SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
Makna Puasa Wajib bagi Kehidupan Sehari-hari
1. STUDI KEISLAMAN 2
MAKNA PUASA WAJIB BAGI
KEHIDUPAN
Oleh:
Aida Dwi Rahmawati 111-13-042
Ana Biaunika 111-13-048
Nastiti Zulfa Praheustitama 111-13-060
Pramita Anggraheni 111-13-300
2. puasa Wajib
• Menurut bahasa, shiyam atau puasa berarti “menahan
diri”.
• Menurut syara’ ialah menahan diri dari segala sesuatu yang
membatalkannya dari mulai terbit fajar hingga terbenam
matahari karena perintah Allah SWT.. semata-mata dengan
disertai niat dan syarat-syarat tertentu.
• Puasa dalam bahasa fiqh berarti mencegah atau menahan
semua perbuatan yang membatalkan puasa, misalnya
mencegah perkataan kotor, menahan hawa nafsu, dan
sebagainya. Sedangkan menurut istilah adalah, menahan
diri dari makan, minum, hubungan suami istri (pada siang
hari), dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak terbit
fajar sampai terbenam matahari.
3. macam-macam puasa
• Menurut syara’, puasa itu ada dua macam
yaitu puasa wajib dan puasa sunnah.
• Puasa wajib dibagi menjadi tiga,
• yaitu wajib karena waktu itu sendiri, yakni
uasa ramadhan.
• Wajib karena suatu sebab, yaitu puasa kifarat.
• Dan yang ketiga adalah puasa wajib karena
seseorang itu mewajibkan puasa atas dirinya
sendiri yaitu puasa nadzar.
5. Puasa Ramadhan
• Bagi kehidupan seorang manusia bulan Ramadhan adalah saatnya
umatnya Islam membakar jiwanya melalui amal ibadah dan rangkaian
tausiah serta mauizhah hasanah. Pada bulan Ramadhan pula terbuka
bagi setiap Muslim untuk menghanguskan segala dosa yang telah
dikerjakan selama ini. Dengan cara memperbanyak istighfar, memohon
ampun kepada Allah SWT.., dan bertobat kepada-Nya dengan menyesali
dosa-dosa serta bertekad untuk tidak mengulanginya.
• sementara maknanya dalam kehidupan sosial, puasa Ramadhan
diwajibkan Allah kepada semua orang Islam, kaya miskin, tua muda, laki-
laki perempuan. Betapa pun kayanya dan mampunya seseorang, namun
pada bulan Ramadhan ia harus berpuasa, tidak boleh dengan uang atau
hartanya. Yang diperlukan adalah pengalaman menderita karena lapar,
haus dan tidak terpenuhinya berbagai kebutuhan yang biasa didapatnya
dalam kehidupannya di luar puasa. Penderitaan yang dilakukan dengan
sengaja karena patuh kepada Allah, akan menumbuhkan rasa santun
atau kasihan kepada orang miskin yang tidak mampu mengatasi
penderitaannya, akibat lapar yang berkepanjangan, bukan hanya ketika
bulan Ramadhan saja, akan tetapi sepanjang masa, selama ia tidak
menemukan jalan keluar, atau tidak mendapat bantuan dari orang-orang
berpunya atau kaya.
6. Puasa kifarat
• Makna bagi individu: Puasa yang diberlakukan atas
pelanggaran yang dilakukan oleh seorang muslim
terhadap hukum Allah yang sudah ditetapkan, disamping
bertobat ia harus melakukan atau membayar kafarat
tersebut agar tobatnya diterima.
• Didalam kehidupan sosial, puasa sebagai pengendalian
nafsu seks, naluri nafsu seks itu termasuk senjata setan
yang sangat berbahaya dalam upaya membujuk dan
menjerumuskan manusia. Puasa itu dapat mengurangi
nafsu seksual dan sebaliknya juga dapat menumbuhkan
semangat yang tinggi apabila puasa itu dilaksanakan
hanya karena Allah semata.
7. Puasa nadzar
• Semisal, seseorang yang sembuh terhadap
penyakitnya dan pada saat orang tersebut sakit
berkata (bernazhar) jika ia sembuh ia akan
berpuasa. Puasa dan rasa syukur puasa dapat
menumbuhkan sikap syukur kepada Allah atas
berbagai limpahan rahmatNya.
• Selain itu, puasa ini meningkatkan kesabaran
manusia, puasa itu mendidik kemauan
manusia, mengendalikan hawa nafsu,
membiasakan bersikap sabar dan dapat
membangkitkan semangat baru bagi kehidupan
manusia. Puasa mendidik manusia untuk sabar
dalam ketaatan dalam menghadapi masalah.
8. puasa qadha
• Melaksanakan puasa qadha bagi seorang muslim
memiliki makna menjadikan seorang muslim yang
bertanggung jawab atas kewajibannya sebagai
muslim. Sementara itu dalam proses melaksanakan
puasa qadha, kita dituntut untuk mengendalikan diri
dengan baik, bersikap lebih sabar, dan penuh
kesabaran
• Dari sisi kehidupan sosial, kita diminta untuk saling
menghargai sesama, dapat memberikan contoh
kepada yang lain atau kepada yang lebih muda
tentang kewajiban melaksanakan puasa qadha.
10. 1. Membangun empati
• Dengan berpuasa, maka akan melatih diri untuk
tidak bersabar dan menahan diri hingga waktu
berbuka. Disitulah kesadaran empati dan
keinginan mau membantu sesama muslim yang
berada dibawah garis kemiskinan. Kita perhatikan
lebih dekat kehidupan saudara kita yang
kekurangan makan, terkadang mereka hanya
makan nasi putih saja, bahkan ada diantara
mereka yang sehari tidak bisa makan. Kehidupan
mereka jauh dari kelayakan sebagaimana
umumnya orang lain.
• Itulah wujud nilai orang yang berpuasa akan
merasakan apa yang dirasakan orang lain, peduli
dengan apa yang terjadi di sekitarnya, dan mampu
membangkitkan ukhuwah sesama muslim.
Sehingga di lingkungannya tidak ada lagi
ditemukan orang-orang yang kekurangan makan
dan jauh dari kesejahteran.
11. 2. Mewujudkan kepedulian sosial
• Bentuk kepedulian disini adalah
memunculkan sikap dermawan
kepada fakir dan miskin, dengan cara
memberikan santunan secara
ekonomi.
12. 3. Mengikis kesenjangan sosial
• Dengan berpuasa seseorang akan berlomba-
lomba untuk beramal kebaikan seperti zakat,
infaq, dan sedekah. Dengan memperbanyak
zakat, infaq, dan sedekah maka akan terjauh
dari sifat saling curiga dengan tetangga,
persaingan materi memperkaya diri dengan
membeli barang mewah, dan lain sebagainya.
Maka melalui zakat, infaq, dan sedekah
dapat membersihkan diri dari kekikiran dan
cinta yang berlebihan terhadap harta benda.
13. 4. Menghindari kebobrokan moral
sosial
• Puasa juga merupakan sarana untuk
mengendalikan syahwat sebagaimana
disebutkan dalam hadist ibnu mas’ud RA, bahwa
Nabi SAW bersabda: “Wahai sekalian pemuda,
barangsiapa diantara kalian telah mampu maka
hendaknya dia menikah. Karena dengan
menikah akan lebih menundukkan pandangan
dan lebih menjaga kemaluan. Maka, bagi siapa
yang belum bisa, hendaklah dia berpuasa
karena akan lebih dapat mengendalikannya”
(HR. Bukhari dan Muslim).
14. 5. Membangun hubungan harmonis
dengan sesama
• Apabila seseorang berpuasa maka tidak diperkenakan dia
untuk melakukan perbuatan yang membuat gaduh
suasana, mengumbar perkataan yang kotor, berteriak-
teriak, berdusta, ghibah, mencari-cari aib saudaranya
sendiri. Jika dia melakukan perbuatan seperti tersebut
diatas maka sia-sialah puasa yang dia lakukan. Begitulah
hikmah yang luar biasa di dapatkan dari orang yang
berpuasa, bahwa dengan kemampuan pengendalian
terhadap mulut maka akan terjadilah suasana kehidupan
yang sejuk, tenang, nyaman dan menyenangkan. Dan
sebaliknya ketidakmampuan pengendalian mulut akan
terjadilah bencana, kerusakan hubungan sosial seperti
sebuah slogan yang berbunyi, “mulutmu harimaumu”.
15. 6. Membangun keharmonisan keluarga
dan sanak kerabat
• Berpuasa melatih laki-laki dan perempuan untuk setia
dengan pasangannya sendiri-sendiri, terjauh dari wacana
dan keinginan untuk selingkuh apalagi free seks.
• Adanya bulan Ramadhan juga memunculkan kebiasaan
untuk buka dan sahur bersama dengan keluarga, yang
mana kebiasaan tersebut sulit dilakukan ketika di luar
ramadhan dikarenakan kesibukan masing-masing individu
dalam bekerja.
• Adanya buka bersama dan sahur bersama di lanjutkan
dengan ibadah lain bersama-sama keluarga maka
terjalinlah suasana yang harmonis, tentram dan bahagia
dalam rumah tangganya.