2. • Understanding of Asset
Management
• Principle and Objective of
Asset Management
• Contribution of Asset
Management
• Asset Life Cycle Management
Model
• Asset Utilization
• Asset Management Policy
• Implementation of Asset
Management
MATERI
PELATIHAN
3. UNDERSTANDING OF ASSET MANAGEMENT
Manajemen aset adalah proses perencanaan dan pengendalian perolehan, pengoperasian, pemeliharaan,
pembaruan, dan pelepasan aset organisasi, meningkatkan potensi pengiriman aset dan meminimalkan biaya
dan risiko yang terlibat. Pemeliharaan yang memadai dan penerapan sistem, sumber daya manusia, dan proses
yang tepat memastikan peningkatan modal yang positif selama siklus hidup asset atau meningkatkan potensi
penyerahan aset dan menurunkan biaya.
PROSES
SISTEMATIS
Pemeliharaan
Peningkatan
Penghapusan
Pengadaan Hemat Biaya
Meningkatkan potensi
penyerahan asset
Menurunkan biaya
4. Menggerakkan bisnis
Business bertahan secara efektif
Business berkembang
Manajemen aset
adalah bagian
penting dari stra-
tegi manajemen
bisnis yang efektif.
Manajemen aset melibatkan
orang-orang dari semua
area dan divisi bisnis, mulai
dari COO dan manajer
hingga auditor dan insinyur,
dan bahkan spesialis TI dan
operator peralatan
konsep manajemen terus
berkembang. Seberapa baik
perusahaan menerima peru-
bahan akan menentukan
perusahaan mana yang akan
sejahtera di tahun-tahun
mendatang.
5. “Manajemen aset adalah
program terstruktur untuk
memberikan tingkat layanan
yang dibutuhkan pelanggan
Anda sekaligus meminimal-
kan biaya kepemilikan asset
selamanya.”
Elemen 1: Program Terstruktur
Asset Management sangat terstruktur
Keputusan mengenai aset dibuat dengan cara yang dapat diulang dan
didukung, berdasarkan data yang baik
Struktur Asset Management selalu mencakup siklus perbaikan
berkelanjutan
Elemen 2: Tingkat Layanan Tertentu
Asset Management tidak ingin memberikan layanan optimal,
melainkan ingin memberikan tingkat layanan tertentu
Tingkat ini dipilih berdasarkan tingkat layanan/pengorbanan biaya
Idealnya, tingkat layanan “disepakati” dengan pelanggan yang
mengetahui sepenuhnya trade-off tersebut
Elemen 3: Meminimalkan Biaya Aset
Semua keputusan aset (memperoleh, memelihara, memperbarui,
mengganti) dibuat berdasarkan siklus hidup
Setiap keputusan meminimalkan nilai sekarang dari seluruh biaya
kepemilikan di masa depan
Biaya harus mencakup biaya ekonomi, lingkungan, dan sosial
(“triple bottom line”)
Keputusan harus mempertimbangkan biaya risiko
Elemen 4: Menyelaraskan Biaya dan Tingkat Layanan terhadap
Risiko
6. LANDASAN TERPROGRAM
PENTING UNTUK KEBERHASILAN
ASSET MANAGEMENT Procedures
Practices
Systems
Objectives
Targets
Action Plan
Programmatic Foundation
Landasan Terprogram
Elemen 1: Program Terstruktur
7. SIKLUS PERBAIKAN BERKELANJUTAN
Memulai dengan Cara Terstruktur
Dimana kita sekarang, dan
Kita ingin berada dimana?
Evaluasi keduanya, lalu lakukan “analisis
kesenjangan”
Rencana Asset Management secara keseluruhan dan
masing-masing rencana aksi harus mendukung
upaya untuk menutup kesenjangan tersebut
Pelaksanaan yang patuh terhadap
Perencanaan dan mengakomodasi
perubahan
Komitmen terhadap
Perencanaan
Menjaga time-frame
Monitoring dan kontrol
Ukur dan Evaluasi Pencapaian
Catat Pencapaian dari
pelaksanaan dan ukur/nilai
Analisa Kegagalan dan
Keberhasilan
Rencanakan Tindakan Selanjutnya
Tindakan Penanggulangan
Standarisasi Keberhasilan
Copy Paste Keberhasilan
Pengembangan
8. Elemen 2: Tingkat Layanan Tertentu
Mendapatkan Dukungan (buy-in)
Memahami Risiko
Memahami Dampak Keuangan
Memahami Alat dan Kerangka Keputusan
Memahami Budaya Organisasi
Life-Cycle
Costs
Service
Levels
KONSEP ASSET MANAGEMENT SANGAT MUDAH
9. TINGKAT LAYANAN APA YANG MEMBERIKAN
BIAYA KESELURUHAN TERENDAH
Total cost
Low High
Level of Service
NPV
of
Community
cost
10. BIAYA KEPEMILIKAN ASET:
MASING-MASING MELIHAT BAGIAN DARI YANG BESAR
• Produksi : Truk, kru, pompa, dll.
• Teknikal : Studi, biaya modal (beton dan baja)
• Keuangan : Bunga, biaya keuangan lainnya
• Teknologi Informasi : Biaya sistem TI (CMMS, dukungan O&M lainnya, GIS,
produktivitas, dll.)
• Hanya sedikit orang yang melihat: Biaya overhead internal dan eksternal
Elemen 3: Meminimalkan Biaya Aset
11. BIAYA INI BERTAMBAH. . .
• Asset Management yang baik akan menghasilkan pengurangan biaya
kepemilikan aset setidaknya sebesar 20 persen
• Seberapa besar biaya kepemilikan asset dan berapa anggaran tahunan kita
jika kita tidak mempunyai infrastruktur untuk dikelola
• Perbedaan antara anggaran ini dan anggaran sekarang dapat dikaitkan
dengan kepemilikan aset
Elemen 3: Meminimalkan Biaya Aset
12. CONTOH BIAYA SIKLUS HIDUP ASET
Asset: Data Server
• Pertimbangkan Biaya Pengadaan Modal / Capital Costs
• Pertimbangkan Biaya Operasional Tahunan/ Annual Operating Costs
• Pertimbangkan Biaya Perawatan Tahunan/ Annual Maintenance Costs
• Pertimbangkan Biaya Perbaikan dan Penggantian Tahunan/ Annual
Repair & Replacement Costs
• Tambahkan Biaya dan Siapkan Biaya NPV
Elemen 3: Meminimalkan Biaya Aset
13. Hampir semua hal yang dilakukan bertujuan untuk mengatasi risiko
• Replace pipes? Reduce risk of water main breaks and outages
• Monitor pumping stations? Reduce risk of water outages
• Have redundant pumps? Reduce risk of asset failure and water outages
• Do preventive maintenance? Ditto
• Increase system capacity? Reduce risk of capacity-related delivery constraints
Elemen 4: Menyelaraskan Biaya dan Tingkat
Layanan terhadap Risiko
14. Asset Management sangat berfokus pada pelanggan
Tingkat layanan apa yang dibutuhkan pelanggan kita?
Bagaimana kami dapat memberikan layanan ini dengan biaya terendah?
Dalam organisasi AM yang sudah matang, hal ini merupakan cara
berpikir yang otomatis
Asset Management
15. Asset Management
• Layanan Lebih Baik dan Biaya Lebih
Rendah
• Infrastruktur Berkelanjutan
• Kegiatan Usaha/ Bisnis yang bagus
16. Asset Management
Ketahui kondisi sistem Anda dan nilainya
Mengoptimalkan Pengoperasian & Pemeliharaan (O&M)
Optimalkan Penghapusan & Penggantian/ Removal & Replacement (R&R)
Seimbangkan O&M versus belanja modal untuk mendapatkan biaya siklus hidup terendah
Alokasikan sumber daya ke tempat yang dibutuhkan, dan jauhkan dari tempat yang tidak diperlukan
Better Service,
Lower Costs
17. Sustainable
Infrastructure
Sebagian besar infrastruktur bersifat “gratis”, yang
disumbangkan oleh pengembang atau dana hibah
“Harta karun tersembunyi” ini, yang biasanya tidak
tercermin dalam tarif utilitas, sudah semakin tua
dan sangat mahal untuk diganti
Kurangnya AM berarti banyak tagihan yang
jatuh tempo tanpa sarana untuk membayar
18. Tingkat layanan terkait dengan pengeluaran
Investasi modal yang tidak perlu diminimalkan
Alokasi sumber daya sehari-hari dan jangka panjang
yang lebih baik
Pendekatan biaya siklus hidup (life-cycle cost) berarti
antara biaya dan manfaat lebih seimbang
Secara keseluruhan, peningkatan penyampaian nilai dan
bukan hanya penyampaian layanan
Good
Business
19. Nature of assets
1. Human assets/ Aset manusia: Perilaku, pengetahuan, dan
Kompetensi tenaga kerja mempunyai pengaruh mendasar
(pengaruh terhadap kinerja aset fisik)
2. Financial assets/ Aset keuangan: sumber daya keuangan
diperlukan untuk investasi infrastruktur, operasi,
pemeliharaan dan material
3. Information assets/ Aset informasi: data dan informasi
berkualitas baik sangat penting untuk mengembangkan,
mengoptimalkan dan menerapkan rencana pengelolaan
aset
4. Intangible assets/ Aset tak berwujud: reputasi dan citra
organisasi dapat berdampak signifikan terhadap investasi
infrastruktur, strategi operasional, dan biaya terkait.
5. Physical Assets/ Aset Fisik : Tanaman, Mesin, Bangunan,
kendaraan, properti dan barang-barang lainnya yang
mempunyai nilai tersendiri
20. PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
Institute of Asset Management (IAM) telah mengembangkan 7 prinsip identifikasi penting yang mendasari
semua sistem manajemen aset yang benar-benar efektif
1. Menyeluruh
Melihat gambaran besarnya sangat penting dalam manajemen
aset.
Manajemen aset harus mempertimbangkan implikasi gabungan
dari pengelolaan semuanya secara bersamaan, harus
mempertimbangkan kombinasi berbagai jenis asetnya.
Manajemen harus melihat bagaimana aset saling bergantung
secara fungsional dan kontribusi apa yang mereka berikan dalam
sistem aset mereka sendiri.
Harus memahami fase siklus hidup aset yang berbeda dan
aktivitas terkait.
Melihat gambaran keseluruhan, yaitu implikasi gabungan dari
pengelolaan semua aspek.
21. PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
2. Sistematis
Pengertian sistematis adalah segala bentuk usaha untuk menguraikan atau
menjabarkan sesuatu dalam hubungan yang teratur dan juga logis sehingga
membentuk suatu system yang menyeluruh, utuh dan juga terpadu yang bisa
menjelaskan rangkaian sebab dan akibat yang berkaitan dengan object
tertentu. Pengertian dari sistematis dalam metode ilmiah berarti suatu proses
yang digunakan dalam suatu penelitian dengan menggunakan cara atau
langkah yang logis.
Hal ini memungkinkan keputusan dan tindakan menjadi konsisten, berulang,
dan transparan. Metodis atau konsisten dan mengikuti prosedur dengan
benar setiap saat, dia disebut sebagai orang yang sistematis
Pendekatan metodis, mendorong keputusan dan tindakan yang konsisten,
dapat diulang, dan dapat diaudit
Manajemen aset adalah proses sistematis dalam mengembangkan,
mengoperasikan, memelihara, meningkatkan, dan membuang aset dengan
cara yang paling hemat biaya (termasuk semua atribut biaya, risiko, dan
kinerja)
22. 3. Sistemik
Untuk menetapkan nilai bersih total dengan benar, aset
harus diperiksa dalam konteks sistemnya.
Jika aset hanya diperiksa secara terpisah, maka sulit untuk
menilai dan mengoptimalkan kinerja, biaya, dan risikonya
dengan tepat.
Mempertimbangkan aset dalam konteks sistem asetnya dan
mengoptimalkan nilai sistem asset
Sesuatu yang mendarah daging dalam sistem disebut
sistemik. Proses yang inbuilt dalam sistem disebut sistemik
PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
23. 4. Berbasis risiko
Menjadikan risiko transparan sangat penting bagi
kelangsungan hidup organisasi.
Perusahaan yang tidak memperhitungkan risiko
secara memadai dalam pengelolaan asetnya tidak
hanya mengancam aset itu sendiri, namun juga
operasional organisasi secara keseluruhan.
Mengidentifikasi secara menyeluruh potensi risiko
serta biaya dan manfaat yang terkait akan
membantu organisasi menetapkan prioritas dan
mengalokasikan sumber daya dan pengeluaran
mereka dengan tepat.
Memfokuskan sumber daya dan pengeluaran, dan
menetapkan prioritas, sesuai dengan risiko yang
teridentifikasi dan biaya/manfaat yang terkait
Consequences ($)
Likelihood
of
Failure
L M H
H
M
L
Concentrating Your
Efforts
PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
24. 5. Optimal
Optimalisasi, atau mencari dan menerapkan kompromi nilai terbaik antara tujuan dan faktor yang
bersaing, adalah tujuan akhir dari manajemen aset yang efektif.
Manajemen aset memperhitungkan semua faktor biaya, manfaat, risiko, dan kinerja yang terkait
dengan aset sepanjang siklus hidupnya dan mempertimbangkannya satu sama lain untuk membuat
keputusan tentang bagaimana aset tersebut harus digunakan.
Menetapkan kompromi nilai terbaik antara faktor-faktor yang bersaing, seperti kinerja, biaya dan
risiko, yang terkait dengan aset selama siklus hidupnya
Merupakan proses kerja dalam penggunaan dan pemanfaatan aset. Aset yang belum optimal dan
tidak dapat dioptimalkan harus dicari faktor penyebabnya, apakah faktor dari aspek legal, fisik, nilai
ekonomi yang rendah ataupun faktor lainnya. Hasil akhir dari tahapan ini adalah rekomendasi
berupa sasaran dan strategi dan program untuk mengoptimalkan aset yang dikuasai.
Aset yang memiliki potensi yang dapat dikelompokkan berdasarkan sektor-sektor unggulan yang
menjadi tumpuan dalam strategi pengembangan perusahaan, baik jangka pendek, menengah
maupun jangka panjang.
PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
25. 6. Berkelanjutan
Ketika sebuah organisasi menerapkan manajemen aset yang baik, mereka juga menerapkan
pemikiran jangka Panjang, sesuatu yang tidak selalu menjadi prioritas bisnis.
Aset tersebut harus dikelola secara berkelanjutan. Artinya, manajemen aset harus
mempertimbangkan dampak jangka panjang dari aktivitas jangka pendek dan memastikan bahwa
persyaratan dan kewajiban di masa depan (seperti kinerja sistem yang sedang berjalan, tanggung
jawab sosial, dan keberlanjutan lingkungan atau ekonomi) telah dipenuhi secara memadai.
Mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari kegiatan jangka pendek untuk memastikan
bahwa ketentuan yang memadai telah dibuat untuk persyaratan dan kewajiban di masa depan
(seperti kelestarian ekonomi atau lingkungan, kinerja sistem, tanggung jawab sosial, dan tujuan
jangka panjang lainnya)
PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
26. 7. Terintegrasi
Semua prinsip manajemen aset ini akan efektif sepenuhnya
hanya jika prinsip-prinsip tersebut bekerja sama.
Integrasi berarti bahwa pengelolaan aset lebih dari sekedar
gabungan prinsip-prinsipnya. Hal ini merupakan pengakuan
atas saling ketergantungan dan efek gabungan, serta
perlunya pendekatan terpadu untuk memberikan nilai
optimal.
Menyadari bahwa saling ketergantungan dan efek gabungan
sangat penting untuk keberhasilan. Hal ini memerlukan
kombinasi atribut-atribut di atas, yang dikoordinasikan
untuk menghasilkan pendekatan gabungan dan nilai bersih
PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
INTEGRATED
HOLISTIC
SYSTEMATIC
SYSTEMIC
RISK BASED
OPTIMAL
SUISTANABLE
27. PRINSIP MANAJEMEN ASET BERLAKU UNTUK
SEMUA ASPEK SIKLUS HIDUP ASET
Plan/Create Acquire Maintain Refurbish IT
28. Objective Asset Management / Tujuan Manajemen Aset
Hal ini diperlukan untuk memastikan pengelolaan aset yang
terukur, tujuan ditetapkan di seluruh bagian yang relevan dari
organisasi untuk mengaktifkan kebijakan manajemen asset
diterapkan dan strategi pengelolaan aset yang akan dilakukan
dapat tercapai.
Hasil atau pencapaian spesifik dan terukur yang diperlukan
sistem aset untuk menerapkan kebijakan manajemen asset
dan strategi pengelolaan aset;
Tingkat kinerja atau kondisi yang detail dan terukur diperlukan
dari aset tersebut; dan/atau
Hasil atau pencapaian spesifik dan terukur yang dibutuhkan
sistem manajemen aset
PRINCIPLE AND OBJECTIVE OF ASSET MANAGEMENT
29. CONTRIBUTION OF ASSET MANAGEMENT
Optimalisasi Kegiatan dalam Life-
Cycle Aset
optimalisasi kinerja, biaya dan risiko
yang berkelanjutan
optimalisasi penanaman modal dan
perencanaan keberlanjutan
Tujuan Strategi Perusahaan
31. CONTRIBUTION OF ASSET MANAGEMENT
Mempertahankan nilai asset
Meningkatkan keamanan
Memudahkan penyusunan anggaran
Mencegah pembelian berlebih
Membuat manajemen risiko
Memonitor penyusunan aset
System Pengelolaan Asset
Pengelolaan Portfolio Asset
Pengelolaan Organisasi Perusahaan
32. MANFAAT PENYESUAIAN TUJUAN MANAJEMEN ASET
Meningkatkan Siklus Hidup Aset
Kebanyakan organisasi tanpa tujuan manajemen aset tidak menggunakan aset mereka secara maksimal.
Tujuannya memastikan bahwa aset dikelola dengan tepat, yang mengarah pada peningkatan umur aset.
Mematuhi Standar Peraturan
Mengkoordinasikan tujuan manajemen aset memungkinkan Anda mematuhi kebijakan, peraturan, dan
standar industri Anda. Ingatlah bahwa tindakan hukum dapat diambil terhadap organisasi yang
melanggar aturan yang ditetapkan. Mematuhi standar peraturan adalah langkah penting untuk
meningkatkan akuisisi dan retensi pelanggan serta tetap berada di depan pesaing Anda.
Meningkatkan Kinerja dan Efisiensi Operasional
Tujuan organisasi membantu manajer mengidentifikasi area di mana aset digunakan secara maksimal
dan di mana aset tidak digunakan. Wawasan ini membantu dalam perencanaan dan perancangan ulang
alokasi aset untuk meningkatkan pemanfaatan, kinerja, dan efisiensi aset bisnis Anda
33. ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL
Manajemen siklus hidup aset adalah teknik manajemen aset di mana manajer fasilitas memaksimalkan
masa pakai aset melalui perencanaan, pembelian, penggunaan, pemeliharaan, dan pembuangan aset.
Tujuan utama manajemen siklus hidup aset adalah untuk mengurangi biaya dan meningkatkan
produktivitas.
Karena pelacakan siklus hidup aset dengan perangkat lunak yang sesuai memungkinkan pasokan data yang
konstan, organisasi berinvestasi dalam manajemen siklus hidup aset. Hal ini meningkatkan tanggung jawab
sekaligus memfasilitasi pemeliharaan dan perencanaan peralatan tepat waktu.
Tahapan siklus hidup aset biasanya masuk ke dalam kategori yang tercantum di bawah ini. Tetapkan tujuan
aset sebelum dimulainya fase pertama siklus hidupnya.
Planning
Planning Acquiring Using Maintaining Disposing
35. Perencanaan
Ketika aset yang ada tidak dapat memenuhi kebutuhan
bisnis Anda, perencanaan aset baru adalah tahap
pertama dalam siklus hidupnya.
Tim pengadaan Anda mungkin berkolaborasi dengan
beberapa departemen untuk mengidentifikasi kebutuhan
unik.
Saat membeli suatu aset, pertimbangkan batasan
anggaran sebagai perhatian utama yang harus diberikan
pada apakah aset tersebut akan memenuhi kebutuhan
organisasi
ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL
Procurement
Asset
Inventory
Inquiry
Specification
Price
36. Mengakuisisi
Tahap selanjutnya adalah membeli aset setelah Anda
mengidentifikasi kebutuhan Anda. Hal ini mencakup melakukan riset
pasar pada banyak pemasok dan memilih salah satu yang
menawarkan peralatan terbaik dengan harga terjangkau.
Penerapan melibatkan perakitan, pengujian masalah apa pun, dan
pemeriksaan kekurangan, yang juga merupakan bagian dari langkah
akuisisi. Setelah memasang aset, tim pemeliharaan menentukan
apakah aset memerlukan suku cadang pengganti.
Suku cadang untuk aset harus sesuai dengan inventaris Anda.
Lakukan pengujian tambahan setelah Anda menerapkan aset untuk
memastikan aset berfungsi dengan baik. Latih personel Anda dalam
menggunakan dan memelihara aset
ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL
37. Menggunakan
Tahap ini melibatkan penggunaan awal aset sebelum
pemeliharaan apa pun. Pada titik ini, Anda menggunakan
aset sebagaimana mestinya, mengantisipasi produksi untuk
meningkatkan profitabilitas organisasi Anda.
Penting untuk diingat bahwa meskipun Anda harus
memulai perencanaan sebelum memperoleh suatu aset,
hal ini berlanjut selama fase ini untuk siklus hidup dan
pemeliharaan aset.
Banyak faktor yang mempengaruhi berapa lama suatu
objek dapat beroperasi tanpa memerlukan perawatan
awal. Faktor-faktor ini mencakup jenis aset, frekuensi
penggunaan, kompleksitas, ketersediaan sumber daya
pemeliharaan organisasi, dan strategi pemeliharaan.
ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL
38. Pemeliharaan
Aset baru memasuki tahap pemeliharaan dalam siklus hidupnya setelah
memerlukan tugas pemeliharaan pertamanya.
Pemeliharaan preventif dan reaktif adalah dua kategori yang masuk ke
dalamnya.
Pemeliharaan Korektif, melakukan pemeliharaan korektif ketika suatu aset
mengalami masalah, dan tujuannya adalah untuk memperbaiki masalah
tersebut dan memulihkan pengoperasian aset dengan benar. Ini adalah
bentuk pemeliharaan yang paling umum digunakan karena Anda melakukan
perbaikan korektif sesuai kebutuhan, terlepas dari betapa rumitnya rencana
tim pemeliharaan.
Pemeliharaan Darurat, ketika suatu aset benar-benar rusak dan Anda harus
segera memperbaiki masalahnya, hal ini disebut pemeliharaan darurat.
Tugas yang merupakan bagian dari pemeliharaan darurat dapat
menghilangkan ancaman terhadap keselamatan atau mencegah kerusakan
pada mesin, produk, atau struktur.
Pemeliharaan preventif, membantu Anda menghindari kerusakan mesin
dan penundaan produksi.
ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL
39. Menghapus/Pelepasan
Pelepasan aset merupakan fase akhir dari siklus hidup aset. Ketika suatu
aset tetap mencapai akhir masa manfaatnya, pelepasan terjadi sebagai
bagian dari siklus hidup aset tersebut. Jenis aset dan bahan pembuatnya
akan menentukan apakah aset tersebut harus didaur ulang atau dibuang.
Sebelum Anda membuang suatu aset, Anda mungkin dapat
menggunakannya kembali di beberapa sektor. Namun, penggunaan kembali
aset produksi tidak terlalu sering dilakukan.
Saat Anda mengganti suatu aset, siklus hidup dimulai ulang dengan aset
baru. Menentukan apakah perusahaan Anda dapat meningkatkan ke
produk yang lebih baik sekaligus mengurangi biaya selalu merupakan ide
bagus pada saat ini
ASSET LIFE CYCLE MANAGEMENT MODEL
40. Dalam bisnis, pemanfaatan aset adalah rasio yang mengukur
seberapa efisien suatu organisasi dalam menggunakan aset
yang dimilikinya untuk menghasilkan uang dan menghasilkan
keuntungan.
Di fasilitas manufaktur, ini akan mengukur seberapa baik Anda
menggunakan kapasitas produksi terpasang.
Untuk aset terpasang apa pun, Anda harus mempertimbangkan
dua faktor berbeda potensi pemanfaatannya dan pemanfaatan
aktualnya. Sebagai permulaan, ingatlah bahwa ada batasan
tegas mengenai jumlah jam kerja mesin apa pun selama
setahun – yaitu 8760 jam (waktu kalender).
Dengan beberapa shift dalam sehari, Anda mungkin dapat
mengekstraksi sesuatu yang mendekati angka tersebut dengan
sebuah aset, anggap ini sebagai potensi pemanfaatan.
ASSET UTILIZATION/ PEMANFAATAN
Asset
Revenue
&
Profit
41. Banyak faktor yang berperan, mencegah perusahaan Anda menggunakan aset apa pun secara maksimal.
ASSET UTILIZATION
Waktu henti wajib/Mandatory downtime
Liburan
Kerusakan aset yang tidak terduga
Banyak rutinitas dan kejadian acak lainnya
Pergantian dan jeda operator
Waktu henti terjadwal untuk pemeliharaan dan perbaikan
Periode istirahat
- Pemanfaatan aset memungkinkan kita memperhitungkan segalanya dan mengukur penggunaan total
aset yang sebenarnya. Ini adalah metrik utama yang dapat mengungkapkan banyak hal tentang
efisiensi bisnis Anda.
- Pemanfaatan aset yang lebih tinggi biasanya berarti peningkatan efisiensi dan margin keuntungan
secara keseluruhan. Selain itu, ini membantu produsen mencapai efisiensi produksi.
42. Pemanfaatan aset penting untuk mengukur kinerja bisnis secara akurat. Jika aset perusahaan tidak
digunakan secara optimal, perusahaan berisiko mengalami kerugian operasional yang signifikan.
Metrik pemanfaatan aset memberikan indikasi paling jelas mengenai statistik penting ini.
Dalam hal ini, ini merupakan penurunan di atas Overall Equipement Effectiveness (OEE) karena
beberapa alasan. Efektivitas peralatan secara keseluruhan hanya terfokus pada proses produksi,
namun rendahnya utilisasi aset dapat disebabkan oleh faktor lain. Misalnya, penjualan yang rendah
dapat menyebabkan penumpukan persediaan dan memaksa perusahaan mengurangi produksi.
Oleh karena itu, yang terbaik adalah menggabungkan kedua metrik ini , mengukur OEE dan
menggunakannya dalam penghitungan pemanfaatan aset untuk mendapatkan gambaran besarnya.
Pemanfaatan aset yang ideal harus tetap di atas 70%. Jika lebih rendah, maka dampaknya terhadap
biaya per unit akan terlalu tinggi dan dapat membuat bisnis menjadi tidak kompetitif di pasar.
ASSET UTILIZATION
43. ASSET MANAGEMENT POLICY
Prinsip dan persyaratan yang diamanatkan berasal dari,dan konsisten dengan,
strategi rencana organisasi, menyediakan kerangka kerja untuk pengembangan
dan pelaksanaan pengelolaan asetstrategi dan pengaturan tujuan manajemen
aset.
1. Kebijakan manajemen aset memainkan peran utama dalam mendorong
sistem manajemen aset. Kebijakan pengelolaan aset adalah asarana bagi
manajemen puncak
2. Untuk berkomunikasi dengan manajer, karyawan dan pemangku
kepentingannya posisi dan niat organisasi sehubungan dengan asset
pengelolaan
3. Ini memberikan pernyataan tingkat tinggi tentang prinsip-prinsip
organisasi,pendekatan dan harapan yang berkaitan dengan manajemen aset.
4. Kebijakan manajemen aset harus dilihat pada tingkat yang samakomitmen
sebagai kebijakan keselamatan organisasi.
44. Asset Management Strategy
Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara strategi
manajemen aset jangka panjang yang disahkan oleh manajemen puncak
Strategi manajemen aset harus menetapkan bagaimana kebijakan manajemen aset
akan dicapai.
Merupakan mekanisme koordinasi untuk memastikan bahwa aktivitas yang dilakukan
pada aset fisik selaras untuk mencapai rencana strategis organisasi secara optimal. Hal
ini memerlukan rencana atau skema tingkat tinggi untuk mengubah kebijakan
manajemen aset menjadi tujuan manajemen aset dan rencana aktivitas spesifik di
seluruh portofolio asset
Seperti :
1. Pengambilan Keputusan Penanaman Modal
2. Pengambilan Keputusan Operasi dan Pemeliharaan
3. Optimalisasi Biaya dan Nilai Siklus Hidup Asset
4. Strategi dan Optimasi Sumber Daya
5. Strategi dan Optimasi Shutdown & Pemadaman
6. Startegi Ageing Asset
45. IMPLEMENTATION OF ASSET MANAGEMENT
Asset management Plans
Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan dan memelihara
rencana manajemen aset untuk mencapai strategi manajemen aset dan
mencapai tujuan manajemen aset di seluruh aktivitas siklus hidup
berikut :
1. Penciptaan, akuisisi, atau peningkatan asset
2. Pemanfaatan asset
3. Pemeliharaan asset
4. Penonaktifan dan/atau pelepasan aset.
46. Asset management Plans
IMPLEMENTATION OF ASSET MANAGEMENT
Grup Aktivitas Pengiriman Siklus Hidup berisi Subyek Manajemen Aset berikut:
1. Standar Teknis dan Perundang-undangan
2. Penciptaan dan Akuisisi Aset
3. Rekayasa Sistem
4. Pengiriman Pemeliharaan
5. Rekayasa Keandalan & Analisis Akar Penyebab
6. Operasi Aset
7. Manajemen Sumber Daya
8. Manajemen Shutdown/Pemadaman
9. Respons Insiden
10. Rasionalisasi dan Pelepasan Aset
47. Asset Management Contingency Plans
IMPLEMENTATION OF ASSET MANAGEMENT
Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara rencana dan/atau prosedur untuk
mengidentifikasi dan merespons insiden dan situasi darurat, dan menjaga kelangsungan
aktivitas manajemen aset penting.
1. kegagalan signifikan aset penting yang mengakibatkan kerugianlayanan atau pasokan kepada
pelanggan atau bahan berbahaya
2. kondisi yang timbul dari kondisi cuaca ekstrem, mis. angin kencang, banjir, hujan salju lebat,
sambaran petir;
3. pelepasan cairan atau gas berbahaya yang tidak direncanakan;
4. ledakan atau kebakaran;
5. hilangnya pasokan listrik atau sistem kontrol;
6. kombinasi peristiwa atau risiko yang dapat mengakibatkan situasi darurat
49. Struktur, Wewenang dan Tanggung Jawab
Organisasi harus menetapkan dan memelihara struktur organisasi yang
berisi peran, tanggung jawab dan wewenang, konsisten dengan
pencapaian kebijakan, strategi, tujuan dan rencana manajemen asetnya.
Peran, tanggung jawab dan wewenang ini harus didefinisikan,
didokumentasikan dan dikomunikasikan kepada individu yang relevan
ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
50. Pengalihdayaan kegiatan pengelolaan aset
Jika organisasi memilih untuk melakukan outsourcing aspek manajemen
aset apa pun yang memengaruhi kesesuaian dengan persyaratan,
organisasi harus memastikan kendali atas aspek tersebut.
Organisasi harus menentukan dan mendokumentasikan bagaimana
bagian-bagian ini akan dikendalikan dan diintegrasikan ke dalam sistem
manajemen aset organisasi.
Organisasi juga harus mengidentifikasi dan mendokumentasikan
ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
51. Pelatihan, Kesadaran dan Kompetensi
Organisasi harus memastikan bahwa setiap orang yang berada di bawah kendali
langsungnya yang melakukan aktivitas terkait manajemen aset memiliki tingkat
kompetensi yang sesuai dalam hal pendidikan, pelatihan, atau pengalaman.
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara proses dan/atau
prosedur untuk membuat orang yang bekerja di bawah kendalinya menyadari:
risiko terkait manajemen aset yang terkait dengan aktivitas kerja mereka dan
manfaat manajemen aset dari kinerja pribadi
peran dan tanggung jawab mereka serta pentingnya mematuhi kebijakan,
proses dan/atau prosedur dan rencana manajemen asset
potensi konsekuensi penyimpangan dari proses dan/atau prosedur manajemen
aset tertentu
ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
52. Dokumentasi sistem manajemen aset
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara
dokumentasi terkini untuk memastikan bahwa sistem manajemen
asetnya dapat dipahami, dikomunikasikan, dan dioperasikan secara
memadai.
ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
53. Komunikasi, partisipasi dan konsultasi
Organisasi harus memastikan pengelolaan aset yang bersangkutaninformasi
dikomunikasikan secara efektifdan dari karyawan serta pemangku kepentingan
lainnya, termasuk penyedia layanan yang dikontrak.
Organisasi harus memastikan konsultasi dengan pemangku kepentingan yang
relevan dan sesuai dengan kepentingan merekaketerlibatan dalam:
pengembangan strategi, tujuan dan rencana manajemen aset;
pengembangan kebijakan fungsional, standar teknik,proses dan/atau
prosedur;
penilaian risiko dan penentuan pengendalian;
ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
54. Information management
Organisasi harus mengidentifikasi informasi manajemen aset yang diperlukan untuk
memenuhi persyaratan spesifikasi dengan mempertimbangkan seluruh fase siklus
hidup aset. Informasi tersebut harus memiliki kualitas yang sesuai dengan keputusan
manajemen aset dan aktivitas yang didukungnya
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
mengendalikan semua informasi yang diperlukan dalam spesifikasi ini. Prosedur-
prosedur ini harus memastikan:
Kecukupan informasi disetujui oleh personel yang berwenang sebelum digunakan;
Informasi dipelihara dan dipastikan kecukupannya melalui tinjauan dan revisi
berkala, termasuk kontrol versi jika diperlukan;
Alokasi peran, tanggung jawab, dan wewenang yang sesuai mengenai asal usul,
pembuatan, penangkapan, pemeliharaan, jaminan, transmisi, hak akses,
penyimpanan, pengarsipan, dan pembuangan item informasi;
ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
55. Manajemen risiko
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara proses dan/atau prosedur yang
terdokumentasi untuk identifikasi dan penilaian berkelanjutan atas risiko terkait aset dan
manajemen aset, serta identifikasi dan penerapan tindakan pengendalian yang diperlukan
sepanjang siklus hidup aset. aset.
Kekritisan, Penilaian dan Manajemen Risiko
Perencanaan Kontinjensi dan Analisis Ketahanan
Pembangunan Berkelanjutan
Cuaca dan Perubahan Iklim
Pemantauan Kinerja & Kesehatan Aset & Sistem
Manajemen Perubahan Aset & Sistem
Tinjauan Manajemen, Audit & Jaminan
Hubungan Pemangku Kepentingan
ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
56. LEGAL AND OTHER REQUIREMENTS
• Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara proses dan/atau prosedur
untuk mengidentifikasi dan mengakses persyaratan hukum, peraturan, undang-undang, dan
persyaratan manajemen aset lain yang berlaku
ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
57. Manajemen perubahan
Dimana pengaturan yang ada direvisi, atau pengaturan baru
diperkenalkan yang dapat berdampak pada
Kegiatan pengelolaan aset, organisasi harus menilai risiko terkait
sebelum pengaturan diterapkan. Pengaturan baru atau revisi yang perlu
dipertimbangkan harus mencakup
Revisi struktur organisasi, peran atau tanggung jawab
Revisi kebijakan, strategi manajemen aset,tujuan atau rencana
ASSET MANAGEMENT ENABLERS AND CONTROLS
59. Life cycle activities
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara proses
dan/atau prosedur untuk penerapan rencana manajemen aset dan
pengendalian aktivitas di seluruh siklus hidup, termasuk:
penciptaan, perolehan atau peningkatan aset;
pemanfaatan aset;
pemeliharaan aset;
dekomisioning dan/atau pelepasan aset
IMPLEMENTATION OF ASSET MANAGEMENT PLAN(S)
60. Alat, fasilitas dan perlengkapan
Organisasi harus memastikan bahwa peralatan, fasilitas dan perlengkapan
dipelihara dan, jika diperlukan, dikalibrasi. Organisasi harus menetapkan dan
memelihara proses dan prosedur untuk mengendalikan kegiatan pemeliharaan dan
kalibrasi, dimana peralatan, fasilitas dan perlengkapan tersebut penting untuk
Implementasi rencana pengelolaan asetnya;
Mencapai fungsi dan kinerja yang diperlukan dari aset atau sistem asetnya
Pemantauan dan pengukuran kinerjadan/atau kondisi
IMPLEMENTATION OF ASSET MANAGEMENT PLAN(S)
62. Performance and condition monitoring
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara proses
dan/atau prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja sistem
manajemen aset dan kinerja dan/atau kondisi aset dan/atau sistem
aset. Proses dan/atau prosedur tersebut harus memberikan
pertimbangan terhadap:
Pemantauan reaktif untuk mengidentifikasi ketidaksesuaian di masa
lalu atau yang sudah ada dalam sistem manajemen aset, dan segala
kerusakan, kegagalan, atau insiden terkait aset;
Pemantauan proaktif untuk mencari kepastian bahwa sistem
manajemen aset dan aset dan/atau sistem aset beroperasi
sebagaimana mestinya. Hal ini mencakup pemantauan untuk
memastikan bahwa kebijakan, strategi, dan tujuan pengelolaan aset
terpenuhi, rencana pengelolaan aset diterapkan, dan bahwa proses,
prosedur, atau pengaturan lain untuk mengendalikan aktivitas siklus
hidup aset telah dilaksanakan. efektif;pengukuran kinerjadan/atau
kondisi
PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
63. Investigasi kegagalan, insiden, dan terkait ketidaksesuaian asset
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara proses dan/atau prosedur
untuk penanganan dan investigasi kegagalan, insiden, dan ketidaksesuaian yang
terkait dengan aset, sistem aset, dan sistem manajemen aset. Proses dan/atau
prosedur ini harus menjelaskan tanggung jawab dan wewenang untuk:
Mengambil tindakan untuk mengurangi konsekuensi yang timbul dari kegagalan,
insiden, atau ketidaksesuaian;
Menyelidiki kegagalan, insiden, dan ketidaksesuaian untuk menentukan akar
permasalahannya;
Mengevaluasi perlunya tindakan pencegahan untuk menghindari terjadinya
kegagalan, insiden dan ketidaksesuaian;
Mengkomunikasikan, sebagaimana mestinya kepada pemangku kepentingan terkait,
hasil investigasi dan tindakan perbaikan dan/atau tindakan pencegahan yang
teridentifikasi
PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
64. EVALUATION OF COMPLIANCE
O r g a n i s a s i h a r u s m e n e t a p k a n , m e n e ra p k a n d a n m e m e l i h a ra
p r o s e s d a n / a t a u p r o s e d u r u n t u k m e n g e va l u a s i k e p a t u h a n n ya
t e r h a d a p p e r s ya ra t a n h u k u m d a n p e ra t u ra n l a i n n ya a t a u
p e r s ya ra t a n m u t l a k ya n g b e r l a k u , d a n h a r u s m e n e n t u k a n
f r e k u e n s i e va l u a s i t e r s e b u t .
O r g a n i s a s i h a r u s m e n y i m p a n c a t a t a n h a s i l e va l u a s i t e r s e b u t
PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
65. AUDIT
Organisasi harus memastikan bahwa audit terhadap sistem manajemen
aset dilakukan untuk menentukan apakah sistem manajemen aset:
S e s u a i d e n g a n r e n c a n a p e n g a t u ra n a s e t m a n a j e m e n , t e r m a s u k
p e r s ya ra t a n nya .
Te l a h d i t e ra p k a n d a n d i p e r t a h a n k a n .
E f e k t i f d a l a m m e m e n u h i k e b i j a k a n m a n a j e m e n a s e t
o r g a n i s a s i , s t ra t e g i m a n a j e m e n a s e t , d a n t u j u a n m a n a j e m e n
a s e t .
PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
66. Tindakan perbaikan Tindakan korektif dan preventif
PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
Organisasi harus menetapkan, menerapkan, dan memelihara proses dan/atau prosedur untuk
mendorong:
Tindakan perbaikan untuk menghilangkan penyebab buruknya kinerja dan ketidaksesuaian
Diidentifikasi dari investigasi, evaluasikepatuhan dan audit untuk menghindari terulangnya hal
tersebut
Tindakan pencegahan untuk menghilangkan potensi penyebab ketidaksesuaian atau kinerja
buruk.
67. Records
Organisasi harus membuat dan memelihara
catatan yang diperlukan untuk menunjuk-
kan kesesuaian terhadap persyaratan sis-
tem manajemen asetnya
Catatan harus dapat dibaca, diidentifikasi ,
dan dilacak.
Catatan harus disimpan sesuai dengan
persyaratan
PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
68. Management review
Manajemen puncak harus meninjau secara berkala sistem manajemen
aset organisasi yang dianggap tepat untuk memastikan kesesuaian,
kecukupan, dan efektivitas yang berkelanjutan. Peninjauan harus
mencakup penilaian perlunya perubahan pada sistem manajemen aset,
termasuk kebijakan manajemen aset, strategi manajemen aset, dan
tujuan manajemen aset
PERFORMANCE ASSESSMENT AND IMPROVEMENT
70. Peran
Manajemen
Inventarisasi
Barang dan Aset
Perusahaan
Inventaris adalah suatu daftar berisi seluruh barang milik institusi, yang
berguna untuk menjalankan operasionalnya
suatu kata berasal dari bahasa Inggris di mana memiliki arti barang
ataupun bahan milik perusahaan untuk diolah kembali menjadi produk
penjualan maupun perbaikan
inventaris adalah daftar berisi sumber daya penting demi
keberlangsungan perusahaan.
DEFINISI/PENGERTIAN
Menjaga sarana prasarana milik kantor.
Memudahkan kegiatan kontrol inventaris terhadap penggunaan budget
perusahaan.
Sebagai bahan pertimbangan untuk pengadaan atau pemeliharaan.
Membantu merencanakan, menyalurkan, memelihara, dan menyimpan
aset milik kantor.
Sebagai pedoman untuk menghitung nilai kekayaan aset.
Mempercepat proses pembuatan laporan.
Sebagai bahan rujukan bila terjadi kecurangan pegawai atau pencurian
dalam perusahaan.
Memeriksa dan mengontrol keluar masuknya barang
FUNGSI & MANFAAT
71. PENTINGNYA
MENGELOLA
INVENTARIS
DENGAN BAIK
1. Mempermudah dalam Akses Tata Letak
Mengatur inventaris pada gudang yang sangat besar tentu
memerlukan waktu dan tenaga ekstra, apalagi jika jumlah
barangnya mencapai ribuan.
Dengan menerapkan pengelolaan inventaris yang baik,
kamu bisa lebih mudah mengawasi ribuan barang tersebut
menggunakan tata letak barang dan produk yang berbeda.
Perkembangan teknologi saat ini sudah didukung dengan
penggunaan sistem barcode di setiap tata letak barang
persediaan sehingga membuat pekerjaan manajemen
pergudangan semakin mudah dan cepat.
2. Meningkatkan Layanan
Selalu tersedia
Cepat dilayani
Mudah dalam pengawasan dan pengendalian
72. PENTINGNYA
MENGELOLA
INVENTARIS
DENGAN BAIK
3. Mengurangi Penyusutan Inventaris
4. Mengukur Kinerja Pengelolaan Inventaris
Dalam akuntansi terdapat istilah depresiasi atau penyusutan yang
berarti berkurangnya nilai jual suatu barang, depresiasi ini dapat
terjadi pada aset perusahaan atau aktiva bersifat tetap.
Penyusutan inventaris adalah biasanya disebabkan oleh human error,
bisa karena kesalahan pencatatan, kesalahan membuat alur
inventarisasi, bahkan pencurian, hal semacam ini dapat
mempengaruhi kondisi finansial perusahaan.
Kinerja pengelolaan inventaris dapat diukur menggunakan Key
Performance Indicator (KPI), apabila kinerja karyawan baik, maka
kamu akan dipermudah dalam memantau serta mengelola inventaris
perusahaan.
Hasil pengukuran KPI akan menunjukkan seberapa baik perusahaanmu
dalam mengelola inventaris dan bisa memudahkan dalam
menerapkan fungsi akuntansi
73. Pedoman Umum
Pengelolaan Arsip
dan Inventaris
Barang
1. Sesuai dengan Peraturan yang
berlaku
2. Meningkatkan Keamanan
3. Mengklasifikasikan Produk
4. Memantau Stok dan Audit
secara Berkala
5. Dilakukan dengan standar
kompetensi
74. PRINSIP
DASAR
MANAJEMEN
INVENTARIS
a. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada
pengguna internal dan external perusahaan
dalam pengelolaan dan pemanfaatan asset yang
autentik dan terpercaya
b. Mewujudkan pengelolaan Arsip yang handal dan
bermanfaat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
c. Mewujudkan ketersediaan asset yang autentik
dan terpercaya
d. Pelayanan kebutuhan laporan dapat terlaksana
dengan cepat, tepat dan efisien;
e. Tidak terjadi kerusakan dan/atau kehilangan Aset
f. Tercatat dan terdokumentasi;
g. Tertata dan tersimpanan
h. Pengamanan
75. PRINSIP DASAR
MANAJEMEN
KANTOR DAN FILING
BERDASARKAN 5S
(5R)
SEIRI/ RINGKAS
Membuang barang-barang yang tidak diperlukan dari
tempat kerja
SEITON/ RAPI
Menstandarkan tempat penyimpanan barang
SEISO/ RESIK
Menjaga segala sesuatu tetap bersih di lingkungan kerja
SEIKETSU/ RAWAT
Menjaga tempat kerja agar selalu RINGKAS, RAPI, dan
RESIK
SHITSUKE
Membiasakan melakukan dengan tepat prosedur yang
benar
76. Tujuan:
Menciptakan keleluasaan
da-lam bekerja dan
kebebasan dalam bergerak
tanpa terha-lang berbagai
barang yang ti-dak berguna
Membuang barang yang
tidak diperlukan
1. Strategi Label Merah
Mengendalikan dan
memeriksa tingkat
persediaan barang
1. Pembuatan Kontrol
Visual
2. Memberi label Merah
pada persediaan yang
tidak perlu
Mencegah adanya
barang yang tidak
diperlukan
1. Menanamkan sikap
terhadap Ringkas
2. Membuat sistem
tanpa limbah dan
sisa
TAHAP AKTIF
TAHAP PREVENTIF
TAHAP EFEKTIF
77. RED LABEL STRATEGI
BERI LABEL MERAH
TENTUKAN YANG AKAN
DIKERJAKAN
TENTUKAN TEMPAT PROSES
SELANJUTNYA
ARSIPKAN YANG SUDAH
TIDAK ADA PROSES
LANJUTAN
BERI LABEL INFORMASI UNTUK
PROSES SELANJUTNYA
78. Strategi Label Merah
1 Persiapan Tentukan waktu, tempat, dan tim.
2 Membedakan barang
dengan Label Merah
Menentukan kategori (peralatan,
mesin, dsb.).
3 Menentukan standar
Label Merah
Buat standar untuk kategori barang
yang akan diberi Label Merah.
4 Pembuatan Label
Merah
Yang terpenting adalah setiap orang
dengan cepat dan mudah dapat
melihatnya.
5 Menempelkan Label
Merah
Tempelkan Label pada setiap benda
yang dipertanyakan. Untuk ini anda
harus tegas.
6 Menangani barang ber-
Label Merah dan
evaluasi
Buat daftar barang, kemudian
pisahkan berdasarkan kategori tidak
diperlukan, kadang-kadang, sering,
dsb.
79. Tujuan:
- Mengetahui dengan
cepat bila ada
penyimpangan
- Mempermudah
pengambilan barang
- Mempercepat penyim-
panan kembali
RAPI
Membenahi tempat
penyim-panan barang
1. Denah
2. Warna
3. Garis pemisah
4. Papan petunjuk
5. Standarisasi
6. Sist Penyimpanan
7. Pengelompokkan
Membudayakan Rapi di
tempat kerja
1. Menandai barang
2. Garis penempatan
3. Penambahan warna
4. Jalur kerja sesuai alur
5. Penempatan
barang/aset
Mencegah ketidak-rapian
1. Mencari sumber
penyimpangan
2. Mencegah sumber
penyimpangan
3. Mencegah penyim-
pangan dari alat/
perlengkapan kerja/aset
TAHAP AKTIF
TAHAP PREVENTIF
TAHAP EFEKTIF
80. 1.Membuat denah tempat penyimpanan
2. Memberi tanda pada tempat kerja/file/asset
3. Membuat tanda pembeda/pemisah/identitas
4. Menerapkan visual kontrol
5.Menetapkan standarisasi penyimpanan
6. Mengelompokkan berdasarkan fungsi
RAPI
81. Tujuan:
- Menciptakan tempat kerja
agar selalu bersih dan
terang
- Menciptakan lingkungan
kerja yang nyaman
- Mencegah perlengkapan
kerja supaya tidak cepat
rusak
RESIK
Mengatur prose-dur
kebersihan harian
1. Tentukan sasaran
2. Tentukan petugas
3. Buat metode
4. Siapkan peralatan
5. Penerapan
Membudayakan kebersihan
dan pemeriksaan
1. Target pemeriksaan
2. Penanggung jawab Resik &
pemeriksaan
3. Metoda pemeriksaan
4. Penerapan Resik &
pemeriksaan
5. Penerapan Resik &
pemeliharaan
Menjaga selalu bersih
1. Ubah pola piker
2. Cari penyebab kotor
3. Identifikasi sumber
penyebab kotor
4. Cari cara untuk
mencegah datangnya
kembali kotoran
TAHAP AKTIF
TAHAP PREVENTIF
TAHAP EFEKTIF
82. Tujuan:
- Mencegah penurunan
kondisi lingkungan dari 3R
- Menjaga kebiasaan (habit)
3R
RAWAT
Mempertahankan tempat
kerja selalu 3R
1. Periksa barang yang
tidak diperlukan
2. Periksa tempat
penyimpanan
3. Periksa debu atau
kotoran
Membudayakan 3R sebagai
kebiasaan (habit)
1. Menetapkan tanggung
jawab 3R
2. Menggabungkan
tanggung jawab 3R ke
dalam tugas regular
3. Mengecek tingkat
perawatan 3R
Mencegah penurunan
kondisi lingkungan dari
3R
1. Mencegah penurunan
Ringkas
2. Mencegah penurunan
Rapi
3. Mencegah penurunan
Resik
TAHAP AKTIF
TAHAP PREVENTIF
TAHAP EFEKTIF
3 Prinsip TIDAK:
1. TIDAK ada barang yang tidak
diperlukan
2. TIDAK berserakan
3. TIDAK kotor
83. Tujuan:
- - Pengendalian
pelaksanaan “visual
control” di tempat kerja
- Mempertahankan Rawat
di tempat kerja
- Pencegahan penurunan
kondisi 5R
RAJIN
Pengendalian visual
1. Membuat pengen-
dalian visual
2. Membuat foto seblm
& sesdh 5R
3. Membuat slogan 5R
4. Membuat lembar
kontrol 5R
Pembudayaan 5R
1. Mensosialisasikan 5R
2. Melaksanakan
pemeriksaan
pengendalian visual
3. Mensosialisasikan 5R
4. Mengevaluasi
perkembangan 5R
1. Pelatihan yang
sistematis
2. Pembuatan system
3. Patroli 5R
4. Membuat system
pencegahan
5. Mengadakan pela-
tihan 5R
6. Menstandarkan 5R
TAHAP AKTIF
TAHAP PREVENTIF
TAHAP EFEKTIF
84. Pelaksanaan
Inventarisasi
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengawasan
Dalam Perencanaan dipertimbangkan beberapa hal :
Pengendalian, pemanfaatan, pengamanan dan pengawasan
setiap barang (berkaitan dengan administrasi barang)
Usaha untuk menggunakan, memanfaatkan setiap barang
secara maksimal sesuai dengan tujuan dan fungsinya
masing-masing
Menunjang pelaksanaan tugas
Dalam pelaksanaan dapat dipergunakan beberapa aplikasi
yaitu:
Daftar rekapitulasi (jumlah barang hasil stock taking, daftar
mutasi barang)
Daftar mutasi barang
Buku induk inventaris adalah gabungan/kompilasi dari
beberapa buku inventaris
85. PERENCANAAN
Tujuan dan metoda Inventaris Aset harus diselaraskan
1. Akuntansi (profitability, neraca, rugi-laba, arus kas)
2. Produksi atau Pelayanan Jasa (stock, ketersediaan, limbah, dll.)
3. Supplier
4. Usia Stock (Aging) -> Expiration -> Pemusnahan (Dispose)
5. Depresiasi
6. Nilai
7. Fungsi atau peruntukan
8. Jenis, dan lain-lain
Penyimpanan dan Alur Barang
Data (pengumpulan, analisa, keputusan, peramalan, dll)
Pengendalian,
pemanfaatan,
pengamanan dan
pengawasan setiap
barang (berkaitan
dengan administrasi
barang)
tujuan dan fungsinya masing-masing
Menunjang pelaksanaan tugas
86. PELAKSANAAN
1. Setiap Pemasukan dan Pengeluaran Barang serta Stock yang ada
selalu terbaharukan (terupdate) sesuai dengan waktu transaksi
dan kondisi aktual saat itu
2. Tersedia Daftar Mutasi Pemasukan dan pengeluaran berupa kartu
kendali di area persediaan dan sesuai dengan data pembukuan
secara akuntansi
3. Buku besar / Jurnal Akuntasi yang mencerminkan kondisi dan nilai
asset saat itu secara pembukuan perusahaan dan actual
persediaan
87. PENGAWASAN
Pengawasan dan Pengendalian Asset harus disesuaikan dengan tanggal
pembelian (pencatatan sebagai asset) baik secara tunai ataupun hutang,
tanggal penerimaan, dan ketersediaan asset dalam Persediaan Aktual
Pengawasan dan Pengendalian Asset harus disesuaikan dengan tanggal
penjualan atau masuk ke proses produksi (pencatatan sebagai
pengeluaran) baik secara tunai ataupun piutang, dan ketersediaan asset
dalam Persediaan Aktual
Pencatatan Penjualan dan Pembelian menjadi analisa tersendiri dalam
profitabilitas perusahaan untuk menentukan level persediaan yang
sangat menguntungkan
88. Mutasi Barang
Mutasi barang adalah proses perpindahan barang dari satu
tempat penyimpanan ( gudang ) menuju tempat penyimpanan
yang lain (ataupun proses selanjutnya), baik itu dalam wilayah
yang sama maupun wilayah yang berbeda.
Dengan adanya mutasi barang, maka secara otomatis jumlah
barang di tempat asal akan berkurang dan begitu juga
sebaliknya.
Untuk mengontrol mutasi barang, diperlukan suatu laporan
agar jumlah barang yang ada memiliki jumlah yang
seharusnya.
89. PEMBERIAL
LABEL DAN
KODE BARANG
Metoda Pemberian label dan Kode Barang secara umum
dilakukan untuk memudahkan semua anggota organisasi atau
perusahaan dapat dengan mudah menelusuri keberadaan
barang, keseragaman dalam pencatatan (data master untuk
semua jenis pencatatan yang penting dalam perusahaan)
Beberapa alternatif/pilihan dalam membuat data master
untuk pemberian label dan kode barang :
1. Jenis Material penyusun barang (besi, plastic, kulit, dll)
2. Fungsi Barang (tujuan pengadaan)
3. Masa berlakunya penyusutan (depresiasi)
4. Tanggal Produksi atau tanggal penerimaan
5. Lokasi/penempatan
6. Tanggal/Masa perkiraan penghapusan
7. Kecepatan dalam penggunaan (konsumsi/order
pelanggan)
8. dan informasi lain yang memudahkan dalam
pengawasan dan pengendalian persediaan (inventory)
90. PENGHAPUSAN
ASET/BARANG Setiap Persediaan Memiliki aturan dalam masa
berlakunya (length life) barang tersebut dalam
persediaan
Sehingga terdapat aturan atau prosedur yang harus
dilakukan dalam penetapan masa berlakunya dan
masa penghapusan asset dalam inventory
Penghapusan Aset merupakan biaya karena
melakukan tindakan penghapusan aktiva yang artinya
dalam pencatatan pembukuan penghapusan aktiva
ini harus di seimbangkan dengan pencatatan
pembiayaan
Sehingga umumnya penghapusan ini melalui
prosedur yang terukur, transparan, dan disetujui oleh
pemangku keputusan karena menyangkut kinerja
pada saat penghapusan asset itu dilakukan
91. PENGELOLAA
N ARSIP DAN
ASET
Lokasi Aset
Status Aset
Penomoran Aset
Apabila lokasi asset tersebar dalam satu pengendalian dan
pengawasan sebaiknya lokasi asset masuk kedalam kode asset /
penomoran asset, sehingga mudah ditelusuri lokasi asset berdasar
pencatatan dan secara visulan mudah di temukan apabila terjadi
kesalahan penempatan lokasi
Status Aset terbagi menjadi dua berdasarkan status keberadaan
Aset, yaitu; Status Normal dan Status Penghapusan (Disposal)
Dapat juga ditambahkan Status Aset berdasarkan kebutuhan, baik
untuk Status Normal atau Status Penghapusan
Umumnya Penomoran Aset dilakukan dengan penetapan Standar
Operation Prosedur (SOP)
Dibuat sebagai panduan kerja kegiatan penomoran dan inventarisasi
Barang untuk rekonsiliasi asset dan penomoran barang serta
pencatatan dalam neraca asset
SOP ini disusun untuk menjamin seluruh pengadaan dan
penambahan aset tercatat secara benar sesuai kaidah yang berlaku
93. Manajemen Logistik adalah Penataan serangkaian
proses yang meliputi kegiatan perencanaan,
implementasi, hingga pengawasan terhadap suatu
proses perpindahan. Perpindahan itu sendiri meliputi
barang, jasa, energi, dan sumber daya yang lain.
Manajemen yang menitik beratkan pada cara
pengelolaan barang melalui tindakan-tindakan
perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan,
penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan dan
penghapusan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
Pengertian
Manajemen
Logistik
95. PENGERTIAN MANAJEMEN
PERSEDIAAN
Proses memesan, menyimpan, dan menggunakan inventory
atau inventaris sebuah bisnis atau perusahaan
Pengaturan mengenai seberapa banyak barang harus dipesan,
disimpan di gudang, dan distribusinya sekaligus biayanya
Persediaan merupakan sejumlah bahan/barang yang
disediakan oleh perusahaan, baik berupa bahan jadi, bahan
mentah, maupun barang dalam proses yang disediakan untuk
menjaga kelancaran operasi perusahaan guna memenuhi
permintaan konsumen setiap waktu
Persediaan juga dapat didefinisikan sebagai suatu aktiva yang
meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud
untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu untuk
memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap
waktu
96. TUJUAN DAN
FUNGSI
MANAJEMEN
PERSEDIAAN
Tujuan manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan
antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan
Fungsi Manajemen Persediaan
Fungsi Decoupling
untuk membantu perusahaan agar bisa memenuhi permintaan
langganan tanpa tergantung pada supplier
Fungsi Economic Lot Sizing
Mempertimbangkan penghematan-penghematan (potongan
pembelian, biaya pengangkutan per unit lebih murah dan
sebagainya) karena perusahaan melakukan pembelian dalam
kuantitas yang lebih besar, dibandingkan dengan biaya-biaya yang
timbul karena besarnya persediaan (biaya sewa gudang, investasi,
risiko dan sebagainya)
Fungsi Antisipasi
untuk mengantisipasi dan mengadakan permintaan musiman
(seasonal inventories), menghadapi ketidak pastian jangka waktu
pengiriman dan untuk menyediakan persediaan pengamanan
(safety stock)
97. Bahan yang akan digunakan untuk melaksanakan proses
pelayanan tersebut tidak dapat dibeli atau didatangkan
secara satu per satu dalam jumlah unit yang diperlukan
Ketiadaan persediaan tersebut akan mengakibatkan
terhentinya pelaksanaan pelayanan pelanggan
Persediaan bahan baku dalam jumlah besar tersebut akan
mengakibatkan terjadinya biaya persediaan yang semakin
besar
Beberapa hal yang
menyangkut tujuan
menyelenggarakan
persediaan
98. SISTEM MANAJEMEN
PERSEDIAAN
4 SISTEM DALAM MANAJEMEN PERSEDIAAN
Red line method
Two-bin method
Computerized inventory control system
Just-in-time system
99. Red line method
adalah pengendalian persediaan dengan cara
menggambar suatu garis merah di sekeliling
bagian dalam peti/kotak tempat penyimpanan
persediaan untuk menandai titik pemesanan
ulang
Two-bin method
adalah pengendalian persediaan yang titik
pemesanan ulang dicapai jika salah satu dari
dua peti penyimpanan persediaan kosong
100. Computerized inventory control system
adalah sistem pengendalian persediaan
dengan menggunakan komputer untuk
menentukan titik pemesanan ulang dan
untuk mengatur keseimbangan persediaan
Just-in-time system
adalah sistem pengendalian persediaan
yang produsen mengkoordinasikan
produksinya dengan pemasok sehingga
bahan baku dan komponen-komponen lain
tiba dari pemasok tepat pada saat
dibutuhkan dalam proses produksi
101. KEPUTUSAN DALAM
MANAJEMEN
PERSEDIAAN
Sasaran akhir dari manajemen persediaan adalah untuk
meminimumkan biaya dalam perubahan tingkat persediaan
Untuk mempertahankan tingkat persediaan yang optimum,
diperlukan jawaban atas dua pertanyaan mendasar sebagai
berikut:
1) Kapan melakukan pemesanan
2) Berapa jumlah yang harus dipesan dan kapan melakukan
pemesanan kembali
Tekanan dalam penentuan jumlah Inventori
Tekanan untuk persediaan rendah
Invetasi Persediaan
Biaya penyimpanan persediaan
Tekanan untuk persediaan tinggi
Pelayanan kepada pelanggan
Kehilangan penjualan
Max Stock
Min Stock
102. KAPAN MELAKUKAN PEMESANAN
Untuk menjawab pertanyaan kapan melakukan pemesanan, dapat dilakukan dengan tiga pendekatan,
yaitu
• 1) Pendekatan titik pemesanan kembali (reorder point approach)
• 2) Pendekatan tinjauan periodic (periodic review approach)
• 3) Material requitment planning (MRP)
103. BERAPA JUMLAH YANG HARUS DIPESAN DAN KAPAN
MELAKUKAN PEMESANAN KEMBALI
Ini Menyangkut Biaya, sedangkan biaya dalam keputusan Persediaan ada 5 kategori :
• A) Biaya Pemesanan (Ordering Cost)
• B) Biaya Penyimpanan (Carrying cost)
• C) Biaya kekurangan persediaan (stock-out cost)
• D) Biaya yang dikaitkan dengan Kapasitas
• E) Biaya bahan atau barang itu sendiri
104. BIAYA PEMESANAN (ORDERING COST)
Merupakan biaya untuk melakukan pemesanan dan menerima barang pesanan, tidak
dipengaruhi oleh jumlah persediaan rata-rata (biaya tetap). Ordering akan semakin kecil
jika jumlah yang dipesan makin besar.
Total Ordering Cost :
TOC = O x N = O x T/Q
O = Jumlah Biaya tetap untuk setiap pemesanan
N = Frekwensi pemesanan/tahun
T = Jumlah unit yang dijual per tahun
Q = Jumlah pemesanan
105. BIAYA PENYIMPANAN (CARRYING COST)
Biaya yang dinyatakan dan dihitung sebesar
peluang yang hilang apabila nilai persediaan
digunakan untuk investasi (Cost of capital).
Carry cost, meliputi biaya gudang, asuransi, dan
pajak (Cost of storage). Biaya ini berubah sesuai
dengan nilai persediaan.
Carrying cost , makin kecil jika jumlah yang
dipesan makin kecil
Total Biaya Penyimpanan
TCC = C x P x A
Persediaan Rata-rata
A = Q/2
= ( S / N ) / 2
TCC = Total Biaya Penyimpanan
S = Penjualan Tahunan
N = Frekwensi Pemesanan
C = Biaya Penyimpanan
P = Harga beli per unit
106. Biaya kekurangan persediaan (stock-out cost)
Adalah biaya yang terjadi apabila persediaan tidak tersedia di gudang ketika
dibutuhkan untuk produksi atau ketika langganan memintanya
Biaya yang dikaitkan dengan kapasitas
Adalah biaya yang terjadi karena perubahan dalam kapasitas produksi
Biaya bahan atau barang itu sendiri
Adalah harga yang harus dibayar atas item yang dibeli.
Biaya ini akan dipengaruhi oleh besarnya diskon yang diberikan oleh supplier.
107. MANAJEMEN INVENTORY
Visualisasi
Indikasi Barang
Alur Pergerakan Barang
Terkelompokan / Grouping
Standar Operation Procedure
Lokasi Penyimpanan
Status Persediaan / Stock
Order Sinyal
SOP
1. Alur
Pros
es
2. Upda
te
stock
108. TINGKAT
PERPUTARAN
PERSEDIAAN
Persediaan barang sebagai
pos utama dari modal kerja
merupakan aktiva yang selalu
dalam keadaan berputar,
dimana secara terus menerus
selalu mengalami perubahan
Keluar
Masuk
Apabila perusahaan kurang tepat dalam
menentukan jumlah investasi dalam
persediaan, maka akan berakibat ganda
dalam laporan keuangan, yaitu pada asset
perusahaan dan pada profitabilitas
Over Investment
Under Investment
Kemungkinan hal yang terjadi adalah :
109. Over investment
Akan memperbesar beban bunga,
memperbesar biaya penyimpanan dan
pemeliharaan di gudang,
memperbesar kerugian karena kerusakan
turunnya kualitas, keusangan
semuanya ini menentukan profitabilitas
Under investment
mempunyai efek yang menekan keuntungan
juga, karena kekurangan material
perusahaan tidak akan bekerja dengan full-
capacity
capital asset dan direct labor tidak dapat
diberdayakan dengan seoptimal mungkin.
Hal ini tentunya menyebabkan tingkat
profitabilitas tidak maksimal
Over
Under
110. MANAJEMEN
FILING MODERN :
PENERAPAN E DATA
Lokasi Aset/Arsip
Status Aset/Arsip
Penomoran Aset/Arsip
Standar Master Data lainnya
1. Memudahkan Proses
Selanjutnya
2. Pengawasan dan
Pengendalian
111. Document Management
Manajemen dokumen adalah sistem atau proses yang digunakan untuk menangkap,
melacak, dan menyimpan dokumen elektronik seperti PDF, file pengolah kata, dan gambar
digital dari konten berbasis kertas.
Manajemen dokumen dapat menghemat waktu dan biaya dan memberikan keamanan
dokumen, kontrol akses, penyimpanan terpusat, jalur audit, serta pencarian dan
pengambilan yang efisien
Adalah suatu sistem atau perangkat lunak yang dirancang untuk mengelola suatu basis data dan
menjalankan operasi terhadap data yang diminta banyak pengguna.
Contoh tipikal SMBD adalah akuntansi, sumber daya manusia, dan sistem pendukung pelanggan,
SMBD telah berkembang menjadi bagian standar di bagian pendukung (back office) suatu
perusahaan. Contoh SMBD adalah Oracle, SQL server 2000/2003, MS Access, MySQL dan sebagainya.
DBMS merupakan perangkat lunak yang dirancang untuk dapat melakukan utilisasi dan mengelola
koleksi data dalam jumlah yang besar.
DBMS juga dirancang untuk dapat melakukan manipulasi data secara lebih mudah..
Sistem manajemen basis data DBMS
112. Praktik terbaik manajemen dokumen di perusahaan
1. Mulailah dengan sasaran (KPI) dan kembangkan metrik utama
2. Memprioritaskan otomatisasi proses bisnis yang sederhana dan sering digunakan
3. Tingkatkan proses berbasis kertas alih-alih menirunya
4. Tangkap konten dekat dengan titik asal
5. Pastikan inerfacenya pengguna mudah dan intuitif
6. Manfaatkan Cloud/Public Server Data Base
7. Buat struktur folder dan tipe dokumen yang konsisten
8. Siapkan Kebijakan Pengawasan
9. Gunakan tanda tangan elektronik untuk keamanan yang lebih ketat dan kepatuhan yang
lebih mudah
10. Sederhanakan alur kerja persetujuan dengan otomatisasi
Document Management
113. PEDOMAN
PENYUSUNAN
LAPORAN
ASET
Dalam penyusunan Aset Report, selalu disesuaikan
dengan aturan yang berlaku sebagai contoh:
Standar Akuntansi Indonesia
Standar Operation tentang Pengendalian dan
pengawasan Aset
Tanggal pengakuan/pembukuan asset
Deskripsi Aset
Kondisi Aset
Lokasi dan Pengguna Aset
Unit of Measurement Asset
Label yang diaplikasikan pada asset tersebut
secara data master dan aktual kode label
Identitas Aset tersebut dalam Buku besar
pencatatan