Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan dan pengembangan produk, meliputi definisi produk, karakteristik barang dan jasa, sumber ide pengembangan produk, tahapan pengembangan produk, dan metode pengembangan produk seperti quality function deployment dan pohon keputusan.
3. Karakteristik Produk
Barang Jasa
Berwujud, memiliki sifat fisik tertentu Tidak berwujud, dan tidak memiliki sifat
fisik
Dapat disimpan Tidak dapat disimpan
Proses produksinya banyak
menggunakan mesin
Proses produksinya lebih banyak
menggunakan faktor manusia
Proses produksi dan konsumsi tidak
berlangsung dalam waktu yang sama
Proses produksi dan konsumsi
berlangsung di waktu yang sama
Kontak dengan konsumen rendah Kontak dengan konsumen/pengguna
jasa tinggi
Kualitas produk objektif, karena ada
ukuran-ukurannya
Kualitas produk bersifat subjektif,
diantara pengguna jasa
Atribut, seperti harga, kemasan, dll,lebih
jelas.
Atribut produk seringkali tidak jelas.
Pasar lebih mudah diperluas (lebih luas) Pasar sulit diperluas (lebih bersifat lokal)
4. Pertanyaan pertama yang biasanya muncul
dalam aktivitas manajemen operasi
a. Sumber Internal
1. Bagian penelitian dan
pengembangan
2. Konsultan pemasaran yang
bekerja untuk perusahaan.
3. Tenaga penjual.
4. Peran aktif dari seluruh pihak
yang ada dalam perusahaan.
1. Produk apa yang akan diproduksi / dihasilkan ?
Sumber Ide / Gagasan Pengembangan Produk
b. Sumber eksternal
1. Kecenderungan pasar.
2. Produk yang dikeluarkan oleh
pesaing.
3. Masukan/komplain dari
pelanggan.
4. Hasil Peramalan.
5. Pertanyaan ???
2. Pada tahap apa pengembangan produk
sebaiknya dilakukan?
Volume
Penjualan
Perkenalan
Pertumbuhan
Dewasa/Kematangan
Penurunan
Waktu
Siklus Hidup Produk
6. Alternatif Pengembangan Produk
Mengembangkan produk
yang benar-benar baru
(Paling sulit = ?)
Modifikasi produk yang
sudah ada
Penambahan produk
yang telah ada
(Diversifikasi Produk )
Mengembangkan produk
lokal yang belum ada
Meniru produk yang
sudah ada di pasar
7. Tahap-Tahap Pengembangan
Produk
Identifikasi produk yang telah ada (produk lama )
Mencari dan menggali ide-ide tentang produk baru
Menyaring ide-ide yang ada
Menganalisis masing-masing ide yang telah tersaring
Menentukan ide yang paling mungkin dikembangkan
Melaksanakan pengembangan ide produk baru
tersebut
Membuat sampel dan menguji produk baru
Menguji produk baru di pasar ( Tes pemasaran )
Memproduksi dan memasarkan produk baru tersebut
dalam arti yang sesungguhnya
Melakukan pelayanan purna jual
8. Tahap-Tahap Pengembangan Produk
Menurut Heizer dan Render
๏ฑ Ide dari banyak sumber.
๏ฑ Apakah perusahaan mampu
melaksanakan ide?
๏ฑ Persyaratan pelanggan untuk
memenangkan pesanan.
๏ฑ Spesifikasi fungsional : Bagaimana
produk akan berfungsi.
๏ฑ Spesifikasi produk : Bagaimana
produk akan dibuat.
๏ฑ Peninjauan Desain : Apakah
spesifikasi produk ini merupakan cara
terbaik untuk memenuhi keinginan
pelanggan?
๏ฑ Pengujian pasar. Apakah produk
memenuhi harapan pelanggan?
๏ฑ Perkenalkan ke pasar
๏ฑ Evaluasi (berhasil)
Cakupan
kerja tim
pengemb
angan
produk
Cakupan
kerja tim
desain dan
rekayasa
9. Peluang Produk Baru
1. Memahami pelanggan merupakan permasalahan utama dalam
pengembangan produk baru.
2. Perubahan ekonomis menyebabkan meningkatnya tingkat
kemakmuran pada jangka panjang, tetapi siklus ekonomis dan
harga berubah pada jangka pendek.
3. Perubahan sosiologis dan demografis dapat muncul pada
beberapa faktor seperti berkurangnya ukuran keluarga.
4. Perubahan teknologi yang membuat segalanya mungkin.
5. Perubahan politik/peraturan menghasilkan perjanjian
perdagangan baru, tarif yang baru, dan juga persyaratan
kontrak yang baru dengan pemerintah.
6. Perubahan lain dapat muncul melalui kebiasaan pasar, standar
profesional, pemasok dan distributor.
10. Pengembangan Produk
๏ฑ Quality Function Deployment (QFD) adalah proses
menetapkan permintaan pelanggan (โkeinginanโ
pelanggan) dan menterjemahkan keinginan pelanggan ke
dalam atribut (โcaraโ) yang dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh setiap bagian fungsional.
๏ฑ Rumah kualitas (Quality House) adalah bagian dari
proses penyebaran fungsi kualitas yang menggunakan
matriks perencanaan untuk menghubungkan โkeinginanโ
pelanggan dengan โbagaimanaโ perusahaan akan
memenuhi โkeinginanโ ini.
11. Pengembangan Produk
Untuk membuat rumah kualitas, dilakukan 6 langkah dasar sebagai
berikut :
- Kenali keinginan pelanggan. (Apa yang diinginkan pelanggan dalam
produk ini).
- Kenali bagaimana produk/jasa akan memuaskan keinginan
pelanggan. (Kenali karakteristik khusus, keistimewaan, atau atribut
produk, dan tunjukan bagaimana produk akan memuaskan
pelanggan).
- Hubungkan keinginan pelanggan dengan bagaimana produk akan
dibuat untuk memenuhi keinginan pelanggan tersebut.
- Kenali hubungan antara sejumlah bagaimana pada perusahaan.
- Buat tingkat kepentingan.
- Evaluasi produk pesaing.
- Tentukan atribut teknis yang diinginan, prestasi perusahaan, dan
prestasi pesaing terhadap atribut ini.
12. Membangun Rumah Kualitas
Contoh :
Great Cameras, Inc. Mengingkan sebuah
metodologi yang memperkuat kemampuannya
untuk memenuhi keinginan pelanggan terhadap
kamera digital baru.
Pertanyaan :
Gunakan rumah kualitas QFD.
13. Membangun Rumah Kualitas
1. Melalui penelitian pasar yang luas, perusahaan menetapkan keinginan
pelanggan. Keinginan itu ditunjukkan pada bagian kiri rumah kualitas.
2. Tim pengembangan produk menetapkan bagaimana organisasi akan
menejemahkan keinginan pelanggan itu dalam desain produk dan target
atribut proses. Sejumlah bagaimana ini dimasukan dalam bagian atas
rumah kualitas.
3. Tim produk mengevaluasi setiap keinginan pelanggan terhadap
sekumpulan bagaimana yang telah dikemukakan. Dalam matriks hubungan
dalam rumah kualitas, tim mengevaluasi seberapa baik desainnya dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan.
4. Dalam atap rumah kualitas, tim pengembangan produk mengembangkan
hubungan antar atributnya.
5. Tim mengembangkan tingkat kepentingan untuk atribut desainnya pada
baris paling bawah dalam tabel. Hal ini dilakukan dengan memberikan nilai
(5 untuk tinggi, 3 untuk sedang, 1 untuk rendah) pada setiap kotak dalam
matriks hubungan kemudian mengalikan setiap nilai ini dengan tingkat
kepentingan pelanggan. Nilai-nilai dalam baris โtingkat kepentingan kitaโ
memberikan sebuah tingkatan bagaimana meneruskan desain produk dan
prosesnya dengan yang nilainya tertinggi sebagai hal yang terpenting bagi
keberhasilan suatu produk.
14. Membangun Rumah Kualitas
6. Rumah kualitas juga digunakan untuk mengevaluasi para pesaing.
Seberapa baik para pesaing memenuhi kebutuhan pelanggan. Dua kolom
di sisi kanan memperlihatkan bagaimana penelitian pasar berpendapat
mengenai seberapa baik pesaing A dan B memenuhi keinginan pelanggan
(Baik, sedang, dan jelek). Produk dari perusahaan lain, bahkan produk
yang diajukan dapat ditambahkan di samping perusahaan B.
7. Tim menentukan atribut teknis dan mengevaluasi seberapa baik
perusaaahn dan pesaingnya menunjukkan atribut ini. Disinilah tim
memutuskan atribut-atribut teknis yang penting.
16. Permasalahan Desain Produk
1. Desain Yang Tangguh (robust design). Desain yang dapat
diproduksi sesuai persyaratan, bahkan dengan adanya kondisi
proses produksi yang tidak sempurna.
2. Desain Moduler (moduller design). Desain dimana bagian atau
komponen dari suatu produk dibagi-bagi menjadi modul-modul
yang dapat dipertukar dan diganti dengan mudah.
3. Computer-Aided Design (CAD). Penggunaan komputer secara
interaktif untuk mengembangkan dan mendokumentasikan produk.
4. Produksi dibantu komputer. (Computer-Aided Manufacturing
(CAM)). Penggunaan teknologi informasi untuk mengendalikan
mesin.
5. Teknologi Virtual Reality. Bentuk komunikasi visual dimana citra-
citra digunakan sebagai pengganti dari benda aslinya, tetapi masih
memungkinkan pengguna untuk meresposnya secara interaktif.
6. Analisis Nilai (Value Analysis). Suatu tinjauan atas produk yang
berhasil yang dilakukan selama proses produksi.
7. Desain Yang Ramah Lingkungan. Bentuk yang mengedepankan
keramahan terhadap lingkungan (green product).
17. Penerapan Pohon Keputusan
Pada Desain Produk
Pohon keputusan dapat digunakan untuk membuat
keputusan produk baru dan untuk beragam
permasalahan manajemen lainnya.
Pohon keputusan sangat bermanfaat terutama saat
terdapat serentetan keputusan dan beragam hasil yang
mengakibatkan keputusan selanjutnya yang diikuti hasil
yang lain.
18. Penerapan Pohon Keputusan
Pada Desain Produk
Untuk membentuk sebuah pohon keputusan digunakan
prosedur sebagai berikut :
1. Pastikan semua alternatif yang mungkin dan keadaan
sudah dimasukkan ke pohon, termasuk alternatif
untuk โtidak melakukan apa apaโ
2. Pengembalian hasil (payoff) dimasukan pada akhir
setiap cabang yang bersesuaian.
3. Tujuannya adalah menetapkan nilai ekspektasi dari
setiap tindakan yang ada.
19. Contoh
Silicon, Inc., merupakan sebuah produsen semikonduktor sedang meneliti
kemungkinan memproduksi dan memasarkan sebuah mikroprosesor. Untuk
menjalankan proyek ini, dibutuhkan sebuah sistem CAD yang canggih atau
mempekerjakan dan melatih beberapa insinyur tambahan. Pasar untuk produk ini
bisa jadi baik, bisa jadi tidak baik. Silicon, Inc tentu juga memiliki pilihan untuk
tidak mengembangkan produk baru sama sekali.
Dengan penerimaan yang baik oleh pasar, penjualan akan mencapai 25.000
prosesor dengan harga $100. Dengan penerimaan pasar yang tidak baik,
penjualan hanya akan mencapai 8.000 prosesor seharga $100. Harga peralatan
CAD $500.000, tetapi merekrut dan melatih tiga insinyur baru hanya
membutuhkan biaya $375.000. Walaupun demikian, biaya produksi akan turun
dari $50 per buah saat diproduksi tanpa CAD, dari $40 dengan adanya CAD.
Kemungkinan mikroprosesor baru diterima dengan baik oleh pasar adalah 0,40.
sementara kemungkinan penerimaan yang tidak baik adalah 0,60.
Pertanyaan :
Gunakan sebuah pohon keputusan yang sesuai untuk Silicon, Inc. yang memiliki
bahan-bahan dasar; pilihan keputusan, kemungkinan, dan pengambilan hasil
(payoffs).
20. Jawaban
Pada gambar berikut terlihat sebuah pohon keputusan dengan tiga cabang
dimana satu cabang menjelaskan satu keputusan. Tentukan kemungkinan
pengembalian hasil untuk setiap cabang, kemudian hitung EMV secara berturut-
turut. EMV (expected monetary values) telah dilingkari pada setiap langkah di
pohon keputusan. Untuk cabang teratas :
EMV (membeli sistem CAD) = (0,4) ($.1.000.000) + (0,6) (-$20.000)
= $ 388.000
Nilai ini mewakili hasil yang akan terjadi jika Silicon, Inc membeli CAD. Nilai yang
diharapkan dengan merekrut dan melatih insinyur baru pada cabang kedua
adalah sbb :
EMV (merekrut/melatih insinyur) = (0,4) ($.875.000) + (0,6)($25.000)
= $ 365.000
Karena cabang teratas mempunyai EMV tertinggi (EMV $388.000 dibandingkan
$365.000 dibandingkan $0), maka cabang ini menjelaskan keputusan yang
terbaik. Manajemen sebaiknya membeli sistem CAD.
22. Contoh
Sarah King, presiden King Electonics, Inc. Mempunyai dua pilihan desain untuk
lini produk CRT (tabung sinar katoda) baru yang beresolusi tinggi untuk stasiun
kerja CAD-nya. Ramalan penjualan selama siklus hidup CRT adalah 100.000
unit.
Piliahn desain A memiliki kemungkinan sebesar 0,90 untuk menghasilkan 59
CRT yang baik per 100 unit produk dan kemungkinan sebesar 0,10 untuk
menghasilkan 64 CRT yang baik per 100 unit produk. Biaya desain ini adalah
$1.000.000.
Pilihan desain B memiliki kemungkinan sebesar 0,80 untuk menghasilkan 64
CRT yang baik per 100 unit produk, dan kemungkinan sebesar 0,20 untuk
menghasilkan 59 CRT yang baik per 100 unit produk. Biaya desain ini adalah
$1.350.000.
Baik buruknya setiap CRT akan membutuhkan modal $75. setiap CRT yang baik
akan dijual seharga $150. CRT yang buruk akan dihancurkan dan tidak memiliki
nilai sisa. Asumsi, disini kita mengabaikan biaya pembuangan pada
permasalahan ini.
23. Jawaban
Solusi :
Kita menggambarkan pohon keputusan untuk mewakili dua keputusan dan
kemungkinan yang terkait dengan setiap keputusan. Kemudian, kita menetapkan
tingkat pengembalian yang berkaitan dengan setiap cabang. Pohon yang
dihasilkan digambarkan sebagai berikut.
Untuk desain A.
EMV (desain A) = (0,9)($350.000) + (0,1)($1.100.000) = $425.000
Untuk (desain B) = (0,8)($750.000) + (0,2)($0) = $600.000
Jadi, tingkat pengembalian tertinggi adalah desain B dengan nilai $600.000.
25. 3. Berapa yang harus diproduksi ?
a. Menggunakan pendekatan mikroekonomi
b. Dengan menggunakan pendekatan BEP
c. Menggunakan Pendekatan Forecasting (Peramalan)
Pertanyaan ???
26. Contoh Penerapannya Dalam Konsep Ekonomi:
1. Efek Pengenaan Pajak Penjualan
Pada umumnya bila suatu komoditas dikenakan pajak penjualan maka
harga yang diterima konsumen akan menjadi lebih mahal (tinggi)
daripada harga sebelum komoditas tersebut terkena pajak.
Jika fungsi penawaran barang dari produsen adalah P=f(Q),
maka kalau pemerintah mengenakan pajak penjualan sebesar Rp T,-
per unit barang yang ditawarkan produsen tersebut, maka fungsi
penawaran (fungsi harga) produsen tersebut menjadi: P =f(Q) + T
dimana P = harga/ unit; Q =jumlah yang ditawarkan dan
T = pajak penjualan per unit barang
27. โข Bila produsen tidak dikenakan pajak penjualan maka titik
keseimbangan pasar terjadi di Eo dengan jumlah dan harga sebesar
Qo dan Po.
โข Bila produsen tersebut dikenakan pajak penjualan Rp T,-/unit maka
titik keseimbangan sekarang di E1 dengan jumlah dan harga
sekarang sebesar Q1 dan P1.
โข Adanya pajak penjualan
tersebut telah menaikkan
harga jual dari Po ke P1
sehingga Q keseimbangan
berkurang dari Qo
menjadi Q1.
28. Contoh:
1. Pasar barang X memiliki fungsi permintaan dan penawaran pasar sebagai
berikut:
Fungsi Permintaan (Dd) : P = 28 โ 1,6Q
Fungsi Penawaran (Ss) : 2P = 1,6Q + 8 atau P = 4 + 0,8Q
Maka harga keseimbangan pasar dan jumlah keseimbangan pasar dapat dicari
sebagai berikut: Permintaan = Penawaran
28 โ 1,6Q = 4 + 0,8Q
28 โ 4 = 2,4Q
Q = 10
Pada Q = 10 maka P = 28 โ 1,6 (10) = 12
Jadi pada kondisi keseimbangan pasar barang X memiliki tingkat harga
keseimbangan Rp 12,- per unit dan jumlah keseimbangannya 10 unit.
Sekarang bila produsen barang X tersebut dikenai pajak penjualan sebesar Rp
2,40 perunitnya maka fungsi penawaran setelah pajak berubah menjadi:
P = 0,8Q + 4 + 2,40 atau P = 6,40 + 0,8Q
29. maka keseimbangan pasar barang X setelah pajak adalah :
Permintaan = Penawaran atau 28 โ 1,6Q = 0,8Q + 6,40
21,60 = 2,4Q
Q = 9 dan P = 13,6
Setelah produsen tersebut dikenai pajak penjualan maka harga
keseimbangan pasar naik dari Rp 12 jadi
Rp 13,6; sementara jumlah keseimbangan
turun dari 10 unit menjadi 9 unit.
Konsumen menanggung beban pajak
penjualan sebanyak :
= kenaikan harga X jmlhbarang stlh pajak
= (13,6 โ 12)x9 = Rp 14,40.
Pajak yang diterima pemerintah dari
produsen: adalah
= pajak penjualan X jmlh brg stlh pjk
= Rp 2,40 x 9 = Rp 21,60.
Jadi sebenarnya beban pajak yang
ditanggung produsen adalah:
Rp (21,60 โ 14,40) = Rp 7,20.
30. 2. Efek Pemberian Subsidi Penjualan
Bila produsen diberi subsidi penjualan oleh pemerintah maka
kemampuan efektif dari produsen tersebut dalam melakukan penawaran
barang yang dijualnya akan meningkat. Oleh karena itu harga barang
bersubsidi akan lebih murah daripada barang yang tidak bersubsidi.
Jika fungsi penawaran produsen:
P = a + mQ dan bila pemerintah
memberi subsidi penjualan Rp s,-
per unit barang yang ditawarkan
Maka fungsi penawaran
produsen setelah subsidi adi:
P= a + mQ-s
dimana P = harga/ unit;
Q = jumlah barang yg ditawarkan
s = subsidi per unit barang
31. Contoh:
Pasar barang X memiliki fungsi permintaan dan penawaran pasar sebagai berikut:
Fungsi Permintaan (Dd) : P = 28 โ 1,6Q
Fungsi Penawaran (Ss) : 2P = 1,6Q + 8 atau P = 4 + 0,8Q
Bila produsen barang tersebut diberikan subsidi oleh pemerintah sebesar Rp
1,20 maka fungsi penawaran setelah subsidi adalah :
P = f(Q) โ S atau P = 0,8Q + 4 โ 1,20.
Maka keseimbangan pasar setelah adanya subsidi adalah:
Permintaan = Penawaran
28 โ 1,6Q = 0,8Q + 4 โ 1,20
sehingga diperoleh Q = 10,5 dan P = 11,2.
Jadi setelah adanya subsidi penjualan kepada produsen X sebesar Rp 1,20
perunit X yang dijual maka harga keseimbangan sekarang turun dari Rp 12,-
perunit menjadi Rp 11,2,- dan kuantitas keseimbangan naik dari 10 unit menjadi
10,5 unit.
32. 2) Sebuah produk mempunyai fungsi biaya : TC = a + mQ
Dimana: a = TFC dan m = AVC, sehingga TC = TFC + AVC(Q)
Jika biaya tetap (TFC) sebesar Rp 6000 dan biaya variabel perunitnya (AVC)
sebesar Rp 20,- maka fungsi biaya totalnya (TC ) menjadi:
TC = 6000 + 20Q
Bila produk tersebut dijual seharga Rp 40,- perunitnya maka kondisi Break Even
perusahaan tercapai pada saat:
TR = TC dimana: TR = P.Q
40Q = 6000 + 20Q
40Q โ 20Q = 6000
20 Q = 6000 maka Q = 300
Sekarang bila biaya variabel perunitnya naik Rp 5,- maka fungsi biaya totalnya
(TC ) adalah : TCโ = 6000 + (20 + 5)Q atau TC = 6000 + 25Q.
Kondisi break even setelah adanya kenaikan biaya variabel adalah:
TR = TCโ
40Q = 6000 + 25Q
40Q โ 25Q = 6000
15Q = 6000 maka Q = 400
33. Jadi kenaikan biaya variabel perunit sebesar Rp 5,- pada harga jual
yang tetap Rp 40,-, maka untuk mencapai kondisi break even
perusahaan harus memproduksi jumlah output lebih banyak atau
jumlah produksi harus ditingkatkan dari 300 menjadi 400 unit.