Zakat merupakan salah satu rukun Islam penting untuk mengentaskan kemiskinan. Dokumen ini menjelaskan peranan strategis pengelolaan dan pendayagunaan zakat sesuai aturan agama untuk membantu fakir miskin dan meningkatkan perekonomian masyarakat melalui pendidikan, kesehatan, dan bidang ekonomi lainnya. Dokumen ini juga mendorong pengelolaan zakat secara profesional oleh badan pemerintah.
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Mengoptimalkan Peran Strategis Zakat dalam Pengentasan Kemiskinan
1. MENEGUHKAN PERAN STRATEGIS
PENDAYAGUNAAN DAN PENGELOLAAN
ZAKAT SEBAGAI MODEL PENGENTASAN
DAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
Oleh:
Dr. Hasani Ahmad Said, M.A.
(Ketua 1 Bidang Ibadah dan Dakwah, Masjid Fathullah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
1
2. Pendahuluan
Zakatsalah satu ibadah pokok yang menjadi kewajiban bagi
setiap individu (Mukallaf) yang memiliki harta untuk
mengeluarkan harta tersebut sesuai dengan aturan-aturan
yang berlaku dalam zakat itu sendiri.
Zakat rukun Islam yang ketiga setelah Syahadat dan Shalat,
merupakan ajaran yang sangat penting bagi kaum
muslimin.
Bila saat ini kaum muslimin sudah sangat faham tentang
kewajiban shalat dan manfaatnya dalam membentuk
keshalehan pribadi.
Namun tidak demikian pemahamaannya terhadap kewajiban
terhadap zakat yang berfungsi untuk membentuk keshalehan
sosial.
Implikasi keshalehan sosial ini sangat luas, kalau saja kaum
muslimin memahami tentang hal tersebut.
Pemahaman shalat sudah merata dikalangan kaum muslimin,
namun belum demikian terhadap zakat.
2
3. Zakat Menurut Etimologi
& Terminologi
Zakat menurut etimologi berkah, bersih, berkembang dan
baik.
Dinamakan zakat karena, dapat mengembangkan dan
menjauhkan harta yang telah diambil zakatnya dari bahaya.
Menurut IbnuTaimiah, hati dan harta orang yang membayar
zakat tersebut menjadi suci dan bersih serta berkembang
secara maknawi.
Zakat menurut terminologi berarti, sejumlah harta tertentu
yang diwajibkan oleh Allah swt.
Untuk diberikan kepada para mustahik yang disebutkan
dalam Al-Qur’an.
Atau bisa juga berarti sejumlah tertentu dari harta tertentu
yang diberikan untuk orang tertentu.
Lafal zakat dapat juga berarti sejumlah harta yang diambil
dari harta orang yang berzakat.
3
4. Dasar al-Qur’an dan Hadis
Zakat dalam Al-Qur’an dan hadis kadang-
kadang disebut dengan sedekah, seperti
firman Allah swt. yang berarti, "Ambillah
zakat (sedekah) dari harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan
menyucikan mereka dan berdoalah buat
mereka, karena doamu itu akan menjadi
ketenteraman buat mereka." (Q.S. At
Taubah, 103).
4
5. Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu,
hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, pengurus-pengurus zakat,
para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan orang-
orang yang sedang dalam perjalanan,
sebagai sesuatu ketetapan yang
diwajibkan Allah; dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-
Taubah : 60).
5
6. Dalam sebuah hadis sahih, Rasulullah
saw. ketika memberangkatkan Muaz
bin Jabal ke Yaman, beliau bersabda,
"Beritahulah mereka, bahwa Allah
mewajibkan membayar zakat
(sedekah) dari harta orang kaya yang
akan diberikan kepada fakir miskin di
kalangan mereka." (Hadis ini
diketengahkan oleh banyak perawi).
6
7. Peranan Strategis Pendayagunaan
dan Pengelolaan Zakat
1. Pengumpulan sumber zakat adalah lewat zakat mal dan
zakat fitrah. Al-Qur'an dan Hadits telah memberikan
nash-nash secara tafshily tentang sumber-sumber zakat.
Sementara sumber-sumber ijmaly memungkinkan kita
untuk melakukan kajian dan pengembangan terhadap
objek dan sumber zakat.
2. Zakat harus diberikan kepada yang berhak (mustahik)
yang sudah ditentukan menurut agama.
3. Para amil zakat tidak hanya sekedar mengumpulkan dan
mendistribusikan zakat, tetapi juga dituntut untuk
mampu menciptakan pemerataan ekonomi umat
sehingga kekayaan tidak hanya berputar pada satu
golongan atau satu kelompok orang saja. Sebagaimana
ditegaskan dalam surat Al-Hasyr : 7 Artinya: supaya harta
itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja
di antara kamu.
7
8. Secara lebih jelas, Yusuf Al-Qardhawi menyebutkan
urgensi keberadaan amil, yaitu:
pertama, jaminan terlaksananya syariat zakat (bukankah
ada saja manusia-manusia yang berusaha menghindar
bila tidak diawasi oleh penguasa?).
Kedua, pemerataan (karena dengan keterlibatan satu
tangan, diharapkan seseorang tidak akan memperoleh
dua kali dari dua sumber, dan diharapkan pula semua
mustahiq akan memperoleh bagiannya).
Ketiga, memelihara air muka para mustahiq, karena
mereka tidak perlu berhadapan langsun dengan para
muzakki, dan mereka tidak harus pula datang meminta.
Keempat, sektor (ashnaf yang harus menerima) zakat,
tidak terbatas pada individu, tetapi juga untuk
kemaslahatan umum, dan sektor ini hanya dapat
ditangani oleh pemerintah. 8
9. Orientasi Spirit Zakat; Suatu
Pelajaran dari Nabi
Nabi Muhaminad SAW pernah memberikan
shadakah kepada seorang fakir sebanyak dua
dirham, sambil mernberi anjuran agar
mempergunakan uang itu satu dirham untuk
makan dan satu dirham lagi untuk membeli
kampak dan bekerja dengan kampak itu. Lima
belas hari kemudian orang ini datang lagi kepada
Nabi SAW dan menyampaikan bahwa ia telah
bekerja dan berhasil mendapat sepuluh dirham.
Separuh uangnya dipergunakan untuk makan dan
separuhnya lagi untuk membeli pakaian. Zakat
diberikan tidak sekedar sampai pada fakir, sunnah
Nabi menyarankan agar zakat dapat
membebaskan seorang fakir dari kefakirannya.
9
10. Proyek Rintisan Sebuah Upaya
Pendayagunaan Zakat
Dana yang dikumpulkan dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan lahir dan batin masyarakat,
meliputi :
a). Bidang Sarana Ibadah,
b). Bidang Pendidikan,
c). Bidang Kesehatan,
d). Bidang pelayanan sosial,
e). Bidang Ekonomi.
10
11. Ancaman Allah dan RUU Pengelolaan
Zakat: Muslim Lalai Zakat Akan
Dikenakan Sanksi
Ancaman hukuman bagi muzaki yang tidak mau membayar zakat,
dalam Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 180 dinyatakan bahwa harta
yang tidak dikeluarkan zakatnya itu kelak akan dikalungkan di
lehernya pada hari kiamat. Dalam surat Al-Taubah ayat 34 dan 35
dinyatakan bahwa harta yang tidak dikeluarkan zakatnya itu kelak
akan dipanaskan dalam api neraka jahanam lalu dibakar dengannya
dahi mereka, lambung mereka, dan punggung mereka.
Dalam surat Fushilat ayat 6 dan 7 disebutkan bahwa neraka wail
(kecelakaan besarlah) bagi mereka yang mempersekutukan (Nya),
yaitu mereka yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan
adanya (kehidupan) akhirat.
Sanksi pidana berupa denda hanya sebesar zakat yang wajib
ditunaikannya, yaitu 2,5 persen zakat hartanya yang harus
dibayarkan ke BAZ ditambah 2,5 persen dendanya yang harus
disetorkan ke kas negara, tidak saja mereduksi ancaman hukuman
dari Allah, tapi justru membebaskan mereka dari ancaman yang
disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
11
12. Model Pengentasan dan
Penanggulangan Kemiskinan
cara menanggulangi kemiskinan adalah:
dukungan orang yang mampu untuk
mengeluarkan harta kekayaan mereka berupa
dana zakat kepada mereka yang kekurangan;
mengusulkan agar zakat dapat dikelola oleh
satu badan, dan dimasukkan dalam
amandemen Undang-Undang (UU) 38/1999
tentang Pengelolaan Zakat.
agar zakat dapat dikelola negara sehingga di
masa mendatang tidak ada lagi dualisme
antara lembaga amil zakat (LAZ) dan badan
amil zakat (BAZ).
12
13. Penutup
Semangat terhadap nilai-nilai Islam yang
dimuat dalam hukum-hukum positif
seharusnya mendapat apresiasi oleh seluruh
masyarakat muslim Indonesia. Apresiasi
tersebut dapat dilakukan dengan menjadi
muzakki yang aktif, tidak hanya dalam proses
aktifitasnya sebagai seorang muzakki yang
mengeluarkan hartanya, tapi apresiasi
tersebut juga dapat diwujudkan dengan ikut
berperan dalam pengawasan secara langsung
atau tidak langsung terhadap pengelola zakat,
yang dalam hal ini adalah Badan Amil Zakat
menuju badan yang professional.
13