Dokumen tersebut merupakan analisis persediaan dan perancangan sistem electronic supply chain management pada PT. Pakar Widya Chemindo. Dokumen menjelaskan tentang masalah kekurangan dan kelebihan persediaan yang dihadapi perusahaan, dan melakukan analisis awal seperti enterprise vision dan supply chain value assessment. Hasilnya adalah keputusan untuk merancang sistem e-SCM berbasis web dengan fitur pengelolaan persediaan menggunakan model EOQ dan sales forecasting untuk
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
ANALISIS PERSEDIAAN
1. ANALISIS PERSEDIAAN DAN
PERANCANGAN SISTEM ELECTRONIC
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA
PT. PAKAR WIDYA CHEMINDO
Kenny, Robertus Tang Herman, Suroto Adi
Binus University
Jl. K.H Syahdan No. 9 Kemanggisan Palmerah, Jakarta Barat 11480; Telp:021-5345830
Email : Undutchable_sign@yahoo.com
Abstrak
Mengelola persediaan adalah hal penting agar perusahaan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan di
samping menghindari penumpukkan persediaan. Distributor bahan kimia khusus, PT. Pakar Widya
Chemindo, seringkali dihadapkan pada masalah kekurangan dan kelebihan persediaan. Penelitian ini
bertujuan menganalisis masalah yang dihadapi oleh perusahaan, memperoleh persyaratan untuk
pemecahan masalah tersebut, dan merancang sistem e-SCM yang memenuhi persyaratan penyelesaian
masalah. Metodologi yang digunakan di dalam penelitian ini terbagi menjadi metode pengumpulan data
dan metode analisis dan perancangan sistem berorientasi objek. Tahapan analisis sistem didahului dengan
preliminary steps yang terdiri dari: energize the organization, enterprise vision, supply chain value
assessment, opportunity analysis, dan strategy decision. Hasil dari preliminary steps adalah keputusan
untuk membangun sistem SCM berbasis web yang disertai fitur pengelolaan persediaan dengan model
EOQ dan sales forecasting. Tahapan analisis sistem dilakukan untuk memodelkan system requirements
yang akan diimplementasikan ke dalam perancangan pada tahap perancangan sistem. Dengan sistem ini
diharapkan PT. Pakar Widya Chemindo dapat memperbaiki pengelolaan persediaan dan kinerja rantai
pasokannya. (K)
Kata Kunci : persediaan, rantai pasokan, e-SCM, EOQ, forecasting
Abstract
Managing inventory is critical for a company, ensuring customers’ demand is met without overstocking.
A specialty chemical distributor, PT. Pakar Widya Chemindo, frequently faces stock outs and overstocks
in its inventory. The purposes of this study are to analyze the problems the company facing, to get the
requirements needed to solve the problems, and to build an e-SCM system based on the requirements. The
methodologies used in this study are divided into data collection methods and object oriented analysis
and design method. The system analysis is preceded by preliminary steps as follow: energize the
organization, enterprise vision, supply chain value assessment, opportunity analysis, and strategy
decision. The result acquired from the preliminary steps is a decision to build a web-based SCM system
that features inventory control system using EOQ model and sales forecasting. The system analysis phase
is performed to model the system requirements that would be implemented into designs in the system
design phase. It is expected that by using the new system, PT. Pakar Widya Chemindo can improve its
inventory control and better its supply chain performance. (K)
Keywords : inventory, supply chain, e-SCM, EOQ, forecasting
2. PENDAHULUAN
Industri bahan kimia terus mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat
dilihat dari data yang tercatat oleh American Chemistry Council, yang menunjukkan terjadinya
peningkatan penjualan bahan kimia setiap tahunnya, khususnya di wilayah Asia-Pasifik. Pada tahun 2011
total penjualan bahan kimia di dunia telah mencapai $4.998,4 milyar, hal tersebut menunjukkan adanya
pertumbuhan sebesar 45,87% dari tahun 2009 dengan total penjualan sebesar $3.426,7 milyar. Penjualan
di wilayah Asia-Pasifik sendiri adalah $2.337,9 milyar atau 46,77% dari total penjualan di tahun 2011,
dengan peningkatan sebesar 65,12% dari tahun 2009. Adanya tren yang terus meningkat menjadikan
industri kimia sebagai industri yang cukup diminati oleh banyak perusahaan di dunia. Di Indonesia
sendiri telah banyak perusahaan bergerak dalam industri kimia, walaupun kebanyakan dari mereka hanya
berperan sebagai distributor. PT. Lautan Luas, PT Pakar Widya Chemindo, PT. Pintu Mas Mulya, dan
PT. Jaya Warindo merupakan beberapa contoh distributor bahan kimia yang berdomisili di Indonesia.
Banyaknya distributor bahan kimia menjadikan persaingan di Indonesia cukup ketat di dalam
menyalurkan bahan kimia. Walaupun industri bahan kimia di Indonesia cukup menjanjikan, terdapat
permasalahan-permasalahan yang harus dihadapi bila perusahaan memutuskan untuk bergerak di
dalamnya. Karena kebanyakan pemasok bahan kimia berasal dari luar negeri seperti negara-negara di
Eropa dan Amerika, permasalahan umum yang kerap dihadapi oleh distributor adalah lamanya waktu
yang diperlukan dari pesanan dilakukan hingga barang diterima, atau yang seringkali kita dengar dengan
istilah lead time. Lamanya lead time mengharuskan adanya perencanaan dan pengelolaan persediaan yang
baik agar perusahaan dapat melayani pelanggan, disamping tetap menjaga level persediaan yang
seminimal mungkin. Resiko yang dihadapi bila perusahaan tidak mampu melayani permintaan pelanggan
adalah perusahaan akan kehilangan peluang untuk memperoleh profit, bahkan lebih parah lagi dapat
berujung pada beralihnya pelanggan ke pesaing. Sebaliknya apabila perusahaan menjaga level persediaan
yang tinggi, maka terdapat biaya penyimpanan yang tinggi yang harus dibayarkan. Salah satu cara yang
dapat ditempuh distributor kimia untuk meminimalisasi permasalahan yang dihadapi adalah dengan
memanfaatkan teknologi informasi.
Teknologi informasi sendiri terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan dari
teknologi informasi secara langsung mempengaruhi cara perusahaan menjalankan bisnisnya, di mana
sekarang teknologi informasi tidak hanya menjadi pendukung suatu bisnis semata, melainkan telah
menjadi suatu bagian integral dari proses bisnis perusahaan. Pemanfaatan teknologi informasi pun kini
telah beragam, mulai dari menyediakan website untuk berinteraksi dengan pelanggan, menggunakan
sistem ERP untuk integrasi antar departemen di dalam suatu perusahaan, menggunakan e-SCM untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari rantai pasokan, serta masih banyak lagi kegunaannya. Salah
satu pemanfaatan Teknologi Informasi yang bermanfaat bagi perusahaan adalah electronic Supply Chain
Management yang kerap disingkat menjadi e-SCM. Tujuan dari SCM adalah untuk memperoleh profit
dengan menambah nilai dan menciptakan efisiensi, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan
(Naslund, 2010, p11). Dengan menggabungkan teknologi informasi dengan SCM, maka terbentuklah e-
SCM. SCM yang didukung oleh teknologi informasi dapat meningkatkan kegiatan-kegiatan di dalam
manajemen dan operasi rantai pasokan sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan keunggulan
kompetitif perusahaan. Dengan adanya peluang untuk memperoleh manfaat dari teknologi e-SCM, banyak
perusahaan dari berbagai industri yang menggunakan e-SCM di dalam proses bisnis mereka.
PT. Pakar Widya Chemindo, selaku perusahaan yang menjadi distributor bahan kimia khusus, telah
berdiri sejak tahun 1992. PT. Pakar Widya Chemindo saat ini memiliki sekitar 25 pemasok bahan kimia
dari berbagai negara dan memiliki pelanggan yang tersebar luas di Indonesia. Keluhan PT. Pakar Widya
Chemindo adalah perusahaan seringkali dihadapkan dengan kehabisan persediaan barang untuk melayani
pelanggan, namun di sisi lain ada kalanya yang terjadi justru sebaliknya yakni penumpukkan persediaan
di gudang yang menyebabkan tingginya biaya penyimpanan. Dengan adanya sistem e-SCM, diharapkan
perusahaan dapat menanggulangi permasalahan manajemen rantai pasokan yang dihadapi, sehingga
kinerja perusahaan menjadi lebih baik dan mampu mengungguli pesaing-pesaingnya.
METODE PENELITIAN
3. Metodologi penelitian di dalam skripsi ini terbagi menjadi metode pengumpulan data dan metode analisis
dan perancangan sistem. Pengumpulan data terbagi menjadi 2 yakni pengumpulan data primer dan
pengumpulan data sekunder. Sebelum melakukan analisis dan perancangan sistem, terdapat analisis-
analisis awal yang perlu dilakukan terlebih dahulu. Tahapan analisis awal ini didasarkan pada preliminary
steps yang terbagi menjadi 5 tahapan sebagai berikut: Energize the Organization, Enterprise Vision,
Supply Chain Value Assessment, Opportunity Analysis, dan Strategy Decision. Setelah tahapan analisis
awal dilakukan, selanjutnya dilakukan analisis dan perancangan sistem e-SCM. Analisis dan perancangan
sistem e-SCM dilakukan dengan metode Object Oriented Analysis Design (OOAD) oleh Satzinger. Pada
tahap analisis yang digunakan antara lain: class diagram, use case diagrams, use case descriptions,
system sequence diagrams, dan activity diagrams. Pada tahap perancangan yang digunakan antara lain:
architecture design, interaction diagrams, design class diagram, package diagrams, user interface
designs, dan database design.
HASIL DAN BAHASAN
Analisis Masalah
Perbandingan persediaan dengan penjualan tahun 2010-2012 untuk produk Hisol D203, Sorocat PMDDS,
dan CHPO, sebagai berikut:
Gambar 1Grafik persediaan dan penjualan produk Hisol D203
Gambar 2 Grafik persediaan dan penjualan produk Sorocat PMDDS
Gambar 3 Grafik persediaan dan penjualan produk CHPO
Berdasarkan grafik di atas, ditemui bahwa terjadi beberapa kali kekurangan persediaan untuk produk
Hisol D203 dan Sorocat PMDDS, yang ditandai dengan jumlah penjualan yang menyamai jumlah barang
yang tersedia. Apabila persediaan habis terjual, maka perusahaan harus menunggu kiriman barang dari
4. pemasok untuk dapat kembali melayani pesanan pelanggan. Pada produk Sorocat PMDDS, perusahaan
pernah mengalami kehabisan persediaan selama satu bulan penuh di tahun 2011, sehingga selama satu
bulan tersebut perusahaan tidak menjual barang yang bersangkutan. Setelah kehabisan persediaan, pola
persediaan untuk Sorocat PMDDS menjadi cenderung meningkat dan memperlihatkan persediaan yang
berlebih pada akhir 2012.
Penyebab masalah kelebihan persediaan akan digambarkan melalui cause and effect diagram berikut:
Gambar 4 Cause and effect diagram kekurangan persediaan
Gambar 5 Cause and effect diagram kelebihan persediaan
Preliminary Steps
Step 1: Energize the Organization
Tahapan pertama adalah menyemangati seluruh anggota perusahaan, dalam hal ini PT. Pakar Widya
Chemindo, untuk memulai perubahan. Perusahaan harus memastikan kesiapannya dalam menerapkan e-
SCM sebelum strategi bisnis dapat dijalankan. Di sini peran manajer puncak sangat penting untuk
memberikan dukungan penuh kepada upaya perubahan, sehingga perancangan dan implementasi sistem
dapat berjalan dengan lancar. Manajer puncak di PT. Pakar Widya Chemindo terdiri dari: Direktur,
Manajer Umum, Manajer Penjualan, Manajer Pembelian, dan Manajer Keuangan. Para manajer puncak
tersebut juga bertanggung jawab di dalam mengkomunikasikan dan menyemangati bawahannya, sehingga
seluruh anggota perusahaan dapat ikut serta mendukung jalannya perancangan dan implementasi e-SCM.
Agar sistem e-SCM dapat berjalan lancar diperlukan integrasi antar bagian perusahaan, terutama bagian
pembelian, bagian penjualan, bagian gudang, dan bagian keuangan. Selain itu, diperlukan pula integrasi
5. antara karyawan perusahaan dengan sistem yang akan dirancang, dengan demikian diharapkan anggota
perusahaan terlibat di dalam setiap tahapan perancangan dan implementasi sistem. Hal tersebut
dimaksudkan agar sistem nantinya akan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dari PT. Pakar Widya
Chemindo.
Step 2: Enterprise Vision
Visi dari PT. Pakar Widya Chemindo adalah menjadi perusahaan terdepan di dalam menyalurkan bahan
kimia khusus di Indonesia. Di dalam mencapai visi perusahaan, diperlukan adanya analisis terhadap
lingkungan kompetitif di dalam industri yang digeluti oleh PT. Pakar Widya Chemindo. Pengetahuan
akan lingkungan kompetitif dapat menjadi pedoman bagi perusahaan untuk menentukan strategi yang
sesuai dalam rangka mencapai visi perusahaan.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisis lingkungan kompetitif di industri yang
digeluti perusahaan adalah metode Five Forces Porter. Analisis Five Forces Porter mengidentifikasi
kekuatan dari pemasok, pelanggan, pesaing, pendatang baru, dan produk substitusi.
Berikut adalah analisis Five Forces Porter pada PT. Pakar Widya Chemindo:
Gambar 6 Five Forces Analysis PT. Pakar Widya Chemindo
Setelah melakukan analisis terhadap kelima elemen di dalam Five Forces Porter dapat dilihat bahwa
terdapat persaingan yang ketat antara perusahaan-perusahaan sejenis dalam menyalurkan bahan kimia ke
pelanggan. Melihat persaingan yang ketat tersebut, perusahaan perlu mencari cara agar dapat
mengungguli pesaingnya sehingga visi perusahaan untuk menjadi perusahaan terdepan dalam
pendistribusian bahan kimia dapat tercapai.
Salah satu cara untuk melihat apakah suatu perusahaan mengungguli pesaing-pesaingnya adalah dengan
melihat berapa banyak pelanggan dari perusahaan tersebut. Di samping terus berupaya untuk
meningkatkan jumlah pelanggan, perusahaan juga harus dapat mempertahankan pelanggan yang dimiliki
untuk dapat menjadi pemimpin pasar. Meskipun saat ini PT. Pakar Widya Chemindo telah memiliki
sejumlah pelanggan tetap, namun tak tertutup kemungkinan pelanggan dapat beralih ke distributor bahan
kimia lain apabila perusahaan tidak mampu melayani kebutuhan pelanggan.
6. Memiliki manajemen rantai pasokan yang baik dapat menjadi salah satu cara perusahaan dapat
mempertahankan pelanggan. Dengan adanya manajemen rantai pasokan yang baik, perusahaan akan
memiliki tinggat persediaan yang tepat, sehingga kemampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan
pelanggannya akan meningkat. Bila pelanggan merasa kebutuhannya dapat terpenuhi dengan baik oleh
perusahaan, maka kemungkinan pelanggan tersebut untuk mempertahankan perusahaan akan lebih besar.
Step 3: Supply Chain Value Assessment
Langkah berikutnya di dalam mengembangkan aplikasi supply chain management adalah menganalisis
proses bisnis utama yang dimiliki PT. Pakar Widya Chemindo dan mengidentifikasi nilai yang dihasilkan
dari tiap proses tersebut.
Berikut adalah hasil dari Value Chain Analysis terhadap PT. Pakar Widya Chemindo
Gambar 7 Value Chain Analysis PT. Pakar Widya Chemindo
Step 4: Opportunity Analysis
Setelah menganalisis lingkungan industri dan rantai pasokan pada PT. Pakar Widya Chemindo, terdapat
peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja rantai pasokan dan meminimalisasi permasalahan
yang dihadapi saat ini. Sebagaimana yang telah dinyatakan sebelumnya, permasalahan yang dihadapi
perusahaan saat ini adalah seringkali terjadi kekurangan persediaan untuk memenuhi permintaan
pelanggan, atau sebaliknya terjadi penumpukkan persediaan barang yang menimbulkan tingginya biaya
penyimpanan.
Untuk menangani permasalahan tersebut perusahaan perlu mengelola rantai pasokan khususnya yang
berkaitan dengan aliran persediaan secara lebih baik, dan memiliki perencanaan yang lebih matang di
dalam melakukan pengadaan barang ke supplier. Agar dapat mengelola persediaan secara lebih baik
memang bukanlah perkara yang mudah, terlebih lagi volume transaksi per hari yang perlu diolah oleh PT.
Pakar Widya Chemindo yang tidaklah sedikit.
PT. Pakar Widya Chemindo memiliki peluang yang besar dari penggunaan teknologi electronic Supply
Chain Management (e-SCM) berbasis web yang disertai fitur untuk melakukan forecasting dan
perhitungan Economic Order Quantity (EOQ). Dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan
mengintegrasikannya dengan pendekatan manajemen rantai pasokan yang meliputi forecasting dan
Inventory Control System dengan metode EOQ, diharapkan perusahaan dapat mengelola persediaan
dengan lebih baik, menghemat biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan persediaan seperti holding cost
7. dan ordering cost, meningkatkan integrasi di dalam perusahaan sehingga proses bisnis menjadi lebih
cepat, dan memudahkan komunikasi dengan pelanggan dan supplier dengan sistem yang berbasis web.
Model pengelolaan persediaan EOQ seringkali digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui berapa
jumlah pesanan yang paling optimal untuk satu kali pesan. Setelah perusahaan mengetahui EOQ, perlu
ditetapkan pula safety stock dan reorder point (ROP), sehingga perusahaan dapat mengetahui kapan
pemesanan kembali harus dilakukan. Penentuan safety stock berguna bagi perusahaan untuk berjaga-jaga
apabila terjadi pesanan yang tidak terduga. Forecasting akan dilakukan untuk memperkirakan permintaan
pada periode berikutnya sehingga perusahaan dapat melakukan prediksi kapan persediaan akan mencapai
ROP yang telah ditentukan.
Untuk memilih metode forecasting yang tepat harus dicari metode mana yang memiliki Mean Absolute
Deviation (MAD) terkecil. MAD adalah rata-rata perbedaan antara peramalan permintaan dan permintaan
aktual, yang merupakan salah satu cara yang mudah dan sederhana di dalam menentukan kesalahan pada
peramalan.
Tabel 1 MAD yang dihasilkan dari metode-metode peramalan
Metode
MAD
CHPO
HISOL
D203
Sorocat
PMDDS-20
Naive 2,089.83 1,497.86 168.857
3 Periods Moving Average 1,523.80 1,482.73 122.727
4 Periods Moving Average 1,544.17 1,524.61 119.063
5 Periods Moving Average 1,596.66 1,576.39 119.226
Weighted Moving Average 1,654.38 1,380.89 127.727
Exponential Smoothing 1,668.91 1,425.18 132.883
Selanjutnya adalah melakukan simulasi penerapan model EOQ. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 2 Perbandingan total biaya dengan dan tanpa EOQ
Produk
Total Biaya (TC)
Tanpa EOQ EOQ Selisih
CHPO Rp 46.346.220 Rp 43.138.200 Rp 3.208.020
HISOL D203 Rp 44.759.400 Rp 42.936.450 Rp 1.822.950
SOROCAT
PMDDS-20
Rp 35.527.500 Rp 35.080.500 Rp 447.000
Step 5: Strategy Decision
Tahapan terakhir dari preliminary steps sebelum beralih kepada tahapan analisis dan perancangan sistem
adalah penentuan keputusan.
Berdasarkan analisis peluang dari pemanfaatan e-SCM untuk menangani masalah yang dihadapi dan
meningkatkan kinerja manajemen rantai pasokan yang telah dilakukan terhadap PT. Pakar Widya
Chemindo, keputusan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
8. 1. Mambangun sistem SCM yang berbasis web sehingga dapat mendukung interaksi perusahaan
dengan supplier dan pelanggan secara lebih efisien. Sistem yang berbasis web juga memungkinkan
pertukaran informasi antara member di dalam rantai pasokan secara real time.
2. Menyertai e-SCM dengan fitur peramalan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap produk
berdasarkan data historis masing-masing produk. Setelah dilakukan analisis penetapan metode
forecasting sebelumnya, metode forecasting yang paling tepat untuk masing-masing produk adalah
sebagai berikut:
− Metode peramalan yang terbaik untuk produk CHPO adalah 3 Periods Moving Average.
− Metode peramalan yang terbaik untuk produk HISOL D203 adalah Weighted Moving Average.
− Metode peramalan yang terbaik untuk produk Sorocat PMDDS-20 adalah 4 Periods Moving
Average.
3. Menyertai e-SCM dengan sistem pengelolaan persediaan yang meliputi fitur-fitur sebagai berikut:
− Fitur untuk perhitungan EOQ, sehingga perusahaan dapat mengetahui jumlah pesanan yang
paling optimal.
− Fitur untuk perhitungan reorder point, sehingga perusahaan mengetahui kapan pemesanan perlu
dilakukan.
− Fitur untuk perhitungan Safety stock untuk menangani pesanan apabila pesanan pelanggan
melebihi apa yang diperkirakan.
Perancangan Sistem e-SCM yang Diusulkan
Use Case Diagram
Berikut ini adalah use case diagram dengan actor supplier:
Gambar 8 Use case diagram untuk supplier
9. Berikut ini adalah use case diagram dengan actor staff pembelian:
Gambar 9 Use case diagram untuk staff pembelian
10. Berikut ini adalah use case diagram dengan actor customer:
Gambar 10 Use case diagram untuk customer
Berikut ini adalah use case diagram dengan actor staff penjualan:
Gambar 11 Use case diagram untuk staff penjualan
11. Berikut ini adalah use case diagram dengan actor staff gudang:
Gambar 12 Use case diagram untuk staff gudang
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem e-SCM pada PT. Pakar Widya Chemindo, dapat ditarik
beberapa kesimpulan yang terdiri dari: (1) Setelah melakukan identifikasi dan analisis masalah diperoleh
bahwa masalah utama dari manajemen rantai pasokan yang dihadapi oleh perusahaan saat ini adalah
perusahaan seringkali dihadapkan pada kekurangan persediaan untuk memenuhi permintaan pelanggan,
yang menyebabkan ketidakpuasan pelanggan. Di sisi lain ada kalanya yang terjadi justru kebalikannya
yakni penumpukkan persediaan barang, sehingga menyebabkan tingginya biaya penyimpanan. Tingkat
persediaan yang tidak tepat tersebut dikarenakan oleh beberapa faktor, diantaranya: peramalan penjualan
yang tidak tepat, kurangnya perencanaan di dalam pemesanan barang kembali ke pemasok, sistem
manajemen rantai pasokan yang masih tradisional, kurangnya integrasi data di dalam perusahaan, dan
lead time yang relatif lama untuk pengadaan barang. Selain masalah persediaan, masalah lain yang juga
dihadapi oleh perusahaan adalah proses penerimaan pesanan customer yang lama. Lamanya proses
penerimaan pesanan dikarenakan kurangnya integrasi di dalam perusahaan, dengan demikian bagian
penjualan harus selalu meminta informasi persediaan kepada bagian gudang di dalam melayani pesanan
12. customer. (2) Berdasarkan preliminary steps yang dilakukan, persyaratan untuk menangani permasalahan
yang dihadapi oleh perusahaan adalah dengan melakukan pengelolaan persediaan menggunakan model
EOQ dan melakukan sales forecasting yang tepat untuk meramalkan penjualan barang di periode
mendatang. EOQ dan forecasting kan membantu perusahaan untuk menentukan tingkat persediaan yang
tepat bagi tiap barang. Setelah melakukan analisis untuk menentukan metode forecasting, diperoleh
metode forecasting yang sesuai untuk produk CHPO adalah 3 periods moving average, untuk produk
HISOL D203 adalah Weighted Moving Average, dan untuk produk Sorocat PMDDS-20 adalah 4 Periods
Moving Average. Model EOQ akan berguna di dalam menentukan jadwal pemesanan ke pemasok dan
kuantitas pesanan yang paling optimal. Setelah melakukan perhitungan total biaya, dapat disimpulkan
bahwa total biaya untuk pemesanan dan penyimpanan barang lebih rendah apabila perusahaan
menerapkan model EOQ dibandingkan tanpa EOQ. (3) Melihat persyaratan penyelesaian masalah untuk
masalah yang dihadapi oleh PT. Pakar Widya Chemindo, sistem yang sesuai bagi perusahaan adalah
sistem berbasis web untuk mendukung interaksi antara perusahaan dengan partner bisnis yang letak
geografisnya berjauhan. Sistem e-SCM akan mengintegrasikan perusahaan dengan supplier dan customer
sehingga komunikasi dan transaksi dapat dilakukan secara online. Fitur-fitur dari sistem e-SCM yang
dibangun meliputi: permintaan pengadaan barang, pemesanan barang ke supplier, penerimaan barang,
pemesanan barang oleh customer, dan fitur-fitur yang membantu perusahaan di dalam mengelola
persediaan, yakni EOQ dan sales forecasting.
Saran
Saran yang dapat diberikan penulis untuk pengembangan sistem e-SCM kedepannya antara lain: (1)
Memperhatikan masalah keamanan data dan sistem di dalam tahapan-tahapan pengembangan sistem, (2)
Menyertakan fitur untuk melakukan pembayaran ke supplier dan menerima pembayaran dari customer
secara online melalui sistem e-SCM, (3) Metode forecasting yang disarankan produk CHPO adalah 3
periods moving average, untuk produk HISOL D203 adalah Weighted Moving Average, dan untuk produk
Sorocat PMDDS-20 adalah 4 Periods Moving Average, (4) Menganalisis metode forecasting untuk
produk-produk lain yang tidak tercakup di dalam analisis kali ini, dan melakukan monitoring terhadap
hasil forecasting secara berkesinambungan untuk mengetahui relevansi dari metode forecasting yang
digunakan untuk setiap produk, (5) Mengembangkan sistem untuk dapat mendukung CPFR
(Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment).
REFERENSI
Adeyemi, S. L. ,Salami, A. O. (2010). Inventory Management: a Tool of Optimizing Resources in a
Manufacturing Industry: a Case Study of Coca-Cola Bottling Company, Ilorin Plant. The Social
Science Journal, vol.23, no.3, p.125-142.
American Chemistry Council (2013). Global Business of Chemistry. Diakses 18 April 2013 dari
http://www.americanchemistry.com
Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia:
Jakarta.
Brian K. William and Stacey C. Sawyer (2007). Using Information Technology, Edisi Bahasa Indonesia.
Pengenalan Praktis Dunia Komputer dan Komunikasi.
Hanke, John E., Wichern, Dean W (2005). Business Forecasting. 8th Edition. Prentice Hall, USA.
Heizer, Jay and Render, Barry (2009). Operation Management. Prentice Hall, USA.
Heizer, Jay and Render, Barry (2011), Operations management, Pearson, New Jersey.
Hugos, Michael. (2006). ESSENTIALS of Supply Chain Management. Second Edition. John Wiley &
Sons, Inc.
Jafarnejad, A., Safari, H. (2006). Strategy Formulation in the e-Supply Chain Management. Journal of
Management Knowledge, vol. 19, no. 73, p.122-140.
13. Naslund, D. (2010). What is Management in Supply Chain Management? - A Critical Review of
Definitions, Frameworks and Terminology. Journal of Management Policy and Practice vol.11,
no.4, p.11-28.
Nasution, A. H. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Guna Widya: Surabaya.
O’Brien, J.A. (2005), Introduction to Information System, McGraw-Hill, New York.
Pereira, J. V. (2009). New Supply Chain’s Frontier: Information Management. International Journal of
Information Management, vol.29, p.372–379.
Pujawan, I.N. (2005), Supply Chain Management, Guna Widya, Surabaya.
Ross, David Frederick (2003), Introduction to e-Supply Chain Management : Engaging Technology to
Build Market-Winning Business Partnership, St. Lucie Press, Florida.
Russel, R. Dan Taylor, B.W. (2009). Operation Management: Creating Value along the Supply Chain,
6th Edition. John Willey & Sons. New York.
Sanwlani, M., Vijayalakshmi, M. (2013). Forecasting Sales through Time Series Clustering. International
Journal of Data Mining & Knowledge Management Process. Vol.3, No.1, p.39-55.
Satzinger, John W., Jackson, Robert B., Burd, Stephen D. (2009). Systems Analysis and Design in a
Changing World, 5th Edition. Course Technology. New York.
Shrivastava, A. K., Shriwastava, S. K., Sharma, R (2012). Evolution of Model Driven Architecture (MDA)
with Object Oriented Analysis and Design (OOAD) Model. VSRD-International Journal of
Computer Science and System Information Technology, Vol.2 no.3, p.276-284.
Stevenson, (2009), Operation Management: 10th Edition, McGraw-Hill, New York.
Sweeney, E. (2009). Supply Chain Management and the Value Chain: Supply Chain Perspectives. Journal
of the National Institute for Transport and Logistics, vol. 10, issue 2, p.13-15.
Turban, E., King, D., Lee, J., Liang, T.P., and Turban, D. (2010). Electronic Commerce: A Managerial
Perspective. Pearson. New Jersey.
Turner, Wayne C. (2000). Pengantar Teknik & Sistem Industri. Edisi ketiga Jilid I. Guna Widya:
Surabaya
Turban Efraim, Volonino Linda (2010). Information Technology for Management: Transforming
Organizations in the Digital Economy. John Willey and Son. Asia
Ward, John. Peppard, Joe (2002). Strategic Planning for Information System, 3rd Edition. John Wiley and
Sons, Inc, New York.
RIWAYAT PENULIS
Kenny lahir di Jakarta pada tanggal 18 Januari 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas
Bina Nusantara dalam bidang Sistem Informasi dan Manajemen pada tahun 2013.