Dokumen tersebut membahas latar belakang dan sejarah singkat PT Hino Motors Manufacturing Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1982 dan bergerak dalam bidang manufaktur kendaraan komersial. Visi perusahaan adalah menjadi perusahaan otomotif terhandal dan terpercaya di Indonesia.
1. BAB I
PENDAHULUAN
1
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan budaya dan teknologi akan selalu memberikan dorongan
kepada setiap pelaku ekonomi untuk senantiasa melakukan inovasi dan
perbaikan dalam setiap proses kegiatannya, agar tidak ketinggalan oleh laju
perkembangan itu sendiri. Setiap perusahaan ataupun unit usaha menjalankan
berbagai upaya yang berbeda-beda untuk dapat tetap bertahan dalam
persaingan. Upaya tersebut dilakukan dalam berbagai bidang dan aspek, baik
itu aspek keuangan, pemasaran, kualitas sumber daya manusia, maupun
dalam bidang operasional.
Dalam bidang operasional, upaya tersebut dapat dilakukan dengan
menerapkan metode terbaik dalam setiap kegiatan yang bersifat teknis.
Metode-metode tersebut dapat berupa penentuan jalur transportasi, penentuan
jumlah persediaan yang optimal, maupun penentuan urutan langkah
pengerjaan suatu kegiatan atau proyek.
Manajemen operasi ini menekankan pada kegiatan operasi perusahaan,
baik perusahaan barang ataupun jasa. Namun di lapangan kegiatan operasi
ini, menekankan proses produksi yang sering digunakan yaitu dibidang
perindustrian dan manufaktur.
Perusahaan manufactur (perindustrian) di Indonesia saat ini mengalami
pertumbuhan sangat cepat, hal ini terbukti dengan adanya pembangunan
pusat-pusat industri. Pusat-pusat industri ini di bentuk dalam suatu kawasan-
2. kawasan zona usaha yang tersebar di seluruh Indonesia. Kawasan industri ini
mempunyai iklim yang ramah bagi investasi dan mendukung kelancaran
produksi. Namun bukan hanya faktor iklim investasi-lah yang mendukung
kelancaran produksi tapi peran manajemen operasi juga sangat penting.
Manajemen produksi atau operasi merupakan manajemen dari bagian
organisasi yang bertanggung jawab untuk menghasilkan barang atau jasa, di
mulai dari perencanaan, peramalan, pengactualisasian dan pengendalian
produksi. Operasi perusahaan di mulai hilir sampai hulu atau di mulai dari
bahan baku, proses operasi sampai bahan jadi. Kebutuhan akan faktor
2
produksi inilah jadi sangat penting.
Tujuan setiap perusahaan adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya.
Untuk merealisasikan hal tersebut maka optimalisasi faktor produksi adalah
yang utama karena kegiatan produksi inilah merupakan unsur utama bagi
suatu perusahaan manufaktur dan juga merupakan faktor yang memerlukan
banyak biaya dalam prosesnya. Pengurangan biaya ini sangat menguntungkan
bagi perusahaan.
Perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat, menuntut perusahaan untuk
dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi. Produktivitas yang tinggi bisa
dicapai bila proses produksi berjalan dengan efektif (melakukan hal yang
benar) dan efisien (melakukan pekerjaan dengan benar).
Menurut Heizer Render (2011), bahwa peran operasi dalam menghadapi
era globalisasi atau era perdagangan bebas abad 20 (dua puluh) adalah:
3. 1. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas produksi atau meningkatkan
3
produktivitas.
2. Meningkatkan fleksbilitas operasi pabrik, sehingga mampu menghasilkan
berbagai macam kebutuhan konsumen.
3. Meningkatkan kualitas produk baik kualitas fisik maupun kualitas desain.
4. Menciptakan waktu tunggu yang relatif singkat dan kapasitas produksi
yang mampu memenuhi kebutuhan, sehingga mampu memberikan
kepastian akan jumlah dan waktu kepada pihak konsumen.
Peran operasi tersebut sangat strategis dan hanya produsen yang
memerhatikan faktor-faktor tersebutlah yang akan mampu memenangkan
persaingan dalam era perdagangan bebas atau era globalisasi.
Jika peranan operasi sangat penting, lalu hal-hal teknis apakah yang dapat
dilakukan oleh organisasi untuk semakin meningkatkan keunggulan
operasinya. Penciptaan keunggulan dalam bidang operasi dari suatu
organisasi dapat dicapai melalui banyak hal teknis, karena kegiatan operasi
hampir mencakup semua kegiatan yang berkaitan dengan penciptaan produk
baik berupa barang ataupun jasa. Pada organisasi manufaktur, proses
pengelolaan pabrik merupakan hal yang sangat penting karena proses
produksi yang terjadi di pabrik merupakan aktivitas utama yang dilakukan
oleh organisasi.
Salah satu tujuan utama dari suatu perusahaan manufaktur adalah untuk
mengolah bahan baku ataupun barang setengah jadi agar menjadi barang jadi
4. ataupun setengah jadi yang lebih bernilai, dan berupaya untuk mendapatkan
keuntungan dari proses produksi tersebut, baik melalui penjualan barang hasil
produksi ataupun dengan cara lain. Oleh karena itu, bagi perusahaan
manufaktur, segala hal terkait proses produksi akan menjadi penting dan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Terdapat banyak keputusan yang memiliki pengaruh terhadap proses
produksi ini. Di antaranya yaitu keputusan mengenai sumberdaya manusia
dan sistem kerja, persediaan bahan baku dan perencanaan untuk hal tersebut,
desain produk yang akan dihasilkan, lokasi produksi, desain tata letak dari
fasilitas produksi, tata letak fasilitas kantor, tata letak gudang, tata letak lini
pabrikasi dan lini perakitan juga tetntu saja sistem penanganan persediaan di
gudang dimana semua keputusan mengenai hal ini akan berpengaruh
4
terhadap proses produksi.
Proses produksi barang dan jasa akan memerlukan fasilitas berupa lokasi,
gedung, dan sumber daya lain. Perencanaan dari pengadaan dan pengelolaan
fasilitas ini memerlukan perhitungan yang baik karena akan memengaruhi
proses produksi nantinya, baik dari segi biaya, waktu, kelancaran, maupun
kinerja karyawan.
Dalam proses produksi bukan hanya Proses produksi yang diutamakan,
akan tetapi sistem penunjang lain yang juga meruapakan hal-hal teknis yang
dapat ditingkatkan. Ada beberapa penunjang produksi untuk perusahaan
manufaktur yaitu Office Section, Quality, Maintenance, Logistic/Gudang.
5. Peningkatan untuk hal teknis ini bisa berupa peningkatan metode/
pengelolaan/manage dari section tesebut.
Produksi dan sistem penunjang produksi yang efektif dan efisien memberi
manfaat besar bagi kinerja perusahaan. Produksi dimulai dari material sampai
barang jadi maka penanganan material dan bahan jadi menjadi sangat penting,
ilmu yang mempelajari penanganan material dan bahan jadi yaitu manajemen
5
gudang.
Manajemen gudang menentukan kelancaran proses diawal produksi,
sehingga proses ini memerlukan perhatian lebih di dalamnya. Perhatian lebih
ini termasuk dengan sistem penunjang gudangnya. Penerapan manajemen
gudang yang baik akan dapat memperlancar proses inpu-output,
meningkatkan efesiensi lahan gudang, dan mengontrol penyimpanan
persediaan dalam proses penyimpanan.
Berkaitan dengan hal-hal yang telah diuraikan di atas, terlihat betapa
pentingnya manajemen gudang. Oleh karena itu Penulis mengambil judul
“PENGONTROLAN PERSEDIAAN FINISH GOOD DI PT HINO
MOTORS MANUFACTURING INDONESIA PLANT MACHINING”
6. 6
B. TUJUAN PKL
Tujuan dilaksanakannya KPB-PKL ini adalah
1. Untuk mengetahui metode penanganan persediaan gudang finish good di
PT HINO MOTORS MANUFAKTURING INDONESIA PLANT
MACHINING.
2. Untuk mengetahui metode pengontrolan finish good di gudang finish
good di PT HINO MOTORS MANUFAKTURING INDONESIA PLANT
MACHINING.
C. MANFAAT PKL
Manfaat dilaksanakan KPB-PKL ini adalah
1. Bagi Diri Pribadi.
Sebagai salah satu sarana pembelajaran bagi penulis sekaligus
menjadi penambah wawasan dan pengetahuan baru di bidang manajemen
operasional, khususnya tentang penanganan persediaan finish good.
2. Bagi Perusahaan.
Untuk membantu memecahkan masalah dan mengantisipasi
masalah yang ada di Perusahaan hingga hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai salah satu masukan dalam pengambilan keputusan
guna mengatasinya.
3. Bagi Pihak Lainnya.
Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan sumbangan sebagai
referensi tambahan bagi kepustakaan sekolah tinggi ilmu ekonomi, dan
dalam bidang Manajemen Operasional.
7. BAB II
GAMBARAN UMUM DAN LANDASAN TEORI
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
7
1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia (HMMI) adalah sebuah
perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur pembuatan truck.
Hino di kenal di Indonesia pada tahun 1970, Hino adalah produsen dan
eksportir di Jepang untuk jenis mobil besar seperti truck pada skala
global, perusahaan ini memiliki perimgkat ketiga dalam pencapaian
volume produksi setelah Draimler Benz AG dan Navistar International
Corp. Perusahaan ini adalah inovator dalam bidang kendaraan yang
ramah lingkungan, Hino juga erat kaitannya dengan Toyota Motor
Corporation untuk perakitan truck dan beberapa kendaraan bus dalam
skala besar, Toyota mengontrol 16,4 % saham Hino yang luar biasa.
PT. Hino motors Manufacturing Indonesia merupakan pangkal
produksi strategis untuk kawasan ASEAN yang dapat memenuhi semua
kebutuhan pasar dalam negeri maupun regional ini, PT. Hino Motors
Manufacturing Indonesia terletak di daerah Kawasan Industri Kota Bukit
Indah, Purwakarta Jawa Barat.
Hino didirikan pada tahun 1910 oleh Tokyo Gas Industri Company
(TIGC) yang mengawali pembuatan truck untuk mengantisispasi dan
8. memenuhi kebutuhan ekonomi berhasil membuat prototype, TIGC
memulai memproduksi secara masal pada tahun 1918 dengan truk model
“TGE A-Type” dimana tipe ini langsung populer sejak diluncurkan dan
menguasai pasar selema beberapa tahun. Seiring dengan berkembangnya
industrialisasi yang semakin pesat pasa tahun 1930 banyak industri mobil
yang berkonsolidasi, dan pada tahun 1937 Tokyo Gas bergabung dengan
dua industri otomotif lainnya yaitu Automobile Industry Company, Ltd
dan Kyodo Kokusan K. K (Kabushki Kaisha) namanya kemudian berubah
menjadi Tokyo Automobile Industry Company. Seiring dengan perjalanan
Jepang atas Cina tahun 1941 dan embargo Amerika, Tokyo Automobile
berubah menjadi supplier mesin perang dan namanya menjadi diesel
8
Motors Industri Co, Ltd.
Pada tahun 1942 perang Jepang dan Amerika pecah dan
mengakibatkan Diesel Motors berbagi menjadi dua pecahan yang besar
menyandang nama lama yang kemudian menjadi Isuzu Motors
sedangkan pecahan yang kecil menjadi Hino Heavy Industri Company
Ltd.
Produksi bus pertama tahun 1952 “Blue Ribbon”, bus dengan kode
BD10/30 design Eropa dengan mesin tertanam dibawah lantai dengan
pesat berkembang namanya berubah menjadi Hino Motors Ltd Pada
tahun 1959 serta mulai bekerja sama dengan Toyota dan produk
pertamanya adalah sedan Contessa dan Renault 4 cv. Kemudian pada
tahun 1964 memulai pembuatan truk yang legendaris sampai sekarang
9. “RANGER”. Selanjutnya Hino menjadi anak perusahaan Toyota sejak
9
tahun 2001.
Pada tanggal 17 Desember 1982 PT. Hino Indonesia
Manufacturing didirikan dengan bekerjasama dengan PT. Nasional
Motors, PT. Unicor Prima Moto, Hino Motors Ltd dan Sumitomo
Cooporation, PT. Hino Indonesia Manufacturing didirikan dengan modal
sebesar US$5 million yang pada saat itu memproduksi beberapa
rangkaian komponen manufaktur seperti : Diesel, Engine, Steering,
Cabin, dan Chasis.
Pada tahun 1997 modal semakin bertambah menjadi US$ 19,3
million yang kemudian dikembangkan dengan menambah jumlah
produksi komponen manufaktur sperti : Tranmission, Front Axle, Rear
Axle, Vehicle Assembly dan chasis. Selain proses assembly, PT. Hino
Indonesia Manufacture juga memperoleh izin untuk mengeksport
komponen ke negara lain, sehingga pada tahun 1998 modal semakin
bertambah menjadi US$ 47,8 million.
Pada tahun 2003 PT. Hino Indonesia Manufacture berubah nama
menjadi PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia (PT.HMMI) dengan
pabrik baru yang beralokasi di Jl. Damar Blok D1 No.1 Kawasan Kota
Bukit Indah, Purwakarta Jawa Barat dengan saham terakhir dari PT.
Indomobil Sukses International Tbk sebesar 10% dan Hino Ltd (Jepang)
sebesar 90%.
10. Beberapa anak perusahaan Hino Motors Ltd adalah Hino Thai
Industry Co, Ltd (Thailand), Thailang Hino Motors Sales Ltd (Thailand),
Philipinas Hino Inc (Filipina), Hino Motors (Malaysia), PT. Hino Motors
Manufacturing Indonesia, Hino Vietnam Ltd (51%), Kouzui Motors Ltd
(Taiwan), Ho-Tai Motor Co. Ltd (Taiwan). Long Ri Bus Corporation
(Cina, 12 %), Hinopak Motors Limited (Pakistasn), Hino Motors Sales
Australia Pty Ltd, Hino Diesel Truck (USA), Hino Engine Service
(USA), Hino Diesel Truck (Kanada), Hino Motors International (USA),
dan Hino Motors (Eropa) NV (Belgia).
Contoh gambar produk PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia
Ditunjukkan seperti gambar berikut ini :
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
Gambar 2.1
Contoh Perakitan Truck Hino
10
11. 2. Visi dan Misi PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia
Perkembangan yang pesat dan prestasi yang telah diraih oleh PT.
Hino Motors Manufacturing Indonesia tidak lepas dari pandangan yang
jauh kedepan dari para pendiri dan pemimpin perusahaan ini. Kebulatan
tekad, kerja sama, dan kerja keras seluruh karyawan yang mengiringi visi,
misi dan budaya perusahaan telah membawa PT. Hino Motors
Manufacturing Indonesia (PT.HMMI) menjadi salah satu perusahaan yang
kuat di Indonesia. Berikut adalah visi dan misi yang dimiliki PT. HMMI:
11
a. Visi
Menjadi perusahaan otomotif terhandal dan terpercaya didalam negeri.
b. Misi
1) Mengembangkan seluruh sumber daya yang dimiliki secara
berkesinambungan untuk meningkatkan profesionalisme bagi
kepuasan pelanggan.
2) Memberikan kontribusi dan berupaya sepenuhnya bagi
pengembangan usaha perseroan.
3) Memberikan komitmen dan nilai terbaik bagi seluruh pihak
terkait yang berkepentingan, dengan memperhatikan
kepentingan masyarakat.
Dari visi dan misi tersebut tergambar secara jelas komitmen dan
nilai terbaik yang akan diberikan perusahaan terhadap pihak masyarakat di
sekitar lokasi pabrik dan juga pihak terkait lainnya yang berkepentingan
(pemangku kepentingan).
12. 12
3. Aspek dan Kegiatan Usaha
a. Produk dan Pemasaran
PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia merupakan
Industri manufaktur yang menggunakan pola aliran flow shop
dimana pola aliran tersebut memproses dari satu mesin ke mesin
yang lainnya dalam urutan tertentu. Pola aliran ini sesuai dengan
industri manufaktur yang terdapat assembly dengan satu urutan
tertentu dalam suatu produksinya.
PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia memproduksi
dua macam kendaraan, yaitu bus dan truk. Mesin yang digunakan
untuk semua kendaraan menggunakan mesin diesel sebagai
motornya. Dimana bus dan truk tersebut diproduksi sendiri oleh
PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia.
PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia memproduksi
vehicle assembly yaitu rangkaian frame untuk bus dan rangkaian
frame dengan cabin untuk truk. Sedangkan bodi merupakan
karoseri dan perusahaan lain. Selain memproduksi vehicle
assembly dan commponent assembly, PT. Hino Motors
Manufacturing Indonesia juga mempunyai izin untik mengekspor
beberapa komponen ke negara luar.
13. b. Model Truck dan Bus Produksi PT. HMMI
1) Model Truk PT. HMMI
Model truk PT. HMMI ditunjukkan pada tabel 2.1 dan 2.2
13
berikut ini :
Tabel 2.1
Model Truk Kecil
DUTRO 125
ST
DUTRO125
LT
DUTRO 125
HT
DUTRO 140
GT
4 Ban 6 Ban 6 Ban 6 Ban
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
Tabel 2.2
Model Truk Besar
MODEL KIND BERAT
FG1JJPB-BGJ 4X2 15.1
FG1KPB-BGJ 4X2 15.1
FG1KPB-BGJL 4X2 15.1
FG1JKRB-NGJ 4X2 15.1
FG1JKRB-NGJL 4X2 15.1
FL1JNPA-BGJ 6X2 26.0
FL1JNRA-RGJ 6X2 26.0
FM1JNPD-RGJ 6X4 26.0
FM1JKPM-RGJ 6X4 26.0
SG1JDPA-SGJ 4X2 26.0
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
14. Model Bus PT. HMMI
PT. HMMI memperoduksi empat tipe bus, yaitu :
a) Tipe AK1JRKA-BAB ( Mesin di depan)
b) Tipe RK1JSKA-BAB (Mesin di belakang)
c) RG1JSKA-BAJ (Mesin di depan)
d) FB2WGKZ-EN (Mesin di depan)
14
4. Struktur Organisasi
Dalam suatu organisasi dengan segala aktifitasnya terdapat
hubungan di antara orang-orang yang menjalankan aktifitas tersebut,
makin banyak kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi, makin
kompleks pula hubungan-hubungan yang ada.
Berukut ini adalah uraian tentang unsur-unsur organisasi pada PT.
Hino Motors Manufacturing Indonesia :
a) Presiden Direktur
b) Direktur
c) General Manager
d) Production Manager
PT. Hino Motors Manufacturing Indonesia terdapat beberapa
pembagian divisi kerja, adapun divisi tersebut sebagai berikut :
a) Quality Control Division
b) Engineering Division
c) Coorporate Affair Division
d) Finance and Accounting Division
15. e) Human Resource and Generar Affair Division
f) Information Technology Division
15
g) Procurement Division
h) Logistic Division
i) Maintenance Division
j) Purchasing Division
k) Export-Import Division
l) Project Control Division
m) Unit Production Division
n) Vehicle Division
o) Hino product Investigation Division
p) Bussiness Administration Division
q) Plant Adminitration Division
r) Safety Division
s) Internal Audit Division
t) Service Part and Packing Export Division
u) Machining Division
Machining Division
Sesuai dengan namanya Machining Division atau divisi machining
merupakan divisi yang bergerak di bidang produksi komponen-komponen
menggunankan mesin untuk proses pembuatannya. Divisi
16. machining diresmikan pada tahun 2012 dengan spesifikasi produk
16
sebagai berikut :
a) Conecting rod Line
Line ini diresmikan pada bulan september 2012 dengan
proses produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai
produksi N20, N30, N40, N50.
b) Camshaft Line
Line ini diresmikan pada bulan february 2013 dengan
proses produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai
produksi N20, N30, N40, N50.
c) Crankshaft
Line ini diresmikan pada bulan mei 2013 dengan proses
produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai produksi
N20, N30, N40, N50.
d) Cylinder Head
Line ini diresmikan pada bulan september 2013 dengan
proses produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai
produksi N20, N30, N40, N50.
e) Cylinder Block
Line ini diresmikan pada bulan february 2014 dengan
proses produksi bertahap dalam proses produksinya. Dimulai
produksi N20, N30, N40, N50.
17. f) Project Propeller Shaft dan Axle
Line ini dalam proses project, ditargetkan pada tahun 2014
sudah mulai produksi berjalan dengan produksi bertahap. Line
dalam proses instalasi mesin dengan pihak supplier dan masih
tanggung jawab enginering japan.
Adapun struktur organisasi divisi Machining Production sebagai
General Manager
H. Kobayashi
Advisor
17
berikut :
Bagus. S
Oktavianus S
Manager
Hery Budianto
Supervisor
Foreman
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
Gambar 2.2
Struktur Organisasi Machining Division
18. 18
c. LANDASAN TEORI
1. Manajemen Operasional
Dalam ilmu manajemen dikenal istilah modal-modal dalam
membentuk suatu bisnis, istilah ini dikenal dengan 5M yaitu Money,
Man, material, methode dan machine. Disiplin ilmu yang mempelajari
segala macam hal mengenai machine dan methode (proses) dikenal
dengan nama manajemen operasi.
Dalam buku Operations Manajemens Edisi kesembilan karya Heizer
Render (2011:4) menyebut bahwa “manjemen operasi (operations
manajemen-OM) adalah manajemen sistem atau proses yang
menciptakan barang dan/atau menyediakan jasa”.
Bidang ilmu manajemen operasional merupakan bidang ilmu yang
mencakup banyak hal dan keputusan dalam berbagai aspek. Heizer dan
Render (2011:9) menyebutkan bahwa terdapat sepuluh keputusan
strategi terkait manajemen operasi. Kesepuluh area keputusan strategis
tersebut adalah:
a. Desain produk dan jasa
b. Manajemen mutu
c. Desain proses dan kapasitas
d. Lokasi
e. Desain Tata Letak
f. Sumber Daya Manusia dan Sistem Kerja
g. Manajemen Rantai Pasokan (supply chain management)
19. h. Persediaan, perencanaan kebutuhan bahan, dan JIT (just-in-time)
i. Penjadwalan jangka pendek dan menengah
j. Perawatan (maintenance)
Keseluruhan aspek ini wajib dimiliki oleh perusahaan agar dapat
bersaing di era modern atau era global. Dalam hal ini upaya perbaikan
terus menerus/kaizen dalam setiap aspek sangat diperlukan, oleh sebab
itu peningkatan aspek-apek teknis menjadi sangat penting.
19
2. Manajemen Gudang
Manajemen pergudangan dirancang bertujuan untuk mengontrol
kegiatan pergudangan. yang diharapkan dari pengontrolan ini adalah
terjadinya pengurangan biaya-biaya yang ada di dalam gudang,
pengambilan dan pemasukan barang ke gudang yang efektif dan
efisien, serta kemudahan dan keakuratan informasi stok barang di
gudang. sistem informasi mengenai manajemen pergudangan ini sering
disebut dengan warehouse management system (WMS).
a. Pengertian Gudang
Warman (2004 : 5) gudang (kata benda) adalah bangunan
yang dipergunakan untuk menyimpan barang dagangan.
pergudangan (kata kerja) ialah kegiatan menyimpan dalam gudang.
Jadi gudang adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyimpan barang baik yang berupa raw material, barang work in
process atau finished goods. Pengertian gudang yang ada didalam
pergudangan yang berarti merupakan suatu kegiatan yang
20. berkaitan dengan gudang. Yunarto dan Santika (2005) kegiatan
tersebut dapat meliputi kegiatan movement (perpindahan), storage
(penyimpanan) dan information transfer (transfer informasi).
20
b. Fungsi Gudang
Arwani (2009 : 23) peranan gudang dapat dikategorikan
dalam tiga fungsi utama :
1) Fungsi penyimpanan (storage and movement)
Fungsi paling mendasar dari gudang adalah tempat
penyimpanan barang, baik bahan mentah, setengah jadi,
maupun barang jadi. Tujuan dari manajemen adalah bagaimana
menggunakan ruang (space) seoptimal mungkin untuk
menyimpan produk dengan biaya tertentu.
2) Fungsi melayani permintaan pelanggan (order full filment)
Aktivitas menerima barang dari manufaktur atau supplier
dan memenuhi permintaan dari cabang atau pelanggan
menjadikan gudang sebagai fokus aktivitas logistik. Gudang
berperan menyediakan pelayanan dengan menjamin
ketersediaan produk dan siklus order yang reasonable. Sistem
ini akan menurunkan biaya, karena pengiriman dari manufaktur
bisa dibuat secara berkala, cukup dengan kuantitas truk atau
mobil box. Dengan menyimpan stok dalam jumlah tertentu,
akan membantu manufaktur dari permintaan yang fluktuatif.
21. 3) Fungsi distribusi dan konsolidasi (distribution and
21
consolidation)
Fungsi distribusi ini menjadikan gudang sebagai
kepanjangan tangan dari penjualan dan pemasaran dalam
memastikan penyampaian produk dan informasi kepada
pelanggan sebagai titik penjualan (point of sale). Fungsi ini
tercipta sebagai akibat dari karakteristik biaya transportasi.
Pengiriman dalam jumlah besar, secara ekonomis lebih murah
biayanya dibanding pengiriman dengan skala lebih kecil.
Dalam sistem tertentu, fungsi distribusi dan konsolidasi
menjadi fungsi utama dari gudang distribusi.
c. Tujuan Pergudangan dan Fungsi Penyimpanan
Tujuan dari penyimpanan dan fungsi gudang yaitu untuk
memaksimalkan utilitas sumber-sumber yang ada ketika memenuhi
keinginan konsumen dan juga untuk memaksimalkan pelayanan
terhadap konsumen dengan kendala-kendala sumber yang ada.
Sumber-sumber penyimpanan dan pergudangan yaitu ruang,
peralatan, dan tenaga kerja. Permintaan konsumen untuk
penyimpanan dan fungsi pergudangan dapat dilakukan secepat
mungkin dan dalam kondisi yang baik. Maka, dalam mendesain
fungsi penyimpanan dan pergudangan sedapat mungkin harus
memenuhi tujuan berikut yaitu :
22. 1) Maksimalisasi penggunaan ruang.
2) Maksimalisasi penggunaan peralatan.
3) Maksimalisasi penggunaan tenaga kerja.
4) Maksimalisasi akses ke seluruh barang yang disimpan.
5) Maksimalisasi perlindungan untuk seluruh barang yang
22
disimpan.
d. Tipe-Tipe Gudang
Sugiharto (2009 : 12) dalam bukunya menyebutkan
beberapa macam tipe gudang, yaitu :
1) Gudang pabrik (Manufacturing plant warehouse)
Transaksi di dalam gudang ini meliputi penerimaan dan
penyimpanan material, pengambilan material, penyimpanan
barang jadi ke gudang, transaksi internal gudang, dan
pengiriman barang jadi ke central warehouse, distribution
warehouse, atau langung ke konsumen.
Warman (2005 : 6) manufacturing plant warehouse dapat
dibagi-bagi lagi menjadi :
1) Gudang operasional
23. Gudang operasional digunakan untuk menyimpan raw
material dan sparepart yang nantinya akan diperlukan
dalam proses produksi.
2) Gudang perlengkapan
Gudang perlengkapan merupakan gudang yang
digunakan untuk menyimpan perlengkapan yang akan
digunakan untuk meperlancar proses produksi.
3) Gudang pemberangkatan
Gudang pemberangkatan adalah tempat yang digunakan
untuk menyimpan barang yang telah menjadi finish good.
23
4) Gudang musiman
Gudang musiman adalah gudang yang bersifat
insidentil dan hanya ada pada saat gudang-gudang
operasional dan pemberangkatan penuh.
2) Gudang pokok (Central warehouse)
Transaksi didalam central warehouse meliputi penerimaan
barang jadi (dari manufacturing warehouse, langsung dari
pabrik, atau dari supplier) ,penyimpanan barang jadi ke gudang,
dan pengiriman barang jadi ke distribution warehouse.
3) Gudang distribusi (Distribution warehouse)
24. Distribution warehouse adalah gudang distribusi. transaksi
dalam gudang ini meliputi penerimaan barang jadi (dari central
warehouse, pabrik, atau supplier), penyimpanan barang yang
diterima dari gudang, pengambilan dan persiapan barang yang
akan dikirim, dan pengiriman barang ke konsumen. Terkadang
distribution warehouse juga berfungsi sebagai central
24
warehouse.
4) Gudang Grosir (Retailer warehouse )
Dapat dikatakan gudang yang dimiliki toko yang menjual
barang langsung ke konsumen.
e. Penyimpanan Barang
Dalam penyimpanan barang digudang terdapat 2 teknik
yang terdiri dari tata letak penyimpanan barang dan racking
system.
1) Penyimpanan barang dalam gudang atau biasanya disebut
dengan layout barang merupakan suatu metode peletakan
barang dalam gudang untuk mempermudah, mempercepat dan
meningkatkan efisiensi dari gudang tersebut dalam menampung
barang maupun mengalirkan permintaan barang kepada pihak
yang melakukan permintaan. Pihak yang melakukan
permintaan ini dapat dibagi menjadi internal customer dan
external customer. Internal customer adalah pelaku demand
25. yang berada dalam perusahaan yaitu departemen lain dalam
perusahaan. Sedangkan external customer adalah konsumen
dalam pengertian secara umum yaitu pihak pelaku demand
yang berasal luar perusahaan.
2) Racking system adalah suatu cara untuk meningkatkan
kapasitas tanpa melakukan pelebaran gudang. Selain itu juga
dapat digunakan untuk melakukan pengelompokan barang
sehingga gudang terlihat lebih teratur tanpa membutuhkan
tempat yang lebih luas.
f. Sistem Pengerakan (Racking System)
Tujuan dari sistem rak yang utama adalah untuk
meningkatkan kapasitas gudang tanpa harus melakukan pelebaran
gudang. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan sistem
rak kita akan melakukan penyusunan barang dengan konsep
bertingkat, dengan kata lain kita melakukan pemanfaatan
ketinggian untuk memperbanyak kapasitas dari gudang.
Rak dalam konsep ini dapat terdiri dari dua macam rak
25
yaitu :
1) Rak permanen
Rak permanen yaitu rak yang memiliki konstruksi
bangunan yang permanen, dengan kata lain rak permanen tidak
akan dipindah-pindahkan jika diperlukan di bagian lain.
26. Kalaupun rak ini dapat dipindahkan atau dibongkar akan
membutuhkan biaya yang besar, karena rak ini sudah menjadi
bagian tetap dari gudang.
26
2) Rak sementara
Rak sementara terdiri dari konstruksi rak yang dapat
dipindah-pindah atau dibongkar jika sudah tidak diperlukan.
Rak sementara biasanya digunakan jika layout suatu gudang
belum pasti dan sering mengalami perubahan yang disebabkan
oleh hal-hal yang menjadi keterbatasan perusahaan. Salah satu
bentuk rak sementara ada pada gambar berikut :
Sumber : starconsulting.wordpress.com
Gambar 2.3
Rak Sementara
27. 27
3. Manajemen Persediaan
a. Pengertian Persediaan
Barang yang disimpan dalam gudang ini dapat pula disebut sebagai
persediaan. Secara umum persediaan dapat diklasifikasikan
berdasarkan dua hal yang umum, yaitu klasifikasi persediaan
berdasarkan fungsi dari barang dalam gudang dan klasifikasi
persediaan berdasarkan kecepatan arus aliran barang. Menurut Arman
(2003 : 103) Klasifikasi persediaan berdasarkan fungsi barang terbagi
atas 4 bagian, yaitu :
1) Sebagai bahan baku (raw material)
Raw material merupakan barang yang akan diproses
dan diberi nilai tambah untuk kemudian dapat dijual dan
dipasarkan kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi.
raw material dapat berbeda-beda untuk setiap perusahaan
tergantung jenis usaha dan tujuan usahanya.
Barang yang menjadi raw material di suatu perusahaan
belum tentu menjadi raw material pula diperusahaan lain.
Dapat saja raw material disuatu perusahaan menjadi finished
good diperusahaan lain.
2) Sebagai barang setengah jadi (work in process)
Barang work in process dalam bahasa sehari-hari
dikenal dengan nama barang setengah jadi. Barang work in
process ini adalah raw material yang dikenal proses untuk
28. menjadi suatu produk hanya saja belum selesai, atau dapat
dikatakan masih setengah jadi.
3) Sebagai barang jadi (finished good)
Finished good merupakan barang yang siap untuk
disajikan atau siap untuk dipasarkan kepada konsumen.
Finished good ini merupakan barang yang diperoleh dari
bahan dasar berupa raw material yang telah diproses dari
bahan dasar berupa raw material yang telah diproses dan
28
diberi nilai tambah.
4) Sebagai peralatan (tools)
Peralatan adalah barang yang tidak memberikan nilai
tambah kepada suatu raw material untuk menjadi finished
good, akan tetapi sparepart akan sangat berguna sekali untuk
mendukung kelancaran proses pemberian nilai tambah kepada
raw material untuk menghasilkan finish good.
Klasifikasi persediaan berdasarkan aliran arus barang yang
terbagi atas 3 yaitu :
1) Barang cepat (fast moving)
Barang-barang yang disebut sebagai fast moving adalah
barang dengan aliran yang sangat cepat, atau dengan kata lain
barang fast moving ini akan berada digudang dalam waktu
yang sangat singkat.
2) Barang sedang (medium moving)
29. Barang medium moving adalah barang-barang yang aliran
barangnya sedang-sedang saja, tidak terlalu cepat atau terlalu
lambat. Biasanya barang ini akan berada di gudang dalam
waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengan
barang-barang fast moving.
3) Barang lambat (slow moving)
Barang-barang slow moving merupakan barang dengan
arus aliran barang yang sangat lambat, sehingga biasanya
barang-barang yang slow moving ini akan tersedia digudang
dalam jangka waktu yang cukup lama.
29
b. Fungsi Persediaan
Menurut Heizer dan Render, persediaan memiliki 6 fungsi penting
yang menambah fleksibilitas dari suatu perusahaan, yaitu :
1) Persediaan barang untuk memenuhi permintaan yang diantisipasi
akan timbul dari konsumen
2) Untuk memasangkan produksi dengan distribusi
3) Untuk mengambil keuntungan dari potongan pembelian dalam
jumlah besar yang dapat menurunkan biaya produk
4) Untuk melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan harga
5) Untuk menghindari kekurangan stok yang dapat terjadi karena
cuaca, kekurangan pasokan, masalah mutu, atau kesalahan
pengiriman.
30. 6) Untuk menjaga agar operasi berlangsung dengan baik dengan
menggunakan barang dalam proses sebagai persediaan.
c. Proses Alur Persediaan (Flow Process Inventory)
Flow Inventory adalah alur jalannya inventory tersebut dalam
bisnis perusahaan. Jadi dapat dikatakan bahwa bentuk dari flow
process tersebut ditentukan dari bagaimana bentuk dari bisnis
perusahaan tersebut. Semakin kompleks bisnis maka flow process
dari inventory ini akan semakin panjang, sedangkan jika bisnis tidak
kompleks maka flow process akan pendek. Flow process inventory
dapat digambarkan secara umum menjadi :
Sumber : http//digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=98qual
Gambar 2.4
Flow Process Inventory
30
31. Gambar 2.3 merupakan gambaran secara umum dari flow process
inventory. Supplier merupakan mata rantai pertama dari flow process,
dimana tugas utama dari supplier adalah mendatangkan raw material
dan sparepart. Raw material yang telah didatangkan dan sparepart
disimpan dalam gudang raw material karena diasumsikan barang dari
supplier akan langsung diproses sehingga nantinya akan menghasilkan
work in process bahkan finished goods ini nantinya akan disimpan
dalam gudang finished goods untuk memenuhi customer demand.
d. Metode Penanganan Persediaan
Persediaan merupakan salah satu aspek yang sangat rentan dari
penurunan kualitas. Maka dari itu, persediaan harus diatur
sedemikian rupa agar selalu optimal dalam kegiatannya. Persediaan
dikatakan optimal jika, persediaan dapat menguntungkan dari segia
biaya, defresiasi dan lain-lain. Aktifitas persediaan meliputi input,
output, dan pencatatan data, Menurut Heizer dan Render (2011)
metode penanganan dari persediaan meliputi :
1) First In First Out (FIFO)
First In First Out (FIFO) adalah suatu metode penanganan
persediaan dimana yang masuk pertama dikeluarkan pertama, hal
ini dilakukan agar persediaan tersebut dapat mempertahankan
kualitas atau persediaan yang tingkat defresiasinya tinggi.
2) Last In First Out (LIFO)
31
32. Last In First Out (LIFO) adalah suatu metode penanganan
persediaan dimana yang masuk terakhir dikeluarkan pertama, hal
ini dilakukan agar pengeluaran kepada konsumen tetap persediaan
terbaru dan juga agar konsumen merasa puas akan kualitas barang
32
yang baik dan terbaru.
3) Random
Random adalah suatu metode penanganan persediaan dengan
sistem acak/ bebas dalam pengaturan input dan outputnya.
Metode ini jarang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan karena
metode ini kurang fleksible dalam penggunaanya.
Pemilihan metode mana yang digunakan tergantung dari kebijakan
masing-masing. Setiap metode mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda, misalnya metode FIFO biasanya digunakan pada
produk yang karakteristiknya mudah rusak dalam jangka waktu
pendek. Prinsipnya persediaan yang lama tersimpan dikeluarkan
pertama, sehingga persediaan tersebut lebih cepat digunakan oleh
konsumen. Metode LIFO biasanya digunakan diperusahaan
supermarket terutama pada produk Fashion. Prinsip metode ini ada
persediaan yang baru tersimpan dikeluarkan pertama, sehingga yang
terjual adalah produk terbaru, dan untuk persediaan lama dikeluarkan
diskon dengan prinsip cuci gudang.
e. Kontrol Persediaan (Inventory Control)
33. Sebagaimana menurut Chase, Jacob, dan Aquilino (2006 : 589),
Inventory adalah persediaan segala macam barang ataupun sumber
daya yang digunakan di dalam organisasi, yang dapat menjadi aset
dan nilai bagi perusahaan sehingga perlu diatur sedemikian rupa
untuk menjaga kestabilan dan kelancaran proses produksi.
Menurut pendapat Assauri (2004 : 176) : pengawasan persediaan
adalah merupakan salah satu kegiatan yang berurutan erat sama lain
dalam seluruh operasi produksi perusahaan sesuai dengan apa yang
telah direncanakan lebih dahulu.
Menurut Palimirma (2011), untuk melakukan perhitungan
inventory perusahaan agar lebih akurat bisa melakukan hal seperti
33
berikut :
1) Stok opname : perhitungan barang pada awal dan akhir periode
yang dihitung, cara ini merupkan ketentuan yang harus dilakukan
oleh manajemen untuk menentukan jumlah persediaan akhir,
sebagai salah satu persyaratan memperoleh unqualified opinion.
2) Menggunakan metode pencatatan perpetual.
3) Menggunakan metode agregatif.
Kelemahan-kelamahan dari masing-masing cara tersebut dapat kita
lihat sebagai berikut:
1) Metode periode ( periodic method ):
Persediaan merupakan komponen cost of goods sold maka
perhitungan kuantitas persediaan yang dilakukan dengan stock
34. opname tergantung dari kelengkapan data/catatan dan
perhitungan barang. dengan cara ini perhitungan persediaan yang
dibebankan pada cost of goods sold ada kemungkinan
overstatement, karena hanya membandingkan dan menghitung
jumlah barang yang dimiliki dikurangi dengan persediaan akhir.
Sehingga kalau terjadi adanya barang yang hilang, rusak,
menguap, turun kualitas dan sebagainya, maka hal ini bila tidak
terungkap akan menyebabkan laporan laba-rugi tidak atau kurang
informatif. Karena adanya kerugian-kerugian yang seharusnya
diperlukan sebagai kerugian extraordinary item, kemudian
dengan perhitungan stock opname secara berkala tidaklah cukup
sebagai dasar pembuatan keputusan yang bersifat manajerial
34
secara cepat.
2) Metode perpetual
Dalam metode perpetual ini terdapat kelemahan pada saat
menentukan nilai dan jumlah barang, karena dengan metode
pencatatan yang continue ini berarti saldo persediaan setiap saat
dapat diketahui, namun perlu diperhatikan bahwa dengan hanya
menghitung jumlah barang berdasarkan catatan akan
mengakibatkan nilai persediaan overstatement, karena adanya
persediaan rusak dan sebagainya. Oleh karena itu yang lebih tepat
dalam menentukan jumlah persediaan adalah kalau menggunakan
metode gabungan antara metode perpetual dengan stock opname.
35. 35
3) Metode agregatif
Dalam metode ini kesulitannya sama dengan kesulitan yang
dialami metode perpetual, kalau dalam hal pembahasannya adalah
masalah penentuan harga persediaan. Dalam metode ini juga lebih
tepat kalau penentuan jumlah dan nilai persediaan dan nilai
persediaan dikombinasi dengan stock opname.
f. Tujuan Kontrol Persediaan
Suatu pengendalian persediaan yang dijalankan oleh suatu
perusahaan sudah tentu mempunyai tujuan tertentu. Menurut
pendapat Assauri (2004 : 117), tujuan pengendalian persediaan secara
terperinci dapat dinyatakan sebagai usaha untuk :
1) Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan
sehingga dapat mengakibatkan terhentinya produksi.
2) Menjaga agar pembentukan persediaan oleh perusahaan tidak
terlalu besar atau berlebih-lebih, sehingga biaya-biaya yang
ditimbulkan dari persediaan tidak terlalu besar.
3) Menjaga agar pembelian kecil-kecilan dapat dihindari karena ini
akan berakibat biaya pemasaran menjadi besar.
4) Meminimalkan barang-barang yang tidak laku, kelebihan atau
usang dengan melaporkan perubahan produk yang mempengaruhi
bahan baku.
36. 5) Memastikan persediaan yang cukup untuk pengiriman segera ke
36
pelanggan.
6) Menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan kedalam
persediaan berada di tingkat yang konstan dengan kebutuhan
operasi dan perencanaan manajemen.
g. Sistem Kontrol Persediaan (Inventory Control System)
Dalam inventory control system, menurut Russel dan Taylor (2003
: 459), ada dua tipe dari inventory control system, yaitu :
1) Sistem inventory berkelanjutan (Continous inventory system)
Jumlah konstan diperintahkan saat persediaan menurun
ketingkat yang telah ditetapkan, disebut sebagai titik pemesanan
ulang, suatu tatanan baru ditempatkan untuk mengisi stok
persediaan. Urutan yang ditempatkan merupakan jumlah yang
tetap untuk meminimalkan biaya total persediaan. Jumlah ini
yang disebut kuantitas pesanan ekonomi.
2) Sistem persediaan berkala (periodic inventory system)
Dalam sistem persediaan periodik, persediaan dihitung pada
interval waktu tertentu, dalam sistem ini tingkat persediaan tidak
diawasi sama sekali selama interval waktu antara pesanan,
sehingga memiliki keunggulan yaitu pencatatan yang diperlukan
sedikit atau tidak diperlukan. Kelemahannya adalah kurang
kontrol langsung.
37. BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
37
A. HASIL
1. Manajemen Gudang Finish Good PT Hino Motors Manufakturing
Indonesia.
a. Gudang
Di PT Hino Motors Manufakturing Indonesia itu sendiri gudang
diartikan sebagai tempat penyimpanan barang jadi atau finish good
dan bahan baku atau material baik bahan baku utama, bahan
tambahan/ submaterial, consumable, dan assesoris/tool.
Bahan baku utama terdiri dari material engine 5C (Conecting
Rod, Camshaft, Crankshaft, Cylinder Head, Cylinder Block) dimana
masing-masing mempunyai supplier yang berbeda. Bentuk-bentuk
dari material tersebut pun berbeda, sehingga tempat penyimpanan/
casenya pun berbeda. Maka dari itu, sistem penanganan diatur
sedemikian rupa agar ruang dari tata letak optimal.
Bahan Tambahan terdiri dari bahan pelengkap dari bahan utama
dimana bahan pelengkap ini pun sangat penting. Ada pribahasa bagai
sayur tanpa garam, dimana bahan utama tidak akan maksimal
digunakan jika tanpa bahan pelengkap. Contohnya baut dan mur
merupakan bahan pelengkap tetapi fungsinya sangat penting.
38. Tool dan accesoris ini juga merupakan salah satu material yang
harus dikelola departemen gudang baik penyimpanan sementara
maupun penyimpanan tetap. Tools adalah alat yang dibutuhkan oleh
departement produksi untuk tindakan penanganan perawatan
mandiri/perventife maintainance di luar penanganan perawatan besar
/reaktif maintainance. Perawatan besar merupakan tanggung jawab
dari departement maintainance, jadi gudang peralatan untuk
perawatan tersebut dimiliki sendiri oleh departemen tersebut yaitu
warehouse fabrication and kaizen.
Consumable merupakan peralatan wajib yang dipakai oleh
pegawai dalam rangka safety, quality, delivery, cost, productifity.
Consumable ini terdiri dari sarung tangan safety and healty, masker
safety, alat tulis kantor, earplug safety, vest safety dll. Cunsumable
ini juga penting untuk menjaga produktifitas, keselamatan dan
38
kesehatan kerja.
PT Hino Motors Manufakturing Indonesia sendiri sistem
manajemen gudang finish good yaitu dalam beberapa kegiatan
diantaranya :
1) Manajemen FIFO (First In First Out)
FIFO (first in first out) yaitu dimana barang yang masuk
pertama dikeluarkan pertama juga, sistem layout-nya pun harus
di sesuaikan dengan prinsip FIFO itu sendiri. Keselarasan lay out
dan FIFO ini memudahkan dalam hal lintasan dari pergerakan
39. barang, dalam hal ini akan memudahkan operator untuk
memindahkan baik saat input produksi ataupun output delivery
dan biasanya menggunakan forklift dalam hal pemindahannya.
C1 C2 C2 C3 C3 C4 C4 C5 C5 C5
OUT STOK OUT STOK OUT STOK OUT OUT STOK STOK
IN IN STOK IN STOK IN STOK STOK STOK IN
C1 = CONROD = STOCK IN (MACHINING PRODUCTION
C2 = CAMSHAFT =STOCK OUT (GATE 3 LINE ASSYBLING)
C3 = CRANKSHAFT
C4 = CYL HEAD
C5 = CYL BLOCK
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
GAMBAR 3.1
LAY OUT FINISH GOOD FIFO SYSTEM
Pada gambar diatas terlihat lima produk yang dihasilkan
dengan lay out masing-masing. Setiap produk mempunyai minimal
dua baris, hal ini difungsikan satu baris untuk input dan lainnya
untuk output. Proses input-output ini silih bergantian anatara baris
A dan B, jika baris A input maka Baris B output begitupun
sebaliknya jika A output maka B input. Fungsi penggolongan baris
ini agar FIFO berjalan, dimana jika baris A first IN maka baris B
39
40. last IN begitupun sebaliknya. Begitu pula jika baris A first OUT
maka baris B last OUT. Fungsi lainnya penggolongan baris ini
untuk meminimalisir pemindahan produk, yaitu hanya aktifitas
Supply Finish Good Forklift Delivery
40
Input
Proses
Output
Production Logistic Support Logistic
JOB Produksi QC
Walk In
Proses
case
Penuh
No
Yes
Prepare
Storage
QC
Inspection
prepare
supply
Prepare
Docking
Stock
Prepare
input
data
Prepare
Prepare
Docking
delivery
delivery
input dan output dan tidak adanya loading docking.
2) Alur Persediaan FIFO
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
Gambar 3.2
Flowchart Persediaan
41. b. Lay Out PT Hino Motors Manufakturing Indonesia.
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
Gambar 3.3
Lay out gudang PT HMMI plant machining
41
42. 42
c. Persediaan
Persediaan menurut PT Hino Motors Manufakturing
Indonesia adalah segala sesuatu yang masih didaya gunakan di
setiap departemen masing-masing. Persediaan di PT Hino
Motors Manufakturing Indonesia tergantung dibagian masing-masing,
dimulai dari departemen Logistic, Produksi,
maintainance, Qulaity, Office Machining. Persediaan tersebut
meliputi :
1) Logistic
Departemen logistic tersendiri meliputi persediaan raw
material, sub material, accesoris, consumable, tool dan juga
alat tulis kantor.
2) Quality
Departemen Quality meliputi persediaan consumable,
alat tulis kantor dan submaterial, untuk departmen ini lebih
ke persediaan alat ukur untuk pengukuran produk.
3) Maintainance
Departemen maintainance meliputi persediaan tool,
spare part dan bulk part untuk mesin-mesin untuk proses
machining.
4) Office Machining
43. Departemen office machining hanya tersedia alat tulis
kantor yang paling dominan, aktifitas kantor terotomatisasi
melalui jaringan komputer.
43
5) Produksi
Produksi terdiri dari berbagai section yaitu :
(a) Conecting Rod
Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari
conecting rod itu sendiri, wip submaterial, wip
consumable, wip alat tulis kantor.
(b) Camshaft
Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari
camshaft itu sendiri, wip submaterial, wip consumable,
wip alat tulis kantor.
(c) Crankshaft
Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari
crankshaft itu sendiri, wip submaterial, wip
consumable, wip alat tulis kantor.
(d) Cylinder head
Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari cyl
head itu sendiri, wip submaterial, wip consumable, wip
alat tulis kantor.
44. (e) Cylinder block
Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari cyl
block itu sendiri, wip submaterial, wip consumable, wip
alat tulis kantor.
44
(f) Preset Tool
Persediaannya meliputi WIP (walk in proces) dari Tool-
Tool untuk proses Machining, wip submaterial, wip
consumable, wip alat tulis kantor. Untuk preset tool
kordinasinya dengan gudang tool di departement
logistic.
(g) Production Logistic Support
Dilihat dari namanya production logistic support
merupakan bagian departemen produksi yang bertugas
untuk mendukung produksi dalam hubungan/ interaksi
dengan departemen logistic/ departemen lainnya guna
mencapai produktifitas yang diharapkan. Aktiftitas
section ini terdiri dari :
(1) Gudang Finish Good Machining
(2) SubGudang Consumable dan Submaterial
(3) Penanganan limbah dari aktifitas mesin
(4) SubGudang Kaizen Support
(5) Supply Raw material dan loading Finish Good
45. Subgudang di PT Hino Motors Manifakturing Indonesia
adalah mini gudang dengan aktifitas penggolongan jenis
material dengan jumlah/ ukuran yang tepat dan juga
waktu yang disesuaikan. Kegiatan subgudang ini
bermaksud membantu/ mendukung produksi dalam
membutuhkan material, seperti di dalam gudang utama
dalam jumlah satuan yang besar tetapi dalam subgudang
dipecah dalam jumlah/ ukuran yang kecil/ praktis.
Manfaat dai subgudang ini yaitu untuk perhitungan
biaya material itu sendiri yang digunakan dengan
jumlah, ukuran, dan waktu yang tepat dengan aktifitas
perperiode tertentu.
d. Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan di Pt Hino Motors Manufakturing
Indonesia dengan dengan media-media tertentu meliputi :
45
1. Check Sheet
Check Sheet adalah lembar periksa atau formulir yang
dirancang untuk mencatat data dan juga digunakan sebagai
metode rekam.
2. Statistical Process Control (SPC)
Prinsip Statistical proses control yaittu melakukan
pengawasan standard, menghitung persediaan, dan
mengambil tindakan perbaikan selagi sebuah produk atau
46. jasa sedang diproduksi. Hasil perhitungan ini diamati, jika
hasilnya berada dalam batas yang diperbolehkan, maka
proses dilanjutkan. Jika hasilnya jatuh di luar jangkauan
tertentu, maka hal itu dapat dijadikan sebagai pertimbangan
pengambilan keputusan yaitu bisa menigkatkan produksi
atau menurunkan produksi. Diagram kendali (control
charts) adalah representasi grafis dari data sejalan dengan
waktu yang menunjukan batas atas dan batas bawah proses
yang kita kendalikan.
PRODUCTION LOGISTIC SUPPORT
CONROD
QTY
NO CASE
TIME
CAMSHAFT
QTY
TIME
CRANKSHAFT
QTY
NO CASE
TIME
QTY
NO CASE
TIME
CYL. BLOCK
QTY
NO CASE
No DN
LINE IN QC IN QC OUT QC REPAIR REPAIR STOCK STOCK
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
Gambar 3.4
Check Sheet Daily Control stock
46
TANGGAL : HARI :
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
CONTROL STOCK FINISH GOOD
NO CASE
NO DN NO DN NO DN NO DN NO DN
STOCK
PART NAME
TIME
NO
NO DN NO DN
SUPPLY FINISH GOOD TO GATE 3
NO DN
PART NAME
TTL
CYL HEAD
LINE OUT
PROD CHECK PASS PENDING IN OUT NG GATE 3
ALL
STOCK
QC RPR
CONROD
CAMSHAFT
CRANKSHAFT
CYL HEAD
CYL. BLOCK
STOCK STORAGE FINISH GOOD
NO
STOCK
AWAL
CATATAN : STOCK ALL = (STOCK AWAL + LINE IN PROD) - LINE OUT GATE 3
48. 48
Disetujui Dibuat
FORM C
Dicek
5C STORE STOCK CALCULATION
Detail Hard Tool Per Process
PT. HMMI
Machining
Dept.
PT. Hino Manufacturing Motor Indonesia
Production Machining Dept.
Tanggal
Seksi PRODUCTION LOGISTIC SUPPORT Octafianus Heri B Tego W Sidney
Line 5C
PW KANBAN
(HMMI Preparation)
FEBRUARI 2014
1 2 3 4 5 6 7
Display Stock
Min
(1+2+3+4+
5+6)
Max
(Min+7)
Adjust
Lead time
info
lead
stagnasi
sequence
Lead Time
process
Total Lead
Time
Jumlah
Kanban
Factor Line
stop (3%)
Fluctuation
(20%)
Stagnasi di
Line
produksi
Perbedaan
Waktu Kerja
Safety stock
for 3 day
Factor
machining
Reject
(0.3%)
Factor
Material
Reject (5%)
Takt Time Cycle time Cycle/day Qty/day Qty/kanban
Working
time/day
Working
day/month
Order this
month
dtk hari pcs dtk/pcs dtk/pcs cycle pcs pcs pcs pcs pcs pcs pcs pcs pcs/kbn pcs dtk dtk dtk kbn pcs pcs pcs
3
No Part No. Part Name
1 13260-EW020 CONNECTING ROD 52.800 18 7.416 128,2 92 8 412 1 21 12 82 128 0 1.236 128 0 0 0 0 0 245 1481 0
2 13501-EW030 CAM SHAFT 28.200 18 2.060 246,4 182 8 114 0 6 3 23 40 57 343 40 0 0 0 0 0 130 473 0
3 13411-EW010 CRANKSHAFT 28.200 18 1.500 338,4 428 8 83 0 4 3 17 12 0 250 12 0 0 0 0 0 36 286 0
4 11101-EW010 CYLINDER HEAD 28.200 18 1.940 261,6 378 8 108 0 5 3 22 12 36 323 12 0 0 0 0 0 79 402 0
5 11401-EW010 CYLINDER BLOCK 52.800 18 2.130 1820,0 510 8 118 0 6 4 24 4 21 710 4 0 0 0 0 0 58 768 0
Gambar 3.6
Statistic Proses Control kalkulasi
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
49. 49
Gambar 3.7
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
Check Sheet Diagram Statistic Proses Control
50. 50
finish good
STOCK AWAL LINE IN PRODUKSI QC PASS DELIVERY STOCK AKHIR
input
proses
output
produksi supply CECK SHEET STOCK Delivery PPIC
CECK SHEET SPC
QC
WIP
Input Identitas
PRoduk
input tanggal,
jam dan identitas
supply
Data pada
hari
sebelumnya
Input supply
input data
dalam ceck
sheet
Input QC
Input log
delivery
input stock
akhir
data data data akhir Grafik SPC
PPIC dan
Manger
To ceck
sheet SPC
inspeksi
judgement
OK NO
Data akhir Data akhir data akhir
Input from
storage
kanban
kanban out
Input SPC
judgement
UP down
Gambar 3.8
Flowchart pengendalian finish googl
Sumber : PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
51. 51
B. PEMBAHASAN
PT Hino Motors Manufakturing Indonesia terus-menerus meningkatkan
perbaikan kinerja teknis dari setiap usahanya, dimulai dari logistic/ gudang,
produksi, maintainance, quality. Perbaikan tersebut sangat penting untuk
mencapai kinerja dan hasil maksimal, perbaikan maksimal maka hasilpun
maksimal. Kinerja tersebut dapat diukur melaui metode-metode ukur dalam
ilmu manajemen operasional.
Untuk penanganan finish good PT Hino Motors manufakturing Indonesia
menggunakan metode FIFO, metode ini sangat baik karena spesifikasi produk
yang mudah rusak jika penyimpanan pada jangka waktu lama. Industri
otomotif sangat rentan akan penyimpanan, baik pengaruh dari udara yang
membuat produk terkorosi.
Di bagian divisi logistic tersendiri digunakan check sheet dalam
pengontrolan. Check sheet ini mencakup metode-metode pengontrolan
periodic dan perpetual di logistic, serta agregatif untuk konsolidasi dengan
Financial Accounting Departemen.
Pencatatan check sheet ini dilakukan dengan membandingkan aktual
dengan pencatatan komputer, sehingga terjadi titik keseimbangan di
dalammnya. Maka dari itu pencatatan ini harus continunitas dan teliti agar
hasilnyanya pun maksimal. Selama ini PT Hino Motors Mfg Indonesia telah
melakukannya secara baik dan tepat, dan diharapkan kinerja ini dapat
berkelanjutan dan terlaksana dengan baik.
52. Perbaikan ini sekarang telah sampai pada tahap selanjutnya, dimana tahap
ini yaitu tahap QC Seven Tool. Qc Seven Tool adalah tujuh alat ukur untuk
mengendalikan kualitas. Qc seven tool terdiri dari :
52
1. check sheet,
2. diagram sebar,
3. diagram sebab-akibat,
4. diagram pareto,
5. diagram alir,
6. histrogram,
7. diagram statistic proses control (SPC).
Pt Hino Motors Manufakturing Indonesia telah sampai pada proses akhir
yaitu Statistic Proses Control. Metode ini sangat penting karena metode
pencatatannya yang fleksibel dan dinamis tetapi dapat memperhatikan
kualitas yang harus tetap dijaga. Metode Statistic Proses Control ini biasanya
digunakan untuk mengukur kualitas suatu produk, tetapi di PT Hino Motors
Manfakturing Indonesia digunakan untuk mengontrol persediaan dan
merupakan teknik baru penggunaannya.
Persediaan merupakan hal baru dalam pencatatan statistic proses control,
akibatnya variabel penentuan perhitungan statistic dari metode itu pun
merupakan hal baru. Persediaan diukur melalui variabel-variabel sebagai
berikut :
a) stock awal
53. stock awal dipengaruhi tingkat efektifitas pemasukan/ hasil
produksi dan efektifitas pengeluaran/ delivery.
53
b) pemasukan (input)
pemasukan input merupakan hasil produksi, dimana dipengaruhi
oleh planing produksi, efektifitas produksi, persentasi Not Good.
c) Pengeluaran (output)
Pengeluaran output merupakan pengiriman/ delivery, dimana
dipengaruhi oleh produksi dari consumen efektifitas produksi
customer, planing order, planing delivery.
d) Stock Akhir
Stock akhir merupakan stock awal dari bulan berikutnya,
stock akhir akan terukur melalui rumus :
Stock akhir = (Stock awal + pemasukan) – pengeluaran
Statistic proses control ini sangat baik dalam mengontrol persediaan,
dimana hasilnya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan tahap berikutnya. Selama ini di PT Hino Motors Manufakturing
Indonesia pengontrolan persediaan berjalan dengan baik, dan fluktuasi
persediaan dapat berjalan baik dan terkendali.
54. BAB IV
PENUTUP
54
A. KESIMPULAN
Setiap perusahaan harus berupaya maksimal dalam menjalankan usahanya,
hal itu dilakukan untuk menjaga ketersaingan dalam dunia globalisasi. Upaya
maksimal ini dapat dilakukan dengan cara memperbaiki secara terus-menerus
hal-hal teknis perusahaan.
Berdasarkan hasil praktek kerja bermasyarakat ini tentang sistem
persediaan di PT Hino Motors Manufakturing Indonesia. Maka dapat
disimpulkan sistem persediaan di PT Hino Motors Manufakturing Indonesia
berjalan dengan baik dan terkendali dengan baik, itu bisa dilihat dari metode
yang digunakan dalam pengendalian persediaan ini. Metode check sheet dan
statistic proses control sangat berpengaruh bagi pengendalian dan
perhitungan tingkat persediaan. Masalah-masalah yang terjadi pada sistem
persediaan dapat terdeteksi dengan alat ukur statistic yang memudahkan
dalam pengambilan keputusan selanjutnya.
55. 55
B. SARAN
Dengan melihat situasi saat ini maka disarankan PT Hino Motors
Manufakturing Indonesia untuk menjaga continunitas dan ketelitian dalam
pencatatan metode check sheet dan statistic proses control ini agar hasilnya
pun representatif untuk menjadi bahan pertimbangan pengambilan keputusan
mengenai penanggulangan masalahnya.
Metode statistic proces control dapat menghasilkan perhitungan tertentu,
proses selanjutnya hasil perhitungan dijadikan bahan dasar dalam mengambil
keputusan/ kebijakan. Kordinasi dengan departemen terkait menjadi sangat
penting untuk mengambil keputusan/ kebijakan dari hasil perhitungan
statistic proces contol. Pt Hino Motors Manufakturing Indonesia harus
menjaga baik koordinasi dengan pihak terkait guna melakukan metode ini.