Dokumen tersebut merangkum dasar-dasar tentang wakaf menurut Undang-Undang Wakaf dan Peraturan Pemerintah terkait. Mencakup definisi wakaf, unsur-unsurnya seperti wakif, nazhir, harta benda wakaf, ikrar wakaf, peruntukan dan jangka waktu wakaf, serta ketentuan-ketentuan terkait pengelolaan, pendaftaran, perubahan status, dan pengawasan harta benda wakaf.
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
eBook Buku Pinter tentang Wakaf v05
1. Prepared by Tim Pakar Yayasan Pinter 1 yayasan.pinter@gmail.com
eBUKU PINTER – khusus internal
Ringkasan
DASAR-DASAR Tentang Wakaf
versi 0.5 Tanggal 20 Juni 2020
oleh : Tim Pakar Yayasan Pinter
J. Triharja – triharja@gmail.com
Setiono Winardi – maswin1967@gmail.com
Penerbit : Yayasan Pinter
Akte Pendirian : No 09 Tanggal 10-10-2019
SK Menkumham : AHU-0015424.AH.01.04.Tahun 2019
NIB : 9120312003016 Tgl 31-10-2019
Domisili/Kantor : Jl. Cimandiri No 6 Cikini, Menteng Jakarta Pusat DKI Jakarta
Rekening Yayasan :
Bank Mandiri Syariah
Kode (451) Acc. : 7138794808
e-mail : yayasan.pinter@gmail.com
2. Prepared by Tim Pakar Yayasan Pinter 2 yayasan.pinter@gmail.com
1.0 TERMA-TERMA WAKAF dalam UU Wakaf & PP
a. Wakaf : Secara istilah, wakaf adalah menahan harta yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan umum tanpa mengurangi nilai harta.
Definisi: Wakaf adalah perbuatan hukum Wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan
sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu
tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan
umum menurut Syariah.
b. Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya
c. Ikrar Wakaf adalah pernyataan kehendak wakif yang diucapkan secara lisan dan/atau tulisan
kepada Nazhir untuk mewakafkan harta benda miliknya.
d. Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untukdikelola dan
dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.
e. Harta Benda Walaf adalah harta benda yang memiliki daya tahan lama dan/atau manfaat
jangka panjang serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariah yang diwakafkan oleh Wakif
f. PPAIW : Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf
g. Badan Wakaf Indonesia adalah lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan di
Indonesia.
h. Mauquf alaih adalah pihak yang ditunjuk untuk memperoleh manfaat dari peruntukan harta
benda wakaf sesuai pernyataan kehendak Wakif yang dituangkan dalam Akta Ikrar Wakaf.
i. Sertifikat Wakaf Uang adalah surat bukti yang dikeluarkan oleh Lembaga Keuangan Syariah
kepada Wakif dan Nazhir tentang penyerahan wakaf uang (PP p1)
j. Pemerintah
k. Menteri
2.0 LANDASAN UU & PP NEGARA
a. UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf
b. PP No. 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan UU No. 41 Tahun 2004
c. PP No. 25 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas PP No. 42 Tahun 2006
d. PM Agama No. 4 Tahun 2009 Tentang Administrasi Pendaftaran Wakaf Uang.
e. Dan terdapat beberapa PM Agama, dan Dirjen terkait, serta Peraturan BWI
3.0 DALIL-DALIL WAKAF YANG SERING DIGUNAKAN
a. QS Ali Imron 3 : 92
b. QS. Al-Baqarah 2: Ayat 201 – Wakaf Musytarak
c. Jika seorang anak Adam meninggal, maka terputus amalnya, kecuali tiga: sadaqah jariyah,
atau ilmu yang berguna, atau anak yang saleh yang mendoakannya. (hadist)
d. Rasulullah (saat meninggal) tidak meninggalkan (apa-apa) kecuali keledai putih, senjata dan
tanah yang disedekahkan
e. Riwayat Masa Rasulullah :
“Pasca perang Uhud (3 H), Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendapatkan ghanimah
berupa kebun Mukhairik. Maka beliau wakafkan kebun ini, yaitu satu tahun hasilnya untuk
nafkah keluarganya sedangkan selebihnya untuk membeli kuda perang, senjata dan
kepentingan kaum muslimin lainnya.”
“Demikian pula ketika sekitar 4 tahun kemudian - pasca penaklukan Khaibar (7 H) - ketika
Umar R.A mendapatkan kebun terbaik sepanjang hidupnya. Beliau-pun mewakafkan kebun
ini untuk kaum fakir, kaum kerabat, hamba sahaya, sabilillah, ibnu sabil, tamu kaum
muslimin dan tidak dilarang bagi pengelolanya untuk ikut memakannya dengan cara yang
baik.”
3. Prepared by Tim Pakar Yayasan Pinter 3 yayasan.pinter@gmail.com
f. Contoh wakaf lainnya :
1. Jamaah haji Aceh setiap tahunnya mendapatkan pembagian harta dana wakaf Habib
Bugak Asyi atau atau wakaf Baitul Asyi sejak 200 tahun yang lalu.
2. Di ibu kota negeri itu Khartoum, ada hotel cukup besar yaitu hotel Ambassador yang
dibiayai dengan wakaf musytarak ini. Didirikan tahun 1991 oleh Mustafa Kamal Rashid,
dengan wasiat wakaf yang terperinci : Untuk keluarga 52%, untuk perbagai pembinaan
olah raga 30 %, untuk Masjid 5 %, untuk penelitian ilmiah 5 % dan sisanya masing-
masing 4 % untuk dua universitas ternama di negeri itu.
3. Di Khartoum pula ada Farmers Commercial Bank, yaitu sebuah bank yang didirikan tahun
1946 oleh Abdalmoniem Mohammad Aldalmoniem. Akadnya sama yaitu wakaf
musytarak dengan penerima manfaat 25% diutamakan untuk keluarga, 20 % untuk
rumah sakit, 20 % untuk pengelola dan selebihnya untuk perbagai kebaikan umat yang
dirinci satu per satu sampai satuan terkecil 2 %.
4. Di kota dan negeri yang sama ada rumah sakit Alzaytona Specialized Hospital yang
didirikan tahun 1977 oleh Sakina Ahmad hasan Abdalmoniem. Dalam pesan wakaf-nya,
wakaf ini juga masuk kategori wakaf musytarak karena penerima manfaatnya meliputi
keluarga (45%), 25 % untuk pendidikan, dan masing-masing 10% untuk kesehatan,
masjid dan yatim.
4.0 DASAR-DASAR WAKAF (BAB II Pasal 2 – 31)
4.1 Wakaf sah apabila dilaksanakan menurut syariah. Wakaf yang telah diikrarkan tidak
dapat dibatalkan. (pasal 2 & 3)
4.2 Tujuan & Fungsi wakaf (p 4-5) : Wakaf bertujuan memanfaatkan harta benda wakaf
sesuai dengan fungsinya. Wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis
harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan
umum.
4.3 Unsur Wakaf ( p 6) : a. Wakif; b. Nazhir; c. Harta Benda Wakaf; d. Ikrar Wakaf; e.
peruntukan harta benda wakaf; f. jangka waktu wakaf.
4.4 Wakif meliputi ( p7) : a. Perseorangan; b. Organisasi; c. Badan hukum
4.5 Nazhir (p9) : a. Perseorangan; b. Organisasi; c. Badan hukum
Syarat Umum Nazhir (p10) :
a. warga negara Indonesia;
b. beragama Islam;
c. dewasa;
d. amanah;
e. mampu secara jasmani dan rohani; dan
f. tidak terhalang melakukan perbuatan hukum.
4.6 Tugas Nazhir (p 11) :
4.6.1 melakukan pengadministrasian harta benda wakaf;
4.6.2 mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan,
fungsi, dan peruntukannya;
4.6.3 mengawasi dan melindungi harta benda wakaf;
4.6.4 melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia.
4.6.5 (p 12) Nazhir dapat menerima imbalan dari hasil bersih atas pengelolaan dan
pengembangan harta benda wakaf yang besarnya tidak melebihi 10%
(sepuluh persen)
4. Prepared by Tim Pakar Yayasan Pinter 4 yayasan.pinter@gmail.com
4.6.6 (p13) Nazhir memperoleh pembinaan dari Menteri dan Badan Wakaf
Indonesia.
4.6.7 (p14) Nazhir harus terdaftar pada Menteri dan Badan Wakaf Indonesia.
4.7 Harta benda wakaf (p 16) : a. benda tidak bergerak; dan b. benda bergerak.
4.7.1 Benda tidak bergerak : tanah, bangunan, tananam dan benda lainnya, rumah
susun , dan lainnya
4.7.2 Benda bergerak : uang, logam mulia, surat berharga, kendaraan, hak atas
kekayaan intelektual, hak sewa, lainnya
4.8 Ikrar Wakaf (p17-21)
1. Ikrar wakaf dilaksanakan oleh Wakif kepada Nadzir di hadapan PPAIW dengan
disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi.
2. Ikrar Wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan secara lisan
dan/atau tulisan serta dituangkan dalam akta ikrar wakaf oleh PPAIW.
3. Wakif dapat menunjuk kuasanya dengan surat kuasa yang diperkuat oleh 2
(dua) orang saksi.
4.9 Peruntukan harta benda wakaf (p22-23)
a. sarana dan kegiatan ibadah;
b. sarana dan kegiatan pendidikan serta kesehatan;
c. bantuan kepada fakir miskin anak terlantar, yatim piatu, bea siswa;
d. kemajuan dan peningkatan ekonomi umat; dan/atau
e. kemajuan kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan syariah dan
peraturan perundang-undangan.
4.10 Jangka waktu wakaf : a. Selamanya atau b. Jangka waktu tertentu
4.11 Wakaf dengan Wasiat
a. disaksikan oleh paling sedikit 2 (dua) orang saksi
b. paling banyak 1/3 (satu pertiga) dari jumlah harta warisan
c. dilaksanakan setelah pewasiat meninggal dunia.
5.0 WAKAF BERUPA UANG (p28-31)
5.1 Wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui lembaga keuangan
syariah yang ditunjuk oleh Menteri.
5.2 diterbitkan dalam bentuk sertifikat wakaf uang.
5.3 LKS/Nazhir mendaftarkan harta benda wakaf berupa uang kepada Menteri
6.0 PENDAFTARAN DAN PENGUMUMAN HARTA BENDA WAKAF (B3 p32-39)
- PPAIW atas nama Nazhir mendaftarkan harta benda wakaf kepada Instansi yang
berwenang
- Bukti pendaftaran disampaikan oleh PPAIW kepada Nazhir.
- wakaf ditukar atau diubah peruntukannya Nazhir melalui PPAIW mendaftarkan kembali
kepada Instansi yang berwenang dan Badan Wakaf Indonesia
- Menteri dan Badan Wakaf Indonesia mengadministrasikan pendaftaran harta benda
wakaf dan mengumumkan kepada masyarakat
- Lihat PP
7.0 PERUBAHAN STATUS HARTA BENDA WAKAF (B4 p40-41
Harta benda wakaf yang sudah diwakafkan dilarang:
a. dijadikan jaminan;
b. disita;
5. Prepared by Tim Pakar Yayasan Pinter 5 yayasan.pinter@gmail.com
c. dihibahkan;
d. dijual;
e. diwariskan;
f. ditukar; atau
g. dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya.
dikecualikan apabila harta benda wakaf yang telah diwakafkan digunakan untuk kepentingan
umum, wajib ditukar dengan harta benda yang manfaat dan nilai tukar sekurang.
kurangnya sama. Lihat PP
8.0 PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF (b5 p42-46)
a. sesuai dengan prinsip syariah
b. dilakukan secara produktif
c. jika diperlukan penjamin, maka digunakan lembaga penjamin syariah
d. Nazhir dilarang melakukan perubahan peruntukan harta benda wakaf kecuali atas dasar
izin tertulis dari Badan Wakaf Indonesia.
e. Pemberhentian dan penggantian Nazhir dilaksanakan oleh Badan Wakaf Indonesia
f. Lihat PP
9.0 BADAN WAKAF INDONESIA (B6 p47-61)
Badan Wakaf Indonesia mempunyai tugas dan wewenang:
a. melakukan pembinaan terhadap Nazhir dalam mengelola dan mengembangkan harta benda
wakaf;
b. melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala nasional dan
internasional;
c. memberikan persetujuan dan/atau izin atas perubahan peruntukan dan status harta benda
wakaf;
d. memberhentikan dan mengganti Nazhir;
e. memberikan persetujuan atas penukaran harta benda wakaf;
f. memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam penyusunan kebijakan di
bidang perwakafan.
10.0 PENYELESAIAN SENGKETA
(1) Penyelesaian sengketa perwakafan ditempuh melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
(2) Apabila penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berhasil, sengketa
dapat diselesaikan melalui mediasi, arbitrase, atau pengadilan.
11.0 PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Dalam rangka pembinaan, Menteri dan Badan Wakaf Indonesia dapat melakukan kerja sama
dengan organisasi masyarakat, para ahli, badan internasional, dan pihak lain yang dipandang
perlu.
12.0 KETENTUAN PIDANA DAN SANKSI ADMINISTRATIF
a. Sanksi Pidana
b. Sanksi administrasi
6. Prepared by Tim Pakar Yayasan Pinter 6 yayasan.pinter@gmail.com
Mengkaji Wakaf Musytarak sebagai Instrumen Investasi dan Penerapan
Manajemen Resiko bagi Nazir
Oleh: Setiono Winardi
Bismillahi rohmani rohim
DASAR HUKUM DAN DALIL WAKAF
1. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan
berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung." (QS. Al-Hajj 22: Ayat 77)
2. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya:
"Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang
kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu, sungguh Allah Maha
mengetahui." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 92)
3. Undang-undang No. 41 tahun 2004;
4. Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2006;
5. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2018.
PENGERTIAN WAKAF
Pengertian wakaf secara bahasa (lughowi) adalah menahan.
Secara istilah, wakaf adalah menahan harta yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umum
tanpa mengurangi nilai harta.
JENIS WAKAF
1. Wakaf khairi adalah wakaf yang diberikan semata-mata untuk amal kebajikan yang terdiri atas:
Pertama, wakaf umum yaitu wakaf yang manfaatnya diperuntukan bagi kesejahteraan umum
atau penerima manfaatnya (mawquf alayh) tidak disebutkan secara spesifik baik individu-
individu, organisasi atau lembaga.
Kedua, wakaf khusus yaitu wakaf yang penerima manfaatnya (mawquf alayh) disebutkan
secara spesifik di mana wakif menetapkan individu-individu, organisasi, atau lembaga yang
akan menerima manfaat atau hasil dari pengelolaan wakaf.
2. Wakaf ahli adalah wakaf yang manfaatnya diperuntukan bagi keluarga wakif;
7. Prepared by Tim Pakar Yayasan Pinter 7 yayasan.pinter@gmail.com
3. Wakaf musytarak adalah wakaf kombinasi antara wakaf khairi dan wakaf ahli di mana manfaat
atau hasil wakaf sebagiannya diperuntukan bagi kesejahteraan umum dan sebagiannya lagi
diperuntukan bagi keluarga wakif.
Dalil Wakaf Musytarak
a. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya:
"Dan di antara mereka ada yang berdoa, Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia
dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat
201)
b. Dalam berwakaf-pun demikian, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam beserta
sahabatnya berwakaf dengan mendahulukan atau mengikut sertakan kaum kerabat dalam
daftar penerima manfaat dari wakaf tersebut.
Pasca Perang Uhud (3 H), Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mendapatkan
ghanimah berupa kebun Mukhairik. Maka beliau wakafkan kebun ini, yaitu satu tahun
hasilnya untuk nafkah keluarganya sedangkan selebihnya untuk membeli kuda perang,
senjata dan kepentingan kaum muslimin lainnya.
Demikian pula ketika sekitar 4 tahun kemudian – pasca penaklukan Khaibar (7 H) – ketika
Umar R.A mendapatkan kebun terbaik sepanjang hidupnya. Beliau-pun mewakafkan
kebun ini untuk kaum fakir, kaum kerabat, hamba sahaya, sabilillah, ibnu sabil, tamu kaum
muslimin dan tidak dilarang bagi pengelolanya untuk ikut memakannya dengan cara yang
baik.
Dari contoh-contoh wakaf tersebut, ulama kemudian memformulasikan bahwa wakaf itu ada
tiga jenis yaituwakaf ad-dzurri (wakaf ahli, untuk keluarga), wakaf al-khairi (untuk kebaikan
umum) dan wakaf musytarak atau kalau dalam bahasa Inggris biasa ditulis waqf mushtarak
(wakaf gabungan atau wakaf kombinasi antara ad-dzurri dan al-khairi).
HARTA WAKAF
1. Menurut Undang-undang No. 41 tahun 2004
1.1. Pasal 16 tentang Jenis Harta Wakaf
Harta benda wakaf terdiri dari:
a. Benda tidak bergerak
b. Benda bergerak.
Benda tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar;
Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana
dimaksud pada huruf a;
Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;
8. Prepared by Tim Pakar Yayasan Pinter 8 yayasan.pinter@gmail.com
Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Benda bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah harta benda yang
tidak bisa habis karena dikonsumsi, meliputi:
Uang;
Logam mulia;
Surat berharga;
Kendaraan;
Hak atas kekayaan intelektual;
Hak sewa; dan
Benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Menurut Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2006
2.1. Pasal 15, Jenis harta benda wakaf meliputi:
a. Benda tidak bergerak;
b. Benda bergerak selain uang; dan
c. Benda bergerak berupa uang.
2.2. Pasal 16, tentang benda wakaf tidak bergerak;
a. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan baik yang
sudah maupun yang belum terdaftar;
b. Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana dimaksud
pada huruf a;
c. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;
d. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
e. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan prinsip Syariah dan peraturan
perundang-undangan .
2.3. Pasal 17, Hak atas tanah;
a. Hak atas tanah yang dapat diwakafkan terdiri dari:
Hak milik atas tanah baik yang sudah atau belum terdaftar;
Hak atas tanah bersama dari satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
Hak guna bangunan, hak guna usaha atau hak pakai yang berada di atas tanah
negara;
Hak guna bangunan atau hak pakai yang berada di atas tanah hak pengelolaan
atau hak milik pribadi yang harus mendapat izin tertulis dari pemegang hak
pengelolaan atau milik.
2.4. Pasal 20, Benda bergerak karena sifatnya yang dapat diwakafkan meliputi:
9. Prepared by Tim Pakar Yayasan Pinter 9 yayasan.pinter@gmail.com
a. kapal;
b. pesawat terbang;
c. kendaraan bermotor;
d. mesin atau peralatan industri yang tidak tertancap pada bangunan;
e. logam dan batu mulia; dan/atau
f. benda lainnya yang tergolong sebagai benda bergerak karena sifatnya dan memiliki
manfaat jangka panjang.
2.5. Pasal 21, Benda bergerak selain uang karena peraturan perundang- undangan yang dapat
diwakafkan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah sebagai berikut:
a. surat berharga yang berupa:
saham;
Surat Utang Negara;
obligasi pada umumnya; dan/atau
surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang.
b. Hak Atas Kekayaan Intelektual yang berupa:
hak cipta;
hak merk;
hak paten;
hak desain industri;
hak rahasia dagang;
hak sirkuit terpadu;
hak perlindungan varietas tanaman; dan/atau
hak lainnya.
Common Practise Wakaf Musytarak adalah menciptakan, menjalankan, mengoperasikan
dan mengelola suatu proyek (bisnis) untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya
dengan prinsip syari’ah, dan mendistribusikannya kepada para pihak, Wakif dan/atau Ahli
Waris Wakif, dan untuk kepentingan umat, yang telah ditentukan sebelumnya oleh dan
antara Wakif dan Nazhir dibawah payung hukum Al Qur’an, Sunnah, Undang-undang dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.
NAZHIR
Nazhir adalah pengelola harta wakaf yang dipercayakan oleh Wakif untuk mengelola harta wakaf
yang berbentuk barang bergerak berupa uang dengan mendapatkan ijin dari Badan Wakaf
Indonesia, dan barang bergerak selain uang, serta barang tidak bergerak berupa tanah bangunan.
Yang dapat bertindak sebagai Nazhir, menurut Undang-undang No. 41 tahun 2004, Pasal 9 dan
Peraturan Pemerintah N0. 42 tahun 2006, tentang Nazhir:
a. perseorangan;
b. organisasi; atau
c. badan hukum.
10. Prepared by Tim Pakar Yayasan Pinter 10 yayasan.pinter@gmail.com
KELEMAHAN YANG ADA
Nazhir tidak diatur secara jelas
Di dalam Peraturan yang diberlakukan kepada Nazhir:
1. Undang-undang No. 41 tahun 2004 tentang Nazhir, pasal 11; hanya mencantumkan tanggung
jawab, berupa:
a. melakukan pengadministrasian harta benda wakaf;
b. mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan
peruntukannya;
c. mengawasi dan melindungi harta benda wakaf;
d. melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia.
2. Al Quran dan Sunnah, hanya mengatur tentang orang yang dapat dipercaya (umat muslim) dan
amanah, tidak pernah berdusta karena hal ini merupakan Muamallah (hubungan antara umat
manusia).
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI SAAT INI OLEH UMAT MUSLIM
1. Kepercayaan masyarakat kepada Nazhir dalam mengelola Harta Wakaf berbentuk uang,
apakah uang wakaf tersebut dikelola secara baik dan benar, sehingga Harta Wakaf berbentuk
uang dapat memberikan manfaat kepada Wakif dan/atau Ahli Waris, serta Umat Islam?
2. Siapakah yang bertanggung jawab atas Harta Wakaf yang berbentuk uang, apabila dikelola
oleh Nazhir dalam bentuk usaha kemudian usaha yang dijalankan ternyata mengalami
kerugian? Dan bagaimana mengembalikan Harta Wakaf yang berbentuk uang tersebut, karena
usaha yang dijalankan mengalami kerugian?
3. Apa syarat Nazhir dalam mengelola Harta Wakaf yang berbentuk uang, sehingga Nazhir
memang mempunyai kemampuan mengelola Harta Wakaf dan dapat memberikan manfaat
kepada Wakif dan/atau Ahli Waris Wakif serta umat islam?
4. Apakah usaha yang akan dijalankan oleh Nazhir dalam mengelola Harta Wakaf yang berbetuk
uang harus diusulkan oleh Wakif atau Nazhir yang akan mengusulkannya?
SOLUSI
1. a. Nazhir harus memiliki kemampuan dalam mengelola Harta Wakaf Uang, yang
diamanatkan kepadanya untuk dipergunakan dalam menjalankan suatu usaha yang dapat
memberikan keuntungan sehingga keuntungan tersebut dapat didistribusikan kepada
Wakif dan/atau Ahli Waris Wakif serta untuk kepentingan Umat Islam.
b. Nazhir harus memiliki pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan dalam mengelola suatu
usaha, dimana modal (uang) yang berasal dari Harta Wakaf Uang.
c. General Profile Nazhir
11. Prepared by Tim Pakar Yayasan Pinter 11 yayasan.pinter@gmail.com
1. Coordinate internal resources and third parties/vendors for the flawless execution of
projects
2. Ensure that all projects are delivered on-time, within scope and within budget
3. Assist in the definition of project scope and objectives, involving all relevant
stakeholders and ensuring technical feasibility
4. Ensure resource availability and allocation
5. Develop a detailed project plan to monitor and track progress
6. Manage changes to the project scope, project schedule and project costs using
appropriate verification techniques
7. Measure project performance using appropriate tools and techniques
8. Report and escalate to management as needed
9. Manage the relationship with the client and all stakeholders
10. Perform risk management to minimize project risks
11. Establish and maintain relationships with third parties/vendors
12. Create and maintain comprehensive project documentation
13. Meet with clients to take detailed ordering briefs and clarify specific requirements of
each project
14. Delegate project tasks based on junior staff members' individual strengths, skill sets
and experience levels
15. Track project performance, specifically to analyze the successful completion of short
and long-term goals
16. Meet budgetary objectives and make adjustments to project constraints based on
financial analysis
17. Develop comprehensive project plans to be shared with clients as well as other staff
members
18. Use and continually develop leadership skills
19. Attend conferences and training as required to maintain proficiency
20. Perform other related duties as assigned
21. Develop spreadsheets, diagrams and process maps to document needs
2. Dalam hal terjadi suatu kondisi yang mengakibatkan terjadinya kerugian sehingga usaha yang
dijalankan dari Wakaf Uang, maka yang harus bertanggung jawab adalah Nazhir dan Badan
Wakaf.
Tetapi, semua harus dilakukan, “Setelah adanya pemeriksaan melalui Audit Keuangan, maka
akan diketahui siapa yang harus bertanggung jawab terhadap kerugian yang terjadi pada usaha
yang dijalankan”.
3. Tolak ukur kemampuan dan pengalaman dalam mengelola resiko.
Dalam Risks Management, kemampuan Nazhir dapat dibedakan:
3.1. Hard Skill, adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk sebuah pekerjaan yang merupakan
kemampuan spesifik dan jadi salah satu deskripsi pekerjaan.
3.2. Soft Skill, adalah kepribadian, atribut personal, serta kemampuan komunikasi yang
dibutuhkan untuk sukses dalam sebuah pekerjaan yang memperlihatkan bagaimana
berinteraksi dengan lingkungan di sekitar.
12. Prepared by Tim Pakar Yayasan Pinter 12 yayasan.pinter@gmail.com
Tanggung jawab dalam Risk Management;
a. Identifying and analyzing various risks (e.g. business, financial)
b. Developing risk management controls and contingency plans
c. Communicating recommendations to management
Fungsinya
a. Conduct assessments to define and analyze possible risks
b. Evaluate the gravity of each risk by considering its consequences
c. Audit processes and procedures
d. Develop risk management controls and systems
e. Design processes to eliminate or mitigate potential risks
f. Create contingency plans to manage crises
g. Evaluate existing policies and procedures to find weaknesses
h. Prepare reports and present recommendations
i. Help implement solutions and plans
j. Evaluate risk awareness and solve them when necessary
Menghindari Resiko untuk mengetahui kemampuan Nazhir adalah “melakukan Fit and Proper
Nazhir”, untuk mendapatkan profile Nazhir dalam hal:
1. Kemampuan Nazhir dalam mendefinisikan suatu proyek Wakaf Musytarak dalam, "Visi,
Misi, Objective" dalam suatu rencana bisnis (business plan) secara lengkap dan akurat;
2. Menguasai strategi implementasi (eksekusi) dari rencana bisnis yang dibuat sehingga bisa
menciptakan revenue untuk membiayai kegiatan operasi bisnis, dan mendistribusikan
keuntungan kepada para pihak yang sudah ditentukan;
3. Menyelesaikan berbagai issue, menghilangkan/memperkecil resiko kerugian sebagai Exit
Strategy;
4. Mampu melakukan akselerasi ROI dalam suatu bisnis yang selaras dengan EBITDA dan
Net Profit yang diharapkan.