SlideShare a Scribd company logo
1 of 113
ASSET MANAGEMENT
• Understanding of Asset
Management
• Principle and Objective of
Asset Management
• Contribution of Asset
Management
• Asset Life Cycle Management
Model
• Asset Utilization
• Asset Management Policy
• Implementation of Asset
Management
MATERI
PELATIHAN
UNDERSTANDING OF ASSET MANAGEMENT
Manajemen aset adalah proses perencanaan dan pengendalian perolehan, pengoperasian, pemeliharaan,
pembaruan, dan pelepasan aset organisasi, meningkatkan potensi pengiriman aset dan meminimalkan biaya
dan risiko yang terlibat. Pemeliharaan yang memadai dan penerapan sistem, sumber daya manusia, dan proses
yang tepat memastikan peningkatan modal yang positif selama siklus hidup asset atau meningkatkan potensi
penyerahan aset dan menurunkan biaya.
PROSES
SISTEMATIS
Pemeliharaan
Peningkatan
Penghapusan
Pengadaan Hemat Biaya
Meningkatkan potensi
penyerahan asset
Menurunkan biaya
Menggerakkan bisnis
Business bertahan secara efektif
Business berkembang
Manajemen aset
adalah bagian
penting dari stra-
tegi manajemen
bisnis yang efektif.
Manajemen aset melibatkan
orang-orang dari semua
area dan divisi bisnis, mulai
dari COO dan manajer
hingga auditor dan insinyur,
dan bahkan spesialis TI dan
operator peralatan
konsep manajemen terus
berkembang. Seberapa baik
perusahaan menerima peru-
bahan akan menentukan
perusahaan mana yang akan
sejahtera di tahun-tahun
mendatang.
“Manajemen aset adalah
program terstruktur untuk
memberikan tingkat layanan
yang dibutuhkan pelanggan
Anda sekaligus meminimal-
kan biaya kepemilikan asset
selamanya.”
Elemen 1: Program Terstruktur
 Asset Management sangat terstruktur
 Keputusan mengenai aset dibuat dengan cara yang dapat diulang dan
didukung, berdasarkan data yang baik
 Struktur Asset Management selalu mencakup siklus perbaikan
berkelanjutan
Elemen 2: Tingkat Layanan Tertentu
 Asset Management tidak ingin memberikan layanan optimal,
melainkan ingin memberikan tingkat layanan tertentu
 Tingkat ini dipilih berdasarkan tingkat layanan/pengorbanan biaya
 Idealnya, tingkat layanan “disepakati” dengan pelanggan yang
mengetahui sepenuhnya trade-off tersebut
Elemen 3: Meminimalkan Biaya Aset
 Semua keputusan aset (memperoleh, memelihara, memperbarui,
mengganti) dibuat berdasarkan siklus hidup
 Setiap keputusan meminimalkan nilai sekarang dari seluruh biaya
kepemilikan di masa depan
 Biaya harus mencakup biaya ekonomi, lingkungan, dan sosial
(“triple bottom line”)
 Keputusan harus mempertimbangkan biaya risiko
Elemen 4: Menyelaraskan Biaya dan Tingkat Layanan terhadap
Risiko
LANDASAN TERPROGRAM
PENTING UNTUK KEBERHASILAN
ASSET MANAGEMENT Procedures
Practices
Systems
Objectives
Targets
Action Plan
Programmatic Foundation
Landasan Terprogram
Elemen 1: Program Terstruktur
SIKLUS PERBAIKAN BERKELANJUTAN
Memulai dengan Cara Terstruktur
 Dimana kita sekarang, dan
 Kita ingin berada dimana?
 Evaluasi keduanya, lalu lakukan “analisis
kesenjangan”
 Rencana Asset Management secara keseluruhan dan
masing-masing rencana aksi harus mendukung
upaya untuk menutup kesenjangan tersebut
Pelaksanaan yang patuh terhadap
Perencanaan dan mengakomodasi
perubahan
 Komitmen terhadap
Perencanaan
 Menjaga time-frame
 Monitoring dan kontrol
Ukur dan Evaluasi Pencapaian
 Catat Pencapaian dari
pelaksanaan dan ukur/nilai
 Analisa Kegagalan dan
Keberhasilan
Rencanakan Tindakan Selanjutnya
 Tindakan Penanggulangan
 Standarisasi Keberhasilan
 Copy Paste Keberhasilan
 Pengembangan
Elemen 2: Tingkat Layanan Tertentu
 Mendapatkan Dukungan (buy-in)
 Memahami Risiko
 Memahami Dampak Keuangan
 Memahami Alat dan Kerangka Keputusan
 Memahami Budaya Organisasi
Life-Cycle
Costs
Service
Levels
KONSEP ASSET MANAGEMENT SANGAT MUDAH
TINGKAT LAYANAN APA YANG MEMBERIKAN
BIAYA KESELURUHAN TERENDAH
Total cost
Low High
Level of Service
NPV
of
Community
cost
BIAYA KEPEMILIKAN ASET:
MASING-MASING MELIHAT BAGIAN DARI YANG BESAR
• Produksi : Truk, kru, pompa, dll.
• Teknikal : Studi, biaya modal (beton dan baja)
• Keuangan : Bunga, biaya keuangan lainnya
• Teknologi Informasi : Biaya sistem TI (CMMS, dukungan O&M lainnya, GIS,
produktivitas, dll.)
• Hanya sedikit orang yang melihat: Biaya overhead internal dan eksternal
Elemen 3: Meminimalkan Biaya Aset
BIAYA INI BERTAMBAH. . .
• Asset Management yang baik akan menghasilkan pengurangan biaya
kepemilikan aset setidaknya sebesar 20 persen
• Seberapa besar biaya kepemilikan asset dan berapa anggaran tahunan kita
jika kita tidak mempunyai infrastruktur untuk dikelola
• Perbedaan antara anggaran ini dan anggaran sekarang dapat dikaitkan
dengan kepemilikan aset
Elemen 3: Meminimalkan Biaya Aset
CONTOH BIAYA SIKLUS HIDUP ASET
Asset: Data Server
• Pertimbangkan Biaya Pengadaan Modal / Capital Costs
• Pertimbangkan Biaya Operasional Tahunan/ Annual Operating Costs
• Pertimbangkan Biaya Perawatan Tahunan/ Annual Maintenance Costs
• Pertimbangkan Biaya Perbaikan dan Penggantian Tahunan/ Annual
Repair & Replacement Costs
• Tambahkan Biaya dan Siapkan Biaya NPV
Elemen 3: Meminimalkan Biaya Aset
Hampir semua hal yang dilakukan bertujuan untuk mengatasi risiko
• Replace pipes? Reduce risk of water main breaks and outages
• Monitor pumping stations? Reduce risk of water outages
• Have redundant pumps? Reduce risk of asset failure and water outages
• Do preventive maintenance? Ditto
• Increase system capacity? Reduce risk of capacity-related delivery constraints
Elemen 4: Menyelaraskan Biaya dan Tingkat
Layanan terhadap Risiko
Asset Management sangat berfokus pada pelanggan
Tingkat layanan apa yang dibutuhkan pelanggan kita?
Bagaimana kami dapat memberikan layanan ini dengan biaya terendah?
Dalam organisasi AM yang sudah matang, hal ini merupakan cara
berpikir yang otomatis
Asset Management
Asset Management
• Layanan Lebih Baik dan Biaya Lebih
Rendah
• Infrastruktur Berkelanjutan
• Kegiatan Usaha/ Bisnis yang bagus
Asset Management
Ketahui kondisi sistem Anda dan nilainya
Mengoptimalkan Pengoperasian & Pemeliharaan (O&M)
Optimalkan Penghapusan & Penggantian/ Removal & Replacement (R&R)
Seimbangkan O&M versus belanja modal untuk mendapatkan biaya siklus hidup terendah
Alokasikan sumber daya ke tempat yang dibutuhkan, dan jauhkan dari tempat yang tidak diperlukan
Better Service,
Lower Costs
Sustainable
Infrastructure
Sebagian besar infrastruktur bersifat “gratis”, yang
disumbangkan oleh pengembang atau dana hibah
“Harta karun tersembunyi” ini, yang biasanya tidak
tercermin dalam tarif utilitas, sudah semakin tua
dan sangat mahal untuk diganti
Kurangnya AM berarti banyak tagihan yang
jatuh tempo tanpa sarana untuk membayar
Tingkat layanan terkait dengan pengeluaran
Investasi modal yang tidak perlu diminimalkan
Alokasi sumber daya sehari-hari dan jangka panjang
yang lebih baik
Pendekatan biaya siklus hidup (life-cycle cost) berarti
antara biaya dan manfaat lebih seimbang
Secara keseluruhan, peningkatan penyampaian nilai dan
bukan hanya penyampaian layanan
Good
Business
Nature of assets
1. Human assets/ Aset manusia: Perilaku, pengetahuan, dan
Kompetensi tenaga kerja mempunyai pengaruh mendasar
(pengaruh terhadap kinerja aset fisik)
2. Financial assets/ Aset keuangan: sumber daya keuangan
diperlukan untuk investasi infrastruktur, operasi,
pemeliharaan dan material
3. Information assets/ Aset informasi: data dan informasi
berkualitas baik sangat penting untuk mengembangkan,
mengoptimalkan dan menerapkan rencana pengelolaan
aset
4. Intangible assets/ Aset tak berwujud: reputasi dan citra
organisasi dapat berdampak signifikan terhadap investasi
infrastruktur, strategi operasional, dan biaya terkait.
5. Physical Assets/ Aset Fisik : Tanaman, Mesin, Bangunan,
kendaraan, properti dan barang-barang lainnya yang
mempunyai nilai tersendiri
PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
Institute of Asset Management (IAM) telah mengembangkan 7 prinsip identifikasi penting yang mendasari
semua sistem manajemen aset yang benar-benar efektif
1. Menyeluruh
 Melihat gambaran besarnya sangat penting dalam manajemen
aset.
 Manajemen aset harus mempertimbangkan implikasi gabungan
dari pengelolaan semuanya secara bersamaan, harus
mempertimbangkan kombinasi berbagai jenis asetnya.
 Manajemen harus melihat bagaimana aset saling bergantung
secara fungsional dan kontribusi apa yang mereka berikan dalam
sistem aset mereka sendiri.
 Harus memahami fase siklus hidup aset yang berbeda dan
aktivitas terkait.
 Melihat gambaran keseluruhan, yaitu implikasi gabungan dari
pengelolaan semua aspek.
PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
2. Sistematis
 Pengertian sistematis adalah segala bentuk usaha untuk menguraikan atau
menjabarkan sesuatu dalam hubungan yang teratur dan juga logis sehingga
membentuk suatu system yang menyeluruh, utuh dan juga terpadu yang bisa
menjelaskan rangkaian sebab dan akibat yang berkaitan dengan object
tertentu. Pengertian dari sistematis dalam metode ilmiah berarti suatu proses
yang digunakan dalam suatu penelitian dengan menggunakan cara atau
langkah yang logis.
 Hal ini memungkinkan keputusan dan tindakan menjadi konsisten, berulang,
dan transparan. Metodis atau konsisten dan mengikuti prosedur dengan
benar setiap saat, dia disebut sebagai orang yang sistematis
 Pendekatan metodis, mendorong keputusan dan tindakan yang konsisten,
dapat diulang, dan dapat diaudit
 Manajemen aset adalah proses sistematis dalam mengembangkan,
mengoperasikan, memelihara, meningkatkan, dan membuang aset dengan
cara yang paling hemat biaya (termasuk semua atribut biaya, risiko, dan
kinerja)
3. Sistemik
 Untuk menetapkan nilai bersih total dengan benar, aset
harus diperiksa dalam konteks sistemnya.
 Jika aset hanya diperiksa secara terpisah, maka sulit untuk
menilai dan mengoptimalkan kinerja, biaya, dan risikonya
dengan tepat.
 Mempertimbangkan aset dalam konteks sistem asetnya dan
mengoptimalkan nilai sistem asset
 Sesuatu yang mendarah daging dalam sistem disebut
sistemik. Proses yang inbuilt dalam sistem disebut sistemik
PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
4. Berbasis risiko
 Menjadikan risiko transparan sangat penting bagi
kelangsungan hidup organisasi.
 Perusahaan yang tidak memperhitungkan risiko
secara memadai dalam pengelolaan asetnya tidak
hanya mengancam aset itu sendiri, namun juga
operasional organisasi secara keseluruhan.
 Mengidentifikasi secara menyeluruh potensi risiko
serta biaya dan manfaat yang terkait akan
membantu organisasi menetapkan prioritas dan
mengalokasikan sumber daya dan pengeluaran
mereka dengan tepat.
 Memfokuskan sumber daya dan pengeluaran, dan
menetapkan prioritas, sesuai dengan risiko yang
teridentifikasi dan biaya/manfaat yang terkait
Consequences ($)
Likelihood
of
Failure
L M H
H
M
L
Concentrating Your
Efforts
PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
5. Optimal
 Optimalisasi, atau mencari dan menerapkan kompromi nilai terbaik antara tujuan dan faktor yang
bersaing, adalah tujuan akhir dari manajemen aset yang efektif.
 Manajemen aset memperhitungkan semua faktor biaya, manfaat, risiko, dan kinerja yang terkait
dengan aset sepanjang siklus hidupnya dan mempertimbangkannya satu sama lain untuk membuat
keputusan tentang bagaimana aset tersebut harus digunakan.
 Menetapkan kompromi nilai terbaik antara faktor-faktor yang bersaing, seperti kinerja, biaya dan
risiko, yang terkait dengan aset selama siklus hidupnya
 Merupakan proses kerja dalam penggunaan dan pemanfaatan aset. Aset yang belum optimal dan
tidak dapat dioptimalkan harus dicari faktor penyebabnya, apakah faktor dari aspek legal, fisik, nilai
ekonomi yang rendah ataupun faktor lainnya. Hasil akhir dari tahapan ini adalah rekomendasi
berupa sasaran dan strategi dan program untuk mengoptimalkan aset yang dikuasai.
 Aset yang memiliki potensi yang dapat dikelompokkan berdasarkan sektor-sektor unggulan yang
menjadi tumpuan dalam strategi pengembangan perusahaan, baik jangka pendek, menengah
maupun jangka panjang.
PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
6. Berkelanjutan
 Ketika sebuah organisasi menerapkan manajemen aset yang baik, mereka juga menerapkan
pemikiran jangka Panjang, sesuatu yang tidak selalu menjadi prioritas bisnis.
 Aset tersebut harus dikelola secara berkelanjutan. Artinya, manajemen aset harus
mempertimbangkan dampak jangka panjang dari aktivitas jangka pendek dan memastikan bahwa
persyaratan dan kewajiban di masa depan (seperti kinerja sistem yang sedang berjalan, tanggung
jawab sosial, dan keberlanjutan lingkungan atau ekonomi) telah dipenuhi secara memadai.
 Mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari kegiatan jangka pendek untuk memastikan
bahwa ketentuan yang memadai telah dibuat untuk persyaratan dan kewajiban di masa depan
(seperti kelestarian ekonomi atau lingkungan, kinerja sistem, tanggung jawab sosial, dan tujuan
jangka panjang lainnya)
PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
7. Terintegrasi
 Semua prinsip manajemen aset ini akan efektif sepenuhnya
hanya jika prinsip-prinsip tersebut bekerja sama.
 Integrasi berarti bahwa pengelolaan aset lebih dari sekedar
gabungan prinsip-prinsipnya. Hal ini merupakan pengakuan
atas saling ketergantungan dan efek gabungan, serta
perlunya pendekatan terpadu untuk memberikan nilai
optimal.
 Menyadari bahwa saling ketergantungan dan efek gabungan
sangat penting untuk keberhasilan. Hal ini memerlukan
kombinasi atribut-atribut di atas, yang dikoordinasikan
untuk menghasilkan pendekatan gabungan dan nilai bersih
PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
INTEGRATED
HOLISTIC
SYSTEMATIC
SYSTEMIC
RISK BASED
OPTIMAL
SUISTANABLE
PRINSIP MANAJEMEN ASET BERLAKU UNTUK
SEMUA ASPEK SIKLUS HIDUP ASET
Plan/Create Acquire Maintain Refurbish IT
Objective Asset Management / Tujuan Manajemen Aset
 Hal ini diperlukan untuk memastikan pengelolaan aset yang
terukur, tujuan ditetapkan di seluruh bagian yang relevan dari
organisasi untuk mengaktifkan kebijakan manajemen asset
diterapkan dan strategi pengelolaan aset yang akan dilakukan
dapat tercapai.
 Hasil atau pencapaian spesifik dan terukur yang diperlukan
sistem aset untuk menerapkan kebijakan manajemen asset
dan strategi pengelolaan aset;
 Tingkat kinerja atau kondisi yang detail dan terukur diperlukan
dari aset tersebut; dan/atau
 Hasil atau pencapaian spesifik dan terukur yang dibutuhkan
sistem manajemen aset
PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
CONTRIBUTION OF ASSET MANAGEMENT
Optimalisasi Kegiatan dalam Life-
Cycle Aset
optimalisasi kinerja, biaya dan risiko
yang berkelanjutan
optimalisasi penanaman modal dan
perencanaan keberlanjutan
Tujuan Strategi Perusahaan
CONTRIBUTION OF ASSET MANAGEMENT
CONTRIBUTION OF ASSET MANAGEMENT
 Mempertahankan nilai asset
 Meningkatkan keamanan
 Memudahkan penyusunan anggaran
 Mencegah pembelian berlebih
 Membuat manajemen risiko
 Memonitor penyusunan aset
System Pengelolaan Asset
Pengelolaan Portfolio Asset
Pengelolaan Organisasi Perusahaan
MANFAAT PENYESUAIAN TUJUAN MANAJEMEN ASET
 Meningkatkan Siklus Hidup Aset
Kebanyakan organisasi tanpa tujuan manajemen aset tidak menggunakan aset mereka secara maksimal.
Tujuannya memastikan bahwa aset dikelola dengan tepat, yang mengarah pada peningkatan umur aset.
 Mematuhi Standar Peraturan
Mengkoordinasikan tujuan manajemen aset memungkinkan Anda mematuhi kebijakan, peraturan, dan
standar industri Anda. Ingatlah bahwa tindakan hukum dapat diambil terhadap organisasi yang
melanggar aturan yang ditetapkan. Mematuhi standar peraturan adalah langkah penting untuk
meningkatkan akuisisi dan retensi pelanggan serta tetap berada di depan pesaing Anda.
 Meningkatkan Kinerja dan Efisiensi Operasional
Tujuan organisasi membantu manajer mengidentifikasi area di mana aset digunakan secara maksimal
dan di mana aset tidak digunakan. Wawasan ini membantu dalam perencanaan dan perancangan ulang
alokasi aset untuk meningkatkan pemanfaatan, kinerja, dan efisiensi aset bisnis Anda
ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL
 Manajemen siklus hidup aset adalah teknik manajemen aset di mana manajer fasilitas memaksimalkan
masa pakai aset melalui perencanaan, pembelian, penggunaan, pemeliharaan, dan pembuangan aset.
Tujuan utama manajemen siklus hidup aset adalah untuk mengurangi biaya dan meningkatkan
produktivitas.
 Karena pelacakan siklus hidup aset dengan perangkat lunak yang sesuai memungkinkan pasokan data yang
konstan, organisasi berinvestasi dalam manajemen siklus hidup aset. Hal ini meningkatkan tanggung jawab
sekaligus memfasilitasi pemeliharaan dan perencanaan peralatan tepat waktu.
 Tahapan siklus hidup aset biasanya masuk ke dalam kategori yang tercantum di bawah ini. Tetapkan tujuan
aset sebelum dimulainya fase pertama siklus hidupnya.
Planning
Planning Acquiring Using Maintaining Disposing
ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL
Perencanaan
 Ketika aset yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan
bisnis Anda, perencanaan aset baru adalah tahap
pertama dalam siklus hidupnya.
 Tim pengadaan Anda mungkin berkolaborasi dengan
beberapa departemen untuk mengidentifikasi kebutuhan
unik.
 Saat membeli suatu aset, pertimbangkan batasan
anggaran sebagai perhatian utama yang harus diberikan
pada apakah aset tersebut akan memenuhi kebutuhan
organisasi
ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL
Procurement
Asset
Inventory
Inquiry
Specification
Price
Mengakuisisi
 Tahap selanjutnya adalah membeli aset setelah Anda
mengidentifikasi kebutuhan Anda. Hal ini mencakup melakukan riset
pasar pada banyak pemasok dan memilih salah satu yang
menawarkan peralatan terbaik dengan harga terjangkau.
 Penerapan melibatkan perakitan, pengujian masalah apa pun, dan
pemeriksaan kekurangan, yang juga merupakan bagian dari langkah
akuisisi. Setelah memasang aset, tim pemeliharaan menentukan
apakah aset memerlukan suku cadang pengganti.
 Suku cadang untuk aset harus sesuai dengan inventaris Anda.
Lakukan pengujian tambahan setelah Anda menerapkan aset untuk
memastikan aset berfungsi dengan baik. Latih personel Anda dalam
menggunakan dan memelihara aset
ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL
Menggunakan
 Tahap ini melibatkan penggunaan awal aset sebelum
pemeliharaan apa pun. Pada titik ini, Anda menggunakan
aset sebagaimana mestinya, mengantisipasi produksi untuk
meningkatkan profitabilitas organisasi Anda.
 Penting untuk diingat bahwa meskipun Anda harus
memulai perencanaan sebelum memperoleh suatu aset,
hal ini berlanjut selama fase ini untuk siklus hidup dan
pemeliharaan aset.
 Banyak faktor yang mempengaruhi berapa lama suatu
objek dapat beroperasi tanpa memerlukan perawatan
awal. Faktor-faktor ini mencakup jenis aset, frekuensi
penggunaan, kompleksitas, ketersediaan sumber daya
pemeliharaan organisasi, dan strategi pemeliharaan.
ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL
Pemeliharaan
 Aset baru memasuki tahap pemeliharaan dalam siklus hidupnya setelah
memerlukan tugas pemeliharaan pertamanya.
 Pemeliharaan preventif dan reaktif adalah dua kategori yang masuk ke
dalamnya.
 Pemeliharaan Korektif, melakukan pemeliharaan korektif ketika suatu aset
mengalami masalah, dan tujuannya adalah untuk memperbaiki masalah
tersebut dan memulihkan pengoperasian aset dengan benar. Ini adalah
bentuk pemeliharaan yang paling umum digunakan karena Anda melakukan
perbaikan korektif sesuai kebutuhan, terlepas dari betapa rumitnya rencana
tim pemeliharaan.
 Pemeliharaan Darurat, ketika suatu aset benar-benar rusak dan Anda harus
segera memperbaiki masalahnya, hal ini disebut pemeliharaan darurat.
Tugas yang merupakan bagian dari pemeliharaan darurat dapat
menghilangkan ancaman terhadap keselamatan atau mencegah kerusakan
pada mesin, produk, atau struktur.
 Pemeliharaan preventif, membantu Anda menghindari kerusakan mesin
dan penundaan produksi.
ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL
Menghapus/Pelepasan
 Pelepasan aset merupakan fase akhir dari siklus hidup aset. Ketika suatu
aset tetap mencapai akhir masa manfaatnya, pelepasan terjadi sebagai
bagian dari siklus hidup aset tersebut. Jenis aset dan bahan pembuatnya
akan menentukan apakah aset tersebut harus didaur ulang atau dibuang.
 Sebelum Anda membuang suatu aset, Anda mungkin dapat
menggunakannya kembali di beberapa sektor. Namun, penggunaan kembali
aset produksi tidak terlalu sering dilakukan.
 Saat Anda mengganti suatu aset, siklus hidup dimulai ulang dengan aset
baru. Menentukan apakah perusahaan Anda dapat meningkatkan ke
produk yang lebih baik sekaligus mengurangi biaya selalu merupakan ide
bagus pada saat ini
ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL
 Dalam bisnis, pemanfaatan aset adalah rasio yang mengukur
seberapa efisien suatu organisasi dalam menggunakan aset
yang dimilikinya untuk menghasilkan uang dan menghasilkan
keuntungan.
 Di fasilitas manufaktur, ini akan mengukur seberapa baik Anda
menggunakan kapasitas produksi terpasang.
 Untuk aset terpasang apa pun, Anda harus mempertimbangkan
dua faktor berbeda potensi pemanfaatannya dan pemanfaatan
aktualnya. Sebagai permulaan, ingatlah bahwa ada batasan
tegas mengenai jumlah jam kerja mesin apa pun selama
setahun – yaitu 8760 jam (waktu kalender).
 Dengan beberapa shift dalam sehari, Anda mungkin dapat
mengekstraksi sesuatu yang mendekati angka tersebut dengan
sebuah aset, anggap ini sebagai potensi pemanfaatan.
ASSET UTILIZATION/ PEMANFAATAN
Asset
Revenue
&
Profit
Banyak faktor yang berperan, mencegah perusahaan Anda menggunakan aset apa pun secara maksimal.
ASSET UTILIZATION
 Waktu henti wajib/Mandatory downtime
 Liburan
 Kerusakan aset yang tidak terduga
 Banyak rutinitas dan kejadian acak lainnya
 Pergantian dan jeda operator
 Waktu henti terjadwal untuk pemeliharaan dan perbaikan
 Periode istirahat
- Pemanfaatan aset memungkinkan kita memperhitungkan segalanya dan mengukur penggunaan total
aset yang sebenarnya. Ini adalah metrik utama yang dapat mengungkapkan banyak hal tentang
efisiensi bisnis Anda.
- Pemanfaatan aset yang lebih tinggi biasanya berarti peningkatan efisiensi dan margin keuntungan
secara keseluruhan. Selain itu, ini membantu produsen mencapai efisiensi produksi.
 Pemanfaatan aset penting untuk mengukur kinerja bisnis secara akurat. Jika aset perusahaan tidak
digunakan secara optimal, perusahaan berisiko mengalami kerugian operasional yang signifikan.
Metrik pemanfaatan aset memberikan indikasi paling jelas mengenai statistik penting ini.
 Dalam hal ini, ini merupakan penurunan di atas Overall Equipement Effectiveness (OEE) karena
beberapa alasan. Efektivitas peralatan secara keseluruhan hanya terfokus pada proses produksi,
namun rendahnya utilisasi aset dapat disebabkan oleh faktor lain. Misalnya, penjualan yang rendah
dapat menyebabkan penumpukan persediaan dan memaksa perusahaan mengurangi produksi.
 Oleh karena itu, yang terbaik adalah menggabungkan kedua metrik ini , mengukur OEE dan
menggunakannya dalam penghitungan pemanfaatan aset untuk mendapatkan gambaran besarnya.
Pemanfaatan aset yang ideal harus tetap di atas 70%. Jika lebih rendah, maka dampaknya terhadap
biaya per unit akan terlalu tinggi dan dapat membuat bisnis menjadi tidak kompetitif di pasar.
ASSET UTILIZATION
ASSET MANAGEMENT POLICY
 Prinsip dan persyaratan yang diamanatkan berasal dari,dan konsisten dengan,
strategi rencana organisasi, menyediakan kerangka kerja untuk pengembangan
dan pelaksanaan pengelolaan asetstrategi dan pengaturan tujuan manajemen
aset.
1. Kebijakan manajemen aset memainkan peran utama dalam mendorong
sistem manajemen aset. Kebijakan pengelolaan aset adalah asarana bagi
manajemen puncak
2. Untuk berkomunikasi dengan manajer, karyawan dan pemangku
kepentingannya posisi dan niat organisasi sehubungan dengan asset
pengelolaan
3. Ini memberikan pernyataan tingkat tinggi tentang prinsip-prinsip
organisasi,pendekatan dan harapan yang berkaitan dengan manajemen aset.
4. Kebijakan manajemen aset harus dilihat pada tingkat yang samakomitmen
sebagai kebijakan keselamatan organisasi.
Asset Management Strategy
Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara strategi
manajemen aset jangka panjang yang disahkan oleh manajemen puncak
 Strategi manajemen aset harus menetapkan bagaimana kebijakan manajemen aset
akan dicapai.
 Merupakan mekanisme koordinasi untuk memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan
pada aset fisik selaras untuk mencapai rencana strategis organisasi secara optimal. Hal
ini memerlukan rencana atau skema tingkat tinggi untuk mengubah kebijakan
manajemen aset menjadi tujuan manajemen aset dan rencana aktivitas spesifik di
seluruh portofolio asset
 Seperti :
1. Pengambilan Keputusan Penanaman Modal
2. Pengambilan Keputusan Operasi dan Pemeliharaan
3. Optimalisasi Biaya dan Nilai Siklus Hidup Asset
4. Strategi dan Optimasi Sumber Daya
5. Strategi dan Optimasi Shutdown & Pemadaman
6. Startegi Ageing Asset
IMPLEMENTATION OF ASSET MANAGEMENT
Asset management Plans
 Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan dan memelihara
rencana manajemen aset untuk mencapai strategi manajemen aset dan
mencapai tujuan manajemen aset di seluruh aktivitas siklus hidup
berikut :
1. Penciptaan, akuisisi, atau peningkatan asset
2. Pemanfaatan asset
3. Pemeliharaan asset
4. Penonaktifan dan/atau pelepasan aset.
Asset management Plans
IMPLEMENTATION OF ASSET MANAGEMENT
 Grup Aktivitas Pengiriman Siklus Hidup berisi Subyek Manajemen Aset berikut:
1. Standar Teknis dan Perundang-undangan
2. Penciptaan dan Akuisisi Aset
3. Rekayasa Sistem
4. Pengiriman Pemeliharaan
5. Rekayasa Keandalan & Analisis Akar Penyebab
6. Operasi Aset
7. Manajemen Sumber Daya
8. Manajemen Shutdown/Pemadaman
9. Respons Insiden
10. Rasionalisasi dan Pelepasan Aset
Asset Management Contingency Plans
IMPLEMENTATION OF ASSET MANAGEMENT
 Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara rencana dan/atau prosedur untuk
mengidentifikasi dan merespons insiden dan situasi darurat, dan menjaga kelangsungan
aktivitas manajemen aset penting.
1. kegagalan signifikan aset penting yang mengakibatkan kerugianlayanan atau pasokan kepada
pelanggan atau bahan berbahaya
2. kondisi yang timbul dari kondisi cuaca ekstrem, mis. angin kencang, banjir, hujan salju lebat,
sambaran petir;
3. pelepasan cairan atau gas berbahaya yang tidak direncanakan;
4. ledakan atau kebakaran;
5. hilangnya pasokan listrik atau sistem kontrol;
6. kombinasi peristiwa atau risiko yang dapat mengakibatkan situasi darurat
Enablers of Asset
Management
Struktur, Wewenang dan Tanggung Jawab
Organisasi harus menetapkan dan memelihara struktur organisasi yang
berisi peran, tanggung jawab dan wewenang, konsisten dengan
pencapaian kebijakan, strategi, tujuan dan rencana manajemen asetnya.
Peran, tanggung jawab dan wewenang ini harus didefinisikan,
didokumentasikan dan dikomunikasikan kepada individu yang relevan
ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
Pengalihdayaan kegiatan pengelolaan aset
 Jika organisasi memilih untuk melakukan outsourcing aspek manajemen
aset apa pun yang memengaruhi kesesuaian dengan persyaratan,
organisasi harus memastikan kendali atas aspek tersebut.
 Organisasi harus menentukan dan mendokumentasikan bagaimana
bagian-bagian ini akan dikendalikan dan diintegrasikan ke dalam sistem
manajemen aset organisasi.
 Organisasi juga harus mengidentifikasi dan mendokumentasikan
ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
Pelatihan, Kesadaran dan Kompetensi
Organisasi harus memastikan bahwa setiap orang yang berada di bawah kendali
langsungnya yang melakukan aktivitas terkait manajemen aset memiliki tingkat
kompetensi yang sesuai dalam hal pendidikan, pelatihan, atau pengalaman.
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara proses dan/atau
prosedur untuk membuat orang yang bekerja di bawah kendalinya menyadari:
 risiko terkait manajemen aset yang terkait dengan aktivitas kerja mereka dan
manfaat manajemen aset dari kinerja pribadi
 peran dan tanggung jawab mereka serta pentingnya mematuhi kebijakan,
proses dan/atau prosedur dan rencana manajemen asset
 potensi konsekuensi penyimpangan dari proses dan/atau prosedur manajemen
aset tertentu
ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
Dokumentasi sistem manajemen aset
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara
dokumentasi terkini untuk memastikan bahwa sistem manajemen
asetnya dapat dipahami, dikomunikasikan, dan dioperasikan secara
memadai.
ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
Komunikasi, partisipasi dan konsultasi
 Organisasi harus memastikan pengelolaan aset yang bersangkutaninformasi
dikomunikasikan secara efektifdan dari karyawan serta pemangku kepentingan
lainnya, termasuk penyedia layanan yang dikontrak.
 Organisasi harus memastikan konsultasi dengan pemangku kepentingan yang
relevan dan sesuai dengan kepentingan merekaketerlibatan dalam:
 pengembangan strategi, tujuan dan rencana manajemen aset;
 pengembangan kebijakan fungsional, standar teknik,proses dan/atau
prosedur;
 penilaian risiko dan penentuan pengendalian;
ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
Information management
Organisasi harus mengidentifikasi informasi manajemen aset yang diperlukan untuk
memenuhi persyaratan spesifikasi dengan mempertimbangkan seluruh fase siklus
hidup aset. Informasi tersebut harus memiliki kualitas yang sesuai dengan keputusan
manajemen aset dan aktivitas yang didukungnya
 Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
mengendalikan semua informasi yang diperlukan dalam spesifikasi ini. Prosedur-
prosedur ini harus memastikan:
 Kecukupan informasi disetujui oleh personel yang berwenang sebelum digunakan;
 Informasi dipelihara dan dipastikan kecukupannya melalui tinjauan dan revisi
berkala, termasuk kontrol versi jika diperlukan;
 Alokasi peran, tanggung jawab, dan wewenang yang sesuai mengenai asal usul,
pembuatan, penangkapan, pemeliharaan, jaminan, transmisi, hak akses,
penyimpanan, pengarsipan, dan pembuangan item informasi;
ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
Manajemen risiko
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara proses dan/atau prosedur yang
terdokumentasi untuk identifikasi dan penilaian berkelanjutan atas risiko terkait aset dan
manajemen aset, serta identifikasi dan penerapan tindakan pengendalian yang diperlukan
sepanjang siklus hidup aset. aset.
 Kekritisan, Penilaian dan Manajemen Risiko
 Perencanaan Kontinjensi dan Analisis Ketahanan
 Pembangunan Berkelanjutan
 Cuaca dan Perubahan Iklim
 Pemantauan Kinerja & Kesehatan Aset & Sistem
 Manajemen Perubahan Aset & Sistem
 Tinjauan Manajemen, Audit & Jaminan
 Hubungan Pemangku Kepentingan
ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
LEGAL AND OTHER REQUIREMENTS
• Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara proses dan/atau prosedur
untuk mengidentifikasi dan mengakses persyaratan hukum, peraturan, undang-undang, dan
persyaratan manajemen aset lain yang berlaku
ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
Manajemen perubahan
 Dimana pengaturan yang ada direvisi, atau pengaturan baru
diperkenalkan yang dapat berdampak pada
 Kegiatan pengelolaan aset, organisasi harus menilai risiko terkait
sebelum pengaturan diterapkan. Pengaturan baru atau revisi yang perlu
dipertimbangkan harus mencakup
 Revisi struktur organisasi, peran atau tanggung jawab
 Revisi kebijakan, strategi manajemen aset,tujuan atau rencana
ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
IMPLEMENTATION OF
ASSET MANAGEMENT
PLAN(S)
Life cycle activities
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara proses
dan/atau prosedur untuk penerapan rencana manajemen aset dan
pengendalian aktivitas di seluruh siklus hidup, termasuk:
 penciptaan, perolehan atau peningkatan aset;
 pemanfaatan aset;
 pemeliharaan aset;
 dekomisioning dan/atau pelepasan aset
IMPLEMENTATION OF ASSET MANAGEMENT PLAN(S)
Alat, fasilitas dan perlengkapan
Organisasi harus memastikan bahwa peralatan, fasilitas dan perlengkapan
dipelihara dan, jika diperlukan, dikalibrasi. Organisasi harus menetapkan dan
memelihara proses dan prosedur untuk mengendalikan kegiatan pemeliharaan dan
kalibrasi, dimana peralatan, fasilitas dan perlengkapan tersebut penting untuk
 Implementasi rencana pengelolaan asetnya;
 Mencapai fungsi dan kinerja yang diperlukan dari aset atau sistem asetnya
 Pemantauan dan pengukuran kinerjadan/atau kondisi
IMPLEMENTATION OF ASSET MANAGEMENT PLAN(S)
PERFORMANCE
ASSESSMENT AND
IMPROVEMENT
Performance and condition monitoring
 Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara proses
dan/atau prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja sistem
manajemen aset dan kinerja dan/atau kondisi aset dan/atau sistem
aset. Proses dan/atau prosedur tersebut harus memberikan
pertimbangan terhadap:
 Pemantauan reaktif untuk mengidentifikasi ketidaksesuaian di masa
lalu atau yang sudah ada dalam sistem manajemen aset, dan segala
kerusakan, kegagalan, atau insiden terkait aset;
 Pemantauan proaktif untuk mencari kepastian bahwa sistem
manajemen aset dan aset dan/atau sistem aset beroperasi
sebagaimana mestinya. Hal ini mencakup pemantauan untuk
memastikan bahwa kebijakan, strategi, dan tujuan pengelolaan aset
terpenuhi, rencana pengelolaan aset diterapkan, dan bahwa proses,
prosedur, atau pengaturan lain untuk mengendalikan aktivitas siklus
hidup aset telah dilaksanakan. efektif;pengukuran kinerjadan/atau
kondisi
PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
Investigasi kegagalan, insiden, dan terkait ketidaksesuaian asset
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara proses dan/atau prosedur
untuk penanganan dan investigasi kegagalan, insiden, dan ketidaksesuaian yang
terkait dengan aset, sistem aset, dan sistem manajemen aset. Proses dan/atau
prosedur ini harus menjelaskan tanggung jawab dan wewenang untuk:
 Mengambil tindakan untuk mengurangi konsekuensi yang timbul dari kegagalan,
insiden, atau ketidaksesuaian;
 Menyelidiki kegagalan, insiden, dan ketidaksesuaian untuk menentukan akar
permasalahannya;
 Mengevaluasi perlunya tindakan pencegahan untuk menghindari terjadinya
kegagalan, insiden dan ketidaksesuaian;
 Mengkomunikasikan, sebagaimana mestinya kepada pemangku kepentingan terkait,
hasil investigasi dan tindakan perbaikan dan/atau tindakan pencegahan yang
teridentifikasi
PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
EVALUATION OF COMPLIANCE
 O r g a n i s a s i h a r u s m e n e t a p k a n , m e n e ra p k a n d a n m e m e l i h a ra
p r o s e s d a n / a t a u p r o s e d u r u n t u k m e n g e va l u a s i k e p a t u h a n n ya
t e r h a d a p p e r s ya ra t a n h u k u m d a n p e ra t u ra n l a i n n ya a t a u
p e r s ya ra t a n m u t l a k ya n g b e r l a k u , d a n h a r u s m e n e n t u k a n
f r e k u e n s i e va l u a s i t e r s e b u t .
 O r g a n i s a s i h a r u s m e n y i m p a n c a t a t a n h a s i l e va l u a s i t e r s e b u t
PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
AUDIT
Organisasi harus memastikan bahwa audit terhadap sistem manajemen
aset dilakukan untuk menentukan apakah sistem manajemen aset:
 S e s u a i d e n g a n r e n c a n a p e n g a t u ra n a s e t m a n a j e m e n , t e r m a s u k
p e r s ya ra t a n nya .
 Te l a h d i t e ra p k a n d a n d i p e r t a h a n k a n .
 E f e k t i f d a l a m m e m e n u h i k e b i j a k a n m a n a j e m e n a s e t
o r g a n i s a s i , s t ra t e g i m a n a j e m e n a s e t , d a n t u j u a n m a n a j e m e n
a s e t .
PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
Tindakan perbaikan Tindakan korektif dan preventif
PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara proses dan/atau prosedur untuk
mendorong:
 Tindakan perbaikan untuk menghilangkan penyebab buruknya kinerja dan ketidaksesuaian
 Diidentifikasi dari investigasi, evaluasikepatuhan dan audit untuk menghindari terulangnya hal
tersebut
 Tindakan pencegahan untuk menghilangkan potensi penyebab ketidaksesuaian atau kinerja
buruk.
Records
 Organisasi harus membuat dan memelihara
catatan yang diperlukan untuk menunjuk-
kan kesesuaian terhadap persyaratan sis-
tem manajemen asetnya
 Catatan harus dapat dibaca, diidentifikasi ,
dan dilacak.
 Catatan harus disimpan sesuai dengan
persyaratan
PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
Management review
Manajemen puncak harus meninjau secara berkala sistem manajemen
aset organisasi yang dianggap tepat untuk memastikan kesesuaian,
kecukupan, dan efektivitas yang berkelanjutan. Peninjauan harus
mencakup penilaian perlunya perubahan pada sistem manajemen aset,
termasuk kebijakan manajemen aset, strategi manajemen aset, dan
tujuan manajemen aset
PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
MANAJEMEN
INVENTARIS ASET
PERUSAHAAN
Peran
Manajemen
Inventarisasi
Barang dan Aset
Perusahaan
 Inventaris adalah suatu daftar berisi seluruh barang milik institusi, yang
berguna untuk menjalankan operasionalnya
 suatu kata berasal dari bahasa Inggris di mana memiliki arti barang
ataupun bahan milik perusahaan untuk diolah kembali menjadi produk
penjualan maupun perbaikan
 inventaris adalah daftar berisi sumber daya penting demi
keberlangsungan perusahaan.
DEFINISI/PENGERTIAN
Menjaga sarana prasarana milik kantor.
Memudahkan kegiatan kontrol inventaris terhadap penggunaan budget
perusahaan.
Sebagai bahan pertimbangan untuk pengadaan atau pemeliharaan.
Membantu merencanakan, menyalurkan, memelihara, dan menyimpan
aset milik kantor.
Sebagai pedoman untuk menghitung nilai kekayaan aset.
Mempercepat proses pembuatan laporan.
Sebagai bahan rujukan bila terjadi kecurangan pegawai atau pencurian
dalam perusahaan.
Memeriksa dan mengontrol keluar masuknya barang
FUNGSI & MANFAAT
PENTINGNYA
MENGELOLA
INVENTARIS
DENGAN BAIK
1. Mempermudah dalam Akses Tata Letak
 Mengatur inventaris pada gudang yang sangat besar tentu
memerlukan waktu dan tenaga ekstra, apalagi jika jumlah
barangnya mencapai ribuan.
 Dengan menerapkan pengelolaan inventaris yang baik,
kamu bisa lebih mudah mengawasi ribuan barang tersebut
menggunakan tata letak barang dan produk yang berbeda.
 Perkembangan teknologi saat ini sudah didukung dengan
penggunaan sistem barcode di setiap tata letak barang
persediaan sehingga membuat pekerjaan manajemen
pergudangan semakin mudah dan cepat.
2. Meningkatkan Layanan
 Selalu tersedia
 Cepat dilayani
 Mudah dalam pengawasan dan pengendalian
PENTINGNYA
MENGELOLA
INVENTARIS
DENGAN BAIK
3. Mengurangi Penyusutan Inventaris
4. Mengukur Kinerja Pengelolaan Inventaris
 Dalam akuntansi terdapat istilah depresiasi atau penyusutan yang
berarti berkurangnya nilai jual suatu barang, depresiasi ini dapat
terjadi pada aset perusahaan atau aktiva bersifat tetap.
 Penyusutan inventaris adalah biasanya disebabkan oleh human error,
bisa karena kesalahan pencatatan, kesalahan membuat alur
inventarisasi, bahkan pencurian, hal semacam ini dapat
mempengaruhi kondisi finansial perusahaan.
 Kinerja pengelolaan inventaris dapat diukur menggunakan Key
Performance Indicator (KPI), apabila kinerja karyawan baik, maka
kamu akan dipermudah dalam memantau serta mengelola inventaris
perusahaan.
 Hasil pengukuran KPI akan menunjukkan seberapa baik perusahaanmu
dalam mengelola inventaris dan bisa memudahkan dalam
menerapkan fungsi akuntansi
Pedoman Umum
Pengelolaan Arsip
dan Inventaris
Barang
1. Sesuai dengan Peraturan yang
berlaku
2. Meningkatkan Keamanan
3. Mengklasifikasikan Produk
4. Memantau Stok dan Audit
secara Berkala
5. Dilakukan dengan standar
kompetensi
PRINSIP
DASAR
MANAJEMEN
INVENTARIS
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada
pengguna internal dan external perusahaan
dalam pengelolaan dan pemanfaatan asset yang
autentik dan terpercaya
b. Mewujudkan pengelolaan Arsip yang handal dan
bermanfaat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
c. Mewujudkan ketersediaan asset yang autentik
dan terpercaya
d. Pelayanan kebutuhan laporan dapat terlaksana
dengan cepat, tepat dan efisien;
e. Tidak terjadi kerusakan dan/atau kehilangan Aset
f. Tercatat dan terdokumentasi;
g. Tertata dan tersimpanan
h. Pengamanan
PRINSIP DASAR
MANAJEMEN
KANTOR DAN FILING
BERDASARKAN 5S
(5R)
SEIRI/ RINGKAS
Membuang barang-barang yang tidak diperlukan dari
tempat kerja
SEITON/ RAPI
Menstandarkan tempat penyimpanan barang
SEISO/ RESIK
Menjaga segala sesuatu tetap bersih di lingkungan kerja
SEIKETSU/ RAWAT
Menjaga tempat kerja agar selalu RINGKAS, RAPI, dan
RESIK
SHITSUKE
Membiasakan melakukan dengan tepat prosedur yang
benar
Tujuan:
Menciptakan keleluasaan
da-lam bekerja dan
kebebasan dalam bergerak
tanpa terha-lang berbagai
barang yang ti-dak berguna
Membuang barang yang
tidak diperlukan
1. Strategi Label Merah
Mengendalikan dan
memeriksa tingkat
persediaan barang
1. Pembuatan Kontrol
Visual
2. Memberi label Merah
pada persediaan yang
tidak perlu
Mencegah adanya
barang yang tidak
diperlukan
1. Menanamkan sikap
terhadap Ringkas
2. Membuat sistem
tanpa limbah dan
sisa
TAHAP AKTIF
TAHAP PREVENTIF
TAHAP EFEKTIF
RED LABEL STRATEGI
BERI LABEL MERAH
TENTUKAN YANG AKAN
DIKERJAKAN
TENTUKAN TEMPAT PROSES
SELANJUTNYA
ARSIPKAN YANG SUDAH
TIDAK ADA PROSES
LANJUTAN
BERI LABEL INFORMASI UNTUK
PROSES SELANJUTNYA
Strategi Label Merah
1 Persiapan Tentukan waktu, tempat, dan tim.
2 Membedakan barang
dengan Label Merah
Menentukan kategori (peralatan,
mesin, dsb.).
3 Menentukan standar
Label Merah
Buat standar untuk kategori barang
yang akan diberi Label Merah.
4 Pembuatan Label
Merah
Yang terpenting adalah setiap orang
dengan cepat dan mudah dapat
melihatnya.
5 Menempelkan Label
Merah
Tempelkan Label pada setiap benda
yang dipertanyakan. Untuk ini anda
harus tegas.
6 Menangani barang ber-
Label Merah dan
evaluasi
Buat daftar barang, kemudian
pisahkan berdasarkan kategori tidak
diperlukan, kadang-kadang, sering,
dsb.
Tujuan:
- Mengetahui dengan
cepat bila ada
penyimpangan
- Mempermudah
pengambilan barang
- Mempercepat penyim-
panan kembali
RAPI
Membenahi tempat
penyim-panan barang
1. Denah
2. Warna
3. Garis pemisah
4. Papan petunjuk
5. Standarisasi
6. Sist Penyimpanan
7. Pengelompokkan
Membudayakan Rapi di
tempat kerja
1. Menandai barang
2. Garis penempatan
3. Penambahan warna
4. Jalur kerja sesuai alur
5. Penempatan
barang/aset
Mencegah ketidak-rapian
1. Mencari sumber
penyimpangan
2. Mencegah sumber
penyimpangan
3. Mencegah penyim-
pangan dari alat/
perlengkapan kerja/aset
TAHAP AKTIF
TAHAP PREVENTIF
TAHAP EFEKTIF
1.Membuat denah tempat penyimpanan
2. Memberi tanda pada tempat kerja/file/asset
3. Membuat tanda pembeda/pemisah/identitas
4. Menerapkan visual kontrol
5.Menetapkan standarisasi penyimpanan
6. Mengelompokkan berdasarkan fungsi
RAPI
Tujuan:
- Menciptakan tempat kerja
agar selalu bersih dan
terang
- Menciptakan lingkungan
kerja yang nyaman
- Mencegah perlengkapan
kerja supaya tidak cepat
rusak
RESIK
Mengatur prose-dur
kebersihan harian
1. Tentukan sasaran
2. Tentukan petugas
3. Buat metode
4. Siapkan peralatan
5. Penerapan
Membudayakan kebersihan
dan pemeriksaan
1. Target pemeriksaan
2. Penanggung jawab Resik &
pemeriksaan
3. Metoda pemeriksaan
4. Penerapan Resik &
pemeriksaan
5. Penerapan Resik &
pemeliharaan
Menjaga selalu bersih
1. Ubah pola piker
2. Cari penyebab kotor
3. Identifikasi sumber
penyebab kotor
4. Cari cara untuk
mencegah datangnya
kembali kotoran
TAHAP AKTIF
TAHAP PREVENTIF
TAHAP EFEKTIF
Tujuan:
- Mencegah penurunan
kondisi lingkungan dari 3R
- Menjaga kebiasaan (habit)
3R
RAWAT
Mempertahankan tempat
kerja selalu 3R
1. Periksa barang yang
tidak diperlukan
2. Periksa tempat
penyimpanan
3. Periksa debu atau
kotoran
Membudayakan 3R sebagai
kebiasaan (habit)
1. Menetapkan tanggung
jawab 3R
2. Menggabungkan
tanggung jawab 3R ke
dalam tugas regular
3. Mengecek tingkat
perawatan 3R
Mencegah penurunan
kondisi lingkungan dari
3R
1. Mencegah penurunan
Ringkas
2. Mencegah penurunan
Rapi
3. Mencegah penurunan
Resik
TAHAP AKTIF
TAHAP PREVENTIF
TAHAP EFEKTIF
3 Prinsip TIDAK:
1. TIDAK ada barang yang tidak
diperlukan
2. TIDAK berserakan
3. TIDAK kotor
Tujuan:
- - Pengendalian
pelaksanaan “visual
control” di tempat kerja
- Mempertahankan Rawat
di tempat kerja
- Pencegahan penurunan
kondisi 5R
RAJIN
Pengendalian visual
1. Membuat pengen-
dalian visual
2. Membuat foto seblm
& sesdh 5R
3. Membuat slogan 5R
4. Membuat lembar
kontrol 5R
Pembudayaan 5R
1. Mensosialisasikan 5R
2. Melaksanakan
pemeriksaan
pengendalian visual
3. Mensosialisasikan 5R
4. Mengevaluasi
perkembangan 5R
1. Pelatihan yang
sistematis
2. Pembuatan system
3. Patroli 5R
4. Membuat system
pencegahan
5. Mengadakan pela-
tihan 5R
6. Menstandarkan 5R
TAHAP AKTIF
TAHAP PREVENTIF
TAHAP EFEKTIF
Pelaksanaan
Inventarisasi
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengawasan
Dalam Perencanaan dipertimbangkan beberapa hal :
 Pengendalian, pemanfaatan, pengamanan dan pengawasan
setiap barang (berkaitan dengan administrasi barang)
 Usaha untuk menggunakan, memanfaatkan setiap barang
secara maksimal sesuai dengan tujuan dan fungsinya
masing-masing
 Menunjang pelaksanaan tugas
Dalam pelaksanaan dapat dipergunakan beberapa aplikasi
yaitu:
 Daftar rekapitulasi (jumlah barang hasil stock taking, daftar
mutasi barang)
 Daftar mutasi barang
 Buku induk inventaris adalah gabungan/kompilasi dari
beberapa buku inventaris
PERENCANAAN
 Tujuan dan metoda Inventaris Aset harus diselaraskan
1. Akuntansi (profitability, neraca, rugi-laba, arus kas)
2. Produksi atau Pelayanan Jasa (stock, ketersediaan, limbah, dll.)
3. Supplier
4. Usia Stock (Aging) -> Expiration -> Pemusnahan (Dispose)
5. Depresiasi
6. Nilai
7. Fungsi atau peruntukan
8. Jenis, dan lain-lain
 Penyimpanan dan Alur Barang
 Data (pengumpulan, analisa, keputusan, peramalan, dll)
Pengendalian,
pemanfaatan,
pengamanan dan
pengawasan setiap
barang (berkaitan
dengan administrasi
barang)
tujuan dan fungsinya masing-masing
Menunjang pelaksanaan tugas
PELAKSANAAN
1. Setiap Pemasukan dan Pengeluaran Barang serta Stock yang ada
selalu terbaharukan (terupdate) sesuai dengan waktu transaksi
dan kondisi aktual saat itu
2. Tersedia Daftar Mutasi Pemasukan dan pengeluaran berupa kartu
kendali di area persediaan dan sesuai dengan data pembukuan
secara akuntansi
3. Buku besar / Jurnal Akuntasi yang mencerminkan kondisi dan nilai
asset saat itu secara pembukuan perusahaan dan actual
persediaan
PENGAWASAN
 Pengawasan dan Pengendalian Asset harus disesuaikan dengan tanggal
pembelian (pencatatan sebagai asset) baik secara tunai ataupun hutang,
tanggal penerimaan, dan ketersediaan asset dalam Persediaan Aktual
 Pengawasan dan Pengendalian Asset harus disesuaikan dengan tanggal
penjualan atau masuk ke proses produksi (pencatatan sebagai
pengeluaran) baik secara tunai ataupun piutang, dan ketersediaan asset
dalam Persediaan Aktual
 Pencatatan Penjualan dan Pembelian menjadi analisa tersendiri dalam
profitabilitas perusahaan untuk menentukan level persediaan yang
sangat menguntungkan
Mutasi Barang
Mutasi barang adalah proses perpindahan barang dari satu
tempat penyimpanan ( gudang ) menuju tempat penyimpanan
yang lain (ataupun proses selanjutnya), baik itu dalam wilayah
yang sama maupun wilayah yang berbeda.
Dengan adanya mutasi barang, maka secara otomatis jumlah
barang di tempat asal akan berkurang dan begitu juga
sebaliknya.
Untuk mengontrol mutasi barang, diperlukan suatu laporan
agar jumlah barang yang ada memiliki jumlah yang
seharusnya.
PEMBERIAL
LABEL DAN
KODE BARANG
 Metoda Pemberian label dan Kode Barang secara umum
dilakukan untuk memudahkan semua anggota organisasi atau
perusahaan dapat dengan mudah menelusuri keberadaan
barang, keseragaman dalam pencatatan (data master untuk
semua jenis pencatatan yang penting dalam perusahaan)
 Beberapa alternatif/pilihan dalam membuat data master
untuk pemberian label dan kode barang :
1. Jenis Material penyusun barang (besi, plastic, kulit, dll)
2. Fungsi Barang (tujuan pengadaan)
3. Masa berlakunya penyusutan (depresiasi)
4. Tanggal Produksi atau tanggal penerimaan
5. Lokasi/penempatan
6. Tanggal/Masa perkiraan penghapusan
7. Kecepatan dalam penggunaan (konsumsi/order
pelanggan)
8. dan informasi lain yang memudahkan dalam
pengawasan dan pengendalian persediaan (inventory)
PENGHAPUSAN
ASET/BARANG  Setiap Persediaan Memiliki aturan dalam masa
berlakunya (length life) barang tersebut dalam
persediaan
 Sehingga terdapat aturan atau prosedur yang harus
dilakukan dalam penetapan masa berlakunya dan
masa penghapusan asset dalam inventory
 Penghapusan Aset merupakan biaya karena
melakukan tindakan penghapusan aktiva yang artinya
dalam pencatatan pembukuan penghapusan aktiva
ini harus di seimbangkan dengan pencatatan
pembiayaan
 Sehingga umumnya penghapusan ini melalui
prosedur yang terukur, transparan, dan disetujui oleh
pemangku keputusan karena menyangkut kinerja
pada saat penghapusan asset itu dilakukan
PENGELOLAA
N ARSIP DAN
ASET
 Lokasi Aset
 Status Aset
 Penomoran Aset
Apabila lokasi asset tersebar dalam satu pengendalian dan
pengawasan sebaiknya lokasi asset masuk kedalam kode asset /
penomoran asset, sehingga mudah ditelusuri lokasi asset berdasar
pencatatan dan secara visulan mudah di temukan apabila terjadi
kesalahan penempatan lokasi
 Status Aset terbagi menjadi dua berdasarkan status keberadaan
Aset, yaitu; Status Normal dan Status Penghapusan (Disposal)
 Dapat juga ditambahkan Status Aset berdasarkan kebutuhan, baik
untuk Status Normal atau Status Penghapusan
 Umumnya Penomoran Aset dilakukan dengan penetapan Standar
Operation Prosedur (SOP)
 Dibuat sebagai panduan kerja kegiatan penomoran dan inventarisasi
Barang untuk rekonsiliasi asset dan penomoran barang serta
pencatatan dalam neraca asset
 SOP ini disusun untuk menjamin seluruh pengadaan dan
penambahan aset tercatat secara benar sesuai kaidah yang berlaku
MANAJEMEN
ASET, LOGISTIK
DAN
PENGELOLAAN
INVENTORY
Perencanaan
Pengadaan
dan
Persediaan
1
2
Penerimaan
dan
Pencatatan
3 4 5
Pengelolaan
Inventory
MANAJEMEN LOGISTIK
 Manajemen Logistik adalah Penataan serangkaian
proses yang meliputi kegiatan perencanaan,
implementasi, hingga pengawasan terhadap suatu
proses perpindahan. Perpindahan itu sendiri meliputi
barang, jasa, energi, dan sumber daya yang lain.
 Manajemen yang menitik beratkan pada cara
pengelolaan barang melalui tindakan-tindakan
perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan,
penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan dan
penghapusan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
Pengertian
Manajemen
Logistik
RUANG
LINGKUP
MANAJEMEN
LOGISTIK
1. Desain Network
2. Pengadaan
3. Penanganan Material
4. Proses Order
5. Manajemen Inventori
6. Packaging
7. Distribusi
PENGERTIAN MANAJEMEN
PERSEDIAAN
Proses memesan, menyimpan, dan menggunakan inventory
atau inventaris sebuah bisnis atau perusahaan
Pengaturan mengenai seberapa banyak barang harus dipesan,
disimpan di gudang, dan distribusinya sekaligus biayanya
Persediaan merupakan sejumlah bahan/barang yang
disediakan oleh perusahaan, baik berupa bahan jadi, bahan
mentah, maupun barang dalam proses yang disediakan untuk
menjaga kelancaran operasi perusahaan guna memenuhi
permintaan konsumen setiap waktu
Persediaan juga dapat didefinisikan sebagai suatu aktiva yang
meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud
untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu untuk
memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap
waktu
TUJUAN DAN
FUNGSI
MANAJEMEN
PERSEDIAAN
Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan
antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan
Fungsi Manajemen Persediaan
 Fungsi Decoupling
 untuk membantu perusahaan agar bisa memenuhi permintaan
langganan tanpa tergantung pada supplier
 Fungsi Economic Lot Sizing
 Mempertimbangkan penghematan-penghematan (potongan
pembelian, biaya pengangkutan per unit lebih murah dan
sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian dalam
kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang
timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi,
risiko dan sebagainya)
 Fungsi Antisipasi
 untuk mengantisipasi dan mengadakan permintaan musiman
(seasonal inventories), menghadapi ketidak pastian jangka waktu
pengiriman dan untuk menyediakan persediaan pengamanan
(safety stock)
Bahan yang akan digunakan untuk melaksanakan proses
pelayanan tersebut tidak dapat dibeli atau didatangkan
secara satu per satu dalam jumlah unit yang diperlukan
Ketiadaan persediaan tersebut akan mengakibatkan
terhentinya pelaksanaan pelayanan pelanggan
Persediaan bahan baku dalam jumlah besar tersebut akan
mengakibatkan terjadinya biaya persediaan yang semakin
besar
Beberapa hal yang
menyangkut tujuan
menyelenggarakan
persediaan
SISTEM MANAJEMEN
PERSEDIAAN
4 SISTEM DALAM MANAJEMEN PERSEDIAAN
Red line method
Two-bin method
Computerized inventory control system
Just-in-time system
Red line method
adalah pengendalian persediaan dengan cara
menggambar suatu garis merah di sekeliling
bagian dalam peti/kotak tempat penyimpanan
persediaan untuk menandai titik pemesanan
ulang
Two-bin method
adalah pengendalian persediaan yang titik
pemesanan ulang dicapai jika salah satu dari
dua peti penyimpanan persediaan kosong
Computerized inventory control system
adalah sistem pengendalian persediaan
dengan menggunakan komputer untuk
menentukan titik pemesanan ulang dan
untuk mengatur keseimbangan persediaan
Just-in-time system
adalah sistem pengendalian persediaan
yang produsen mengkoordinasikan
produksinya dengan pemasok sehingga
bahan baku dan komponen-komponen lain
tiba dari pemasok tepat pada saat
dibutuhkan dalam proses produksi
KEPUTUSAN DALAM
MANAJEMEN
PERSEDIAAN
Sasaran akhir dari manajemen persediaan adalah untuk
meminimumkan biaya dalam perubahan tingkat persediaan
Untuk mempertahankan tingkat persediaan yang optimum,
diperlukan jawaban atas dua pertanyaan mendasar sebagai
berikut:
1) Kapan melakukan pemesanan
2) Berapa jumlah yang harus dipesan dan kapan melakukan
pemesanan kembali
Tekanan dalam penentuan jumlah Inventori
Tekanan untuk persediaan rendah
 Invetasi Persediaan
 Biaya penyimpanan persediaan
Tekanan untuk persediaan tinggi
 Pelayanan kepada pelanggan
 Kehilangan penjualan
Max Stock
Min Stock
KAPAN MELAKUKAN PEMESANAN
Untuk menjawab pertanyaan kapan melakukan pemesanan, dapat dilakukan dengan tiga pendekatan,
yaitu
• 1) Pendekatan titik pemesanan kembali (reorder point approach)
• 2) Pendekatan tinjauan periodic (periodic review approach)
• 3) Material requitment planning (MRP)
BERAPA JUMLAH YANG HARUS DIPESAN DAN KAPAN
MELAKUKAN PEMESANAN KEMBALI
Ini Menyangkut Biaya, sedangkan biaya dalam keputusan Persediaan ada 5 kategori :
• A) Biaya Pemesanan (Ordering Cost)
• B) Biaya Penyimpanan (Carrying cost)
• C) Biaya kekurangan persediaan (stock-out cost)
• D) Biaya yang dikaitkan dengan Kapasitas
• E) Biaya bahan atau barang itu sendiri
BIAYA PEMESANAN (ORDERING COST)
Merupakan biaya untuk melakukan pemesanan dan menerima barang pesanan, tidak
dipengaruhi oleh jumlah persediaan rata-rata (biaya tetap). Ordering akan semakin kecil
jika jumlah yang dipesan makin besar.
Total Ordering Cost :
TOC = O x N = O x T/Q
O = Jumlah Biaya tetap untuk setiap pemesanan
N = Frekwensi pemesanan/tahun
T = Jumlah unit yang dijual per tahun
Q = Jumlah pemesanan
BIAYA PENYIMPANAN (CARRYING COST)
Biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar
peluang yang hilang apabila nilai persediaan
digunakan untuk investasi (Cost of capital).
 Carry cost, meliputi biaya gudang, asuransi, dan
pajak (Cost of storage). Biaya ini berubah sesuai
dengan nilai persediaan.
 Carrying cost , makin kecil jika jumlah yang
dipesan makin kecil
Total Biaya Penyimpanan
TCC = C x P x A
Persediaan Rata-rata
A = Q/2
= ( S / N ) / 2
TCC = Total Biaya Penyimpanan
S = Penjualan Tahunan
N = Frekwensi Pemesanan
C = Biaya Penyimpanan
P = Harga beli per unit
Biaya kekurangan persediaan (stock-out cost)
 Adalah biaya yang terjadi apabila persediaan tidak tersedia di gudang ketika
dibutuhkan untuk produksi atau ketika langganan memintanya
Biaya yang dikaitkan dengan kapasitas
 Adalah biaya yang terjadi karena perubahan dalam kapasitas produksi
Biaya bahan atau barang itu sendiri
 Adalah harga yang harus dibayar atas item yang dibeli.
 Biaya ini akan dipengaruhi oleh besarnya diskon yang diberikan oleh supplier.
MANAJEMEN INVENTORY
 Visualisasi
 Indikasi Barang
 Alur Pergerakan Barang
 Terkelompokan / Grouping
 Standar Operation Procedure
 Lokasi Penyimpanan
 Status Persediaan / Stock
 Order Sinyal
SOP
1. Alur
Pros
es
2. Upda
te
stock
TINGKAT
PERPUTARAN
PERSEDIAAN
Persediaan barang sebagai
pos utama dari modal kerja
merupakan aktiva yang selalu
dalam keadaan berputar,
dimana secara terus menerus
selalu mengalami perubahan
Keluar
Masuk
Apabila perusahaan kurang tepat dalam
menentukan jumlah investasi dalam
persediaan, maka akan berakibat ganda
dalam laporan keuangan, yaitu pada asset
perusahaan dan pada profitabilitas
 Over Investment
 Under Investment
Kemungkinan hal yang terjadi adalah :
Over investment
 Akan memperbesar beban bunga,
 memperbesar biaya penyimpanan dan
pemeliharaan di gudang,
 memperbesar kerugian karena kerusakan
 turunnya kualitas, keusangan
 semuanya ini menentukan profitabilitas
Under investment
 mempunyai efek yang menekan keuntungan
juga, karena kekurangan material
perusahaan tidak akan bekerja dengan full-
capacity
 capital asset dan direct labor tidak dapat
diberdayakan dengan seoptimal mungkin.
Hal ini tentunya menyebabkan tingkat
profitabilitas tidak maksimal
Over
Under
MANAJEMEN
FILING MODERN :
PENERAPAN E DATA
 Lokasi Aset/Arsip
 Status Aset/Arsip
 Penomoran Aset/Arsip
 Standar Master Data lainnya
1. Memudahkan Proses
Selanjutnya
2. Pengawasan dan
Pengendalian
Document Management
 Manajemen dokumen adalah sistem atau proses yang digunakan untuk menangkap,
melacak, dan menyimpan dokumen elektronik seperti PDF, file pengolah kata, dan gambar
digital dari konten berbasis kertas.
 Manajemen dokumen dapat menghemat waktu dan biaya dan memberikan keamanan
dokumen, kontrol akses, penyimpanan terpusat, jalur audit, serta pencarian dan
pengambilan yang efisien
 Adalah suatu sistem atau perangkat lunak yang dirancang untuk mengelola suatu basis data dan
menjalankan operasi terhadap data yang diminta banyak pengguna.
 Contoh tipikal SMBD adalah akuntansi, sumber daya manusia, dan sistem pendukung pelanggan,
SMBD telah berkembang menjadi bagian standar di bagian pendukung (back office) suatu
perusahaan. Contoh SMBD adalah Oracle, SQL server 2000/2003, MS Access, MySQL dan sebagainya.
 DBMS merupakan perangkat lunak yang dirancang untuk dapat melakukan utilisasi dan mengelola
koleksi data dalam jumlah yang besar.
 DBMS juga dirancang untuk dapat melakukan manipulasi data secara lebih mudah..
Sistem manajemen basis data DBMS
Praktik terbaik manajemen dokumen di perusahaan
1. Mulailah dengan sasaran (KPI) dan kembangkan metrik utama
2. Memprioritaskan otomatisasi proses bisnis yang sederhana dan sering digunakan
3. Tingkatkan proses berbasis kertas alih-alih menirunya
4. Tangkap konten dekat dengan titik asal
5. Pastikan inerfacenya pengguna mudah dan intuitif
6. Manfaatkan Cloud/Public Server Data Base
7. Buat struktur folder dan tipe dokumen yang konsisten
8. Siapkan Kebijakan Pengawasan
9. Gunakan tanda tangan elektronik untuk keamanan yang lebih ketat dan kepatuhan yang
lebih mudah
10. Sederhanakan alur kerja persetujuan dengan otomatisasi
Document Management
PEDOMAN
PENYUSUNAN
LAPORAN
ASET
Dalam penyusunan Aset Report, selalu disesuaikan
dengan aturan yang berlaku sebagai contoh:
 Standar Akuntansi Indonesia
 Standar Operation tentang Pengendalian dan
pengawasan Aset
 Tanggal pengakuan/pembukuan asset
 Deskripsi Aset
 Kondisi Aset
 Lokasi dan Pengguna Aset
 Unit of Measurement Asset
 Label yang diaplikasikan pada asset tersebut
secara data master dan aktual kode label
 Identitas Aset tersebut dalam Buku besar
pencatatan

More Related Content

Similar to ASSET MANAGEMENT.pptx

Tugas akuntansi II
Tugas akuntansi IITugas akuntansi II
Tugas akuntansi II
hsprabowo
 
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali,membandingkan kerangka pengendalian inte...
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali,membandingkan kerangka pengendalian inte...Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali,membandingkan kerangka pengendalian inte...
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali,membandingkan kerangka pengendalian inte...
Fazril Azi
 
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi AkuntansiSistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi
awalalghali
 

Similar to ASSET MANAGEMENT.pptx (20)

PPT Modul 2.pptx
PPT Modul 2.pptxPPT Modul 2.pptx
PPT Modul 2.pptx
 
PPT Modul 2.pptx
PPT Modul 2.pptxPPT Modul 2.pptx
PPT Modul 2.pptx
 
Manjemen Layanan SIM
Manjemen Layanan SIMManjemen Layanan SIM
Manjemen Layanan SIM
 
Layanan si kelompok 2 2 ka07
Layanan si kelompok 2 2 ka07Layanan si kelompok 2 2 ka07
Layanan si kelompok 2 2 ka07
 
5 perencanaan
5 perencanaan5 perencanaan
5 perencanaan
 
Tugas akuntansi II
Tugas akuntansi IITugas akuntansi II
Tugas akuntansi II
 
Manajemen layanan sim
Manajemen layanan simManajemen layanan sim
Manajemen layanan sim
 
What is IT governance?
What is IT governance?What is IT governance?
What is IT governance?
 
3031292(1).ppt
3031292(1).ppt3031292(1).ppt
3031292(1).ppt
 
Konsep dan Ruang Lingkup Manajemen Aset_Materi Training "MANAJEMEN LOGISTIK &...
Konsep dan Ruang Lingkup Manajemen Aset_Materi Training "MANAJEMEN LOGISTIK &...Konsep dan Ruang Lingkup Manajemen Aset_Materi Training "MANAJEMEN LOGISTIK &...
Konsep dan Ruang Lingkup Manajemen Aset_Materi Training "MANAJEMEN LOGISTIK &...
 
Penerapan SM Perusahaan.pptx
Penerapan SM Perusahaan.pptxPenerapan SM Perusahaan.pptx
Penerapan SM Perusahaan.pptx
 
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategy
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategyCut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategy
Cut Zurnali - Tactical factors that shape operations strategy
 
Konsep dasar akuntansi manajemen
Konsep dasar akuntansi manajemenKonsep dasar akuntansi manajemen
Konsep dasar akuntansi manajemen
 
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi AkuntansiTinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi
Tinjauan Menyeluruh Atas Sistem Informasi Akuntansi
 
Bab 1 konsep dasar akuntansi manajemen dan keuangan
Bab 1 konsep dasar akuntansi manajemen dan keuanganBab 1 konsep dasar akuntansi manajemen dan keuangan
Bab 1 konsep dasar akuntansi manajemen dan keuangan
 
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali,membandingkan kerangka pengendalian inte...
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali,membandingkan kerangka pengendalian inte...Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali,membandingkan kerangka pengendalian inte...
Si pi, fazril azi nugraha, hapzi ali,membandingkan kerangka pengendalian inte...
 
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi AkuntansiSistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi
 
Silabus Training _"Effective BUILDING & ASSET MANAGEMENT di BUMN dan BUMD" (d...
Silabus Training _"Effective BUILDING & ASSET MANAGEMENT di BUMN dan BUMD" (d...Silabus Training _"Effective BUILDING & ASSET MANAGEMENT di BUMN dan BUMD" (d...
Silabus Training _"Effective BUILDING & ASSET MANAGEMENT di BUMN dan BUMD" (d...
 
SIPI,5,Hajuini,Hapzi Ali, Cobit coso dan ERM,Universitas Mercu Buana,2018.Pdf.
SIPI,5,Hajuini,Hapzi Ali, Cobit coso dan ERM,Universitas Mercu Buana,2018.Pdf.SIPI,5,Hajuini,Hapzi Ali, Cobit coso dan ERM,Universitas Mercu Buana,2018.Pdf.
SIPI,5,Hajuini,Hapzi Ali, Cobit coso dan ERM,Universitas Mercu Buana,2018.Pdf.
 
(2022) Silabus Training "ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT"
(2022) Silabus Training "ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT"(2022) Silabus Training "ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT"
(2022) Silabus Training "ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT"
 

More from agushermawan702359 (8)

TIME MANAGEMENT.pptx
TIME MANAGEMENT.pptxTIME MANAGEMENT.pptx
TIME MANAGEMENT.pptx
 
TQM.pptx
TQM.pptxTQM.pptx
TQM.pptx
 
NEEDS ANALYSIS (TNA) & EVALUATION Training.pptx
NEEDS ANALYSIS (TNA) & EVALUATION Training.pptxNEEDS ANALYSIS (TNA) & EVALUATION Training.pptx
NEEDS ANALYSIS (TNA) & EVALUATION Training.pptx
 
Forecasting Management.pptx
Forecasting Management.pptxForecasting Management.pptx
Forecasting Management.pptx
 
FLEET MANAGEMENT.pptx
FLEET MANAGEMENT.pptxFLEET MANAGEMENT.pptx
FLEET MANAGEMENT.pptx
 
Inventory Management.pptx
Inventory Management.pptxInventory Management.pptx
Inventory Management.pptx
 
Assessment & Recruitment Management.pptx
Assessment & Recruitment Management.pptxAssessment & Recruitment Management.pptx
Assessment & Recruitment Management.pptx
 
Letter of Credit .pptx
Letter of Credit .pptxLetter of Credit .pptx
Letter of Credit .pptx
 

ASSET MANAGEMENT.pptx

  • 2. • Understanding of Asset Management • Principle and Objective of Asset Management • Contribution of Asset Management • Asset Life Cycle Management Model • Asset Utilization • Asset Management Policy • Implementation of Asset Management MATERI PELATIHAN
  • 3. UNDERSTANDING OF ASSET MANAGEMENT Manajemen aset adalah proses perencanaan dan pengendalian perolehan, pengoperasian, pemeliharaan, pembaruan, dan pelepasan aset organisasi, meningkatkan potensi pengiriman aset dan meminimalkan biaya dan risiko yang terlibat. Pemeliharaan yang memadai dan penerapan sistem, sumber daya manusia, dan proses yang tepat memastikan peningkatan modal yang positif selama siklus hidup asset atau meningkatkan potensi penyerahan aset dan menurunkan biaya. PROSES SISTEMATIS Pemeliharaan Peningkatan Penghapusan Pengadaan Hemat Biaya Meningkatkan potensi penyerahan asset Menurunkan biaya
  • 4. Menggerakkan bisnis Business bertahan secara efektif Business berkembang Manajemen aset adalah bagian penting dari stra- tegi manajemen bisnis yang efektif. Manajemen aset melibatkan orang-orang dari semua area dan divisi bisnis, mulai dari COO dan manajer hingga auditor dan insinyur, dan bahkan spesialis TI dan operator peralatan konsep manajemen terus berkembang. Seberapa baik perusahaan menerima peru- bahan akan menentukan perusahaan mana yang akan sejahtera di tahun-tahun mendatang.
  • 5. “Manajemen aset adalah program terstruktur untuk memberikan tingkat layanan yang dibutuhkan pelanggan Anda sekaligus meminimal- kan biaya kepemilikan asset selamanya.” Elemen 1: Program Terstruktur  Asset Management sangat terstruktur  Keputusan mengenai aset dibuat dengan cara yang dapat diulang dan didukung, berdasarkan data yang baik  Struktur Asset Management selalu mencakup siklus perbaikan berkelanjutan Elemen 2: Tingkat Layanan Tertentu  Asset Management tidak ingin memberikan layanan optimal, melainkan ingin memberikan tingkat layanan tertentu  Tingkat ini dipilih berdasarkan tingkat layanan/pengorbanan biaya  Idealnya, tingkat layanan “disepakati” dengan pelanggan yang mengetahui sepenuhnya trade-off tersebut Elemen 3: Meminimalkan Biaya Aset  Semua keputusan aset (memperoleh, memelihara, memperbarui, mengganti) dibuat berdasarkan siklus hidup  Setiap keputusan meminimalkan nilai sekarang dari seluruh biaya kepemilikan di masa depan  Biaya harus mencakup biaya ekonomi, lingkungan, dan sosial (“triple bottom line”)  Keputusan harus mempertimbangkan biaya risiko Elemen 4: Menyelaraskan Biaya dan Tingkat Layanan terhadap Risiko
  • 6. LANDASAN TERPROGRAM PENTING UNTUK KEBERHASILAN ASSET MANAGEMENT Procedures Practices Systems Objectives Targets Action Plan Programmatic Foundation Landasan Terprogram Elemen 1: Program Terstruktur
  • 7. SIKLUS PERBAIKAN BERKELANJUTAN Memulai dengan Cara Terstruktur  Dimana kita sekarang, dan  Kita ingin berada dimana?  Evaluasi keduanya, lalu lakukan “analisis kesenjangan”  Rencana Asset Management secara keseluruhan dan masing-masing rencana aksi harus mendukung upaya untuk menutup kesenjangan tersebut Pelaksanaan yang patuh terhadap Perencanaan dan mengakomodasi perubahan  Komitmen terhadap Perencanaan  Menjaga time-frame  Monitoring dan kontrol Ukur dan Evaluasi Pencapaian  Catat Pencapaian dari pelaksanaan dan ukur/nilai  Analisa Kegagalan dan Keberhasilan Rencanakan Tindakan Selanjutnya  Tindakan Penanggulangan  Standarisasi Keberhasilan  Copy Paste Keberhasilan  Pengembangan
  • 8. Elemen 2: Tingkat Layanan Tertentu  Mendapatkan Dukungan (buy-in)  Memahami Risiko  Memahami Dampak Keuangan  Memahami Alat dan Kerangka Keputusan  Memahami Budaya Organisasi Life-Cycle Costs Service Levels KONSEP ASSET MANAGEMENT SANGAT MUDAH
  • 9. TINGKAT LAYANAN APA YANG MEMBERIKAN BIAYA KESELURUHAN TERENDAH Total cost Low High Level of Service NPV of Community cost
  • 10. BIAYA KEPEMILIKAN ASET: MASING-MASING MELIHAT BAGIAN DARI YANG BESAR • Produksi : Truk, kru, pompa, dll. • Teknikal : Studi, biaya modal (beton dan baja) • Keuangan : Bunga, biaya keuangan lainnya • Teknologi Informasi : Biaya sistem TI (CMMS, dukungan O&M lainnya, GIS, produktivitas, dll.) • Hanya sedikit orang yang melihat: Biaya overhead internal dan eksternal Elemen 3: Meminimalkan Biaya Aset
  • 11. BIAYA INI BERTAMBAH. . . • Asset Management yang baik akan menghasilkan pengurangan biaya kepemilikan aset setidaknya sebesar 20 persen • Seberapa besar biaya kepemilikan asset dan berapa anggaran tahunan kita jika kita tidak mempunyai infrastruktur untuk dikelola • Perbedaan antara anggaran ini dan anggaran sekarang dapat dikaitkan dengan kepemilikan aset Elemen 3: Meminimalkan Biaya Aset
  • 12. CONTOH BIAYA SIKLUS HIDUP ASET Asset: Data Server • Pertimbangkan Biaya Pengadaan Modal / Capital Costs • Pertimbangkan Biaya Operasional Tahunan/ Annual Operating Costs • Pertimbangkan Biaya Perawatan Tahunan/ Annual Maintenance Costs • Pertimbangkan Biaya Perbaikan dan Penggantian Tahunan/ Annual Repair & Replacement Costs • Tambahkan Biaya dan Siapkan Biaya NPV Elemen 3: Meminimalkan Biaya Aset
  • 13. Hampir semua hal yang dilakukan bertujuan untuk mengatasi risiko • Replace pipes? Reduce risk of water main breaks and outages • Monitor pumping stations? Reduce risk of water outages • Have redundant pumps? Reduce risk of asset failure and water outages • Do preventive maintenance? Ditto • Increase system capacity? Reduce risk of capacity-related delivery constraints Elemen 4: Menyelaraskan Biaya dan Tingkat Layanan terhadap Risiko
  • 14. Asset Management sangat berfokus pada pelanggan Tingkat layanan apa yang dibutuhkan pelanggan kita? Bagaimana kami dapat memberikan layanan ini dengan biaya terendah? Dalam organisasi AM yang sudah matang, hal ini merupakan cara berpikir yang otomatis Asset Management
  • 15. Asset Management • Layanan Lebih Baik dan Biaya Lebih Rendah • Infrastruktur Berkelanjutan • Kegiatan Usaha/ Bisnis yang bagus
  • 16. Asset Management Ketahui kondisi sistem Anda dan nilainya Mengoptimalkan Pengoperasian & Pemeliharaan (O&M) Optimalkan Penghapusan & Penggantian/ Removal & Replacement (R&R) Seimbangkan O&M versus belanja modal untuk mendapatkan biaya siklus hidup terendah Alokasikan sumber daya ke tempat yang dibutuhkan, dan jauhkan dari tempat yang tidak diperlukan Better Service, Lower Costs
  • 17. Sustainable Infrastructure Sebagian besar infrastruktur bersifat “gratis”, yang disumbangkan oleh pengembang atau dana hibah “Harta karun tersembunyi” ini, yang biasanya tidak tercermin dalam tarif utilitas, sudah semakin tua dan sangat mahal untuk diganti Kurangnya AM berarti banyak tagihan yang jatuh tempo tanpa sarana untuk membayar
  • 18. Tingkat layanan terkait dengan pengeluaran Investasi modal yang tidak perlu diminimalkan Alokasi sumber daya sehari-hari dan jangka panjang yang lebih baik Pendekatan biaya siklus hidup (life-cycle cost) berarti antara biaya dan manfaat lebih seimbang Secara keseluruhan, peningkatan penyampaian nilai dan bukan hanya penyampaian layanan Good Business
  • 19. Nature of assets 1. Human assets/ Aset manusia: Perilaku, pengetahuan, dan Kompetensi tenaga kerja mempunyai pengaruh mendasar (pengaruh terhadap kinerja aset fisik) 2. Financial assets/ Aset keuangan: sumber daya keuangan diperlukan untuk investasi infrastruktur, operasi, pemeliharaan dan material 3. Information assets/ Aset informasi: data dan informasi berkualitas baik sangat penting untuk mengembangkan, mengoptimalkan dan menerapkan rencana pengelolaan aset 4. Intangible assets/ Aset tak berwujud: reputasi dan citra organisasi dapat berdampak signifikan terhadap investasi infrastruktur, strategi operasional, dan biaya terkait. 5. Physical Assets/ Aset Fisik : Tanaman, Mesin, Bangunan, kendaraan, properti dan barang-barang lainnya yang mempunyai nilai tersendiri
  • 20. PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT Institute of Asset Management (IAM) telah mengembangkan 7 prinsip identifikasi penting yang mendasari semua sistem manajemen aset yang benar-benar efektif 1. Menyeluruh  Melihat gambaran besarnya sangat penting dalam manajemen aset.  Manajemen aset harus mempertimbangkan implikasi gabungan dari pengelolaan semuanya secara bersamaan, harus mempertimbangkan kombinasi berbagai jenis asetnya.  Manajemen harus melihat bagaimana aset saling bergantung secara fungsional dan kontribusi apa yang mereka berikan dalam sistem aset mereka sendiri.  Harus memahami fase siklus hidup aset yang berbeda dan aktivitas terkait.  Melihat gambaran keseluruhan, yaitu implikasi gabungan dari pengelolaan semua aspek.
  • 21. PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT 2. Sistematis  Pengertian sistematis adalah segala bentuk usaha untuk menguraikan atau menjabarkan sesuatu dalam hubungan yang teratur dan juga logis sehingga membentuk suatu system yang menyeluruh, utuh dan juga terpadu yang bisa menjelaskan rangkaian sebab dan akibat yang berkaitan dengan object tertentu. Pengertian dari sistematis dalam metode ilmiah berarti suatu proses yang digunakan dalam suatu penelitian dengan menggunakan cara atau langkah yang logis.  Hal ini memungkinkan keputusan dan tindakan menjadi konsisten, berulang, dan transparan. Metodis atau konsisten dan mengikuti prosedur dengan benar setiap saat, dia disebut sebagai orang yang sistematis  Pendekatan metodis, mendorong keputusan dan tindakan yang konsisten, dapat diulang, dan dapat diaudit  Manajemen aset adalah proses sistematis dalam mengembangkan, mengoperasikan, memelihara, meningkatkan, dan membuang aset dengan cara yang paling hemat biaya (termasuk semua atribut biaya, risiko, dan kinerja)
  • 22. 3. Sistemik  Untuk menetapkan nilai bersih total dengan benar, aset harus diperiksa dalam konteks sistemnya.  Jika aset hanya diperiksa secara terpisah, maka sulit untuk menilai dan mengoptimalkan kinerja, biaya, dan risikonya dengan tepat.  Mempertimbangkan aset dalam konteks sistem asetnya dan mengoptimalkan nilai sistem asset  Sesuatu yang mendarah daging dalam sistem disebut sistemik. Proses yang inbuilt dalam sistem disebut sistemik PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
  • 23. 4. Berbasis risiko  Menjadikan risiko transparan sangat penting bagi kelangsungan hidup organisasi.  Perusahaan yang tidak memperhitungkan risiko secara memadai dalam pengelolaan asetnya tidak hanya mengancam aset itu sendiri, namun juga operasional organisasi secara keseluruhan.  Mengidentifikasi secara menyeluruh potensi risiko serta biaya dan manfaat yang terkait akan membantu organisasi menetapkan prioritas dan mengalokasikan sumber daya dan pengeluaran mereka dengan tepat.  Memfokuskan sumber daya dan pengeluaran, dan menetapkan prioritas, sesuai dengan risiko yang teridentifikasi dan biaya/manfaat yang terkait Consequences ($) Likelihood of Failure L M H H M L Concentrating Your Efforts PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
  • 24. 5. Optimal  Optimalisasi, atau mencari dan menerapkan kompromi nilai terbaik antara tujuan dan faktor yang bersaing, adalah tujuan akhir dari manajemen aset yang efektif.  Manajemen aset memperhitungkan semua faktor biaya, manfaat, risiko, dan kinerja yang terkait dengan aset sepanjang siklus hidupnya dan mempertimbangkannya satu sama lain untuk membuat keputusan tentang bagaimana aset tersebut harus digunakan.  Menetapkan kompromi nilai terbaik antara faktor-faktor yang bersaing, seperti kinerja, biaya dan risiko, yang terkait dengan aset selama siklus hidupnya  Merupakan proses kerja dalam penggunaan dan pemanfaatan aset. Aset yang belum optimal dan tidak dapat dioptimalkan harus dicari faktor penyebabnya, apakah faktor dari aspek legal, fisik, nilai ekonomi yang rendah ataupun faktor lainnya. Hasil akhir dari tahapan ini adalah rekomendasi berupa sasaran dan strategi dan program untuk mengoptimalkan aset yang dikuasai.  Aset yang memiliki potensi yang dapat dikelompokkan berdasarkan sektor-sektor unggulan yang menjadi tumpuan dalam strategi pengembangan perusahaan, baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
  • 25. 6. Berkelanjutan  Ketika sebuah organisasi menerapkan manajemen aset yang baik, mereka juga menerapkan pemikiran jangka Panjang, sesuatu yang tidak selalu menjadi prioritas bisnis.  Aset tersebut harus dikelola secara berkelanjutan. Artinya, manajemen aset harus mempertimbangkan dampak jangka panjang dari aktivitas jangka pendek dan memastikan bahwa persyaratan dan kewajiban di masa depan (seperti kinerja sistem yang sedang berjalan, tanggung jawab sosial, dan keberlanjutan lingkungan atau ekonomi) telah dipenuhi secara memadai.  Mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari kegiatan jangka pendek untuk memastikan bahwa ketentuan yang memadai telah dibuat untuk persyaratan dan kewajiban di masa depan (seperti kelestarian ekonomi atau lingkungan, kinerja sistem, tanggung jawab sosial, dan tujuan jangka panjang lainnya) PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
  • 26. 7. Terintegrasi  Semua prinsip manajemen aset ini akan efektif sepenuhnya hanya jika prinsip-prinsip tersebut bekerja sama.  Integrasi berarti bahwa pengelolaan aset lebih dari sekedar gabungan prinsip-prinsipnya. Hal ini merupakan pengakuan atas saling ketergantungan dan efek gabungan, serta perlunya pendekatan terpadu untuk memberikan nilai optimal.  Menyadari bahwa saling ketergantungan dan efek gabungan sangat penting untuk keberhasilan. Hal ini memerlukan kombinasi atribut-atribut di atas, yang dikoordinasikan untuk menghasilkan pendekatan gabungan dan nilai bersih PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT INTEGRATED HOLISTIC SYSTEMATIC SYSTEMIC RISK BASED OPTIMAL SUISTANABLE
  • 27. PRINSIP MANAJEMEN ASET BERLAKU UNTUK SEMUA ASPEK SIKLUS HIDUP ASET Plan/Create Acquire Maintain Refurbish IT
  • 28. Objective Asset Management / Tujuan Manajemen Aset  Hal ini diperlukan untuk memastikan pengelolaan aset yang terukur, tujuan ditetapkan di seluruh bagian yang relevan dari organisasi untuk mengaktifkan kebijakan manajemen asset diterapkan dan strategi pengelolaan aset yang akan dilakukan dapat tercapai.  Hasil atau pencapaian spesifik dan terukur yang diperlukan sistem aset untuk menerapkan kebijakan manajemen asset dan strategi pengelolaan aset;  Tingkat kinerja atau kondisi yang detail dan terukur diperlukan dari aset tersebut; dan/atau  Hasil atau pencapaian spesifik dan terukur yang dibutuhkan sistem manajemen aset PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
  • 29. CONTRIBUTION OF ASSET MANAGEMENT Optimalisasi Kegiatan dalam Life- Cycle Aset optimalisasi kinerja, biaya dan risiko yang berkelanjutan optimalisasi penanaman modal dan perencanaan keberlanjutan Tujuan Strategi Perusahaan
  • 30. CONTRIBUTION OF ASSET MANAGEMENT
  • 31. CONTRIBUTION OF ASSET MANAGEMENT  Mempertahankan nilai asset  Meningkatkan keamanan  Memudahkan penyusunan anggaran  Mencegah pembelian berlebih  Membuat manajemen risiko  Memonitor penyusunan aset System Pengelolaan Asset Pengelolaan Portfolio Asset Pengelolaan Organisasi Perusahaan
  • 32. MANFAAT PENYESUAIAN TUJUAN MANAJEMEN ASET  Meningkatkan Siklus Hidup Aset Kebanyakan organisasi tanpa tujuan manajemen aset tidak menggunakan aset mereka secara maksimal. Tujuannya memastikan bahwa aset dikelola dengan tepat, yang mengarah pada peningkatan umur aset.  Mematuhi Standar Peraturan Mengkoordinasikan tujuan manajemen aset memungkinkan Anda mematuhi kebijakan, peraturan, dan standar industri Anda. Ingatlah bahwa tindakan hukum dapat diambil terhadap organisasi yang melanggar aturan yang ditetapkan. Mematuhi standar peraturan adalah langkah penting untuk meningkatkan akuisisi dan retensi pelanggan serta tetap berada di depan pesaing Anda.  Meningkatkan Kinerja dan Efisiensi Operasional Tujuan organisasi membantu manajer mengidentifikasi area di mana aset digunakan secara maksimal dan di mana aset tidak digunakan. Wawasan ini membantu dalam perencanaan dan perancangan ulang alokasi aset untuk meningkatkan pemanfaatan, kinerja, dan efisiensi aset bisnis Anda
  • 33. ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL  Manajemen siklus hidup aset adalah teknik manajemen aset di mana manajer fasilitas memaksimalkan masa pakai aset melalui perencanaan, pembelian, penggunaan, pemeliharaan, dan pembuangan aset. Tujuan utama manajemen siklus hidup aset adalah untuk mengurangi biaya dan meningkatkan produktivitas.  Karena pelacakan siklus hidup aset dengan perangkat lunak yang sesuai memungkinkan pasokan data yang konstan, organisasi berinvestasi dalam manajemen siklus hidup aset. Hal ini meningkatkan tanggung jawab sekaligus memfasilitasi pemeliharaan dan perencanaan peralatan tepat waktu.  Tahapan siklus hidup aset biasanya masuk ke dalam kategori yang tercantum di bawah ini. Tetapkan tujuan aset sebelum dimulainya fase pertama siklus hidupnya. Planning Planning Acquiring Using Maintaining Disposing
  • 34. ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL
  • 35. Perencanaan  Ketika aset yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan bisnis Anda, perencanaan aset baru adalah tahap pertama dalam siklus hidupnya.  Tim pengadaan Anda mungkin berkolaborasi dengan beberapa departemen untuk mengidentifikasi kebutuhan unik.  Saat membeli suatu aset, pertimbangkan batasan anggaran sebagai perhatian utama yang harus diberikan pada apakah aset tersebut akan memenuhi kebutuhan organisasi ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL Procurement Asset Inventory Inquiry Specification Price
  • 36. Mengakuisisi  Tahap selanjutnya adalah membeli aset setelah Anda mengidentifikasi kebutuhan Anda. Hal ini mencakup melakukan riset pasar pada banyak pemasok dan memilih salah satu yang menawarkan peralatan terbaik dengan harga terjangkau.  Penerapan melibatkan perakitan, pengujian masalah apa pun, dan pemeriksaan kekurangan, yang juga merupakan bagian dari langkah akuisisi. Setelah memasang aset, tim pemeliharaan menentukan apakah aset memerlukan suku cadang pengganti.  Suku cadang untuk aset harus sesuai dengan inventaris Anda. Lakukan pengujian tambahan setelah Anda menerapkan aset untuk memastikan aset berfungsi dengan baik. Latih personel Anda dalam menggunakan dan memelihara aset ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL
  • 37. Menggunakan  Tahap ini melibatkan penggunaan awal aset sebelum pemeliharaan apa pun. Pada titik ini, Anda menggunakan aset sebagaimana mestinya, mengantisipasi produksi untuk meningkatkan profitabilitas organisasi Anda.  Penting untuk diingat bahwa meskipun Anda harus memulai perencanaan sebelum memperoleh suatu aset, hal ini berlanjut selama fase ini untuk siklus hidup dan pemeliharaan aset.  Banyak faktor yang mempengaruhi berapa lama suatu objek dapat beroperasi tanpa memerlukan perawatan awal. Faktor-faktor ini mencakup jenis aset, frekuensi penggunaan, kompleksitas, ketersediaan sumber daya pemeliharaan organisasi, dan strategi pemeliharaan. ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL
  • 38. Pemeliharaan  Aset baru memasuki tahap pemeliharaan dalam siklus hidupnya setelah memerlukan tugas pemeliharaan pertamanya.  Pemeliharaan preventif dan reaktif adalah dua kategori yang masuk ke dalamnya.  Pemeliharaan Korektif, melakukan pemeliharaan korektif ketika suatu aset mengalami masalah, dan tujuannya adalah untuk memperbaiki masalah tersebut dan memulihkan pengoperasian aset dengan benar. Ini adalah bentuk pemeliharaan yang paling umum digunakan karena Anda melakukan perbaikan korektif sesuai kebutuhan, terlepas dari betapa rumitnya rencana tim pemeliharaan.  Pemeliharaan Darurat, ketika suatu aset benar-benar rusak dan Anda harus segera memperbaiki masalahnya, hal ini disebut pemeliharaan darurat. Tugas yang merupakan bagian dari pemeliharaan darurat dapat menghilangkan ancaman terhadap keselamatan atau mencegah kerusakan pada mesin, produk, atau struktur.  Pemeliharaan preventif, membantu Anda menghindari kerusakan mesin dan penundaan produksi. ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL
  • 39. Menghapus/Pelepasan  Pelepasan aset merupakan fase akhir dari siklus hidup aset. Ketika suatu aset tetap mencapai akhir masa manfaatnya, pelepasan terjadi sebagai bagian dari siklus hidup aset tersebut. Jenis aset dan bahan pembuatnya akan menentukan apakah aset tersebut harus didaur ulang atau dibuang.  Sebelum Anda membuang suatu aset, Anda mungkin dapat menggunakannya kembali di beberapa sektor. Namun, penggunaan kembali aset produksi tidak terlalu sering dilakukan.  Saat Anda mengganti suatu aset, siklus hidup dimulai ulang dengan aset baru. Menentukan apakah perusahaan Anda dapat meningkatkan ke produk yang lebih baik sekaligus mengurangi biaya selalu merupakan ide bagus pada saat ini ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL
  • 40.  Dalam bisnis, pemanfaatan aset adalah rasio yang mengukur seberapa efisien suatu organisasi dalam menggunakan aset yang dimilikinya untuk menghasilkan uang dan menghasilkan keuntungan.  Di fasilitas manufaktur, ini akan mengukur seberapa baik Anda menggunakan kapasitas produksi terpasang.  Untuk aset terpasang apa pun, Anda harus mempertimbangkan dua faktor berbeda potensi pemanfaatannya dan pemanfaatan aktualnya. Sebagai permulaan, ingatlah bahwa ada batasan tegas mengenai jumlah jam kerja mesin apa pun selama setahun – yaitu 8760 jam (waktu kalender).  Dengan beberapa shift dalam sehari, Anda mungkin dapat mengekstraksi sesuatu yang mendekati angka tersebut dengan sebuah aset, anggap ini sebagai potensi pemanfaatan. ASSET UTILIZATION/ PEMANFAATAN Asset Revenue & Profit
  • 41. Banyak faktor yang berperan, mencegah perusahaan Anda menggunakan aset apa pun secara maksimal. ASSET UTILIZATION  Waktu henti wajib/Mandatory downtime  Liburan  Kerusakan aset yang tidak terduga  Banyak rutinitas dan kejadian acak lainnya  Pergantian dan jeda operator  Waktu henti terjadwal untuk pemeliharaan dan perbaikan  Periode istirahat - Pemanfaatan aset memungkinkan kita memperhitungkan segalanya dan mengukur penggunaan total aset yang sebenarnya. Ini adalah metrik utama yang dapat mengungkapkan banyak hal tentang efisiensi bisnis Anda. - Pemanfaatan aset yang lebih tinggi biasanya berarti peningkatan efisiensi dan margin keuntungan secara keseluruhan. Selain itu, ini membantu produsen mencapai efisiensi produksi.
  • 42.  Pemanfaatan aset penting untuk mengukur kinerja bisnis secara akurat. Jika aset perusahaan tidak digunakan secara optimal, perusahaan berisiko mengalami kerugian operasional yang signifikan. Metrik pemanfaatan aset memberikan indikasi paling jelas mengenai statistik penting ini.  Dalam hal ini, ini merupakan penurunan di atas Overall Equipement Effectiveness (OEE) karena beberapa alasan. Efektivitas peralatan secara keseluruhan hanya terfokus pada proses produksi, namun rendahnya utilisasi aset dapat disebabkan oleh faktor lain. Misalnya, penjualan yang rendah dapat menyebabkan penumpukan persediaan dan memaksa perusahaan mengurangi produksi.  Oleh karena itu, yang terbaik adalah menggabungkan kedua metrik ini , mengukur OEE dan menggunakannya dalam penghitungan pemanfaatan aset untuk mendapatkan gambaran besarnya. Pemanfaatan aset yang ideal harus tetap di atas 70%. Jika lebih rendah, maka dampaknya terhadap biaya per unit akan terlalu tinggi dan dapat membuat bisnis menjadi tidak kompetitif di pasar. ASSET UTILIZATION
  • 43. ASSET MANAGEMENT POLICY  Prinsip dan persyaratan yang diamanatkan berasal dari,dan konsisten dengan, strategi rencana organisasi, menyediakan kerangka kerja untuk pengembangan dan pelaksanaan pengelolaan asetstrategi dan pengaturan tujuan manajemen aset. 1. Kebijakan manajemen aset memainkan peran utama dalam mendorong sistem manajemen aset. Kebijakan pengelolaan aset adalah asarana bagi manajemen puncak 2. Untuk berkomunikasi dengan manajer, karyawan dan pemangku kepentingannya posisi dan niat organisasi sehubungan dengan asset pengelolaan 3. Ini memberikan pernyataan tingkat tinggi tentang prinsip-prinsip organisasi,pendekatan dan harapan yang berkaitan dengan manajemen aset. 4. Kebijakan manajemen aset harus dilihat pada tingkat yang samakomitmen sebagai kebijakan keselamatan organisasi.
  • 44. Asset Management Strategy Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara strategi manajemen aset jangka panjang yang disahkan oleh manajemen puncak  Strategi manajemen aset harus menetapkan bagaimana kebijakan manajemen aset akan dicapai.  Merupakan mekanisme koordinasi untuk memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan pada aset fisik selaras untuk mencapai rencana strategis organisasi secara optimal. Hal ini memerlukan rencana atau skema tingkat tinggi untuk mengubah kebijakan manajemen aset menjadi tujuan manajemen aset dan rencana aktivitas spesifik di seluruh portofolio asset  Seperti : 1. Pengambilan Keputusan Penanaman Modal 2. Pengambilan Keputusan Operasi dan Pemeliharaan 3. Optimalisasi Biaya dan Nilai Siklus Hidup Asset 4. Strategi dan Optimasi Sumber Daya 5. Strategi dan Optimasi Shutdown & Pemadaman 6. Startegi Ageing Asset
  • 45. IMPLEMENTATION OF ASSET MANAGEMENT Asset management Plans  Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan dan memelihara rencana manajemen aset untuk mencapai strategi manajemen aset dan mencapai tujuan manajemen aset di seluruh aktivitas siklus hidup berikut : 1. Penciptaan, akuisisi, atau peningkatan asset 2. Pemanfaatan asset 3. Pemeliharaan asset 4. Penonaktifan dan/atau pelepasan aset.
  • 46. Asset management Plans IMPLEMENTATION OF ASSET MANAGEMENT  Grup Aktivitas Pengiriman Siklus Hidup berisi Subyek Manajemen Aset berikut: 1. Standar Teknis dan Perundang-undangan 2. Penciptaan dan Akuisisi Aset 3. Rekayasa Sistem 4. Pengiriman Pemeliharaan 5. Rekayasa Keandalan & Analisis Akar Penyebab 6. Operasi Aset 7. Manajemen Sumber Daya 8. Manajemen Shutdown/Pemadaman 9. Respons Insiden 10. Rasionalisasi dan Pelepasan Aset
  • 47. Asset Management Contingency Plans IMPLEMENTATION OF ASSET MANAGEMENT  Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara rencana dan/atau prosedur untuk mengidentifikasi dan merespons insiden dan situasi darurat, dan menjaga kelangsungan aktivitas manajemen aset penting. 1. kegagalan signifikan aset penting yang mengakibatkan kerugianlayanan atau pasokan kepada pelanggan atau bahan berbahaya 2. kondisi yang timbul dari kondisi cuaca ekstrem, mis. angin kencang, banjir, hujan salju lebat, sambaran petir; 3. pelepasan cairan atau gas berbahaya yang tidak direncanakan; 4. ledakan atau kebakaran; 5. hilangnya pasokan listrik atau sistem kontrol; 6. kombinasi peristiwa atau risiko yang dapat mengakibatkan situasi darurat
  • 49. Struktur, Wewenang dan Tanggung Jawab Organisasi harus menetapkan dan memelihara struktur organisasi yang berisi peran, tanggung jawab dan wewenang, konsisten dengan pencapaian kebijakan, strategi, tujuan dan rencana manajemen asetnya. Peran, tanggung jawab dan wewenang ini harus didefinisikan, didokumentasikan dan dikomunikasikan kepada individu yang relevan ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
  • 50. Pengalihdayaan kegiatan pengelolaan aset  Jika organisasi memilih untuk melakukan outsourcing aspek manajemen aset apa pun yang memengaruhi kesesuaian dengan persyaratan, organisasi harus memastikan kendali atas aspek tersebut.  Organisasi harus menentukan dan mendokumentasikan bagaimana bagian-bagian ini akan dikendalikan dan diintegrasikan ke dalam sistem manajemen aset organisasi.  Organisasi juga harus mengidentifikasi dan mendokumentasikan ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
  • 51. Pelatihan, Kesadaran dan Kompetensi Organisasi harus memastikan bahwa setiap orang yang berada di bawah kendali langsungnya yang melakukan aktivitas terkait manajemen aset memiliki tingkat kompetensi yang sesuai dalam hal pendidikan, pelatihan, atau pengalaman. Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara proses dan/atau prosedur untuk membuat orang yang bekerja di bawah kendalinya menyadari:  risiko terkait manajemen aset yang terkait dengan aktivitas kerja mereka dan manfaat manajemen aset dari kinerja pribadi  peran dan tanggung jawab mereka serta pentingnya mematuhi kebijakan, proses dan/atau prosedur dan rencana manajemen asset  potensi konsekuensi penyimpangan dari proses dan/atau prosedur manajemen aset tertentu ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
  • 52. Dokumentasi sistem manajemen aset Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara dokumentasi terkini untuk memastikan bahwa sistem manajemen asetnya dapat dipahami, dikomunikasikan, dan dioperasikan secara memadai. ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
  • 53. Komunikasi, partisipasi dan konsultasi  Organisasi harus memastikan pengelolaan aset yang bersangkutaninformasi dikomunikasikan secara efektifdan dari karyawan serta pemangku kepentingan lainnya, termasuk penyedia layanan yang dikontrak.  Organisasi harus memastikan konsultasi dengan pemangku kepentingan yang relevan dan sesuai dengan kepentingan merekaketerlibatan dalam:  pengembangan strategi, tujuan dan rencana manajemen aset;  pengembangan kebijakan fungsional, standar teknik,proses dan/atau prosedur;  penilaian risiko dan penentuan pengendalian; ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
  • 54. Information management Organisasi harus mengidentifikasi informasi manajemen aset yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi dengan mempertimbangkan seluruh fase siklus hidup aset. Informasi tersebut harus memiliki kualitas yang sesuai dengan keputusan manajemen aset dan aktivitas yang didukungnya  Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mengendalikan semua informasi yang diperlukan dalam spesifikasi ini. Prosedur- prosedur ini harus memastikan:  Kecukupan informasi disetujui oleh personel yang berwenang sebelum digunakan;  Informasi dipelihara dan dipastikan kecukupannya melalui tinjauan dan revisi berkala, termasuk kontrol versi jika diperlukan;  Alokasi peran, tanggung jawab, dan wewenang yang sesuai mengenai asal usul, pembuatan, penangkapan, pemeliharaan, jaminan, transmisi, hak akses, penyimpanan, pengarsipan, dan pembuangan item informasi; ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
  • 55. Manajemen risiko Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara proses dan/atau prosedur yang terdokumentasi untuk identifikasi dan penilaian berkelanjutan atas risiko terkait aset dan manajemen aset, serta identifikasi dan penerapan tindakan pengendalian yang diperlukan sepanjang siklus hidup aset. aset.  Kekritisan, Penilaian dan Manajemen Risiko  Perencanaan Kontinjensi dan Analisis Ketahanan  Pembangunan Berkelanjutan  Cuaca dan Perubahan Iklim  Pemantauan Kinerja & Kesehatan Aset & Sistem  Manajemen Perubahan Aset & Sistem  Tinjauan Manajemen, Audit & Jaminan  Hubungan Pemangku Kepentingan ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
  • 56. LEGAL AND OTHER REQUIREMENTS • Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara proses dan/atau prosedur untuk mengidentifikasi dan mengakses persyaratan hukum, peraturan, undang-undang, dan persyaratan manajemen aset lain yang berlaku ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
  • 57. Manajemen perubahan  Dimana pengaturan yang ada direvisi, atau pengaturan baru diperkenalkan yang dapat berdampak pada  Kegiatan pengelolaan aset, organisasi harus menilai risiko terkait sebelum pengaturan diterapkan. Pengaturan baru atau revisi yang perlu dipertimbangkan harus mencakup  Revisi struktur organisasi, peran atau tanggung jawab  Revisi kebijakan, strategi manajemen aset,tujuan atau rencana ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
  • 59. Life cycle activities Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara proses dan/atau prosedur untuk penerapan rencana manajemen aset dan pengendalian aktivitas di seluruh siklus hidup, termasuk:  penciptaan, perolehan atau peningkatan aset;  pemanfaatan aset;  pemeliharaan aset;  dekomisioning dan/atau pelepasan aset IMPLEMENTATION OF ASSET MANAGEMENT PLAN(S)
  • 60. Alat, fasilitas dan perlengkapan Organisasi harus memastikan bahwa peralatan, fasilitas dan perlengkapan dipelihara dan, jika diperlukan, dikalibrasi. Organisasi harus menetapkan dan memelihara proses dan prosedur untuk mengendalikan kegiatan pemeliharaan dan kalibrasi, dimana peralatan, fasilitas dan perlengkapan tersebut penting untuk  Implementasi rencana pengelolaan asetnya;  Mencapai fungsi dan kinerja yang diperlukan dari aset atau sistem asetnya  Pemantauan dan pengukuran kinerjadan/atau kondisi IMPLEMENTATION OF ASSET MANAGEMENT PLAN(S)
  • 62. Performance and condition monitoring  Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara proses dan/atau prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja sistem manajemen aset dan kinerja dan/atau kondisi aset dan/atau sistem aset. Proses dan/atau prosedur tersebut harus memberikan pertimbangan terhadap:  Pemantauan reaktif untuk mengidentifikasi ketidaksesuaian di masa lalu atau yang sudah ada dalam sistem manajemen aset, dan segala kerusakan, kegagalan, atau insiden terkait aset;  Pemantauan proaktif untuk mencari kepastian bahwa sistem manajemen aset dan aset dan/atau sistem aset beroperasi sebagaimana mestinya. Hal ini mencakup pemantauan untuk memastikan bahwa kebijakan, strategi, dan tujuan pengelolaan aset terpenuhi, rencana pengelolaan aset diterapkan, dan bahwa proses, prosedur, atau pengaturan lain untuk mengendalikan aktivitas siklus hidup aset telah dilaksanakan. efektif;pengukuran kinerjadan/atau kondisi PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
  • 63. Investigasi kegagalan, insiden, dan terkait ketidaksesuaian asset Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara proses dan/atau prosedur untuk penanganan dan investigasi kegagalan, insiden, dan ketidaksesuaian yang terkait dengan aset, sistem aset, dan sistem manajemen aset. Proses dan/atau prosedur ini harus menjelaskan tanggung jawab dan wewenang untuk:  Mengambil tindakan untuk mengurangi konsekuensi yang timbul dari kegagalan, insiden, atau ketidaksesuaian;  Menyelidiki kegagalan, insiden, dan ketidaksesuaian untuk menentukan akar permasalahannya;  Mengevaluasi perlunya tindakan pencegahan untuk menghindari terjadinya kegagalan, insiden dan ketidaksesuaian;  Mengkomunikasikan, sebagaimana mestinya kepada pemangku kepentingan terkait, hasil investigasi dan tindakan perbaikan dan/atau tindakan pencegahan yang teridentifikasi PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
  • 64. EVALUATION OF COMPLIANCE  O r g a n i s a s i h a r u s m e n e t a p k a n , m e n e ra p k a n d a n m e m e l i h a ra p r o s e s d a n / a t a u p r o s e d u r u n t u k m e n g e va l u a s i k e p a t u h a n n ya t e r h a d a p p e r s ya ra t a n h u k u m d a n p e ra t u ra n l a i n n ya a t a u p e r s ya ra t a n m u t l a k ya n g b e r l a k u , d a n h a r u s m e n e n t u k a n f r e k u e n s i e va l u a s i t e r s e b u t .  O r g a n i s a s i h a r u s m e n y i m p a n c a t a t a n h a s i l e va l u a s i t e r s e b u t PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
  • 65. AUDIT Organisasi harus memastikan bahwa audit terhadap sistem manajemen aset dilakukan untuk menentukan apakah sistem manajemen aset:  S e s u a i d e n g a n r e n c a n a p e n g a t u ra n a s e t m a n a j e m e n , t e r m a s u k p e r s ya ra t a n nya .  Te l a h d i t e ra p k a n d a n d i p e r t a h a n k a n .  E f e k t i f d a l a m m e m e n u h i k e b i j a k a n m a n a j e m e n a s e t o r g a n i s a s i , s t ra t e g i m a n a j e m e n a s e t , d a n t u j u a n m a n a j e m e n a s e t . PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
  • 66. Tindakan perbaikan Tindakan korektif dan preventif PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara proses dan/atau prosedur untuk mendorong:  Tindakan perbaikan untuk menghilangkan penyebab buruknya kinerja dan ketidaksesuaian  Diidentifikasi dari investigasi, evaluasikepatuhan dan audit untuk menghindari terulangnya hal tersebut  Tindakan pencegahan untuk menghilangkan potensi penyebab ketidaksesuaian atau kinerja buruk.
  • 67. Records  Organisasi harus membuat dan memelihara catatan yang diperlukan untuk menunjuk- kan kesesuaian terhadap persyaratan sis- tem manajemen asetnya  Catatan harus dapat dibaca, diidentifikasi , dan dilacak.  Catatan harus disimpan sesuai dengan persyaratan PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
  • 68. Management review Manajemen puncak harus meninjau secara berkala sistem manajemen aset organisasi yang dianggap tepat untuk memastikan kesesuaian, kecukupan, dan efektivitas yang berkelanjutan. Peninjauan harus mencakup penilaian perlunya perubahan pada sistem manajemen aset, termasuk kebijakan manajemen aset, strategi manajemen aset, dan tujuan manajemen aset PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
  • 70. Peran Manajemen Inventarisasi Barang dan Aset Perusahaan  Inventaris adalah suatu daftar berisi seluruh barang milik institusi, yang berguna untuk menjalankan operasionalnya  suatu kata berasal dari bahasa Inggris di mana memiliki arti barang ataupun bahan milik perusahaan untuk diolah kembali menjadi produk penjualan maupun perbaikan  inventaris adalah daftar berisi sumber daya penting demi keberlangsungan perusahaan. DEFINISI/PENGERTIAN Menjaga sarana prasarana milik kantor. Memudahkan kegiatan kontrol inventaris terhadap penggunaan budget perusahaan. Sebagai bahan pertimbangan untuk pengadaan atau pemeliharaan. Membantu merencanakan, menyalurkan, memelihara, dan menyimpan aset milik kantor. Sebagai pedoman untuk menghitung nilai kekayaan aset. Mempercepat proses pembuatan laporan. Sebagai bahan rujukan bila terjadi kecurangan pegawai atau pencurian dalam perusahaan. Memeriksa dan mengontrol keluar masuknya barang FUNGSI & MANFAAT
  • 71. PENTINGNYA MENGELOLA INVENTARIS DENGAN BAIK 1. Mempermudah dalam Akses Tata Letak  Mengatur inventaris pada gudang yang sangat besar tentu memerlukan waktu dan tenaga ekstra, apalagi jika jumlah barangnya mencapai ribuan.  Dengan menerapkan pengelolaan inventaris yang baik, kamu bisa lebih mudah mengawasi ribuan barang tersebut menggunakan tata letak barang dan produk yang berbeda.  Perkembangan teknologi saat ini sudah didukung dengan penggunaan sistem barcode di setiap tata letak barang persediaan sehingga membuat pekerjaan manajemen pergudangan semakin mudah dan cepat. 2. Meningkatkan Layanan  Selalu tersedia  Cepat dilayani  Mudah dalam pengawasan dan pengendalian
  • 72. PENTINGNYA MENGELOLA INVENTARIS DENGAN BAIK 3. Mengurangi Penyusutan Inventaris 4. Mengukur Kinerja Pengelolaan Inventaris  Dalam akuntansi terdapat istilah depresiasi atau penyusutan yang berarti berkurangnya nilai jual suatu barang, depresiasi ini dapat terjadi pada aset perusahaan atau aktiva bersifat tetap.  Penyusutan inventaris adalah biasanya disebabkan oleh human error, bisa karena kesalahan pencatatan, kesalahan membuat alur inventarisasi, bahkan pencurian, hal semacam ini dapat mempengaruhi kondisi finansial perusahaan.  Kinerja pengelolaan inventaris dapat diukur menggunakan Key Performance Indicator (KPI), apabila kinerja karyawan baik, maka kamu akan dipermudah dalam memantau serta mengelola inventaris perusahaan.  Hasil pengukuran KPI akan menunjukkan seberapa baik perusahaanmu dalam mengelola inventaris dan bisa memudahkan dalam menerapkan fungsi akuntansi
  • 73. Pedoman Umum Pengelolaan Arsip dan Inventaris Barang 1. Sesuai dengan Peraturan yang berlaku 2. Meningkatkan Keamanan 3. Mengklasifikasikan Produk 4. Memantau Stok dan Audit secara Berkala 5. Dilakukan dengan standar kompetensi
  • 74. PRINSIP DASAR MANAJEMEN INVENTARIS a. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengguna internal dan external perusahaan dalam pengelolaan dan pemanfaatan asset yang autentik dan terpercaya b. Mewujudkan pengelolaan Arsip yang handal dan bermanfaat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan c. Mewujudkan ketersediaan asset yang autentik dan terpercaya d. Pelayanan kebutuhan laporan dapat terlaksana dengan cepat, tepat dan efisien; e. Tidak terjadi kerusakan dan/atau kehilangan Aset f. Tercatat dan terdokumentasi; g. Tertata dan tersimpanan h. Pengamanan
  • 75. PRINSIP DASAR MANAJEMEN KANTOR DAN FILING BERDASARKAN 5S (5R) SEIRI/ RINGKAS Membuang barang-barang yang tidak diperlukan dari tempat kerja SEITON/ RAPI Menstandarkan tempat penyimpanan barang SEISO/ RESIK Menjaga segala sesuatu tetap bersih di lingkungan kerja SEIKETSU/ RAWAT Menjaga tempat kerja agar selalu RINGKAS, RAPI, dan RESIK SHITSUKE Membiasakan melakukan dengan tepat prosedur yang benar
  • 76. Tujuan: Menciptakan keleluasaan da-lam bekerja dan kebebasan dalam bergerak tanpa terha-lang berbagai barang yang ti-dak berguna Membuang barang yang tidak diperlukan 1. Strategi Label Merah Mengendalikan dan memeriksa tingkat persediaan barang 1. Pembuatan Kontrol Visual 2. Memberi label Merah pada persediaan yang tidak perlu Mencegah adanya barang yang tidak diperlukan 1. Menanamkan sikap terhadap Ringkas 2. Membuat sistem tanpa limbah dan sisa TAHAP AKTIF TAHAP PREVENTIF TAHAP EFEKTIF
  • 77. RED LABEL STRATEGI BERI LABEL MERAH TENTUKAN YANG AKAN DIKERJAKAN TENTUKAN TEMPAT PROSES SELANJUTNYA ARSIPKAN YANG SUDAH TIDAK ADA PROSES LANJUTAN BERI LABEL INFORMASI UNTUK PROSES SELANJUTNYA
  • 78. Strategi Label Merah 1 Persiapan Tentukan waktu, tempat, dan tim. 2 Membedakan barang dengan Label Merah Menentukan kategori (peralatan, mesin, dsb.). 3 Menentukan standar Label Merah Buat standar untuk kategori barang yang akan diberi Label Merah. 4 Pembuatan Label Merah Yang terpenting adalah setiap orang dengan cepat dan mudah dapat melihatnya. 5 Menempelkan Label Merah Tempelkan Label pada setiap benda yang dipertanyakan. Untuk ini anda harus tegas. 6 Menangani barang ber- Label Merah dan evaluasi Buat daftar barang, kemudian pisahkan berdasarkan kategori tidak diperlukan, kadang-kadang, sering, dsb.
  • 79. Tujuan: - Mengetahui dengan cepat bila ada penyimpangan - Mempermudah pengambilan barang - Mempercepat penyim- panan kembali RAPI Membenahi tempat penyim-panan barang 1. Denah 2. Warna 3. Garis pemisah 4. Papan petunjuk 5. Standarisasi 6. Sist Penyimpanan 7. Pengelompokkan Membudayakan Rapi di tempat kerja 1. Menandai barang 2. Garis penempatan 3. Penambahan warna 4. Jalur kerja sesuai alur 5. Penempatan barang/aset Mencegah ketidak-rapian 1. Mencari sumber penyimpangan 2. Mencegah sumber penyimpangan 3. Mencegah penyim- pangan dari alat/ perlengkapan kerja/aset TAHAP AKTIF TAHAP PREVENTIF TAHAP EFEKTIF
  • 80. 1.Membuat denah tempat penyimpanan 2. Memberi tanda pada tempat kerja/file/asset 3. Membuat tanda pembeda/pemisah/identitas 4. Menerapkan visual kontrol 5.Menetapkan standarisasi penyimpanan 6. Mengelompokkan berdasarkan fungsi RAPI
  • 81. Tujuan: - Menciptakan tempat kerja agar selalu bersih dan terang - Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman - Mencegah perlengkapan kerja supaya tidak cepat rusak RESIK Mengatur prose-dur kebersihan harian 1. Tentukan sasaran 2. Tentukan petugas 3. Buat metode 4. Siapkan peralatan 5. Penerapan Membudayakan kebersihan dan pemeriksaan 1. Target pemeriksaan 2. Penanggung jawab Resik & pemeriksaan 3. Metoda pemeriksaan 4. Penerapan Resik & pemeriksaan 5. Penerapan Resik & pemeliharaan Menjaga selalu bersih 1. Ubah pola piker 2. Cari penyebab kotor 3. Identifikasi sumber penyebab kotor 4. Cari cara untuk mencegah datangnya kembali kotoran TAHAP AKTIF TAHAP PREVENTIF TAHAP EFEKTIF
  • 82. Tujuan: - Mencegah penurunan kondisi lingkungan dari 3R - Menjaga kebiasaan (habit) 3R RAWAT Mempertahankan tempat kerja selalu 3R 1. Periksa barang yang tidak diperlukan 2. Periksa tempat penyimpanan 3. Periksa debu atau kotoran Membudayakan 3R sebagai kebiasaan (habit) 1. Menetapkan tanggung jawab 3R 2. Menggabungkan tanggung jawab 3R ke dalam tugas regular 3. Mengecek tingkat perawatan 3R Mencegah penurunan kondisi lingkungan dari 3R 1. Mencegah penurunan Ringkas 2. Mencegah penurunan Rapi 3. Mencegah penurunan Resik TAHAP AKTIF TAHAP PREVENTIF TAHAP EFEKTIF 3 Prinsip TIDAK: 1. TIDAK ada barang yang tidak diperlukan 2. TIDAK berserakan 3. TIDAK kotor
  • 83. Tujuan: - - Pengendalian pelaksanaan “visual control” di tempat kerja - Mempertahankan Rawat di tempat kerja - Pencegahan penurunan kondisi 5R RAJIN Pengendalian visual 1. Membuat pengen- dalian visual 2. Membuat foto seblm & sesdh 5R 3. Membuat slogan 5R 4. Membuat lembar kontrol 5R Pembudayaan 5R 1. Mensosialisasikan 5R 2. Melaksanakan pemeriksaan pengendalian visual 3. Mensosialisasikan 5R 4. Mengevaluasi perkembangan 5R 1. Pelatihan yang sistematis 2. Pembuatan system 3. Patroli 5R 4. Membuat system pencegahan 5. Mengadakan pela- tihan 5R 6. Menstandarkan 5R TAHAP AKTIF TAHAP PREVENTIF TAHAP EFEKTIF
  • 84. Pelaksanaan Inventarisasi 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Pengawasan Dalam Perencanaan dipertimbangkan beberapa hal :  Pengendalian, pemanfaatan, pengamanan dan pengawasan setiap barang (berkaitan dengan administrasi barang)  Usaha untuk menggunakan, memanfaatkan setiap barang secara maksimal sesuai dengan tujuan dan fungsinya masing-masing  Menunjang pelaksanaan tugas Dalam pelaksanaan dapat dipergunakan beberapa aplikasi yaitu:  Daftar rekapitulasi (jumlah barang hasil stock taking, daftar mutasi barang)  Daftar mutasi barang  Buku induk inventaris adalah gabungan/kompilasi dari beberapa buku inventaris
  • 85. PERENCANAAN  Tujuan dan metoda Inventaris Aset harus diselaraskan 1. Akuntansi (profitability, neraca, rugi-laba, arus kas) 2. Produksi atau Pelayanan Jasa (stock, ketersediaan, limbah, dll.) 3. Supplier 4. Usia Stock (Aging) -> Expiration -> Pemusnahan (Dispose) 5. Depresiasi 6. Nilai 7. Fungsi atau peruntukan 8. Jenis, dan lain-lain  Penyimpanan dan Alur Barang  Data (pengumpulan, analisa, keputusan, peramalan, dll) Pengendalian, pemanfaatan, pengamanan dan pengawasan setiap barang (berkaitan dengan administrasi barang) tujuan dan fungsinya masing-masing Menunjang pelaksanaan tugas
  • 86. PELAKSANAAN 1. Setiap Pemasukan dan Pengeluaran Barang serta Stock yang ada selalu terbaharukan (terupdate) sesuai dengan waktu transaksi dan kondisi aktual saat itu 2. Tersedia Daftar Mutasi Pemasukan dan pengeluaran berupa kartu kendali di area persediaan dan sesuai dengan data pembukuan secara akuntansi 3. Buku besar / Jurnal Akuntasi yang mencerminkan kondisi dan nilai asset saat itu secara pembukuan perusahaan dan actual persediaan
  • 87. PENGAWASAN  Pengawasan dan Pengendalian Asset harus disesuaikan dengan tanggal pembelian (pencatatan sebagai asset) baik secara tunai ataupun hutang, tanggal penerimaan, dan ketersediaan asset dalam Persediaan Aktual  Pengawasan dan Pengendalian Asset harus disesuaikan dengan tanggal penjualan atau masuk ke proses produksi (pencatatan sebagai pengeluaran) baik secara tunai ataupun piutang, dan ketersediaan asset dalam Persediaan Aktual  Pencatatan Penjualan dan Pembelian menjadi analisa tersendiri dalam profitabilitas perusahaan untuk menentukan level persediaan yang sangat menguntungkan
  • 88. Mutasi Barang Mutasi barang adalah proses perpindahan barang dari satu tempat penyimpanan ( gudang ) menuju tempat penyimpanan yang lain (ataupun proses selanjutnya), baik itu dalam wilayah yang sama maupun wilayah yang berbeda. Dengan adanya mutasi barang, maka secara otomatis jumlah barang di tempat asal akan berkurang dan begitu juga sebaliknya. Untuk mengontrol mutasi barang, diperlukan suatu laporan agar jumlah barang yang ada memiliki jumlah yang seharusnya.
  • 89. PEMBERIAL LABEL DAN KODE BARANG  Metoda Pemberian label dan Kode Barang secara umum dilakukan untuk memudahkan semua anggota organisasi atau perusahaan dapat dengan mudah menelusuri keberadaan barang, keseragaman dalam pencatatan (data master untuk semua jenis pencatatan yang penting dalam perusahaan)  Beberapa alternatif/pilihan dalam membuat data master untuk pemberian label dan kode barang : 1. Jenis Material penyusun barang (besi, plastic, kulit, dll) 2. Fungsi Barang (tujuan pengadaan) 3. Masa berlakunya penyusutan (depresiasi) 4. Tanggal Produksi atau tanggal penerimaan 5. Lokasi/penempatan 6. Tanggal/Masa perkiraan penghapusan 7. Kecepatan dalam penggunaan (konsumsi/order pelanggan) 8. dan informasi lain yang memudahkan dalam pengawasan dan pengendalian persediaan (inventory)
  • 90. PENGHAPUSAN ASET/BARANG  Setiap Persediaan Memiliki aturan dalam masa berlakunya (length life) barang tersebut dalam persediaan  Sehingga terdapat aturan atau prosedur yang harus dilakukan dalam penetapan masa berlakunya dan masa penghapusan asset dalam inventory  Penghapusan Aset merupakan biaya karena melakukan tindakan penghapusan aktiva yang artinya dalam pencatatan pembukuan penghapusan aktiva ini harus di seimbangkan dengan pencatatan pembiayaan  Sehingga umumnya penghapusan ini melalui prosedur yang terukur, transparan, dan disetujui oleh pemangku keputusan karena menyangkut kinerja pada saat penghapusan asset itu dilakukan
  • 91. PENGELOLAA N ARSIP DAN ASET  Lokasi Aset  Status Aset  Penomoran Aset Apabila lokasi asset tersebar dalam satu pengendalian dan pengawasan sebaiknya lokasi asset masuk kedalam kode asset / penomoran asset, sehingga mudah ditelusuri lokasi asset berdasar pencatatan dan secara visulan mudah di temukan apabila terjadi kesalahan penempatan lokasi  Status Aset terbagi menjadi dua berdasarkan status keberadaan Aset, yaitu; Status Normal dan Status Penghapusan (Disposal)  Dapat juga ditambahkan Status Aset berdasarkan kebutuhan, baik untuk Status Normal atau Status Penghapusan  Umumnya Penomoran Aset dilakukan dengan penetapan Standar Operation Prosedur (SOP)  Dibuat sebagai panduan kerja kegiatan penomoran dan inventarisasi Barang untuk rekonsiliasi asset dan penomoran barang serta pencatatan dalam neraca asset  SOP ini disusun untuk menjamin seluruh pengadaan dan penambahan aset tercatat secara benar sesuai kaidah yang berlaku
  • 93.  Manajemen Logistik adalah Penataan serangkaian proses yang meliputi kegiatan perencanaan, implementasi, hingga pengawasan terhadap suatu proses perpindahan. Perpindahan itu sendiri meliputi barang, jasa, energi, dan sumber daya yang lain.  Manajemen yang menitik beratkan pada cara pengelolaan barang melalui tindakan-tindakan perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan dan penghapusan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan Pengertian Manajemen Logistik
  • 94. RUANG LINGKUP MANAJEMEN LOGISTIK 1. Desain Network 2. Pengadaan 3. Penanganan Material 4. Proses Order 5. Manajemen Inventori 6. Packaging 7. Distribusi
  • 95. PENGERTIAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Proses memesan, menyimpan, dan menggunakan inventory atau inventaris sebuah bisnis atau perusahaan Pengaturan mengenai seberapa banyak barang harus dipesan, disimpan di gudang, dan distribusinya sekaligus biayanya Persediaan merupakan sejumlah bahan/barang yang disediakan oleh perusahaan, baik berupa bahan jadi, bahan mentah, maupun barang dalam proses yang disediakan untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan guna memenuhi permintaan konsumen setiap waktu Persediaan juga dapat didefinisikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu
  • 96. TUJUAN DAN FUNGSI MANAJEMEN PERSEDIAAN Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan Fungsi Manajemen Persediaan  Fungsi Decoupling  untuk membantu perusahaan agar bisa memenuhi permintaan langganan tanpa tergantung pada supplier  Fungsi Economic Lot Sizing  Mempertimbangkan penghematan-penghematan (potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit lebih murah dan sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko dan sebagainya)  Fungsi Antisipasi  untuk mengantisipasi dan mengadakan permintaan musiman (seasonal inventories), menghadapi ketidak pastian jangka waktu pengiriman dan untuk menyediakan persediaan pengamanan (safety stock)
  • 97. Bahan yang akan digunakan untuk melaksanakan proses pelayanan tersebut tidak dapat dibeli atau didatangkan secara satu per satu dalam jumlah unit yang diperlukan Ketiadaan persediaan tersebut akan mengakibatkan terhentinya pelaksanaan pelayanan pelanggan Persediaan bahan baku dalam jumlah besar tersebut akan mengakibatkan terjadinya biaya persediaan yang semakin besar Beberapa hal yang menyangkut tujuan menyelenggarakan persediaan
  • 98. SISTEM MANAJEMEN PERSEDIAAN 4 SISTEM DALAM MANAJEMEN PERSEDIAAN Red line method Two-bin method Computerized inventory control system Just-in-time system
  • 99. Red line method adalah pengendalian persediaan dengan cara menggambar suatu garis merah di sekeliling bagian dalam peti/kotak tempat penyimpanan persediaan untuk menandai titik pemesanan ulang Two-bin method adalah pengendalian persediaan yang titik pemesanan ulang dicapai jika salah satu dari dua peti penyimpanan persediaan kosong
  • 100. Computerized inventory control system adalah sistem pengendalian persediaan dengan menggunakan komputer untuk menentukan titik pemesanan ulang dan untuk mengatur keseimbangan persediaan Just-in-time system adalah sistem pengendalian persediaan yang produsen mengkoordinasikan produksinya dengan pemasok sehingga bahan baku dan komponen-komponen lain tiba dari pemasok tepat pada saat dibutuhkan dalam proses produksi
  • 101. KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN PERSEDIAAN Sasaran akhir dari manajemen persediaan adalah untuk meminimumkan biaya dalam perubahan tingkat persediaan Untuk mempertahankan tingkat persediaan yang optimum, diperlukan jawaban atas dua pertanyaan mendasar sebagai berikut: 1) Kapan melakukan pemesanan 2) Berapa jumlah yang harus dipesan dan kapan melakukan pemesanan kembali Tekanan dalam penentuan jumlah Inventori Tekanan untuk persediaan rendah  Invetasi Persediaan  Biaya penyimpanan persediaan Tekanan untuk persediaan tinggi  Pelayanan kepada pelanggan  Kehilangan penjualan Max Stock Min Stock
  • 102. KAPAN MELAKUKAN PEMESANAN Untuk menjawab pertanyaan kapan melakukan pemesanan, dapat dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu • 1) Pendekatan titik pemesanan kembali (reorder point approach) • 2) Pendekatan tinjauan periodic (periodic review approach) • 3) Material requitment planning (MRP)
  • 103. BERAPA JUMLAH YANG HARUS DIPESAN DAN KAPAN MELAKUKAN PEMESANAN KEMBALI Ini Menyangkut Biaya, sedangkan biaya dalam keputusan Persediaan ada 5 kategori : • A) Biaya Pemesanan (Ordering Cost) • B) Biaya Penyimpanan (Carrying cost) • C) Biaya kekurangan persediaan (stock-out cost) • D) Biaya yang dikaitkan dengan Kapasitas • E) Biaya bahan atau barang itu sendiri
  • 104. BIAYA PEMESANAN (ORDERING COST) Merupakan biaya untuk melakukan pemesanan dan menerima barang pesanan, tidak dipengaruhi oleh jumlah persediaan rata-rata (biaya tetap). Ordering akan semakin kecil jika jumlah yang dipesan makin besar. Total Ordering Cost : TOC = O x N = O x T/Q O = Jumlah Biaya tetap untuk setiap pemesanan N = Frekwensi pemesanan/tahun T = Jumlah unit yang dijual per tahun Q = Jumlah pemesanan
  • 105. BIAYA PENYIMPANAN (CARRYING COST) Biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar peluang yang hilang apabila nilai persediaan digunakan untuk investasi (Cost of capital).  Carry cost, meliputi biaya gudang, asuransi, dan pajak (Cost of storage). Biaya ini berubah sesuai dengan nilai persediaan.  Carrying cost , makin kecil jika jumlah yang dipesan makin kecil Total Biaya Penyimpanan TCC = C x P x A Persediaan Rata-rata A = Q/2 = ( S / N ) / 2 TCC = Total Biaya Penyimpanan S = Penjualan Tahunan N = Frekwensi Pemesanan C = Biaya Penyimpanan P = Harga beli per unit
  • 106. Biaya kekurangan persediaan (stock-out cost)  Adalah biaya yang terjadi apabila persediaan tidak tersedia di gudang ketika dibutuhkan untuk produksi atau ketika langganan memintanya Biaya yang dikaitkan dengan kapasitas  Adalah biaya yang terjadi karena perubahan dalam kapasitas produksi Biaya bahan atau barang itu sendiri  Adalah harga yang harus dibayar atas item yang dibeli.  Biaya ini akan dipengaruhi oleh besarnya diskon yang diberikan oleh supplier.
  • 107. MANAJEMEN INVENTORY  Visualisasi  Indikasi Barang  Alur Pergerakan Barang  Terkelompokan / Grouping  Standar Operation Procedure  Lokasi Penyimpanan  Status Persediaan / Stock  Order Sinyal SOP 1. Alur Pros es 2. Upda te stock
  • 108. TINGKAT PERPUTARAN PERSEDIAAN Persediaan barang sebagai pos utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus menerus selalu mengalami perubahan Keluar Masuk Apabila perusahaan kurang tepat dalam menentukan jumlah investasi dalam persediaan, maka akan berakibat ganda dalam laporan keuangan, yaitu pada asset perusahaan dan pada profitabilitas  Over Investment  Under Investment Kemungkinan hal yang terjadi adalah :
  • 109. Over investment  Akan memperbesar beban bunga,  memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang,  memperbesar kerugian karena kerusakan  turunnya kualitas, keusangan  semuanya ini menentukan profitabilitas Under investment  mempunyai efek yang menekan keuntungan juga, karena kekurangan material perusahaan tidak akan bekerja dengan full- capacity  capital asset dan direct labor tidak dapat diberdayakan dengan seoptimal mungkin. Hal ini tentunya menyebabkan tingkat profitabilitas tidak maksimal Over Under
  • 110. MANAJEMEN FILING MODERN : PENERAPAN E DATA  Lokasi Aset/Arsip  Status Aset/Arsip  Penomoran Aset/Arsip  Standar Master Data lainnya 1. Memudahkan Proses Selanjutnya 2. Pengawasan dan Pengendalian
  • 111. Document Management  Manajemen dokumen adalah sistem atau proses yang digunakan untuk menangkap, melacak, dan menyimpan dokumen elektronik seperti PDF, file pengolah kata, dan gambar digital dari konten berbasis kertas.  Manajemen dokumen dapat menghemat waktu dan biaya dan memberikan keamanan dokumen, kontrol akses, penyimpanan terpusat, jalur audit, serta pencarian dan pengambilan yang efisien  Adalah suatu sistem atau perangkat lunak yang dirancang untuk mengelola suatu basis data dan menjalankan operasi terhadap data yang diminta banyak pengguna.  Contoh tipikal SMBD adalah akuntansi, sumber daya manusia, dan sistem pendukung pelanggan, SMBD telah berkembang menjadi bagian standar di bagian pendukung (back office) suatu perusahaan. Contoh SMBD adalah Oracle, SQL server 2000/2003, MS Access, MySQL dan sebagainya.  DBMS merupakan perangkat lunak yang dirancang untuk dapat melakukan utilisasi dan mengelola koleksi data dalam jumlah yang besar.  DBMS juga dirancang untuk dapat melakukan manipulasi data secara lebih mudah.. Sistem manajemen basis data DBMS
  • 112. Praktik terbaik manajemen dokumen di perusahaan 1. Mulailah dengan sasaran (KPI) dan kembangkan metrik utama 2. Memprioritaskan otomatisasi proses bisnis yang sederhana dan sering digunakan 3. Tingkatkan proses berbasis kertas alih-alih menirunya 4. Tangkap konten dekat dengan titik asal 5. Pastikan inerfacenya pengguna mudah dan intuitif 6. Manfaatkan Cloud/Public Server Data Base 7. Buat struktur folder dan tipe dokumen yang konsisten 8. Siapkan Kebijakan Pengawasan 9. Gunakan tanda tangan elektronik untuk keamanan yang lebih ketat dan kepatuhan yang lebih mudah 10. Sederhanakan alur kerja persetujuan dengan otomatisasi Document Management
  • 113. PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN ASET Dalam penyusunan Aset Report, selalu disesuaikan dengan aturan yang berlaku sebagai contoh:  Standar Akuntansi Indonesia  Standar Operation tentang Pengendalian dan pengawasan Aset  Tanggal pengakuan/pembukuan asset  Deskripsi Aset  Kondisi Aset  Lokasi dan Pengguna Aset  Unit of Measurement Asset  Label yang diaplikasikan pada asset tersebut secara data master dan aktual kode label  Identitas Aset tersebut dalam Buku besar pencatatan