SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Forecasting
Management
Metoda & Proses
Forecasting
Peramalan adalah teknik untuk membuat prediksi arah tren masa depan berdasarkan analisis data masa
lalu dan sekarang. Bisnis menggunakan peramalan untuk menentukan cara mengalokasikan anggaran
atau merencanakan pengeluaran yang diharapkan untuk periode waktu mendatang.
Pada dasarnya, ini adalah alat pengambilan keputusan yang membantu bisnis mengatasi dampak
ketidakpastian masa depan dengan menganalisis data dan tren historis. Ini adalah alat perencanaan yang
memungkinkan bisnis memetakan langkah mereka selanjutnya dan membuat anggaran yang diharapkan
dapat menutupi segala ketidakpastian yang mungkin terjadi.
Forecaster menggunakan data untuk metode peramalan yang dilakukan dapat diperoleh dari sumber
primer atau sumber sekunder.
 Sumber primer: Sumber primer memberikan informasi tangan pertama, dikumpulkan langsung oleh
orang atau organisasi yang melakukan peramalan. Mereka biasanya mengumpulkan data dari
berbagai kuesioner, kelompok fokus atau wawancara dan, meskipun semua informasi sulit untuk
dikumpulkan dan diintegrasikan, cara langsung memperoleh data membuat sumber primer paling
dapat dipercaya.
 Sumber sekunder: Sumber sekunder memberikan informasi yang telah dikumpulkan dan diproses
oleh organisasi pihak ketiga. Menerima data dengan cara yang terorganisir dan tertata membuat
proses peramalan menjadi lebih mudah.
Feature Forecasting
Berikut adalah beberapa fitur untuk membuat perkiraan:
1. Melibatkan peristiwa masa depan
Prakiraan dibuat untuk mengantisipasi kemungkinan masa depan, ruang lingkup, dll menjadikannya penting untuk
perencanaan produk.
2. Berdasarkan peristiwa masa lalu dan sekarang
Prakiraan didasarkan pada sudut pandang, intuisi, tebakan, serta fakta aktual, angka, dan data terkait lainnya.
Semua faktor yang membentuk perkiraan mencerminkan sampai batas tertentu apa yang terjadi dengan bisnis di
masa lalu dan apa yang mungkin terjadi di masa depan.
3. Menggunakan teknik peramalan
Sebagian besar organisasi menggunakan metode kuantitatif, khususnya dalam proses perencanaan dan
penganggaran.
Fitur umum Forecast :
1. Peramalan jarang sempurna (perkiraan penyimpangan).
2. Semua teknik peramalan mengasumsikan bahwa ada beberapa tingkat stabilitas dalam sistem, dan “apa yang
terjadi di masa lalu akan terus terjadi di masa depan”.
3. Peramalan untuk sekelompok item lebih akurat daripada peramalan untuk individu.
4. Keakuratan peramalan meningkat seiring bertambahnya cakrawala waktu.
Elemen forecast yang baik:
1. Tepat waktu: Batas forecast harus mencakup waktu yang diperlukan untuk mengimplementasikan kemungkinan
perubahan.
2. Dapat Diandalkan: Harus bekerja secara konsisten.
3. Akurat: Tingkat akurasi harus dinyatakan.
4. Bermakna: Harus dinyatakan dalam satuan yang bermakna. Perencana keuangan harus tahu berapa banyak dolar
yang dibutuhkan, produksi harus mengetahui berapa banyak unit yang akan diproduksi, dan penjadwal perlu
mengetahuinya mengetahui mesin dan keterampilan apa yang akan dibutuhkan.
5. Tertulis: untuk menjamin penggunaan informasi yang sama dan untuk memudahkan perbandingan dengan yang
sebenarnya hasil.
6. Mudah digunakan: pengguna harus nyaman bekerja dengan perkiraan
Jenis perkiraan berdasarkan waktu:
• Kisaran pendek (hari – minggu – bulan): Penjadwalan pekerjaan, penugasan kerjaRentang waktu mulai dari
beberapa hari hingga beberapa minggu. Siklus, musiman, dan tren mungkin memiliki pengaruh yang kecil.
Fluktuasi acak adalah komponen data utama.
• Jangka menengah (1-2 tahun): Penjualan, produksi
• Prakiraan jarak panjang (> 2 tahun): ubah lokasi Rentang waktu biasanya lebih dari satu tahun. Diperlukan
untuk mendukung keputusan strategis tentang perencanaan produk, proses, dan fasilitas.
Langkah-langkah dalam pengembangan forecasting :
1. Tentukan tujuan forecasting.
2. Tetapkan cakrawala waktu: batas waktu, akurasi berkurang dengan durasi yang lebih pendek.
3. Pilih teknik forecasting.
4. Mengumpulkan dan menganalisis data.
5. Siapkan forecasting
6. Pantau perkiraan
Metode Forecast:
1. Quantitative/ Method Kuantitatif (berdasarkan data deret waktu):
Data deret waktu: urutan pengamatan waktu yang diambil secara berkala dari waktu ke waktu.
Pola yang dihasilkan dari ploting data ini adalah:
A. Trend/Tren: Pergerakan data ke atas atau ke bawah dalam jangka panjang.
B. Seasonality/Musiman: Variasi reguler jangka pendek terkait dengan kalender atau waktu.
C. Cycle/Siklus: Variasi mirip gelombang yang berlangsung lebih dari satu tahun.
D. Random variationsVariasi acak: variasi sisa setelah semua perilaku lainnya diperhitungkan.
E. Irregular variations/Variasi tidak teratur: disebabkan oleh keadaan yang tidak teratur, tidak mencerminkan tipikal
perilaku.
Naïve forecast :
Perkiraan untuk periode apa pun sama dengan nilai aktual periode sebelumnya.
• Hampir tanpa biaya
• Cepat dan mudah disiapkan (tidak perlu analisis data)
• Mudah dimengerti.
• Tidak dapat memberikan akurasi yang tinggi.
• Dapat menjadi standar untuk akurasi dan biaya
• Dapat diterapkan pada permintaan yang stabil (bergerak rata-rata), musiman, dan tren
Trend Projection Method
2. Menyesuaikan Persamaan Tren atau Metode Kuadrat Terkecil: Metode kuadrat terkecil
adalah teknik formal di mana garis tren dipasang dalam deret waktu menggunakan data
statistik untuk menentukan tren permintaan. Bentuk persamaan tren yang dapat
disesuaikan dengan data deret waktu dapat ditentukan dengan memplot data penjualan
atau mencoba berbagai bentuk persamaan yang paling cocok dengan data tersebut.
Setelah data diplot, itu menunjukkan beberapa tren. Jenis persamaan tren yang paling
umum adalah:
- Tren Linier: ketika data deret waktu mengungkapkan tren penjualan yang meningkat atau
linier, persamaan garis lurus berikut ini cocok: S = a + bT Dimana S = penjualan tahunan; T
= waktu (tahun); a dan b adalah konstanta.
- Tren Eksponensial: Tren eksponensial digunakan ketika data mengungkapkan bahwa total
penjualan telah meningkat selama beberapa tahun terakhir baik pada tingkat yang
meningkat atau pada tingkat yang konstan per unit waktu.
3. Metode Box-Jenkins: Metode Box-Jenkins adalah metode peramalan lain yang digunakan
untuk prediksi dan proyeksi jangka pendek. Metode ini sering digunakan dengan data
penjualan time-series stasioner. Data deret waktu stasioner adalah data yang tidak
menunjukkan tren jangka panjang. Dengan kata lain, metode Box-Jenkins digunakan
ketika data deret waktu mengungkapkan variasi bulanan atau musiman yang muncul
kembali dengan tingkat keteraturan tertentu.
Metode peramalan bisnis yang paling klasik, yang berkaitan dengan pergerakan variabel sepanjang waktu. Metode ini membutuhkan data deret
waktu yang panjang.
didasarkan pada asumsi bahwa faktor-faktor yang bertanggung jawab atas tren masa lalu dalam variabel yang akan diproyeksikan akan terus
memainkan peran mereka di masa depan dengan cara yang sama dan pada tingkat yang sama seperti yang mereka lakukan di masa lalu saat
menentukan tren. besaran dan arah variabel.
1. Metode Grafis: Ini adalah metode statistik paling sederhana di mana data penjualan tahunan diplot pada grafik, dan garis ditarik melalui titik-titik yang diplot
ini. Garis tangan bebas digambar sedemikian rupa sehingga jarak antara titik dan garis adalah minimum. Dengan metode ini, diasumsikan bahwa penjualan
di masa depan akan mengikuti tren yang sama seperti yang diikuti oleh catatan penjualan di masa lalu. Meskipun metode grafis sederhana dan murah,
namun tidak dianggap dapat diandalkan. Ini karena perpanjangan garis tren mungkin melibatkan subjektivitas dan bias pribadi peneliti.
Linear regression analysis/ Analisis regresi linier:
• Membangun hubungan antara variabel dependen dan satu atau lebih variabel independen.
• Dalam analisis regresi linier sederhana hanya terdapat satu variabel bebas.
• Jika data berupa deret waktu, maka variabel bebasnya adalah periode waktu.
• Variabel dependen adalah apapun yang ingin kita ramalkan. (misalnya penjualan)
Regression Equation Persamaan Regresi
b = Delta Y / Delta X = Kemiringan
Contoh: b= 0,5
artinya untuk setiap kenaikan satu
satuan dalam X , 0,5 unit akan
meningkat di Y
Delta Y
Delta X
a
Y
X
Y = variabel dependen (contoh: Penjualan Perusahaan)
X = variabel bebas (contoh: periode waktu, penjualan perusahaan terkait lainnya)
a = perpotongan sumbu Y
b = Kemiringan garis regresi = delta Y/ delta X
Konstanta a dan b dihitung menggunakan persamaan berikut:
n ∑xy- ∑x∑y ∑x2 ∑y - ∑x∑xy
b = ---------------------------- a= -----------------------------
n ∑x2 – (∑x)2 n ∑x2 – (∑x)2
Atau,
Σy=na+bΣx  a= (Σy – bΣx)/n
Σxy=aΣx+bΣx2
Setelah nilai a dan b dihitung, nilai perencanaan ke depan dari X ,
dapat dimasukkan ke dalam persamaan regresi dan nilai yang sesuai
dari Y (perkiraan) dapat dihitung.
Month Forecast
Sales
Aktual Sales Error Squared
Error=E2
1 10.000 8.000 2.000 4.000.000
2 8.000 12.000 4.000 16.000.000
3 11.000 7.000 4.000 16.000.000
4 14.000 16.000 2.000 4.000.000
5 10.000 8.000 2.000 4.000.000
6 12.000 13.000 1.000 1.000.000
Total 15.000 45.000.000
Forecast accuracy
 Total Absolute Deviation (TAD) = 15.000
 Mean Absolute Deviation (MAD) = ∑ (Aktual-Forecast)/ n (bulan) = 15.000/6 = 2.500
 Total Squared Error (TSE) = 45.000.000
 Mean Squared Error (MSE) = 45.000.000/6 = 7.500.000
Contoh: Pendaftaran Perguruan Tinggi
Pada pendaftaran perguruan tinggi daerah kecil telah tumbuh dengan mantap selama enam tahun terakhir,
sebagaimana dibuktikan di bawah. Gunakan regresi deret waktu untuk meramalkan pendaftaran siswa untuk tiga tahun
ke depan.
X (tahun ke- ) Y(Siswa)
1 2.500
2 2.800
3 2.900
4 3.200
5 3.300
6 3.400
Total 21 18.100
X2 XY
1 2.500
4 5.600
9 8.700
16 12.800
25 16.500
36 20.400
Total 91 66.500
91(18.100) -21(66.500)
6(91) – (21)2
a = ---------------------------------- = 2.387
6(66.500) -21(18.100)
6(91) – (21)2
b = ---------------------------------- = 180
Y = 2387 + 180 X
Tahun ke -7 = 2.387 + 180 (7) = 3.647 siswa
Tahun ke -8 = 2.387 + 180 (8) = 3.827 siswa
Tahun ke -9 = 2.387 + 180 (9) = 4.007 siswa
Note: Pendaftaran diharapkan meningkat 180 siswa per tahun.
Koefisien Korelasi (r)
 Koefisien korelasi, r, menjelaskan kepentingan relatif dari hubungan antara x dan y.
 Tanda r menunjukkan arah hubungan.
 Nilai absolut r menunjukkan kekuatan hubungan.
 Tanda r selalu sama dengan tanda b.
 r dapat mengambil nilai antara –1 dan +1.
 Arti beberapa nilai r:
• -1 hubungan negatif sempurna (saat x naik, y turun satu unit, dan sebaliknya)
• +1 hubungan positif sempurna (saat x naik, y naik satu unit, dan sebaliknya)
• 0 tidak ada hubungan antara x dan y
• +0.3 hubungan positif yang lemah
• -0.8 hubungan negatif yang kuat
Persamaan:
𝑟 𝑥𝑦 = =
𝑥𝑖𝑦𝑖 − 𝑛 𝑥 𝑦 𝑛 𝑥𝑖𝑦𝑖 - 𝑥𝑖 𝑦𝑖
𝑛 − 1 𝑠𝑥𝑠𝑦 𝑛 𝑥2
𝑖 − 𝑥𝑖
2 𝑛 𝑦2
𝑖 − 𝑦𝑖
2
x (sales) y (profit) x2 xy y2
120 9.5 14,400 1,140 90.25
135 11.0 18,225 1,485 121.00
130 12.0 16,900 1,560 144.00
150 12.5 22,500 1,875 156.25
170 14.0 28,900 2,380 196.00
190 16.0 36,100 3,040 256.00
220 18.0 48,400 3,960 324.00
1,115 93.0 185,425 15,440 1,287.50
𝑟 𝑥𝑦 =
𝑛 𝑥𝑖𝑦𝑖 - 𝑥𝑖 𝑦𝑖
𝑛 𝑥2
𝑖 − 𝑥𝑖
2
𝑛 𝑦2
𝑖 − 𝑦𝑖
2
𝑟 𝑥𝑦 =
7 (15,440) – 1,115 (93)
[ 7 185,425 − 1,115 2 ][ 7 1,287.50 − 93 2
𝑟 𝑥𝑦 = 0.9829
Contoh : produksi motor listrik
Seasonalized Time Series Regression Analysis/ Analisis Regresi Deret Waktu Musiman
• Pilih kumpulan data historis yang representatif.
• Mengembangkan indeks musiman untuk setiap musim.
• Gunakan indeks musiman untuk menghilangkan musim data.
• Lakukan analisis regresi linier pada data deseasonalized.
• Gunakan persamaan regresi untuk menghitung prakiraan.
• Gunakan indeks musiman untuk menerapkan kembali pola musiman ke prakiraan.
• Analisis Regresi Rangkaian Waktu Musiman
Contoh :
 Seorang analis di CPC ingin mengembangkan prakiraan pendapatan penjualan kuartalan tahun depan untuk lini CPC Komputer Epsilon.
Dia percaya bahwa 3 kuartal terakhir dari penjualan seperti dalam table mewakili penjualan tahun depan
Tahu
n
Kwartal (Rp. Juta)
1 1 7.4
1 2 6.5
1 3 4.9
1 4 16.1
2 1 8.3
2 2 7.4
2 3 5.4
2 4 18.0
Tahun ke- Kwrt 1 Kwrt 2 Kwrt 3 Kwrt 4 Total
1 7.4 6.5 4.9 16.1 34.9
2 8.3 7.4 5.4 18.0 39.1
Total 15.7 13.9 10.3 34.1 74.0
Rata-rata Kwartal 7.85 6.95 5.15 17.05 9.25
Seasonilzed Index = Rata2 Kwartal/Total Rata2 kwartal 0.849 0.751 0.557 1.843 4.00
2. Deseasonalized Data  Quarterly Sales ( = actual quarter sales / seasonality index)
1. Seasonalized Indeks
Tahun ke - Kwartal 1 Kwartal 1 Kwartal 1 Kwartal 1
1 8.72 8.66 8.80 8.74
2 9.78 9.85 9.69 9.77
Perhatikan bahwa hasil tidak memiliki variasi musiman
Lakukan Regresi pada Data Deseasonalized
x y x2 xy
1 8.72 1 8.72
2 8.66 4 17.32
3 8.80 9 26.40
4 8.74 16 34.96
5 9.78 25 48.90
6 9.85 36 59.1
7 9.69 49 67.83
8 9.77 64 78.16
36 74.01 204 341.39
a =
204 (74.01) - 36 (341.39)
8 (204) – (36)2
= 8.357
b =
8 (341.39) - 36 (74.01)
8 (204) – (36)2
= 0.199
Y = 8.357 + 0.199 x
Deseasonalized Forecast
Y9 = 8.357 + 0.199 (9) = 10.148
Y10 = 8.357 + 0.199 (10) = 10.347
Y11 = 8.357 + 0.199 (11) = 10.546
Y12 = 8.357 + 0.199 (12) = 10.745
Seasonalized Forecast (Deseasonalized Forecast x Sesional indeks)
Tahun
ke-
Kwartal Index Deseasonalized
Forecast
Seasonalized
Forecast
3 1 .849 10.148 8.62
3 2 .751 10.347 7.77
3 3 .557 10.546 5.87
3 4 1.843 10.745 19.8
Moving Average
 Teknik yang rata-rata sejumlah nilai aktual terkini, diperbarui
saat nilai baru tersedia.
 Dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
Ft = MAn = Σ Ai/n
Di mana:
- Jumlah periode = n
- Nilai aktual dalam periode = Ai
- Rata-Rata Bergerak = MA
- Indeks sesuai dengan periode = i
- Prakiraan untuk periode waktu = Ft
Contoh:
 MA3 mengacu pada perkiraan rata-rata bergerak tiga
periode, dan
 MA5 mengacu pada lima periode perkiraan rata-rata
bergerak.
Hitung rata-rata pergerakan tiga periode untuk:
Period Demand
1 42
2 40
3 43
4 40
5 41
F6 = (43+40+41)/3 = 41.33
Jika permintaan aktual pada periode 6 ternyata 41, maka
F7 = (40+41+41)/3 = 40.67
Perhatikan bahwa: perkiraan diperbarui dengan menambahkan nilai aktual
terbaru dan membuang yang terlama)
.
 Keuntungan rata-rata bergerak : Mudah digunakan dan dihitung
 Kerugian: nilai rata-rata memiliki bobot yang sama. Misalnya, dalam rata-rata pergerakan sepuluh periode masing-masing memiliki bobot yang sama 1/-10, yang terlama memiliki
nilai yang sama dengan yang terbaru
 Pemberian bobot lebih dalam menghitung perkiraan.
Contoh:
- Bobot untuk nilai saat ini = 0.40
- bobot sebelumya = 0.30
- sebelumnya = 0.20
- dan sebelumnya lagi = 0.10
- Bobot total selalu = 1.00
Pada contoh terakhir: perkiraan periode 6 akan menjadi:
F6 = 0.40 (41) + 0.30 (40) + 0.20 (43) + 0.10 (40) = 41
Jika permintaan aktual periode 5 adalah *. Prakiraan periode 6 adalah:
F7 = 0.40 (41) + 0.30 (41) + 0.20 (40) + 0.10 (43) = 41
Keuntungan: lebih mencerminkan kejadian terbaru.
Weighted moving average:
Forecast Error Forecast Error
1 42 - - - -
2 40 42.00 (2.00) 42.00 (2.00)
3 43 41.80 1.20 41.20 1.80
4 40 41.92 (1.92) 41.92 (1.92)
5 41 41.73 (0.73) 41.15 (0.15)
6 39 41.66 (2.66) 41.09 (2.09)
7 46 41.39 4.61 40.25 5.75
8 44 41.85 2.15 42.55 1.45
9 45 42.07 2.93 43.13 1.87
Period
Actual
Demand
= 0.10 = 0.40
Hubungan antara smoothing constant dan respons terhadap kesalahan/error :
• Exponential smoothing adalah salah satu teknik yang paling banyak
digunakan dalam peramalan.
• Kecepatan penyesuaian ramalan terhadap kesalahan ditentukan oleh
smoothing constant α.
• Semakin mendekati nilai α ke nol, semakin lambat forecast akan
merespon error  semakin smoothing.
• Semakin dekat nilai α ke 1.00 , semakin besar forecast akan
merespon error  less smoothing.
• Smoothing artinya nilai kurang bervariasi  smooth curve
• Untuk memilih metode peramalan terbaik  Hitung peramalan dan pilih
metode dengan MAD paling kecil. Jadi, langkah-langkahnya adalah:
membuat peramalan dengan berbagai metode  menghitung MAD
untuk masing-masing metode dengan MAD paling sedikit adalah
yang terbaik. (dalam soal tsb) perhatikan :
1. MA3 berarti mulai dengan menghitung F4.
2. Jika F1 tidak diberikan asumsikan bahwa F1 =A1 (jika F1 diberikan, jangan gunakan
dalam perhitungan MAD di MA)
3. Dalam perhitungan MAD untuk membandingkan akurasi, gunakan periode yang
sama.
Exponential Smoothing:
 Berdasarkan metoda Weighted averaging sebelumnya ditambah persentase ( ) dari kesalahan perkiraan.
 Forecast selanjutnya = forecast sebelumnya + (Aktual – forecast sebelumnya)
 Di mana (Aktual – Prakiraan sebelumnya) = kesalahan prakiraan, adalah persentase kesalahan.
Ft = Ft-1 + α (At-1 – Ft-1)
Di mana,
Ft = Prakiraan untuk periode t
Ft-1 = Prakiraan untuk periode sebelumnya
Α = konstanta pemulusan
At-1 = Permintaan aktual atau penjualan untuk periode sebelumnya.
Contoh:
Jika forecast sebelumnya adalah 42 unit, permintaan aktual adalah 42 unit, dan α = 0.10
perkiraan akan menjadi:
Ft = 42 + 0.10 (40-42) = 41.8
Kemudian jika permintaan aktual ternyata 43, perkiraan selanjutnya adalah:
Ft = 41.8 + 0.10 (43-41.8) = 41.92
Akurasi keseluruhan dari setiap model peramalan rata-rata bergerak, penghalusan eksponensial, atau lainnya dapat dijelaskan
dengan membandingkan nilai yang diramal dengan nilai aktual atau nilai yang sedang diamati. Jika Ft melambangkan peramalan
pada periodetdan At melambangkan permintaan aktual pada periodet, maka kesalahan peramalannya (deviasinya)
Ukuran Akurasi Hasil Peramalan
Kesalahan peramalan = permintaan aktual–nilai peramalan = At-Ft
Perhitungan ini dapat digunakan untuk membandingkan model peramalan yang berbeda, mengawasi peramalan, dan untuk
memastikan peramalan berjalan dengan baik.
perhitungan yang paling terkenal adalah :
1. Deviasi Kesalahan rata-rata ( Mean Absolute Deviation-MAD)
2. Kesalahan mutlak rata-rata (Mean Absolute Error–MAE)
3. kesalahan kuadrat rata-rata (Mean squared error–MSE)
4. Rata-rata kesalahan ramalan (Mean Forecast Error–MFE) yang biasa dikenal dengan BIAS
5. Persentase kesalahan rata-rata secara multak (Mean Absolut Percentage Error –MAPE)
Formulasi Error :
2. Metode kualitatif: (berdasarkan penilaian dan opini)
1. Jury of executives/Penilaian para Eksekutif: pendapat eksekutif tingkat tinggi
2. Sales force composite/Komposit tenaga penjualan: perkiraan dari individu penjualan ditinjau
kewajaran (mungkin cenderung membuat perkiraan), kemudian dikumpulkan.
3. Consumer market survey/Survei pasar konsumen: Menanyakan kepada pelanggan mungkin
memberikan perkiraan terbaik tetapi memang demikian lebih tinggi dalam biaya, sulit untuk diterapkan.
4. Delphi method/Metode Delphi:
(a) Bertanya kepada Panel ahli (Panel of experts queried)
(b) Pakar yang dipilih untuk berpartisipasi harus dari berbagai orang yang berpengetahuan luas berbagai
bidang (keuangan, pemasaran, produksi dll). Mereka tidak diketahui siapa pun, kecuali koordinator.
(c) Melalui kuisioner koordinator memperoleh perkiraan dari semua peserta.
(d) Koordinator merangkum hasil dan mendistribusikannya kembali kepada peserta bersama pertanyaan
baru yang sesuai.
(e) Ringkas lagi dan sempurnakan perkiraan dan kembangkan pertanyaan baru. Perbedaan antara
kualitatif dan kuantitatif
Metode Kualitatif Metode Kuantitatif
Digunakan saat situasi tidak jelas Digunakan dalam situasi stabil
sedikit data yang tersedia Data historis tersedia
Produk baru Produk yang sudah ada
Teknologi baru Teknologi saat ini
Melibatkan teknik matematika
Contoh: peramalan baru diperkenalkan
penjualan daring
Contoh: penjualan TV berwarna
Perbedaan antara kualitatif dan kuantitatif Metode Kualitatif
Forecasting Management
Overview Metoda Kuantitatif
 Naïve approach
 Moving average
 Weighted moving average
 Exponential smoothing
 Trend Projection
 Error Forecast
- errors-MAD, MSE, MAPE,
Naïve approach
 Dalam pendekatan naïve forecasting data forecast adalah data actual periode sebelumnya
 Berikut contoh perhitungan naïve forecasting
Sales
(Rp. Juta)
Forecast Forecast Error
Absolute Value
of Forecast
Error
Squared
Forecast Error
Percentage
Error
Absolute Value
of Percentage
Error
(Y) (Ŷ) et = Yt - Ŷt [et] et
2
et /Y [et/Y]
1 17
2 21 17 4 4 16 19.05% 19.05%
3 19 21 -2 2 4 -10.53% 10.53%
4 23 19 4 4 16 17.39% 17.39%
5 18 23 -5 5 25 -27.78% 27.78%
6 16 18 -2 2 4 -12.50% 12.50%
7 20 16 4 4 16 20.00% 20.00%
8 18 20 -2 2 4 -11.11% 11.11%
9 22 18 4 4 16 18.18% 18.18%
10 20 22 -2 2 4 -10.00% 10.00%
11 15 20 -5 5 25 -33.33% 33.33%
12 22 15 7 7 49 31.82% 31.82%
Total 5 41 179 1.19% 211.69%
Mean Forecast Error (MFE) = 0.455
Mean Absolute Error (MAE) = 3.727
Mean Squared Error (MSE) = 16.273
Mean Absolute Percentage Error (MAPE) = 0.192
Month 13 forecast = 22
Month
MFE = --------------
∑ et
n - k
MAE = --------------
∑ [ et ]
n - k
MSE = ---------------
∑ et
2
n - k
MAPE = --------------------------
∑ [ (et /Yt) x 100 ]
n - k
Moving Average
 Proses analisa data statistik yang menangkap perubahan rata-rata dalam rangkaian data dari waktu ke waktu.
 Contoh Moving Average 3 Periode atau MA3
Ft = MAn = Σ Ai/n
Sales (Rp.
Juta)
Forecast Forecast Error
Absolute Value
of Forecast
Error (MAD)
Squared
Forecast
Error
Percentage
Error
Absolute Value
of Percentage
Error
(Y) (Ŷ) et = Yt - Ŷt [et] et
2
et /Y [et/Y]
1 39
2 44
3 40
4 45 41 4 4 16 8.89% 8.89%
5 38 43 -5 5 25 -13.16% 13.16%
6 43 41 2 2 4 4.65% 4.65%
7 39 42 -3 3 9 -7.69% 7.69%
8 44 40 4 4 16 9.09% 9.09%
9 40 42 -2 2 4 -5.00% 5.00%
10 42 41 1 1 1 2.38% 2.38%
11 41 42 -1 1 1 -2.44% 2.44%
12 40 41 -1 1 1 -2.50% 2.50%
Total -1 23 77 -5.78% 55.80%
Mean Forecast Error (MFE) = (0.091)
Mean Absolute Error (MAE) = 2.091
Mean Squared Error (MSE) = 7.000
Mean Absolute Percentage Error (MAPE) = 0.051
Month 13 forecast = 41
Month
MFE = --------------
∑ et
n - k
MAE = --------------
∑ [ et ]
n - k
MSE = ---------------
∑ et
2
n - k
MAPE = --------------------------
∑ [ (et /Yt) x 100 ]
n - k
Weighted Moving Average
 Memberikan bobot actual data sebelumnya untuk melakukan forecast
 Contoh menggunakan metoda moving average 4 periode (MA4) dengan pembobotan masing period sbb (Total bobot harus 1):
- Periode ke-4 (0.40), Periode ke-3 (0.30), Periode ke-2 (0.20), Periode ke-1 (0.10)
F5 = 0.40 (Y4) + 0.30 (Y3) + 0.20 (Y2) + 0.10 (Y1) = 41
Sales
(Rp. Juta)
Forecast
Forecast
Error
Absolute
Value of
Forecast
Error
(MAD)
Squared
Forecast
Error
Percentag
e Error
Absolute
Value of
Percentag
e Error
(Y) (Ŷ) et = Yt - Ŷt [et] et
2
et /Y [et/Y]
1 39
2 44
3 40
4 45
5 38 42 -4 4 16 -10.53% 10.53%
6 43 43 0 0 0 0.00% 0.00%
7 39 42 -3 3 9 -7.69% 7.69%
8 44 42 2 2 4 4.55% 4.55%
9 40 41 -1 1 1 -2.50% 2.50%
10 42 42 0 0 0 0.00% 0.00%
11 41 41 0 0 0 0.00% 0.00%
12 40 43 -3 3 9 -7.50% 7.50%
Total -9 13 39 -23.67% 32.76%
Mean Forecast Error (MFE) = (0.818)
Mean Absolute Error (MAE) = 1.182
Mean Squared Error (MSE) = 3.545
Mean Absolute Percentage Error (MAPE) = 0.030
Month 13 forecast = 41
Month
MFE = --------------
∑ et
n - k
MAE = --------------
∑ [ et ]
n - k
MSE = ---------------
∑ et
2
n - k
MAPE = --------------------------
∑ [ (et /Yt) x 100 ]
n - k
Exponential smoothing
• Kecepatan penyesuaian ramalan terhadap kesalahan ditentukan oleh smoothing constant α.
• Semakin mendekati nilai α ke nol, semakin lambat forecast akan merespon error  semakin smoothing.
• Semakin dekat nilai α ke 1.00 , semakin besar forecast akan merespon error  less smoothing.
• Smoothing artinya nilai kurang bervariasi  smooth curve
• Contoh Data menggunakan nilai α = 0.20 Ft = Ft-1 + α (At-1 – Ft-1)
Sales
(Rp. Juta)
Forecast
Forecast
Error
Absolute
Value of
Forecast
Error (MAD)
Squared
Forecast
Error
Percentage
Error
Absolute
Value of
Percentage
Error
(Y) (Ŷ) et = Yt - Ŷt [et] et
2
et /Y [et/Y]
1 17
2 21 17.00 4.00 4.00 16.00 19.05% 19.05%
3 19 17.80 1.20 1.20 1.44 6.32% 6.32%
4 23 18.04 4.96 4.96 24.60 21.57% 21.57%
5 18 19.03 (1.03) 1.03 1.07 -5.73% 5.73%
6 16 18.83 (2.83) 2.83 7.98 -17.66% 17.66%
7 20 18.26 1.74 1.74 3.03 8.70% 8.70%
8 18 18.61 (0.61) 0.61 0.37 -3.38% 3.38%
9 22 18.49 3.51 3.51 12.34 15.97% 15.97%
10 20 19.19 0.81 0.81 0.66 4.05% 4.05%
11 15 19.35 (4.35) 4.35 18.94 -29.01% 29.01%
12 22 18.48 3.52 3.52 12.38 15.99% 15.99%
Total 10.9247763 28.5597296 98.8045374 35.86% 147.43%
= 0.2 Mean Forecast Error (MFE) = 0.993
Mean Absolute Error (MAE) = 2.596
Mean Squared Error (MSE) = 8.982
Mean Absolute Percentage Error (MAPE) = 13.40%
Month 13 forecast = 19.18
Month
MFE = --------------
∑ et
n - k
MAE = --------------
∑ [ et ]
n - k
MSE = ---------------
∑ et
2
n - k
MAPE = --------------------------
∑ [ (et /Yt) x 100 ]
n - k
Trend Projection
 Metode peramalan bisnis yang berkaitan dengan pergerakan variabel sepanjang waktu. Metode ini membutuhkan data deret waktu
yang panjang. Didasarkan pada asumsi bahwa faktor-faktor yang bertanggung jawab atas tren masa lalu dalam variabel yang akan
diproyeksikan akan terus memainkan peran mereka di masa depan dengan cara yang sama dan pada tingkat yang sama
Year Time Period Sales X
2
XY
(X) (Y)
2001 1 450 1 450
2002 2 495 4 990
2003 3 518 9 1,554
2004 4 563 16 2,252
2005 5 584 25 2,920
Total 15 2,610 55 8,166
2006 6 623
y = a + b x
b =
a =
ў = 522
b = 33.60
a = 421.20
Y6 = 622.80
∑ − 𝑥 𝑦
∑ 2 − 𝑥 2
𝑦 − 𝑥
Materi Test
Sales (Rp. Juta) Qty Manpower
(X) (Y)
2011 2.00 1.00
2012 3.00 3.00
2013 2.50 4.00
2014 2.00 2.00
2015 3.50 1.00
Year
Tugas :
1. Bilamana Target Sales Rp. 6 Juta, Berapa Jumlah Manpower yang harus
disiapkan
2. Bila Manpower di siapkan sebanyak 6 Orang berapa forecast penjualan
dengan metoda trend linier

More Related Content

Similar to Metode Forecasting

19611180_Lathifah AP_Laporan 1.pdf
19611180_Lathifah AP_Laporan 1.pdf19611180_Lathifah AP_Laporan 1.pdf
19611180_Lathifah AP_Laporan 1.pdfLathifahAliyaPratiwi
 
Analisa data dan interpretasi
Analisa data dan interpretasiAnalisa data dan interpretasi
Analisa data dan interpretasiFitri Ciptosari
 
PPT Kelompok 4 Peramalan_20240422_212151_0000.pptx
PPT Kelompok 4 Peramalan_20240422_212151_0000.pptxPPT Kelompok 4 Peramalan_20240422_212151_0000.pptx
PPT Kelompok 4 Peramalan_20240422_212151_0000.pptxHeruAfrizal1
 
PERAMALAN DAN KEPUTUSAN dalam manajemen operasi.pptx
PERAMALAN DAN KEPUTUSAN dalam manajemen operasi.pptxPERAMALAN DAN KEPUTUSAN dalam manajemen operasi.pptx
PERAMALAN DAN KEPUTUSAN dalam manajemen operasi.pptxLiyaSetiawati
 
Estimasi biaya dan analisis biaya, volume laba
Estimasi biaya dan analisis biaya, volume labaEstimasi biaya dan analisis biaya, volume laba
Estimasi biaya dan analisis biaya, volume labaIffa Tabahati
 
LN3 - Forecasting Logistics Requirement
LN3 - Forecasting Logistics RequirementLN3 - Forecasting Logistics Requirement
LN3 - Forecasting Logistics RequirementBinus Online Learning
 
Presentasi_Analisa_Laporan_Keuangan_Anal.pptx
Presentasi_Analisa_Laporan_Keuangan_Anal.pptxPresentasi_Analisa_Laporan_Keuangan_Anal.pptx
Presentasi_Analisa_Laporan_Keuangan_Anal.pptxOppieALmesi
 
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)DenniPratama2
 
Scm 06 peramalan & permintaan 1-2
Scm 06   peramalan & permintaan 1-2Scm 06   peramalan & permintaan 1-2
Scm 06 peramalan & permintaan 1-2Abrianto Nugraha
 
Jurnal prediksi penerimaan siswa baru pada madrasah aliyah as syafi'iyah 02 m...
Jurnal prediksi penerimaan siswa baru pada madrasah aliyah as syafi'iyah 02 m...Jurnal prediksi penerimaan siswa baru pada madrasah aliyah as syafi'iyah 02 m...
Jurnal prediksi penerimaan siswa baru pada madrasah aliyah as syafi'iyah 02 m...hermawanawang
 
13 forecasting02 ok
13 forecasting02 ok13 forecasting02 ok
13 forecasting02 okJamiahPLS
 
12143041 forecasting
12143041 forecasting12143041 forecasting
12143041 forecastingkimiakimia2
 

Similar to Metode Forecasting (20)

Peramalan.ppt
Peramalan.pptPeramalan.ppt
Peramalan.ppt
 
Peramalan.ppt
Peramalan.pptPeramalan.ppt
Peramalan.ppt
 
19611180_Lathifah AP_Laporan 1.pdf
19611180_Lathifah AP_Laporan 1.pdf19611180_Lathifah AP_Laporan 1.pdf
19611180_Lathifah AP_Laporan 1.pdf
 
Analisa data dan interpretasi
Analisa data dan interpretasiAnalisa data dan interpretasi
Analisa data dan interpretasi
 
Forecasting education
Forecasting educationForecasting education
Forecasting education
 
PPT Kelompok 4 Peramalan_20240422_212151_0000.pptx
PPT Kelompok 4 Peramalan_20240422_212151_0000.pptxPPT Kelompok 4 Peramalan_20240422_212151_0000.pptx
PPT Kelompok 4 Peramalan_20240422_212151_0000.pptx
 
PERAMALAN DAN KEPUTUSAN dalam manajemen operasi.pptx
PERAMALAN DAN KEPUTUSAN dalam manajemen operasi.pptxPERAMALAN DAN KEPUTUSAN dalam manajemen operasi.pptx
PERAMALAN DAN KEPUTUSAN dalam manajemen operasi.pptx
 
Pertemuan 09 peramalan
Pertemuan 09 peramalanPertemuan 09 peramalan
Pertemuan 09 peramalan
 
2007 2-00543 bab 3
2007 2-00543 bab 32007 2-00543 bab 3
2007 2-00543 bab 3
 
Peramalan.pptx
Peramalan.pptxPeramalan.pptx
Peramalan.pptx
 
Tugas Bab 5.docx
Tugas Bab 5.docxTugas Bab 5.docx
Tugas Bab 5.docx
 
Estimasi biaya dan analisis biaya, volume laba
Estimasi biaya dan analisis biaya, volume labaEstimasi biaya dan analisis biaya, volume laba
Estimasi biaya dan analisis biaya, volume laba
 
LN3 - Forecasting Logistics Requirement
LN3 - Forecasting Logistics RequirementLN3 - Forecasting Logistics Requirement
LN3 - Forecasting Logistics Requirement
 
Presentasi_Analisa_Laporan_Keuangan_Anal.pptx
Presentasi_Analisa_Laporan_Keuangan_Anal.pptxPresentasi_Analisa_Laporan_Keuangan_Anal.pptx
Presentasi_Analisa_Laporan_Keuangan_Anal.pptx
 
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
Teknik Proyeksi Bisnis (Peramalan Bisnis)
 
Scm 06 peramalan & permintaan 1-2
Scm 06   peramalan & permintaan 1-2Scm 06   peramalan & permintaan 1-2
Scm 06 peramalan & permintaan 1-2
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Jurnal prediksi penerimaan siswa baru pada madrasah aliyah as syafi'iyah 02 m...
Jurnal prediksi penerimaan siswa baru pada madrasah aliyah as syafi'iyah 02 m...Jurnal prediksi penerimaan siswa baru pada madrasah aliyah as syafi'iyah 02 m...
Jurnal prediksi penerimaan siswa baru pada madrasah aliyah as syafi'iyah 02 m...
 
13 forecasting02 ok
13 forecasting02 ok13 forecasting02 ok
13 forecasting02 ok
 
12143041 forecasting
12143041 forecasting12143041 forecasting
12143041 forecasting
 

More from agushermawan702359

More from agushermawan702359 (8)

ASSET MANAGEMENT.pptx
ASSET MANAGEMENT.pptxASSET MANAGEMENT.pptx
ASSET MANAGEMENT.pptx
 
TIME MANAGEMENT.pptx
TIME MANAGEMENT.pptxTIME MANAGEMENT.pptx
TIME MANAGEMENT.pptx
 
TQM.pptx
TQM.pptxTQM.pptx
TQM.pptx
 
NEEDS ANALYSIS (TNA) & EVALUATION Training.pptx
NEEDS ANALYSIS (TNA) & EVALUATION Training.pptxNEEDS ANALYSIS (TNA) & EVALUATION Training.pptx
NEEDS ANALYSIS (TNA) & EVALUATION Training.pptx
 
FLEET MANAGEMENT.pptx
FLEET MANAGEMENT.pptxFLEET MANAGEMENT.pptx
FLEET MANAGEMENT.pptx
 
Inventory Management.pptx
Inventory Management.pptxInventory Management.pptx
Inventory Management.pptx
 
Assessment & Recruitment Management.pptx
Assessment & Recruitment Management.pptxAssessment & Recruitment Management.pptx
Assessment & Recruitment Management.pptx
 
Letter of Credit .pptx
Letter of Credit .pptxLetter of Credit .pptx
Letter of Credit .pptx
 

Recently uploaded

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 

Recently uploaded (20)

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 

Metode Forecasting

  • 2. Forecasting Peramalan adalah teknik untuk membuat prediksi arah tren masa depan berdasarkan analisis data masa lalu dan sekarang. Bisnis menggunakan peramalan untuk menentukan cara mengalokasikan anggaran atau merencanakan pengeluaran yang diharapkan untuk periode waktu mendatang. Pada dasarnya, ini adalah alat pengambilan keputusan yang membantu bisnis mengatasi dampak ketidakpastian masa depan dengan menganalisis data dan tren historis. Ini adalah alat perencanaan yang memungkinkan bisnis memetakan langkah mereka selanjutnya dan membuat anggaran yang diharapkan dapat menutupi segala ketidakpastian yang mungkin terjadi. Forecaster menggunakan data untuk metode peramalan yang dilakukan dapat diperoleh dari sumber primer atau sumber sekunder.  Sumber primer: Sumber primer memberikan informasi tangan pertama, dikumpulkan langsung oleh orang atau organisasi yang melakukan peramalan. Mereka biasanya mengumpulkan data dari berbagai kuesioner, kelompok fokus atau wawancara dan, meskipun semua informasi sulit untuk dikumpulkan dan diintegrasikan, cara langsung memperoleh data membuat sumber primer paling dapat dipercaya.  Sumber sekunder: Sumber sekunder memberikan informasi yang telah dikumpulkan dan diproses oleh organisasi pihak ketiga. Menerima data dengan cara yang terorganisir dan tertata membuat proses peramalan menjadi lebih mudah.
  • 3. Feature Forecasting Berikut adalah beberapa fitur untuk membuat perkiraan: 1. Melibatkan peristiwa masa depan Prakiraan dibuat untuk mengantisipasi kemungkinan masa depan, ruang lingkup, dll menjadikannya penting untuk perencanaan produk. 2. Berdasarkan peristiwa masa lalu dan sekarang Prakiraan didasarkan pada sudut pandang, intuisi, tebakan, serta fakta aktual, angka, dan data terkait lainnya. Semua faktor yang membentuk perkiraan mencerminkan sampai batas tertentu apa yang terjadi dengan bisnis di masa lalu dan apa yang mungkin terjadi di masa depan. 3. Menggunakan teknik peramalan Sebagian besar organisasi menggunakan metode kuantitatif, khususnya dalam proses perencanaan dan penganggaran.
  • 4. Fitur umum Forecast : 1. Peramalan jarang sempurna (perkiraan penyimpangan). 2. Semua teknik peramalan mengasumsikan bahwa ada beberapa tingkat stabilitas dalam sistem, dan “apa yang terjadi di masa lalu akan terus terjadi di masa depan”. 3. Peramalan untuk sekelompok item lebih akurat daripada peramalan untuk individu. 4. Keakuratan peramalan meningkat seiring bertambahnya cakrawala waktu. Elemen forecast yang baik: 1. Tepat waktu: Batas forecast harus mencakup waktu yang diperlukan untuk mengimplementasikan kemungkinan perubahan. 2. Dapat Diandalkan: Harus bekerja secara konsisten. 3. Akurat: Tingkat akurasi harus dinyatakan. 4. Bermakna: Harus dinyatakan dalam satuan yang bermakna. Perencana keuangan harus tahu berapa banyak dolar yang dibutuhkan, produksi harus mengetahui berapa banyak unit yang akan diproduksi, dan penjadwal perlu mengetahuinya mengetahui mesin dan keterampilan apa yang akan dibutuhkan. 5. Tertulis: untuk menjamin penggunaan informasi yang sama dan untuk memudahkan perbandingan dengan yang sebenarnya hasil. 6. Mudah digunakan: pengguna harus nyaman bekerja dengan perkiraan
  • 5. Jenis perkiraan berdasarkan waktu: • Kisaran pendek (hari – minggu – bulan): Penjadwalan pekerjaan, penugasan kerjaRentang waktu mulai dari beberapa hari hingga beberapa minggu. Siklus, musiman, dan tren mungkin memiliki pengaruh yang kecil. Fluktuasi acak adalah komponen data utama. • Jangka menengah (1-2 tahun): Penjualan, produksi • Prakiraan jarak panjang (> 2 tahun): ubah lokasi Rentang waktu biasanya lebih dari satu tahun. Diperlukan untuk mendukung keputusan strategis tentang perencanaan produk, proses, dan fasilitas. Langkah-langkah dalam pengembangan forecasting : 1. Tentukan tujuan forecasting. 2. Tetapkan cakrawala waktu: batas waktu, akurasi berkurang dengan durasi yang lebih pendek. 3. Pilih teknik forecasting. 4. Mengumpulkan dan menganalisis data. 5. Siapkan forecasting 6. Pantau perkiraan
  • 6. Metode Forecast: 1. Quantitative/ Method Kuantitatif (berdasarkan data deret waktu): Data deret waktu: urutan pengamatan waktu yang diambil secara berkala dari waktu ke waktu. Pola yang dihasilkan dari ploting data ini adalah: A. Trend/Tren: Pergerakan data ke atas atau ke bawah dalam jangka panjang. B. Seasonality/Musiman: Variasi reguler jangka pendek terkait dengan kalender atau waktu. C. Cycle/Siklus: Variasi mirip gelombang yang berlangsung lebih dari satu tahun. D. Random variationsVariasi acak: variasi sisa setelah semua perilaku lainnya diperhitungkan. E. Irregular variations/Variasi tidak teratur: disebabkan oleh keadaan yang tidak teratur, tidak mencerminkan tipikal perilaku. Naïve forecast : Perkiraan untuk periode apa pun sama dengan nilai aktual periode sebelumnya. • Hampir tanpa biaya • Cepat dan mudah disiapkan (tidak perlu analisis data) • Mudah dimengerti. • Tidak dapat memberikan akurasi yang tinggi. • Dapat menjadi standar untuk akurasi dan biaya • Dapat diterapkan pada permintaan yang stabil (bergerak rata-rata), musiman, dan tren
  • 7. Trend Projection Method 2. Menyesuaikan Persamaan Tren atau Metode Kuadrat Terkecil: Metode kuadrat terkecil adalah teknik formal di mana garis tren dipasang dalam deret waktu menggunakan data statistik untuk menentukan tren permintaan. Bentuk persamaan tren yang dapat disesuaikan dengan data deret waktu dapat ditentukan dengan memplot data penjualan atau mencoba berbagai bentuk persamaan yang paling cocok dengan data tersebut. Setelah data diplot, itu menunjukkan beberapa tren. Jenis persamaan tren yang paling umum adalah: - Tren Linier: ketika data deret waktu mengungkapkan tren penjualan yang meningkat atau linier, persamaan garis lurus berikut ini cocok: S = a + bT Dimana S = penjualan tahunan; T = waktu (tahun); a dan b adalah konstanta. - Tren Eksponensial: Tren eksponensial digunakan ketika data mengungkapkan bahwa total penjualan telah meningkat selama beberapa tahun terakhir baik pada tingkat yang meningkat atau pada tingkat yang konstan per unit waktu. 3. Metode Box-Jenkins: Metode Box-Jenkins adalah metode peramalan lain yang digunakan untuk prediksi dan proyeksi jangka pendek. Metode ini sering digunakan dengan data penjualan time-series stasioner. Data deret waktu stasioner adalah data yang tidak menunjukkan tren jangka panjang. Dengan kata lain, metode Box-Jenkins digunakan ketika data deret waktu mengungkapkan variasi bulanan atau musiman yang muncul kembali dengan tingkat keteraturan tertentu. Metode peramalan bisnis yang paling klasik, yang berkaitan dengan pergerakan variabel sepanjang waktu. Metode ini membutuhkan data deret waktu yang panjang. didasarkan pada asumsi bahwa faktor-faktor yang bertanggung jawab atas tren masa lalu dalam variabel yang akan diproyeksikan akan terus memainkan peran mereka di masa depan dengan cara yang sama dan pada tingkat yang sama seperti yang mereka lakukan di masa lalu saat menentukan tren. besaran dan arah variabel. 1. Metode Grafis: Ini adalah metode statistik paling sederhana di mana data penjualan tahunan diplot pada grafik, dan garis ditarik melalui titik-titik yang diplot ini. Garis tangan bebas digambar sedemikian rupa sehingga jarak antara titik dan garis adalah minimum. Dengan metode ini, diasumsikan bahwa penjualan di masa depan akan mengikuti tren yang sama seperti yang diikuti oleh catatan penjualan di masa lalu. Meskipun metode grafis sederhana dan murah, namun tidak dianggap dapat diandalkan. Ini karena perpanjangan garis tren mungkin melibatkan subjektivitas dan bias pribadi peneliti.
  • 8. Linear regression analysis/ Analisis regresi linier: • Membangun hubungan antara variabel dependen dan satu atau lebih variabel independen. • Dalam analisis regresi linier sederhana hanya terdapat satu variabel bebas. • Jika data berupa deret waktu, maka variabel bebasnya adalah periode waktu. • Variabel dependen adalah apapun yang ingin kita ramalkan. (misalnya penjualan) Regression Equation Persamaan Regresi b = Delta Y / Delta X = Kemiringan Contoh: b= 0,5 artinya untuk setiap kenaikan satu satuan dalam X , 0,5 unit akan meningkat di Y Delta Y Delta X a Y X Y = variabel dependen (contoh: Penjualan Perusahaan) X = variabel bebas (contoh: periode waktu, penjualan perusahaan terkait lainnya) a = perpotongan sumbu Y b = Kemiringan garis regresi = delta Y/ delta X Konstanta a dan b dihitung menggunakan persamaan berikut: n ∑xy- ∑x∑y ∑x2 ∑y - ∑x∑xy b = ---------------------------- a= ----------------------------- n ∑x2 – (∑x)2 n ∑x2 – (∑x)2 Atau, Σy=na+bΣx  a= (Σy – bΣx)/n Σxy=aΣx+bΣx2 Setelah nilai a dan b dihitung, nilai perencanaan ke depan dari X , dapat dimasukkan ke dalam persamaan regresi dan nilai yang sesuai dari Y (perkiraan) dapat dihitung.
  • 9. Month Forecast Sales Aktual Sales Error Squared Error=E2 1 10.000 8.000 2.000 4.000.000 2 8.000 12.000 4.000 16.000.000 3 11.000 7.000 4.000 16.000.000 4 14.000 16.000 2.000 4.000.000 5 10.000 8.000 2.000 4.000.000 6 12.000 13.000 1.000 1.000.000 Total 15.000 45.000.000 Forecast accuracy  Total Absolute Deviation (TAD) = 15.000  Mean Absolute Deviation (MAD) = ∑ (Aktual-Forecast)/ n (bulan) = 15.000/6 = 2.500  Total Squared Error (TSE) = 45.000.000  Mean Squared Error (MSE) = 45.000.000/6 = 7.500.000
  • 10. Contoh: Pendaftaran Perguruan Tinggi Pada pendaftaran perguruan tinggi daerah kecil telah tumbuh dengan mantap selama enam tahun terakhir, sebagaimana dibuktikan di bawah. Gunakan regresi deret waktu untuk meramalkan pendaftaran siswa untuk tiga tahun ke depan. X (tahun ke- ) Y(Siswa) 1 2.500 2 2.800 3 2.900 4 3.200 5 3.300 6 3.400 Total 21 18.100 X2 XY 1 2.500 4 5.600 9 8.700 16 12.800 25 16.500 36 20.400 Total 91 66.500 91(18.100) -21(66.500) 6(91) – (21)2 a = ---------------------------------- = 2.387 6(66.500) -21(18.100) 6(91) – (21)2 b = ---------------------------------- = 180 Y = 2387 + 180 X Tahun ke -7 = 2.387 + 180 (7) = 3.647 siswa Tahun ke -8 = 2.387 + 180 (8) = 3.827 siswa Tahun ke -9 = 2.387 + 180 (9) = 4.007 siswa Note: Pendaftaran diharapkan meningkat 180 siswa per tahun.
  • 11. Koefisien Korelasi (r)  Koefisien korelasi, r, menjelaskan kepentingan relatif dari hubungan antara x dan y.  Tanda r menunjukkan arah hubungan.  Nilai absolut r menunjukkan kekuatan hubungan.  Tanda r selalu sama dengan tanda b.  r dapat mengambil nilai antara –1 dan +1.  Arti beberapa nilai r: • -1 hubungan negatif sempurna (saat x naik, y turun satu unit, dan sebaliknya) • +1 hubungan positif sempurna (saat x naik, y naik satu unit, dan sebaliknya) • 0 tidak ada hubungan antara x dan y • +0.3 hubungan positif yang lemah • -0.8 hubungan negatif yang kuat Persamaan: 𝑟 𝑥𝑦 = = 𝑥𝑖𝑦𝑖 − 𝑛 𝑥 𝑦 𝑛 𝑥𝑖𝑦𝑖 - 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑛 − 1 𝑠𝑥𝑠𝑦 𝑛 𝑥2 𝑖 − 𝑥𝑖 2 𝑛 𝑦2 𝑖 − 𝑦𝑖 2
  • 12. x (sales) y (profit) x2 xy y2 120 9.5 14,400 1,140 90.25 135 11.0 18,225 1,485 121.00 130 12.0 16,900 1,560 144.00 150 12.5 22,500 1,875 156.25 170 14.0 28,900 2,380 196.00 190 16.0 36,100 3,040 256.00 220 18.0 48,400 3,960 324.00 1,115 93.0 185,425 15,440 1,287.50 𝑟 𝑥𝑦 = 𝑛 𝑥𝑖𝑦𝑖 - 𝑥𝑖 𝑦𝑖 𝑛 𝑥2 𝑖 − 𝑥𝑖 2 𝑛 𝑦2 𝑖 − 𝑦𝑖 2 𝑟 𝑥𝑦 = 7 (15,440) – 1,115 (93) [ 7 185,425 − 1,115 2 ][ 7 1,287.50 − 93 2 𝑟 𝑥𝑦 = 0.9829 Contoh : produksi motor listrik
  • 13. Seasonalized Time Series Regression Analysis/ Analisis Regresi Deret Waktu Musiman • Pilih kumpulan data historis yang representatif. • Mengembangkan indeks musiman untuk setiap musim. • Gunakan indeks musiman untuk menghilangkan musim data. • Lakukan analisis regresi linier pada data deseasonalized. • Gunakan persamaan regresi untuk menghitung prakiraan. • Gunakan indeks musiman untuk menerapkan kembali pola musiman ke prakiraan. • Analisis Regresi Rangkaian Waktu Musiman Contoh :  Seorang analis di CPC ingin mengembangkan prakiraan pendapatan penjualan kuartalan tahun depan untuk lini CPC Komputer Epsilon. Dia percaya bahwa 3 kuartal terakhir dari penjualan seperti dalam table mewakili penjualan tahun depan Tahu n Kwartal (Rp. Juta) 1 1 7.4 1 2 6.5 1 3 4.9 1 4 16.1 2 1 8.3 2 2 7.4 2 3 5.4 2 4 18.0 Tahun ke- Kwrt 1 Kwrt 2 Kwrt 3 Kwrt 4 Total 1 7.4 6.5 4.9 16.1 34.9 2 8.3 7.4 5.4 18.0 39.1 Total 15.7 13.9 10.3 34.1 74.0 Rata-rata Kwartal 7.85 6.95 5.15 17.05 9.25 Seasonilzed Index = Rata2 Kwartal/Total Rata2 kwartal 0.849 0.751 0.557 1.843 4.00 2. Deseasonalized Data  Quarterly Sales ( = actual quarter sales / seasonality index) 1. Seasonalized Indeks Tahun ke - Kwartal 1 Kwartal 1 Kwartal 1 Kwartal 1 1 8.72 8.66 8.80 8.74 2 9.78 9.85 9.69 9.77 Perhatikan bahwa hasil tidak memiliki variasi musiman
  • 14. Lakukan Regresi pada Data Deseasonalized x y x2 xy 1 8.72 1 8.72 2 8.66 4 17.32 3 8.80 9 26.40 4 8.74 16 34.96 5 9.78 25 48.90 6 9.85 36 59.1 7 9.69 49 67.83 8 9.77 64 78.16 36 74.01 204 341.39 a = 204 (74.01) - 36 (341.39) 8 (204) – (36)2 = 8.357 b = 8 (341.39) - 36 (74.01) 8 (204) – (36)2 = 0.199 Y = 8.357 + 0.199 x Deseasonalized Forecast Y9 = 8.357 + 0.199 (9) = 10.148 Y10 = 8.357 + 0.199 (10) = 10.347 Y11 = 8.357 + 0.199 (11) = 10.546 Y12 = 8.357 + 0.199 (12) = 10.745 Seasonalized Forecast (Deseasonalized Forecast x Sesional indeks) Tahun ke- Kwartal Index Deseasonalized Forecast Seasonalized Forecast 3 1 .849 10.148 8.62 3 2 .751 10.347 7.77 3 3 .557 10.546 5.87 3 4 1.843 10.745 19.8
  • 15. Moving Average  Teknik yang rata-rata sejumlah nilai aktual terkini, diperbarui saat nilai baru tersedia.  Dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: Ft = MAn = Σ Ai/n Di mana: - Jumlah periode = n - Nilai aktual dalam periode = Ai - Rata-Rata Bergerak = MA - Indeks sesuai dengan periode = i - Prakiraan untuk periode waktu = Ft Contoh:  MA3 mengacu pada perkiraan rata-rata bergerak tiga periode, dan  MA5 mengacu pada lima periode perkiraan rata-rata bergerak. Hitung rata-rata pergerakan tiga periode untuk: Period Demand 1 42 2 40 3 43 4 40 5 41 F6 = (43+40+41)/3 = 41.33 Jika permintaan aktual pada periode 6 ternyata 41, maka F7 = (40+41+41)/3 = 40.67 Perhatikan bahwa: perkiraan diperbarui dengan menambahkan nilai aktual terbaru dan membuang yang terlama) .  Keuntungan rata-rata bergerak : Mudah digunakan dan dihitung  Kerugian: nilai rata-rata memiliki bobot yang sama. Misalnya, dalam rata-rata pergerakan sepuluh periode masing-masing memiliki bobot yang sama 1/-10, yang terlama memiliki nilai yang sama dengan yang terbaru
  • 16.  Pemberian bobot lebih dalam menghitung perkiraan. Contoh: - Bobot untuk nilai saat ini = 0.40 - bobot sebelumya = 0.30 - sebelumnya = 0.20 - dan sebelumnya lagi = 0.10 - Bobot total selalu = 1.00 Pada contoh terakhir: perkiraan periode 6 akan menjadi: F6 = 0.40 (41) + 0.30 (40) + 0.20 (43) + 0.10 (40) = 41 Jika permintaan aktual periode 5 adalah *. Prakiraan periode 6 adalah: F7 = 0.40 (41) + 0.30 (41) + 0.20 (40) + 0.10 (43) = 41 Keuntungan: lebih mencerminkan kejadian terbaru. Weighted moving average:
  • 17. Forecast Error Forecast Error 1 42 - - - - 2 40 42.00 (2.00) 42.00 (2.00) 3 43 41.80 1.20 41.20 1.80 4 40 41.92 (1.92) 41.92 (1.92) 5 41 41.73 (0.73) 41.15 (0.15) 6 39 41.66 (2.66) 41.09 (2.09) 7 46 41.39 4.61 40.25 5.75 8 44 41.85 2.15 42.55 1.45 9 45 42.07 2.93 43.13 1.87 Period Actual Demand = 0.10 = 0.40 Hubungan antara smoothing constant dan respons terhadap kesalahan/error : • Exponential smoothing adalah salah satu teknik yang paling banyak digunakan dalam peramalan. • Kecepatan penyesuaian ramalan terhadap kesalahan ditentukan oleh smoothing constant α. • Semakin mendekati nilai α ke nol, semakin lambat forecast akan merespon error  semakin smoothing. • Semakin dekat nilai α ke 1.00 , semakin besar forecast akan merespon error  less smoothing. • Smoothing artinya nilai kurang bervariasi  smooth curve • Untuk memilih metode peramalan terbaik  Hitung peramalan dan pilih metode dengan MAD paling kecil. Jadi, langkah-langkahnya adalah: membuat peramalan dengan berbagai metode  menghitung MAD untuk masing-masing metode dengan MAD paling sedikit adalah yang terbaik. (dalam soal tsb) perhatikan : 1. MA3 berarti mulai dengan menghitung F4. 2. Jika F1 tidak diberikan asumsikan bahwa F1 =A1 (jika F1 diberikan, jangan gunakan dalam perhitungan MAD di MA) 3. Dalam perhitungan MAD untuk membandingkan akurasi, gunakan periode yang sama.
  • 18. Exponential Smoothing:  Berdasarkan metoda Weighted averaging sebelumnya ditambah persentase ( ) dari kesalahan perkiraan.  Forecast selanjutnya = forecast sebelumnya + (Aktual – forecast sebelumnya)  Di mana (Aktual – Prakiraan sebelumnya) = kesalahan prakiraan, adalah persentase kesalahan. Ft = Ft-1 + α (At-1 – Ft-1) Di mana, Ft = Prakiraan untuk periode t Ft-1 = Prakiraan untuk periode sebelumnya Α = konstanta pemulusan At-1 = Permintaan aktual atau penjualan untuk periode sebelumnya. Contoh: Jika forecast sebelumnya adalah 42 unit, permintaan aktual adalah 42 unit, dan α = 0.10 perkiraan akan menjadi: Ft = 42 + 0.10 (40-42) = 41.8 Kemudian jika permintaan aktual ternyata 43, perkiraan selanjutnya adalah: Ft = 41.8 + 0.10 (43-41.8) = 41.92
  • 19. Akurasi keseluruhan dari setiap model peramalan rata-rata bergerak, penghalusan eksponensial, atau lainnya dapat dijelaskan dengan membandingkan nilai yang diramal dengan nilai aktual atau nilai yang sedang diamati. Jika Ft melambangkan peramalan pada periodetdan At melambangkan permintaan aktual pada periodet, maka kesalahan peramalannya (deviasinya) Ukuran Akurasi Hasil Peramalan Kesalahan peramalan = permintaan aktual–nilai peramalan = At-Ft Perhitungan ini dapat digunakan untuk membandingkan model peramalan yang berbeda, mengawasi peramalan, dan untuk memastikan peramalan berjalan dengan baik. perhitungan yang paling terkenal adalah : 1. Deviasi Kesalahan rata-rata ( Mean Absolute Deviation-MAD) 2. Kesalahan mutlak rata-rata (Mean Absolute Error–MAE) 3. kesalahan kuadrat rata-rata (Mean squared error–MSE) 4. Rata-rata kesalahan ramalan (Mean Forecast Error–MFE) yang biasa dikenal dengan BIAS 5. Persentase kesalahan rata-rata secara multak (Mean Absolut Percentage Error –MAPE) Formulasi Error :
  • 20. 2. Metode kualitatif: (berdasarkan penilaian dan opini) 1. Jury of executives/Penilaian para Eksekutif: pendapat eksekutif tingkat tinggi 2. Sales force composite/Komposit tenaga penjualan: perkiraan dari individu penjualan ditinjau kewajaran (mungkin cenderung membuat perkiraan), kemudian dikumpulkan. 3. Consumer market survey/Survei pasar konsumen: Menanyakan kepada pelanggan mungkin memberikan perkiraan terbaik tetapi memang demikian lebih tinggi dalam biaya, sulit untuk diterapkan. 4. Delphi method/Metode Delphi: (a) Bertanya kepada Panel ahli (Panel of experts queried) (b) Pakar yang dipilih untuk berpartisipasi harus dari berbagai orang yang berpengetahuan luas berbagai bidang (keuangan, pemasaran, produksi dll). Mereka tidak diketahui siapa pun, kecuali koordinator. (c) Melalui kuisioner koordinator memperoleh perkiraan dari semua peserta. (d) Koordinator merangkum hasil dan mendistribusikannya kembali kepada peserta bersama pertanyaan baru yang sesuai. (e) Ringkas lagi dan sempurnakan perkiraan dan kembangkan pertanyaan baru. Perbedaan antara kualitatif dan kuantitatif
  • 21. Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Digunakan saat situasi tidak jelas Digunakan dalam situasi stabil sedikit data yang tersedia Data historis tersedia Produk baru Produk yang sudah ada Teknologi baru Teknologi saat ini Melibatkan teknik matematika Contoh: peramalan baru diperkenalkan penjualan daring Contoh: penjualan TV berwarna Perbedaan antara kualitatif dan kuantitatif Metode Kualitatif
  • 22. Forecasting Management Overview Metoda Kuantitatif  Naïve approach  Moving average  Weighted moving average  Exponential smoothing  Trend Projection  Error Forecast - errors-MAD, MSE, MAPE,
  • 23. Naïve approach  Dalam pendekatan naïve forecasting data forecast adalah data actual periode sebelumnya  Berikut contoh perhitungan naïve forecasting Sales (Rp. Juta) Forecast Forecast Error Absolute Value of Forecast Error Squared Forecast Error Percentage Error Absolute Value of Percentage Error (Y) (Ŷ) et = Yt - Ŷt [et] et 2 et /Y [et/Y] 1 17 2 21 17 4 4 16 19.05% 19.05% 3 19 21 -2 2 4 -10.53% 10.53% 4 23 19 4 4 16 17.39% 17.39% 5 18 23 -5 5 25 -27.78% 27.78% 6 16 18 -2 2 4 -12.50% 12.50% 7 20 16 4 4 16 20.00% 20.00% 8 18 20 -2 2 4 -11.11% 11.11% 9 22 18 4 4 16 18.18% 18.18% 10 20 22 -2 2 4 -10.00% 10.00% 11 15 20 -5 5 25 -33.33% 33.33% 12 22 15 7 7 49 31.82% 31.82% Total 5 41 179 1.19% 211.69% Mean Forecast Error (MFE) = 0.455 Mean Absolute Error (MAE) = 3.727 Mean Squared Error (MSE) = 16.273 Mean Absolute Percentage Error (MAPE) = 0.192 Month 13 forecast = 22 Month MFE = -------------- ∑ et n - k MAE = -------------- ∑ [ et ] n - k MSE = --------------- ∑ et 2 n - k MAPE = -------------------------- ∑ [ (et /Yt) x 100 ] n - k
  • 24. Moving Average  Proses analisa data statistik yang menangkap perubahan rata-rata dalam rangkaian data dari waktu ke waktu.  Contoh Moving Average 3 Periode atau MA3 Ft = MAn = Σ Ai/n Sales (Rp. Juta) Forecast Forecast Error Absolute Value of Forecast Error (MAD) Squared Forecast Error Percentage Error Absolute Value of Percentage Error (Y) (Ŷ) et = Yt - Ŷt [et] et 2 et /Y [et/Y] 1 39 2 44 3 40 4 45 41 4 4 16 8.89% 8.89% 5 38 43 -5 5 25 -13.16% 13.16% 6 43 41 2 2 4 4.65% 4.65% 7 39 42 -3 3 9 -7.69% 7.69% 8 44 40 4 4 16 9.09% 9.09% 9 40 42 -2 2 4 -5.00% 5.00% 10 42 41 1 1 1 2.38% 2.38% 11 41 42 -1 1 1 -2.44% 2.44% 12 40 41 -1 1 1 -2.50% 2.50% Total -1 23 77 -5.78% 55.80% Mean Forecast Error (MFE) = (0.091) Mean Absolute Error (MAE) = 2.091 Mean Squared Error (MSE) = 7.000 Mean Absolute Percentage Error (MAPE) = 0.051 Month 13 forecast = 41 Month MFE = -------------- ∑ et n - k MAE = -------------- ∑ [ et ] n - k MSE = --------------- ∑ et 2 n - k MAPE = -------------------------- ∑ [ (et /Yt) x 100 ] n - k
  • 25. Weighted Moving Average  Memberikan bobot actual data sebelumnya untuk melakukan forecast  Contoh menggunakan metoda moving average 4 periode (MA4) dengan pembobotan masing period sbb (Total bobot harus 1): - Periode ke-4 (0.40), Periode ke-3 (0.30), Periode ke-2 (0.20), Periode ke-1 (0.10) F5 = 0.40 (Y4) + 0.30 (Y3) + 0.20 (Y2) + 0.10 (Y1) = 41 Sales (Rp. Juta) Forecast Forecast Error Absolute Value of Forecast Error (MAD) Squared Forecast Error Percentag e Error Absolute Value of Percentag e Error (Y) (Ŷ) et = Yt - Ŷt [et] et 2 et /Y [et/Y] 1 39 2 44 3 40 4 45 5 38 42 -4 4 16 -10.53% 10.53% 6 43 43 0 0 0 0.00% 0.00% 7 39 42 -3 3 9 -7.69% 7.69% 8 44 42 2 2 4 4.55% 4.55% 9 40 41 -1 1 1 -2.50% 2.50% 10 42 42 0 0 0 0.00% 0.00% 11 41 41 0 0 0 0.00% 0.00% 12 40 43 -3 3 9 -7.50% 7.50% Total -9 13 39 -23.67% 32.76% Mean Forecast Error (MFE) = (0.818) Mean Absolute Error (MAE) = 1.182 Mean Squared Error (MSE) = 3.545 Mean Absolute Percentage Error (MAPE) = 0.030 Month 13 forecast = 41 Month MFE = -------------- ∑ et n - k MAE = -------------- ∑ [ et ] n - k MSE = --------------- ∑ et 2 n - k MAPE = -------------------------- ∑ [ (et /Yt) x 100 ] n - k
  • 26. Exponential smoothing • Kecepatan penyesuaian ramalan terhadap kesalahan ditentukan oleh smoothing constant α. • Semakin mendekati nilai α ke nol, semakin lambat forecast akan merespon error  semakin smoothing. • Semakin dekat nilai α ke 1.00 , semakin besar forecast akan merespon error  less smoothing. • Smoothing artinya nilai kurang bervariasi  smooth curve • Contoh Data menggunakan nilai α = 0.20 Ft = Ft-1 + α (At-1 – Ft-1) Sales (Rp. Juta) Forecast Forecast Error Absolute Value of Forecast Error (MAD) Squared Forecast Error Percentage Error Absolute Value of Percentage Error (Y) (Ŷ) et = Yt - Ŷt [et] et 2 et /Y [et/Y] 1 17 2 21 17.00 4.00 4.00 16.00 19.05% 19.05% 3 19 17.80 1.20 1.20 1.44 6.32% 6.32% 4 23 18.04 4.96 4.96 24.60 21.57% 21.57% 5 18 19.03 (1.03) 1.03 1.07 -5.73% 5.73% 6 16 18.83 (2.83) 2.83 7.98 -17.66% 17.66% 7 20 18.26 1.74 1.74 3.03 8.70% 8.70% 8 18 18.61 (0.61) 0.61 0.37 -3.38% 3.38% 9 22 18.49 3.51 3.51 12.34 15.97% 15.97% 10 20 19.19 0.81 0.81 0.66 4.05% 4.05% 11 15 19.35 (4.35) 4.35 18.94 -29.01% 29.01% 12 22 18.48 3.52 3.52 12.38 15.99% 15.99% Total 10.9247763 28.5597296 98.8045374 35.86% 147.43% = 0.2 Mean Forecast Error (MFE) = 0.993 Mean Absolute Error (MAE) = 2.596 Mean Squared Error (MSE) = 8.982 Mean Absolute Percentage Error (MAPE) = 13.40% Month 13 forecast = 19.18 Month MFE = -------------- ∑ et n - k MAE = -------------- ∑ [ et ] n - k MSE = --------------- ∑ et 2 n - k MAPE = -------------------------- ∑ [ (et /Yt) x 100 ] n - k
  • 27. Trend Projection  Metode peramalan bisnis yang berkaitan dengan pergerakan variabel sepanjang waktu. Metode ini membutuhkan data deret waktu yang panjang. Didasarkan pada asumsi bahwa faktor-faktor yang bertanggung jawab atas tren masa lalu dalam variabel yang akan diproyeksikan akan terus memainkan peran mereka di masa depan dengan cara yang sama dan pada tingkat yang sama Year Time Period Sales X 2 XY (X) (Y) 2001 1 450 1 450 2002 2 495 4 990 2003 3 518 9 1,554 2004 4 563 16 2,252 2005 5 584 25 2,920 Total 15 2,610 55 8,166 2006 6 623 y = a + b x b = a = ў = 522 b = 33.60 a = 421.20 Y6 = 622.80 ∑ − 𝑥 𝑦 ∑ 2 − 𝑥 2 𝑦 − 𝑥
  • 28. Materi Test Sales (Rp. Juta) Qty Manpower (X) (Y) 2011 2.00 1.00 2012 3.00 3.00 2013 2.50 4.00 2014 2.00 2.00 2015 3.50 1.00 Year Tugas : 1. Bilamana Target Sales Rp. 6 Juta, Berapa Jumlah Manpower yang harus disiapkan 2. Bila Manpower di siapkan sebanyak 6 Orang berapa forecast penjualan dengan metoda trend linier