1. Sosiologi Auguste
Comte
D a n i R a m d a n i , S . S o s
h t t p s : / / s o s i o l o g i 7 9 . b l o g s
p o t . c o m
2. A u g u s t C o m t e
Auguste Comte (Isidore Marie Auguste François Xavier Comte) lahir di
Montpellier, Prancis, 19 Januari 1798 – meninggal di Paris, Prancis, 5
September 1857 pada umur 59 tahun. Setelah bersekolah di Montpellier,
ia melanjutkan pendidikannya di École Polytechnique di Paris. Pada tahun
1816, Comte melanjutkan pendidikannya di sekolah kedokteran di
Montpellier. Agustus 1817 dia menjadi murid sekaligus sekretaris dari
Claude Henri de Rouvroy Saint-Simon, yang membawa Comte masuk ke
dalam lingkungan intelek. Pada tahun 1822 Comte menerbitkan Plan de
travaux scientifiques nécessaires pour réorganiser la société (Indonesia:
Rencana studi ilmiah untuk pengaturan kembali masyarakat). Tahun 1842
Comte mempublikasikan bukunya yang berjudul Le Cours de Philosophie
Positivistic. Pada tahun 1844, Comte menerbitkan bukunya yang berjudul
Système de politique positive (1851 - 1854).
Auguste Comte adalah seorang filsuf Prancis yang dikenal karena
memperkenalkan bidang ilmu sosiologi serta aliran positivisme. Melalui
prinsip positivisme, Comte membangun dasar yang digunakan oleh
akademisi saat ini yaitu pengaplikasian metode ilmiah dalam ilmu sosial
sebagai sarana dalam memperoleh kebenaran. Comte juga merupakan
Tokoh yang pertama memciptakan istilah sosiologi, sehingga ia mendapat
julukan sebagai Bapak Sosiologi Dunia.
3. ASUMSI DASAR
Comte adalah orang pertama yang
menggunakan istilah sosiologi. Comte
sangat terganggu oleh anarki yang
meresapi masyarakat Prancis dan
bersikap kritis terhadap para pemikir
yang membiakan baik Pencerahan
maupun Revolusi Prancis. Dia
mengembangkan pandangan ilmiahnya,
"positivisme", atau "filsafat positif",
untuk melawan hal yang dianggapnya
sebagai filsafat Pencerahan yang
negatif dan destruktif.
3
4. Comte mengembangkan fisika
sosial, atau apa yang pada
1839 dia sebut sosiologi.
Penggunaan istilah fisika
sosial menjelaskan bahwa
Comte berusaha untuk
memodelkan sosiologi
menurut "ilmu-ilmu keras".
4
5. HUKUM TIGA TAHAP
Teori evolusioner Auguste Comte
bahwa ada tiga tahap intelektual
yang dilalui di sepanjang sejarah
dunia. Bukan dunia saja yang melalui
proses tersebut, tetapi kelompok,
masyarakat, ilmu, individu, dan
bahkan pikiran pun melalui tiga
tahap yang sama.
5
6. 1. Tahap Teologis
Sebelum tahun 1300, periode
itu sistem ide utama
menekankan kepercayaan
bahwa akar segala sesuatu
adalah kekuatan-kekuatan
supranatural dan tokoh-tokoh
yang diteladani oleh manusia.
Secara khusus, dunia sosial
dan fisik dianggap dihasilkan
oleh Tuhan.
6
7. 7
2. Tahap Metafisik
Yang terjadi kira-kira antara
tahun 1300 dan 1800. Era itu
ditandai oleh kepercayaan
bahwa daya-daya abstrak
seperti "alam", bukannya dewa-
dewa yang berpribadi, yang
menjelaskan hampir segala
sesuatu
8. 8
3. Tahap Positivistik
Pada 1800 dunia memasuki tahap
positivistik, yang ditandai oleh
kepercayaan pada ilmu. Kini orang
cenderung membuang pencarian
sebab-sebab absolut (Tuhan atau
alam) dan sebagai gantinya
memusatkan perhatian pada
pengamatan dunia sosial dan fisik
untuk mencari hukum-hukum yang
mengaturnya.
9. POSITIVISME SEBAGAI
CARA BERPIKIR
Dalam teorinya mengenai dunia Comte
berfokus pada faktor-faktor
intelektual. Dia berargumen bahwa
kekacauan intelektual adalah penyebab
kekacauan sosial. Kekacauan berasal
dari sistem-sistem ide yang lebih awal
(teologis dan metafisik) yang masih
berlanjut ke dalam zaman positivistik
(ilmiah).
9
10. 10
Pergolakan sosial baru akan
berhenti bila positivisme telah
mendapat kendali total. Karena
itu merupakan proses
evolusioner. Sosiologi dapat
mempercepat kedatangan
positivisme sehingga membawa
keteraturan kepada dunia
sosial.
11. PERAN SOSIOLOGI
COMTE
11
Beberapa pendirian Comte
mempunyai arti besar bagi
perkembangan sosiologi klasik--
konservatisme dasar, reformisme,
saintisme, dan pandangan
evolusionernya mengenai dunia.
Sosiologi tidak berfokus pada
individu melainkan mengambil
entitas-entitas yang lebih besar
sebagai unit dasar analisanya, juga
mendesak agar sosiologi melihat
struktur sosial maupun perubahan
sosial.
12. 12
Pendirian Comte bagi teori
sosiologis, khususnya bagi karya
Spencer dan Parson adalah
penekanan Comte pada karakter
sistematis masyarakat--mata
rantai-mata rantai di antara dan
berbagai komponen masyarakat,
juga memberi manfaat yang besar
bagi peran konsensus di dalam
masyarakat.
13. Comte menekankan perlunya
melakukan teoretisasi abstrak
dan turun ke lapangan dan
melakukan riset sosiologis, agar
para sosiolog menggunakan
pengamatan, eksperimentasi, dan
analisis historis komparatif.
13
14. Comte percaya bahwa sosiologi
akan menjadi kekuatan ilmiah
yang dominan di dunia karena
kemampuan khasnya untuk
menafsirkan hukum-hukum
sosial dan untuk
mengembangkan pembaruan-
pembaruan yang ditujukan untuk
memperbaiki masalah-masalah
yang ada di dalam sistem.
14
15. POSITIVISME COMTE
Comte berhasil meletakkan
landasan bagi perkembangan suatu
aliran teori sosiologis yang
signifikan. Comte berada di garis
terdepan perkembangan sosiologi
positivistik.
15
16. 16
Positivisme Comte menekankan
bahwa "semesta sosial selaras
dengan perkembangan hukum-
hukum abstrak yang dapat diuji
melalui penghimpunan data yang
cermat", dan "hukum-hukum
abstrak itu akan menunjukkan
sifat-sifat dasar dan umum
semesta sosial dan akan merinci
'hubungan-hubungan alamiah'-nya".