Unikbet: Situs Slot Pragmatic Bank Seabank Terpercaya
Mnd013 analisis inv bank dan lembaga keuangan-modul-sesi 6
1. MND013 – ANALISIS INV BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN –
MODUL-SESI VI
BAB - IV
Analisis Investasi Penyertaan
Disusun oleh:
Dr. Yoyo Sudaryo, S.E., M.M., Ak., CA
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA
MEMBANGUN (STIE INABA)
BANDUNG 2020
2. 1
Bab VI
Analisis Investasi Penyertaan
Ruang Lingkup:
Laporan Keuangan
Laporan Keuangan
Neraca
Laporan L/R
Laporan Perubahan Modal
Laporan Arus Kas
Rasio-Rasio Finansial
Interprestasi Rasio Finansial
Valuasi Saham
Perusahaan & Prospeknya
Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan sumber data untuk melakukan
analisa historis yang merupakan bagian dari Analisa Fundamental.
Secara umum laporan keuangan adalah berkas yang berisi
pencatatan uang. Maksudnya adalah laporan yang berisi segala macam
transaksi yang melibatkan uang, baik transaksi pembelian maupun
penjualan dan kredit.Biasanya laporan ini dibuat dalam periode tertentu.
Penentuannya ditentukan oleh kebijakan perusahaan apakah dibuat setiap
bulan atau setiap satu tahun sekali. Terkadang perusahaan juga
menggunakan keduanya.
Laporan keuangan dibuat semata untuk mengetahui kondisi finansial
perusahaan. Sehingga pihak atasan bisa mengevaluasi dengan tepat jika
kondisi keuangan usaha mengalami masalah. Maka dari itu laporan ini
harus dibuat dengan tepat dan cermat. Karena ini berupa laporan tentu ada
pertanggungjawaban yang diserahkan secara mutlak kepada operator
keuangan. Dia yang harus mempresentasikan laporan yang telah dibuatnya
dengan detail di depan atasan. Biasanya ini dilakukan pada saat evaluasi.
Jika melihat dari penjelasan di atas tentu bisa ditarik kesimpulan
kalau pengertian laporan keuangan adalah berkas yang berisi data
transaksi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Yang mana berkas
tersebut harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan sebagai
pembahasan evaluasi untuk perkembangan usaha ke depan.
3. 2
Analisa Historis dari Laporan keuangan bertujuan untuk :
1. Mempelajari kekuatan dan kelemahan perusahaan
2. Mengidentifikasi arah dan perkembangan
3. Mengevaluasi efisiensi operasional
4. Memahami sifat serta operasi perusahaan
Laporan Keuangan tersebut meliputi Neraca, Laporan L/R, Laporan
Perubaham Modal dan Laporan Arus Kas
Neraca
Neraca Yaitu laporan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat
tertentu yang terdiri dati Aktiva , Hutang dan Modal. Pada modal terdapat
saham, yaitu modal yang disetor (paid in capital) berupa hasil realisiasi
penjualan saham sebesar nilai par dikalikan jumlah saham yang beredar.
Sedang “surplus modal” (agio) adalah kelebihan hasil bersih penjualan
saham diatas nilai parsaham
Laporan L/R
Laporan L/R :Memuat Pendapatan, Biaya dan Laba tau Rugi
perusahaan selama periode tertentu.
Laporan Perubahan Modal
Menunjukkan jumlah Laba yang ditahan (Retained Earning) yang
diinvestasikan kembali dalam perusahaan, jumlah dividen yang dibayar
kepada pesero (investor) dan perubahan dalam posisi Modal seperti : hasil
penjualan saham, surplus penjualan saham diatas nilai pari. Laporan ini
menghubungkan Neraca dan Laporan L/R
Laporan Arus Kas
Menunjukkan sumber dan penggunaan dana dari modal kerja,
meliputi kegiatan dari operasi, investasi dan pembiayaan. Adapun modal
kerja tersebut digunakan untuk operasi perusahaan sehari-hari
Rasio-Rasio Finansial
Rasio adalah hubungan antara berbagai account dari Laporan
Keuangan.Analisa terhadap rasio-rasio ini merupakan inti dari Analisa
Fundamental atas kinerja keuangan suatu perusahaan.Analisa rasio dapat
dilakukan :
a. Secara historis (historical standard) yaitu membandingkan rasio
keuang an suatu perusahaandari tahun ke tahun
b. Secara industri (industry standard) yaitu membandingkan rasio-
keuangan suatu perusahaan dengan kinerja rata-rata dari
perusahaan sejenis
4. 3
Rasio -rasio Finansial dapat dibagi dalam lima kelompok yaitu :
1. Likuiditas (liquidity)
2. Aktivitas (activity)
3. Leverage (solvabilitas)
4. Rentabilitas
5. Saham
1. Likuiditas (liquidity ratio )
Menyangkut kemampuan perusahaan dalam
memenuhikewajiban jangka pendek pada saat jatuh
temponya.Dalam hal ini kecukupan uang tunai dan kekayaan
likuid lainnya untuk memenuhi utang dan kebutuhan operasional
sehari-hari menjadi fokus dasar.Ukuran likuiditas utama adalah :
a. Current Ratio (rasio lancar)
Current Ratio (rasio lancar) merupakan ukuran kecukupan
kekayaan likuid untuk memenuhi hutang yang harus segera
dibayar /hutang lancer
Current Ratio = Aktiva lancar : Hutang lancer
Secara umum Current Ratio > 1 dianggap cukup,karena
setiap Rp1 hutang lancarnya telah dijamin sepenuhnya oleh
aktiva lancar.
b. Net Working Capital (modal kerja bersih)
Net Working Capital (modal kerja bersih) menunjukkan
besarnya modal kerja yang tersedia untuk membiayai
aktivitasnya sehari-hari.
N.W Capital = Aktiva lancar - Hutang lancer
Net Working Capital positif dianggap cukup, asalkantidak
terdiri dari Persediaan yang kadaluasa danPiutang dagang
yang lambat/macet
2. Aktivitas (activity ratio)
Rasio-rasio ini merupakan ukuran penilaian atas komposisi dan
likuiditas dari jenis-jenis aktiva lancar utama, sehingga dapat
menilai efektivitas perusahaan dalam mengelola aktivanya.
Rasio ini memgunakan perbandingan antara Penjualan dengan
berbagai aktiva lainnya :
a. Acc. Receivable Turnover (perputaran piutang)
A/R Turnover = Sales : A/R
5. 4
Merupakan ukuran afektivitas pengelolaan PiutangDagang
yang a.l merupakan aktiva terbesar sebagaihasil dari
penjualan. Semakin besar/cepat perputaran rasio ini, semakin
baik
b. Inventory Turnover (perputaran persediaan)
Inventry Turnover = Sales : Inventory
Menunjukkan kecepatan perputaran Persediaan barang untuk
menghasilkan penjualan rupakanMakin tinggi angka
perputaran berarti makin sedikitwaktu yang diperlukan untuk
suatu barang dalampersediaan dan makin cepat
c. Total Assets Turnover (perputaran total aktiva)
T/A Turnover = Sales : Total Assets
Menunjukkan bagaimana efesiensi penggunaan aktiva untuk
menghasilkan penjualan. Makin tinggiangka perputaran
aktiva, makin efisien pengelolaansumber daya perusahaan
untuk menghasilkan tingkatpenjualan dan tingkat laba.
3. Pengatrolan (Leverage ratio)
Rasio-rasio ini menyangkut berbagai jenis pembelanjaan dan
menunjukkan besarnya hutang yang digunakan untuk
menunjang sumber dana serta operasi perusahaan Jumlah
hutang dalam struktur pembelanjaan serta kemampuan
perusahaan untuk membayar kembali hutang merupakan inti
analisa leverage atau solvabilitas ini.
a. Debt to Equity Ratio (rasio utang-modal)
DER = Total Liability : Equity x 100%
Merupakan ukuran jumlah relatif dari dana yg berasal dari
pinjaman terhadap modal sendiri. Rasio inimenunjukkan
besarnya katrolan dana dari luar unt.memperkuat sumber
dana yg digunakan perusahaandalamoperasinya. Semakin
rendah rasio ini, semakin baik.
b. Time Interest Earned
Time Interest Earned = EBIT : Interest
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untukmemenuhi
pembayaran bunga yang tetap secaratepat waktu dan teratur
dari laba usahanya. Semakintinggi rasio ini semakin baik,
dimana tersedianyalaba perusahaan yang cukup besar untuk
membayarkewajiban bunganya.
6. 5
4. Rentabilitas (Profitability Ratio)
Rentabilitas merupakan ukuran relatif keberhasilan perusahaan
dalam menghasilkan laba. Rasio-rasio ini mengkaitkan laba
perusahaan dengan penjualan, aktiva atau modalnya.
a. Return on Assets (ROA)
ROA = Profit before Taxes : Total Assets x 100%
Rasio ini menunjukkan seberapa jauh asset yangdimiliki suatu
perusahaan dapat menghasilkan laba.ROA yang tinggi
mencerminkan bahwa perusahaantersebut dapat
mendayagunakan aset-saset yangdimilikinya secara baik
b. Return on Equity (ROE)
ROE = Profit after Taxes : Total Assets x 100%
Rasio ini menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba dengan mempergunakan Modal
Sendiri (ekuitas) yang dimilikinya.Semakin tinggi rasio ini
semakin baik.c. Net Profit Margin (NPM)
NPM = Profit after Taxes : Sales x 100%
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari hasil penjualannnya.Analisa ini
mencerminkan pula tingkat efisiensi perusahaan. Jika total
penjualan besar tetapi laba kecil(karena biaya yang tinggi dan
tidak proporsional)dapat dikatakan bahwa perusahaan ini
tidak efisien
5. Rasio Saham (Common Stock Ratio)
Menunjukkan bagian dari laba perusahaan, dividen dan modal
yang dibagikan pada setiap lembar saham. Rasio-rasio
dimaksud adalah :
a. Earning Per Share (EPS)
EPS = Laba Setelah Pajak - Dividen Preferen / SahamBiasa
yang beredar
Rasio ini menunjukkan jumlah besarnya keuntungan(return)
yang diperoleh investor atau pemegang saham dari setiap
lembar saham. Semakin tinggi nilaiEPS semakin besar
keuntungan/return yang diterimapemegang saham atau
semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham
7. 6
b. Price Earning Ratio (PER)
PER = Harga Pasar Saham / EPS
Rasio ini menggambarkan apresiasi pasar
terhadapkemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba.PER dihitung dalam satuan kali. Sebagai contoh, apabila
PER 10 kali, berarti pasar menghargai 10 kali
ataskemampuan perusahaan menghasilkan laba . Bagi
Investor semakin kecil PER suatu sham semakin baikkarena
saham tersebut termasuk murah.
c. Book Value Per Share (BV)
BVR = Total Ekuitas / Saham yang bereda
rRasio ini menggambarkan perbandingan total modal(ekuitas)
terhadap jumlah saham biasa yang beredar .Total Ekuitas
adalah total asset - total hutang
d. Price to Book Value (PBV)
PBV = Harga Pasar Saham / BV
Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar menghargai
nilai buku sham suatu perusahaan.Semakin tinggi rasio ini
berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebute.
e. Dividend Payout Ratio (DPR)
DPR = Dividen Per Saham / (Modal Disetor/NominalSaham)
x 100%
Adalah persentase tertentu dari laba perusahaan sebagai
pembayaran dividen tunai kepada pemegangsaham.Semakin
besar DPR ratio, semakin lambat/kecil pertumbuhan
pendapatan perusahaan
f. Dividend Yield (D.Y)
D.Y= Dividen Per Saham / EPS x 100%
Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah dividen
per saham relatif terhadap harga pasar yang dinyatakan
dalam persentase.Semakin besar Dividend Yiled maka akan
semakin menarik bagi investor
Interprestasi Rasio Finansial
Rasio-rasio Finansial harus di interprestasikandalam perspektif
Historis, yaitu perkembangannya dari tahun ke tahun dan perspektif
8. 7
Industriyaitu perbandingannya dengan perusahaansejenis.Contoh
perbandingan Rasio Historis dan Industri
Kesimpulan :
Dari analisa rasio tsb. diatas nampak bahwa masing-
masing rasio perusahaan ini menunjukkan perkembangan yang baik dan
bahkan lebih baik dari rata-rata rasio industri, kecuali perputaran
Piutang.Rasio Receivable Turnover dari perusahaan ini telahmenyimpang
dan hampir 40% dibawah normal.Keculai jika ada penjelasan operasional
dan ekonomis,kelihatannya terjadi kelebihan resources nonproduktifyang
cukup besar dan terikat pada Piutang, sehinggadapat membebani laba
dengan jumlah yang cukupbesar
Valuasi Saham
Definisi Valuasi saham
Nilai saham yang mau dibayar oleh investor tergantung dari hasil
yang diharapkan untuk diterima dan risiko yang terkandung dalam transkasi
pembelian tsb.Valuasi dimaksudkan untuk dapat,menentukan nilai suatu
saham. Dalam hal ini perlu diperoleh standar prestasi (standard of
performance) yang dapat digunakan untuk menilai manfaat investasi pada
saham ybs.Standar prestasi ini berupa nilai intrisnsik yang menunjukkan
prestasi (hasil dan risiko) mendatang dari suatu sekuritas.Dalam proses
9. 8
penilaian saham perlu dibedakan antara nilai (value) dan harga (price)Yang
dimaksud dengan Nilai Intrinsik (intrinsic value) yaitu merupakan nilai nyata
(true value) suatu saham yang ditentukan oleh beberapa faktor fundamental
perusahaan.Pengertian nilai intrisnik adalah nilai yang tercermin pada fakta
(justified by the fact) seperti aktiva, pendapatan, deviden dan prospek
perusahaan.Harga (price ) diartikan sebagai harga pasar (market price)
yaitu harga yg. berlaku dalam pasar pada saat ituSeberapa jauh saham
dinilai terlalu rendah (under - valued) atau terlalu tinggi (overvalued)
tergantung pada perbandingan antara harga pasar dan nilai
intrinsiknyaHarga pasar (market value) suatu saham tergantung dari
harapan investor terhadap perilaku saham tersebut (hukum permintaan dan
penawaran) Jika prospek perusahaan dan sahamnya akan baik, harganya
akan naik
Jika prospek perusahaan dan sahamnya akan baik, harganya akan naik.
Sebaliknya jika keadaan memburuk, harga saham diperkirakan dapat
menurun.Oleh karena itu masalah terpenting dalam proses valuasi saham
menyangkut prospek.
Perusahaan & Prospeknya
Analisa historis atas Laporan Keuangan dimaksudkan untuk
memperoleh pengetahuan yang lebih baik terhadap saham dan
pemahaman tentang arahmasa depan perusahaan serta sahamnya yang
selanjutnya dapat membantu untuk menilai saham tsb.Oleh karena nilai
tersebut merupakan fungsi darihasil yang akan datang, maka investor
berkepentingan atas proyeksi variabel-variabel financialkunci dimasa
depan
A. Perkiraan Penjualan dan Laba :
- Proyeksi yang paling utama menyangkut prakiraan penjualan dan
laba
- Prakiraan yang paling sederhana menggunakan asumsi bahwa
kejadian yang lampau akan berlanjut ke depan (ektrapolasi)J
- ika terdapat indikasi ekonomi, industri dan/atau perusahaan yang
menunjukkan perubahan tingkat pertumbuhan, maka prakiraan
tersebut akan disesuaikan seperlunya
Dalam hal perkiraan penjualan dan Net Profit Margin/
NPM diketahui, maka Perkiraan Laba dihitung sbb. :
Laba setelah Pajak pada tahun t =Perkiraan Penjualan tahun t x NPM
tahun t
Contoh :Laporan Penjualan tahun lalu Rp 100 juta dan diperkira kan
meningkat 8%, sedang NPM diperkirakan 5% .Laba set. Pajak tahun
depan :Rp 100 juta x 108% x 6% = Rp. 6,5 juta.
10. 9
Dengan proses yang sama dapat diperkirakan penjualandan laba
tahun-tahun mendatang
B. Perkiraan Dividen dan Harga Saham :
Dividen dan Harga Saham merupakan hasil yang diharapkan investor
atas investasinya dalam saham berupa penghasilan berjalan dan
capital gainPerkiraan dividen dan harga saham tersebut dilaku kan
dalam suatu urutan proses perkiraan yang menggunakan prakiraan :
1. Laba Perusahaan
2. Earning Per Share (EPS)
3. Payout Ratio
4. Price/Earning (P/E) Ratio
5. Jumlah saham yang beredar
Prakiraan Dividen : Perkiraan EPS pada tahun t =Laba Set. Pajak
tahun t / Saham beredar tahun t
Perkiraan Dividen Per Saham pada tahun t =Perkiraan EPS tahun t /
Perkiraan Payout Ratio
Prakiraan Saham :Perkiraan harga saham pada akhir tahun t
=Perkiraan EPS tahun t / Perkitaan P/E Ratio
Contoh :Perusahaan memiliki 2 juta saham beredar dan diharapkan
dalam waktu dekat jumlah ini tetap. Dengan perkiraan laba Rp. 6,5
miliar perusahaan akan menghasilkan
Laba per Saham tahun depan sbb. :
Perkiraan EPS tahun depan :Rp. 6,5 miliar / 2 juta saham = Rp 3.250,-
Jika perkiraan Payout ratio 40% maka Dividen per Sahampada tahun
depan adalah
:Rp 3.250,- x 40% = Rp 1.300,-
Jika perkiraan bahwa saham dapat dijual 17,5 kali laba (P/E ratio)
maka Perkiraan Harga Saham pada akhir tahundepan adalah :
Rp 3.250,- x 17,5 = Rp 56.880,-
C. Perkiraan Perilaku Masa Depan :
Langkah-langkah dalam memperkirakan perilaku masa depan terdiri
dari :
a. Perkiraan Penjualan
b. Perkiraan Net Profit Margin/NPM
c. Hitung Laba Setelah Pajak
d. Perkiraan Payout Ratio
11. 10
e. Perkiraan jumlah saham beredar
f. Perkiraan P/E Ratiog. Hitung EPS
g. Hitung Dividen per Saham
h. Hitung Harga Saham
Ulangi proses tersebut untuk setiap tahun dalam masa perkiraan
Laju pertumbuhan penjualan tahun 2001 adalah
Laju pertumbuhan penjualan (pertahun) dihitung dari perubahan penjualan
dari satu tahun ke tahun berikutnya, dibagi dengan penjualan tahun dasar/
tahun sebelumnya
Contoh :
Laju pertumbuhan penjualan tahun 2001 adalah10,2%, dihitungan dari :
Penjualan Penjualan 2000x 100% =Penjualan 2000 =Rp ,6 juta / 435,6 juta
x 100 % = 10,2%
Proyeksi untuk 3 tahun berikutnya adalah :
12. 11
Prakiraan Penjualan dihitung melalui 2 tahap, yaitu :
Pertumbuhan Penjualan = Penjualan tahun sebelumnya x Laju
Pertumbuhan Penjualan
Prakiraan Penjualan tahun berikutnya = Pertumbuhan Penjualan +
Penjualan tahun sebelumnya
Contoh Prakiraan Penjualan tahun 2006 :Pertumbuhan Penjl = Rp 664,2 jt
x 0,09 = Rp 59,8 juta
Prakiraan Penjl = Rp 59,8 + Rp 664,2 jt = Rp 724,0 juta
Dalam perkiraan dan proyeksi diatas, dividen diharap- kan naik dengan Rp
0,30 persaham selama 3 tahun mendatang. Harga saham diharapkan naik
lebih dari 50% yaitu dari Rp 31,50 menjadi Rp. 47,60 persaham
Model-Model Valuasi Saham
Model-model valuasi saham pada dasarnya mengandung empat
unsur utama, yaitu :
1. Harga saham saat ini,
2. Harga saham dimasa depan,
3. Tingkat dividen dimasa datang, dan
4. Hasil Investasi yang diharapkan
13. 12
Dalam unsur-unsur tersebut telah terkandung pertimbangan
mengenai risiko dan hasil, serta nilai waktusekarang (PV) dari dividen dan
capital gain mendatang. Ada 2 pendekatan yang digunakan dalam penilaian
saham yaitu :
1. Price Earning Ratio Approach
2. Present Value Approach
1. Price-Earning Ratio Approach
Atau Penilaian Saham dengan Pendekatan Laba(pada literatur lain
disebut Holding Period Return/HPR atau model hasil selama periode
investasi)Pendekatan ini didasarkan hasil (yield) yang diharap-kan
pada perkiraan laba persaham dimasa datang,sehingga dapat
diketahui berapa lama investasisaham akan kembali.
Rumus I :
Hasil yang diharapkan = Div.1 + (P1-P0) / P0
Div.1 = Dividen yang diharapkan perlembar saham
P = Harga yang diharapkan pada akhir tahun
P0 = Harga sahan sekarang
Ilustrasi :
Diasumsikan harga saham biasa PT. Binus dijual dengan harga Rp
1.000,- persaham. Investor mengharapkan dividen tunai Rp 200
persaham Diperkirakan harga saham akan mengalami kena -ikan
menjadi Rp1.200
Hasil yang diharapkan =
Rp200 + (Rp 1.200-1.000 ) : Rp 1.000x 100% = 40%
Analisis nilai saham juga dimaksudkan untuk menemukan kesalahan
penetapan harga saham biasaPara analis tertarik pada harga saham
yang berlakudi bursa pada hari ybs. Metode kapitalisasi pendapatan
menyatakan bahwa nilai kekayaan didasarkan pa -da harapan
investor. Dalam kasus ini merupakan re -turn saham yang
diharapkan (expected return) Jadianalisis menyangkut ramalan
dividen, harga sahammendatang dan return yang diharapkan dari
sahamsejenis. Untuk menentukan harga saham yang wajarberlaku.
Rumus 2 :P0 = Div.1 + P1 / 1 + return yang diharapkan
Ilustrasi :
14. 13
Diasumsikan harga saham biasa PT. Binus diharapkan Rp 1.200
pada akhir tahun. Investor mengharapkan dividen Rp 200 persaham.
Return saham yang diharapkan sekitar 40% Berapa nilai saham
yang wajar untuk saham PT.Binus untuk tahun ke-2 ?
Harga saham yang wajar = (Rp ) : (1 + 40%) = Rp 1.000
Diasumsikan harga saham biasa yang berlaku saat
ini Rp 1.200 berarti bahwa harga tidak merefleksikan informasi yang
benar. Kemungkinannya karena dividen diharapkan pada akhir
tahun terlalutinggi atau return yang diharapkan terlalu rendah.Jadi
analis akan menjual saham yang akan mengakibatkan harga saham
turun. Pada sisi lain, apabila harga saham rendah, analis akan
membelisaham sehingga harga saham di pasar akan naik
P.1= Harga saham tahun berikutnya
Untuk menentukan apakah harga saham saat itu wajar atau tidak,
pada umumnya dengan mempertimbangkan harga saham selama
beberapa periode untuk menghitungnya. Misalnya analis saham
akan menentukan harga saham pada periode atau tahun kedua,
maka analis menghitungnya dengan :
Rumus 3 :
P.1= Div.2 + P.2 / 1 + r
P.1= Harga saham tahun berikutnya
Div.2 = Dividen yang diharapkan perlembar saham tahun ke-2
P.2 = Harga saham yang diharapkan pada tahun ke-2
r = return yang diharapkan
Untuk mencari harga saham tahun berikutnya, dengan mengubah
rumus 2 dengan menambah P
Rumus 3 :
P.0 = (Div.1 / 1 + r ) + (Div.2 + P.2) / (1 + r)²
Jadi nilai saham biasa dapat dihitung dengan mengguna kan rumus
1 atau 3 sbb. :
P.0 = (200 /1.4) + {( ) / (1.4)²} = Rp. 1,000
2. Present Value Approach
Dalam pendekatan ini nilai suatu saham diestimasikan dengancara
mengkapitalisasikan pendapatan, oleh sebab itu disebut
15. 14
Capitalization Income Method. PV suatu saham adalah samadengan
PV dari arus kas dimasa datang yang investor harapkanditerima dari
investasi pada saham tersebut.Secara matematis formula Nilai
Intrinsik adalah sbb :
V (value) = {cash flow / (1+ k)}
dimana :
k = tingkat return yang diharapkan (risk free rate of return +risk
premium)
Untuk menggunakan Model Nilai Sekarang/Present Value,
investor harus :
1. Mengestimasikan suatu tingkat diskonto (discount rate) atau
suatu tingkat return yang disyaratkan (required rate of return)
2. Mengestimasikan jumlah dan waktu (periode ) arus kas dimasa
yad.
3. Menggunakan kedua komponen diatas didalam suatu Model PV
untuk mengestimasikan Nilai Intrinsik, kemudian dibandingkan
dengan Nilai Sekarang
Dalam metode ini, deviden digunakan sebagai model analisisdengan
asumsi hanya dividen yang dapat diterima secara langsungdari
perusahaan, sehingga deviden merupakan dasar penilaianterhadap
saham biasa (the foundation of evalution for commonstocks).
Deviden merupakan arus kas yang diharapkan dapatditerima setiap
tahun pada masa yang akan datang, oleh karenanyamodel ini
disebut Devidend Discount Model (DDM)
Formula DDD dirumuskan sbb. :
V (value) =D1 / (1+k)1 + D2/ (1+k)2 + D3/(1+k)3 + Dn / (1+k) n
dimana :
D1, D2, …D n = Deviden yang diharapkan diterimapada setiap
periode mendatang
K = Tingkat diskonto
DDD kemudian dikembangkan menjadi 3 model, yaitu :
1. Model Pertumbuhan Tetap (the constant growth model)
2. Model Tanpa Pertumbuhan (zero growth model)
3. Model dengan Beberapa Pertumbuhan (multiple growth)
16. 15
1. Model Pertumbuhan Tetap (the constant growth model)
Model ini mengsumsikan :
a. Pertumbuhan laba (E = earning) setiap tahunnya tetap
b. Laba (E) termasuk deviden ditambah capital gain (P1-P0)
c. Laba tahun ke-1 (E1) = Laba tahun kenol Eo (1+g)
Laba tahun ke-2 (E2) = tahun ke 1 E1 (1+g)
Rumus :
Po - Eo (1+g) / r-g
Formula ini mengasumsikan bahwa tingkat pertumbuhan (g)
yangdiharapkan atau tingkat discount (r) selalu dbawah return
yang diharapkan..
Ilustrasi :
Pemegang saham biasa PT. Super memperoleh laba Rp. 200
perlembar pada tahun pertama. Tingkat pertumbuhan laba yang
diharapkan 10% selama periode mendatang dalam waktu yang
tidak terbatas. Diasumsikan investor mengharapkan return 40%
dengan harga saham sekarang adalah RpHarga saham yang
wajar adalah :
Po = 200(1+0,2) / (0,4-0,2) = 240 / 0,2 = Rp1.200
Berarti Harga saham sekarang (Rp ) lebih tinggi dari pada nilai
intrinsiknya (Rp 1.200)Pada kasus ini , analis saham akan
menjual saham sehingga harga saham akan cenderung turun
pada tingkat Rp 1.200
2. Model Tanpa Pertumbuhan (the zero growth model)
Model ini mengsumsikan :
a. Laba (E = earning) setiap tahun berjumlah sama
b. Tidak ada kenaikan Laba (laba setiap tahun konstan)
c. Tingkat peryumbuhan Laba adalah nol, sehingga harga
sahamtidak meningkat (tidak ada capital gain)
d. Dengan demikian Div.1 = Div.2 = Div.3, dan harga sahamakan
selalu sama.Rumus :Po - Eo / r
Ilustrasi :
17. 16
PT. Super adalah perusahaan dengan pertumbuhan zero,
membayar dividen Rp. 300 perlembar saham dan return yang
diharapkan 25%. Harga saham di Pasar Modal adalah Rp
1.200Harga saham yang benar/wajar adalah :
Po - Eo / r
Po = 200 / 0,25 = Rp1.200
Berarti Harga saham sekarang (Rp 1.200 ) sama dengan harga
saham di Pasar Modal/nilai intrinsiknya (Rp 1.200)Pada kasus ini
, analis saham berkesimpulan bahwa harga saham Rp 1.200
adalah wajar
3. Model Dengan Beberapa Pertumbuhan (multiple growth
model)
Model ini menggunakan 2 atau lebih tingkat pertumbuhan
dividen. Model yang populer adalah model untuk 2 (dua) periode,
dengan rumus :
V0 = D0 (1+g1) Dn (1+g c)(1+k) (k-g) (1+k)n
Dimana :
V0 = Nilai intrinsik saham saat ini
D0 = Deviden yang diterima sekarangg
1 = Tingkat pertiumbuhan dividen yang super atau sub normal
gc = Tingkat return yang diharapkan
k = Jumlah return yang diharapkan
n = jumlah periode pertumbuhan ssuper atau sub normal
Dn = dividen pada akhir periode tingkat pertumbuhan normal
Catatan :
Keputusan investor dan analis atas suatu saham ditentukan
NilaiIntrinsik yang diperoleh dengan mendiskontokan dividen dan
laludibandingkan dengan harga pasar sekarang (current market
price)suatu saham. Jadi kemungkinan keputusan tersebut adalah
:
1. Jika nilai intrinsik > harga pasar sekarang , aktiva atau saham
dinyatakan undervalued dan seharusnya dibeli atau ditahan
kalau sudah dimiliki
18. 17
2. Jika nilai intrinsik < harga pasar sekarang aktiva atau saham
dinyatakan overvalued dan seharusnya tidak dibeli atau
sebaliknya segera dijual atau ditahan, tetapi dalam waktu
sesingkat mungkin.
3. Jika nilai intrinsik = harga pasar sekarang, aktiva atau saham
tersebut dinilai dengan harga benar(correctly valued) Jadi
harga saham adalah wajar. Kondisi seperti ini tercapai dalam
pasar yang efesien