1. EXTERNAL MICRO ENVIRONMENT ANALYSIS
Disusun Oleh:
Wahyu Bawono
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2. External Micro Environment Analysis
Lingkungan eksternal memiliki dua bagian utama yang pertama lingkungan umum (elemen
dalam masyarakat luas yang mempengarulhi industry dan perusahaan-perusahaan di dalamnya) dan
lingkungan industry (faktor-faktor ancaman masuknya peserta, pemasok, pembeli, produk
pengganti, dan intensitas persaingan yang mempengaruhi perusahaan dan tindakan serta tanggapan
bersaing). Melengkapi pengertian perusahaan akan lingkungan ekstermal adalah analisis pesaing.
Analisis lingkungan sering kali harus mengasumsikan lingkungan bisnis yang tidak terbagi atas
Negara atau batas. Analisis lingkungan eksternal mencangkup empat langkah yang pertama
scanning, monitoring, forecasting dan assessing. Analisis lingkungan akan menghasilkan identifikasi
peluang dan ancaman.
Lingkungan umum (General environment), Mencakup elemen dalam masyarakat luas yang
dapat mempengaruhi suatu industry dan perusahaan-perusahaan di dalamnya. Elemen-elemen ini
dikelompokkan ke dalam segmen lingkungan (environmental segments), yang terdiri dari segmen-
segmen demografi, ekonomi, politik atau hukum, social-budaya, sertai teknologi. Perusahaan tidak
dapat, mengendalikan elemen-elemen ini secara langsung. karena tantangan strategisnya adalah
untuk mengerti setiap segemen dan implikasi masing-masing, schingga strategi yang tepat dapat
dirumuskan dan diterapkan.
Lingkungan Industri (industry environment), Sekelompok factor ancaman masuknya pendatang
baru, pemasok, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan antar pesaing yang
mempengaruhi suatu perusahaan dan langkah serta tanggapan bersaingnya. Secara kesclunihan,
interaksi antara lima factor ini menentukan besar laba yang dapat dicapai. Tantangannya adalah
untuk menentukan posisi dalam industry dimana perusahaan dapat mempengaruhi factor-faktor
tersebut dengan baik atau dengan mempertahankan diri dari pengaruh factor-faktor diatas.
Semangkin besar kapasitas penusahaan untuk mempengaruhi lingkungan industrinya, akan semakin
besar pula kecendurungan perolchan laba.
Hal yang harus dilakukan untuk menganalisis lingkungan eksternal perusahaan
Dalam melakukan proses kegiatan perusahaan sebaikanya kita harus memperhatikan faktor-
faktor apa saja yang akan kita hadapi untuk perusahaan kita dimasa yang akan datang. Dengan
adanya analisis lingkungan eksternal ini dapat mengetahuai bagaimana menghadapi faktor
lingkungan umum yang terdiri dari demografis, ekonomis, social budaya, teknologi dan politik.
Sedangkan dari faktor lingkungan industry dapat di lihat dari ancaman pesaing baru, kekuatan
pemasok, kekuatan pembeli, produk pengganti, dan intesitas persaingan.
Langkah - langkah analisis lingkungan eksternal:
1. Scanning, hal ini adalah Mengidentifikasi sinyal awal perubahan dan tren lingkungan
2. Monitoring, Mendeteksi maksud dari observasi yang terus berlanjut tentang perubahan dan tren
lingkungan.
3. Forecasting, Mengembangkan proyeksi dari hasil yang diantisipasi berdasarkan pemantauan
perubahan dan tren lingkungan.
3. 4. Assessing, Menentukan pilihan waktu dan pentingnya perubahan dan tren lingkungan untuk
strategi dan manajemen perusahaan.
IMPLEMENTASI PADA PERUSAHAAN BUMIPUTERA
Bumiputera berdiri atas prakarsa seorang guru sederhana bernama M. Ng. Dwidjosewojo –
Sekretaris Persatuan Guru-guru Hindia Belanda (PGHB) sekaligus Sekretaris I Pengurus Besar Budi
Utomo. Dwidjosewojo menggagas pendirian perusahaan asuransi karena didorong oleh keprihatinan
mendalam terhadap nasib para guru bumiputera (pribumi). Ia mencetuskan gagasannya pertama kali
di Kongres Budi Utomo, tahun 1910. Dan kemudian terealisasi menjadi badan usaha – sebagai salah
satu keputusan Kongres pertama PGHB di Magelang, 12 Februari 1912. Sebagai pengurus, selain M.
Ng. Dwidjosewojo yang bertindak sebagai Presiden Komisaris, juga ditunjuk M.K.H. Soebroto sebagai
Direktur, dan M. Adimidjojo sebagai Bendahara. Ketiga orang iniah yang kemudian dikenal sebagai
“tiga serangkai” pendiri Bumiputera, sekaligus peletak batu pertama industri asuransi nasional
Indonesia.
Tidak seperti perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) – yang kepemilikannya hanya oleh
pemodal tertentu; sejak awal pendiriannya Bumiputera sudah menganut sistem kepemilikan dan
kepenguasaan yang unik, yakni bentuk badan usaha “mutual” atau “usaha bersama”. Semua
pemegang polis adalah pemilik perusahaan – yang mempercayakan wakil-wakil mereka di Badan
Perwakilan Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan. Asas mutualisme ini, yang
kemudian dipadukan dengan idealisme dan profesionalisme pengelolanya, merupakan kekuatan
utama Bumiputera hingga hari ini.
Perjalanan Bumiputera yang semula bernama Onderlinge Levensverzekering Maatschappij PGHB
(O.L. Mij. PGHB) kini mencapai 9 dasawarsa. Sepanjang itu, tentu saja, tidak lepas dari pasang surut.
Sejarah Bumiputera sekaligus mencatat perjalanan Bangsa Indonesia. Termasuk, misalnya, peristiwa
sanering mata uang rupiah di tahun 1965 – yang memangkas asset perusahaan ini; dan bencana
paling hangat – multikrisis di penghujung millenium kedua. Di luar itu, Bumiputera juga menyaksikan
tumbuh, berkembang, dan tumbangnya perusahaan sejenis yang tidak sanggup menghadapi ujian
zaman – mungkin karena persaingan atau badai krisis. Semua ini menjadi cermin berharga dari
lingkungan yang menjadi bagian dari proses pembelajaran untuk upaya mempertahankan
keberlangsungan.
Memasuki millenium ketiga, Bumiputera yang mengkaryakan sekitar 18.000 pekerja, melindungi
lebih dari 9.7 juta jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok
Indonesia; tengah berada di tengah pencapaian baru industri asuransi Indonesia. Sejumlah
perusahaan asing menyerbu dan masuk menggarap pasar domestik. Mereka menjadi rekan
sepermainan yang ikut meramaikan dan bersama-sama membesarkan industri yang dirintis oleh
pendiri Bumiputera, 96 tahun lampau. Bagi Bumiputera, iklim kompetisi ini meniupkan semangat
baru; karena makin menegaskan perlunya komitmen, kerja keras, dan profesionalisme. Namun,
berbekal pengalaman panjang melayani rakyat Indonesia berasuransi hampir seabad, menjadikan
Bumiputera bertekad untuk tetap menjadi tuan rumah di negeri sendiri, menjadi asuransi Bangsa
Indonesia – sebagaimana visi awal pendirinya. Bumiputera ingin senantiasa berada di benak dan di
hati rakyat Indonesia.
4. Analisis Linkungan eksternal Makro
1. Keadaan alam Kedaan alam Indonesia yang luas dan rawan bencana mendukung pertumbuhan
persahaan asuransi ini. Banyaknya bencana akibat keganasan alam telah memakan banyak korban
dan di sini suransi jiwa sangat diperlukan dalam menjamin keuangan seseorang di akhir hayatnya.
2. Politik dan hankam Pengaruh politik dan pertahanan & keamana (HANKAM) terhadap
perkembangan perusahaan jasa asuransi ini ini sagat jelas terasa. Di mana multikrisis di penghujung
millenium kedua akibat kekecauan politik saat penghancuran rezim orde lama menyebabkan aset
perusahaan kritis karena kurs rupiah melemah terhadap dollar AS.
3. Hukum Perusahaan yang awalnya bernama Onderlinge Levensverzekering Maatschappij PGHB
(O.L. Mij. PGHB) ini sudah pasti legal secara hukum dan UU yang berlaku di Indonesia. Namun dalam
profilenya tidak dicantumkan SK dari dinas terkait tentang pelegalannya. Dengan adanya landasan
hukum yang melegalkannya maka perusahaan ini dipercaya oleh masyarakat sehingga Bumiputera
1912 bisa mengkaryakan sekitar 18.000 pekerja, melindungi lebih dari 9,7 juta jiwa rakyat Indonesia,
dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia.
4. Perekonomian Keadaan ekonomi sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan ini. Keadaan
ekonomi yang bagus mendukung terhadap kelancaran aktivitasnya. Namun keadaan ekonomi yang
carut marut misalnya, peristiwa sanering mata uang rupiah di tahun 1965 yang memangkas asset
perusahaan ini dan multikrisis di penghujung millenium kedua membuat kinerja perusahaan
terhambat.
5. Pendidikan & teknologi Pendidikan dan kaulifikasi yang dimiliki SDM Indosia sangat
mempengaruhi terhadap ketersediaan tenaga profesional di bidang perasuransian ini. Melihat
jumlah karyawannya yang sampai sekitar 18.000 orang, bisa dikatakan SDM yang ada sudah bisa
memenuhi kualifikasi yang diinginkan perusahaan ini. Selain itu perkembangan teknologi informasi
teknik (sistem operasi, bahasa pemrogaman, sistem manajemen database, network, telekomunikasi,
dan lain-lain) di dalam organisasi sangat berperan dalam kemajuan perusahaan ini. Teknologi
informasi yang digunakan yang dapat dgunakan dalam perusahan ini misalnya: aplikasi infrastruktur,
seperti order entry pembukaan rekening bank, analisis penjualan dan sistem pembayaran, yang
merupakan bentuk proses bisnis sesungguhnya.
6. Sosial budaya Aspek sosial budaya khususnya minat terhadap jasa asuransi berpengaruh terhadap
perkembanagan perusahaan ini. Tingkat kepercayaan terhadap asuransi yang bagus telah membuat
kemajuan pesat, buktinya perusahaan ini telah memiliki banyak nasabah yang dilindungi dengan
jumlah lebih dari 9.7 juta jiwa rakyat Indonesia dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh
pelosok Indonesia; dan merupakan pencapaian baru industri asuransi Indonesia
7. Kependudukan Aspek lingkungan kependudukan terhadap perusahaan di Indonesia sangat
penting dalam hal ketersediaan SDM dan sasaran pasar dari produk perusahaan tersebut. Indonesia
adalah negara yang luas dan memiliki jumlah pendudk yang banyak sangat menunjang terhadap
prospek perkembangan perusahaan dan juga perekonomian negaranya. Jumlah penduduk Indonesia
yang banyak dengan penyebaran yang luas pula memungkinkan perusahaan ini untuk bisa memeilih
5. dan mendapatkan SDM berkualitas sebagai karyawan, serta konsumen dari produknya. Maka tidak
heran jika Bumiputera 1912 bisa mengkaryakan sekitar 18.000 pekerja, melindungi lebih dari 9,7 juta
jiwa rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia.
8. Hubungan internasional Sistem perekonomian Indonesia yang terbuka dengan menjalin
hubungan internasional dengan beberapa negara, membuat adanya kebebesan ekspor-impor antar
negara serta kebebasan berinvestasi dan berbisnis. Dengan keadaan seperti itu, efeknya terhadap
perusahaan asuransi ini sangat jelas, di mana sejumlah perusahaan asing menyerbu dan masuk
menggarap pasar domestik. Mereka menjadi kompetitor atau jaga menjadi rekan sepermainan yang
ikut meramaikan dan bersama-sama membesarkan industri yang dirintis oleh pendiri Bumiputera, 96
tahun lampau.
Mikro
1. Pemasok Peran pemasok sepertinya tidak ada dalam perusahaan asuransi Bumiputera 1912 ini.
Karena perusahaan ini adalah perusahaan jasa yang tidak memebutuhkan bahan baku produk
seperti perusahaan barang. Mungkin yang dibutuhkan hanyalah informan tentang tempat-tempat
atau keadaan sosial masyarkat yang dibutuhkan ketika mau membuka kantor cabang di daerah baru.
Informan di sini bertindak sebagai pemasok informasi.
2. Perantara Perantara yang berperan dalam perusahaan asuransi Bumiputera 1912 di sini mungkin
adalah konsultan keasuransian.
3. Teknologi Untuk mencapai kemajuan yang maksimal, perusahaan perlu menyesuaikan sumber
daya-sumber daya internal organisasi dengan kesempatan dan risiko lingkungan sehingga kecepatan
dan kepekaan dalam menghadapi perubahan-perubahan dari luar sangat dibutuhkan dan teknologi
informasi sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Teknologi informasi bermanfaat
dalam menambah kecepatan dan kepekaan menanggapi perubahan-perubahan dari luar dimana
kecepatan merespon sangat penting bagi inovasi. Seperti disebutkan dalam sebuah buku ada empat
dimensi infrastruktur teknologi aspek manusia yaitu:
(1) pengetahuan dan keahlian manajemen tentang teknologi informasi,
(2) pengetahuan dan keahlian fungsional tentang bisnis,
(3) keahlian interpersonal dan manajemen, dan
(4) pengetahuan dan keahlian teknikal. Pengetahuan dan keahlian manajemen tentang
teknologi berhubungan dengan dimana dan bagaimana menyebarkan teknologi informasi secara
efektif dan menguntungkan untuk mencapai tujuan-tujuan strategi bisnis. Pengetahuan dan keahlian
fungsional tentang bisnis meliputi tingkat pengetahuan dan variasi fungsi di dalam bisnis dan
kemampuan untuk mengetahui semua lingkungan bisnis. Keahlian interpersonal dan manajemen
meliputi kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan personal dalam area fungsional
dan untuk bekerja di dalam suatu lingkungan kolaborasi, serta kemampuan untuk memimpin tim
proyek Pengetahuan dan keahlian teknikal mengukur dalam dan luasnya keistimewaan teknologi
informasi teknik (sistem operasi, bahasa pemrogaman, sistem manajemen database, network,
telekomunikasi, dan lain-lain) di dalam organisasi. Dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh
6. pelosok Indonesia, perusahaan asuransi Bumiputera 1912 sepertinya telah dapat mengadopsi
teknologi dalam pengembangan proses dan metode kerja dalam perusahaan tersebut.
4. Pasar Jumlah penduduk Indonesia yang banyak dengan penyebaran yang luas pula
memungkinkan perusahaan ini untuk mendapatkan konsumen dari produknya. Penduduk negara
Indonesia yang jumlahnya di atas 200.000 ribu jiwa adalah pasar yang sangat menjanjikan terhadap
perusahaan asuransi ini. Maka tidak heran jika Bumiputera 1912 memiliki nasabah lebih dari 9,7 juta
jiwa rakyat Indonesia dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia.
Daftar Pustaka
Hit A. Michael. Dkk. 1996. Manajemen Strategis. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Siagian. Sondang. 2005. Manajemen Strategis. Jakarta: PT Bumi Aksara
Irantara Yosal. 2004. Manajemen Strategis Public Relations Jakarta: Ghalia Indonesia.