SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat merupakan salah satu pilar dari pilar islam yang lima, Allah SWT.
telah mewajibkan bagi setiap muslim untuk mengeluarkannya sebagai penyuci
harta mereka, yaitu bagi mereka yang telah memiliki harta sampai nishab (batas
terendah wajibnya zakat) dan telah lewat atas kepemilikan harta tersebut masa
haul (satu tahun bagi harta simpanan dan niaga, atau telah tiba saat memanen hasil
pertanian).
Banyak sekali dalil-dalil baik dari al-quran maupun as-sunnah sahihah
yang menjelaskan tentang keutamaan zakat, infaq dan shadaqah. Sebagaimana
firman Allah taala yang berbunyi:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh,
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 277 ).
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari
secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 274 ) .
Adapun hadist-hadits Nabi yang menjelaskan akan keutamaannya antara
lain : Rasulullah SAW bersabda:.
Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu , ia berka a “Rasulullah shallallahu
`alaihi wasallam bersabda : “Siapa yang bersedekah dengan sebiji korma yang
berasal dari usahanya yang halal lagi baik (Allah tidak menerima kecuali dari
yang halal lagi baik), maka sesungguhnya Allah menerima sedekah tersebut
dengan tangan kanan-Nya kemudian Allah menjaga dan memeliharnya untuk
pemiliknya seperti seseorang di antara kalian yang menjaga dan memelihara anak
kudanya. Hingga sedekah tersebut menjadi sebesar gunung.” Mu afaq ’alaih.
2
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Zakat Infaq Shadaqah dan wakaf ?
2. Apakah Perbedaan zakat, infaq shadaqah dan wakaf ?
3. Apakah Manfaat Zakat Infaq Shadaqah dan wakaf ?
4. Apakah Hikmah Zakat Infaq Shadaqah dan wakaf ?
5. Bagaimana Ketentuan wajib zakat Shadaqah dan wakaf ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat
Perkataan zakat berasal dari kata zaka, artinya tumbuh dengan subur.
Makna lain kata zaka, sebagaimana digunakan dalam al-Qur’an adalah suci
dari dosa (M. Moh. Ali, 1977 : 311) Dalam kitab-kitab hokum islam,
perkataan zakat itu diartikan dengan suci, tumbuh dan berkembang serta
berkah. Dan jika pengertian itu dihubungkan dengan harta, maka menurut
ajaran Islam, harta yang dizakati itu akan tumbuh berkembang, bertambah
karena suci dan berkah (membawa kebaikan bagi hidup dan kehidupan yang
punya). Jika dirumuskan, maka zakat adalah bagian dari harta yang wajib
diberikan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat kepada orang-orang
tertentu, dengan syarat-syarat tertentu pula.1 Syarat-syarat tertentu itu adalah
nisab, haul dan kadar-nya. Menurut hadits, yang berasal dari Ibnu Abbas,
ketika Nabi Muhammad mengutus Mu’az bin Jabal ke Yaman untuk
mewakili beliau menjadi gubernur di sana, antara lain Nabi menegaskan
bahwa zakat adalah harta yang diambil dari orang-orang kaya untuk
disampaikan kepada yang berhak menerimanya, antara lain fakir dan miskin.
1. Prinsip-prinsip Zakat
Menurut M. A. Mannan dalam bukunya Islamic Economics:
Theory and Practice (Lahore, 1970 : 285), zakat mempunyai enamprinsip,
yaitu prinsip keyakinan keagamaan (faith), prinsip pemerataan (equity) dan
keadilan, prinsip produktivitas (productivity) dan kematangan, prinsip nalar
(reason), prinsip kebebasan (freedom), prinsip etik (ethic) dan kewajaran.
Prinsip keyakinan keagamaan menyatakan bahwa orang yang
membayar zakat yakin bahwa pembayaran tersebut merupakan salah
satumenifestasi keyakinan agama-nya, sehingga kalau orang yang
1 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas.2009. fiqh ibadah. jakarta:
Amzah.
4
bersangkutan belum menunaikan zakatnya, belum merasa sempurna
ibadahnya. Prinsip pemerataan dan keadilan cukup jelas menggambarkan
tujuan zakat yaitu membagi lebih adil kekayaan yang telah diberikan Tuhan
kepada umat manusia. Prinsip produktivitas dan kematangan menekankan
bahwa zakat memang wajar harus harus dibayar karena milik tertentu telah
menghasilkan produk tertentu. Dan hasil (produksi) tersebut hanya dapat
dipungut stelah lewat jangka waktu satu tahun yang merupakan ukuran
normal memperoleh hasil tertentu. Prinsip nalar dan kebebasan menjelaskan
bahwa zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas dan sehat jassmani dan
rohaninya, yang merasa mempunyai tanggung jawab untuk membayar zakat
untuk kepentingan bersama. Zakat tidak di pungut dari orang yang sedang
dihukum atau orang yang menderita sakit jiwa.2
Akhirnya prinsip etik dan kewajaran menyatakan bahwa zakat tidak akan
diminta secara semena-mena tanpa memperhatikan akibat yang
ditimbulkannya. Zakat tidak mungkin dipungut, kalau karena pemungutan itu
orang yang membayarnya justru akan menderita (Mubyarto, 1986 :33).
2. Tujuan Zakat
Yang dimaksud dengan tujuan zakat, dalam hubungan ini adalah
sasaran praktisnya. Tujuan tersebut, selain yang telah disinggung diatas,
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Mengangkat derajat fakir-miskin dan membantunya ke luar dari
kesulitan hidup serta penderitaan.
2. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh paragharimin,
ibnussabil dan mustahiq lainnya.
3. Membentangkan dan membina talipersaudaraan sesama umat Islam dan
manusia pada umumnya.
4. Menghilangkan sifat kikir.
5. Membersihakan sifat dengki dan iri (kecemburuan social) dari hati
orang-orang miskin.
2
Rasyid, Sulaiman. 2009. fiqh islam. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
5
6. Menjebatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin
dalam suatu masyarakat.
7. Mengembangkan rasa tanggung jawab social pada diri seseorang,
terutama pada mereka yang mempunyai harta.
8. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan
menyerahkan hak orang lain yang ada padanya (Pedoman zakat (4),
1982 : 27 – 28).
9. Sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk mencapai keadilan sosial.
3. Hikmahnya
Zakat sebagai lembaga Islam mengandung hikmah yang bersifat
rohaniah dan filosofis, hikmah itu digambarkan dalam berbagai ayat al –
Qur’an (2 : 261, 2 : 267, 9 : 103, 30 : 39) dan al-Hadist. Diantara hikmah-
hikmah itu adalah :
1. Mensyukuri karunia Ilahi, menumbuhsuburkan harta dan pahala serta
membersihkan diri dari sifat-sifat kikir, dengki, iri serta dosa.
2. Melindungi masyarakat dari bahaya kemiskinan dan akibat kemelaratan.
3. Mewujudkan rasa solidaritas dan kasih saying antara sesame manusia.
4. Manifestasi kegotongroyongan dan tolong-menolong dalam kebaikan dan
takwa.
5. Mengurangi kefakimiskinan yang merupakan masalah sosial.
6. Membina dan mengembangkan stabilitas sosial salah satu jalan
mewujudkan keadilan sosial.
4. Syarat-syarat Zakat
Menurut para ahli hokum Islam, ada bebrapa syarat yang harus dipenuhi
agar kewajiban zakat dapat dibebankan pada harta yang dipunyai oleh
seorang muslim.3 Syarat-syarat itu adalah :
3 Syarifuddin, Amir. 2010.Garis-garis Besar fiqh .Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
6
1. Pemilikan yang pasti, artinya sepenuhnya berada dalam kekuasaan yang
punya, baik kekuasaan pemanfaatan maupun kekuasaan menikmati
hasilnya.
2. Berkembang, artinya harta itu berkembnag baik secara alami berdasarkan
sunnatullah maupun bertambah karena ikhtiar atau usaha manusia.
3. Melebihi kebutuhan pokok, artinya harta yang dipunyai oleh seseorang
itu melebihi kebutuhan pokok yang diperlukan oleh diri dan keluarganya
untuk hidup wajar sebagai manusia.
4. Bersih dari hutang, artinya harta yang dipunyai oleh seseorang itu bersih
dari hutang, baik hutang kepada Allah (nazar, wasiat) maupun hutang
kepada sesame manusia.
5. Mencapai nisab, artinya mencapai jumlah minimal yang wajib
dikeluarkan zakatnya.
6. Mencapai haul, artinya harus mencapai waktu tertentu pengeluaran zakat,
biasanya dua belas bulan atau setiap kali setelah menuai atau panen
(Abdullah Nasih Ulwan, 1985 : 9-15).
5. Macam-macam Zakat
Zakat terdiri atas :
1. Zakat mal atau zakat harta adalah bagian dari harta kekayaan seseorang
(juga dalam hukum) yang wajib dikeluarkan untuk golongan orang-orang
tertentu setelah dipunyai selama jangka waktu tertentu dalam jumlah
minimal tertentu.
Pada umumnya didalam kitab-kitab hukum fikih Islam harta kekayaan
yang wajib dizakati atau dikeluarkan zakatnya digolongkan ke dalam
kategori emas, perak, dan uang (simpanan), barang yang diperdagangkan,
hasil peternakan, hasil bumi, hasil tambang dan barang temuan. Masing-
masing kelompok itu berbeda nisab dan kadarnya.
2. Zakat fitrah adalah pengeluaran wajib dilakukan oleh setiap muslim yang
mempunyai kelebihan dari keperluan keluarga yang wajar pada malam
dan hari raya Idulfitri, sebagai tanda syukur kepada Allah karena telah
7
selesai menunaikan ibadah puasa. Zakat fitrah ini, selain dari untuk
menggembirakan hati fakir-miskin pada hari raya Idulfitri itu, juga
dimaksudkan untuk menyucibersihkan dosa-dosa kecil yang mungkin ada
ketika melaksanakan puasa Ramadhan (al-Hadist), agar orang itu benar-
benar kembali kepada keadaan ftrah, suci seperti ketika dilahirkan
ibunya. Orang Islam yang mempunyai bahan makanan pokok lebih dari
dua setengah kg pada waktu itu, wajib membayar zakat fitrah sebagai
upaya pendidikan agar orang gemar membelanjakan hartanya untuk
kepentingan orang lain, kedatipun setelah mengeluarkan zakat fitrah itu
ia berhak menerima bagian yang mungkin lebih besar dari yang
dikeluarkannya (Yusuf al-Qardhawi, A.A. Basyir, 1975 : 51 -52).
6. Penerima Zakat
Mengenai penerima zakat dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu yang
berhak dan yang tidak berhak menerima zakat sebagaimana yang akan
diuraikan berikut ini :
1. Yang berhak menerima zakat
Yang berhak menerima zakat menurut ketentuan al-Qur’an surah 9 (at-
Taubah ayat 60, adalah fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim,
sabilillah, dan ibnussabil (seperti berulang-ulang telah disebut di atas).
2. Yang tidak berhak menerima zakat
Yang tidak boleh menerima zakat adalah kelompok orang-orang berikut
adalah keturunan Nabi Muhammad berdasarkan hadist Nabi sendiri,
kelompok orang kaya, keluarga Muzzaki yakni keluarga orang-orang
yang wajib mengeluarkan zakat, orang yang sibuk beribadah sunnat
untuk kepentingan dirinya sendiri tetapi meluoakan kewajibannya
mencari nafkah untuk diri dan keluarga dan orang-orang yang menjadi
tanggungannya, dan orang yang tidak mengakui adanya Tuhan dan
menolak ajarang agama. Mereka disebut mulhid atau atheis (Abdullah
Nasih Ulwan, 1986 : 70-74, pedoman zakat (3), 1982 : 35-38).
8
B. Infaq.
Infaq (bahasa Arabnya: infâq), maknanya lebih umum. Infak berarti
membelanjakan harta, uang, ataupun bentuk kekayaan yang lain, yang
bersifat wajib maupun yang bukan wajib.
Infak dari akar kata : Nafaqa (Nun, Fa’, dan Qaf), yang mempunyai arti
keluar. Dari akar kata inilah muncul istilah Nifaq-Munafiq, yang mempunyai
arti orang yang keluar dari ajaran Islam.
Kata (infaq), yang huruf akhirnya mes inya “Qaf”, oleh orang Indonesia
dirubah menjadi huruf “ Kaf ”, sehingga menjadi (infak).
Maka, Infaq juga bisa diartikan mengeluarkan sesuatu (harta) untuk suatu
kepentingan yang baik, maupun kepentingan yang buruk. Ini sesuai dengan
firman Allah yang menyebutkan bahwa orang-orang kafirpun meng "infak"
kan harta mereka untuk menghalangi jalan Allah :
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka
untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta
itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan.
dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan” (Qs. Al
Anfal : 36)
Sedangkan Infak secara istilah adalah : Mengeluarkan sebagian harta
untuk sesua tu kepentingan yang diperintahkan oleh Allah subhanahu
wata’ala, seperti menginfakkan harta untuk memenuhi kebutuhan keluarga.4
C. Shadaqah.
Shadaqah, dari segi bahasa berasal dari akar kata kerja shadaqa atau
bentuk nomina verbanyaash-shidq yang berarti ‘kesungguhan’ dan
‘kebenaran’. Al-Qur’an menggunakan kata ini sebanyak lima kali dalam ben
uk unggal dan ujuh kali dalam bentuk jamak—kesemuanya dalam konteks
pengeluaran harta benda secara ikhlas.5 Sedekah sifatnya tidak wajib,
melainkan sunnah, sangat dianjurkan. Tetapi, meski demikian,
4 Urgensi Infaq(http://immawatiraincity.blogspot.com/2008/12/urgensi-infaq.html)
5 Hafsa Mutazz , Definisi Zakat, Infaq dan Shadaqah (http://donasiaih. blogspot.
com/2008/07/zakat-infaq-shadaqah-dalam-islam.html)
9
kata sedekah juga terkadang digunakan oleh al-Qur’an untuk makna
pengeluaran harta yang wajib. Surah at-Taubah ayat 103 memerintahkan Nabi
saw. mengambil zakat harta dari mereka yang memenuhi syarat-syarat.
Demikian juga surah at-Taubah ayat 60 yang berbicara tentang mereka yang
berhak menerima zakat dengan menggunakan kata (shadaqah) sedekahdalam
arti zakat wajib.
D. Wakaf
Perkataan waqf, yang menjadi wakaf dalam bahasa Indonesia, berasal
dari kata kerja bahasa Arab waqafa yang berarti menghentikan, berdiam di
tempat atau menahan sesuatu. Pengertian menghentikan ini (kalau)
dihubungkan dengan ilmu baca al-Qur’an (ilmu tajwid) adalah tata cara
menyebut huruf-hurufnya, dari mana dimulai dan dimana harus berhenti.
Wakaf dalam pengertian ilmu tajwid ini mengandung makna menghentikan
bacaan, baik seterusnya maupun untuk mengambil nafas sementara. Menurut
aturannya seorang pembaca tidak boleh berhenti di pertengahan suku kata,
harus pada akhir kata di penghujung ayat agar bacaannya sempurna.6
Pengertian wakaf dalam makna berdiam di tempat, dikaitkan dengan wuquf
yakni berdiam di Arafah pada tanggal9 Zulhijjah ketika menunaikan ibadah
haji. Tanpa wuquf di Arafah tidak ada haji bagi seseorang.
Pengertian menahan (sesuatu) dihubungkan dengan harta kekayaan,
itulah yang dimaksud dengan wakaf dalam uraian ini. Wakaf adalah menahan
sesuatu benda untuk diambil manfaatnya sesuai dengan ajaran Islam.
Di dalam kepustakaan, sinonim waqf adalah habs. Kedua-duanya kata
benda yang berasal dari kata kerja waqafa dan habasa, artinya menghentikan,
menahan seperti yang dikemukakan di atas. Bentuk jamaknya adalah awqaf
untuk waqf dan ahbas untuk habs. Perkataan habs atau ahbas biasanya
dipergunakan di Afrika Utara di kalangan pengikut mazhab Maliki.
Di dalam al-Qur’an surah al-Haj (22) ayat 77 Tuhan memerintahkan agar
manusia berbuat kebaikan supaya hidup manusia itu bahagia.di surah lain
6 Tihami dan Sohari Sahrani, Masail Al-Fiqhyah (Jakarta, Triarga Utama, 2007 ), hal. 77-81
10
Allah memrintahkan manusia untuk membelanjakan (menyedekahkan)
hartanya yang baik (2 :267). Dalam surah al-Imran (3) ayat 92 Tuhan
menyatakan bahwa manusia tidak akan memperoleh kebaikan, kecuali jika ia
menyedekahkan sebagian dari harta yang disenanginya (pada orang lain).
Menurut hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim berasal dari Abu
Hurairah, seorang manusia yang meninggal dunia akan berhenti semua pahala
amal perbuatannya,kecuali pahala tiga amalan yaitu pahala amalan shadaqah
jariyah (sedekah yang pahalanya tetap mengalir) yang diberikannya selama ia
hidup, pahala ilmu yang bermanfaat (bagi orang lain) yang diajarkannya
selama hayatnya, dan doa anak (amal) saleh yakni anak yang membalas guna
orang tuanya dan mendoakan ayah-ibunya kendatipun orangtuanya itu telah
tiada bersama dia di dunia ini. Para ahli sependapat bahwa yang dimaksud
dengan (pahala) shadaqah jariyah dalam hadist itu adalah (pahala) wakaf
yang diberikannya di kala seseorang masih hidup (A. A. Basyir, 1977 : 7).
Harta yang diwakafkan haruslah benda yang kekal zatnya (tahan lama
wujudnya), tidak lekas musnah stelah dimanfaatkan,lepas dari kekuasaan
orang-orang yang berwakaf, tidak dapat diasingkan kepada pihak lain, baik
dengan jalan jual-beli hibah maupun dengan warisan, serta untuk keperluan
amal kebajikan sesuai dengan ajaran Islam.
1. Unsur-Unsur Wakaf
1. Orang yang Mewakafkan Hartanya (Wakif)
Orang yang mewakafkan hartanya, dalam istilah hukum Islam
disebut wakif. Seorang wakif haruslah memenuhi syarat untuk
mewakafkan hartanya, di antaranya adalah kecakapan bertindak, telah
dapat mempertimbangkan baik buruknya perbuatan yang dilakukannya
dan benar-benar pemilik harta yang diwakafkan itu. Mengenai harta yang
diwakafkan perlu dicatat bahwa harta itu harus bebas dari beban hutang
pada orang lain. Kalau ada, beban itu harus diangkat lebih dahulu supaya
dengan tindakannya itu wakif tidak merugikan orang lain. Seorang wakif
tidak boleh mencabut kembali wakafnya dan dilarang pula menuntut agar
11
harta yang sudah diwakafkan dikembalikan ke dalam (bagian) hak
miliknya.
2. Harta yang Diwakafkan (Mauquf)
Barang atau benda yang diwakafkan (mauquf) haruslah memenuhi
syarat-syarat berikut. Pertama, harus tetap zatnya dan dapat dimanfaatkan
untuk jangka waktu yang lama, tidak habis sekali pakai. Pemanfaatan itu
haruslah untuk hal-hal yang berguna,halal dan sah menurut hukum. Kedua,
harta yang diwakafkan itu haruslah jelas wujudnya dan pasti batas-
batasnya (jika berbentuk tanah). Ketiga, benda itu sebagaimana disebutkan
diatas, harus benar-benar kepunyaan wakif dan bebas dari segala beban.
Keempat, harta yang diwakafkan itu dapat berupa benda dapat juga berupa
benda bergerak seperti buku-buku, saham, surat-surat berharga dan
sebagianya. Kalau ia berupa saham atau modal, haruslah diusahakan agar
penggunaan modal itu tidak untuk usaha-usaha yang bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan hukum Islam, misalnya untuk mendirikan atau
membiayai tempat perjudian atau usaha-usaha maksiat lainnya (A.A.
Basyir, 1977:10:A. Wasit Aulawi, 1975:3).
3. Tujuan Wakaf (Mauquf ’alaih)
Tujuan wakaf adalah untuk mendapatkan keridhaan Allah, dalam
rangka beribadah kepada-Nya. Sebagimana halnya dengan zakat, wakaf
merupakan ibadah malliyah berbentuk shadaqah jariyah yakni sedekah
yang terus mengalir pahalanya untuk orang yang menyedekahkannya
selama barang atau benda yang disedekahkan itu masih ada dan
dimanfaatkan.oleh karena sifatnya yang demikian itu, maka tujuan wakaf
wakaf tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai ibadah. Tujuan wakaf itu
harus dapat dimasukkan ke dalam kategori ibadah pada umumnya,
sekurang-kurangnya tujuannya harus merupakan hal yang mubah menurut
ukuran (kaidah) hukum Islam. Adalah mubah atau jaiz atau boleh saja
kalau misalnya orangmewakafkan tanahnya untuk kuburan, pasar,lapangan
olahraga, dan sebaginya dalam rangka pelaksanaan ibadah umum atau
12
ibadah amah. Kalau tujuan wakaf itu untuk kepentingan umum, maka
harus ada badan yang mengurusnya.
4. Pernyataan (Sighat) Wakif
Pernyataan wakif yang merupakan tanda oenyerahan barang atau
benda yang diwakafkan itu, dapat dilakukan dengan lisan atau tulisan.
Dengan penyataan itu, tanggallah hak wakif atas benda yang
diwakafkannya.
2. Syarat-syarat Wakaf
Di samping rukun-rukun wakaf tersebut di atas, ada pula syarat-
syarat sahnya suatu pewakafan benda atau harta seseorang.7 Syarat-syarat
itu adalah sebagai berikut :
1. Perwakafan benda itu tidak dibatasi untuk jangka waktu tertentu saja,
tetapi untuk untuk selama-lamanya. Wakaf yang dibatasi waktunya
untuk lima tahun saja misalnya, adalah tidak sah.
2. Tujuannya haruis jelas, tanpa menyebutkan tujuan secara
jelas,pewakafan tidak sah.namun apabila seorang wakif menyerahkan
tanahnya kepada suatu badan hukum tertentu yang sudah jelas tujuan
dan usahanya, wewenang untuk penentuan tujuan wakaf itu berada
pada badan hukum yang bersangkutan sesuai dengan tujuan badan
hukum itu
3. Wakaf harus segera dilaksanakan setelah ikrar wakaf dinyatakan oleh
wakif tanpa menggantungkan pelaksanaannya pada suatu peristiwa
yang akan terjadi di masa yang akan datang.
7
Direktorat pemberdayaan wakaf, Fiqih Wakaf (Jakarta, Direktorat Pemberdayaan
Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Departemen Agama RI, 2007)
hal. 1-3
13
3. Macam Wakaf
1. Wakaf Keluarga atau Wakaf Ahli
Yang dimaksud dengan wakaf keluarga atau wakaf ahli (disebut
juga wakaf khusus) adalah wakaf yang khusus diperuntukkan bagi
orang-orang tertentu, seorang atau lebih, baik ia keluarga wakif
maupun orang lain. Dalam hubungan dengan wakaf keluarga ini perlu
dicatat bahwa harta pusaka tinggi di Minangkabau misalnya,
mempunyai cirri-ciri yang sama dengan wakaf keluarga. Ia merupakan
harta keluarga yang dipertahankan tidak dibag-bagi atau diwariskan
kepada keturunan secara individual, karena ia telah diperuntukkan bagi
kepentingan keluarga, memenuhi kebutuhan baik dalam keadaan biasa
apalagi dalam keadaan yang tidak disangka-sangka (darurat).
2. Wakaf Umum
Yang dimaksud dengan wakaf khairi atau wakaf umum adalah
wakaf yang diperuntukkan bagi kepentingan atau kemaslahatan umum.
Wakaf jenis ini jelas sifatnya sebagai lembaga keagamaan dan
lembaga sosial dalam bentuk mesjid, madrasah,pesantren, asrama,
rumah sakit, rumah yatim-piatu, tanah pekuburan dan sebagainya.
Wakaf khairi atau wakaf umum inilah yang paling sesuai dengan
ajaran Islam dan yang dianjurkan pada orang yang mempunyai harta
untuk melakukannya guna memperoleh pahala yang terus mengalir
bagi orang yang bersangkutan kendatipun ia telah meninggal dunia,
selama wakaf itu masih dapat diambil manfaatnya. Dari bentuk-
bentuknya tersebut diatas, wakaf khairi ini jelas merupakan wakaf
yang benar-benar dapat dinikmati manfaatnya oleh masyarakat dan
merupakan salah satu sarana penyelenggaraan kesejahteraan
masyarakat baik dalam bidang keagamaan maupun dalam bidang
ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan (A.A. Basyir, 1977:15).
14
4. Pemilikan Harta Wakaf
Para ahli hukum (fikih) Islam sependapat bahwa sebelum harta
yang diwakafkan, pemiliknya adalah orang yang mewakafkannya. Dan
setelah harta wakaf itu diwakafkan oleh wakif, pemilikannya beralih
kepada Allah dan manfaatnya menjadi hak mauqul ‘alaih ( : orang atau
orang yang berhak memperoleh hasil harta wakaf itu). Sebab, menurut
pendapat umum, begitu wakif selesai mengucap ikrar wakaf seketika itu
juga pemilikan harta yang di wakafkannya tanggal (lepas) dari tangannya
dan berpindah (kembali) menjadi milik Allah, tidak pada orang atau badan
yang disebut dalam tujuan wakaf itu. Dengan kalimat lain, pemilikan atas
harta wakaf, setelah ikrar wakaf diucapkan oleh wakif, berpindah
(kembali) kepada Allah, tidak tetap di tangan wakif dan tidak pula
berpindah menjadi milik mauquf ‘alaih.
Dengan demikian, harta wakaf itu menjadi amanat Allah yang
memerlukan orang atau badan hukum mengurus atau mengelolanya. Orang
atau badan yang mengurus wakaf disebut nadzir atau mutawalli.
5. Pengurus Wakaf : Nadzir atau Mutawalli
Nadzir wakaf adalah orang atau badan yang memegang amanat
untuk memelihara dan mengurus harta wakaf sebaik-baiknya sesuai
dengan wujud dan tujuannya. Pada dasarnya, siapa saja dapat menjadi
nadzir asal saja ia berhak melakukan tindakan hukum. Namun demikian,
kalau nadzir itu adalah perorangan, para ahli menentukan beberapa syarat
yang harus dipenuhinya. Syarat tersebut adalah telah dewasa, berakal
sehat, dapat dipercaya dan mampu menyelenggarakan segala urusan yang
berkenaan dengan harta wakaf.
Nadzir berhak mendapatkan upah untuk jerih payahnya mengurus
harta wakaf, selama ia melaksanakan tugasnya dengan baik. Besarnya
sesuai ketentuan wakif, biss sepersepuluh, seperdelapan dari hasil tanah
yang diwakafkannya atau berapa saja yang pantas menurut pertimbangan
wakif. Nadzir wakaf adalah orang yang memegang amanat pemeliharaan
15
dan pengurusan wakaf sesuai dengan wujud dan tujuannya. Yang berhak
menentukan nadzir wakaf adalah wakif. Mungkin ia sendiri yang menjadi
nadzir, mungkin pula diserahkannya kepada orang lain, baik perorangan
maupun organisasi. Agar pewakafan dapat terselenggara dengan sebaik-
baiknya,pemerintah berhak campur tangan mengeluarkan berbagai
peraturan mengenai perwakafan, termasuk menentukan nadzirnya
(A.A.Basyir, 1977:19, Abdoerraoef, 1970:131).
6. Penerapan Fikih Wakaf di Indonesia
Penerapan fikih wakaf di Indonesia, terdapat perkembangan.
Kalau sebelum tahun tujuh puluhan, untuk memahami fikih wakaf di
Indonesia hanya dipergunakan pendapat ahli mazhab Syafi’I, namun,
setelah tahun tujuh puluhan ketika para hakim pengadilan agama telah
banyak dijabat oleh alumni IAIN, tampak perubahan orientasi, tidak
terbatas lagi hanya pada fikih Islam mazhab Syafi’i, tetapi sudah meluas,
berkembang meliputi juga paham yang tumbuh dalam mazhab hukum
(fikih) Islam lainnya. Dengan demikian, pemahaman dan penerapan fikih
wakaf di tanah air kita telah berkembang pula baik dalam teori maupun
dalam putusan Badan Pengadilan Agama.
7. Bentuk Wakaf di Indonesia
Di Indonesia,wakaf pada umunya berupa benda-benda konsumtif,
bukan barang-barang yang produktif, ini dapat dilihat pada mesjid,
sekolah-sekolah, panti asuhan, rumash sakit, dan sebagainya. Ini
disebabkan karena beberapahal, di antaranya adalah (di jawa misalnya)
tanah telah sempit dan di daerah-daerahlain, menurut hukum adat (dahulu),
hak milik perorangan atas tanah dibatasi oleh hak masyarakat hukum
adat,seperti hak uluyat misalnya. Dan oleh karena harta yang diwakafkan
itu pada umumnya adalah barang-barang konsumtif, maka terjadilah
masalah mengenai biaya pemeliharaannya. Untuk mengatasi kesulitan
itu,perlu dicari sumber dana tetap melelui wakaf produktif.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pengertian bahasa, kata zakat (dalam bahasa Arab zakâh, dari kata
kerja zakâ) berarti ‘penyucian’ atau ‘pengembangan’. Infaq (bahasa Arabnya:
infâq), maknanya lebih umum. Infak berarti ‘membelanjakan harta, uang, ataupun
ben uk kekayaan yang lain, yang bersifat wajib maupun yang bukan wajib’.
Shadaqah, dari segi bahasa berasal dari akar kata kerja shadaqa atau bentuk
nomina verbanyaash-shidq yang berarti ‘kesungguhan’ dan ‘kebenaran’. Manfaat
Zakat Infaq dan Shadaqah ialah sebagai Sarana Pembersih Jiwa, Realisasi
Kepedulian Sosial, Sarana Untuk Meraih Pertolongan Sosial, Ungkapan Rasa
Syukur Kepada Allah. Hikmah Zakat Infaq dan Shadaqah yaitu Menghindari
kesenjangan sosial antara orang kaya dan kaum dhu'afa, Membersihkan dan
mengingkis akhlak yang buruk, Alat membersih harta dan menjagah dari
ketamakan orang jahat, ungkapan rasa syukur atas nikmat yang allah berikan,
untuk pengembangan potensi ummat, dukungan moral kepada prang yang baru
masuk islam, dan menolong, membantu,dan membina kaum dhu'afa yang lemah.
B. Saran
Dalam makalah kami ini, masih banyak hal yang harus diperbaiki dan
dikoreksi, materi-materi yang disajikan pun masih belum lengkap. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kontribusi positif untuk kemajuan kita bersama, karena
kami tidak menunggu sempurna untuk melakukan sesuatu, tapi kami melakukan
sesuatu untuk menuju kesempurnaan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas.2009. fiqh
ibadah. jakarta: Amzah.
Rasyid, Sulaiman. 2009. fiqh islam. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
Syarifuddin, Amir. 2010.Garis-garis Besar fiqh .Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Tihami dan Sohari Sahrani, Masail Al-Fiqhyah (Jakarta, Triarga Utama, 2007 ),
hal. 77-81
Didin Hafihuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah (Jakarta,
Gema Insani, 2002) hal. 14-15
Direktorat pemberdayaan wakaf, Fiqih Wakaf (Jakarta, Direktorat Pemberdayaan
Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Departemen
Agama RI, 2007) hal. 1-3
Urgensi Infaq(http://immawatiraincity.blogspot.com/2008/12/urgensi-infaq.html)
Ali Masduki, (http://alimasduki.blogdetik.com/2009/04/24/antara-shadaqah-dan-
nafaqah/)
Lazis Yuhada..( http://lazissyuhada.wordpress.com/category/fiqih-zakat-infaq-
shadaqah-wakaf-fidyah/)
Hafsa Mutazz , Definisi Zakat, Infaq dan Shadaqah (http://donasiaih. blogspot.
com/2008/07/zakat-infaq-shadaqah-dalam-islam.html)
Nur Kholis. Wakaf dan Upaya Memberdayakan Potensinya (Jakarta, Citra
Persada, 1997) hal. 16

More Related Content

What's hot

Ppt Zakat, Haji, Wakaf
Ppt Zakat, Haji, WakafPpt Zakat, Haji, Wakaf
Ppt Zakat, Haji, WakafIsna Tya
 
PPT Surat yunus-dan-maidah
PPT Surat yunus-dan-maidahPPT Surat yunus-dan-maidah
PPT Surat yunus-dan-maidahkiatbelajar95
 
أمثال القرآن
أمثال القرآنأمثال القرآن
أمثال القرآنadib fattah
 
0. presentasi qawa'id fiqhiyah 2011
0. presentasi qawa'id fiqhiyah 20110. presentasi qawa'id fiqhiyah 2011
0. presentasi qawa'id fiqhiyah 2011Marhamah Saleh
 
Keikhlasan dalam beribadah
Keikhlasan dalam beribadahKeikhlasan dalam beribadah
Keikhlasan dalam beribadahmalida hola
 
Etos Kerja dalam Islam (full)
Etos Kerja dalam Islam (full)Etos Kerja dalam Islam (full)
Etos Kerja dalam Islam (full)21 Memento
 
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islam
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islamKonsep uang dalam perspektif ekonomi islam
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islamMiftah Iqtishoduna
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidinSejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidinMiftah Iqtishoduna
 
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemahMakalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemahjuniska efendi
 
Bab 3 sistem ekonomi dan fiskal masa kepemimpinan para khalifah
Bab 3 sistem ekonomi dan fiskal masa kepemimpinan para khalifahBab 3 sistem ekonomi dan fiskal masa kepemimpinan para khalifah
Bab 3 sistem ekonomi dan fiskal masa kepemimpinan para khalifahMuhammad Fathan Ali Husaini
 
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Nurhidayati170
 

What's hot (20)

Ppt Zakat, Haji, Wakaf
Ppt Zakat, Haji, WakafPpt Zakat, Haji, Wakaf
Ppt Zakat, Haji, Wakaf
 
PPT Surat yunus-dan-maidah
PPT Surat yunus-dan-maidahPPT Surat yunus-dan-maidah
PPT Surat yunus-dan-maidah
 
أمثال القرآن
أمثال القرآنأمثال القرآن
أمثال القرآن
 
Haji dan Umrah
Haji dan UmrahHaji dan Umrah
Haji dan Umrah
 
0. presentasi qawa'id fiqhiyah 2011
0. presentasi qawa'id fiqhiyah 20110. presentasi qawa'id fiqhiyah 2011
0. presentasi qawa'id fiqhiyah 2011
 
Fathu Makkah
Fathu MakkahFathu Makkah
Fathu Makkah
 
Keikhlasan dalam beribadah
Keikhlasan dalam beribadahKeikhlasan dalam beribadah
Keikhlasan dalam beribadah
 
MAKALAH -FUNGSI HADIST
MAKALAH -FUNGSI HADISTMAKALAH -FUNGSI HADIST
MAKALAH -FUNGSI HADIST
 
Etos Kerja dalam Islam (full)
Etos Kerja dalam Islam (full)Etos Kerja dalam Islam (full)
Etos Kerja dalam Islam (full)
 
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islam
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islamKonsep uang dalam perspektif ekonomi islam
Konsep uang dalam perspektif ekonomi islam
 
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidinSejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
Sejarah pemikiran ekonomi islam masa khulafa ar rasyidin
 
Zakat ppt
Zakat pptZakat ppt
Zakat ppt
 
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemahMakalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
Makalah ulumul quran tafsir, takwil dan terjemah
 
Bab 3 sistem ekonomi dan fiskal masa kepemimpinan para khalifah
Bab 3 sistem ekonomi dan fiskal masa kepemimpinan para khalifahBab 3 sistem ekonomi dan fiskal masa kepemimpinan para khalifah
Bab 3 sistem ekonomi dan fiskal masa kepemimpinan para khalifah
 
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
Perbankan syariah tugas sebelum uts (1)
 
Naskh mansukh
Naskh mansukhNaskh mansukh
Naskh mansukh
 
Materi Al Qur'an
Materi Al Qur'anMateri Al Qur'an
Materi Al Qur'an
 
PPT zakat
PPT zakatPPT zakat
PPT zakat
 
Taqwa
TaqwaTaqwa
Taqwa
 
04.1 KONSEP AKAD
04.1 KONSEP AKAD04.1 KONSEP AKAD
04.1 KONSEP AKAD
 

Viewers also liked

Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat PerdaganganMakalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat PerdaganganNasruddin Asnah
 
Bab 11 agama kelas 10 sma zakat haji waqaf
Bab 11 agama kelas 10 sma zakat haji waqafBab 11 agama kelas 10 sma zakat haji waqaf
Bab 11 agama kelas 10 sma zakat haji waqafwah yuni
 
ZAKAT DAN WAKAF
ZAKAT DAN WAKAFZAKAT DAN WAKAF
ZAKAT DAN WAKAFlichor ch
 
Makalah agama islam tentang zakat
Makalah agama islam tentang zakatMakalah agama islam tentang zakat
Makalah agama islam tentang zakatAdi New
 
makalah Fiqih ibadah tentang zakat
makalah Fiqih ibadah tentang zakatmakalah Fiqih ibadah tentang zakat
makalah Fiqih ibadah tentang zakatWiji Lestari
 
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi UmatWakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi UmatFebrie Dwi Cahya
 
KONTRAK SOSIAL: WAKAF, ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH
KONTRAK  SOSIAL:  WAKAF, ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOHKONTRAK  SOSIAL:  WAKAF, ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH
KONTRAK SOSIAL: WAKAF, ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOHsalman munthe
 
Kel.2 musyarokah
Kel.2 musyarokahKel.2 musyarokah
Kel.2 musyarokahMulyanah
 
Tugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum Wakaf
Tugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum WakafTugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum Wakaf
Tugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum WakafNasruddin Asnah
 
Akuntansi musyarakah
Akuntansi musyarakahAkuntansi musyarakah
Akuntansi musyarakahEka Widia
 
Aspek Al Qur'an
Aspek Al Qur'anAspek Al Qur'an
Aspek Al Qur'anMusripah
 
Manajemen Operasi dan Produktifitas Dalam Organisasi
Manajemen Operasi dan Produktifitas Dalam OrganisasiManajemen Operasi dan Produktifitas Dalam Organisasi
Manajemen Operasi dan Produktifitas Dalam OrganisasiHendry Cahyadi
 
Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)
Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)
Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
Makalah agama islam 1234
Makalah agama islam 1234Makalah agama islam 1234
Makalah agama islam 1234suher lambang
 
Materi iman kepada kitab Allah swt
Materi iman kepada kitab Allah swtMateri iman kepada kitab Allah swt
Materi iman kepada kitab Allah swtNisrokhah6
 

Viewers also liked (20)

Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat PerdaganganMakalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
 
Makalah Zakat
Makalah ZakatMakalah Zakat
Makalah Zakat
 
Bab 11 agama kelas 10 sma zakat haji waqaf
Bab 11 agama kelas 10 sma zakat haji waqafBab 11 agama kelas 10 sma zakat haji waqaf
Bab 11 agama kelas 10 sma zakat haji waqaf
 
ZAKAT DAN WAKAF
ZAKAT DAN WAKAFZAKAT DAN WAKAF
ZAKAT DAN WAKAF
 
Makalah agama islam tentang zakat
Makalah agama islam tentang zakatMakalah agama islam tentang zakat
Makalah agama islam tentang zakat
 
makalah Fiqih ibadah tentang zakat
makalah Fiqih ibadah tentang zakatmakalah Fiqih ibadah tentang zakat
makalah Fiqih ibadah tentang zakat
 
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi UmatWakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
 
Makalah zakat
Makalah zakatMakalah zakat
Makalah zakat
 
KONTRAK SOSIAL: WAKAF, ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH
KONTRAK  SOSIAL:  WAKAF, ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOHKONTRAK  SOSIAL:  WAKAF, ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH
KONTRAK SOSIAL: WAKAF, ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH
 
Kel.2 musyarokah
Kel.2 musyarokahKel.2 musyarokah
Kel.2 musyarokah
 
Tugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum Wakaf
Tugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum WakafTugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum Wakaf
Tugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum Wakaf
 
Makalah zakat
Makalah zakatMakalah zakat
Makalah zakat
 
Akuntansi musyarakah
Akuntansi musyarakahAkuntansi musyarakah
Akuntansi musyarakah
 
Aspek Al Qur'an
Aspek Al Qur'anAspek Al Qur'an
Aspek Al Qur'an
 
Zakat, Puasa dan Haji
Zakat, Puasa dan HajiZakat, Puasa dan Haji
Zakat, Puasa dan Haji
 
Manajemen Operasi dan Produktifitas Dalam Organisasi
Manajemen Operasi dan Produktifitas Dalam OrganisasiManajemen Operasi dan Produktifitas Dalam Organisasi
Manajemen Operasi dan Produktifitas Dalam Organisasi
 
Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)
Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)
Makalah zakat profesi dan zakat investasi (Miftah'll Everafter)
 
Makalah agama islam 1234
Makalah agama islam 1234Makalah agama islam 1234
Makalah agama islam 1234
 
Makalah hukum islam, hukum taklifi dan hukum wadi
Makalah hukum islam, hukum taklifi dan hukum wadiMakalah hukum islam, hukum taklifi dan hukum wadi
Makalah hukum islam, hukum taklifi dan hukum wadi
 
Materi iman kepada kitab Allah swt
Materi iman kepada kitab Allah swtMateri iman kepada kitab Allah swt
Materi iman kepada kitab Allah swt
 

Similar to Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

Makalah fikih ekonomi dan keuangan
Makalah fikih ekonomi dan keuangan Makalah fikih ekonomi dan keuangan
Makalah fikih ekonomi dan keuangan Rika Ristiawati
 
Makalah Konsep Zakat Dan Macamnya
Makalah Konsep Zakat Dan MacamnyaMakalah Konsep Zakat Dan Macamnya
Makalah Konsep Zakat Dan MacamnyaMuhammad Idris
 
Ekonomi syariah - Zakat
Ekonomi syariah - ZakatEkonomi syariah - Zakat
Ekonomi syariah - ZakatDitto Ditto
 
267930-zakat-rukun-islam-yang-sering-dilupakan-70735865.pdf
267930-zakat-rukun-islam-yang-sering-dilupakan-70735865.pdf267930-zakat-rukun-islam-yang-sering-dilupakan-70735865.pdf
267930-zakat-rukun-islam-yang-sering-dilupakan-70735865.pdfHermanSyah350665
 
Zakat serta Pembagiannya
Zakat serta PembagiannyaZakat serta Pembagiannya
Zakat serta PembagiannyaMeri Septiani
 
Yusriani 2012012249
Yusriani 2012012249Yusriani 2012012249
Yusriani 2012012249Dedek Ahmadi
 
Bab 3 zakat dan hikmahnya
Bab 3 zakat dan hikmahnyaBab 3 zakat dan hikmahnya
Bab 3 zakat dan hikmahnyawahyudinia112
 
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011fallova
 
DR. HASANI AHMAD SAID, MA. - Peran strategis pendayagunaan dan pengelolaan za...
DR. HASANI AHMAD SAID, MA. - Peran strategis pendayagunaan dan pengelolaan za...DR. HASANI AHMAD SAID, MA. - Peran strategis pendayagunaan dan pengelolaan za...
DR. HASANI AHMAD SAID, MA. - Peran strategis pendayagunaan dan pengelolaan za...Hasaniahmadsaid
 
Zakat bermanfaat sebagai potensi penyelamat ummat
Zakat bermanfaat sebagai potensi penyelamat ummatZakat bermanfaat sebagai potensi penyelamat ummat
Zakat bermanfaat sebagai potensi penyelamat ummatQ-nuiy Asiya-siti
 
Fiqihibadahtentangzakat 131113042239-phpapp02 (1)
Fiqihibadahtentangzakat 131113042239-phpapp02 (1)Fiqihibadahtentangzakat 131113042239-phpapp02 (1)
Fiqihibadahtentangzakat 131113042239-phpapp02 (1)ACHMAD HASANNUDIN
 

Similar to Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus (20)

Makalah fikih ekonomi dan keuangan
Makalah fikih ekonomi dan keuangan Makalah fikih ekonomi dan keuangan
Makalah fikih ekonomi dan keuangan
 
Makalah hukum zakat di indonesia,,,
Makalah hukum zakat di indonesia,,,Makalah hukum zakat di indonesia,,,
Makalah hukum zakat di indonesia,,,
 
Makalah Konsep Zakat Dan Macamnya
Makalah Konsep Zakat Dan MacamnyaMakalah Konsep Zakat Dan Macamnya
Makalah Konsep Zakat Dan Macamnya
 
Ekonomi syariah - Zakat
Ekonomi syariah - ZakatEkonomi syariah - Zakat
Ekonomi syariah - Zakat
 
Tugas makala fiqih Zakat
Tugas makala fiqih ZakatTugas makala fiqih Zakat
Tugas makala fiqih Zakat
 
267930-zakat-rukun-islam-yang-sering-dilupakan-70735865.pdf
267930-zakat-rukun-islam-yang-sering-dilupakan-70735865.pdf267930-zakat-rukun-islam-yang-sering-dilupakan-70735865.pdf
267930-zakat-rukun-islam-yang-sering-dilupakan-70735865.pdf
 
Zakat serta Pembagiannya
Zakat serta PembagiannyaZakat serta Pembagiannya
Zakat serta Pembagiannya
 
Yusriani 2012012249
Yusriani 2012012249Yusriani 2012012249
Yusriani 2012012249
 
Bab 3 zakat dan hikmahnya
Bab 3 zakat dan hikmahnyaBab 3 zakat dan hikmahnya
Bab 3 zakat dan hikmahnya
 
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
 
Zakat
ZakatZakat
Zakat
 
Ppt Zakat.pptx
Ppt Zakat.pptxPpt Zakat.pptx
Ppt Zakat.pptx
 
Fiqh zakat
Fiqh zakatFiqh zakat
Fiqh zakat
 
DR. HASANI AHMAD SAID, MA. - Peran strategis pendayagunaan dan pengelolaan za...
DR. HASANI AHMAD SAID, MA. - Peran strategis pendayagunaan dan pengelolaan za...DR. HASANI AHMAD SAID, MA. - Peran strategis pendayagunaan dan pengelolaan za...
DR. HASANI AHMAD SAID, MA. - Peran strategis pendayagunaan dan pengelolaan za...
 
Makalah zakat
Makalah zakatMakalah zakat
Makalah zakat
 
Makalah zakat
Makalah zakatMakalah zakat
Makalah zakat
 
75966488 makalah-agama-zakat
75966488 makalah-agama-zakat75966488 makalah-agama-zakat
75966488 makalah-agama-zakat
 
Zakat
ZakatZakat
Zakat
 
Zakat bermanfaat sebagai potensi penyelamat ummat
Zakat bermanfaat sebagai potensi penyelamat ummatZakat bermanfaat sebagai potensi penyelamat ummat
Zakat bermanfaat sebagai potensi penyelamat ummat
 
Fiqihibadahtentangzakat 131113042239-phpapp02 (1)
Fiqihibadahtentangzakat 131113042239-phpapp02 (1)Fiqihibadahtentangzakat 131113042239-phpapp02 (1)
Fiqihibadahtentangzakat 131113042239-phpapp02 (1)
 

Recently uploaded

PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHKISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHIrmaYanti71
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanBungaCitraNazwaAtin
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanamalaguswan1
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalHendriKurniawanP
 

Recently uploaded (10)

PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAHKISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
KISI AKM BAHASA INGGRIS ASSESMENT MADRASAH
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupanVULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
VULKANISME.pdf vulkanisme dan pengaruh nya terhadap kehidupan
 
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaanANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
ANALISA KASUS KECELAKAAN KERJA pada saat melakukan pekerjaan
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normalmenghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
menghitung skewness dan kurtosis pada distribusi normal
 

Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat merupakan salah satu pilar dari pilar islam yang lima, Allah SWT. telah mewajibkan bagi setiap muslim untuk mengeluarkannya sebagai penyuci harta mereka, yaitu bagi mereka yang telah memiliki harta sampai nishab (batas terendah wajibnya zakat) dan telah lewat atas kepemilikan harta tersebut masa haul (satu tahun bagi harta simpanan dan niaga, atau telah tiba saat memanen hasil pertanian). Banyak sekali dalil-dalil baik dari al-quran maupun as-sunnah sahihah yang menjelaskan tentang keutamaan zakat, infaq dan shadaqah. Sebagaimana firman Allah taala yang berbunyi: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 277 ). Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 274 ) . Adapun hadist-hadits Nabi yang menjelaskan akan keutamaannya antara lain : Rasulullah SAW bersabda:. Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu , ia berka a “Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda : “Siapa yang bersedekah dengan sebiji korma yang berasal dari usahanya yang halal lagi baik (Allah tidak menerima kecuali dari yang halal lagi baik), maka sesungguhnya Allah menerima sedekah tersebut dengan tangan kanan-Nya kemudian Allah menjaga dan memeliharnya untuk pemiliknya seperti seseorang di antara kalian yang menjaga dan memelihara anak kudanya. Hingga sedekah tersebut menjadi sebesar gunung.” Mu afaq ’alaih.
  • 2. 2 B. Rumusan Masalah 1. Jelaskan Pengertian Zakat Infaq Shadaqah dan wakaf ? 2. Apakah Perbedaan zakat, infaq shadaqah dan wakaf ? 3. Apakah Manfaat Zakat Infaq Shadaqah dan wakaf ? 4. Apakah Hikmah Zakat Infaq Shadaqah dan wakaf ? 5. Bagaimana Ketentuan wajib zakat Shadaqah dan wakaf ?
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Zakat Perkataan zakat berasal dari kata zaka, artinya tumbuh dengan subur. Makna lain kata zaka, sebagaimana digunakan dalam al-Qur’an adalah suci dari dosa (M. Moh. Ali, 1977 : 311) Dalam kitab-kitab hokum islam, perkataan zakat itu diartikan dengan suci, tumbuh dan berkembang serta berkah. Dan jika pengertian itu dihubungkan dengan harta, maka menurut ajaran Islam, harta yang dizakati itu akan tumbuh berkembang, bertambah karena suci dan berkah (membawa kebaikan bagi hidup dan kehidupan yang punya). Jika dirumuskan, maka zakat adalah bagian dari harta yang wajib diberikan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat kepada orang-orang tertentu, dengan syarat-syarat tertentu pula.1 Syarat-syarat tertentu itu adalah nisab, haul dan kadar-nya. Menurut hadits, yang berasal dari Ibnu Abbas, ketika Nabi Muhammad mengutus Mu’az bin Jabal ke Yaman untuk mewakili beliau menjadi gubernur di sana, antara lain Nabi menegaskan bahwa zakat adalah harta yang diambil dari orang-orang kaya untuk disampaikan kepada yang berhak menerimanya, antara lain fakir dan miskin. 1. Prinsip-prinsip Zakat Menurut M. A. Mannan dalam bukunya Islamic Economics: Theory and Practice (Lahore, 1970 : 285), zakat mempunyai enamprinsip, yaitu prinsip keyakinan keagamaan (faith), prinsip pemerataan (equity) dan keadilan, prinsip produktivitas (productivity) dan kematangan, prinsip nalar (reason), prinsip kebebasan (freedom), prinsip etik (ethic) dan kewajaran. Prinsip keyakinan keagamaan menyatakan bahwa orang yang membayar zakat yakin bahwa pembayaran tersebut merupakan salah satumenifestasi keyakinan agama-nya, sehingga kalau orang yang 1 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas.2009. fiqh ibadah. jakarta: Amzah.
  • 4. 4 bersangkutan belum menunaikan zakatnya, belum merasa sempurna ibadahnya. Prinsip pemerataan dan keadilan cukup jelas menggambarkan tujuan zakat yaitu membagi lebih adil kekayaan yang telah diberikan Tuhan kepada umat manusia. Prinsip produktivitas dan kematangan menekankan bahwa zakat memang wajar harus harus dibayar karena milik tertentu telah menghasilkan produk tertentu. Dan hasil (produksi) tersebut hanya dapat dipungut stelah lewat jangka waktu satu tahun yang merupakan ukuran normal memperoleh hasil tertentu. Prinsip nalar dan kebebasan menjelaskan bahwa zakat hanya dibayar oleh orang yang bebas dan sehat jassmani dan rohaninya, yang merasa mempunyai tanggung jawab untuk membayar zakat untuk kepentingan bersama. Zakat tidak di pungut dari orang yang sedang dihukum atau orang yang menderita sakit jiwa.2 Akhirnya prinsip etik dan kewajaran menyatakan bahwa zakat tidak akan diminta secara semena-mena tanpa memperhatikan akibat yang ditimbulkannya. Zakat tidak mungkin dipungut, kalau karena pemungutan itu orang yang membayarnya justru akan menderita (Mubyarto, 1986 :33). 2. Tujuan Zakat Yang dimaksud dengan tujuan zakat, dalam hubungan ini adalah sasaran praktisnya. Tujuan tersebut, selain yang telah disinggung diatas, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Mengangkat derajat fakir-miskin dan membantunya ke luar dari kesulitan hidup serta penderitaan. 2. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh paragharimin, ibnussabil dan mustahiq lainnya. 3. Membentangkan dan membina talipersaudaraan sesama umat Islam dan manusia pada umumnya. 4. Menghilangkan sifat kikir. 5. Membersihakan sifat dengki dan iri (kecemburuan social) dari hati orang-orang miskin. 2 Rasyid, Sulaiman. 2009. fiqh islam. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
  • 5. 5 6. Menjebatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin dalam suatu masyarakat. 7. Mengembangkan rasa tanggung jawab social pada diri seseorang, terutama pada mereka yang mempunyai harta. 8. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang ada padanya (Pedoman zakat (4), 1982 : 27 – 28). 9. Sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk mencapai keadilan sosial. 3. Hikmahnya Zakat sebagai lembaga Islam mengandung hikmah yang bersifat rohaniah dan filosofis, hikmah itu digambarkan dalam berbagai ayat al – Qur’an (2 : 261, 2 : 267, 9 : 103, 30 : 39) dan al-Hadist. Diantara hikmah- hikmah itu adalah : 1. Mensyukuri karunia Ilahi, menumbuhsuburkan harta dan pahala serta membersihkan diri dari sifat-sifat kikir, dengki, iri serta dosa. 2. Melindungi masyarakat dari bahaya kemiskinan dan akibat kemelaratan. 3. Mewujudkan rasa solidaritas dan kasih saying antara sesame manusia. 4. Manifestasi kegotongroyongan dan tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa. 5. Mengurangi kefakimiskinan yang merupakan masalah sosial. 6. Membina dan mengembangkan stabilitas sosial salah satu jalan mewujudkan keadilan sosial. 4. Syarat-syarat Zakat Menurut para ahli hokum Islam, ada bebrapa syarat yang harus dipenuhi agar kewajiban zakat dapat dibebankan pada harta yang dipunyai oleh seorang muslim.3 Syarat-syarat itu adalah : 3 Syarifuddin, Amir. 2010.Garis-garis Besar fiqh .Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
  • 6. 6 1. Pemilikan yang pasti, artinya sepenuhnya berada dalam kekuasaan yang punya, baik kekuasaan pemanfaatan maupun kekuasaan menikmati hasilnya. 2. Berkembang, artinya harta itu berkembnag baik secara alami berdasarkan sunnatullah maupun bertambah karena ikhtiar atau usaha manusia. 3. Melebihi kebutuhan pokok, artinya harta yang dipunyai oleh seseorang itu melebihi kebutuhan pokok yang diperlukan oleh diri dan keluarganya untuk hidup wajar sebagai manusia. 4. Bersih dari hutang, artinya harta yang dipunyai oleh seseorang itu bersih dari hutang, baik hutang kepada Allah (nazar, wasiat) maupun hutang kepada sesame manusia. 5. Mencapai nisab, artinya mencapai jumlah minimal yang wajib dikeluarkan zakatnya. 6. Mencapai haul, artinya harus mencapai waktu tertentu pengeluaran zakat, biasanya dua belas bulan atau setiap kali setelah menuai atau panen (Abdullah Nasih Ulwan, 1985 : 9-15). 5. Macam-macam Zakat Zakat terdiri atas : 1. Zakat mal atau zakat harta adalah bagian dari harta kekayaan seseorang (juga dalam hukum) yang wajib dikeluarkan untuk golongan orang-orang tertentu setelah dipunyai selama jangka waktu tertentu dalam jumlah minimal tertentu. Pada umumnya didalam kitab-kitab hukum fikih Islam harta kekayaan yang wajib dizakati atau dikeluarkan zakatnya digolongkan ke dalam kategori emas, perak, dan uang (simpanan), barang yang diperdagangkan, hasil peternakan, hasil bumi, hasil tambang dan barang temuan. Masing- masing kelompok itu berbeda nisab dan kadarnya. 2. Zakat fitrah adalah pengeluaran wajib dilakukan oleh setiap muslim yang mempunyai kelebihan dari keperluan keluarga yang wajar pada malam dan hari raya Idulfitri, sebagai tanda syukur kepada Allah karena telah
  • 7. 7 selesai menunaikan ibadah puasa. Zakat fitrah ini, selain dari untuk menggembirakan hati fakir-miskin pada hari raya Idulfitri itu, juga dimaksudkan untuk menyucibersihkan dosa-dosa kecil yang mungkin ada ketika melaksanakan puasa Ramadhan (al-Hadist), agar orang itu benar- benar kembali kepada keadaan ftrah, suci seperti ketika dilahirkan ibunya. Orang Islam yang mempunyai bahan makanan pokok lebih dari dua setengah kg pada waktu itu, wajib membayar zakat fitrah sebagai upaya pendidikan agar orang gemar membelanjakan hartanya untuk kepentingan orang lain, kedatipun setelah mengeluarkan zakat fitrah itu ia berhak menerima bagian yang mungkin lebih besar dari yang dikeluarkannya (Yusuf al-Qardhawi, A.A. Basyir, 1975 : 51 -52). 6. Penerima Zakat Mengenai penerima zakat dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu yang berhak dan yang tidak berhak menerima zakat sebagaimana yang akan diuraikan berikut ini : 1. Yang berhak menerima zakat Yang berhak menerima zakat menurut ketentuan al-Qur’an surah 9 (at- Taubah ayat 60, adalah fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah, dan ibnussabil (seperti berulang-ulang telah disebut di atas). 2. Yang tidak berhak menerima zakat Yang tidak boleh menerima zakat adalah kelompok orang-orang berikut adalah keturunan Nabi Muhammad berdasarkan hadist Nabi sendiri, kelompok orang kaya, keluarga Muzzaki yakni keluarga orang-orang yang wajib mengeluarkan zakat, orang yang sibuk beribadah sunnat untuk kepentingan dirinya sendiri tetapi meluoakan kewajibannya mencari nafkah untuk diri dan keluarga dan orang-orang yang menjadi tanggungannya, dan orang yang tidak mengakui adanya Tuhan dan menolak ajarang agama. Mereka disebut mulhid atau atheis (Abdullah Nasih Ulwan, 1986 : 70-74, pedoman zakat (3), 1982 : 35-38).
  • 8. 8 B. Infaq. Infaq (bahasa Arabnya: infâq), maknanya lebih umum. Infak berarti membelanjakan harta, uang, ataupun bentuk kekayaan yang lain, yang bersifat wajib maupun yang bukan wajib. Infak dari akar kata : Nafaqa (Nun, Fa’, dan Qaf), yang mempunyai arti keluar. Dari akar kata inilah muncul istilah Nifaq-Munafiq, yang mempunyai arti orang yang keluar dari ajaran Islam. Kata (infaq), yang huruf akhirnya mes inya “Qaf”, oleh orang Indonesia dirubah menjadi huruf “ Kaf ”, sehingga menjadi (infak). Maka, Infaq juga bisa diartikan mengeluarkan sesuatu (harta) untuk suatu kepentingan yang baik, maupun kepentingan yang buruk. Ini sesuai dengan firman Allah yang menyebutkan bahwa orang-orang kafirpun meng "infak" kan harta mereka untuk menghalangi jalan Allah : “Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan” (Qs. Al Anfal : 36) Sedangkan Infak secara istilah adalah : Mengeluarkan sebagian harta untuk sesua tu kepentingan yang diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’ala, seperti menginfakkan harta untuk memenuhi kebutuhan keluarga.4 C. Shadaqah. Shadaqah, dari segi bahasa berasal dari akar kata kerja shadaqa atau bentuk nomina verbanyaash-shidq yang berarti ‘kesungguhan’ dan ‘kebenaran’. Al-Qur’an menggunakan kata ini sebanyak lima kali dalam ben uk unggal dan ujuh kali dalam bentuk jamak—kesemuanya dalam konteks pengeluaran harta benda secara ikhlas.5 Sedekah sifatnya tidak wajib, melainkan sunnah, sangat dianjurkan. Tetapi, meski demikian, 4 Urgensi Infaq(http://immawatiraincity.blogspot.com/2008/12/urgensi-infaq.html) 5 Hafsa Mutazz , Definisi Zakat, Infaq dan Shadaqah (http://donasiaih. blogspot. com/2008/07/zakat-infaq-shadaqah-dalam-islam.html)
  • 9. 9 kata sedekah juga terkadang digunakan oleh al-Qur’an untuk makna pengeluaran harta yang wajib. Surah at-Taubah ayat 103 memerintahkan Nabi saw. mengambil zakat harta dari mereka yang memenuhi syarat-syarat. Demikian juga surah at-Taubah ayat 60 yang berbicara tentang mereka yang berhak menerima zakat dengan menggunakan kata (shadaqah) sedekahdalam arti zakat wajib. D. Wakaf Perkataan waqf, yang menjadi wakaf dalam bahasa Indonesia, berasal dari kata kerja bahasa Arab waqafa yang berarti menghentikan, berdiam di tempat atau menahan sesuatu. Pengertian menghentikan ini (kalau) dihubungkan dengan ilmu baca al-Qur’an (ilmu tajwid) adalah tata cara menyebut huruf-hurufnya, dari mana dimulai dan dimana harus berhenti. Wakaf dalam pengertian ilmu tajwid ini mengandung makna menghentikan bacaan, baik seterusnya maupun untuk mengambil nafas sementara. Menurut aturannya seorang pembaca tidak boleh berhenti di pertengahan suku kata, harus pada akhir kata di penghujung ayat agar bacaannya sempurna.6 Pengertian wakaf dalam makna berdiam di tempat, dikaitkan dengan wuquf yakni berdiam di Arafah pada tanggal9 Zulhijjah ketika menunaikan ibadah haji. Tanpa wuquf di Arafah tidak ada haji bagi seseorang. Pengertian menahan (sesuatu) dihubungkan dengan harta kekayaan, itulah yang dimaksud dengan wakaf dalam uraian ini. Wakaf adalah menahan sesuatu benda untuk diambil manfaatnya sesuai dengan ajaran Islam. Di dalam kepustakaan, sinonim waqf adalah habs. Kedua-duanya kata benda yang berasal dari kata kerja waqafa dan habasa, artinya menghentikan, menahan seperti yang dikemukakan di atas. Bentuk jamaknya adalah awqaf untuk waqf dan ahbas untuk habs. Perkataan habs atau ahbas biasanya dipergunakan di Afrika Utara di kalangan pengikut mazhab Maliki. Di dalam al-Qur’an surah al-Haj (22) ayat 77 Tuhan memerintahkan agar manusia berbuat kebaikan supaya hidup manusia itu bahagia.di surah lain 6 Tihami dan Sohari Sahrani, Masail Al-Fiqhyah (Jakarta, Triarga Utama, 2007 ), hal. 77-81
  • 10. 10 Allah memrintahkan manusia untuk membelanjakan (menyedekahkan) hartanya yang baik (2 :267). Dalam surah al-Imran (3) ayat 92 Tuhan menyatakan bahwa manusia tidak akan memperoleh kebaikan, kecuali jika ia menyedekahkan sebagian dari harta yang disenanginya (pada orang lain). Menurut hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim berasal dari Abu Hurairah, seorang manusia yang meninggal dunia akan berhenti semua pahala amal perbuatannya,kecuali pahala tiga amalan yaitu pahala amalan shadaqah jariyah (sedekah yang pahalanya tetap mengalir) yang diberikannya selama ia hidup, pahala ilmu yang bermanfaat (bagi orang lain) yang diajarkannya selama hayatnya, dan doa anak (amal) saleh yakni anak yang membalas guna orang tuanya dan mendoakan ayah-ibunya kendatipun orangtuanya itu telah tiada bersama dia di dunia ini. Para ahli sependapat bahwa yang dimaksud dengan (pahala) shadaqah jariyah dalam hadist itu adalah (pahala) wakaf yang diberikannya di kala seseorang masih hidup (A. A. Basyir, 1977 : 7). Harta yang diwakafkan haruslah benda yang kekal zatnya (tahan lama wujudnya), tidak lekas musnah stelah dimanfaatkan,lepas dari kekuasaan orang-orang yang berwakaf, tidak dapat diasingkan kepada pihak lain, baik dengan jalan jual-beli hibah maupun dengan warisan, serta untuk keperluan amal kebajikan sesuai dengan ajaran Islam. 1. Unsur-Unsur Wakaf 1. Orang yang Mewakafkan Hartanya (Wakif) Orang yang mewakafkan hartanya, dalam istilah hukum Islam disebut wakif. Seorang wakif haruslah memenuhi syarat untuk mewakafkan hartanya, di antaranya adalah kecakapan bertindak, telah dapat mempertimbangkan baik buruknya perbuatan yang dilakukannya dan benar-benar pemilik harta yang diwakafkan itu. Mengenai harta yang diwakafkan perlu dicatat bahwa harta itu harus bebas dari beban hutang pada orang lain. Kalau ada, beban itu harus diangkat lebih dahulu supaya dengan tindakannya itu wakif tidak merugikan orang lain. Seorang wakif tidak boleh mencabut kembali wakafnya dan dilarang pula menuntut agar
  • 11. 11 harta yang sudah diwakafkan dikembalikan ke dalam (bagian) hak miliknya. 2. Harta yang Diwakafkan (Mauquf) Barang atau benda yang diwakafkan (mauquf) haruslah memenuhi syarat-syarat berikut. Pertama, harus tetap zatnya dan dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu yang lama, tidak habis sekali pakai. Pemanfaatan itu haruslah untuk hal-hal yang berguna,halal dan sah menurut hukum. Kedua, harta yang diwakafkan itu haruslah jelas wujudnya dan pasti batas- batasnya (jika berbentuk tanah). Ketiga, benda itu sebagaimana disebutkan diatas, harus benar-benar kepunyaan wakif dan bebas dari segala beban. Keempat, harta yang diwakafkan itu dapat berupa benda dapat juga berupa benda bergerak seperti buku-buku, saham, surat-surat berharga dan sebagianya. Kalau ia berupa saham atau modal, haruslah diusahakan agar penggunaan modal itu tidak untuk usaha-usaha yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan hukum Islam, misalnya untuk mendirikan atau membiayai tempat perjudian atau usaha-usaha maksiat lainnya (A.A. Basyir, 1977:10:A. Wasit Aulawi, 1975:3). 3. Tujuan Wakaf (Mauquf ’alaih) Tujuan wakaf adalah untuk mendapatkan keridhaan Allah, dalam rangka beribadah kepada-Nya. Sebagimana halnya dengan zakat, wakaf merupakan ibadah malliyah berbentuk shadaqah jariyah yakni sedekah yang terus mengalir pahalanya untuk orang yang menyedekahkannya selama barang atau benda yang disedekahkan itu masih ada dan dimanfaatkan.oleh karena sifatnya yang demikian itu, maka tujuan wakaf wakaf tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai ibadah. Tujuan wakaf itu harus dapat dimasukkan ke dalam kategori ibadah pada umumnya, sekurang-kurangnya tujuannya harus merupakan hal yang mubah menurut ukuran (kaidah) hukum Islam. Adalah mubah atau jaiz atau boleh saja kalau misalnya orangmewakafkan tanahnya untuk kuburan, pasar,lapangan olahraga, dan sebaginya dalam rangka pelaksanaan ibadah umum atau
  • 12. 12 ibadah amah. Kalau tujuan wakaf itu untuk kepentingan umum, maka harus ada badan yang mengurusnya. 4. Pernyataan (Sighat) Wakif Pernyataan wakif yang merupakan tanda oenyerahan barang atau benda yang diwakafkan itu, dapat dilakukan dengan lisan atau tulisan. Dengan penyataan itu, tanggallah hak wakif atas benda yang diwakafkannya. 2. Syarat-syarat Wakaf Di samping rukun-rukun wakaf tersebut di atas, ada pula syarat- syarat sahnya suatu pewakafan benda atau harta seseorang.7 Syarat-syarat itu adalah sebagai berikut : 1. Perwakafan benda itu tidak dibatasi untuk jangka waktu tertentu saja, tetapi untuk untuk selama-lamanya. Wakaf yang dibatasi waktunya untuk lima tahun saja misalnya, adalah tidak sah. 2. Tujuannya haruis jelas, tanpa menyebutkan tujuan secara jelas,pewakafan tidak sah.namun apabila seorang wakif menyerahkan tanahnya kepada suatu badan hukum tertentu yang sudah jelas tujuan dan usahanya, wewenang untuk penentuan tujuan wakaf itu berada pada badan hukum yang bersangkutan sesuai dengan tujuan badan hukum itu 3. Wakaf harus segera dilaksanakan setelah ikrar wakaf dinyatakan oleh wakif tanpa menggantungkan pelaksanaannya pada suatu peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang. 7 Direktorat pemberdayaan wakaf, Fiqih Wakaf (Jakarta, Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Departemen Agama RI, 2007) hal. 1-3
  • 13. 13 3. Macam Wakaf 1. Wakaf Keluarga atau Wakaf Ahli Yang dimaksud dengan wakaf keluarga atau wakaf ahli (disebut juga wakaf khusus) adalah wakaf yang khusus diperuntukkan bagi orang-orang tertentu, seorang atau lebih, baik ia keluarga wakif maupun orang lain. Dalam hubungan dengan wakaf keluarga ini perlu dicatat bahwa harta pusaka tinggi di Minangkabau misalnya, mempunyai cirri-ciri yang sama dengan wakaf keluarga. Ia merupakan harta keluarga yang dipertahankan tidak dibag-bagi atau diwariskan kepada keturunan secara individual, karena ia telah diperuntukkan bagi kepentingan keluarga, memenuhi kebutuhan baik dalam keadaan biasa apalagi dalam keadaan yang tidak disangka-sangka (darurat). 2. Wakaf Umum Yang dimaksud dengan wakaf khairi atau wakaf umum adalah wakaf yang diperuntukkan bagi kepentingan atau kemaslahatan umum. Wakaf jenis ini jelas sifatnya sebagai lembaga keagamaan dan lembaga sosial dalam bentuk mesjid, madrasah,pesantren, asrama, rumah sakit, rumah yatim-piatu, tanah pekuburan dan sebagainya. Wakaf khairi atau wakaf umum inilah yang paling sesuai dengan ajaran Islam dan yang dianjurkan pada orang yang mempunyai harta untuk melakukannya guna memperoleh pahala yang terus mengalir bagi orang yang bersangkutan kendatipun ia telah meninggal dunia, selama wakaf itu masih dapat diambil manfaatnya. Dari bentuk- bentuknya tersebut diatas, wakaf khairi ini jelas merupakan wakaf yang benar-benar dapat dinikmati manfaatnya oleh masyarakat dan merupakan salah satu sarana penyelenggaraan kesejahteraan masyarakat baik dalam bidang keagamaan maupun dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan (A.A. Basyir, 1977:15).
  • 14. 14 4. Pemilikan Harta Wakaf Para ahli hukum (fikih) Islam sependapat bahwa sebelum harta yang diwakafkan, pemiliknya adalah orang yang mewakafkannya. Dan setelah harta wakaf itu diwakafkan oleh wakif, pemilikannya beralih kepada Allah dan manfaatnya menjadi hak mauqul ‘alaih ( : orang atau orang yang berhak memperoleh hasil harta wakaf itu). Sebab, menurut pendapat umum, begitu wakif selesai mengucap ikrar wakaf seketika itu juga pemilikan harta yang di wakafkannya tanggal (lepas) dari tangannya dan berpindah (kembali) menjadi milik Allah, tidak pada orang atau badan yang disebut dalam tujuan wakaf itu. Dengan kalimat lain, pemilikan atas harta wakaf, setelah ikrar wakaf diucapkan oleh wakif, berpindah (kembali) kepada Allah, tidak tetap di tangan wakif dan tidak pula berpindah menjadi milik mauquf ‘alaih. Dengan demikian, harta wakaf itu menjadi amanat Allah yang memerlukan orang atau badan hukum mengurus atau mengelolanya. Orang atau badan yang mengurus wakaf disebut nadzir atau mutawalli. 5. Pengurus Wakaf : Nadzir atau Mutawalli Nadzir wakaf adalah orang atau badan yang memegang amanat untuk memelihara dan mengurus harta wakaf sebaik-baiknya sesuai dengan wujud dan tujuannya. Pada dasarnya, siapa saja dapat menjadi nadzir asal saja ia berhak melakukan tindakan hukum. Namun demikian, kalau nadzir itu adalah perorangan, para ahli menentukan beberapa syarat yang harus dipenuhinya. Syarat tersebut adalah telah dewasa, berakal sehat, dapat dipercaya dan mampu menyelenggarakan segala urusan yang berkenaan dengan harta wakaf. Nadzir berhak mendapatkan upah untuk jerih payahnya mengurus harta wakaf, selama ia melaksanakan tugasnya dengan baik. Besarnya sesuai ketentuan wakif, biss sepersepuluh, seperdelapan dari hasil tanah yang diwakafkannya atau berapa saja yang pantas menurut pertimbangan wakif. Nadzir wakaf adalah orang yang memegang amanat pemeliharaan
  • 15. 15 dan pengurusan wakaf sesuai dengan wujud dan tujuannya. Yang berhak menentukan nadzir wakaf adalah wakif. Mungkin ia sendiri yang menjadi nadzir, mungkin pula diserahkannya kepada orang lain, baik perorangan maupun organisasi. Agar pewakafan dapat terselenggara dengan sebaik- baiknya,pemerintah berhak campur tangan mengeluarkan berbagai peraturan mengenai perwakafan, termasuk menentukan nadzirnya (A.A.Basyir, 1977:19, Abdoerraoef, 1970:131). 6. Penerapan Fikih Wakaf di Indonesia Penerapan fikih wakaf di Indonesia, terdapat perkembangan. Kalau sebelum tahun tujuh puluhan, untuk memahami fikih wakaf di Indonesia hanya dipergunakan pendapat ahli mazhab Syafi’I, namun, setelah tahun tujuh puluhan ketika para hakim pengadilan agama telah banyak dijabat oleh alumni IAIN, tampak perubahan orientasi, tidak terbatas lagi hanya pada fikih Islam mazhab Syafi’i, tetapi sudah meluas, berkembang meliputi juga paham yang tumbuh dalam mazhab hukum (fikih) Islam lainnya. Dengan demikian, pemahaman dan penerapan fikih wakaf di tanah air kita telah berkembang pula baik dalam teori maupun dalam putusan Badan Pengadilan Agama. 7. Bentuk Wakaf di Indonesia Di Indonesia,wakaf pada umunya berupa benda-benda konsumtif, bukan barang-barang yang produktif, ini dapat dilihat pada mesjid, sekolah-sekolah, panti asuhan, rumash sakit, dan sebagainya. Ini disebabkan karena beberapahal, di antaranya adalah (di jawa misalnya) tanah telah sempit dan di daerah-daerahlain, menurut hukum adat (dahulu), hak milik perorangan atas tanah dibatasi oleh hak masyarakat hukum adat,seperti hak uluyat misalnya. Dan oleh karena harta yang diwakafkan itu pada umumnya adalah barang-barang konsumtif, maka terjadilah masalah mengenai biaya pemeliharaannya. Untuk mengatasi kesulitan itu,perlu dicari sumber dana tetap melelui wakaf produktif.
  • 16. 16 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam pengertian bahasa, kata zakat (dalam bahasa Arab zakâh, dari kata kerja zakâ) berarti ‘penyucian’ atau ‘pengembangan’. Infaq (bahasa Arabnya: infâq), maknanya lebih umum. Infak berarti ‘membelanjakan harta, uang, ataupun ben uk kekayaan yang lain, yang bersifat wajib maupun yang bukan wajib’. Shadaqah, dari segi bahasa berasal dari akar kata kerja shadaqa atau bentuk nomina verbanyaash-shidq yang berarti ‘kesungguhan’ dan ‘kebenaran’. Manfaat Zakat Infaq dan Shadaqah ialah sebagai Sarana Pembersih Jiwa, Realisasi Kepedulian Sosial, Sarana Untuk Meraih Pertolongan Sosial, Ungkapan Rasa Syukur Kepada Allah. Hikmah Zakat Infaq dan Shadaqah yaitu Menghindari kesenjangan sosial antara orang kaya dan kaum dhu'afa, Membersihkan dan mengingkis akhlak yang buruk, Alat membersih harta dan menjagah dari ketamakan orang jahat, ungkapan rasa syukur atas nikmat yang allah berikan, untuk pengembangan potensi ummat, dukungan moral kepada prang yang baru masuk islam, dan menolong, membantu,dan membina kaum dhu'afa yang lemah. B. Saran Dalam makalah kami ini, masih banyak hal yang harus diperbaiki dan dikoreksi, materi-materi yang disajikan pun masih belum lengkap. Untuk itu kami sangat mengharapkan kontribusi positif untuk kemajuan kita bersama, karena kami tidak menunggu sempurna untuk melakukan sesuatu, tapi kami melakukan sesuatu untuk menuju kesempurnaan.
  • 17. 17 DAFTAR PUSTAKA Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas.2009. fiqh ibadah. jakarta: Amzah. Rasyid, Sulaiman. 2009. fiqh islam. Bandung : Sinar Baru Algesindo. Syarifuddin, Amir. 2010.Garis-garis Besar fiqh .Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Tihami dan Sohari Sahrani, Masail Al-Fiqhyah (Jakarta, Triarga Utama, 2007 ), hal. 77-81 Didin Hafihuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Sedekah (Jakarta, Gema Insani, 2002) hal. 14-15 Direktorat pemberdayaan wakaf, Fiqih Wakaf (Jakarta, Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Departemen Agama RI, 2007) hal. 1-3 Urgensi Infaq(http://immawatiraincity.blogspot.com/2008/12/urgensi-infaq.html) Ali Masduki, (http://alimasduki.blogdetik.com/2009/04/24/antara-shadaqah-dan- nafaqah/) Lazis Yuhada..( http://lazissyuhada.wordpress.com/category/fiqih-zakat-infaq- shadaqah-wakaf-fidyah/) Hafsa Mutazz , Definisi Zakat, Infaq dan Shadaqah (http://donasiaih. blogspot. com/2008/07/zakat-infaq-shadaqah-dalam-islam.html) Nur Kholis. Wakaf dan Upaya Memberdayakan Potensinya (Jakarta, Citra Persada, 1997) hal. 16