Mata kuliah Psikologi Belajar membahas berbagai teori belajar seperti behaviorisme, kognitif, dan konstruktivisme serta penerapannya dalam pembelajaran. Dokumen ini juga membedah perbedaan psikologi pendidikan dan psikologi belajar serta jenis-jenis belajar seperti belajar isyarat, stimulus-respons, dan pemecahan masalah.
1. MATA KULIAH PSIKOLOGI BELAJAR
MATERI PSIKOLOGI BELAJAR
A. Pengertian Psikologi Belajar
Psikologi : Yunani psyche (jiwa atau nafas hidup), logos (ilmu).
B. Pengertian Psikologi Belajar Menurut Beberapa Ahli
Crow &Crow : the scientific study of the behaviour of living organism, with especial
attention given to human behavior.
George A. Miller : ilmu yang mempelajari perilaku dan pola pikir yang berusaha
mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku manusia.
Muhibbin Syah : ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku, baik yang terbuka
maupun tertutup, baik yang berhubungan dengan individu maupun kelompok dlm
interaksinya dengan lingkungan.
Garden Murphy : ilmu yang mempelajari respon yang diberikan oleh makhluk hidup
terhadap lingkungannya.
C. Perbedaan Psikologi Pendidikan dan Psikologi Belajar
1. Psikologi Pendidikan
Sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia
pendidikan.
Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang
berhubungan dengan pendidikan.
Suatu studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor kejiwaan yang berhubungan
dengan pendidikan manusia.
2. Psikologi Belajar
Suatu ilmu jiwa yang berisi teori – teori mengenai belajar , tentang bagaimana cara individu
belajar atau melakukan pembelajaran.
Suatu disiplin ilmu yang membahas tentang pemahaman gejala kejiwaan dalam tingkah laku
manusia untuk kepentingan mandidik atau membina perkembangan keperibadian manusia.
D. Ruang Lingkup Pembahasan
1. Pengertian psikologi belajar & psikologi pendidikan.
2. Belajar, ciri-ciri belajar, dan jenisnya
3. Teori belajar dan implementasinya
4. Aktivitas belajar
5. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
6. Motivasi dan urgensinya dalam belajar
7. Kesulitan belajar
E. Tujuan Mata Kuliah Psikologi Belajar
Mahasiswa dapat :
Menjelaskan pengertian psikologi belajar dan psikologi pendidikan
Menyebutkan ruang lingkup dan tujuan mata kuliah psikologi belajar
Menjelaskan pengertian belajar
Menjelaskan ciri-ciri belajar
Mengidentifikasi jenis-jenis belajar
Membandingkan teori-teori belajar dan implementasinya dalam pembelajaran
2. Menerangkan aktivitas belajar
Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menjelaskan masalah motivasi dan kegunaannya dalam belajar
Mengidentifikasi masalah kesulitan belajar dan memberikan alternatif solusinya
F. Jenis-Jenis Belajar
1. Belajar isyarat (Signal Learning)
Tipe belajar semacam ini dilakukan dengan merespons suatu isyarat.
Respons yang dilakukan itu bersifat umum, kabur dan emosional.
Menurut Krimble (1961) bentuk belajar semacam ini biasanya bersifat tidak disadari, dalam
arti respons diberikan secara tidak sadar.
2. Belajar Stimulus – respons ( Stimulus Respons Learning)
Tipe belajar S – R, respons bersifat spesifik.
2 x 3 = 6 adalah bentuk suatu hubungan S-R.
Mencium bau masakan sedap, keluar air liur, itupun ikatan S-R.
Setiap respons dapat diperkuat dengan reinforcement.
3. Belajar Rangkaian ( Chaining)
Rangkaian atau rantai dalam chaining adalah semacam rangkaian antar S-R yang bersifat
segera.
Terjadi dalam rangkaian motorik, seperti gerakan dalam mengikat sepatu, makan, minum,
atau gerakan verbal seperti mengucapkan “selamat datang....... bapak-ibu”.
4. Asosiasi Verbal (Verbal Assosiation)
Suatu kalimat “unsur itu berbangun limas” adalah contoh asosiasi verbal.
Seseorang dapat menyatakan bahwa unsur berbangun limas kalau ia mengetahui berbagai
bangun, seperti balok, kubus, atau kerucut.
Hubungan atau asosiasi verbal terbentuk jika unsur-unsurnya terdapat dalam urutan tertentu,
yang satu mengikuti yang lain.
5. Belajar Diskriminasi ( Discrimination Learning)
Tipe belajar ini adalah pembedaan terhadap berbagai rangkaian. Seperti membedakan
berbagai bentuk wajah, waktu, binatang, atau tumbuh-tumbuhan.
6. Belajar Konsep (Concept Learning)
Konsep merupakan simbol berpikir.
Hal ini diperoleh dari hasil membuat tafsiran terhadap fakta.
Dengan konsep dapat digolongkan binatang bertulang belakang menurut ciri-ciri khusus
(kelas), seperti kelas mamalia, reptilia, amphibia, burung, ikan. Dapat pula digolongkan,
manusia berdasarkan ras (warna kulit) atau kebangsaan, suku bangsa atau hubungan keluarga.
Kemampuan membentuk konsep ini terjadi jika orang dapat melakukan diskriminasi.
7. Belajar Aturan (Rule Learning)
Hukum, dalil atau rumus adalah rule (aturan).
Banyak terdapat dalam semua pelajaran di sekolah, seperti benda memuai jika dipanaskan,
besar sudut dalam segitiga sama dengan 180 derajat.
Belajar aturan ternyata mirip dengan verbal chaining (rangkaian verbal), terutama jika aturan
itu tidak diketahui artinya. Oleh karena itu setiap dalil atau rumus yang dipelajari harus
dipahami artinya.
8. Belajar Pemecahan masalah ( Problem Solving Learning)
Upaya pemecahan masalah dilakukan dengan menghubungkan berbagai urusan yang relevan
dengan masalah itu.
Diperlukan waktu, adakalanya singkat adakalanya lama.
3. Seringkali harus dilalui berbagai langkah, seperti mengenal tiap unsur dalam masalah itu,
mencari hubungannya dengan aturan (rule) tertentu.
Dalam segala langkah diperlukan pemikiran. Tampaknya pemecahan masalah terjadi dengan
tiba-tiba (insight). Dengan ulangan-ulangan masalah tidak terpecahkan, dan apa yang
dipecahkan sendiri-yang penyelesaiannya ditemukan sendiri- lebih mantap dan dapat
ditransfer kepada situasi atau problem lain.
Kesanggupan memecahkan masalah memperbesar kemampuan untuk memecahkan masalah-
masalah lain.
G. Teori-Teori Belajar
1. Teori Belajar Behaviorisme
Tokoh : Pavlov, Thorndike, Watson, Guthrie, dll.
Tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (interaksi stimulus-respon).
Berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktek pendidikan dan dikenal sebagai aliran behavioristik.
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif; dengan model hubungan
stimulus – respon.
Respon atau perilaku tertentu akan muncul melalui pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila
dikenai hukuman
2. Teori Belajar Kognitivisme
Berkembang sebagai protes terhadap teori perilaku yang berkembang sebelumnya.
Memiliki perspektif bahwa peserta didik memproses informasi melalui upaya mengorganisir,
menyimpan, dan menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dan pengetahuan yang
telah ada.
Peneliti yang mengembangkan : Ausubel, Bruner, dan Gagne.
3. Teori Belajar Konstruktivisme
Tokoh : J.J. Piaget, Vigotsky.
Konstruktivisme : upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Proses asimilasi dan penghubungan pengalaman atau pelajaran yang dipelajari dengan
pengertian yang sudah dimiliki.
Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, hasilnya diperluas melalui konteks
yang terbatas dan tidak tiba-tiba.
Pembelajaran bersifat generatif : tindakan mencipta suatu makna dari apa yang dipelajari.
Pengetahuan bukan seperangkat fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan
diingat.
Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman
nyata.
4. Teori Belajar Humanisme
Proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri.
Belajar dianggap berhasil jika siswa memahami lingkungannya dan dirinya sendiri.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa mengembangkan dirinya (mengenal diri
mereka sendiri; membantu mewujudkan potensi yang ada.
4. a) Carl Rogermembedakan 2 ciri belajar :
1. Belajar yang bermakna
Jika dalam proses pembelajaran melibatkan
aspek pikiran dan perasaan.
2. Belajar yang tidak bermakna
Hanya melibatkan aspek pikiran.
Peranan guru :
* Membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif.
* Membantu siswa memperjelas tujuan belajarnya.
* Membantu siswa memanfaatkan cita-citanya sebagai
pendorong belajar.
* Menyediakan berbagai sumber belajar
* Menerima pertanyaan, pendapat, serta perasaan siswa
sebagaimana adanya.
b) Arthur Combs :
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu.
Guru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan
siswa.
Penting, bagaimana membawa siswa memperoleh arti bagi pribadinya dan
menghubungkannya dengan kehidupannya.
Hal-hal yang memiliki sedikit hubungan dengan diri, makin mudah untuk terlupakan.
5. Teori Belajar Behavioristik
a) Ciri-Ciri Teori Behavioristik :
1. Bersifat mekanistis
2. Menekankan peranan lingkungan
3. Menekankan pentingnya latihan
4. Mementingkan mekanisme hasil belajar
b) Aplikasi Teori Behavioristik Terhadap Pembelajaran Siswa :
1. Guru menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap ,
materi disampaikan secara utuh oleh guru
2. Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat
yang diikuti contoh-contoh
3. Bahan pelajaran disusun dari yang sederhana sampai pada yang
kompleks
4. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati
5. Kesalahan harus segera diperbaiki
6. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan
dapat menjadi kebiasaan
7. Evaulasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak.
Kesimpulan :
Teori behavioristik cenderung mengarahkan peserta didik untuk berfikir linier,
konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan
proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa peserta didik menuju atau mencapai target
tertentu, sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Padahal
banyak faktor yang memengaruhi proses belajar.
6. Teori Pembelajaran Kognitif
a) Implementasi dalam dunia Pendidikan
5. Implementasi terhadap pendidikan yaitu bahwa keaktifan dalam belajr itu sangat penting.
Peserta didik yang belajar secara aktif dan bisa optimal proses asimilasi dan akomodasi
antara pengetahuan dan pengalaman akan terjadi dengan baik.
b) Kelebihan dan Kekurangan Teori Pembelajaran Kognitif
Kelebihan:
Dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah.
Dapat meningkatkan motivasi.
Membantu peserta didik untuk memahami bahan belajar dengan lebih mudah.
Kekurangan:
Keberhasilan pembelajaran didasarkan pada kemampuan peserta didik.
Pendidik dituntut mengikuti keaktifan peserta didiknya.
Fasilitas harus mendukung.
7. Teori Pembelajaran Humanistik
a) Implikasi teori humanistik pada pembelajaran siswa
Semua komponen pendidikan termasuk tujuan pendidikan diarahkan pada terbentuknya
manusia yang ideal, manusia yang dicita-citakan, yaitu manusia yang mampu mencapai
aktualisasi diri. Untuk itu, sangat perlu diperhatikan bagaimana perkembangan peserta didik
dalam mengaktualisasi dirinya, pemahaman terhadap dirinya, serta realisasi diri.
Implikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Dalam teori humanistik :
• peran guru menjadi fasilitator dan memberikan motivasi kesadaran mengenai makna belajar
dalam kehidupan siswa.
• Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk
memperoleh tujuan pembelajaran.
• Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman
belajarnya sendiri.
Dalam teori ini, diharapkan :
• siswa memahami potensi diri,
• mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat
negative.
Karena seseorang akan dapat belajar dengan baik jika mempunyai pengertian tentang
dirinya sendiri dan dapat membuat pilihan-pilihan secara bebas ke arah mana ia akan
berkembang.
8. Teori Pembelajaran Konstruktivisme
Prinsip-prinsip Konstruktivisme :
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid
3. Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep
ilmiah.
4. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses kontruksi berjalan
lancar.
Karakteristik pembelajaran Konstruktivisme
Menurut Driver dan Bell :
1. siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan,
2. belajar mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan siswa,
3. pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi secara personal,
4. pembelajaran bukanlah transmisi pengetahuan,