in wa kullukum mas’ulun an
  ra’iyyatihi…”
• Dalam interaksi antara pemimpin politik
  dengan masyarakat, apakah pemimpin yang
  membentuk masyarakat atau masyarakat yang
  menentukan karakter kepemimpinan?
GAYA KEPEMIMPINAN POLITIK
• Ada banyak gaya kepemimpinan politik yang
  dikaji. Namun, untuk saat ini hanya akan
  dibahas 2 gaya saja….
1. Solidarity Maker
2. Administrator
(Herbert Feith, 2006)
KEPEMIMPINAN POLITIK
• Kepemimpinan Politik dapat dipahami dalam 3
  persepktif
  – Kepemimpinan sebagai pola perilaku
     • Kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai
       tujuan yang diharapkan
  – Kepemimpinan sebagai kualitas personal
     • Kharisma sebagai kata kunci
  – Kepemimpinan sebagai nilai politik
     • Kemampuan menggerakkan orang lain dengan otoritas
       moral atau ideologis
                                     (Andrew Heywood, 2000)
Kompilasi Pokok Bahasan dan Bahan Belajar Sispolin 2012-2013

More Related Content

What's hot

Definisi Kebijakan Publik
Definisi Kebijakan PublikDefinisi Kebijakan Publik
Definisi Kebijakan Publiksiskamto
 
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahan
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahanModul 3 mengenal ilmu pemerintahan
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahanSri Suwanti
 
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKANTEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKANFahrul Azmi
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikTri Widodo W. UTOMO
 
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politikYusuf Abror
 
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...Siti Sahati
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanTri Widodo W. UTOMO
 
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikSiti Sahati
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakanMuh Firyal Akbar
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanZakiah dr
 
Pengantar Ilmu Pemerintahan
Pengantar Ilmu PemerintahanPengantar Ilmu Pemerintahan
Pengantar Ilmu PemerintahanMuhamad Yogi
 
6. saluran komunikasi politik
6. saluran komunikasi politik6. saluran komunikasi politik
6. saluran komunikasi politikintanips
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraKasmiah Ali
 
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3Ibrahim Doru
 

What's hot (20)

Materi Sistem Politik Indonesia
Materi Sistem Politik IndonesiaMateri Sistem Politik Indonesia
Materi Sistem Politik Indonesia
 
Definisi Kebijakan Publik
Definisi Kebijakan PublikDefinisi Kebijakan Publik
Definisi Kebijakan Publik
 
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahan
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahanModul 3 mengenal ilmu pemerintahan
Modul 3 mengenal ilmu pemerintahan
 
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKANTEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
TEORI-TEORI SIKLUS KEBIJAKAN
 
Kebijakan Publik
Kebijakan PublikKebijakan Publik
Kebijakan Publik
 
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan PublikAgenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
Agenda Setting & Perumusan Kebijakan Publik
 
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
(Paper v) pendekatan pendekatan ilmu politik
 
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
Hubungan antara administrasi negara dan kebijakan publik dalam kaitannya deng...
 
Agenda setting
Agenda settingAgenda setting
Agenda setting
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
 
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
 
3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan3 proses perumusan kebijakan
3 proses perumusan kebijakan
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi Kebijakan
 
Kebudayaan Dan Masyarakat (materi kuliah sosiologi)
Kebudayaan Dan Masyarakat (materi kuliah sosiologi)Kebudayaan Dan Masyarakat (materi kuliah sosiologi)
Kebudayaan Dan Masyarakat (materi kuliah sosiologi)
 
Pengantar Ilmu Pemerintahan
Pengantar Ilmu PemerintahanPengantar Ilmu Pemerintahan
Pengantar Ilmu Pemerintahan
 
6. saluran komunikasi politik
6. saluran komunikasi politik6. saluran komunikasi politik
6. saluran komunikasi politik
 
Public Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi NegaraPublic Policy dan Administrasi Negara
Public Policy dan Administrasi Negara
 
Sistem politik indonesia
Sistem politik indonesiaSistem politik indonesia
Sistem politik indonesia
 
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3
Analisis kebijakan dunn bab 2 dan3
 

Viewers also liked

Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)
Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)
Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)Raja Matridi Aeksalo
 
Analisis sistem politik
Analisis sistem politikAnalisis sistem politik
Analisis sistem politikbedhess
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastondinnianggra
 
Putting the wow into your school's wom, NYSAIS Presentation
Putting the wow into your school's wom, NYSAIS PresentationPutting the wow into your school's wom, NYSAIS Presentation
Putting the wow into your school's wom, NYSAIS PresentationRick Newberry
 
Retraining a racehorse
Retraining a racehorseRetraining a racehorse
Retraining a racehorseraquel63485
 
Distribution (1)
Distribution (1)Distribution (1)
Distribution (1)NShuttle
 
Eb86 b03f 666d-4a8d-90fda1142cd29dae
Eb86 b03f 666d-4a8d-90fda1142cd29daeEb86 b03f 666d-4a8d-90fda1142cd29dae
Eb86 b03f 666d-4a8d-90fda1142cd29daeCarlos Carvalho
 
Track2 -刘继伟--openstack in gamewave
Track2 -刘继伟--openstack in gamewaveTrack2 -刘继伟--openstack in gamewave
Track2 -刘继伟--openstack in gamewaveOpenCity Community
 
Globalizationofsport version 2
Globalizationofsport version 2Globalizationofsport version 2
Globalizationofsport version 2teamhumanities
 
Grammar book 2013 spring
Grammar book 2013 springGrammar book 2013 spring
Grammar book 2013 springraquel63485
 
Multimedia01
Multimedia01Multimedia01
Multimedia01Les Davy
 
Veiliger door gezond verstand - Presentatie Safe@schools 27 mei 2014
Veiliger door gezond verstand - Presentatie Safe@schools 27 mei 2014Veiliger door gezond verstand - Presentatie Safe@schools 27 mei 2014
Veiliger door gezond verstand - Presentatie Safe@schools 27 mei 2014B.A.
 
Pekkarinen: Luusereita, rebeleitä vai kingejä? Yhteisönäkökulma nuorten syrjä...
Pekkarinen: Luusereita, rebeleitä vai kingejä? Yhteisönäkökulma nuorten syrjä...Pekkarinen: Luusereita, rebeleitä vai kingejä? Yhteisönäkökulma nuorten syrjä...
Pekkarinen: Luusereita, rebeleitä vai kingejä? Yhteisönäkökulma nuorten syrjä...Kouluterveyskysely
 

Viewers also liked (20)

Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)
Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)
Sistem Politik Indonesia (A Basic Concept)
 
Analisis sistem politik
Analisis sistem politikAnalisis sistem politik
Analisis sistem politik
 
Sistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david eastonSistem & sistem politik menurut david easton
Sistem & sistem politik menurut david easton
 
Metodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahanMetodologi ilmu pemerintahan
Metodologi ilmu pemerintahan
 
ใบงานม.3
ใบงานม.3ใบงานม.3
ใบงานม.3
 
Putting the wow into your school's wom, NYSAIS Presentation
Putting the wow into your school's wom, NYSAIS PresentationPutting the wow into your school's wom, NYSAIS Presentation
Putting the wow into your school's wom, NYSAIS Presentation
 
Retraining a racehorse
Retraining a racehorseRetraining a racehorse
Retraining a racehorse
 
Distribution (1)
Distribution (1)Distribution (1)
Distribution (1)
 
Open stack@netease
Open stack@neteaseOpen stack@netease
Open stack@netease
 
Guide leaving your small business
Guide leaving your small businessGuide leaving your small business
Guide leaving your small business
 
Eb86 b03f 666d-4a8d-90fda1142cd29dae
Eb86 b03f 666d-4a8d-90fda1142cd29daeEb86 b03f 666d-4a8d-90fda1142cd29dae
Eb86 b03f 666d-4a8d-90fda1142cd29dae
 
Track2 -刘继伟--openstack in gamewave
Track2 -刘继伟--openstack in gamewaveTrack2 -刘继伟--openstack in gamewave
Track2 -刘继伟--openstack in gamewave
 
01 04 wh_chris_walker
01 04 wh_chris_walker01 04 wh_chris_walker
01 04 wh_chris_walker
 
Globalizationofsport version 2
Globalizationofsport version 2Globalizationofsport version 2
Globalizationofsport version 2
 
Grammar book 2013 spring
Grammar book 2013 springGrammar book 2013 spring
Grammar book 2013 spring
 
Multimedia01
Multimedia01Multimedia01
Multimedia01
 
Veiliger door gezond verstand - Presentatie Safe@schools 27 mei 2014
Veiliger door gezond verstand - Presentatie Safe@schools 27 mei 2014Veiliger door gezond verstand - Presentatie Safe@schools 27 mei 2014
Veiliger door gezond verstand - Presentatie Safe@schools 27 mei 2014
 
Festa della madre della salvezza (mini book)
Festa della madre della salvezza (mini book)Festa della madre della salvezza (mini book)
Festa della madre della salvezza (mini book)
 
Dskp rbt tahun 6
Dskp rbt tahun 6Dskp rbt tahun 6
Dskp rbt tahun 6
 
Pekkarinen: Luusereita, rebeleitä vai kingejä? Yhteisönäkökulma nuorten syrjä...
Pekkarinen: Luusereita, rebeleitä vai kingejä? Yhteisönäkökulma nuorten syrjä...Pekkarinen: Luusereita, rebeleitä vai kingejä? Yhteisönäkökulma nuorten syrjä...
Pekkarinen: Luusereita, rebeleitä vai kingejä? Yhteisönäkökulma nuorten syrjä...
 

Similar to Kompilasi Pokok Bahasan dan Bahan Belajar Sispolin 2012-2013

Similar to Kompilasi Pokok Bahasan dan Bahan Belajar Sispolin 2012-2013 (20)

ANSOS
ANSOSANSOS
ANSOS
 
ANSOS
ANSOSANSOS
ANSOS
 
Pip pertemuan ke 1
Pip pertemuan ke 1Pip pertemuan ke 1
Pip pertemuan ke 1
 
Konsep dasar politik
Konsep dasar politikKonsep dasar politik
Konsep dasar politik
 
Konsep dasar politik
Konsep dasar politikKonsep dasar politik
Konsep dasar politik
 
Bab 1 budaya_politik
Bab 1 budaya_politikBab 1 budaya_politik
Bab 1 budaya_politik
 
BUDAYA_POLITIK.ppt
BUDAYA_POLITIK.pptBUDAYA_POLITIK.ppt
BUDAYA_POLITIK.ppt
 
Tm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesiaTm 02 sistem politik indonesia
Tm 02 sistem politik indonesia
 
Otonomi dan desentralisasi Budaya P.pptx
Otonomi dan desentralisasi Budaya P.pptxOtonomi dan desentralisasi Budaya P.pptx
Otonomi dan desentralisasi Budaya P.pptx
 
Bab i budaya pol di ind 2
Bab i budaya pol di ind 2Bab i budaya pol di ind 2
Bab i budaya pol di ind 2
 
PKN Kd. 6.1
PKN Kd. 6.1PKN Kd. 6.1
PKN Kd. 6.1
 
Pip pertemuan ke 5
Pip pertemuan ke 5Pip pertemuan ke 5
Pip pertemuan ke 5
 
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakatMakalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
Makalah pemilu dan pendidikan partai politik masyarakat
 
Sistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesiaSistem politik di indonesia
Sistem politik di indonesia
 
sist-180329055536.pdf
sist-180329055536.pdfsist-180329055536.pdf
sist-180329055536.pdf
 
Sistim Sosial Politik
Sistim Sosial PolitikSistim Sosial Politik
Sistim Sosial Politik
 
Bab i budaya pol di ind
Bab i budaya pol di indBab i budaya pol di ind
Bab i budaya pol di ind
 
5. macam sistem politik
5. macam sistem politik5. macam sistem politik
5. macam sistem politik
 
Silabus mata kuliah spi unsera 2011
Silabus mata kuliah spi   unsera 2011Silabus mata kuliah spi   unsera 2011
Silabus mata kuliah spi unsera 2011
 
Sistem politik
Sistem politikSistem politik
Sistem politik
 

More from Zainal Muttaqin

(Bukan) Kapsel IP; Alumni IP Unpad di NGO
(Bukan) Kapsel IP; Alumni IP Unpad di NGO(Bukan) Kapsel IP; Alumni IP Unpad di NGO
(Bukan) Kapsel IP; Alumni IP Unpad di NGOZainal Muttaqin
 
Ps - persiapan public speaking
Ps - persiapan public speakingPs - persiapan public speaking
Ps - persiapan public speakingZainal Muttaqin
 
PS - the delivery of public speaking
PS - the delivery of public speakingPS - the delivery of public speaking
PS - the delivery of public speakingZainal Muttaqin
 
PS - an intro to public speaking -
PS - an intro to public speaking -PS - an intro to public speaking -
PS - an intro to public speaking -Zainal Muttaqin
 
PS - the principals of PS delivery
PS - the principals of PS deliveryPS - the principals of PS delivery
PS - the principals of PS deliveryZainal Muttaqin
 
PS - sejarah public speaking
PS - sejarah public speakingPS - sejarah public speaking
PS - sejarah public speakingZainal Muttaqin
 
Silabus mata kuliah pip unsera 2011
Silabus mata kuliah pip   unsera 2011Silabus mata kuliah pip   unsera 2011
Silabus mata kuliah pip unsera 2011Zainal Muttaqin
 

More from Zainal Muttaqin (7)

(Bukan) Kapsel IP; Alumni IP Unpad di NGO
(Bukan) Kapsel IP; Alumni IP Unpad di NGO(Bukan) Kapsel IP; Alumni IP Unpad di NGO
(Bukan) Kapsel IP; Alumni IP Unpad di NGO
 
Ps - persiapan public speaking
Ps - persiapan public speakingPs - persiapan public speaking
Ps - persiapan public speaking
 
PS - the delivery of public speaking
PS - the delivery of public speakingPS - the delivery of public speaking
PS - the delivery of public speaking
 
PS - an intro to public speaking -
PS - an intro to public speaking -PS - an intro to public speaking -
PS - an intro to public speaking -
 
PS - the principals of PS delivery
PS - the principals of PS deliveryPS - the principals of PS delivery
PS - the principals of PS delivery
 
PS - sejarah public speaking
PS - sejarah public speakingPS - sejarah public speaking
PS - sejarah public speaking
 
Silabus mata kuliah pip unsera 2011
Silabus mata kuliah pip   unsera 2011Silabus mata kuliah pip   unsera 2011
Silabus mata kuliah pip unsera 2011
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 

Kompilasi Pokok Bahasan dan Bahan Belajar Sispolin 2012-2013

  • 1. KOMPILASI POKOK BAHASAN DAN BAHAN KULIAH SISTEM POLITIK INDONESIA Semester Ganjil TA 2012-2013 Program Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Serang Raya Pengampu MK: Zainal Muttaqin, S.IP UNSERA 2012
  • 2. Bagian I PENGANTAR MK SISTEM POLITIK INDONESIA
  • 3. KONTRAK BELAJAR • Prasyarat: LULUS MK Pengantar Ilmu Politik • Jumlah Pertemuan: 12-14 kali • Buku-buku rujukan, diantaranya: – Almons, G.A dan Sidney Verba. 1963. Civic Culture. The Princeton University – Apter, David E. 1985. Pengantar Analisa Politik. Jakarta: Rajawali Press – Budiardjo, Miriam. 2002. Dasar-Dasar ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama – Dahl, Robert A. 1980. Analisa Politik Modern. Jakarta: Dewaruci Press – Easton, David. 1988. Kerangka Kerja Analisa Sistem Politik. Jakarta: Bina Aksara – Gaffar, Affan. 2002. Politik Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar – Kantaprawira, Rusadi. 1992. Sistem Politik Indonesia. Bandung: Sinar baru – Nugroho, Riant dan Tri Hanurita. 2005. Tantangan Indonesia. Jakarta; Elex Media – Sanit, Arbi. 2004. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Rajawali Press – Syafi’I, Inu Kencana. 2002. Sistem Politik Indonesia. Bandung: Refika
  • 4. Lanjutan KONTRAK BELAJAR • Komponen nilai: – UAS (close book): 40 % – UTS (open book): 25 % – Tugas dan Quiz: 20 % – Dinamika Kelas: 15 % • Ketentuan Tugas: – Critical Review / CR (Ulasan Kritis): perorangan, 1 halaman (diketik rapih, kertas ukuran A4, huruf standar, spasi 1,5 – 2, tanpa jilid/cover, dikumpulkan pada hari yang ditentukan) – Tugas Kelompok / TK: maksimal 5 orang, 10 Halaman, dikumpulkan sebelum UAS (sistematika makalah, diketik rapih, kertas ukuran A4, huruf standar, spasi 1,5 – 2, memakai jilid/cover, dikumpulkan pada hari yang ditentukan) • Frekuensi kehadiran dan pakaian/penampilan sebaiknya mengikuti aturan kampus dan kepantasan umum. • Nilai akhir bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat. Kecuali terbukti terdapat kekeliruan dalam proses penghitungan nilai. • Selama proses belajar, diharapkan saling menjaga kenyaman dan ketertiban.
  • 5. MEMAHAMI SISTEM POLITIK INDONESIA dengan Analisis Divergen: Sistem, Sistem Politik, Indonesia, Politik Indonesia, Sistem Politik Indonesia. DIVERGEN: Pola pikir menyebar/melebar. Kita membelah setiap makna yang mungkin kita gali untuk menemukan pemahaman yang lebih luas dan menyeluruh KONVERGEN: Pola pikir memusat/terfokus. Kita mengarahkan pikiran hanya pada makna tertentu yang ingin kita temukan ANALISIS DIVERGEN KONVERGEN
  • 6. SISTEM • Secara umum, Sistem adalah: – Suatu kesatuan/himpunan.. – ..yang terbentuk dari beberapa unsur/elemen.. – ..yang berinterrelasi dan interdependensi.. – ..untuk mewujudkan tujuan bersama.. – ..dalam lingkungan yang kompleks. • Davies dan Lewis (1971) menambahkan cakupan: – Suatu cara yang mekanismenya berpatron (berpola) dan konsisten, bahkan sering bersifat otomatis (servo- mechanism)…
  • 7. SISTEM POLITIK • David Easton (1953): – Berbagai macam kegiatan dan proses dari struktur dan fungsi politik yang bekerja dalam suatu unit/kesatuan yang utuh. • Sistem Politik adalah sebuah pendekatan Hutan dan pohon • Sistem Politik = Negara
  • 8. POLITIK • POLIS POLITIC POLITIK • Robert Dahl (1978): – Pola yang langgeng dari hubungan manusia dengan manusia lainnya yang melibatkan, secara amat signifikan dan luas, kekuasaan, pengaruh, kendali/pengaturan, dan kewenangan. • Miriam Budiardjo: – Pengertian Politik meliputi: Negara, Kekuasaan, Pengambilan Keputusan, Kebijakan Publik, Pembagian/Alokasi • Hakikat Politik: Kekuasaan – Penguasa – Hubungan Kekuasaan – Kuasaan
  • 9. SISTEM POLITIK INDONESIA • Sistem Politik (di) Indonesia – Sistem Politik yang… • Pernah berlaku • Sedang berlaku • Berlaku selama eksistensi negara indonesia hingga detik ini. • Sistem Politik Indonesia adalah mekanisme kekuasaan yang dikategoikan dan berfungsi sesuai dengan dasar negara, ketentuan konstitusional, maupun nilai-nilai dalam masyarakat Indonesia secara riil
  • 10. Sistem Politik PAROKIAL KULTUR KAULA POLITIK SISTEM PARTISIPATIF POLITIK FORMAL STRUKTUR POLITIK INFORMAL
  • 11. Bagian II Kerangka Kerja Sistem Politik
  • 12. LAHIRNYA PENDEKATAN SISTEM • Pendekatan sistem politik ditujukan untuk memberi penjelasan yang bersifat ilmiah terhadap fenomena politik. • Pendekatan sistem politik dimaksudkan juga untuk menggantikan pendekatan klasik ilmu politik yang hanya mengandalkan analisis pada NEGARA dan KEKUASAAN. • Pendekatan sistem politik diinspirasikan oleh sistem yang berjalan pada makhluk hidup (dari disiplin biologi).
  • 13. MASYARAKAT SISTEM POLITIK • Dalam pendekatan sistem politik, masyarakat adalah konsep induk oleh sebab sistem politik hanya merupakan salah satu dari sistem-sistem lain yang ada di masyarakat seperti sistem ekonomi, sistem sosial dan budaya, sistem kepercayaan dan lain sebagainya. • Sistem politik sendiri merupakan abstraksi (realitas yang diangkat ke alam konsep) dari kondisi real kondisi perpolitikan di suatu masyarakat.
  • 14. REALITAS MULTI SISTEM • Seperti telah dijelaskan, suatu masyarakat tidak hanya terdiri atas satu sistem (misalnya sistem politik saja), melainkan terdiri atas multi sistem. • Sistem yang biasanya dipelajari kinerjanya adalah sistem politik, sistem ekonomi, sistem agama, sistem sosial, atau sistem budaya-psikologi. • Dari aneka jenis sistem yang berbeda tersebut, ada persamaan maupun perbedaan. • Perbedaan berlingkup pada dimensi ontologis (hal yang dikaji). • Sementara persamaan berlingkup pada variabel-variabel (konsep yang diukur) yang biasanya sama antara satu sistem dengan lainnya.
  • 15. VARIABEL KUNCI • Untuk memahami sistem politik Indonesia, layaknya kita memahami sistem-sistem lain, maka harus kita ketahui beberapa variabel kunci. • Variabel-variabel kunci dalam memahami sebuah sistem adalah: – struktur, fungsi, aktor, nilai, norma, tujuan, input, output, respon, dan umpan balik.
  • 16. DAVID EASTON The Political System (1953) • Sistem adalah kesatuan dari seperangkat struktur yang memiliki fungsi masing-masing yang bekerja untuk mencapai tujuan tertentu. • Sistem politik adalah kesatuan dari seperangkat struktur politik yang memiliki fungsi masing-masing yang bekerja untk mencapai tujuan suatu negara.
  • 17. POLITIK MENURUT EASTON • Easton menerjemahkan politik sebagai "proses alokasi nilai dalam masyarakat secara otoritatif." • Pengertian politik sebagai alokasi nilai yang bersifat otoritatif ini menandai 2 tahap pembentukan teori sistem politiknya. • Perhatian pada nilai sebagai komoditas yang dinegosiasikan di dalam masyarakat merupakan titik awal berlangsungnya suatu proses politik. • Namun, proses alokasi nilai ini tidaklah dilakukan secara sembarang atau oleh siapa saja melainkan oleh lembaga-lembaga masyarakat yang memiliki kewenangan untuk itu.
  • 18. ATRIBUT DALAM KAJIAN SISTEM POLITIK • Easton juga menggariskan 4 atribut yang perlu diperhatikan dalam mengkaji sistem politik. Keempat atribut tersebut adalah : 1. Unit-unit dan batasan-batasan suatu sistem politik 2. Input - Output 3. Diferensiasi dalam Sistem 4. Integrasi dalam Sistem
  • 19. ATRIBUT DALAM KAJIAN SISTEM POLITIK 1. Unit-unit dan batasan-batasan suatu sistem politik • Di dalam kerangka kerja suatu sistem politik, terdapat unit- unit yang satu sama lain saling berkaitan dan saling bekerja sama untuk mengerakkan roda kerja sistem politik. • Unit-unit ini adalah lembaga-lembaga yang sifatnya otoritatif untuk menjalankan sistem politik seperti legislatif, eksekutif, yudikatif, partai politik, lembaga masyarakat sipil, dan sejenisnya. • Unit-unit ini bekerja di dalam batasan sistem politik, misalnya cakupan wilayah negara atau hukum, wilayah tugas, dan sebagainya.
  • 20. ATRIBUT DALAM KAJIAN SISTEM POLITIK 2. Input-output • INPUT merupakan masukan dari masyarakat ke dalam sistem politik. • Input yang masuk dari masyarakat ke dalam sistem politik berupa tuntutan dan dukungan. – TUNTUTAN secara sederhana dijelaskan sebagai seperangkat kepentingan yang belum dialokasikan secara merata oleh sistem politik kepada sekelompok masyarakat yang ada di dalam cakupan sistem politik. – DUKUNGAN merupakan upaya dari masyarakat untuk mendukung keberadaan sistem politik agar terus berjalan. • OUTPUT adalah hasil kerja sistem politik yang berasal baik dari tuntutan maupun dukungan masyarakat. • Output terbagi dua yaitu keputusan dan tindakan yang biasanya dilakukan oleh pemerintah. – KEPUTUSAN adalah pemilihan satu atau beberapa pilihan tindakan sesuai tuntutan atau dukungan yang masuk. – TINDAKAN adalah implementasi konkrit pemerintah atas keputusan yang dibuat.
  • 21. ATRIBUT DALAM KAJIAN SISTEM POLITIK 3. Diferensiasi dalam sistem • Sistem yang baik haruslah memiliki diferensiasi (pembedaan/pemisahan) kerja. • Di masa modern adalah tidak mungkin satu lembaga dapat menyelesaikan seluruh masalah. • Misalkan saja dalam pembuatan undang-undang pemilihan umum di Indonesia, tidak bisa cukup Komisi Pemilihan Umum saja yang merancang kemudian mengesahkan. DPR, KPU, lembaga kepresidenan, partai politik dan masyarakat umum dilibatkan dalam pembuatan undang-undangnya. Meskipun bertujuan sama yaitu memproduksi undang-undang partai politik, lembaga-lembaga tersebut memiliki perbedaan di dalam fungsi pekerjaannya.
  • 22. ATRIBUT DALAM KAJIAN SISTEM POLITIK 4. Integrasi dalam sistem • Meskipun dikehendaki agar memiliki diferensiasi (pembedaan atau pemisahan), suatu sistem tetap harus memperhatikan aspek integrasi. • Integrasi adalah keterpaduan kerja antar unit yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama. • Undang-undang Pemilihan Umum tidak akan diputuskan serta ditindaklanjuti jika tidak ada kerja yang terintegrasi antara DPR, Kepresidenan, KPU, Partai Politik dan elemen-elemen masyarakat.
  • 23.
  • 24.
  • 25. PENJELASAN KERANGKA KERJA SISTEM POLITIK DAVID EASTON • Dalam gambar diatas, Easton memisahkan sistem politik dengan masyarakat secara keseluruhan oleh sebab menurut Easton sistem politik adalah suatu sistem yang berupaya mengalokasikan nilai- nilai di tengah masyarakat secara otoritatif, dan ini hanya dilakukan oleh lembaga-lembaga yang memiliki kewenangan. • Suatu sistem politik bekerja untuk menghasilkan suatu keputusan (decision) dan tindakan (action) yang disebut kebijakan (policy) guna mengalokasikan nilai.
  • 26. PENJELASAN KERANGKA KERJA SISTEM POLITIK DAVID EASTON (lanjutan…) • Unit-unit dalam sistem politik menurut Easton adalah tindakan politik (political actions) misalnya pembuatan UU, pengawasan DPR terhadap Presiden, tuntutan elemen masyarkat terhadap pemerintah, dan sejenisnya. • Dalam ”awal” kerjanya, sistem politik memperoleh masukan dari unit input.
  • 27. PENJELASAN KERANGKA KERJA SISTEM POLITIK DAVID EASTON (lanjutan…) • Input adalah "pemberi makan" sistem politik. Input terdiri atas dua jenis: Tuntutan dan dukungan. • Tuntutan dapat muncul baik dalam sistem politik maupun dari lingkungan (intra dan extrasocietal). Tuntutan yang sudah terstimulasi kemudian menjadi garapan pihak-pihak di dalam sistem politik yang bersiap untuk menentukan masalah yang penting untuk didiskusikan melalui saluran- saluran yang ada di dalam sistem politik. • Di sisi lain, dukungan (support) merupakan tindakan atau orientasi untuk melestarikan ataupun menolak sistem politik. Jadi, secara sederhana dapat disebutkan bahwa dukungan memiliki 2 corak yaitu positif (meneruskan) dan negatif (menolak) kinerja sebuah sistem politik.
  • 28. PENJELASAN KERANGKA KERJA SISTEM POLITIK DAVID EASTON (lanjutan…) • Setelah tuntutan dan dukungan diproses di dalam sistem politik, keluarannya disebut sebagai output • Menurut Easton Output berkisar pada 2 bentuk yaitu keputusan (decision) dan tindakan (action). • Output ini pada kondisi lebih lanjut akan memunculkan feedback (umpan balik) baik dari kalangan dalam sistem politik maupun lingkungan. • Reaksi ini akan diterjemahkan kembali ke dalam format tuntutan dan dukungan, dan secara lebih lanjut meneruskan kinerja sistem politik. • Demikian proses kerja ini berlangsung dalam pola SIKLIS.
  • 29. Bagian III PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL (PEMIKIRAN GABRIEL A. ALMOND)
  • 30. PENDEKATAN DALAM ILMU POLITIK • Pendekatan dalam ilmu politik bertujuan untuk memberi penjelasan yang bersifat ilmiah terhadap fenomena politik. • Pendekatan sistem politik dimaksudkan untuk menggantikan pendekatan klasik ilmu politik yang hanya mengandalkan analisis pada negara dan kekuasaan (pendekatan kelembagaan/institusionalisme).
  • 31. PENDEKATAN SISTEM POLITIK • Pengertian sistem politik menurut David Easton masih memegang posisi kunci dalam studi politik. • Pengertian struktural fungsional dari Gabriel Almond mempertajam konsep David Easton tersebut. • Sistem adalah kesatuan seperangkat struktur yang memiliki fungsi masing-masing yang bekerja untuk mencapai tujuan tertentu. • Sistem politik adalah kesatuan (kolektivitas) seperangkat struktur politik yang memiliki fungsi masing-masing yang bekerja untuk mencapai tujuan sistem politik/negara.
  • 32. VARIABEL KUNCI PENDEKATAN SISTEM • Untuk memahami sistem politik Indonesia, layaknya kita memahami sistem-sistem lain, maka harus kita ketahui beberapa variabel kunci. • Variabel-variabel kunci dalam memahami sebuah sistem adalah: Struktur, Tujuan, Fungsi, Input, Aktor, Output, Nilai, Respon, dan Norma, Umpan balik.
  • 33. PENDEKATAN STRUKTURAL-FUNGSIONAL GABRIEL A. ALMOND • Pada tahun 1956 – sekitar tiga tahun setelah David Easton meluncurkan karyanya The Political System tahun 1953 - Gabriel Abraham Almond menerapkan teori sistem dari Easton tersebut atas sistem politik suatu bangsa. • Almond melakukan sejumlah modifikasi atas teori Easton. • Jika Easton membangun suatu grand theory, maka Almond membangun suatu middle-range theory. • Paradigma Struktural Fungsional pada dasarnya adalah cara pandang mengenai sebuah fungsi struktur. Asumsi dasarnya adalah bagaimana menciptakan sebuah kondisi agar bisa berjalan secara dinamis dan harmonis (EQUILIBRIUM).
  • 34. PENDEKATAN STRUKTURAL-FUNGSIONAL GABRIEL A. ALMOND • Bagi Almond, sistem politik adalah totalitas interaksi antar unit-unit yang ada di dalamnya. Interaksi tersebut tidak hanya sebatas pada lembaga-lembaga (aktor-aktor) politik formal melainkan pula informal. • Dapat dibayangkan pengaruh politik struktur-struktur non formal, seperti: – M. Amien Rais dan K. H. Abdurrachman Wahid yang mewakili Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama dalam pentas politik Indonesia, – Pakubuwana secara spiritual bagi politik di tanah Jawa. – Uskup Bello saat Timor Timur masih berada di wilayah Indonesia, • Easton menghindari kajian atas struktur-struktur seperti ini sementara Almond justru mengapresiasi signifikansinya.
  • 35. PENDEKATAN STRUKTURAL-FUNGSIONAL GABRIEL A. ALMOND • Dalam Comparative Polititical System (1956) Almond mengajukan tiga asumsi yang harus dipertimbangkan dalam kajian sistem politik: – Sistem menandai totalitas interaksi di antara unit-unitnya dan keseimbangan di dalam sistem selalu berubah; – Hal penting dalam sistem politik bukan semata-mata lembaga formal (suprastruktur), melainkan juga struktur informal (infrastruktur) serta peran yang dijalankannya; dan – Budaya politik adalah kecenderungan utama dalam sistem politik, di mana budaya inilah yang membedakan satu sistem politik dengan sistem politik lain.
  • 36. PENDEKATAN STRUKTURAL-FUNGSIONAL GABRIEL A. ALMOND • Pada tahap selanjutnya, Almond – kini bersama James Coleman dalam The Political of the Developing Areas (1963) – berusaha menghindari terjebaknya analisa sistem politik hanya pada kajian kontitusi ataupun lembaga politik formal. • Almond dan Coleman kemudian mengarahkannya pada struktur serta fungsi yang dijalankan masing-masing unit politik dalam sistem politik. • Almond memperkenalkan konsep fungsi guna menggantikan konsep power, sementara konsep struktur digunakannya untuk mengganti konsep lembaga politik formal.
  • 37. BUDAYA POLITIK • Kecenderungan orientasi politik individu atas sistem politik – atau biasa disebut budaya politik – juga berbeda baik antar negara atau bahkan di dalam negara itu sendiri. • Menurut Almond bersama Sidney Verba (The Civic Culture: Political Attitudes and Democracy in Five Nations, 1963), budaya politik terdiri atas komponen-komponen: – Kognitif (pengetahuan dan kepercayaan tentang realitas politik), – Afektif (rasa penghargaan atas politik), dan – Evaluatif (komitmen atas nilai-nilai politik); • Budaya politik adalah hasil sosialisasi politik di masa kanak-kanak, pendidikan, terpaan media, dan akibat sentuhan pengalaman di masa dewasa sehubungan kinerja sosial dan ekonomi yang ditunjukkan pemerintah. • Pada perkembangannya, konsep budaya politik ini semakin populer dan luas digunakan para peneliti di dunia termasuk Indonesia.
  • 40. SKEMA SISTEM POLITIK ALMOND • Melalui skema di atas Almond membagi sistem politik ke dalam tiga level. • LEVEL PERTAMA terdiri atas enam fungsi konversi yaitu: – (1) artikulasi kepentingan (penyampaian tuntutan dan dukungan); – (2) agregasi kepentingan (pengelompokan ataupun pengkombinasian aneka kepentingan ke dalam wujud rancangan undang-undang); – (3) komunikasi politik; – (4) pembuatan peraturan (pengkonversian rancangan undang-undang menjadi undang- undang atau peraturan lain yang sifatnya mengikat); – (5) pelaksanaan peraturan (penerapan aturan umum undang-undang dan peraturan lain ke tingkat warganegara), dan; – (6) pengawasan peraturan (pengawasan jalannya penerapan undang-undang di kalangan warganegara). • Fungsi nomor satu hingga tiga berhubungan dengan tuntutan dan dukungan yang masuk melalui mekanisme input • Sementara fungsi nomor empat hingga enam berada di sisi keluaran (output) berupa keputusan serta tindakan.
  • 42. SKEMA SISTEM POLITIK ALMOND • LEVEL KEDUA dari aktivitas sistem politik terletak pada fungsi-fungsi kemampuan. – Kemampuan suatu sistem politik menurut Almond terdiri atas kemampuan regulatif, ekstraktif, distributif, simbolis, dan responsif. • LEVEL KETIGA ditempati oleh fungsi maintenance (pemeliharaan) dan adaptasi. – Kedua fungsi ini ditempati oleh sosialisasi dan rekrutmen politik.
  • 44. SKEMA SISTEM POLITIK ALMOND • Teori sistem politik Gabriel A. Almond lebih memperjelas maksud dari David Easton dalam menjelaskan kinerja suatu sistem politik yang tidak sebatas kajian struktur, namun dilengkapi dengan kajian fungsi. • Melalui Gabriel A. Almond, pendekatan struktural fungsional mulai mendapat tempat di dalam analisis kehidupan politik suatu negara.
  • 46. SISTEM POLITIK • Ada beberapa isu utama ketika melihat kebijakan publik dalam sistem politik; – Proses (mekanisme) kebijakan; mulai dari agenda hingga perubahan kebijakan – Stakeholder (pemangku kepentingan) dalam proses kebijakan – Determinasi Kekuasaan dan Pasar – Partisipasi publik
  • 47. Proses Kebijakan • Proses kebijakan sebagai input dan output dalam Parsons (2005); INPUT KEBIJAKAN OUTPUT Persepsi/identifikasi Regulasi Aplikasi Organisasi Distribusi Penguatan Permintaan Redistribusi Interpretasi Dukungan Kapitalisasi Evaluasi apathy Kekuasaan etis Legitimasi Modifikasi
  • 48. Proses Kebijakan • Sebagai sebuah proses, kebijakan adalah sebuah rangkaian kegiatan dari: – agenda kebijakan, – analisis kebijakan, – formulasi kebijakan, – implementasi kebijakan, – evaluasi kebijakan, – perubahan kebijakan, dan – penghentian kebijakan
  • 49. Proses Kebijakan MASALAH PENGHENTIAN AGENDA SETTING PERUBAHAN KEBIJAKAN FORMULASI EVALUASI IMPLEMENTASI
  • 50. Kritik Terhadap (Pendekatan) Proses • Tahapan (proses) kebijakan ini sering disebut dengan pendekatan textbook • Pendekatan seperti ini dapat membuat simplifikasi terhadap realitas dunia nyata yang kompleks • Mengacu pada Parsons (2001); membayangkan kebijakan publik dapat direduksi menjadi tahap-tahap yang terlalu sederhana mengandung “cacat” metodologis yang serius
  • 51. Kelemahan Pendekatan Textbook • ..... • Pendekatan ini menganggap ciri kebijakan publik adalah kebijakan top down dan gagal menjelaskan peran aktor “jalanan” dan aktor lainnya • Gagasan siklus kebijakan ini mengabaikan dunia nyata dalam pembuatan kebijakan yang melibatkan berbagai level pemerintahan dan siklus yang saling berinteraksi • .....
  • 52. Faktor yang Mempengaruhi Proses • Terkait dengan kritik terhadap pendekatan textbook, maka perlu dipahami bahwa proses kebijakan tidak dapat diasumsikan berjalan dalam “ruang hampa”, hanya bersifat teknis • Terdapat kompleksitas faktor yang mempengaruhi dinamika proses (daftar di bawah bersifat tidak diklasifikasi); – Kepentingan stakeholder – Sistem politik (terkait pula dengan kekuasaan & ideologi) – Birokrasi – Paradigma – Gerakan sosial
  • 53. POWER (1) • Isu penting dalam Studi Kebijakan, sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses kebijakan • Sistem politik, dalam kenyataannya adalah sistem kekuasaan • Mencari Power untuk mengatasi keter-batas-an – Kemampuan mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu yang diinginkan – Kepemilikan sumber daya, diskursus
  • 54. POWER (2) • Giddens (dalam Arts dan Tatenhove, 2004: 347) – The capacity of agents to achieve outcomes in social practices • Arts dan Tatenhove (2004: 347) – Power is the organisasional and discursive capacity of agencies, either in competition with one another or jointly, to achieve outcomes in social practices, a capacity which is however co-determined by the structural power of the social institutions in which these agencies are embedded
  • 55. Sistem Politik • Grindle, 1980 (dalam Robinson, 1998) mengatakan, ada dua sistem politik yang kemudian berpengaruh terhadap bentuk dan karakter kebijakan publik, yaitu: – Sistem politik tertutup, dan – Sistem politik terbuka
  • 56. Sistem Politik • Sistem politik tertutup dicirikan dengan gaya pengambilan kebijakan yang sentralistik dan tidak responsif – Rezim otoritarian – Sistem komunis • Sistem politik terbuka bercirikan desentralisasi, konsultatif, dan responsif – Demokrasi – Governance process
  • 57. TEORI (1) • PLURALIS – Menekankan keterlibatan publik dalam pengambilan keputusan sebagai wadah intrinsik demokrasi, di mana kelompok-kelompok kepentingan yang saling berkompetisi berupaya mempengaruhi kebijakan publik sesuai dengan kepentingannya • ELIT – Proses kebijakan adalah domain elit, dalam hal ini kelompok bisnis, militer dan elit politik, serta birokrasi
  • 58. TEORI (2) • GOOD GOVERNANCE – Proses kebijakan melibatkan setidaknya segitiga negara, swasta dan masyarakat sipil. • NEW PUBLIC MANAGEMENT – Proses kebijakan berciri swasta, untuk alasan efektifitas dan efisiensi
  • 59. PERAN SISTEM POLITIK/NEGARA? • Governance Process dan New Public Management adalah dua perkembangan yang dipengaruhi oleh ideologi pasar (neo- liberalisme) • Kebijakan publik diarahkan diselenggarakan dengan dan lebih berorientasi kepada mekanisme pasar • Oleh karenanya, dalam pandangan penganut paham neo-liberalisme, konsep negara ideal adalah negara yang minimalis
  • 60. Bagian V NEGARA DAN MASYARAKAT SIPIL
  • 61. Alexis-Charles-Henri Clérel de Tocqueville (July 29, 1805–April 16, 1859) Toqueville memperkenalkan 3 Beliau berpendapat bahwa bagian masyarakat: unsur-unsur politik dari 1. Negara; parlemen, pengadilan, birokrasi dan organisasi-organisasi tentara. masyarakat sipil memudahkan 2. Pasar; arena aktifitas kesadaran yang lebih baik dan ekonomi pribadi, dan rakyat yang lebih tercerahkan, 3. Masyarakat Sipil; partai, yang bisa memilih dg lebih baik opini publik, gereja, dalam voting, berpartisipasi perbaikan moral, kesastraan, masyarakat dalam Politics, dan memastikan ilmiah, profesional, dan pemerintah yang lebih asosiasi rekreasional. bertanggung jawab.
  • 62. Pengertian konsep: belajar dari New Zealand http://www.maxim.org.nz/main_pages/about_page/about_civilsociety.html • Civil Society merupakan satu cara untuk memahami relasi antara individu dan negara yang melestarikan kebebasan dan tanggungjawab. • Keluarga merupakan pusatnya. Peranan primer pemerintahan adalah untuk bekerja bagi rakyat apa yang tidak dapat mereka lakukan bagi dirinya sendiri. Termasuk pertahanan bangsa, memelihara hukum dan ketertiban, dan melestarikan kebebasan individu. Masyarakat bekerja dengan sangat baik bila ia di mediasi struktur-struktur “do their thing” dengan campur tangan pemerintah yang minimal. Bagi rakyat hal ini masuk akal. • Peranan lembaga-lembaga yang secara historis, berfungsi secara bebas dari pengaruh langsung pemerintah. Misalnya termasuk perkawinan, keluarga, gereja, organisasi sukarela, dan dunia usaha.
  • 63. Lanjutan… • Itulah komponen dasar Civil Society. Mereka bebas, sukarela, dan melindungi serta mempertinggi kualitas kehidupan setiap warga negara. • Ketika struktur-2 itu berfungsi dengan tepat, maka hanya sedikit diperlukan intervensi pemerintah. Jika gagal, maka tugas negara akan meningkat, birokrasi bertambah, dan hasilnya adalah hilangnya kebebasan individu dan bertambahnya kekuasaan negara. • Campur tangan negara menimbulkan masalah di mana “diperlukan” lebih besar intervensi pemerintah. Seperti peraturan yang mengekang, kita kehilangan kebebasan, dan akhirnya Civil Society akan tergusur.
  • 64. Lanjutan… • Civil society merujuk kepada arena aksi kolektif yang tdk dipaksa yang terjadi diseputar kepentingan-kepentingan, maksud-maksud, dan nilai-nilai bersama. • Dalam teori, bentuk-bentuk lembaga itu dipisahkan dari Negara, Keluarga, dan Pasar, namun dalam prakteknya, batas- batas antara Negara, Civil Society, Keluarga, dan Pasar seringkali kompleks (njelimet), kabur dan bisa dinegosiasikan. • Secara umum, masy. Sipil mencakupi beragam ruang-ruang, aktor-aktor, dan bentuk-bentuk institusi, beragam menurut tingkat formalitasnya, otonomi, dan kekuatannya. • Civil societies seringkali dihuni oleh organisasi-organisasi seperti derma-derma terdaftar, perkembangan NGOs, kelompok-kelompok komunitas, organisasi perempuan, organisasi-organisasi keagamaan, perhimpunan profesi, kesatuan dagang, LSM, gerakan-gerakan sosial, asosiasi bisnis, koalisi-koalisi dan kelompok-kelompok advokasi.
  • 65. Muhammad AS Hikam (1999: 3) • Civil Society didefinisikan sebagai wilayah-wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi dan bercirikan, antara lain kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self-generating), dan keswadayaan (self-supporting), kemandirian tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma- norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya. • Sebagai sebuah ruang politik, civil society adalah suatu wilayah yang menjamin berlangsungnya perilaku, tindakan dan refleksi mandiri, tidak terkungkung oleh kondisi kehidupan material, dan tidak terserap di dalam jaringan- jaringan kelembagaan politik resmi. • Di dalamnya tersirat pentingnya suatu ruang publik yang bebas (the free public sphere), tempat di mana transaksi komunikasi yg bebas bisa dilakukan oleh warga masyarakat.
  • 66. Bentuk institusi/lembaga masyarakat madani dapat diklasifikasi dalam tiga macam: 1. Institusi/lembaga sosial : - lembaga sosial; - masyarakat (LSM) dan partai politik; - oraganisasi kepemudaan, seperti KNPI, KAMMI, , GMNI, FMN, BM, HMI, PMII; - organisasi kemahasiswaan; - organisasi profesi, seperti LBH, PWI, AJI, dll; - organisasi kemasyarakatan, seperti MKGR, SOKSI, FORKOT, DLL
  • 67. 2. Institusi/lembaga Keagamaan : - Islam (NU, Muhammadiyah, MUI dll) - Kristen, seperti PGI; - Budha, seperti Walubi; - Hindu, seperti Parasida Hindu Darma; - Katholik, seperti KWI. 3. Institusi/lembaga Paguyuban : Institusi/lembaga yang dibentuk oleh masyarakat untuk melakukan pengelolaan dan penenggalalian program-program untuk meningkatkan kekerabatan/keluarga. Misalnya Pagubuyan Pasundan (Sunda), IKSB (Minang), Pwunten (Banten), dll.
  • 68. Hubungan Negara – Rakyat - Pasar • Jadi konsep masyarakat sipil merupakan akomodasi tiga unsur yang memiliki bobot yang seimbang, yaitu antara Negara, Rakyat dan Pasar. • Negara didukung oleh dinamika ekonomi (Pasar) dan juga responsif terhadap tuntutan Rakyat dalam bentuk kebebasan, transparansi, dan akuntabilitas. • Hubungan harmonis ketiga unsur yang dinaungi oleh norma dan nilai-nilai Agamis itulah yang disebut Masyarakat Madani alias Masyarakat Bertamadun (Berkeadaban).
  • 69. Demokrasi dan Masyarakat Sipil • Awalnya demokrasi diartikan sebagai pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Dalam perkembangannya pengertian demokrasi menjadi lebih luas sebagai bentuk pemerintahan di mana hak-hak untuk membuat keputusan-keputusan politik harus melibatkan rakyat baik secara langsung maupun perwakilan. • Demokrasi menjadi istilah yang bersifat universal, tetapi dalam prakteknya terdapat perbedaan-perbedaan antara satu negara dengan negara yang lain. • Akan tetapi, terdapat prinsip-prinsip dasar yang sama, seperti persamaan, dihormatinya nilai-nilai kemanusiaan, penghargaan kepada hak-hak sipil dan kebebasan, serta dihargainya pluralitas dan kompetisi yang fair. • Keterlibatan warga dalam keputusan-keputusan politik akan efektif apabila tersedia ruang yang cukup luas dalam hubungan rakyat dengan negara.
  • 70. Lanjutan… • Ruang partisipasi ini disebut sebagai ruang publik (public sphere). Melalui ruang publik inilah, individu atau asosiasi warga masyarakat mengaktualisasikan aspirasinya untuk mempengaruhi keputusan- keputusan negara. • Negara yang menyediakan ruang publik yang cukup luas dan masyarakat yang memanfaatkan ruang tersebut untuk berinteraksi dengan negara inilah yang akhirnya membentuk sebuah masyarakat sipil (civil society). • Jadi, demokrasi memungkinkan terbentuknya masyarakat sipil, dan masyarakat sipil akan dapat berkembang apabila prinsip-prinsip dasar demokrasi diterapkan dalam negara
  • 72. MANUSIA & POLITIK • Manusia sebagai bagian dari masyarakat merupakan sistem sosial yang pada hakikatnya terdiri dari macam-macam proses, sebagai suatu kumpulan proses tersendiri yang berbeda dengan proses lainnya yang dinamakan sistem politik. • Suasana kehidupan politik biasanya disebut susprastruktur politik Sebaliknya suasana kehidupan politik rakyat di sebut infrastruktur politik
  • 73. MACAM - MACAM BUDAYA POLITIK YANG BERKEMBANG DI MASYARAKAT BUDAYA POLITIK ELIT: terdiri dari kaum pelajar sehingga memiliki pengaruh dan lebih berperan dalam pemerintahan BUDAYA POLITIK MASSA: kurang memahami politik sehingga mudah terbawa arus Menurut Hebert Feith, sistem politik di Indonesia di dominasi oleh budaya politik aristokrat Jawa dan wiraswasta Islam. Menurut C. Geertz, di Indonesia terdapat budaya politik priyayi, santri dan abangan.
  • 74. BUDAYA POLITIK: PENGERTIAN • Sikap orientasi warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, dan sikap terhadap peranan warga negara di dalam sistem itu ( G. A. Almond dan S. Verba ) • Sikap dan orientasi warga suatu negara terhadap kehidupan pemerintahan negara dan politiknya ( Mochtar Masoed dan Colin MacAndrews ) • Konsep yang terdiri dari sikap, keyakinan, nilai - nilai dan ketrampilan yang sedang berlaku bagi seluruh anggota masyarakat, termasuk pola - pola kecenderungan khusus serta pola - pola kebiasaan yang terdapat pada kelompok - kelompok dalam masyarakat ( Almond dan Powell )
  • 75. BUDAYA POLITIK: PENGERTIAN (lanjt) • Budaya politik menunjuk pada orientasi dari tingkahlaku individu/masyarakat terhadap sistem politik. • Orientasi politik tersebut terdiri dari 2 tingkat yaitu: di tingkat masyarakat dan di tingkat individu. • Orientasi masyarakat secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari otientasi individu. Menurut Almond dan Verba, masyarakat mengidentifikasi dirinya terhadap simbol-simbol dari lembaga-lembaga kenegaraan berdasarkan orientasi yang dimilikinya.
  • 76. ORIENTASI POLITIK (Almond & Verba) Orientasi kognitif, yaitu orientasi warga yang sifatnya kognitif / pengetahuan, seperti pengetahuan, wawasan, kepercayaan dan keyakinan warga terhadap objek politik. Orientasi afektif, yaitu orientasi warga negara yang sifatnya afektif / sikap seperti sikap-sikap, nilai-nilai, dan perasaan warga negara terhadap objek politik Orientasi evaluatif, yaitu orientasi warga negara yang sifatnya evaluatif / penilaian seperti pendapatan dan penilaian warga terhadap suatu objek politik.
  • 77. OBJEK POLITIK … Adalah sasaran dari orientasi warga negara Objek politik umum atau sistem politik secara keseluruhan, meliputi : sejarah bangsa, simbol negara, wilayah negara, kekuasaan negara, konstitusi negara, dan hal lain dalam politik yang sifatnya umum. Objek politik input yaitu lembaga atau pranata politik. Lembaga yang ternasuk dalam kategori objek politik input antara lain : parpol, kelompok kepentingan, ormas, pers, dukungan dan tuntunan. Objek politik output yaitu lembaga atau pranata politik yang termasuk proses output dalam sistem politik. Misalnya : birokrasi, lembaga peradilan, kebijakan, putusan undang- undang dan peraturan..
  • 78. BUDAYA POLITIK BERDASARKAN ORIENTASI POLITIK Menurut Gabriel Almond dan Verba klasifikasi Budaya Politik berdasarkan orientasi politiknya terbagi atas: • Budaya politik parokial • Budaya politik kaula • Budaya politik partisipan
  • 79. BUDAYA DAN ORIENTASI POLITIK BUDAYA POLITIK PAROKIAL SUBJEK PARTISIPAN ORIENTASI KOGNITIF V POLITIK AFEKTIF V EVALUATIF V
  • 80. Budaya Politik Parokial • Tingkat partisipasi politiknya sangat rendah, yang disebabkan faktor kognitif (pendidikan relatif rendah) • Berlangsung dalam masyarakat tradisional • Anggota masyarakat cenderung tidak terlalu menaruh minat terhadap obyek-obyek politik yang luas • Kesadaran yang kurang menonjol dari anggota masyarakat dalam bidang politik
  • 81. Budaya Politik Subjek/Kaula • Masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju dalam pemahaman sebagai warga negara • Memiliki perhatian terhadap sistem politik, tetapi partisipasi politiknya masih pasif • Kesadaran sebagai aktor politik boleh dikatakan belum tumbuh
  • 82. Budaya Politik Partisipan Budaya politik yang ditandai dengan kesadaran politik tinggi dimana anggota masyarakat aktif dalam kehidupan politik Anggota-anggota masyarakatnya cenderung memiliki orientasi yang nyata terhadap sistem secara keseluruhan Individu aktif (terjun langsung) dalam perpolitikan
  • 83. Bagan Orientasi Politik sebagai pembentuk tipe budaya politik (sumber: Gabrile A. Almond ; Sidney Verba, 1984, Budaya Politik, hlm. 19.) DIMENSI ORIENTASI POLITIK Pribadi ORIENTASI obyek Obyek Obyek sebagai TIPE BUDAYA POLITIK umum input output obyek politik POLITIK Kognitif 0 0 0 0 Parochial Afektif 1 0 1 0 Subjek (kaula) Evaluatif 1 1 1 1 Partisipan
  • 84. BENTUK – BENTUK PARTISIPASI POLITIK Samuel Huntington dan Joan M. Nelson mengidentifikasi 4 (empat) bentuk partisipasi politik: • Kegiatan pemilihan • Lobbying • Kegiatan organisasi • Mencari koneksi • Tindakam kekerasan
  • 85. PENGERTIAN SOSIALISASI POLITIK • Proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana seseorang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik (Michael Rush dan Phillip Althoff). • Suatu proses perkembangan seseorang untuk mendapatkan orientasi-orientasi politik dan pola- pola tingkah lakunya (David Easton dan Jack Dennis). • Proses pembentukan sikap dan orientasi politik anggota masyarakat (Ramlan Surbakti).
  • 86. PENGERTIAN SOSIALISASI POLITIK (lanjt) • Suatu proses belajar dimana setiap individu memperoleh orientasi-orientasi berupa keyakinan, perasaan dan komponen-komponen nilai pemerintahan dan kehidupan politik. Dari sudut pandang masyarakat, sosialisasi politik adalah cara memelihara atau mengubah kebudayaan politik (Jack Plano). • Proses dimana sikap-sikap dan nilai-nilai politik ditanamkan kepada anak-anak sampai mereka dewasa dan orang-orang dewasa tersebut direkrut ke dalam peranan-peranan politik tertentu (Almond dan Powell).
  • 87. MEKANISME SOSIALISASI BUDAYA POLITIK Menurut Robert Le Vine ada 3 (tiga) mekanisma pengembangan budaya politik: • Imitasi, proses sosialisasi melalui peniruan terhadap perilaku yang ditampilkan individu- individu lain. • Instruksi, mengacu pada proses sosialisasi melalui proses pembelajaran formal, informal maupun nonformal. • Motivasi, proses sosialisasi yang berkaitan dengan pengalaman individu.
  • 88. Budaya politik yang memiliki sikap mental ABSOLUT Nilai-nilai kepercayaan yang dianggap selalu sempurna dan tak dapat diubah lagi Berawal dari tradisi Diterima tanpa sikap kritis Tradisi selalu dipertahankan, baik atau buruk Kesetiaan tidak memungkinkan pertumbuhan unsur baru
  • 89. Budaya Politik yang memiliki sikap mental AKOMODATIF Terbuka dan bersedia menerima apa saja yang dianggap berharga Melepaskan ikatan tradisi Kritis terhadap diri sendiri Menilai tradisi berdasarkan perkembangan masa kini ( menerima unsur baru)
  • 90. Bagian VII DINAMIKA POLITIK DAN KEPEMIMPINAN
  • 91. DINAMIKA POLITIK • Politik dimaknai sebagai: Ilmu (Science), Seni (Art), dan Permainan (Game)
  • 92. POLITIK SEBAGAI ILMU • Politik dilihat sebagai peristiwa/fenomena yang kemudian dikaji secara sistematis dengan metodologi ilmiah untuk membangun teori. • Politisi dituntut untuk dapat berargumen. • Argumen yang disampaikan mesti baik dan tertata. • Argumen dibangun dengan basis pengetahuan dan pengalaman (sendiri maupun pengalaman orang lain).
  • 93. POLITIK SEBAGAI SENI • Jika politik itu seni kemungkinan, berarti berpolitik itu penuh inkonsistensi? • “Pagi kedelai, sore tempe….” • Politik itu soal kepentingan. • “Tidak ada kawan atau lawan yang abadi. Yang ada adalah kepentingan…” (Lord Acton) • Apa kepentingan anda berpolitik??!!
  • 94. POLITIK SEBAGAI SENI I. POLITICS IS THE ART OF POSSIBILITIES Bagi yang sedang menuju kekuasaan…. - Apa yang tidak mungkin, menjadi mungkin dalam politik. Dari nothing, menjadi something. Dari nobody, menjadi somebody. Bagi yang sedang berkuasa…. - Politik adalah seni memutuskan. Membuat kebijakan yang berdampak bagi masyarakat dan bermanfaat bagi kepemimpinannya.
  • 95. POLITIK SEBAGAI PERMAINAN • Dalam politik ada kompetisi dan pertarungan, dimana ada yang ‘kalah’ dan ada yang ‘menang’. • Panggung politik adalah arena kontestasi para kontestan politik. • Dalam konteks demokrasi (the only game in town—Linz and Stepan, 1996), pemilu adalah ajang membuktikan kekuatan para kontestan. • Bagaimana dengan kecurangan dalam permainan politik? • “Apakah selamanya politik itu kejam?”—Iwan Fals
  • 96. PEMIMPIN POLITIK • Dinamika politik (baik sebagai ilmu, seni, maupun permainan) terjadi di berbagai tingkat kehidupan sosial. • Bagaimana pemimpin politik lahir dalam situasi ini? • Bagaimana pemimpin politik mengembangkan pengaruh dan memperoleh dukungan? • Bagaimana pemimpin politik mengambil keputusan dan membuat kebijakan secara efektif? • Bagaimana pemimpin politik membangun nilai-nilai kebangsaan dan kenegaraan?
  • 97. PEMIMPIN POLITIK • “Kullukum raa’in wa kullukum mas’ulun an ra’iyyatihi…” • Dalam interaksi antara pemimpin politik dengan masyarakat, apakah pemimpin yang membentuk masyarakat atau masyarakat yang menentukan karakter kepemimpinan?
  • 98. GAYA KEPEMIMPINAN POLITIK • Ada banyak gaya kepemimpinan politik yang dikaji. Namun, untuk saat ini hanya akan dibahas 2 gaya saja…. 1. Solidarity Maker 2. Administrator (Herbert Feith, 2006)
  • 99. KEPEMIMPINAN POLITIK • Kepemimpinan Politik dapat dipahami dalam 3 persepktif – Kepemimpinan sebagai pola perilaku • Kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang diharapkan – Kepemimpinan sebagai kualitas personal • Kharisma sebagai kata kunci – Kepemimpinan sebagai nilai politik • Kemampuan menggerakkan orang lain dengan otoritas moral atau ideologis (Andrew Heywood, 2000)