SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
MAKALAH FIQIH
BAB II
Semester Genap
PELEPASAN DAN PERUBAHAN HARTA

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Di susun oleh:
Andri Nur Malida
Elfrida Ikvina H.
Hidayati Fatimah
Karimatul Mubarokah
M.Habiburrohman
Nindya Fitri Amirtha
Novianti Rossalina
Siti Muzaro’ah
Kelas :
X-2 (Sepuluh Dua )

Guru Pembimbing:
M.Luthfillah, M.Ag

MADRASAH ALIYAH NEGERI BABAT
TP: 2010 / 2011

1
KATA PENGANTAR
ASSALAMU‟ALAIKUM Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ilahi robbi atas limpahan nikmat dan karuniaNya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada baginda Rosullullah Muhamad SAW
beserta keluarga. Amin.
Selama ini, mungkin kita mengira urusan Fiqih, hanyalah urusan mengenai ibadah
semata. Selain mengatur tata cara ibadah, fiqih juga mengatur mengenai harta manusia.
Materi yang akan kami sampaikan ini mengenai “PELEPASAN DAN PERUBAHAN
HARTA”. Pada bab ini, kami akan memperkenalakan dan menjelaskan tentang Tata cara
waqof dan hikmahnya, serta Shodaqoh, Hibah Hadiah dan Hikmahnya.
Dengan meenggunakan berbagai sumber ilmu fiqih, kami mencoba mengemasnya
dalam sebuah KONSEP MAKALAH FIQIH ini, dalam rangka untuk memenuhi tugas kami,
maka dari itu makalah ini kami buat, dan berharap semoga dapat menambah hasanah berfikir
kita.
Ucapan terima kasih, kami sampaikan kepada:
1. Kedua orang tua yang memberi dorongan pada kami.
2. Bpk. M. Luthfillah, M.Ag selaku guru pembimbing
3. Semua pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini.
Akhirnya, dengan memohon petunjuk ALLAH SWT, semoga kita selalu mendapat
petunjuk ke jalan yang benar. Dan menyadari segala kekurangan yang melekat pada
KONSEP MAKALAH FIQIH ini, untuk itu kritik dan saran dari semua guru agama dan
teman-teman merupakan suatu hal yang di harapkan jika kita melakukan kesalahan atau
kurang benar yang berhubungan dengan makalah ini.
Wassalamu‟alaikum wr.wb.
Lamongan,..............-2011
Hormat kami
penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Cover........................................................................................................................
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat Penulisan
BAB II. PEMBAHASAN
A. WAQAF
2.1.1 Pengertian Waqaf

2
2.1.2 Dasar Hukum Waqaf
2.1.3 Macam-macam Waqaf
2.1.4 Rukun dan Syarat Waqaf
2.1.5 Barang yang Syah dan tidak Syah di waqafkan
2.1.6 Pengelolaan Waqaf
2.1.7 Mengganti benda Waqaf
2.1.8 Pelaksanaan Waqaf di Indonesia
2.1.9 Hikmah waqaf
B. SHADAQAH
2.2.1 Pengertian Shadaqah
2.2.2 Dasar Hukum Shadaqah
2.2.3 Rukun Shadaqah dan Syarat Shadaqah
2.2.4 Tata cara Pelaksanaan Shadaqah
2.2.5 Hikmah Shadaqoh
C. HIBAH
2.3.1 Pengertian Hibah
2.3.2 Dasar Hukum Hibah
2.3.3 Ketentuan Hibah
2.3.4 Rukun Hibah
2.3.5 Syarat Hibah
2.3.6 Macam-macam Hibah
2.3.7 Mencabut Hibah
2.3.8 Beberapa masalah mengenai Hibah
2.3.9 Tata cara pelaksanaan Hibah
2.3.10 Hikmah Hibah.
D. HADIAH
2.4.1 Pengertian Hadiah
2.4.2 Dasar Hukum Hadiah
2.4.3 Rukun Hadiah
2.4.4 Syarat Hadiah
2.4.5 Tata cara pelaksanaan Hadiah
2.4.6 Hikmah Hadiah
2.4.7 Persamaan dan Perbedaan Shadaqah, Hibah dan Hadiah

BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
BAB IV. DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULAN
1.1 LATAR BELAKANG
Islam adalah agama yang kaya akan ilmu pengetahuan. Karna kekayaan ilmu islam
itulah, kita harus bisa mempelajari, mengenalkannya, serta menerapkannya. Disamping
itu, dengan perkembangan zaman yang semakin mendunia dan bebas, penerapan ilmu
islam semakin tersingkirkan.
Sedangkan, justru penerapan-penerapan ilmu islam yang semakin tersingkirkan itu
adalah bagian terpenting dalam kehidupan kita. Termasuk cara kita mengolah harta kita.
Oleh sebab itu, perlunya kesadaran kita untuk memahami ilmu islam.
Islam juga merupakan agama yang mulia dan sempurna, islam mengatur seluruh
aspek hidup dan kehidupan manusia serta memberikan solusi terhadap seluruh
problematika kehidupan islam yang telah menghimbau umatnya untuk saling menolong

4
dalam hal-hal yang mendukung pada kebaikan dan ketaqwaan, salah satunya dalam
mendemarkan hartanya, pribadi yang mulia dan muslim sejati adalah insan yang suka
memberikan lebih dari apa yang di minta serta suka berderma diwaktu senang maupun
susah, baik secara diam-diam maupun terang-terangan.
Untuk lebih memahami tentang cara mendermakan harta menurut islam. Sudilah
kiranya makalah ini di jadikan sebagai salah satu dari refrensi para pembaca.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara mengola harta waqaf ?
2. Bagaimana hukumnya jika tanah waqaf di salah gunakan oleh ahli waris ?
3. Apa hukumnya menerima hadiah pada peringatan natal bagi umat islam ?
4. Apakah sama undian berhadiah dengan judi ?
5. Bagaimana hukumnya mencabut Hibah ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui cara pengelolaan harta wakaf
2. Untuk mengetahui hukumnya jika tanah wakaf di salah gunakan oleh ahli waris
3. Untuk mengetahui hukumnya menerima hadiah pada saat peringatan natal bagi
umat islam
4. Untuk mengetahui apakah undian berhadiah sama halnya dengan judi atau tidak
5. Untuk mengetahui hukum mencabut hibah

1.4 MANFAAT PENULISAN
6. Dapat mengetahui cara pengelolaan harta wakaf
7. Dapat mengetahui hukumnya jika tanah wakaf di salah gunakan oleh ahli waris
8. Dapat mengetahui hukumnya menerima hadiah pada saat peringatan natal bagi
umat islam
9. Dapat mengetahui apakah undian berhadiah sama halnya dengan judi atau tidak
10. Dapat mengetahui hukum mencabut hibah

BAB II
PEMBAHASAN
A.WAQAF
2.1.1 PENGERTIAN WAQAF
Waqaf menurut bahasa artinya menahan, sedangkan kalau menurut istilah artinya
menahan harta yang bisa di manfaatkan untuk umum tanpa mengurangi nilai harta
tersebut untuk mendekatkan diri kepada allah swt. Harta w aqaf tersebut dapat di
manfaatkan dengan ketentuan tidak mengalami perubahan
Dalam kompilasi hukum islam wakaf adalah perbuatan hukum seorang atau
kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya
dan melembagakan untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadah atau keperluan
umum lainnya sesuai ajaran islam.

5
2.1.2 DASAR HUKUM WAQAF
Dasar hukum waqaf ada 2 macam, yaitu dasar umum dan dasar khsusu.
a. Dasar Umum Waqaf
Ada beberapa dalil atau ketentuan yang menjadi dasar amalan waqaf yaitu alquran yang memerintahkan agar manusia selalu berbuat kebaikan. Amalan waqaf
termasuk salah satu macam perbuatan yang terpuji.

Artinya:
“.... dan Berbuatlah kebaikan, agar kamu beruntung” (Qs, Al-Hajj:7)
b. Dasar Khusus Waqaf
Dasa khusus mengenai amalan waqaf dapat di temukan dalam hadist Nabi
SAW yang di riwayatkan bukhori muslim yang meneritakan bahwa pada suatu hari
sahabat Umar datang kepada Nabi SAW, untuk minta Nasihat tentang tanah yang di
perolehnya dari Khaibar.

Artinya:
“Umar menahan pangkalnya dan menafkahkan buahnya” (HR. Bukhori)
Ibnu Hajar mengatakan dalam Fathul Bari bahwa Hadist Umar tersebut adalah
asal mula di isyaratkannya waqaf.
2.1.3 Macam-macam waqaf
Menurut hukum islam, Waqaf terdiri dari 2 masam, yaitu waqaf ahly dan waqaf khairy
a. Waqaf Ahly (Waqaf Keluarga)
Waqaf Ahly adalah Waqaf yang di serahkan untuk kepentingan pembinaan
anggota keluarga atau kerabatnya. Misalnya, Waqaf sesuatu yang produktif untuk
kepentingan pendidikan seluruh anggota keluarga sampai mereka sukses.
b. Waqaf Khoiry (Waqaf yang baik)
Waqaf Khoiry adalah Waqaf yang di keluarkan untuk kepentingan bersama.
Misalnya, wakaf tanah untuk pembangunan masjid dan madrasah. Waqaf semacam
ini dapat di rasakan oleh masyarakat banyak, tidak seperti waqaf ahly yang hanya
di miliki ke untungannya untuk keluarganya.
Waqaf khairy lebih sejalan dengan amalan waqaf sebenarnya. Waqaf termasuk ibadah
yang pahalanya terus menerus mengalir meskipun yang bersangkutan telah meninggal dunia,
selama harta waqaf masih memberikan manfaatnya pada orang banyak.
Berdasarkan uraian di atas mengenai waqaf ahly dan khairy di peroleh
simpulan bahwa waqaf khairi lebih bersifat umum, yakni bagi orang bayak
sehingga kemungkinan jarang menimbulkan fitnah di kemudian hari. Sebaliknya,
waqaf ahly rentan terhadap sengketa dalam keluarga.
2.1.4 Rukun dan Syarat Waqaf
Dalam ibadah waqaf ada beberapa rukun dan syarat yang harus di penuhi yaitu:
a. Orang yang mewaqafkan
Orang yang mewaqafkan harta di sebut Waqif, syaratnya adalah:

6
1. Baligh dan Rasyid, artinya sang waqif harus orang yang mampu
mempertimbangkan segala sesuatu dengan jernih. Tidak syah hukumnya jika
waqaf di lakukan oleh anak-anak, orang gila atau orang yang kurang waras, dan
hamba sahaya.
2. Tidak punya hutang
3. Dengan kemauan sendiri atau bukan karena terpaksa oleh sesuatu atau seseorang.
4. Waqaf tidak boleh di batalkan.
b. Harta yang di waqafkan
Harta yang di waqafkan di sebut Mauquf, syaratnya adalah:
1. Zat benda yang di waqafkan adalah tetap, tidak epat habis atau rusak agar dapat
di gunakan dalam waktu lama.
2. Batas-batasnya harus jelas.
3. Waqaf tidak boleh di batalkan.
c. Penerimaan waqaf di sebut Mauquf alaih, syaratnya adalah:
1. Dewasa, Bertanggung jawab, dan mampu melaksanakan amanat
2. Sangat membutuhkan, Tidak sah berwaqaf kepada pihak yang tidak
membutuhkannya.
d. Pernyataan waqaf atau yang di sebut dengan Sigat, yaitu pernyataan orang yang
mewaqafkan dan merupakan tanda penyerahan barang atau benda yang di waqafkan.
Sigat dapat di nyatakan secara lisan atau tertulis. Sigat harus di nyatakan secara je;as
bahwa telah melepaskan haknya atas benda tersebut untuk di waqafkan. Ketegasabn
tersebut di perlukan agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
Untuk sahnya amalan waqaf, kita sebaiknya memperhatikan ketentuan syaratsyarat berikut:
a. Waqaf tidak di batasi oleh waktu atau keadaan.
b. Harta waqaf harus dapat di manfaatkan tanpa mengurangi nilai asetnya. Dengan
demikian tidak sah waqaf dengan uang tunai karna nilai uang sering tidak stabil.
c. Harta waqaf merupakan harta yang dapat di perjual belikan sehingga dapat di
nilai dengan mudah.
d. Harta waqaf bukanlah sesuatu yang secara alam dapat berkurang atau menyusut
melalui proses pembusukan atau penguapan.
e. Harta waqaf yang telah di serahkan tidak boleh di miliki perorangan atau badan
terhadap harta tersebut sudah di hentikan, dan pemilikan kembali kepada allah
swt.
Adapun kitab lain menjelaskan syarat-syarat waqaf adalah sebagai berikut:
a. Barang yang di waqafkan adalah Berupa barang yang dapat di ambil
manfaatnya serta keadaannya bisa bertahan lama.
b. Perwaqafan tidak berupa barang yang terlarang. Artinya yang di haramkan,
maka tidak saah wakaf untuk membangun gereja karena untuk beribadah
orang Nairani.(2)
2.1.5 Barang yang sah dan tidak sah di waqafkan
Tidak semua barang atau benda menurut ketentuan islam sah untuk di
waqafkan, namun terdapat beberapa jenis barang dan benda yang tidak sah untuk di
waqafkan.
1
Para ulama sepakat bahwa jenis barang dan benda yang sah untuk di waqafkan
dapat berupa tanah, perabot yang dapat di pindahkan, mushaf, kitab, atau senjata apa
saja yang boleh di perjual belikan dan kebolehan memanfaatkan serta tetap utuhnya
1

7
barang. Sementara itu, meskipun barang dapat di perjual belikan seperti binatang, para
ulama‟ sepakat termasuk barang yang tidak sah untuk di wakafkan.
Seseorang tidak sah mewaqafkan barang-barang yang cepat rusak apabila di
manfaatkan. Seperti uang, lili, makanan, minuman, dan segala yang cepat rusak
seperti bau-bauan dan tumbuhan aromatik. Di samping itu, seseorang tidak boleh
mewaqafkan apa yang tidak boleh di perjual belikan dalam islam, seperti babi, anjing,
binatang buas, dan barang tanggungan (borg).
2.1.6 Pengelolaan Waqaf
Untuk menjamin agar harta benda waqaf tetap berfungsi sesuai dengan tujuan
waqaf, yakni menggekalkan manfaat benda waqaf, sebaiknya juga di perlukan badan
pengelola yang profosional dan cakap dalam ilmu administrasi, agar pengelolaan harta
waqaf benar-benar baik dan tidak di salah gunakan.
Para pengelola waqaf di sebut Nazir, dalam pengelolalan benda waqaf ,
sebaiknya si serahkan kepada nazir yang memiliki kriteria yaitu:
a. Harus berakal sehat.
b. Cukup umur (dewasa).
c. Harus dapat di percaya.
d. Profesional (memahami hal-hal yang berkaitan dengan harta waqaf).
e. Cakap dalam ke administrasian.
Badan pengelolaan waqaf berhak mendapat imbalan Jasauntuk keperluan
hidupnya. Imbalan juga di ambil dari harta waqaf itu sendiri. Imbalan Jasa sangat
penting karena dapat meningkatkan kinerja nazir lebih baik. Kebolehan mengambil
imbalan jasa berdasarkan sabda Nabi saw yang artinya: “ Dan tidak ada halangan
bagi orang yang mengurusinya untuk memakan sebagian darinya dengan cara yang
ma‟ruf”.
Nakzir berhak mengatur benda waqaf untuk kepentingan komersial sehingga memberi
keuntungan yang besar dan hasilnya di gunakan untuk kepentingan orang banyak. Saat ini
banyak orang yang mewaqafkan tanahnya agar di manfaatkan untuk kepentingan umum,
seperti: rumah, sekolah, masjid, rumah sakit, atau panti-panti. (3) 2.7Waqaf terhadap orang
Kaya
Wakaf adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada allah AZZA
WAJALLA, apabila pewaqaf mensyaratkan seseatu yang tidak merupakan
pendekatan kepadanya seperti mensyaratkan bahwa waqaf itu tidak akan di berikan
kecuali kepada orang kaya, maka dalam hal ini ulama‟ berselisih pendapat, di
antara mereka yang berpendapat waqaf yang demikian itu karena bukan perbuatan
maksiat, di antara mereka ada pula yang melarangnya sebab syarat itu merupakan
syarat yang batil karena di berikan kepada yang tidak bermanfaat bagi pewaqaf
baik dalam urusan dunia maupun agamanya.
2.1.7 Menggati Benda Waqaf
Adapun pengganti apa yang di waqafkan dengan yang lebih baik darinya
seperti dalam penggantian hadiah maka yang demikian ada 2 macam yaitu:
Pertama: Penggantian karena kebutuhan misalnya: karena rusak maka barang
waqaf itu di jual dan harganya di pergunakan untuk membeli apa yang
dapat mengganti
Kedua: pengganti dengan kepentingan yang lebih kuat. Misalanya: mengganti
masjid dengan yang lebih layak bagi penduduk setempat dan masjid
yang lama di jual untuk biaya penggantian tersebut. Hal ini boleh
menurut Ahmad Ibnu Hanbal dan ulama- ulama‟ lainnya. (4)

8
2.1.8 Pelaksanaan Waqaf di Indonesia
a. Landasan
1) Peraturan pemerintah no. 28 tahun 1977
2) Peraturan mentri dalam negri no. 1 tahun 1977
3) Peraturan mentri Agama no. 1 tahun 1998
4) Peraturan direktur Jendral bimbingan Masyarakat islam No.kep/p/75/1978 (5)
b.Tata cara pewaqafan tanah milik
1) Calon waqif harus datang di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Waqaf
(PPAIW) untuk melaksanakan ikrar waqaf.
2) Untuk mewaqafkan tanah miliknya, calon waqif harus mengikrarkan secara
lisan, jelas dan tegas kepada nadhir/ nazir yang telah di syahkan di hadapan
PPAIW yang mewilayahi tanah waqaf dan di akhiri saksi-saksi dan
menuangkannya dalam bentuk-bentuk tertulis atau dengan surat.
3) Calon waqif yang tidak dapat datang di hadapan PPAIW membuat ikrar waqaf
seara tertulis dengan persetujuan kepala kantor Departemen Agama
Kabupaten/ kodya yang mewilayahi tanah waqaf yang di bacakan kepada
nadhir/ nazir di hadapan PPAIW yang mewilayahi tanah waqaf serta di ketahui
saksi.
4) Tanah yang di waqafkan baik seluruhnya maupun sebagian harus merupakan
tanah dan milik harus bebas dari beban ikatan, jaminan, sitaan atau sengketa.
5) Saksi ikrar waqaf sekurang-kurangnya dua yang telah dewasa, sehat akalnya,
segera setelah ikrar waqaf, PPAIW membuat Ikrar Akta Waqaf Tanah.
c.Surat yang harus di bawa dan di serahkan oleh waqaf kepada PPAIW
Sebelum melaksanakan ikrar waqaf, calon waqif harus membawa serta dan
menyerahkan kepada PPAIW surat0surat berikut:
1) Sertifikat hak milik atau sertifikat sementara pemilikan tanah (model E).
2) Surat keterangan kepala yang di perkuat oleh camat setempat yang
menerangkan kebenaran kepemilikan tanah dan tidak bersangkut suatu perkara
dan dapat di waqafkan.
3) Idzin Bupati / Walikota cq Subdit Agraria setempat.
d.Nadhir, Hak dan kewajiban
Nadhir / Nazir adalah kelompok orang atau badan hukum indonesia yang di serahi
tugas pemeliharaan dan pengurusan waqaf.
1) Hak Nadhir
a) Nadhir berhak menerima penghasilan dari hasil tanah waqaf yang di
tentukan oleh Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten
/Kotamadya dengan tidak melebihi 10% dari hasil bersih tanah waqaf.
b) Nadhir dalam menunaikan tugasnya dapat menggunakan fasilitas yang
jenis dan jumlahnya di tetapkan oleh kepala Kantor Departemen
Agama Kabupaten / Kotamadya.
2) Kewajiban Nadhir
Kewajiban Nadhir adalah Mengurus dan mengawasi harta kekayaan waqaf dan
hasilnya antara lain:
a) Menyimpan dengan baik lembar kedua salinan akta Ikrar waqaf
b) Memelihara dan memanfaatkan tanah waqaf serta berusaha
meningkatkan hasilnya
c) Menggunakan hasil waqaf sesuai dengan ikrar waqaf. (6)

9
2.1.9 Hikmah waqaf
Hikmah waqaf di antaranya adalah :
1. Memberi pelajaran agar tidak kikir terhadap harta dan juga tolong –menolong
terhadap sesama manusia.
2. Menghimpun dana bagi pengembangan dan kelangsungan syiar islam di suatu
daerah.
3. Memberikan kesempatan pada umat islam untuk menabung amal atau beramal
jariyah yang waktunya relatif lama dan dapat di manfaatkan masyarakat umum.
4. Dengan waqaf banyak anggota masyarakat yang terbantu karena waqaf adalah
salah satu bentuk realisisasi solidaritas dan persaudaraan sesama manusia,
khususnya sesama muslim.
5. Bila di lihat dari segi hukum, ibadah waqaf berbeda denga zakat yang hukumnya
wajib. Waqaf hukumnya sunnah yang di anjurkan hannya bagi orang-orang yang
mampu saja. (7)

B.SHODAQOH
2.2.1 Pengertian Sedekah
Shodaqoh yang dalam bahasaa indonesia sering di sebut dengan sedekah, yaitu
memberikan sesuatu kepada orang lain dengan megharapkan keridhoan dari allah
semata. Berkaitan dengan hal tersebut Allah telah berfirman di dalam QS. Al-Baqoroh:
272 sebagai berikut:
(dalil)

Atinya:

10
“Dan janganlah kamu berinfaq melainkan karena mencari ridho allah. Dan
apapun harta yang kamu infakkan, niscaya kamu akan di beri (pahala ) secara penuh
dan kamu tidak akan di zalimi (di rugikan)”. (Qs. Al-Baqoroh:272 )(1)
2.2.2 Dasar Hukum Shodaqoh
Hukum shodaqoh adalah sunnah, hal ini sesuai dengan perintah Allah swt sebagai
berikut:

Artinya:
“Dan bersedekahlah kepda kami. Sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang
yang bersedekah.” (Yusuf:88)
Allah juga bderfirman sebagai berikut:

Artinya:
“Dan janganlah kamu berinfak, melainkan karna menacri ridho allah. Dan
apapun harta yang kamu infakkan, niscaya kamu akan di beri (pahala) secara penuh
dan kamu tidak akan di zalimi (di rugikan ).” (Al-Baqoroh:272)
Dalam sebuah hadist rosulullah bersabda:

Artinya:
“Seseorang telah datang kepada nabi saw, lalu ia bertanya, Wahai rosulullah,
Shodaqah yang bagaimanakah yang lebih besar pahalanya? Rosulullah bersabda,
“Shodaqoh dalam keadaan sehat dengan harta yang sangat di sayangi serta takut
miskin dan ingin kaya. Dan jangan menunda-nunda bersedekah sehingga ruh telah
sampai di tenggirikan (sekarat) lalu berwasiat untuk Fulan sekian untuk Fulan yang
lain sekian.” (HR. Muttafaq „Alaih )
Hal ini sesuai dengan firman allah:
(dalil)
Artinya:
“ Dan memberikan harta yang di cintainya kepada kerabat, anak yati, orangorang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta.” (AlBaqoroh : 177) (2)
2.2.3 Rukun Dan Syarat Sedekah
Rukun dan syarat sedekah adalah sebagi berikut:
a. Orang yang memberi, Syaratnya orang yang memiliki benda itu dan
berhak untuk memperedarkannya.

11
b. Orang yang di beri, Syaratnya berhak memiliki.
Dengan memiliki tidak sah memberi kepada anak yang masih dalam
kandungan ibunya atau memberi binatang, karena keduanya tidak berhak
memiliki sesuatu.
c. Ijab dan Qobul. Ijab adalah pernyataan pemberian dari orang yang
memberi, sedangkan qobul adalah pernyataan penerimaan dari orang
yang menerima pemberian.
d. Barang yang di berikan. (3)
2.2.4 Tata Cara Penggunaan Shodaqoh
1. Diberikan secara sembunyi-sembunyi, tidak terang-terangan, tidak di pamerkan.
2. Sedekah dapat di berikan setiap saat, yang terbaik adalah di bulan Ramadhon.
3. Jumlahnya tidak di batasi, tetapi sebanyak-banyaknya seperti abu bakar
menyedekahkan seluruh hartanya.
4. Di utamakan kepada orang yang sangat membutuhkan
5. Brang yang di berikan bebas, asal halal.
6. Besedekah kepada keluarga dekat. (4)
2.2.5 Keutamaan dan Manfaat Sedekah
a. Memperoleh kebaikan
Dalam surat Al Imron :92 Allah berfirman :
(dalil)

Artinya:
“Kamu sekali-kali tidak sampai pada kebajikan (yang sempurna) sebelum
kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu
nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. ” (Qs. Al Imron: 93)
b. Balasannya berlipat ganda
Allah swt berfirman :
(dalil)

Artinya:
“Perumpamaan (nafkah yang di keluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir, seratus biji. Allah melipat gandakan
(ganjaran) bagi siapa yang di kehendaki. Dan Allah maha luas (karunia-Nya) lagi
maha mengetahui”. (Qs. Al Baqoroh: 261)
c. Menghapus kesalahan
Rosulullah bersabda:
(dalil)

Artinya:

12
“Sedekah itu menghapuskan kesalahan seperti air memadamkan api”. (HR.
At-Tirmidzi)
d. Menyelamatkan dari neraka
Rosulullah bersabda:
(dalil)

Artinya:
“Bentengilah diri kalian dari neraka walau denga sebuah kurma”. (HR.
Bukhori-muslim)
e. Obat bagi orang sakit
Rosulullah bersabda:
(dalil)

Artinya:
“Obatilah orang-orang sakit dari kalangan kalian dengan bersedekah.” (Hadist
Hasan )(5)

C.HIBAH
2.3.1 Pengertian Hibah
Hibah menurut bahasa adalah pemberian. Menurut istilah, hibah ialah
pemberian harta dari seseorang kepada orang lain dengan alih kepemilikan untuk di
manfaatkan sesuai kegunaanya dan langsung pindah pemilikannya saat akad hibah di
nyatakan.
Pemberian di sebut hibah apabila dalam pemberian harta kepada orang lain
tersebut di dasarkan atas rasa kasih sayang, juga di latar belakaangi oleh perasaan iba
( kasihan). Contohnya adalah pemberian hibah seorang ayah kepada anaknya untuk
mengembangkan usaha guna menopang kehidupannya sehari-hari.
2.3.2 Hukum Hibah

13
Pada dasarnya memberikan sesuatu kepada orang lain hukumnya adalah
mubah (jaiz), yakni mmberi dan boleh juga tidak memberi. Dari hukum asala mubah
tersebut, hukum hibah dapat menjadi wajib, haram dan makruh.
a. Wajib
Hibah yang di berikan kepada istri dan anaknya hukumnya wajib sesuai
kemampuannya. Hal itu di dasrkan pada anak dan istri menjadi tanggung jawab
suami. Agar tidak menimbulkan rasa iri, sebaiknya hibah kepada anak di berikan
secara adil. Sesunggunya dengan hal tersebut, Rosulullah saw bersabda:
(dalil)

Artinya:
“Bertaqwalah kalian kepada allah dan berbuat adillah terhadap anak-anak
kalian”. (HR. Muslim)
b. Haram
Hibah menjadi haram hukunya apabila harta yang telah di hibahkan di tarik
kembali. Rosulullah saw bersabda:
(dalil)

Artinya:
“Orang yang meminta kembali hibahnya seperti orang yang meminta kembali
( menelan ) muntahnya”. (HR. Bukhori Muslim)
Hukum haram menarik kembali hibah ini tidak berlaku bagi hibah seorang ayah
kepada anaknya. Jadi di perbolehkan seorang ayah menarik kembali hibah yang di
berikan, mengingat anak dan harta itu sebenarnya adalah milik ayahnya.
Rosulullah saw bersabda dalam sebuah hadist
(dalil)

Artinya:
“Seseorang tidak halal memberi sesuatu kemudian menariknya kembali,
kecuali seorang ayah terhadap sesuatu yang ia berikan kepada anaknya”. (HR.Ibnu
majjah)
c. Makruh
Menghibahkan sesuatu dengan maksud mendapatkan sesuatu, baik berimbang
maupun lebih banyak, hukumnya adalah makruh. Misalnya, ada seseorang
menghibahkan sesuatu kepada orang lain dengan maksud orang tersebut
membalasnya dengan pemberian yang lebih banyak.
Orang yang menghibahkan sesuatu hendaknya dengan niat ikhlas untuk membantu
orang lain dan hanya mengharapkan ridho dari Allah semata.
Untuk lebih jelasnya perhatikan ilustrasi berikut!
Pak sholeh adalah seorang muslim yang taat dalam beribadah. Dia seorang yang
sederhana dan banyak menyerahkan dirinya kepada allah dengan cara
menghidupkan masjid. Dia karuniai 2 orang putra dan satu orang putri yang
kesemuanya sudah memasuki usia dewasa.Berkat rahmat dari Allah,ia
mempunyai sebidang tanah.Suatu hari pak Soleh mengumpulkan 3 orang putra
putrinya dan memberikan sebidang tanahnya untuk di bagikan kepada 3

14
anakny.Tindakan yang dilakukan pak Soleh kepada 3 orang putranya inilah yang
disebut dengan “Hibah”.
2.3.3 ketentuan hibah
Hibah dapat dianggap sah apabila pemberian sudah mengalami proses serah
terima. Jika hibah itu baru diucapkan dan belum terjadi serah terima maka yang
demikian belum termasuk hibah.
Jika barang dihibahkan itu telah diterima maka yang menghibahkan tidak
boleh meminta kembali, kecuali yang memberi itu orang tuanya sendiri
(ayah/ibu) kepada anaknya. Jika seorang ayah melihat bahwa dengan hibah
tersebut, seorang anak justru menjadi lebih nakal/ terjerumus dalam kehidupan
yang tidak diridhoi Allah dan makin tidak teratur, si ayah boleh menarik kembali
hibahnya.
Selain hibah seorang ayah terhadap anaknya, pemberi hibah tidak boleh
menarik hibahnya hibahnya kembali. Hal tersebut dikemukakan oleh Rosulullah
saw dalam hadits berikut.
Dalil

Artinya:
“ Dari Ibnu Abbas ra, Dia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “seseorang
tidak boleh memberi sesuatu kemudian menarik kembali pemberian itu, kecuali
pemberiaan ayah terhadap anaknya.Perumpamaan orang yang memberikan
sesuatu menarik kembali pemberiannya itu, seperti anjing yang menjilat kembali
muntahnya”.(HR.Abu Dawud)
2.3.4 Rukun Hibah
a) Orang yang memberikan hibah (Wahib)
b) Orang yang diberi hibah (mauhub lahu)
c) Barang yang dihibahkan (mauhub)
d) Akad (ijab dan kabul) misalnya si pemberi menyatakan “ saya hibahkan atau
berikan kepadamu “ si penerima menjawab” ya. Saya terima”.
2.3.5 Syarat Hibah
Syarat-syarat hibah ada yang berhubungan dengan wahib (pemberi hibah):
a) Sudah baligh artinya sudah mencapai umur dewasa.
b) Dilakukan atas dasar kemauan sendiri dan ikhlas.
c) Orang dibenarkan melakukan tindakan hukum.
d) Orang yang berhak memiliki atas barang yang dihibahkan itu.
Syarat-syarat orang yang menerima hibah hendaknya penerima hibah itu terbukti
adanya pada waktu di lakukan hibah.
Syarat-syarat barang yang di hibahkan :
a) Barang yang di hibahkan itu jelas terlihat wujudnya.
b) Barang yang di hibahkan adalah barang yang memiliki nilai atau harga.
2.3.6 Macam-macam Hibah
Hibah ada 2 macam:
a) Hibah barang, ada yang bermaksud mencari pahala ada yang tidak.
Hibah yang di maksud mencari pahala, ada yang di maksud untuk keridhoan allah dan
keridhoan makhluk.

15
b) Hibah manfaat, terdiri dari hibah berwaktu (hibah muajjalah) dan hibah seumur hidup
(an amri ).
hi
hibah majalah termasuk dalam kategori pinjaman (ariyah) karena setelah lewat jangka
waktu tertentu barang yang di hibahkan manfaatnya itu harus di kembalikan.
Hibah seumur hidup terdapat beberapa manfaat:
a. Imam syafi‟i, Abu hanifah, ats- tsauri dan ahmad berpendapat bahwa hibah
tersebut adalah hibah yang terputus sama sekali yaitu hibah terhadap pokok
barangnya.
b. Imam malik dan pengikutnya berpendapat bahwa penerima hibah tersebut hanya
mendapat hak guna atau manfaat saja.
c. Daud dan Abu tsauri‟ berpendapat apabila pemberian di tunjukkan kepada seorang
dari keturunannya, maka barang tersebut menjadi milik orang yang di beri hibah
selamanya.
2.3.7 Mencabut Hibah
Jumhur ulama‟ berpendapat haram mencabut hibah meskipun pemberian itu di
lakukan antara saudara atau suami istri, kecuali pemberian orang tua terhadap anaknya.
Jumhur ulama‟ berpendapat orang yang memberi shodaqoh kepada anaknya lalu
anaknya meninggal dunia sesudah menguasai barang tersebut ia dapat mewarisinya begitu
pula sebaliknya.
2.3.8 Beberapa Masalah Mengenai Hibah
a. Pemberian orang sakit yang hampir meninggal.
Bila orang sakit hampir meninggal memberikan sesuatu keoada orang lain
maka hukumnya seperti wasiat yaitu penerima harus bukan ahli waris dan jumlahnya
tidak lebih dari sepertiga harta.
b.Penguasaan orang tua atas hibah untuk anak.
Jumhur ulama‟ berpendapat bahwa seorang bapak boleh menguasai barang
yang di hibahkan olehnya kepada anaknya yang masih kecil dan berada dalam
perwaliannya atau kepada anak yang sudah dewasa tetapi masih lemah akal.
c.Melebihkan pemberian terhadap sebagian anak.
Tidak halal seseorang melebihkan pemberian terhadap anak atas sebagian
yang lain karena hala itu menyalahi adat dan memutuskan persaudaraan yang di
perintahkan allah untuk memper erat.

2.3.9 Tata Cara Pelaksanaan Hibah
1. Pemberian hibah haruslah yang menjadi miliknya, bukan milik orang lain. Jika
seseorang sakit memberikan hibah, maka hibah yang dikeluarkan adalah sepertiga dari
harta peninggalan (tirkah)
2. Penerima hibah adalah tidak terbatas hanya kaum muslimin saja, tetapi seluruh umat
manusia
3. Benda yang dihibahkan harus berwujud dan jelas
4. Harus ada sighat aakad hibah dengan pasti dan jelas, yaitu ijab dan qabul seperti
seseorang mengatakan “saya hibahkan ini kepada kamu”.
2.3.10 Hikmah Hibah
a. Dapat membantu si penerima hibah dari berbagai kesulitan hidup.

16
b. Untuk mengakrapkan silaturrahmi dan menjinakkan hati serta meneguhkan
kecintaan di antara sesamanya.
c. Mendapat perlindungan dari allah swt.
d. Terhindar dari api neraka di akhirat kelak.
D. HADIAH
Dalam bahasa sehari-hari kata hadiah bukan lagi menjadi istilah yang asing. Kita
sering mendengarnya bahkan sering menerima atau memberi hadiah dari atau kepada orang
lain.
2.4.1 Pengertian Hadiah
Hadiah ialah Pemebrian seseorang kepada orang lain dalam rangka untuk
memberikan penghormatan atas prestasi yang telah di raih atau sebagai ungkapan
rasa terimakasih kepadanya. Roaullullah menganjurkan kepada umatnya agar
saling membri hadiah karena yang demikian itu dapat menumbuhkan kecintaan dan
saling menghormati antara sesama dan menghilangkan kedengkian.
Nabi saw besabda:
(dali)

Artinya :
“ Dari Abu hurairoh bahwasannya nabi saw bersabda : Hendaklah kalian
saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai”. (HR. Bukhori)
2.4.2 Dasar Hukum Hadiah
Hukum hadiah adalah sunnah. Nabi saw bersabda :
(dalil)

Artinya :
“Dari abu hurairoh, dan Nabi saw. Beliau bersabda, “Andaikan saya di
undang untuk makan sepotong kaki atau lengan binatang pasti akan saya
kabulkan undangan itu dan andaikan sepotong kaki atau lengan binatang itu di
hadiahkan kepadaku, akan saya terima”. (HR. Al Bukhori )
Dalam hadist yang lain, Rosulullah saw bersabda:
(dalil)

Artinya :
“ Rosulullah saw menerima hadiah dan beliau selalu membalasnya”.
(HR. Albahzar).
2.4.3 Rukun Hadiah

17
1. Orang yang memberi, syaratnya orang yang memiliki benda itu dan berhak
mentasharrufkan
2. Orang yang di beri, syaratnya orang yang berhak menerima
3. Ijab dan Qobul
4. Barang yang di berikan, syaratnya barang yang dapat di jual
2.4.4
1.
2.
3.
4.

Syarat Hadiah
Orang yang memberi harus sehat akalnya dan tidak di bawah perwalian orang lain.
Penerima bukanlah orang yang meminta-minta
Penerima haruslah orang yang berhak untuk memilikinya.
Barang atau benda yang di berikan harus ada guna dan manfaatnya.

2.4.5
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Tata Cara pelaksanaan Hadiah
Di berikan kepada orang-orang yang kita cintai
Di berikan kepada orang yang telah menyenangkan kita
Di berikan kepada orang yang telah berprestasi
Barang yang di berikan bebas asal halal
Di berikan kepada siapa saja
Harus ada sigat akad hadiah dengan pasti dan jelas, yaitu ijab dan qobul, seperti
seorang mengatakan, “Saya hadiahkan piala ini kepada kamu atas prestasimu di
bidang sains”.

2.4.6

Hikmah Hadiah
a. Dapat mengurangi beban hidup pihak yang di beri, khususnya keluarga yang
miskin.
b. mempererat tali silaturrahim (persaudaraan) antara yang memberi dan yang di beri.
c. Semakin berkurangnya jurang pemisah antara orang yang mampu (memberi) dan
dan yang kurang mampu.
d.Terwujudnya kerukunan hidup bertetangga dan bermasyarakat.
e. Memberi kemaslahatan dari orang yang berprestasi (khususnya pemberi hadiah)
f. Dapat menumbuh kembangkan sikap gotong royong dan tolong menolong.

2.4.7 Persamaan dan Perbedaan Shodaqoh, Hibah dan Hadiah
Berdasarkan uraian di atas, ke tiga bentuk infak ( sedekah, hibah dan hadiah )
memiliki persamaan dan perbedaan sebagai berikut:
a. Persamaan
1. Sedekah, hibah dan hadiah merupakan wujud kedermawanan yang di miliki
seseorang atau suatu kelompok organisasi.
2. Sedekah, hibah dan hadiah di berikan secara cuma – Cuma tanpa mengharapkan
pemberian kembali dalam bentuk atau wujud apapun.
b. Perbedaan .
1. Sedekah dan hibah di berikan kepada seseorang karena rasa iba, kasih sayang atau
ingin mempererat persaudaraan.

18
2. Hadiah di berikan kepada seseorang sebagai imbalan jasa atau penghargaan atas
prestasi yang di capai.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan penulisan makalah ini, kami dapat menarik beberapa kesimpulan
tentang beberapa permasalahan yang berkaitan dengan materi yang sedang di kaji
pada makalah ini. Berikut ini adalah beberapa kesimpulan yang dapat kami tarik:
 Akad wakaf tidak akan batal meskipun salah satu pihak yang berakad
meninggal dunia, karena akad wakaf masih bisa di lanjutkan oleh ahli waris
pihak yang bersangkutan.

19
 Wakaf kepada orang kaya sebenarnya tidak di haramkan, akan tetapi wakaf
yang demikian itu di aggap mubazir karena harta wakaf di serahkan kepada
orang yang tidak membutuhkannya.
 Berikut ini adalah tata cara pengelolaan wakaf, yaitu:
Untuk menjamin agar harta benda wakaf tetap berfungsi sesuai dengan
tujuan wakaf, yakni mengekalkan manfaat benda wakaf sebaiknya juga di
perlukan badan pengelola yag profesional dan cakap dalam ilmu administrasi,
agar pengelolaan harta wakaf benar- benar baik dan tidak di salah gunakan.
Pengelola wakaf di sebut Nazir, dalam pengelolaan benda wakaf
sebaiknya di serahkan kepada Nazir yang memiliki kreteria yaitu:
a. Harus berakal sehat.
b. Cukup umur atau dewasa.
c. Harus dapat di percaya.
d. Profesional atau memahami hal- hal yang berkaitan dengan pengurusan
harta wakaf.
e. Caka dalam ke administrasian.
Bahan pengelola wakaf berhak mendapatkan imbalan jasa untuk
keprluan hidupnya. Imbalan jasa di ambil dari harta wakaf itu sendiri. Imbalan
jasa sangat penting karena dapat meningkatkan kinerja nazir lebih baik.
Kebolehan mengambil imbalan jasa berdasarkan sabda nabi saw yang artinya :
“ Dan tidak ada halangan bagi orang yang mengurusinya, untuk memakan
sebagian darinya dengan cara yang makruf”.
Nazir berhak mengatur benda wakaf untuk kepentingan komersial
sehingga memberi keuntungan yang besar dan hasilnya di gunakan untuk
kepentingan orang banyak. Saat ini banyak orang yang mewakafkan tanahnya
agar di manfaatkan untuk kepentingan umum seperti rumah, sekolah. Masjid,
rumah sakit ataupun panti-panti.

Apabila harta atau tanah waqaf di salh gunakan oleh ahli waris, maka yang
berdosa adalah ahli waris karena pewakaf sebenarnya telah memberi amanat
untuk mewaqafkan tanahnya untuk kepentingan yang bermanfaat.

Apabila pada hari perayaan natal kita mendapatkan sebuah hadiah dari orang
non muslim maka hukumnya boleh saja, asalkan hadiah yang kita terima itu
tidak mempengaruhi kita untuk menjadi murtad.

Mencabut kembali hibah yang telah di berikan itu hukumnya haram, kecuali
hibah orang tua kepada anaknya. Karena mencabut kembali hibah yang telah
di berikan sama halnya dengan menelan kembali ludah yang telah di
muntahkan.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Muttaqin Zainal, MA.Drs. Abyan Amir, MA. 2008. Pendidikan
Agama Islam Fiqih
2. Departemen Agama RI. 2000. Fiqih Untuk Madrasah Aliyah Kelas II
Jakarta
3. Munirul, Mag . 2010. Fiqih kelas VIII Semester Genap. Lamongan :
UD Rizman Cendikia
20
4. Drs. Malik Abdul, Drs. Asyadi 2009. Fiqih kelas X. Surakarta : Putra
Nugroho
5. Team Al- Azhar. 2009 . Al Azhar Fiqih kelas VIII Semester Genap.
Driyorejo Gresik : Cv Putra Kembar Jaya
6. Sarjono 2008. Fokus Fiqih kelas VIII Semester I Solo : Cv
Sindhunata
7. Abdur Rahman, Rolly. Sri Wahyuni, Yayuk 2005. Fiqih X MA. Jawa
Timur
8. Departeman Agama Jawa Timur. 2008. Fiqih 2A. Surabaya
9. Tim Guru PAI MA. 2008. Modul fiqih. Siagen:Akik Pusaka
10. Husain Bin Ahmad. 2007. Fatrul Qorib. Surabaya: Huda Nurul

21

More Related Content

What's hot

Saddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ahSaddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ahMahrus Ali
 
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islam
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islamMemahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islam
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islamFitriHastuti2
 
Ppt Haji dan Umroh (Fiqih)
Ppt Haji dan Umroh (Fiqih) Ppt Haji dan Umroh (Fiqih)
Ppt Haji dan Umroh (Fiqih) Mila Rosyida
 
Musaqah, Muzara’ah dan Mukhabarah
Musaqah, Muzara’ah dan MukhabarahMusaqah, Muzara’ah dan Mukhabarah
Musaqah, Muzara’ah dan MukhabarahThony Fathoni
 
Shadaqah, hibah dan hadiah prtm 1 & 2 smtr 2
Shadaqah, hibah dan hadiah prtm 1 & 2 smtr 2Shadaqah, hibah dan hadiah prtm 1 & 2 smtr 2
Shadaqah, hibah dan hadiah prtm 1 & 2 smtr 2dania_3d
 
PPT QURDIS KELAS XII SEMESTER GASAL -E
PPT QURDIS KELAS XII SEMESTER GASAL -EPPT QURDIS KELAS XII SEMESTER GASAL -E
PPT QURDIS KELAS XII SEMESTER GASAL -ERigenMaulana
 
Perkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu TasawufPerkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu TasawufUlfiatu Rochmah
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahjuniska efendi
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhSuya Yahya
 
Konsep Fikih dan Ibadah dalam Islam
Konsep Fikih dan Ibadah dalam IslamKonsep Fikih dan Ibadah dalam Islam
Konsep Fikih dan Ibadah dalam Islamvinaidamatusilmi
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Marhamah Saleh
 

What's hot (20)

Infaq, Shodaqoh, dan Zakat
Infaq, Shodaqoh, dan ZakatInfaq, Shodaqoh, dan Zakat
Infaq, Shodaqoh, dan Zakat
 
Rahn (Gadai Syariah)
Rahn (Gadai Syariah)Rahn (Gadai Syariah)
Rahn (Gadai Syariah)
 
Saddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ahSaddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ah
 
Makalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syakMakalah al yakin la yuzalu bi syak
Makalah al yakin la yuzalu bi syak
 
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islam
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islamMemahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islam
Memahami alquran, al hadist, dan istihad sebagai sumber hukum islam
 
Hak milik
Hak milikHak milik
Hak milik
 
Ppt Haji dan Umroh (Fiqih)
Ppt Haji dan Umroh (Fiqih) Ppt Haji dan Umroh (Fiqih)
Ppt Haji dan Umroh (Fiqih)
 
Musaqah, Muzara’ah dan Mukhabarah
Musaqah, Muzara’ah dan MukhabarahMusaqah, Muzara’ah dan Mukhabarah
Musaqah, Muzara’ah dan Mukhabarah
 
Pp ibadah maliah
Pp ibadah maliahPp ibadah maliah
Pp ibadah maliah
 
Shadaqah, hibah dan hadiah prtm 1 & 2 smtr 2
Shadaqah, hibah dan hadiah prtm 1 & 2 smtr 2Shadaqah, hibah dan hadiah prtm 1 & 2 smtr 2
Shadaqah, hibah dan hadiah prtm 1 & 2 smtr 2
 
Rukhsah.pptx
Rukhsah.pptxRukhsah.pptx
Rukhsah.pptx
 
PPT QURDIS KELAS XII SEMESTER GASAL -E
PPT QURDIS KELAS XII SEMESTER GASAL -EPPT QURDIS KELAS XII SEMESTER GASAL -E
PPT QURDIS KELAS XII SEMESTER GASAL -E
 
Perkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu TasawufPerkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu Tasawuf
 
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullahPerkembamngan hadits pada masa rasulullah
Perkembamngan hadits pada masa rasulullah
 
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul FiqhDaftar Pertanyaan Ushul Fiqh
Daftar Pertanyaan Ushul Fiqh
 
Konsep Fikih dan Ibadah dalam Islam
Konsep Fikih dan Ibadah dalam IslamKonsep Fikih dan Ibadah dalam Islam
Konsep Fikih dan Ibadah dalam Islam
 
Wakaf, Hibah, Sedekah dan Hadiah
Wakaf, Hibah, Sedekah dan HadiahWakaf, Hibah, Sedekah dan Hadiah
Wakaf, Hibah, Sedekah dan Hadiah
 
PPT Haji dan Umrah
PPT Haji dan UmrahPPT Haji dan Umrah
PPT Haji dan Umrah
 
Power point shalat
Power point shalatPower point shalat
Power point shalat
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
 

Similar to Makalah fiqih "PELEPASAN DAN PERUBAHAN HARTA"

Materi Wakaf Lengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptx
Materi Wakaf LengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptxMateri Wakaf Lengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptx
Materi Wakaf LengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptxAgiesSahirwan
 
HIBAH DALAM PANDANGAN ISLAM DAN HIKMAHNYA.pptx
HIBAH DALAM PANDANGAN ISLAM DAN HIKMAHNYA.pptxHIBAH DALAM PANDANGAN ISLAM DAN HIKMAHNYA.pptx
HIBAH DALAM PANDANGAN ISLAM DAN HIKMAHNYA.pptxAbulFikar2
 
DOC-20230515-WA0001..pptx
DOC-20230515-WA0001..pptxDOC-20230515-WA0001..pptx
DOC-20230515-WA0001..pptxKikiAndrian7
 
Pengelolaan Wakaf
Pengelolaan WakafPengelolaan Wakaf
Pengelolaan WakafBayu Adi
 
Hukum islam tentang wakaf
Hukum islam tentang wakafHukum islam tentang wakaf
Hukum islam tentang wakafRohman Efendi
 
WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA
WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA
WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA Johan Setiawan
 
Fiqih tentang waqaf, hibah, dan sadaqah
Fiqih  tentang waqaf, hibah, dan  sadaqahFiqih  tentang waqaf, hibah, dan  sadaqah
Fiqih tentang waqaf, hibah, dan sadaqahYola Deviani
 
MENGKAJI WAKAF MUSYTARAK SEBAGAI INSTRUMENT INVESTASI
MENGKAJI WAKAF MUSYTARAK SEBAGAI INSTRUMENT INVESTASIMENGKAJI WAKAF MUSYTARAK SEBAGAI INSTRUMENT INVESTASI
MENGKAJI WAKAF MUSYTARAK SEBAGAI INSTRUMENT INVESTASISetiono Winardi
 
MENGELOLA WAKAF DENGAN PENUH AMANAH
MENGELOLA WAKAF DENGAN PENUH AMANAHMENGELOLA WAKAF DENGAN PENUH AMANAH
MENGELOLA WAKAF DENGAN PENUH AMANAHUlfah Nur Islami
 
Wakaf (Syifadhila)^^
Wakaf (Syifadhila)^^Wakaf (Syifadhila)^^
Wakaf (Syifadhila)^^Syifa Dhila
 
Kel.16 wakaf
Kel.16 wakafKel.16 wakaf
Kel.16 wakafMulyanah
 
Panduan Zakat Dompet Dhuafa
Panduan Zakat Dompet DhuafaPanduan Zakat Dompet Dhuafa
Panduan Zakat Dompet DhuafaKinta Mahadji
 
Artikel Wakaf.docx
Artikel Wakaf.docxArtikel Wakaf.docx
Artikel Wakaf.docxRisnawatiNF
 
Pengelolaan wakaf secara jujur
Pengelolaan wakaf secara jujurPengelolaan wakaf secara jujur
Pengelolaan wakaf secara jujurfina fitrilitha
 
PANDUAN WAKAF-LEVEL01.pdf
PANDUAN WAKAF-LEVEL01.pdfPANDUAN WAKAF-LEVEL01.pdf
PANDUAN WAKAF-LEVEL01.pdfSetiono Winardi
 
Kelompok zakat
Kelompok zakatKelompok zakat
Kelompok zakatfriskacaca
 

Similar to Makalah fiqih "PELEPASAN DAN PERUBAHAN HARTA" (20)

Wakaf
WakafWakaf
Wakaf
 
Materi Wakaf Lengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptx
Materi Wakaf LengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptxMateri Wakaf Lengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptx
Materi Wakaf Lengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptx
 
HIBAH DALAM PANDANGAN ISLAM DAN HIKMAHNYA.pptx
HIBAH DALAM PANDANGAN ISLAM DAN HIKMAHNYA.pptxHIBAH DALAM PANDANGAN ISLAM DAN HIKMAHNYA.pptx
HIBAH DALAM PANDANGAN ISLAM DAN HIKMAHNYA.pptx
 
Wakaf111
Wakaf111Wakaf111
Wakaf111
 
DOC-20230515-WA0001..pptx
DOC-20230515-WA0001..pptxDOC-20230515-WA0001..pptx
DOC-20230515-WA0001..pptx
 
Pengelolaan Wakaf
Pengelolaan WakafPengelolaan Wakaf
Pengelolaan Wakaf
 
Hukum islam tentang wakaf
Hukum islam tentang wakafHukum islam tentang wakaf
Hukum islam tentang wakaf
 
WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA
WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA
WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA
 
Fiqih tentang waqaf, hibah, dan sadaqah
Fiqih  tentang waqaf, hibah, dan  sadaqahFiqih  tentang waqaf, hibah, dan  sadaqah
Fiqih tentang waqaf, hibah, dan sadaqah
 
MENGKAJI WAKAF MUSYTARAK SEBAGAI INSTRUMENT INVESTASI
MENGKAJI WAKAF MUSYTARAK SEBAGAI INSTRUMENT INVESTASIMENGKAJI WAKAF MUSYTARAK SEBAGAI INSTRUMENT INVESTASI
MENGKAJI WAKAF MUSYTARAK SEBAGAI INSTRUMENT INVESTASI
 
MENGELOLA WAKAF DENGAN PENUH AMANAH
MENGELOLA WAKAF DENGAN PENUH AMANAHMENGELOLA WAKAF DENGAN PENUH AMANAH
MENGELOLA WAKAF DENGAN PENUH AMANAH
 
Wakaf (Syifadhila)^^
Wakaf (Syifadhila)^^Wakaf (Syifadhila)^^
Wakaf (Syifadhila)^^
 
wakaf
wakafwakaf
wakaf
 
Kel.16 wakaf
Kel.16 wakafKel.16 wakaf
Kel.16 wakaf
 
Panduan Zakat Dompet Dhuafa
Panduan Zakat Dompet DhuafaPanduan Zakat Dompet Dhuafa
Panduan Zakat Dompet Dhuafa
 
Artikel Wakaf.docx
Artikel Wakaf.docxArtikel Wakaf.docx
Artikel Wakaf.docx
 
Pengelolaan wakaf secara jujur
Pengelolaan wakaf secara jujurPengelolaan wakaf secara jujur
Pengelolaan wakaf secara jujur
 
PANDUAN WAKAF-LEVEL01.pdf
PANDUAN WAKAF-LEVEL01.pdfPANDUAN WAKAF-LEVEL01.pdf
PANDUAN WAKAF-LEVEL01.pdf
 
Kelompok zakat
Kelompok zakatKelompok zakat
Kelompok zakat
 
Akad Ba'i Salam
Akad Ba'i SalamAkad Ba'i Salam
Akad Ba'i Salam
 

Recently uploaded

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 

Makalah fiqih "PELEPASAN DAN PERUBAHAN HARTA"

  • 1. MAKALAH FIQIH BAB II Semester Genap PELEPASAN DAN PERUBAHAN HARTA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Di susun oleh: Andri Nur Malida Elfrida Ikvina H. Hidayati Fatimah Karimatul Mubarokah M.Habiburrohman Nindya Fitri Amirtha Novianti Rossalina Siti Muzaro’ah Kelas : X-2 (Sepuluh Dua ) Guru Pembimbing: M.Luthfillah, M.Ag MADRASAH ALIYAH NEGERI BABAT TP: 2010 / 2011 1
  • 2. KATA PENGANTAR ASSALAMU‟ALAIKUM Wr. Wb Puji syukur kami panjatkan kehadirat ilahi robbi atas limpahan nikmat dan karuniaNya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada baginda Rosullullah Muhamad SAW beserta keluarga. Amin. Selama ini, mungkin kita mengira urusan Fiqih, hanyalah urusan mengenai ibadah semata. Selain mengatur tata cara ibadah, fiqih juga mengatur mengenai harta manusia. Materi yang akan kami sampaikan ini mengenai “PELEPASAN DAN PERUBAHAN HARTA”. Pada bab ini, kami akan memperkenalakan dan menjelaskan tentang Tata cara waqof dan hikmahnya, serta Shodaqoh, Hibah Hadiah dan Hikmahnya. Dengan meenggunakan berbagai sumber ilmu fiqih, kami mencoba mengemasnya dalam sebuah KONSEP MAKALAH FIQIH ini, dalam rangka untuk memenuhi tugas kami, maka dari itu makalah ini kami buat, dan berharap semoga dapat menambah hasanah berfikir kita. Ucapan terima kasih, kami sampaikan kepada: 1. Kedua orang tua yang memberi dorongan pada kami. 2. Bpk. M. Luthfillah, M.Ag selaku guru pembimbing 3. Semua pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini. Akhirnya, dengan memohon petunjuk ALLAH SWT, semoga kita selalu mendapat petunjuk ke jalan yang benar. Dan menyadari segala kekurangan yang melekat pada KONSEP MAKALAH FIQIH ini, untuk itu kritik dan saran dari semua guru agama dan teman-teman merupakan suatu hal yang di harapkan jika kita melakukan kesalahan atau kurang benar yang berhubungan dengan makalah ini. Wassalamu‟alaikum wr.wb. Lamongan,..............-2011 Hormat kami penyusun DAFTAR ISI Halaman Cover........................................................................................................................ Kata pengantar Daftar isi BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan 1.4 Manfaat Penulisan BAB II. PEMBAHASAN A. WAQAF 2.1.1 Pengertian Waqaf 2
  • 3. 2.1.2 Dasar Hukum Waqaf 2.1.3 Macam-macam Waqaf 2.1.4 Rukun dan Syarat Waqaf 2.1.5 Barang yang Syah dan tidak Syah di waqafkan 2.1.6 Pengelolaan Waqaf 2.1.7 Mengganti benda Waqaf 2.1.8 Pelaksanaan Waqaf di Indonesia 2.1.9 Hikmah waqaf B. SHADAQAH 2.2.1 Pengertian Shadaqah 2.2.2 Dasar Hukum Shadaqah 2.2.3 Rukun Shadaqah dan Syarat Shadaqah 2.2.4 Tata cara Pelaksanaan Shadaqah 2.2.5 Hikmah Shadaqoh C. HIBAH 2.3.1 Pengertian Hibah 2.3.2 Dasar Hukum Hibah 2.3.3 Ketentuan Hibah 2.3.4 Rukun Hibah 2.3.5 Syarat Hibah 2.3.6 Macam-macam Hibah 2.3.7 Mencabut Hibah 2.3.8 Beberapa masalah mengenai Hibah 2.3.9 Tata cara pelaksanaan Hibah 2.3.10 Hikmah Hibah. D. HADIAH 2.4.1 Pengertian Hadiah 2.4.2 Dasar Hukum Hadiah 2.4.3 Rukun Hadiah 2.4.4 Syarat Hadiah 2.4.5 Tata cara pelaksanaan Hadiah 2.4.6 Hikmah Hadiah 2.4.7 Persamaan dan Perbedaan Shadaqah, Hibah dan Hadiah BAB III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan BAB IV. DAFTAR PUSTAKA 3
  • 4. BAB I PENDAHULAN 1.1 LATAR BELAKANG Islam adalah agama yang kaya akan ilmu pengetahuan. Karna kekayaan ilmu islam itulah, kita harus bisa mempelajari, mengenalkannya, serta menerapkannya. Disamping itu, dengan perkembangan zaman yang semakin mendunia dan bebas, penerapan ilmu islam semakin tersingkirkan. Sedangkan, justru penerapan-penerapan ilmu islam yang semakin tersingkirkan itu adalah bagian terpenting dalam kehidupan kita. Termasuk cara kita mengolah harta kita. Oleh sebab itu, perlunya kesadaran kita untuk memahami ilmu islam. Islam juga merupakan agama yang mulia dan sempurna, islam mengatur seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia serta memberikan solusi terhadap seluruh problematika kehidupan islam yang telah menghimbau umatnya untuk saling menolong 4
  • 5. dalam hal-hal yang mendukung pada kebaikan dan ketaqwaan, salah satunya dalam mendemarkan hartanya, pribadi yang mulia dan muslim sejati adalah insan yang suka memberikan lebih dari apa yang di minta serta suka berderma diwaktu senang maupun susah, baik secara diam-diam maupun terang-terangan. Untuk lebih memahami tentang cara mendermakan harta menurut islam. Sudilah kiranya makalah ini di jadikan sebagai salah satu dari refrensi para pembaca. 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana cara mengola harta waqaf ? 2. Bagaimana hukumnya jika tanah waqaf di salah gunakan oleh ahli waris ? 3. Apa hukumnya menerima hadiah pada peringatan natal bagi umat islam ? 4. Apakah sama undian berhadiah dengan judi ? 5. Bagaimana hukumnya mencabut Hibah ? 1.3 TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui cara pengelolaan harta wakaf 2. Untuk mengetahui hukumnya jika tanah wakaf di salah gunakan oleh ahli waris 3. Untuk mengetahui hukumnya menerima hadiah pada saat peringatan natal bagi umat islam 4. Untuk mengetahui apakah undian berhadiah sama halnya dengan judi atau tidak 5. Untuk mengetahui hukum mencabut hibah 1.4 MANFAAT PENULISAN 6. Dapat mengetahui cara pengelolaan harta wakaf 7. Dapat mengetahui hukumnya jika tanah wakaf di salah gunakan oleh ahli waris 8. Dapat mengetahui hukumnya menerima hadiah pada saat peringatan natal bagi umat islam 9. Dapat mengetahui apakah undian berhadiah sama halnya dengan judi atau tidak 10. Dapat mengetahui hukum mencabut hibah BAB II PEMBAHASAN A.WAQAF 2.1.1 PENGERTIAN WAQAF Waqaf menurut bahasa artinya menahan, sedangkan kalau menurut istilah artinya menahan harta yang bisa di manfaatkan untuk umum tanpa mengurangi nilai harta tersebut untuk mendekatkan diri kepada allah swt. Harta w aqaf tersebut dapat di manfaatkan dengan ketentuan tidak mengalami perubahan Dalam kompilasi hukum islam wakaf adalah perbuatan hukum seorang atau kelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan melembagakan untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai ajaran islam. 5
  • 6. 2.1.2 DASAR HUKUM WAQAF Dasar hukum waqaf ada 2 macam, yaitu dasar umum dan dasar khsusu. a. Dasar Umum Waqaf Ada beberapa dalil atau ketentuan yang menjadi dasar amalan waqaf yaitu alquran yang memerintahkan agar manusia selalu berbuat kebaikan. Amalan waqaf termasuk salah satu macam perbuatan yang terpuji. Artinya: “.... dan Berbuatlah kebaikan, agar kamu beruntung” (Qs, Al-Hajj:7) b. Dasar Khusus Waqaf Dasa khusus mengenai amalan waqaf dapat di temukan dalam hadist Nabi SAW yang di riwayatkan bukhori muslim yang meneritakan bahwa pada suatu hari sahabat Umar datang kepada Nabi SAW, untuk minta Nasihat tentang tanah yang di perolehnya dari Khaibar. Artinya: “Umar menahan pangkalnya dan menafkahkan buahnya” (HR. Bukhori) Ibnu Hajar mengatakan dalam Fathul Bari bahwa Hadist Umar tersebut adalah asal mula di isyaratkannya waqaf. 2.1.3 Macam-macam waqaf Menurut hukum islam, Waqaf terdiri dari 2 masam, yaitu waqaf ahly dan waqaf khairy a. Waqaf Ahly (Waqaf Keluarga) Waqaf Ahly adalah Waqaf yang di serahkan untuk kepentingan pembinaan anggota keluarga atau kerabatnya. Misalnya, Waqaf sesuatu yang produktif untuk kepentingan pendidikan seluruh anggota keluarga sampai mereka sukses. b. Waqaf Khoiry (Waqaf yang baik) Waqaf Khoiry adalah Waqaf yang di keluarkan untuk kepentingan bersama. Misalnya, wakaf tanah untuk pembangunan masjid dan madrasah. Waqaf semacam ini dapat di rasakan oleh masyarakat banyak, tidak seperti waqaf ahly yang hanya di miliki ke untungannya untuk keluarganya. Waqaf khairy lebih sejalan dengan amalan waqaf sebenarnya. Waqaf termasuk ibadah yang pahalanya terus menerus mengalir meskipun yang bersangkutan telah meninggal dunia, selama harta waqaf masih memberikan manfaatnya pada orang banyak. Berdasarkan uraian di atas mengenai waqaf ahly dan khairy di peroleh simpulan bahwa waqaf khairi lebih bersifat umum, yakni bagi orang bayak sehingga kemungkinan jarang menimbulkan fitnah di kemudian hari. Sebaliknya, waqaf ahly rentan terhadap sengketa dalam keluarga. 2.1.4 Rukun dan Syarat Waqaf Dalam ibadah waqaf ada beberapa rukun dan syarat yang harus di penuhi yaitu: a. Orang yang mewaqafkan Orang yang mewaqafkan harta di sebut Waqif, syaratnya adalah: 6
  • 7. 1. Baligh dan Rasyid, artinya sang waqif harus orang yang mampu mempertimbangkan segala sesuatu dengan jernih. Tidak syah hukumnya jika waqaf di lakukan oleh anak-anak, orang gila atau orang yang kurang waras, dan hamba sahaya. 2. Tidak punya hutang 3. Dengan kemauan sendiri atau bukan karena terpaksa oleh sesuatu atau seseorang. 4. Waqaf tidak boleh di batalkan. b. Harta yang di waqafkan Harta yang di waqafkan di sebut Mauquf, syaratnya adalah: 1. Zat benda yang di waqafkan adalah tetap, tidak epat habis atau rusak agar dapat di gunakan dalam waktu lama. 2. Batas-batasnya harus jelas. 3. Waqaf tidak boleh di batalkan. c. Penerimaan waqaf di sebut Mauquf alaih, syaratnya adalah: 1. Dewasa, Bertanggung jawab, dan mampu melaksanakan amanat 2. Sangat membutuhkan, Tidak sah berwaqaf kepada pihak yang tidak membutuhkannya. d. Pernyataan waqaf atau yang di sebut dengan Sigat, yaitu pernyataan orang yang mewaqafkan dan merupakan tanda penyerahan barang atau benda yang di waqafkan. Sigat dapat di nyatakan secara lisan atau tertulis. Sigat harus di nyatakan secara je;as bahwa telah melepaskan haknya atas benda tersebut untuk di waqafkan. Ketegasabn tersebut di perlukan agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Untuk sahnya amalan waqaf, kita sebaiknya memperhatikan ketentuan syaratsyarat berikut: a. Waqaf tidak di batasi oleh waktu atau keadaan. b. Harta waqaf harus dapat di manfaatkan tanpa mengurangi nilai asetnya. Dengan demikian tidak sah waqaf dengan uang tunai karna nilai uang sering tidak stabil. c. Harta waqaf merupakan harta yang dapat di perjual belikan sehingga dapat di nilai dengan mudah. d. Harta waqaf bukanlah sesuatu yang secara alam dapat berkurang atau menyusut melalui proses pembusukan atau penguapan. e. Harta waqaf yang telah di serahkan tidak boleh di miliki perorangan atau badan terhadap harta tersebut sudah di hentikan, dan pemilikan kembali kepada allah swt. Adapun kitab lain menjelaskan syarat-syarat waqaf adalah sebagai berikut: a. Barang yang di waqafkan adalah Berupa barang yang dapat di ambil manfaatnya serta keadaannya bisa bertahan lama. b. Perwaqafan tidak berupa barang yang terlarang. Artinya yang di haramkan, maka tidak saah wakaf untuk membangun gereja karena untuk beribadah orang Nairani.(2) 2.1.5 Barang yang sah dan tidak sah di waqafkan Tidak semua barang atau benda menurut ketentuan islam sah untuk di waqafkan, namun terdapat beberapa jenis barang dan benda yang tidak sah untuk di waqafkan. 1 Para ulama sepakat bahwa jenis barang dan benda yang sah untuk di waqafkan dapat berupa tanah, perabot yang dapat di pindahkan, mushaf, kitab, atau senjata apa saja yang boleh di perjual belikan dan kebolehan memanfaatkan serta tetap utuhnya 1 7
  • 8. barang. Sementara itu, meskipun barang dapat di perjual belikan seperti binatang, para ulama‟ sepakat termasuk barang yang tidak sah untuk di wakafkan. Seseorang tidak sah mewaqafkan barang-barang yang cepat rusak apabila di manfaatkan. Seperti uang, lili, makanan, minuman, dan segala yang cepat rusak seperti bau-bauan dan tumbuhan aromatik. Di samping itu, seseorang tidak boleh mewaqafkan apa yang tidak boleh di perjual belikan dalam islam, seperti babi, anjing, binatang buas, dan barang tanggungan (borg). 2.1.6 Pengelolaan Waqaf Untuk menjamin agar harta benda waqaf tetap berfungsi sesuai dengan tujuan waqaf, yakni menggekalkan manfaat benda waqaf, sebaiknya juga di perlukan badan pengelola yang profosional dan cakap dalam ilmu administrasi, agar pengelolaan harta waqaf benar-benar baik dan tidak di salah gunakan. Para pengelola waqaf di sebut Nazir, dalam pengelolalan benda waqaf , sebaiknya si serahkan kepada nazir yang memiliki kriteria yaitu: a. Harus berakal sehat. b. Cukup umur (dewasa). c. Harus dapat di percaya. d. Profesional (memahami hal-hal yang berkaitan dengan harta waqaf). e. Cakap dalam ke administrasian. Badan pengelolaan waqaf berhak mendapat imbalan Jasauntuk keperluan hidupnya. Imbalan juga di ambil dari harta waqaf itu sendiri. Imbalan Jasa sangat penting karena dapat meningkatkan kinerja nazir lebih baik. Kebolehan mengambil imbalan jasa berdasarkan sabda Nabi saw yang artinya: “ Dan tidak ada halangan bagi orang yang mengurusinya untuk memakan sebagian darinya dengan cara yang ma‟ruf”. Nakzir berhak mengatur benda waqaf untuk kepentingan komersial sehingga memberi keuntungan yang besar dan hasilnya di gunakan untuk kepentingan orang banyak. Saat ini banyak orang yang mewaqafkan tanahnya agar di manfaatkan untuk kepentingan umum, seperti: rumah, sekolah, masjid, rumah sakit, atau panti-panti. (3) 2.7Waqaf terhadap orang Kaya Wakaf adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada allah AZZA WAJALLA, apabila pewaqaf mensyaratkan seseatu yang tidak merupakan pendekatan kepadanya seperti mensyaratkan bahwa waqaf itu tidak akan di berikan kecuali kepada orang kaya, maka dalam hal ini ulama‟ berselisih pendapat, di antara mereka yang berpendapat waqaf yang demikian itu karena bukan perbuatan maksiat, di antara mereka ada pula yang melarangnya sebab syarat itu merupakan syarat yang batil karena di berikan kepada yang tidak bermanfaat bagi pewaqaf baik dalam urusan dunia maupun agamanya. 2.1.7 Menggati Benda Waqaf Adapun pengganti apa yang di waqafkan dengan yang lebih baik darinya seperti dalam penggantian hadiah maka yang demikian ada 2 macam yaitu: Pertama: Penggantian karena kebutuhan misalnya: karena rusak maka barang waqaf itu di jual dan harganya di pergunakan untuk membeli apa yang dapat mengganti Kedua: pengganti dengan kepentingan yang lebih kuat. Misalanya: mengganti masjid dengan yang lebih layak bagi penduduk setempat dan masjid yang lama di jual untuk biaya penggantian tersebut. Hal ini boleh menurut Ahmad Ibnu Hanbal dan ulama- ulama‟ lainnya. (4) 8
  • 9. 2.1.8 Pelaksanaan Waqaf di Indonesia a. Landasan 1) Peraturan pemerintah no. 28 tahun 1977 2) Peraturan mentri dalam negri no. 1 tahun 1977 3) Peraturan mentri Agama no. 1 tahun 1998 4) Peraturan direktur Jendral bimbingan Masyarakat islam No.kep/p/75/1978 (5) b.Tata cara pewaqafan tanah milik 1) Calon waqif harus datang di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Waqaf (PPAIW) untuk melaksanakan ikrar waqaf. 2) Untuk mewaqafkan tanah miliknya, calon waqif harus mengikrarkan secara lisan, jelas dan tegas kepada nadhir/ nazir yang telah di syahkan di hadapan PPAIW yang mewilayahi tanah waqaf dan di akhiri saksi-saksi dan menuangkannya dalam bentuk-bentuk tertulis atau dengan surat. 3) Calon waqif yang tidak dapat datang di hadapan PPAIW membuat ikrar waqaf seara tertulis dengan persetujuan kepala kantor Departemen Agama Kabupaten/ kodya yang mewilayahi tanah waqaf yang di bacakan kepada nadhir/ nazir di hadapan PPAIW yang mewilayahi tanah waqaf serta di ketahui saksi. 4) Tanah yang di waqafkan baik seluruhnya maupun sebagian harus merupakan tanah dan milik harus bebas dari beban ikatan, jaminan, sitaan atau sengketa. 5) Saksi ikrar waqaf sekurang-kurangnya dua yang telah dewasa, sehat akalnya, segera setelah ikrar waqaf, PPAIW membuat Ikrar Akta Waqaf Tanah. c.Surat yang harus di bawa dan di serahkan oleh waqaf kepada PPAIW Sebelum melaksanakan ikrar waqaf, calon waqif harus membawa serta dan menyerahkan kepada PPAIW surat0surat berikut: 1) Sertifikat hak milik atau sertifikat sementara pemilikan tanah (model E). 2) Surat keterangan kepala yang di perkuat oleh camat setempat yang menerangkan kebenaran kepemilikan tanah dan tidak bersangkut suatu perkara dan dapat di waqafkan. 3) Idzin Bupati / Walikota cq Subdit Agraria setempat. d.Nadhir, Hak dan kewajiban Nadhir / Nazir adalah kelompok orang atau badan hukum indonesia yang di serahi tugas pemeliharaan dan pengurusan waqaf. 1) Hak Nadhir a) Nadhir berhak menerima penghasilan dari hasil tanah waqaf yang di tentukan oleh Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten /Kotamadya dengan tidak melebihi 10% dari hasil bersih tanah waqaf. b) Nadhir dalam menunaikan tugasnya dapat menggunakan fasilitas yang jenis dan jumlahnya di tetapkan oleh kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten / Kotamadya. 2) Kewajiban Nadhir Kewajiban Nadhir adalah Mengurus dan mengawasi harta kekayaan waqaf dan hasilnya antara lain: a) Menyimpan dengan baik lembar kedua salinan akta Ikrar waqaf b) Memelihara dan memanfaatkan tanah waqaf serta berusaha meningkatkan hasilnya c) Menggunakan hasil waqaf sesuai dengan ikrar waqaf. (6) 9
  • 10. 2.1.9 Hikmah waqaf Hikmah waqaf di antaranya adalah : 1. Memberi pelajaran agar tidak kikir terhadap harta dan juga tolong –menolong terhadap sesama manusia. 2. Menghimpun dana bagi pengembangan dan kelangsungan syiar islam di suatu daerah. 3. Memberikan kesempatan pada umat islam untuk menabung amal atau beramal jariyah yang waktunya relatif lama dan dapat di manfaatkan masyarakat umum. 4. Dengan waqaf banyak anggota masyarakat yang terbantu karena waqaf adalah salah satu bentuk realisisasi solidaritas dan persaudaraan sesama manusia, khususnya sesama muslim. 5. Bila di lihat dari segi hukum, ibadah waqaf berbeda denga zakat yang hukumnya wajib. Waqaf hukumnya sunnah yang di anjurkan hannya bagi orang-orang yang mampu saja. (7) B.SHODAQOH 2.2.1 Pengertian Sedekah Shodaqoh yang dalam bahasaa indonesia sering di sebut dengan sedekah, yaitu memberikan sesuatu kepada orang lain dengan megharapkan keridhoan dari allah semata. Berkaitan dengan hal tersebut Allah telah berfirman di dalam QS. Al-Baqoroh: 272 sebagai berikut: (dalil) Atinya: 10
  • 11. “Dan janganlah kamu berinfaq melainkan karena mencari ridho allah. Dan apapun harta yang kamu infakkan, niscaya kamu akan di beri (pahala ) secara penuh dan kamu tidak akan di zalimi (di rugikan)”. (Qs. Al-Baqoroh:272 )(1) 2.2.2 Dasar Hukum Shodaqoh Hukum shodaqoh adalah sunnah, hal ini sesuai dengan perintah Allah swt sebagai berikut: Artinya: “Dan bersedekahlah kepda kami. Sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang yang bersedekah.” (Yusuf:88) Allah juga bderfirman sebagai berikut: Artinya: “Dan janganlah kamu berinfak, melainkan karna menacri ridho allah. Dan apapun harta yang kamu infakkan, niscaya kamu akan di beri (pahala) secara penuh dan kamu tidak akan di zalimi (di rugikan ).” (Al-Baqoroh:272) Dalam sebuah hadist rosulullah bersabda: Artinya: “Seseorang telah datang kepada nabi saw, lalu ia bertanya, Wahai rosulullah, Shodaqah yang bagaimanakah yang lebih besar pahalanya? Rosulullah bersabda, “Shodaqoh dalam keadaan sehat dengan harta yang sangat di sayangi serta takut miskin dan ingin kaya. Dan jangan menunda-nunda bersedekah sehingga ruh telah sampai di tenggirikan (sekarat) lalu berwasiat untuk Fulan sekian untuk Fulan yang lain sekian.” (HR. Muttafaq „Alaih ) Hal ini sesuai dengan firman allah: (dalil) Artinya: “ Dan memberikan harta yang di cintainya kepada kerabat, anak yati, orangorang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta.” (AlBaqoroh : 177) (2) 2.2.3 Rukun Dan Syarat Sedekah Rukun dan syarat sedekah adalah sebagi berikut: a. Orang yang memberi, Syaratnya orang yang memiliki benda itu dan berhak untuk memperedarkannya. 11
  • 12. b. Orang yang di beri, Syaratnya berhak memiliki. Dengan memiliki tidak sah memberi kepada anak yang masih dalam kandungan ibunya atau memberi binatang, karena keduanya tidak berhak memiliki sesuatu. c. Ijab dan Qobul. Ijab adalah pernyataan pemberian dari orang yang memberi, sedangkan qobul adalah pernyataan penerimaan dari orang yang menerima pemberian. d. Barang yang di berikan. (3) 2.2.4 Tata Cara Penggunaan Shodaqoh 1. Diberikan secara sembunyi-sembunyi, tidak terang-terangan, tidak di pamerkan. 2. Sedekah dapat di berikan setiap saat, yang terbaik adalah di bulan Ramadhon. 3. Jumlahnya tidak di batasi, tetapi sebanyak-banyaknya seperti abu bakar menyedekahkan seluruh hartanya. 4. Di utamakan kepada orang yang sangat membutuhkan 5. Brang yang di berikan bebas, asal halal. 6. Besedekah kepada keluarga dekat. (4) 2.2.5 Keutamaan dan Manfaat Sedekah a. Memperoleh kebaikan Dalam surat Al Imron :92 Allah berfirman : (dalil) Artinya: “Kamu sekali-kali tidak sampai pada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. ” (Qs. Al Imron: 93) b. Balasannya berlipat ganda Allah swt berfirman : (dalil) Artinya: “Perumpamaan (nafkah yang di keluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir, seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang di kehendaki. Dan Allah maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui”. (Qs. Al Baqoroh: 261) c. Menghapus kesalahan Rosulullah bersabda: (dalil) Artinya: 12
  • 13. “Sedekah itu menghapuskan kesalahan seperti air memadamkan api”. (HR. At-Tirmidzi) d. Menyelamatkan dari neraka Rosulullah bersabda: (dalil) Artinya: “Bentengilah diri kalian dari neraka walau denga sebuah kurma”. (HR. Bukhori-muslim) e. Obat bagi orang sakit Rosulullah bersabda: (dalil) Artinya: “Obatilah orang-orang sakit dari kalangan kalian dengan bersedekah.” (Hadist Hasan )(5) C.HIBAH 2.3.1 Pengertian Hibah Hibah menurut bahasa adalah pemberian. Menurut istilah, hibah ialah pemberian harta dari seseorang kepada orang lain dengan alih kepemilikan untuk di manfaatkan sesuai kegunaanya dan langsung pindah pemilikannya saat akad hibah di nyatakan. Pemberian di sebut hibah apabila dalam pemberian harta kepada orang lain tersebut di dasarkan atas rasa kasih sayang, juga di latar belakaangi oleh perasaan iba ( kasihan). Contohnya adalah pemberian hibah seorang ayah kepada anaknya untuk mengembangkan usaha guna menopang kehidupannya sehari-hari. 2.3.2 Hukum Hibah 13
  • 14. Pada dasarnya memberikan sesuatu kepada orang lain hukumnya adalah mubah (jaiz), yakni mmberi dan boleh juga tidak memberi. Dari hukum asala mubah tersebut, hukum hibah dapat menjadi wajib, haram dan makruh. a. Wajib Hibah yang di berikan kepada istri dan anaknya hukumnya wajib sesuai kemampuannya. Hal itu di dasrkan pada anak dan istri menjadi tanggung jawab suami. Agar tidak menimbulkan rasa iri, sebaiknya hibah kepada anak di berikan secara adil. Sesunggunya dengan hal tersebut, Rosulullah saw bersabda: (dalil) Artinya: “Bertaqwalah kalian kepada allah dan berbuat adillah terhadap anak-anak kalian”. (HR. Muslim) b. Haram Hibah menjadi haram hukunya apabila harta yang telah di hibahkan di tarik kembali. Rosulullah saw bersabda: (dalil) Artinya: “Orang yang meminta kembali hibahnya seperti orang yang meminta kembali ( menelan ) muntahnya”. (HR. Bukhori Muslim) Hukum haram menarik kembali hibah ini tidak berlaku bagi hibah seorang ayah kepada anaknya. Jadi di perbolehkan seorang ayah menarik kembali hibah yang di berikan, mengingat anak dan harta itu sebenarnya adalah milik ayahnya. Rosulullah saw bersabda dalam sebuah hadist (dalil) Artinya: “Seseorang tidak halal memberi sesuatu kemudian menariknya kembali, kecuali seorang ayah terhadap sesuatu yang ia berikan kepada anaknya”. (HR.Ibnu majjah) c. Makruh Menghibahkan sesuatu dengan maksud mendapatkan sesuatu, baik berimbang maupun lebih banyak, hukumnya adalah makruh. Misalnya, ada seseorang menghibahkan sesuatu kepada orang lain dengan maksud orang tersebut membalasnya dengan pemberian yang lebih banyak. Orang yang menghibahkan sesuatu hendaknya dengan niat ikhlas untuk membantu orang lain dan hanya mengharapkan ridho dari Allah semata. Untuk lebih jelasnya perhatikan ilustrasi berikut! Pak sholeh adalah seorang muslim yang taat dalam beribadah. Dia seorang yang sederhana dan banyak menyerahkan dirinya kepada allah dengan cara menghidupkan masjid. Dia karuniai 2 orang putra dan satu orang putri yang kesemuanya sudah memasuki usia dewasa.Berkat rahmat dari Allah,ia mempunyai sebidang tanah.Suatu hari pak Soleh mengumpulkan 3 orang putra putrinya dan memberikan sebidang tanahnya untuk di bagikan kepada 3 14
  • 15. anakny.Tindakan yang dilakukan pak Soleh kepada 3 orang putranya inilah yang disebut dengan “Hibah”. 2.3.3 ketentuan hibah Hibah dapat dianggap sah apabila pemberian sudah mengalami proses serah terima. Jika hibah itu baru diucapkan dan belum terjadi serah terima maka yang demikian belum termasuk hibah. Jika barang dihibahkan itu telah diterima maka yang menghibahkan tidak boleh meminta kembali, kecuali yang memberi itu orang tuanya sendiri (ayah/ibu) kepada anaknya. Jika seorang ayah melihat bahwa dengan hibah tersebut, seorang anak justru menjadi lebih nakal/ terjerumus dalam kehidupan yang tidak diridhoi Allah dan makin tidak teratur, si ayah boleh menarik kembali hibahnya. Selain hibah seorang ayah terhadap anaknya, pemberi hibah tidak boleh menarik hibahnya hibahnya kembali. Hal tersebut dikemukakan oleh Rosulullah saw dalam hadits berikut. Dalil Artinya: “ Dari Ibnu Abbas ra, Dia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “seseorang tidak boleh memberi sesuatu kemudian menarik kembali pemberian itu, kecuali pemberiaan ayah terhadap anaknya.Perumpamaan orang yang memberikan sesuatu menarik kembali pemberiannya itu, seperti anjing yang menjilat kembali muntahnya”.(HR.Abu Dawud) 2.3.4 Rukun Hibah a) Orang yang memberikan hibah (Wahib) b) Orang yang diberi hibah (mauhub lahu) c) Barang yang dihibahkan (mauhub) d) Akad (ijab dan kabul) misalnya si pemberi menyatakan “ saya hibahkan atau berikan kepadamu “ si penerima menjawab” ya. Saya terima”. 2.3.5 Syarat Hibah Syarat-syarat hibah ada yang berhubungan dengan wahib (pemberi hibah): a) Sudah baligh artinya sudah mencapai umur dewasa. b) Dilakukan atas dasar kemauan sendiri dan ikhlas. c) Orang dibenarkan melakukan tindakan hukum. d) Orang yang berhak memiliki atas barang yang dihibahkan itu. Syarat-syarat orang yang menerima hibah hendaknya penerima hibah itu terbukti adanya pada waktu di lakukan hibah. Syarat-syarat barang yang di hibahkan : a) Barang yang di hibahkan itu jelas terlihat wujudnya. b) Barang yang di hibahkan adalah barang yang memiliki nilai atau harga. 2.3.6 Macam-macam Hibah Hibah ada 2 macam: a) Hibah barang, ada yang bermaksud mencari pahala ada yang tidak. Hibah yang di maksud mencari pahala, ada yang di maksud untuk keridhoan allah dan keridhoan makhluk. 15
  • 16. b) Hibah manfaat, terdiri dari hibah berwaktu (hibah muajjalah) dan hibah seumur hidup (an amri ). hi hibah majalah termasuk dalam kategori pinjaman (ariyah) karena setelah lewat jangka waktu tertentu barang yang di hibahkan manfaatnya itu harus di kembalikan. Hibah seumur hidup terdapat beberapa manfaat: a. Imam syafi‟i, Abu hanifah, ats- tsauri dan ahmad berpendapat bahwa hibah tersebut adalah hibah yang terputus sama sekali yaitu hibah terhadap pokok barangnya. b. Imam malik dan pengikutnya berpendapat bahwa penerima hibah tersebut hanya mendapat hak guna atau manfaat saja. c. Daud dan Abu tsauri‟ berpendapat apabila pemberian di tunjukkan kepada seorang dari keturunannya, maka barang tersebut menjadi milik orang yang di beri hibah selamanya. 2.3.7 Mencabut Hibah Jumhur ulama‟ berpendapat haram mencabut hibah meskipun pemberian itu di lakukan antara saudara atau suami istri, kecuali pemberian orang tua terhadap anaknya. Jumhur ulama‟ berpendapat orang yang memberi shodaqoh kepada anaknya lalu anaknya meninggal dunia sesudah menguasai barang tersebut ia dapat mewarisinya begitu pula sebaliknya. 2.3.8 Beberapa Masalah Mengenai Hibah a. Pemberian orang sakit yang hampir meninggal. Bila orang sakit hampir meninggal memberikan sesuatu keoada orang lain maka hukumnya seperti wasiat yaitu penerima harus bukan ahli waris dan jumlahnya tidak lebih dari sepertiga harta. b.Penguasaan orang tua atas hibah untuk anak. Jumhur ulama‟ berpendapat bahwa seorang bapak boleh menguasai barang yang di hibahkan olehnya kepada anaknya yang masih kecil dan berada dalam perwaliannya atau kepada anak yang sudah dewasa tetapi masih lemah akal. c.Melebihkan pemberian terhadap sebagian anak. Tidak halal seseorang melebihkan pemberian terhadap anak atas sebagian yang lain karena hala itu menyalahi adat dan memutuskan persaudaraan yang di perintahkan allah untuk memper erat. 2.3.9 Tata Cara Pelaksanaan Hibah 1. Pemberian hibah haruslah yang menjadi miliknya, bukan milik orang lain. Jika seseorang sakit memberikan hibah, maka hibah yang dikeluarkan adalah sepertiga dari harta peninggalan (tirkah) 2. Penerima hibah adalah tidak terbatas hanya kaum muslimin saja, tetapi seluruh umat manusia 3. Benda yang dihibahkan harus berwujud dan jelas 4. Harus ada sighat aakad hibah dengan pasti dan jelas, yaitu ijab dan qabul seperti seseorang mengatakan “saya hibahkan ini kepada kamu”. 2.3.10 Hikmah Hibah a. Dapat membantu si penerima hibah dari berbagai kesulitan hidup. 16
  • 17. b. Untuk mengakrapkan silaturrahmi dan menjinakkan hati serta meneguhkan kecintaan di antara sesamanya. c. Mendapat perlindungan dari allah swt. d. Terhindar dari api neraka di akhirat kelak. D. HADIAH Dalam bahasa sehari-hari kata hadiah bukan lagi menjadi istilah yang asing. Kita sering mendengarnya bahkan sering menerima atau memberi hadiah dari atau kepada orang lain. 2.4.1 Pengertian Hadiah Hadiah ialah Pemebrian seseorang kepada orang lain dalam rangka untuk memberikan penghormatan atas prestasi yang telah di raih atau sebagai ungkapan rasa terimakasih kepadanya. Roaullullah menganjurkan kepada umatnya agar saling membri hadiah karena yang demikian itu dapat menumbuhkan kecintaan dan saling menghormati antara sesama dan menghilangkan kedengkian. Nabi saw besabda: (dali) Artinya : “ Dari Abu hurairoh bahwasannya nabi saw bersabda : Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai”. (HR. Bukhori) 2.4.2 Dasar Hukum Hadiah Hukum hadiah adalah sunnah. Nabi saw bersabda : (dalil) Artinya : “Dari abu hurairoh, dan Nabi saw. Beliau bersabda, “Andaikan saya di undang untuk makan sepotong kaki atau lengan binatang pasti akan saya kabulkan undangan itu dan andaikan sepotong kaki atau lengan binatang itu di hadiahkan kepadaku, akan saya terima”. (HR. Al Bukhori ) Dalam hadist yang lain, Rosulullah saw bersabda: (dalil) Artinya : “ Rosulullah saw menerima hadiah dan beliau selalu membalasnya”. (HR. Albahzar). 2.4.3 Rukun Hadiah 17
  • 18. 1. Orang yang memberi, syaratnya orang yang memiliki benda itu dan berhak mentasharrufkan 2. Orang yang di beri, syaratnya orang yang berhak menerima 3. Ijab dan Qobul 4. Barang yang di berikan, syaratnya barang yang dapat di jual 2.4.4 1. 2. 3. 4. Syarat Hadiah Orang yang memberi harus sehat akalnya dan tidak di bawah perwalian orang lain. Penerima bukanlah orang yang meminta-minta Penerima haruslah orang yang berhak untuk memilikinya. Barang atau benda yang di berikan harus ada guna dan manfaatnya. 2.4.5 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tata Cara pelaksanaan Hadiah Di berikan kepada orang-orang yang kita cintai Di berikan kepada orang yang telah menyenangkan kita Di berikan kepada orang yang telah berprestasi Barang yang di berikan bebas asal halal Di berikan kepada siapa saja Harus ada sigat akad hadiah dengan pasti dan jelas, yaitu ijab dan qobul, seperti seorang mengatakan, “Saya hadiahkan piala ini kepada kamu atas prestasimu di bidang sains”. 2.4.6 Hikmah Hadiah a. Dapat mengurangi beban hidup pihak yang di beri, khususnya keluarga yang miskin. b. mempererat tali silaturrahim (persaudaraan) antara yang memberi dan yang di beri. c. Semakin berkurangnya jurang pemisah antara orang yang mampu (memberi) dan dan yang kurang mampu. d.Terwujudnya kerukunan hidup bertetangga dan bermasyarakat. e. Memberi kemaslahatan dari orang yang berprestasi (khususnya pemberi hadiah) f. Dapat menumbuh kembangkan sikap gotong royong dan tolong menolong. 2.4.7 Persamaan dan Perbedaan Shodaqoh, Hibah dan Hadiah Berdasarkan uraian di atas, ke tiga bentuk infak ( sedekah, hibah dan hadiah ) memiliki persamaan dan perbedaan sebagai berikut: a. Persamaan 1. Sedekah, hibah dan hadiah merupakan wujud kedermawanan yang di miliki seseorang atau suatu kelompok organisasi. 2. Sedekah, hibah dan hadiah di berikan secara cuma – Cuma tanpa mengharapkan pemberian kembali dalam bentuk atau wujud apapun. b. Perbedaan . 1. Sedekah dan hibah di berikan kepada seseorang karena rasa iba, kasih sayang atau ingin mempererat persaudaraan. 18
  • 19. 2. Hadiah di berikan kepada seseorang sebagai imbalan jasa atau penghargaan atas prestasi yang di capai. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dengan penulisan makalah ini, kami dapat menarik beberapa kesimpulan tentang beberapa permasalahan yang berkaitan dengan materi yang sedang di kaji pada makalah ini. Berikut ini adalah beberapa kesimpulan yang dapat kami tarik:  Akad wakaf tidak akan batal meskipun salah satu pihak yang berakad meninggal dunia, karena akad wakaf masih bisa di lanjutkan oleh ahli waris pihak yang bersangkutan. 19
  • 20.  Wakaf kepada orang kaya sebenarnya tidak di haramkan, akan tetapi wakaf yang demikian itu di aggap mubazir karena harta wakaf di serahkan kepada orang yang tidak membutuhkannya.  Berikut ini adalah tata cara pengelolaan wakaf, yaitu: Untuk menjamin agar harta benda wakaf tetap berfungsi sesuai dengan tujuan wakaf, yakni mengekalkan manfaat benda wakaf sebaiknya juga di perlukan badan pengelola yag profesional dan cakap dalam ilmu administrasi, agar pengelolaan harta wakaf benar- benar baik dan tidak di salah gunakan. Pengelola wakaf di sebut Nazir, dalam pengelolaan benda wakaf sebaiknya di serahkan kepada Nazir yang memiliki kreteria yaitu: a. Harus berakal sehat. b. Cukup umur atau dewasa. c. Harus dapat di percaya. d. Profesional atau memahami hal- hal yang berkaitan dengan pengurusan harta wakaf. e. Caka dalam ke administrasian. Bahan pengelola wakaf berhak mendapatkan imbalan jasa untuk keprluan hidupnya. Imbalan jasa di ambil dari harta wakaf itu sendiri. Imbalan jasa sangat penting karena dapat meningkatkan kinerja nazir lebih baik. Kebolehan mengambil imbalan jasa berdasarkan sabda nabi saw yang artinya : “ Dan tidak ada halangan bagi orang yang mengurusinya, untuk memakan sebagian darinya dengan cara yang makruf”. Nazir berhak mengatur benda wakaf untuk kepentingan komersial sehingga memberi keuntungan yang besar dan hasilnya di gunakan untuk kepentingan orang banyak. Saat ini banyak orang yang mewakafkan tanahnya agar di manfaatkan untuk kepentingan umum seperti rumah, sekolah. Masjid, rumah sakit ataupun panti-panti.  Apabila harta atau tanah waqaf di salh gunakan oleh ahli waris, maka yang berdosa adalah ahli waris karena pewakaf sebenarnya telah memberi amanat untuk mewaqafkan tanahnya untuk kepentingan yang bermanfaat.  Apabila pada hari perayaan natal kita mendapatkan sebuah hadiah dari orang non muslim maka hukumnya boleh saja, asalkan hadiah yang kita terima itu tidak mempengaruhi kita untuk menjadi murtad.  Mencabut kembali hibah yang telah di berikan itu hukumnya haram, kecuali hibah orang tua kepada anaknya. Karena mencabut kembali hibah yang telah di berikan sama halnya dengan menelan kembali ludah yang telah di muntahkan. BAB IV DAFTAR PUSTAKA 1. Muttaqin Zainal, MA.Drs. Abyan Amir, MA. 2008. Pendidikan Agama Islam Fiqih 2. Departemen Agama RI. 2000. Fiqih Untuk Madrasah Aliyah Kelas II Jakarta 3. Munirul, Mag . 2010. Fiqih kelas VIII Semester Genap. Lamongan : UD Rizman Cendikia 20
  • 21. 4. Drs. Malik Abdul, Drs. Asyadi 2009. Fiqih kelas X. Surakarta : Putra Nugroho 5. Team Al- Azhar. 2009 . Al Azhar Fiqih kelas VIII Semester Genap. Driyorejo Gresik : Cv Putra Kembar Jaya 6. Sarjono 2008. Fokus Fiqih kelas VIII Semester I Solo : Cv Sindhunata 7. Abdur Rahman, Rolly. Sri Wahyuni, Yayuk 2005. Fiqih X MA. Jawa Timur 8. Departeman Agama Jawa Timur. 2008. Fiqih 2A. Surabaya 9. Tim Guru PAI MA. 2008. Modul fiqih. Siagen:Akik Pusaka 10. Husain Bin Ahmad. 2007. Fatrul Qorib. Surabaya: Huda Nurul 21