2. Retrochiasmal Lesions
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Jalur visual retrochiasma (traktus optikus;
lateral geniculate body; radiasi visual lobus
temporal, parietal dan oksipital)
Kerusakan retrochiasma menyebabkan
defek lapang pandang homonim yang terus
mengikuti vertical midline.
Lesi pada radiasi optik menghasilkan
defek yang tidak selaras pada hemifield
homonim
Fibers dari jalur visual anterior ke posterior
dari regio retina pada masing-masing mata
cenderung berjalan semakin rapat
Kerusakan posterior banyak
menghasilkan defek progresif saat lesi
mendekati lobus oksipital
Hemianopia homonim → oksipital. Lesi
anterior bisa melibatkan traktus optikus
atau lateral geniculate body
3. Lesi parah yang menghasilkan defek hemianopik lengkap
dapat terjadi pada lokasi retrokiasma anteroposterior
manapun
Defek tersebut tidak membantu melokalisasi lesi dari
kiasma melalui korteks oksipital
Stroke adalah penyebab paling umum dari hemianopia
homonim, diikuti oleh cedera otak traumatis dan tumor
Retrochiasmal Lesions
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
4. Retrochiasmal Lesions
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
TRAKTUS OPTIKUS
Lesi (massa seperti
aneurisma atau
tumor)
Defek homonim pada
hemifield kontralateral
dari traktus optikus yang
terkena
RAPD Ipsilateral jika
nervus optik terlibat
Lesi inflamasi dan
demielinasi bisa terjadi
Lesi iskemik pada traktus jarang terjadi dan terjadi
akibat infark di wilayah arteri koroidalis anterior
5. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
TRAKTUS OPTIKUS
Fibers yang terlibat adalah neuron primer dalam jalur visual (sel ganglion retina),
hilangnya bidang visual hemianopia homonim disertai dengan temuan lain yang
membentuk traktus optikus sindrom :
• “Bow-tie” optik atrofi. Melibatkan crossed fibers
dari mata kontralateral, atrofi dari crossed fibers
retina (nasal sampai makula) melibatkan fibers
papilomakular dan yang menyebar ke nasal di mata
kontralateral, menyebabkan atrofi pada bagian
horizontal nasal dan temporal. Atrofi pada mata
ipsilateral melibatkan berkas temporal arkuata, yang
memasuki ONH pada polus superior dan inferior
6. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
TRAKTUS OPTIKUS
• Mild RAPD pada mata kontralateral.
Temuan ini berasal dari adanya sensitivitas
yang lebih besar dari retina nasal daripada
retina temporal dan fibers pupil yang lebih
crossed daripada yang uncrossed di
traktus tersebut, menyebabkan lebih
banyak fibers pupil dari mata kontralateral
yang rusak oleh lesi traktus
7. Retrochiasmal Lesions
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lateral Geniculate Body (LGB)
• Struktur retinotopik yang sangat
terorganisir dan berlapis; oleh karena itu,
lesi di daerah ini dapat menyebabkan
defek lapang pandang yang sangat
terlokalisasi.
• Sektoranopia horizontal yang kongruen
terjadi akibat gangguan dalam distribusi
vaskular arteri koroidalis posterolateral,
cabang dari arteri serebral posterior.
• Hilangnya kuadran homonim
atas dan bawah (juga dikenal
sebagai quadruple
sectoranopia)
• Dengan preservasi irisan
horizontal terjadi pada
gangguan arteri koroid anterior,
cabang dari arteri serebral
tengah
8.
9. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lateral Geniculate Body (LGB)
• Defek lapang pandang
mengikuti meridian
vertikal, tidak seperti
wedge defek yang
ditemukan pada glaukoma.
• Atrofi optik sektoral terjadi
dengan lesi LGB dan dalam
kasus yang jarang terjadi,
lesi LGB bilateral
menyebabkan kebutaan.
Defek lapang pandang pada LGB. (A) central wedge- shaped homonymous
sectoranopia disebabkan oleh oklusi arteri koroidalis posterior lateral. (B)
hilangnya kuadran homonim atas dan bawah, dengan preservasi irisan
horizontal akibat oklusi koroid anterior
10. Retrochiasmal Lesions
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Temporal
• Inferior visual fibers berjalan dari
LGB anterior pada Meyer loop di
lobus temporal.
• Superior fibers cenderung berjalan
langsung ke posterior di lobus
parietal.
• Lesi yang mengenai Meyer loop
menghasilkan defek superior,
incongruous dan homonim
kontralateral dari lesi.
• Defek ini disebut “Pie in the sky”
spare fiksasi
11.
12.
13. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Temporal
• Kerusakan pada lobus
temporal di anterior Meyer
loop tidak menyebabkan
hilangnya lapang pandang.
• Lesi yang mengenai radiasi
posterior sampai loop
menghasilkan defek
hemianopia homonim yang
meluas ke inferior
• Tumor di dalam lobus temporal adalah
penyebab umum hilangnya lapang
pandang.
• Temuan neurologis dari lesi lobus
temporal meliputi aktivitas kejang,
termasuk faktor kejang dan halusinasi
visual yang terbentuk.
• Eksisi bedah pada seizure foci di lobus
temporal dapat menyebabkan defek
lapang pandang
14. Retrochiasmal Lesions
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Parietal
• Lesi lobus parietal sering
diakibatkan oleh stroke atau
neoplasma, cenderung melibatkan
superior fibers terlebih dahulu,
menyebabkan defek hemianopia
homonim inferior kontralateral.
• Lesi yang lebih luas melibatkan
lapang pandang superior tetapi
tetap lebih padat di inferior
• Sindrom lobus parietal mencakup berbagai
efek neurologis lainnya, termasuk masalah
persepsi (agnosia) dan apraksia.
• Lesi pada lobus parietal dominan
menyebabkan sindrom Gerstmann,
kombinasi dari acalculia, agraphia, finger
agnosia dan disorientasi kanan-kiri.
• Lesi di lobus parietal nondominan dapat
menyebabkan kontralateral neglect
15.
16. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Parietal
• Kerusakan pada pursuit pathways
yang berkumpul di lobus parietal
posterior (dekat radiasi visual) dapat
menyebabkan kelainan pada
nistagmus optokinetik (OKN).
• Memunculkan respons OKN yang
terganggu dengan menggerakkan
target ke arah lesi, mendorong upaya
untuk menggunakan pursuit pathways
yang rusak.
• Pasien dengan hemianopia
homonim karena lesi lobus
parietal akan memiliki respon
OKN yang berkurang dengan
target bergerak ke sisi yang
terkena
• Sedangkan pasien dengan
hemianopia homonim karena lesi
pada traktus optikus atau lobus
oksipital akan memiliki respon
OKN yang utuh
17. Retrochiasmal Lesions
Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Oksipital
• Saat fibers mendekati lobus
oksipital, kesesuaian menjadi
lebih penting.
• Sentral fibers menjadi terpisah
dari fibers perifer; yang sentral
menuju ujung oksipital dan
yang perifer menuju korteks
anteromedia
• Pembesaran kortikal pada area yang
sesuai dengan penglihatan sentral di
bagian posterior korteks striate;
• Bidang visual 10° dari sentral dengan
sekitar 50% korteks visual yang
memanjang dari bagian posterior
area medial ke ujung oksipital.
18. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Oksipital
• Karena perbedaan dalam crossed dan uncrossed fibers, beberapa
nasal fibers perifer yang mengarah ke daerah anteromedial tidak
cocok dengan uncrossed fibers yang sesuai.
• Regio anteromedial lobus oksipital memiliki bidang visual "temporal
crescent" monokular di perifer yang jauh (60°–90°).
• Fibers terlokalisasi dalam korteks oksipital superior dan inferior dari
fisura calcarine.
Retrochiasmal Lesions
19. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Oksipital
Defek lapang pandang dari lesi lobus
oksipitalis mungkin memiliki
karakteristik sebagai berikut pada
hemifield kontralateral dari lesi:
• Hemianopia homonim yang
kongruen, kemungkinan menyisakan
regio fiksasi
• Defek monokular temporal crescent
yang hanya melibatkan bagian paling
anterior dari lobus oksipitalis
20. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Oksipital
• Lesi homonim yang
menyisakan temporal
crescent di mata
kontralateral dari lesi.
Pengujian perimetri
kinetik diperlukan
• Kuadrantanopia
homonim (superior atau
inferior) terhadap
meridian horizontal
21. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Oksipital
• Sebagian besar lesi lobus oksipital
disebabkan oleh stroke (infark di
wilayah arteri serebral posterior)
dan tidak menyebabkan defisit
neurologis selain kehilangan
penglihatan
• Sebuah macula-sparing
homonymous hemianopia
menunjukkan stroke yang
melibatkan bagian korteks visual
primer yang disuplai oleh arteri
serebral posterior
• Ujung lobus oksipital menerima
suplai darah dobel dari arteri
serebral tengah dan arteri
serebral posterior.
• Oklusi arteri serebri posterior
merusak korteks visual primer,
kecuali daerah yang mewakili
makula di ujung posterior lobus
oksipitalis, yang tetap diperfusi
oleh arteri serebri media.
22.
23. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Oksipital
• Hipoperfusi sistemik sering
merusak ujung oksipital karena
ujungnya terletak di daerah
watershed yang disuplai oleh
cabang distal dari sistem arteri
serebral posterior dan tengah
• Daerah yang sangat rentan ini
mungkin satu-satunya daerah
yang cedera, menyebabkan
skotoma hemianopia homonim
24. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Oksipital
• Kebutaan serebral akibat kerusakan lobus oksipital bilateral.
• Respon pupil normal dan tampilan nervus optik membedakan kebutaan
serebral dari kebutaan total yang disebabkan oleh lesi di anterior LGB.
• Sindrom Anton (denial of blindness), meskipun secara klasik dikaitkan
dengan kebutaan kortikal, dapat disebabkan oleh lesi pada setiap tingkat
sistem penglihatan yang cukup parah untuk menyebabkan kebutaan.
• Lesi lobus oksipital bilateral kadang-kadang memungkinkan beberapa
fungsi visual residual.
25. Bhatti M.T, Biousse V, et al; Neuro-Ophthalmology, Basic and Clinical Science Course. Section 5. American Academy of Ophthalmology (AAO). San Fransisco. AAO; 2020-2021.
Lobus Oksipital
• Pasien dengan cedera pada korteks
oksipital kadang-kadang melihat target
bergerak tetapi tidak statis;
• Fenomena Riddoch dapat terjadi
dengan lesi di bagian lain dari jalur
visual.
• Fenomena Riddoch mungkin berasal
dari sel-sel dalam sistem visual yang
merespon lebih baik terhadap
rangsangan yang bergerak daripada
yang statis.
• Gangguan korteks visual
primer karena neoplasma,
migrain, atau obat-obatan
juga dapat menyebabkan
unformed halusinasi visual
• Formed halusinasi biasanya
dikaitkan dengan lesi korteks
ekstrastriata atau lobus
temporal.