SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
LEMBAGA PENGELOLA WAKAF
GUSTI DIRGAALFAKHRI PUTRA 2120030003
MAISYAH AFRIYANI 2120030001
SURYANI MUSANNA SIREGAR 2120030002
Pendahuluan
■ Dalam Islam, wakaf merupakan ibadah yang bercorak sosial ekonomi yang cukup
penting. Dalam sejarah Islam klasik, wakaf telah memainkan peran yang sangat
signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan kaum Muslimin, baik di bidang
pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan sosial dan kepentingan umum,
keagamaan, pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam secara umum.
Salah satu bentuk wakaf yang berkembang di zaman klasik Islam bahkan sampai
zaman modern ini adalah wakaf tunai.
■ Sayangnya, kemanfaatan wakaf ini belum optimal didapatkan, khususnya di Indonesia.
Wakaf selama ini masih berada di seputar rumah ibadah, kuburan dan madrasah. Jika
dilihat dari segi keagamaan, semangat ini tentunya baik, karena wakaf yang ada di
manfaatkan sebagai rumah ibadah dan dapat meningkatkan keimanan dari
masyarakat. Namun, jika dilihat dari sisi ekonomis, potensi itu masih jauh dari yang
diharapkan. Idealnya wakaf dapat dikelola secara produktif dan dikembangkan
menjadi lembaga Islam yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Realnya, bersama dengan zakat, wakaf dapat menjadi instrumen dalam pengentasan
kemiskinan. Pengelolaan wakaf secara produktif tidak terlepas dari media yang
diigunakan dalam menunaikan zakat.
2
Wakaf secara bahasa berasal dari kata waqafa yang berarti habasa (menahan). Dan al-man’u
(menghalangi). Sedangkan wakaf secara istilah antara lain dikemukakan oleh beberapa ulama
sebagai berikut:
Abu Hanifah Wakaf adalah menahan benda yang menurut hukum, tetap milik wakif dalam rangka
mempergunakan manfaatnya untuk kebajikan. Kepemilikan harta wakaf tidak lepas dari wakif,
bahkan ia dibenarkan menariknya kembali dan ia boleh menjualnya, ia berpendapat bahwa wakaf itu
tidak mengikat (tidak terikat oleh hukum-hukumnya), wakaf diberikan karena semata-mata hanya
ingin memberikannya.
Mazhab Maliki Wakaf adalah perbuatan wakif yang menjadikan manfaat hartanya yang digunakan
oleh penerima wakaf walaupun yang dimilikinya itu dengan cara menyewa atau menjadikan
penghasilan-penghasilan dari harta tersebut, artinya wakif menahan hartanya dari semua bentuk
pengelolaan kepemilikan, menyedekahkan atau pemanfaatan hasil dari harta tersebut untuk tujuan
kebaikan, sementara harta tersebut masih utuh menjadi milik orang yang mewakafkan dalam tempo
tertentu dan karenanya tidak boleh disyaratkan sebagai wakaf kekal (selamanya). Wakaf menurut
Malikiyah tidak memutus (menghilangkan) hak kepemilikan barang yang diwakafkan, namun hanya
memutus hak pengelolaannya
3
Pengertian Wakaf Menurut Perundang-undangan Indonesia
■ Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977. Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan
hukum yang memisahkan sebagian dari harta kekayaannya yang berupa tanah milik dan
melembagakannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum
lainnya sesuai dengan ajaran islam.
■ Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau sekelompok
orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari miliknya dan melembagakannya untuk
selama-lamanya guna kepentingan ibadat dan keperluan lainnya sesuai dengan ajaran islam.
■ UU No 41 Tahun 2004 Pasal 1 ayat 1 Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan /
atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka
waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan / atau kesejahteraan umum
menurut syariat.
■ PP No 42 Tahun 2006 Wakaf adalah seseorang atau sekelompok orang (wakif) untuk memisahkan dan
/ atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka
waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan / atau kesejahteraan umum
menurut syariat. Peraturan Menteri Agama RI No. 1 Tahun 1978 Tentang Pelaksanaan PP No. 28 Tahun
1977 pasal 1 ayat 1.
■ Inpres RI No. 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam pasal 215.
■ Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, Undang Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang Undang Nomor 41
Tahun 2004Tentang Wakaf, Jakarta: Departemen Agama, 2007, hal. 3.
4
Regulasi Wakaf
■ Himpunan Peraturan Perundang-undangan Tentang Wakaf
■ Undang-undang No. 41 Tahun 2004 – Tentang Wakaf
■ Penjelasan Undang-undang No. 41 Tahun 2004 – Tentang Wakaf
■ Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan UU No. 41 Tahun 2004
■ Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
■ Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 25 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 dan
Penjelasannya
■ Peraturan Menteri Agama RI No. 4 Tahun 2009 Tentang Administrasi Pendaftaran Wakaf Uang
■ Peraturan Menteri Agama RI No. 73 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Perwakafan Benda Tidak Bergerak dan Benda Bergerak Selain Uang
■ Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 2 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Pendaftaran Tanah Wakaf
■ Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam No. DJ.II/420 Tahun 2009 Tentang Model, Bentuk, dan Spesifikasi Formulir Wakaf
Uang
■ Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam DJ.II/420 Tahun 2009 Tentang Model, Bentuk, dan Spesifikasi Formulir
Wakaf Uang
■ Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam No. 800 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Agama No. 73 tahun
2013 Tentang Tata Cara Perwakafan Benda Tidak Bergerak dan Benda Bergerak Selain Uang dan Lampirannya
■ Daftar LKS PWU Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI
5
Peraturan Badan Wakaf Indonesia
■ Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 1 Tahun 2007 Tentang Organisasi dan Tata Cara Kerja Badan
Wakaf Indonesia
■ Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Penyusunan Rekomendasi
Terhadap Permohonan Penukaran/Perubahan Status Harta Benda Wakaf
■ Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 3 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pendaftaran dan Penggantian
Nazhir Harta Benda Wakaf Tidak Bergerak Berupa Tanah
■ Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 1 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan dan
Pengembangan Harta Benda Wakaf Tidak Bergerak Berupa Uang
■ Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 2 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penerimaan Wakaf Uang Bagi
Nazhir Badan Wakaf Indonesia
■ Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 1 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pengangkatan dan
Pemberhentian Anggota Badan Wakaf Indonesia
■ Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 2 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran Nazhir Wakaf
Uang
■ Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 4 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan dan
Pengembangan Harta Benda Wakaf
■ Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 2 Tahun 2012 Tentang Perwakilan Badan Wakaf Indonesia
■ Nama-nama Nazhir Wakaf Uang yang Terdaftar di BWI
6
Prinsip Operasional Wakaf
Ada beberapa hal yang menjadi pokok pikiran dari undang-undang tersebut, paling tidak meliputi lima prinsip yaitu:
■ Untuk menciptakan tertib hukum dan administrasi wakaf guna melindungi harta benda wakaf, hal tersebut dapat dilihat
adanya penegasan dalam undang-undang ini agar wajib dicatat dan dituangkan dalam akta ikrar wakaf dan didaftarkan
serta diumumkan yang pelaksanaannnya dilakukan sesuai dengan tata cara yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai wakaf yang harus dilaksanakan.
■ Ruang lingkup wakaf yang selama ini dipahami secara umum cenderung terbatas pada wakaf benda tidak bergerak,
menurut undang-undang ini wakif dapat pula mewakafkan sebagian kekayaan berupa harta benda bergerak, baik
berwujud dan tak berwujud yaitu uang, logam mulia, surat berharga, kendaraan, hak kekayaan intelektual, hak sewa dan
benda bergerak lainnya. Dalam hal benda bergerak berupa uang, wakif dapat mewakafkan melalui Lembaga Keuangan
Syariah. Yang dimaksud dengan Lembaga Keuangan Syariah di sini adalah badan hukum Indonesia yang dibentuk sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bergerak di bidang keuangan syari’ah, misalnya badan hukum
di bidang perbankan syari’ah.
■ Peruntukan harta wakaf tidak semata-mata kepentingan sarana ibadah dan sosial, tetapi juga dapat diperuntukkan
memajukan kesejahteraan umum dengan cara mewujudkan potensi dan manfaat ekonomi harta benda wakaf.
■ Untuk mengamankan harta benda wakaf dan campurtangan pihak ketiga yang merugikan kepentingan wakaf, perlu
meningkatkan kemampuan profesional Nazhir.
■ Undang-undang ini juga mengatur pembentukan Badan Wakaf Indonesia yang dapat mempunyai perwakilan di daerah
sesuai dengan kebutuhan. Badan tersebut merupakan lembaga independen yang melaksanakan tugas di bidang
perwakafan yang melakukan pembinaan terhadap Nazhir, melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda
wakaf berskala nasional dan internasional, memberikan persetujuan atas perubahan peruntukan dan status harta benda
wakaf dan memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam penyusunan kebijakan di bidang
perwakafan.
7
Kedudukan Wakaf
Kelahiran Badan Wakaf Indonesia (BWI) merupakan perwujudan amanat yang digariskan
dalam UU Wakaf. Kehadiran BWI, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 47, adalah untuk
memajukan dan mengembangkan perwakafan di Indonesia. Untuk kali pertama,
Keanggotaan BWI diangkat oleh Presiden Republik Indonesia, sesuai dengan Keputusan
Presiden (Kepres) No. 75 tahun 2007, yang ditetapkan di Jakarta, 13 Juli 2007.
Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf dijelaskan
bahwa: “Badan Wakaf Indonesia adalah lembaga independen untuk mengembangkan
perwakafan di Indonesia”, maka dapat dipastikan bahwa BWI merupakan lembaga yang
bersifat independen untuk menjalankan permasalahan perwakafan di Indonesia, dan
dalam melaksanakan tugasnya tersebut bersifat bebas dari pengaruh kekuasaan
manapun serta bertanggung jawab kepada masyarakat.
Mengingat BWI lahir berdasarkan amanat Undang-Undang, maka sebagaimana
kedudukan Undang-Undang, yaitu amanat dari oleh Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004
tentang Wakaf, dengan demikian maka BWI mempunyai kedudukan hukum yang kuat
dalam struktur hukum nasional. Seiring dengan ketentuan status tersebut, tentunya
Undang-Undang juga memberikan tugas dan wewenang bagi BWI secara kelembagaan.
Setelah menjalankan tugas dan wewenangnya, BWI diperintahkan oleh Undang-Undang
untuk bertanggungjawab kepada Menteri dan mengumumkan hasil laporan tahunannya
kepada masyarakat. BWI merupakan kelembagaan negara telah memiliki aturan yang
lengkap sebagaimana lembaga negara pada umumnya.
8
Bentuk Wakaf
1. Wakaf Ahli
Wakaf ahli atau biasa disebut dengan wakaf keluarga adalah wakaf yang dilakukan
kepada keluarganya dan kerabatnya. Wakaf ahli dilakukan berdasarkan hubungan darah
atau nasab yang dimiliki antara wakif dan penerima wakaf. Di beberapa negara, amalan
wakaf ahli ini sudah dihapus seperti di Turki, Lebanon, Syria, Mesir, Irak dan Libya. Wakaf
ahli ini dihapus karena beberapa faktor seperti tekanan dari penjajah, wakaf ahli dianggap
melanggar hukum ahli waris, selain itu wakaf ahli dianggap kurang memberi manfaat
yang banyak untuk masyarakat umum.
Di Indonesia, wakaf ahli masih berlaku, begitu juga di Singapura, Malaysia dan Kuwait. Hal
ini dianggap karena bisa mendorong orang-orang untuk berwakaf. Di Indonesia, wakaf ahli
juga tertulis dalam Undang-Undang nomor 42 tahun 2006 Pasal 30. Di dalam Undang-
Undang dituliskan bahwa,
‘Wakaf ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diperuntukkan bagi kesejahteraan
umum sesama kerabat berdasarkan hubungan darah (nasab) dengan Wakif.’
Dalam hal sesama kerabat dari wakaf ahli telah punah, maka wakaf ahli karena hukum
beralih statusnya menjadi wakaf khairi yang peruntukannya ditetapkan oleh Menteri
berdasarkan pertimbangan BWI.’
9
2. Wakaf Khairi
Wakaf khairi adalah wakaf yang diberikan untuk kepentingan umum. Wakaf khairi adalah
wakaf dimana pihak pewakaf memberikan syarat penggunaan wakafnya untuk kebaikan-
kebaikan yang terus menerus seperti pembangunan masjid, sekolah, rumah sakit dan lain-
lain. Wakaf khairi adalah jenis wakaf untuk mereka yang tidak memiliki hubungan seperti
hubungan keluarga, pertemanan atau kekerabatan antara pewakaf dan orang penerima
wakaf.
3. Wakaf Musytarak
Wakaf musytarak adalah wakaf yang mana penggunaan harta wakaf tersebut digunakan
secara bersama-sama dan dimiliki oleh kegerunan si pewakaf. Wakaf musytarak ini masih
diterapkan oleh beberapa negara seperti di Malaysia dan Singapura.
4. Wakaf benda tidak bergerak
Selain wakaf di atas, wakaf juga dibagi menjadi wakaf berdasarkan jenis harta. Salah
satunya adalah wakaf benda tidak bergerak. harta-harta yang dimaksud adalah bangunan,
hak tanah, tanaman dan benda-benda yang berhubungan dengan tanah.
5. Wakaf benda bergerak selain uang
Ada juga wakaf benda bergerak selain uang yaitu benda-benda yang bisa berpindah
seperti kendaraan. Selain itu ada juga benda yang bisa dihabiskan dan yang tidak, air,
bahan bakar, surat berharga, hak kekayaan intelektual dan lain-lain
10
Program Kerja Wakaf
■ Sesuai dengan UU No. 41/2004 Pasal 49 ayat 1 disebutkan, BWI mempunyai
tugas dan wewenang sebagai berikut:
– Melakukan pembinaan terhadap nazhir dalam mengelola dan
mengembangkan harta benda wakaf.
– Melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala
nasional dan internasional.
– Memberikan persetujuan dan atau izin atas perubahan peruntukan dan status
harta benda wakaf.
– Memberhentikan dan mengganti nazhir.
– Memberikan persetujuan atas penukaran harta benda wakaf.
– Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam penyusunan
kebijakan di bidang perwakafan.
11
■ Terkait dengan tugas dalam membina nazhir, BWI melakukan beberapa langkah
strategis, sebagaimana disebutkan dalam PP No.4/2006 pasal 53, meliputi:
■ Penyiapan sarana dan prasarana penunjang operasional Nazhir wakaf baik
perseorangan, organisasi dan badan hukum.
■ Penyusunan regulasi, pemberian motivasi, pemberian fasilitas, pengkoordinasian,
pemberdayaan dan pengembangan terhadap harta benda wakaf.
■ Penyediaan fasilitas proses sertifikasi Wakaf.
■ Penyiapan dan pengadaan blanko-blanko AIW, baik wakaf benda tidak bergerak
dan/atau benda bergerak.
■ Penyiapan penyuluh penerangan di daerah untuk melakukan pembinaan dan
pengembangan wakaf kepada Nazhir sesuai dengan lingkupnya.
■ Pemberian fasilitas masuknya dana-dana wakaf dari dalam dan luar negeri dalam
pengembangan dan pemberdayaan wakaf.
12
Manajemen Pengelolaan Wakaf
Harus diakui bahwa pola manajemen pengelolaan wakaf yang selama ini berjalan adalah pola
manajemen pengelolaan yang terhitung masih tradisional-konsumtif. Hal tersebut bisa diketahui
melalui beberapa aspek:
■ Kepemimpinan. Corak kepemimpinan dalam lembaga kenadziran masih sentralistik-otoriter
(paternalistik) dan tidak ada sistem kontrol yang memadai. Kontrol yang memadai sangat
penting untuk dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang
diharapkan.
■ Rekruitmen SDM kenadziran. Banyak nadzir wakaf yang hanya didasarkan pada ketokohan
seperti ulama, kyai, tokoh masyarakat, ustadz dan lain-lain, bukan pada aspek profesionalisme
atau kemampuan mengelola. Sehingga banyak benda-benda wakaf yang tidak terurus atau
terkelola secara baik.
■ Operasionalisasi pemberdayaan. Pola yang digunakan lebih kepada sistem yang tidak jelas (tidak
memiliki standar operasional) karena lemahnya SDM, visi dan misi pemberdayaan, dukungan
political will pemerintah yang belum maksimal.
■ Pola pemanfaatan hasil. Dalam menjalankan upaya pemanfaatan hasil wakaf masih banyak
yang besifat konsumtif-statis sehingga kurang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak.
■ Sistem kontrol dan pertanggung jawaban. Sebagai resiko dari pola kepemimpinan yang
sentralisitik dan lemahnya operasionalisasi pemberdayaan mengakibatkan pada lemahnya
sistem kontrol, baik yang bersifat kelembagaan, pengembangan usaha maupun keuangan.
13
Peran Wakaf dalam Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat
■ Pengembangan ekonomi perlu ditopang dengan adanya sumber pendanaan untuk mengerakan
pilar pilar ekonomi tersebut ada tiga sumber pendanaan sosial yakni Ziswaf
■ Disamping penguasaan pasar dan sumber pendanaan dari Ziswaf dan syirkah juga perlu adanya
dukungan pemerintah dalam hal ini kemudahan dalam penerbitan sertifikat wakaf dan bantuan
pendanaan dalam penerbitannya-karena sekarang dapat dilihat bahwa masih banyak tanah wakaf
yang berlum bersertifikat
■ Wakaf adalah salah satu instrumen dalam Islam yang sangat potensial untuk dijadikan strategi
pengentasan kemiskinan dan kesenjangan nasional
■ Terkait tata kelola yang baik, yang harus dilakukan pertama adalah manajemen dan profesionalitas
nadzir, baik mengenai (a) kredibilitas terkait dengan kejujuran, (b) profesionalitas terkait dengan
kapabilitas, maupun (c) kompensasi terkait dengan upah
■ Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf dilakukan secara produktif dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Kategori produktif yang dapat dilakukan antara lain cara pengumpulan,
investasi, penanaman modal, produksi, kemitraan, perdagangan, agrobisnis, pertambangan,
perindustrian, pengembangan teknologi, pembangunan gedung, apartemen, rumah susun, pasar
swalayan, pertokoan, perkantoran, sarana pendidikan, sarana kesehatan, usaha-usaha yang tidak
bertentangan dengan syariah.
14
SEKIAN & TERIMAKASIH
15
WASSALAM

More Related Content

Similar to lembaga pengelolaan wakaf (1).pptx

Material Literasi Webinar ii Wakaf Sbg Investasi
Material Literasi Webinar ii Wakaf Sbg InvestasiMaterial Literasi Webinar ii Wakaf Sbg Investasi
Material Literasi Webinar ii Wakaf Sbg InvestasiSetiono Winardi
 
Pengelolaan dan Pengembangan Zakat
Pengelolaan dan Pengembangan ZakatPengelolaan dan Pengembangan Zakat
Pengelolaan dan Pengembangan ZakatNana Tauran Sidik
 
Pemberdayaan Wakaf untuk Kesejahteraan Umat
Pemberdayaan Wakaf untuk Kesejahteraan UmatPemberdayaan Wakaf untuk Kesejahteraan Umat
Pemberdayaan Wakaf untuk Kesejahteraan UmatUrip Budiarto
 
Final art ymml januari 2012 pembina
Final art ymml januari 2012 pembinaFinal art ymml januari 2012 pembina
Final art ymml januari 2012 pembinaDanang Sumiharta
 
eBook Buku Pinter tentang Wakaf v05
eBook Buku Pinter tentang Wakaf v05eBook Buku Pinter tentang Wakaf v05
eBook Buku Pinter tentang Wakaf v05YayasanPinter
 
PPT KELOMPOK 1.pdf
PPT KELOMPOK 1.pdfPPT KELOMPOK 1.pdf
PPT KELOMPOK 1.pdfRezekiAkbar2
 
UU Nomor 8 Tahun 2019.pdf
UU Nomor 8 Tahun 2019.pdfUU Nomor 8 Tahun 2019.pdf
UU Nomor 8 Tahun 2019.pdfhendriPURWADI3
 
Bulletin wakaf3 pdf
Bulletin wakaf3 pdfBulletin wakaf3 pdf
Bulletin wakaf3 pdfAkhmadarifin
 
03 mustafa edwin n acara kjks bogor 30 sept 2013
03 mustafa edwin n acara kjks bogor 30 sept 201303 mustafa edwin n acara kjks bogor 30 sept 2013
03 mustafa edwin n acara kjks bogor 30 sept 2013Pristiyanto SS
 
Presentasi Sejarah Hukum.pptx
Presentasi Sejarah Hukum.pptxPresentasi Sejarah Hukum.pptx
Presentasi Sejarah Hukum.pptxFaridAhkram
 
WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA
WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA
WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA Johan Setiawan
 
Perubahan-Status-dan-Peruntukan-Tanah-Wakaf-Tatang-Astarudin-BWI-November-202...
Perubahan-Status-dan-Peruntukan-Tanah-Wakaf-Tatang-Astarudin-BWI-November-202...Perubahan-Status-dan-Peruntukan-Tanah-Wakaf-Tatang-Astarudin-BWI-November-202...
Perubahan-Status-dan-Peruntukan-Tanah-Wakaf-Tatang-Astarudin-BWI-November-202...Faizakbar251
 
Materi Wakaf Lengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptx
Materi Wakaf LengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptxMateri Wakaf Lengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptx
Materi Wakaf LengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptxAgiesSahirwan
 
WAKAF DARI MASA KE MASA DI INDONESIA.pdf
WAKAF DARI MASA KE MASA DI INDONESIA.pdfWAKAF DARI MASA KE MASA DI INDONESIA.pdf
WAKAF DARI MASA KE MASA DI INDONESIA.pdfMumunMaida
 

Similar to lembaga pengelolaan wakaf (1).pptx (20)

Material Literasi Webinar ii Wakaf Sbg Investasi
Material Literasi Webinar ii Wakaf Sbg InvestasiMaterial Literasi Webinar ii Wakaf Sbg Investasi
Material Literasi Webinar ii Wakaf Sbg Investasi
 
Hukum Wakaf.ppt
Hukum Wakaf.pptHukum Wakaf.ppt
Hukum Wakaf.ppt
 
Pengelolaan dan Pengembangan Zakat
Pengelolaan dan Pengembangan ZakatPengelolaan dan Pengembangan Zakat
Pengelolaan dan Pengembangan Zakat
 
Pemberdayaan Wakaf untuk Kesejahteraan Umat
Pemberdayaan Wakaf untuk Kesejahteraan UmatPemberdayaan Wakaf untuk Kesejahteraan Umat
Pemberdayaan Wakaf untuk Kesejahteraan Umat
 
Lembaga Keuangan Islam Di Indonesia
Lembaga Keuangan Islam Di IndonesiaLembaga Keuangan Islam Di Indonesia
Lembaga Keuangan Islam Di Indonesia
 
Kebijakan wakaf
Kebijakan wakafKebijakan wakaf
Kebijakan wakaf
 
Final art ymml januari 2012 pembina
Final art ymml januari 2012 pembinaFinal art ymml januari 2012 pembina
Final art ymml januari 2012 pembina
 
eBook Buku Pinter tentang Wakaf v05
eBook Buku Pinter tentang Wakaf v05eBook Buku Pinter tentang Wakaf v05
eBook Buku Pinter tentang Wakaf v05
 
Lembaga Keuangan Islam di Indonesia
Lembaga Keuangan Islam di IndonesiaLembaga Keuangan Islam di Indonesia
Lembaga Keuangan Islam di Indonesia
 
PPT KELOMPOK 1.pdf
PPT KELOMPOK 1.pdfPPT KELOMPOK 1.pdf
PPT KELOMPOK 1.pdf
 
UU Nomor 8 Tahun 2019.pdf
UU Nomor 8 Tahun 2019.pdfUU Nomor 8 Tahun 2019.pdf
UU Nomor 8 Tahun 2019.pdf
 
Bulletin wakaf3 pdf
Bulletin wakaf3 pdfBulletin wakaf3 pdf
Bulletin wakaf3 pdf
 
03 mustafa edwin n acara kjks bogor 30 sept 2013
03 mustafa edwin n acara kjks bogor 30 sept 201303 mustafa edwin n acara kjks bogor 30 sept 2013
03 mustafa edwin n acara kjks bogor 30 sept 2013
 
Presentasi Sejarah Hukum.pptx
Presentasi Sejarah Hukum.pptxPresentasi Sejarah Hukum.pptx
Presentasi Sejarah Hukum.pptx
 
WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA
WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA
WAKAF KLS 10 - PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA
 
yayasan.ppt
yayasan.pptyayasan.ppt
yayasan.ppt
 
Perubahan-Status-dan-Peruntukan-Tanah-Wakaf-Tatang-Astarudin-BWI-November-202...
Perubahan-Status-dan-Peruntukan-Tanah-Wakaf-Tatang-Astarudin-BWI-November-202...Perubahan-Status-dan-Peruntukan-Tanah-Wakaf-Tatang-Astarudin-BWI-November-202...
Perubahan-Status-dan-Peruntukan-Tanah-Wakaf-Tatang-Astarudin-BWI-November-202...
 
Materi Wakaf Lengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptx
Materi Wakaf LengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptxMateri Wakaf Lengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptx
Materi Wakaf Lengkapzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzpptx
 
Prospek hukum zakat di indonesia2
Prospek hukum zakat di indonesia2Prospek hukum zakat di indonesia2
Prospek hukum zakat di indonesia2
 
WAKAF DARI MASA KE MASA DI INDONESIA.pdf
WAKAF DARI MASA KE MASA DI INDONESIA.pdfWAKAF DARI MASA KE MASA DI INDONESIA.pdf
WAKAF DARI MASA KE MASA DI INDONESIA.pdf
 

Recently uploaded

Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 

Recently uploaded (16)

Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 

lembaga pengelolaan wakaf (1).pptx

  • 1. LEMBAGA PENGELOLA WAKAF GUSTI DIRGAALFAKHRI PUTRA 2120030003 MAISYAH AFRIYANI 2120030001 SURYANI MUSANNA SIREGAR 2120030002
  • 2. Pendahuluan ■ Dalam Islam, wakaf merupakan ibadah yang bercorak sosial ekonomi yang cukup penting. Dalam sejarah Islam klasik, wakaf telah memainkan peran yang sangat signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan kaum Muslimin, baik di bidang pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan sosial dan kepentingan umum, keagamaan, pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam secara umum. Salah satu bentuk wakaf yang berkembang di zaman klasik Islam bahkan sampai zaman modern ini adalah wakaf tunai. ■ Sayangnya, kemanfaatan wakaf ini belum optimal didapatkan, khususnya di Indonesia. Wakaf selama ini masih berada di seputar rumah ibadah, kuburan dan madrasah. Jika dilihat dari segi keagamaan, semangat ini tentunya baik, karena wakaf yang ada di manfaatkan sebagai rumah ibadah dan dapat meningkatkan keimanan dari masyarakat. Namun, jika dilihat dari sisi ekonomis, potensi itu masih jauh dari yang diharapkan. Idealnya wakaf dapat dikelola secara produktif dan dikembangkan menjadi lembaga Islam yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Realnya, bersama dengan zakat, wakaf dapat menjadi instrumen dalam pengentasan kemiskinan. Pengelolaan wakaf secara produktif tidak terlepas dari media yang diigunakan dalam menunaikan zakat. 2
  • 3. Wakaf secara bahasa berasal dari kata waqafa yang berarti habasa (menahan). Dan al-man’u (menghalangi). Sedangkan wakaf secara istilah antara lain dikemukakan oleh beberapa ulama sebagai berikut: Abu Hanifah Wakaf adalah menahan benda yang menurut hukum, tetap milik wakif dalam rangka mempergunakan manfaatnya untuk kebajikan. Kepemilikan harta wakaf tidak lepas dari wakif, bahkan ia dibenarkan menariknya kembali dan ia boleh menjualnya, ia berpendapat bahwa wakaf itu tidak mengikat (tidak terikat oleh hukum-hukumnya), wakaf diberikan karena semata-mata hanya ingin memberikannya. Mazhab Maliki Wakaf adalah perbuatan wakif yang menjadikan manfaat hartanya yang digunakan oleh penerima wakaf walaupun yang dimilikinya itu dengan cara menyewa atau menjadikan penghasilan-penghasilan dari harta tersebut, artinya wakif menahan hartanya dari semua bentuk pengelolaan kepemilikan, menyedekahkan atau pemanfaatan hasil dari harta tersebut untuk tujuan kebaikan, sementara harta tersebut masih utuh menjadi milik orang yang mewakafkan dalam tempo tertentu dan karenanya tidak boleh disyaratkan sebagai wakaf kekal (selamanya). Wakaf menurut Malikiyah tidak memutus (menghilangkan) hak kepemilikan barang yang diwakafkan, namun hanya memutus hak pengelolaannya 3
  • 4. Pengertian Wakaf Menurut Perundang-undangan Indonesia ■ Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977. Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari harta kekayaannya yang berupa tanah milik dan melembagakannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan peribadatan atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran islam. ■ Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau sekelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadat dan keperluan lainnya sesuai dengan ajaran islam. ■ UU No 41 Tahun 2004 Pasal 1 ayat 1 Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan / atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan / atau kesejahteraan umum menurut syariat. ■ PP No 42 Tahun 2006 Wakaf adalah seseorang atau sekelompok orang (wakif) untuk memisahkan dan / atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan / atau kesejahteraan umum menurut syariat. Peraturan Menteri Agama RI No. 1 Tahun 1978 Tentang Pelaksanaan PP No. 28 Tahun 1977 pasal 1 ayat 1. ■ Inpres RI No. 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam pasal 215. ■ Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, Undang Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf dan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang Undang Nomor 41 Tahun 2004Tentang Wakaf, Jakarta: Departemen Agama, 2007, hal. 3. 4
  • 5. Regulasi Wakaf ■ Himpunan Peraturan Perundang-undangan Tentang Wakaf ■ Undang-undang No. 41 Tahun 2004 – Tentang Wakaf ■ Penjelasan Undang-undang No. 41 Tahun 2004 – Tentang Wakaf ■ Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan UU No. 41 Tahun 2004 ■ Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf ■ Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 25 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 dan Penjelasannya ■ Peraturan Menteri Agama RI No. 4 Tahun 2009 Tentang Administrasi Pendaftaran Wakaf Uang ■ Peraturan Menteri Agama RI No. 73 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Perwakafan Benda Tidak Bergerak dan Benda Bergerak Selain Uang ■ Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 2 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Pendaftaran Tanah Wakaf ■ Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam No. DJ.II/420 Tahun 2009 Tentang Model, Bentuk, dan Spesifikasi Formulir Wakaf Uang ■ Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam DJ.II/420 Tahun 2009 Tentang Model, Bentuk, dan Spesifikasi Formulir Wakaf Uang ■ Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam No. 800 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Agama No. 73 tahun 2013 Tentang Tata Cara Perwakafan Benda Tidak Bergerak dan Benda Bergerak Selain Uang dan Lampirannya ■ Daftar LKS PWU Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI 5
  • 6. Peraturan Badan Wakaf Indonesia ■ Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 1 Tahun 2007 Tentang Organisasi dan Tata Cara Kerja Badan Wakaf Indonesia ■ Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Penyusunan Rekomendasi Terhadap Permohonan Penukaran/Perubahan Status Harta Benda Wakaf ■ Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 3 Tahun 2008 Tentang Tata Cara Pendaftaran dan Penggantian Nazhir Harta Benda Wakaf Tidak Bergerak Berupa Tanah ■ Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 1 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda Wakaf Tidak Bergerak Berupa Uang ■ Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 2 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penerimaan Wakaf Uang Bagi Nazhir Badan Wakaf Indonesia ■ Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 1 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Badan Wakaf Indonesia ■ Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 2 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pendaftaran Nazhir Wakaf Uang ■ Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 4 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Harta Benda Wakaf ■ Peraturan Badan Wakaf Indonesia No. 2 Tahun 2012 Tentang Perwakilan Badan Wakaf Indonesia ■ Nama-nama Nazhir Wakaf Uang yang Terdaftar di BWI 6
  • 7. Prinsip Operasional Wakaf Ada beberapa hal yang menjadi pokok pikiran dari undang-undang tersebut, paling tidak meliputi lima prinsip yaitu: ■ Untuk menciptakan tertib hukum dan administrasi wakaf guna melindungi harta benda wakaf, hal tersebut dapat dilihat adanya penegasan dalam undang-undang ini agar wajib dicatat dan dituangkan dalam akta ikrar wakaf dan didaftarkan serta diumumkan yang pelaksanaannnya dilakukan sesuai dengan tata cara yang diatur dalam peraturan perundang- undangan yang mengatur mengenai wakaf yang harus dilaksanakan. ■ Ruang lingkup wakaf yang selama ini dipahami secara umum cenderung terbatas pada wakaf benda tidak bergerak, menurut undang-undang ini wakif dapat pula mewakafkan sebagian kekayaan berupa harta benda bergerak, baik berwujud dan tak berwujud yaitu uang, logam mulia, surat berharga, kendaraan, hak kekayaan intelektual, hak sewa dan benda bergerak lainnya. Dalam hal benda bergerak berupa uang, wakif dapat mewakafkan melalui Lembaga Keuangan Syariah. Yang dimaksud dengan Lembaga Keuangan Syariah di sini adalah badan hukum Indonesia yang dibentuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bergerak di bidang keuangan syari’ah, misalnya badan hukum di bidang perbankan syari’ah. ■ Peruntukan harta wakaf tidak semata-mata kepentingan sarana ibadah dan sosial, tetapi juga dapat diperuntukkan memajukan kesejahteraan umum dengan cara mewujudkan potensi dan manfaat ekonomi harta benda wakaf. ■ Untuk mengamankan harta benda wakaf dan campurtangan pihak ketiga yang merugikan kepentingan wakaf, perlu meningkatkan kemampuan profesional Nazhir. ■ Undang-undang ini juga mengatur pembentukan Badan Wakaf Indonesia yang dapat mempunyai perwakilan di daerah sesuai dengan kebutuhan. Badan tersebut merupakan lembaga independen yang melaksanakan tugas di bidang perwakafan yang melakukan pembinaan terhadap Nazhir, melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala nasional dan internasional, memberikan persetujuan atas perubahan peruntukan dan status harta benda wakaf dan memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam penyusunan kebijakan di bidang perwakafan. 7
  • 8. Kedudukan Wakaf Kelahiran Badan Wakaf Indonesia (BWI) merupakan perwujudan amanat yang digariskan dalam UU Wakaf. Kehadiran BWI, sebagaimana dijelaskan dalam pasal 47, adalah untuk memajukan dan mengembangkan perwakafan di Indonesia. Untuk kali pertama, Keanggotaan BWI diangkat oleh Presiden Republik Indonesia, sesuai dengan Keputusan Presiden (Kepres) No. 75 tahun 2007, yang ditetapkan di Jakarta, 13 Juli 2007. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf dijelaskan bahwa: “Badan Wakaf Indonesia adalah lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan di Indonesia”, maka dapat dipastikan bahwa BWI merupakan lembaga yang bersifat independen untuk menjalankan permasalahan perwakafan di Indonesia, dan dalam melaksanakan tugasnya tersebut bersifat bebas dari pengaruh kekuasaan manapun serta bertanggung jawab kepada masyarakat. Mengingat BWI lahir berdasarkan amanat Undang-Undang, maka sebagaimana kedudukan Undang-Undang, yaitu amanat dari oleh Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf, dengan demikian maka BWI mempunyai kedudukan hukum yang kuat dalam struktur hukum nasional. Seiring dengan ketentuan status tersebut, tentunya Undang-Undang juga memberikan tugas dan wewenang bagi BWI secara kelembagaan. Setelah menjalankan tugas dan wewenangnya, BWI diperintahkan oleh Undang-Undang untuk bertanggungjawab kepada Menteri dan mengumumkan hasil laporan tahunannya kepada masyarakat. BWI merupakan kelembagaan negara telah memiliki aturan yang lengkap sebagaimana lembaga negara pada umumnya. 8
  • 9. Bentuk Wakaf 1. Wakaf Ahli Wakaf ahli atau biasa disebut dengan wakaf keluarga adalah wakaf yang dilakukan kepada keluarganya dan kerabatnya. Wakaf ahli dilakukan berdasarkan hubungan darah atau nasab yang dimiliki antara wakif dan penerima wakaf. Di beberapa negara, amalan wakaf ahli ini sudah dihapus seperti di Turki, Lebanon, Syria, Mesir, Irak dan Libya. Wakaf ahli ini dihapus karena beberapa faktor seperti tekanan dari penjajah, wakaf ahli dianggap melanggar hukum ahli waris, selain itu wakaf ahli dianggap kurang memberi manfaat yang banyak untuk masyarakat umum. Di Indonesia, wakaf ahli masih berlaku, begitu juga di Singapura, Malaysia dan Kuwait. Hal ini dianggap karena bisa mendorong orang-orang untuk berwakaf. Di Indonesia, wakaf ahli juga tertulis dalam Undang-Undang nomor 42 tahun 2006 Pasal 30. Di dalam Undang- Undang dituliskan bahwa, ‘Wakaf ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diperuntukkan bagi kesejahteraan umum sesama kerabat berdasarkan hubungan darah (nasab) dengan Wakif.’ Dalam hal sesama kerabat dari wakaf ahli telah punah, maka wakaf ahli karena hukum beralih statusnya menjadi wakaf khairi yang peruntukannya ditetapkan oleh Menteri berdasarkan pertimbangan BWI.’ 9
  • 10. 2. Wakaf Khairi Wakaf khairi adalah wakaf yang diberikan untuk kepentingan umum. Wakaf khairi adalah wakaf dimana pihak pewakaf memberikan syarat penggunaan wakafnya untuk kebaikan- kebaikan yang terus menerus seperti pembangunan masjid, sekolah, rumah sakit dan lain- lain. Wakaf khairi adalah jenis wakaf untuk mereka yang tidak memiliki hubungan seperti hubungan keluarga, pertemanan atau kekerabatan antara pewakaf dan orang penerima wakaf. 3. Wakaf Musytarak Wakaf musytarak adalah wakaf yang mana penggunaan harta wakaf tersebut digunakan secara bersama-sama dan dimiliki oleh kegerunan si pewakaf. Wakaf musytarak ini masih diterapkan oleh beberapa negara seperti di Malaysia dan Singapura. 4. Wakaf benda tidak bergerak Selain wakaf di atas, wakaf juga dibagi menjadi wakaf berdasarkan jenis harta. Salah satunya adalah wakaf benda tidak bergerak. harta-harta yang dimaksud adalah bangunan, hak tanah, tanaman dan benda-benda yang berhubungan dengan tanah. 5. Wakaf benda bergerak selain uang Ada juga wakaf benda bergerak selain uang yaitu benda-benda yang bisa berpindah seperti kendaraan. Selain itu ada juga benda yang bisa dihabiskan dan yang tidak, air, bahan bakar, surat berharga, hak kekayaan intelektual dan lain-lain 10
  • 11. Program Kerja Wakaf ■ Sesuai dengan UU No. 41/2004 Pasal 49 ayat 1 disebutkan, BWI mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut: – Melakukan pembinaan terhadap nazhir dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf. – Melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf berskala nasional dan internasional. – Memberikan persetujuan dan atau izin atas perubahan peruntukan dan status harta benda wakaf. – Memberhentikan dan mengganti nazhir. – Memberikan persetujuan atas penukaran harta benda wakaf. – Memberikan saran dan pertimbangan kepada Pemerintah dalam penyusunan kebijakan di bidang perwakafan. 11
  • 12. ■ Terkait dengan tugas dalam membina nazhir, BWI melakukan beberapa langkah strategis, sebagaimana disebutkan dalam PP No.4/2006 pasal 53, meliputi: ■ Penyiapan sarana dan prasarana penunjang operasional Nazhir wakaf baik perseorangan, organisasi dan badan hukum. ■ Penyusunan regulasi, pemberian motivasi, pemberian fasilitas, pengkoordinasian, pemberdayaan dan pengembangan terhadap harta benda wakaf. ■ Penyediaan fasilitas proses sertifikasi Wakaf. ■ Penyiapan dan pengadaan blanko-blanko AIW, baik wakaf benda tidak bergerak dan/atau benda bergerak. ■ Penyiapan penyuluh penerangan di daerah untuk melakukan pembinaan dan pengembangan wakaf kepada Nazhir sesuai dengan lingkupnya. ■ Pemberian fasilitas masuknya dana-dana wakaf dari dalam dan luar negeri dalam pengembangan dan pemberdayaan wakaf. 12
  • 13. Manajemen Pengelolaan Wakaf Harus diakui bahwa pola manajemen pengelolaan wakaf yang selama ini berjalan adalah pola manajemen pengelolaan yang terhitung masih tradisional-konsumtif. Hal tersebut bisa diketahui melalui beberapa aspek: ■ Kepemimpinan. Corak kepemimpinan dalam lembaga kenadziran masih sentralistik-otoriter (paternalistik) dan tidak ada sistem kontrol yang memadai. Kontrol yang memadai sangat penting untuk dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan. ■ Rekruitmen SDM kenadziran. Banyak nadzir wakaf yang hanya didasarkan pada ketokohan seperti ulama, kyai, tokoh masyarakat, ustadz dan lain-lain, bukan pada aspek profesionalisme atau kemampuan mengelola. Sehingga banyak benda-benda wakaf yang tidak terurus atau terkelola secara baik. ■ Operasionalisasi pemberdayaan. Pola yang digunakan lebih kepada sistem yang tidak jelas (tidak memiliki standar operasional) karena lemahnya SDM, visi dan misi pemberdayaan, dukungan political will pemerintah yang belum maksimal. ■ Pola pemanfaatan hasil. Dalam menjalankan upaya pemanfaatan hasil wakaf masih banyak yang besifat konsumtif-statis sehingga kurang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak. ■ Sistem kontrol dan pertanggung jawaban. Sebagai resiko dari pola kepemimpinan yang sentralisitik dan lemahnya operasionalisasi pemberdayaan mengakibatkan pada lemahnya sistem kontrol, baik yang bersifat kelembagaan, pengembangan usaha maupun keuangan. 13
  • 14. Peran Wakaf dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ■ Pengembangan ekonomi perlu ditopang dengan adanya sumber pendanaan untuk mengerakan pilar pilar ekonomi tersebut ada tiga sumber pendanaan sosial yakni Ziswaf ■ Disamping penguasaan pasar dan sumber pendanaan dari Ziswaf dan syirkah juga perlu adanya dukungan pemerintah dalam hal ini kemudahan dalam penerbitan sertifikat wakaf dan bantuan pendanaan dalam penerbitannya-karena sekarang dapat dilihat bahwa masih banyak tanah wakaf yang berlum bersertifikat ■ Wakaf adalah salah satu instrumen dalam Islam yang sangat potensial untuk dijadikan strategi pengentasan kemiskinan dan kesenjangan nasional ■ Terkait tata kelola yang baik, yang harus dilakukan pertama adalah manajemen dan profesionalitas nadzir, baik mengenai (a) kredibilitas terkait dengan kejujuran, (b) profesionalitas terkait dengan kapabilitas, maupun (c) kompensasi terkait dengan upah ■ Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf dilakukan secara produktif dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kategori produktif yang dapat dilakukan antara lain cara pengumpulan, investasi, penanaman modal, produksi, kemitraan, perdagangan, agrobisnis, pertambangan, perindustrian, pengembangan teknologi, pembangunan gedung, apartemen, rumah susun, pasar swalayan, pertokoan, perkantoran, sarana pendidikan, sarana kesehatan, usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan syariah. 14