2. APA FILSAFAT ITU?
MEMAHAMI
DARI ARTI
SECARA
HARAFIAHNYA:
PHILOS-
SOPHIA YANG
ARTINYA LOVE
OF WISDOM
MEMAHAMI
DARI DEFINISI
PARA AHLI:
PLATO,
ARISTOTELES
KATTSOF,
WOOD HAUSE
DLL
CATATAN:
FILSAFAT ERAT KAITANNYA DENGAN DUNIA
PEMIKIRAN: BERFILSAFAT ADALAH BERPIKIR
DENGAN CIRI-CIRI TERTENTU. SEHINGGA
TIDAK SETIAP BERPIKIR BISA DISEBUT
BERFILSAFAT
7. FILSAFAT ILMU
FILSAFAT
FILSAFAT ILMU
ILMU
ILMU PENDIDIKAN
FILSAFAT ILMU
PENDIDIKAN
Ontologi Ilmu
Pendidikan
Epistemologi
Ilmu
Pendidikan
Metodologi
Ilmu
Pendidikan
aksiologi Ilmu
Pendidikan
9. MENGAPA GURU DAN
PERENCANA PENDIDIKAN
TIDAK BOLEH BUTA
TERHADAP FILSAFAT DAN
FILSAFAT PENDIDIKAN
KARENA TUJUAN
PENDIDIKAN
SENANTIASA
BERHUBUNGAN
LANGSUNG
DENGAN
TUJUAN HIDUP
AGAR LEBIH
ARIF DAN
BIJAKSANA
DALAM
MENYELESAIKAN
MASALAH-
MASALAH
PENDIDIKAN
FILSAFAT PENDIDIKAN MENJAWAB PERTANYAAN:
1. APAKAH PENDIDIKAN ITU?
2. MENGAPA MANUSIA HARUS MELAKSANAKAN
PENDIDIKAN?
3. APAKAH YANG HARUS DICAPAI OLEH PENDIDIKAN?
4. DENGAN CARA BAGAIMANA CITRA-CITA PENDIDIKAN
DAPAT DICAPAI?
10. BEBERAPA ALIRAN
DALAM FILSAFAT
PENDIDIKAN
1
2
REALISME: MEMANDANG HAKIKAT REALITAS ADALAH
YANG NYATA. (BISA DUALIS : YANG ROH DAN YANG
MATERIAL) (Brubacher, Francis bacon, John Locke dsb)
3
MATERIALISME: MEMANDANG REALITAS PADA
HAKIKATNYA MATERI (Ludwig Feuerbach, Kar Marx)
Pengalaman, proses kondisionisasi menjadii penting
IDEALISME: MEMANDANG HAKIKAT REALITAS ADALAH
IDE, J (Plato, Hegel, Imanuel Kant, David Hume, dsb).
Guru yang idealis berusaha mewujudkan yang terbaik
11. ALIRAN DALAM
FILSAFAT
PENDIDIKAN
4
5
EKSISTENSIALISME: REALITAS PADA DASARNYA
ADALAH KEBERADAAN (eksistensi). MEMFOKUSKAN PADA
PENGALAMAN INDIVIDU, KREATIVITAS, KEUNIKAN DLL.
6
PROGRESIVISME: (lawan dari Formalisme) HAKIKAT
REALITAS ADALAH BERKEMBANG. PENDIDIKAN HARUS
MENGEMBANGKAN INDIVIDU, MASYARAKAT DAN
KEBUDAYAAN.
PRAGMATISME: REALITAS PADA HAKIKATNYA ADALAH
YANG BERGUNA/BERMANFAAT, YANG PRAKTIS. (John
Dewey, dll)
12. ALIRAN DALAM
FILSAFAT PENDIDIKAN
7
8
PERENIALISME: REAKSI ATAS PROGRESIVISME DAN
MENENTANGNYA. MENEKANKAN KEPASTIAN, KESTABILAN
DALAM PENDIDIKAN
9
REKONSTRUKSIONISME: NILAI TERBESAR SEKOLAH
HARUS MENGHASILKAN MANUSIA-MANUSIA YANG DAPAT
BERPIKIR EFEKTIF DAN BEKERJA SECARA KONSTRUKTIF
ESSSENSIALISME: MENEKANKAN PADA APA YANG
MENDUKUNG PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN YANG
DIYAKINI PENTING
13. idealisme
Plato, George Berkeley,
Hegel ,
Pandangan:
kenyataan adalah ide,
(menekankan ide
sebagai satu-satunya
kebenaran (sering
disebut spiritualisme,
mentalisme.
Pengetahuan yang
benar/pasti adalah
lewat pikiran
Teori
pengetahuan
idealisme merujuk
pada rasionalisme dan
teori koherensi.
Pendidikan:
merupakan
pertumbuhan ke arah
pribadi manusia yang
ideal (tujuan
pendidikan
membentuk karakter,
mengembangkan
bakat (kemampuan
dasar) serta kebaikan
sosial
Siswa:
bebas untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan
dasar/bakatnya
Guru Idealis:
Mewujudkan watak yang terbaik. Guru
harus mengeluarkan potensi yang ada
pada siswa. Memandang siswa
sebagai tujuan.
Kurikulum :
filsafat, bahasa,
matematika, logika,
mendapat porsi yang
lebih besar
14. Realisme
Aristoteles, Thomas
Aquinas, Brubacer,
Comenius, Price, Kant,
Franci Bacon, John Locke
Pandangan:
Realitas dipandang
secara dualistis
(“dunia” terdiri dari
dunia fisik dan rohani
Teori
pengetahuan
Ralisme merujuk pada
empirisme dan teori
korespondensi.
Pengetahuan harus
berdasarkan
pengamatan/pengalaman
/observasi
Pendidikan :
Memperhatikan
intelektualitas / intelektual
dan pengalaman
manusia.Sekolah harus
memperhatikan mata
pelajaran tetapi juga
menghasilkan individu
yang sempurna. Tujuan
pendidikan adalah
penyesuaian hidup dan
tanggungjawab sosial
Siswa :
Menguasai
pengetahuan, disiplin,
bermoral, dapat
dipercaya
Kurikulum :
Komprehensip mencakup
semua pengetahuan
yang berguna
Guru Realis:
Menguasai pengetahuan, terampil
dalam tehnik mengajar dengan keras
menuntut prestasi belajar.
15. Materialisme
Demokritos, Ludwig
Feuerbach, Auguste
Comte, E.L. Thorndike
B,F. Skinmer
Pandangan:
Kenyataan adalah
materi. Cabang yang
populer adalah
positivisme dan
pendekatan
behaviorisme : yang
disebut dengan
kegiatan mental
tergantung pada
kegiatan fisik.
Siswa:
Dituntut untuk belajar, tidak
ada kebebasan, ditentukan
oleh kekuatan luar
Pendidikan:
Terkontrol secara ilmiah
dan seksama, bertujuan
perubahan perilaku,
ditentukan secara
eksternal tanpa
memperhitungkan
harapan, potensionalitas,
kemauan siswa.
Kurikulum:
Berisi pengetahuan yang
dapat dipercaya,
diorganisasi,
berhubungan dengan
sasaran perilaku
Pendekatan dengan
kondisional, kompetensi,
pelajaran berprogram
Guru :
Memiliki kekuasaan untuk merancang
dan mengontrol proses pendidikan.
mampu mengukur kemampuan siswa
16. Eksistensialisme
Jean Paul Satre, Soren
Kierkegaard , Maxine
Greene
Pandangan:
Eksistensi (cara
manusia berada)
Memfokuskan
pengalaman individu,
menekankan pilihan
kreatif, subjektif,
segala gejala dilihat
berpangkal pada
eksistensi
Siswa:
Diberi kebebasan yang luas,
pencarian/penemuan
sendiri, kreatif, memilih
alternatif
Pendidikan:
Tujuan mengembangkan
individu agar
mengembangkan
potensinya untuk
pemenuhan diri.
Pendekatan dialog dalam
proses belajar mengajar
penting. Memberi
pengalaman yang luas
dan komprehensif
Kurikulum:
Memberi siswa
kebebasan individual
luas, memberi perhatian
humaniora dan seni .
Mengutamakan yang
liberal
Guru :
Supporting, membimbing, mengarahkan,
melakukan dialog dengan siswa, melindungi dan
memelihara kebebasan akademik. Menghendaki
siswanya kritis, kreatif.
17. Progresivisme
Robert La Follete,
Woodrow WilsonJohn
Dewey,
Pandangan:
Dipengaruhi
pragmatisme, reaksi
terhadap formalisme
dan sekolah
tradisional yang pasif
dan banyak aturan.
Pendidikan:
Berpusat pada ana. Pendidikan harus berhubungan
langsung dengan minat anak. Sekolah harus
memberi semangat kepada siswa untuk
bekerjasama. Kehidupan demokratis diperlukan
Siswa:
Diberi banyak
kesempatan untuk
bekerja secara
kooperatif di dalam
kelompok, .
Kurikulum:
Disusun seputar pengalaman sosial.
Pemecahan masalah, pendekatan
interdisipliner. Menekankan
bagaimana berpikir
Guru :
Memberi kesempatan siswa bekerja secara
kooperatif. membimbing, memfasilitasi,
mempersiapkan siswa sebaik-baiknya
18. Perenialisme
Plato, Aristoteles, Thomas
Aquinas, Robert Maynard
Hutchins, Mortimer
Adler
Pandangan:
Merupakan reaksi
terhadap
progresivisme.
Menghargai
pengalaman yang
tidak langsung
meskipun tidak
mengesampingkan
pengalaman langsung.
Pendidikan:
Bertugas mempersiapkan anak didik ke arah
kematangan (berkembang akal-pikirannya). Harus
sama bagi semua, memperbaiki manusia sebagai
manusia. Pendidikan untuk hidup
Siswa:
Harus mempelajari
karya-karya besar.
Kurikulum:
Menekankan
pertumbuhan
intelektual siswa pada
seni dan sains.
Guru :
Apabila anak gagal dalam belajar, guru tidak
boleh dengan cepat meletakkan kesalahan pada
lingkungan . Guru harus dapat mengatasi semua
gangguan tersebut dengan melakukan
pendekatan secara intelektual.
19. Essensialisme
William C. Bagley, thomas
Briggs, Frederick Breed
dan Isac L. Kandell
Pandangan:
Menelaah peranan
manusia dan
lingkungan yang
mengelilinginya
menurut pandangan
masing-masing.
Mempunyai kesamaan
pada bagian tertentu
dengan perenialisme
dan progresivisme.
Tapi juga protes
terhadap
progresivisme
Pendidikan:
Back to basics. Fungsi utama sekolah
menyampaikan warisan budaya dan sejarah
kepada generasi muda. Sekolah harus mendidik
siswa untuk berkomunikasi dengan jelas dan logis.
Kurikulum:
Menekankan
pengajaran fakta-
fakta, menekankan
subject mattter
centered. (di SD
membaca, menulis,
matematika) di SMA
Matematika, sains,
humaniora, bahasa
dan sastra.
Guru :
Menguasai lapangan (subjek khusus), model
yang baik untuk ditiru, menguasai pengetahuan.
Menekankan peran guru dalam kerangka yang
sudah ditetapkan
20. Rekonstruktivisme
George Count, Harold
Rugg
Pandangan:
Merupakan
kelanjutan dari
progresivisme. Nilai
terbesar sekolah
harus menghasilkan
manusia yang berpikir
secara efektif dan
bekerja secara
konstruktif
Pendidikan:
Kurikulum:
Tidak boleh
didominasi oleh
budaya mayoritas.
Semua budaya berhak
mendapat tempat
dalam kurikulum
Guru :
Guru harus menunjukkan rasa
hormat dengan ikhlas pada semua
budaya. Seringkali harus
menangani isu kontroversial
Siswa :
Keluhuran pribadi dan tanggungjawab
sosial ditingkatkan. Nilai-nilai budaya
siswa yang dibawa ke sekolah
merupakan hal yang berharga
21. Pragmatisme
William James, John
Dewey, Charles Pierce
Pandangan:
Pengetahuan yang
benar adalah
pengetahuan yang
berguna. Nilai
relative. Pragmatisme
menyarankan untuk
menguji kualitas nilai.
Menguji kebenaran
pengetahuan secara
empiris
Pendidikan:
Pendidikan sebagai kebutuhan hidup, sebagai
fungsi sosial. Tujuan pendidikan memberi
pengalaman untuk penemuan hal-hal baru dalam
hidup sosial dan pribadi. Proses harus didasarkan
fakta-fakta yang sudah diobservasi.
Kurikulum:
Setiap pelajaran tidak
boleh terpisah. Harus
merupakan kesatuan.
Pengalaman di
sekolah dan luar
sekolah harus
dipadukan.Berisi
pengalaman yang
teruji
Guru :
Guru membangkitkan minat anak.
Mengawasi, membimbing,
pengalaman belajar siswa,
memberi petunjuk dan mengamati
tingkah laku siswa.
Siswa :
Bukan objek melainkan subjek didik.
Belajar dengan pengalaman,