SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
RETROCHIASMAL
LESIONS
Divisi Neuro Oftalmologi
Retrochiasmal Lesions
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Jalur visual retrochiasma (traktus optikus;
lateral geniculate body; radiasi visual lobus
temporal, parietal dan oksipital)
Kerusakan retrochiasma menyebabkan
defek lapang pandang homonim yang terus
mengikuti vertical midline.
Lesi pada radiasi optik menghasilkan
defek yang tidak selaras pada hemifield
homonim
Fibers dari jalur visual anterior ke posterior
dari regio retina pada masing-masing mata
cenderung berjalan semakin rapat
Kerusakan posterior banyak
menghasilkan defek progresif saat lesi
mendekati lobus oksipital
Hemianopia homonim → oksipital. Lesi
anterior bisa melibatkan traktus optikus
atau lateral geniculate body
Lesi parah yang menghasilkan defek hemianopik lengkap
dapat terjadi pada lokasi retrokiasma anteroposterior
manapun
Defek tersebut tidak membantu melokalisasi lesi dari
kiasma melalui korteks oksipital
Stroke adalah penyebab paling umum dari hemianopia
homonim, diikuti oleh cedera otak traumatis dan tumor
Retrochiasmal Lesions
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Retrochiasmal Lesions
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
TRAKTUS OPTIKUS
Lesi (massa seperti
aneurisma atau
tumor)
Defek homonim pada
hemifield kontralateral
dari traktus optikus yang
terkena
RAPD Ipsilateral jika
nervus optik terlibat
Lesi inflamasi dan
demielinasi bisa terjadi
Lesi iskemik pada traktus jarang terjadi dan terjadi
akibat infark di wilayah arteri koroidalis anterior
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
TRAKTUS OPTIKUS
Fibers yang terlibat adalah neuron primer dalam jalur visual (sel ganglion retina),
hilangnya bidang visual hemianopia homonim disertai dengan temuan lain yang
membentuk traktus optikus sindrom :
• “Bow-tie” optik atrofi. Melibatkan crossed fibers
dari mata kontralateral, atrofi dari crossed fibers
retina (nasal sampai makula) melibatkan fibers
papilomakular dan yang menyebar ke nasal di mata
kontralateral, menyebabkan atrofi pada bagian
horizontal nasal dan temporal. Atrofi pada mata
ipsilateral melibatkan berkas temporal arkuata, yang
memasuki ONH pada polus superior dan inferior
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
TRAKTUS OPTIKUS
• Mild RAPD pada mata kontralateral.
Temuan ini berasal dari adanya sensitivitas
yang lebih besar dari retina nasal daripada
retina temporal dan fibers pupil yang lebih
crossed daripada yang uncrossed di
traktus tersebut, menyebabkan lebih
banyak fibers pupil dari mata kontralateral
yang rusak oleh lesi traktus
Retrochiasmal Lesions
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lateral Geniculate Body (LGB)
• Struktur retinotopik yang sangat
terorganisir dan berlapis; oleh karena itu,
lesi di daerah ini dapat menyebabkan
defek lapang pandang yang sangat
terlokalisasi.
• Sektoranopia horizontal yang kongruen
terjadi akibat gangguan dalam distribusi
vaskular arteri koroidalis posterolateral,
cabang dari arteri serebral posterior.
• Hilangnya kuadran homonim
atas dan bawah (juga dikenal
sebagai quadruple
sectoranopia)
• Dengan preservasi irisan
horizontal terjadi pada
gangguan arteri koroid anterior,
cabang dari arteri serebral
tengah
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lateral Geniculate Body (LGB)
• Defek lapang pandang
mengikuti meridian
vertikal, tidak seperti
wedge defek yang
ditemukan pada glaukoma.
• Atrofi optik sektoral terjadi
dengan lesi LGB dan dalam
kasus yang jarang terjadi,
lesi LGB bilateral
menyebabkan kebutaan.
Defek lapang pandang pada LGB. (A) central wedge- shaped homonymous
sectoranopia disebabkan oleh oklusi arteri koroidalis posterior lateral. (B)
hilangnya kuadran homonim atas dan bawah, dengan preservasi irisan
horizontal akibat oklusi koroid anterior
Retrochiasmal Lesions
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Temporal
• Inferior visual fibers berjalan dari
LGB anterior pada Meyer loop di
lobus temporal.
• Superior fibers cenderung berjalan
langsung ke posterior di lobus
parietal.
• Lesi yang mengenai Meyer loop
menghasilkan defek superior,
incongruous dan homonim
kontralateral dari lesi.
• Defek ini disebut “Pie in the sky”
spare fiksasi
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Temporal
• Kerusakan pada lobus
temporal di anterior Meyer
loop tidak menyebabkan
hilangnya lapang pandang.
• Lesi yang mengenai radiasi
posterior sampai loop
menghasilkan defek
hemianopia homonim yang
meluas ke inferior
• Tumor di dalam lobus temporal adalah
penyebab umum hilangnya lapang
pandang.
• Temuan neurologis dari lesi lobus
temporal meliputi aktivitas kejang,
termasuk faktor kejang dan halusinasi
visual yang terbentuk.
• Eksisi bedah pada seizure foci di lobus
temporal dapat menyebabkan defek
lapang pandang
Retrochiasmal Lesions
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Parietal
• Lesi lobus parietal sering
diakibatkan oleh stroke atau
neoplasma, cenderung melibatkan
superior fibers terlebih dahulu,
menyebabkan defek hemianopia
homonim inferior kontralateral.
• Lesi yang lebih luas melibatkan
lapang pandang superior tetapi
tetap lebih padat di inferior
• Sindrom lobus parietal mencakup berbagai
efek neurologis lainnya, termasuk masalah
persepsi (agnosia) dan apraksia.
• Lesi pada lobus parietal dominan
menyebabkan sindrom Gerstmann,
kombinasi dari acalculia, agraphia, finger
agnosia dan disorientasi kanan-kiri.
• Lesi di lobus parietal nondominan dapat
menyebabkan kontralateral neglect
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Parietal
• Kerusakan pada pursuit pathways
yang berkumpul di lobus parietal
posterior (dekat radiasi visual) dapat
menyebabkan kelainan pada
nistagmus optokinetik (OKN).
• Memunculkan respons OKN yang
terganggu dengan menggerakkan
target ke arah lesi, mendorong upaya
untuk menggunakan pursuit pathways
yang rusak.
• Pasien dengan hemianopia
homonim karena lesi lobus
parietal akan memiliki respon
OKN yang berkurang dengan
target bergerak ke sisi yang
terkena
• Sedangkan pasien dengan
hemianopia homonim karena lesi
pada traktus optikus atau lobus
oksipital akan memiliki respon
OKN yang utuh
Retrochiasmal Lesions
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Oksipital
• Saat fibers mendekati lobus
oksipital, kesesuaian menjadi
lebih penting.
• Sentral fibers menjadi terpisah
dari fibers perifer; yang sentral
menuju ujung oksipital dan
yang perifer menuju korteks
anteromedia
• Pembesaran kortikal pada area yang
sesuai dengan penglihatan sentral di
bagian posterior korteks striate;
• Bidang visual 10° dari sentral dengan
sekitar 50% korteks visual yang
memanjang dari bagian posterior
area medial ke ujung oksipital.
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Oksipital
• Karena perbedaan dalam crossed dan uncrossed fibers, beberapa
nasal fibers perifer yang mengarah ke daerah anteromedial tidak
cocok dengan uncrossed fibers yang sesuai.
• Regio anteromedial lobus oksipital memiliki bidang visual "temporal
crescent" monokular di perifer yang jauh (60°–90°).
• Fibers terlokalisasi dalam korteks oksipital superior dan inferior dari
fisura calcarine.
Retrochiasmal Lesions
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Oksipital
Defek lapang pandang dari lesi lobus
oksipitalis mungkin memiliki
karakteristik sebagai berikut pada
hemifield kontralateral dari lesi:
• Hemianopia homonim yang
kongruen, kemungkinan menyisakan
regio fiksasi
• Defek monokular temporal crescent
yang hanya melibatkan bagian paling
anterior dari lobus oksipitalis
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Oksipital
• Lesi homonim yang
menyisakan temporal
crescent di mata
kontralateral dari lesi.
Pengujian perimetri
kinetik diperlukan
• Kuadrantanopia
homonim (superior atau
inferior) terhadap
meridian horizontal
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Oksipital
• Sebagian besar lesi lobus oksipital
disebabkan oleh stroke (infark di
wilayah arteri serebral posterior)
dan tidak menyebabkan defisit
neurologis selain kehilangan
penglihatan
• Sebuah macula-sparing
homonymous hemianopia
menunjukkan stroke yang
melibatkan bagian korteks visual
primer yang disuplai oleh arteri
serebral posterior
• Ujung lobus oksipital menerima
suplai darah dobel dari arteri
serebral tengah dan arteri
serebral posterior.
• Oklusi arteri serebri posterior
merusak korteks visual primer,
kecuali daerah yang mewakili
makula di ujung posterior lobus
oksipitalis, yang tetap diperfusi
oleh arteri serebri media.
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Oksipital
• Hipoperfusi sistemik sering
merusak ujung oksipital karena
ujungnya terletak di daerah
watershed yang disuplai oleh
cabang distal dari sistem arteri
serebral posterior dan tengah
• Daerah yang sangat rentan ini
mungkin satu-satunya daerah
yang cedera, menyebabkan
skotoma hemianopia homonim
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Oksipital
• Kebutaan serebral akibat kerusakan lobus oksipital bilateral.
• Respon pupil normal dan tampilan nervus optik membedakan kebutaan
serebral dari kebutaan total yang disebabkan oleh lesi di anterior LGB.
• Sindrom Anton (denial of blindness), meskipun secara klasik dikaitkan
dengan kebutaan kortikal, dapat disebabkan oleh lesi pada setiap tingkat
sistem penglihatan yang cukup parah untuk menyebabkan kebutaan.
• Lesi lobus oksipital bilateral kadang-kadang memungkinkan beberapa
fungsi visual residual.
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Oksipital
• Pasien dengan cedera pada korteks
oksipital kadang-kadang melihat target
bergerak tetapi tidak statis;
• Fenomena Riddoch dapat terjadi
dengan lesi di bagian lain dari jalur
visual.
• Fenomena Riddoch mungkin berasal
dari sel-sel dalam sistem visual yang
merespon lebih baik terhadap
rangsangan yang bergerak daripada
yang statis.
• Gangguan korteks visual
primer karena neoplasma,
migrain, atau obat-obatan
juga dapat menyebabkan
unformed halusinasi visual
• Formed halusinasi biasanya
dikaitkan dengan lesi korteks
ekstrastriata atau lobus
temporal.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome
Askep Klien dengan Guillain Barre SyndromeAskep Klien dengan Guillain Barre Syndrome
Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome
Alvita Wijayanti
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
dini dimas
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
Novi Vie Opie
 
Guillain barre sindrom
Guillain barre sindromGuillain barre sindrom
Guillain barre sindrom
Fionna Pohan
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengah
Yohanita Tengku
 

What's hot (20)

Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome
Askep Klien dengan Guillain Barre SyndromeAskep Klien dengan Guillain Barre Syndrome
Askep Klien dengan Guillain Barre Syndrome
 
RETINOBLASTOMA.pptx
RETINOBLASTOMA.pptxRETINOBLASTOMA.pptx
RETINOBLASTOMA.pptx
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
 
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt232593414 atelektasis-radiologi-ppt
232593414 atelektasis-radiologi-ppt
 
Referat Endophtalmitis
Referat EndophtalmitisReferat Endophtalmitis
Referat Endophtalmitis
 
Amblyopia DNP
Amblyopia DNP Amblyopia DNP
Amblyopia DNP
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
Anatomi mata
Anatomi mataAnatomi mata
Anatomi mata
 
Kuliah mata 2013
Kuliah mata 2013Kuliah mata 2013
Kuliah mata 2013
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptxPerbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
Perbedaan EDH SDH SAH ICH Berdasar CT Scan.pptx
 
Radiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebraeRadiologi - kelainan vertebrae
Radiologi - kelainan vertebrae
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
 
Guillain barre sindrom
Guillain barre sindromGuillain barre sindrom
Guillain barre sindrom
 
Pemeriksaan Pupil, Gerak Bola Mata, Saraf.pptx
Pemeriksaan Pupil, Gerak Bola Mata, Saraf.pptxPemeriksaan Pupil, Gerak Bola Mata, Saraf.pptx
Pemeriksaan Pupil, Gerak Bola Mata, Saraf.pptx
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Konsep Fraktur
Konsep FrakturKonsep Fraktur
Konsep Fraktur
 
Keratitis
KeratitisKeratitis
Keratitis
 
Peradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengahPeradangan telinga tengah
Peradangan telinga tengah
 
efusi pleura.pptx
efusi pleura.pptxefusi pleura.pptx
efusi pleura.pptx
 

Similar to 4. Retrochiasmal Lesion.pptx (9)

Ultrasonografi Okular yang Difokuskan pada Segmen Posterior Mata.pptx
Ultrasonografi Okular yang Difokuskan pada Segmen Posterior Mata.pptxUltrasonografi Okular yang Difokuskan pada Segmen Posterior Mata.pptx
Ultrasonografi Okular yang Difokuskan pada Segmen Posterior Mata.pptx
 
asuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retinaasuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retina
 
REHABILITASI MEDIK BELL'S PALSY
REHABILITASI MEDIK BELL'S PALSYREHABILITASI MEDIK BELL'S PALSY
REHABILITASI MEDIK BELL'S PALSY
 
Sistem Penginderaan
Sistem PenginderaanSistem Penginderaan
Sistem Penginderaan
 
Askep myopia
Askep myopiaAskep myopia
Askep myopia
 
ablasio retina
ablasio retinaablasio retina
ablasio retina
 
Preskas ablasio
Preskas ablasio Preskas ablasio
Preskas ablasio
 
Tugas epidemologi ablasio retina
Tugas epidemologi   ablasio retinaTugas epidemologi   ablasio retina
Tugas epidemologi ablasio retina
 
TIPUS 1 draft.docx
TIPUS 1 draft.docxTIPUS 1 draft.docx
TIPUS 1 draft.docx
 

Recently uploaded

IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
GilangNandiaputri1
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
SuzanDwiPutra
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
ErikaPutriJayantini
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 

Recently uploaded (20)

PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XIPPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
PPT kerajaan islam Maluku Utara PPT sejarah kelas XI
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANGMESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
MESYUARAT KURIKULUM BIL 1/2024 SEKOLAH KEBANGSAAN SRI SERDANG
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 

4. Retrochiasmal Lesion.pptx

  • 2. Retrochiasmal Lesions Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021. Jalur visual retrochiasma (traktus optikus; lateral geniculate body; radiasi visual lobus temporal, parietal dan oksipital) Kerusakan retrochiasma menyebabkan defek lapang pandang homonim yang terus mengikuti vertical midline. Lesi pada radiasi optik menghasilkan defek yang tidak selaras pada hemifield homonim Fibers dari jalur visual anterior ke posterior dari regio retina pada masing-masing mata cenderung berjalan semakin rapat Kerusakan posterior banyak menghasilkan defek progresif saat lesi mendekati lobus oksipital Hemianopia homonim → oksipital. Lesi anterior bisa melibatkan traktus optikus atau lateral geniculate body
  • 3. Lesi parah yang menghasilkan defek hemianopik lengkap dapat terjadi pada lokasi retrokiasma anteroposterior manapun Defek tersebut tidak membantu melokalisasi lesi dari kiasma melalui korteks oksipital Stroke adalah penyebab paling umum dari hemianopia homonim, diikuti oleh cedera otak traumatis dan tumor Retrochiasmal Lesions Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
  • 4. Retrochiasmal Lesions Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021. TRAKTUS OPTIKUS Lesi (massa seperti aneurisma atau tumor) Defek homonim pada hemifield kontralateral dari traktus optikus yang terkena RAPD Ipsilateral jika nervus optik terlibat Lesi inflamasi dan demielinasi bisa terjadi Lesi iskemik pada traktus jarang terjadi dan terjadi akibat infark di wilayah arteri koroidalis anterior
  • 5. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021. TRAKTUS OPTIKUS Fibers yang terlibat adalah neuron primer dalam jalur visual (sel ganglion retina), hilangnya bidang visual hemianopia homonim disertai dengan temuan lain yang membentuk traktus optikus sindrom : • “Bow-tie” optik atrofi. Melibatkan crossed fibers dari mata kontralateral, atrofi dari crossed fibers retina (nasal sampai makula) melibatkan fibers papilomakular dan yang menyebar ke nasal di mata kontralateral, menyebabkan atrofi pada bagian horizontal nasal dan temporal. Atrofi pada mata ipsilateral melibatkan berkas temporal arkuata, yang memasuki ONH pada polus superior dan inferior
  • 6. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021. TRAKTUS OPTIKUS • Mild RAPD pada mata kontralateral. Temuan ini berasal dari adanya sensitivitas yang lebih besar dari retina nasal daripada retina temporal dan fibers pupil yang lebih crossed daripada yang uncrossed di traktus tersebut, menyebabkan lebih banyak fibers pupil dari mata kontralateral yang rusak oleh lesi traktus
  • 7. Retrochiasmal Lesions Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021. Lateral Geniculate Body (LGB) • Struktur retinotopik yang sangat terorganisir dan berlapis; oleh karena itu, lesi di daerah ini dapat menyebabkan defek lapang pandang yang sangat terlokalisasi. • Sektoranopia horizontal yang kongruen terjadi akibat gangguan dalam distribusi vaskular arteri koroidalis posterolateral, cabang dari arteri serebral posterior. • Hilangnya kuadran homonim atas dan bawah (juga dikenal sebagai quadruple sectoranopia) • Dengan preservasi irisan horizontal terjadi pada gangguan arteri koroid anterior, cabang dari arteri serebral tengah
  • 8.
  • 9. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021. Lateral Geniculate Body (LGB) • Defek lapang pandang mengikuti meridian vertikal, tidak seperti wedge defek yang ditemukan pada glaukoma. • Atrofi optik sektoral terjadi dengan lesi LGB dan dalam kasus yang jarang terjadi, lesi LGB bilateral menyebabkan kebutaan. Defek lapang pandang pada LGB. (A) central wedge- shaped homonymous sectoranopia disebabkan oleh oklusi arteri koroidalis posterior lateral. (B) hilangnya kuadran homonim atas dan bawah, dengan preservasi irisan horizontal akibat oklusi koroid anterior
  • 10. Retrochiasmal Lesions Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021. Lobus Temporal • Inferior visual fibers berjalan dari LGB anterior pada Meyer loop di lobus temporal. • Superior fibers cenderung berjalan langsung ke posterior di lobus parietal. • Lesi yang mengenai Meyer loop menghasilkan defek superior, incongruous dan homonim kontralateral dari lesi. • Defek ini disebut “Pie in the sky” spare fiksasi
  • 11.
  • 12.
  • 13. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021. Lobus Temporal • Kerusakan pada lobus temporal di anterior Meyer loop tidak menyebabkan hilangnya lapang pandang. • Lesi yang mengenai radiasi posterior sampai loop menghasilkan defek hemianopia homonim yang meluas ke inferior • Tumor di dalam lobus temporal adalah penyebab umum hilangnya lapang pandang. • Temuan neurologis dari lesi lobus temporal meliputi aktivitas kejang, termasuk faktor kejang dan halusinasi visual yang terbentuk. • Eksisi bedah pada seizure foci di lobus temporal dapat menyebabkan defek lapang pandang
  • 14. Retrochiasmal Lesions Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021. Lobus Parietal • Lesi lobus parietal sering diakibatkan oleh stroke atau neoplasma, cenderung melibatkan superior fibers terlebih dahulu, menyebabkan defek hemianopia homonim inferior kontralateral. • Lesi yang lebih luas melibatkan lapang pandang superior tetapi tetap lebih padat di inferior • Sindrom lobus parietal mencakup berbagai efek neurologis lainnya, termasuk masalah persepsi (agnosia) dan apraksia. • Lesi pada lobus parietal dominan menyebabkan sindrom Gerstmann, kombinasi dari acalculia, agraphia, finger agnosia dan disorientasi kanan-kiri. • Lesi di lobus parietal nondominan dapat menyebabkan kontralateral neglect
  • 15.
  • 16. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021. Lobus Parietal • Kerusakan pada pursuit pathways yang berkumpul di lobus parietal posterior (dekat radiasi visual) dapat menyebabkan kelainan pada nistagmus optokinetik (OKN). • Memunculkan respons OKN yang terganggu dengan menggerakkan target ke arah lesi, mendorong upaya untuk menggunakan pursuit pathways yang rusak. • Pasien dengan hemianopia homonim karena lesi lobus parietal akan memiliki respon OKN yang berkurang dengan target bergerak ke sisi yang terkena • Sedangkan pasien dengan hemianopia homonim karena lesi pada traktus optikus atau lobus oksipital akan memiliki respon OKN yang utuh
  • 17. Retrochiasmal Lesions Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021. Lobus Oksipital • Saat fibers mendekati lobus oksipital, kesesuaian menjadi lebih penting. • Sentral fibers menjadi terpisah dari fibers perifer; yang sentral menuju ujung oksipital dan yang perifer menuju korteks anteromedia • Pembesaran kortikal pada area yang sesuai dengan penglihatan sentral di bagian posterior korteks striate; • Bidang visual 10° dari sentral dengan sekitar 50% korteks visual yang memanjang dari bagian posterior area medial ke ujung oksipital.
  • 18. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021. Lobus Oksipital • Karena perbedaan dalam crossed dan uncrossed fibers, beberapa nasal fibers perifer yang mengarah ke daerah anteromedial tidak cocok dengan uncrossed fibers yang sesuai. • Regio anteromedial lobus oksipital memiliki bidang visual "temporal crescent" monokular di perifer yang jauh (60°–90°). • Fibers terlokalisasi dalam korteks oksipital superior dan inferior dari fisura calcarine. Retrochiasmal Lesions
  • 19. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021. Lobus Oksipital Defek lapang pandang dari lesi lobus oksipitalis mungkin memiliki karakteristik sebagai berikut pada hemifield kontralateral dari lesi: • Hemianopia homonim yang kongruen, kemungkinan menyisakan regio fiksasi • Defek monokular temporal crescent yang hanya melibatkan bagian paling anterior dari lobus oksipitalis
  • 20. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021. Lobus Oksipital • Lesi homonim yang menyisakan temporal crescent di mata kontralateral dari lesi. Pengujian perimetri kinetik diperlukan • Kuadrantanopia homonim (superior atau inferior) terhadap meridian horizontal
  • 21. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021. Lobus Oksipital • Sebagian besar lesi lobus oksipital disebabkan oleh stroke (infark di wilayah arteri serebral posterior) dan tidak menyebabkan defisit neurologis selain kehilangan penglihatan • Sebuah macula-sparing homonymous hemianopia menunjukkan stroke yang melibatkan bagian korteks visual primer yang disuplai oleh arteri serebral posterior • Ujung lobus oksipital menerima suplai darah dobel dari arteri serebral tengah dan arteri serebral posterior. • Oklusi arteri serebri posterior merusak korteks visual primer, kecuali daerah yang mewakili makula di ujung posterior lobus oksipitalis, yang tetap diperfusi oleh arteri serebri media.
  • 22.
  • 23. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021. Lobus Oksipital • Hipoperfusi sistemik sering merusak ujung oksipital karena ujungnya terletak di daerah watershed yang disuplai oleh cabang distal dari sistem arteri serebral posterior dan tengah • Daerah yang sangat rentan ini mungkin satu-satunya daerah yang cedera, menyebabkan skotoma hemianopia homonim
  • 24. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021. Lobus Oksipital • Kebutaan serebral akibat kerusakan lobus oksipital bilateral. • Respon pupil normal dan tampilan nervus optik membedakan kebutaan serebral dari kebutaan total yang disebabkan oleh lesi di anterior LGB. • Sindrom Anton (denial of blindness), meskipun secara klasik dikaitkan dengan kebutaan kortikal, dapat disebabkan oleh lesi pada setiap tingkat sistem penglihatan yang cukup parah untuk menyebabkan kebutaan. • Lesi lobus oksipital bilateral kadang-kadang memungkinkan beberapa fungsi visual residual.
  • 25. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021. Lobus Oksipital • Pasien dengan cedera pada korteks oksipital kadang-kadang melihat target bergerak tetapi tidak statis; • Fenomena Riddoch dapat terjadi dengan lesi di bagian lain dari jalur visual. • Fenomena Riddoch mungkin berasal dari sel-sel dalam sistem visual yang merespon lebih baik terhadap rangsangan yang bergerak daripada yang statis. • Gangguan korteks visual primer karena neoplasma, migrain, atau obat-obatan juga dapat menyebabkan unformed halusinasi visual • Formed halusinasi biasanya dikaitkan dengan lesi korteks ekstrastriata atau lobus temporal.