SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Drs.H.Fathur Rohman Ms.MH.
PONDOK PESANTREN SALAFIYAH SYAFI’IYAH INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY
Fakultas Syari’ah
Prodi Mu’amalah dan Ahwal Al Syakhshiyyah SUKOREJO SITUBONDO JAWA TIMUR
PO.Box 2 Telp:0338-452666 (hunting), 451307, Fax:0338-453068, email: fasyaiaii@yahoo.co.id
Aini Lestari
Dina Nur Wulandari
Durrotun Aliyah
Erni Yulisa
Hawid Firna Damayanti
Imdatul Farihah
Indah Billini
Lusi Oktaviani
Mar’atus Soleha
Millatun Hanifah
Mulyati
Nur Rahema
Nuril Firdausiyah
Nurul Azizah
Nurul Jannah
Raudlatul Hasanah
Saerah
Shofiatul Widad Lailiyah
Siti Ferawati
Titin Herliyanti
Yuvi Yuvlihani
1 2012.011.016
2 2012.011.018
3 2012.011.020
4 2012.011.021
5 2012.011.022
6 2012.011.023
7 2012.011.024
8 2012.011.025
9 2012.011.026
10 2012.011.027
11 2012.011.028
12 2012.011.029
13 2012.011.030
14 2012.011.031
15 2012.011.032
16 2012.011.036
17 2012.011.037
18 2012.011.038
19 2012.011.039
20 2012.011.040
21 2012.011.042
1 2012.011.007
2 2012.011.008
3 2012.011.009
4 2012.011.010
5 2012.011.011
6 2012.011.014
1 2011.011.006 Budi Hartawan
2 2011.011.007 Hendi Maryanto
3 2011.011.010 Muh. Sulhan
4 2012.011.001 Abd Faqik
5 2012.011.002 Affan Abdul Goffar
6 2012.011.005 Avivi Arifullah
7 2012.011.006 Fathullah
8 2012.011.007 Indra Panca Kusuma
9 2012.011.008 Indra Yurdan
10 2012.011.009 Masburhan
11 2012.011.010 Misnari
12 2012.011.011 Mohammad Erfan
13 2012.011.014 Roqi Muamman
7 2012.011.011
8 2012.011.014
Mu’amalah
POKOK BAHASAN
1. Pengertian, sumber dan hubungannya dengan hukum acara perdata
2. Bentuk dan isi kelengkapan gugatan / permohonan
3. Persiapan sidang: PMH, PHS dan pemanggilan pihak-pihak yang berperkara
4. Adab Hakim dalam persidangan
5. Cara pemeriksaan perkara di pengadilan tingkat pertama
6. Tugas Ketua Majelis, anggota dan Panitera Pengganti
7. Usaha Perdamaian dan Mediasi
8. Hal-hal yang mempengaruhi sidang pertama
9. Eksepsi dan Rekonvensi
10. Pencabutan gugatan/permohonan dan meninggalnya pihak yang berperkara
11. Alat-alat bukti dan tahapan pembuktian
12. Musyawarah Majelis Hakim, pengambilan kongklusi, & pengambilan keputusan
13. Produk Pengadilan (Putusan dan Penetapan)
14. Upaya Hukum: Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali
15. Cara-cara pemeriksaan di tingkat banding dan kasasi
16. Verzet & peninjauan kembali putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap
17. Ekskusi putusan pengadilan
PERDAMAIAN / MEDIASI
1. Dalam setiap perkara perdata, jika kedua belah pihak hadir
di persidangan, Hakim wajib mendamaikan kedua belah
pihak (Pasal 130 HIR / Pasal 154 RBg).
2. Dalam perkara perceraian upaya perdamaian dapat
dilakukan dlm setiap persidangan pd semua tk. peradilan
(Ps.82 UU No.7/1989 jis UU No.3/2006 & UU No.50/2009).
3. Jika kedua pihak berada di luar negeri, maka Penggugat pada
sidang perdamaian harus menghadap secara pribadi.
4. Dalam hal perkara perceraian, sebelum Majelis Hakim
memerintahkan para pihak melakukan mediasi, terlebih
dahulu harus mendamaikan sesuai dengan ketentuan Pasal
82 UU No.7/1989 jis UU No.3/2006 dan UU No. 50/2009.
1. Dalam upaya perdamaian harus berpedoman Peraturan MA
No.1/2008 Tentang Mediasi, yg mewajibkan agar semua
perkara perdata yg diajukan ke Pengadilan tingkat pertama
wajib dilakukan perdamaian dg bantuan mediator.
2. Perkara yg tidak wajib mediasi adalah perkara volunter,
perkara yg salah satu pihaknya tdk hadir di persidangan &
perkara yg menyangkut legalitas hukum, seperti itsbat
nikah, pembatalan nikah, hibah dan wasiat dll.
3. Jika terjadi perdamaian dalam pemeriksaan perkara verzet
atas putusan verstek dalam perkara perceraian, maka
Majelis Hakim membatalkan putusan verstek dengan amar:
• Menyatakan Pelawan/Tergugat adalah Pelawan yg benar.
• Membatalkan putusan verstek Nomor ..... tanggal ....
• Menyatakan ggtn Penggugat/Terlawan tdk dpt diterima.
• Membebankan biaya perkara kepada ..... sejumlah Rp...
8. Jika terjadi perdamaian dalam pemeriksaan perkara verzet atas putusan verstek
dalam perkara selain perceraian, maka Majelis Hakim membatalkan putusan
verstek dengan amar sebagai berikut:
• Menyatakan Pelawan / Tergugat adalah Pelawan yang benar.
• Membatalkan putusan verstek Nomor ..... tanggal .....
• Menghukum kedua belah pihak untuk mentaati perdamaian.
• Membebankan biaya perkara kepada ...... sejumlah Rp......
9. Pada persidangan pertama, Hakim yang memeriksa perkara wajib:
a. Menjelaskan kewajiban para pihak untuk menempuh mediasi.
b. Menyarankan para pihak utk memilih mediator yg tersedia dlm daftar
mediator.
c. Membuat penetapan mediator yang dipilih oleh para pihak.
d. Jika para pihak gagal memilih mediator, Majelis menunjuk mediator dari salah
satu Hakim yang bersertifikat. Jika tidak ada Hakim yang bersertifikat, Ketua
Majelis menunjuk Anggota Majelis yang memeriksa perkara.
e. Setelah penunjukan mediator, Majelis menunda persidangan utk memberikan
kesempatan kepada para pihak menempuh mediasi.
f. Terhadap perkara perceraian yg dikumulasikan dg perkara lainnya dan ternyata
mediasi perceraiannya gagal:
…………………….
1. mediasi dilanjutkan thd perkara asessoirnya (hadhanah, harta
bersama dll)
2. Jika mediasi terhadap perkara asesoirnya ternyata berhasil,
dan dalam proses litigasi ternyata Majelis Hakim berhasil pula
mendamaikan perkara perceraiannya, maka kesepakatan para
pihak tentang perkara asessoir tersebut tidak berlaku dan
dinyatakan dalam putusan.
g. Para pihak menghadap kembali kpd Hakim pada hari sidang yg telah
ditentukan untuk memberitahukan laporan mediasi yg berhasil
(PERMA No.1 /2008).
h. Pada hari persidangan yg telah ditentukan, mediator wajib
memberitahukan secara tertulis kpd Hakim bhw mediasi gagal, kmd
pemeriksaan perkara dilanjutkan dg membacakan surat gugatan.
10. Akta / putusan perdamaian mempunyai kekuatan yg sama dengan
putusan Hakim yg berkekuatan hukum tetap & jika tidak dilaksanakan,
dapat dimintakan eksekusi kepada Ketua PA/MaSya ybs.
11. Akta / putusan perdamaian tidak dapat dilakukan upaya hukum
banding, kasasi dan peninjauan kembali.
12. Jika Tergugat lebih dari satu, dan yg hadir hanya sebagian,
mediasi tetap dapat dijalankan dg memanggil lagi Tergugat
yg tidak hadir secara patut dg bantuan Ketua Majelis, dan
jika Tergugat ybs juga tetap tidak hadir, mediasi berjalan
hanya antara Penggugat dg Tergugat yang hadir. Jika antara
Penggugat dg Tergugat yg hadir tercapai kesepakatan
perdamaian, Penggugat mengubah gugatannya dg cara
mencabut gugatan thd Tergugat yg tidak hadir.
13. Jika para pihak / salah satu pihak menolak untuk mediasi
setelah diperintahkan oleh Pengadilan, maka penolakan
para pihak / salah satu pihak untuk mediasi dicatat dalam
berita acara sidang dan putusan.
14. Jika terjadi perdamaian di tingkat banding, kasasi atau
Peninjauan Kembali, maka dlm kesepakatan perdamaian
dicantumkan klausula bhw kedua pihak mengesampingkan
putusan yg telah ada. (Ps.21&22 PERMA No.1/2008).
EKSEPSI & REKONVENSI
EKSEPSI / TANGKISAN
1. Tangkisan thd pokok perkara (eksepsi absolut) tdk hrs diajukan pd
permulaan sidang, tapi dpt diajukan selama proses pemeriksaan
perkara & diputus bersamaan dg pokok perkara.
2. Eksepsi mengenai kewenangan relatif, hakim wajib menjawab
(dikabulkan atau ditolak) & menuangkannya dalam putusan sela.
3. Jika eksepsi thd kewenangan relatif dikabulkan, maka putusan sela
tsb merupakan putusan akhir & dpt diajukan upaya hukum.
4. Upaya hukum atas putusan sela diajukan bersamaan dg putusan
akhir.
5. Jika eksepsi tdk mengenai kewenangan, maka diputus bersamaan
dg pokok perkara, dlm pertimbangan hukum & diktum putusan,
disebutkan:
• Dalam eksepsi : ................ (Pertimbangan lengkap)
• Dalam pokok perkara : ..... (Pertimbangan lengkap)
Kewenangan Relatif
1. Sesuai ketentuan Ps. 118 HIR / 142 RBg, PA/MaSya berwenang memeriksa
gugatan yg daerah hukumnya, meliputi:
• Tempat tinggal Tergugat /tempat Tergugat sebenarnya berdiam.
• Tempat tinggal salah satu Tergugat, jika terdapat lebih dari satu Tergugat, yg
tempat tinggalnya tdk berada dalam satu daerah hukum PA menurut pilihan
Penggugat.
• Tergugat utama bertempat tinggal, jika hubungan antara Tergugat-tergugat
adalah sbg yg berhutang dan penjaminnya.
• Tempat tinggal Penggugat atau salah satu dari Penggugat, dalam hal:
1. Tergugat tdk punyai tempat tinggal & tdk diketahui dimana ia berada.
2. Tergugat tdk dikenal. (Dalam gugatan: dahulu tempat tinggalnya yg
terakhir, sekarang tdk diketahui tempat tinggalnya di Indonesia).
• Jika Tergugat tdk diketahui tempat tinggalnya & yg menjadi objek gugatan
adalah benda tidak bergerak, maka gugatan diajukan di tempat benda yg
tidak bergerak terletak (Ps.118 ayat (3) HIR / Ps.142 ayat (5) RBg).
• Jika ada pilihan domisili yang tertulis dalam akta, maka gugatan diajukan di
tempat domisili yg dipilih itu (Ps. 118 ayat (4) HIR / Ps. 142 ayat (4) RBg).
2. Jika Tergugat pada sidang pertama tidak mengajukan tangkisan (eksepsi) ttg
wewenang mengadili secara relatif, PA/MaSya tidak boleh menyatakan dirinya tdk
berwenang (Psl 133 HIR / Psl 159 RBg).
3. Eksepsi mengenai kewenangan relatif harus diajukan pada sidang pertama.
4. Pengecualian:
• Jika Tergugat tdk cakap menghadap di Pengadilan, gugatan diajukan pd Ketua
PA/MaSya tempat tinggal orangtuanya/walinya/pengampunya (Ps.21 BW)
• Bagi Pegawai Negeri, berlaku ketentuan (Pasal 118 HIR / Pasal 142 RBg).
• Tentang penjaminan (vrijwaring), yg berwenang untuk mengadilinya adalah
PA /MaSya yg pertama dimana pemeriksaan dilakukan (Pasal 14 Rv).
5. Jika eksepsi diterima maka putusan berbunyi:
Dalam eksepsi:
• Menerima eksepsi Tergugat.
• Menyatakan PA/MaSya... tidak berwenang untuk mengadili perkara tsb.
Dalam pokok perkara:
• Menyatakan gugatan/permohonan Penggugat/Pemohon tidak dpt diterima.
• Menghukum Penggugat / Pemohon membayar biaya perkara sejumlah Rp...
6. Jika eksepsi ditolak maka putusan berbunyi:
Dalam eksepsi:
• Menolak eksepsi Tergugat.
• Menyatakan PA/MaSya... berwenang untuk mengadili perkara tersebut.
Dalam pokok perkara:
• Menyatakan gugatan / permohonan Penggugat / Pemohon tdk/dpt diterima.
• Menghukum Penggugat / Pemohon membayar biaya perkara sejumlah Rp...
KEWENANGAN / KOMPETENSI ABSOLUT
1. Kewenangan absolut / mutlak adalah kewenangan pengadilan
dalam memeriksa jenis perkara tertentu yg secara mutlak tdk dpt
diperiksa oleh Pengadilan lain.
2. Eksepsi thd kekuasaan absolut dpt diajukan setiap waktu selama
proses pemeriksaan berlangsung (Ps.134 HIR / Ps. 160 RBg).
3. Hakim karena jabatannya hrs menyatakan dirinya tdk berwenang
memeriksa perkara ybs walau tdk ada eksepsi dari Tergugat, hal
ini dpt dilakukan pada semua taraf pemeriksaan, termasuk taraf
banding & kasasi (Ps.134 HIR / Ps.160 RBg / Ps.132 Rv).
4. Jika eksepsi diterima maka putusan berbunyi:
Dalam eksepsi:
• Menerima eksepsi Tergugat.
• Menyatakan PA/MaSya tdk berwenang utk mengadili perkara
tsb.
Dalam pokok perkara:
• Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.
• Menghukum Penggugat membayar biaya pkr sejumlah Rp…
Catatan:
• Dalam bidang perkawinan, amar biaya perkara berbunyi:
Membebankan kpd Penggugat / Pemohon membayar
biaya perkara sejumlah Rp. ..
• Putusan seperti ini adalah putusan akhir yang dapat
dimohonkan banding dan kasasi.
5. Jika eksepsi ditolak, maka Hakim memutus sela, amarnya:
• Menolak eksepsi Tergugat / Termohon.
• Menyatakan PA/MaSya berwenang mengadili perkara tsb.
• Memerintahkan para pihak untuk melanjutkan perkara.
• Menangguhkan biaya perkara sampai dg putusan akhir.
6. Putusan sela tdk dituangkan dlm putusan tersendiri, tetapi
dimuat dlm BAS (Ps.185 (1) HIR / 196 (1) RBg).
7. Putusan sela, hanya dapat diajukan banding bersama-sama
dg putusan akhir (Ps.9 ayat (1) UU No. 20/1947).
REKONVENSI
(Gugat Balik / Gugat Balasan)
1. Menurut Psl 132a HIR dpt diajukan dlm setiap perkara kecuali:
• Penggugat dlm gugatan asal menuntut mengenai sifat, sedang
gugatan rekonvensi mengenai dirinya sendiri dan sebaliknya.
• Pengadilan Agama tdk berwenang memeriksa tuntutan balik itu
berhubung dengan pokok perselisihan (kompetensi absolut).
• Dalam perkara tentang menjalankan putusan Hakim.
2. Harus diajukan ber-sama2 dg jawaban sblm tahapan pembuktian,
baik jawaban tertulis / lisan (Ps.132b HIR / Ps. 158 RBg).
3. Jika dlm Tk.I tdk diajukan rekonvensi, maka dlm Tk. banding tdk dpt
diajukan rekonvensi. (Ps.132a (2) HIR / Ps.156 (2) RBg).
4. Rekonvensi diperiksa & diputus dlm satu putusan kecuali jika
menurut pdpt Hakim salah 1 dari gugatan dpt diputus lebih dulu.
5. Rekonvensi boleh diterima jika berhubungan dg gugatan konvensi.
6. Jika konvensi dicabut, maka rekonvensi tidak dapat dilanjutkan.
Penggugat / Tergugat Wafat
1. Jika Penggugat setelah mengajukan
gugatan wafat, maka ahli warisnya dapat
melanjutkan perkara.
2. Jika dalam proses pemeriksaan perkara
Tergugat wafat, maka ahli warisnya
dapat melanjutkan perkara.
3. Dalam perkara cerai, jika suami atau
isteri wafat, maka gugatan perceraian
digugurkan. (Ps.25 PP. 9 /1975).
Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim
1. Rapat permusyawaratan Majelis Hakim bersifat rahasia.
2. Jika dipandang perlu dan mendapat persetujuan Majelis Hakim, Panitera
sidang dapat mengikuti rapat permusyaratan Majelis Hakim.
3. Dalam rapat permusyawaratan, setiap Hakim wajib menyampaikan
pertimbangan/pendapatnya tertulis thd perkara yg sedang diperiksa.
4. Ketua Majelis mempersilahkan Hakim Anggota II untuk mengemukakan
pendapatnya, disusul oleh Hakim Anggota I dan terakhir Ketua Majelis.
5. Semua pendapat harus dikemukakan secara jelas dg menunjuk dasar
hukumnya, kemudian dicatat dalam buku agenda sidang.
6. Jika terdapat perbedaan pendapat, maka yang pendapatnya berbeda tsb
(dissenting opinion) dimuat dalam akhir pertimbangan putusan.
Contoh:
• Menimbang, bhw namun demikian seorang hakim bernama .....
berbeda pendapat dengan pertimbangan tsb, yang pendapatnya sbb:
• Bahwa, ....... dst.
• Menimbang, bhw meskipun berbeda pendapat, demi keadilan &
kepastian hukum, hakim tsb sepakat bahwa perkara tsb diputus .....

More Related Content

What's hot

Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaIca Diennissa
 
Kitab undang undang hukum acara pidana kuhap
Kitab undang undang hukum acara pidana kuhapKitab undang undang hukum acara pidana kuhap
Kitab undang undang hukum acara pidana kuhapaanpalisury
 
slide share presentasi Upaya hukum
slide share presentasi Upaya hukumslide share presentasi Upaya hukum
slide share presentasi Upaya hukumUndip
 
Mata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok ForensikMata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok Forensikdacilganteng
 
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaSurat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaIzzatul Ulya
 
Dokumen Hukum Jawab Jinawab PHI
Dokumen Hukum Jawab Jinawab PHIDokumen Hukum Jawab Jinawab PHI
Dokumen Hukum Jawab Jinawab PHIFardalaw Labor
 
Pengantar ilmu-kedokteran-forensik1
Pengantar ilmu-kedokteran-forensik1Pengantar ilmu-kedokteran-forensik1
Pengantar ilmu-kedokteran-forensik1wadnag
 
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensikVisum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensikReza Oktarama
 
12 posisiparapihak
12 posisiparapihak12 posisiparapihak
12 posisiparapihakRonalto_Tan
 
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidikRonalto_Tan
 
10.BANDING DAN GUGATAN
10.BANDING DAN GUGATAN10.BANDING DAN GUGATAN
10.BANDING DAN GUGATANKhairilJaa
 

What's hot (18)

Kuha per
Kuha perKuha per
Kuha per
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidana
 
Kuhap
KuhapKuhap
Kuhap
 
Kitab undang undang hukum acara pidana kuhap
Kitab undang undang hukum acara pidana kuhapKitab undang undang hukum acara pidana kuhap
Kitab undang undang hukum acara pidana kuhap
 
Kuhap
KuhapKuhap
Kuhap
 
slide share presentasi Upaya hukum
slide share presentasi Upaya hukumslide share presentasi Upaya hukum
slide share presentasi Upaya hukum
 
Mata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok ForensikMata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok Forensik
 
Dasar hukum forensik
Dasar hukum forensikDasar hukum forensik
Dasar hukum forensik
 
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaSurat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
 
Dokumen Hukum Jawab Jinawab PHI
Dokumen Hukum Jawab Jinawab PHIDokumen Hukum Jawab Jinawab PHI
Dokumen Hukum Jawab Jinawab PHI
 
Pengantar ilmu-kedokteran-forensik1
Pengantar ilmu-kedokteran-forensik1Pengantar ilmu-kedokteran-forensik1
Pengantar ilmu-kedokteran-forensik1
 
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensikVisum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
Visum et repertum dan prosedur pemeriksaan kedokteran forensik
 
Jenis dakwaaan
Jenis dakwaaanJenis dakwaaan
Jenis dakwaaan
 
5 surat-dakwaan
5 surat-dakwaan5 surat-dakwaan
5 surat-dakwaan
 
Praperadilan
PraperadilanPraperadilan
Praperadilan
 
12 posisiparapihak
12 posisiparapihak12 posisiparapihak
12 posisiparapihak
 
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
 
10.BANDING DAN GUGATAN
10.BANDING DAN GUGATAN10.BANDING DAN GUGATAN
10.BANDING DAN GUGATAN
 

Viewers also liked

Pemerintahan kabupaten aceh tamiang
Pemerintahan kabupaten aceh tamiangPemerintahan kabupaten aceh tamiang
Pemerintahan kabupaten aceh tamiangRahmat Ramadhani
 
4. instrumen kepegawaian
4. instrumen kepegawaian4. instrumen kepegawaian
4. instrumen kepegawaianDian Oktavia
 
Sejarah khi di indonesia
Sejarah khi di indonesiaSejarah khi di indonesia
Sejarah khi di indonesiaAlalan Tanala
 
Rppk13 bahasa arab kelas VIII
Rppk13 bahasa arab kelas VIIIRppk13 bahasa arab kelas VIII
Rppk13 bahasa arab kelas VIIIRORO YU
 
Romo magnis suseno sahkan nikah beda agama
Romo magnis suseno sahkan nikah beda agamaRomo magnis suseno sahkan nikah beda agama
Romo magnis suseno sahkan nikah beda agamaAlalan Tanala
 
Kini telah hadir receiver aora tv yang bebas iuran bulanan alias gratis nonto...
Kini telah hadir receiver aora tv yang bebas iuran bulanan alias gratis nonto...Kini telah hadir receiver aora tv yang bebas iuran bulanan alias gratis nonto...
Kini telah hadir receiver aora tv yang bebas iuran bulanan alias gratis nonto...Rahmat Ramadhani
 
1.1 asas-asas-haper-pendahuluan-haper
1.1 asas-asas-haper-pendahuluan-haper1.1 asas-asas-haper-pendahuluan-haper
1.1 asas-asas-haper-pendahuluan-haperDA111AR
 
Good governance han
Good governance hanGood governance han
Good governance hanDian Oktavia
 
Bahan kuliah fasya iaii 29.03.15
Bahan kuliah fasya iaii  29.03.15Bahan kuliah fasya iaii  29.03.15
Bahan kuliah fasya iaii 29.03.15Alalan Tanala
 
Kritik atas time value of money
Kritik atas time value of moneyKritik atas time value of money
Kritik atas time value of moneyAlalan Tanala
 
05 bentuk penyelesaian sengketa
05 bentuk penyelesaian sengketa05 bentuk penyelesaian sengketa
05 bentuk penyelesaian sengketaAlalan Tanala
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaAlalan Tanala
 
Merpati Putih Australia - Visually Impaired Special Program
Merpati Putih Australia - Visually Impaired Special ProgramMerpati Putih Australia - Visually Impaired Special Program
Merpati Putih Australia - Visually Impaired Special Programmonchu
 
@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen
@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen
@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosenAlalan Tanala
 
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaHukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaAlalan Tanala
 

Viewers also liked (20)

Pembuktian
PembuktianPembuktian
Pembuktian
 
Pemerintahan kabupaten aceh tamiang
Pemerintahan kabupaten aceh tamiangPemerintahan kabupaten aceh tamiang
Pemerintahan kabupaten aceh tamiang
 
FCB INDONESIA
FCB INDONESIAFCB INDONESIA
FCB INDONESIA
 
4. instrumen kepegawaian
4. instrumen kepegawaian4. instrumen kepegawaian
4. instrumen kepegawaian
 
Sejarah khi di indonesia
Sejarah khi di indonesiaSejarah khi di indonesia
Sejarah khi di indonesia
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Rppk13 bahasa arab kelas VIII
Rppk13 bahasa arab kelas VIIIRppk13 bahasa arab kelas VIII
Rppk13 bahasa arab kelas VIII
 
Romo magnis suseno sahkan nikah beda agama
Romo magnis suseno sahkan nikah beda agamaRomo magnis suseno sahkan nikah beda agama
Romo magnis suseno sahkan nikah beda agama
 
Kini telah hadir receiver aora tv yang bebas iuran bulanan alias gratis nonto...
Kini telah hadir receiver aora tv yang bebas iuran bulanan alias gratis nonto...Kini telah hadir receiver aora tv yang bebas iuran bulanan alias gratis nonto...
Kini telah hadir receiver aora tv yang bebas iuran bulanan alias gratis nonto...
 
1.1 asas-asas-haper-pendahuluan-haper
1.1 asas-asas-haper-pendahuluan-haper1.1 asas-asas-haper-pendahuluan-haper
1.1 asas-asas-haper-pendahuluan-haper
 
Good governance han
Good governance hanGood governance han
Good governance han
 
Bahan kuliah fasya iaii 29.03.15
Bahan kuliah fasya iaii  29.03.15Bahan kuliah fasya iaii  29.03.15
Bahan kuliah fasya iaii 29.03.15
 
Pengesahan tesis
Pengesahan tesisPengesahan tesis
Pengesahan tesis
 
Kritik atas time value of money
Kritik atas time value of moneyKritik atas time value of money
Kritik atas time value of money
 
05 bentuk penyelesaian sengketa
05 bentuk penyelesaian sengketa05 bentuk penyelesaian sengketa
05 bentuk penyelesaian sengketa
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agama
 
Merpati Putih Australia - Visually Impaired Special Program
Merpati Putih Australia - Visually Impaired Special ProgramMerpati Putih Australia - Visually Impaired Special Program
Merpati Putih Australia - Visually Impaired Special Program
 
@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen
@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen
@Konsep mudharabah dalam al quran dan al hadits untuk dosen
 
1. ruang lingkup
1. ruang lingkup1. ruang lingkup
1. ruang lingkup
 
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaHukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agama
 

Similar to Mu'amalah Pengadilan

RAKERNAS PA - MARI 2011- permasalahan
RAKERNAS PA - MARI 2011- permasalahanRAKERNAS PA - MARI 2011- permasalahan
RAKERNAS PA - MARI 2011- permasalahanBeryl Syamwil
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptasifsardari
 
AZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.ppt
AZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.pptAZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.ppt
AZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.pptMuhAsyriZR
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaAlalan Tanala
 
hukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptx
hukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptxhukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptx
hukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptxAlfiyaWicaksono
 
Putusan
Putusan Putusan
Putusan epylian
 
Diskusi 7 HPI Hukum Acara Materiil Formil Peradilan Perdata Internasional.pdf
Diskusi 7 HPI Hukum Acara Materiil Formil Peradilan Perdata Internasional.pdfDiskusi 7 HPI Hukum Acara Materiil Formil Peradilan Perdata Internasional.pdf
Diskusi 7 HPI Hukum Acara Materiil Formil Peradilan Perdata Internasional.pdfIndra Sofian
 
powerpoint haper eva.pptx
powerpoint haper eva.pptxpowerpoint haper eva.pptx
powerpoint haper eva.pptxWaginemYogya
 
Panduan Beracara di PHI
Panduan Beracara di PHIPanduan Beracara di PHI
Panduan Beracara di PHIFardalaw Labor
 
Putusan Pengadilan
Putusan PengadilanPutusan Pengadilan
Putusan Pengadilanntii_meiian
 
Laporan Mingguan PPL Perdata..pdf
Laporan Mingguan PPL Perdata..pdfLaporan Mingguan PPL Perdata..pdf
Laporan Mingguan PPL Perdata..pdfPebriyana3
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdatasesukakita
 
Bantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdataBantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdataindra wijaya
 

Similar to Mu'amalah Pengadilan (20)

RAKERNAS PA - MARI 2011- permasalahan
RAKERNAS PA - MARI 2011- permasalahanRAKERNAS PA - MARI 2011- permasalahan
RAKERNAS PA - MARI 2011- permasalahan
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.pptPPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
PPT-HUKUM-ACARA-PERDATA.ppt
 
AZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.ppt
AZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.pptAZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.ppt
AZAS HUKUM ACARA PERDATA DAN PENANGANAN PERKARA PERDATA.ppt
 
Bab ii perihal
Bab ii perihalBab ii perihal
Bab ii perihal
 
Hk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agamaHk.acara peradilan agama
Hk.acara peradilan agama
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
hukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptx
hukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptxhukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptx
hukum acara perdata pertemuan ke-6 dan tugas.pptx
 
Putusan
Putusan Putusan
Putusan
 
Putusan
Putusan Putusan
Putusan
 
Putusan
Putusan Putusan
Putusan
 
Diskusi 7 HPI Hukum Acara Materiil Formil Peradilan Perdata Internasional.pdf
Diskusi 7 HPI Hukum Acara Materiil Formil Peradilan Perdata Internasional.pdfDiskusi 7 HPI Hukum Acara Materiil Formil Peradilan Perdata Internasional.pdf
Diskusi 7 HPI Hukum Acara Materiil Formil Peradilan Perdata Internasional.pdf
 
powerpoint haper eva.pptx
powerpoint haper eva.pptxpowerpoint haper eva.pptx
powerpoint haper eva.pptx
 
Panduan Beracara di PHI
Panduan Beracara di PHIPanduan Beracara di PHI
Panduan Beracara di PHI
 
Putusan Pengadilan
Putusan PengadilanPutusan Pengadilan
Putusan Pengadilan
 
Hukum ac perdata
Hukum ac perdataHukum ac perdata
Hukum ac perdata
 
Laporan Mingguan PPL Perdata..pdf
Laporan Mingguan PPL Perdata..pdfLaporan Mingguan PPL Perdata..pdf
Laporan Mingguan PPL Perdata..pdf
 
Hukum acara perdata
Hukum acara perdataHukum acara perdata
Hukum acara perdata
 
Bantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdataBantuan hukum perdata
Bantuan hukum perdata
 

More from Alalan Tanala

Sistem Gadai Pohon Kelapa Dalam Pespektif Hukum Ekonmi Syari'ah"
Sistem Gadai Pohon Kelapa Dalam Pespektif Hukum Ekonmi Syari'ah"Sistem Gadai Pohon Kelapa Dalam Pespektif Hukum Ekonmi Syari'ah"
Sistem Gadai Pohon Kelapa Dalam Pespektif Hukum Ekonmi Syari'ah"Alalan Tanala
 
Sistem gadai pohon kelapa artikel corrected
Sistem gadai pohon kelapa artikel correctedSistem gadai pohon kelapa artikel corrected
Sistem gadai pohon kelapa artikel correctedAlalan Tanala
 
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaHukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaAlalan Tanala
 
Pengertian itsbat nikah
Pengertian itsbat nikahPengertian itsbat nikah
Pengertian itsbat nikahAlalan Tanala
 
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaHukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaAlalan Tanala
 
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariahprinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariahAlalan Tanala
 
mudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran haditsmudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran haditsAlalan Tanala
 

More from Alalan Tanala (9)

Sistem Gadai Pohon Kelapa Dalam Pespektif Hukum Ekonmi Syari'ah"
Sistem Gadai Pohon Kelapa Dalam Pespektif Hukum Ekonmi Syari'ah"Sistem Gadai Pohon Kelapa Dalam Pespektif Hukum Ekonmi Syari'ah"
Sistem Gadai Pohon Kelapa Dalam Pespektif Hukum Ekonmi Syari'ah"
 
Sistem gadai pohon kelapa artikel corrected
Sistem gadai pohon kelapa artikel correctedSistem gadai pohon kelapa artikel corrected
Sistem gadai pohon kelapa artikel corrected
 
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaHukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agama
 
Pengertian itsbat nikah
Pengertian itsbat nikahPengertian itsbat nikah
Pengertian itsbat nikah
 
Pembuktian
PembuktianPembuktian
Pembuktian
 
Hukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agamaHukum acara peradilan agama
Hukum acara peradilan agama
 
P3 hukum pancung
P3 hukum pancungP3 hukum pancung
P3 hukum pancung
 
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariahprinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
 
mudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran haditsmudharabah dlm quran hadits
mudharabah dlm quran hadits
 

Recently uploaded

Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 

Recently uploaded (12)

Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 

Mu'amalah Pengadilan

  • 2. PONDOK PESANTREN SALAFIYAH SYAFI’IYAH INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY Fakultas Syari’ah Prodi Mu’amalah dan Ahwal Al Syakhshiyyah SUKOREJO SITUBONDO JAWA TIMUR PO.Box 2 Telp:0338-452666 (hunting), 451307, Fax:0338-453068, email: fasyaiaii@yahoo.co.id Aini Lestari Dina Nur Wulandari Durrotun Aliyah Erni Yulisa Hawid Firna Damayanti Imdatul Farihah Indah Billini Lusi Oktaviani Mar’atus Soleha Millatun Hanifah Mulyati Nur Rahema Nuril Firdausiyah Nurul Azizah Nurul Jannah Raudlatul Hasanah Saerah Shofiatul Widad Lailiyah Siti Ferawati Titin Herliyanti Yuvi Yuvlihani 1 2012.011.016 2 2012.011.018 3 2012.011.020 4 2012.011.021 5 2012.011.022 6 2012.011.023 7 2012.011.024 8 2012.011.025 9 2012.011.026 10 2012.011.027 11 2012.011.028 12 2012.011.029 13 2012.011.030 14 2012.011.031 15 2012.011.032 16 2012.011.036 17 2012.011.037 18 2012.011.038 19 2012.011.039 20 2012.011.040 21 2012.011.042
  • 3. 1 2012.011.007 2 2012.011.008 3 2012.011.009 4 2012.011.010 5 2012.011.011 6 2012.011.014 1 2011.011.006 Budi Hartawan 2 2011.011.007 Hendi Maryanto 3 2011.011.010 Muh. Sulhan 4 2012.011.001 Abd Faqik 5 2012.011.002 Affan Abdul Goffar 6 2012.011.005 Avivi Arifullah 7 2012.011.006 Fathullah 8 2012.011.007 Indra Panca Kusuma 9 2012.011.008 Indra Yurdan 10 2012.011.009 Masburhan 11 2012.011.010 Misnari 12 2012.011.011 Mohammad Erfan 13 2012.011.014 Roqi Muamman 7 2012.011.011 8 2012.011.014 Mu’amalah
  • 4. POKOK BAHASAN 1. Pengertian, sumber dan hubungannya dengan hukum acara perdata 2. Bentuk dan isi kelengkapan gugatan / permohonan 3. Persiapan sidang: PMH, PHS dan pemanggilan pihak-pihak yang berperkara 4. Adab Hakim dalam persidangan 5. Cara pemeriksaan perkara di pengadilan tingkat pertama 6. Tugas Ketua Majelis, anggota dan Panitera Pengganti 7. Usaha Perdamaian dan Mediasi 8. Hal-hal yang mempengaruhi sidang pertama 9. Eksepsi dan Rekonvensi 10. Pencabutan gugatan/permohonan dan meninggalnya pihak yang berperkara 11. Alat-alat bukti dan tahapan pembuktian 12. Musyawarah Majelis Hakim, pengambilan kongklusi, & pengambilan keputusan 13. Produk Pengadilan (Putusan dan Penetapan) 14. Upaya Hukum: Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali 15. Cara-cara pemeriksaan di tingkat banding dan kasasi 16. Verzet & peninjauan kembali putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap 17. Ekskusi putusan pengadilan
  • 5. PERDAMAIAN / MEDIASI 1. Dalam setiap perkara perdata, jika kedua belah pihak hadir di persidangan, Hakim wajib mendamaikan kedua belah pihak (Pasal 130 HIR / Pasal 154 RBg). 2. Dalam perkara perceraian upaya perdamaian dapat dilakukan dlm setiap persidangan pd semua tk. peradilan (Ps.82 UU No.7/1989 jis UU No.3/2006 & UU No.50/2009). 3. Jika kedua pihak berada di luar negeri, maka Penggugat pada sidang perdamaian harus menghadap secara pribadi. 4. Dalam hal perkara perceraian, sebelum Majelis Hakim memerintahkan para pihak melakukan mediasi, terlebih dahulu harus mendamaikan sesuai dengan ketentuan Pasal 82 UU No.7/1989 jis UU No.3/2006 dan UU No. 50/2009.
  • 6. 1. Dalam upaya perdamaian harus berpedoman Peraturan MA No.1/2008 Tentang Mediasi, yg mewajibkan agar semua perkara perdata yg diajukan ke Pengadilan tingkat pertama wajib dilakukan perdamaian dg bantuan mediator. 2. Perkara yg tidak wajib mediasi adalah perkara volunter, perkara yg salah satu pihaknya tdk hadir di persidangan & perkara yg menyangkut legalitas hukum, seperti itsbat nikah, pembatalan nikah, hibah dan wasiat dll. 3. Jika terjadi perdamaian dalam pemeriksaan perkara verzet atas putusan verstek dalam perkara perceraian, maka Majelis Hakim membatalkan putusan verstek dengan amar: • Menyatakan Pelawan/Tergugat adalah Pelawan yg benar. • Membatalkan putusan verstek Nomor ..... tanggal .... • Menyatakan ggtn Penggugat/Terlawan tdk dpt diterima. • Membebankan biaya perkara kepada ..... sejumlah Rp...
  • 7. 8. Jika terjadi perdamaian dalam pemeriksaan perkara verzet atas putusan verstek dalam perkara selain perceraian, maka Majelis Hakim membatalkan putusan verstek dengan amar sebagai berikut: • Menyatakan Pelawan / Tergugat adalah Pelawan yang benar. • Membatalkan putusan verstek Nomor ..... tanggal ..... • Menghukum kedua belah pihak untuk mentaati perdamaian. • Membebankan biaya perkara kepada ...... sejumlah Rp...... 9. Pada persidangan pertama, Hakim yang memeriksa perkara wajib: a. Menjelaskan kewajiban para pihak untuk menempuh mediasi. b. Menyarankan para pihak utk memilih mediator yg tersedia dlm daftar mediator. c. Membuat penetapan mediator yang dipilih oleh para pihak. d. Jika para pihak gagal memilih mediator, Majelis menunjuk mediator dari salah satu Hakim yang bersertifikat. Jika tidak ada Hakim yang bersertifikat, Ketua Majelis menunjuk Anggota Majelis yang memeriksa perkara. e. Setelah penunjukan mediator, Majelis menunda persidangan utk memberikan kesempatan kepada para pihak menempuh mediasi. f. Terhadap perkara perceraian yg dikumulasikan dg perkara lainnya dan ternyata mediasi perceraiannya gagal: …………………….
  • 8. 1. mediasi dilanjutkan thd perkara asessoirnya (hadhanah, harta bersama dll) 2. Jika mediasi terhadap perkara asesoirnya ternyata berhasil, dan dalam proses litigasi ternyata Majelis Hakim berhasil pula mendamaikan perkara perceraiannya, maka kesepakatan para pihak tentang perkara asessoir tersebut tidak berlaku dan dinyatakan dalam putusan. g. Para pihak menghadap kembali kpd Hakim pada hari sidang yg telah ditentukan untuk memberitahukan laporan mediasi yg berhasil (PERMA No.1 /2008). h. Pada hari persidangan yg telah ditentukan, mediator wajib memberitahukan secara tertulis kpd Hakim bhw mediasi gagal, kmd pemeriksaan perkara dilanjutkan dg membacakan surat gugatan. 10. Akta / putusan perdamaian mempunyai kekuatan yg sama dengan putusan Hakim yg berkekuatan hukum tetap & jika tidak dilaksanakan, dapat dimintakan eksekusi kepada Ketua PA/MaSya ybs. 11. Akta / putusan perdamaian tidak dapat dilakukan upaya hukum banding, kasasi dan peninjauan kembali.
  • 9. 12. Jika Tergugat lebih dari satu, dan yg hadir hanya sebagian, mediasi tetap dapat dijalankan dg memanggil lagi Tergugat yg tidak hadir secara patut dg bantuan Ketua Majelis, dan jika Tergugat ybs juga tetap tidak hadir, mediasi berjalan hanya antara Penggugat dg Tergugat yang hadir. Jika antara Penggugat dg Tergugat yg hadir tercapai kesepakatan perdamaian, Penggugat mengubah gugatannya dg cara mencabut gugatan thd Tergugat yg tidak hadir. 13. Jika para pihak / salah satu pihak menolak untuk mediasi setelah diperintahkan oleh Pengadilan, maka penolakan para pihak / salah satu pihak untuk mediasi dicatat dalam berita acara sidang dan putusan. 14. Jika terjadi perdamaian di tingkat banding, kasasi atau Peninjauan Kembali, maka dlm kesepakatan perdamaian dicantumkan klausula bhw kedua pihak mengesampingkan putusan yg telah ada. (Ps.21&22 PERMA No.1/2008).
  • 10. EKSEPSI & REKONVENSI EKSEPSI / TANGKISAN 1. Tangkisan thd pokok perkara (eksepsi absolut) tdk hrs diajukan pd permulaan sidang, tapi dpt diajukan selama proses pemeriksaan perkara & diputus bersamaan dg pokok perkara. 2. Eksepsi mengenai kewenangan relatif, hakim wajib menjawab (dikabulkan atau ditolak) & menuangkannya dalam putusan sela. 3. Jika eksepsi thd kewenangan relatif dikabulkan, maka putusan sela tsb merupakan putusan akhir & dpt diajukan upaya hukum. 4. Upaya hukum atas putusan sela diajukan bersamaan dg putusan akhir. 5. Jika eksepsi tdk mengenai kewenangan, maka diputus bersamaan dg pokok perkara, dlm pertimbangan hukum & diktum putusan, disebutkan: • Dalam eksepsi : ................ (Pertimbangan lengkap) • Dalam pokok perkara : ..... (Pertimbangan lengkap)
  • 11. Kewenangan Relatif 1. Sesuai ketentuan Ps. 118 HIR / 142 RBg, PA/MaSya berwenang memeriksa gugatan yg daerah hukumnya, meliputi: • Tempat tinggal Tergugat /tempat Tergugat sebenarnya berdiam. • Tempat tinggal salah satu Tergugat, jika terdapat lebih dari satu Tergugat, yg tempat tinggalnya tdk berada dalam satu daerah hukum PA menurut pilihan Penggugat. • Tergugat utama bertempat tinggal, jika hubungan antara Tergugat-tergugat adalah sbg yg berhutang dan penjaminnya. • Tempat tinggal Penggugat atau salah satu dari Penggugat, dalam hal: 1. Tergugat tdk punyai tempat tinggal & tdk diketahui dimana ia berada. 2. Tergugat tdk dikenal. (Dalam gugatan: dahulu tempat tinggalnya yg terakhir, sekarang tdk diketahui tempat tinggalnya di Indonesia). • Jika Tergugat tdk diketahui tempat tinggalnya & yg menjadi objek gugatan adalah benda tidak bergerak, maka gugatan diajukan di tempat benda yg tidak bergerak terletak (Ps.118 ayat (3) HIR / Ps.142 ayat (5) RBg). • Jika ada pilihan domisili yang tertulis dalam akta, maka gugatan diajukan di tempat domisili yg dipilih itu (Ps. 118 ayat (4) HIR / Ps. 142 ayat (4) RBg). 2. Jika Tergugat pada sidang pertama tidak mengajukan tangkisan (eksepsi) ttg wewenang mengadili secara relatif, PA/MaSya tidak boleh menyatakan dirinya tdk berwenang (Psl 133 HIR / Psl 159 RBg). 3. Eksepsi mengenai kewenangan relatif harus diajukan pada sidang pertama.
  • 12. 4. Pengecualian: • Jika Tergugat tdk cakap menghadap di Pengadilan, gugatan diajukan pd Ketua PA/MaSya tempat tinggal orangtuanya/walinya/pengampunya (Ps.21 BW) • Bagi Pegawai Negeri, berlaku ketentuan (Pasal 118 HIR / Pasal 142 RBg). • Tentang penjaminan (vrijwaring), yg berwenang untuk mengadilinya adalah PA /MaSya yg pertama dimana pemeriksaan dilakukan (Pasal 14 Rv). 5. Jika eksepsi diterima maka putusan berbunyi: Dalam eksepsi: • Menerima eksepsi Tergugat. • Menyatakan PA/MaSya... tidak berwenang untuk mengadili perkara tsb. Dalam pokok perkara: • Menyatakan gugatan/permohonan Penggugat/Pemohon tidak dpt diterima. • Menghukum Penggugat / Pemohon membayar biaya perkara sejumlah Rp... 6. Jika eksepsi ditolak maka putusan berbunyi: Dalam eksepsi: • Menolak eksepsi Tergugat. • Menyatakan PA/MaSya... berwenang untuk mengadili perkara tersebut. Dalam pokok perkara: • Menyatakan gugatan / permohonan Penggugat / Pemohon tdk/dpt diterima. • Menghukum Penggugat / Pemohon membayar biaya perkara sejumlah Rp...
  • 13. KEWENANGAN / KOMPETENSI ABSOLUT 1. Kewenangan absolut / mutlak adalah kewenangan pengadilan dalam memeriksa jenis perkara tertentu yg secara mutlak tdk dpt diperiksa oleh Pengadilan lain. 2. Eksepsi thd kekuasaan absolut dpt diajukan setiap waktu selama proses pemeriksaan berlangsung (Ps.134 HIR / Ps. 160 RBg). 3. Hakim karena jabatannya hrs menyatakan dirinya tdk berwenang memeriksa perkara ybs walau tdk ada eksepsi dari Tergugat, hal ini dpt dilakukan pada semua taraf pemeriksaan, termasuk taraf banding & kasasi (Ps.134 HIR / Ps.160 RBg / Ps.132 Rv). 4. Jika eksepsi diterima maka putusan berbunyi: Dalam eksepsi: • Menerima eksepsi Tergugat. • Menyatakan PA/MaSya tdk berwenang utk mengadili perkara tsb. Dalam pokok perkara: • Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima. • Menghukum Penggugat membayar biaya pkr sejumlah Rp…
  • 14. Catatan: • Dalam bidang perkawinan, amar biaya perkara berbunyi: Membebankan kpd Penggugat / Pemohon membayar biaya perkara sejumlah Rp. .. • Putusan seperti ini adalah putusan akhir yang dapat dimohonkan banding dan kasasi. 5. Jika eksepsi ditolak, maka Hakim memutus sela, amarnya: • Menolak eksepsi Tergugat / Termohon. • Menyatakan PA/MaSya berwenang mengadili perkara tsb. • Memerintahkan para pihak untuk melanjutkan perkara. • Menangguhkan biaya perkara sampai dg putusan akhir. 6. Putusan sela tdk dituangkan dlm putusan tersendiri, tetapi dimuat dlm BAS (Ps.185 (1) HIR / 196 (1) RBg). 7. Putusan sela, hanya dapat diajukan banding bersama-sama dg putusan akhir (Ps.9 ayat (1) UU No. 20/1947).
  • 15. REKONVENSI (Gugat Balik / Gugat Balasan) 1. Menurut Psl 132a HIR dpt diajukan dlm setiap perkara kecuali: • Penggugat dlm gugatan asal menuntut mengenai sifat, sedang gugatan rekonvensi mengenai dirinya sendiri dan sebaliknya. • Pengadilan Agama tdk berwenang memeriksa tuntutan balik itu berhubung dengan pokok perselisihan (kompetensi absolut). • Dalam perkara tentang menjalankan putusan Hakim. 2. Harus diajukan ber-sama2 dg jawaban sblm tahapan pembuktian, baik jawaban tertulis / lisan (Ps.132b HIR / Ps. 158 RBg). 3. Jika dlm Tk.I tdk diajukan rekonvensi, maka dlm Tk. banding tdk dpt diajukan rekonvensi. (Ps.132a (2) HIR / Ps.156 (2) RBg). 4. Rekonvensi diperiksa & diputus dlm satu putusan kecuali jika menurut pdpt Hakim salah 1 dari gugatan dpt diputus lebih dulu. 5. Rekonvensi boleh diterima jika berhubungan dg gugatan konvensi. 6. Jika konvensi dicabut, maka rekonvensi tidak dapat dilanjutkan.
  • 16. Penggugat / Tergugat Wafat 1. Jika Penggugat setelah mengajukan gugatan wafat, maka ahli warisnya dapat melanjutkan perkara. 2. Jika dalam proses pemeriksaan perkara Tergugat wafat, maka ahli warisnya dapat melanjutkan perkara. 3. Dalam perkara cerai, jika suami atau isteri wafat, maka gugatan perceraian digugurkan. (Ps.25 PP. 9 /1975).
  • 17. Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim 1. Rapat permusyawaratan Majelis Hakim bersifat rahasia. 2. Jika dipandang perlu dan mendapat persetujuan Majelis Hakim, Panitera sidang dapat mengikuti rapat permusyaratan Majelis Hakim. 3. Dalam rapat permusyawaratan, setiap Hakim wajib menyampaikan pertimbangan/pendapatnya tertulis thd perkara yg sedang diperiksa. 4. Ketua Majelis mempersilahkan Hakim Anggota II untuk mengemukakan pendapatnya, disusul oleh Hakim Anggota I dan terakhir Ketua Majelis. 5. Semua pendapat harus dikemukakan secara jelas dg menunjuk dasar hukumnya, kemudian dicatat dalam buku agenda sidang. 6. Jika terdapat perbedaan pendapat, maka yang pendapatnya berbeda tsb (dissenting opinion) dimuat dalam akhir pertimbangan putusan. Contoh: • Menimbang, bhw namun demikian seorang hakim bernama ..... berbeda pendapat dengan pertimbangan tsb, yang pendapatnya sbb: • Bahwa, ....... dst. • Menimbang, bhw meskipun berbeda pendapat, demi keadilan & kepastian hukum, hakim tsb sepakat bahwa perkara tsb diputus .....