SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
Production Planning
and Inventory Control
(Forecasting)
Yanuar Pandu Negoro, S.T. , M.LogSCM.
Peramalan (Forecasting) :
- Forecasting is a Prediction, projection or estimation of occurrences of uncertain
future event or level of activity (Tersine, 1994).
- Forecasting is the art of specifying meaningful information about the future (Narasimhan, et.al.,
1995)
Forecasting / peramalan memberikan sebuah prediksi terhadap perencanaan / tindakan apa yang
harus dilakukan pada waktu yang akan datang, dengan memanfaatkan sebanyak mungkin informasi
yang tersedia hingga pada saat ini.
Pentingnya sebuah peramalan adalah :
– Sebagai dasar referensi untuk melaksanakan aktivitas perencanaan
– Untuk mengantisipasi kemungkinan perubahan keadaan, sehingga perencanaan yang dilakukan
sesuai untuk kondisi yang akan datang
MEMPREDIKSI (Predicting) TIDAK SAMA DENGAN MENEBAK (Guessing) !!!!
Prinsip Peramalan
• Tidak ada peramalan yang benar-benar tepat/sempurna, setiap peramalan akan selalu memiliki tingkat
kesalahan, sehingga perlu dilakukan perhitungan error pada setiap metode peramalan
• Peramalan akan lebih akurat apabila dilakukan dalam pada kumpulan berbagai produk dibandingkan apabila
dilakukan terhadap 1 jenis produk
• Tingkat akurasi peramalan akan semakin menurun seiring dengan meningkatnya horizon waktu peramalan
• Hanya dapat dilakukan terhadap independent demand , tidak diperbolehkan melakukan peramalan terhadap
dependent demand
– Independent Demand
Permintaan terhadap material , parts atau produk yang bebas, tidak terkait dengan struktur akhir Bill of Material (BOM) sebuah produk akhir
– Dependent Demand
Permintaan terhadap material , parts atau produk yang terkait langsung dari struktur Bill of Material (BOM) untuk sebuah produk akhir
Definisi
• Bill of Material (BOM) merupakan rangkaian struktur komponen
yang digunakan untuk memproduksi barang jadi.
• Bill of Material (BOM) adalah sebuah daftar yang
mencantumkan seluruh sub assembly, part, dan bahan baku
beserta jumlahnya masing-masing, yang diperlukan untuk
membuat sebuah produk jadi.
Bill of Material (B.O.M.)
Fungsi BOM
• Mendefinisikan sebuah produk, untuk membedakan 1 produk dengan
produk yang lain nya
• Memudahkan penjadwalan produksi induk (MPS)
• Dasar perencanaan kebutuhan bahan baku (MRP)
• Dasar perhitungan harga pokok produksi
• Memudahkan koordinasi antar berbagai divisi, khusus nya yang berikaitan
dengan produksi
• Sebagai acuan untuk pengembangan produk
Bill of Material (B.O.M.)
Bill of Material (BOM)
• Huruf menunjukkan
proses assembly dan
subassembly
• Angka menunjukkan
parts yang dibutuhkan
• Angka didalam tanda
kurung ( ),
menunjukkan jumlah
parts yang dibutuhkan
untuk assembly /
subassembly
Bill of Material (BOM) Tree
A
10 (3)
LT = 1
B (1)
LT = 2
C (1)
LT = 2
20 (1)
LT = 1
D (2)
LT = 2
10 (1)
LT = 1
30 (1)
LT = 1
30 (2)
LT = 1
40 (1)
LT = 1
50 (1)
LT = 1
Level 0
Level 1
Level 2
Level 3
Assembly
Component Parts
Number (SKU)
Quantity per
Assembly
Lead
Time
Description
A B 1 2
C 1 2
10 3 1
B D 2 2
20 1 1
30 2 1
C 40 1 1
50 1 1
D 10 1 1
30 1 1
Single-Level Explosion
Assembly Component
Quantity
Required
Description
A 10 5
20 1
30 4
40 1
50 1
( B ) 1
( C ) 1
( D ) 2
Summary Explosion
Component Parts Number (SKU) Assembly Used on Quantity Description
30 D 1
. B 2
. . A 1
C 2
. A 1
Indented Implosion BOMFor Component 30
Component
Parts Number
(SKU)
Assembly Used
On
Quantity per
Assembly
Description
D A 2
B 2
10 A 5
B 2
D 1
30 A 4
B 2
C 2
D 1
Summary Implosion BOMfor Component D, 10 & 30
Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Peramalan
Langkah-langkah melakukan Forecasting
1. Menentukan tujuan dari forecasting
2. Menetapkan Independent Demand yang akan diramalkan
3. Menentukan horizon waktu peramalan
4. Memilih teknik peramalan
5. Mengumpulkan data
6. Membuat peramalan
7. Mengaplikasikan hasil peramalan
8. Memonitor hasil peramalan
Sistem Peramalan
Data Historis
Tujuan
model
Forecast
(Prediction)
Feedback on
forecast
accuracy
Data checked for
accuracy and
reasonableness
Update sesuai
kebutuhan
Knowledge of
changed
condition
Pembandingan
dengan kondisi
aktual
Horizon Peramalan
• Horizon Peramalan : seberapa jauh ke depan peramalan akan dilaksanakan, erat kaitan nya
dengan seberapa jauh perencanaan yang akan kita lakukan
• Periode Peramalan : menunjukkan basis waktu peramalan (misal : mingguan, 2 mingguan,
bulanan, tahunan, dst)
• Penentuan waktu peramalan tergantung dari tujuan dan situasi & kondisi dari masing-
masing industri
DATA FORECAST
Horison Peramalan
Periode
peramalan
Horizon Peramalan
• Peramalan jangka panjang
– Berkaitan dengan perencanaan bisnis, analisa fasilitas, proyek jangka panjang, pengembangan produk baru, investasi modal
– Karakteristik :
• Analisa data hanya dilakukan 1 kali (one-time analysis)
• Keputusan dan pertimbangan dilakukan oleh jajaran top level management
• Lebih banyak menggunakan data eksternal
• Dilakukan terhadap beberapa produk / family produk
• Peramalan jangka menengah
– Berkaitan dengan perencanaan anggaran, perencanaan produksi dan perencanaan pembelian material
– Karakteristik :
• Bersifat periodikal, dilakukan dalam jangka waktu tertentu (1 bulan / 3 bulan sekali)
• Dilakukan oleh mid level management
• Menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif
• Dilakukan terhadap beberapa produk / family produk
• Peramalan jangka pendek
– Berkaitan dengan perencanaan distribusi inventory, perencanaan material.
– Karakteristik :
• Dilakukan secara teratur dan berulang-ulang
• Menggunakan data internal perusahaan
• Menggunakan teknik kuantitatif
• Dilakukan secara terperinci untuk banyak item
Data Peramalan
• Perencanaan produksi berusaha
memenuhi permintaan pasar
(demand)
• Data permintaan pasar sulit
diukur
• Penjualan biasa dipakai sebagai
pendekatan
• Baik jika bisa memperoleh data
penjualan pasar keseluruhan
Total Market
Our
company
market
Competitor
market
Metode Peramalan
• Metode Kualitatif
– Bergantung penilaian dan pengalaman seseorang
(subyektifitas)
– Data tidak tersedia dan atau tidak mencukupi, kondisi
yang berubah.
– Dapat terhubung langsung dangan lingkungan dan
informasi dari dalam perusahaan.
• Metode Kuantitatif
− Prosedur formal, yang menggunakan model matematika
− Menggunakan data masa lalu untuk memperkirakan masa
yang akan datang
− Diasumsikan pola data masa lalu akan berlanjut pada masa
yang akan datang
Forecasting
Method
Qualitative
Method
Quantitative
Method
Causal
Method
Time Seires
Method
Smoothing
Method
Average
Method
Metode Peramalan Kualitatif
Metode Management Decision /
Jury Of Executives
• Peramalan yang dilakukan oleh
eksekutif/manajer tingkat atas
perusahaan karena kemampuan (intuisi
dan pengalaman) yang dimiliki yang
dikombinasikan dengan statistik.
• Biasanya digunakan untuk perencanaan
produk baru dan perencanaan jangka
panjang.
• Kelebihan: memberikan pandangan
yang lebih luas & lebih cepat dalam
mencapai kata sepakat dalam
menentukan nilai.
• Kelemahan: salah satu eksekutif dapat
mendominasi eksekutif yang lain
Metode Delphi
• Cara yang sistematis untuk mendapatkan
keputusan bersama dari suatu grup yang
terdiri dari para ahli berbagai disiplin
ilmu di luar perusahaan.
• Para ahli tersebut tidak pernah
ditemukan satu dengan yang lain.
• Kelebihan: memberikan perpektif lebih
luas. Biasanya utk perencanaan jangka
panjang termasuk perubahan teknologi.
• Kelemahan: membutuhkan waktu lebih
lama & tidak menghasilkan satu
kesepakatan tapi rentang jawaban.
Metode Peramalan Kualitatif
Penelitian Pasar (Market Research)
• Metode ini mengumpulkan dan
menganalisa fakta secara sistematis
yang berhubungan dengan pemasaran
dan dapat memecahkan masalah yang
berhubungan dengan produk dan
metode pemasaran.
• Teknik yang biasa digunakan survey
konsumen.
• Sering digunakan untuk perenacanaan
produk baru, iklan dan promosi.
• Hasilnya dapat langsung digunakan
untuk peramalan produk baru.
• Kelamahannya adalah sulit membuat
kuisener dan butuh waktu lama.
Metode Ekspektasi Pengguna (User's
Expectation)
• Perusahaan mengumpulkan pendapat
dari pihak-pihak diluar perusahaan
untuk mendapat tentang rencana
pembelian /penggunaan konsumen.
Metode Peramalan Kuantitatif
Metode Causal
• Metode peramalan yang didasari atas konsep sebab-akibat, bahwa demand akan
muncul karena memiliki faktor penyebab. Jika hubungan antara sebab-akibat
dapat diketahui maka demand di waktu yang akan datang dapat diketahui
– Demand = Variabel dependent / Variabel tidak bebas
– Faktor penyebab = Variabel Independent / Variabel bebas
• Metode ini umumnya menggunakan regresi linier maupun non linear sebagai
alat untuk mencari hubungan sebab akibat tersebut.
bX
a
Y 

n
X
b
Y
a
 


)
(


  


 2
2
)
(
)
)(
(
)
(
X
X
n
Y
X
XY
n
b
t y
Week t2
Sales ty
1 1 150 150
2 4 157 314
3 9 162 486
4 16 166 664
5 25 177 885
 t = 15 t2
= 55  y = 812  ty = 2499
(t)2
= 225


  


 2
2
)
(
)
)(
(
)
(
X
X
n
Y
X
XY
n
b
n
X
b
Y
a
 


)
(
5
.
143
5
)
15
(
3
,
6
812



a
3
.
6
225
275
12180
12495
225
)
55
(
5
)
812
(
15
)
2499
(
5







b
y = 143.5 + 6.3t
Time Series Forecasts
• Metode peramalan yang memprediksi demand di masa depan berdasarkan data masa lalu
• Dengan mempelajari perilaku data historis, maka hubungan antara demand dan waktu
dapat diformulasikan dan digunakan untuk memprediksi demand di masa yang akan.
• Data historis yang digunakan dalam peramalan time series, pasti memiliki salah satu atau
lebih komponen berikut :
– Trend
– Seasonality
– Cycle Business
– Konstan
– Random Variations
Komponen Time Series
• Trend
– Pergerakan data umum nya dalam jangka waktu yang lama
– Secara terus menerus menunjukkan pola naik / turun
– Dipengaruhi oleh tren, budaya, teknologi, usia, populasi, dll
– Contoh : Penjualan SEPEDA saat ini, Penjualan handphone / alat elektronik,
Penjualan item fashion, dll
Nonlinear Trends
Parabolic
Exponential
Growth
Komponen Time Series
• Seasonal
– Pergerakan data umum nya dalam jangka waktu tertentu (misal : bulanan,
tahunan, dll)
– Memiliki pola fluktuatif (naik/turun) secara reguler
– Dipengaruhi oleh musim, hari besar, masa liburan, aktivitas agriculture
Komponen Time Series
• Business Cycle
– Dipengaruhi oleh faktor siklus bisnis antara lain ekonomi makro, kebijakan politik,
hubungan bilateral, dll
– Pergerakan naik/turun yang berulang-ulang
– Durasi pergerakan dalam beberapa tahun
– Sering kali bersifat kausal
Komponen Time Series
• Random Variations
– Dipengaruhi oleh kejadian yang tidak dapat diprediksi (misal : COVID-19)
– Tidak memiliki pola tertentu
– Periode jangka pendek dan tidak berulang
M T W T F
Forecast Variations
Trend
Irregular
variation
Cycles
Seasonal variations
90
89
88
Metode Peramalan Time Series
• Naïve Method
• Simple Average
• Moving Average
• Weighted Moving Average
• Exponential Smoothing (ES)
• ES with Trend & Seasonality
Time Series – Naïve Method
• Konsep dasar, penjualan
periode yang akan datang
adalah sama dengan
periode saat ini
t
1
t X
F 

Keterangan :
Ft+1 = Peramalan (forecast) periode t+1
Xt = Data Penjualan Aktual periode t
Time Series – Simple Average
• Konsep dasar, mengambil rata-rata data
penjualan periode sebelumnya sebagai nilai
permintaan periode berikut nya.
• Bertujuan untuk meratakan data (data
leveling)
• (+) : Sangat mudah digunakan
• (-) : Semua data dianggap memiliki tingkat
revelansi yang sama
Time Series – Moving Average
• Konsep dasar, mengambil rata-rata dari
penjualan beberapa periode terakhir
untuk peramalan permintaan periode
selanjutnya
• Bertujuan untuk mengurangi variasi
random/ pemulusan (smoothing) data
• Semua data terdahulu dianggap memiliki
relevansi yang sama
• Cocok untuk data yang relatif stabil dan
tidak memiliki pola trend/seasonal
Time Series – Weighted Moving Average
• Konsep nya sama dengan Moving Average,
tetapi nilai data diberi bobot dimana
periode yang paling dekat dengan periode
peramalan diberi bobot yang lebih besar





 
t
1
n
t
i
i
1
i
t
1
t X
F 
n = Jumlah Periode
i = Bobot yang digunakan untuk periode ti+1
47.2 = 0.6*47 + 0.3*48 + 0.1* 46
32.7 = 0.6*23 + 0.3*47 + 0.1* 48
Single Exponential Smoothing (SES)
• Mirip dengan Weighted Moving Average
• Memperhitungkan kesalahan dari
peramalan pada periode sebelumnya
• Peramalan menggunakan seluruh data
historis, akan tetapi kita hanya
menggunakan data peramalan paling akhir
dan error nya
• Memberikan bobot yang lebih besar
terhadap pengamatan yang paling terkini
• Tidak memperhitungkan Trend dan
Seasonality
)
(
1 t
t
t
t F
A
F
F 


 
α = Smoothing Constant , dimana nilai nya
adalah 0 < α < 1
α = 1 ; Data historis tidak memiliki pengaruh
terhadap peramalan (under smoothing)
α = 0 ; Data historis memiliki pengaruh yang
sama terhadap peramalan (over smoothing)
Memilih nilai α :
• Biasanya lebih condong kearah nilai 0
• Typical value of α = 0.1 s/d 0.3
Ft+1 = Forecast demand pada periode t+1
Ft = Forecast demand pada periode t
At = Actual demand pada periode t
t
t
t F
A
F )
1
(
1 
 



Semakin kecil nilai Alpha, semakin smooth grafik yang dihasilkan
Alpha 0.3
Periode Demand Error
1 10
2 18 - 10 8.00
3 29 Ft = 10 + 0.3 (18-10) 12.4 16.60
4 15 Ft = 12.4 + 0.3 (29-12.4) 17.4 -2.38
5 30 Ft = 17.4 + 0.3 (15-17.4) 16.7 13.33
6 12 Ft = 16.7 + 0.3 (30-16.7) 20.7 -8.67
7 16 Ft = 20.7 + 0.3 (12-20.7) 18.1 -2.07
8 Ft = 18.1 + 0.3 (16-18.1) 17.4
Forecast
Alpha 0.6 Alpha 0.8
Periode Demand Forecast Error Periode Demand Forecast Error
1 10 1 10
2 18 10 8.00 2 18 10 8.00
3 29 14.8 14.20 3 29 16.4 12.60
4 15 23.3 -8.32 4 15 26.5 -11.48
5 30 18.3 11.67 5 30 17.3 12.70
6 12 25.3 -13.33 6 12 27.5 -15.46
7 16 17.3 -1.33 7 16 15.1 0.91
8 16.5 8 15.8
)
(
1 t
t
t
t F
A
F
F 


 
• Langkah-langkah :
1. Update exponential
smoothing
2. Update trend
3. Forecast P periode pada
masa yang akan datang
Holt’s Exponential Smoothing (Double
E.S.)
• Digunakan apabila terdapat pola
data Trend
• Mirip dengan single exponential
smoothing, dengan tambahan trend
smoothing parameter
)
)(
1
(
1 t
t
t
t T
F
A
F 



 

t
t
t
t T
F
F
T )
1
(
)
( 1
1 
 


 

1
1 . 

 
 t
t
p
t T
P
F
F
Ft+1 = Forecast demand pada periode t+1
Ft = Forecast demand pada periode t
At = Actual demand pada periode t
α = Base smoothing parameter ; (0 < <1)
β = Trend smoothing parameter ; (0 < <1)
P = Jumlah periode akan datang yang akan
diramalkan
Alpha 0,3
Beta 0,2
Periode Demand Forecast Error
1 10 - - - - - -
2 18 - 10,00 - 0 10,00 8,00
3 29 Ft = 0.3 (18) +(1 - 0.3) (10 + 0) 12,40 Tt = 0.2 (12.40-10) + (1-0.2)(0) 0,48 12,88 16,12
4 15 Ft = 0.3 (29) +(1 - 0.3) (12.40 + 0.48) 17,72 Tt = 0.2 (17.72-12.40) + (1-0.2)(0.48) 1,45 19,16 -4,16
5 30 Ft = 0.3 (15) +(1 - 0.3) (17.72 + 1.45) 17,91 Tt = 0.2 (17.91-17.72) + (1-0.2)(1.45) 1,20 19,11 10,89
6 12 Ft = 0.3 (30) +(1 - 0.3) (17.91 + 1.20) 22,38 Tt = 0.2 (22.38-17.91) + (1-0.2)(1.20) 1,85 24,23 -12,23
7 16 Ft = 0.3 (12) +(1 - 0.3) (22.38 + 1.85) 20,56 Tt = 0.2 (20.56-22.38) + (1-0.2)(1.85) 1,12 21,68 -5,68
8 Ft = 0.3 (16) +(1 - 0.3) (20.56 + 1.12) 19,97 Tt = 0.2 (19.97-20.56) + (1-0.2)(1.12) 0,78 20,75
9 22,30
10 23,08
11 23,86
12 24,63
Exponential Smoothing Trend
t
t
t
t T
F
F
T )
1
(
)
( 1
1 
 


 

Winter’s Exponential Smoothing
(Triple E.S.)
• Menambahkan 1 element baru
yaitu Seasonal pada Holt’s E.S.
• Langkah-langkah :
1. Update exponential smoothing
2. Update trend
3. Update Seasonal
4. Forecast P periode pada masa yang
akan datang
)
).(
1
(
. 1
1 





 T
T
P
T
T
T T
F
S
A
F 

1
1 ).
1
(
)
.( 
 


 T
T
T
T T
F
F
T 

P
T
T
T
T S
F
A
S 


 ).
1
(
. 

Ft+1 = Forecast demand pada periode t+1
Ft = Forecast demand pada periode t
At = Actual demand pada periode t
α = Base smoothing parameter ; (0 < <1)
β = Trend smoothing parameter ; (0 < <1)
 Seasonal smoothing parameter ; (0 <  <1)
P = Jumlah periode akan datang yang akan
diramalkan T
T
T
P
T S
PT
F
F ).
( 



Alpha 0,2
Beta 0,1
Gamma 0,5
Demand Error
1 155 155 / ( (155+180+260+560) / 4) 0,54
2 180 180 / ( (155+180+260+560) / 4) 0,62
3 260 260 / ( (155+180+260+560) / 4) 0,90
4 560 560 / ( (155+180+260+560) / 4) 1,94
1 160 160 / 0.54 298,06 298.06 - (560 / 1.94) 9,31 0.5 * (160/298.06) + (1-0.5) * (0.54) 0,54
2 185 (0.2*(185/0.62))+((1-0.2)*(298.06+9.31)) 305,26 0.1 * (305.26 - 298.06) + (1-0.1) * (9.31) 9,10 0,61 (298.06+9.31)*0.62 191,61 -6,61
3 270 311,46 8,81 0,88 283,06 -13,06
4 600 318,09 8,59 1,91 621,13 -21,13
1 165 322,82 8,21 0,52 175,36 -10,36
2 190 326,64 7,77 0,60 203,49 -13,49
3 280 330,90 7,42 0,86 295,51 -15,51
4 635 337,05 7,29 1,90 647,15 -12,15
1 172 341,13 6,97 0,51 180,42 -8,42
2 226 354,04 7,56 0,62 208,23 17,77
3 329 365,36 7,94 0,88 312,76 16,24
4 721 374,60 8,07 1,91 708,67 12,33
1 196,72
2 241,58
3 352,03
4 777,77
1 213,32
2 261,54
3 380,52
4 839,47
E.S. Trend Seasonal Forecast
2005
Periode
2000
2001
2002
2003
2004
Mengukur Keakuratan Peramalan
1. MEAN ABSOLUTE DEVIATION
2. MEAN SQUARE DEVIATION
3. MEAN FORECAST ERROR
4. MEAN ABSOLUTE PRECENTAGE ERROR
 )
n
F
A
MSE
n
t
t
t



 1
2
 )
n
RSFE
n
F
A
MFE
n
t
t
t




1










n
t t
t
t
A
F
A
n
MAPE
1
100
At = Actual demand periode-t
Ft = Forecast demand periode-t
n = jumlah periode peramalan yang terlibat
n
F
A
MAD
n
t
t
t



 1
5. Tracking Signal
adalah suatu ukuran bagaimana baiknya
suatu ramalan memperkirakan nilai-
nilai aktual.
Tracking Signal dihitung sebagai
Running Sum Of Forecast Error (RSFE)
dibagi dengan Mean Absolute Deviation
(MAD)
 )
 )
















n
t
t
t
n
t
t
n
t
t
t
n
t
t
F
A
n
F
A
Signal
Tracking
n
F
A
F
A
MAD
RSFE
Signal
Tracking
1
1
1
1
Tracking Signal positif : nilai aktual permintaan > peramalan
Tracking signal negatif : nilai aktual permintaan < peramalan
Tracking Signal yang baik apabila memiliki RSFE yang rendah
dan memiliki positive error sama banyak atau seimbang dengan
negative error, sehingga pusat tracking signal mendekati nol.
Apabila Tracking signal telah dihitung, dapat dibangun peta
kontrol tracking signal yang memiliki batas kontrol atas atau
batas kontrol bawah
Para Ahli menyatakan bahwa batas kontrol tracking signal yang
diperbolehkan adalah ± 4, sebagai batas pengendalian untuk
tracking signal
Contoh
Hitung MAD, MSD, MAPE
Perhitungan MAD
83
,
2
6
0
3
7
2
1
4







MAD
Perhitungan MSD
17
,
13
6
0
9
49
4
1
16







MSD
Perhitungan MAPE
%
25
,
3
6
0
3
,
3
43
,
8
06
,
2
14
,
1
55
,
4







MAPE
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
1 2 3 4 5 6
Tracking Signal Batas Atas Batas Bawah
Verifikasi Peramalan
• Dilakukan untuk memverifikasi apakah fungsi peramalan yang digunakan
mewakili pola data yang ada.
• Metoda verifikasi : moving range chart
• Moving Range
• Average moving range
• Control limits
 )  )
1
1 A
F
A
F t
t
t
t
MR 








1
n
MR
MR
MR
LCL
MR
UCL
66
.
2
66
.
2




Verifikasi Peramalan
center line
UCL
LCL
region
A
region
B
region
C
region
A
region
B
region
C
Kondisi di luar kendali jika:
1.Ada titik di luar UCL atau LCL
2.Dari 3 titik plot berturutan 2 titik berada
pada region A ( 1.77 MR)
3.Dari 5 titik plot berturutan terdapat 4
titik berada pada region B ( 0.89 MR)
4.Ada 8 titik plot berturutan berada pada
bagian atas atau bawah garis tengah
(region C)
Contoh Verifikasi
45
.
38
45
.
38
45
.
14
11
159





LCL
UCL
MR
Ft' = 155 + t
Contoh Verifikasi 38.45
25.63
12.82
-38.45
-12.82
-25.63
MR * 1,773
MR * 0,887
Yang harus dilakukan apabila peramalan out of control
• Periksa perubahan yang mungkin terjadi (misal : ada periode
dimana pabrik shutdown, ada permasalahan pada tenaga
sales, dll)
• Jika penyebab dapat di identifikasi, maka hasil ramalan dapat
di anggap valid dan masih dapat dipergunakan
• Jika tidak, tunggu/cari bukti-bukti penyebab yang baru, jika
tetap tidak ada bukti dan out of control maka harus
dipertimbangkan untuk mengganti metode peramalan
• Hitung persentase kuantitas item masing-masing terhadap
kuantitas famili pada data masa lalu (semua dalam unit agregat)
• Gunakan persentase ini untuk menentukan kuantitas item masing-
masing dari Rencana Agregat. Output adalah MPS dalam satuan
agregat
• Lakukan pembagian MPS (yang masih dalam satuan agregat)
dengan nilai konversi sehingga dihasilkan MPS dalam satuan
individu item
Aggregate Planning
Teknik Persentase
Contoh(1)
Data item (unit)
Perioda 1 2 3 4 5 6 Harga per unit
Produk A 200 220 240 230 250 260 Rp. 3000
Produk B 600 650 700 690 720 770 Rp. 2000
Produk C 50 55 60 58 60 60 Rp. 5000
Data Agregat (dalam satuan Rp. 1000)
Perioda 1 2 3 4 5 6 Total Persentase
Produk A 600 660 720 690 750 780 4200 29,6%
Produk B 1200 1300 1400 1380 1440 1540 8260 58,3%
Produk C 250 275 300 290 300 300 1715 12,1%
Family X 2050 2235 2420 2360 2490 2620 14.175 100,0%
Contoh(2)
t At tAt t2
1 2050 2050 1
2 2235 4470 4
3 2420 7260 9
4 2360 9440 16
5 2490 12450 25
6 2620 15720 36
21 14175 51390 91
n
t
b
A
a
n
t
n
t
t
 
 

 1 1
 
  
 
  


 n
t
n
t
n
t
n
i
n
t
t
t
t
t
n
t
A
tA
n
b
1
2
1
2
1 1 1
)
(
b = 101,6 a = 2006,9
Ft = 2006,9 + 101,6 t
Dari data agregat tersebut, dilakukan peramalan.
Contoh(3)
• Berdasarkan model ramalan tersebut, dapat dihitung
permintaan agregat pada perioda ke 7, yaitu:
F7 = 2.006.900 + 101.600 x 7 = 2.718.100
F8 = 2.006.900 + 101.600 x 8 = 2.819.700
F9 = 2.006.900 + 101.600 x 9 = ?
• Bila dalam penentuan rencana agregat (aggregate plan)
diasumsikan menggunakan strategi chase, maka nilai rencana
agregat akan sama dengan nilai ramalan
Contoh(4)
• Dengan demikian nilai rencana agregat pada perioda ke 7 adalah: Rp.
2.718.100
• Dengan teknik persentase, disagregasi dilakukan untuk memperoleh MPS,
yaitu:
Produk A = x Rp. 2.718.100 =
Produk B = x Rp. 2.718.100 =
Produk C = x Rp. 2.718.100 =
0,296
0,583
0,121
Rp. 804.557,6
Rp. 1.584.652,3
Rp. 328.890,1
MPS ini masih dalam unit agregat, sehingga perlu dilakukan
konversi untuk memperoleh unit item. Konversi ini
menggunakan harga jual per unit masing-masing produk
PRODUKSI DAN PERAMALAN

More Related Content

What's hot

Manajemen sekuriti - fungsi-fungsi sekuriti
Manajemen sekuriti - fungsi-fungsi sekuritiManajemen sekuriti - fungsi-fungsi sekuriti
Manajemen sekuriti - fungsi-fungsi sekuritiimamsoekarno
 
Studi gerakan
Studi gerakanStudi gerakan
Studi gerakanISTA
 
Modul 05 Pemodelan Konseptual
Modul 05 Pemodelan KonseptualModul 05 Pemodelan Konseptual
Modul 05 Pemodelan KonseptualArif Rahman
 
4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu baku4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu bakuDjoe343536
 
Perencanaan Lokasi - Tata Letak Fasilitas
Perencanaan Lokasi - Tata Letak FasilitasPerencanaan Lokasi - Tata Letak Fasilitas
Perencanaan Lokasi - Tata Letak FasilitasWisnu Dewobroto
 
Penjadwalan manajemen operasi
Penjadwalan manajemen operasiPenjadwalan manajemen operasi
Penjadwalan manajemen operasialawwapnp
 
Modul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Modul 01 : Pengantar Pemodelan SistemModul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Modul 01 : Pengantar Pemodelan SistemArif Rahman
 
Modul 8 (Penjad Tenaga Kerja)
Modul 8 (Penjad Tenaga Kerja)Modul 8 (Penjad Tenaga Kerja)
Modul 8 (Penjad Tenaga Kerja)yayan
 
Sistem manajemen maintenance
Sistem manajemen maintenanceSistem manajemen maintenance
Sistem manajemen maintenanceZainal Abidin
 
Pengantar Tata Letak Fasilitas
Pengantar Tata Letak FasilitasPengantar Tata Letak Fasilitas
Pengantar Tata Letak FasilitasWisnu Dewobroto
 
Perencanaan Kapasitas
Perencanaan KapasitasPerencanaan Kapasitas
Perencanaan KapasitasSurya Mysunny
 
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta KerjaAnalisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerjaprihase
 
Manper02 maintenance strategy
Manper02 maintenance strategyManper02 maintenance strategy
Manper02 maintenance strategyArif Rahman
 
Contoh soal perancangan dan pengukuran kerja
Contoh soal perancangan dan pengukuran kerjaContoh soal perancangan dan pengukuran kerja
Contoh soal perancangan dan pengukuran kerjaAriIsmawan
 

What's hot (20)

Maintenance and reliability
Maintenance and reliabilityMaintenance and reliability
Maintenance and reliability
 
Manajemen sekuriti - fungsi-fungsi sekuriti
Manajemen sekuriti - fungsi-fungsi sekuritiManajemen sekuriti - fungsi-fungsi sekuriti
Manajemen sekuriti - fungsi-fungsi sekuriti
 
Studi gerakan
Studi gerakanStudi gerakan
Studi gerakan
 
Modul 05 Pemodelan Konseptual
Modul 05 Pemodelan KonseptualModul 05 Pemodelan Konseptual
Modul 05 Pemodelan Konseptual
 
4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu baku4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu baku
 
Perencanaan Lokasi - Tata Letak Fasilitas
Perencanaan Lokasi - Tata Letak FasilitasPerencanaan Lokasi - Tata Letak Fasilitas
Perencanaan Lokasi - Tata Letak Fasilitas
 
Penjadwalan manajemen operasi
Penjadwalan manajemen operasiPenjadwalan manajemen operasi
Penjadwalan manajemen operasi
 
Modul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Modul 01 : Pengantar Pemodelan SistemModul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
Modul 01 : Pengantar Pemodelan Sistem
 
Modul 8 (Penjad Tenaga Kerja)
Modul 8 (Penjad Tenaga Kerja)Modul 8 (Penjad Tenaga Kerja)
Modul 8 (Penjad Tenaga Kerja)
 
Sistem manajemen maintenance
Sistem manajemen maintenanceSistem manajemen maintenance
Sistem manajemen maintenance
 
7. line balancing
7. line balancing7. line balancing
7. line balancing
 
Analisis pohon kepputusan
Analisis pohon kepputusanAnalisis pohon kepputusan
Analisis pohon kepputusan
 
Pengantar Tata Letak Fasilitas
Pengantar Tata Letak FasilitasPengantar Tata Letak Fasilitas
Pengantar Tata Letak Fasilitas
 
Perencanaan Kapasitas
Perencanaan KapasitasPerencanaan Kapasitas
Perencanaan Kapasitas
 
Sistem informasi manufaktur
Sistem informasi manufakturSistem informasi manufaktur
Sistem informasi manufaktur
 
Laporan sistem informasi akuntansi pada holland bakery
Laporan sistem informasi akuntansi pada holland bakeryLaporan sistem informasi akuntansi pada holland bakery
Laporan sistem informasi akuntansi pada holland bakery
 
STOCK OPNAME.pptx
STOCK OPNAME.pptxSTOCK OPNAME.pptx
STOCK OPNAME.pptx
 
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta KerjaAnalisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
Analisis dan Pengukuran Kerja : Peta-Peta Kerja
 
Manper02 maintenance strategy
Manper02 maintenance strategyManper02 maintenance strategy
Manper02 maintenance strategy
 
Contoh soal perancangan dan pengukuran kerja
Contoh soal perancangan dan pengukuran kerjaContoh soal perancangan dan pengukuran kerja
Contoh soal perancangan dan pengukuran kerja
 

Similar to PRODUKSI DAN PERAMALAN

METODE-PENGUKURAN-PERAMALAN.ppt
METODE-PENGUKURAN-PERAMALAN.pptMETODE-PENGUKURAN-PERAMALAN.ppt
METODE-PENGUKURAN-PERAMALAN.pptCaiHejo
 
KASUS JURNAL TQM DALAM MANAJEMEN PENYEDIAAN; “Production and Supply Optimizat...
KASUS JURNAL TQM DALAM MANAJEMEN PENYEDIAAN; “Production and Supply Optimizat...KASUS JURNAL TQM DALAM MANAJEMEN PENYEDIAAN; “Production and Supply Optimizat...
KASUS JURNAL TQM DALAM MANAJEMEN PENYEDIAAN; “Production and Supply Optimizat...Erwan Cipto Priyatmoko
 
Ema susanti 2019020034 manaj. b1 uas manaj. operasional i
Ema susanti 2019020034 manaj. b1 uas manaj. operasional iEma susanti 2019020034 manaj. b1 uas manaj. operasional i
Ema susanti 2019020034 manaj. b1 uas manaj. operasional iemasusanti2
 
Aminullah assagaf aip3 ai pemasaran_23 maret 2021
Aminullah assagaf aip3 ai pemasaran_23 maret 2021Aminullah assagaf aip3 ai pemasaran_23 maret 2021
Aminullah assagaf aip3 ai pemasaran_23 maret 2021Aminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf k1 3-manj oprs dan prod_2020
Aminullah assagaf k1 3-manj oprs dan prod_2020Aminullah assagaf k1 3-manj oprs dan prod_2020
Aminullah assagaf k1 3-manj oprs dan prod_2020Aminullah Assagaf
 
Perencanaan strategik-dengan-lfa
Perencanaan strategik-dengan-lfaPerencanaan strategik-dengan-lfa
Perencanaan strategik-dengan-lfaAndrianto andrianto
 
Perencanaan strategik-dengan-lfa
Perencanaan strategik-dengan-lfaPerencanaan strategik-dengan-lfa
Perencanaan strategik-dengan-lfaAndrianto andrianto
 
Peramalan Forecasting
Peramalan ForecastingPeramalan Forecasting
Peramalan ForecastingINDAHMAWARNI1
 
Peramalan.pptx
Peramalan.pptxPeramalan.pptx
Peramalan.pptxPEISumKal
 
Aminullah assagaf k1 3-manj oprs dan prod_2020
Aminullah assagaf k1 3-manj oprs dan prod_2020Aminullah assagaf k1 3-manj oprs dan prod_2020
Aminullah assagaf k1 3-manj oprs dan prod_2020Aminullah Assagaf
 
Quantitative planning sesi i
Quantitative planning sesi iQuantitative planning sesi i
Quantitative planning sesi iTimotius Febry
 
MPTI Pengendalian-Proyek_Pertemuan 6.pptx
MPTI Pengendalian-Proyek_Pertemuan 6.pptxMPTI Pengendalian-Proyek_Pertemuan 6.pptx
MPTI Pengendalian-Proyek_Pertemuan 6.pptxsamsosupriatna
 

Similar to PRODUKSI DAN PERAMALAN (20)

Pengantar teknik industri, modul 3
Pengantar teknik industri,  modul 3Pengantar teknik industri,  modul 3
Pengantar teknik industri, modul 3
 
Forecasting education
Forecasting educationForecasting education
Forecasting education
 
METODE-PENGUKURAN-PERAMALAN.ppt
METODE-PENGUKURAN-PERAMALAN.pptMETODE-PENGUKURAN-PERAMALAN.ppt
METODE-PENGUKURAN-PERAMALAN.ppt
 
Tugas Bab 5.docx
Tugas Bab 5.docxTugas Bab 5.docx
Tugas Bab 5.docx
 
Pertemuan 09 peramalan
Pertemuan 09 peramalanPertemuan 09 peramalan
Pertemuan 09 peramalan
 
KASUS JURNAL TQM DALAM MANAJEMEN PENYEDIAAN; “Production and Supply Optimizat...
KASUS JURNAL TQM DALAM MANAJEMEN PENYEDIAAN; “Production and Supply Optimizat...KASUS JURNAL TQM DALAM MANAJEMEN PENYEDIAAN; “Production and Supply Optimizat...
KASUS JURNAL TQM DALAM MANAJEMEN PENYEDIAAN; “Production and Supply Optimizat...
 
Proses pengembangan sistem informasi akuntansi
Proses pengembangan sistem informasi akuntansiProses pengembangan sistem informasi akuntansi
Proses pengembangan sistem informasi akuntansi
 
Forecasting Management.pptx
Forecasting Management.pptxForecasting Management.pptx
Forecasting Management.pptx
 
Peramalan
PeramalanPeramalan
Peramalan
 
Ema susanti 2019020034 manaj. b1 uas manaj. operasional i
Ema susanti 2019020034 manaj. b1 uas manaj. operasional iEma susanti 2019020034 manaj. b1 uas manaj. operasional i
Ema susanti 2019020034 manaj. b1 uas manaj. operasional i
 
Aminullah assagaf aip3 ai pemasaran_23 maret 2021
Aminullah assagaf aip3 ai pemasaran_23 maret 2021Aminullah assagaf aip3 ai pemasaran_23 maret 2021
Aminullah assagaf aip3 ai pemasaran_23 maret 2021
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Aminullah assagaf k1 3-manj oprs dan prod_2020
Aminullah assagaf k1 3-manj oprs dan prod_2020Aminullah assagaf k1 3-manj oprs dan prod_2020
Aminullah assagaf k1 3-manj oprs dan prod_2020
 
Perencanaan strategik-dengan-lfa
Perencanaan strategik-dengan-lfaPerencanaan strategik-dengan-lfa
Perencanaan strategik-dengan-lfa
 
Perencanaan strategik-dengan-lfa
Perencanaan strategik-dengan-lfaPerencanaan strategik-dengan-lfa
Perencanaan strategik-dengan-lfa
 
Peramalan Forecasting
Peramalan ForecastingPeramalan Forecasting
Peramalan Forecasting
 
Peramalan.pptx
Peramalan.pptxPeramalan.pptx
Peramalan.pptx
 
Aminullah assagaf k1 3-manj oprs dan prod_2020
Aminullah assagaf k1 3-manj oprs dan prod_2020Aminullah assagaf k1 3-manj oprs dan prod_2020
Aminullah assagaf k1 3-manj oprs dan prod_2020
 
Quantitative planning sesi i
Quantitative planning sesi iQuantitative planning sesi i
Quantitative planning sesi i
 
MPTI Pengendalian-Proyek_Pertemuan 6.pptx
MPTI Pengendalian-Proyek_Pertemuan 6.pptxMPTI Pengendalian-Proyek_Pertemuan 6.pptx
MPTI Pengendalian-Proyek_Pertemuan 6.pptx
 

Recently uploaded

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Recently uploaded (6)

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

PRODUKSI DAN PERAMALAN

  • 1.
  • 2. Production Planning and Inventory Control (Forecasting) Yanuar Pandu Negoro, S.T. , M.LogSCM.
  • 3. Peramalan (Forecasting) : - Forecasting is a Prediction, projection or estimation of occurrences of uncertain future event or level of activity (Tersine, 1994). - Forecasting is the art of specifying meaningful information about the future (Narasimhan, et.al., 1995) Forecasting / peramalan memberikan sebuah prediksi terhadap perencanaan / tindakan apa yang harus dilakukan pada waktu yang akan datang, dengan memanfaatkan sebanyak mungkin informasi yang tersedia hingga pada saat ini. Pentingnya sebuah peramalan adalah : – Sebagai dasar referensi untuk melaksanakan aktivitas perencanaan – Untuk mengantisipasi kemungkinan perubahan keadaan, sehingga perencanaan yang dilakukan sesuai untuk kondisi yang akan datang MEMPREDIKSI (Predicting) TIDAK SAMA DENGAN MENEBAK (Guessing) !!!!
  • 4. Prinsip Peramalan • Tidak ada peramalan yang benar-benar tepat/sempurna, setiap peramalan akan selalu memiliki tingkat kesalahan, sehingga perlu dilakukan perhitungan error pada setiap metode peramalan • Peramalan akan lebih akurat apabila dilakukan dalam pada kumpulan berbagai produk dibandingkan apabila dilakukan terhadap 1 jenis produk • Tingkat akurasi peramalan akan semakin menurun seiring dengan meningkatnya horizon waktu peramalan • Hanya dapat dilakukan terhadap independent demand , tidak diperbolehkan melakukan peramalan terhadap dependent demand – Independent Demand Permintaan terhadap material , parts atau produk yang bebas, tidak terkait dengan struktur akhir Bill of Material (BOM) sebuah produk akhir – Dependent Demand Permintaan terhadap material , parts atau produk yang terkait langsung dari struktur Bill of Material (BOM) untuk sebuah produk akhir
  • 5. Definisi • Bill of Material (BOM) merupakan rangkaian struktur komponen yang digunakan untuk memproduksi barang jadi. • Bill of Material (BOM) adalah sebuah daftar yang mencantumkan seluruh sub assembly, part, dan bahan baku beserta jumlahnya masing-masing, yang diperlukan untuk membuat sebuah produk jadi. Bill of Material (B.O.M.)
  • 6. Fungsi BOM • Mendefinisikan sebuah produk, untuk membedakan 1 produk dengan produk yang lain nya • Memudahkan penjadwalan produksi induk (MPS) • Dasar perencanaan kebutuhan bahan baku (MRP) • Dasar perhitungan harga pokok produksi • Memudahkan koordinasi antar berbagai divisi, khusus nya yang berikaitan dengan produksi • Sebagai acuan untuk pengembangan produk Bill of Material (B.O.M.)
  • 8. • Huruf menunjukkan proses assembly dan subassembly • Angka menunjukkan parts yang dibutuhkan • Angka didalam tanda kurung ( ), menunjukkan jumlah parts yang dibutuhkan untuk assembly / subassembly Bill of Material (BOM) Tree A 10 (3) LT = 1 B (1) LT = 2 C (1) LT = 2 20 (1) LT = 1 D (2) LT = 2 10 (1) LT = 1 30 (1) LT = 1 30 (2) LT = 1 40 (1) LT = 1 50 (1) LT = 1 Level 0 Level 1 Level 2 Level 3
  • 9. Assembly Component Parts Number (SKU) Quantity per Assembly Lead Time Description A B 1 2 C 1 2 10 3 1 B D 2 2 20 1 1 30 2 1 C 40 1 1 50 1 1 D 10 1 1 30 1 1 Single-Level Explosion Assembly Component Quantity Required Description A 10 5 20 1 30 4 40 1 50 1 ( B ) 1 ( C ) 1 ( D ) 2 Summary Explosion
  • 10. Component Parts Number (SKU) Assembly Used on Quantity Description 30 D 1 . B 2 . . A 1 C 2 . A 1 Indented Implosion BOMFor Component 30 Component Parts Number (SKU) Assembly Used On Quantity per Assembly Description D A 2 B 2 10 A 5 B 2 D 1 30 A 4 B 2 C 2 D 1 Summary Implosion BOMfor Component D, 10 & 30
  • 12. Langkah-langkah melakukan Forecasting 1. Menentukan tujuan dari forecasting 2. Menetapkan Independent Demand yang akan diramalkan 3. Menentukan horizon waktu peramalan 4. Memilih teknik peramalan 5. Mengumpulkan data 6. Membuat peramalan 7. Mengaplikasikan hasil peramalan 8. Memonitor hasil peramalan
  • 13. Sistem Peramalan Data Historis Tujuan model Forecast (Prediction) Feedback on forecast accuracy Data checked for accuracy and reasonableness Update sesuai kebutuhan Knowledge of changed condition Pembandingan dengan kondisi aktual
  • 14. Horizon Peramalan • Horizon Peramalan : seberapa jauh ke depan peramalan akan dilaksanakan, erat kaitan nya dengan seberapa jauh perencanaan yang akan kita lakukan • Periode Peramalan : menunjukkan basis waktu peramalan (misal : mingguan, 2 mingguan, bulanan, tahunan, dst) • Penentuan waktu peramalan tergantung dari tujuan dan situasi & kondisi dari masing- masing industri DATA FORECAST Horison Peramalan Periode peramalan
  • 15. Horizon Peramalan • Peramalan jangka panjang – Berkaitan dengan perencanaan bisnis, analisa fasilitas, proyek jangka panjang, pengembangan produk baru, investasi modal – Karakteristik : • Analisa data hanya dilakukan 1 kali (one-time analysis) • Keputusan dan pertimbangan dilakukan oleh jajaran top level management • Lebih banyak menggunakan data eksternal • Dilakukan terhadap beberapa produk / family produk • Peramalan jangka menengah – Berkaitan dengan perencanaan anggaran, perencanaan produksi dan perencanaan pembelian material – Karakteristik : • Bersifat periodikal, dilakukan dalam jangka waktu tertentu (1 bulan / 3 bulan sekali) • Dilakukan oleh mid level management • Menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif • Dilakukan terhadap beberapa produk / family produk • Peramalan jangka pendek – Berkaitan dengan perencanaan distribusi inventory, perencanaan material. – Karakteristik : • Dilakukan secara teratur dan berulang-ulang • Menggunakan data internal perusahaan • Menggunakan teknik kuantitatif • Dilakukan secara terperinci untuk banyak item
  • 16. Data Peramalan • Perencanaan produksi berusaha memenuhi permintaan pasar (demand) • Data permintaan pasar sulit diukur • Penjualan biasa dipakai sebagai pendekatan • Baik jika bisa memperoleh data penjualan pasar keseluruhan Total Market Our company market Competitor market
  • 17. Metode Peramalan • Metode Kualitatif – Bergantung penilaian dan pengalaman seseorang (subyektifitas) – Data tidak tersedia dan atau tidak mencukupi, kondisi yang berubah. – Dapat terhubung langsung dangan lingkungan dan informasi dari dalam perusahaan. • Metode Kuantitatif − Prosedur formal, yang menggunakan model matematika − Menggunakan data masa lalu untuk memperkirakan masa yang akan datang − Diasumsikan pola data masa lalu akan berlanjut pada masa yang akan datang Forecasting Method Qualitative Method Quantitative Method Causal Method Time Seires Method Smoothing Method Average Method
  • 18. Metode Peramalan Kualitatif Metode Management Decision / Jury Of Executives • Peramalan yang dilakukan oleh eksekutif/manajer tingkat atas perusahaan karena kemampuan (intuisi dan pengalaman) yang dimiliki yang dikombinasikan dengan statistik. • Biasanya digunakan untuk perencanaan produk baru dan perencanaan jangka panjang. • Kelebihan: memberikan pandangan yang lebih luas & lebih cepat dalam mencapai kata sepakat dalam menentukan nilai. • Kelemahan: salah satu eksekutif dapat mendominasi eksekutif yang lain Metode Delphi • Cara yang sistematis untuk mendapatkan keputusan bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli berbagai disiplin ilmu di luar perusahaan. • Para ahli tersebut tidak pernah ditemukan satu dengan yang lain. • Kelebihan: memberikan perpektif lebih luas. Biasanya utk perencanaan jangka panjang termasuk perubahan teknologi. • Kelemahan: membutuhkan waktu lebih lama & tidak menghasilkan satu kesepakatan tapi rentang jawaban.
  • 19. Metode Peramalan Kualitatif Penelitian Pasar (Market Research) • Metode ini mengumpulkan dan menganalisa fakta secara sistematis yang berhubungan dengan pemasaran dan dapat memecahkan masalah yang berhubungan dengan produk dan metode pemasaran. • Teknik yang biasa digunakan survey konsumen. • Sering digunakan untuk perenacanaan produk baru, iklan dan promosi. • Hasilnya dapat langsung digunakan untuk peramalan produk baru. • Kelamahannya adalah sulit membuat kuisener dan butuh waktu lama. Metode Ekspektasi Pengguna (User's Expectation) • Perusahaan mengumpulkan pendapat dari pihak-pihak diluar perusahaan untuk mendapat tentang rencana pembelian /penggunaan konsumen.
  • 20. Metode Peramalan Kuantitatif Metode Causal • Metode peramalan yang didasari atas konsep sebab-akibat, bahwa demand akan muncul karena memiliki faktor penyebab. Jika hubungan antara sebab-akibat dapat diketahui maka demand di waktu yang akan datang dapat diketahui – Demand = Variabel dependent / Variabel tidak bebas – Faktor penyebab = Variabel Independent / Variabel bebas • Metode ini umumnya menggunakan regresi linier maupun non linear sebagai alat untuk mencari hubungan sebab akibat tersebut. bX a Y   n X b Y a     ) (         2 2 ) ( ) )( ( ) ( X X n Y X XY n b
  • 21. t y Week t2 Sales ty 1 1 150 150 2 4 157 314 3 9 162 486 4 16 166 664 5 25 177 885  t = 15 t2 = 55  y = 812  ty = 2499 (t)2 = 225         2 2 ) ( ) )( ( ) ( X X n Y X XY n b n X b Y a     ) ( 5 . 143 5 ) 15 ( 3 , 6 812    a 3 . 6 225 275 12180 12495 225 ) 55 ( 5 ) 812 ( 15 ) 2499 ( 5        b y = 143.5 + 6.3t
  • 22. Time Series Forecasts • Metode peramalan yang memprediksi demand di masa depan berdasarkan data masa lalu • Dengan mempelajari perilaku data historis, maka hubungan antara demand dan waktu dapat diformulasikan dan digunakan untuk memprediksi demand di masa yang akan. • Data historis yang digunakan dalam peramalan time series, pasti memiliki salah satu atau lebih komponen berikut : – Trend – Seasonality – Cycle Business – Konstan – Random Variations
  • 23. Komponen Time Series • Trend – Pergerakan data umum nya dalam jangka waktu yang lama – Secara terus menerus menunjukkan pola naik / turun – Dipengaruhi oleh tren, budaya, teknologi, usia, populasi, dll – Contoh : Penjualan SEPEDA saat ini, Penjualan handphone / alat elektronik, Penjualan item fashion, dll
  • 25. Komponen Time Series • Seasonal – Pergerakan data umum nya dalam jangka waktu tertentu (misal : bulanan, tahunan, dll) – Memiliki pola fluktuatif (naik/turun) secara reguler – Dipengaruhi oleh musim, hari besar, masa liburan, aktivitas agriculture
  • 26. Komponen Time Series • Business Cycle – Dipengaruhi oleh faktor siklus bisnis antara lain ekonomi makro, kebijakan politik, hubungan bilateral, dll – Pergerakan naik/turun yang berulang-ulang – Durasi pergerakan dalam beberapa tahun – Sering kali bersifat kausal
  • 27. Komponen Time Series • Random Variations – Dipengaruhi oleh kejadian yang tidak dapat diprediksi (misal : COVID-19) – Tidak memiliki pola tertentu – Periode jangka pendek dan tidak berulang M T W T F
  • 29. Metode Peramalan Time Series • Naïve Method • Simple Average • Moving Average • Weighted Moving Average • Exponential Smoothing (ES) • ES with Trend & Seasonality
  • 30. Time Series – Naïve Method • Konsep dasar, penjualan periode yang akan datang adalah sama dengan periode saat ini t 1 t X F   Keterangan : Ft+1 = Peramalan (forecast) periode t+1 Xt = Data Penjualan Aktual periode t
  • 31. Time Series – Simple Average • Konsep dasar, mengambil rata-rata data penjualan periode sebelumnya sebagai nilai permintaan periode berikut nya. • Bertujuan untuk meratakan data (data leveling) • (+) : Sangat mudah digunakan • (-) : Semua data dianggap memiliki tingkat revelansi yang sama
  • 32. Time Series – Moving Average • Konsep dasar, mengambil rata-rata dari penjualan beberapa periode terakhir untuk peramalan permintaan periode selanjutnya • Bertujuan untuk mengurangi variasi random/ pemulusan (smoothing) data • Semua data terdahulu dianggap memiliki relevansi yang sama • Cocok untuk data yang relatif stabil dan tidak memiliki pola trend/seasonal
  • 33.
  • 34. Time Series – Weighted Moving Average • Konsep nya sama dengan Moving Average, tetapi nilai data diberi bobot dimana periode yang paling dekat dengan periode peramalan diberi bobot yang lebih besar        t 1 n t i i 1 i t 1 t X F  n = Jumlah Periode i = Bobot yang digunakan untuk periode ti+1 47.2 = 0.6*47 + 0.3*48 + 0.1* 46 32.7 = 0.6*23 + 0.3*47 + 0.1* 48
  • 35. Single Exponential Smoothing (SES) • Mirip dengan Weighted Moving Average • Memperhitungkan kesalahan dari peramalan pada periode sebelumnya • Peramalan menggunakan seluruh data historis, akan tetapi kita hanya menggunakan data peramalan paling akhir dan error nya • Memberikan bobot yang lebih besar terhadap pengamatan yang paling terkini • Tidak memperhitungkan Trend dan Seasonality ) ( 1 t t t t F A F F      α = Smoothing Constant , dimana nilai nya adalah 0 < α < 1 α = 1 ; Data historis tidak memiliki pengaruh terhadap peramalan (under smoothing) α = 0 ; Data historis memiliki pengaruh yang sama terhadap peramalan (over smoothing) Memilih nilai α : • Biasanya lebih condong kearah nilai 0 • Typical value of α = 0.1 s/d 0.3 Ft+1 = Forecast demand pada periode t+1 Ft = Forecast demand pada periode t At = Actual demand pada periode t t t t F A F ) 1 ( 1      
  • 36. Semakin kecil nilai Alpha, semakin smooth grafik yang dihasilkan Alpha 0.3 Periode Demand Error 1 10 2 18 - 10 8.00 3 29 Ft = 10 + 0.3 (18-10) 12.4 16.60 4 15 Ft = 12.4 + 0.3 (29-12.4) 17.4 -2.38 5 30 Ft = 17.4 + 0.3 (15-17.4) 16.7 13.33 6 12 Ft = 16.7 + 0.3 (30-16.7) 20.7 -8.67 7 16 Ft = 20.7 + 0.3 (12-20.7) 18.1 -2.07 8 Ft = 18.1 + 0.3 (16-18.1) 17.4 Forecast Alpha 0.6 Alpha 0.8 Periode Demand Forecast Error Periode Demand Forecast Error 1 10 1 10 2 18 10 8.00 2 18 10 8.00 3 29 14.8 14.20 3 29 16.4 12.60 4 15 23.3 -8.32 4 15 26.5 -11.48 5 30 18.3 11.67 5 30 17.3 12.70 6 12 25.3 -13.33 6 12 27.5 -15.46 7 16 17.3 -1.33 7 16 15.1 0.91 8 16.5 8 15.8 ) ( 1 t t t t F A F F     
  • 37. • Langkah-langkah : 1. Update exponential smoothing 2. Update trend 3. Forecast P periode pada masa yang akan datang Holt’s Exponential Smoothing (Double E.S.) • Digunakan apabila terdapat pola data Trend • Mirip dengan single exponential smoothing, dengan tambahan trend smoothing parameter ) )( 1 ( 1 t t t t T F A F        t t t t T F F T ) 1 ( ) ( 1 1         1 1 .      t t p t T P F F Ft+1 = Forecast demand pada periode t+1 Ft = Forecast demand pada periode t At = Actual demand pada periode t α = Base smoothing parameter ; (0 < <1) β = Trend smoothing parameter ; (0 < <1) P = Jumlah periode akan datang yang akan diramalkan
  • 38. Alpha 0,3 Beta 0,2 Periode Demand Forecast Error 1 10 - - - - - - 2 18 - 10,00 - 0 10,00 8,00 3 29 Ft = 0.3 (18) +(1 - 0.3) (10 + 0) 12,40 Tt = 0.2 (12.40-10) + (1-0.2)(0) 0,48 12,88 16,12 4 15 Ft = 0.3 (29) +(1 - 0.3) (12.40 + 0.48) 17,72 Tt = 0.2 (17.72-12.40) + (1-0.2)(0.48) 1,45 19,16 -4,16 5 30 Ft = 0.3 (15) +(1 - 0.3) (17.72 + 1.45) 17,91 Tt = 0.2 (17.91-17.72) + (1-0.2)(1.45) 1,20 19,11 10,89 6 12 Ft = 0.3 (30) +(1 - 0.3) (17.91 + 1.20) 22,38 Tt = 0.2 (22.38-17.91) + (1-0.2)(1.20) 1,85 24,23 -12,23 7 16 Ft = 0.3 (12) +(1 - 0.3) (22.38 + 1.85) 20,56 Tt = 0.2 (20.56-22.38) + (1-0.2)(1.85) 1,12 21,68 -5,68 8 Ft = 0.3 (16) +(1 - 0.3) (20.56 + 1.12) 19,97 Tt = 0.2 (19.97-20.56) + (1-0.2)(1.12) 0,78 20,75 9 22,30 10 23,08 11 23,86 12 24,63 Exponential Smoothing Trend t t t t T F F T ) 1 ( ) ( 1 1        
  • 39. Winter’s Exponential Smoothing (Triple E.S.) • Menambahkan 1 element baru yaitu Seasonal pada Holt’s E.S. • Langkah-langkah : 1. Update exponential smoothing 2. Update trend 3. Update Seasonal 4. Forecast P periode pada masa yang akan datang ) ).( 1 ( . 1 1        T T P T T T T F S A F   1 1 ). 1 ( ) .(       T T T T T F F T   P T T T T S F A S     ). 1 ( .   Ft+1 = Forecast demand pada periode t+1 Ft = Forecast demand pada periode t At = Actual demand pada periode t α = Base smoothing parameter ; (0 < <1) β = Trend smoothing parameter ; (0 < <1)  Seasonal smoothing parameter ; (0 <  <1) P = Jumlah periode akan datang yang akan diramalkan T T T P T S PT F F ). (    
  • 40. Alpha 0,2 Beta 0,1 Gamma 0,5 Demand Error 1 155 155 / ( (155+180+260+560) / 4) 0,54 2 180 180 / ( (155+180+260+560) / 4) 0,62 3 260 260 / ( (155+180+260+560) / 4) 0,90 4 560 560 / ( (155+180+260+560) / 4) 1,94 1 160 160 / 0.54 298,06 298.06 - (560 / 1.94) 9,31 0.5 * (160/298.06) + (1-0.5) * (0.54) 0,54 2 185 (0.2*(185/0.62))+((1-0.2)*(298.06+9.31)) 305,26 0.1 * (305.26 - 298.06) + (1-0.1) * (9.31) 9,10 0,61 (298.06+9.31)*0.62 191,61 -6,61 3 270 311,46 8,81 0,88 283,06 -13,06 4 600 318,09 8,59 1,91 621,13 -21,13 1 165 322,82 8,21 0,52 175,36 -10,36 2 190 326,64 7,77 0,60 203,49 -13,49 3 280 330,90 7,42 0,86 295,51 -15,51 4 635 337,05 7,29 1,90 647,15 -12,15 1 172 341,13 6,97 0,51 180,42 -8,42 2 226 354,04 7,56 0,62 208,23 17,77 3 329 365,36 7,94 0,88 312,76 16,24 4 721 374,60 8,07 1,91 708,67 12,33 1 196,72 2 241,58 3 352,03 4 777,77 1 213,32 2 261,54 3 380,52 4 839,47 E.S. Trend Seasonal Forecast 2005 Periode 2000 2001 2002 2003 2004
  • 41. Mengukur Keakuratan Peramalan 1. MEAN ABSOLUTE DEVIATION 2. MEAN SQUARE DEVIATION 3. MEAN FORECAST ERROR 4. MEAN ABSOLUTE PRECENTAGE ERROR  ) n F A MSE n t t t     1 2  ) n RSFE n F A MFE n t t t     1           n t t t t A F A n MAPE 1 100 At = Actual demand periode-t Ft = Forecast demand periode-t n = jumlah periode peramalan yang terlibat n F A MAD n t t t     1
  • 42. 5. Tracking Signal adalah suatu ukuran bagaimana baiknya suatu ramalan memperkirakan nilai- nilai aktual. Tracking Signal dihitung sebagai Running Sum Of Forecast Error (RSFE) dibagi dengan Mean Absolute Deviation (MAD)  )  )                 n t t t n t t n t t t n t t F A n F A Signal Tracking n F A F A MAD RSFE Signal Tracking 1 1 1 1 Tracking Signal positif : nilai aktual permintaan > peramalan Tracking signal negatif : nilai aktual permintaan < peramalan Tracking Signal yang baik apabila memiliki RSFE yang rendah dan memiliki positive error sama banyak atau seimbang dengan negative error, sehingga pusat tracking signal mendekati nol. Apabila Tracking signal telah dihitung, dapat dibangun peta kontrol tracking signal yang memiliki batas kontrol atas atau batas kontrol bawah Para Ahli menyatakan bahwa batas kontrol tracking signal yang diperbolehkan adalah ± 4, sebagai batas pengendalian untuk tracking signal
  • 47.
  • 48. -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 Tracking Signal Batas Atas Batas Bawah
  • 49. Verifikasi Peramalan • Dilakukan untuk memverifikasi apakah fungsi peramalan yang digunakan mewakili pola data yang ada. • Metoda verifikasi : moving range chart • Moving Range • Average moving range • Control limits  )  ) 1 1 A F A F t t t t MR          1 n MR MR MR LCL MR UCL 66 . 2 66 . 2    
  • 50. Verifikasi Peramalan center line UCL LCL region A region B region C region A region B region C Kondisi di luar kendali jika: 1.Ada titik di luar UCL atau LCL 2.Dari 3 titik plot berturutan 2 titik berada pada region A ( 1.77 MR) 3.Dari 5 titik plot berturutan terdapat 4 titik berada pada region B ( 0.89 MR) 4.Ada 8 titik plot berturutan berada pada bagian atas atau bawah garis tengah (region C)
  • 53. Yang harus dilakukan apabila peramalan out of control • Periksa perubahan yang mungkin terjadi (misal : ada periode dimana pabrik shutdown, ada permasalahan pada tenaga sales, dll) • Jika penyebab dapat di identifikasi, maka hasil ramalan dapat di anggap valid dan masih dapat dipergunakan • Jika tidak, tunggu/cari bukti-bukti penyebab yang baru, jika tetap tidak ada bukti dan out of control maka harus dipertimbangkan untuk mengganti metode peramalan
  • 54. • Hitung persentase kuantitas item masing-masing terhadap kuantitas famili pada data masa lalu (semua dalam unit agregat) • Gunakan persentase ini untuk menentukan kuantitas item masing- masing dari Rencana Agregat. Output adalah MPS dalam satuan agregat • Lakukan pembagian MPS (yang masih dalam satuan agregat) dengan nilai konversi sehingga dihasilkan MPS dalam satuan individu item Aggregate Planning Teknik Persentase
  • 55. Contoh(1) Data item (unit) Perioda 1 2 3 4 5 6 Harga per unit Produk A 200 220 240 230 250 260 Rp. 3000 Produk B 600 650 700 690 720 770 Rp. 2000 Produk C 50 55 60 58 60 60 Rp. 5000 Data Agregat (dalam satuan Rp. 1000) Perioda 1 2 3 4 5 6 Total Persentase Produk A 600 660 720 690 750 780 4200 29,6% Produk B 1200 1300 1400 1380 1440 1540 8260 58,3% Produk C 250 275 300 290 300 300 1715 12,1% Family X 2050 2235 2420 2360 2490 2620 14.175 100,0%
  • 56. Contoh(2) t At tAt t2 1 2050 2050 1 2 2235 4470 4 3 2420 7260 9 4 2360 9440 16 5 2490 12450 25 6 2620 15720 36 21 14175 51390 91 n t b A a n t n t t       1 1              n t n t n t n i n t t t t t n t A tA n b 1 2 1 2 1 1 1 ) ( b = 101,6 a = 2006,9 Ft = 2006,9 + 101,6 t Dari data agregat tersebut, dilakukan peramalan.
  • 57. Contoh(3) • Berdasarkan model ramalan tersebut, dapat dihitung permintaan agregat pada perioda ke 7, yaitu: F7 = 2.006.900 + 101.600 x 7 = 2.718.100 F8 = 2.006.900 + 101.600 x 8 = 2.819.700 F9 = 2.006.900 + 101.600 x 9 = ? • Bila dalam penentuan rencana agregat (aggregate plan) diasumsikan menggunakan strategi chase, maka nilai rencana agregat akan sama dengan nilai ramalan
  • 58. Contoh(4) • Dengan demikian nilai rencana agregat pada perioda ke 7 adalah: Rp. 2.718.100 • Dengan teknik persentase, disagregasi dilakukan untuk memperoleh MPS, yaitu: Produk A = x Rp. 2.718.100 = Produk B = x Rp. 2.718.100 = Produk C = x Rp. 2.718.100 = 0,296 0,583 0,121 Rp. 804.557,6 Rp. 1.584.652,3 Rp. 328.890,1 MPS ini masih dalam unit agregat, sehingga perlu dilakukan konversi untuk memperoleh unit item. Konversi ini menggunakan harga jual per unit masing-masing produk