Dokumen tersebut membahas berbagai risiko yang terkait dengan barang dan jasa serta pembelian, termasuk risiko operasional, kegagalan produk, risiko pemasok, dan risiko strategi pembelian seperti single sourching dan just in time. Implementasi standar kualitas seperti ISO diperlukan untuk mencegah masalah akibat produk dan mengelola berbagai risiko tersebut.
2. 19/03/2021 2
Membumi dan Mendunia
uts.ac.id
• 1. Permasalahan Mengenai Barang
Dan Jasa : Risiko Operasional
• 2. Kegiatan Produksi
• 3. Risiko Pembelian
• 4. Kasus
• TUJUAN : Mampu Memahami
Dan Menganalisa Risiko Barang
Dan Jasa Serta Risiko Pembelian
Atau Pengadaan.
OVERIVIEW
3. 19/03/2021 3
Membumi dan Mendunia
uts.ac.id
• Era Globalisasi dalam dunia usaha
• Peningkatan efisiensi dan efektivitas
dalam kinerja perusahaan sehingga
bisa lebih kompetitif
• Adanya barrier dan opportunity
dalam memasuki persaingan dalam
industri
• Adanya risiko yang spesifik pada
perusahaan tertentu, misalnya pada
industri gas cair (liquid) seperti risiko
kebakaran, dll
• Adanya persaingan harga pada
saat tender atau
pembelian/pengadaan
barang/jasa sehingga perlu di
indentifikasi secara dini dan
komprehensif (risiko operasional)
Fenomena-Fenomena Risiko Pada Barang dan Jasa
4. 19/03/2021 4
Membumi dan Mendunia
uts.ac.id
• Risiko Operasional : risiko yang
muncul dari produk /jasa di
sebabkan berbagai macam hal (
Produksi, Pemasok, Perlengkapan
Sistem, SOP
, dll)
• Solusi pada sistem pengadaan barang dan jasa
adalah :
1. Konsekuensi Mundane Failure adlh kesalahan
yang biasanya terjadi pada proses produksi,
berdampak pada kerugian finansial, mitigasinya
identifikasi faktor yang menimbulkan risiko tsbt
2. Catastriphic Failure adlh Kegagalan produk / jasa
yang berakibat pada penarikan produk/jasa
dipasar (re-call), mitigasinya SOP yang konsiten
dan relevan dan menjaga dan mengontrol secara
komprehensif produk/jasa trsbt.
3. Penerapan Product Liability di Eropa : adanya
hukum mengenai product liability yang
terstandarisasi seperti : melindungi perusahaan
dari kompetitor dengan dumping, memperluas
pihak yang bertanggung jawab atas kecacatan
produk (manajerial supply chain managemenet)
1. Permasalahan Mengenai Barang Dan Jasa : Risiko
Operasional
Tujuanya mamastikan
produk/jasa di pasaran
adalah aman, legal atau
tidak menimbulkan
permasalahan dalam
menggunakannya
5. 19/03/2021 5
Membumi dan Mendunia
uts.ac.id
• Melakukan penilaian terhadap para
pemasok
• Melakukan inspeksi sepanjang proses
produksi
• Mengusut (menyelidiki) keluhan-keluhan
yang muncul
• Menggunakan sistem batch number
• memastikan distributor dan monitoringnya
• Memberikaninformasi secara transparan
kepada konsumen agar memungkinkan
dalam mengevaluasi risiko dari produk/jasa
• Memonitor jaminan keamanan produk/jasa
• 4. Kegagalan Produk/Jasa : terdapat 3 jenis
perusahaan jasa : a). pelayanan jasa yang melibatkan
produk fisik (restoran, katering, jasa pos, kontruksi,
perawatan / bengkel, renovasi rumah dll), b).
Pelayanan jasa yang terlibat langsung dengan
pelanggan (Pendidikan, retail, rumah sakit, hotel, dll),
c). Pelayanan jasa murni (asuransi, jasa pembuatan
aplikasi komputer dll)
Mitigasi risiko operasional
Mitigasi risiko berbeda-beda
sesuai tipe pelayanan jasa
tersebut oleh karena itu
kemampuan manajerial dalam
mengontrol dan mengelola risiko
sangat penting pada
manajer/direkturnya.
6. 19/03/2021 6
Membumi dan Mendunia
uts.ac.id
• 5. Risiko Finansial dalam Badan Pemerintahan :
keterbatasan dana, terjadi defisit anggaran
karena terjadi risiko seperti : bencana, keggalan
kinerja, kasus pengadilan, risiko kesehatan dan
keamanan, risiko tempat kerja, risiko terhadap
reputasi, masalah lingkungan, keamanan, risiko
bisnis dan operasional lainnya.
• 6. Cara Mencapai Realibilitas dan Konsistensi :
Perusahaan dlm mengontrol risiko, biasanya
menerapkan sistem manajemen atau dikenal
ISO 9000 yang mendasarkan ide tentang
inspeksi,pengendalian dokumen-dokumen
penting, dan penetapan prosedur, Total Quality
Management (TQM) atau statistical process
Control.
• Terdapat 3 cara pendekatan dalam kualitas :
1. Failure Area (non Responsive) : dengan risiko
komplain dan penarikan dari pasaran (Paling
Berisiko)
2. Inspection Mode (Reactive) pemeriksaan produk dari
kualitas akhir sebelum dikeluarkan ke pasar.
3. Prevention Mode (Planned) penerapan sebuah sistem
yang meliputi seluruh area dimana permasalahan dalam
kualitas dapat muncul (risiko paling kecil).
Beberapa Variasi yang terdapat dalam ISO 9000,
untuk berbagai industri antara lain:
a. Industri otomotif : ISO TS 16949, VDA 6.
b. Industri Telekomunikasi : TL 9000
c. Laboratorium : ISO 17025
d. Makanan : ISO 9001 HACCP (ISO 22000)
e. Perangkat Kedokteran : ISO 13485
f. Penerbangan : AS9100
g. Information security Management : ISO 17799
Implementasi standar Kualitas dalam
suatu perusahaan mencegah munculnya
bencana dari produk dari produk/jasa
tersebut
ISO = International Standard Organization)
7. 19/03/2021 7
Membumi dan Mendunia
uts.ac.id
a) Tingkat pelayanan yang diberikan
b) Citra perusahaan dan reputasinya terhadap kualitas
c) Sasaran yang ingin dicapai dalam kualitas pelayanan
d) Pendekatan adopsi untuk mencapai sasaran kualitas
terkait
e) Peran setiap orang untuk menerapkan ketentuan
kualitas.
a) Mendefinisikan kebutuhan konsumen dengan ukuran
kualitas yang sesuai
b) Merancang tindakan pencegahan untuk menghindari
ketidakpuasan pelanggan
c) Meminimalkan biaya kualitas untuk mencapai kinerja
yang diharapkan
d) Menciptakan sebuah kemitraan
e) Melakukan evaluasi dan monitoring dari pelayanan
jasa
f) Mencegah efek-efek berbahaya
• 7. Memanfaatkan sistem manajemen kualitas
untuk pengendalian Risiko yaitu pemahaman
terhadap proses utama, memiliki struktur
organisasi, memiliki prosedur tertulis, menyimpan
dokumentasi, melakukan pemeriksaan rutin,
mengindentifikasi kegagalan dan memperbaikinya,
melakukan pengembangan yang berkelanjutan,
komunikasi yang baik, mengijinkan sebuah
perusahaan eksternal untuk menilai sistem secara
rutin.
• 8. Pengelolaan Manusia, Teknologi, dan Desain
dalam keterlibatan terhadap risiko operasi dan
produksi :
1. Pengelolaan Manusia
a) Multifucntion Team : Tim lintas fungsi manajemen
(Pembelian, produksi, engineering, kualitas untuk
bekerjasama)
b) Cell Manufacturing : Mengurangi kesenjangan atau jarak
dalam organisasi dengan membagi setiap sel atau bagian
dlm bertindak sebagai complete profit center.
8. 19/03/2021 8
Membumi dan Mendunia
uts.ac.id
c) Reward System : pekerja diberi penghargaan berupa
kepemilikan terhadap perusahaan (Share) seperti
Employee share ownership programe (ESOPs),
Performance-related pay (PRP).
b) Pengelolaan Teknologi
Aplikasi teknologi modern untuk mencapai proses
manufaktur bertaraf dunia antara lain menggunakan :
computer-aided design (CAD), Computer-intergrated
manufacturing (CIM), penggunaan Bar Code, Proses
Produksi dengan komputer dlm memenuhi permintaan
pelanggan yang sepesifik (kustomisasi), penggunaan
sistem penanganan otomatis dan robotik, inovasi dalam
bahan material,
c) Pengelolaan Desain dan Pengembangan
• Concurrent Engineering : kombinasi berbagai
disiplin dalam disain dan produksi yang
menghasilkan sistem informasi terintegrasi yang
memungkinkan data disain digunakan dalam
proses manufaktur sehingga mempercepat proses
pengenalan produk baru.
• Benchmarking : pemahaman terhadap kebutuhan
pasar melalui identifikasi kebutuhan dan
kepentingan konsumen, kemudahan penggunaan
produk, manfaat ekonominya, pengembangan dan
perbaikan produk/jasa, menyediakan informasi
kuantitatif, seperti biaya produk, biaya persediaan,
dan lain2
• Isu utama dalam risiko pembelian adalah
kualitas, integritas dan ketersediaan, serta
konflik kepentingan. Pembelian menjadi jantung
dari manajemen risiko sebab risiko2 yang
muncul seperti kegagalan produksi, komplain,
dan risiko pemasok (suppliers risk).
• Risiko Pemasok dibagi menjadi 2 kategori :
1. Risiko dari pemasok seperti pemasok tidak bisa
dipercaya, ingkar janji, kebangkrutan, gangguan
alam.
2. Risiko dari kebijakan pengadaan yang dimiliki
perusahaan (pembelian jarak jauh, penggunaan
satu sumber peemasok)
Risiko Pembelian
9. 19/03/2021 9
Membumi dan Mendunia
uts.ac.id
1. Single Sourching of Supplier: ada pertumbuhan kecenderungan untuk
mencari bahan baku dari beberapa pemasok. Seperti satu pemasok
untuk setiap produk yang dibeli, mengurangi biaya dan waktu,
menghindari duplikasi, dan memberikan pengawasan lebih ketat dan
kompreheensif. Sekaligus 1 pemosok mendatangkan risiko dalam
rantai pasokan. Berdasarkan procurement strategy council (PSC)
terdapat 40% perusahaan percaya pada 1 pemasok, sisanya
menggunakan beberapa pemasok.
2. Oligopolies : adalah suatu pasar dengan sedikit pemasok yang
menyediakan risiko kepada muara bisnis. Kurangnya suana kompetisi
antar pemasok membuat perusahaan kehilangan kesempatan untuk
mendapat pemasok yang paling tepat.
3. Reserve Auctions : para pemasok menawarkan harga termurah untuk
sebuah komoditi atau kompenen. Isu kualitas pemasok, pemasok tidak
dikenal.
4. Partnership sourcing and supplier development
1. Partnership sourching : para pemasok akan lebih dalam terlibat dalam bisnis
kliennya, seperti perlu informasi yang lebih banyak dengan pemasok,
dilibatkan dalam early stage proyek pengembangan, memberikan mereka
pesan mutakhir.
2. Supplier development : para pemasok dapat dimanfaatkan oleh perusahaan
untuk meningkatkan proyek, menambah nilai kolaborasi, membagi nilai
tambah, exit srategy yang baik antara kedua belah pihak, namun juga
menimbulkan risiko disclosure agreement –pembatalan perjanjian sepihak,
dll
5. Outsourching and sourching from abroad.
a. Sourching : menembukan perusahaan yang
biaya rendah, memberikan competitive
advantage, namun jika perusahaan dilakukan
diluar negeri akan ada foreign exchange risk;
b. Pemasanan yang dilayani oleh jenis pemasok ini
dalam jumlah besar;
c. Lead time
d. Political dan cultural risk
e. Heightened security threats (terorisme,
perampok, bajak laut dll)
6. Reputation Issues
Praktik penggunaan ketenaga kerjaan melibatkan
anak-anak, indenture labour, dan kondisi kerja,
boikot dari konsumen, munculnya reputasi yang
buruk. Buruknya reputasi pemasok menimbulkan
risiko bagi perusahaan.
Beberapa Risiko terkait dengan Pemasok
10. 19/03/2021 10
Membumi dan Mendunia
uts.ac.id
8. Single unrealiability :terdapat beberap poin yang memicu timbulnya
ketidakpastian terhadap pemasok, seperti masalah keuangan
keuangan dan masalah kualitas yang disebabkan buruknya kontroal
internal. Permasalah ini menimbulkan kepinjangan produksi dan
mempengaruhi bottom line dari pembeliin perusahaan. Untuk
menghindari kehilangan kehandalan pemasok adalah tidak terlalu
mengandalkan hanya satu pemasok dan menciptakan sitem
peringatan. Berikut ini strategi perusahaan menghindari kegagalan
kualitas pemasok adalah : 1). Perusahaan meminta para pemasok
untuk menyetujui keualitas, 2). Perusahaan meminta para pemasok
untuk memberikan jaminan aras perjanjian yang telah dibuat kedua
belah pihak.
9. Just In Time : prinsip just in time (JIT) adalah dapat menggunakan
persediaan di gudang dan menghindari dated stock, namun banyak
aktivitas JIT dapat meningkatkan risiko pemasok sehingga banyak
perusahaan mengurangi skala aktivitas JIT. Beberapa masalah dalam
JIT :1). Perusahaan menerapkan JIT berarti perusahaan hanya
mempunyai 2 hari untuk menyediakan persediaan dan harus
senantiasi menerima pasokan ssetiap hari dari para pemasok, jika
terjadi bencana alam, gempa bumi, kebakaran, dll maka tentu akan
membuat perusahaan mengalami kerugian karena terhentinya
kegiatan produksi, 2). Polusi ekstra yang tidak diinginkan, 3) pera
pemasok tidak terlalu menyukai jenis pemesanan dimana tingkat
fleksibelitasnya tinggi dan biaya yang turunannya.. Jika perusahaan
tesebut merupakan pelanggan utama maka penurunan pesanan akan
menjadi masalah utaa yang mereka hadapi.
10. Overstocking : merupakan kebalikan dari JIT, untk bisnis dengan
ukuran kecil, persediaan merupakan aset terbesar dalam balance
sheet. Overstocking membantu perusahaan dapat memenuhi
lonjakan pemesanan, akan tetapi jika tidak ada lonjakan
pemesanan maka perseidaan yang tersimpan juga akan banyak,
hal ini akan menimbulkan stocking dilemama cara mitigasinya
dengan meramalkan permintaannya secara tepat agar
mendapatkan solusi tepat diantara prinsip JIT dan Wastefel
overstocking.
11. Conflicts of Interest : suatu perusahaan seharusnya mempunyai
hubungan baik dengan para pemasok dan para pelangganya.
12. Corruption Risks : pemasok yang mengejar target pemesanan
bisa menjadi peluang bagian pembelian perusahaan meminta
dana entertaintment. Mitigasi risikonya dengan membuat code of
conduct antara lain : 1). Secara rutin perusahaan mengganti staf
yang ditugasi melakukan pembelian kepada pemasok tersebut,
2). Menggunakan sistem pembelian yang membuat sistem
pembelian, 3) melakukan audit untuk memeriksa
penyalahgunaan, 4) mengimplementasikan program perbaikan
secara kontinyu, 5) memperingatkan pekerja secara formal
kepada pemasok akan hukuman jika melakukan praktik korupsi.
11. 19/03/2021 11
Membumi dan Mendunia
uts.ac.id
12. Control Price Hikes
risiko kepada beberapa industri mengarah
pada perubahan harga bahan baku
mentah, ketika harga mengalami kenaikan
maka profitablitas mereka akan terancam.
Mitigasi risikonya adalah 1). Bernegosiasi
dengan para pemasok untuk menjaga
harga mereka tetap rendah, 2) belanja pada
pemasok2 yang berbeda, 3) melakukan
pemagaran, 4) menambahkan ketentuan
dalam kontrak dengan para pelanggan
memungkinkan berbiaya rendah, 5) memilih
bahan mentah subsititusi, 6) membentuk
aliansi dan bergabung dengan grup
pembeli.
1. Supplier Assesment
Pengajian pemasok yang dimulai dari formulir yang di
lengkapi prospective supplier, persyaratan ini meliputi
sejarah,referensi, bukti dari prosedur kontrol kualitas
sesuai dengan ISO 9000.
2. Vertical Intergration
Beberapa perusahaan meminimalisasi risiko pasokan
mereka dengan para pemasok mereka, namun hal
tersebut mengandung banyak risiko. Vertical integration
menerapkan kekuasaan kepada pemasok atau
distributor untuk mengefisiensi supply chain
3. E-Business
E-business yang biasa dikenal electronic Data interexchange
(EDI), telah beredar selama bertahun-tahun. Isu e-
business adlaah memesan kepada pemasok melalui
jaringan komputer, pemesan sering di kontrol melalui
database induk pada komputer. Para pemasok
menggunakan EDI secara aktf sebagai alat bisnis untuk
melekatkan hubungan mereka dengan sistem
pelanggan dengan lebih kuat.
Beberapa cara yang dapat digunakan perusahaan
untuk mengurangi risiko-risiko diatas adalah sbb :