1. Materi
Wafat
Disusun oleh: Erlopti, S.Pd.I
NIPA: 1170104101005
Jabatan: Penyuluh Agama Islam Non
PNS Kecamatan Manna
Pengertian wakaf,Hukum wakaf,Rukun wakaf,Keutamaan
wakaf,Macam-macam wakaf,Wakaf uang,Wakaf
uang,Manfaat dan Hikmah wakaf,Tugas Nadzir
2. Amalan wakaf sebetulnya telah disyari’atkan dalam Islam sejak
zaman Nabi Muhammad SAW. Syariat ini kemudian diteruskan
kepada para sahabat beliau hingga sampai pada generasi
sekarang.
Wakaf sendiri merupakan salah satu bentuk sedekah yang paling
mulia. Allah SWT menjanjikan pahala yang besar bagi yang
berwakaf sebab sedekah wakaf akan terus mengalir kebaikkan
dan maslahat.
Menurut sejarah, orang yang pertama kali melakukan wakaf
adalah sahabat Abu Thalhah. Ia mewakafkan harta bendanya
yang paling dicintai berupa sebidang kebun anggur untuk fakir
miskin.
Wakaf
3. Sementara itu menurut istilah, wakaf adalah
menahan suatu barang, dan menyalurkan
manfaatnya dalam rangka mendekatkan diri
kepada Allah. Wakaf juga dapat diartikan sebagai
penyerahan harta yang tahan lama agar
dimanfaatkan oleh orang lain.
Contoh wakaf adalah mewakafkan tanahnya
untuk membangun masjid, sekolah, pomdok
pesantren yang hasilnya dipergunakan untuk
sarana pendidikan , peribadatan, dan
sebagainya. Atau mewakafkan tanah untuk
perkebunan, pertokohan, rumah kontrakan dan
lainnya yang hasilnya untuk membiayai fakir
miskin hingga orang tertimpa musibah.
Mengutip buku Fiqih Wakaf karya
Nurman Darmawan, pengertian
wakaf menurut bahasa adalah al-
habs yang bermakna menahan.
Kemudian at-tasbil yang
didefinisikan sebagai menyalurkan.
A. Pengertian
Wakaf
4. Berkenaan hal ini, firman Allah surat Ali Imran ayat
92 menyinggung soal anjuran menginfakkan harta
yang salah satunya adalah wakaf.
Berikut bunyinya,Artinya: “Kamu tidak akan
memperoleh kebajikan, sebelum kamu
menginfafakkan sebagian harta yang kamu cintai.
Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu
sungguh, Allah Maha Mengetahui.”
Sebab itu, secara umum wakaf juga termasuk
dalam bentuk tolong menolong dalam kebaikan dan
ketakwaan.
Hukum wakaf adalah sunnah muakkad
atau amalan sunnah yang dianjurkan.
Sebab, wakaf merupakan sedekah
jariyah yang pahalanya terus mengalir
meskipun orang yang mewakafkan atau
waqif telah wafat.
B. Hukum
Wakaf
5. 2. Harta yang diwakafkan (mauquf)
Barang yang dapat diwakafkan adalah barang
yang kepemilikannya sah dan halal. Baik yang
dapat dipindahkan seperti buku, kendaraan,
dan lainnya maupun yang tidak dapat
dipindahkan seperti tanah atau rumah.
3. Penerima Wakaf (mauquf ‘alaih)
Penerima perorangan harus disebutkan
namanya. Namun, bilatidak disebutkan maka
harta wakaf diserahkan kepada para fakir
miskin. Penerima wakaf juga tidak memiliki
kepemilikan pribadi pada harta kecuali
pemanfaatannya saja.
Melansir Panduan Muslim
sehari-hari karya DR. KH.M.
Hamdan Rasyid, MA dan Saiful
Hadi El-Suth, ada empat rukun
wakaf yang perlu diketahui,
diantaranya:
1. Pewakaf (waqif)
Wakif harus termasuk dalam
orang yang sudah baligh, berakal
sehat, dan pemilik sah atas
barang yang diwakafkan.
Sekaligus tidak terdapat paksaan
ketika mewakafkan dan tidak ada
larangan baginya untuk
mewakafkan harta tersebut.
4. Pernyataan Wakaf (sighat)
Sighat ini wajib dilakukan oleh pihak
yangmewakafkan. Sebagian ulama juga
berpendapat, sighat dapat dinyatakan
dalam bentuk lafaz atau ucapan maupun
tulisan dari si pewakaf.
Sebaik-baiknya, pengikraran
wakafdisaksikan oleh sekurang-
kurangnya dihadapan dua saksi. Bahkan
lebih baik lagi bila ada dihadapan notaris
dan disertifikatkan.
C. Rukun
Wakaf
6. Seperti yang disebutkan sebelumnya, keutamaan wakaf bagi pewakaf
dapat menghasilkan pahala yang terus mengalir selama masih
dimanfaatkan oleh orang lain. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-
Hadid ayat 7,
Artinya: “Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah
(dijalan Allah) sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu
sebagai penguasaya (amanah). Maka orang-orang yang beriman diantara
kamu dan menginfakkan (hartanya di jalan Allah) memperoleh pahala
yang besar”.
Selanjutnya, Allah juga menjanjikan pahala yang dilipatgandakan bagi
para pewakaf sebagaimana disebut dalam surat Al-Baqarah ayat 261,
Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya dijalan Allah serupa sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir tumbuh seratus biji. Allah
melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki, Dan
Allah Maha Kuasa (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
Keutamaan wakaf juga tidak hanya berlaku bagi pemberi wakaf, namun
bagi para penerimanya juga dapat menjadikan wakaf sebagai sarana
peningkatan kualitas iman, ibadah, pendidikan, maupun kualitas social
ekonomi.
D. Keutamaan Wakaf
7. 1. Jenis Wakaf Berdasarkan Peruntukan Harta Bendah yang Diwakafkan, wakaf dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu:
Wakaf Ahli
Contoh dari wakaf ahli adalah memberikan biaya pendidikan kepada saudara atau kerabat. Contoh
lainnya berupa nafkah untuk anggota keluarga.
Wakaf Khairi
Contoh dari Wakaf Khairi sangat banyak, seperti mushola, sekolah, pesantren, rumah sakit, dan lain
sebagainya yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
2. Jenis Wakaf Berdasarkan Jenis Harta Benda yang Diberikan, wakaf ini terbagi menjadi tiga macam,
yaitu:
Benda Tidak Bergerak
Benda Bergerak Selain Uang
Benda Bergerak Berupa Uang
.
3. Jenis Wakaf Berdasarkan Waktu Memberikannya, jenis wakaf ini terbagi menjadi dua
macam, yaitu:
Muabbad
Mu’aqqot
.
4. Jenis Wakaf Berdasarkan Penggunaannya
Berikut ini jenis wakaf berdasarkan penggunaannya, yaitu:
Ubasyir atau Dzati
Mistitsmary
E. MACAM-
MACAM
WAKAF
8. tanah wakaf merupakan sebidang tanah
yang diwakafkan oleh seseorang atau
kelompok (wakif) untuk tujuan amal dan
kemaslahatan umat manusia. Tanah
wakaf bisa berupa tanah kosong, lahan
pertanian, bangunan, atau bahkan
properti.
F. Wakaf tanah
9. Wakaf uang (cash waqf) adalah pengembangan dari wakaf, di
mana wakaf yang berasosiasi dengan aset tidak bergerak
(tanah dan bangunan) menjadi aset bergerak atau tunai yaitu
dalam bentuk uang. Jenis wakaf ini dapat dilakukan oleh
seseorang, kelompok orang, lembaga, maupun badan hukum.
Objek wakaf dapat berupa uang tunai maupun menyangkut
surat-surat berharga yang bernilai tinggi.Nilai pokok uang yang
diwakafkan tersebut, harus dijaga sesuai dengan kehendak
pemberi wakaf (wakif) dan dimanfaatkan oleh penerima sesuai
dengan syariah.Di Indonesia, wakaf dalam bentuk uang sudah
sering dipraktikkan dan memiliki peraturan perundang-
undangan.Bahkan,sejak tanggal 25 Januari 2021,Presiden
Joko Widodo Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU).
Dukungan pemerintah terhadap wakaf uang juga dibuktikan
melalui peluncuran program Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS)
yang menempatkan dana wakaf pada Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN).Penyalurannya digunakan untuk membiayai
program sosial dan pemberdayaan ekonomi umat.
G. Wakaf uang
10. 1. Menyadari Bahwa Harta di Dunia Tidak Abadi
2. Mendapat Amalan Jariyah
3. Mendorong Pembangunan Negara
4. Meningkatkan Rasa Persaudaraan
5. Meningkatkan Rasa Sosial dan Membantu
Sesama
6. Mendorong Kesejahteraan Umat
7. Mendukung Sarana Ibadah dan Aktivitas Sosial
H. Manfaat dan
Hikmah Wakaf
11. Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah mustahiq, amil dan
muzakki dalam perzakatan. Sama halnya dengan zakat, wakaf juga
memiliki beberapa unsur salah satunya adalah Nadzir. Menurut
undang-undang nomor 41 tahun 2004 tentang wakaf menjelaskan
bahwa Nadzir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari
wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan
peruntukannya. Dengan kata lain, Nadzir adalah orang yang diberi
tugas untuk mengelola wakaf.
Meskipun Nadzir tidak termasuk ke dalam rukun wakaf namun para
ulama bersepakat bahwa orang yang berwakaf (wakif) harus
menunjukkan Nadzir wakaf. Tujuannya adalah agar harta yang
diwakafkan tetap terjaga dan terurus dengan baik. Nadzir memang
tidak memiliki kekuasaan mutlak terhadap harta wakaf yang
diamanahkan kepadanya. Namun Nadzir bertanggungjawab atas
pengelolaan harta wakaf untuk dimanfaatkan sesuai dengan tujuan
wakaf yang dikehendaki oleh wakif. Dengan demikian,
kebermanfaatan dan fungsi harta wakaf sangat tergantung pada
Nadzir
I. Tugas Nadzir
12. Tugas dan Kewajiban Nadzir
Menurut Dr. Uswatun Hasanah, Nadzir memiliki kewajiban untuk
mengerjakan segala sesuatu yang layak untuk menjaga dan
mengelola harta wakaf. Nadzir adalah pihak yang berhak untuk
bertindak atas harta wakaf, baik untuk mengurusnya, memelihara,
dan mendistribusikan hasil wakaf kepada orang yang berhak
menerimanya, ataupun mengerjakan segala sesuatu yang
memungkinkan harta itu tumbuh dengan baik dan kekal.
Nadzir memiliki tugas-tugas sebagai berikut:
1. Melakukan pengadministrasian harta benda wakaf
2. Mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai
dengan tujuan, fungsi dan peruntukannya
3. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf
4. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kementrian Agama
dan Badan Wakaf Indonesia (BWI)
Hak Nadzir
Sebagai pihak pengelola wakaf, Nadzir memiliki hak-hak sebagai
berikut:
1. Menerima imbalan dari hasil bersih atas pengelolaan dan
pengembangan harta wakaf dengan syarat tidak boleh lebih dari
sepuluh persen (10%)
2. Mendapatkan pembinaan dari Menteri Agama dan Badan Wakaf
Indonesia
Nadzir berhak mendapatkan bagian dari hasil usaha wakaf produktif
yang dikelola dan dikembangkannya. Hal ini sesuai dengan praktek
wakaf yang dilakukan oleh Sahabat Umar bin Khattab dan Ali bin Abi
Thalib. Menurut mazhab Hanafi, Maliki dan Imam Ahmad, Nadzir
berhak mendapatkan upah dari hasil pengelolaan dan
pengembangan harta wakaf. Untuk besaran upahnya disesuaikan
dengan besarnya tugas dan tanggungjawab yang dibebankan
kepada masing-masing Nadzir. Besarnya upah juga dapat
ditentukan oleh wakif namun jika wakif tidak menentukan maka bisa
ditetapkan oleh hakim atau kesepakatan para pengelola wakaf.
Tugas Nadzir