1. TUGAS III
ILMU PENGETAHUAN LINGKUNGAN
Disusun oleh:
1. Dita Khairunnisa (3)
2. Heny Yuliantini (33411322)
3. Kooshardiantini (32411010)
3ID05
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2014
3. Pencemaran air adalah suatu perubahan
keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah
akibat aktivitas manusia. Danau, sungai,
lautan dan air tanah adalah bagian penting
dalam siklus kehidupan manusia dan
merupakan salah satu bagian dari siklus
hidrologi. Selain mengalirkan air juga
mengalirkan sedimen dan polutan.
Berbagai macam fungsinya sangat
membantu kehidupan manusia.
Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan
dan air tanah adalah untuk irigasi
pertanian, bahan baku air minum, sebagai
saluran pembuangan air hujan dan air
limbah, bahkan sebenarnya berpotensi
sebagai objek wisata.
DEFINISI
http://id.wikipedia.org/wikizdvn
4. PENYEBAB PENCEMARAN AIR
• Limbah rumah tangga, yaitu sampah (baik padat maupun cair) yang berasal dari
rumah-rumah individu. Contohnya adalah bungkus makanan, air sabun, air bekas
cucian yang mengandung zat kimia, dan sebagainya. Limbah jenis ini seringkali
disebut pula sebagai limbah pemukiman.
• Limbah industri. Dari namanya, jelas terlihat bahwa limbah pencemar berasal dari
aktivitas industri. Sebagaimana kita ketahui, negara ini dipenuhi dengan ratusan
ribu industri penghasil limbah. Pabrik-pabrik yang beroperasi di banyak tempat
seringkali tidak memperhatikan kesehatan lingkungan di sekitarnya. Sisa produksi
yang bermuatan zat kimia adalah pencemar air nomor satu, di samping limbah
padat lainnya yang jenisnya sangat beragam.
• Limbah pertanian. Aktivitas pertanian pun terkadang tidak kalah merugikan
lingkungan, meskipun tidak separah apa yang dihasilkan oleh limbah industri.
Penggunaan bahan kimia dalam kegiatan pertanian adalah sumber utama yang bisa
mencemari perairan.
• Selain ketiga penghasil utama limbah pencemar air di atas, masih ada satu lagi
sumber limbah yang ada hanya di sejumlah daerah, yaitu yang berasal dari aktivitas
pertambangan.
6. AKIBAT PENCEMARAN AIR
• Tumbuhnya mikroorganisme berbahaya yang berasal dari
pembusukan sampah. Jika masuk ke dalam tubuh, mikroorganisme ini
akan menimbulkan bahaya seperti penyakit.
• Air yang beracun, sehingga berbahaya jika dikonsumsi. Racun ini bisa
berasal dari limbah kimiawi dari rumah tangga, industri, pestisida dari
kegiatan pertanian, dan sebagainya.
• Kesulitan untuk memperoleh air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
• Terganggunya keseimbangan ekosistem di dalam air; yang bisa
berdampak juga untuk kehidupan manusia, contoh: berkurangnya
populasi ikan di sungai atau laut.
8. CARA MENGATASI PENCEMARAN AIR
• Gunakan air dengan bijaksana. Kurangi penggunaan air untuk kegiatan yang kurang
berguna dan gunakan dalam jumlah yang tepat.
• Kurangi penggunaan detergen. Sebisa mungkin pilihlah detergen yang ramah
lingkungan dan dapat terurai di alam secara cepat.
• Kurangi konsumsi obat-obatan kimia berbahaya. Obat-obatan kimia yang berbahaya
seperti pestisida, dan obat nyamuk cair merupakan salah satu penyebab rusaknya
ekosistem air
• Tidak menggunakan sungai untuk mencuci mobil, truk, dan sepeda motor.
• Tidak menggunakan sungai untuk wahana memandikan hewan ternak dan sebagai
tempat kakus.
• Jangan membuang sampah rumah tangga di sungai/danau. Kelola sampah rumah
tangga dengan baik dan usahakan menanam pohon di pinggiran sungai/danau.
• Sadar akan kelangsungan ketersediaan air dengan tidak merusak atau
mengeksploitasi sumber mata air agar tidak tercemar.
• Mengoptimalkan pelaksanaan rehabilitasi lahan kritis yang bertujuan untuk
meningkatkan konservasi air bawah tanah
• Menanggulangi kerusakan lahan bekas pembuangan limbah B3.
9. Salah satu bahan cemaran di laut yang paling luas tersebar dan sering terjadi adalah minyak mineral. Sebenarnya
pencemaran laut oleh minyak mineral sudah ada sejak berabad-abad yang lampau sebagai akibat rembesan minyak secara
alami dari dalam bumi, seperti yang terjadi di Santa Barbara, California, Amerika Serikat dan di Teluk Cariaco, Venezuela.
Pada saat itu manusia belum mengetahui bahaya minyak mineral terhadap organisme per-airan. Pada bulan Maret 1957
kapal tanker "Tampico Maru" mengalami kecelakaan di Baja, California dan menumpahkan 55.220 barrel minyak mineral.
Kejadian ini telah membunuh beberapa jenis organisme laut di daerah tersebut (Hutagalung, 1990).
Masalah pencemaran minyak di laut mulai mendapat perhatian yang serius dari masyarakat pada tahun 1967. Pada
waktu itu sebanyak 821.000 banel minyak tumpah lagi di perairan Seven Stones Reef, Inggris akibat pecahnya kapal tanker
"Torrey Ca-nyon". Kejadian ini juga menyebabkan ke-matian massal berbagai jenis organisme laut. Pada tanggal 24 Maret
1989, dunia kembali dikagetkan oleh tumpahan 200.000 barrel minyak di Selat Prince William, Alas-ka akibat bocornya
kapal tanker raksasa "Exxon Valdes". Kasus ini membunuh ribu-an burung, berang-berang, anjing laut dan singa laut. Dalam
waktu 1 minggu minyak ini telah menutupi permukaan laut seluas 260 km2. Hal yang paling merisaukan ada-lah lapisan
minyak tersebut mulai menye-bar menuju daerah pemijahan ikan salmon yang merupakan sumber kehidupan nelayan
Alaska.
Beberapa pencemaran yang menjadi perhatian masyarakat sekarang ini diantaranya adalah pencemaran di daerah
pantai yang diakibatkan oleh tersemburnya minyak bumi ke permukaan laut. Pada umumnya, pengeboran minyak bumi di
laut dapat menyebabkan terjadinya peledakan di sumur minyak. Ledakan ini mengakibatkan semburan minyak menyebar
ke lokasi sekitar laut, sehingga menimbulkan pencemaran. Ledakan anjungan minyak yang terjadi di Teluk Meksiko sekitar
80 kilometer dari Pantai Louisiana pada 22 April 2010. Pencemaran laut yang diakibatkan oleh pengeboran minyak di lepas
pantai itu dikelola perusahaan minyak British Petroleum. Ledakan itu memompa minyak mentah 8.000 barel atau 336.000
galon minyak ke perairan di sekitarnya dan daerah pantai.
10. 1. Rusaknya estetika pantai akibat bau dari material minyak. Residu berwarna gelap yang terdampar di pantai
akan menutupi batuan, pasir, tumbuhan dan hewan. Kontaminasi terhadap udara yang perlu diperhatikan akan
bahaya penguapan benzene karena mempunyai efek karsinogenik kepada manusia. Keadaan ini semakin penting
untuk diantisipasi apabila kejadian tumpahan minyak berada dekat dengan lokasi penduduk yang padat. Dan benda
purbakala, cagar alam dan harta karun di dasar laut yang terkena minyak dapat rusak atau berkurang nilai
estetikanya. Oleh sebab itu nilai jualnya akan berkurang.
2. Kerusakan biologis, bisa merupakan efek letal dan efek subletal. Efek letal yaitu reaksi yang terjadi saat zat-zat
fisika dan kimia mengganggu proses sel ataupun subsel pada makhluk hidup hingga kemungkinan terjadinya
kematian. Efek subletal yaitu mepengaruhi kerusakan fisiologis dan perilaku namun tidak mengakibatkan kematian
secara langsung. Terumbu karang akan mengalami efek letal dan subletal dimana pemulihannya memakan waktu
lama dikarenakan kompleksitas dari komunitasnya. Minyak dapat mempengaruhi kehidupan mangrove dan
organisme lain yang berasosiasi pada mangrove. Minyak dapat menutupi daun, menyumbat akar nafas, mencegah
difusi garam dan menghambat proses respirasi pada mangrove. Dan vegetasi bawah air sangat sensitif terhadap
kontaminasi minyak, karena vegetasi bawah air mimiliki produktivitas yang tinggi, berperan dalam siklus nutrien,
berfungsi sebagai kawasan asuhan, mencari makan, dan berlindung berbagai spesies penting dan komersial tinggi
dari jenis-jenis ikan.
3. Pertumbuhan fitoplankton laut akan terhambat akibat keberadaan senyawa beracun dalam komponen minyak
bumi, juga senyawa beracun yang terbentuk dari proses biodegradasi. Jika jumlah fitoplankton menurun, maka
populasi ikan, udang, dan kerang juga akan menurun. Padahal hewan-hewan tersebut dibutuhkan manusia karena
memiliki nilai ekonomi dan kandungan protein yang tinggi.
4. Penurunan populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan racun slick (lapisan minyak di permukaan air).
Selain itu, terjadi kematian burung-burung laut. Hal ini dikarenakan slick membuat permukaan laut lebih tenang dan
menarik burung untuk hinggap di atasnya ataupun menyelam mencari makanan. Saat kontak dengan minyak, terjadi
peresapan minyak ke dalam bulu dan merusak sistem kekedapan air dan isolasi, sehingga burung akan kedinginan
yang pada akhirnya mati.
Dampak
Tumpahan Minyak
11. Kilas Opini
Kasus pencemaran air yang terjadi diatas merupakan kasus pencemaran laut
akibat dari tumpahan minyak dapat berpengaruh pada beberapa sector ,
diantaranya lingkungan pantai dan laut, ekosistem biota pantai dan laut,
dan mengganggu aktivitas nelayan sehingga mempengaruhi kesejahteraan
mereka. Pengaruh-pengaruh tersebut antara lain dapat mengubah
karakteristik populasi spesies dan struktur ekologi komunitas laut, dapat
mengganggu proses perkembangan dan pertumbuhan serta reproduksi
organisme laut, bahkan dapat menimbulkan kematian pada organisme
laut.
Menurut kelompok kami, pencemaran laut itu terjadi apabila dimasukkannya
oleh manusia sesuatu benda, zat atau energi ke dalam lingkungan laut
sehingga menimbulkan akibat sedemikian rupa kepada alam dan
membahayakan kesehatan serta kehidupan manusia dan ekosistem serta
merugikan lingkungan yang baik dan fungsi laut sebagaimana mestinya.
Pencemaran laut itu dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak
langsung. Tumpahan minyak menjadi penyebab utama pencemaran laut.
Minyak yang tumpah diakibatkan oleh operasi kapal tanker, docking
(perbaikan/perawatan kapal), terminal bongkar muat tengah laut, tanki
ballast dan tanki bahan bakar, scrapping kapal (pemotongan badan kapal
untuk menjadi besi tua), kecelakaan tanker (kebocoran lambung, kandas,
ledakan, kebakaran dan tabrakan) serta sumber yang di darat seperti
(minyak pelumas bekas, atau cairan yang mengandung hydrocarbon (
perkantoran & industri ).
12. Kilas Opini (Lanjutan)
Terdapat keuntungan dari pembasmian pencemaran air laut
ini adalah :
a. Terjaganya kebersihan laut
b. Dapat menjaga kelangsungan kehidupan organisme yang
hidup di dalamnya
c. Terlindunginya hewan – hewan laut dari kotornya laut
d. Terjaganya tumbuhan laut
Adapun usaha yang dilakukan untuk menjaga pencemaran laut tersebut
sebagai berikut :
1) Angkat sampah-sampah dan benda-benda bekas dari area laut.
2) Tidak membuang puntung rokok ke laut saat berada di kapal.
3) Menggunakan barang-barang yang bisa di daur ulang.
4) Mengurangi pembelian produk yang menggunakan bahan plastik.
5) Mendaur ulang sampah yang bisa di daur ulang.