SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A.Latar Belakang 
Negara Indonesia adalah Negara hukum tidak hanya berdasarkan pada kekuasaan 
belakang, selain itu juga berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.Hal ini 
berarti negara Indonesia menjunjung tinggi hak asasi manusia dan menjamin segala 
warganegaranya bersamaan kedudukannya di dalam hokum dan pemerintahan, serta wajib 
menjunjung tinggi hokum dan pemerintahan itu tanpa ada kecualinya.Pernyataan bahwa 
Indonesia merupakan Negara hokum juga mempunyai konsekuensi, bahwa Negara Indonesia 
menerapkan hokum sebagai idiologi untuk menciptakan ketertiban, keamanan, keadilan serta 
kesejahteraan bagi warga negara, sehingga hokum itu bersifat mengikat bagi setiap tindakan 
yang dilakukan olehwarga negaranya. Negara hokum harus memenuhi beberapa unsure 
antara lain pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, harus berdasar hokum 
atau peraturan perundang-undangan, adanya jaminan terhadap hak asasi manusia, adanya 
pembagian kekuasaan dalam negara, adanya pengawasan dari badan-badan peradilan 
B.RumusanMasalah 
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut. 
© Apa sajakah Jenis kekuasaan di Indonesia ? 
© Bagaimana Karakteristik Pemerintahan Indonesia? 
© Bagaimana mekanisme pembagian kekuasaan di Indonesia ? 
© Apa saja fungsi kementrian Negara Indonesia 
© Apa pentingnya keberadaan pemerintah daerah di Indonesia? 
C.Tujuan 
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan dari pembuatan 
makalah ini adalah sebagai berikut. 
© Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kekuasaan. 
© Untuk mengetahui karakteristik pemerintahan di 
indonesia. 
© Untuk mengetahui mekanisme pembagian kekuasaan. 
© Untuk mengetahui fungsi dari kementrian Negara 
indonesia. 
© Untuk memenuhi salah satu tugas Pendidikan
2 
Kewarganegaraan. 
© Sebagai sarana atau media pembelajaran bagi mahasiswa 
pada umumnya.
BAB III 
PEMBAHASAN 
A. Jenis Jenis kekuasaan Negara Republik Indonesia 
3 
a. Monarki dan Tirani 
Monarki berasal dari kata ‘monarch’ yang berarti raja, yaitu jenis kekuasaan politik di mana 
raja atau ratu sebagai pemegang kekuasaan dominan negara (kerajaan). Para pendukung 
monarki biasanya mengajukan pendapat bahwa jenis kekuasaan yang dipegang oleh satu 
tangan ini lebih efektif untuk menciptakan suatu stabiltas atau konsensus di dalam proses 
pembuatan kebijakan. Perdebatan yang bertele-tele, pendapat yang beragam, atau persaingan 
antarkelompok menjadi relatif terkurangi oleh sebab cuma ada satu kekuasaan yang dominan. 
Negara-negara yang menerapkan jenis kekuasaan monarki hingga saat ini adalah Inggris, 
Swedia, Denmark, Belanda, Norwegia, Belgia, Luxemburg, Jepang, Muangthai, dan Spanyol. 
b. Aristokrasi dan Oligarki 
Dalam jenis kekuasaan monarki, raja atau ratu biasanya bergantung pada dukungan yang 
diberikan oleh para penasihat dan birokrat.Jika kekuasaan lebih banyak ditentukan oleh 
orang-orang ini (penasihat dan birokrat) maka jenis kekuasaan tidak lagi berada pada satu 
orang (mono) melainkan beberapa (few). 
Aristokrasi sendiri merupakan pemerintahan oleh sekelompok elit (few) dalam masyarakat, di 
mana mereka ini mempunyai status sosial, kekayaan, dan kekuasaan politik yang 
besar.Ketiga hal ini dinikmati secara turun-temurun (diwariskan), menurun dari orang tua 
kepada anak.Jenis kekuasaan aristokrasi ini disebut pula sebagai jenis kekuasaan kaum 
bangsawan (aristokrasi). 
Biasanya, di mana ada kelas aristokrat yang dominan secara politik, maka di sana ada pula 
monarki. Namun, jenis kekuasaan oleh beberapa orang ini —aristokrasi— tidak bertahan 
lama, oleh sebab orang-orang yang orang tuanya bukan bangsawan pun bisa duduk 
mempengaruhi keputusan politik negara asalkan mereka berprestasi, kaya, berpengaruh, dan 
cerdik.Jika kenyataan ini terjadi, yaitu peralihan dari kekuasaan para bangsawasan ke 
kelompok non-bangsawan, maka hal tersebut dinyatakan sebagai peralihan atau pergeseran 
dari aristokrasi menuju oligarki. 
c. Demokrasi dan Mobokrasi 
Jika kekuasaan dipegang oleh seluruh rakyat, bukan oleh mono atau few, maka kekuasaan 
tersebut dinamakan demokrasi.Di dalam sejarah politik, jenis kekuasaan demokrasi yang 
dikenal terdiri dari dua kategori.Kategori pertama adalah demokrasi langsung (direct 
democracy) dan demokrasi perwakilan (representative democracy). 
Demokrasi langsung berarti rakyat memerintah dirinya secara langsung, tanpa perantara.
Salah satu pendukung demokrasi langsung adalah Jean Jacques Rousseau, di mana Rousseau 
ini mengemukakan 4 kondisi yang memungkinkan bagi dilaksanakannya demokrasi langsung 
yaitu: 
 Jumlah warganegara harus kecil. 
 Pemilikan dan kemakmuran harus dibagi secara merata (hampir merata). 
 Masyarakat harus homogen (sama) secara budaya. 
 Terpenuhi di dalam masyarakat kecil yang bermata pencaharian pertanian. 
Dengan demokrasi perwakilan, rakyat tidak terlibat secara penuh di dalam membuat UU 
negara. Misalnya saja, dari hampir 200 juta jiwa warga negara Indonesia, proses 
pemerintahan demokrasi di tingkat parlemen hanya dilakukan oleh 500 orang wakil rakyat 
yang duduk menjadi anggota DPR. Bandingkan kalau saja Indonesia menerapkan demokrasi 
langsung di mana 200 juta rakyat Indonesia duduk di parlemen.Kacau dan pasti memakan 
biaya mahal, bukan?Dengan kenyataan ini maka demokrasi perwakilan lebih praktis 
ketimbang demokrasi langsung. 
Mobokrasi adalah bentuk buruk dari demokrasi, di mana rakyat memang berdaulat tetapi 
negara berjalan dalam situasi perang dan tidak ada satu pun kesepakatan dapat dibuat secara 
damai. 
4 
d. Timokrasi 
Menurut Stanley Rosen, Timokrasi adalah jenis kekuasaan yang pernah disebutkan oleh 
Sokrates, filosof Yunani. Timokrasi dirujuk Sokrates dalam menggambarkan rezim 
pemerintahan negara kota Sparta. Konsep ini mengacu pada “timocratic man”, yaitu 
seseorang yang gandrung akan kemenangan dan kehormatan. Timokrasi terletak di posisi 
tengah antara Aristokrasi dan Oligarki.Juga disebutkan Timokrasi adalah Aristokrasi yang 
tengah mengalami kemerosotan ke arah jenis kekuasaan Oligarki.Jika Aristokrasi adalah jenis 
pemerintahan ideal, penuh keberanian dan kehormatan dalam pemerintahan.Namun, tatkala 
keberanian dan kehormatan dari kekuasaan di tangan beberapa orang atau kelompok ini 
(aristokrasi) mulai diwarnai motivasi kesejahteraan pribadi atau kelompok, maka dimulaikan 
Timokrasi.Timokrasi bukan Oligarki, oleh sebab di dalam Timokrasi, menurut Sokrates, 
masih meniru Aristokrasi. Barulah, tatkala proses peniruan kualitatif atas Aristokrasi tidak 
lagi terjadi, Timokrasi merosot menjadi Oligarki. 
e. Oklokrasi 
Mirip dengan definisi Mobokrasi. Oklokrasi adalah situasi negara dalam anarki massa. 
Pemerintahan ini tidak legal dan konstitusional. Namun, karena --biasanya-- kelompok-kelompok 
massa tersebut punya senjata atau massa besar, mereka memerintah memanfaatkan 
rasa takut. Amerika Serikat tahun 1930-an hampir masuk ke dalam kategori ini, di mana 
keluarga-keluarga mafia mengendalikan negara secara ilegal dan inkonstitusional.
5 
f. Plutokrasi 
Plutokrasi adalah jenis kekuasaan di mana negara “disetir” oleh orang-orang kaya.Plutokrasi 
ini mirip dengan Oligarki. Namun, Plutokrasi terjadi tatkala tercipta suatu kondisi ekstrim 
ketimpangan antara “kaya” dan “miskin” di dalam suatu negara. Plutokrat (penguasa dalam 
Plutokrasi) tidak hanya menguasai sumber-sumber ekonomi dan politik, melainkan juga 
sumber-sumber militer (pasukan, senjata, teknologi).Dalam kondisi seperti ini, Plutokrat 
biasanya, secara de facto, lebih berkuasa ketimbang pemerintah resmi. 
g. Kleptokrasi 
Kleptokrasi adalah jenis kekuasaan dimana pejabat publik menggunakan kekuasaan 
publiknya untuk mencuri kekayaan negara (korupsi otomatis). Kleptokrasi juga disebut 
sebagai korupsi yang dilakukan oleh para pejabat tingkat tinggi yang secara sistematis 
menggunakan posisinya untuk mengalirkan dana publik ke dalam kantong-kantong 
pribadinya. Semakin massal tindak korupsi oleh para pejabat publik, maka semakin 
mendekati suatu negara menganut jenis pemerintahan Kleptokrasi. 
B. Karakteristik Pemerintahan Indonesia 
Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di tangan 
rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD memberikan pembagian kekuasaan 
(separation of power) kepada 6 Lembaga Negara dengan kedudukan yang sama dan sejajar, 
yaitu Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 
Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung 
(MA), dan Mahkamah Konstitusi (MK). 
Perubahan (Amandemen) UUD 1945: 
 Mempertegas prinsip negara berdasarkan atas hukum [Pasal 1 ayat (3)] dengan 
menempatkan kekuasaan kehakiman sebagai kekuasaan yang merdeka, penghormatan 
kepada hak asasi manusia serta kekuasaan yang dijalankan atas prinsip due process of 
law. 
 Mengatur mekanisme pengangkatan dan pemberhentian para pejabat negara, seperti 
Hakim. 
 Sistem konstitusional berdasarkan perimbangan kekuasaan (check and balances) yaitu 
setiap kekuasaan dibatasi oleh Undang-undang berdasarkan fungsi masing-masing. 
 Setiap lembaga negara sejajar kedudukannya di bawah UUD 1945. 
 Menata kembali lembaga-lembaga negara yang ada serta membentuk beberapa 
lembaga negara baru agar sesuai dengan sistem konstitusional dan prinsip negara 
berdasarkan hukum. 
 Penyempurnaan pada sisi kedudukan dan kewenangan maing-masing lembaga negara 
disesuaikan dengan perkembangan negara demokrasi modern. 
MPR 
 Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga tinggi negara lainnya 
seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK.
 Menghilangkan supremasi kewenangannya. 
 Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN. 
 Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden (karena presiden dipilih secara 
6 
langsung melalui pemilu). 
 Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD. 
 Susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat 
dan angota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih secara langsung melalui pemilu. 
DPR 
 Posisi dan kewenangannya diperkuat. 
 Mempunyai kekuasan membentuk UU (sebelumnya ada di tangan presiden, 
sedangkan DPR hanya memberikan persetujuan saja) sementara pemerintah berhak 
mengajukan RUU. 
 Proses dan mekanisme membentuk UU antara DPR dan Pemerintah. 
 Mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi 
pengawasan sebagai mekanisme kontrol antar lembaga negara. 
DPD 
 Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan kepentingan 
daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah ditiadakannya utusan daerah 
dan utusan golongan yang diangkat sebagai anggota MPR. 
 Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik Indonesia. 
 Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu. 
 Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan 
dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait dengan 
kepentingan daerah. 
BPK 
 Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD. 
 Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN) dan 
daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan 
ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum. 
 Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi. 
 Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen yang 
bersangkutan ke dalam BPK. 
PRESIDEN 
 Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata cara pemilihan dan 
pemberhentian presiden dalam masa jabatannya serta memperkuat sistem 
pemerintahan presidensial. 
 Kekuasaan legislatif sepenuhnya diserahkan kepada DPR. 
 Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja. 
 Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan 
pertimbangan DPR. 
 Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus memperhatikan 
pertimbangan DPR.
 Memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan wakil presiden 
menjadi dipilih secara langsung oleh rakyat melui pemilu, juga mengenai 
pemberhentian jabatan presiden dalam masa jabatannya. 
7 
MAHKAMAH AGUNG 
 Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang 
menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat 
(1)]. 
 Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peaturan perundang-undangan di 
bawah Undang-undang dan wewenang lain yang diberikan Undang-undang. 
 Di bawahnya terdapat badan-badan peradilan dalam lingkungan Peradilan Umum, 
lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan militer dan lingkungan Peradilan 
Tata Usaha Negara (PTUN). 
 Badan-badan lain yang yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur 
dalam Undang-undang seperti : Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain. 
MAHKAMAH KONSTITUSI 
 Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian of 
the constitution). 
 Mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus sengketa 
kewenangan antar lembaga negara, memutus pembubaran partai politik, memutus 
sengketa hasil pemilu dan memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan 
pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden menurut UUD. 
 Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh Mahkamah 
Agung, DPR dan pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga mencerminkan 
perwakilan dari 3 cabang kekuasaan negara yaitu yudikatif, legislatif, dan eksekutif. 
C. Mekanisme Pembagian Kekuasaan di Indonesia 
Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan kehidupan bernegara mengalami 
banyak perubahan.Konsep negara mulai mengalami pergeseran yang pada awalnya negara 
merupakan negara yang berdasarkan pada kekuasan beralih pada konsep negara yang 
mendasarkan atas hukum (rechtstaat).Para ahli sepakat bahwa salah satu ciri dari sebuah 
negara hukum adalah adanya konsep pembatasan kekuasaan.Pembatasan kekuasaan menjadi 
syarat mutlak sebuah negara hukum yang demokratis.Adanya pembatasan kekuasaan sebagai 
perwujudan prinsip konstitusionalisme yang melindungi hak-hak rakyat. 
Konsep pemisahan kekuasaan lahir dari keinginan membatasi kekuasaan para raja yang 
bersifat absolut di Eropa.Ide mengenai pembatasan kekuasaan ini dihembuskan oleh John 
Locke dan Montesquieu.Montesquieu menggambarkan konsep pemisahan kekuasaan (Trias 
Politica) yang berlaku di Inggris meliputi kekuasaan Raja (eksekutif), Parlemen (legislatif), 
dan Majelis (judikatif). 
Montesquieu menilai kekuasaan raja sangat tumpang tindih dan dapat melakukan 
kewenangan apapun.Sehingga konsep pemisahan kekuasaan menurut hematnya harus 
dilaksanakan secara tegas, kaku, dan mutlak.Pandangan ini sesungguhnya bukan untuk 
membatasi kekuasaan secara mutlak melainkan mencegah adanya kesewenang-wenangan 
yang dilakukan oleh salah satu cabang kekuasaan.
8 
D. Fungsi dari Kementrian Negara RI 
Kementerian Pertahanan selanjutnya disebut Kemhan, adalah unsur pelaksana pemerintah 
dipimpin oleh Menteri Pertahanan yang selanjutnya disebut Menhan yang berkedudukan 
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden 
Kementerian pertahanan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pertahanan 
dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan 
Negara 
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, Kemhan 
menyelenggarakan fungsi : 
a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pertahanan; 
b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara menjadi tanggungjawab Kementerian 
Pertahanan; 
c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pertahanan, dan; 
d. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah. 
E.Pentingnya Keberadaan Pemerintahan Daerah 
Keberadaan pemerintahan daerah, tidak lain untuk mengurangi sentralisasi yang selalu 
berpusat pada pemerintah pusat, sebagaimana yang sering terjadi dalam sistem nasional, 
sebelum berlakunya undang-undang otonomi daerah Tahun 1999. 
Penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah pemerintahan daerah dan DPRD. Dalam 
menyelenggarakan pemerintahan, pemerintahan pusat menggunakan asas desentralisasi, tugas 
pembantuan, serta dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku 
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara itu pemerintah daerah 
dalam menyelenggarakan pemerintahan menggunakan asas desentralisasi dan tugas 
pembantuan. 
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, pemerintahan daerah berpedoman pada asas umum 
penyelenggara negara yang di dalam hukum dikenal dengan Asas Umum Pemerintahan Yang 
Layak. 
Di Negeri belanda, Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Layak ini sudah diterima sebagai 
norma hukum tidak tertulis, yang harus ditaati oleh penyelenggaraan pemerintahan,terutama 
Pejabat Tata Usaha Negara, dalam membuat Keputusan Tata Usaha Negara. 
Fungsi menyelenggarakan pemerintahan daerah adalah untuk melaksanakan otonomi daerah. 
Ada sejumlah alasan rasioanal tentang perlunya pemerintahan daerah yang menekankan 
kepada desentralisasi dengan memberikan wewenang yang luas kepada daerah. Beberapa 
alasan yang menyebabkan sehingga pemerintah daerah penting menurut Ni’matul Huda 
(2009: 95) sebagai berikut: 
1. Persiapan ke arah federasi Indonesia masih belum memungkinkan. Sejumlah 
persyaratan juga harus dipenuhi terutama yang menyangkut perwujudan demokrasi 
dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, kita harus menyadari bahwa pada saat
sekarang ini masyarakat indonesia sedang mengalami proses transisi dalam 
mewujudkan sebuah demokrasi. 
2. Pilihan otonomi luas merupakan pilihan yang sangat strategis dalam rangka 
memelihara nation state yang sudah lama kita bangun, dan kita pelihara. 
3. Sentralisasi dan dekonsentrasi dianggap gagal mengatasi krisis nasional..Oleh karena 
itu desentralisasi dan otonomi daerah merupkan pilihan yang baik bagi kepentingan 
bangsa dan masyarakat indonesia ketimbang sentralisasi dan dekonsentrasi. 
4. Pemantapan demokrasi politik. Demokrasi tanpa ada pengauatan politik lokal akan 
menjadi sangat rapuh, karena tidaklah mungkin sebuah demokrasi dibangun dan 
hanya memperkuat politik nasional. 
5. Keadilan. Desentralisasi/ otonomi daerah akan mencegah terjadinya kepincangan di 
dalam menguasai sumber daya yang dimiliki dalam sebuah negara. 
9 
F. Perlindungan & Penegakan HAM 
HAM adalah serangkaian hak dan kebebasan fundamental, yang bersumber pada 
kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa. Ham dibedakan atas tiga 
kelompok, yaitu : hak sipil dan politik (HAM generasi pertama), hak ekonomi, sosial dan 
budaya (HAM generasi kedua, dan hak pembangunan (HAM generasi ketiga). 
Di Indonesia hukum HAM diatur dalam konstitusi (UUD 1945) dan perundang-undangan 
HAM. Hukum HAM di Indonesia memasukkan hukum internasional HAM 
menjadi bagian dari hukum nasional. Hukum HAM yang relatif baik dan lengkap memang 
penting. Tetapi, itu belum cukup . Untuk menjamin pelaksanaan HAM dibutuhkan pula 
sarana lain, yaitu kelembagaan HAM yang memadai. Kelembagaan HAM di Indonesia ada 
yang didirikan pemerintah/negara, adapula yang didirikan oleh masyarakat. 
Dalam perjalanan sejarah Indonesia, telah terjadi berbagai kasus pelanggaran HAM, termasuk 
pelanggaran HAM anak. Menurut hukum HAM di Indonesia, upaya penegakan HAM 
merupakan tanggung jawab negara, terutama pemerintah. Namun, upaya penegakkan HAM 
yang efektif tak bisa semata-mata diserahkan kepada negara/pemerintah, melainkan juga 
masyarakat. 
Ada enam macam respon warga masyarakat terhadap suatu pelanggaran HAM. Baik itu 
pelanggaran HAM yang menimpa dirinya ataupun pihak lain. Keenam respons itu adalah : 
tidak tahu, tidak mau tahu, pasrah, sekedar prihatin, setengah hati, dan berkomitmen. 
Perlindungan HAM itu sangat penting. Adanya perlindungan HAM memungkinkan setiap 
warga masyarakat bisa merealisasikan HAM secara wajar. Menghargai upaya perlindungan 
HAM berarti memiliki kesadaran bahwa perlindungan HAM itu berguna, serta bersedia ikut 
serta memperbaiki perlindungan HAM agar menjadi makin baik. 
Penegakan HAM penting artinya bagi keberadaan HAM. Penegakan HAM dilakukan dengan 
dua cara, yaitu penegakan oleh negara, dan oleh masyarakat. Menghargai upaya penegakan 
HAM berarti sadar bahwa penegakan HAM itu berguna, serta bersedia ikut serta 
memperbaiki penegakan HAM agar menjadi lebih baik lagi. menghargai upaya penegakan 
HAM tidak hanya berdampak lokal, tetapi juga global.
G.Perlindungan Hukum tidak akan terwujud 
Ketika hukum tidak dipatuhi atau dilaksanakan maka yang akan terjadi adalah kekacauan di 
semua bidang kehidupan. Setiap orang akan berbuat seenaknya atau menghalalkan segala 
cara untuk mencapai tujuannya, sehingga keamanan, ketentraman dan ketertiban sulit 
terwujud. Nah, supaya hal-hal yang dikemukakan tadi tidak terjadi, maka harus diupayakan 
dilakukannya proses perlindungan dan penegakan hukum. Apa sebenarnya perlindungan 
hukum itu? Menurut Andi Hamzah sebagaimana dikutip oleh Soemardi dalam artikelnya 
yang berjudul Hukum dan Penegakan Hukum (2007), perlindungan hukum dimaknai sebagai 
daya upaya yang dilakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah, 
swasta yang bertujuan mengusahakan pengamanan, penguasaan dan pemenuhan 
kesejahteraan hidup sesuai dengan hak-hak asasi yang ada. Makna tersebut tidak terlepas dari 
fungsi hukum itu sendiri, yaitu untuk melindungi kepentingan manusia. Dengan kata lain 
hukum memberikan perlindungan kepada manusia dalam memenuhi berbagai macam 
kepentingannya, dengan syarat manusia juga harus melindungi kepentingan orang lain. Di 
sisi lain, Simanjuntak dalam artikelnya yang berjudul Tinjauan Umum tentang Perlindungan 
Hukum dan Kontrak Franchise (2011), mengartikan perlindungan hukum sebagai segala 
upaya pemerintah untuk menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan 
kepada warganya agar hak-haknya sebagai seorang warga negara tidak dilanggar, dan bagi 
yang melanggarnya akan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Dengan 
demikian, suatu perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan hukum apabila 
mengandung unsur-unsur sebagai berikut : a. Adanya perlindungan dari pemerintah kepada 
warganya. b. Jaminan kepastian hukum. c. Berkaitan dengan hak-hak warganegara. d. 
Adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya. Pada hakikatnya setiap orang berhak 
mendapatkan perlindungan dari hukum. Oleh karena itu, terdapat banyak macam 
perlindungan hukum. Dari sekian banyak jenis dan macam perlindungan hukum, terdapat 
beberapa diantaranya yang cukup populer dan telah akrab di telinga kalian, seperti 
perlindungan hukum terhadap konsumen. Perlindungan hukum terhadap konsumen ini telah 
diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang 
Perlindungan Konsumen yang pengaturannya mencakup segala hal yang menjadi hak dan 
kewajiban antara produsen dan konsumen. 
Selain itu, terdapat juga perlindungan hukum yang diberikan kepada Hak atas Kekayaan 
Intelektual (HaKI). Pengaturan mengenai hak atas kekayaan intelektual meliputi, hak cipta 
dan hak atas kekayaan industri. Pengaturan mengenai hak atas kekayaan intelektual tersebut 
telah dituangkan dalam sejumlah peraturan perundang-undangan, seperti Undang-Undang 
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, Undang-Undang Republik 
Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, Undang-Undang Republik Indonesia 
Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 
2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, dan lain sebagainya. Tersangka sebagai pihak 
yang diduga telah melakukan perbuatan hukum juga memiliki hak atas perlindungan hukum. 
Perlindungan hukum terhadap tersangka diberikan berkaitan dengan hak-hak tersangka yang 
harus dipenuhi agar sesuai dengan prosedur pemeriksaan sebagaimana diatur dalam peraturan 
perundang- undangan. Hukum dapat secara efektif menjalankan fungsinya untuk melindungi 
kepentingan manusia, apabila ditegakkan. Dengan kata lain perlindungan hukum dapat 
terwujud apabila proses penegakan hukum dilaksanakan. Proses penegakan hukum 
merupakan salah satu upaya untuk menjadikan hukum sebagai pedoman dalam setiap 
perilaku masyarakat maupun aparat atau lembaga penegak hukum. Dengan kata lain, 
penegakan hukum merupakan upaya untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum dalam 
berbagai macam bidang kehidupan. Penegakan hukum merupakan syarat terwujudnya 
10
perlindungan hukum. Kepentingan setiap orang akan terlindungi apabila hukum yang 
mengaturnya dilaksanakan baik oleh masyarakat ataupun aparat penegak hukum. Misalnya, 
perlindungan hukum konsumen akan terwujud, apabila undang-undang perlindungan 
konsumen dilaksanakan, hak cipta yang dimiliki oleh seseorang juga akan terlindungi apabila 
ketentuan mengenai hak cipta juga dilaksanakan. Begitu pula dengan kehidupan di sekolah, 
keluarga dan masyarakat akan tertib, aman dan tenteram apabila norma-norma berlaku di 
lingkungan tersebut dilaksanakan. 
H. Pelindungan dan Penegakkan hukum mutlak 
Karena dalam prinsi-prinsip demokrasi terdapat point yang menyebutkan "Jaminan atas 
Hak Asasi Manusia (HAM)" 
Demokasi dalam arti yang sesungguhnya sangat terkait dengan pemenuhan hak asasi 
manusia. Sehingga dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat perlu adanya penegakan 
hukum yang harus dilakukan karena pada dasarnya Demokrasi adalah pemerintahan rakyat. 
I. Peran Polisi,Jaksa,Hakim dan Advokat 
1. Peranan polisi 
Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintah negara di bidang penegakan 
hukum, perlindungan dan pelayanan masyarakat serta pembimbingan masyarakat dalam 
rangka terjamin dan tegaknya hukum serta terbinanya ketentraman masayarakat guna 
terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat. 
11 
II. Peranan Jaksa 
Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh Undang-Undang (UU No.5 Tahun 
1991) untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang 
telah memperoleh kekuatan hukum tetap. 
Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk 
melaksanakan penuntutan dan melaksanakan putusan. Penuntutan adalah tindakan penuntut 
umum untuk melimpahkan perkara ke pengadilan negeri yang berwenang. 
III. Peranan Hakim 
Pengadilan adalah benteng terakhir dari keadilan bila pengadilan telah tidak dapat 
menjalankan fungsinya dengan baik, maka keadilan pun hanya harapan semata. Apabila 
keadilan tidak lagi bisa didapatkan di pengadilan maka orang pun tidak lagi dapat taat kepada 
hukum. 
Dari ungkapan di atas maka peran aparatur pengadilan terutama hakim sangat penting 
dalam dalam penegakan hukum (Syariat Islam). Hakim atau pengadilan pada prinsipnya 
adalah pasif, artinya hakim tidak mencari-cari perkara, tapi melayani pihak yang mengadu 
karena merasa haknya diragukan oleh pihak lain. Dalam menyelesaikan perkara yang 
diajukan kepada hakim wajib memperhatikan dengan sungguh-sungguh niali-nilai hukum 
yang hidup dalam masyarakat sehingga putusannya sesuai dengan keadilan. 
IV. Advokat 
Tugas pokok pengacara adalah membantu pengadilan melaksanakan keadilan dan 
hukum. tugas yang diembanya tidak kurang dari tugas yang diemban oleh para hakim dan 
pejabat pengadilan yang lain. Karena itu sebelum memulai tugasnya pengacara harus 
disumpah terlebih dahulu di muka pengadilan.
Pengacara (advocat) dengan keahlian yang dimilikinya membantu perseorangan 
dalam masyarakat dengan mewakilinya di muka pengadilan atau pada tahap 
pemeriksaan/penyidikan di kepolisian atau kejaksaan atau kejaksaan dalam perkara pidana. 
Peran pengacara di pengadilan adalah untuk membantu hakim dalam menegakkan 
hukum, sehingga hakim tidak salah dalam menegakan hukum. Pengacara bekerja untuk 
membantu orang yang teraniaya atau karena haknya dilanggar, jiwanya terancam, pribadinya 
dihina atau untuk membantu orang-orang yang tidak mengerti bagaimana beracara 
dipengadilan. 
Kehadiran pengacara di depan sidang pengadilan juga dapat mencegah 
penyelewengan yang mungkin dilakukan oleh hakim. Tanpa kehadiran pengacara di depan 
sidang pengadilan sulit untuk mewujudkan pengadilan yang benar-benar dapat menegakkan 
keadilan. 
12 
J.Pelanggaran Ham 
 masih belum adanya kesepahaman pada tataran konsep hak asasi manusia antara 
paham yang memandang HAM bersifat universal (universalisme) dan paham yang 
memandang setiap bangsa memiliki paham HAM tersendiri berbeda dengan bangsa 
yang lain terutama dalam pelaksanaannya (partikularisme); 
 adanya pandangan HAM bersifat individulistik yang akan mengancam kepentingan 
umum (dikhotomi antara individualisme dan kolektivisme); 
 kurang berfungsinya lembaga – lembaga penegak hukum (polisi, jaksa dan 
pengadilan); dan 
 pemahaman belum merata tentang HAM baik dikalangan sipil maupun militer. 
K. Contoh – contoh Perilaku 
a. Lingkungan nkeluarga 
1. mengabaikan perintah orang tua 
2. nonton TV sampai larut malam 
3. bangun kesiangan 
4. tidak mau bgelajar 
5. tidak mau membantu orang tua 
6. tidak mkau beribadah 
b. Dalam liungkungan sekolah 
1. nyontek ketrika ulangan 
2. tidak mengikuti upacara bendera 
3. bolos sekolah 
4. tidak tertib dikelas 
5. berpakaian tidakj rapi 
6. tidak mengurus rambuT ( Gondrong) 
c. Dalam masyarakat 
1. menggangu ketertiban masyarakat 
2. membuang sampah tidak pada tempatnya 
3. berjudi dan mabuk-mabukan 
4. Tidak mau kerja bakti dan siskamling
BAB III 
PENUTUP 
13 
Kesimpulan 
Kemerosotan teori kedaulatan Tuhan antara lain pertentangan yang kerap timbul dari 
konsepsi yang sangat kuat bahwa raja bertindak atas nama Tuhan dengan kekuasaan yang 
tidak terkontrol maka melahirkan diktatorsif. Kondisi ini antara lain menjadi faktor 
munculnya dan berkembangnya teori kedaulatan negara. Pada hakikatnya teori kedaulatan 
negara hanya menyatakan bahwa kekuasaan hanya ada pada negara baik sifat absolut maupun 
terbatas, dibedakan dengan pengertian ajaran staats absolutisme. 
Di samping faktor-faktor kemasyarakatan juga ada faktor ideal, yaitu hukum, 
kesadaran hukum, dan rasa keadilan.Teori kedaulatan hukum mengemukakan bahwa yang 
memiliki kekuasaan tertinggi dalam suatu negara adalah hukum, kedaulatan itu berada di 
tangan hukum yang memiliki bahkan yang merupakan kekuasaan tertinggi di dalam suatu 
negara itu adalah hukum itu sendiri.Teori kedaulatan rakyat mengatakan bahwa yang 
memiliki kedaulatan itu adalah rakyat, hal ini yang melahirkan teori demokrasi, yang 
berkembang mempengaruhi terhadap perkembangan sistem pemerintahan yang modern. 
Perkembangan teori kedaulatan yang berhubungan satu sama lain, bahkan berkembang atas 
dasar kritik kelemahan dari suatu teori kedaulatan, bahkan lahirnya suatu teori kedaulatan 
merupakan koreksi dan penyempurnaan dari teori kedaulatan yang lain.

More Related Content

What's hot

Bentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahanBentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahanmuhammad_solikhin
 
Pengertian administrasi
Pengertian administrasiPengertian administrasi
Pengertian administrasiVJ Asenk
 
Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan
Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahanBentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan
Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahanTihul Aliefany
 
BENTUK NEGARA, KEKUASAAN, DAN KEDAULATAN NEGARA
BENTUK NEGARA, KEKUASAAN, DAN KEDAULATAN NEGARABENTUK NEGARA, KEKUASAAN, DAN KEDAULATAN NEGARA
BENTUK NEGARA, KEKUASAAN, DAN KEDAULATAN NEGARATOFIK SUPRIYADI
 
Selecta Sistem Perwakilan dan kedaulatan rakyat berdasarkan UUD 1945
Selecta Sistem Perwakilan dan kedaulatan rakyat berdasarkan UUD 1945Selecta Sistem Perwakilan dan kedaulatan rakyat berdasarkan UUD 1945
Selecta Sistem Perwakilan dan kedaulatan rakyat berdasarkan UUD 1945Dedy Iskandar
 
363782428 teori-terbentuk-negara
363782428 teori-terbentuk-negara363782428 teori-terbentuk-negara
363782428 teori-terbentuk-negaraYori Feriyandi
 
Bentuk negara (tugas pancasila)
Bentuk negara (tugas pancasila)Bentuk negara (tugas pancasila)
Bentuk negara (tugas pancasila)ayu lestari
 
Ilmu Negara - Bentuk Negara, Bentuk Pemerintahan, Sistem Pemerintahan
Ilmu Negara - Bentuk Negara, Bentuk Pemerintahan, Sistem PemerintahanIlmu Negara - Bentuk Negara, Bentuk Pemerintahan, Sistem Pemerintahan
Ilmu Negara - Bentuk Negara, Bentuk Pemerintahan, Sistem PemerintahanFani Mira Qadrina
 
2 politik & negara
2  politik & negara2  politik & negara
2 politik & negaraNur Az
 
bab 2,, sistem pemerintahan
bab 2,, sistem pemerintahanbab 2,, sistem pemerintahan
bab 2,, sistem pemerintahanLieya Pepey
 
Bab vi demokrasi ps hasil
Bab vi demokrasi ps hasilBab vi demokrasi ps hasil
Bab vi demokrasi ps hasilEdi Ison
 

What's hot (19)

Bentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahanBentuk negara & sistem pemerintahan
Bentuk negara & sistem pemerintahan
 
Pengertian administrasi
Pengertian administrasiPengertian administrasi
Pengertian administrasi
 
Tugas makalah
Tugas makalahTugas makalah
Tugas makalah
 
Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan
Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahanBentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan
Bentuk negara, bentuk pemerintahan dan sistem pemerintahan
 
BENTUK NEGARA, KEKUASAAN, DAN KEDAULATAN NEGARA
BENTUK NEGARA, KEKUASAAN, DAN KEDAULATAN NEGARABENTUK NEGARA, KEKUASAAN, DAN KEDAULATAN NEGARA
BENTUK NEGARA, KEKUASAAN, DAN KEDAULATAN NEGARA
 
Selecta Sistem Perwakilan dan kedaulatan rakyat berdasarkan UUD 1945
Selecta Sistem Perwakilan dan kedaulatan rakyat berdasarkan UUD 1945Selecta Sistem Perwakilan dan kedaulatan rakyat berdasarkan UUD 1945
Selecta Sistem Perwakilan dan kedaulatan rakyat berdasarkan UUD 1945
 
363782428 teori-terbentuk-negara
363782428 teori-terbentuk-negara363782428 teori-terbentuk-negara
363782428 teori-terbentuk-negara
 
Kel filosofi sosial dan politik(1)
Kel  filosofi sosial dan politik(1)Kel  filosofi sosial dan politik(1)
Kel filosofi sosial dan politik(1)
 
BAB 2 LAGI
BAB 2 LAGIBAB 2 LAGI
BAB 2 LAGI
 
Sistem perwakilan kepentingan
Sistem perwakilan kepentinganSistem perwakilan kepentingan
Sistem perwakilan kepentingan
 
Sistem perwakilan
Sistem perwakilanSistem perwakilan
Sistem perwakilan
 
Bentuk negara (tugas pancasila)
Bentuk negara (tugas pancasila)Bentuk negara (tugas pancasila)
Bentuk negara (tugas pancasila)
 
Ilmu Negara - Bentuk Negara, Bentuk Pemerintahan, Sistem Pemerintahan
Ilmu Negara - Bentuk Negara, Bentuk Pemerintahan, Sistem PemerintahanIlmu Negara - Bentuk Negara, Bentuk Pemerintahan, Sistem Pemerintahan
Ilmu Negara - Bentuk Negara, Bentuk Pemerintahan, Sistem Pemerintahan
 
2 politik & negara
2  politik & negara2  politik & negara
2 politik & negara
 
bab 2,, sistem pemerintahan
bab 2,, sistem pemerintahanbab 2,, sistem pemerintahan
bab 2,, sistem pemerintahan
 
92816410 sistem-pemerintahan-negara
92816410 sistem-pemerintahan-negara92816410 sistem-pemerintahan-negara
92816410 sistem-pemerintahan-negara
 
Bab vi demokrasi ps hasil
Bab vi demokrasi ps hasilBab vi demokrasi ps hasil
Bab vi demokrasi ps hasil
 
tugas Pkn'
tugas Pkn'tugas Pkn'
tugas Pkn'
 
Makalah Sospol (Project Unfinished)
Makalah Sospol (Project Unfinished)Makalah Sospol (Project Unfinished)
Makalah Sospol (Project Unfinished)
 

Similar to Pemerintahan

Makalah Bentuk Republk, berdasarkan Pancasila, dan kedaulatan negara
Makalah Bentuk Republk, berdasarkan Pancasila, dan kedaulatan negaraMakalah Bentuk Republk, berdasarkan Pancasila, dan kedaulatan negara
Makalah Bentuk Republk, berdasarkan Pancasila, dan kedaulatan negaraMuhammad Agung
 
Bentuk bentuk negara
Bentuk bentuk negaraBentuk bentuk negara
Bentuk bentuk negaraFazrin Heros
 
Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
Sistem pemerintahan presidensial dan parlementerSistem pemerintahan presidensial dan parlementer
Sistem pemerintahan presidensial dan parlementeramrinarosada7x
 
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasiDemokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasiAriz Frends
 
Bentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negara
Bentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negaraBentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negara
Bentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negaraAnnisa Nafiya
 
PPT Kelompok 7 Kewarganegaraan.pptx
PPT Kelompok 7 Kewarganegaraan.pptxPPT Kelompok 7 Kewarganegaraan.pptx
PPT Kelompok 7 Kewarganegaraan.pptxAndriParnaungan
 
Pengaruh Sistem Pemrintahan Reza
Pengaruh Sistem Pemrintahan RezaPengaruh Sistem Pemrintahan Reza
Pengaruh Sistem Pemrintahan Rezaomcivics
 
HTN Pasca UTS.pptx
HTN Pasca UTS.pptxHTN Pasca UTS.pptx
HTN Pasca UTS.pptxKurniasaleh
 
Bentuk Pemerintahan - PKn kelas 10
Bentuk Pemerintahan - PKn kelas 10Bentuk Pemerintahan - PKn kelas 10
Bentuk Pemerintahan - PKn kelas 10Lovegood Loony
 
Kedaulatan Negara
Kedaulatan NegaraKedaulatan Negara
Kedaulatan Negaraarraditya
 
KONSEP_NEGARA.pptx
KONSEP_NEGARA.pptxKONSEP_NEGARA.pptx
KONSEP_NEGARA.pptxtheofilus15
 
Negara (klmpok 6).pptx
Negara (klmpok 6).pptxNegara (klmpok 6).pptx
Negara (klmpok 6).pptxKasmiah Ali
 
Hns 2013 kenegaraan esei 1 - bincangkan jenis-jenis kerajaan
Hns 2013 kenegaraan   esei 1 - bincangkan jenis-jenis kerajaanHns 2013 kenegaraan   esei 1 - bincangkan jenis-jenis kerajaan
Hns 2013 kenegaraan esei 1 - bincangkan jenis-jenis kerajaanAminah Ibrahim
 
Teori Politik Moderen
Teori Politik ModerenTeori Politik Moderen
Teori Politik ModerenMuhamad Yogi
 
Kelompok 1 demokrasi
Kelompok 1 demokrasiKelompok 1 demokrasi
Kelompok 1 demokrasiAhmad Subagio
 

Similar to Pemerintahan (20)

Makalah Bentuk Republk, berdasarkan Pancasila, dan kedaulatan negara
Makalah Bentuk Republk, berdasarkan Pancasila, dan kedaulatan negaraMakalah Bentuk Republk, berdasarkan Pancasila, dan kedaulatan negara
Makalah Bentuk Republk, berdasarkan Pancasila, dan kedaulatan negara
 
Bentuk bentuk negara
Bentuk bentuk negaraBentuk bentuk negara
Bentuk bentuk negara
 
Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
Sistem pemerintahan presidensial dan parlementerSistem pemerintahan presidensial dan parlementer
Sistem pemerintahan presidensial dan parlementer
 
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasiDemokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
Demokrasi di indonesia pasca reformasi adalah demokrasi
 
Bentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negara
Bentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negaraBentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negara
Bentuk, sistem pemerintahan dan kedaulatan negara
 
33
3333
33
 
PPT Kelompok 7 Kewarganegaraan.pptx
PPT Kelompok 7 Kewarganegaraan.pptxPPT Kelompok 7 Kewarganegaraan.pptx
PPT Kelompok 7 Kewarganegaraan.pptx
 
Pengaruh Sistem Pemrintahan Reza
Pengaruh Sistem Pemrintahan RezaPengaruh Sistem Pemrintahan Reza
Pengaruh Sistem Pemrintahan Reza
 
Sistem Pemerintahan di Dunia
Sistem Pemerintahan di Dunia Sistem Pemerintahan di Dunia
Sistem Pemerintahan di Dunia
 
HTN Pasca UTS.pptx
HTN Pasca UTS.pptxHTN Pasca UTS.pptx
HTN Pasca UTS.pptx
 
Bentuk Pemerintahan - PKn kelas 10
Bentuk Pemerintahan - PKn kelas 10Bentuk Pemerintahan - PKn kelas 10
Bentuk Pemerintahan - PKn kelas 10
 
Bentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahan
 
Bentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahan
 
Kedaulatan Negara
Kedaulatan NegaraKedaulatan Negara
Kedaulatan Negara
 
KONSEP_NEGARA.pptx
KONSEP_NEGARA.pptxKONSEP_NEGARA.pptx
KONSEP_NEGARA.pptx
 
Kedaulatan nkri
Kedaulatan nkriKedaulatan nkri
Kedaulatan nkri
 
Negara (klmpok 6).pptx
Negara (klmpok 6).pptxNegara (klmpok 6).pptx
Negara (klmpok 6).pptx
 
Hns 2013 kenegaraan esei 1 - bincangkan jenis-jenis kerajaan
Hns 2013 kenegaraan   esei 1 - bincangkan jenis-jenis kerajaanHns 2013 kenegaraan   esei 1 - bincangkan jenis-jenis kerajaan
Hns 2013 kenegaraan esei 1 - bincangkan jenis-jenis kerajaan
 
Teori Politik Moderen
Teori Politik ModerenTeori Politik Moderen
Teori Politik Moderen
 
Kelompok 1 demokrasi
Kelompok 1 demokrasiKelompok 1 demokrasi
Kelompok 1 demokrasi
 

More from Mustain Doang

Makalah manfaat tidur bagi kesehatan
Makalah manfaat tidur bagi kesehatanMakalah manfaat tidur bagi kesehatan
Makalah manfaat tidur bagi kesehatanMustain Doang
 
Persit kartika chandra kirana
Persit kartika chandra kiranaPersit kartika chandra kirana
Persit kartika chandra kiranaMustain Doang
 
Tugas ringkasan ppkn bab 5
Tugas ringkasan ppkn bab 5Tugas ringkasan ppkn bab 5
Tugas ringkasan ppkn bab 5Mustain Doang
 
Kewirausahaan kerajinan 2
Kewirausahaan kerajinan 2Kewirausahaan kerajinan 2
Kewirausahaan kerajinan 2Mustain Doang
 
Cover masalah lingkungan hidup
Cover masalah lingkungan hidupCover masalah lingkungan hidup
Cover masalah lingkungan hidupMustain Doang
 
Makalah tentangsastra
Makalah tentangsastraMakalah tentangsastra
Makalah tentangsastraMustain Doang
 
Metabolisme akan menghasilkan
Metabolisme akan menghasilkanMetabolisme akan menghasilkan
Metabolisme akan menghasilkanMustain Doang
 
Agnes was born in jakarta
Agnes was born in jakartaAgnes was born in jakarta
Agnes was born in jakartaMustain Doang
 
Anggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudra
Anggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudraAnggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudra
Anggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudraMustain Doang
 

More from Mustain Doang (14)

Makalah manfaat tidur bagi kesehatan
Makalah manfaat tidur bagi kesehatanMakalah manfaat tidur bagi kesehatan
Makalah manfaat tidur bagi kesehatan
 
Persit kartika chandra kirana
Persit kartika chandra kiranaPersit kartika chandra kirana
Persit kartika chandra kirana
 
Tugas ringkasan ppkn bab 5
Tugas ringkasan ppkn bab 5Tugas ringkasan ppkn bab 5
Tugas ringkasan ppkn bab 5
 
Kewirausahaan kerajinan 2
Kewirausahaan kerajinan 2Kewirausahaan kerajinan 2
Kewirausahaan kerajinan 2
 
Cover masalah lingkungan hidup
Cover masalah lingkungan hidupCover masalah lingkungan hidup
Cover masalah lingkungan hidup
 
Makalah tentangsastra
Makalah tentangsastraMakalah tentangsastra
Makalah tentangsastra
 
Metabolisme akan menghasilkan
Metabolisme akan menghasilkanMetabolisme akan menghasilkan
Metabolisme akan menghasilkan
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Agnes was born in jakarta
Agnes was born in jakartaAgnes was born in jakarta
Agnes was born in jakarta
 
Contoh teks report
Contoh teks reportContoh teks report
Contoh teks report
 
Anggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudra
Anggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudraAnggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudra
Anggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudra
 
1
11
1
 
Santunan anak yatim
Santunan anak yatimSantunan anak yatim
Santunan anak yatim
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

Pemerintahan

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1 A.Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara hukum tidak hanya berdasarkan pada kekuasaan belakang, selain itu juga berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.Hal ini berarti negara Indonesia menjunjung tinggi hak asasi manusia dan menjamin segala warganegaranya bersamaan kedudukannya di dalam hokum dan pemerintahan, serta wajib menjunjung tinggi hokum dan pemerintahan itu tanpa ada kecualinya.Pernyataan bahwa Indonesia merupakan Negara hokum juga mempunyai konsekuensi, bahwa Negara Indonesia menerapkan hokum sebagai idiologi untuk menciptakan ketertiban, keamanan, keadilan serta kesejahteraan bagi warga negara, sehingga hokum itu bersifat mengikat bagi setiap tindakan yang dilakukan olehwarga negaranya. Negara hokum harus memenuhi beberapa unsure antara lain pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, harus berdasar hokum atau peraturan perundang-undangan, adanya jaminan terhadap hak asasi manusia, adanya pembagian kekuasaan dalam negara, adanya pengawasan dari badan-badan peradilan B.RumusanMasalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut. © Apa sajakah Jenis kekuasaan di Indonesia ? © Bagaimana Karakteristik Pemerintahan Indonesia? © Bagaimana mekanisme pembagian kekuasaan di Indonesia ? © Apa saja fungsi kementrian Negara Indonesia © Apa pentingnya keberadaan pemerintah daerah di Indonesia? C.Tujuan Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dapat diketahui tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut. © Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kekuasaan. © Untuk mengetahui karakteristik pemerintahan di indonesia. © Untuk mengetahui mekanisme pembagian kekuasaan. © Untuk mengetahui fungsi dari kementrian Negara indonesia. © Untuk memenuhi salah satu tugas Pendidikan
  • 2. 2 Kewarganegaraan. © Sebagai sarana atau media pembelajaran bagi mahasiswa pada umumnya.
  • 3. BAB III PEMBAHASAN A. Jenis Jenis kekuasaan Negara Republik Indonesia 3 a. Monarki dan Tirani Monarki berasal dari kata ‘monarch’ yang berarti raja, yaitu jenis kekuasaan politik di mana raja atau ratu sebagai pemegang kekuasaan dominan negara (kerajaan). Para pendukung monarki biasanya mengajukan pendapat bahwa jenis kekuasaan yang dipegang oleh satu tangan ini lebih efektif untuk menciptakan suatu stabiltas atau konsensus di dalam proses pembuatan kebijakan. Perdebatan yang bertele-tele, pendapat yang beragam, atau persaingan antarkelompok menjadi relatif terkurangi oleh sebab cuma ada satu kekuasaan yang dominan. Negara-negara yang menerapkan jenis kekuasaan monarki hingga saat ini adalah Inggris, Swedia, Denmark, Belanda, Norwegia, Belgia, Luxemburg, Jepang, Muangthai, dan Spanyol. b. Aristokrasi dan Oligarki Dalam jenis kekuasaan monarki, raja atau ratu biasanya bergantung pada dukungan yang diberikan oleh para penasihat dan birokrat.Jika kekuasaan lebih banyak ditentukan oleh orang-orang ini (penasihat dan birokrat) maka jenis kekuasaan tidak lagi berada pada satu orang (mono) melainkan beberapa (few). Aristokrasi sendiri merupakan pemerintahan oleh sekelompok elit (few) dalam masyarakat, di mana mereka ini mempunyai status sosial, kekayaan, dan kekuasaan politik yang besar.Ketiga hal ini dinikmati secara turun-temurun (diwariskan), menurun dari orang tua kepada anak.Jenis kekuasaan aristokrasi ini disebut pula sebagai jenis kekuasaan kaum bangsawan (aristokrasi). Biasanya, di mana ada kelas aristokrat yang dominan secara politik, maka di sana ada pula monarki. Namun, jenis kekuasaan oleh beberapa orang ini —aristokrasi— tidak bertahan lama, oleh sebab orang-orang yang orang tuanya bukan bangsawan pun bisa duduk mempengaruhi keputusan politik negara asalkan mereka berprestasi, kaya, berpengaruh, dan cerdik.Jika kenyataan ini terjadi, yaitu peralihan dari kekuasaan para bangsawasan ke kelompok non-bangsawan, maka hal tersebut dinyatakan sebagai peralihan atau pergeseran dari aristokrasi menuju oligarki. c. Demokrasi dan Mobokrasi Jika kekuasaan dipegang oleh seluruh rakyat, bukan oleh mono atau few, maka kekuasaan tersebut dinamakan demokrasi.Di dalam sejarah politik, jenis kekuasaan demokrasi yang dikenal terdiri dari dua kategori.Kategori pertama adalah demokrasi langsung (direct democracy) dan demokrasi perwakilan (representative democracy). Demokrasi langsung berarti rakyat memerintah dirinya secara langsung, tanpa perantara.
  • 4. Salah satu pendukung demokrasi langsung adalah Jean Jacques Rousseau, di mana Rousseau ini mengemukakan 4 kondisi yang memungkinkan bagi dilaksanakannya demokrasi langsung yaitu:  Jumlah warganegara harus kecil.  Pemilikan dan kemakmuran harus dibagi secara merata (hampir merata).  Masyarakat harus homogen (sama) secara budaya.  Terpenuhi di dalam masyarakat kecil yang bermata pencaharian pertanian. Dengan demokrasi perwakilan, rakyat tidak terlibat secara penuh di dalam membuat UU negara. Misalnya saja, dari hampir 200 juta jiwa warga negara Indonesia, proses pemerintahan demokrasi di tingkat parlemen hanya dilakukan oleh 500 orang wakil rakyat yang duduk menjadi anggota DPR. Bandingkan kalau saja Indonesia menerapkan demokrasi langsung di mana 200 juta rakyat Indonesia duduk di parlemen.Kacau dan pasti memakan biaya mahal, bukan?Dengan kenyataan ini maka demokrasi perwakilan lebih praktis ketimbang demokrasi langsung. Mobokrasi adalah bentuk buruk dari demokrasi, di mana rakyat memang berdaulat tetapi negara berjalan dalam situasi perang dan tidak ada satu pun kesepakatan dapat dibuat secara damai. 4 d. Timokrasi Menurut Stanley Rosen, Timokrasi adalah jenis kekuasaan yang pernah disebutkan oleh Sokrates, filosof Yunani. Timokrasi dirujuk Sokrates dalam menggambarkan rezim pemerintahan negara kota Sparta. Konsep ini mengacu pada “timocratic man”, yaitu seseorang yang gandrung akan kemenangan dan kehormatan. Timokrasi terletak di posisi tengah antara Aristokrasi dan Oligarki.Juga disebutkan Timokrasi adalah Aristokrasi yang tengah mengalami kemerosotan ke arah jenis kekuasaan Oligarki.Jika Aristokrasi adalah jenis pemerintahan ideal, penuh keberanian dan kehormatan dalam pemerintahan.Namun, tatkala keberanian dan kehormatan dari kekuasaan di tangan beberapa orang atau kelompok ini (aristokrasi) mulai diwarnai motivasi kesejahteraan pribadi atau kelompok, maka dimulaikan Timokrasi.Timokrasi bukan Oligarki, oleh sebab di dalam Timokrasi, menurut Sokrates, masih meniru Aristokrasi. Barulah, tatkala proses peniruan kualitatif atas Aristokrasi tidak lagi terjadi, Timokrasi merosot menjadi Oligarki. e. Oklokrasi Mirip dengan definisi Mobokrasi. Oklokrasi adalah situasi negara dalam anarki massa. Pemerintahan ini tidak legal dan konstitusional. Namun, karena --biasanya-- kelompok-kelompok massa tersebut punya senjata atau massa besar, mereka memerintah memanfaatkan rasa takut. Amerika Serikat tahun 1930-an hampir masuk ke dalam kategori ini, di mana keluarga-keluarga mafia mengendalikan negara secara ilegal dan inkonstitusional.
  • 5. 5 f. Plutokrasi Plutokrasi adalah jenis kekuasaan di mana negara “disetir” oleh orang-orang kaya.Plutokrasi ini mirip dengan Oligarki. Namun, Plutokrasi terjadi tatkala tercipta suatu kondisi ekstrim ketimpangan antara “kaya” dan “miskin” di dalam suatu negara. Plutokrat (penguasa dalam Plutokrasi) tidak hanya menguasai sumber-sumber ekonomi dan politik, melainkan juga sumber-sumber militer (pasukan, senjata, teknologi).Dalam kondisi seperti ini, Plutokrat biasanya, secara de facto, lebih berkuasa ketimbang pemerintah resmi. g. Kleptokrasi Kleptokrasi adalah jenis kekuasaan dimana pejabat publik menggunakan kekuasaan publiknya untuk mencuri kekayaan negara (korupsi otomatis). Kleptokrasi juga disebut sebagai korupsi yang dilakukan oleh para pejabat tingkat tinggi yang secara sistematis menggunakan posisinya untuk mengalirkan dana publik ke dalam kantong-kantong pribadinya. Semakin massal tindak korupsi oleh para pejabat publik, maka semakin mendekati suatu negara menganut jenis pemerintahan Kleptokrasi. B. Karakteristik Pemerintahan Indonesia Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD memberikan pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 6 Lembaga Negara dengan kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), dan Mahkamah Konstitusi (MK). Perubahan (Amandemen) UUD 1945:  Mempertegas prinsip negara berdasarkan atas hukum [Pasal 1 ayat (3)] dengan menempatkan kekuasaan kehakiman sebagai kekuasaan yang merdeka, penghormatan kepada hak asasi manusia serta kekuasaan yang dijalankan atas prinsip due process of law.  Mengatur mekanisme pengangkatan dan pemberhentian para pejabat negara, seperti Hakim.  Sistem konstitusional berdasarkan perimbangan kekuasaan (check and balances) yaitu setiap kekuasaan dibatasi oleh Undang-undang berdasarkan fungsi masing-masing.  Setiap lembaga negara sejajar kedudukannya di bawah UUD 1945.  Menata kembali lembaga-lembaga negara yang ada serta membentuk beberapa lembaga negara baru agar sesuai dengan sistem konstitusional dan prinsip negara berdasarkan hukum.  Penyempurnaan pada sisi kedudukan dan kewenangan maing-masing lembaga negara disesuaikan dengan perkembangan negara demokrasi modern. MPR  Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga tinggi negara lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK.
  • 6.  Menghilangkan supremasi kewenangannya.  Menghilangkan kewenangannya menetapkan GBHN.  Menghilangkan kewenangannya mengangkat Presiden (karena presiden dipilih secara 6 langsung melalui pemilu).  Tetap berwenang menetapkan dan mengubah UUD.  Susunan keanggotaanya berubah, yaitu terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan angota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih secara langsung melalui pemilu. DPR  Posisi dan kewenangannya diperkuat.  Mempunyai kekuasan membentuk UU (sebelumnya ada di tangan presiden, sedangkan DPR hanya memberikan persetujuan saja) sementara pemerintah berhak mengajukan RUU.  Proses dan mekanisme membentuk UU antara DPR dan Pemerintah.  Mempertegas fungsi DPR, yaitu: fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan sebagai mekanisme kontrol antar lembaga negara. DPD  Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan kepentingan daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah ditiadakannya utusan daerah dan utusan golongan yang diangkat sebagai anggota MPR.  Keberadaanya dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik Indonesia.  Dipilih secara langsung oleh masyarakat di daerah melalui pemilu.  Mempunyai kewenangan mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, RUU lain yang berkait dengan kepentingan daerah. BPK  Anggota BPK dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD.  Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN) dan daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.  Berkedudukan di ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.  Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas internal departemen yang bersangkutan ke dalam BPK. PRESIDEN  Membatasi beberapa kekuasaan presiden dengan memperbaiki tata cara pemilihan dan pemberhentian presiden dalam masa jabatannya serta memperkuat sistem pemerintahan presidensial.  Kekuasaan legislatif sepenuhnya diserahkan kepada DPR.  Membatasi masa jabatan presiden maksimum menjadi dua periode saja.  Kewenangan pengangkatan duta dan menerima duta harus memperhatikan pertimbangan DPR.  Kewenangan pemberian grasi, amnesti dan abolisi harus memperhatikan pertimbangan DPR.
  • 7.  Memperbaiki syarat dan mekanisme pengangkatan calon presiden dan wakil presiden menjadi dipilih secara langsung oleh rakyat melui pemilu, juga mengenai pemberhentian jabatan presiden dalam masa jabatannya. 7 MAHKAMAH AGUNG  Lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan [Pasal 24 ayat (1)].  Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peaturan perundang-undangan di bawah Undang-undang dan wewenang lain yang diberikan Undang-undang.  Di bawahnya terdapat badan-badan peradilan dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan militer dan lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).  Badan-badan lain yang yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam Undang-undang seperti : Kejaksaan, Kepolisian, Advokat/Pengacara dan lain-lain. MAHKAMAH KONSTITUSI  Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian of the constitution).  Mempunyai kewenangan: Menguji UU terhadap UUD, Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara, memutus pembubaran partai politik, memutus sengketa hasil pemilu dan memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden menurut UUD.  Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing oleh Mahkamah Agung, DPR dan pemerintah dan ditetapkan oleh Presiden, sehingga mencerminkan perwakilan dari 3 cabang kekuasaan negara yaitu yudikatif, legislatif, dan eksekutif. C. Mekanisme Pembagian Kekuasaan di Indonesia Seiring dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan kehidupan bernegara mengalami banyak perubahan.Konsep negara mulai mengalami pergeseran yang pada awalnya negara merupakan negara yang berdasarkan pada kekuasan beralih pada konsep negara yang mendasarkan atas hukum (rechtstaat).Para ahli sepakat bahwa salah satu ciri dari sebuah negara hukum adalah adanya konsep pembatasan kekuasaan.Pembatasan kekuasaan menjadi syarat mutlak sebuah negara hukum yang demokratis.Adanya pembatasan kekuasaan sebagai perwujudan prinsip konstitusionalisme yang melindungi hak-hak rakyat. Konsep pemisahan kekuasaan lahir dari keinginan membatasi kekuasaan para raja yang bersifat absolut di Eropa.Ide mengenai pembatasan kekuasaan ini dihembuskan oleh John Locke dan Montesquieu.Montesquieu menggambarkan konsep pemisahan kekuasaan (Trias Politica) yang berlaku di Inggris meliputi kekuasaan Raja (eksekutif), Parlemen (legislatif), dan Majelis (judikatif). Montesquieu menilai kekuasaan raja sangat tumpang tindih dan dapat melakukan kewenangan apapun.Sehingga konsep pemisahan kekuasaan menurut hematnya harus dilaksanakan secara tegas, kaku, dan mutlak.Pandangan ini sesungguhnya bukan untuk membatasi kekuasaan secara mutlak melainkan mencegah adanya kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh salah satu cabang kekuasaan.
  • 8. 8 D. Fungsi dari Kementrian Negara RI Kementerian Pertahanan selanjutnya disebut Kemhan, adalah unsur pelaksana pemerintah dipimpin oleh Menteri Pertahanan yang selanjutnya disebut Menhan yang berkedudukan berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden Kementerian pertahanan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pertahanan dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan Negara Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, Kemhan menyelenggarakan fungsi : a. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pertahanan; b. pengelolaan barang milik/kekayaan negara menjadi tanggungjawab Kementerian Pertahanan; c. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pertahanan, dan; d. pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah. E.Pentingnya Keberadaan Pemerintahan Daerah Keberadaan pemerintahan daerah, tidak lain untuk mengurangi sentralisasi yang selalu berpusat pada pemerintah pusat, sebagaimana yang sering terjadi dalam sistem nasional, sebelum berlakunya undang-undang otonomi daerah Tahun 1999. Penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah pemerintahan daerah dan DPRD. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, pemerintahan pusat menggunakan asas desentralisasi, tugas pembantuan, serta dekonsentrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sementara itu pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan menggunakan asas desentralisasi dan tugas pembantuan. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, pemerintahan daerah berpedoman pada asas umum penyelenggara negara yang di dalam hukum dikenal dengan Asas Umum Pemerintahan Yang Layak. Di Negeri belanda, Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Layak ini sudah diterima sebagai norma hukum tidak tertulis, yang harus ditaati oleh penyelenggaraan pemerintahan,terutama Pejabat Tata Usaha Negara, dalam membuat Keputusan Tata Usaha Negara. Fungsi menyelenggarakan pemerintahan daerah adalah untuk melaksanakan otonomi daerah. Ada sejumlah alasan rasioanal tentang perlunya pemerintahan daerah yang menekankan kepada desentralisasi dengan memberikan wewenang yang luas kepada daerah. Beberapa alasan yang menyebabkan sehingga pemerintah daerah penting menurut Ni’matul Huda (2009: 95) sebagai berikut: 1. Persiapan ke arah federasi Indonesia masih belum memungkinkan. Sejumlah persyaratan juga harus dipenuhi terutama yang menyangkut perwujudan demokrasi dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, kita harus menyadari bahwa pada saat
  • 9. sekarang ini masyarakat indonesia sedang mengalami proses transisi dalam mewujudkan sebuah demokrasi. 2. Pilihan otonomi luas merupakan pilihan yang sangat strategis dalam rangka memelihara nation state yang sudah lama kita bangun, dan kita pelihara. 3. Sentralisasi dan dekonsentrasi dianggap gagal mengatasi krisis nasional..Oleh karena itu desentralisasi dan otonomi daerah merupkan pilihan yang baik bagi kepentingan bangsa dan masyarakat indonesia ketimbang sentralisasi dan dekonsentrasi. 4. Pemantapan demokrasi politik. Demokrasi tanpa ada pengauatan politik lokal akan menjadi sangat rapuh, karena tidaklah mungkin sebuah demokrasi dibangun dan hanya memperkuat politik nasional. 5. Keadilan. Desentralisasi/ otonomi daerah akan mencegah terjadinya kepincangan di dalam menguasai sumber daya yang dimiliki dalam sebuah negara. 9 F. Perlindungan & Penegakan HAM HAM adalah serangkaian hak dan kebebasan fundamental, yang bersumber pada kodrat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa. Ham dibedakan atas tiga kelompok, yaitu : hak sipil dan politik (HAM generasi pertama), hak ekonomi, sosial dan budaya (HAM generasi kedua, dan hak pembangunan (HAM generasi ketiga). Di Indonesia hukum HAM diatur dalam konstitusi (UUD 1945) dan perundang-undangan HAM. Hukum HAM di Indonesia memasukkan hukum internasional HAM menjadi bagian dari hukum nasional. Hukum HAM yang relatif baik dan lengkap memang penting. Tetapi, itu belum cukup . Untuk menjamin pelaksanaan HAM dibutuhkan pula sarana lain, yaitu kelembagaan HAM yang memadai. Kelembagaan HAM di Indonesia ada yang didirikan pemerintah/negara, adapula yang didirikan oleh masyarakat. Dalam perjalanan sejarah Indonesia, telah terjadi berbagai kasus pelanggaran HAM, termasuk pelanggaran HAM anak. Menurut hukum HAM di Indonesia, upaya penegakan HAM merupakan tanggung jawab negara, terutama pemerintah. Namun, upaya penegakkan HAM yang efektif tak bisa semata-mata diserahkan kepada negara/pemerintah, melainkan juga masyarakat. Ada enam macam respon warga masyarakat terhadap suatu pelanggaran HAM. Baik itu pelanggaran HAM yang menimpa dirinya ataupun pihak lain. Keenam respons itu adalah : tidak tahu, tidak mau tahu, pasrah, sekedar prihatin, setengah hati, dan berkomitmen. Perlindungan HAM itu sangat penting. Adanya perlindungan HAM memungkinkan setiap warga masyarakat bisa merealisasikan HAM secara wajar. Menghargai upaya perlindungan HAM berarti memiliki kesadaran bahwa perlindungan HAM itu berguna, serta bersedia ikut serta memperbaiki perlindungan HAM agar menjadi makin baik. Penegakan HAM penting artinya bagi keberadaan HAM. Penegakan HAM dilakukan dengan dua cara, yaitu penegakan oleh negara, dan oleh masyarakat. Menghargai upaya penegakan HAM berarti sadar bahwa penegakan HAM itu berguna, serta bersedia ikut serta memperbaiki penegakan HAM agar menjadi lebih baik lagi. menghargai upaya penegakan HAM tidak hanya berdampak lokal, tetapi juga global.
  • 10. G.Perlindungan Hukum tidak akan terwujud Ketika hukum tidak dipatuhi atau dilaksanakan maka yang akan terjadi adalah kekacauan di semua bidang kehidupan. Setiap orang akan berbuat seenaknya atau menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, sehingga keamanan, ketentraman dan ketertiban sulit terwujud. Nah, supaya hal-hal yang dikemukakan tadi tidak terjadi, maka harus diupayakan dilakukannya proses perlindungan dan penegakan hukum. Apa sebenarnya perlindungan hukum itu? Menurut Andi Hamzah sebagaimana dikutip oleh Soemardi dalam artikelnya yang berjudul Hukum dan Penegakan Hukum (2007), perlindungan hukum dimaknai sebagai daya upaya yang dilakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah, swasta yang bertujuan mengusahakan pengamanan, penguasaan dan pemenuhan kesejahteraan hidup sesuai dengan hak-hak asasi yang ada. Makna tersebut tidak terlepas dari fungsi hukum itu sendiri, yaitu untuk melindungi kepentingan manusia. Dengan kata lain hukum memberikan perlindungan kepada manusia dalam memenuhi berbagai macam kepentingannya, dengan syarat manusia juga harus melindungi kepentingan orang lain. Di sisi lain, Simanjuntak dalam artikelnya yang berjudul Tinjauan Umum tentang Perlindungan Hukum dan Kontrak Franchise (2011), mengartikan perlindungan hukum sebagai segala upaya pemerintah untuk menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada warganya agar hak-haknya sebagai seorang warga negara tidak dilanggar, dan bagi yang melanggarnya akan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. Dengan demikian, suatu perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan hukum apabila mengandung unsur-unsur sebagai berikut : a. Adanya perlindungan dari pemerintah kepada warganya. b. Jaminan kepastian hukum. c. Berkaitan dengan hak-hak warganegara. d. Adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya. Pada hakikatnya setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum. Oleh karena itu, terdapat banyak macam perlindungan hukum. Dari sekian banyak jenis dan macam perlindungan hukum, terdapat beberapa diantaranya yang cukup populer dan telah akrab di telinga kalian, seperti perlindungan hukum terhadap konsumen. Perlindungan hukum terhadap konsumen ini telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang pengaturannya mencakup segala hal yang menjadi hak dan kewajiban antara produsen dan konsumen. Selain itu, terdapat juga perlindungan hukum yang diberikan kepada Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI). Pengaturan mengenai hak atas kekayaan intelektual meliputi, hak cipta dan hak atas kekayaan industri. Pengaturan mengenai hak atas kekayaan intelektual tersebut telah dituangkan dalam sejumlah peraturan perundang-undangan, seperti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman, dan lain sebagainya. Tersangka sebagai pihak yang diduga telah melakukan perbuatan hukum juga memiliki hak atas perlindungan hukum. Perlindungan hukum terhadap tersangka diberikan berkaitan dengan hak-hak tersangka yang harus dipenuhi agar sesuai dengan prosedur pemeriksaan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang- undangan. Hukum dapat secara efektif menjalankan fungsinya untuk melindungi kepentingan manusia, apabila ditegakkan. Dengan kata lain perlindungan hukum dapat terwujud apabila proses penegakan hukum dilaksanakan. Proses penegakan hukum merupakan salah satu upaya untuk menjadikan hukum sebagai pedoman dalam setiap perilaku masyarakat maupun aparat atau lembaga penegak hukum. Dengan kata lain, penegakan hukum merupakan upaya untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum dalam berbagai macam bidang kehidupan. Penegakan hukum merupakan syarat terwujudnya 10
  • 11. perlindungan hukum. Kepentingan setiap orang akan terlindungi apabila hukum yang mengaturnya dilaksanakan baik oleh masyarakat ataupun aparat penegak hukum. Misalnya, perlindungan hukum konsumen akan terwujud, apabila undang-undang perlindungan konsumen dilaksanakan, hak cipta yang dimiliki oleh seseorang juga akan terlindungi apabila ketentuan mengenai hak cipta juga dilaksanakan. Begitu pula dengan kehidupan di sekolah, keluarga dan masyarakat akan tertib, aman dan tenteram apabila norma-norma berlaku di lingkungan tersebut dilaksanakan. H. Pelindungan dan Penegakkan hukum mutlak Karena dalam prinsi-prinsip demokrasi terdapat point yang menyebutkan "Jaminan atas Hak Asasi Manusia (HAM)" Demokasi dalam arti yang sesungguhnya sangat terkait dengan pemenuhan hak asasi manusia. Sehingga dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat perlu adanya penegakan hukum yang harus dilakukan karena pada dasarnya Demokrasi adalah pemerintahan rakyat. I. Peran Polisi,Jaksa,Hakim dan Advokat 1. Peranan polisi Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintah negara di bidang penegakan hukum, perlindungan dan pelayanan masyarakat serta pembimbingan masyarakat dalam rangka terjamin dan tegaknya hukum serta terbinanya ketentraman masayarakat guna terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat. 11 II. Peranan Jaksa Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh Undang-Undang (UU No.5 Tahun 1991) untuk bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk melaksanakan penuntutan dan melaksanakan putusan. Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara ke pengadilan negeri yang berwenang. III. Peranan Hakim Pengadilan adalah benteng terakhir dari keadilan bila pengadilan telah tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, maka keadilan pun hanya harapan semata. Apabila keadilan tidak lagi bisa didapatkan di pengadilan maka orang pun tidak lagi dapat taat kepada hukum. Dari ungkapan di atas maka peran aparatur pengadilan terutama hakim sangat penting dalam dalam penegakan hukum (Syariat Islam). Hakim atau pengadilan pada prinsipnya adalah pasif, artinya hakim tidak mencari-cari perkara, tapi melayani pihak yang mengadu karena merasa haknya diragukan oleh pihak lain. Dalam menyelesaikan perkara yang diajukan kepada hakim wajib memperhatikan dengan sungguh-sungguh niali-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat sehingga putusannya sesuai dengan keadilan. IV. Advokat Tugas pokok pengacara adalah membantu pengadilan melaksanakan keadilan dan hukum. tugas yang diembanya tidak kurang dari tugas yang diemban oleh para hakim dan pejabat pengadilan yang lain. Karena itu sebelum memulai tugasnya pengacara harus disumpah terlebih dahulu di muka pengadilan.
  • 12. Pengacara (advocat) dengan keahlian yang dimilikinya membantu perseorangan dalam masyarakat dengan mewakilinya di muka pengadilan atau pada tahap pemeriksaan/penyidikan di kepolisian atau kejaksaan atau kejaksaan dalam perkara pidana. Peran pengacara di pengadilan adalah untuk membantu hakim dalam menegakkan hukum, sehingga hakim tidak salah dalam menegakan hukum. Pengacara bekerja untuk membantu orang yang teraniaya atau karena haknya dilanggar, jiwanya terancam, pribadinya dihina atau untuk membantu orang-orang yang tidak mengerti bagaimana beracara dipengadilan. Kehadiran pengacara di depan sidang pengadilan juga dapat mencegah penyelewengan yang mungkin dilakukan oleh hakim. Tanpa kehadiran pengacara di depan sidang pengadilan sulit untuk mewujudkan pengadilan yang benar-benar dapat menegakkan keadilan. 12 J.Pelanggaran Ham  masih belum adanya kesepahaman pada tataran konsep hak asasi manusia antara paham yang memandang HAM bersifat universal (universalisme) dan paham yang memandang setiap bangsa memiliki paham HAM tersendiri berbeda dengan bangsa yang lain terutama dalam pelaksanaannya (partikularisme);  adanya pandangan HAM bersifat individulistik yang akan mengancam kepentingan umum (dikhotomi antara individualisme dan kolektivisme);  kurang berfungsinya lembaga – lembaga penegak hukum (polisi, jaksa dan pengadilan); dan  pemahaman belum merata tentang HAM baik dikalangan sipil maupun militer. K. Contoh – contoh Perilaku a. Lingkungan nkeluarga 1. mengabaikan perintah orang tua 2. nonton TV sampai larut malam 3. bangun kesiangan 4. tidak mau bgelajar 5. tidak mau membantu orang tua 6. tidak mkau beribadah b. Dalam liungkungan sekolah 1. nyontek ketrika ulangan 2. tidak mengikuti upacara bendera 3. bolos sekolah 4. tidak tertib dikelas 5. berpakaian tidakj rapi 6. tidak mengurus rambuT ( Gondrong) c. Dalam masyarakat 1. menggangu ketertiban masyarakat 2. membuang sampah tidak pada tempatnya 3. berjudi dan mabuk-mabukan 4. Tidak mau kerja bakti dan siskamling
  • 13. BAB III PENUTUP 13 Kesimpulan Kemerosotan teori kedaulatan Tuhan antara lain pertentangan yang kerap timbul dari konsepsi yang sangat kuat bahwa raja bertindak atas nama Tuhan dengan kekuasaan yang tidak terkontrol maka melahirkan diktatorsif. Kondisi ini antara lain menjadi faktor munculnya dan berkembangnya teori kedaulatan negara. Pada hakikatnya teori kedaulatan negara hanya menyatakan bahwa kekuasaan hanya ada pada negara baik sifat absolut maupun terbatas, dibedakan dengan pengertian ajaran staats absolutisme. Di samping faktor-faktor kemasyarakatan juga ada faktor ideal, yaitu hukum, kesadaran hukum, dan rasa keadilan.Teori kedaulatan hukum mengemukakan bahwa yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam suatu negara adalah hukum, kedaulatan itu berada di tangan hukum yang memiliki bahkan yang merupakan kekuasaan tertinggi di dalam suatu negara itu adalah hukum itu sendiri.Teori kedaulatan rakyat mengatakan bahwa yang memiliki kedaulatan itu adalah rakyat, hal ini yang melahirkan teori demokrasi, yang berkembang mempengaruhi terhadap perkembangan sistem pemerintahan yang modern. Perkembangan teori kedaulatan yang berhubungan satu sama lain, bahkan berkembang atas dasar kritik kelemahan dari suatu teori kedaulatan, bahkan lahirnya suatu teori kedaulatan merupakan koreksi dan penyempurnaan dari teori kedaulatan yang lain.