2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada kita semua
sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dimana makalah ini
membahas tentang Toksisitas emas. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat kami harapkan
untuk menyempurnakan makalah ini.Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, kami harapkan makalah ini
dapat bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi semua orang.
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ) memacu terjadinya
pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah dan udara. Pencemaran air yang
diakibatkan oleh dampak perkembangan industri harus dapat dikendalikan, karena bila tidak
dilakukan sejak dini akan menimbulkan permasalahan yang serius bagi kelangsungan hidup
manusia maupun alam sekitarnya. Pencemaran logam berat seperti Pb, Cu, dan Hg dapat
mempengaruhi dan menyebabkan penyakit pada konsumen, karena di dalam tubuh unsur
yang berlebihan akan mengalami etoksifikasi (keracunan) sehingga membahayakan manusia.
Logam berat umumnya bersifat racun terhadap makhluk hidup walaupun beberapa
diantaranya diperlukan dalam jumlah kecil. Melalui berbagai perantara, seperti udara,
makanan, maupun air yang terkontaminasi oleh logam berat, logam tersebut dapat
terdistribusi ke bagian tubuh manusia dan sebagian akan terakumulasikan.
Apabila ketika suatu zat pencemar yang berbahaya telah mencemari permukaantanah dan
menguap kemudian terbawa air hujan dan meresap kedalam tanah maka akan mencemari air
tanah. Berbagai kemungkinan reaksi yang terjadi terhadap logam berat (merkuri) di dalam
tanah.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami adanya pencemaran yang disebabkan oleh emas.
2. Mengetahui cara-cara pengendalian pencemaran akibat emas.
3. Mengetahui proses-proses pencemaran lingkungan akibat emas.
4. Menganalisis adanya kasus pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh emas.
4. C. Manfaat
Dengan membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat lebih mudah untuk memahami
penyebab dan dampak yang ditimbulkan oleh emas (tambang emas) dan dapat mencari solusi
penanggulangan pencemaran emas (tambang emas), serta mahasiswa dapat bersikap ramah
terhadap lingkungan.
5. BAB II
ISI
A. Pengertian
Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au
(bahasa Latin: 'aurum') dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi (trivalen dan
univalen) yang lembek, mengkilap, kuning, berat, "malleable", dan "ductile". Emas
tidak bereaksi dengan zat kimia lainnya tetapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua
regia. Logam ini banyak terdapat di nugget emas atau serbuk di bebatuan dan di
deposit alluvial dan salah satu logam coinage. Kode ISOnya adalah XAU. Emas
melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 derajat Celsius.
Emas merupakan logam yang bersifat lunak dan mudah ditempa, kekerasannya
berkisar antara 2,5 – 3 (skala Mohs), serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan
kandungan logam lain yang berpadu dengannya. Mineral pembawa emas biasanya
berasosiasi dengan mineral ikutan (gangue minerals). Mineral ikutan tersebut
umumnya kuarsa, karbonat, turmalin, flourpar, dan sejumlah kecil mineral non logam.
Mineral pembawa emas juga berasosiasi dengan endapan sulfida yang telah
teroksidasi. Mineral pembawa emas terdiri dari emas nativ, elektrum, emas telurida,
sejumlah paduan dan senyawa emas dengan unsur-unsur belerang, antimon, dan
selenium. Elektrum sebenarnya jenis lain dari emas nativ, hanya kandungan perak di
dalamnya >20%.
Emas terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan.
Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan larutan
hidrotermal, sedangkan pengkonsentrasian secara mekanis menghasilkan endapan
letakan (placer). Genesa emas dikategorikan menjadi dua yaitu:
Endapan primer; dan
Endapan plaser.
6. Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga digunakan
sebagai perhiasan, dan elektronik. Penggunaan emas dalam bidang moneter dan
keuangan berdasarkan nilai moneter absolut dari emas itu sendiri terhadap berbagai
mata uang di seluruh dunia, meskipun secara resmi di bursa komoditas dunia, harga
emas dicantumkan dalam mata uang dolar Amerika. Bentuk penggunaan emas dalam
bidang moneter lazimnya berupa bulion atau batangan emas dalam berbagai satuan
berat gram sampai kilogram.
B. Pencemaran lingkungan akibat emas (Tambang emas)
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,
penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian
(mineral, batubara, panas bumi, migas).Indonesia merupakan salah satu daerah
penghasil tambang batu bara terbesar di dunia.Kegiatan penambangan apabila
dilakukan di kawasan hutan dapat merusak ekosistem hutan. Apabila tidak dikelola
dengan baik, penambangan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan secara
keseluruhan dalam bentuk pencemaran air, tanah dan udara. Salah satu pencemaran
yang ada akibat emas (tambang emas) yaitu pencemaran air. Air merupakan
komponen yang paling penting bagi kehidupan manusia. Air adalah kebutuhan utama
bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya di bumi
tidak ada air, namun air dapat menjadi malapetaka apabila tidak tersedia dalam
kondisi yang benar baik kualitas maupun kuantitasnya. Dewasa ini, air menjadi
masalah yang perlu mendapat perhatian, karena air sudah banyak tercemar oleh
bermacam-macam limbah dari kegiatan manusia, salah satunya adalah kegiatan
pertambangan emas. Salah satu kasus pencemaran air akibat kegiatan pertambangan
adalah kasus pencemaran air di Sungai.
Kasus yang terjadi di daerah Sungai adalah pencemaran air akibat penambangan emas
dengan menggunakan air raksa. Penambangan emas dengan menggunakan air raksa
telah membudaya bagi masyarakat di daerah Sungai, metode ini dipilih oleh
masyarakat karena air raksa dapat mempercepat proses pencucian emas hingga
sekitar satu jam saja, sehingga emas yang didulang banyak dalam waktu yang cepat.
Namun tindakan yang dilakukan oleh masyarakat ini tidak diimbangi oleh kearifan
dalam menjaga lingkungan. Pertambangan emas dengan menggunakan air raksa akan
7. menyebabkan air disekitarnya menjadi tercemar dan menurunkan nilai dan fungsi
strategis air sungai yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Air raksa termasuk salah satu logam berat dengan berat molekul tinggi. Dalam proses
biologi logam berat dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun apabila zat tersebut
terdapat dalam jumlah yang berlebih dapat menimbulkan keracunan bagi tumbuhan,
hewan dan manusia. Masyarakat dan para penambang emas yang mengolah biji emas
dengan menggunakan air raksa di perairan Sungai sebagian besar mengatakan bahwa
gejala-gejala kesehatan yang sering timbul adalah penyakit penyakit seperti gatal-
gatal,sakit perut, mual, muntah-muntah, demam, sesak napas, pusing-pusing, sakit
kepala, maag, tangan sering kesemutan dan mudah lupa.
C. Dampak negatif akibat emas (tambang emas)
a). Dampak negatif terhadap lingkungan
Berikut dampak-dampak negatif yang mungkin timbul akibat adanya aktivitas
penambangan emas :
Ø Tanah
Tidak hanya air yang tercemar, tanah juga mengalami pencemaran akibat
pertambangan, yaitu terdapatnya lubang-lubang besar yang tidak mungkin
ditutup kembali yang menyebabkan terjadinya kubangan air dengan
kandungan asam yang sangat tinggi. Air kubangan tersebut mengadung zat
kimia seperti Fe, Mn, SO4, Hg dan Pb. Fe dan Mn dalam jumlah banyak
bersifat racun bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak dapat
berkembang dengan baik. SO4 berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan
PH tanah, akibat pencemaran tanah tersebut maka tumbuhan yang ada
diatasnya akan mati.
- Meningkatnya Ancaman Tanah Longsor
Dari hasil observasi di lokasi penambangan emas secara tradisional di
lapangan ditemukan bahwa aktivitas penambangan berpotensi meningkatkan
ancaman tanah longsor. Dilihat dari teknik penambangan, dimana penambang
menggali bukit tidak secara berjenjang (trap-trap), namun asal menggali saja
dan nampak bukaan penggalian yang tidak teratur dan membentuk dinding
8. yang lurus dan menggantung (hanging wall) yang sangat rentan runtuh
(longsor) dan dapat mengancam keselamatan jiwa para penambang.
- Hilangnya Vegetasi Penutup Tanah
Penambang (pendulang) yang menggali tanah atau material tidak melakukan
upaya reklamasi atau reboisasi di areal penggalian, tapi membiarkan begitu
saja areal penggalian dan pindah ke areal yang baru. Tampak di lapangan
bahwa penambang membiarkan lokasi penggalian begitu saja dan terlihat
gersang. Bahkan penggalian yang terlalu dalam membetuk kolam-kolam pada
permukaan tanah yang kedalamannya mencapai 3-5 meter.
- Erosi tanah
Areal bekas penggalian yang dibiarkan begitu saja berpotensi mengalami erosi
dipercepat karena tidak adanya vegetasi penutup tanah. Kali kecil yang berada
di dekat lokasi penambangan juga terlihat mengalami erosi pada tebing sisi
kanan dan kirinya. Selain itu telah terjadi pelebaran pada dinding tebing
sungai, akibat diperlebar dan diperdalam guna melakukan aktivitas
pendulangan dengan memanfaatkan aliran kali untuk mencuci tanah
Ø Air
Penambangan secara langsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari
limbah tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah
pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga warna air sungai menjadi
keruh, asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan
pencucian batubara tersebut. Limbah pencucian batubara setelah diteliti
mengandung zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika
airnya dikonsumsi. Limbah tersebut mengandung belerang (b), merkuri (Hg),
asam slarida (HCn), mangan (Mn), asam sulfat (H2SO4), dan timbal (Pb). Hg
dan Pb merupakan logam berat yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada
manusia seperti kanker kulit.
- Sedimentasi dan Menurunnya Kualitas Air
Aktivitas penambangan emas secara tradisional yang memanfatkan aliran kali
membuat air menjadi keruh dan kekeruhan ini nampak terlihat di saluran
primer yakni kali Anafre. Pembuangan tanah sisa hasil pendulangan turut
meningkatkan jumlah transport sedimen.
9. Ø Hutan
Penambangan dapat menghancurkan sumber-sumber kehidupan rakyat karena
lahan pertanian yaitu hutan dan lahan-lahan sudah dibebaskan oleh
perusahaan. Hal ini disebabkan adanya perluasan tambang sehingga
mempersempit lahan usaha masyarakat, akibat perluasan ini juga bisa
menyebabkan terjadinya banjir karena hutan di wilayah hulu yang semestinya
menjadi daerah resapan aitr telah dibabat habis. Hal ini diperparah oleh
buruknya tata drainase dan rusaknya kawan hilir seperti hutan rawa. .
Ø Laut
Pencemaran air laut akibat penambangan terjadi pada saat aktivitas bongkar
muat dan tongkang angkut batubara. Selain itu, pencemaran juga dapat
mengganggu kehidupan hutan mangrove dan biota yang ada di sekitar laut
tersebut.
b).Dampak terhadap manusia
Dampak pencemaran Pencemaran akibat penambangan batubara terhadap
manusia, munculnya berbagai penyakit antara lain :
1. Limbah pencucian zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia jika airnya dikonsumsi dapat menyebabkan penyakit kulit pada
manusia seperti kanker kulit. Kaarena Limbah tersebut mengandung belerang (
b), Merkuri (Hg), Asam Slarida (Hcn), Mangan (Mn), Asam sulfat (H2sO4),
di samping itu debu menyebabkan polusi udara di sepanjang jalan yang
dijadikan aktivitas pengangkutan. Hal ini menimbulkan merebaknya penyakit
infeksi saluran pernafasan, yang dapat memberi efek jangka panjang berupa
kanker paru-paru, darah atau lambung. Bahkan disinyalir dapat menyebabkan
kelahiran bayi cacat.
2. Antaranya dampak negatifnya adalah kerusakan lingkungan dan masalah
kesehatan yang ditimbulkan oleh proses penambangan dan
penggunaannya.produk buangannya, berupa abu ringan, abu berat, dan kerak
sisa pembakaran, mengandung berbagai logam berat : seperti arsenik, timbal,
merkuri, nikel, vanadium, berilium, kadmium, barium, cromium, tembaga,
molibdenum, seng, selenium, dan radium, yang sangat berbahaya jika dibuang
di lingkungan.
10. 3. Seperti halnya aktifitas pertambangan lain di Indonesia, Pertambangan
emas juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang
cukup parah, baik itu air, tanah, Udara, dan hutan, Air Penambangan Batubara
secaralangsung menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbah penducian
batubara tersebut dalam hal memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah
pencucian tersebut mencemari air sungai sehingga warna air sungai menjadi
keruh, Asam, dan menyebabkan pendangkalan sungai akibat endapan
pencucian emas tersebut. Limbah pencucian emas setelah diteliti mengandung
zat-zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi.
Limbah tersebut mengandung belerang ( b), Merkuri (Hg), Asam Slarida
(Hcn), Mangan (Mn), Asam sulfat (H2sO4), dan Pb. Hg dan Pb merupakan
logam berat yang dapat menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti
kanker kulit.
D. Cara pengendalian lingkungan akibat emas (tambang emas)
Pencegahan pencemaran adalah tindakan mencegah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
kegiatan manusia agar kualitasnya tidak turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Dalam bentuk, pertama, remediasi, yaitu kegiatan untuk membersihkan permukaan
tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan
ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan
ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri atas pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa
ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya, tanah tersebut disimpan di bak/tangki yang kedap, kemudian zat
pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya, zat pencemar
dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air
limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
Kedua, bioremediasi, yaitu proses pembersihan pencemaran tanah dengan
11. menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau
tidak beracun (karbon dioksida dan air). Ketiga, penggunaan alat (retort-amalgam)
dalam pemijaran emas perlu dilakukan agar dapat mengurangi pencemaran Hg.
Keempat, perlu adanya kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya
Pemantauan Lingkungan atau kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) dalam menyusun kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan
pertambangan. Sebelum dilaksanakannya, kegiatan penambangan sudah dapat
diperkirakan dahulu dampaknya terhadap lingkungan. Kajian ini harus dilaksanakan,
diawasi dan dipantau dengan baik dan terus-menerus implementasinya, bukan sekedar
formalitas keburuhan administrasi.
Kelima, penyuluhan kepada masyarakat tentang bahayanya Hg dan B3 lainnya perlu
dilakukan. Bagi tenaga kesehatan perlu ada pelatihan surveilans risiko kesehatan
masyarakat akibat pencemaran B3 di wilayah penambangan
Pemerintah daerah harus menetapkan secara resmi wilayah pertambangan rakyat.
1. Selain Peraturan daerah tentang Pengelolaan Pertambangan Pemerintah derah perlu
membuat peraturan daerah mengenai Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
pencemaran air.
2. Melakukan kegiatan penyuluhan dan sosialisasi tentang penertiban penambangan
emas dengan menggunakan air raksa melalui petunjuk-petunjuk tata cara
penambanagn dan pengolahan biji emas dengan menggunakan air raksa yang benar
dan dampak penting dari penggunaan air raksa dalam kegiatan penambangan emas.
3. Membuat waduk kecil yang disebut dengan embung sebelum pembuangan akhir
(sungai atau laut). Embung tersebut harus dijadikan sebagai muara buangan air
limbah pertambangan rakyat sehingga terkonsentrasi pada satu tempat. Pada embung
tersebut ditumbuhkan eceng gondok yang akan mengadsorpsi logam berat yang
terlarut didalamnya. Sebagai pengolahan akhir sebelum dibuang ke pembuangan air
dapat digunakan saringan karbon aktif untuk mengadsorbsi kandungan sisa yang
belum dapat di absorbsi oleh eceng gondok. Saringan karbon aktif memiliki
resolusi/derajat pemisahan yang sangat tinggi sehingga menjamin kandungan logam
12. berat sangat rendah. Karbon aktif secara sederhana dapat dengan mudah dibuat dari
arang melalui proses aktifasi dapat dijadikan karbon aktif melalui aktifasi fisik dengan
pemanasan pada temperatur 600-800 °C selama 3-6 jam.
E. Toksisitas Emas
Bahaya menggunakan emas bagi kesehatantubuh yaitu :
Bagi beberapa orang memakai perhiasan emas dapat membuat pusing, mual
dan tidak enak badan. Bahkan kondisi tersebut bisa terjadi walau hanya melihat
deretan emas, mengapa demikian?, bahan tambang yang digunakan pada tubuh ini
memiliki pengaruh terhadap sistem saraf. Oleh karena itu, bahan hasil tambang seperti
emas dan batuan-batuan alam kerap digunakan sebagai metode pengobatan alternatif.
Biasanya emas atau batu mulia tersebut diletakkan dibeberapa titik tertentu di tubuh,
dibiarkan beberapa saat, kemudian diangkat. Sebaliknya, seseorang juga bisa
mengalami gangguan kesehatan ketika menggunakan emas dibagian tubug tertentu.
Menurut sebuah penelitian, emas ternyata bisa mengganggu kesehatan seseorang.
Selain mengganggu kesehatan tubuh, berikut adalah beberapa bahaya emas
lainnyayang mempengaruhi kesehatan tubuh.
1. Mengganggu sistem saraf
Emas bisa merangsang dan membangkitkan semua proses yang terjadi di
dalam otak manusia. Penggunaan emas pada tubuh bisa menyebabkan
terjadinya masalah kesehatan yang berhubungan dengan sistem saraf secara
keseluruhan.
2. Menyebabkan stres
Salah satu dampak penggunaan emas adalah depresi. Hal inilah yang
menyebabkan tidak semua orang bisa menggunakan emas. Bahkan silau emas
bisa mengakibatkan kejang bagi penderita depresi.
3. Gangguan sistem kapiler
Pemakaian cincin sempit dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan
sistem kapiler.
13. 4. Berpengaruh terhadap penderita kanker
Logam mulia dapat mengakibatkan afektivitas obat yang digunakan untuk
mengobati sel kanker paru-paru. Penelitian membuktikan sifat baru dari emas
yang sebelumnya tidak diketahui.
14. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aktivitas pertambangan yang tidak dikelolo dengan baik mengakibatkan berbagi
keruskan lingkungan seperti kerusakan tanah,air,hutan,laut,selain itu juga
memiliki dampak terhadap manusia seperti Antaranya dampak negatifnya adalah
kerusakan lingkungan dan masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh proses
penambangan dan penggunaannya. Adapun pencegahan pencemaran dapat
dilakukan dalam bentuk, pertama, remediasi, yaitu kegiatan untuk membersihkan
permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau
on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di
lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri atas pembersihan,
venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian
dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar. Caranya, tanah tersebut disimpan di bak/tangki
yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut.
Selanjutnya, zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah
dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal
dan rumit.
B. Saran
Sebaiknya dalam melakukan penambangan kita juga perlu memperhatikan
pengelolaan lingkungan agar tidak berdampak buruk. Dengan demikian tidak
hanya keuntungan finansial saja yang kita dapatkan tetap kesehatan kita juga tetap
terjaga.