Presentasi mata kuliah Fiqh membahas tentang materi-materi yang akan diajarkan dalam mata kuliah Fiqh Ibadah untuk mahasiswa semester 1 Pendidikan Agama Islam, meliputi berbagai topik seperti ibadah, hukum-hukum zakat, puasa, dan shalat. Metode pengajaran yang digunakan adalah ceramah, diskusi, penugasan, dan presentasi."
1. Presentasi Fiqh
Oleh: Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA
FIQH merupakan salah satu
mata kuliah wajib yang harus
diikuti oleh seluruh mahasiswa
di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah. Materi ini
didesain untuk mahasiswa/i
Semester 1 program
Pendidikan Agama Islam (PAI)
PENGANTAR
MATA KULIAH
2. IBADAH
dan
SYAHADAH
UJIAN
TENGAH
SEMESTER
HAJI
(cara haji/umrah,
hukum, hikmah)
THAHARAH
(pengertian, jenis,
hukum, hikmah)
QURBAN
dan
AQIQAH
ADZAN
dan
IQAMAH
PUASA
(pengertian, jenis,
hukum, hikmah)
FIQH
JENAZAH
(tatacara, hukum)
SHALAT
WAJIB &
SUJUD-SUJUD
SHALAT
SUNNAH
(pengertian, jenis)
ALUR MATERI KAJIAN
MATA KULIAH FIQH IBADAH
NAZAR,
KAFFARAT,
SUMPAH
UJIAN
AKHIR
SEMESTER
ZAKAT
(pengertian, jenis,
hukum, hikmah)
SEDEKAH,
HIBAH,
HADIAH
3. KONTRAK KULIAH
Penilaian
diperoleh
dari aspek :
Keaktifan,
diskusi,
makalah 30% •
U T S 30% •
U A S 40% •
Total penilaian
adalah 100% •
Ceramah •
diskusi •
penugasan •
makalah •
presentasi •
tanya jawab •
active learning •
30 mnit seminar
• 60 mnit tutorial
• 10 mnit review
Memiliki pemaha-
man, penghayatan
yang mendalam
tentang beragam
ibadah, serta
mampu mengamal
kannya dalam
kehidupan sehari-
hari sesuai konsep
teori fiqh.
KOMPETENSI METODE EVALUASI
4. LITERATUR WAJIB
Fiqh Ibadah
Fiqh Ibadah
Literatur Wajib
FIQH IBADAH.
Prof. Dr. Abd. Aziz
Muh. Azzam
Prof. Dr. Abd. Wahab
As-Sayyid Hawwas.
Bumi Aksara Gorup
Panduan Fiqih
Lengkap (AL-WAJIZ).
Abdul Adzim bin
Badawi al-Khalafi.
Pustaka Ibnu Katsir
KIFAYATUL
AKHYAR.
Imam Taqiyuddin
Abubakar bin
Muhammad
AlHusaini.
BIDAYATUL
MUJTAHID.
Ibnu Rusyd.
FIQIH SUNNAH.
Sayyid Sabiq.
FIQH IBADAH
DR. A.Rahman Ritonga
DR. Zainuddin.
Gaya Media Pratama
KITAB FIQH
EMPAT MAZHAB.
Abd-ur-Rahman
bin Muhammad
'Awd Al-Jazeeri
KULIAH IBADAH
ditinjau dari segi
hukum & hikmahnya.
Prof.DR.TM.Hasbi
Ash Shiddieqy.
Bulan Bintang
KULIAH
IBADAH
FIQH
IBADAH
5. Intisari Islam
IMAN merupakan syarat pokok yang melandasi
diterimanya amalan seseorang.
ISLAM merupakan realisasi dari keimanan
seseorang. Seseorang yang mengaku beriman
hendaklah dibuktikan dengan amal perbuatan,
yaitu menjalankan syariat Islam.
IHSAN adalah keikhlasan dan kekhusyu’an
seseorang dalam beramal, berupa keutamaan
akhlak, baik dalam beribadah kepada Allah SWT
maupun dalam bermuamalah dengan sesama
dan dengan lingkungan alam semesta.
6. Islam a Comprehensive Way of Life
(Kāmil & Syāmil)
ISLAM
AQIDAH SYARIAH AKHLAQ
MUAMALAH IBADAH
8. Syari’ah
Menurut bahasa Arab (secara etimologi) :
Syari’ah adalah jalan yang ditempuh atau
garis yang seharusnya dilalui.
Secara terminologi : Syari’ah adalah
pokok-pokok aturan hukum yang
digariskan oleh Allah SWT untuk dipatuhi
dan dilalui oleh seorang muslim dalam
menjalani segala aktifitas hidupnya
(ibadah) di dunia.
9. Pengertian Fiqh
DEFINISI OBJEK
Secara etimologi,
fiqh = pemahaman
(QS. Hud 11:91).
Secara terminologi
“pengetahuan ttg
hukum syara’
yang berhubungan
dengan amal
perbuatan, yang
digali dari dalilnya
secara terperinci”.
SUMBER TUJUAN
Setiap perbuatan
mukallaf yang
memiliki nilai dan
telah ditetapkan
hukumnya. Nilai
perbuatan itu bisa
berbentuk wajib,
sunah, mubah,
haram & makruh.
Fiqh berkaitan dgn
masalah ‘amaliyah
Sumber/landasan
yang digunakan
untuk memperoleh
hukum fiqh yang
disepakati ulama
(al-mashadir al-
asasiyyah) yaitu:
Al-Quran, Sunnah,
Ijma’, Qiyas. Ada
pula al-mashadir
al-taba’iyyah.
Menerapkan
hukum syari’at
terhadap
perbuatan/ucapan
manusia ▪ Menun-
tun manusia dlm
bermuamalat ▪
Memberi rambu2
dan konsekwensi
bagi perbuatan
mukallaf
11. DEFINISI HUKUM SYARA’
والقضاء والفصل المنع لغة الحكم
المت هللا خطاب هو األصوليين اصطالح فى الشرعي الحكم
علق
الوضع او التخيير او باإلقتضاء المكلفين بأفعال
HUKUM (al-hukm) secara bahasa (etimologi) berarti
mencegah, memutuskan.
Menurut terminologi, hukum syar’i adalah khitab
(kalam) Allah Swt yang berkaitan dengan semua
perbuatan mukallaf, baik berupa iqtidha` (perintah,
larangan, anjuran untuk melakukan atau meninggalkan),
takhyir (memilih antara melakukan dan tidak melakukan),
atau wadh’i (ketentuan yang menetapkan sesuatu
sebagai sebab, syarat, atau penghalang/māni’).
12. Penjelasan Definisi al-Hukm
Yang dimaksud Khithabullah adalah semua bentuk dalil-
dalil hukum, baik Quran, Sunnah, maupun Ijma’ dan Qiyas.
Namun Abdul Wahab Khalaf berpendapat bahwa yang
dimaksud dengan dalil hanya Quran dan Sunnah, adapun
ijma’ dan qiyas sebagai metode menyingkapkan hukum
dari Quran dan sunnah. Al-Quran dianggap sebagai kalam
Allah secara langsung, dan sunnah sebagai kalam Allah
secara tidak langsung karena Rasulullah Saw tidak
mengucapkan sesuatu dibidang hukum kecuali
berdasarkan wahyu, sesuai firman Allah:
يوحى وحي اال هو ان الهوى عن ينطق وما
(
النجم
:
2
-
3
)
Demikian pula dengan ijma’ harus mempunyai sandaran
kepada al-Quran dan sunnah.
Yang dimaksud perbuatan mukallaf adalah perbuatan
yang dilakukan oleh manusia dewasa, berakal sehat,
termasuk perbuatan hati (seperti niat), dan perbuatan
ucapan (seperti ghibah).
13.
14. Hukum Taklifi dan Wadh’i
HUKUM TAKLIFI adalah hukum yang mengandung perintah,
larangan, atau memberi pilihan terhadap seorang mukallaf
untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat.
ع والكف الفعل بين تخييره او فعل عن كفه او المكلف من فعل طلب اقتضى ما
نه
Misalnya, hukum taklifi menjelaskan bahwa shalat 5 waktu
wajib, khamar haram, riba haram, makan-minum mubah.
الزكاة وآتوا الصالة وأقيموا
/// ...
واشربو وكلوا
...
HUKUM WADH’I adalah ketentuan-ketentuan hukum yang
mengatur tentang sebab, syarat, dan māni’ (sesuatu yang
menjadi penghalang kecakapan untuk melakukan hukum
taklifi).
منه مانعا او له شرطا او لشيئ سببا شيء وضع اقتضى ما
Misalnya, hukum wadh’i menjelaskan bahwa waktu matahari
tergelincir di tengah hari menjadi sebab tanda bagi wajibnya
mukallaf menunaikan shalat zuhur. Wudhu’ menjadi syarat
sahnya shalat. Atau, kedatangan haid menjadi
penghalang/māni’ seorang wanita melakukan kewajiban
shalat dan puasa.
15. Bentuk-bentukHukum Taklifi
WAJIB. Secara etimologi berarti tetap atau pasti. Secara terminologi, sesuatu
yang diperintahkan Allah dan RasulNya untuk dilaksanakan oleh mukallaf, jika
dilaksanakan mendapat pahala, jika tidak dilaksanakan diancam dengan dosa.
MANDUB. secara bahasa berarti sesuatu yang dianjurkan. Secara istilah, suatu
perbuatan yang dianjurkan oleh Allah dan RasulNya dimana akan diberi pahala
orang yang melaksanakannya, namun tidak dicela orang yang tidak
melaksanakannya. Mandub atau nadb disebut juga sunnah, nafilah, mustahab,
tathawwu’, ihsan, dan fadhilah.
HARAM. Secara bahasa berarti sesuatu yang dilarang mengerjakannya. Secara
istilah, sesuatu yang dilarang oleh Allah dan Rasulnya, dimana orang yang
melanggarnya diancam dengan dosa, dan orang yang meninggalkannyakarena
menaati Allah akan diberi pahala. Misal: larangan zina.
MAKRUH. Secara bahasa berarti sesuatu yang dibenci. Secara istilah, sesuatu
yang dianjurkan syariat untuk meninggalkannya, dimana jika ditinggalkan akan
mendapat pujian dan pahala, dan jika dilanggar tidak berdosa. Misal, dalam
mazhab Hanbali makruh berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung
(
واإلستنشاق المضمضة
) secara berlebihan ketika wudhu di siang hari Ramadhan.
MUBAH. Secara bahasa berarti sesuatu yang dibolehkan atau diizinkan.
Secara istilah, sesuatu yang diberi pilihan oleh syariat kepada mukallaf untuk
melakukan atau tidak, dan tidak ada hubungannya dengan dosa serta
pahala. Misal: jika terjadi puncak cekcok suami-istri, maka boleh
(mubah) bagi istri membayar sejumlah uang kepada suami dan
meminta suami menceraikannya (QS. Al-Baqarah: 229).
16. ALUR PEMBENTUKAN FIQH
(1) Sumber hukum Islam: al-Quran dan hadits, (2) lalu muncul USHUL FIQH
sebagai metodologi dalam penarikan hukum menggunakan pola pikir deduktif,
(3) selanjutnya menghasilkan hukum FIQH dengan materi yang beragam dalam
kitab yang sangat banyak. Setelah diteliti persamaan hukum fiqh menggunakan
pola pikir induktif, kemudian dikelompokkan dari masalah-masalah yang serupa,
(4) akhirnya disimpulkan menjadi QAWA’ID FIQHIYYAH yang memudahkan
ulama dalam menentukan hukum fiqh terhadap persoalan baru. (5) setelah
melalui pengujian dan dengan dukungan ushul fiqh, maka natijahnya adalah
terbentuknya hukum FIQH BARU, QANUN, maupun fatwa terhadap
permasalahan kontemporer.
SUMBER
HUKUM
(Al-Quran dan Hadits)
USHUL
FIQH
(+ Kaidah Ushul)
FIQH
(hasil dari pola
istinbath al-ahkam))
QAWA’ID
FIQHIYYAH
(Kaidah Fiqh)
FIQH BARU
(QANUN)
17. SELAMAT BELAJAR
Selamat membaca, menulis, searching,
Googling, diskusi, dan presentasi.
Keaktifan dan kesungguhan Anda adalah
kunci kesuksesan studi.