SlideShare a Scribd company logo
1 of 55
BAB I 
PENDAHULUAN 
1 
A. LATAR BELAKANG 
Perkembangan budaya dan teknologi akan selalu memberikan dorongan 
kepada setiap pelaku ekonomi untuk senantiasa melakukan inovasi dan 
perbaikan dalam setiap proses kegiatannya, agar tidak ketinggalan oleh laju 
perkembangan itu sendiri. Setiap perusahaan ataupun unit usaha menjalankan 
berbagai upaya yang berbeda-beda untuk dapat tetap bertahan dalam 
persaingan. Upaya tersebut dilakukan dalam berbagai bidang dan aspek, baik 
itu aspek keuangan, pemasaran, kualitas sumber daya manusia, maupun 
dalam bidang operasional. 
Dalam bidang operasional, upaya tersebut dapat dilakukan dengan 
menerapkan metode terbaik dalam setiap kegiatan yang bersifat teknis. 
Metode-metode tersebut dapat berupa penentuan jalur transportasi, penentuan 
jumlah persediaan yang optimal, maupun penentuan urutan langkah 
pengerjaan suatu kegiatan atau proyek. 
Manajemen operasi ini menekankan pada kegiatan operasi perusahaan, 
baik perusahaan barang ataupun jasa. Namun di lapangan kegiatan operasi 
ini, menekankan proses produksi yang sering digunakan yaitu dibidang 
perindustrian dan manufaktur. 
Perusahaan manufactur (perindustrian) di Indonesia saat ini mengalami 
pertumbuhan sangat cepat, hal ini terbukti dengan adanya pembangunan 
pusat-pusat industri. Pusat-pusat industri ini di bentuk dalam suatu kawasan-
kawasan zona usaha yang tersebar di seluruh Indonesia. Kawasan industri ini 
mempunyai iklim yang ramah bagi investasi dan mendukung kelancaran 
produksi. Namun bukan hanya faktor iklim investasi-lah yang mendukung 
kelancaran produksi tapi peran manajemen operasi juga sangat penting. 
Manajemen produksi atau operasi merupakan manajemen dari bagian 
organisasi yang bertanggung jawab untuk menghasilkan barang atau jasa, di 
mulai dari perencanaan, peramalan, pengactualisasian dan pengendalian 
produksi. Operasi perusahaan di mulai hilir sampai hulu atau di mulai dari 
bahan baku, proses operasi sampai bahan jadi. Kebutuhan akan faktor 
2 
produksi inilah jadi sangat penting. 
Tujuan setiap perusahaan adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya. 
Untuk merealisasikan hal tersebut maka optimalisasi faktor produksi adalah 
yang utama karena kegiatan produksi inilah merupakan unsur utama bagi 
suatu perusahaan manufaktur dan juga merupakan faktor yang memerlukan 
banyak biaya dalam prosesnya. Pengurangan biaya ini sangat menguntungkan 
bagi perusahaan. 
Perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat, menuntut perusahaan untuk 
dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi. Produktivitas yang tinggi bisa 
dicapai bila proses produksi berjalan dengan efektif (melakukan hal yang 
benar) dan efisien (melakukan pekerjaan dengan benar). 
Menurut Heizer Render (2011), bahwa peran operasi dalam menghadapi 
era globalisasi atau era perdagangan bebas abad 20 (dua puluh) adalah:
1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas produksi atau meningkatkan 
3 
produktivitas. 
2. Meningkatkan fleksbilitas operasi pabrik, sehingga mampu menghasilkan 
berbagai macam kebutuhan konsumen. 
3. Meningkatkan kualitas produk baik kualitas fisik maupun kualitas desain. 
4. Menciptakan waktu tunggu yang relatif singkat dan kapasitas produksi 
yang mampu memenuhi kebutuhan, sehingga mampu memberikan 
kepastian akan jumlah dan waktu kepada pihak konsumen. 
Peran operasi tersebut sangat strategis dan hanya produsen yang 
memerhatikan faktor-faktor tersebutlah yang akan mampu memenangkan 
persaingan dalam era perdagangan bebas atau era globalisasi. 
Jika peranan operasi sangat penting, lalu hal-hal teknis apakah yang dapat 
dilakukan oleh organisasi untuk semakin meningkatkan keunggulan 
operasinya. Penciptaan keunggulan dalam bidang operasi dari suatu 
organisasi dapat dicapai melalui banyak hal teknis, karena kegiatan operasi 
hampir mencakup semua kegiatan yang berkaitan dengan penciptaan produk 
baik berupa barang ataupun jasa. Pada organisasi manufaktur, proses 
pengelolaan pabrik merupakan hal yang sangat penting karena proses 
produksi yang terjadi di pabrik merupakan aktivitas utama yang dilakukan 
oleh organisasi. 
Salah satu tujuan utama dari suatu perusahaan manufaktur adalah untuk 
mengolah bahan baku ataupun barang setengah jadi agar menjadi barang jadi
ataupun setengah jadi yang lebih bernilai, dan berupaya untuk mendapatkan 
keuntungan dari proses produksi tersebut, baik melalui penjualan barang hasil 
produksi ataupun dengan cara lain. Oleh karena itu, bagi perusahaan 
manufaktur, segala hal terkait proses produksi akan menjadi penting dan 
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 
Terdapat banyak keputusan yang memiliki pengaruh terhadap proses 
produksi ini. Di antaranya yaitu keputusan mengenai sumberdaya manusia 
dan sistem kerja, persediaan bahan baku dan perencanaan untuk hal tersebut, 
desain produk yang akan dihasilkan, lokasi produksi, desain tata letak dari 
fasilitas produksi, tata letak fasilitas kantor, tata letak gudang, tata letak lini 
pabrikasi dan lini perakitan juga tetntu saja sistem penanganan persediaan di 
gudang dimana semua keputusan mengenai hal ini akan berpengaruh 
4 
terhadap proses produksi. 
Proses produksi barang dan jasa akan memerlukan fasilitas berupa lokasi, 
gedung, dan sumber daya lain. Perencanaan dari pengadaan dan pengelolaan 
fasilitas ini memerlukan perhitungan yang baik karena akan memengaruhi 
proses produksi nantinya, baik dari segi biaya, waktu, kelancaran, maupun 
kinerja karyawan. 
Dalam proses produksi bukan hanya Proses produksi yang diutamakan, 
akan tetapi sistem penunjang lain yang juga meruapakan hal-hal teknis yang 
dapat ditingkatkan. Ada beberapa penunjang produksi untuk perusahaan 
manufaktur yaitu Office Section, Quality, Maintenance, Logistic/Gudang.
Peningkatan untuk hal teknis ini bisa berupa peningkatan metode/ 
pengelolaan/manage dari section tesebut. 
Produksi dan sistem penunjang produksi yang efektif dan efisien memberi 
manfaat besar bagi kinerja perusahaan. Produksi dimulai dari material sampai 
barang jadi maka penanganan material dan bahan jadi menjadi sangat penting, 
ilmu yang mempelajari penanganan material dan bahan jadi yaitu manajemen 
5 
gudang. 
Manajemen gudang menentukan kelancaran proses diawal produksi, 
sehingga proses ini memerlukan perhatian lebih di dalamnya. Perhatian lebih 
ini termasuk dengan sistem penunjang gudangnya. Penerapan manajemen 
gudang yang baik akan dapat memperlancar proses inpu-output, 
meningkatkan efesiensi lahan gudang, dan mengontrol penyimpanan 
persediaan dalam proses penyimpanan. 
Berkaitan dengan hal-hal yang telah diuraikan di atas, terlihat betapa 
pentingnya manajemen gudang. Oleh karena itu Penulis mengambil judul 
“PENGONTROLAN PERSEDIAAN FINISH GOOD DI PT HINO 
MOTORS MANUFACTURING INDONESIA PLANT MACHINING”
6 
B. TUJUAN PKL 
Tujuan dilaksanakannya KPB-PKL ini adalah 
1. Untuk mengetahui metode penanganan persediaan gudang finish good di 
PT HINO MOTORS MANUFAKTURING INDONESIA PLANT 
MACHINING. 
2. Untuk mengetahui metode pengontrolan finish good di gudang finish 
good di PT HINO MOTORS MANUFAKTURING INDONESIA PLANT 
MACHINING. 
C. MANFAAT PKL 
Manfaat dilaksanakan KPB-PKL ini adalah 
1. Bagi Diri Pribadi. 
Sebagai salah satu sarana pembelajaran bagi penulis sekaligus 
menjadi penambah wawasan dan pengetahuan baru di bidang manajemen 
operasional, khususnya tentang penanganan persediaan finish good. 
2. Bagi Perusahaan. 
Untuk membantu memecahkan masalah dan mengantisipasi 
masalah yang ada di Perusahaan hingga hasil penelitian ini dapat 
digunakan sebagai salah satu masukan dalam pengambilan keputusan 
guna mengatasinya. 
3. Bagi Pihak Lainnya. 
Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan sumbangan sebagai 
referensi tambahan bagi kepustakaan sekolah tinggi ilmu ekonomi, dan 
dalam bidang Manajemen Operasional.
BAB II 
GAMBARAN UMUM DAN LANDASAN TEORI 
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 
7 
1. Sejarah Singkat Perusahaan 
PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia (HMMI) adalah sebuah 
perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur pembuatan truck. 
Hino di kenal di Indonesia pada tahun 1970, Hino adalah produsen dan 
eksportir di Jepang untuk jenis mobil besar seperti truck pada skala 
global, perusahaan ini memiliki perimgkat ketiga dalam pencapaian 
volume produksi setelah Draimler Benz AG dan Navistar International 
Corp. Perusahaan ini adalah inovator dalam bidang kendaraan yang 
ramah lingkungan, Hino juga erat kaitannya dengan Toyota Motor 
Corporation untuk perakitan truck dan beberapa kendaraan bus dalam 
skala besar, Toyota mengontrol 16,4 % saham Hino yang luar biasa. 
PT. Hino motors Manufacturing Indonesia merupakan pangkal 
produksi strategis untuk kawasan ASEAN yang dapat memenuhi semua 
kebutuhan pasar dalam negeri maupun regional ini, PT. Hino Motors 
Manufacturing Indonesia terletak di daerah Kawasan Industri Kota Bukit 
Indah, Purwakarta Jawa Barat. 
Hino didirikan pada tahun 1910 oleh Tokyo Gas Industri Company 
(TIGC) yang mengawali pembuatan truck untuk mengantisispasi dan
memenuhi kebutuhan ekonomi berhasil membuat prototype, TIGC 
memulai memproduksi secara masal pada tahun 1918 dengan truk model 
“TGE A-Type” dimana tipe ini langsung populer sejak diluncurkan dan 
menguasai pasar selema beberapa tahun. Seiring dengan berkembangnya 
industrialisasi yang semakin pesat pasa tahun 1930 banyak industri mobil 
yang berkonsolidasi, dan pada tahun 1937 Tokyo Gas bergabung dengan 
dua industri otomotif lainnya yaitu Automobile Industry Company, Ltd 
dan Kyodo Kokusan K. K (Kabushki Kaisha) namanya kemudian berubah 
menjadi Tokyo Automobile Industry Company. Seiring dengan perjalanan 
Jepang atas Cina tahun 1941 dan embargo Amerika, Tokyo Automobile 
berubah menjadi supplier mesin perang dan namanya menjadi diesel 
8 
Motors Industri Co, Ltd. 
Pada tahun 1942 perang Jepang dan Amerika pecah dan 
mengakibatkan Diesel Motors berbagi menjadi dua pecahan yang besar 
menyandang nama lama yang kemudian menjadi Isuzu Motors 
sedangkan pecahan yang kecil menjadi Hino Heavy Industri Company 
Ltd. 
Produksi bus pertama tahun 1952 “Blue Ribbon”, bus dengan kode 
BD10/30 design Eropa dengan mesin tertanam dibawah lantai dengan 
pesat berkembang namanya berubah menjadi Hino Motors Ltd Pada 
tahun 1959 serta mulai bekerja sama dengan Toyota dan produk 
pertamanya adalah sedan Contessa dan Renault 4 cv. Kemudian pada 
tahun 1964 memulai pembuatan truk yang legendaris sampai sekarang
“RANGER”. Selanjutnya Hino menjadi anak perusahaan Toyota sejak 
9 
tahun 2001. 
Pada tanggal 17 Desember 1982 PT. Hino Indonesia 
Manufacturing didirikan dengan bekerjasama dengan PT. Nasional 
Motors, PT. Unicor Prima Moto, Hino Motors Ltd dan Sumitomo 
Cooporation, PT. Hino Indonesia Manufacturing didirikan dengan modal 
sebesar US$5 million yang pada saat itu memproduksi beberapa 
rangkaian komponen manufaktur seperti : Diesel, Engine, Steering, 
Cabin, dan Chasis. 
Pada tahun 1997 modal semakin bertambah menjadi US$ 19,3 
million yang kemudian dikembangkan dengan menambah jumlah 
produksi komponen manufaktur sperti : Tranmission, Front Axle, Rear 
Axle, Vehicle Assembly dan chasis. Selain proses assembly, PT. Hino 
Indonesia Manufacture juga memperoleh izin untuk mengeksport 
komponen ke negara lain, sehingga pada tahun 1998 modal semakin 
bertambah menjadi US$ 47,8 million. 
Pada tahun 2003 PT. Hino Indonesia Manufacture berubah nama 
menjadi PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia (PT.HMMI) dengan 
pabrik baru yang beralokasi di Jl. Damar Blok D1 No.1 Kawasan Kota 
Bukit Indah, Purwakarta Jawa Barat dengan saham terakhir dari PT. 
Indomobil Sukses International Tbk sebesar 10% dan Hino Ltd (Jepang) 
sebesar 90%.
Beberapa anak perusahaan Hino Motors Ltd adalah Hino Thai 
Industry Co, Ltd (Thailand), Thailang Hino Motors Sales Ltd (Thailand), 
Philipinas Hino Inc (Filipina), Hino Motors (Malaysia), PT. Hino Motors 
Manufacturing Indonesia, Hino Vietnam Ltd (51%), Kouzui Motors Ltd 
(Taiwan), Ho-Tai Motor Co. Ltd (Taiwan). Long Ri Bus Corporation 
(Cina, 12 %), Hinopak Motors Limited (Pakistasn), Hino Motors Sales 
Australia Pty Ltd, Hino Diesel Truck (USA), Hino Engine Service 
(USA), Hino Diesel Truck (Kanada), Hino Motors International (USA), 
dan Hino Motors (Eropa) NV (Belgia). 
Contoh gambar produk PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia 
Ditunjukkan seperti gambar berikut ini : 
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia 
Gambar 2.1 
Contoh Perakitan Truck Hino 
10
2. Visi dan Misi PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia 
Perkembangan yang pesat dan prestasi yang telah diraih oleh PT. 
Hino Motors Manufacturing Indonesia tidak lepas dari pandangan yang 
jauh kedepan dari para pendiri dan pemimpin perusahaan ini. Kebulatan 
tekad, kerja sama, dan kerja keras seluruh karyawan yang mengiringi visi, 
misi dan budaya perusahaan telah membawa PT. Hino Motors 
Manufacturing Indonesia (PT.HMMI) menjadi salah satu perusahaan yang 
kuat di Indonesia. Berikut adalah visi dan misi yang dimiliki PT. HMMI: 
11 
a. Visi 
Menjadi perusahaan otomotif terhandal dan terpercaya didalam negeri. 
b. Misi 
1) Mengembangkan seluruh sumber daya yang dimiliki secara 
berkesinambungan untuk meningkatkan profesionalisme bagi 
kepuasan pelanggan. 
2) Memberikan kontribusi dan berupaya sepenuhnya bagi 
pengembangan usaha perseroan. 
3) Memberikan komitmen dan nilai terbaik bagi seluruh pihak 
terkait yang berkepentingan, dengan memperhatikan 
kepentingan masyarakat. 
Dari visi dan misi tersebut tergambar secara jelas komitmen dan 
nilai terbaik yang akan diberikan perusahaan terhadap pihak masyarakat di 
sekitar lokasi pabrik dan juga pihak terkait lainnya yang berkepentingan 
(pemangku kepentingan).
12 
3. Aspek dan Kegiatan Usaha 
a. Produk dan Pemasaran 
PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia merupakan 
Industri manufaktur yang menggunakan pola aliran flow shop 
dimana pola aliran tersebut memproses dari satu mesin ke mesin 
yang lainnya dalam urutan tertentu. Pola aliran ini sesuai dengan 
industri manufaktur yang terdapat assembly dengan satu urutan 
tertentu dalam suatu produksinya. 
PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia memproduksi 
dua macam kendaraan, yaitu bus dan truk. Mesin yang digunakan 
untuk semua kendaraan menggunakan mesin diesel sebagai 
motornya. Dimana bus dan truk tersebut diproduksi sendiri oleh 
PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia. 
PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia memproduksi 
vehicle assembly yaitu rangkaian frame untuk bus dan rangkaian 
frame dengan cabin untuk truk. Sedangkan bodi merupakan 
karoseri dan perusahaan lain. Selain memproduksi vehicle 
assembly dan commponent assembly, PT. Hino Motors 
Manufacturing Indonesia juga mempunyai izin untik mengekspor 
beberapa komponen ke negara luar.
b. Model Truck dan Bus Produksi PT. HMMI 
1) Model Truk PT. HMMI 
Model truk PT. HMMI ditunjukkan pada tabel 2.1 dan 2.2 
13 
berikut ini : 
Tabel 2.1 
Model Truk Kecil 
DUTRO 125 
ST 
DUTRO125 
LT 
DUTRO 125 
HT 
DUTRO 140 
GT 
4 Ban 6 Ban 6 Ban 6 Ban 
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia 
Tabel 2.2 
Model Truk Besar 
MODEL KIND BERAT 
FG1JJPB-BGJ 4X2 15.1 
FG1KPB-BGJ 4X2 15.1 
FG1KPB-BGJL 4X2 15.1 
FG1JKRB-NGJ 4X2 15.1 
FG1JKRB-NGJL 4X2 15.1 
FL1JNPA-BGJ 6X2 26.0 
FL1JNRA-RGJ 6X2 26.0 
FM1JNPD-RGJ 6X4 26.0 
FM1JKPM-RGJ 6X4 26.0 
SG1JDPA-SGJ 4X2 26.0 
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
Model Bus PT. HMMI 
PT. HMMI memperoduksi empat tipe bus, yaitu : 
a) Tipe AK1JRKA-BAB ( Mesin di depan) 
b) Tipe RK1JSKA-BAB (Mesin di belakang) 
c) RG1JSKA-BAJ (Mesin di depan) 
d) FB2WGKZ-EN (Mesin di depan) 
14 
4. Struktur Organisasi 
Dalam suatu organisasi dengan segala aktifitasnya terdapat 
hubungan di antara orang-orang yang menjalankan aktifitas tersebut, 
makin banyak kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi, makin 
kompleks pula hubungan-hubungan yang ada. 
Berukut ini adalah uraian tentang unsur-unsur organisasi pada PT. 
Hino Motors Manufacturing Indonesia : 
a) Presiden Direktur 
b) Direktur 
c) General Manager 
d) Production Manager 
PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia terdapat beberapa 
pembagian divisi kerja, adapun divisi tersebut sebagai berikut : 
a) Quality Control Division 
b) Engineering Division 
c) Coorporate Affair Division 
d) Finance and Accounting Division
e) Human Resource and Generar Affair Division 
f) Information Technology Division 
15 
g) Procurement Division 
h) Logistic Division 
i) Maintenance Division 
j) Purchasing Division 
k) Export-Import Division 
l) Project Control Division 
m) Unit Production Division 
n) Vehicle Division 
o) Hino product Investigation Division 
p) Bussiness Administration Division 
q) Plant Adminitration Division 
r) Safety Division 
s) Internal Audit Division 
t) Service Part and Packing Export Division 
u) Machining Division 
Machining Division 
Sesuai dengan namanya Machining Division atau divisi machining 
merupakan divisi yang bergerak di bidang produksi komponen-komponen 
menggunankan mesin untuk proses pembuatannya. Divisi
machining diresmikan pada tahun 2012 dengan spesifikasi produk 
16 
sebagai berikut : 
a) Conecting rod Line 
Line ini diresmikan pada bulan september 2012 dengan 
proses produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai 
produksi N20, N30, N40, N50. 
b) Camshaft Line 
Line ini diresmikan pada bulan february 2013 dengan 
proses produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai 
produksi N20, N30, N40, N50. 
c) Crankshaft 
Line ini diresmikan pada bulan mei 2013 dengan proses 
produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai produksi 
N20, N30, N40, N50. 
d) Cylinder Head 
Line ini diresmikan pada bulan september 2013 dengan 
proses produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai 
produksi N20, N30, N40, N50. 
e) Cylinder Block 
Line ini diresmikan pada bulan february 2014 dengan 
proses produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai 
produksi N20, N30, N40, N50.
f) Project Propeller Shaft dan Axle 
Line ini dalam proses project, ditargetkan pada tahun 2014 
sudah mulai produksi berjalan dengan produksi bertahap. Line 
dalam proses instalasi mesin dengan pihak supplier dan masih 
tanggung jawab enginering japan. 
Adapun struktur organisasi divisi Machining Production sebagai 
General Manager 
H. Kobayashi 
Advisor 
17 
berikut : 
Bagus. S 
Oktavianus S 
Manager 
Hery Budianto 
Supervisor 
Foreman 
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia 
Gambar 2.2 
Struktur Organisasi Machining Division
18 
c. LANDASAN TEORI 
1. Manajemen Operasional 
Dalam ilmu manajemen dikenal istilah modal-modal dalam 
membentuk suatu bisnis, istilah ini dikenal dengan 5M yaitu Money, 
Man, material, methode dan machine. Disiplin ilmu yang mempelajari 
segala macam hal mengenai machine dan methode (proses) dikenal 
dengan nama manajemen operasi. 
Dalam buku Operations Manajemens Edisi kesembilan karya Heizer 
Render (2011:4) menyebut bahwa “manjemen operasi (operations 
manajemen-OM) adalah manajemen sistem atau proses yang 
menciptakan barang dan/atau menyediakan jasa”. 
Bidang ilmu manajemen operasional merupakan bidang ilmu yang 
mencakup banyak hal dan keputusan dalam berbagai aspek. Heizer dan 
Render (2011:9) menyebutkan bahwa terdapat sepuluh keputusan 
strategi terkait manajemen operasi. Kesepuluh area keputusan strategis 
tersebut adalah: 
a. Desain produk dan jasa 
b. Manajemen mutu 
c. Desain proses dan kapasitas 
d. Lokasi 
e. Desain Tata Letak 
f. Sumber Daya Manusia dan Sistem Kerja 
g. Manajemen Rantai Pasokan (supply chain management)
h. Persediaan, perencanaan kebutuhan bahan, dan JIT (just-in-time) 
i. Penjadwalan jangka pendek dan menengah 
j. Perawatan (maintenance) 
Keseluruhan aspek ini wajib dimiliki oleh perusahaan agar dapat 
bersaing di era modern atau era global. Dalam hal ini upaya perbaikan 
terus menerus/kaizen dalam setiap aspek sangat diperlukan, oleh sebab 
itu peningkatan aspek-apek teknis menjadi sangat penting. 
19 
2. Manajemen Gudang 
Manajemen pergudangan dirancang bertujuan untuk mengontrol 
kegiatan pergudangan. yang diharapkan dari pengontrolan ini adalah 
terjadinya pengurangan biaya-biaya yang ada di dalam gudang, 
pengambilan dan pemasukan barang ke gudang yang efektif dan 
efisien, serta kemudahan dan keakuratan informasi stok barang di 
gudang. sistem informasi mengenai manajemen pergudangan ini sering 
disebut dengan warehouse management system (WMS). 
a. Pengertian Gudang 
Warman (2004 : 5) gudang (kata benda) adalah bangunan 
yang dipergunakan untuk menyimpan barang dagangan. 
pergudangan (kata kerja) ialah kegiatan menyimpan dalam gudang. 
Jadi gudang adalah suatu tempat yang digunakan untuk 
menyimpan barang baik yang berupa raw material, barang work in 
process atau finished goods. Pengertian gudang yang ada didalam 
pergudangan yang berarti merupakan suatu kegiatan yang
berkaitan dengan gudang. Yunarto dan Santika (2005) kegiatan 
tersebut dapat meliputi kegiatan movement (perpindahan), storage 
(penyimpanan) dan information transfer (transfer informasi). 
20 
b. Fungsi Gudang 
Arwani (2009 : 23) peranan gudang dapat dikategorikan 
dalam tiga fungsi utama : 
1) Fungsi penyimpanan (storage and movement) 
Fungsi paling mendasar dari gudang adalah tempat 
penyimpanan barang, baik bahan mentah, setengah jadi, 
maupun barang jadi. Tujuan dari manajemen adalah bagaimana 
menggunakan ruang (space) seoptimal mungkin untuk 
menyimpan produk dengan biaya tertentu. 
2) Fungsi melayani permintaan pelanggan (order full filment) 
Aktivitas menerima barang dari manufaktur atau supplier 
dan memenuhi permintaan dari cabang atau pelanggan 
menjadikan gudang sebagai fokus aktivitas logistik. Gudang 
berperan menyediakan pelayanan dengan menjamin 
ketersediaan produk dan siklus order yang reasonable. Sistem 
ini akan menurunkan biaya, karena pengiriman dari manufaktur 
bisa dibuat secara berkala, cukup dengan kuantitas truk atau 
mobil box. Dengan menyimpan stok dalam jumlah tertentu, 
akan membantu manufaktur dari permintaan yang fluktuatif.
3) Fungsi distribusi dan konsolidasi (distribution and 
21 
consolidation) 
Fungsi distribusi ini menjadikan gudang sebagai 
kepanjangan tangan dari penjualan dan pemasaran dalam 
memastikan penyampaian produk dan informasi kepada 
pelanggan sebagai titik penjualan (point of sale). Fungsi ini 
tercipta sebagai akibat dari karakteristik biaya transportasi. 
Pengiriman dalam jumlah besar, secara ekonomis lebih murah 
biayanya dibanding pengiriman dengan skala lebih kecil. 
Dalam sistem tertentu, fungsi distribusi dan konsolidasi 
menjadi fungsi utama dari gudang distribusi. 
c. Tujuan Pergudangan dan Fungsi Penyimpanan 
Tujuan dari penyimpanan dan fungsi gudang yaitu untuk 
memaksimalkan utilitas sumber-sumber yang ada ketika memenuhi 
keinginan konsumen dan juga untuk memaksimalkan pelayanan 
terhadap konsumen dengan kendala-kendala sumber yang ada. 
Sumber-sumber penyimpanan dan pergudangan yaitu ruang, 
peralatan, dan tenaga kerja. Permintaan konsumen untuk 
penyimpanan dan fungsi pergudangan dapat dilakukan secepat 
mungkin dan dalam kondisi yang baik. Maka, dalam mendesain 
fungsi penyimpanan dan pergudangan sedapat mungkin harus 
memenuhi tujuan berikut yaitu :
1) Maksimalisasi penggunaan ruang. 
2) Maksimalisasi penggunaan peralatan. 
3) Maksimalisasi penggunaan tenaga kerja. 
4) Maksimalisasi akses ke seluruh barang yang disimpan. 
5) Maksimalisasi perlindungan untuk seluruh barang yang 
22 
disimpan. 
d. Tipe-Tipe Gudang 
Sugiharto (2009 : 12) dalam bukunya menyebutkan 
beberapa macam tipe gudang, yaitu : 
1) Gudang pabrik (Manufacturing plant warehouse) 
Transaksi di dalam gudang ini meliputi penerimaan dan 
penyimpanan material, pengambilan material, penyimpanan 
barang jadi ke gudang, transaksi internal gudang, dan 
pengiriman barang jadi ke central warehouse, distribution 
warehouse, atau langung ke konsumen. 
Warman (2005 : 6) manufacturing plant warehouse dapat 
dibagi-bagi lagi menjadi : 
1) Gudang operasional
Gudang operasional digunakan untuk menyimpan raw 
material dan sparepart yang nantinya akan diperlukan 
dalam proses produksi. 
2) Gudang perlengkapan 
Gudang perlengkapan merupakan gudang yang 
digunakan untuk menyimpan perlengkapan yang akan 
digunakan untuk meperlancar proses produksi. 
3) Gudang pemberangkatan 
Gudang pemberangkatan adalah tempat yang digunakan 
untuk menyimpan barang yang telah menjadi finish good. 
23 
4) Gudang musiman 
Gudang musiman adalah gudang yang bersifat 
insidentil dan hanya ada pada saat gudang-gudang 
operasional dan pemberangkatan penuh. 
2) Gudang pokok (Central warehouse) 
Transaksi didalam central warehouse meliputi penerimaan 
barang jadi (dari manufacturing warehouse, langsung dari 
pabrik, atau dari supplier) ,penyimpanan barang jadi ke gudang, 
dan pengiriman barang jadi ke distribution warehouse. 
3) Gudang distribusi (Distribution warehouse)
Distribution warehouse adalah gudang distribusi. transaksi 
dalam gudang ini meliputi penerimaan barang jadi (dari central 
warehouse, pabrik, atau supplier), penyimpanan barang yang 
diterima dari gudang, pengambilan dan persiapan barang yang 
akan dikirim, dan pengiriman barang ke konsumen. Terkadang 
distribution warehouse juga berfungsi sebagai central 
24 
warehouse. 
4) Gudang Grosir (Retailer warehouse ) 
Dapat dikatakan gudang yang dimiliki toko yang menjual 
barang langsung ke konsumen. 
e. Penyimpanan Barang 
Dalam penyimpanan barang digudang terdapat 2 teknik 
yang terdiri dari tata letak penyimpanan barang dan racking 
system. 
1) Penyimpanan barang dalam gudang atau biasanya disebut 
dengan layout barang merupakan suatu metode peletakan 
barang dalam gudang untuk mempermudah, mempercepat dan 
meningkatkan efisiensi dari gudang tersebut dalam menampung 
barang maupun mengalirkan permintaan barang kepada pihak 
yang melakukan permintaan. Pihak yang melakukan 
permintaan ini dapat dibagi menjadi internal customer dan 
external customer. Internal customer adalah pelaku demand
yang berada dalam perusahaan yaitu departemen lain dalam 
perusahaan. Sedangkan external customer adalah konsumen 
dalam pengertian secara umum yaitu pihak pelaku demand 
yang berasal luar perusahaan. 
2) Racking system adalah suatu cara untuk meningkatkan 
kapasitas tanpa melakukan pelebaran gudang. Selain itu juga 
dapat digunakan untuk melakukan pengelompokan barang 
sehingga gudang terlihat lebih teratur tanpa membutuhkan 
tempat yang lebih luas. 
f. Sistem Pengerakan (Racking System) 
Tujuan dari sistem rak yang utama adalah untuk 
meningkatkan kapasitas gudang tanpa harus melakukan pelebaran 
gudang. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan sistem 
rak kita akan melakukan penyusunan barang dengan konsep 
bertingkat, dengan kata lain kita melakukan pemanfaatan 
ketinggian untuk memperbanyak kapasitas dari gudang. 
Rak dalam konsep ini dapat terdiri dari dua macam rak 
25 
yaitu : 
1) Rak permanen 
Rak permanen yaitu rak yang memiliki konstruksi 
bangunan yang permanen, dengan kata lain rak permanen tidak 
akan dipindah-pindahkan jika diperlukan di bagian lain.
Kalaupun rak ini dapat dipindahkan atau dibongkar akan 
membutuhkan biaya yang besar, karena rak ini sudah menjadi 
bagian tetap dari gudang. 
26 
2) Rak sementara 
Rak sementara terdiri dari konstruksi rak yang dapat 
dipindah-pindah atau dibongkar jika sudah tidak diperlukan. 
Rak sementara biasanya digunakan jika layout suatu gudang 
belum pasti dan sering mengalami perubahan yang disebabkan 
oleh hal-hal yang menjadi keterbatasan perusahaan. Salah satu 
bentuk rak sementara ada pada gambar berikut : 
Sumber : starconsulting.wordpress.com 
Gambar 2.3 
Rak Sementara
27 
3. Manajemen Persediaan 
a. Pengertian Persediaan 
Barang yang disimpan dalam gudang ini dapat pula disebut sebagai 
persediaan. Secara umum persediaan dapat diklasifikasikan 
berdasarkan dua hal yang umum, yaitu klasifikasi persediaan 
berdasarkan fungsi dari barang dalam gudang dan klasifikasi 
persediaan berdasarkan kecepatan arus aliran barang. Menurut Arman 
(2003 : 103) Klasifikasi persediaan berdasarkan fungsi barang terbagi 
atas 4 bagian, yaitu : 
1) Sebagai bahan baku (raw material) 
Raw material merupakan barang yang akan diproses 
dan diberi nilai tambah untuk kemudian dapat dijual dan 
dipasarkan kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi. 
raw material dapat berbeda-beda untuk setiap perusahaan 
tergantung jenis usaha dan tujuan usahanya. 
Barang yang menjadi raw material di suatu perusahaan 
belum tentu menjadi raw material pula diperusahaan lain. 
Dapat saja raw material disuatu perusahaan menjadi finished 
good diperusahaan lain. 
2) Sebagai barang setengah jadi (work in process) 
Barang work in process dalam bahasa sehari-hari 
dikenal dengan nama barang setengah jadi. Barang work in 
process ini adalah raw material yang dikenal proses untuk
menjadi suatu produk hanya saja belum selesai, atau dapat 
dikatakan masih setengah jadi. 
3) Sebagai barang jadi (finished good) 
Finished good merupakan barang yang siap untuk 
disajikan atau siap untuk dipasarkan kepada konsumen. 
Finished good ini merupakan barang yang diperoleh dari 
bahan dasar berupa raw material yang telah diproses dari 
bahan dasar berupa raw material yang telah diproses dan 
28 
diberi nilai tambah. 
4) Sebagai peralatan (tools) 
Peralatan adalah barang yang tidak memberikan nilai 
tambah kepada suatu raw material untuk menjadi finished 
good, akan tetapi sparepart akan sangat berguna sekali untuk 
mendukung kelancaran proses pemberian nilai tambah kepada 
raw material untuk menghasilkan finish good. 
Klasifikasi persediaan berdasarkan aliran arus barang yang 
terbagi atas 3 yaitu : 
1) Barang cepat (fast moving) 
Barang-barang yang disebut sebagai fast moving adalah 
barang dengan aliran yang sangat cepat, atau dengan kata lain 
barang fast moving ini akan berada digudang dalam waktu 
yang sangat singkat. 
2) Barang sedang (medium moving)
Barang medium moving adalah barang-barang yang aliran 
barangnya sedang-sedang saja, tidak terlalu cepat atau terlalu 
lambat. Biasanya barang ini akan berada di gudang dalam 
waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengan 
barang-barang fast moving. 
3) Barang lambat (slow moving) 
Barang-barang slow moving merupakan barang dengan 
arus aliran barang yang sangat lambat, sehingga biasanya 
barang-barang yang slow moving ini akan tersedia digudang 
dalam jangka waktu yang cukup lama. 
29 
b. Fungsi Persediaan 
Menurut Heizer dan Render, persediaan memiliki 6 fungsi penting 
yang menambah fleksibilitas dari suatu perusahaan, yaitu : 
1) Persediaan barang untuk memenuhi permintaan yang diantisipasi 
akan timbul dari konsumen 
2) Untuk memasangkan produksi dengan distribusi 
3) Untuk mengambil keuntungan dari potongan pembelian dalam 
jumlah besar yang dapat menurunkan biaya produk 
4) Untuk melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan harga 
5) Untuk menghindari kekurangan stok yang dapat terjadi karena 
cuaca, kekurangan pasokan, masalah mutu, atau kesalahan 
pengiriman.
6) Untuk menjaga agar operasi berlangsung dengan baik dengan 
menggunakan barang dalam proses sebagai persediaan. 
c. Proses Alur Persediaan (Flow Process Inventory) 
Flow Inventory adalah alur jalannya inventory tersebut dalam 
bisnis perusahaan. Jadi dapat dikatakan bahwa bentuk dari flow 
process tersebut ditentukan dari bagaimana bentuk dari bisnis 
perusahaan tersebut. Semakin kompleks bisnis maka flow process 
dari inventory ini akan semakin panjang, sedangkan jika bisnis tidak 
kompleks maka flow process akan pendek. Flow process inventory 
dapat digambarkan secara umum menjadi : 
Sumber : http//digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=98qual 
Gambar 2.4 
Flow Process Inventory 
30
Gambar 2.3 merupakan gambaran secara umum dari flow process 
inventory. Supplier merupakan mata rantai pertama dari flow process, 
dimana tugas utama dari supplier adalah mendatangkan raw material 
dan sparepart. Raw material yang telah didatangkan dan sparepart 
disimpan dalam gudang raw material karena diasumsikan barang dari 
supplier akan langsung diproses sehingga nantinya akan menghasilkan 
work in process bahkan finished goods ini nantinya akan disimpan 
dalam gudang finished goods untuk memenuhi customer demand. 
d. Metode Penanganan Persediaan 
Persediaan merupakan salah satu aspek yang sangat rentan dari 
penurunan kualitas. Maka dari itu, persediaan harus diatur 
sedemikian rupa agar selalu optimal dalam kegiatannya. Persediaan 
dikatakan optimal jika, persediaan dapat menguntungkan dari segia 
biaya, defresiasi dan lain-lain. Aktifitas persediaan meliputi input, 
output, dan pencatatan data, Menurut Heizer dan Render (2011) 
metode penanganan dari persediaan meliputi : 
1) First In First Out (FIFO) 
First In First Out (FIFO) adalah suatu metode penanganan 
persediaan dimana yang masuk pertama dikeluarkan pertama, hal 
ini dilakukan agar persediaan tersebut dapat mempertahankan 
kualitas atau persediaan yang tingkat defresiasinya tinggi. 
2) Last In First Out (LIFO) 
31
Last In First Out (LIFO) adalah suatu metode penanganan 
persediaan dimana yang masuk terakhir dikeluarkan pertama, hal 
ini dilakukan agar pengeluaran kepada konsumen tetap persediaan 
terbaru dan juga agar konsumen merasa puas akan kualitas barang 
32 
yang baik dan terbaru. 
3) Random 
Random adalah suatu metode penanganan persediaan dengan 
sistem acak/ bebas dalam pengaturan input dan outputnya. 
Metode ini jarang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan karena 
metode ini kurang fleksible dalam penggunaanya. 
Pemilihan metode mana yang digunakan tergantung dari kebijakan 
masing-masing. Setiap metode mempunyai karakteristik yang 
berbeda-beda, misalnya metode FIFO biasanya digunakan pada 
produk yang karakteristiknya mudah rusak dalam jangka waktu 
pendek. Prinsipnya persediaan yang lama tersimpan dikeluarkan 
pertama, sehingga persediaan tersebut lebih cepat digunakan oleh 
konsumen. Metode LIFO biasanya digunakan diperusahaan 
supermarket terutama pada produk Fashion. Prinsip metode ini ada 
persediaan yang baru tersimpan dikeluarkan pertama, sehingga yang 
terjual adalah produk terbaru, dan untuk persediaan lama dikeluarkan 
diskon dengan prinsip cuci gudang. 
e. Kontrol Persediaan (Inventory Control)
Sebagaimana menurut Chase, Jacob, dan Aquilino (2006 : 589), 
Inventory adalah persediaan segala macam barang ataupun sumber 
daya yang digunakan di dalam organisasi, yang dapat menjadi aset 
dan nilai bagi perusahaan sehingga perlu diatur sedemikian rupa 
untuk menjaga kestabilan dan kelancaran proses produksi. 
Menurut pendapat Assauri (2004 : 176) : pengawasan persediaan 
adalah merupakan salah satu kegiatan yang berurutan erat sama lain 
dalam seluruh operasi produksi perusahaan sesuai dengan apa yang 
telah direncanakan lebih dahulu. 
Menurut Palimirma (2011), untuk melakukan perhitungan 
inventory perusahaan agar lebih akurat bisa melakukan hal seperti 
33 
berikut : 
1) Stok opname : perhitungan barang pada awal dan akhir periode 
yang dihitung, cara ini merupkan ketentuan yang harus dilakukan 
oleh manajemen untuk menentukan jumlah persediaan akhir, 
sebagai salah satu persyaratan memperoleh unqualified opinion. 
2) Menggunakan metode pencatatan perpetual. 
3) Menggunakan metode agregatif. 
Kelemahan-kelamahan dari masing-masing cara tersebut dapat kita 
lihat sebagai berikut: 
1) Metode periode ( periodic method ): 
Persediaan merupakan komponen cost of goods sold maka 
perhitungan kuantitas persediaan yang dilakukan dengan stock
opname tergantung dari kelengkapan data/catatan dan 
perhitungan barang. dengan cara ini perhitungan persediaan yang 
dibebankan pada cost of goods sold ada kemungkinan 
overstatement, karena hanya membandingkan dan menghitung 
jumlah barang yang dimiliki dikurangi dengan persediaan akhir. 
Sehingga kalau terjadi adanya barang yang hilang, rusak, 
menguap, turun kualitas dan sebagainya, maka hal ini bila tidak 
terungkap akan menyebabkan laporan laba-rugi tidak atau kurang 
informatif. Karena adanya kerugian-kerugian yang seharusnya 
diperlukan sebagai kerugian extraordinary item, kemudian 
dengan perhitungan stock opname secara berkala tidaklah cukup 
sebagai dasar pembuatan keputusan yang bersifat manajerial 
34 
secara cepat. 
2) Metode perpetual 
Dalam metode perpetual ini terdapat kelemahan pada saat 
menentukan nilai dan jumlah barang, karena dengan metode 
pencatatan yang continue ini berarti saldo persediaan setiap saat 
dapat diketahui, namun perlu diperhatikan bahwa dengan hanya 
menghitung jumlah barang berdasarkan catatan akan 
mengakibatkan nilai persediaan overstatement, karena adanya 
persediaan rusak dan sebagainya. Oleh karena itu yang lebih tepat 
dalam menentukan jumlah persediaan adalah kalau menggunakan 
metode gabungan antara metode perpetual dengan stock opname.
35 
3) Metode agregatif 
Dalam metode ini kesulitannya sama dengan kesulitan yang 
dialami metode perpetual, kalau dalam hal pembahasannya adalah 
masalah penentuan harga persediaan. Dalam metode ini juga lebih 
tepat kalau penentuan jumlah dan nilai persediaan dan nilai 
persediaan dikombinasi dengan stock opname. 
f. Tujuan Kontrol Persediaan 
Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu 
perusahaan sudah tentu mempunyai tujuan tertentu. Menurut 
pendapat Assauri (2004 : 117), tujuan pengendalian persediaan secara 
terperinci dapat dinyatakan sebagai usaha untuk : 
1) Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan 
sehingga dapat mengakibatkan terhentinya produksi. 
2) Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak 
terlalu besar atau berlebih-lebih, sehingga biaya-biaya yang 
ditimbulkan dari persediaan tidak terlalu besar. 
3) Menjaga agar pembelian kecil-kecilan dapat dihindari karena ini 
akan berakibat biaya pemasaran menjadi besar. 
4) Meminimalkan barang-barang yang tidak laku, kelebihan atau 
usang dengan melaporkan perubahan produk yang mempengaruhi 
bahan baku.
5) Memastikan persediaan yang cukup untuk pengiriman segera ke 
36 
pelanggan. 
6) Menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan kedalam 
persediaan berada di tingkat yang konstan dengan kebutuhan 
operasi dan perencanaan manajemen. 
g. Sistem Kontrol Persediaan (Inventory Control System) 
Dalam inventory control system, menurut Russel dan Taylor (2003 
: 459), ada dua tipe dari inventory control system, yaitu : 
1) Sistem inventory berkelanjutan (Continous inventory system) 
Jumlah konstan diperintahkan saat persediaan menurun 
ketingkat yang telah ditetapkan, disebut sebagai titik pemesanan 
ulang, suatu tatanan baru ditempatkan untuk mengisi stok 
persediaan. Urutan yang ditempatkan merupakan jumlah yang 
tetap untuk meminimalkan biaya total persediaan. Jumlah ini 
yang disebut kuantitas pesanan ekonomi. 
2) Sistem persediaan berkala (periodic inventory system) 
Dalam sistem persediaan periodik, persediaan dihitung pada 
interval waktu tertentu, dalam sistem ini tingkat persediaan tidak 
diawasi sama sekali selama interval waktu antara pesanan, 
sehingga memiliki keunggulan yaitu pencatatan yang diperlukan 
sedikit atau tidak diperlukan. Kelemahannya adalah kurang 
kontrol langsung.
BAB III 
HASIL DAN PEMBAHASAN 
37 
A. HASIL 
1. Manajemen Gudang Finish Good PT Hino Motors Manufakturing 
Indonesia. 
a. Gudang 
Di PT Hino Motors Manufakturing Indonesia itu sendiri gudang 
diartikan sebagai tempat penyimpanan barang jadi atau finish good 
dan bahan baku atau material baik bahan baku utama, bahan 
tambahan/ submaterial, consumable, dan assesoris/tool. 
Bahan baku utama terdiri dari material engine 5C (Conecting 
Rod, Camshaft, Crankshaft, Cylinder Head, Cylinder Block) dimana 
masing-masing mempunyai supplier yang berbeda. Bentuk-bentuk 
dari material tersebut pun berbeda, sehingga tempat penyimpanan/ 
casenya pun berbeda. Maka dari itu, sistem penanganan diatur 
sedemikian rupa agar ruang dari tata letak optimal. 
Bahan Tambahan terdiri dari bahan pelengkap dari bahan utama 
dimana bahan pelengkap ini pun sangat penting. Ada pribahasa bagai 
sayur tanpa garam, dimana bahan utama tidak akan maksimal 
digunakan jika tanpa bahan pelengkap. Contohnya baut dan mur 
merupakan bahan pelengkap tetapi fungsinya sangat penting.
Tool dan accesoris ini juga merupakan salah satu material yang 
harus dikelola departemen gudang baik penyimpanan sementara 
maupun penyimpanan tetap. Tools adalah alat yang dibutuhkan oleh 
departement produksi untuk tindakan penanganan perawatan 
mandiri/perventife maintainance di luar penanganan perawatan besar 
/reaktif maintainance. Perawatan besar merupakan tanggung jawab 
dari departement maintainance, jadi gudang peralatan untuk 
perawatan tersebut dimiliki sendiri oleh departemen tersebut yaitu 
warehouse fabrication and kaizen. 
Consumable merupakan peralatan wajib yang dipakai oleh 
pegawai dalam rangka safety, quality, delivery, cost, productifity. 
Consumable ini terdiri dari sarung tangan safety and healty, masker 
safety, alat tulis kantor, earplug safety, vest safety dll. Cunsumable 
ini juga penting untuk menjaga produktifitas, keselamatan dan 
38 
kesehatan kerja. 
PT Hino Motors Manufakturing Indonesia sendiri sistem 
manajemen gudang finish good yaitu dalam beberapa kegiatan 
diantaranya : 
1) Manajemen FIFO (First In First Out) 
FIFO (first in first out) yaitu dimana barang yang masuk 
pertama dikeluarkan pertama juga, sistem layout-nya pun harus 
di sesuaikan dengan prinsip FIFO itu sendiri. Keselarasan lay out 
dan FIFO ini memudahkan dalam hal lintasan dari pergerakan
barang, dalam hal ini akan memudahkan operator untuk 
memindahkan baik saat input produksi ataupun output delivery 
dan biasanya menggunakan forklift dalam hal pemindahannya. 
C1 C2 C2 C3 C3 C4 C4 C5 C5 C5 
OUT STOK OUT STOK OUT STOK OUT OUT STOK STOK 
IN IN STOK IN STOK IN STOK STOK STOK IN 
C1 = CONROD = STOCK IN (MACHINING PRODUCTION 
C2 = CAMSHAFT =STOCK OUT (GATE 3 LINE ASSYBLING) 
C3 = CRANKSHAFT 
C4 = CYL HEAD 
C5 = CYL BLOCK 
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia 
GAMBAR 3.1 
LAY OUT FINISH GOOD FIFO SYSTEM 
Pada gambar diatas terlihat lima produk yang dihasilkan 
dengan lay out masing-masing. Setiap produk mempunyai minimal 
dua baris, hal ini difungsikan satu baris untuk input dan lainnya 
untuk output. Proses input-output ini silih bergantian anatara baris 
A dan B, jika baris A input maka Baris B output begitupun 
sebaliknya jika A output maka B input. Fungsi penggolongan baris 
ini agar FIFO berjalan, dimana jika baris A first IN maka baris B 
39
last IN begitupun sebaliknya. Begitu pula jika baris A first OUT 
maka baris B last OUT. Fungsi lainnya penggolongan baris ini 
untuk meminimalisir pemindahan produk, yaitu hanya aktifitas 
Supply Finish Good Forklift Delivery 
40 
Input 
Proses 
Output 
Production Logistic Support Logistic 
JOB Produksi QC 
Walk In 
Proses 
case 
Penuh 
No 
Yes 
Prepare 
Storage 
QC 
Inspection 
prepare 
supply 
Prepare 
Docking 
Stock 
Prepare 
input 
data 
Prepare 
Prepare 
Docking 
delivery 
delivery 
input dan output dan tidak adanya loading docking. 
2) Alur Persediaan FIFO 
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia 
Gambar 3.2 
Flowchart Persediaan
b. Lay Out PT Hino Motors Manufakturing Indonesia. 
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia 
Gambar 3.3 
Lay out gudang PT HMMI plant machining 
41
42 
c. Persediaan 
Persediaan menurut PT Hino Motors Manufakturing 
Indonesia adalah segala sesuatu yang masih didaya gunakan di 
setiap departemen masing-masing. Persediaan di PT Hino 
Motors Manufakturing Indonesia tergantung dibagian masing-masing, 
dimulai dari departemen Logistic, Produksi, 
maintainance, Qulaity, Office Machining. Persediaan tersebut 
meliputi : 
1) Logistic 
Departemen logistic tersendiri meliputi persediaan raw 
material, sub material, accesoris, consumable, tool dan juga 
alat tulis kantor. 
2) Quality 
Departemen Quality meliputi persediaan consumable, 
alat tulis kantor dan submaterial, untuk departmen ini lebih 
ke persediaan alat ukur untuk pengukuran produk. 
3) Maintainance 
Departemen maintainance meliputi persediaan tool, 
spare part dan bulk part untuk mesin-mesin untuk proses 
machining. 
4) Office Machining
Departemen office machining hanya tersedia alat tulis 
kantor yang paling dominan, aktifitas kantor terotomatisasi 
melalui jaringan komputer. 
43 
5) Produksi 
Produksi terdiri dari berbagai section yaitu : 
(a) Conecting Rod 
Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari 
conecting rod itu sendiri, wip submaterial, wip 
consumable, wip alat tulis kantor. 
(b) Camshaft 
Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari 
camshaft itu sendiri, wip submaterial, wip consumable, 
wip alat tulis kantor. 
(c) Crankshaft 
Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari 
crankshaft itu sendiri, wip submaterial, wip 
consumable, wip alat tulis kantor. 
(d) Cylinder head 
Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari cyl 
head itu sendiri, wip submaterial, wip consumable, wip 
alat tulis kantor.
(e) Cylinder block 
Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari cyl 
block itu sendiri, wip submaterial, wip consumable, wip 
alat tulis kantor. 
44 
(f) Preset Tool 
Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari Tool- 
Tool untuk proses Machining, wip submaterial, wip 
consumable, wip alat tulis kantor. Untuk preset tool 
kordinasinya dengan gudang tool di departement 
logistic. 
(g) Production Logistic Support 
Dilihat dari namanya production logistic support 
merupakan bagian departemen produksi yang bertugas 
untuk mendukung produksi dalam hubungan/ interaksi 
dengan departemen logistic/ departemen lainnya guna 
mencapai produktifitas yang diharapkan. Aktiftitas 
section ini terdiri dari : 
(1) Gudang Finish Good Machining 
(2) SubGudang Consumable dan Submaterial 
(3) Penanganan limbah dari aktifitas mesin 
(4) SubGudang Kaizen Support 
(5) Supply Raw material dan loading Finish Good
Subgudang di PT Hino Motors Manifakturing Indonesia 
adalah mini gudang dengan aktifitas penggolongan jenis 
material dengan jumlah/ ukuran yang tepat dan juga 
waktu yang disesuaikan. Kegiatan subgudang ini 
bermaksud membantu/ mendukung produksi dalam 
membutuhkan material, seperti di dalam gudang utama 
dalam jumlah satuan yang besar tetapi dalam subgudang 
dipecah dalam jumlah/ ukuran yang kecil/ praktis. 
Manfaat dai subgudang ini yaitu untuk perhitungan 
biaya material itu sendiri yang digunakan dengan 
jumlah, ukuran, dan waktu yang tepat dengan aktifitas 
perperiode tertentu. 
d. Pengendalian Persediaan 
Pengendalian persediaan di Pt Hino Motors Manufakturing 
Indonesia dengan dengan media-media tertentu meliputi : 
45 
1. Check Sheet 
Check Sheet adalah lembar periksa atau formulir yang 
dirancang untuk mencatat data dan juga digunakan sebagai 
metode rekam. 
2. Statistical Process Control (SPC) 
Prinsip Statistical proses control yaittu melakukan 
pengawasan standard, menghitung persediaan, dan 
mengambil tindakan perbaikan selagi sebuah produk atau
jasa sedang diproduksi. Hasil perhitungan ini diamati, jika 
hasilnya berada dalam batas yang diperbolehkan, maka 
proses dilanjutkan. Jika hasilnya jatuh di luar jangkauan 
tertentu, maka hal itu dapat dijadikan sebagai pertimbangan 
pengambilan keputusan yaitu bisa menigkatkan produksi 
atau menurunkan produksi. Diagram kendali (control 
charts) adalah representasi grafis dari data sejalan dengan 
waktu yang menunjukan batas atas dan batas bawah proses 
yang kita kendalikan. 
PRODUCTION LOGISTIC SUPPORT 
CONROD 
QTY 
NO CASE 
TIME 
CAMSHAFT 
QTY 
TIME 
CRANKSHAFT 
QTY 
NO CASE 
TIME 
QTY 
NO CASE 
TIME 
CYL. BLOCK 
QTY 
NO CASE 
No DN 
LINE IN QC IN QC OUT QC REPAIR REPAIR STOCK STOCK 
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia 
Gambar 3.4 
Check Sheet Daily Control stock 
46 
TANGGAL : HARI : 
1 
2 
3 
4 
5 
1 
2 
3 
4 
5 
CONTROL STOCK FINISH GOOD 
NO CASE 
NO DN NO DN NO DN NO DN NO DN 
STOCK 
PART NAME 
TIME 
NO 
NO DN NO DN 
SUPPLY FINISH GOOD TO GATE 3 
NO DN 
PART NAME 
TTL 
CYL HEAD 
LINE OUT 
PROD CHECK PASS PENDING IN OUT NG GATE 3 
ALL 
STOCK 
QC RPR 
CONROD 
CAMSHAFT 
CRANKSHAFT 
CYL HEAD 
CYL. BLOCK 
STOCK STORAGE FINISH GOOD 
NO 
STOCK 
AWAL 
CATATAN : STOCK ALL = (STOCK AWAL + LINE IN PROD) - LINE OUT GATE 3
47 
DAILY CONTROL FINISH GOOD CONROD Total hari kerja : 18 
MIN 
( 2 days stock) 
MAX 
( 10 days stock) 
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 
Line Out Prod 9856 512 384 384 512 384 384 512 384 384 512 384 512 512 128 512 6400 
QC In (Cheeck) 9856 512 384 384 512 384 384 512 384 384 512 384 512 512 128 512 6400 
QC Out (QC PASS) 9984 0 128 256 1152 0 768 128 384 0 384 0 0 384 120 3704 
Pending QC (belum QC PASS) 384 896 1152 1280 640 640 640 1024 640 640 1024 1024 1024 1024 1408 1536 1920 2432 2560 2560 2688 3080 3080 3080 3080 3080 3080 3080 3080 3080 3080 3080 3080 
QC / Prod Repair (OUT) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 
QC / Prod Repair (IN) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 
QC / Prod Adjustment "NG" 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 
Stock QC Repair 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 
Out (supply gate 3) 9728 512 384 512 512 384 512 512 384 512 512 384 384 512 128 256 6400 
Prod'n output Plan(pcs) 0 0 
Stock F/G MCH (All) 4224 4224 4224 4096 4096 4096 4096 4096 3968 3968 3968 3968 3968 3968 3840 3840 3840 3968 3968 3840 3968 4224 4224 4224 4224 4224 4224 4224 4224 4224 4224 4224 4224 
Stock After QC PASS 3840 3328 3072 2816 3456 3456 3456 3072 3328 3328 2944 2944 2944 2944 2432 2304 1920 1536 1408 1280 1280 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 
MIN
( 2 days stock) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 
MAX
( 10 days stock) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 
512 384 512 512 0 0 384 512 0 512 384 0 0 512 512 384 384 512 #REF! #VALUE! 256 0 0 0 0 0 0 0 0 0 
STOCK LEVEL 
NO. SUPPLIER PART NO. PART NAME UNIT STATUS 
LAST 
STOCK 
SUM 
BALANCE 
stock 
di Log MCH 
Juli 2014 
13260- 
EW020 
ROD, ASSY 
CONNECTING 
1 MCH PCS 
0 0 1 
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 
0 
512 
384 
512 512 
384 
512 512 
384 
512 512 
384 384 
512 
128 
256 
3328 
3072 
2816 
3456 3456 3456 
3072 
3328 3328 
2944 2944 2944 2944 
2432 
2304 
1920 
1536 
1408 
1280 1280 
1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 
4900 
4200 
3500 
2800 
2100 
1400 
700 
0 
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 
Juli 2014 
Pcs 
Prod'n output Plan(pcs) Out (supply gate 3) 
MIN 
( 2 days stock) 
MAX 
( 10 days stock) 
Stock After QC PASS Series6 
Gambar 3.5 
Check sheet monhtly stock 
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
48 
Disetujui Dibuat 
FORM C 
Dicek 
5C STORE STOCK CALCULATION 
Detail Hard Tool Per Process 
PT. HMMI 
Machining 
Dept. 
PT. Hino Manufacturing Motor Indonesia 
Production Machining Dept. 
Tanggal 
Seksi PRODUCTION LOGISTIC SUPPORT Octafianus Heri B Tego W Sidney 
Line 5C 
PW KANBAN 
(HMMI Preparation) 
FEBRUARI 2014 
1 2 3 4 5 6 7 
Display Stock 
Min 
(1+2+3+4+ 
5+6) 
Max 
(Min+7) 
Adjust 
Lead time 
info 
lead 
stagnasi 
sequence 
Lead Time 
process 
Total Lead 
Time 
Jumlah 
Kanban 
Factor Line 
stop (3%) 
Fluctuation 
(20%) 
Stagnasi di 
Line 
produksi 
Perbedaan 
Waktu Kerja 
Safety stock 
for 3 day 
Factor 
machining 
Reject 
(0.3%) 
Factor 
Material 
Reject (5%) 
Takt Time Cycle time Cycle/day Qty/day Qty/kanban 
Working 
time/day 
Working 
day/month 
Order this 
month 
dtk hari pcs dtk/pcs dtk/pcs cycle pcs pcs pcs pcs pcs pcs pcs pcs pcs/kbn pcs dtk dtk dtk kbn pcs pcs pcs 
3 
No Part No. Part Name 
1 13260-EW020 CONNECTING ROD 52.800 18 7.416 128,2 92 8 412 1 21 12 82 128 0 1.236 128 0 0 0 0 0 245 1481 0 
2 13501-EW030 CAM SHAFT 28.200 18 2.060 246,4 182 8 114 0 6 3 23 40 57 343 40 0 0 0 0 0 130 473 0 
3 13411-EW010 CRANKSHAFT 28.200 18 1.500 338,4 428 8 83 0 4 3 17 12 0 250 12 0 0 0 0 0 36 286 0 
4 11101-EW010 CYLINDER HEAD 28.200 18 1.940 261,6 378 8 108 0 5 3 22 12 36 323 12 0 0 0 0 0 79 402 0 
5 11401-EW010 CYLINDER BLOCK 52.800 18 2.130 1820,0 510 8 118 0 6 4 24 4 21 710 4 0 0 0 0 0 58 768 0 
Gambar 3.6 
Statistic Proses Control kalkulasi 
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
49 
Gambar 3.7 
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia 
Check Sheet Diagram Statistic Proses Control
50 
finish good 
STOCK AWAL LINE IN PRODUKSI QC PASS DELIVERY STOCK AKHIR 
input 
proses 
output 
produksi supply CECK SHEET STOCK Delivery PPIC 
CECK SHEET SPC 
QC 
WIP 
Input Identitas 
PRoduk 
input tanggal, 
jam dan identitas 
supply 
Data pada 
hari 
sebelumnya 
Input supply 
input data 
dalam ceck 
sheet 
Input QC 
Input log 
delivery 
input stock 
akhir 
data data data akhir Grafik SPC 
PPIC dan 
Manger 
To ceck 
sheet SPC 
inspeksi 
judgement 
OK NO 
Data akhir Data akhir data akhir 
Input from 
storage 
kanban 
kanban out 
Input SPC 
judgement 
UP down 
Gambar 3.8 
Flowchart pengendalian finish googl 
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
51 
B. PEMBAHASAN 
PT Hino Motors Manufakturing Indonesia terus-menerus meningkatkan 
perbaikan kinerja teknis dari setiap usahanya, dimulai dari logistic/ gudang, 
produksi, maintainance, quality. Perbaikan tersebut sangat penting untuk 
mencapai kinerja dan hasil maksimal, perbaikan maksimal maka hasilpun 
maksimal. Kinerja tersebut dapat diukur melaui metode-metode ukur dalam 
ilmu manajemen operasional. 
Untuk penanganan finish good PT Hino Motors manufakturing Indonesia 
menggunakan metode FIFO, metode ini sangat baik karena spesifikasi produk 
yang mudah rusak jika penyimpanan pada jangka waktu lama. Industri 
otomotif sangat rentan akan penyimpanan, baik pengaruh dari udara yang 
membuat produk terkorosi. 
Di bagian divisi logistic tersendiri digunakan check sheet dalam 
pengontrolan. Check sheet ini mencakup metode-metode pengontrolan 
periodic dan perpetual di logistic, serta agregatif untuk konsolidasi dengan 
Financial Accounting Departemen. 
Pencatatan check sheet ini dilakukan dengan membandingkan aktual 
dengan pencatatan komputer, sehingga terjadi titik keseimbangan di 
dalammnya. Maka dari itu pencatatan ini harus continunitas dan teliti agar 
hasilnyanya pun maksimal. Selama ini PT Hino Motors Mfg Indonesia telah 
melakukannya secara baik dan tepat, dan diharapkan kinerja ini dapat 
berkelanjutan dan terlaksana dengan baik.
Perbaikan ini sekarang telah sampai pada tahap selanjutnya, dimana tahap 
ini yaitu tahap QC Seven Tool. Qc Seven Tool adalah tujuh alat ukur untuk 
mengendalikan kualitas. Qc seven tool terdiri dari : 
52 
1. check sheet, 
2. diagram sebar, 
3. diagram sebab-akibat, 
4. diagram pareto, 
5. diagram alir, 
6. histrogram, 
7. diagram statistic proses control (SPC). 
Pt Hino Motors Manufakturing Indonesia telah sampai pada proses akhir 
yaitu Statistic Proses Control. Metode ini sangat penting karena metode 
pencatatannya yang fleksibel dan dinamis tetapi dapat memperhatikan 
kualitas yang harus tetap dijaga. Metode Statistic Proses Control ini biasanya 
digunakan untuk mengukur kualitas suatu produk, tetapi di PT Hino Motors 
Manfakturing Indonesia digunakan untuk mengontrol persediaan dan 
merupakan teknik baru penggunaannya. 
Persediaan merupakan hal baru dalam pencatatan statistic proses control, 
akibatnya variabel penentuan perhitungan statistic dari metode itu pun 
merupakan hal baru. Persediaan diukur melalui variabel-variabel sebagai 
berikut : 
a) stock awal
stock awal dipengaruhi tingkat efektifitas pemasukan/ hasil 
produksi dan efektifitas pengeluaran/ delivery. 
53 
b) pemasukan (input) 
pemasukan input merupakan hasil produksi, dimana dipengaruhi 
oleh planing produksi, efektifitas produksi, persentasi Not Good. 
c) Pengeluaran (output) 
Pengeluaran output merupakan pengiriman/ delivery, dimana 
dipengaruhi oleh produksi dari consumen efektifitas produksi 
customer, planing order, planing delivery. 
d) Stock Akhir 
Stock akhir merupakan stock awal dari bulan berikutnya, 
stock akhir akan terukur melalui rumus : 
Stock akhir = (Stock awal + pemasukan) – pengeluaran 
Statistic proses control ini sangat baik dalam mengontrol persediaan, 
dimana hasilnya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan 
keputusan tahap berikutnya. Selama ini di PT Hino Motors Manufakturing 
Indonesia pengontrolan persediaan berjalan dengan baik, dan fluktuasi 
persediaan dapat berjalan baik dan terkendali.
BAB IV 
PENUTUP 
54 
A. KESIMPULAN 
Setiap perusahaan harus berupaya maksimal dalam menjalankan usahanya, 
hal itu dilakukan untuk menjaga ketersaingan dalam dunia globalisasi. Upaya 
maksimal ini dapat dilakukan dengan cara memperbaiki secara terus-menerus 
hal-hal teknis perusahaan. 
Berdasarkan hasil praktek kerja bermasyarakat ini tentang sistem 
persediaan di PT Hino Motors Manufakturing Indonesia. Maka dapat 
disimpulkan sistem persediaan di PT Hino Motors Manufakturing Indonesia 
berjalan dengan baik dan terkendali dengan baik, itu bisa dilihat dari metode 
yang digunakan dalam pengendalian persediaan ini. Metode check sheet dan 
statistic proses control sangat berpengaruh bagi pengendalian dan 
perhitungan tingkat persediaan. Masalah-masalah yang terjadi pada sistem 
persediaan dapat terdeteksi dengan alat ukur statistic yang memudahkan 
dalam pengambilan keputusan selanjutnya.
55 
B. SARAN 
Dengan melihat situasi saat ini maka disarankan PT Hino Motors 
Manufakturing Indonesia untuk menjaga continunitas dan ketelitian dalam 
pencatatan metode check sheet dan statistic proses control ini agar hasilnya 
pun representatif untuk menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan 
mengenai penanggulangan masalahnya. 
Metode statistic proces control dapat menghasilkan perhitungan tertentu, 
proses selanjutnya hasil perhitungan dijadikan bahan dasar dalam mengambil 
keputusan/ kebijakan. Kordinasi dengan departemen terkait menjadi sangat 
penting untuk mengambil keputusan/ kebijakan dari hasil perhitungan 
statistic proces contol. Pt Hino Motors Manufakturing Indonesia harus 
menjaga baik koordinasi dengan pihak terkait guna melakukan metode ini.

More Related Content

What's hot

Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)M Abdul Aziz
 
Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dalam persaingan
Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dalam persainganPelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dalam persaingan
Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dalam persainganali mubarokapandi
 
Makalah manajemen operasi
Makalah manajemen operasiMakalah manajemen operasi
Makalah manajemen operasivitalfrans
 
Materi kuliah-matematika-ekonomi-tingkat-1-semester-1
Materi kuliah-matematika-ekonomi-tingkat-1-semester-1Materi kuliah-matematika-ekonomi-tingkat-1-semester-1
Materi kuliah-matematika-ekonomi-tingkat-1-semester-1alfatfatoha
 
Makalah Teori biaya (cost theory)
Makalah Teori biaya (cost theory)Makalah Teori biaya (cost theory)
Makalah Teori biaya (cost theory)Eka Wahyuliana
 
1.manajemen operasional
1.manajemen operasional1.manajemen operasional
1.manajemen operasionalAsep suryadi
 
Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika '
Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika 'Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika '
Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika 'kho cheper
 
Artikel ilmiah ekonomi bisnis
Artikel ilmiah ekonomi bisnisArtikel ilmiah ekonomi bisnis
Artikel ilmiah ekonomi bisnisAnggi Indrianti
 
Bab iv (Laporan PKL)
Bab iv (Laporan PKL)Bab iv (Laporan PKL)
Bab iv (Laporan PKL)Deny Darmawan
 
Contoh proposal sdm
Contoh proposal sdmContoh proposal sdm
Contoh proposal sdmRani Apriani
 
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsa
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra BangsaAspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsa
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsasiti nurlaeli
 
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJOKUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJODaniel Doni
 
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan KomunitasTanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan KomunitasRandiarsa Saputra
 
Permasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan SamsungPermasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan SamsungAfdan Rojabi
 
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT GaramStudi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garamsiti nurlaeli
 
Strategic Unilever
Strategic UnileverStrategic Unilever
Strategic UnileverSonya Emily
 

What's hot (20)

Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
 
Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dalam persaingan
Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dalam persainganPelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dalam persaingan
Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dalam persaingan
 
Makalah manajemen operasi
Makalah manajemen operasiMakalah manajemen operasi
Makalah manajemen operasi
 
Materi kuliah-matematika-ekonomi-tingkat-1-semester-1
Materi kuliah-matematika-ekonomi-tingkat-1-semester-1Materi kuliah-matematika-ekonomi-tingkat-1-semester-1
Materi kuliah-matematika-ekonomi-tingkat-1-semester-1
 
Makalah Teori biaya (cost theory)
Makalah Teori biaya (cost theory)Makalah Teori biaya (cost theory)
Makalah Teori biaya (cost theory)
 
Jit presentasi
Jit presentasiJit presentasi
Jit presentasi
 
1.manajemen operasional
1.manajemen operasional1.manajemen operasional
1.manajemen operasional
 
Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika '
Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika 'Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika '
Etika bisnis ' Sekilas Teori Etika '
 
Artikel ilmiah ekonomi bisnis
Artikel ilmiah ekonomi bisnisArtikel ilmiah ekonomi bisnis
Artikel ilmiah ekonomi bisnis
 
Bab iv (Laporan PKL)
Bab iv (Laporan PKL)Bab iv (Laporan PKL)
Bab iv (Laporan PKL)
 
Teori produksi
Teori produksiTeori produksi
Teori produksi
 
Contoh proposal sdm
Contoh proposal sdmContoh proposal sdm
Contoh proposal sdm
 
Contoh Job Analysis
Contoh Job AnalysisContoh Job Analysis
Contoh Job Analysis
 
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsa
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra BangsaAspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsa
Aspek manajemen pada studi kelayakan bisnis+Studi Kasus-STIE Putra Bangsa
 
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJOKUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
KUMPULAN KASUS HUMAN RESOURCES MANAGEMENT by DANIEL DONI SUNDJOJO
 
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan KomunitasTanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
Tanggung Jawab Pelanggan, Karyawan, Pemegang Saham, Lingkungan dan Komunitas
 
Permasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan SamsungPermasalahan Perusahaan Samsung
Permasalahan Perusahaan Samsung
 
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT GaramStudi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
 
Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan (Maintenance)Pemeliharaan (Maintenance)
Pemeliharaan (Maintenance)
 
Strategic Unilever
Strategic UnileverStrategic Unilever
Strategic Unilever
 

Viewers also liked

Subawa, skripsi, analisis pengendalian persediaan bahan baku
Subawa, skripsi, analisis pengendalian persediaan bahan bakuSubawa, skripsi, analisis pengendalian persediaan bahan baku
Subawa, skripsi, analisis pengendalian persediaan bahan bakuSubawa Prakoso
 
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT ORIND...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT ORIND...EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT ORIND...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT ORIND...Uofa_Unsada
 
100217 ACMQ Intro to QI
100217 ACMQ Intro to QI100217 ACMQ Intro to QI
100217 ACMQ Intro to QIDFetterolf
 
Fix abc pengendalian persediaan
Fix abc pengendalian persediaanFix abc pengendalian persediaan
Fix abc pengendalian persediaanairavalinsha
 
pengertian pengendalian
pengertian pengendalianpengertian pengendalian
pengertian pengendalianCucu Sya'diah
 
Perencanaan dan pengendalian persediaan
Perencanaan dan pengendalian persediaanPerencanaan dan pengendalian persediaan
Perencanaan dan pengendalian persediaanrobertlambey
 
Stock Opname 2010
Stock  Opname  2010Stock  Opname  2010
Stock Opname 2010guest2091a3
 
Metode penilaian persediaan periodik
Metode penilaian persediaan periodikMetode penilaian persediaan periodik
Metode penilaian persediaan periodikAmanda Sabila
 
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian PersediaanMercu Buana University
 
Penyusunan Grand Design P2TKI 2014 - 2025
Penyusunan Grand Design P2TKI 2014  - 2025Penyusunan Grand Design P2TKI 2014  - 2025
Penyusunan Grand Design P2TKI 2014 - 2025Dadang Solihin
 
Perancangan sistem informasi inventori
Perancangan sistem informasi inventoriPerancangan sistem informasi inventori
Perancangan sistem informasi inventoriMeli Amelia
 
Contoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzyContoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzyZaenal Khayat
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Yunus Thariq
 
Spare Parts Management
Spare Parts ManagementSpare Parts Management
Spare Parts ManagementDavid Inbar
 

Viewers also liked (20)

Subawa, skripsi, analisis pengendalian persediaan bahan baku
Subawa, skripsi, analisis pengendalian persediaan bahan bakuSubawa, skripsi, analisis pengendalian persediaan bahan baku
Subawa, skripsi, analisis pengendalian persediaan bahan baku
 
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT ORIND...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT ORIND...EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT ORIND...
EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PT ORIND...
 
Warehouse gudang
Warehouse gudangWarehouse gudang
Warehouse gudang
 
Presentasi manajemen gudang
Presentasi manajemen gudangPresentasi manajemen gudang
Presentasi manajemen gudang
 
100217 ACMQ Intro to QI
100217 ACMQ Intro to QI100217 ACMQ Intro to QI
100217 ACMQ Intro to QI
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Grand design (sri astiti)
Grand design (sri astiti) Grand design (sri astiti)
Grand design (sri astiti)
 
Fix abc pengendalian persediaan
Fix abc pengendalian persediaanFix abc pengendalian persediaan
Fix abc pengendalian persediaan
 
inventory
inventoryinventory
inventory
 
pengertian pengendalian
pengertian pengendalianpengertian pengendalian
pengertian pengendalian
 
Perencanaan dan pengendalian persediaan
Perencanaan dan pengendalian persediaanPerencanaan dan pengendalian persediaan
Perencanaan dan pengendalian persediaan
 
Stock Opname 2010
Stock  Opname  2010Stock  Opname  2010
Stock Opname 2010
 
Metode penilaian persediaan periodik
Metode penilaian persediaan periodikMetode penilaian persediaan periodik
Metode penilaian persediaan periodik
 
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
 
Penyusunan Grand Design P2TKI 2014 - 2025
Penyusunan Grand Design P2TKI 2014  - 2025Penyusunan Grand Design P2TKI 2014  - 2025
Penyusunan Grand Design P2TKI 2014 - 2025
 
Tugas paper check sheet mmt
Tugas paper check sheet mmtTugas paper check sheet mmt
Tugas paper check sheet mmt
 
Perancangan sistem informasi inventori
Perancangan sistem informasi inventoriPerancangan sistem informasi inventori
Perancangan sistem informasi inventori
 
Contoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzyContoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzy
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
 
Spare Parts Management
Spare Parts ManagementSpare Parts Management
Spare Parts Management
 

Similar to OPTIMASI PROSES PRODUKSI

Aspek Teknis Operasional dan Manajemen
Aspek Teknis Operasional dan ManajemenAspek Teknis Operasional dan Manajemen
Aspek Teknis Operasional dan ManajemenMuhammad Fajar
 
1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitas1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitasMiftahul Agusta
 
materiSoftSkill_KK_TeknikPemesinan.pdf
materiSoftSkill_KK_TeknikPemesinan.pdfmateriSoftSkill_KK_TeknikPemesinan.pdf
materiSoftSkill_KK_TeknikPemesinan.pdfARFIPutra2
 
PPT Audit Produksi dan Operasi ( Kel. 10 Agnes dan Rolasmaria ).pptx
PPT Audit Produksi dan Operasi ( Kel. 10 Agnes dan Rolasmaria ).pptxPPT Audit Produksi dan Operasi ( Kel. 10 Agnes dan Rolasmaria ).pptx
PPT Audit Produksi dan Operasi ( Kel. 10 Agnes dan Rolasmaria ).pptxRonalEduard
 
Kewirausahaan, fitri prihatin, hapzi ali,prof.dr.mm, msdm, manajemen operasi ...
Kewirausahaan, fitri prihatin, hapzi ali,prof.dr.mm, msdm, manajemen operasi ...Kewirausahaan, fitri prihatin, hapzi ali,prof.dr.mm, msdm, manajemen operasi ...
Kewirausahaan, fitri prihatin, hapzi ali,prof.dr.mm, msdm, manajemen operasi ...fitripri
 
Memilih lokasi dan merencanakan fasilitas2
Memilih lokasi dan merencanakan fasilitas2Memilih lokasi dan merencanakan fasilitas2
Memilih lokasi dan merencanakan fasilitas2darma wati
 
Manajemen Operasi Strategi Proses
Manajemen Operasi Strategi ProsesManajemen Operasi Strategi Proses
Manajemen Operasi Strategi ProsesWinda nawangasari
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluanQorinatul
 
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnis
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnisFUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnis
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnisYABES HULU
 
MO STDN-1-Operasi-dan-Produktivitas.ppt
MO STDN-1-Operasi-dan-Produktivitas.pptMO STDN-1-Operasi-dan-Produktivitas.ppt
MO STDN-1-Operasi-dan-Produktivitas.pptAbdMuhaeminNabir
 
Sim,singgih febriansyah,hapzi ali, impelentasi sistem informasi pada pt paci...
Sim,singgih febriansyah,hapzi ali, impelentasi sistem informasi pada pt  paci...Sim,singgih febriansyah,hapzi ali, impelentasi sistem informasi pada pt  paci...
Sim,singgih febriansyah,hapzi ali, impelentasi sistem informasi pada pt paci...Singgih Febriansyah
 
Compilation Managing Growing Business
Compilation Managing Growing BusinessCompilation Managing Growing Business
Compilation Managing Growing BusinessAyuRiskasalsabila
 

Similar to OPTIMASI PROSES PRODUKSI (20)

Aspek Teknis Operasional dan Manajemen
Aspek Teknis Operasional dan ManajemenAspek Teknis Operasional dan Manajemen
Aspek Teknis Operasional dan Manajemen
 
2. perencanaan usaha agroindustri
2. perencanaan usaha agroindustri2. perencanaan usaha agroindustri
2. perencanaan usaha agroindustri
 
1.manajemen operasional
1.manajemen operasional1.manajemen operasional
1.manajemen operasional
 
1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitas1 operasi-dan-produktifitas
1 operasi-dan-produktifitas
 
materiSoftSkill_KK_TeknikPemesinan.pdf
materiSoftSkill_KK_TeknikPemesinan.pdfmateriSoftSkill_KK_TeknikPemesinan.pdf
materiSoftSkill_KK_TeknikPemesinan.pdf
 
PPT Audit Produksi dan Operasi ( Kel. 10 Agnes dan Rolasmaria ).pptx
PPT Audit Produksi dan Operasi ( Kel. 10 Agnes dan Rolasmaria ).pptxPPT Audit Produksi dan Operasi ( Kel. 10 Agnes dan Rolasmaria ).pptx
PPT Audit Produksi dan Operasi ( Kel. 10 Agnes dan Rolasmaria ).pptx
 
Manajemen Produksi
Manajemen ProduksiManajemen Produksi
Manajemen Produksi
 
Kewirausahaan, fitri prihatin, hapzi ali,prof.dr.mm, msdm, manajemen operasi ...
Kewirausahaan, fitri prihatin, hapzi ali,prof.dr.mm, msdm, manajemen operasi ...Kewirausahaan, fitri prihatin, hapzi ali,prof.dr.mm, msdm, manajemen operasi ...
Kewirausahaan, fitri prihatin, hapzi ali,prof.dr.mm, msdm, manajemen operasi ...
 
Memilih lokasi dan merencanakan fasilitas2
Memilih lokasi dan merencanakan fasilitas2Memilih lokasi dan merencanakan fasilitas2
Memilih lokasi dan merencanakan fasilitas2
 
Manajemen Operasi Strategi Proses
Manajemen Operasi Strategi ProsesManajemen Operasi Strategi Proses
Manajemen Operasi Strategi Proses
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
97416321 makalah-pemasaran
97416321 makalah-pemasaran97416321 makalah-pemasaran
97416321 makalah-pemasaran
 
97416321 makalah-pemasaran
97416321 makalah-pemasaran97416321 makalah-pemasaran
97416321 makalah-pemasaran
 
Bab I manajemen operasional
Bab I manajemen operasionalBab I manajemen operasional
Bab I manajemen operasional
 
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnis
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnisFUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnis
FUNGSI PRODUKSI.pengantarbisnis
 
Lap
Lap Lap
Lap
 
MO STDN-1-Operasi-dan-Produktivitas.ppt
MO STDN-1-Operasi-dan-Produktivitas.pptMO STDN-1-Operasi-dan-Produktivitas.ppt
MO STDN-1-Operasi-dan-Produktivitas.ppt
 
Ekonomi Manajemen
Ekonomi ManajemenEkonomi Manajemen
Ekonomi Manajemen
 
Sim,singgih febriansyah,hapzi ali, impelentasi sistem informasi pada pt paci...
Sim,singgih febriansyah,hapzi ali, impelentasi sistem informasi pada pt  paci...Sim,singgih febriansyah,hapzi ali, impelentasi sistem informasi pada pt  paci...
Sim,singgih febriansyah,hapzi ali, impelentasi sistem informasi pada pt paci...
 
Compilation Managing Growing Business
Compilation Managing Growing BusinessCompilation Managing Growing Business
Compilation Managing Growing Business
 

Recently uploaded

MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxArvaAthallahSusanto
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxadel876203
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 

Recently uploaded (20)

MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 

OPTIMASI PROSES PRODUKSI

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG Perkembangan budaya dan teknologi akan selalu memberikan dorongan kepada setiap pelaku ekonomi untuk senantiasa melakukan inovasi dan perbaikan dalam setiap proses kegiatannya, agar tidak ketinggalan oleh laju perkembangan itu sendiri. Setiap perusahaan ataupun unit usaha menjalankan berbagai upaya yang berbeda-beda untuk dapat tetap bertahan dalam persaingan. Upaya tersebut dilakukan dalam berbagai bidang dan aspek, baik itu aspek keuangan, pemasaran, kualitas sumber daya manusia, maupun dalam bidang operasional. Dalam bidang operasional, upaya tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan metode terbaik dalam setiap kegiatan yang bersifat teknis. Metode-metode tersebut dapat berupa penentuan jalur transportasi, penentuan jumlah persediaan yang optimal, maupun penentuan urutan langkah pengerjaan suatu kegiatan atau proyek. Manajemen operasi ini menekankan pada kegiatan operasi perusahaan, baik perusahaan barang ataupun jasa. Namun di lapangan kegiatan operasi ini, menekankan proses produksi yang sering digunakan yaitu dibidang perindustrian dan manufaktur. Perusahaan manufactur (perindustrian) di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan sangat cepat, hal ini terbukti dengan adanya pembangunan pusat-pusat industri. Pusat-pusat industri ini di bentuk dalam suatu kawasan-
  • 2. kawasan zona usaha yang tersebar di seluruh Indonesia. Kawasan industri ini mempunyai iklim yang ramah bagi investasi dan mendukung kelancaran produksi. Namun bukan hanya faktor iklim investasi-lah yang mendukung kelancaran produksi tapi peran manajemen operasi juga sangat penting. Manajemen produksi atau operasi merupakan manajemen dari bagian organisasi yang bertanggung jawab untuk menghasilkan barang atau jasa, di mulai dari perencanaan, peramalan, pengactualisasian dan pengendalian produksi. Operasi perusahaan di mulai hilir sampai hulu atau di mulai dari bahan baku, proses operasi sampai bahan jadi. Kebutuhan akan faktor 2 produksi inilah jadi sangat penting. Tujuan setiap perusahaan adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya. Untuk merealisasikan hal tersebut maka optimalisasi faktor produksi adalah yang utama karena kegiatan produksi inilah merupakan unsur utama bagi suatu perusahaan manufaktur dan juga merupakan faktor yang memerlukan banyak biaya dalam prosesnya. Pengurangan biaya ini sangat menguntungkan bagi perusahaan. Perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat, menuntut perusahaan untuk dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi. Produktivitas yang tinggi bisa dicapai bila proses produksi berjalan dengan efektif (melakukan hal yang benar) dan efisien (melakukan pekerjaan dengan benar). Menurut Heizer Render (2011), bahwa peran operasi dalam menghadapi era globalisasi atau era perdagangan bebas abad 20 (dua puluh) adalah:
  • 3. 1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas produksi atau meningkatkan 3 produktivitas. 2. Meningkatkan fleksbilitas operasi pabrik, sehingga mampu menghasilkan berbagai macam kebutuhan konsumen. 3. Meningkatkan kualitas produk baik kualitas fisik maupun kualitas desain. 4. Menciptakan waktu tunggu yang relatif singkat dan kapasitas produksi yang mampu memenuhi kebutuhan, sehingga mampu memberikan kepastian akan jumlah dan waktu kepada pihak konsumen. Peran operasi tersebut sangat strategis dan hanya produsen yang memerhatikan faktor-faktor tersebutlah yang akan mampu memenangkan persaingan dalam era perdagangan bebas atau era globalisasi. Jika peranan operasi sangat penting, lalu hal-hal teknis apakah yang dapat dilakukan oleh organisasi untuk semakin meningkatkan keunggulan operasinya. Penciptaan keunggulan dalam bidang operasi dari suatu organisasi dapat dicapai melalui banyak hal teknis, karena kegiatan operasi hampir mencakup semua kegiatan yang berkaitan dengan penciptaan produk baik berupa barang ataupun jasa. Pada organisasi manufaktur, proses pengelolaan pabrik merupakan hal yang sangat penting karena proses produksi yang terjadi di pabrik merupakan aktivitas utama yang dilakukan oleh organisasi. Salah satu tujuan utama dari suatu perusahaan manufaktur adalah untuk mengolah bahan baku ataupun barang setengah jadi agar menjadi barang jadi
  • 4. ataupun setengah jadi yang lebih bernilai, dan berupaya untuk mendapatkan keuntungan dari proses produksi tersebut, baik melalui penjualan barang hasil produksi ataupun dengan cara lain. Oleh karena itu, bagi perusahaan manufaktur, segala hal terkait proses produksi akan menjadi penting dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Terdapat banyak keputusan yang memiliki pengaruh terhadap proses produksi ini. Di antaranya yaitu keputusan mengenai sumberdaya manusia dan sistem kerja, persediaan bahan baku dan perencanaan untuk hal tersebut, desain produk yang akan dihasilkan, lokasi produksi, desain tata letak dari fasilitas produksi, tata letak fasilitas kantor, tata letak gudang, tata letak lini pabrikasi dan lini perakitan juga tetntu saja sistem penanganan persediaan di gudang dimana semua keputusan mengenai hal ini akan berpengaruh 4 terhadap proses produksi. Proses produksi barang dan jasa akan memerlukan fasilitas berupa lokasi, gedung, dan sumber daya lain. Perencanaan dari pengadaan dan pengelolaan fasilitas ini memerlukan perhitungan yang baik karena akan memengaruhi proses produksi nantinya, baik dari segi biaya, waktu, kelancaran, maupun kinerja karyawan. Dalam proses produksi bukan hanya Proses produksi yang diutamakan, akan tetapi sistem penunjang lain yang juga meruapakan hal-hal teknis yang dapat ditingkatkan. Ada beberapa penunjang produksi untuk perusahaan manufaktur yaitu Office Section, Quality, Maintenance, Logistic/Gudang.
  • 5. Peningkatan untuk hal teknis ini bisa berupa peningkatan metode/ pengelolaan/manage dari section tesebut. Produksi dan sistem penunjang produksi yang efektif dan efisien memberi manfaat besar bagi kinerja perusahaan. Produksi dimulai dari material sampai barang jadi maka penanganan material dan bahan jadi menjadi sangat penting, ilmu yang mempelajari penanganan material dan bahan jadi yaitu manajemen 5 gudang. Manajemen gudang menentukan kelancaran proses diawal produksi, sehingga proses ini memerlukan perhatian lebih di dalamnya. Perhatian lebih ini termasuk dengan sistem penunjang gudangnya. Penerapan manajemen gudang yang baik akan dapat memperlancar proses inpu-output, meningkatkan efesiensi lahan gudang, dan mengontrol penyimpanan persediaan dalam proses penyimpanan. Berkaitan dengan hal-hal yang telah diuraikan di atas, terlihat betapa pentingnya manajemen gudang. Oleh karena itu Penulis mengambil judul “PENGONTROLAN PERSEDIAAN FINISH GOOD DI PT HINO MOTORS MANUFACTURING INDONESIA PLANT MACHINING”
  • 6. 6 B. TUJUAN PKL Tujuan dilaksanakannya KPB-PKL ini adalah 1. Untuk mengetahui metode penanganan persediaan gudang finish good di PT HINO MOTORS MANUFAKTURING INDONESIA PLANT MACHINING. 2. Untuk mengetahui metode pengontrolan finish good di gudang finish good di PT HINO MOTORS MANUFAKTURING INDONESIA PLANT MACHINING. C. MANFAAT PKL Manfaat dilaksanakan KPB-PKL ini adalah 1. Bagi Diri Pribadi. Sebagai salah satu sarana pembelajaran bagi penulis sekaligus menjadi penambah wawasan dan pengetahuan baru di bidang manajemen operasional, khususnya tentang penanganan persediaan finish good. 2. Bagi Perusahaan. Untuk membantu memecahkan masalah dan mengantisipasi masalah yang ada di Perusahaan hingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu masukan dalam pengambilan keputusan guna mengatasinya. 3. Bagi Pihak Lainnya. Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan sumbangan sebagai referensi tambahan bagi kepustakaan sekolah tinggi ilmu ekonomi, dan dalam bidang Manajemen Operasional.
  • 7. BAB II GAMBARAN UMUM DAN LANDASAN TEORI A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 7 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia (HMMI) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur pembuatan truck. Hino di kenal di Indonesia pada tahun 1970, Hino adalah produsen dan eksportir di Jepang untuk jenis mobil besar seperti truck pada skala global, perusahaan ini memiliki perimgkat ketiga dalam pencapaian volume produksi setelah Draimler Benz AG dan Navistar International Corp. Perusahaan ini adalah inovator dalam bidang kendaraan yang ramah lingkungan, Hino juga erat kaitannya dengan Toyota Motor Corporation untuk perakitan truck dan beberapa kendaraan bus dalam skala besar, Toyota mengontrol 16,4 % saham Hino yang luar biasa. PT. Hino motors Manufacturing Indonesia merupakan pangkal produksi strategis untuk kawasan ASEAN yang dapat memenuhi semua kebutuhan pasar dalam negeri maupun regional ini, PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia terletak di daerah Kawasan Industri Kota Bukit Indah, Purwakarta Jawa Barat. Hino didirikan pada tahun 1910 oleh Tokyo Gas Industri Company (TIGC) yang mengawali pembuatan truck untuk mengantisispasi dan
  • 8. memenuhi kebutuhan ekonomi berhasil membuat prototype, TIGC memulai memproduksi secara masal pada tahun 1918 dengan truk model “TGE A-Type” dimana tipe ini langsung populer sejak diluncurkan dan menguasai pasar selema beberapa tahun. Seiring dengan berkembangnya industrialisasi yang semakin pesat pasa tahun 1930 banyak industri mobil yang berkonsolidasi, dan pada tahun 1937 Tokyo Gas bergabung dengan dua industri otomotif lainnya yaitu Automobile Industry Company, Ltd dan Kyodo Kokusan K. K (Kabushki Kaisha) namanya kemudian berubah menjadi Tokyo Automobile Industry Company. Seiring dengan perjalanan Jepang atas Cina tahun 1941 dan embargo Amerika, Tokyo Automobile berubah menjadi supplier mesin perang dan namanya menjadi diesel 8 Motors Industri Co, Ltd. Pada tahun 1942 perang Jepang dan Amerika pecah dan mengakibatkan Diesel Motors berbagi menjadi dua pecahan yang besar menyandang nama lama yang kemudian menjadi Isuzu Motors sedangkan pecahan yang kecil menjadi Hino Heavy Industri Company Ltd. Produksi bus pertama tahun 1952 “Blue Ribbon”, bus dengan kode BD10/30 design Eropa dengan mesin tertanam dibawah lantai dengan pesat berkembang namanya berubah menjadi Hino Motors Ltd Pada tahun 1959 serta mulai bekerja sama dengan Toyota dan produk pertamanya adalah sedan Contessa dan Renault 4 cv. Kemudian pada tahun 1964 memulai pembuatan truk yang legendaris sampai sekarang
  • 9. “RANGER”. Selanjutnya Hino menjadi anak perusahaan Toyota sejak 9 tahun 2001. Pada tanggal 17 Desember 1982 PT. Hino Indonesia Manufacturing didirikan dengan bekerjasama dengan PT. Nasional Motors, PT. Unicor Prima Moto, Hino Motors Ltd dan Sumitomo Cooporation, PT. Hino Indonesia Manufacturing didirikan dengan modal sebesar US$5 million yang pada saat itu memproduksi beberapa rangkaian komponen manufaktur seperti : Diesel, Engine, Steering, Cabin, dan Chasis. Pada tahun 1997 modal semakin bertambah menjadi US$ 19,3 million yang kemudian dikembangkan dengan menambah jumlah produksi komponen manufaktur sperti : Tranmission, Front Axle, Rear Axle, Vehicle Assembly dan chasis. Selain proses assembly, PT. Hino Indonesia Manufacture juga memperoleh izin untuk mengeksport komponen ke negara lain, sehingga pada tahun 1998 modal semakin bertambah menjadi US$ 47,8 million. Pada tahun 2003 PT. Hino Indonesia Manufacture berubah nama menjadi PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia (PT.HMMI) dengan pabrik baru yang beralokasi di Jl. Damar Blok D1 No.1 Kawasan Kota Bukit Indah, Purwakarta Jawa Barat dengan saham terakhir dari PT. Indomobil Sukses International Tbk sebesar 10% dan Hino Ltd (Jepang) sebesar 90%.
  • 10. Beberapa anak perusahaan Hino Motors Ltd adalah Hino Thai Industry Co, Ltd (Thailand), Thailang Hino Motors Sales Ltd (Thailand), Philipinas Hino Inc (Filipina), Hino Motors (Malaysia), PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia, Hino Vietnam Ltd (51%), Kouzui Motors Ltd (Taiwan), Ho-Tai Motor Co. Ltd (Taiwan). Long Ri Bus Corporation (Cina, 12 %), Hinopak Motors Limited (Pakistasn), Hino Motors Sales Australia Pty Ltd, Hino Diesel Truck (USA), Hino Engine Service (USA), Hino Diesel Truck (Kanada), Hino Motors International (USA), dan Hino Motors (Eropa) NV (Belgia). Contoh gambar produk PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia Ditunjukkan seperti gambar berikut ini : Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia Gambar 2.1 Contoh Perakitan Truck Hino 10
  • 11. 2. Visi dan Misi PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia Perkembangan yang pesat dan prestasi yang telah diraih oleh PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia tidak lepas dari pandangan yang jauh kedepan dari para pendiri dan pemimpin perusahaan ini. Kebulatan tekad, kerja sama, dan kerja keras seluruh karyawan yang mengiringi visi, misi dan budaya perusahaan telah membawa PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia (PT.HMMI) menjadi salah satu perusahaan yang kuat di Indonesia. Berikut adalah visi dan misi yang dimiliki PT. HMMI: 11 a. Visi Menjadi perusahaan otomotif terhandal dan terpercaya didalam negeri. b. Misi 1) Mengembangkan seluruh sumber daya yang dimiliki secara berkesinambungan untuk meningkatkan profesionalisme bagi kepuasan pelanggan. 2) Memberikan kontribusi dan berupaya sepenuhnya bagi pengembangan usaha perseroan. 3) Memberikan komitmen dan nilai terbaik bagi seluruh pihak terkait yang berkepentingan, dengan memperhatikan kepentingan masyarakat. Dari visi dan misi tersebut tergambar secara jelas komitmen dan nilai terbaik yang akan diberikan perusahaan terhadap pihak masyarakat di sekitar lokasi pabrik dan juga pihak terkait lainnya yang berkepentingan (pemangku kepentingan).
  • 12. 12 3. Aspek dan Kegiatan Usaha a. Produk dan Pemasaran PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia merupakan Industri manufaktur yang menggunakan pola aliran flow shop dimana pola aliran tersebut memproses dari satu mesin ke mesin yang lainnya dalam urutan tertentu. Pola aliran ini sesuai dengan industri manufaktur yang terdapat assembly dengan satu urutan tertentu dalam suatu produksinya. PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia memproduksi dua macam kendaraan, yaitu bus dan truk. Mesin yang digunakan untuk semua kendaraan menggunakan mesin diesel sebagai motornya. Dimana bus dan truk tersebut diproduksi sendiri oleh PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia. PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia memproduksi vehicle assembly yaitu rangkaian frame untuk bus dan rangkaian frame dengan cabin untuk truk. Sedangkan bodi merupakan karoseri dan perusahaan lain. Selain memproduksi vehicle assembly dan commponent assembly, PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia juga mempunyai izin untik mengekspor beberapa komponen ke negara luar.
  • 13. b. Model Truck dan Bus Produksi PT. HMMI 1) Model Truk PT. HMMI Model truk PT. HMMI ditunjukkan pada tabel 2.1 dan 2.2 13 berikut ini : Tabel 2.1 Model Truk Kecil DUTRO 125 ST DUTRO125 LT DUTRO 125 HT DUTRO 140 GT 4 Ban 6 Ban 6 Ban 6 Ban Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia Tabel 2.2 Model Truk Besar MODEL KIND BERAT FG1JJPB-BGJ 4X2 15.1 FG1KPB-BGJ 4X2 15.1 FG1KPB-BGJL 4X2 15.1 FG1JKRB-NGJ 4X2 15.1 FG1JKRB-NGJL 4X2 15.1 FL1JNPA-BGJ 6X2 26.0 FL1JNRA-RGJ 6X2 26.0 FM1JNPD-RGJ 6X4 26.0 FM1JKPM-RGJ 6X4 26.0 SG1JDPA-SGJ 4X2 26.0 Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
  • 14. Model Bus PT. HMMI PT. HMMI memperoduksi empat tipe bus, yaitu : a) Tipe AK1JRKA-BAB ( Mesin di depan) b) Tipe RK1JSKA-BAB (Mesin di belakang) c) RG1JSKA-BAJ (Mesin di depan) d) FB2WGKZ-EN (Mesin di depan) 14 4. Struktur Organisasi Dalam suatu organisasi dengan segala aktifitasnya terdapat hubungan di antara orang-orang yang menjalankan aktifitas tersebut, makin banyak kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi, makin kompleks pula hubungan-hubungan yang ada. Berukut ini adalah uraian tentang unsur-unsur organisasi pada PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia : a) Presiden Direktur b) Direktur c) General Manager d) Production Manager PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia terdapat beberapa pembagian divisi kerja, adapun divisi tersebut sebagai berikut : a) Quality Control Division b) Engineering Division c) Coorporate Affair Division d) Finance and Accounting Division
  • 15. e) Human Resource and Generar Affair Division f) Information Technology Division 15 g) Procurement Division h) Logistic Division i) Maintenance Division j) Purchasing Division k) Export-Import Division l) Project Control Division m) Unit Production Division n) Vehicle Division o) Hino product Investigation Division p) Bussiness Administration Division q) Plant Adminitration Division r) Safety Division s) Internal Audit Division t) Service Part and Packing Export Division u) Machining Division Machining Division Sesuai dengan namanya Machining Division atau divisi machining merupakan divisi yang bergerak di bidang produksi komponen-komponen menggunankan mesin untuk proses pembuatannya. Divisi
  • 16. machining diresmikan pada tahun 2012 dengan spesifikasi produk 16 sebagai berikut : a) Conecting rod Line Line ini diresmikan pada bulan september 2012 dengan proses produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai produksi N20, N30, N40, N50. b) Camshaft Line Line ini diresmikan pada bulan february 2013 dengan proses produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai produksi N20, N30, N40, N50. c) Crankshaft Line ini diresmikan pada bulan mei 2013 dengan proses produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai produksi N20, N30, N40, N50. d) Cylinder Head Line ini diresmikan pada bulan september 2013 dengan proses produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai produksi N20, N30, N40, N50. e) Cylinder Block Line ini diresmikan pada bulan february 2014 dengan proses produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai produksi N20, N30, N40, N50.
  • 17. f) Project Propeller Shaft dan Axle Line ini dalam proses project, ditargetkan pada tahun 2014 sudah mulai produksi berjalan dengan produksi bertahap. Line dalam proses instalasi mesin dengan pihak supplier dan masih tanggung jawab enginering japan. Adapun struktur organisasi divisi Machining Production sebagai General Manager H. Kobayashi Advisor 17 berikut : Bagus. S Oktavianus S Manager Hery Budianto Supervisor Foreman Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia Gambar 2.2 Struktur Organisasi Machining Division
  • 18. 18 c. LANDASAN TEORI 1. Manajemen Operasional Dalam ilmu manajemen dikenal istilah modal-modal dalam membentuk suatu bisnis, istilah ini dikenal dengan 5M yaitu Money, Man, material, methode dan machine. Disiplin ilmu yang mempelajari segala macam hal mengenai machine dan methode (proses) dikenal dengan nama manajemen operasi. Dalam buku Operations Manajemens Edisi kesembilan karya Heizer Render (2011:4) menyebut bahwa “manjemen operasi (operations manajemen-OM) adalah manajemen sistem atau proses yang menciptakan barang dan/atau menyediakan jasa”. Bidang ilmu manajemen operasional merupakan bidang ilmu yang mencakup banyak hal dan keputusan dalam berbagai aspek. Heizer dan Render (2011:9) menyebutkan bahwa terdapat sepuluh keputusan strategi terkait manajemen operasi. Kesepuluh area keputusan strategis tersebut adalah: a. Desain produk dan jasa b. Manajemen mutu c. Desain proses dan kapasitas d. Lokasi e. Desain Tata Letak f. Sumber Daya Manusia dan Sistem Kerja g. Manajemen Rantai Pasokan (supply chain management)
  • 19. h. Persediaan, perencanaan kebutuhan bahan, dan JIT (just-in-time) i. Penjadwalan jangka pendek dan menengah j. Perawatan (maintenance) Keseluruhan aspek ini wajib dimiliki oleh perusahaan agar dapat bersaing di era modern atau era global. Dalam hal ini upaya perbaikan terus menerus/kaizen dalam setiap aspek sangat diperlukan, oleh sebab itu peningkatan aspek-apek teknis menjadi sangat penting. 19 2. Manajemen Gudang Manajemen pergudangan dirancang bertujuan untuk mengontrol kegiatan pergudangan. yang diharapkan dari pengontrolan ini adalah terjadinya pengurangan biaya-biaya yang ada di dalam gudang, pengambilan dan pemasukan barang ke gudang yang efektif dan efisien, serta kemudahan dan keakuratan informasi stok barang di gudang. sistem informasi mengenai manajemen pergudangan ini sering disebut dengan warehouse management system (WMS). a. Pengertian Gudang Warman (2004 : 5) gudang (kata benda) adalah bangunan yang dipergunakan untuk menyimpan barang dagangan. pergudangan (kata kerja) ialah kegiatan menyimpan dalam gudang. Jadi gudang adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyimpan barang baik yang berupa raw material, barang work in process atau finished goods. Pengertian gudang yang ada didalam pergudangan yang berarti merupakan suatu kegiatan yang
  • 20. berkaitan dengan gudang. Yunarto dan Santika (2005) kegiatan tersebut dapat meliputi kegiatan movement (perpindahan), storage (penyimpanan) dan information transfer (transfer informasi). 20 b. Fungsi Gudang Arwani (2009 : 23) peranan gudang dapat dikategorikan dalam tiga fungsi utama : 1) Fungsi penyimpanan (storage and movement) Fungsi paling mendasar dari gudang adalah tempat penyimpanan barang, baik bahan mentah, setengah jadi, maupun barang jadi. Tujuan dari manajemen adalah bagaimana menggunakan ruang (space) seoptimal mungkin untuk menyimpan produk dengan biaya tertentu. 2) Fungsi melayani permintaan pelanggan (order full filment) Aktivitas menerima barang dari manufaktur atau supplier dan memenuhi permintaan dari cabang atau pelanggan menjadikan gudang sebagai fokus aktivitas logistik. Gudang berperan menyediakan pelayanan dengan menjamin ketersediaan produk dan siklus order yang reasonable. Sistem ini akan menurunkan biaya, karena pengiriman dari manufaktur bisa dibuat secara berkala, cukup dengan kuantitas truk atau mobil box. Dengan menyimpan stok dalam jumlah tertentu, akan membantu manufaktur dari permintaan yang fluktuatif.
  • 21. 3) Fungsi distribusi dan konsolidasi (distribution and 21 consolidation) Fungsi distribusi ini menjadikan gudang sebagai kepanjangan tangan dari penjualan dan pemasaran dalam memastikan penyampaian produk dan informasi kepada pelanggan sebagai titik penjualan (point of sale). Fungsi ini tercipta sebagai akibat dari karakteristik biaya transportasi. Pengiriman dalam jumlah besar, secara ekonomis lebih murah biayanya dibanding pengiriman dengan skala lebih kecil. Dalam sistem tertentu, fungsi distribusi dan konsolidasi menjadi fungsi utama dari gudang distribusi. c. Tujuan Pergudangan dan Fungsi Penyimpanan Tujuan dari penyimpanan dan fungsi gudang yaitu untuk memaksimalkan utilitas sumber-sumber yang ada ketika memenuhi keinginan konsumen dan juga untuk memaksimalkan pelayanan terhadap konsumen dengan kendala-kendala sumber yang ada. Sumber-sumber penyimpanan dan pergudangan yaitu ruang, peralatan, dan tenaga kerja. Permintaan konsumen untuk penyimpanan dan fungsi pergudangan dapat dilakukan secepat mungkin dan dalam kondisi yang baik. Maka, dalam mendesain fungsi penyimpanan dan pergudangan sedapat mungkin harus memenuhi tujuan berikut yaitu :
  • 22. 1) Maksimalisasi penggunaan ruang. 2) Maksimalisasi penggunaan peralatan. 3) Maksimalisasi penggunaan tenaga kerja. 4) Maksimalisasi akses ke seluruh barang yang disimpan. 5) Maksimalisasi perlindungan untuk seluruh barang yang 22 disimpan. d. Tipe-Tipe Gudang Sugiharto (2009 : 12) dalam bukunya menyebutkan beberapa macam tipe gudang, yaitu : 1) Gudang pabrik (Manufacturing plant warehouse) Transaksi di dalam gudang ini meliputi penerimaan dan penyimpanan material, pengambilan material, penyimpanan barang jadi ke gudang, transaksi internal gudang, dan pengiriman barang jadi ke central warehouse, distribution warehouse, atau langung ke konsumen. Warman (2005 : 6) manufacturing plant warehouse dapat dibagi-bagi lagi menjadi : 1) Gudang operasional
  • 23. Gudang operasional digunakan untuk menyimpan raw material dan sparepart yang nantinya akan diperlukan dalam proses produksi. 2) Gudang perlengkapan Gudang perlengkapan merupakan gudang yang digunakan untuk menyimpan perlengkapan yang akan digunakan untuk meperlancar proses produksi. 3) Gudang pemberangkatan Gudang pemberangkatan adalah tempat yang digunakan untuk menyimpan barang yang telah menjadi finish good. 23 4) Gudang musiman Gudang musiman adalah gudang yang bersifat insidentil dan hanya ada pada saat gudang-gudang operasional dan pemberangkatan penuh. 2) Gudang pokok (Central warehouse) Transaksi didalam central warehouse meliputi penerimaan barang jadi (dari manufacturing warehouse, langsung dari pabrik, atau dari supplier) ,penyimpanan barang jadi ke gudang, dan pengiriman barang jadi ke distribution warehouse. 3) Gudang distribusi (Distribution warehouse)
  • 24. Distribution warehouse adalah gudang distribusi. transaksi dalam gudang ini meliputi penerimaan barang jadi (dari central warehouse, pabrik, atau supplier), penyimpanan barang yang diterima dari gudang, pengambilan dan persiapan barang yang akan dikirim, dan pengiriman barang ke konsumen. Terkadang distribution warehouse juga berfungsi sebagai central 24 warehouse. 4) Gudang Grosir (Retailer warehouse ) Dapat dikatakan gudang yang dimiliki toko yang menjual barang langsung ke konsumen. e. Penyimpanan Barang Dalam penyimpanan barang digudang terdapat 2 teknik yang terdiri dari tata letak penyimpanan barang dan racking system. 1) Penyimpanan barang dalam gudang atau biasanya disebut dengan layout barang merupakan suatu metode peletakan barang dalam gudang untuk mempermudah, mempercepat dan meningkatkan efisiensi dari gudang tersebut dalam menampung barang maupun mengalirkan permintaan barang kepada pihak yang melakukan permintaan. Pihak yang melakukan permintaan ini dapat dibagi menjadi internal customer dan external customer. Internal customer adalah pelaku demand
  • 25. yang berada dalam perusahaan yaitu departemen lain dalam perusahaan. Sedangkan external customer adalah konsumen dalam pengertian secara umum yaitu pihak pelaku demand yang berasal luar perusahaan. 2) Racking system adalah suatu cara untuk meningkatkan kapasitas tanpa melakukan pelebaran gudang. Selain itu juga dapat digunakan untuk melakukan pengelompokan barang sehingga gudang terlihat lebih teratur tanpa membutuhkan tempat yang lebih luas. f. Sistem Pengerakan (Racking System) Tujuan dari sistem rak yang utama adalah untuk meningkatkan kapasitas gudang tanpa harus melakukan pelebaran gudang. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan sistem rak kita akan melakukan penyusunan barang dengan konsep bertingkat, dengan kata lain kita melakukan pemanfaatan ketinggian untuk memperbanyak kapasitas dari gudang. Rak dalam konsep ini dapat terdiri dari dua macam rak 25 yaitu : 1) Rak permanen Rak permanen yaitu rak yang memiliki konstruksi bangunan yang permanen, dengan kata lain rak permanen tidak akan dipindah-pindahkan jika diperlukan di bagian lain.
  • 26. Kalaupun rak ini dapat dipindahkan atau dibongkar akan membutuhkan biaya yang besar, karena rak ini sudah menjadi bagian tetap dari gudang. 26 2) Rak sementara Rak sementara terdiri dari konstruksi rak yang dapat dipindah-pindah atau dibongkar jika sudah tidak diperlukan. Rak sementara biasanya digunakan jika layout suatu gudang belum pasti dan sering mengalami perubahan yang disebabkan oleh hal-hal yang menjadi keterbatasan perusahaan. Salah satu bentuk rak sementara ada pada gambar berikut : Sumber : starconsulting.wordpress.com Gambar 2.3 Rak Sementara
  • 27. 27 3. Manajemen Persediaan a. Pengertian Persediaan Barang yang disimpan dalam gudang ini dapat pula disebut sebagai persediaan. Secara umum persediaan dapat diklasifikasikan berdasarkan dua hal yang umum, yaitu klasifikasi persediaan berdasarkan fungsi dari barang dalam gudang dan klasifikasi persediaan berdasarkan kecepatan arus aliran barang. Menurut Arman (2003 : 103) Klasifikasi persediaan berdasarkan fungsi barang terbagi atas 4 bagian, yaitu : 1) Sebagai bahan baku (raw material) Raw material merupakan barang yang akan diproses dan diberi nilai tambah untuk kemudian dapat dijual dan dipasarkan kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi. raw material dapat berbeda-beda untuk setiap perusahaan tergantung jenis usaha dan tujuan usahanya. Barang yang menjadi raw material di suatu perusahaan belum tentu menjadi raw material pula diperusahaan lain. Dapat saja raw material disuatu perusahaan menjadi finished good diperusahaan lain. 2) Sebagai barang setengah jadi (work in process) Barang work in process dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan nama barang setengah jadi. Barang work in process ini adalah raw material yang dikenal proses untuk
  • 28. menjadi suatu produk hanya saja belum selesai, atau dapat dikatakan masih setengah jadi. 3) Sebagai barang jadi (finished good) Finished good merupakan barang yang siap untuk disajikan atau siap untuk dipasarkan kepada konsumen. Finished good ini merupakan barang yang diperoleh dari bahan dasar berupa raw material yang telah diproses dari bahan dasar berupa raw material yang telah diproses dan 28 diberi nilai tambah. 4) Sebagai peralatan (tools) Peralatan adalah barang yang tidak memberikan nilai tambah kepada suatu raw material untuk menjadi finished good, akan tetapi sparepart akan sangat berguna sekali untuk mendukung kelancaran proses pemberian nilai tambah kepada raw material untuk menghasilkan finish good. Klasifikasi persediaan berdasarkan aliran arus barang yang terbagi atas 3 yaitu : 1) Barang cepat (fast moving) Barang-barang yang disebut sebagai fast moving adalah barang dengan aliran yang sangat cepat, atau dengan kata lain barang fast moving ini akan berada digudang dalam waktu yang sangat singkat. 2) Barang sedang (medium moving)
  • 29. Barang medium moving adalah barang-barang yang aliran barangnya sedang-sedang saja, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Biasanya barang ini akan berada di gudang dalam waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengan barang-barang fast moving. 3) Barang lambat (slow moving) Barang-barang slow moving merupakan barang dengan arus aliran barang yang sangat lambat, sehingga biasanya barang-barang yang slow moving ini akan tersedia digudang dalam jangka waktu yang cukup lama. 29 b. Fungsi Persediaan Menurut Heizer dan Render, persediaan memiliki 6 fungsi penting yang menambah fleksibilitas dari suatu perusahaan, yaitu : 1) Persediaan barang untuk memenuhi permintaan yang diantisipasi akan timbul dari konsumen 2) Untuk memasangkan produksi dengan distribusi 3) Untuk mengambil keuntungan dari potongan pembelian dalam jumlah besar yang dapat menurunkan biaya produk 4) Untuk melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan harga 5) Untuk menghindari kekurangan stok yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan pasokan, masalah mutu, atau kesalahan pengiriman.
  • 30. 6) Untuk menjaga agar operasi berlangsung dengan baik dengan menggunakan barang dalam proses sebagai persediaan. c. Proses Alur Persediaan (Flow Process Inventory) Flow Inventory adalah alur jalannya inventory tersebut dalam bisnis perusahaan. Jadi dapat dikatakan bahwa bentuk dari flow process tersebut ditentukan dari bagaimana bentuk dari bisnis perusahaan tersebut. Semakin kompleks bisnis maka flow process dari inventory ini akan semakin panjang, sedangkan jika bisnis tidak kompleks maka flow process akan pendek. Flow process inventory dapat digambarkan secara umum menjadi : Sumber : http//digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=98qual Gambar 2.4 Flow Process Inventory 30
  • 31. Gambar 2.3 merupakan gambaran secara umum dari flow process inventory. Supplier merupakan mata rantai pertama dari flow process, dimana tugas utama dari supplier adalah mendatangkan raw material dan sparepart. Raw material yang telah didatangkan dan sparepart disimpan dalam gudang raw material karena diasumsikan barang dari supplier akan langsung diproses sehingga nantinya akan menghasilkan work in process bahkan finished goods ini nantinya akan disimpan dalam gudang finished goods untuk memenuhi customer demand. d. Metode Penanganan Persediaan Persediaan merupakan salah satu aspek yang sangat rentan dari penurunan kualitas. Maka dari itu, persediaan harus diatur sedemikian rupa agar selalu optimal dalam kegiatannya. Persediaan dikatakan optimal jika, persediaan dapat menguntungkan dari segia biaya, defresiasi dan lain-lain. Aktifitas persediaan meliputi input, output, dan pencatatan data, Menurut Heizer dan Render (2011) metode penanganan dari persediaan meliputi : 1) First In First Out (FIFO) First In First Out (FIFO) adalah suatu metode penanganan persediaan dimana yang masuk pertama dikeluarkan pertama, hal ini dilakukan agar persediaan tersebut dapat mempertahankan kualitas atau persediaan yang tingkat defresiasinya tinggi. 2) Last In First Out (LIFO) 31
  • 32. Last In First Out (LIFO) adalah suatu metode penanganan persediaan dimana yang masuk terakhir dikeluarkan pertama, hal ini dilakukan agar pengeluaran kepada konsumen tetap persediaan terbaru dan juga agar konsumen merasa puas akan kualitas barang 32 yang baik dan terbaru. 3) Random Random adalah suatu metode penanganan persediaan dengan sistem acak/ bebas dalam pengaturan input dan outputnya. Metode ini jarang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan karena metode ini kurang fleksible dalam penggunaanya. Pemilihan metode mana yang digunakan tergantung dari kebijakan masing-masing. Setiap metode mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, misalnya metode FIFO biasanya digunakan pada produk yang karakteristiknya mudah rusak dalam jangka waktu pendek. Prinsipnya persediaan yang lama tersimpan dikeluarkan pertama, sehingga persediaan tersebut lebih cepat digunakan oleh konsumen. Metode LIFO biasanya digunakan diperusahaan supermarket terutama pada produk Fashion. Prinsip metode ini ada persediaan yang baru tersimpan dikeluarkan pertama, sehingga yang terjual adalah produk terbaru, dan untuk persediaan lama dikeluarkan diskon dengan prinsip cuci gudang. e. Kontrol Persediaan (Inventory Control)
  • 33. Sebagaimana menurut Chase, Jacob, dan Aquilino (2006 : 589), Inventory adalah persediaan segala macam barang ataupun sumber daya yang digunakan di dalam organisasi, yang dapat menjadi aset dan nilai bagi perusahaan sehingga perlu diatur sedemikian rupa untuk menjaga kestabilan dan kelancaran proses produksi. Menurut pendapat Assauri (2004 : 176) : pengawasan persediaan adalah merupakan salah satu kegiatan yang berurutan erat sama lain dalam seluruh operasi produksi perusahaan sesuai dengan apa yang telah direncanakan lebih dahulu. Menurut Palimirma (2011), untuk melakukan perhitungan inventory perusahaan agar lebih akurat bisa melakukan hal seperti 33 berikut : 1) Stok opname : perhitungan barang pada awal dan akhir periode yang dihitung, cara ini merupkan ketentuan yang harus dilakukan oleh manajemen untuk menentukan jumlah persediaan akhir, sebagai salah satu persyaratan memperoleh unqualified opinion. 2) Menggunakan metode pencatatan perpetual. 3) Menggunakan metode agregatif. Kelemahan-kelamahan dari masing-masing cara tersebut dapat kita lihat sebagai berikut: 1) Metode periode ( periodic method ): Persediaan merupakan komponen cost of goods sold maka perhitungan kuantitas persediaan yang dilakukan dengan stock
  • 34. opname tergantung dari kelengkapan data/catatan dan perhitungan barang. dengan cara ini perhitungan persediaan yang dibebankan pada cost of goods sold ada kemungkinan overstatement, karena hanya membandingkan dan menghitung jumlah barang yang dimiliki dikurangi dengan persediaan akhir. Sehingga kalau terjadi adanya barang yang hilang, rusak, menguap, turun kualitas dan sebagainya, maka hal ini bila tidak terungkap akan menyebabkan laporan laba-rugi tidak atau kurang informatif. Karena adanya kerugian-kerugian yang seharusnya diperlukan sebagai kerugian extraordinary item, kemudian dengan perhitungan stock opname secara berkala tidaklah cukup sebagai dasar pembuatan keputusan yang bersifat manajerial 34 secara cepat. 2) Metode perpetual Dalam metode perpetual ini terdapat kelemahan pada saat menentukan nilai dan jumlah barang, karena dengan metode pencatatan yang continue ini berarti saldo persediaan setiap saat dapat diketahui, namun perlu diperhatikan bahwa dengan hanya menghitung jumlah barang berdasarkan catatan akan mengakibatkan nilai persediaan overstatement, karena adanya persediaan rusak dan sebagainya. Oleh karena itu yang lebih tepat dalam menentukan jumlah persediaan adalah kalau menggunakan metode gabungan antara metode perpetual dengan stock opname.
  • 35. 35 3) Metode agregatif Dalam metode ini kesulitannya sama dengan kesulitan yang dialami metode perpetual, kalau dalam hal pembahasannya adalah masalah penentuan harga persediaan. Dalam metode ini juga lebih tepat kalau penentuan jumlah dan nilai persediaan dan nilai persediaan dikombinasi dengan stock opname. f. Tujuan Kontrol Persediaan Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu perusahaan sudah tentu mempunyai tujuan tertentu. Menurut pendapat Assauri (2004 : 117), tujuan pengendalian persediaan secara terperinci dapat dinyatakan sebagai usaha untuk : 1) Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya produksi. 2) Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar atau berlebih-lebih, sehingga biaya-biaya yang ditimbulkan dari persediaan tidak terlalu besar. 3) Menjaga agar pembelian kecil-kecilan dapat dihindari karena ini akan berakibat biaya pemasaran menjadi besar. 4) Meminimalkan barang-barang yang tidak laku, kelebihan atau usang dengan melaporkan perubahan produk yang mempengaruhi bahan baku.
  • 36. 5) Memastikan persediaan yang cukup untuk pengiriman segera ke 36 pelanggan. 6) Menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan kedalam persediaan berada di tingkat yang konstan dengan kebutuhan operasi dan perencanaan manajemen. g. Sistem Kontrol Persediaan (Inventory Control System) Dalam inventory control system, menurut Russel dan Taylor (2003 : 459), ada dua tipe dari inventory control system, yaitu : 1) Sistem inventory berkelanjutan (Continous inventory system) Jumlah konstan diperintahkan saat persediaan menurun ketingkat yang telah ditetapkan, disebut sebagai titik pemesanan ulang, suatu tatanan baru ditempatkan untuk mengisi stok persediaan. Urutan yang ditempatkan merupakan jumlah yang tetap untuk meminimalkan biaya total persediaan. Jumlah ini yang disebut kuantitas pesanan ekonomi. 2) Sistem persediaan berkala (periodic inventory system) Dalam sistem persediaan periodik, persediaan dihitung pada interval waktu tertentu, dalam sistem ini tingkat persediaan tidak diawasi sama sekali selama interval waktu antara pesanan, sehingga memiliki keunggulan yaitu pencatatan yang diperlukan sedikit atau tidak diperlukan. Kelemahannya adalah kurang kontrol langsung.
  • 37. BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 37 A. HASIL 1. Manajemen Gudang Finish Good PT Hino Motors Manufakturing Indonesia. a. Gudang Di PT Hino Motors Manufakturing Indonesia itu sendiri gudang diartikan sebagai tempat penyimpanan barang jadi atau finish good dan bahan baku atau material baik bahan baku utama, bahan tambahan/ submaterial, consumable, dan assesoris/tool. Bahan baku utama terdiri dari material engine 5C (Conecting Rod, Camshaft, Crankshaft, Cylinder Head, Cylinder Block) dimana masing-masing mempunyai supplier yang berbeda. Bentuk-bentuk dari material tersebut pun berbeda, sehingga tempat penyimpanan/ casenya pun berbeda. Maka dari itu, sistem penanganan diatur sedemikian rupa agar ruang dari tata letak optimal. Bahan Tambahan terdiri dari bahan pelengkap dari bahan utama dimana bahan pelengkap ini pun sangat penting. Ada pribahasa bagai sayur tanpa garam, dimana bahan utama tidak akan maksimal digunakan jika tanpa bahan pelengkap. Contohnya baut dan mur merupakan bahan pelengkap tetapi fungsinya sangat penting.
  • 38. Tool dan accesoris ini juga merupakan salah satu material yang harus dikelola departemen gudang baik penyimpanan sementara maupun penyimpanan tetap. Tools adalah alat yang dibutuhkan oleh departement produksi untuk tindakan penanganan perawatan mandiri/perventife maintainance di luar penanganan perawatan besar /reaktif maintainance. Perawatan besar merupakan tanggung jawab dari departement maintainance, jadi gudang peralatan untuk perawatan tersebut dimiliki sendiri oleh departemen tersebut yaitu warehouse fabrication and kaizen. Consumable merupakan peralatan wajib yang dipakai oleh pegawai dalam rangka safety, quality, delivery, cost, productifity. Consumable ini terdiri dari sarung tangan safety and healty, masker safety, alat tulis kantor, earplug safety, vest safety dll. Cunsumable ini juga penting untuk menjaga produktifitas, keselamatan dan 38 kesehatan kerja. PT Hino Motors Manufakturing Indonesia sendiri sistem manajemen gudang finish good yaitu dalam beberapa kegiatan diantaranya : 1) Manajemen FIFO (First In First Out) FIFO (first in first out) yaitu dimana barang yang masuk pertama dikeluarkan pertama juga, sistem layout-nya pun harus di sesuaikan dengan prinsip FIFO itu sendiri. Keselarasan lay out dan FIFO ini memudahkan dalam hal lintasan dari pergerakan
  • 39. barang, dalam hal ini akan memudahkan operator untuk memindahkan baik saat input produksi ataupun output delivery dan biasanya menggunakan forklift dalam hal pemindahannya. C1 C2 C2 C3 C3 C4 C4 C5 C5 C5 OUT STOK OUT STOK OUT STOK OUT OUT STOK STOK IN IN STOK IN STOK IN STOK STOK STOK IN C1 = CONROD = STOCK IN (MACHINING PRODUCTION C2 = CAMSHAFT =STOCK OUT (GATE 3 LINE ASSYBLING) C3 = CRANKSHAFT C4 = CYL HEAD C5 = CYL BLOCK Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia GAMBAR 3.1 LAY OUT FINISH GOOD FIFO SYSTEM Pada gambar diatas terlihat lima produk yang dihasilkan dengan lay out masing-masing. Setiap produk mempunyai minimal dua baris, hal ini difungsikan satu baris untuk input dan lainnya untuk output. Proses input-output ini silih bergantian anatara baris A dan B, jika baris A input maka Baris B output begitupun sebaliknya jika A output maka B input. Fungsi penggolongan baris ini agar FIFO berjalan, dimana jika baris A first IN maka baris B 39
  • 40. last IN begitupun sebaliknya. Begitu pula jika baris A first OUT maka baris B last OUT. Fungsi lainnya penggolongan baris ini untuk meminimalisir pemindahan produk, yaitu hanya aktifitas Supply Finish Good Forklift Delivery 40 Input Proses Output Production Logistic Support Logistic JOB Produksi QC Walk In Proses case Penuh No Yes Prepare Storage QC Inspection prepare supply Prepare Docking Stock Prepare input data Prepare Prepare Docking delivery delivery input dan output dan tidak adanya loading docking. 2) Alur Persediaan FIFO Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia Gambar 3.2 Flowchart Persediaan
  • 41. b. Lay Out PT Hino Motors Manufakturing Indonesia. Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia Gambar 3.3 Lay out gudang PT HMMI plant machining 41
  • 42. 42 c. Persediaan Persediaan menurut PT Hino Motors Manufakturing Indonesia adalah segala sesuatu yang masih didaya gunakan di setiap departemen masing-masing. Persediaan di PT Hino Motors Manufakturing Indonesia tergantung dibagian masing-masing, dimulai dari departemen Logistic, Produksi, maintainance, Qulaity, Office Machining. Persediaan tersebut meliputi : 1) Logistic Departemen logistic tersendiri meliputi persediaan raw material, sub material, accesoris, consumable, tool dan juga alat tulis kantor. 2) Quality Departemen Quality meliputi persediaan consumable, alat tulis kantor dan submaterial, untuk departmen ini lebih ke persediaan alat ukur untuk pengukuran produk. 3) Maintainance Departemen maintainance meliputi persediaan tool, spare part dan bulk part untuk mesin-mesin untuk proses machining. 4) Office Machining
  • 43. Departemen office machining hanya tersedia alat tulis kantor yang paling dominan, aktifitas kantor terotomatisasi melalui jaringan komputer. 43 5) Produksi Produksi terdiri dari berbagai section yaitu : (a) Conecting Rod Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari conecting rod itu sendiri, wip submaterial, wip consumable, wip alat tulis kantor. (b) Camshaft Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari camshaft itu sendiri, wip submaterial, wip consumable, wip alat tulis kantor. (c) Crankshaft Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari crankshaft itu sendiri, wip submaterial, wip consumable, wip alat tulis kantor. (d) Cylinder head Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari cyl head itu sendiri, wip submaterial, wip consumable, wip alat tulis kantor.
  • 44. (e) Cylinder block Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari cyl block itu sendiri, wip submaterial, wip consumable, wip alat tulis kantor. 44 (f) Preset Tool Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari Tool- Tool untuk proses Machining, wip submaterial, wip consumable, wip alat tulis kantor. Untuk preset tool kordinasinya dengan gudang tool di departement logistic. (g) Production Logistic Support Dilihat dari namanya production logistic support merupakan bagian departemen produksi yang bertugas untuk mendukung produksi dalam hubungan/ interaksi dengan departemen logistic/ departemen lainnya guna mencapai produktifitas yang diharapkan. Aktiftitas section ini terdiri dari : (1) Gudang Finish Good Machining (2) SubGudang Consumable dan Submaterial (3) Penanganan limbah dari aktifitas mesin (4) SubGudang Kaizen Support (5) Supply Raw material dan loading Finish Good
  • 45. Subgudang di PT Hino Motors Manifakturing Indonesia adalah mini gudang dengan aktifitas penggolongan jenis material dengan jumlah/ ukuran yang tepat dan juga waktu yang disesuaikan. Kegiatan subgudang ini bermaksud membantu/ mendukung produksi dalam membutuhkan material, seperti di dalam gudang utama dalam jumlah satuan yang besar tetapi dalam subgudang dipecah dalam jumlah/ ukuran yang kecil/ praktis. Manfaat dai subgudang ini yaitu untuk perhitungan biaya material itu sendiri yang digunakan dengan jumlah, ukuran, dan waktu yang tepat dengan aktifitas perperiode tertentu. d. Pengendalian Persediaan Pengendalian persediaan di Pt Hino Motors Manufakturing Indonesia dengan dengan media-media tertentu meliputi : 45 1. Check Sheet Check Sheet adalah lembar periksa atau formulir yang dirancang untuk mencatat data dan juga digunakan sebagai metode rekam. 2. Statistical Process Control (SPC) Prinsip Statistical proses control yaittu melakukan pengawasan standard, menghitung persediaan, dan mengambil tindakan perbaikan selagi sebuah produk atau
  • 46. jasa sedang diproduksi. Hasil perhitungan ini diamati, jika hasilnya berada dalam batas yang diperbolehkan, maka proses dilanjutkan. Jika hasilnya jatuh di luar jangkauan tertentu, maka hal itu dapat dijadikan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan yaitu bisa menigkatkan produksi atau menurunkan produksi. Diagram kendali (control charts) adalah representasi grafis dari data sejalan dengan waktu yang menunjukan batas atas dan batas bawah proses yang kita kendalikan. PRODUCTION LOGISTIC SUPPORT CONROD QTY NO CASE TIME CAMSHAFT QTY TIME CRANKSHAFT QTY NO CASE TIME QTY NO CASE TIME CYL. BLOCK QTY NO CASE No DN LINE IN QC IN QC OUT QC REPAIR REPAIR STOCK STOCK Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia Gambar 3.4 Check Sheet Daily Control stock 46 TANGGAL : HARI : 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 CONTROL STOCK FINISH GOOD NO CASE NO DN NO DN NO DN NO DN NO DN STOCK PART NAME TIME NO NO DN NO DN SUPPLY FINISH GOOD TO GATE 3 NO DN PART NAME TTL CYL HEAD LINE OUT PROD CHECK PASS PENDING IN OUT NG GATE 3 ALL STOCK QC RPR CONROD CAMSHAFT CRANKSHAFT CYL HEAD CYL. BLOCK STOCK STORAGE FINISH GOOD NO STOCK AWAL CATATAN : STOCK ALL = (STOCK AWAL + LINE IN PROD) - LINE OUT GATE 3
  • 47. 47 DAILY CONTROL FINISH GOOD CONROD Total hari kerja : 18 MIN ( 2 days stock) MAX ( 10 days stock) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Line Out Prod 9856 512 384 384 512 384 384 512 384 384 512 384 512 512 128 512 6400 QC In (Cheeck) 9856 512 384 384 512 384 384 512 384 384 512 384 512 512 128 512 6400 QC Out (QC PASS) 9984 0 128 256 1152 0 768 128 384 0 384 0 0 384 120 3704 Pending QC (belum QC PASS) 384 896 1152 1280 640 640 640 1024 640 640 1024 1024 1024 1024 1408 1536 1920 2432 2560 2560 2688 3080 3080 3080 3080 3080 3080 3080 3080 3080 3080 3080 3080 QC / Prod Repair (OUT) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 QC / Prod Repair (IN) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 QC / Prod Adjustment "NG" 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Stock QC Repair 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Out (supply gate 3) 9728 512 384 512 512 384 512 512 384 512 512 384 384 512 128 256 6400 Prod'n output Plan(pcs) 0 0 Stock F/G MCH (All) 4224 4224 4224 4096 4096 4096 4096 4096 3968 3968 3968 3968 3968 3968 3840 3840 3840 3968 3968 3840 3968 4224 4224 4224 4224 4224 4224 4224 4224 4224 4224 4224 4224 Stock After QC PASS 3840 3328 3072 2816 3456 3456 3456 3072 3328 3328 2944 2944 2944 2944 2432 2304 1920 1536 1408 1280 1280 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 MIN ( 2 days stock) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 MAX ( 10 days stock) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 512 384 512 512 0 0 384 512 0 512 384 0 0 512 512 384 384 512 #REF! #VALUE! 256 0 0 0 0 0 0 0 0 0 STOCK LEVEL NO. SUPPLIER PART NO. PART NAME UNIT STATUS LAST STOCK SUM BALANCE stock di Log MCH Juli 2014 13260- EW020 ROD, ASSY CONNECTING 1 MCH PCS 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 512 384 512 512 384 512 512 384 512 512 384 384 512 128 256 3328 3072 2816 3456 3456 3456 3072 3328 3328 2944 2944 2944 2944 2432 2304 1920 1536 1408 1280 1280 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 1144 4900 4200 3500 2800 2100 1400 700 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Juli 2014 Pcs Prod'n output Plan(pcs) Out (supply gate 3) MIN ( 2 days stock) MAX ( 10 days stock) Stock After QC PASS Series6 Gambar 3.5 Check sheet monhtly stock Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
  • 48. 48 Disetujui Dibuat FORM C Dicek 5C STORE STOCK CALCULATION Detail Hard Tool Per Process PT. HMMI Machining Dept. PT. Hino Manufacturing Motor Indonesia Production Machining Dept. Tanggal Seksi PRODUCTION LOGISTIC SUPPORT Octafianus Heri B Tego W Sidney Line 5C PW KANBAN (HMMI Preparation) FEBRUARI 2014 1 2 3 4 5 6 7 Display Stock Min (1+2+3+4+ 5+6) Max (Min+7) Adjust Lead time info lead stagnasi sequence Lead Time process Total Lead Time Jumlah Kanban Factor Line stop (3%) Fluctuation (20%) Stagnasi di Line produksi Perbedaan Waktu Kerja Safety stock for 3 day Factor machining Reject (0.3%) Factor Material Reject (5%) Takt Time Cycle time Cycle/day Qty/day Qty/kanban Working time/day Working day/month Order this month dtk hari pcs dtk/pcs dtk/pcs cycle pcs pcs pcs pcs pcs pcs pcs pcs pcs/kbn pcs dtk dtk dtk kbn pcs pcs pcs 3 No Part No. Part Name 1 13260-EW020 CONNECTING ROD 52.800 18 7.416 128,2 92 8 412 1 21 12 82 128 0 1.236 128 0 0 0 0 0 245 1481 0 2 13501-EW030 CAM SHAFT 28.200 18 2.060 246,4 182 8 114 0 6 3 23 40 57 343 40 0 0 0 0 0 130 473 0 3 13411-EW010 CRANKSHAFT 28.200 18 1.500 338,4 428 8 83 0 4 3 17 12 0 250 12 0 0 0 0 0 36 286 0 4 11101-EW010 CYLINDER HEAD 28.200 18 1.940 261,6 378 8 108 0 5 3 22 12 36 323 12 0 0 0 0 0 79 402 0 5 11401-EW010 CYLINDER BLOCK 52.800 18 2.130 1820,0 510 8 118 0 6 4 24 4 21 710 4 0 0 0 0 0 58 768 0 Gambar 3.6 Statistic Proses Control kalkulasi Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
  • 49. 49 Gambar 3.7 Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia Check Sheet Diagram Statistic Proses Control
  • 50. 50 finish good STOCK AWAL LINE IN PRODUKSI QC PASS DELIVERY STOCK AKHIR input proses output produksi supply CECK SHEET STOCK Delivery PPIC CECK SHEET SPC QC WIP Input Identitas PRoduk input tanggal, jam dan identitas supply Data pada hari sebelumnya Input supply input data dalam ceck sheet Input QC Input log delivery input stock akhir data data data akhir Grafik SPC PPIC dan Manger To ceck sheet SPC inspeksi judgement OK NO Data akhir Data akhir data akhir Input from storage kanban kanban out Input SPC judgement UP down Gambar 3.8 Flowchart pengendalian finish googl Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
  • 51. 51 B. PEMBAHASAN PT Hino Motors Manufakturing Indonesia terus-menerus meningkatkan perbaikan kinerja teknis dari setiap usahanya, dimulai dari logistic/ gudang, produksi, maintainance, quality. Perbaikan tersebut sangat penting untuk mencapai kinerja dan hasil maksimal, perbaikan maksimal maka hasilpun maksimal. Kinerja tersebut dapat diukur melaui metode-metode ukur dalam ilmu manajemen operasional. Untuk penanganan finish good PT Hino Motors manufakturing Indonesia menggunakan metode FIFO, metode ini sangat baik karena spesifikasi produk yang mudah rusak jika penyimpanan pada jangka waktu lama. Industri otomotif sangat rentan akan penyimpanan, baik pengaruh dari udara yang membuat produk terkorosi. Di bagian divisi logistic tersendiri digunakan check sheet dalam pengontrolan. Check sheet ini mencakup metode-metode pengontrolan periodic dan perpetual di logistic, serta agregatif untuk konsolidasi dengan Financial Accounting Departemen. Pencatatan check sheet ini dilakukan dengan membandingkan aktual dengan pencatatan komputer, sehingga terjadi titik keseimbangan di dalammnya. Maka dari itu pencatatan ini harus continunitas dan teliti agar hasilnyanya pun maksimal. Selama ini PT Hino Motors Mfg Indonesia telah melakukannya secara baik dan tepat, dan diharapkan kinerja ini dapat berkelanjutan dan terlaksana dengan baik.
  • 52. Perbaikan ini sekarang telah sampai pada tahap selanjutnya, dimana tahap ini yaitu tahap QC Seven Tool. Qc Seven Tool adalah tujuh alat ukur untuk mengendalikan kualitas. Qc seven tool terdiri dari : 52 1. check sheet, 2. diagram sebar, 3. diagram sebab-akibat, 4. diagram pareto, 5. diagram alir, 6. histrogram, 7. diagram statistic proses control (SPC). Pt Hino Motors Manufakturing Indonesia telah sampai pada proses akhir yaitu Statistic Proses Control. Metode ini sangat penting karena metode pencatatannya yang fleksibel dan dinamis tetapi dapat memperhatikan kualitas yang harus tetap dijaga. Metode Statistic Proses Control ini biasanya digunakan untuk mengukur kualitas suatu produk, tetapi di PT Hino Motors Manfakturing Indonesia digunakan untuk mengontrol persediaan dan merupakan teknik baru penggunaannya. Persediaan merupakan hal baru dalam pencatatan statistic proses control, akibatnya variabel penentuan perhitungan statistic dari metode itu pun merupakan hal baru. Persediaan diukur melalui variabel-variabel sebagai berikut : a) stock awal
  • 53. stock awal dipengaruhi tingkat efektifitas pemasukan/ hasil produksi dan efektifitas pengeluaran/ delivery. 53 b) pemasukan (input) pemasukan input merupakan hasil produksi, dimana dipengaruhi oleh planing produksi, efektifitas produksi, persentasi Not Good. c) Pengeluaran (output) Pengeluaran output merupakan pengiriman/ delivery, dimana dipengaruhi oleh produksi dari consumen efektifitas produksi customer, planing order, planing delivery. d) Stock Akhir Stock akhir merupakan stock awal dari bulan berikutnya, stock akhir akan terukur melalui rumus : Stock akhir = (Stock awal + pemasukan) – pengeluaran Statistic proses control ini sangat baik dalam mengontrol persediaan, dimana hasilnya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan tahap berikutnya. Selama ini di PT Hino Motors Manufakturing Indonesia pengontrolan persediaan berjalan dengan baik, dan fluktuasi persediaan dapat berjalan baik dan terkendali.
  • 54. BAB IV PENUTUP 54 A. KESIMPULAN Setiap perusahaan harus berupaya maksimal dalam menjalankan usahanya, hal itu dilakukan untuk menjaga ketersaingan dalam dunia globalisasi. Upaya maksimal ini dapat dilakukan dengan cara memperbaiki secara terus-menerus hal-hal teknis perusahaan. Berdasarkan hasil praktek kerja bermasyarakat ini tentang sistem persediaan di PT Hino Motors Manufakturing Indonesia. Maka dapat disimpulkan sistem persediaan di PT Hino Motors Manufakturing Indonesia berjalan dengan baik dan terkendali dengan baik, itu bisa dilihat dari metode yang digunakan dalam pengendalian persediaan ini. Metode check sheet dan statistic proses control sangat berpengaruh bagi pengendalian dan perhitungan tingkat persediaan. Masalah-masalah yang terjadi pada sistem persediaan dapat terdeteksi dengan alat ukur statistic yang memudahkan dalam pengambilan keputusan selanjutnya.
  • 55. 55 B. SARAN Dengan melihat situasi saat ini maka disarankan PT Hino Motors Manufakturing Indonesia untuk menjaga continunitas dan ketelitian dalam pencatatan metode check sheet dan statistic proses control ini agar hasilnya pun representatif untuk menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan mengenai penanggulangan masalahnya. Metode statistic proces control dapat menghasilkan perhitungan tertentu, proses selanjutnya hasil perhitungan dijadikan bahan dasar dalam mengambil keputusan/ kebijakan. Kordinasi dengan departemen terkait menjadi sangat penting untuk mengambil keputusan/ kebijakan dari hasil perhitungan statistic proces contol. Pt Hino Motors Manufakturing Indonesia harus menjaga baik koordinasi dengan pihak terkait guna melakukan metode ini.