Reviewing Mushtarak Waqf as an investment instrument and the application of risk management for Nazhir is an alternative investment for Muslims in running the Sharia economy as a step to leave Riba, which can save the lives of the world and the hereafter. Waqf Mushtarak is a form of pious charity taught by the Apostles in accordance with the Qur'an and Sunnah, which can provide benefits to the endowment and/or heirs and the goodness of other Muslims as brothers and sisters in the faith.
KONSEP DASAR ILMU PEMASARAN DAN MEMAHAMI BAGAIMANA PEMASARAN SECARA HOLISTIK
ย
MENGKAJI WAKAF MUSYTARAK SEBAGAI INSTRUMENT INVESTASI
1. MENGKAJI WAKAF
MUSYTARAK SEBAGAI
INSTRUMENT INVESTASI DAN
PENERAPAN MANAJEMEN
RESIKO BAGI NAZIR
Disampaikan Oleh:
Setiono Winardi Email: maswin1967@gmail.com
Tim Pakar Yayasan Pinter M. +62 813 1542 1509, Wa. +62 817 9875 789
https://uij.academia.edu/winardi67 & https://www.slideshare.net/setionow
Pada Acara Seminar Online
4 Juli 2020
2. DALIL DAN DASAR HUKUM
1. QS. Al-Hajj 22: Ayat 77
2. QS. Ali-Imran 3: Ayat 92
3. Undang-undang No. 41 tahun 2004
4. Peraturan Pemerintah No. 42 tahun
2006
5. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun
2018
3. PENGERTIAN WAKAF
Pengertian wakaf secara bahasa
(lughowi) adalah menahan. Secara
istilah, wakaf adalah menahan harta
yang dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan umum tanpa mengurangi
nilai harta.
4. JENIS WAKAF
1. Wakaf khairi adalah wakaf yang diberikan semata-mata
untuk amal kebajikan yang terdiri atas:
Pertama, Wakaf umum yaitu wakaf yang manfaatnya
diperuntukan bagi kesejahteraan umum atau penerima
manfaatnya (mawquf alayh) tidak disebutkan secara
spesifik baik individu-individu, organisasi atau lembaga.
Kedua, Wakaf khusus yaitu wakaf yang penerima
manfaatnya (mawquf alayh) disebutkan secara spesifik di
mana wakif menetapkan individu-individu, organisasi,
atau lembaga yang akan menerima manfaat atau hasil
dari pengelolaan wakaf.
5. 2. Wakaf ahli adalah wakaf yang manfaatnya
diperuntukan bagi keluarga wakif;
3. Wakaf musytarak adalah wakaf kombinasi
antara wakaf khairi dan wakaf ahli di mana
manfaat atau hasil wakaf sebagiannya
diperuntukan bagi kesejahteraan umum dan
sebagiannya lagi diperuntukan bagi keluarga
wakif.
6. DALIL WAKAF MUSYTARAK
1. QS. Al-Baqarah 2: Ayat 201
2. Riwayat Rasulullah pada Perang Uhud (3H)
dan Sahabat pada penaklukan Khaibar (7H)
7. RIWAYAT
Dalam berwakaf-pun demikian, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam beserta
sahabatnya berwakaf dengan mendahulukan atau mengikut sertakan kaum kerabat
dalam daftar penerima manfaat dari wakaf tersebut.Pasca Perang Uhud (3 H),
Rasulullah Shallallahu โAlaihi Wasallam mendapatkan ghanimah berupa kebun
Mukhairik. Maka beliau wakafkan kebun ini, yaitu satu tahun hasilnya untuk
nafkah keluarganya sedangkan selebihnya untuk membeli kuda perang, senjata dan
kepentingan kaum muslimin lainnya.
Demikian pula ketika sekitar 4 tahun kemudian โ pasca penaklukan Khaibar (7 H)
โ ketika Umar R.A mendapatkan kebun terbaik sepanjang hidupnya. Beliau-pun
mewakafkan kebun ini untuk kaum fakir, kaum kerabat, hamba sahaya, sabilillah,
ibnu sabil, tamu kaum muslimin dan tidak dilarang bagi pengelolanya untuk ikut
memakannya dengan cara yang baik.Dari contoh-contoh wakaf tersebut, ulama
kemudian memformulasikan bahwa wakaf itu ada tiga jenis yaituwakaf ad-dzurri
(wakaf ahli, untuk keluarga), wakaf al-khairi (untuk kebaikan umum) dan wakaf
musytarak atau kalau dalam bahasa Inggris biasa ditulis waqf mushtarak (wakaf
gabungan atau wakaf kombinasi antara ad-dzurri dan al-khairi).
8. HARTA WAKAF
Menurut Undang-undang Nomer 41
tahun 2004 dan Menurut Peraturan
Pemerintah No. 42 tahun 2006
1. Harta tidak bergerak
2. Harta bergerak selain uang
3. Harta bergerak uang
9. COMMON PRACTISE
Wakaf Musytarak adalah
menjalankan, mengoperasikan dan
mengelola suatu proyek (bisnis) untuk
menciptakan keuntungan sebesar-
besarnya, dan mendistribusikannya
kepada para pihak yang telah
ditentukan sebelumnya oleh dan
antara Wakif dan Nazhir.
10. NAZHIR
Menurut Undang-undang No. 41
tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah
No. 42 tahun 2006
1. Perseorangan;
2. Organisasi;
3. Badan hukum.
11. RISKS MANAGEMENT
1. Hard Skill, adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk
sebuah pekerjaan yang merupakan kemampuan spesifik dan
jadi salah satu deskripsi pekerjaan.
The Balance Career, hard skill bisa kita peroleh dari edukasi
formal seperti perkuliahan, serta deretan program lain
seperti pelatihan, magang, kelas singkat, kelas online,
program sertifikasi, dan juga training di perusahaan.
2. Soft Skill, adalah kepribadian, atribut personal, serta
kemampuan komunikasi yang dibutuhkan untuk sukses
dalam sebuah pekerjaan yang memperlihatkan bagaimana
berinteraksi dengan lingkungan di sekitar.
12. KELEMAHAN
Di dalam UU dan PP, syarat Nazhir
tidak disebutkan kemampuan HARD
SKILL dan SOFT SKILL, sehingga
banyak Wakif meragukan untuk
memberikan wakaf kepada suatu
lembaga, tetapi wakif menjalankan
wakaf dengan sendirinya.
13. TANGGUNG JAWAB NAZHIR
UU No. 41 tahun 2004, pasal 11
1. Melakukan pengadministrasian harta benda
wakaf;
2. Mengelola dan mengembangkan harta benda
wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan
peruntukannya;
3. Mengawasi dan melindungi harta benda
wakaf;
4. Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan
Wakaf Indonesia.
14. PERBAIKAN TANGGUNG JAWAB
NAZHIR
1. Coordinate internal resources and third
parties/vendors for the flawless execution of
projects;
2. Ensure that all projects are delivered on-time,
within scope and within budget;
3. Assist in the definition of project scope and
objectives, involving all relevant stakeholders
and ensuring technical feasibility;
4. Ensure resource availability and allocation;
15. 5. Develop a detailed project plan to monitor and
track progress;
6. Manage changes to the project scope, project
schedule and project costs using appropriate
verification techniques;
7. Measure project performance using appropriate
tools and techniques;
8. Report and escalate to management as needed;
9. Manage the relationship with the client and all
stakeholders;
10. Perform risk management to minimize project
risks
16. 11. Establish and maintain relationships with third
parties/vendors;
12. Create and maintain comprehensive project
documentation;
13. Meet with clients to take detailed ordering briefs
and clarify specific requirements of each project;
14. Delegate project tasks based on junior staff
members' individual strengths, skill sets and
experience levels;
15. Track project performance, specifically to analyze
the successful completion of short and long-term
goals
17. 16. Meet budgetary objectives and make
adjustments to project constraints based on
financial analysis;
17. Develop comprehensive project plans to be
shared with clients as well as other staff
members;
18. Use and continually develop leadership skills;
19. Attend conferences and training as required to
maintain proficiency;
20. Perform other related duties as assigned;
21. Develop spreadsheets, diagrams and process
maps to document needs
18. MENGHINDARI RESIKO
Melakukan Fit and Proper Nazhir
1. Kemampuan Nazhir dalam mendefinisikan
suatu proyek Wakaf Musytarak dalam, "Visi,
Misi, Objective" dalam suatu rencana bisnis
(business plan) secara lengkap dan akurat;
2. Menguasai strategi implementasi (eksekusi)
dari rencana bisnis yang dibuat sehingga bisa
menciptakan revenue untuk membiayai
kegiatan operasi bisnis, dan mendistribusikan
keuntungan kepada para pihak yang sudah
ditentukan;
19. 3. Menyelesaikan berbagai issue,
menghilangkan/memperkecil resiko
kerugian sebagai Exit Strategy;
4. Mampu melakukan akselerasi ROI
dalam suatu bisnis yang selaras
dengan EBITDA dan Net Profit
yang diharapkan.
22. Assalamuโalaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Mengkaji Wakaf Musytarak sebagai Instrumen Investasi dan Penerapan
Manajemen Resiko bagi Nazir
Oleh: Setiono Winardi
Bismillahi rohmani rohim
DASAR HUKUM DAN DALIL WAKAF
1. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan
berbuatlah kebaikan agar kamu beruntung." (QS. Al-Hajj 22: Ayat 77)
2. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya:
"Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang
kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu, sungguh Allah Maha
mengetahui." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 92)
3. Undang-undang No. 41 tahun 2004;
4. Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2006;
5. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2018.
PENGERTIAN WAKAF
Pengertian wakaf secara bahasa (lughowi) adalah menahan.
Secara istilah, wakaf adalah menahan harta yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umum tanpa
mengurangi nilai harta.
JENIS WAKAF
1. Wakaf khairi adalah wakaf yang diberikan semata-mata untuk amal kebajikan yang terdiri atas:
Pertama, wakaf umum yaitu wakaf yang manfaatnya diperuntukan bagi kesejahteraan umum
atau penerima manfaatnya (mawquf alayh) tidak disebutkan secara spesifik baik individu-
individu, organisasi atau lembaga.
23. Kedua, wakaf khusus yaitu wakaf yang penerima manfaatnya (mawquf alayh) disebutkan secara
spesifik di mana wakif menetapkan individu-individu, organisasi, atau lembaga yang akan
menerima manfaat atau hasil dari pengelolaan wakaf.
2. Wakaf ahli adalah wakaf yang manfaatnya diperuntukan bagi keluarga wakif;
3. Wakaf musytarak adalah wakaf kombinasi antara wakaf khairi dan wakaf ahli di mana manfaat
atau hasil wakaf sebagiannya diperuntukan bagi kesejahteraan umum dan sebagiannya lagi
diperuntukan bagi keluarga wakif.
Dalil Wakaf Musytarak
a. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, yang artinya:
"Dan di antara mereka ada yang berdoa, Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan
kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 201)
b. Dalam berwakaf-pun demikian, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam beserta sahabatnya
berwakaf dengan mendahulukan atau mengikut sertakan kaum kerabat dalam daftar penerima
manfaat dari wakaf tersebut.
Pasca Perang Uhud (3 H), Rasulullah Shallallahu โAlaihi Wasallam mendapatkan ghanimah
berupa kebun Mukhairik. Maka beliau wakafkan kebun ini, yaitu satu tahun hasilnya untuk
nafkah keluarganya sedangkan selebihnya untuk membeli kuda perang, senjata dan
kepentingan kaum muslimin lainnya.
Demikian pula ketika sekitar 4 tahun kemudian โ pasca penaklukan Khaibar (7 H) โ ketika
Umar R.A mendapatkan kebun terbaik sepanjang hidupnya. Beliau-pun mewakafkan kebun
ini untuk kaum fakir, kaum kerabat, hamba sahaya, sabilillah, ibnu sabil, tamu kaum
muslimin dan tidak dilarang bagi pengelolanya untuk ikut memakannya dengan cara yang
baik.
Dari contoh-contoh wakaf tersebut, ulama kemudian memformulasikan bahwa wakaf itu ada tiga
jenis yaituwakaf ad-dzurri (wakaf ahli, untuk keluarga), wakaf al-khairi (untuk kebaikan umum)
dan wakaf musytarak atau kalau dalam bahasa Inggris biasa ditulis waqf mushtarak (wakaf
gabungan atau wakaf kombinasi antara ad-dzurri dan al-khairi).
HARTA WAKAF
1. Menurut Undang-undang No. 41 tahun 2004
1.1. Pasal 16 tentang Jenis Harta Wakaf
Harta benda wakaf terdiri dari:
a. Benda tidak bergerak
b. Benda bergerak.
24. Benda tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
๏ Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar;
๏ Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana dimaksud
pada huruf a;
๏ Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;
๏ Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
๏ Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Benda bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah harta benda yang
tidak bisa habis karena dikonsumsi, meliputi:
๏ Uang;
๏ Logam mulia;
๏ Surat berharga;
๏ Kendaraan;
๏ Hak atas kekayaan intelektual;
๏ Hak sewa; dan
๏ Benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Menurut Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2006
2.1. Pasal 15, Jenis harta benda wakaf meliputi:
a. Benda tidak bergerak;
b. Benda bergerak selain uang; dan
c. Benda bergerak berupa uang.
2.2. Pasal 16, tentang benda wakaf tidak bergerak;
a. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan baik yang
sudah maupun yang belum terdaftar;
b. Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana dimaksud pada
huruf a;
c. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;
d. Hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
e. Benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan prinsip Syariah dan peraturan
perundang-undangan .
2.3. Pasal 17, Hak atas tanah;
a. Hak atas tanah yang dapat diwakafkan terdiri dari:
๏ Hak milik atas tanah baik yang sudah atau belum terdaftar;
25. ๏ Hak atas tanah bersama dari satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
๏ Hak guna bangunan, hak guna usaha atau hak pakai yang berada di atas tanah
negara;
๏ Hak guna bangunan atau hak pakai yang berada di atas tanah hak pengelolaan
atau hak milik pribadi yang harus mendapat izin tertulis dari pemegang hak
pengelolaan atau milik.
2.4. Pasal 20, Benda bergerak karena sifatnya yang dapat diwakafkan meliputi:
a. kapal;
b. pesawat terbang;
c. kendaraan bermotor;
d. mesin atau peralatan industri yang tidak tertancap pada bangunan;
e. logam dan batu mulia; dan/atau
f. benda lainnya yang tergolong sebagai benda bergerak karena sifatnya dan memiliki
manfaat jangka panjang.
2.5. Pasal 21, Benda bergerak selain uang karena peraturan perundang- undangan yang dapat
diwakafkan sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip Syariah sebagai berikut:
a. surat berharga yang berupa:
๏ saham;
๏ Surat Utang Negara;
๏ obligasi pada umumnya; dan/atau
๏ surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang.
b. Hak Atas Kekayaan Intelektual yang berupa:
๏ hak cipta;
๏ hak merk;
๏ hak paten;
๏ hak desain industri;
๏ hak rahasia dagang;
๏ hak sirkuit terpadu;
๏ hak perlindungan varietas tanaman; dan/atau
๏ hak lainnya.
Common Practise Wakaf Musytarak adalah menjalankan, mengoperasikan dan mengelola
suatu proyek (bisnis) untuk menciptakan keuntungan sebesar-besarnya, dan
mendistribusikannya kepada para pihak yang telah ditentukan sebelumnya oleh dan antara
Wakif dan Nazhir.
26. NAZHIR
1. Undang-undang No. 41 tahun 2004, Pasal 9 dan Peraturan Pemerintah N0. 42 tahun 2006,
tentang Nazhir:
a. perseorangan;
b. organisasi; atau
c. badan hukum.
RISKS MANAGEMENT
Dalam Risks Management, kemampuan subyek hukum dapat dibedakan:
1. Hard Skill, adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk sebuah pekerjaan yang merupakan
kemampuan spesifik dan jadi salah satu deskripsi pekerjaan.
The Balance Career, hard skill bisa kita peroleh dari edukasi formal seperti perkuliahan, serta
deretan program lain seperti pelatihan, magang, kelas singkat, kelas online, program sertifikasi,
dan juga training di perusahaan.
2. Soft Skill, adalah kepribadian, atribut personal, serta kemampuan komunikasi yang dibutuhkan
untuk sukses dalam sebuah pekerjaan yang memperlihatkan bagaimana berinteraksi dengan
lingkungan di sekitar.
Di dalam UU dan PP, syarat Nazhir tidak disebutkan kemampuan HARD SKILL dan SOFT
SKILL, sehingga banyak Wakif meragukan untuk memberikan wakaf kepada suatu lembaga,
tetapi wakif menjalankan wakaf dengan sendirinya.
BUKTI TIDAK DIATUR SECARA JELAS
1. Undang-undang No. 41 tahun 2004 tentang kewajiban Nazhir, ada pada pasal 11;
Tanggung jawab Nazhir
a. melakukan pengadministrasian harta benda wakaf;
b. mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan
peruntukannya;
c. mengawasi dan melindungi harta benda wakaf;
d. melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia.
SOLUSI UNTUK MENGATASI KELEMAHAN PERATURAN YANG ADA
TANGGUNG JAWAB NAZHIR
1. Coordinate internal resources and third parties/vendors for the flawless execution of projects
2. Ensure that all projects are delivered on-time, within scope and within budget
3. Assist in the definition of project scope and objectives, involving all relevant stakeholders and
ensuring technical feasibility
27. 4. Ensure resource availability and allocation
5. Develop a detailed project plan to monitor and track progress
6. Manage changes to the project scope, project schedule and project costs using appropriate
verification techniques
7. Measure project performance using appropriate tools and techniques
8. Report and escalate to management as needed
9. Manage the relationship with the client and all stakeholders
10. Perform risk management to minimize project risks
11. Establish and maintain relationships with third parties/vendors
12. Create and maintain comprehensive project documentation
13. Meet with clients to take detailed ordering briefs and clarify specific requirements of each
project
14. Delegate project tasks based on junior staff members' individual strengths, skill sets and
experience levels
15. Track project performance, specifically to analyze the successful completion of short and long-
term goals
16. Meet budgetary objectives and make adjustments to project constraints based on financial
analysis
17. Develop comprehensive project plans to be shared with clients as well as other staff members
18. Use and continually develop leadership skills
19. Attend conferences and training as required to maintain proficiency
20. Perform other related duties as assigned
21. Develop spreadsheets, diagrams and process maps to document needs
MENGHINDARI RESIKO
Melakukan Fit and Proper Nazhir:
1. Kemampuan Nazhir dalam mendefinisikan suatu proyek Wakaf Musytarak dalam, "Visi, Misi,
Objective" dalam suatu rencana bisnis (business plan) secara lengkap dan akurat;
2. Menguasai strategi implementasi (eksekusi) dari rencana bisnis yang dibuat sehingga bisa
menciptakan revenue untuk membiayai kegiatan operasi bisnis, dan mendistribusikan keuntungan
kepada para pihak yang sudah ditentukan;
3. Menyelesaikan berbagai issue, menghilangkan/memperkecil resiko kerugian sebagai Exit
Strategy;
4. Mampu melakukan akselerasi ROI dalam suatu bisnis yang selaras dengan EBITDA dan Net
Profit yang diharapkan.
DISKUSI
ADAKAH PERTANYAAN?
SELESAI