SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
Tugas Fiqh Zakat danWakaf
Pengantar Umum Wakaf
Dosen : QUSHTONIAH, S.Ag., M.Ag
Oleh :
NASRUDDIN. ASN NIM : 601131010020
RIANI LESTARI NIM : 601131010008
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
1435 H/ 2014 M
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 2 |
W
PENGANTAR UMUM WAKAF
(Fiqh Zakat danWakaf)
NASRUDDIN. ASN dan RIANI LESTARI
akaf merupakan salah satu kegiatan dari berbagai kegiatan yang ada dalam
sistem ekonomi islam.Kurangnya pembahasan-pembahasan masalah wakaf
disebabkan karena umat Islam hampir melupakan kegiatan-kegiatan yang
berasal dari lembaga perwakafan. Masalah mis-management dan korupsi diperkirakan
menjadi sebab utama sehingga kegiatan lembaga perwakafan kurang diminati atau bahkan
ditinggalkan oleh umat Islam lebih kurang seabad yang lalu. Baru pada tahun terakhir ini
muncul kembali minat umat Islam untuk menggiatkan kembali kehidupan lembaga
perwakafan.
Dengan tumbuhnya minat masyarakat untuk menggali potensi sistem ekonomi Islam
maka sebenarnya terbuka peluang untuk melakukan berbagai bahasan yang terdapat dalam
kegiatan-kegiatan penghimpunan dana lainnya yang ada dalam sistem ekonomi Islam
tersebut.
Wakaf merupakan instrumen ekonomi Islam yang sudah ada semenjak awal
kedatangan Islam. Sepanjang sejarah Islam, wakaf telah menunjukan peran penting dalam
mengembangkan kegiatan-kegiatan sosial, ekonomi dan kebudayaan. Selain itu,
keberadaan wakaf telah banyak memfasilitasi para sarjana muslim untuk melakukan riset
dan pendidikan, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pendanaan kepada
pemerintah.
Wakaf terbukti telah menjadi instrumen jaminan sosial dalam rangka membantu
kaum yang lemah untuk memenuhi hajat hidup, baik berupa kesehatan, biaya hari tua,
kesejahteraan hidup, dan pendidikan.
A. Pengertian Wakaf
Secara etimologi, wakaf berasal dari kata waqf, yang bisa bermakna “al-habs”.
Merupakan kata yang berbentuk masdar yang pada dasarnya berarti menahan, berhenti,
atau diam.[1]
Sedangkan menurut istilah Wakaf adalah menahan suatu benda yang kekal
zatnya, dan dapat diambil manfaatnya guna diberikan untuk kebaikan.
[1] Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: kamus Arab-Indonesia Terlengkap, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, h. 1576
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 3 |
Apabila kata tersebut dihubungkan dengan harta seperti tanah, binatang dan yang
lain, berarti pembekuan hak milik untuk manfaat tertentu.
Para ulama berbeda pendapat dalam memberi pengertian wakaf. Perbedaan tersebut
membawa akibat yang berbeda pada hukum yang ditimbulkan. Defenisi wakaf menurut
ahli fikih adalah sebagai berikut:
Pertama, Hanafiyah mengartikan wakaf sebagai menahan materi benda (al-‘ain)
milik wakif dan menyedekahkan atau mewakafkan kepada siapa pun yang diinginkan
untuk tujuan kebajikan.
Kedua, Malikiyah berpendapat, wakaf adalah menjadikan manfaat suatu harta yang
dimiliki (walaupun pemiliknya dengan cara sewa) untuk diberikan kepada orang yang
berhak dengan satu akad (sighat) dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan
wakif.
Ketiga, Syafi’iyah mengartikan wakaf dengan bahasa yang sederhana, yaitu menahan
harta yang bisa memberi manfaat serta kekal materi bendanya (al-‘ain) dengan cara
memutuskan hak pengelolaan oleh wakif untuk diserahkan kepada Nazhir yang dibolehkan
oleh syariah. Golongan ini mensyaratkan harta yang diwakafkan harus harta yang kekal
materi bendanya (al-‘ain) dengan artian harta yang tidak mudah rusak atau musnah serta
dapat diambil manfaatnya secara berterusan.
Keempat, Hanabilah mendefinisikan wakaf dengan bahasa yang sederhana, yaitu
menahan asal harta (tanah) dan menyedekahkan manfaat yang dihasilkan.[2]
Sedangkan dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2004, wakaf diartikan dengan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/ atau
menyerahkan sebagin harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk
jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah adan /dan atau
kesejahteraan umum menurut syariah.
Dari cara transaksinya wakaf dapat dipandang sebagai salah satu bentuk amal yang
mirip dengan sedekah. Yang membedakannya adalah dalam sedekah, baik subtasnsi (asset)
maupun hasil/manfaat yang diperoleh dari pengelolaannya, seluruhnya ditranfer
(dipindahtangankan) kepada yang berhak menerimanya, sedangkan pada wakaf, yang di
transfer hanya hasil/manfaat, sedangkan substansi (asset) tetap dipertahankan. Sementara
itu, perbedaan wakaf dengan hibah adalah dalam hibah substansi (asset)nya dapat
[2] Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf, Terjemahan: Ahkam al-Waqf Fi al-Syari’ah al-Islamiyah, (Jakarta: Ilman
Press, 2004, h.38-61
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 4 |
dipindahtangankan dari seseorang kepada orang lain tanpa ada persyaratan, sedangkan
pada wakaf ada persyaratan penggunaan yang telah ditentukan waqif. Tujuannya sama-
sama dilandasi semangat keagamaan.[3]
1. Rukun dan Syarat Wakaf
Ada empat rukun yang harus dipenuhi agar sah dalam berwakaf, yaitu :
a. Al-Waqif adalah orang yang berwakaf.
Adapun syarat bagi al-waqif ada empat, pertama orang yang berwakaf ini
mestilah memiliki secara penuh harta itu, artinya dia merdeka (bukan hamba
sahaya) untuk mewakafkan harta itu kepada sesiapa yang ia kehendaki. Kedua dia
mestilah orang yang berakal, tak sah wakaf orang bodoh, orang gila, atau orang
yang sedang mabuk. Ketiga dia mestilah baligh. Dan keempat dia mestilah cerdas
yang mampu bertindak secara hukum (rasyid). Implikasinya orang bodoh, orang
yang sedang muflis dan orang lemah ingatan tidak sah mewakafkan hartanya serta
tidak berada dibawah pengampuan (boros atau lalai).[4]
b. Maukuf Bih adalah benda atau barang yang diwakafkan.
Syarat-syarat harta yang diwakafkan (al-mauquf). Bersifat abadi/ tahan
lama, Benda yang diwakafkan harus tetap zatnya dan bermanfaat untuk jangka
panjang, Jelas wujudnya dan batasannya, contohnya tanah yang diwakafkan harus
milik si wakif, bukan benda yang diragukan serta terbebas dari segala ikatan dan
beban. Jenis benda bergerak atau tidak bergerak seperti buku-buku, saham, dan
surat berharga.
Harta yang diwakafkan itu tidak sah dipindahmilikkan, kecuali apabila ia
memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan oleh ahli wakaf ; pertama barang
yang diwakafkan itu mestilah barang yang berharga/ bermanfaat. Kedua, harta
yang diwakafkan itu mestilah diketahui kadarnya. Jadi apabila harta itu tidak
diketahui jumlahnya (majhul), maka pengalihan milik pada ketika itu tidak sah.
Ketiga, harta yang diwakafkan itu pasti dimiliki oleh orang yang berwakaf (Al-
Waqif). Keempat, harta itu mestilah berdiri sendiri, tidak melekat kepada harta
lain (mufarrazan) atau disebut dengan istilah ghaira shai’.
[3]M.A. Mannan, sertifikat Wakaf Tunai : Sebuah Inovasi Instrumen Keuangan Islam, Jakarta: Ciber dan PKTTI-UI, 2001, h. 30
4 Al-Baijuri, op. cit
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 5 |
c. Maukuf ‘alaih adalah pihak atau orang yang diperuntukkan/ penerima manfaat
wakaf.
1. Maukuf ‘alaih harus hadir saat penyerahan wakaf;
2. Bertanggung jawab dalam menerima wakaf tersebut;
3. Tidak Murtad pada Allah Swt;
4. Orang yang diberi tanggungjawab mengelola/ menjaga wakaf harus orang yang
tepat dan sesuai dengan yang dimaksud oleh Al-Waqif.
d. Sighat adalah lafadz atau ikrar wakaf dalam pengucapannya harus memenuhi :
1. Diuapkan dengan tuntas segera (tanjiz), tanpa disangkutkan atau digantungkan
kepada syarat tertentu yang membatalkan wakaf;
2. Diucapkan dengan ucapan jelas mengandung arti kekal (ta’bid) atau
selamanya. Tidak menunjukkan batas atau jangka waktu tertentu;
3. Tidak mengandung pengertian untuk mencabut atau membatalkan wakaf yang
hendak diberikan atau diserahkan.
Apabila semua persyaratan diatas dapat terpenuhi maka penguasaan atas
barta benda wakaf bagi penerima wakaf adalah sah. Pewakaf tidak dapat lagi
menarik balik pemilikan harta benda itu telah berpindah kepada Allah dan
penguasaan harta tersebut adalah orang yang menerima wakaf secara umum atau
pengelola untuk dipergunakan manfaatnya tetapi bukan bersifat kepemilikan
pribadi.(ghaira tammah).
2. Macam-macam Wakaf
Wakaf terbagi menjadi beberapa macam berdasarkan tujuan, batasan waktunya
dan penggunaan barangnya.
a. Wakaf berdasarkan tujuan, Wakaf berdasarkan tujuan ada tiga, yaitu:
1. Wakaf sosial untuk kebaikan masyarakat (khairi), yaitu apabila tujuan
wakafnya untuk kepentingan umum;
2. Wakaf keluarga (dzurri), yaitu apabila tujuan wakaf untuk member manfaat
kepada wakif, keluarganya, keturunannya, dan orang-orang tertentu, tanpa
melihat kaya atau miskin, sakit atau sehat dan tua atau muda;
3. Wakaf gabungan (musytarak), yaitu apabila tujuan wakafnya untuk umum
dan keluarga secara bersamaan.
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 6 |
b. Wakaf berdasarkan batasan waktunya, terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Wakaf abadi yaitu apabila wakafnya berbentuk barang yang bersifat abadi,
seperti tanah dan bangunan dengan tanahnya, atau barang bergerak yang
ditentukan oleh wakif sebagai wakaf abadi dan produktif, dimana sebagian
hasilnya untuk disalurkan sesuai tujuan wakaf, sedangkan sisanya untuk
biaya perawatan wakaf dan mengganati kerusakannya.
2. Wakaf Sementara yaitu apabila barang yang diwakafkan berupa barang-
barang yang mudah rusak ketika dipergunakan tanpa member syarat untuk
mengganti bagian yang rusak. Wakaf sementara juga bisa dikarenakan oleh
keinginan wakif yang member batasan waktu ketika mewakafkan
barangnya.
c. Wakaf berdasarkan penggunaannya, dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Wakaf langsung yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk
mencapai tujuannya seperti mesjid untuk shalat, sekolah untuk kegiatan
belajar mengajar, rumah sakit untuk mengobati orang sakit dan sebagainya.
2. Wakaf Produktif yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk
kegiatan produksi dan hasilnya diberikan sesuai dengan tujuan wakaf.
B. Fungsi Wakaf
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 pasal 5
dijelaskan bahwa fungsi wakaf adalah mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta
benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum.
Fungsi wakaf itu terbagi menjadi empat fungsi, yaitu:
1. Fungsi Ekonomi. Salah satu aspek yang terpenting dari wakaf adalah keadaan
sebagai suatu sistem transfer kekayaan yang efektif.
2. Fungsi Sosial. Apabila wakaf diurus dan dilaksanakan dengan baik, berbagai
kekurangan akan fasilitas dalam masyarakat akan lebih mudah teratasi.
3. Fungsi Ibadah. Wakaf merupakan satu bagian ibadah dalam pelaksanaan perintah
Allah SWT, serta dalam memperkokoh hubungan dengan-Nya.
4. Fungsi Akhlaq. Wakaf akan menumbuhkan ahlak yang baik, dimana setiap orang
rela mengorbankan apa yang paling dicintainya untuk suatu tujuan yang lebih
tinggi dari pada kepentingan pribadinya
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 7 |
C. Dasar Hukum Wakaf
Dalil yang menjadi dasar disyariatkannya ibadah wakaf bersumber dari pemahaman
ayat al-Qur’an dan as-Sunnah. Namun secara umum tidak terdapat ayat Al-Quran yang
menerangkan konsep wakaf secara jelas. Oleh karena wakaf termasuk infaq fi sabilillah,
maka dasar yang digunakan para ulama dalam menerangkan konsep wakaf ini didasarkan
pada keumuman Al-Quran yang menjelaskan tentang infaq fi sabillah. Di antara ayat-ayat
tersebut ayat 261 surat al-Baqarah:
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh
bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang
Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.”
Namun ajaran ini dipertegas oleh beberapa hadist yang menyinggung masalah itu,
yaitu Hadist yang di riwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda:
“apabila manusia meninggal, maka terputuslah (pahala) amalnya, kecuali tiga
perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan kedua
orang tuanya.”
Menurut Sayyid Sabiq, maksud sedekah jariah adalah wakaf. Makna hadist tersebut
adalah pahala tak lagi mengalir kepada si mayit kecuali tiga perkara yang berasal dari
usahanya di atas. [5]
Ada juga riwayat yang lain yang menjadi dasar dan dalil wakaf adalah
hadis yang menceritakan tentang kisah Umar bin al-Khaththab ketika memperoleh tanah
khaibar. Setelah meminta petunjuk Nabi tentang tanah tersebut, Nabi menganjurkan untuk
menahan asal tanah dan menyedekahkan hasilnya.[6]
Hukum wakaf sama dengan amal jariyah. Sesuai dengan jenis amalnya maka
berwakaf bukan sekedar berderma (sedekah) biasa, tetapi lebih besar pahala dan
manfaatnya terhadap orang yang berwakaf. Pahala yang diterima mengalir terus menerus
selama barang atau benda yang diwakafkan itu masih berguna dan bermanfaat. Hukum
wakaf adalah sunah.
Ditegaskan dalam hadits:
ِ‫ا‬َِ‫ِص‬‫د‬َ‫ل‬َ‫و‬ِْ‫و‬َ‫ا‬ِ‫ه‬‫ِب‬ُ‫ع‬َ‫ف‬َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ٍِ‫م‬ْ‫ل‬‫ِع‬ْ‫و‬َ‫ا‬ٍِ‫ة‬َ‫ي‬‫ار‬َ‫ِج‬ٍ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ِ:ِص‬ٍ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ِ ْ‫ن‬‫ِم‬َّ‫ال‬‫ِا‬ُ‫ه‬ُ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬َِ‫ع‬َ‫ط‬َ‫ق‬ْ‫ن‬‫ِا‬َ‫م‬َ‫د‬‫ِا‬َ‫ْن‬‫ب‬‫ِا‬َ‫ات‬َ‫م‬ِ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ِ(رواه‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ْ‫ُو‬‫ع‬ْ‫د‬َ‫ي‬ٍِ‫ح‬‫ال‬‫مسلم‬)
Artinya: “Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya,
kecuali tiga (macam), yaitu sedekah jariyah (yang mengalir terus), ilmu yang
dimanfaatkan, atu anak shaleh yang mendoakannya.” (HR Muslim)
[5]Sayyid Sabiq, Terj: Mujahidin Muhayan, Fiqh Sunnah, Jilid IV, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2008)h.345
[6]Andrie Soemitra, Bank dan Lembaga keuangan Syariah, Jakarta: Kencana, 2010, h.435
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 8 |
Harta yang diwakafkan tidak boleh dijual, dihibahkan atau diwariskan. Akan tetapi,
harta wakaf tersebut harus secara terus menerus dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
umum sebagaimana maksud orang yang mewakafkan. Hadits Nabi yang artinya:
“Sesungguhnya Umar telah mendapatkan sebidang tanah di Khaibar. Umar bertanya
kepada Rasulullah SAW; Wahai Rasulullah apakah perintahmu kepadaku sehubungan
dengan tanah tersebut? Beliau menjawab: Jika engkau suka tahanlah tanah itu dan
sedekahkan manfaatnya! Maka dengan petunjuk beliau itu, Umar menyedekahkan
tanahnya dengan perjanjian tidak akan dijual tanahnya, tidak dihibahkan dan tidak pula
diwariskan.” (HR Bukhari dan Muslim).
Sedangkan Dasar Hukum Wakaf sesuai perundang-undangan di Indonesia tercantum
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.
D. Bentuk-bentuk Wakaf
Jenis harta benda wakaf dalam Undang-Undang Republik Indoensia Nomor 41
Tahun 2004 tentang wakaf terdiri dari : benda tidak bergerak; benda bergerak selain uang;
benda bergerak berupa uang.
Benda tidak bergerak yang dimaksud dalam Undang-Undang wakaf dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan baik yang
sudah maupun yang belum terdaftar.
2. Bangunan atau bagian bangunan yang terdiri di atas tanah sebagaimana yang
dimaksud pada huruf a.
3. Tanaman atau benda lain yang berkaitan dengan tanah.
4. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan prinsip syariah dan peraturan
perundang-undangan
Benda bergerak selain uang dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Benda digolongkan sebagai benda bergerak karena sifatnya yang dapat berpindah
atau dipindahkan atau karena ketetapan undang-undang.
2. Benda bergerak terbagi dalam benda bergerak yang dapat dihabiskan dan yang
tidak dapat dihabiskan karena pemakaian.
3. Benda bergerak yang dapat dihabiskan karena pemakaian tidak dapat diwakafkan,
kecuali air dan bahan bakar minyak yang persediannya berkelanjutan.
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 9 |
4. Benda bergerak yang tidak dapat dihabiskan karena pemakaian dapat diwakafkan
dengan memperhatikan ketentuan prinsip syariah.
Benda bergerak karena sifatnya yang dapat diwakafkan meliputi: kapal, pesawat
terbang, kendaraan bermotor, mesin atau peralatan industri yang tidak tertancap pada
bangunan, logam dan batu mulia, dan benda lainnya yang tergolong sebagai benda
bergerak karena sifatnya dan memiliki manfaat jangka panjang.
Benda bergerak selain uang karena peraturan perundang-undangan yang dapat
diwakafkan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagai berikut:
1. Surat berharga yang berupa: saham, surat utang negara,obligasi dan surat berharga
lainnya yang dapat dinilai dengan uang.
2. Hak atas kekayaan intelektual yang berupa: hak ciptam hak merk, hak paten, hak
desain industri dan lain-lainnya.
3. Hak atas benda bergerak lainnya yang berupa hak sewa dan perikatan.
Wakaf sudah dipraktekkan baik dalam bentuknya yang masih tradisional/
konvensional, dalam arti bentuk wakaf berupa benda-benda tidak bergerak maupun wakaf
produktif berupa wakaf uang atau wakaf tunai (cash waqf). Bahkan wakaf tunai ternyata
sudah dipraktekkan sejak awal abad dua hijriyah. M. Syafii Antonio yang mengutip hadist
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, menjelaskan bahwa Imam Az-Zuhri salah seorang
ulama terkemuka dan peletak dasar kodifikasi hadist (tadwin al-hadist) mengeluarkan
fatwa yang berisi anjuran melakukan wakaf dinar dan dirham untuk pembangunan sarana
dakwah, sosial dan pendidikan umat Islam. Adapun caranya adalah dengan menjadikan
uang tersebut sebagai modal usaha kemudian menyalurkan keuntungannya sebagai
wakaf.[7]
Dari sini kemudian muncullah berbagai analisis tentang pentingnya wakaf tunai yang
dewasa ini digalakkan di beberapa negara Islam. Setidaknya ada empat manfaat utama dari
wakaf uang:
1. Wakaf uang jumlahnya bisa bervariasi sehingga seseorang yang memiliki dana
terbatas pun bisa memberikan dana wakafnya tanpa harus menunggu menjadi tuan
tanah (hartawan) terlebih dahulu.
2. Melalui wakaf uang, aset-aset wakaf yang berupa tanah-tanah kosong bisa mulai
dimanfaatkan dengan pembangunan gedung atau diolah untuk lahan pertanian.
[7]Achmad Djunaidi dan Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif, cet. IV, Jakarta: Mumtaz Publising, 2007, h. 27.
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 10 |
3. Dana wakaf tunai juga bisa membantu sebagian lembaga-lembaga pendidikan
Islam yang cash flow-nya terkadang kembang-kempis dan menggaji civitas
akademika ala kadarnya.
4. Umat Islam dapat lebih mandiri dalam mengembangkan dunia pendidikan tanpa
harus terlalu bergantung pada anggaran pendidikan negara yang semakin lama
semakin terbatas.
E. Badan Wakaf Indonesia (BWI)
Kelahiran Badan Wakaf Indonesia (BWI) merupakan perwujudan amanat yang
digariskan dalam undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf. Kehadiran BWI,
sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 47, adalah memajukan dan mengembangkan
perwakafan di Indonesia.
Untuk kali pertama, keanggotaan BWI diangkat oleh Presiden Republik Indonesia,
sesuai dengan keputusan Presiden (Kepres) No. 75/M Tahun 2007, yang ditetapkan di
Jakarta, 13 juli 2007. Namun, BWI adalah lembaga independen untuk mengembangkan
perwakafan di Indonesia yang melaksanakan tugasnya bersifat bebas dari pengaruh
kekuasaan mana pun, serta bertanggungjawab kepada masyarakat.
1. Tugas dan Wewenang BWI
BWI mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:
a. Melakukan pembinaan terhadap nazhir dalam mengelola dan mengembangkan
harta wakaf.
b. Melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala
nasional dan internasional.
c. Memberikan persetujuan dan/ atau izin perubahan dan peruntukan status harta
benda wakaf.
d. Memberhentikan dan mengganti nazhir.
e. Memberikan persetujuan atas pertukaran harta benda wakaf.
f. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam penyusunan
dan kebijaksanaan di bidang perwakafan.
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 11 |
Dalam melaksanakan tugas-tugas itu BWI memerhatikan saran dan
pertimbangan menteri dan majelis ulama indonesia, seperti tercermin dalam pasal 50.
Terkait dengan tugas dalam membina nazhir, BWI melakukan beberapa langkah
strategis, sebagaimana disebutkan dalam PP No. 4/2006 pasal 53, meliputi:
a. Penyiapan sarana dan prasarana penunjang operasional nazhir wakaf baik
perseorangan, organisasi dan badan hukum.
b. Penyusunan dan regulasi, pemberian motivasi, pemberian fasilitas,
pengoordinasian, pemberdayaan dan pengembangan terhadap harta benda
wakaf.
c. Penyedian fasilitas proses sertifikasi wakaf.
d. Penyiapan dan pengadaan blangko-blangko AIW, baik wakaf benda tidak
bergerak dan/ atau benda bergerak.
e. Penyiapan penyuluh penerangan di daerah untuk melakukan pembinaan dan
pengembangan wakaf kepada nazhir sesuai dengan lingkupnya.
f. Pemberian fasilitas masuknya dana-dana wakaf dari dalam dan luar negeri
dalam pengembangan dan pemberdayaan wakaf.
2. Strategi BWI
Adapun strategi yang digunakan oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI) yaitu :
a. Menigkatkan kompetensi dan jaringan badan wakaf indonesia, baik nasional
maupun internasional.
b. Membuat peraturan dan kebijakan di bidang perwakafan.
c. Meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk berwakaf.
d. Meningkatkan keprofesionalitas dan keamanahan nazhir dalam pengelolaan
dan pengembangan harta wakaf.
e. Mengoordinasi dan membina seluruh nazhir wakaf.
f. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf.
g. Menghimpun, mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf yang
berskala nasional dan internasional.[8]
Selain Badan Wakaf Indonesia (BWI) terdapat lembaga-lembaga pengelola wakaf
lainny seperti : Badan Wakaf Al-Qur’an, Global Wakaf ACT, Pusbang Wakaf DT (Pusat
Pengembangan Wakaf Daarut Tauhiid), serta banyak lagi lembaga pengelola wakaf
lainnya baik berskala regional, nasional dan internasional.
[8]Andrie Soemitra, Bank dan Lembaga keuangan Syariah, Jakarta: Kencana, 2010, h.435
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 12 |
Referensi
1. Ali, Muhammad Daud, 1998, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Jakarta: UI
Press.
2. Mujieb, M. Abdul dkk, 2002, Kamus Istilah Fiqih, cet. III, Jakarta: Pustaka
Firdaus.
3. M. Zein, Satria Effendi, 2004, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer,
cet. I, Jakarta: Kencana.
4. Qahaf, Munzir, 2004, Manajemen Wakaf Produktif, Jakarta: KHALIFA.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

andini_izza_wakaf
andini_izza_wakafandini_izza_wakaf
andini_izza_wakaf
 
Pengelolaan Wakaf
Pengelolaan WakafPengelolaan Wakaf
Pengelolaan Wakaf
 
Hak milik
Hak milikHak milik
Hak milik
 
Wakaf
WakafWakaf
Wakaf
 
Pengelolaan wakaf
Pengelolaan wakafPengelolaan wakaf
Pengelolaan wakaf
 
Hukum islam tentang wakaf
Hukum islam tentang wakafHukum islam tentang wakaf
Hukum islam tentang wakaf
 
Wakaf
WakafWakaf
Wakaf
 
Kel.16 wakaf
Kel.16 wakafKel.16 wakaf
Kel.16 wakaf
 
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)
Kepemilikan Umum (Al Milkiyyat Al 'Ammah/ Public Property)
 
CTU231 Assignment (Pemilikan Tidak Sempurna)
CTU231 Assignment (Pemilikan Tidak Sempurna)CTU231 Assignment (Pemilikan Tidak Sempurna)
CTU231 Assignment (Pemilikan Tidak Sempurna)
 
Materi ii hukum wakaf
Materi ii hukum wakafMateri ii hukum wakaf
Materi ii hukum wakaf
 
Wakaf - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Wakaf - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.Wakaf - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
Wakaf - Ricco Survival Yubaidi, S.H., M.Kn.
 
simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)
simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)
simpan pinjam dalam Islam (Ariyah)
 
Wakaf di zaman turki
Wakaf di zaman turkiWakaf di zaman turki
Wakaf di zaman turki
 
Konsep Pemilikan Dalam Islam
Konsep Pemilikan Dalam IslamKonsep Pemilikan Dalam Islam
Konsep Pemilikan Dalam Islam
 
Sistem kepemilikan dalam islam
Sistem kepemilikan dalam islamSistem kepemilikan dalam islam
Sistem kepemilikan dalam islam
 
Akad Wadhiah dan Ariyah
Akad Wadhiah dan Ariyah Akad Wadhiah dan Ariyah
Akad Wadhiah dan Ariyah
 
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
 
Wakaf dalam islam
Wakaf dalam islamWakaf dalam islam
Wakaf dalam islam
 
Teori Harta dalam Muamalat
Teori Harta dalam MuamalatTeori Harta dalam Muamalat
Teori Harta dalam Muamalat
 

Similar to Tugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum Wakaf

Materi Wakaf Lengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptx
Materi Wakaf LengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptxMateri Wakaf Lengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptx
Materi Wakaf LengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptxAgiesSahirwan
 
PPT MAZAWA Kelompok 4.pptx
PPT MAZAWA Kelompok 4.pptxPPT MAZAWA Kelompok 4.pptx
PPT MAZAWA Kelompok 4.pptxTegarTuava
 
Artikel Wakaf.docx
Artikel Wakaf.docxArtikel Wakaf.docx
Artikel Wakaf.docxRisnawatiNF
 
Fiqih Zakat – -Konsep Dasar.pdf
Fiqih Zakat – -Konsep Dasar.pdfFiqih Zakat – -Konsep Dasar.pdf
Fiqih Zakat – -Konsep Dasar.pdfYurikoAlfathy
 
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi UmatWakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi UmatFebrie Dwi Cahya
 
Agama Islam tentang wakaf
Agama Islam tentang wakafAgama Islam tentang wakaf
Agama Islam tentang wakafShavira Azzahra
 
Pengertian wakaf
Pengertian wakafPengertian wakaf
Pengertian wakafAbdul Aziz
 
Kel. 12Tantangan dan Peluang Pengelolaan Zakat.pptx
Kel. 12Tantangan dan Peluang Pengelolaan Zakat.pptxKel. 12Tantangan dan Peluang Pengelolaan Zakat.pptx
Kel. 12Tantangan dan Peluang Pengelolaan Zakat.pptxFitriaaNasa
 
produk wadi'ah dalam sistem perbankan isam
produk wadi'ah dalam sistem perbankan isamproduk wadi'ah dalam sistem perbankan isam
produk wadi'ah dalam sistem perbankan isammariahadi1
 
Bulletin wakaf3 pdf
Bulletin wakaf3 pdfBulletin wakaf3 pdf
Bulletin wakaf3 pdfAkhmadarifin
 
DOC-20230515-WA0001..pptx
DOC-20230515-WA0001..pptxDOC-20230515-WA0001..pptx
DOC-20230515-WA0001..pptxKikiAndrian7
 
Azizah Othman
Azizah OthmanAzizah Othman
Azizah Othmanidmac2015
 

Similar to Tugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum Wakaf (20)

Materi Wakaf Lengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptx
Materi Wakaf LengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptxMateri Wakaf Lengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptx
Materi Wakaf Lengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptx
 
PPT MAZAWA Kelompok 4.pptx
PPT MAZAWA Kelompok 4.pptxPPT MAZAWA Kelompok 4.pptx
PPT MAZAWA Kelompok 4.pptx
 
Penjelasan Wakaf
Penjelasan WakafPenjelasan Wakaf
Penjelasan Wakaf
 
Artikel Wakaf.docx
Artikel Wakaf.docxArtikel Wakaf.docx
Artikel Wakaf.docx
 
wakaf
wakafwakaf
wakaf
 
Ketentuan Wakaf dan Waris
Ketentuan Wakaf dan WarisKetentuan Wakaf dan Waris
Ketentuan Wakaf dan Waris
 
Fiqih Zakat – -Konsep Dasar.pdf
Fiqih Zakat – -Konsep Dasar.pdfFiqih Zakat – -Konsep Dasar.pdf
Fiqih Zakat – -Konsep Dasar.pdf
 
Presentasi+wadiah
Presentasi+wadiahPresentasi+wadiah
Presentasi+wadiah
 
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi UmatWakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
Wakaf dan Pemberdayaan Ekonomi Umat
 
Agama Islam tentang wakaf
Agama Islam tentang wakafAgama Islam tentang wakaf
Agama Islam tentang wakaf
 
Pengertian wakaf
Pengertian wakafPengertian wakaf
Pengertian wakaf
 
Kel. 12Tantangan dan Peluang Pengelolaan Zakat.pptx
Kel. 12Tantangan dan Peluang Pengelolaan Zakat.pptxKel. 12Tantangan dan Peluang Pengelolaan Zakat.pptx
Kel. 12Tantangan dan Peluang Pengelolaan Zakat.pptx
 
produk wadi'ah dalam sistem perbankan isam
produk wadi'ah dalam sistem perbankan isamproduk wadi'ah dalam sistem perbankan isam
produk wadi'ah dalam sistem perbankan isam
 
Wakaf111
Wakaf111Wakaf111
Wakaf111
 
Hukum Wakaf.ppt
Hukum Wakaf.pptHukum Wakaf.ppt
Hukum Wakaf.ppt
 
Bulletin wakaf3 pdf
Bulletin wakaf3 pdfBulletin wakaf3 pdf
Bulletin wakaf3 pdf
 
DOC-20230515-WA0001..pptx
DOC-20230515-WA0001..pptxDOC-20230515-WA0001..pptx
DOC-20230515-WA0001..pptx
 
Presentasi+wadiah
Presentasi+wadiahPresentasi+wadiah
Presentasi+wadiah
 
1_Wadiah.ppt
1_Wadiah.ppt1_Wadiah.ppt
1_Wadiah.ppt
 
Azizah Othman
Azizah OthmanAzizah Othman
Azizah Othman
 

More from Nasruddin Asnah

Administrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan Pramuka
Administrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan PramukaAdministrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan Pramuka
Administrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan PramukaNasruddin Asnah
 
Peraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris Berbaris
Peraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris BerbarisPeraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris Berbaris
Peraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris BerbarisNasruddin Asnah
 
Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018
Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018
Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018Nasruddin Asnah
 
RA. Kartini - Jejak Keislaman seorang Kartini
RA. Kartini - Jejak Keislaman seorang KartiniRA. Kartini - Jejak Keislaman seorang Kartini
RA. Kartini - Jejak Keislaman seorang KartiniNasruddin Asnah
 
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017Nasruddin Asnah
 
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan KecapKKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan KecapNasruddin Asnah
 
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan KecapKKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan KecapNasruddin Asnah
 
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in PramukaNasruddin Asnah
 
Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013
Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013
Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013Nasruddin Asnah
 
Tugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan Internasional
Tugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan InternasionalTugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan Internasional
Tugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan InternasionalNasruddin Asnah
 
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat PerdaganganMakalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat PerdaganganNasruddin Asnah
 
Makalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
Makalah Aspek Hukum dalam EkonomiMakalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
Makalah Aspek Hukum dalam EkonomiNasruddin Asnah
 
Makalah Metodologi Studi Islam - Keluarga dan Masyarakat dalam Islam
Makalah Metodologi Studi Islam - Keluarga dan Masyarakat dalam IslamMakalah Metodologi Studi Islam - Keluarga dan Masyarakat dalam Islam
Makalah Metodologi Studi Islam - Keluarga dan Masyarakat dalam IslamNasruddin Asnah
 
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Tuhan
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - TuhanMakalah Filsafat Ilmu dan Logika - Tuhan
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - TuhanNasruddin Asnah
 
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli FilsafatMakalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli FilsafatNasruddin Asnah
 
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan DeduksiArtikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan DeduksiNasruddin Asnah
 
Struktur, Jenis dan Pengembangan Paragraf
Struktur, Jenis dan Pengembangan ParagrafStruktur, Jenis dan Pengembangan Paragraf
Struktur, Jenis dan Pengembangan ParagrafNasruddin Asnah
 
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan MajasMakalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan MajasNasruddin Asnah
 

More from Nasruddin Asnah (20)

Outbond Training OP3T
Outbond Training OP3TOutbond Training OP3T
Outbond Training OP3T
 
Administrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan Pramuka
Administrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan PramukaAdministrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan Pramuka
Administrasi Kesekretariatan pada Gugusdepan Gerakan Pramuka
 
Peraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris Berbaris
Peraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris BerbarisPeraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris Berbaris
Peraturan Panglima TNI nomor 46 tahun 2014 - Peraturan Baris Berbaris
 
Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018
Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018
Juklak lomba hari pramuka ke 57 kwarcab inhil 2018
 
RA. Kartini - Jejak Keislaman seorang Kartini
RA. Kartini - Jejak Keislaman seorang KartiniRA. Kartini - Jejak Keislaman seorang Kartini
RA. Kartini - Jejak Keislaman seorang Kartini
 
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
 
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan KecapKKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa Untuk Pembuatan Kecap
 
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan KecapKKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan Kecap
KKP - Pemanfaatan Air Kelapa untuk pembuatan Kecap
 
Teknik Presentasi
Teknik PresentasiTeknik Presentasi
Teknik Presentasi
 
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
5 Kunci Sukses jadi Pemimpin made in Pramuka
 
Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013
Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013
Juklak Seminar Kepramukaan Hari Pramuka Ke 52 Tahun 2013
 
Tugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan Internasional
Tugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan InternasionalTugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan Internasional
Tugas Teori Ekonomi Makro - Perdagangan Internasional
 
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat PerdaganganMakalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
Makalah Fiqh Zakat dan Wakaf - Zakat Perdagangan
 
Makalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
Makalah Aspek Hukum dalam EkonomiMakalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
Makalah Aspek Hukum dalam Ekonomi
 
Makalah Metodologi Studi Islam - Keluarga dan Masyarakat dalam Islam
Makalah Metodologi Studi Islam - Keluarga dan Masyarakat dalam IslamMakalah Metodologi Studi Islam - Keluarga dan Masyarakat dalam Islam
Makalah Metodologi Studi Islam - Keluarga dan Masyarakat dalam Islam
 
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Tuhan
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - TuhanMakalah Filsafat Ilmu dan Logika - Tuhan
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Tuhan
 
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli FilsafatMakalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
Makalah Filsafat Ilmu dan Logika - Manusia menurut Ahli Filsafat
 
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan DeduksiArtikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
Artikel Filsafat Ilmu dan Logika Metode Induksi dan Deduksi
 
Struktur, Jenis dan Pengembangan Paragraf
Struktur, Jenis dan Pengembangan ParagrafStruktur, Jenis dan Pengembangan Paragraf
Struktur, Jenis dan Pengembangan Paragraf
 
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan MajasMakalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
Makalah Bahasa Indonesia - Diksi, Idiom, Peribahasa dan Majas
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptYanseBetnaArte
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).pptModul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
Modul 9 Penjas kelompok 7 (evaluasi pembelajaran penjas).ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

Tugas Fiqh Zakat dan Wakaf - Pengantar Umum Wakaf

  • 1. Tugas Fiqh Zakat danWakaf Pengantar Umum Wakaf Dosen : QUSHTONIAH, S.Ag., M.Ag Oleh : NASRUDDIN. ASN NIM : 601131010020 RIANI LESTARI NIM : 601131010008 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 1435 H/ 2014 M
  • 2. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 2 | W PENGANTAR UMUM WAKAF (Fiqh Zakat danWakaf) NASRUDDIN. ASN dan RIANI LESTARI akaf merupakan salah satu kegiatan dari berbagai kegiatan yang ada dalam sistem ekonomi islam.Kurangnya pembahasan-pembahasan masalah wakaf disebabkan karena umat Islam hampir melupakan kegiatan-kegiatan yang berasal dari lembaga perwakafan. Masalah mis-management dan korupsi diperkirakan menjadi sebab utama sehingga kegiatan lembaga perwakafan kurang diminati atau bahkan ditinggalkan oleh umat Islam lebih kurang seabad yang lalu. Baru pada tahun terakhir ini muncul kembali minat umat Islam untuk menggiatkan kembali kehidupan lembaga perwakafan. Dengan tumbuhnya minat masyarakat untuk menggali potensi sistem ekonomi Islam maka sebenarnya terbuka peluang untuk melakukan berbagai bahasan yang terdapat dalam kegiatan-kegiatan penghimpunan dana lainnya yang ada dalam sistem ekonomi Islam tersebut. Wakaf merupakan instrumen ekonomi Islam yang sudah ada semenjak awal kedatangan Islam. Sepanjang sejarah Islam, wakaf telah menunjukan peran penting dalam mengembangkan kegiatan-kegiatan sosial, ekonomi dan kebudayaan. Selain itu, keberadaan wakaf telah banyak memfasilitasi para sarjana muslim untuk melakukan riset dan pendidikan, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pendanaan kepada pemerintah. Wakaf terbukti telah menjadi instrumen jaminan sosial dalam rangka membantu kaum yang lemah untuk memenuhi hajat hidup, baik berupa kesehatan, biaya hari tua, kesejahteraan hidup, dan pendidikan. A. Pengertian Wakaf Secara etimologi, wakaf berasal dari kata waqf, yang bisa bermakna “al-habs”. Merupakan kata yang berbentuk masdar yang pada dasarnya berarti menahan, berhenti, atau diam.[1] Sedangkan menurut istilah Wakaf adalah menahan suatu benda yang kekal zatnya, dan dapat diambil manfaatnya guna diberikan untuk kebaikan. [1] Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: kamus Arab-Indonesia Terlengkap, Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, h. 1576
  • 3. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 3 | Apabila kata tersebut dihubungkan dengan harta seperti tanah, binatang dan yang lain, berarti pembekuan hak milik untuk manfaat tertentu. Para ulama berbeda pendapat dalam memberi pengertian wakaf. Perbedaan tersebut membawa akibat yang berbeda pada hukum yang ditimbulkan. Defenisi wakaf menurut ahli fikih adalah sebagai berikut: Pertama, Hanafiyah mengartikan wakaf sebagai menahan materi benda (al-‘ain) milik wakif dan menyedekahkan atau mewakafkan kepada siapa pun yang diinginkan untuk tujuan kebajikan. Kedua, Malikiyah berpendapat, wakaf adalah menjadikan manfaat suatu harta yang dimiliki (walaupun pemiliknya dengan cara sewa) untuk diberikan kepada orang yang berhak dengan satu akad (sighat) dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan wakif. Ketiga, Syafi’iyah mengartikan wakaf dengan bahasa yang sederhana, yaitu menahan harta yang bisa memberi manfaat serta kekal materi bendanya (al-‘ain) dengan cara memutuskan hak pengelolaan oleh wakif untuk diserahkan kepada Nazhir yang dibolehkan oleh syariah. Golongan ini mensyaratkan harta yang diwakafkan harus harta yang kekal materi bendanya (al-‘ain) dengan artian harta yang tidak mudah rusak atau musnah serta dapat diambil manfaatnya secara berterusan. Keempat, Hanabilah mendefinisikan wakaf dengan bahasa yang sederhana, yaitu menahan asal harta (tanah) dan menyedekahkan manfaat yang dihasilkan.[2] Sedangkan dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004, wakaf diartikan dengan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/ atau menyerahkan sebagin harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah adan /dan atau kesejahteraan umum menurut syariah. Dari cara transaksinya wakaf dapat dipandang sebagai salah satu bentuk amal yang mirip dengan sedekah. Yang membedakannya adalah dalam sedekah, baik subtasnsi (asset) maupun hasil/manfaat yang diperoleh dari pengelolaannya, seluruhnya ditranfer (dipindahtangankan) kepada yang berhak menerimanya, sedangkan pada wakaf, yang di transfer hanya hasil/manfaat, sedangkan substansi (asset) tetap dipertahankan. Sementara itu, perbedaan wakaf dengan hibah adalah dalam hibah substansi (asset)nya dapat [2] Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Hukum Wakaf, Terjemahan: Ahkam al-Waqf Fi al-Syari’ah al-Islamiyah, (Jakarta: Ilman Press, 2004, h.38-61
  • 4. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 4 | dipindahtangankan dari seseorang kepada orang lain tanpa ada persyaratan, sedangkan pada wakaf ada persyaratan penggunaan yang telah ditentukan waqif. Tujuannya sama- sama dilandasi semangat keagamaan.[3] 1. Rukun dan Syarat Wakaf Ada empat rukun yang harus dipenuhi agar sah dalam berwakaf, yaitu : a. Al-Waqif adalah orang yang berwakaf. Adapun syarat bagi al-waqif ada empat, pertama orang yang berwakaf ini mestilah memiliki secara penuh harta itu, artinya dia merdeka (bukan hamba sahaya) untuk mewakafkan harta itu kepada sesiapa yang ia kehendaki. Kedua dia mestilah orang yang berakal, tak sah wakaf orang bodoh, orang gila, atau orang yang sedang mabuk. Ketiga dia mestilah baligh. Dan keempat dia mestilah cerdas yang mampu bertindak secara hukum (rasyid). Implikasinya orang bodoh, orang yang sedang muflis dan orang lemah ingatan tidak sah mewakafkan hartanya serta tidak berada dibawah pengampuan (boros atau lalai).[4] b. Maukuf Bih adalah benda atau barang yang diwakafkan. Syarat-syarat harta yang diwakafkan (al-mauquf). Bersifat abadi/ tahan lama, Benda yang diwakafkan harus tetap zatnya dan bermanfaat untuk jangka panjang, Jelas wujudnya dan batasannya, contohnya tanah yang diwakafkan harus milik si wakif, bukan benda yang diragukan serta terbebas dari segala ikatan dan beban. Jenis benda bergerak atau tidak bergerak seperti buku-buku, saham, dan surat berharga. Harta yang diwakafkan itu tidak sah dipindahmilikkan, kecuali apabila ia memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan oleh ahli wakaf ; pertama barang yang diwakafkan itu mestilah barang yang berharga/ bermanfaat. Kedua, harta yang diwakafkan itu mestilah diketahui kadarnya. Jadi apabila harta itu tidak diketahui jumlahnya (majhul), maka pengalihan milik pada ketika itu tidak sah. Ketiga, harta yang diwakafkan itu pasti dimiliki oleh orang yang berwakaf (Al- Waqif). Keempat, harta itu mestilah berdiri sendiri, tidak melekat kepada harta lain (mufarrazan) atau disebut dengan istilah ghaira shai’. [3]M.A. Mannan, sertifikat Wakaf Tunai : Sebuah Inovasi Instrumen Keuangan Islam, Jakarta: Ciber dan PKTTI-UI, 2001, h. 30 4 Al-Baijuri, op. cit
  • 5. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 5 | c. Maukuf ‘alaih adalah pihak atau orang yang diperuntukkan/ penerima manfaat wakaf. 1. Maukuf ‘alaih harus hadir saat penyerahan wakaf; 2. Bertanggung jawab dalam menerima wakaf tersebut; 3. Tidak Murtad pada Allah Swt; 4. Orang yang diberi tanggungjawab mengelola/ menjaga wakaf harus orang yang tepat dan sesuai dengan yang dimaksud oleh Al-Waqif. d. Sighat adalah lafadz atau ikrar wakaf dalam pengucapannya harus memenuhi : 1. Diuapkan dengan tuntas segera (tanjiz), tanpa disangkutkan atau digantungkan kepada syarat tertentu yang membatalkan wakaf; 2. Diucapkan dengan ucapan jelas mengandung arti kekal (ta’bid) atau selamanya. Tidak menunjukkan batas atau jangka waktu tertentu; 3. Tidak mengandung pengertian untuk mencabut atau membatalkan wakaf yang hendak diberikan atau diserahkan. Apabila semua persyaratan diatas dapat terpenuhi maka penguasaan atas barta benda wakaf bagi penerima wakaf adalah sah. Pewakaf tidak dapat lagi menarik balik pemilikan harta benda itu telah berpindah kepada Allah dan penguasaan harta tersebut adalah orang yang menerima wakaf secara umum atau pengelola untuk dipergunakan manfaatnya tetapi bukan bersifat kepemilikan pribadi.(ghaira tammah). 2. Macam-macam Wakaf Wakaf terbagi menjadi beberapa macam berdasarkan tujuan, batasan waktunya dan penggunaan barangnya. a. Wakaf berdasarkan tujuan, Wakaf berdasarkan tujuan ada tiga, yaitu: 1. Wakaf sosial untuk kebaikan masyarakat (khairi), yaitu apabila tujuan wakafnya untuk kepentingan umum; 2. Wakaf keluarga (dzurri), yaitu apabila tujuan wakaf untuk member manfaat kepada wakif, keluarganya, keturunannya, dan orang-orang tertentu, tanpa melihat kaya atau miskin, sakit atau sehat dan tua atau muda; 3. Wakaf gabungan (musytarak), yaitu apabila tujuan wakafnya untuk umum dan keluarga secara bersamaan.
  • 6. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 6 | b. Wakaf berdasarkan batasan waktunya, terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Wakaf abadi yaitu apabila wakafnya berbentuk barang yang bersifat abadi, seperti tanah dan bangunan dengan tanahnya, atau barang bergerak yang ditentukan oleh wakif sebagai wakaf abadi dan produktif, dimana sebagian hasilnya untuk disalurkan sesuai tujuan wakaf, sedangkan sisanya untuk biaya perawatan wakaf dan mengganati kerusakannya. 2. Wakaf Sementara yaitu apabila barang yang diwakafkan berupa barang- barang yang mudah rusak ketika dipergunakan tanpa member syarat untuk mengganti bagian yang rusak. Wakaf sementara juga bisa dikarenakan oleh keinginan wakif yang member batasan waktu ketika mewakafkan barangnya. c. Wakaf berdasarkan penggunaannya, dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Wakaf langsung yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk mencapai tujuannya seperti mesjid untuk shalat, sekolah untuk kegiatan belajar mengajar, rumah sakit untuk mengobati orang sakit dan sebagainya. 2. Wakaf Produktif yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk kegiatan produksi dan hasilnya diberikan sesuai dengan tujuan wakaf. B. Fungsi Wakaf Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 pasal 5 dijelaskan bahwa fungsi wakaf adalah mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum. Fungsi wakaf itu terbagi menjadi empat fungsi, yaitu: 1. Fungsi Ekonomi. Salah satu aspek yang terpenting dari wakaf adalah keadaan sebagai suatu sistem transfer kekayaan yang efektif. 2. Fungsi Sosial. Apabila wakaf diurus dan dilaksanakan dengan baik, berbagai kekurangan akan fasilitas dalam masyarakat akan lebih mudah teratasi. 3. Fungsi Ibadah. Wakaf merupakan satu bagian ibadah dalam pelaksanaan perintah Allah SWT, serta dalam memperkokoh hubungan dengan-Nya. 4. Fungsi Akhlaq. Wakaf akan menumbuhkan ahlak yang baik, dimana setiap orang rela mengorbankan apa yang paling dicintainya untuk suatu tujuan yang lebih tinggi dari pada kepentingan pribadinya
  • 7. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 7 | C. Dasar Hukum Wakaf Dalil yang menjadi dasar disyariatkannya ibadah wakaf bersumber dari pemahaman ayat al-Qur’an dan as-Sunnah. Namun secara umum tidak terdapat ayat Al-Quran yang menerangkan konsep wakaf secara jelas. Oleh karena wakaf termasuk infaq fi sabilillah, maka dasar yang digunakan para ulama dalam menerangkan konsep wakaf ini didasarkan pada keumuman Al-Quran yang menjelaskan tentang infaq fi sabillah. Di antara ayat-ayat tersebut ayat 261 surat al-Baqarah: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.” Namun ajaran ini dipertegas oleh beberapa hadist yang menyinggung masalah itu, yaitu Hadist yang di riwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw bersabda: “apabila manusia meninggal, maka terputuslah (pahala) amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya.” Menurut Sayyid Sabiq, maksud sedekah jariah adalah wakaf. Makna hadist tersebut adalah pahala tak lagi mengalir kepada si mayit kecuali tiga perkara yang berasal dari usahanya di atas. [5] Ada juga riwayat yang lain yang menjadi dasar dan dalil wakaf adalah hadis yang menceritakan tentang kisah Umar bin al-Khaththab ketika memperoleh tanah khaibar. Setelah meminta petunjuk Nabi tentang tanah tersebut, Nabi menganjurkan untuk menahan asal tanah dan menyedekahkan hasilnya.[6] Hukum wakaf sama dengan amal jariyah. Sesuai dengan jenis amalnya maka berwakaf bukan sekedar berderma (sedekah) biasa, tetapi lebih besar pahala dan manfaatnya terhadap orang yang berwakaf. Pahala yang diterima mengalir terus menerus selama barang atau benda yang diwakafkan itu masih berguna dan bermanfaat. Hukum wakaf adalah sunah. Ditegaskan dalam hadits: ِ‫ا‬َِ‫ِص‬‫د‬َ‫ل‬َ‫و‬ِْ‫و‬َ‫ا‬ِ‫ه‬‫ِب‬ُ‫ع‬َ‫ف‬َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ٍِ‫م‬ْ‫ل‬‫ِع‬ْ‫و‬َ‫ا‬ٍِ‫ة‬َ‫ي‬‫ار‬َ‫ِج‬ٍ‫ة‬َ‫ق‬َ‫د‬َ‫ِ:ِص‬ٍ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ِ ْ‫ن‬‫ِم‬َّ‫ال‬‫ِا‬ُ‫ه‬ُ‫ل‬َ‫م‬َ‫ع‬َِ‫ع‬َ‫ط‬َ‫ق‬ْ‫ن‬‫ِا‬َ‫م‬َ‫د‬‫ِا‬َ‫ْن‬‫ب‬‫ِا‬َ‫ات‬َ‫م‬ِ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫ِ(رواه‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ْ‫ُو‬‫ع‬ْ‫د‬َ‫ي‬ٍِ‫ح‬‫ال‬‫مسلم‬) Artinya: “Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga (macam), yaitu sedekah jariyah (yang mengalir terus), ilmu yang dimanfaatkan, atu anak shaleh yang mendoakannya.” (HR Muslim) [5]Sayyid Sabiq, Terj: Mujahidin Muhayan, Fiqh Sunnah, Jilid IV, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2008)h.345 [6]Andrie Soemitra, Bank dan Lembaga keuangan Syariah, Jakarta: Kencana, 2010, h.435
  • 8. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 8 | Harta yang diwakafkan tidak boleh dijual, dihibahkan atau diwariskan. Akan tetapi, harta wakaf tersebut harus secara terus menerus dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umum sebagaimana maksud orang yang mewakafkan. Hadits Nabi yang artinya: “Sesungguhnya Umar telah mendapatkan sebidang tanah di Khaibar. Umar bertanya kepada Rasulullah SAW; Wahai Rasulullah apakah perintahmu kepadaku sehubungan dengan tanah tersebut? Beliau menjawab: Jika engkau suka tahanlah tanah itu dan sedekahkan manfaatnya! Maka dengan petunjuk beliau itu, Umar menyedekahkan tanahnya dengan perjanjian tidak akan dijual tanahnya, tidak dihibahkan dan tidak pula diwariskan.” (HR Bukhari dan Muslim). Sedangkan Dasar Hukum Wakaf sesuai perundang-undangan di Indonesia tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. D. Bentuk-bentuk Wakaf Jenis harta benda wakaf dalam Undang-Undang Republik Indoensia Nomor 41 Tahun 2004 tentang wakaf terdiri dari : benda tidak bergerak; benda bergerak selain uang; benda bergerak berupa uang. Benda tidak bergerak yang dimaksud dalam Undang-Undang wakaf dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan baik yang sudah maupun yang belum terdaftar. 2. Bangunan atau bagian bangunan yang terdiri di atas tanah sebagaimana yang dimaksud pada huruf a. 3. Tanaman atau benda lain yang berkaitan dengan tanah. 4. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 5. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan prinsip syariah dan peraturan perundang-undangan Benda bergerak selain uang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Benda digolongkan sebagai benda bergerak karena sifatnya yang dapat berpindah atau dipindahkan atau karena ketetapan undang-undang. 2. Benda bergerak terbagi dalam benda bergerak yang dapat dihabiskan dan yang tidak dapat dihabiskan karena pemakaian. 3. Benda bergerak yang dapat dihabiskan karena pemakaian tidak dapat diwakafkan, kecuali air dan bahan bakar minyak yang persediannya berkelanjutan.
  • 9. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 9 | 4. Benda bergerak yang tidak dapat dihabiskan karena pemakaian dapat diwakafkan dengan memperhatikan ketentuan prinsip syariah. Benda bergerak karena sifatnya yang dapat diwakafkan meliputi: kapal, pesawat terbang, kendaraan bermotor, mesin atau peralatan industri yang tidak tertancap pada bangunan, logam dan batu mulia, dan benda lainnya yang tergolong sebagai benda bergerak karena sifatnya dan memiliki manfaat jangka panjang. Benda bergerak selain uang karena peraturan perundang-undangan yang dapat diwakafkan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagai berikut: 1. Surat berharga yang berupa: saham, surat utang negara,obligasi dan surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang. 2. Hak atas kekayaan intelektual yang berupa: hak ciptam hak merk, hak paten, hak desain industri dan lain-lainnya. 3. Hak atas benda bergerak lainnya yang berupa hak sewa dan perikatan. Wakaf sudah dipraktekkan baik dalam bentuknya yang masih tradisional/ konvensional, dalam arti bentuk wakaf berupa benda-benda tidak bergerak maupun wakaf produktif berupa wakaf uang atau wakaf tunai (cash waqf). Bahkan wakaf tunai ternyata sudah dipraktekkan sejak awal abad dua hijriyah. M. Syafii Antonio yang mengutip hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, menjelaskan bahwa Imam Az-Zuhri salah seorang ulama terkemuka dan peletak dasar kodifikasi hadist (tadwin al-hadist) mengeluarkan fatwa yang berisi anjuran melakukan wakaf dinar dan dirham untuk pembangunan sarana dakwah, sosial dan pendidikan umat Islam. Adapun caranya adalah dengan menjadikan uang tersebut sebagai modal usaha kemudian menyalurkan keuntungannya sebagai wakaf.[7] Dari sini kemudian muncullah berbagai analisis tentang pentingnya wakaf tunai yang dewasa ini digalakkan di beberapa negara Islam. Setidaknya ada empat manfaat utama dari wakaf uang: 1. Wakaf uang jumlahnya bisa bervariasi sehingga seseorang yang memiliki dana terbatas pun bisa memberikan dana wakafnya tanpa harus menunggu menjadi tuan tanah (hartawan) terlebih dahulu. 2. Melalui wakaf uang, aset-aset wakaf yang berupa tanah-tanah kosong bisa mulai dimanfaatkan dengan pembangunan gedung atau diolah untuk lahan pertanian. [7]Achmad Djunaidi dan Thobieb Al-Asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif, cet. IV, Jakarta: Mumtaz Publising, 2007, h. 27.
  • 10. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 10 | 3. Dana wakaf tunai juga bisa membantu sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam yang cash flow-nya terkadang kembang-kempis dan menggaji civitas akademika ala kadarnya. 4. Umat Islam dapat lebih mandiri dalam mengembangkan dunia pendidikan tanpa harus terlalu bergantung pada anggaran pendidikan negara yang semakin lama semakin terbatas. E. Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kelahiran Badan Wakaf Indonesia (BWI) merupakan perwujudan amanat yang digariskan dalam undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf. Kehadiran BWI, sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 47, adalah memajukan dan mengembangkan perwakafan di Indonesia. Untuk kali pertama, keanggotaan BWI diangkat oleh Presiden Republik Indonesia, sesuai dengan keputusan Presiden (Kepres) No. 75/M Tahun 2007, yang ditetapkan di Jakarta, 13 juli 2007. Namun, BWI adalah lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan di Indonesia yang melaksanakan tugasnya bersifat bebas dari pengaruh kekuasaan mana pun, serta bertanggungjawab kepada masyarakat. 1. Tugas dan Wewenang BWI BWI mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut: a. Melakukan pembinaan terhadap nazhir dalam mengelola dan mengembangkan harta wakaf. b. Melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala nasional dan internasional. c. Memberikan persetujuan dan/ atau izin perubahan dan peruntukan status harta benda wakaf. d. Memberhentikan dan mengganti nazhir. e. Memberikan persetujuan atas pertukaran harta benda wakaf. f. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam penyusunan dan kebijaksanaan di bidang perwakafan.
  • 11. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 11 | Dalam melaksanakan tugas-tugas itu BWI memerhatikan saran dan pertimbangan menteri dan majelis ulama indonesia, seperti tercermin dalam pasal 50. Terkait dengan tugas dalam membina nazhir, BWI melakukan beberapa langkah strategis, sebagaimana disebutkan dalam PP No. 4/2006 pasal 53, meliputi: a. Penyiapan sarana dan prasarana penunjang operasional nazhir wakaf baik perseorangan, organisasi dan badan hukum. b. Penyusunan dan regulasi, pemberian motivasi, pemberian fasilitas, pengoordinasian, pemberdayaan dan pengembangan terhadap harta benda wakaf. c. Penyedian fasilitas proses sertifikasi wakaf. d. Penyiapan dan pengadaan blangko-blangko AIW, baik wakaf benda tidak bergerak dan/ atau benda bergerak. e. Penyiapan penyuluh penerangan di daerah untuk melakukan pembinaan dan pengembangan wakaf kepada nazhir sesuai dengan lingkupnya. f. Pemberian fasilitas masuknya dana-dana wakaf dari dalam dan luar negeri dalam pengembangan dan pemberdayaan wakaf. 2. Strategi BWI Adapun strategi yang digunakan oleh Badan Wakaf Indonesia (BWI) yaitu : a. Menigkatkan kompetensi dan jaringan badan wakaf indonesia, baik nasional maupun internasional. b. Membuat peraturan dan kebijakan di bidang perwakafan. c. Meningkatkan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk berwakaf. d. Meningkatkan keprofesionalitas dan keamanahan nazhir dalam pengelolaan dan pengembangan harta wakaf. e. Mengoordinasi dan membina seluruh nazhir wakaf. f. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf. g. Menghimpun, mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf yang berskala nasional dan internasional.[8] Selain Badan Wakaf Indonesia (BWI) terdapat lembaga-lembaga pengelola wakaf lainny seperti : Badan Wakaf Al-Qur’an, Global Wakaf ACT, Pusbang Wakaf DT (Pusat Pengembangan Wakaf Daarut Tauhiid), serta banyak lagi lembaga pengelola wakaf lainnya baik berskala regional, nasional dan internasional. [8]Andrie Soemitra, Bank dan Lembaga keuangan Syariah, Jakarta: Kencana, 2010, h.435
  • 12. UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI 2014/2015 12 | Referensi 1. Ali, Muhammad Daud, 1998, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Jakarta: UI Press. 2. Mujieb, M. Abdul dkk, 2002, Kamus Istilah Fiqih, cet. III, Jakarta: Pustaka Firdaus. 3. M. Zein, Satria Effendi, 2004, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, cet. I, Jakarta: Kencana. 4. Qahaf, Munzir, 2004, Manajemen Wakaf Produktif, Jakarta: KHALIFA.