SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
1
Pertikaian Positivisme dan Falsifikasi dalam Ilmu pengetahuan
Abdus Salam
NIM: 207120100011003
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi Universitas Brawijaya
A. POSITIVISME SIDORE MARIE AUGUSTE FRANÇOIS XAVIER COMTE
Membicangkan pengetahuan tidak lepas dari ragam perspektif yang melatari. Aneka ragam cara
pandang tentu bukan lahir dalam ruang yang hampa. Kemampuan, faktor historis dan sosial politik
bahkan agama turut berkontribusi dalam menempatkan pengetahuan itu sendiri. Menelusuri
carapandang mengenai pengetahuan bagi filsuf Prancis terkemuka dan dikenal sebagai bapak
sosiologi.
B. Biografi Auguste Comte
Auguste Comte yang memiliki nama lengkap Isidore Auguste Marie Francois Xavier Comte
dilahirkan di Montpellier Prancis Selatan pada 19 Januari 1798. Dia berasal dari keluarga pegawai
negeri yang beragama Katolik. Setelah bersekolah ditempat kelahirannya, ia melanjutkan
pendidikannya di Ecole Polytechnique di Paris tahun 1814. Ecole Polytechnique saat itu terkenal
dengan kesetiaannya kepada idealis republikanisme dan filosofi proses. Pada tahun 1818,
politeknik tersebut ditutup untuk re-organisasi. Comte pun meninggalkan Ecole dan melanjutkan
pendidikannya di sekolah kedokteran di Montpellier Tak lama kemudian, ia melihat sebuah
perbedaan yang mencolok antara agama Katolik yang ia anut dengan pemikiran keluarga
monarki yang berkuasa sehingga ia terpaksa meninggalkan
Paris. Kemudian pada bulan Agustus 1817 dia menjadi murid sekaligus sekretaris dari Claude
Henri de Rouvroy, Comte de Saint-Simon, yang kemudian membawa Comte masuk ke dalam
lingkungan intelek. Pada tahun 1824, Comte meninggalkan Saint-Simon karena lagi-lagi ia
merasa ada ketidakcocokan dalam hubungannya
Bagi Auguste Comte pengetahuan itu harus faktual. Comte yang mempelopori filsafat positivisme.
Dalam sejarah filsafat abad 19, postivisme seolah menjadi mainstream dan dominasi dalam ilmu
pengetahuan. Positivisme setali mata uang dengan comte. Jika kita membincangkan aliran filsafat
positivisme makan konstruksi pemikiran kita tertuju kepada sosok Comte yang mengalami
2
kecelakaan dalam sejarah hidupnya lantaran menikahi seorang mantan pelacur Caroline. Hal itu
juga berpengaruh dalam pengemberaan intelekual Comte.
Dalam ruang ilmu pengetahuan, positivisme menjadi jalan tunggal bagi Comte. Pengetahuan
dalam aliran filsafat positivisme adalah cara pandang dalam memahami dunia dengan berdasarkan
sains. Atau juga bisa diartikan sebagai suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai
satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan
metafisik. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris1
Terbitnya karya spektakuler Comte Cours de Philosophic Positive semakin meneguhkan bahwa cara
pandang dalam aliran filsafat positivisme memposisikan bahwa ilmu pengetahuan hurus bisa
dibuktikan, harus terukur.
Menurut Comte positivisme menempatkan metodologi ilmu-ilmu alam yaitu pengetahuan tentang
manusia tentang kenyataan. Pandangan positivisme tentang ilmu pengetahuan adalah ilmu
pengetahuan alam. Positif, berarti apa yang berdasarkan fakta objektif, yang nyata, yang pasti.
Dalam positivisme memisahkan ilmu pengetahuan dari metafisika dan filsalat. Metafisis tidak
dapat dibuktikan secara indrawi manusia2
Positivisme Comte mendasari ilmu-ilmu pengetahuan mengenai fakta obyektif. Apabila faktanya
merupakan gejala kehidupan material, maka disebut ilmu pengetahuan biologi. Apabila faktanya
benda-benda mati, maka ilmunya disebut fisika. Semua pengetahuan harus terbukti melalui
kepastian, pengamatan sistematis; pengetahuan ilmiah harus dapat digunakan secara teknis.3
Ketidakpastian, sesuatu yang tidak bisa diukur dan dibuktikan bagi aliran positivisme dinilai
mencederai prasarat pengetahuan. Oleh karena itu pengtahuan ruang geraknya pasti, sistmatis, bisa
dibuktikan secara empiris.
Tentu pemikiran Comte dan munculnya aliran positivisme tidak bisa dilepaskan oleh
persinggungannya Comte dengan disiplin keilmuannya di Politeknik di Paris. Dan pada
gilirannya Comte berkeyakinan bahwa dalam positivisme itu menilai bahwa pengetahuan itu
objektif-empiris sebagai pengetahuan yang shahih.
1
Baca Ulfatun Hasanah: 2019. Kontribusi Pemikiran Auguste Comte (Positivisme) Terhadap Dasar
Pengembangan Ilmu Dakwah diakses pada tanggal 29 September 2021
2
Baca Ida Ayu Wirasmini Sedemin. Diakses pada tanggal 30 September 2021
3
Ibid
3
A.Hukum Tiga Tahap (Law of Three Stage)
Bagi Comte perkembangan manusia melalui tiga tahap yakni yaitu tahap teologis, metafifis ,
dan positif. Perkembangan yang demikian itu berlaku baik bagi perkembangan pemikiran
perorangan, maupun bagi perkembangan pemikiran seluruh umat manusia, sebagai berikut:4
Tahap teologis atau fiktif (the theological or fictitious) terjadi sebelum tahun 1300 M. Tahap
dimana manusia percaya bahwa di belakang gejala–gejala alam ada kuasa adikodrati yang
mengatur fungsi dan dan gerak gejala-gejala tersebut. Sementara tahap teologis masih dibagi
menjadi tiga periode (a) fetisyisme yakni benda-benda dianggap berjiwa, (b) politeisme yakni
manusia percaya pada dewa-dewa, dan (c) monoteisme yakni manusia percaya pada satu Tuhan
sebagai Yang Maha Kuasa.
Tahap metafisis atau abstrak (the meaphysical or abstrak) terjadi antara tahun 1300
hingga 1800 M. Tahapan ini merupakan tahap transisi antara tahap teologis dan positif.
Kekuatan yang adikodrati diganti dengan kekuatan-kekuatan abstrak.
Tahap positif atau riel (the positive or scientific) terjadi setelah tahun 1800 M. Pada tahap
ini gejala alam diterangkan oleh akal budi berdasarkan hukum-hukumnya yang dapat ditinjau,
diuji dan dibuktikan atas cara empiris. Penerangan ini menghasilkan pengetahuan yang
instrumental. Akan tetapi pengetahuan selalu bersifat sementara, dan tidak mutlak. Karenanya,
semangat positivisme memperlihatkan suatu keterbukaan terus menerus terhadap data baru atas
dasar pengetahuan yang dapat ditinjau kembali.5
B. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Filsafat Comte terkait perkembangan pemikiran manusia mengenai teologi, metafisik dan positif.
Ia membagi ilmu pengetahuan menjadi enam golongan. Pertama ilmu pasti (matematika), Kedua
ilmu perbintangan (astronomi), Ketiga ilmu alam (fisika), Keempat ilmu kimia (chemistry),
Kelima ilmu hayat (fisiologi/biologi), dan Keenam fisika sosial (sosiologi).
Ilmu pasti merupakan ilmu yang paling fundamental dan menjadi pembantu bagi semua
ilmu lainnya. Selain relasi-relasi matematis, astronomi membicarakannya juga tentang
4
Loc.Cit. Hal 73
5
Ibid
4
gerak, sedangkan dalam fisika ditambah lagi dengan penelitian tentang materi. Selanjutnya
kimia membahas proses perubahan yang berlangsung dalam materi yang telah dibicarakan dan
dikupas dalam fisika. Perkembangan selanjutnya menjelma dalam biologi yang kini
membicarakan kehidupan. Akhirnya, sampailah pada puncak ilmu pengetahuan yang diberi
nama sosiologi yang mengambil objek penyelidikannya gejala-gejala kemasyarakatan yang
terdapat pada makhluk hidup yang merupakan objek biologi (ilmu sebelum sosiologi).
Karenanya, sosiologi merupakan puncak dan penghabisan untuk usaha manusia seluruhnya,
sosiologi baru dapat berkembang sesudah ilmu lainnya mencapai kematangan. Oleh karena itu,
Comte beranggapan bahwa selaku pencipta sosiologi, ia mengantarkan ilmu pengetahuan ke
tahap positifnya. Comte dalam merancang sosiologinya bermaksud praktis, yaitu atas dasar
pengetahuan tentang hukum-hukum yang menguasai masyarakat mengadakan susunan
masyarakat yang lebih sempurna.
Memposisikan positivisme dalam ruang pengetahuan alam tampaknya akan mengalami
hambatan serius jika ditempatkan dalam mangkuk pengetahuan sosial. Hal ini terjadi karena
ilmu alam dan sosial memiliki kreteria, tanda gejala yang berbeda. Pengetahuan sosial lebih
ribet, rumit karena sifat dan wataknya yang dinamis. Hal ini berbeda dengan ilmu alam yang
seragam dan pasti. Ruang dan waktu tidak berimplikasi terhadap sifat dan watak ilmu alam
itus sendiri
B.Implikasi Metodologis
Metodologi positivisme sangat berkaitan dengan pandangannya tentang objek positif.
Objek positif sebagaimana dimaksud dapat dipahami dengan membuat beberapa distingsi,
yaitu: antara yang nyata dan yang khayal, yang pasti dan yang meragukan, yang tepat dan yang
kabur, yang berguna dan yang sia-sia, yang mengklaim memiliki kesahihan relatif dan yang
mengklaim memiliki kesahihan mutlak.
Distingsi-distingsi tersebut, oleh Comte diterjemahkan kedalam norma-norma metodologis
sebagai berikut: (1) semua pengetahuan harus terbukti lewat rasa- kepastian (sense of certainty)
pengamatan sistematis yang terjamin secara intersubjektif, (2) kepastian metodis sama
pentingnya dengan rasa-kepastian. Kesahihan pengetahuan ilmiah dijamin oleh kesatuan
metode, (3) ketepatan pengetahuan kita dijamin hanya oleh bangunan teori- teori yang secara
5
formal kokoh yang mengikuti deduksi hipotesis-hipotesis yang menyerupai hukum, (4)
pengetahuan ilmiah harus dapat dipergunakan secara tekhnis. Ilmu pengetahuan
memungkinkan kontrol tekhnis atas proses-proses alam maupun sosial, dan (5) pengetahuan
kita pada prinsipnya tak pernah selesai dan relatif, sesuai dengan sifat relatif dan semangat
positif.6
B.FALSIFIKASI KARL RAYMOND POPPER
Jika sebelumnya membahas mengenai aliran filsafat positivismenya Auguste Comte dimana
pengetahuan itu harus terukur, empiris dan pasti. Maka bagi Popper yang terjadi sebaliknya.
Pengetahuan tidak mengenal batas waktu, kebenaran pengetahuan tidak mengenal kata final.
Popper menegaskan bahwa kebenaran proposisi tidak mengenal bahkan membutuhkan uji
verifikasi, tetapi upaya penyangkalan atas kebenarannya melalui berbagai percobaan yang
sistematis. Semakin besar upaya untuk menyangkal suatu teori, dan jika teori itu ternyata
terus mampu bertahan, maka semakin kokoh pula keberadaannya
Pengetahuan yang dinamis, ruang dan waktu serta metodologi yang digunakan akan melahirkan
anekaragam pandangan mengenai pengetahuan itu sendiri. ). Bagi kaum Positivisme, kebenaran
suatu pengetahuan haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut; observable (teramati),
repeatable (terulang), measurable (terukur), testable (teruji), dan predictable (terramalkan) (lihat,
Muslih, 2005 : 79).
Pendekatan positivisme telah merasuk lama dalam konstruksi pengetahuan yang sangat
ditermistik dan dominan. Utamanya pengetahuan alam yang serba pasti terukur dan empiris. Tetapi
sifat pengetahun yang memiliki kebenaran relatif akan diuji oleh berbagai teori lainnya apakah
pengetahuan itu masih survival atau bahkan sudah usang dimakan zaman
Bagi Popper, dengan Falsifikasinya bahwa pengetahuan tidak harus selalu dibuktikan dengan
observasi dan verifikasi, Popper terutama, menolak penerapan prinsip verifikasi, yakni
pembuktian teori melalui fakta-fakta, yang dijadikan oleh kaum positifisme logis sebagai garis
demarkasi antara pengetahuan dan non- pengetahuan
6
Ibid
6
Dalam pandangan Popper suatu teori atau proposisi ilmu atau pengetahuan tidak dipandang
bersifat ilmiah hanya karena bisa dibuktikan kebenarannya melalui verifikasi seperti anggapan
mereka, tetapi karena dapat diuji (testable) dengan melalui berbagai percobaan sistematis untuk
menyangkalnya. Teori atau proposisi akan berdiri kokoh jika berbagai penyangkalan yang ada,
dan dalam hal ini Popper menyebutnya sebagai Corroborotion7
Popper meyakini dan menegaskan bahwa kebenaran teori ilmiah hanya bersifat hipotesis dan
dugaan sementara dan tidak ada kebenaran yang bersifat final. Ia menegaskan bahwa suatu
hipotesa atau proposisi dikatakan ilmiah jika secara prinsipil ia memiliki kemungkinan untuk
menyangkalnya (refutability).
Popper menawarkan gagasan falsifikasi sebagai penentu demarkasi antara proposisi atau teori
yang ilmiah dan yang tidak ilmiah. Gagasan tentang falsifikasi inilah yang oleh dirinya dijadikan
sebagai ciri utama proposisi atau teori yang ilmiah. Suatu teori bersifat ilmiah, jika terdapat
kemungkinan secara prinsipil untuk menyatakan salahnya. Inilah yang dimaksud dengan
prinsip falsifikasi menurut Popper. Falsifikasi Popper ingin membuktikan bahwa pengetahuan
tidak sekadar dibuktikan kebenarannya melalui verifikasi dan observasi. Baginya verifikasi dan
observasi tidak menjadi jaminan akan ketangguhan dan ketahanan melalui ujicoba penyangkalan
dengan hadirnya teori baru.
Popper beranggapan bahwa suatu teori atau proposisi ilmu atau pengetahuan tidak dipandang
bersifat ilmiah hanya karena bisa dibuktikan kebenarannya melalui verifikasi, tetapi karena
dapat diuji (testable) dengan melalui berbagai percobaan sistematis untuk menyangkalnya. Bila
suatu hipotesa atau suatu teori dapat bertahan melawan segala penyangkalan, maka kebenaran
hipotesa atau teori tersebut semakin diperkokoh (corroborated) keberadaanya. Semakin besar
upaya untuk menyangkal suatu teori, dan jika teori itu ternyata terus mampu bertahan, maka
semakin kokoh pula keberadaannya
7
Baca. Komarudin Falsifikasi Karl Popper Dan Kemungkinan Penerapannya Dalam Keilmuan Islam
7
C.KESIMPULAN
a. Popper beranggapan bahwa suatu teori atau proposisi ilmu atau pengetahuan tidak
dipandang bersifat ilmiah hanya karena bisa dibuktikan kebenarannya melalui
verifikasi, tetapi karena dapat diuji (testable) dengan melalui berbagai percobaan
sistematis untuk menyangkalnya. Bila suatu hipotesa atau suatu teori dapat bertahan
melawan segala penyangkalan, maka kebenaran hipotesa atau teori tersebut semakin
diperkokoh (corroborated) keberadaanya. Semakin besar upaya untuk menyangkal
suatu teori, dan jika teori itu ternyata terus mampu bertahan, maka semakin kokoh
pula keberadaannya.
b. Popper menolak prinsip verifikasi yang dijadikan sebagai demarkasi
kebermaknaan dan ketidakbermaknaan sautu teori atau ilmu yang digagas oleh kaum
Positivisme, dan sebagai gantinya ia menawarkan gagasan falsifikasi sebagai demarkasi
antara ilmu dan yang bukan ilmu.
8
DAFTAR PUSTAKA
Ida Ayu Wirasmini Sedemin. Perbandingan Antara Positifisme dan Fenomenologi
Hadiwijono, Harun, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, cet. ke-19, Yogyakarta
Komarudin: 2014. Falsifikasi Karl Popper Dan Kemungkinan Penerapannya Dalam
Keilmuan Islam.jurnal At-taqaddum Vol 6.vol 6
Sulhatul Habibah. Paradigma Popperian :Meninjau Rasionalisme kritis Popper. E-Journal
Universitas Darul Ulum Lamongan
Taryadi, Alfons, Epistemologi Pemecahan Masalah Menurut Karl Popper, Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama, 19

More Related Content

What's hot

Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)Marhamah Saleh
 
khutbah hari raya idul fitri
khutbah hari raya idul fitrikhutbah hari raya idul fitri
khutbah hari raya idul fitrisetya share
 
Multikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif IslamMultikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif IslamAli Murfi
 
Presentation1.ppt.filsafat.afektivitas
Presentation1.ppt.filsafat.afektivitasPresentation1.ppt.filsafat.afektivitas
Presentation1.ppt.filsafat.afektivitassuher lambang
 
Jurnal Ulumul Quran: Ilmu Makiyyah dan Madaniyyah
Jurnal Ulumul Quran: Ilmu Makiyyah dan MadaniyyahJurnal Ulumul Quran: Ilmu Makiyyah dan Madaniyyah
Jurnal Ulumul Quran: Ilmu Makiyyah dan MadaniyyahRika Nuralfiyuni
 
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT IBNU SINA 2.pptx
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT IBNU SINA 2.pptxPEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT IBNU SINA 2.pptx
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT IBNU SINA 2.pptxDediJunaedi38
 
Kebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamKebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamNUR DIANA
 
Kritisisme dan kehidupan bersama
Kritisisme dan kehidupan bersamaKritisisme dan kehidupan bersama
Kritisisme dan kehidupan bersamaDavid Jones
 
Peran dan kontribusi bani umayyah bagi peradaban islam
Peran dan kontribusi bani umayyah bagi peradaban islamPeran dan kontribusi bani umayyah bagi peradaban islam
Peran dan kontribusi bani umayyah bagi peradaban islamMasmasthar YanghAndal
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Miftah Iqtishoduna
 
Sistem Informasi Akademik Berlian Solusi
Sistem Informasi Akademik Berlian SolusiSistem Informasi Akademik Berlian Solusi
Sistem Informasi Akademik Berlian SolusiIrmawan Nugroho
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul haditsMoh Yakub
 
Kritik Sanad dan Matan Hadits
Kritik Sanad dan Matan HaditsKritik Sanad dan Matan Hadits
Kritik Sanad dan Matan HaditsFakhri Cool
 
Presentasi bahasa arab
Presentasi bahasa arabPresentasi bahasa arab
Presentasi bahasa arabMuhammad Idris
 
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islamMakalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islamShinta Ari Herdiana
 

What's hot (20)

Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)Masail Fiqhiyah (Aborsi)
Masail Fiqhiyah (Aborsi)
 
khutbah hari raya idul fitri
khutbah hari raya idul fitrikhutbah hari raya idul fitri
khutbah hari raya idul fitri
 
Multikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif IslamMultikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif Islam
 
Makalah usul fiqih
Makalah usul fiqihMakalah usul fiqih
Makalah usul fiqih
 
Presentation1.ppt.filsafat.afektivitas
Presentation1.ppt.filsafat.afektivitasPresentation1.ppt.filsafat.afektivitas
Presentation1.ppt.filsafat.afektivitas
 
Jurnal Ulumul Quran: Ilmu Makiyyah dan Madaniyyah
Jurnal Ulumul Quran: Ilmu Makiyyah dan MadaniyyahJurnal Ulumul Quran: Ilmu Makiyyah dan Madaniyyah
Jurnal Ulumul Quran: Ilmu Makiyyah dan Madaniyyah
 
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT IBNU SINA 2.pptx
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT IBNU SINA 2.pptxPEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT IBNU SINA 2.pptx
PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT IBNU SINA 2.pptx
 
Kebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islamKebudayaan dalam islam
Kebudayaan dalam islam
 
Kritisisme dan kehidupan bersama
Kritisisme dan kehidupan bersamaKritisisme dan kehidupan bersama
Kritisisme dan kehidupan bersama
 
PPT Pengertian muhkam
PPT Pengertian muhkamPPT Pengertian muhkam
PPT Pengertian muhkam
 
Peran dan kontribusi bani umayyah bagi peradaban islam
Peran dan kontribusi bani umayyah bagi peradaban islamPeran dan kontribusi bani umayyah bagi peradaban islam
Peran dan kontribusi bani umayyah bagi peradaban islam
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
 
Sistem Informasi Akademik Berlian Solusi
Sistem Informasi Akademik Berlian SolusiSistem Informasi Akademik Berlian Solusi
Sistem Informasi Akademik Berlian Solusi
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 
Kritik Sanad dan Matan Hadits
Kritik Sanad dan Matan HaditsKritik Sanad dan Matan Hadits
Kritik Sanad dan Matan Hadits
 
Presentasi bahasa arab
Presentasi bahasa arabPresentasi bahasa arab
Presentasi bahasa arab
 
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islamMakalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
Makalah pendekatan dan metode dalam pendidikan islam
 
Ilmu qashashil qur an
Ilmu qashashil qur anIlmu qashashil qur an
Ilmu qashashil qur an
 
Asbabbun nuzul
Asbabbun nuzulAsbabbun nuzul
Asbabbun nuzul
 
Umar Bin Khattab
Umar Bin Khattab Umar Bin Khattab
Umar Bin Khattab
 

Similar to POSITIVISME

22B_137_FuadatulMukhoyimah.pptx
22B_137_FuadatulMukhoyimah.pptx22B_137_FuadatulMukhoyimah.pptx
22B_137_FuadatulMukhoyimah.pptxFuadatulMukhoyimah
 
Aguste comte
Aguste comteAguste comte
Aguste comteCoco Bho
 
Auguste Comte. Teori Sosiologi (PPT New).pptx
Auguste Comte. Teori Sosiologi (PPT New).pptxAuguste Comte. Teori Sosiologi (PPT New).pptx
Auguste Comte. Teori Sosiologi (PPT New).pptxalfariqiwildan
 
22D_142_Farrel Thouriq A PPT Makalah Filsuf.pptx
22D_142_Farrel Thouriq A PPT Makalah Filsuf.pptx22D_142_Farrel Thouriq A PPT Makalah Filsuf.pptx
22D_142_Farrel Thouriq A PPT Makalah Filsuf.pptx22D142FarrelThouriqA
 
22D_152_Wildan Aqirta Pradana PPT Makalah Filsuf.pptx
22D_152_Wildan Aqirta Pradana PPT Makalah Filsuf.pptx22D_152_Wildan Aqirta Pradana PPT Makalah Filsuf.pptx
22D_152_Wildan Aqirta Pradana PPT Makalah Filsuf.pptxWildanAqier
 
Revolusi kisah baru
Revolusi kisah baruRevolusi kisah baru
Revolusi kisah baruSabiq Hafidz
 
Bab iii pembahasan
Bab iii pembahasanBab iii pembahasan
Bab iii pembahasanCindar Tyas
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi BaratPsikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi BaratHaristian Sahroni Putra
 
5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokohKuliahMandiri.org
 
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan  Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan KuliahMandiri.org
 
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaHubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaAcintyaNasywa
 
filsafat-ilmu-manajemen.pptx
filsafat-ilmu-manajemen.pptxfilsafat-ilmu-manajemen.pptx
filsafat-ilmu-manajemen.pptxRanggaWisanggara1
 

Similar to POSITIVISME (20)

teori positivisme
teori positivismeteori positivisme
teori positivisme
 
Auguste Comte
Auguste ComteAuguste Comte
Auguste Comte
 
22B_137_FuadatulMukhoyimah.pptx
22B_137_FuadatulMukhoyimah.pptx22B_137_FuadatulMukhoyimah.pptx
22B_137_FuadatulMukhoyimah.pptx
 
Aguste comte
Aguste comteAguste comte
Aguste comte
 
Auguste Comte. Teori Sosiologi (PPT New).pptx
Auguste Comte. Teori Sosiologi (PPT New).pptxAuguste Comte. Teori Sosiologi (PPT New).pptx
Auguste Comte. Teori Sosiologi (PPT New).pptx
 
22D_142_Farrel Thouriq A PPT Makalah Filsuf.pptx
22D_142_Farrel Thouriq A PPT Makalah Filsuf.pptx22D_142_Farrel Thouriq A PPT Makalah Filsuf.pptx
22D_142_Farrel Thouriq A PPT Makalah Filsuf.pptx
 
22D_152_Wildan Aqirta Pradana PPT Makalah Filsuf.pptx
22D_152_Wildan Aqirta Pradana PPT Makalah Filsuf.pptx22D_152_Wildan Aqirta Pradana PPT Makalah Filsuf.pptx
22D_152_Wildan Aqirta Pradana PPT Makalah Filsuf.pptx
 
Aguste comte
Aguste comteAguste comte
Aguste comte
 
Revolusi kisah baru
Revolusi kisah baruRevolusi kisah baru
Revolusi kisah baru
 
UTS Filsafat Ilmu.pdf
UTS Filsafat Ilmu.pdfUTS Filsafat Ilmu.pdf
UTS Filsafat Ilmu.pdf
 
Bab iii pembahasan
Bab iii pembahasanBab iii pembahasan
Bab iii pembahasan
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi BaratPsikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
 
Spe Bab1
Spe Bab1Spe Bab1
Spe Bab1
 
5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh
 
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan  Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
Tokoh & aliran dalam Filsafat ilmu Pengetahuan
 
IMANUAL KANT DAN ONTOLOGI.ppt
IMANUAL KANT DAN ONTOLOGI.pptIMANUAL KANT DAN ONTOLOGI.ppt
IMANUAL KANT DAN ONTOLOGI.ppt
 
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaHubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
 
filsafat-ilmu-manajemen.pptx
filsafat-ilmu-manajemen.pptxfilsafat-ilmu-manajemen.pptx
filsafat-ilmu-manajemen.pptx
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Makalah kritisisme
Makalah kritisismeMakalah kritisisme
Makalah kritisisme
 

Recently uploaded

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 

Recently uploaded (20)

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 

POSITIVISME

  • 1. 1 Pertikaian Positivisme dan Falsifikasi dalam Ilmu pengetahuan Abdus Salam NIM: 207120100011003 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi Universitas Brawijaya A. POSITIVISME SIDORE MARIE AUGUSTE FRANÇOIS XAVIER COMTE Membicangkan pengetahuan tidak lepas dari ragam perspektif yang melatari. Aneka ragam cara pandang tentu bukan lahir dalam ruang yang hampa. Kemampuan, faktor historis dan sosial politik bahkan agama turut berkontribusi dalam menempatkan pengetahuan itu sendiri. Menelusuri carapandang mengenai pengetahuan bagi filsuf Prancis terkemuka dan dikenal sebagai bapak sosiologi. B. Biografi Auguste Comte Auguste Comte yang memiliki nama lengkap Isidore Auguste Marie Francois Xavier Comte dilahirkan di Montpellier Prancis Selatan pada 19 Januari 1798. Dia berasal dari keluarga pegawai negeri yang beragama Katolik. Setelah bersekolah ditempat kelahirannya, ia melanjutkan pendidikannya di Ecole Polytechnique di Paris tahun 1814. Ecole Polytechnique saat itu terkenal dengan kesetiaannya kepada idealis republikanisme dan filosofi proses. Pada tahun 1818, politeknik tersebut ditutup untuk re-organisasi. Comte pun meninggalkan Ecole dan melanjutkan pendidikannya di sekolah kedokteran di Montpellier Tak lama kemudian, ia melihat sebuah perbedaan yang mencolok antara agama Katolik yang ia anut dengan pemikiran keluarga monarki yang berkuasa sehingga ia terpaksa meninggalkan Paris. Kemudian pada bulan Agustus 1817 dia menjadi murid sekaligus sekretaris dari Claude Henri de Rouvroy, Comte de Saint-Simon, yang kemudian membawa Comte masuk ke dalam lingkungan intelek. Pada tahun 1824, Comte meninggalkan Saint-Simon karena lagi-lagi ia merasa ada ketidakcocokan dalam hubungannya Bagi Auguste Comte pengetahuan itu harus faktual. Comte yang mempelopori filsafat positivisme. Dalam sejarah filsafat abad 19, postivisme seolah menjadi mainstream dan dominasi dalam ilmu pengetahuan. Positivisme setali mata uang dengan comte. Jika kita membincangkan aliran filsafat positivisme makan konstruksi pemikiran kita tertuju kepada sosok Comte yang mengalami
  • 2. 2 kecelakaan dalam sejarah hidupnya lantaran menikahi seorang mantan pelacur Caroline. Hal itu juga berpengaruh dalam pengemberaan intelekual Comte. Dalam ruang ilmu pengetahuan, positivisme menjadi jalan tunggal bagi Comte. Pengetahuan dalam aliran filsafat positivisme adalah cara pandang dalam memahami dunia dengan berdasarkan sains. Atau juga bisa diartikan sebagai suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris1 Terbitnya karya spektakuler Comte Cours de Philosophic Positive semakin meneguhkan bahwa cara pandang dalam aliran filsafat positivisme memposisikan bahwa ilmu pengetahuan hurus bisa dibuktikan, harus terukur. Menurut Comte positivisme menempatkan metodologi ilmu-ilmu alam yaitu pengetahuan tentang manusia tentang kenyataan. Pandangan positivisme tentang ilmu pengetahuan adalah ilmu pengetahuan alam. Positif, berarti apa yang berdasarkan fakta objektif, yang nyata, yang pasti. Dalam positivisme memisahkan ilmu pengetahuan dari metafisika dan filsalat. Metafisis tidak dapat dibuktikan secara indrawi manusia2 Positivisme Comte mendasari ilmu-ilmu pengetahuan mengenai fakta obyektif. Apabila faktanya merupakan gejala kehidupan material, maka disebut ilmu pengetahuan biologi. Apabila faktanya benda-benda mati, maka ilmunya disebut fisika. Semua pengetahuan harus terbukti melalui kepastian, pengamatan sistematis; pengetahuan ilmiah harus dapat digunakan secara teknis.3 Ketidakpastian, sesuatu yang tidak bisa diukur dan dibuktikan bagi aliran positivisme dinilai mencederai prasarat pengetahuan. Oleh karena itu pengtahuan ruang geraknya pasti, sistmatis, bisa dibuktikan secara empiris. Tentu pemikiran Comte dan munculnya aliran positivisme tidak bisa dilepaskan oleh persinggungannya Comte dengan disiplin keilmuannya di Politeknik di Paris. Dan pada gilirannya Comte berkeyakinan bahwa dalam positivisme itu menilai bahwa pengetahuan itu objektif-empiris sebagai pengetahuan yang shahih. 1 Baca Ulfatun Hasanah: 2019. Kontribusi Pemikiran Auguste Comte (Positivisme) Terhadap Dasar Pengembangan Ilmu Dakwah diakses pada tanggal 29 September 2021 2 Baca Ida Ayu Wirasmini Sedemin. Diakses pada tanggal 30 September 2021 3 Ibid
  • 3. 3 A.Hukum Tiga Tahap (Law of Three Stage) Bagi Comte perkembangan manusia melalui tiga tahap yakni yaitu tahap teologis, metafifis , dan positif. Perkembangan yang demikian itu berlaku baik bagi perkembangan pemikiran perorangan, maupun bagi perkembangan pemikiran seluruh umat manusia, sebagai berikut:4 Tahap teologis atau fiktif (the theological or fictitious) terjadi sebelum tahun 1300 M. Tahap dimana manusia percaya bahwa di belakang gejala–gejala alam ada kuasa adikodrati yang mengatur fungsi dan dan gerak gejala-gejala tersebut. Sementara tahap teologis masih dibagi menjadi tiga periode (a) fetisyisme yakni benda-benda dianggap berjiwa, (b) politeisme yakni manusia percaya pada dewa-dewa, dan (c) monoteisme yakni manusia percaya pada satu Tuhan sebagai Yang Maha Kuasa. Tahap metafisis atau abstrak (the meaphysical or abstrak) terjadi antara tahun 1300 hingga 1800 M. Tahapan ini merupakan tahap transisi antara tahap teologis dan positif. Kekuatan yang adikodrati diganti dengan kekuatan-kekuatan abstrak. Tahap positif atau riel (the positive or scientific) terjadi setelah tahun 1800 M. Pada tahap ini gejala alam diterangkan oleh akal budi berdasarkan hukum-hukumnya yang dapat ditinjau, diuji dan dibuktikan atas cara empiris. Penerangan ini menghasilkan pengetahuan yang instrumental. Akan tetapi pengetahuan selalu bersifat sementara, dan tidak mutlak. Karenanya, semangat positivisme memperlihatkan suatu keterbukaan terus menerus terhadap data baru atas dasar pengetahuan yang dapat ditinjau kembali.5 B. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Filsafat Comte terkait perkembangan pemikiran manusia mengenai teologi, metafisik dan positif. Ia membagi ilmu pengetahuan menjadi enam golongan. Pertama ilmu pasti (matematika), Kedua ilmu perbintangan (astronomi), Ketiga ilmu alam (fisika), Keempat ilmu kimia (chemistry), Kelima ilmu hayat (fisiologi/biologi), dan Keenam fisika sosial (sosiologi). Ilmu pasti merupakan ilmu yang paling fundamental dan menjadi pembantu bagi semua ilmu lainnya. Selain relasi-relasi matematis, astronomi membicarakannya juga tentang 4 Loc.Cit. Hal 73 5 Ibid
  • 4. 4 gerak, sedangkan dalam fisika ditambah lagi dengan penelitian tentang materi. Selanjutnya kimia membahas proses perubahan yang berlangsung dalam materi yang telah dibicarakan dan dikupas dalam fisika. Perkembangan selanjutnya menjelma dalam biologi yang kini membicarakan kehidupan. Akhirnya, sampailah pada puncak ilmu pengetahuan yang diberi nama sosiologi yang mengambil objek penyelidikannya gejala-gejala kemasyarakatan yang terdapat pada makhluk hidup yang merupakan objek biologi (ilmu sebelum sosiologi). Karenanya, sosiologi merupakan puncak dan penghabisan untuk usaha manusia seluruhnya, sosiologi baru dapat berkembang sesudah ilmu lainnya mencapai kematangan. Oleh karena itu, Comte beranggapan bahwa selaku pencipta sosiologi, ia mengantarkan ilmu pengetahuan ke tahap positifnya. Comte dalam merancang sosiologinya bermaksud praktis, yaitu atas dasar pengetahuan tentang hukum-hukum yang menguasai masyarakat mengadakan susunan masyarakat yang lebih sempurna. Memposisikan positivisme dalam ruang pengetahuan alam tampaknya akan mengalami hambatan serius jika ditempatkan dalam mangkuk pengetahuan sosial. Hal ini terjadi karena ilmu alam dan sosial memiliki kreteria, tanda gejala yang berbeda. Pengetahuan sosial lebih ribet, rumit karena sifat dan wataknya yang dinamis. Hal ini berbeda dengan ilmu alam yang seragam dan pasti. Ruang dan waktu tidak berimplikasi terhadap sifat dan watak ilmu alam itus sendiri B.Implikasi Metodologis Metodologi positivisme sangat berkaitan dengan pandangannya tentang objek positif. Objek positif sebagaimana dimaksud dapat dipahami dengan membuat beberapa distingsi, yaitu: antara yang nyata dan yang khayal, yang pasti dan yang meragukan, yang tepat dan yang kabur, yang berguna dan yang sia-sia, yang mengklaim memiliki kesahihan relatif dan yang mengklaim memiliki kesahihan mutlak. Distingsi-distingsi tersebut, oleh Comte diterjemahkan kedalam norma-norma metodologis sebagai berikut: (1) semua pengetahuan harus terbukti lewat rasa- kepastian (sense of certainty) pengamatan sistematis yang terjamin secara intersubjektif, (2) kepastian metodis sama pentingnya dengan rasa-kepastian. Kesahihan pengetahuan ilmiah dijamin oleh kesatuan metode, (3) ketepatan pengetahuan kita dijamin hanya oleh bangunan teori- teori yang secara
  • 5. 5 formal kokoh yang mengikuti deduksi hipotesis-hipotesis yang menyerupai hukum, (4) pengetahuan ilmiah harus dapat dipergunakan secara tekhnis. Ilmu pengetahuan memungkinkan kontrol tekhnis atas proses-proses alam maupun sosial, dan (5) pengetahuan kita pada prinsipnya tak pernah selesai dan relatif, sesuai dengan sifat relatif dan semangat positif.6 B.FALSIFIKASI KARL RAYMOND POPPER Jika sebelumnya membahas mengenai aliran filsafat positivismenya Auguste Comte dimana pengetahuan itu harus terukur, empiris dan pasti. Maka bagi Popper yang terjadi sebaliknya. Pengetahuan tidak mengenal batas waktu, kebenaran pengetahuan tidak mengenal kata final. Popper menegaskan bahwa kebenaran proposisi tidak mengenal bahkan membutuhkan uji verifikasi, tetapi upaya penyangkalan atas kebenarannya melalui berbagai percobaan yang sistematis. Semakin besar upaya untuk menyangkal suatu teori, dan jika teori itu ternyata terus mampu bertahan, maka semakin kokoh pula keberadaannya Pengetahuan yang dinamis, ruang dan waktu serta metodologi yang digunakan akan melahirkan anekaragam pandangan mengenai pengetahuan itu sendiri. ). Bagi kaum Positivisme, kebenaran suatu pengetahuan haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut; observable (teramati), repeatable (terulang), measurable (terukur), testable (teruji), dan predictable (terramalkan) (lihat, Muslih, 2005 : 79). Pendekatan positivisme telah merasuk lama dalam konstruksi pengetahuan yang sangat ditermistik dan dominan. Utamanya pengetahuan alam yang serba pasti terukur dan empiris. Tetapi sifat pengetahun yang memiliki kebenaran relatif akan diuji oleh berbagai teori lainnya apakah pengetahuan itu masih survival atau bahkan sudah usang dimakan zaman Bagi Popper, dengan Falsifikasinya bahwa pengetahuan tidak harus selalu dibuktikan dengan observasi dan verifikasi, Popper terutama, menolak penerapan prinsip verifikasi, yakni pembuktian teori melalui fakta-fakta, yang dijadikan oleh kaum positifisme logis sebagai garis demarkasi antara pengetahuan dan non- pengetahuan 6 Ibid
  • 6. 6 Dalam pandangan Popper suatu teori atau proposisi ilmu atau pengetahuan tidak dipandang bersifat ilmiah hanya karena bisa dibuktikan kebenarannya melalui verifikasi seperti anggapan mereka, tetapi karena dapat diuji (testable) dengan melalui berbagai percobaan sistematis untuk menyangkalnya. Teori atau proposisi akan berdiri kokoh jika berbagai penyangkalan yang ada, dan dalam hal ini Popper menyebutnya sebagai Corroborotion7 Popper meyakini dan menegaskan bahwa kebenaran teori ilmiah hanya bersifat hipotesis dan dugaan sementara dan tidak ada kebenaran yang bersifat final. Ia menegaskan bahwa suatu hipotesa atau proposisi dikatakan ilmiah jika secara prinsipil ia memiliki kemungkinan untuk menyangkalnya (refutability). Popper menawarkan gagasan falsifikasi sebagai penentu demarkasi antara proposisi atau teori yang ilmiah dan yang tidak ilmiah. Gagasan tentang falsifikasi inilah yang oleh dirinya dijadikan sebagai ciri utama proposisi atau teori yang ilmiah. Suatu teori bersifat ilmiah, jika terdapat kemungkinan secara prinsipil untuk menyatakan salahnya. Inilah yang dimaksud dengan prinsip falsifikasi menurut Popper. Falsifikasi Popper ingin membuktikan bahwa pengetahuan tidak sekadar dibuktikan kebenarannya melalui verifikasi dan observasi. Baginya verifikasi dan observasi tidak menjadi jaminan akan ketangguhan dan ketahanan melalui ujicoba penyangkalan dengan hadirnya teori baru. Popper beranggapan bahwa suatu teori atau proposisi ilmu atau pengetahuan tidak dipandang bersifat ilmiah hanya karena bisa dibuktikan kebenarannya melalui verifikasi, tetapi karena dapat diuji (testable) dengan melalui berbagai percobaan sistematis untuk menyangkalnya. Bila suatu hipotesa atau suatu teori dapat bertahan melawan segala penyangkalan, maka kebenaran hipotesa atau teori tersebut semakin diperkokoh (corroborated) keberadaanya. Semakin besar upaya untuk menyangkal suatu teori, dan jika teori itu ternyata terus mampu bertahan, maka semakin kokoh pula keberadaannya 7 Baca. Komarudin Falsifikasi Karl Popper Dan Kemungkinan Penerapannya Dalam Keilmuan Islam
  • 7. 7 C.KESIMPULAN a. Popper beranggapan bahwa suatu teori atau proposisi ilmu atau pengetahuan tidak dipandang bersifat ilmiah hanya karena bisa dibuktikan kebenarannya melalui verifikasi, tetapi karena dapat diuji (testable) dengan melalui berbagai percobaan sistematis untuk menyangkalnya. Bila suatu hipotesa atau suatu teori dapat bertahan melawan segala penyangkalan, maka kebenaran hipotesa atau teori tersebut semakin diperkokoh (corroborated) keberadaanya. Semakin besar upaya untuk menyangkal suatu teori, dan jika teori itu ternyata terus mampu bertahan, maka semakin kokoh pula keberadaannya. b. Popper menolak prinsip verifikasi yang dijadikan sebagai demarkasi kebermaknaan dan ketidakbermaknaan sautu teori atau ilmu yang digagas oleh kaum Positivisme, dan sebagai gantinya ia menawarkan gagasan falsifikasi sebagai demarkasi antara ilmu dan yang bukan ilmu.
  • 8. 8 DAFTAR PUSTAKA Ida Ayu Wirasmini Sedemin. Perbandingan Antara Positifisme dan Fenomenologi Hadiwijono, Harun, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, cet. ke-19, Yogyakarta Komarudin: 2014. Falsifikasi Karl Popper Dan Kemungkinan Penerapannya Dalam Keilmuan Islam.jurnal At-taqaddum Vol 6.vol 6 Sulhatul Habibah. Paradigma Popperian :Meninjau Rasionalisme kritis Popper. E-Journal Universitas Darul Ulum Lamongan Taryadi, Alfons, Epistemologi Pemecahan Masalah Menurut Karl Popper, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 19