Dokumen tersebut membahas beberapa aliran keilmuan dalam filsafat ilmu, yaitu fenomenologi, positivisme, postpositivisme, marxisme, lingkaran Wina, dan postmodernisme. Diberikan pula penjelasan singkat tentang konsep-konsep tersebut.
2. This Is Me
Nama : Farrel Thouriq Adiyasa
NIM : 22060484142
Kelas : D
Angkatan : 2022
Tempat tanggal lahir : Mojokerto, 12 Mei
2002
Jurusan : PENKESREK
Prodi : S1-Ilmu Keolahragaan
Hobbi : Bermain Basket
3. Apa itu Filsafat Ilmu sebenarnya ?
Filsafat itu universal, artinya pemikiran yang ada pada aliran filsafat berlaku buat
semua tidak terkecuali. lalu filsafat itu mempunyai karakteristik radikal yaitu
menggali sesuatu hingga ke akarnya, seorang filsuf tidak hanya berhenti di satu
atau dua pertanyaan saja, pertanyaan akan terus timbul sampai sudah tidak ada
lagi hal yg membuatnya ragu atau heran. Terakhir artinya sistematis, filsafat
mempunyai karakteristik sistematis yg merupakan segala pemikiran yang ada atau
pertanyaan hingga jawaban semuanya berurutan dan saling berkaitan. Nantinya
kamu akan menemukan bahwa aliran–aliran filsafat yg ada merupakan sirkulasi
yang saling berkaitan serta terhubung satu sama lainnya.
4. dalam memandang hal yang sama, mungkin saya serta anda pasti mempunyai
sudut pandang yg tidak sama. mampu jadi anda melihatnya asal sisi sebelah kiri,
serta aku melihatnya dari sebelah kanan, yg akhirnya kita berdua melahirkan
sebuah inspirasi, begitu jua dengan aliran–peredaran yang terdapat dalam filsafat.
aneka macam sirkulasi ini tentunya artinya sudut pandang para tokohnya pada
melihat global, sudut pandang ini mampu berdasarkan bagaimana pengalaman
hayati seseorang, atau prinsip dan keyakinan yang dimilikinya.
5. Apa saja aliran aliran keilmuan
dalam Filsafat Ilmu ?
1. FENOMENOLOGI
2. POSITIVISME
3. POSTPOSITIVISME
4. MARXISME
5. LINGKARAN WINA
6. POSTMODERNISME
6. Lalu apa yang dimaksud
Fenomenologi?
Fenomenologi, adalah sebuah disiplin ilmu dan studi inkuiri deskriptif yang meletakkan
perhatiannya pada studi atas penampakan (fenomena), akuisisi pengalaman, dan
kesadaran. Fenomenologi, singkatnya, adalah studi mengenai pengalaman dan
bagaimana pengalaman tersebut terbentuk. Pengalaman yang dimaksud adalah
pengalaman subjektif dan intensionalitasnya. Studi ini kemudian mengarahkan pada
analisis kondisi kemungkinan intensionalitas, latar belakang praktik sosial, dan analisis
Bahasa
Studi fenomenologi didasarkan pada premis konsepsi fenomena Kantian. Studi
fenomenologi didasarkan pada premis bahwa realitas terdiri atas objek dan
penampakan kejadian (fenomena) yang dicerap atau dimengerti oleh kesadaran.
Sebagai pergerakan filsafat, fenomenologi didirikan pada awal abad ke-20 oleh Edmund
Husserl dan dikembangkan oleh lingkar studi pengikut ide Husserlian di universitas di
Göttingen dan Munich di Jerman
7. Konsep Husserl
Dalam konsepsi Husserl, fenomenologi berpusat pada refleksi sistematis dan studi
struktur kesadaran dan fenomena yang tampak pada pikiran. Fenomenologi
berbeda dari konsep analisis Cartesian yang memandang realitas sebagai set atas
objek yang bertautan dan bertalian antar satu dengan lainnya.
8. Apa yang dimaksud
Positivisme?
Positivisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa pengetahuan yang benar
hanya berasal dari ilmu alam dan tidak berkaitan dengan metafisika. Dalam bidang
ilmu sosiologi, antropologi, dan bidang ilmu sosial lainnya, istilah positivisme
sangat berkaitan erat dengan istilah naturalisme dan dapat dirunut asalnya ke
pemikiran Auguste Comte pada abad ke-19. Comte berpendapat, positivisme
adalah cara pandang dalam memahami dunia dengan berdasarkan sains. Menurut
Comte, teori sains dapat disusun mulai dari tingkat yang sederhana dan universal
yang selanjutnya sampai kepada tahapan yang lebih kompleks dan terbatas.
Susunan tingkatan ini dapat terus dikembangkan sehingga masing-masing sains
yang baru akan tergantung pada tahap sebelumnya. Penganut paham positivisme
meyakini bahwa hanya ada sedikit perbedaan antara ilmu sosial dan ilmu alam,
karena masyarakat dan kehidupan sosial berjalan berdasarkan aturan-aturan,
demikian juga alam.
9. Secara Etimologi
Positivisme secara etimologi berasal dari kata positive, yang dalam bahasa filsafat
bermakna sebagai suatu peristiwa yang benar-benar terjadi, yang dapat dialami sebagai
suatu realitas. Ini berarti, yang disebut sebagai positif bertentangan dengan sesuatu
yang hanya ada di dalam angan-angan (impian), atau terdiri dari sesuatu yang hanya
merupakan konstruksi atas kreasi kemampuan untuk berpikir dari akal manusia. Dapat
disimpulkan bahwa pengertian positivisme secara terminologi berarti suatu paham
yang dalam pencapaian kebenaran nya bersumber dan berpangkal pada kejadian yang
benar-benar terjadi. Segala hal di luar itu, sama sekali tidak dikaji dalam positivisme.
Postivisme pada hakikatnya juga adalah ajaran sosial atau pandangan dunia, yang
menganggap mungkin bahwa masyarakat yang lebih baik itu dapat dibentuk. Ilmu
pengetahuan, dalam pandangan Comte, patut menjadi pemimpin dalam usaha ini. para
pengikut positivisme logis menganut kayakinan ini. hal ini tercermin dalam pemakaian
kata 'positivisme' dalam nama aliran filsafat ilmu pengetahuan.
10. Apa yang dimaksud
Postpositivisme?
Munculnya gugatan terhadap positivisme di mulai tahun 1970-1980an. Pemikirannya
dinamai postpositivisme. Tokohnya, Karl R. Popper, Thomas Kuhn, para filsuf mazhab
Frankfurt (Feyerabend, Richard Rotry). Paham ini menentang positivisme, alasannya
tidak mungkin menyamaratakan ilmu-ilmu tentang manusia dengan ilmu alam, karena
tindakan manusia tidak bisa di prediksi dengan satu penjelasan yang mutlak pasti,
sebab manusia selalu berubah.
Post-positivisme merupakan perbaikan positivisme yang dianggap memiliki kelemahan-
kelemahan, dan dianggap hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung
terhadap objek yang diteliti. Secara ontologis aliran post-positivisme bersifat critical
realism dan menganggap bahwa realitas memang ada dan sesuai dengan kenyataan
dan hukum alam tapi mustahil realitas tersebut dapat dilihat secara benar oleh peneliti.
Secara epistomologis, Modified dualist atau objectivist, hubungan peneliti dengan
realitas yang diteliti tidak bisa dipisahkan tapi harus interaktif dengan subjektivitas
seminimal mungkin. Secara metodologis adalah modified experimental atau
manipulatif.
11. Post positivisme merupakan sebuah aliran yang datang setelah positivisme dan
memang amat dekat dengan paradigma positivisme. Salah satu indikator yang
membedakan antara keduanya bahwa post positivisme lebih mempercayai proses
verifikasi terhadap suatu temuan hasil observasi melalui berbagai macam metode.
Dengan demikian suatu ilmu memang betul mencapai objektivitas apabila telah
diverifikasi oleh berbagai kalangan dengan berbagai cara
Postpositivisme adalah aliran yang ingin memperbaiki kelemahan pada Positivisme. Satu
sisi Postpositivisme sependapat dengan Positivisme bahwa realitas itu memang nyata
ada sesuai hukum alam. Tetapi pada sisi lain Postpositivisme berpendapat manusia tidak
mungkin mendapatkan kebenaran dari realitas apabila peneliti membuat jarak dengan
realitas atau tidak terlibat secara langsung dengan realitas. Hubungan antara peneliti
dengan realitas harus bersifat interaktif, untuk itu perlu menggunakan prinsip
trianggulasi yaitu penggunaan bermacam-macam metode, sumber data, data, dan lain-
lain.
12. Apa yang dimaksud
Marxisme?
Marxisme adalah sebuah paham yang berdasar pada pandangan-pandangan Karl Marx. Awalnya
Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan
sistem politik. Pengikut teori ini disebut sebagai Marxis. Marxisme mencakup materialisme dialektis
dan materialisme historis serta penerapannya pada kehidupan sosial.
Marxisme merupakan dasar teori komunisme modern. Teori ini tertuang dalam buku Manifesto
Komunis yang ditulis oleh Marx dan Friedrich Engels. Marxisme merupakan bentuk protes Marx
terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan
mengorbankan kaum proletar. Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja
berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya dinikmati oleh kaum
kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx
berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya kepemilikan pribadi dan penguasaan
kekayaan yang didominasi orang kaya. Untuk menyejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat
bahwa paham kapitalisme perlu diganti dengan paham komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan,
menurut Marx, kaum proletar akan memberontak dan menuntut keadilan. Inilah dasar dari
marxisme
13. Karl Marx
Marxisme merupakan sistem pemikiran memadukan tiga tradisi intelektual yang
masi telah sangat berkembang saat itu, yaitu filsafat Jerman, teori politik Prancis,
dan ilmu ekonomi Inggris. Marxisme tidak bisa begitu saja dikategorikan sebagai
filsafat seperti filsafat lainnya, sebab marxisme mengandung suatu dimensi filosofis
yang utama dan bahkan memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap banyak
pemikiran filsafat setelahnya. Itulah sebabnya, sejarah filsafat zaman modern tidak
mungkin mengabaikannya.
14. Apa yang dimaksud
Lingkaran Wina?
Lingkaran Wina bahasa Inggris: Vienna Circle, bahasa Jerman: Wiener Kreis adalah
suatu gerakan dalam bidang filsafat yang bertujuan mencapai suatu filsafat yang
ilmiah dan menghapus proposisi-proposisi yang tidak dapat dibuktikan menurut
prinsip-prinsip ilmiah. Karena itulah, mereka menolak pernyataan-pernyataan
spekulatif dan hanya menerima pengetahuan yang berdasar pada pengamatan
yang obyektif. Beberapa pemikir yang terkenal dari lingkaran Wina adalah Rudolf
Carnap, Moritz Schlick, Hans Hahn, dan Otto Neurath. Lingkaran Wina juga dikenal
melalui pendekatan yang mereka bangun, yakni positivisme logis
15. Awal Mula
Auguste Comte, tokoh utama positivisme, Lingkaran Wina merupakan kelompok neo-positivisme
(positivisme logis) yang melanjutkan proyek positivisme. Positivisme adalah wacana yang
mendominasi ilmu pengetahuan selama paruhan pertama abad ke-19. Tokoh positivisme yang
paling terkenal adalah Auguste Comte.
Awalnya mereka merupakan sekelompok filsuf dan ahli yang berkumpul secara periodik di Wina
sejak tahun 1922 hingga 1938. Sebenarnya sebelum tahun 1922 telah ada ahli-ahli yang memiliki
kesamaan minat dan menjadi cikal bakal kelompok ini. Beberapa tokoh awal adalah Ernst Mach,
Phillip Frank, Otto Neurath, dan Hans Hahn.[2] Pada tahun 1922, Rudolf Carnap tiba dan bergabung
ke Universitas Wina, di mana merupakan pusat kegiatan akademis para anggota lingkaran Wina.
Kemudian bergabunglah juga filsuf dan ahli lain, seperti Herbert Feigl, Kurt Goedel, R. von Mises,
dan E. Schroedinger.
Pada tahun 1929, kelompok ini menerbitkan tulisan yang berisi pandangan-pandangan mereka,
yakni Wissenschaftliche Weltanshauung, Der Wiener Kreis. Tulisan tersebut disusun oleh Carnap,
Hahn, dan Neurath. Selain itu, dari tahun 1930-1939, mereka juga menerbitkan jurnal Erkenntnis
yang berisi ide-ide dari lingkaran Wina.
16. Apa yang dimaksud
Postmodernisme?
Berbagai perubahan drastis di dunia abad 20 telah membawa masyarakat pada era postmodern.
Menurut Anthony Giddens, dalam buku The Consequences of Modernity, postmodernisme memiliki
ciri khusus yaitu sistemnya lebih kompleks secara institusional. Giddens menyebut postmodernisme
sebagai sesuatu yang melampaui modernisme. Perspektif postmodernisme bisa dikatakan muncul
sebagai kritik terhadap paradigma modernisme yang dinilai gagal mengangkat martabat manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan beserta teknologi yang mengalami lompatan jauh, terutama sejak
revolusi industri lahir, dianggap belum memajukan peradaban manusia. Perang dan kerusakan
lingkungan merupakan contoh kegagalan cara pandang modernisme. Salah satu pemikir yang
paling awal melontarkan istilah postmodernisme adalah Jean-Francois Lyotard. Mengutip
penjelasan Ali Maksum, dalam Pengantar Filsafat: Dari Masa Klasik hingga Posmodernisme
(2014:305-306), istilah tersebut muncul di buku karya Lyotard yang berjudul The Postmodern
Condition: A Report on Knowledge. Lyotard, dalam buku yang muncul di tahun 1979 itu,
mendefinisikan postmodernisme sebagai kritik terhadap pengetahuan universal, tradisi metafisik,
fondasionalisme, dan modernisme
17. Kesimpulan
Filsafat itu universal, artinya pemikiran yang ada pada aliran filsafat berlaku buat
semua tidak terkecuali. lalu filsafat itu mempunyai karakteristik radikal yaitu
menggali sesuatu hingga ke akarnya, seorang filsuf tidak hanya berhenti di satu
atau dua pertanyaan saja, pertanyaan akan terus timbul sampai sudah tidak ada
lagi hal yang membuatnya ragu atau heran. Terakhir artinya sistematis, filsafat
mempunyai karakteristik sistematis yang merupakan segala pemikiran yang ada
atau pertanyaan hingga jawaban semuanya berurutan dan saling berkaitan.
Nantinya kamu akan menemukan bahwa aliran–aliran filsafat yang ada merupakan
sirkulasi yang saling berkaitan serta terhubung satu sama lainnya. Dan didalam
aliran aliran keilmuan filsafat terdapat Fenomenologi, positivisme, postpositivisme,
marxisme, lingkaran wina, dan postmodernisme.
18. Saran
Beragam aliran aliran keilmuan dalam filsafat ilmu tersebut tidak untuk
membanding bandingkan atau memilih mana yang baik dan buruk, tetapi kita
sama sama belajar tentang sudut pandang masing masing dari aliran aliran
keilmuan yang terdapat dalam filsafat ilmu. Seperti postpositivisme contohnya
yang timbul karena berbeda pendapat dari positivisme karena melihat dari kaca
sudut pandang yang berbeda dan saya berharap kita semua dapat belajar untuk
melihat sesuatu tidak dengan sudut pandang kita sendiri dan mulai menerima
pendapat orang lain dari sudut pandang yang berbeda.