SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
Reprint:
JURNALILMU-ILMUPERAIRANDANPERIKANANINDONESIA
ISSN 0854-3194
Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1
Halaman 53 – 60
Analisis Beberapa Karakteristik Lingkungan Perairan
yang Mempengaruhi Akumulasi Logam Berat Timbal
dalam Tubuh Kerang Darah di Perairan Pesisir Timur Sumatera Utara
(Analysis of Several Characteristics of Aquatic Environment which Affect on the
Lead Accumulation in Shellfish Body at Eastern Coastal Waters of North Sumatera)
Hasan Sitorus
Alamat Penyunting dan Tata Usaha: Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor - Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Wing C, Lantai 4 - Telepon (0251)
622912, Fax. (0251) 622932. E-mail : jippi@centrin.net.id
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional No. 22/DIKTI/Kep /2002 tanggal 8
Mei 2002 tentang Hasil Akreditasi Jurnal Ilmiah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2002, Jurnal Ilmu-ilmu Perairan
dan Perikanan Indonesia (JIPPI) diakui sebagai jurnal nasional terakreditasi.
53
ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK
LINGKUNGAN PERAIRAN YANG MEMPENGARUHI AKUMULASI
LOGAM BERAT TIMBAL DALAM TUBUH KERANG DARAH
DI PERAIRAN PESISIR TIMUR SUMATERA UTARA
(Analysis of Several Characteristics of Aquatic Environment which Affect on the
Lead Accumulation in Shellfish Bodyat Eastern Coastal Waters of North Sumatera)
Hasan Sitorus1
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis beberapa karakteristik lingkungan perairan yang mem-
pengaruhi akumulasi logam berat timbal dalam tubuh kerang darah (Anadara granosa) di perairan pesisir ti-
mur Sumatera Utara, melalui sidik regresi berganda (multiple regression analysis), 2) mereduksi data melalui
sidik komponen utama (principal component analysis) untuk mengurangi biaya monitoring pencemaran lo-
gam berat timbal di masa mendatang, dan 3) menganalisis lokasi perairan yang memiliki karakteristik yang
sama dalam akumulasi logam berat timbal melalui sidik gerombol (cluster analysis). Berdasarkan sidik re-
gresi, kadar logam berat timbal dalam air, kadar logam berat timbal dalam sedimen dasar perairan dan kadar
sulfur dalam sedimen berpengaruh sangat nyata (p<0.01) terhadap akumulasi logam berat timbal dalam tubuh
kerang darah, sedangkan kadar COD perairan berpengaruh nyata (p<0.05), dengan koefisien determinasi
(R2
) 0.97. Melalui sidik komponen utama, kadar logam berat timbal dalam sedimen, COD perairan dan kadar
sulfur dalam sedimen cukup memadai digunakan dalam monitoring pencemaran logam berat timbal dalam tu-
buh kerang darah di perairan pesisir timur Sumatera Utara di masa mendatang. Berdasarkan sidik gerombol,
lokasi perairan terbagi menjadi 3 kelompok, dan perairan pesisir Belawan dan Tanjung Balai mempunyai ke-
samaan karakteristik yang tinggi dalam akumulasi logam berat timbal.
Kata kunci: karakteristik perairan, akumulasi logam berat timbal, kerang darah, perairan pesisir, Sumatera
Utara.
ABSTRACT
The reseach objectives are: 1) to analyze several characteristics of aquatic environment that affect on
the lead accumulation in shellfish body (Anadara granosa) at eastern coastal waters of North Sumatera by
using multiple regression analysis, 2) to reduce the variables through principle component analysis in order to
reduce the research cost for monitoring of lead pollution in the next time, and 3) to analyze the locations
which has smilarity characteristics of lead accumulation by using hierarchical cluster analysis. Based on the
multiple regression analysis, variables of lead concentration in water, lead concentration in sediment and sul-
phur concentration in sediment has very significant effect (p<0.01) on the lead accumulation in shellfish
body, while COD of waters has siginificant effect (p<0.05), which determination coefficient (R2
) is 0.97.
Through the principle component analysis, the lead concentration in sediment, COD of waters and sulphur
concentration in sediment gives the most variance contribution on the total data variance. Therefore, this vari-
ables are sufficient used in monitoring of lead pollution on shellfish at coastal waters of North Sumatera. By
using cluster analysis, the locations is agglomerated to be 3 clusters. The coastal water of Belawan and
Tanjung Balai has the high similarity characteristics of lead accumulation.
Key words: aquatic characteristics, lead accumulation, shellfish, coastal waters, North Sumatera.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perairan pantai timur Sumatera Utara ter-
masuk perairan yang tercemar berat oleh limbah
domestik, limbah industri, limbah pertanian ter-
masuk limbah tambak (Salim, 1997). Namun
demikian, perairan ini masih tetap daerah pe-
nangkapan ikan yang intensif, baik demersal
maupun pelagis. Menurut Dahuri (2003), per-
airan pantai timur Sumatera (Selat Malaka),
merupakan kawasan perairan yang mengalami
tangkap lebih (over fishing) khususnya ikan pe-
lagis. Dalam kondisi demikian, nelayan lokal
semakin banyak mengarahkan upaya pencarian
1
Jurusan Perikanan, Fakultas Peternakan Universitas Nommen-
sen, Medan.
54 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1: 53-60
terhadap ikan-ikan demersal yang bernilai eko-
nomis. Salah satu jenis demersal yang banyak
menarik usaha perikanan tradisional adalah pe-
nangkapan kerang laut. Usaha ini sangat me-
rangsang, karena disamping permintaan yang
cenderung meningkat, juga mempunyai harga
pasar yang kompetitif.
Namun, dibalik semua faktor yang mena-
rik tersebut, suatu hal yang kurang mendapat
perhatian masyarakat adalah kandungan logam
berat dalam tubuh kerang. Salah satu unsur lo-
gam berat yang berbahaya bagi kesehatan ma-
nusia adalah logam berat timbal (Pb). Suprihar-
yono (2002) menyatakan, kerang adalah salah
satu hewan laut yang paling efisien mengaku-
mulasi logam berat. Hal ini disebabkan, kerang
hidup di lapisan sedimen dasar perairan, berge-
rak sangat lambat dan makanannya adalah detri-
tus di dasar perairan, sehingga peluang masuk-
nya logam berat ke dalam tubuh sangat besar.
Dalam kondisi perairan pesisir Timur Sumatera
Utara yang tercemar berat, tidak tertutup ke-
mungkinan kandungan logam berat dalam tu-
buh kerang konsumsi sudah melampau ambang
batas yang diperkenankan. Penyakit Minamata
di Jepang (Minamata Disease) tahun 1950-an
yang membawa banyak korban merupakan con-
toh keracunan logam berat melalui konsumsi i-
kan dari laut, dan dikategorikan sebagai tragedi
dunia.
Logam berat timbal sangat beracun, mem-
punyai sifat bioakumulatif dalam tubuh organis-
me air, dan akan terus diakumulasi hingga orga-
nisme tersebut tidak mampu lagi mentolerir
kandungan logam berat timbal dalam tubuhnya
(Connell dan Miller, 1995). Karena sifat bio-
akumulatif logam berat timbal, maka bisa terja-
di konsentrasi logam tersebut dalam bentuk ter-
larut dalam air adalah rendah, dalam sedimen
semakin meningkat akibat proses-proses fisika,
kimia dan biologi perairan, dan dalam tubuh he-
wan air meningkat sampai beberapa kali lipat
(biomagnification).
Akibat sifat toksisitas logam berat timbal
yang sangat tinggi, maka limbah yang mengan-
dung logam berat ini dikelompokkan menjadi
Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3) yang pe-
ngendaliannnya diatur secara khsusus dalam
peraturan pemerintah dengan Baku Mutu yang
lebih ketat. Kadar logam berat timbal yang di-
perbolehkan dalam air untuk kehidupan biota a-
ir maksimum 0.03 ppm, dalam air minum mak-
simum 0.01 ppm, dan dalam tubuh ikan maksi-
mum 0.02 ppm (Fergusson, 1990). Oleh sebab
itu, pengukuran kadar logam berat dalam tubuh
kerang menjadi sangat penting, karena kerang
merupakan bahan pangan penting bagi manusia
dan bisa menjadi mata rantai perpindahan lo-
gam berat timbal ke dalam tubuh manusia.
Akumulasi logam berat dalam tubuh he-
wan air menurut Manahan (2002) dipengaruhi
banyak faktor, antara lain: 1) konsentrasi logam
berat dalam air, 2) konsentrasi logam berat da-
lam sedimen, 3) pH air dan pH sedimen dasar
perairan, 4) tingkat pencemaran air dalam ben-
tuk COD (chemical oxygen demand), 5) kan-
dungan sulfur dalam air dan sedimen, 6) jenis
hewan air, 7) umur dan bobot tubuh, dan 8) fase
hidup (telur, larva). Selanjutnya Rompas (1998)
dan Manahan (2002) menjelaskan, bila konsen-
trasi logam berat tinggi dalam air, ada kecende-
rungan konsentrasi logam berat tersebut tinggi
dalam sedimen, dan akumulasi logam berat da-
lam tubuh hewan demersal semakin tinggi. Bi-
la COD perairan relatif tinggi, ada kecende-
rungan kandungan logam berat dalam air dan
sedimen akan tinggi, karena COD menunjukkan
kadar bahan organik yang bersifat non biode-
gradable yang umumnya bersumber dari lim-
bah industri. Demikian juga kadar sulfur (S)
dalam sedimen juga mempengaruhi kandungan
logam berat dalam sedimen, karena unsur sulfur
sangat mudah berikatan dengan logam berat
membentuk logam-sulfida yang mengendap di
dasar perairan. Disamping itu, pH air dan pH
sedimen juga mempengaruhi akumulasi logam
berat dalam tubuh hewan air, karena semakin
rendah pH air dan pH sedimen, maka logam be-
rat semakin larut dalam air (bentuk ion) sehing-
ga semakin mudah masuk ke dalam tubuh he-
wan tersebut, baik melalui insang, bahan ma-
kanan, ataupun melalui difusi. Dengan demiki-
an, menganalisis beberapa faktor yang mempe-
ngaruhi akumulasi logam berat dalam tubuh he-
wan air menjadi penting, sehingga dapat diam-
bil tindakan untuk meminimalkan pengaruh fak-
tor tersebut dalam upaya mencegah kemungkin-
an terjadinya keracunan pada manusia akibat
mengkonsumsi bahan pangan yang bersumber
dari perairan laut.
Bila logam berat timbal masuk ke dalam
tubuh manusia, maka logam berat tersebut akan
diakumulasi dalam jaringan tubuh dan tidak bi-
sa diekskresikan lagi ke luar tubuh. Pada kadar
Sitorus, H., Analisis Beberapa Karakteristik Lingkungan Perairan yang Mempengaruhi . . . 55
yang sudah tinggi dalam tubuh manusia, akan
menyebabkan dampak negatif yang serius, yak-
ni: 1) menghambat aktivitas enzim sehingga
proses metabolisme terganggu, 2) menyebabkan
abnormalitas kromosom (gen), 3) menghambat
perkembangan janin, 4) menurunkan fertilitas
wanita, 5) menghambat pembentukan sel sper-
ma pada pria (spermatogenesis), 6) mengurangi
konduksi syaraf tepi, 7) menghambat pemben-
tukan hemoglobin, 8) menyebabkan kerusakan
ginjal, 9) menyebabkan kekurangan darah (ane-
mia), 10) pembengkakan kepala (encepalopati),
dan 11) menyebabkan gangguan emosional dan
tingkah laku (Fergusson, 1990).
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengeta-
hui beberapa faktor yang mempengaruhi aku-
mulasi logam berat timbal dalam tubuh kerang
darah (Anadara granosa) di perairan pantai ti-
mur Sumatera Utara melalui sidik regresi ber-
ganda (Multiple Linier Regression); 2) mere-
duksi data untuk efisiensi biaya dan waktu pe-
nelitian di masa datang dalam monitoring pen-
cemaran logam berat timbal di perairan pesisir
timur Sumatera Utara melalui sidik komponen
utama (Principle Component Analysis); dan 3)
mengetahui lokasi-lokasi perairan di wilayah
pesisir timur Sumatera Utara yang mempunyai
kesamaan karakteristik dalam akumulasi logam
berat timbal melalui sidik gerombol(Cluster A-
nalysis).
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
1) sebagai sumbangan informasi bagi pemerin-
tah daerah dan masyarakat dalam upaya pe-
ngendalian pencemaran logam berat timbal di
perairan pesisir timur Sumatera Utara; dan 2)
dapat digunakan sebagai masukan dalam penen-
tuan peubah utama yang akan diukur untuk mo-
nitoring pencemaran logam berat timbal di per-
airan pesisir timur Sumatera Utara pada waktu
yang akan datang sebagai upaya mengurangi bi-
aya penelitian.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di perairan
pesisir timur Propinsi Sumatera Utara (Selat
Malaka) pada 10 lokasi perairan, mulai dari pe-
sisir Kabupaten Langkat hingga pesisir Kota
Tanjung Balai. Pemilihan lokasi penelitian di-
dasarkan pada pertimbangan: 1) perairan pesisir
ini banyak terdapat populasi kerang darah, dan
2) perairan Selat Malaka sudah termasuk kate-
gori perairan tercemar berat. Lokasi tersebut
meliputi: 1) Pantai Secanggang (Kabupaten Lang-
kat), 2) Pantai Tanjung Ibus (Kabupaten Lang-
kat), 3) Pantai Hamparan Perak (Kota Medan),
4) Pantai Belawan (Kota Medan), 5) Pantai Per-
cut Sei Tuan (Kabupaten Deli Serdang), 6) Pan-
tai Cermin (Kabupaten Deli Serdang), 7) Pantai
Labuhan Deli (Kabupaten Deli Serdang), 8) Pan -
tai Indrapura (Kabupaten Asahan), 9) Pantai
Tanjung Tiram (Kabupaten Asahan), dan 10)
Pantai Tanjung Balai. Penelitian berlangsung
mulai bulan Januari sampaiMaret 2002.
Metode Pengambilan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode survei lapangan. Data primer
diperoleh dari hasil pengukuran parameter pada
contoh dari lokasi penelitian. Pengambilan con-
toh kerang darah dilakukan secara acak (Ran-
dom Sampling) yang diperoleh dari 3 titik loka-
si dasar perairan, dan sekaligus pengambilan
contoh lumpur dasar perairan pada setiap wila-
yah perairan pesisir. Sedangkan contoh air di-
ambil dari lapisan air atas dengan ulangan yang
sama. Pengambilan contoh air hanya dari per-
mukaan karena kedalaman air relatif dangkal (2
- 3 m). Kandungan logam berat timbal dalam
contoh dan parameter lainnya dianalisis di La-
boratorium Kimia Rispa Medan. Sedangkan
data sekunder seperti perkembangan industri
dan transportasi diperoleh dari instansi terkait.
Parameter yang Diukur
Parameter yang diukur dalam penelitian
ini ada 7 (tujuh), yakni 1) kandungan logam be-
rat timbal (Pb) dalam tubuh kerang darah
(ppm), 2) kadar logam berat timbal dalam pera-
iran (ppm), 3) kadar logam berat timbal dalam
sedimen dasar perairan (ppm), 4) pH air, 5) pH
sedimen dasar, 6) kadar COD perairan (ppm),
dan 7) kadar sulfur dalam sedimen (ppm).
Analisa Data
Sidik Regresi Berganda
Untuk melihat hubungan beberapa faktor
yang diduga kuat mempengaruhi akumulasi lo-
gam berat timbal dalam tubuh kerang darah di-
gunakan sidik regresi berganda 0 1 1j j
Y Xβ β= +
56 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1: 53-60
2 2 3 3 4 4 5 5 6 6j j j j j jX X X X Xβ β β β β ε+ + + + + . jY a-
dalah kadar logam berat Pb dalam tubuh kerang
pada lokasi ke-j (ppm), X1 adalah kadar logam
berat Pb dalam air (ppm), X2 adalah kadar lo-
gam berat Pb dalam sedimen dasar perairan
(ppm), X3 adalah pH air, X4 adalah pH sedimen
dasar perairan, X5 adalah COD perairan (ppm),
dan X6 adalah kadar sulfur sedimen (ppm).
Dalam sidik regresi ini akan dilihat besar
koefisien korelasi parsial (r) hubungan peubah
bebas (X1, X2, X3, X4, X5 , X6) dengan peubah
tidak bebas (Y) serta taraf nyatanya. Disam-
ping itu, untuk melihat apakah model regresi li-
nier berganda yang digunakan cukup baik seba-
gai model penduga, maka akan dilihat nilai koe-
fisien determinasi (R2
) dari persamaan regresi
yang dihasilkan dalam penyidikan.
Sidik Komponen Utama
Dalam upaya efisiensi biaya dan waktu
untuk pelaksaan penelitian dengan topik yang
sama pada waktu yang akan datang (monitoring
pencemaran logam berat), maka alangkah baik-
nya jika dapat ditentukan peubah-peubah apa
saja (2 atau 3 peubah) yang secara dominan
menjelaskan struktur ragam dari data pengamat-
an, sehingga dengan mengukur peubah tersebut
sudah cukup baik untuk menjelaskan masalah
yang sedang diteliti. Ini perlu dilakukan mengi-
ngat biaya analisis kandungan logam berat da-
lam contoh cukup mahal karena menggunakan
peralatanAtomic Absorption Specthronic (AAS).
Menurut Jollife (1986), sidik komponen
utama (principles component analysis) adalah
salah satu metode reduksi data, sehingga seba-
gian besar ragam data pengamatan (sekitar
70%) dapat dijelaskan komponen baru tanpa a-
danya kehilangan informasi yang berarti. Kom-
ponen baru tersebut merupakan kombinasi lini-
er peubah yang memberikan ragam terbesar dan
tidak saling berkorelasi yang ditunjukkan oleh
besarnya nilai akar ciri atau vektor ciri peubah
tersebut.
Dengan mengetahui faktor yang sangat
nyata mempengaruhi akumulasi logam berat da-
lam tubuh kerang, maka untuk penelitian di ma-
sa yang akan datang cukup mengukur paramer
tersebut tanpa adanya kehilangan informasi
yang berarti, sehingga sangat membantu dalam
efisiensi biaya dan waktu pelaksanaan peneliti-
an.
Sidik Gerombol Hierarkis
Untuk mengetahui lokasi-lokasi perairan
pesisir timur Sumatera Utara yang mempunyai
karakteristik yang hampir sama, baik dalam a-
kumulasi logam berat timbal dalam tubuh ke-
rang maupun faktor-faktor lingkungan perairan
yang mempengaruhinya, maka dilakukan sidik
gerombol (cluster analysis) terhadap data pene-
litian. Analisis ini cukup bermanfaat untuk
menjelaskan lokasi perairan yang memiliki ka-
rakteristik yang sama terhadap masalah yang
sedang dikaji, sehingga dapat ditentukan lokasi
perairan di pesisir timur Sumatera Utara yang
perlu mendapat prioritas dalam penanganan
pencemaran logam berat timbal, metoda pena-
nganan yang akan digunakan, dan anggarannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Karakteristik Lingkungan
Perairan
Berdasarkan hasil pengukuran kandungan
logam berat timbal dalam tubuh kerang dari 10
lokasi penelitian, ternyata kandungan logam be-
rat timbal pada contoh kerang darah yang bera-
sal dari perairan pesisir Belawan dan Tanjung
Balai sudah melebihi ambang batas yang diper-
kenankan Departemen Kesehatan, yakni sudah
melebihi 0.02 ppm. Kadar rata-rata logam berat
timbal dalam tubuh kerang di perairan pesisir
Belawan mencapai 0.042 ppm dan Tanjung Ba-
lai mencapai 0.033 ppm (Tabel 1).
Tingginya kadar logam berat timbal di
kedua lokasi penelitian diduga disebabkan oleh
limbah industri dan limbah lainnya yang me-
ngandung logam berat yang masuk ke perairan
pesisir melalui aliran sungai. Daerah Belawan
merupakan pusat industri, perdagangan dan pe-
labuhan Kota Medan, sehingga perairan pesisir
Belawan menjadi tempat penampungan berba-
gai jenis limbah yang terbawa melalui aliran
Sungai Deli. Demikian halnya Kota Tanjung
Balai, mempunyai karakteristik yang sama de-
ngan Belawan, yang dicirikan oleh penduduk
yang padat, lalu lintas padat, pusat industri, per-
dagangan dan pelabuhan, sehingga perairan pe-
sisir Tanjung Balai mempunyai peluang besar
tercemar limbah yang mengandung logam berat
timbal. Melihat kandungan logam berat yang
sudah melebihi ambang batas yang diperkenan-
kan, pemerintah Kota Medan dan Tanjung Balai
harus melakukan tindakan yang serius dalam
Sitorus, H., Analisis Beberapa Karakteristik Lingkungan Perairan yang Mempengaruhi . . . 57
pengendalian pencemaran logam berat timbal
tersebut melalui implementasi UU No. 23/1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan
penerapan Baku Mutu Lingkungan (ambient
standards dan emisssion standards) secara le-
bih ketat. Logam berat timbal dapat masuk ke
tubuh manusia melalui rantai makanan yang
bersumber dari laut seperti kerang, dan dapat
menimbulkan dampak yang sangat berbahaya
terhadap kesehatan manusia.
Tabel 1. Kandungan Logam Berat Timbal dalam
Tubuh Kerang dan Beberapa Parameter yang
Mempengaruhinya di Perairan Pesisir Timur
Propinsi Sumatera Utara.
Lokasi Y X1 X2 X3 X4 X5 X6
Secanggang 0.008 0.0002 0.0005 6.8 6.3 135.42 0.23
Tanjung Ibus 0.011 0.0008 0.0012 6.7 6.1 140.24 0.27
Hamparan Perak 0.016 0.0010 0.0018 6.2 6.0 158.42 0.34
Belawan 0.042 0.0013 0.0030 6.2 6.0 180.52 0.52
Percut Sei Tuan 0.014 0.0010 0.0012 6.3 6.2 160.23 0.32
Pantai Cermin 0.005 0.0001 0.0008 6.9 6.5 124.60 0.16
Labuhan Deli 0.012 0.0008 0.0010 6.6 6.2 145.83 0.26
Tanjung Balai 0.033 0.0022 0.0028 6.4 6.1 172.24 0.46
Tanjung Tiram 0.013 0.0008 0.0012 7.0 6.7 112.42 0.12
Indrapura 0.018 0.0012 0.0014 6.8 6.5 124.25 0.18
Keterangan: Cetak tebal menunjukkan kadar logam berat
timbal melampaui ambang batas (Baku Mutu Lingkung-
an), Y = kadar logam berat timbal dalam tubuh kerang
(ppm), X1 = kadar logam berat timbal dalam air (ppm), X2
= kadar logam berat dalam sedimen dasar perairan (ppm),
X3 = pH air (unit pH), X4 = pH sedimen dasar perairan
(unit pH), X5 = COD perairan (ppm), dan X6 = kadar sul-
fur dalam sedimen (ppm).
Berdasarkan hasil sidik regresi hubungan
antara peubah bebas (X1, X2, X3 , X4, X5 dan X6)
dengan peubah tidak bebas (Y), diperoleh hasil
bahwa koefisien determinasi (R2
) sebesar 0.97.
Dengan melihat nilai korelasi ini, dapat dinyata-
kan bahwa sekitar 97 % peubah Y (akumulasi
logam berat timbal dalam tubuh kerang) dapat
dijelaskan oleh peubah bebas X1 (kandungan lo-
gam berat dalam air), X2 (kadar logam berat
timbal dalam sedimen), X3 (pH air), X4 (pH se-
dimen dasar perairan), X5 (COD perairan) dan
X6 (kadar sulfur dalam sedimen) dan hanya 3%
yang disebabkan oleh faktor lain. Dugaan per-
samaan regresi linier berganda adalah Y = -
0.006 + 0.070 X1 + 3.694 X2 – 0.012X3 – 0.024
X4 + 0.00072 X5 + 0.191 X6.
Berdasarkan persamaan regresi di atas,
terlihat bahwa koefisien peubah X1, X2 , X5 dan
X6 bernilai positif, sedangkan peubah X3, dan
X4 bernilai negatif. Hal ini mengandung arti,
bahwa kenaikan sebesar 1 unit peubah X1, 1
unit X2, 1 unit X5 dan 1 unit X6 akan menyebab-
kan meningkatnya peubah Y berturut-turut se-
besar 0.070, 3.694, 0.0007 dan 0.191 unit. Se-
dangkan reduksi 1 unit X3 dan 1 unit X4 menye-
babkan peubah Y menurun sebesar 0.0123 dan
0.0238 unit. Dengan perkataan lain, peningkat-
an kadar logam berat timbal dalam air dan sedi-
men dasar perairan akan menyebabkan mening-
katnya (efek positif) akumulasi logam berat
timbal dalam tubuh kerang darah. Hal ini dise-
babkan peluang logam berat timbal masuk ke
dalam tubuh kerang relatif besar karena hidup
di lapisan dasar perairan (benthos). Hal ini se-
laras dengan penjelasan Manahan (2002), bah-
wa peningkatan kadar logam berat dalam air
akan cenderung menyebabkan meningkatnya
kandungan logam berat dalam sedimen akibat
proses-proses fisika, kimia dan hayati perairan,
dan akibatnya akumulasi logam berat dalam tu-
buh hewan dasar (demersal) seperti kerang akan
semakin tinggi, karena hewan tersebut bergerak
sangat lambat dan memakan detritus dalam se-
dimen. Sedangkan pH air dan pH sedimen ber-
sifat mereduksi akumulasi logam berat timbal
dalam tubuh kerang. Sebagaimana dijelaskan
Saeni (1997), semakin tinggi pH kelarutan logam
berat semakin menurun dalam air dan sedimen
dasar perairan, sehingga mengurangi peluang
logam berat masuk ke dalam tubuh hewan air.
Dari analisis regresi juga terlihat, bahwa
peningkatan kadar sulfur dalam sediment me-
nyebabkan akumulasi logam berat dalam tubuh
kerang semakin tinggi. Hal ini disebabkan un-
sur sulfur (S) mudah berikatan dengan logam
berat membentuk logam-sulfida yang mengen-
dap di dasar perairan (Fergusson, 1990; Saeni,
1997), sehingga berpeluang besar termakan ke-
rang yang hidup menetap di dasar perairan. Be-
gitu juga dengan kadar COD perairan, ternyata
berpengaruh positif terhadap akumulasi logam
berat dalam tubuh kerang. Hal ini selaras de-
ngan penjelasan Rompas (1998) dan Manahan
(2002) bahwa kadar COD menunjukkan kadar
bahan organik dalam air yang tidak dapat teru-
rai secara biologis (non-bidegradable matter)
yang umumnya bersumber dari limbah industri
dan berpeluang besar mengandung logam berat
(limbah B-3).
Untuk melihat korelasi parsial antar peu-
bah dan taraf nyatanya, maka secara ringkas ni-
58 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1: 53-60
lai-nilai korelasi tersebut diperlihatkan pada
Tabel 2. Pada tabel tersebut terlihat bahwa hu-
bungan antar peubah umumnya kuat dan sangat
nyata (p<0.01). Hal ini memberikan arti, bahwa
akumulasi logam berat timbal dalam komponen
lingkungan perairan pesisir saling mempenga-
ruhi satu sama lain. Dalam hal ini, kadar logam
berat timbal dalam air dipengaruhi oleh pH dan
COD perairan, dan kadar logam berat timbal
dalam air akan mempengaruhi besarnya kadar
logam berat timbal dalam sedimen, dan kadar
logam berat timbal dalam sedimen akan mem-
pengaruhi kadar sulfur dalam sedimen dan se-
baliknya kadar sulfur dalam sedimen juga mem-
pengaruhi kadar logam berat timbal dalam sedi-
men dasar perairan. Kadar logam berat timbal
dalam sedimen akan mempengaruhi kandungan
logam berat timbal dalam tubuh kerang. Selu-
ruh kondisi ini sesuai dengan karakteristik ki-
mia logam berat dalam lingkungan perairan.
Tabel 2. Koefisien Korelasi Parsial Antar Peubah
Peubah Y X1 X2 X3 X4 X5 X6
Y 1 .79**
.96**
-.63 -.49 .75*
.85**
X1 .79**
1 .84**
-.55 -.41 .62 .68*
X2 .96**
.84**
1 -.67*
-.54 .76*
.85**
X3 -.63 -.55 -.67*
1 .87**
-.93**
-.87**
X4 -.49 -.41 -.54**
.87**
1 -.89**
-.85**
X5 .75*
.62*
.76*
-.93**
-.89**
1 .98**
X6 .85**
.68**
.85**
-.87**
-.85**
.98**
1
* *
Korelasi sangat nyata (p<0.01) dan
*
nyata (p<0.05)
Di samping itu, korelasi antar peubah ju-
ga ada yang negatif, yang menunjukkan adanya
hubungan antagonis. Berdasarkan Tabel 2 terli-
hat bahwa 2 peubah yakni X3 (pH air) dan X4
(pH sedimen) mempunyai koefisien korelasi
parsial yang negatif terhadap Y. Hal ini selaras
dengan pembahasan di atas, dimana kedua peu-
bah ini bersifat mereduksi terhadap akumulasi
logam berat timbal dalam tubuh kerang. Namun
demikian, pH air dan pH sedimen mempunyai
hubungan yang tidak begitu kuat dengan Y. Hal
ini diduga disebabkan oleh karena pH air dan
pH sedimen dasar perairan di seluruh lokasi pe-
nelitian relatif sama (variasi kecil), sebagaima-
na sifat perairan pesisir yang mempunyai ka-
pasitas penyangga yang relatif besar, sehingga
pH relatif stabil berkisar netral. Nilai pH air
yang berada di bawah angka 7 disebabkan loka-
si pengambilan contoh air masih dipengaruhi o-
leh massa air sungai yang mengalir ke perairan
pesisir dengan salinitas berkisar 25 - 29 ppt.
Angka ini relatif lebih rendah bila dibandingkan
dengan pH perairan pesisir timur Sumatera Uta-
ra yang jauh dari pengaruh massa air sungai
yang umumnya mempunyai pH berkisar 7.4 –
7.8 dengan salinitas 30 – 33 ppt.
Peubah X1 (kadar logam berat timbal da-
lam air), X2 (kadar logam berat timbal dalam
sedimen), COD perairan (X5) dan X6 (kadar sul-
fur dalam sedimen) mempunyai korelasi positif
dan nyata terhadap Y. Sebagaimana dijelaskan
terdahulu, berdasarkan sifat biokimia logam be-
rat timbal, ke empat karakteristik lingkungan
perairan ini berpengaruh positif terhadap aku-
mulasi logam berat timbal dalam tubuh hewan
air. Sedangkan pH air dan pH sedimen dasar
perairan mempunyai hubungan yang tidak nyata
terhadap Y. Hal ini mengandung arti, parameter
pH air dan sedimen dasar perairan tidak layak
digunakan sebagai parameter untuk monitoring
kadar logam berat timbal di perairan pesisir Ti-
mur Sumatera Utara di waktu mendatang.
Reduksi Data Melalui Sidik Komponen
Utama
Sebagaimana telah dijelaskan di depan,
sidik komponen utama bertujuan untuk mere-
duksi data, dengan menemukan 2 atau 3 kom-
ponen utama (faktor baru) dari peubah asal
yang diperoleh dari data lapangan. Berdasarkan
sidik komponen utama terhadap data pada Ta-
bel 1 dengan 7 peubah (Y s/d X6) diperoleh ha-
sil, bahwa dengan 3 faktor baru, sebesar 97%
ragam data pengamatan dapat dijelaskan faktor
baru. Total akumulasi ragam ini, sebesar 79.12
% dijelaskan oleh komponen utama pertama
(F1), 14.34% oleh komponen utama kedua (F2)
dan 3.54% oleh komponen utama ketiga. Total
ragam yang dapat dijelaskan (total variance ex-
plained) untuk setiap komponen diperlihatkan
pada Tabel 3. Untuk mengetahui peubah asal
yang sangat mempengaruhi faktor baru tersebut
atau memberikan kontribusi ragam terbesar ter-
hadap komponen utama, maka dilakukan anali-
sis kontribusi ragam peubah asal berdasarkan
panjang vektor ciri terhadap komponen utama
dan hasilnya diperlihatkan pada Tabel 4.
Berdasarkan analisis vektor ciri pada Ta-
bel 5. terlihat bahwa peubah X3, X6 dan X7
mempunyai panjang vektor terbesar terhadap
komponen utama pertama. Berarti pada kompo-
nen utama pertama, ketiga peubah ini memberi-
kan kontribusi ragam terbesar terhadap data peng-
Sitorus, H., Analisis Beberapa Karakteristik Lingkungan Perairan yang Mempengaruhi . . . 59
amatan. Dengan demikian, kadar logam berat
dalam sedimen (X3), COD perairan (X6), dan
kadar sulfur dalam sedimen (X7) cukup mema-
dai digunakan sebagai peubah dalam penelitian
kandungan logam berat timbal dalam tubuh ke-
rang darah di perairan pesisir Timur Sumatera
Utara pada waktu yang akan datang. Dengan
hanya mengukur 3 peubah saja, berarti sangat
membantu dalam mengurangi biaya dan waktu
pelaksanaan penelitian di waktu mendatang da-
lam monitoring pencemaran logam berat timbal
di perairan pesisir timur Sumatera Utara.
Bila ketiga peubah asal ini, X2 (kadar lo-
gam berat timbal dalam sedimen), X5 (COD
perairan) dan X6 (kadar sulfur dalam sedimen)
diregresikan terhadap Y (kadar logam berat tim-
bal dalam tubuh kerang), diperoleh dugaan
persamaan regresi Y = 0.033 + 9.530 X2 -
0.00038 X5 + 0.089 X6 dengan R2
= 0.94%. Ko-
efisien determinasi (R2
) untuk ketiga peubah
pilihan ini tetap tinggi, sehingga dapat disaran-
kan bahwa pengukuran ketiga peubah tersebut
sudah cukup memadai untuk pendugaan kadar
logam berat timbal dalam tubuh kerang darah di
perairan pesisir timur Sumatera Utara pada wak-
tu yang akan datang.
Tabel 3. Total Ragam yang Dijelaskan oleh Seti-
ap Komponen.
Initial Eigenvalues (Akar Ciri)Komponen
Utama Total % Ragam % Kumulatif
1 5.54 79.12 79.12
2 1.00 14.34 93.47
3 0.25 3.54 97.04
: : : :
Tabel 4. Analisis Vektor Ciri Terhadap Kompo-
nen Utama.
Komponen
Peubah
1 2 3
X6 0.981 -0.101 0.114
X5 0.958 -0.244 0.025
X2 0.905 0.376 0.112
: : : :
Sidik Gerombol
Sidik gerombol terhadap data pengamat-
an dilakukan berdasarkan ketidaksamaan (dis-
similarity) karakteristik parameter yang diukur
pada setiap lokasi perairan dengan mengguna-
kan jarak Euclidean. Matriks ketidaksamaan
menurut lokasi perairan disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Matriks Ketidaksamaan Berdasarkan Lokasi Perairan.
J a r a k E u c l i d e a n
Lokasi Perairan
Pesisir Secang-
gang
Tanjung
Ibus
Hamparan
Perak
Belawan
Percut
Sei Tuan
Pantai
Cermin
Labuhan
Deli
Tanjung
Balai
Tanjung
Tiram
Indra-
pura
Secanggang .000 4.825 23.010 45.106 24.815 10.823 10.412 36.783 23.005 11.172
Tanjung Ibus 4.825 .000 18.187 40.284 19.994 15.647 5.592 31.962 27.828 15.996
Hamparan Perak 23.010 18.187 .000 22.101 1.824 33.831 12.598 13.782 46.013 34.179
Belawan 45.106 40.284 22.101 .000 20.292 55.928 34.694 8.323 68.110 56.276
Percut Sei Tuan 24.815 19.994 1.824 20.292 .000 35.637 14.403 11.972 47.818 35.985
Pantai Cermin 10.823 15.647 33.831 55.928 35.637 .000 21.234 47.605 12.182 .365
Labuhan Deli 10.412 5.592 12.598 34.694 14.403 21.234 .000 26.372 33.416 21.583
Tanjung Balai 36.783 31.962 13.782 8.323 11.972 47.605 26.372 .000 59.787 47.954
Tanjung Tiram 23.005 27.828 46.013 68.110 47.818 12.182 33.416 59.787 .000 11.834
Indrapura 11.172 15.996 34.179 56.276 35.985 .365 21.583 47.954 11.834 .000
Hasil penggerombolan dengan prinsip ag-
lomerasi menghasilkan 3 gerombol (cluster) se-
perti disajikan pada Tabel 6. Berdasarkan sidik
gerombol di atas, lokasi perairan pesisir Se-
canggang, Tanjung Ibus (keduanya di Kabupa-
ten Langkat) dan Labuhan Deli berada dalam
satu gerombol. Sedangkan perairan pesisir Ham-
paran Perak, Belawan (Kota Medan), Percut Sei
Tuan (Kabupaten Deli Serdang) dan Tanjung
Balai (Kota Tanjung Balai) berada dalam satu
gerombol. Demikian juga lokasi perairan Pan-
tai Cermin (Kabupaten Deli Serdang), Tanjung
Tiram dan Indrapura (Kabupaten Asahan) bera-
da dalam satu gerombol. Hal ini mengandung
arti, bahwa setiap gerombol lokasi perairan mem-
punyai kesamaan karakteristik akumulasi logam
berat timbal dalam tubuh kerang serta beberapa
parameter lainnya yang diukur. Dengan menge-
60 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1: 53-60
tahui lokasi perairan pesisir yang memiliki ka-
rakteristik yang sama dalam pencemaran logam
berat timbal, dapat ditentukan lokasi perairan
yang perlu mendapat prioritas dalam pengenda-
lian pencemaran logam berat.
Tabel 6. Hasil Penggerombolan Lokasi Perairan
Pesisir Berdasarkan Jarak Euclidean.
Gerombol Lokasi Perairan
1
Secanggang, Tanjung Ibus
dan Labuhan Deli
2
Hamparan Perak, Belawan,
Percut Sei Tuan dan Tanjung Balai
3
Pantai Cermin, Tanjung Tiram
dan Indrapura
Dapat dinyatakan, bahwa perairan pesisir
Belawan dan Tanjung Balai mempunyai tingkat
kesamaan yang relatif tinggi dalam akumulasi
logam berat timbal pada tubuh kerang. Hal ini
didukung oleh fakta, bahwa Kota Belawan dan
Tanjung Balai memiliki jumlah penduduk yang
tinggi, pusat lokasi industri, perdagangan dan
pelabuhan, serta lokasi tambak udang intensif.
Oleh sebab itu sangatlah logis, bila perairan pe-
sisir di kedua kota ini tercemar berat oleh ber-
bagai jenis limbah termasuk logam berat timbal,
sehingga akumulasi logam berat tersebut cukup
tinggi dalam tubuh kerang dan bahkan sudah
melebihi ambang batas yang diperkenankan (>
0.02 ppm).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil sidik regresi berganda,
kadar logam berat timbal dalam air (X1), dalam
sedimen (X2), dan kadar sulfur dalam sedimen (X6)
berpengaruh sangat nyata (p<0.01) terhadap a-
kumulasi logam berat timbal dalam tubuh ke-
rang darah (Y), sedangkan COD perairan (X5)
berpengaruh nyata (p<0.05), dan pH air (X3) ser-
ta pH sedimen dasar perairan (X4) tidak berpe-
ngaruh nyata (p>0.05). Koefisien determinasi
(R2
) sebesar 0.97, menunjukkan bahwa 97% a-
kumulasi logam berat timbal dalam tubuh ke-
rang darah dapat dijelaskan oleh keenam peu-
bah bebas yang digunakan melalui hubungan Y
= - 0.006 + 0.070 X1 + 3.694 X2 – 0.012X3 – 0.024
X4 + 0.00072 X5 + 0.191 X6.
Berdasarkan hasil sidik komponen utama
(Principle Component Analysis), komponen
utama pertama dapat menjelaskan 79.12% ra-
gam data pengamatan yang sebagian besar ber-
asal dari peubah X2 (kadar logam berat timbal
dalam sedimen), X5 (kadar COD perairan) dan
X6 (kadar sulfur dalam sedimen). Dengan de-
mikian, untuk efisiensi biaya dan waktu peneli-
tian, ketiga peubah ini dapat mewakili prediksi
kadar logam berat timbal dalam tubuh kerang
darah di waktu yang akan datang.
Berdasarkan hasil sidik gerombol(cluster
analysis), terdapat 3 kelompok lokasi yang mem-
punyai kesamaan/ketidaksamaan karakteristik pa -
rameter yang diukur. Kelompok pertama adalah
perairan pesisir Secanggang, Tanjung Ibus dan La-
buhan Deli, kelompok kedua adalah Hamparan
Perak, Belawan, Percut Sei Tuan dan Tanjung
Balai, dan kelompok ketiga adalah Pantai Cer-
min, Tanjung Tiram dan Indrapura.
Perairan pesisir Belawan dan Tanjung Ba -
lai mempunyai tingkat kesamaan (smilarity)
yang relatif tinggi dalam akumulasi logam berat
timbal dalam tubuh kerang dan peubah lainnya
yang diukur. Kota Belawan dan Tanjung Balai
memiliki karakteristik yang hampir sama, yakni
jumlah penduduk yang tinggi, pusat lokasi in-
dustri, perdagangan dan pelabuhan, sehingga per-
airan pesisir dikedua lokasi tersebut mempunyai
peluang besar tercemar berat limbah industri
yang mengandung logam berat timbal.
PUSTAKA
Chatfield, C., and A. J. Collins. 1980. Introduction to
Multivariate Analysis. Chapman and Hall, London.
Connell, D. W., and G. J. Miller. 1995. Kimia dan Eko-
toksikologi Pencemaran. Terjemahan. Penerbit UI
Press, Jakarta.
Dahuri, R. 2003. Kebijakan dan Program Pembangunan
Kelautan dan Perikanan Indonesia. DKP, Jakarta.
Fergusson, J. E. 1990. The Heavy Elements: Chemistry,
Environmental Impact and Health Effect. Perga-
mon Press, New York.
Jollife, I. T. 1986. Principles Component Analysis.
Springer-Verlag, New York.
Manahan, S. E. 2002. Environmental Chemistry. Se-
venth Edition. Lewis Publisher, New York.
Rompas, R. M. 1998. Kimia Lingkungan, Tarsito, Bandung.
Salim, E. 1997. Pembangunan Berwawasan Lingkung-
an. LP3S, Jakarta.
Saeni, M. S. 1997. Kimia Lingkungan. Program Pasca-
sarjana IPB, Bogor.
Supriharyono. 2002. Pelestarian dan Pengelolaan Sum-
berdaya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. PT. Gra-
media Pustaka Utama, Jakarta.

More Related Content

What's hot

Jurnal logam berat
Jurnal logam beratJurnal logam berat
Jurnal logam beratyolaprisci31
 
Belajar tentang dasar dasar eutrofikasi
Belajar tentang dasar dasar eutrofikasiBelajar tentang dasar dasar eutrofikasi
Belajar tentang dasar dasar eutrofikasihelmut simamora
 
Manajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter Fisik
Manajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter FisikManajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter Fisik
Manajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter FisikFadila Maharani
 
Pikp modul04 sub sistem perairan tawar
Pikp modul04 sub sistem perairan tawarPikp modul04 sub sistem perairan tawar
Pikp modul04 sub sistem perairan tawarYosie Andre Victora
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamgio_simamora
 
Kualitas air dalam budidaya
Kualitas air dalam budidayaKualitas air dalam budidaya
Kualitas air dalam budidayapadree_box
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerUNESA
 
Analisa kualitas air
Analisa kualitas airAnalisa kualitas air
Analisa kualitas airAFRIJONI SPT
 
laporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danaulaporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danauHanna Silvia'mick
 
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Mujiyanto -
 
Artikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangArtikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangSMPN 4 Kerinci
 
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDABIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDARepository Ipb
 
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)Universitas Maritim Raja Ali Haji
 
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...A'an Samawa
 

What's hot (19)

Jurnal logam berat
Jurnal logam beratJurnal logam berat
Jurnal logam berat
 
Belajar tentang dasar dasar eutrofikasi
Belajar tentang dasar dasar eutrofikasiBelajar tentang dasar dasar eutrofikasi
Belajar tentang dasar dasar eutrofikasi
 
Manajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter Fisik
Manajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter FisikManajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter Fisik
Manajemen Kualitas Kimia Air dengan Filter Fisik
 
Pikp modul04 sub sistem perairan tawar
Pikp modul04 sub sistem perairan tawarPikp modul04 sub sistem perairan tawar
Pikp modul04 sub sistem perairan tawar
 
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
 
Pkm muhammad iqram tanoto copy (2)
Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)Pkm muhammad iqram  tanoto  copy (2)
Pkm muhammad iqram tanoto copy (2)
 
Kualitas air dalam budidaya
Kualitas air dalam budidayaKualitas air dalam budidaya
Kualitas air dalam budidaya
 
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas PrimerLaporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
Laporan Praktikum Ekologi: Produktivitas Primer
 
jurnal limnologi
jurnal limnologijurnal limnologi
jurnal limnologi
 
Analisa kualitas air
Analisa kualitas airAnalisa kualitas air
Analisa kualitas air
 
Limnologi
Limnologi Limnologi
Limnologi
 
Manajemen kualitas air
Manajemen kualitas airManajemen kualitas air
Manajemen kualitas air
 
laporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danaulaporan praktikum Ekologi perairan di danau
laporan praktikum Ekologi perairan di danau
 
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
Paper Vertion: Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Serta Strategi Pengelolaannya...
 
Artikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karangArtikel (amrullah) terumbu karang
Artikel (amrullah) terumbu karang
 
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDABIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
BIO-ECOLOGI KERANG LAMIS (Meretrix meretrix) DI PERAIRAN MARUNDA
 
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)Paper Geologi Sedimentologi Laut  (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
Paper Geologi Sedimentologi Laut (Universitas Maritim Raja Ali Haji)
 
Dampak tumahan minyak
Dampak tumahan minyakDampak tumahan minyak
Dampak tumahan minyak
 
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
Rahma 42 50 analisis konsentrasi merkuri (hg) dan cadmium (cd) di muara sunga...
 

Similar to ANALISIS KARAKTERISTIK LINGKUNGAN

Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1Dewi Abiz
 
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...Mustain Adinugroho
 
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAHSEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAHRepository Ipb
 
Kuliah Umum: Hidrodinamika Laut Indonesia
Kuliah Umum: Hidrodinamika Laut IndonesiaKuliah Umum: Hidrodinamika Laut Indonesia
Kuliah Umum: Hidrodinamika Laut Indonesiawidodopranowo
 
Manjemen kualitas air
Manjemen kualitas airManjemen kualitas air
Manjemen kualitas airBBAP takalar
 
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesiaPencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesiaAhdiat Celebes
 
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairanAnalisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairanTanty Puspa Sari
 
Pengaruh Cangkang Kerang dan Karang Laut pada Proses Penjernihan Air Gambut.pdf
Pengaruh Cangkang Kerang dan Karang Laut  pada Proses Penjernihan Air Gambut.pdfPengaruh Cangkang Kerang dan Karang Laut  pada Proses Penjernihan Air Gambut.pdf
Pengaruh Cangkang Kerang dan Karang Laut pada Proses Penjernihan Air Gambut.pdfEriyana3
 
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docxBAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docxAbdullahFaqih26
 
prediksi zona potensi penangkapan ikan
prediksi zona potensi penangkapan ikanprediksi zona potensi penangkapan ikan
prediksi zona potensi penangkapan ikanMuhammadFajrulFalah9
 
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaKualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaBBAP takalar
 
Analisis logam berat pada ikan air tawar
Analisis logam berat pada ikan air tawarAnalisis logam berat pada ikan air tawar
Analisis logam berat pada ikan air tawarElly Sufriadi
 
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...Da'imatus Sholichah
 

Similar to ANALISIS KARAKTERISTIK LINGKUNGAN (20)

Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1Erlanggaipbbab1
Erlanggaipbbab1
 
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
HUBUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd PADA AIR LAUT, PLANKTON DAN LARVA PELAGIS IKAN...
 
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAHSEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
SEBARAN LOGAM BERAT DALAM SEDIMEN ESTUARI WAKAK-PLUMBON, SEMARANG, JAWA TENGAH
 
6.isnaini
6.isnaini6.isnaini
6.isnaini
 
Kuliah Umum: Hidrodinamika Laut Indonesia
Kuliah Umum: Hidrodinamika Laut IndonesiaKuliah Umum: Hidrodinamika Laut Indonesia
Kuliah Umum: Hidrodinamika Laut Indonesia
 
makalah biologi laut
makalah biologi lautmakalah biologi laut
makalah biologi laut
 
Kelompok 2 air
Kelompok 2 airKelompok 2 air
Kelompok 2 air
 
Manjemen kualitas air
Manjemen kualitas airManjemen kualitas air
Manjemen kualitas air
 
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesiaPencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
Pencemaran laut dan upaya penegakan hukumnya di indonesia
 
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairanAnalisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
Analisis resiko kandungan merkuri (hg) pada lingkungan perairan
 
Merkuri Di Teluk Kao
Merkuri Di Teluk KaoMerkuri Di Teluk Kao
Merkuri Di Teluk Kao
 
359 394
359 394359 394
359 394
 
Pengaruh Cangkang Kerang dan Karang Laut pada Proses Penjernihan Air Gambut.pdf
Pengaruh Cangkang Kerang dan Karang Laut  pada Proses Penjernihan Air Gambut.pdfPengaruh Cangkang Kerang dan Karang Laut  pada Proses Penjernihan Air Gambut.pdf
Pengaruh Cangkang Kerang dan Karang Laut pada Proses Penjernihan Air Gambut.pdf
 
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docxBAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
BAB I & II KUALITAS AIR Kel 9 (1).docx
 
Makalah air
Makalah airMakalah air
Makalah air
 
prediksi zona potensi penangkapan ikan
prediksi zona potensi penangkapan ikanprediksi zona potensi penangkapan ikan
prediksi zona potensi penangkapan ikan
 
V3n2 rahman
V3n2 rahmanV3n2 rahman
V3n2 rahman
 
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca BencanaKualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
Kualitas Lahan Tambak Sinjai Timur Pasca Bencana
 
Analisis logam berat pada ikan air tawar
Analisis logam berat pada ikan air tawarAnalisis logam berat pada ikan air tawar
Analisis logam berat pada ikan air tawar
 
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
Evaluasi sebaran logam hg, cd, cr dan co dalam cuplikan air, sedimen dan ence...
 

More from Repository Ipb

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Repository Ipb
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...Repository Ipb
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...Repository Ipb
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMRepository Ipb
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKRepository Ipb
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIARepository Ipb
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...Repository Ipb
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...Repository Ipb
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...Repository Ipb
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFRepository Ipb
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...Repository Ipb
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...Repository Ipb
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...Repository Ipb
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Repository Ipb
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...Repository Ipb
 

More from Repository Ipb (20)

Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
Peta ipb
Peta ipbPeta ipb
Peta ipb
 
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
Proceedings icaia 2015_yandra_367-373
 
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
SUPERABSORBEN HASIL PENCANGKOKAN DAN PENAUTAN SILANG FRAKSI ONGGOK DENGAN AKR...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...
 
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...
 
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
IDENTIFIKASI SENYAWABIOAKTIFANTIFEEDANT DARIASAPCAIRHASILPIROLISISSAMPAHORGAN...
 
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMTHERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUM
 
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKSTUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIK
 
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIATHERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
THERMOGAVIMETRIC-DIFFERENTIAL ANALYSIS PADA MINERAL TULANG MANUSIA
 
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
SINTESIS POLIOL SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBENTUK POLIURETAN BERBASIS MINY AK JAR...
 
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...
 
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...
 
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIFBRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
BRlKET AMPAS SAGU SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF
 
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
STUDI IN VIVO KHASIAT ANTIINFLAMASI EKSTRAK HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCID...
 
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...
 
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN FLAVONOID DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus...
 
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
Metode Spektrofotometri UV-Vis Untuk Penentuan Barium dalam Tanah Liat dengan...
 
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...
 

Recently uploaded

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 

Recently uploaded (20)

Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 

ANALISIS KARAKTERISTIK LINGKUNGAN

  • 1. Reprint: JURNALILMU-ILMUPERAIRANDANPERIKANANINDONESIA ISSN 0854-3194 Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1 Halaman 53 – 60 Analisis Beberapa Karakteristik Lingkungan Perairan yang Mempengaruhi Akumulasi Logam Berat Timbal dalam Tubuh Kerang Darah di Perairan Pesisir Timur Sumatera Utara (Analysis of Several Characteristics of Aquatic Environment which Affect on the Lead Accumulation in Shellfish Body at Eastern Coastal Waters of North Sumatera) Hasan Sitorus Alamat Penyunting dan Tata Usaha: Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor - Jl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Wing C, Lantai 4 - Telepon (0251) 622912, Fax. (0251) 622932. E-mail : jippi@centrin.net.id Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional No. 22/DIKTI/Kep /2002 tanggal 8 Mei 2002 tentang Hasil Akreditasi Jurnal Ilmiah Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2002, Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia (JIPPI) diakui sebagai jurnal nasional terakreditasi.
  • 2. 53 ANALISIS BEBERAPA KARAKTERISTIK LINGKUNGAN PERAIRAN YANG MEMPENGARUHI AKUMULASI LOGAM BERAT TIMBAL DALAM TUBUH KERANG DARAH DI PERAIRAN PESISIR TIMUR SUMATERA UTARA (Analysis of Several Characteristics of Aquatic Environment which Affect on the Lead Accumulation in Shellfish Bodyat Eastern Coastal Waters of North Sumatera) Hasan Sitorus1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisis beberapa karakteristik lingkungan perairan yang mem- pengaruhi akumulasi logam berat timbal dalam tubuh kerang darah (Anadara granosa) di perairan pesisir ti- mur Sumatera Utara, melalui sidik regresi berganda (multiple regression analysis), 2) mereduksi data melalui sidik komponen utama (principal component analysis) untuk mengurangi biaya monitoring pencemaran lo- gam berat timbal di masa mendatang, dan 3) menganalisis lokasi perairan yang memiliki karakteristik yang sama dalam akumulasi logam berat timbal melalui sidik gerombol (cluster analysis). Berdasarkan sidik re- gresi, kadar logam berat timbal dalam air, kadar logam berat timbal dalam sedimen dasar perairan dan kadar sulfur dalam sedimen berpengaruh sangat nyata (p<0.01) terhadap akumulasi logam berat timbal dalam tubuh kerang darah, sedangkan kadar COD perairan berpengaruh nyata (p<0.05), dengan koefisien determinasi (R2 ) 0.97. Melalui sidik komponen utama, kadar logam berat timbal dalam sedimen, COD perairan dan kadar sulfur dalam sedimen cukup memadai digunakan dalam monitoring pencemaran logam berat timbal dalam tu- buh kerang darah di perairan pesisir timur Sumatera Utara di masa mendatang. Berdasarkan sidik gerombol, lokasi perairan terbagi menjadi 3 kelompok, dan perairan pesisir Belawan dan Tanjung Balai mempunyai ke- samaan karakteristik yang tinggi dalam akumulasi logam berat timbal. Kata kunci: karakteristik perairan, akumulasi logam berat timbal, kerang darah, perairan pesisir, Sumatera Utara. ABSTRACT The reseach objectives are: 1) to analyze several characteristics of aquatic environment that affect on the lead accumulation in shellfish body (Anadara granosa) at eastern coastal waters of North Sumatera by using multiple regression analysis, 2) to reduce the variables through principle component analysis in order to reduce the research cost for monitoring of lead pollution in the next time, and 3) to analyze the locations which has smilarity characteristics of lead accumulation by using hierarchical cluster analysis. Based on the multiple regression analysis, variables of lead concentration in water, lead concentration in sediment and sul- phur concentration in sediment has very significant effect (p<0.01) on the lead accumulation in shellfish body, while COD of waters has siginificant effect (p<0.05), which determination coefficient (R2 ) is 0.97. Through the principle component analysis, the lead concentration in sediment, COD of waters and sulphur concentration in sediment gives the most variance contribution on the total data variance. Therefore, this vari- ables are sufficient used in monitoring of lead pollution on shellfish at coastal waters of North Sumatera. By using cluster analysis, the locations is agglomerated to be 3 clusters. The coastal water of Belawan and Tanjung Balai has the high similarity characteristics of lead accumulation. Key words: aquatic characteristics, lead accumulation, shellfish, coastal waters, North Sumatera. PENDAHULUAN Latar Belakang Perairan pantai timur Sumatera Utara ter- masuk perairan yang tercemar berat oleh limbah domestik, limbah industri, limbah pertanian ter- masuk limbah tambak (Salim, 1997). Namun demikian, perairan ini masih tetap daerah pe- nangkapan ikan yang intensif, baik demersal maupun pelagis. Menurut Dahuri (2003), per- airan pantai timur Sumatera (Selat Malaka), merupakan kawasan perairan yang mengalami tangkap lebih (over fishing) khususnya ikan pe- lagis. Dalam kondisi demikian, nelayan lokal semakin banyak mengarahkan upaya pencarian 1 Jurusan Perikanan, Fakultas Peternakan Universitas Nommen- sen, Medan.
  • 3. 54 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1: 53-60 terhadap ikan-ikan demersal yang bernilai eko- nomis. Salah satu jenis demersal yang banyak menarik usaha perikanan tradisional adalah pe- nangkapan kerang laut. Usaha ini sangat me- rangsang, karena disamping permintaan yang cenderung meningkat, juga mempunyai harga pasar yang kompetitif. Namun, dibalik semua faktor yang mena- rik tersebut, suatu hal yang kurang mendapat perhatian masyarakat adalah kandungan logam berat dalam tubuh kerang. Salah satu unsur lo- gam berat yang berbahaya bagi kesehatan ma- nusia adalah logam berat timbal (Pb). Suprihar- yono (2002) menyatakan, kerang adalah salah satu hewan laut yang paling efisien mengaku- mulasi logam berat. Hal ini disebabkan, kerang hidup di lapisan sedimen dasar perairan, berge- rak sangat lambat dan makanannya adalah detri- tus di dasar perairan, sehingga peluang masuk- nya logam berat ke dalam tubuh sangat besar. Dalam kondisi perairan pesisir Timur Sumatera Utara yang tercemar berat, tidak tertutup ke- mungkinan kandungan logam berat dalam tu- buh kerang konsumsi sudah melampau ambang batas yang diperkenankan. Penyakit Minamata di Jepang (Minamata Disease) tahun 1950-an yang membawa banyak korban merupakan con- toh keracunan logam berat melalui konsumsi i- kan dari laut, dan dikategorikan sebagai tragedi dunia. Logam berat timbal sangat beracun, mem- punyai sifat bioakumulatif dalam tubuh organis- me air, dan akan terus diakumulasi hingga orga- nisme tersebut tidak mampu lagi mentolerir kandungan logam berat timbal dalam tubuhnya (Connell dan Miller, 1995). Karena sifat bio- akumulatif logam berat timbal, maka bisa terja- di konsentrasi logam tersebut dalam bentuk ter- larut dalam air adalah rendah, dalam sedimen semakin meningkat akibat proses-proses fisika, kimia dan biologi perairan, dan dalam tubuh he- wan air meningkat sampai beberapa kali lipat (biomagnification). Akibat sifat toksisitas logam berat timbal yang sangat tinggi, maka limbah yang mengan- dung logam berat ini dikelompokkan menjadi Bahan Berbahaya dan Beracun (B-3) yang pe- ngendaliannnya diatur secara khsusus dalam peraturan pemerintah dengan Baku Mutu yang lebih ketat. Kadar logam berat timbal yang di- perbolehkan dalam air untuk kehidupan biota a- ir maksimum 0.03 ppm, dalam air minum mak- simum 0.01 ppm, dan dalam tubuh ikan maksi- mum 0.02 ppm (Fergusson, 1990). Oleh sebab itu, pengukuran kadar logam berat dalam tubuh kerang menjadi sangat penting, karena kerang merupakan bahan pangan penting bagi manusia dan bisa menjadi mata rantai perpindahan lo- gam berat timbal ke dalam tubuh manusia. Akumulasi logam berat dalam tubuh he- wan air menurut Manahan (2002) dipengaruhi banyak faktor, antara lain: 1) konsentrasi logam berat dalam air, 2) konsentrasi logam berat da- lam sedimen, 3) pH air dan pH sedimen dasar perairan, 4) tingkat pencemaran air dalam ben- tuk COD (chemical oxygen demand), 5) kan- dungan sulfur dalam air dan sedimen, 6) jenis hewan air, 7) umur dan bobot tubuh, dan 8) fase hidup (telur, larva). Selanjutnya Rompas (1998) dan Manahan (2002) menjelaskan, bila konsen- trasi logam berat tinggi dalam air, ada kecende- rungan konsentrasi logam berat tersebut tinggi dalam sedimen, dan akumulasi logam berat da- lam tubuh hewan demersal semakin tinggi. Bi- la COD perairan relatif tinggi, ada kecende- rungan kandungan logam berat dalam air dan sedimen akan tinggi, karena COD menunjukkan kadar bahan organik yang bersifat non biode- gradable yang umumnya bersumber dari lim- bah industri. Demikian juga kadar sulfur (S) dalam sedimen juga mempengaruhi kandungan logam berat dalam sedimen, karena unsur sulfur sangat mudah berikatan dengan logam berat membentuk logam-sulfida yang mengendap di dasar perairan. Disamping itu, pH air dan pH sedimen juga mempengaruhi akumulasi logam berat dalam tubuh hewan air, karena semakin rendah pH air dan pH sedimen, maka logam be- rat semakin larut dalam air (bentuk ion) sehing- ga semakin mudah masuk ke dalam tubuh he- wan tersebut, baik melalui insang, bahan ma- kanan, ataupun melalui difusi. Dengan demiki- an, menganalisis beberapa faktor yang mempe- ngaruhi akumulasi logam berat dalam tubuh he- wan air menjadi penting, sehingga dapat diam- bil tindakan untuk meminimalkan pengaruh fak- tor tersebut dalam upaya mencegah kemungkin- an terjadinya keracunan pada manusia akibat mengkonsumsi bahan pangan yang bersumber dari perairan laut. Bila logam berat timbal masuk ke dalam tubuh manusia, maka logam berat tersebut akan diakumulasi dalam jaringan tubuh dan tidak bi- sa diekskresikan lagi ke luar tubuh. Pada kadar
  • 4. Sitorus, H., Analisis Beberapa Karakteristik Lingkungan Perairan yang Mempengaruhi . . . 55 yang sudah tinggi dalam tubuh manusia, akan menyebabkan dampak negatif yang serius, yak- ni: 1) menghambat aktivitas enzim sehingga proses metabolisme terganggu, 2) menyebabkan abnormalitas kromosom (gen), 3) menghambat perkembangan janin, 4) menurunkan fertilitas wanita, 5) menghambat pembentukan sel sper- ma pada pria (spermatogenesis), 6) mengurangi konduksi syaraf tepi, 7) menghambat pemben- tukan hemoglobin, 8) menyebabkan kerusakan ginjal, 9) menyebabkan kekurangan darah (ane- mia), 10) pembengkakan kepala (encepalopati), dan 11) menyebabkan gangguan emosional dan tingkah laku (Fergusson, 1990). Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1) mengeta- hui beberapa faktor yang mempengaruhi aku- mulasi logam berat timbal dalam tubuh kerang darah (Anadara granosa) di perairan pantai ti- mur Sumatera Utara melalui sidik regresi ber- ganda (Multiple Linier Regression); 2) mere- duksi data untuk efisiensi biaya dan waktu pe- nelitian di masa datang dalam monitoring pen- cemaran logam berat timbal di perairan pesisir timur Sumatera Utara melalui sidik komponen utama (Principle Component Analysis); dan 3) mengetahui lokasi-lokasi perairan di wilayah pesisir timur Sumatera Utara yang mempunyai kesamaan karakteristik dalam akumulasi logam berat timbal melalui sidik gerombol(Cluster A- nalysis). Adapun kegunaan penelitian ini adalah: 1) sebagai sumbangan informasi bagi pemerin- tah daerah dan masyarakat dalam upaya pe- ngendalian pencemaran logam berat timbal di perairan pesisir timur Sumatera Utara; dan 2) dapat digunakan sebagai masukan dalam penen- tuan peubah utama yang akan diukur untuk mo- nitoring pencemaran logam berat timbal di per- airan pesisir timur Sumatera Utara pada waktu yang akan datang sebagai upaya mengurangi bi- aya penelitian. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perairan pesisir timur Propinsi Sumatera Utara (Selat Malaka) pada 10 lokasi perairan, mulai dari pe- sisir Kabupaten Langkat hingga pesisir Kota Tanjung Balai. Pemilihan lokasi penelitian di- dasarkan pada pertimbangan: 1) perairan pesisir ini banyak terdapat populasi kerang darah, dan 2) perairan Selat Malaka sudah termasuk kate- gori perairan tercemar berat. Lokasi tersebut meliputi: 1) Pantai Secanggang (Kabupaten Lang- kat), 2) Pantai Tanjung Ibus (Kabupaten Lang- kat), 3) Pantai Hamparan Perak (Kota Medan), 4) Pantai Belawan (Kota Medan), 5) Pantai Per- cut Sei Tuan (Kabupaten Deli Serdang), 6) Pan- tai Cermin (Kabupaten Deli Serdang), 7) Pantai Labuhan Deli (Kabupaten Deli Serdang), 8) Pan - tai Indrapura (Kabupaten Asahan), 9) Pantai Tanjung Tiram (Kabupaten Asahan), dan 10) Pantai Tanjung Balai. Penelitian berlangsung mulai bulan Januari sampaiMaret 2002. Metode Pengambilan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei lapangan. Data primer diperoleh dari hasil pengukuran parameter pada contoh dari lokasi penelitian. Pengambilan con- toh kerang darah dilakukan secara acak (Ran- dom Sampling) yang diperoleh dari 3 titik loka- si dasar perairan, dan sekaligus pengambilan contoh lumpur dasar perairan pada setiap wila- yah perairan pesisir. Sedangkan contoh air di- ambil dari lapisan air atas dengan ulangan yang sama. Pengambilan contoh air hanya dari per- mukaan karena kedalaman air relatif dangkal (2 - 3 m). Kandungan logam berat timbal dalam contoh dan parameter lainnya dianalisis di La- boratorium Kimia Rispa Medan. Sedangkan data sekunder seperti perkembangan industri dan transportasi diperoleh dari instansi terkait. Parameter yang Diukur Parameter yang diukur dalam penelitian ini ada 7 (tujuh), yakni 1) kandungan logam be- rat timbal (Pb) dalam tubuh kerang darah (ppm), 2) kadar logam berat timbal dalam pera- iran (ppm), 3) kadar logam berat timbal dalam sedimen dasar perairan (ppm), 4) pH air, 5) pH sedimen dasar, 6) kadar COD perairan (ppm), dan 7) kadar sulfur dalam sedimen (ppm). Analisa Data Sidik Regresi Berganda Untuk melihat hubungan beberapa faktor yang diduga kuat mempengaruhi akumulasi lo- gam berat timbal dalam tubuh kerang darah di- gunakan sidik regresi berganda 0 1 1j j Y Xβ β= +
  • 5. 56 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1: 53-60 2 2 3 3 4 4 5 5 6 6j j j j j jX X X X Xβ β β β β ε+ + + + + . jY a- dalah kadar logam berat Pb dalam tubuh kerang pada lokasi ke-j (ppm), X1 adalah kadar logam berat Pb dalam air (ppm), X2 adalah kadar lo- gam berat Pb dalam sedimen dasar perairan (ppm), X3 adalah pH air, X4 adalah pH sedimen dasar perairan, X5 adalah COD perairan (ppm), dan X6 adalah kadar sulfur sedimen (ppm). Dalam sidik regresi ini akan dilihat besar koefisien korelasi parsial (r) hubungan peubah bebas (X1, X2, X3, X4, X5 , X6) dengan peubah tidak bebas (Y) serta taraf nyatanya. Disam- ping itu, untuk melihat apakah model regresi li- nier berganda yang digunakan cukup baik seba- gai model penduga, maka akan dilihat nilai koe- fisien determinasi (R2 ) dari persamaan regresi yang dihasilkan dalam penyidikan. Sidik Komponen Utama Dalam upaya efisiensi biaya dan waktu untuk pelaksaan penelitian dengan topik yang sama pada waktu yang akan datang (monitoring pencemaran logam berat), maka alangkah baik- nya jika dapat ditentukan peubah-peubah apa saja (2 atau 3 peubah) yang secara dominan menjelaskan struktur ragam dari data pengamat- an, sehingga dengan mengukur peubah tersebut sudah cukup baik untuk menjelaskan masalah yang sedang diteliti. Ini perlu dilakukan mengi- ngat biaya analisis kandungan logam berat da- lam contoh cukup mahal karena menggunakan peralatanAtomic Absorption Specthronic (AAS). Menurut Jollife (1986), sidik komponen utama (principles component analysis) adalah salah satu metode reduksi data, sehingga seba- gian besar ragam data pengamatan (sekitar 70%) dapat dijelaskan komponen baru tanpa a- danya kehilangan informasi yang berarti. Kom- ponen baru tersebut merupakan kombinasi lini- er peubah yang memberikan ragam terbesar dan tidak saling berkorelasi yang ditunjukkan oleh besarnya nilai akar ciri atau vektor ciri peubah tersebut. Dengan mengetahui faktor yang sangat nyata mempengaruhi akumulasi logam berat da- lam tubuh kerang, maka untuk penelitian di ma- sa yang akan datang cukup mengukur paramer tersebut tanpa adanya kehilangan informasi yang berarti, sehingga sangat membantu dalam efisiensi biaya dan waktu pelaksanaan peneliti- an. Sidik Gerombol Hierarkis Untuk mengetahui lokasi-lokasi perairan pesisir timur Sumatera Utara yang mempunyai karakteristik yang hampir sama, baik dalam a- kumulasi logam berat timbal dalam tubuh ke- rang maupun faktor-faktor lingkungan perairan yang mempengaruhinya, maka dilakukan sidik gerombol (cluster analysis) terhadap data pene- litian. Analisis ini cukup bermanfaat untuk menjelaskan lokasi perairan yang memiliki ka- rakteristik yang sama terhadap masalah yang sedang dikaji, sehingga dapat ditentukan lokasi perairan di pesisir timur Sumatera Utara yang perlu mendapat prioritas dalam penanganan pencemaran logam berat timbal, metoda pena- nganan yang akan digunakan, dan anggarannya. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Karakteristik Lingkungan Perairan Berdasarkan hasil pengukuran kandungan logam berat timbal dalam tubuh kerang dari 10 lokasi penelitian, ternyata kandungan logam be- rat timbal pada contoh kerang darah yang bera- sal dari perairan pesisir Belawan dan Tanjung Balai sudah melebihi ambang batas yang diper- kenankan Departemen Kesehatan, yakni sudah melebihi 0.02 ppm. Kadar rata-rata logam berat timbal dalam tubuh kerang di perairan pesisir Belawan mencapai 0.042 ppm dan Tanjung Ba- lai mencapai 0.033 ppm (Tabel 1). Tingginya kadar logam berat timbal di kedua lokasi penelitian diduga disebabkan oleh limbah industri dan limbah lainnya yang me- ngandung logam berat yang masuk ke perairan pesisir melalui aliran sungai. Daerah Belawan merupakan pusat industri, perdagangan dan pe- labuhan Kota Medan, sehingga perairan pesisir Belawan menjadi tempat penampungan berba- gai jenis limbah yang terbawa melalui aliran Sungai Deli. Demikian halnya Kota Tanjung Balai, mempunyai karakteristik yang sama de- ngan Belawan, yang dicirikan oleh penduduk yang padat, lalu lintas padat, pusat industri, per- dagangan dan pelabuhan, sehingga perairan pe- sisir Tanjung Balai mempunyai peluang besar tercemar limbah yang mengandung logam berat timbal. Melihat kandungan logam berat yang sudah melebihi ambang batas yang diperkenan- kan, pemerintah Kota Medan dan Tanjung Balai harus melakukan tindakan yang serius dalam
  • 6. Sitorus, H., Analisis Beberapa Karakteristik Lingkungan Perairan yang Mempengaruhi . . . 57 pengendalian pencemaran logam berat timbal tersebut melalui implementasi UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan penerapan Baku Mutu Lingkungan (ambient standards dan emisssion standards) secara le- bih ketat. Logam berat timbal dapat masuk ke tubuh manusia melalui rantai makanan yang bersumber dari laut seperti kerang, dan dapat menimbulkan dampak yang sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia. Tabel 1. Kandungan Logam Berat Timbal dalam Tubuh Kerang dan Beberapa Parameter yang Mempengaruhinya di Perairan Pesisir Timur Propinsi Sumatera Utara. Lokasi Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 Secanggang 0.008 0.0002 0.0005 6.8 6.3 135.42 0.23 Tanjung Ibus 0.011 0.0008 0.0012 6.7 6.1 140.24 0.27 Hamparan Perak 0.016 0.0010 0.0018 6.2 6.0 158.42 0.34 Belawan 0.042 0.0013 0.0030 6.2 6.0 180.52 0.52 Percut Sei Tuan 0.014 0.0010 0.0012 6.3 6.2 160.23 0.32 Pantai Cermin 0.005 0.0001 0.0008 6.9 6.5 124.60 0.16 Labuhan Deli 0.012 0.0008 0.0010 6.6 6.2 145.83 0.26 Tanjung Balai 0.033 0.0022 0.0028 6.4 6.1 172.24 0.46 Tanjung Tiram 0.013 0.0008 0.0012 7.0 6.7 112.42 0.12 Indrapura 0.018 0.0012 0.0014 6.8 6.5 124.25 0.18 Keterangan: Cetak tebal menunjukkan kadar logam berat timbal melampaui ambang batas (Baku Mutu Lingkung- an), Y = kadar logam berat timbal dalam tubuh kerang (ppm), X1 = kadar logam berat timbal dalam air (ppm), X2 = kadar logam berat dalam sedimen dasar perairan (ppm), X3 = pH air (unit pH), X4 = pH sedimen dasar perairan (unit pH), X5 = COD perairan (ppm), dan X6 = kadar sul- fur dalam sedimen (ppm). Berdasarkan hasil sidik regresi hubungan antara peubah bebas (X1, X2, X3 , X4, X5 dan X6) dengan peubah tidak bebas (Y), diperoleh hasil bahwa koefisien determinasi (R2 ) sebesar 0.97. Dengan melihat nilai korelasi ini, dapat dinyata- kan bahwa sekitar 97 % peubah Y (akumulasi logam berat timbal dalam tubuh kerang) dapat dijelaskan oleh peubah bebas X1 (kandungan lo- gam berat dalam air), X2 (kadar logam berat timbal dalam sedimen), X3 (pH air), X4 (pH se- dimen dasar perairan), X5 (COD perairan) dan X6 (kadar sulfur dalam sedimen) dan hanya 3% yang disebabkan oleh faktor lain. Dugaan per- samaan regresi linier berganda adalah Y = - 0.006 + 0.070 X1 + 3.694 X2 – 0.012X3 – 0.024 X4 + 0.00072 X5 + 0.191 X6. Berdasarkan persamaan regresi di atas, terlihat bahwa koefisien peubah X1, X2 , X5 dan X6 bernilai positif, sedangkan peubah X3, dan X4 bernilai negatif. Hal ini mengandung arti, bahwa kenaikan sebesar 1 unit peubah X1, 1 unit X2, 1 unit X5 dan 1 unit X6 akan menyebab- kan meningkatnya peubah Y berturut-turut se- besar 0.070, 3.694, 0.0007 dan 0.191 unit. Se- dangkan reduksi 1 unit X3 dan 1 unit X4 menye- babkan peubah Y menurun sebesar 0.0123 dan 0.0238 unit. Dengan perkataan lain, peningkat- an kadar logam berat timbal dalam air dan sedi- men dasar perairan akan menyebabkan mening- katnya (efek positif) akumulasi logam berat timbal dalam tubuh kerang darah. Hal ini dise- babkan peluang logam berat timbal masuk ke dalam tubuh kerang relatif besar karena hidup di lapisan dasar perairan (benthos). Hal ini se- laras dengan penjelasan Manahan (2002), bah- wa peningkatan kadar logam berat dalam air akan cenderung menyebabkan meningkatnya kandungan logam berat dalam sedimen akibat proses-proses fisika, kimia dan hayati perairan, dan akibatnya akumulasi logam berat dalam tu- buh hewan dasar (demersal) seperti kerang akan semakin tinggi, karena hewan tersebut bergerak sangat lambat dan memakan detritus dalam se- dimen. Sedangkan pH air dan pH sedimen ber- sifat mereduksi akumulasi logam berat timbal dalam tubuh kerang. Sebagaimana dijelaskan Saeni (1997), semakin tinggi pH kelarutan logam berat semakin menurun dalam air dan sedimen dasar perairan, sehingga mengurangi peluang logam berat masuk ke dalam tubuh hewan air. Dari analisis regresi juga terlihat, bahwa peningkatan kadar sulfur dalam sediment me- nyebabkan akumulasi logam berat dalam tubuh kerang semakin tinggi. Hal ini disebabkan un- sur sulfur (S) mudah berikatan dengan logam berat membentuk logam-sulfida yang mengen- dap di dasar perairan (Fergusson, 1990; Saeni, 1997), sehingga berpeluang besar termakan ke- rang yang hidup menetap di dasar perairan. Be- gitu juga dengan kadar COD perairan, ternyata berpengaruh positif terhadap akumulasi logam berat dalam tubuh kerang. Hal ini selaras de- ngan penjelasan Rompas (1998) dan Manahan (2002) bahwa kadar COD menunjukkan kadar bahan organik dalam air yang tidak dapat teru- rai secara biologis (non-bidegradable matter) yang umumnya bersumber dari limbah industri dan berpeluang besar mengandung logam berat (limbah B-3). Untuk melihat korelasi parsial antar peu- bah dan taraf nyatanya, maka secara ringkas ni-
  • 7. 58 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1: 53-60 lai-nilai korelasi tersebut diperlihatkan pada Tabel 2. Pada tabel tersebut terlihat bahwa hu- bungan antar peubah umumnya kuat dan sangat nyata (p<0.01). Hal ini memberikan arti, bahwa akumulasi logam berat timbal dalam komponen lingkungan perairan pesisir saling mempenga- ruhi satu sama lain. Dalam hal ini, kadar logam berat timbal dalam air dipengaruhi oleh pH dan COD perairan, dan kadar logam berat timbal dalam air akan mempengaruhi besarnya kadar logam berat timbal dalam sedimen, dan kadar logam berat timbal dalam sedimen akan mem- pengaruhi kadar sulfur dalam sedimen dan se- baliknya kadar sulfur dalam sedimen juga mem- pengaruhi kadar logam berat timbal dalam sedi- men dasar perairan. Kadar logam berat timbal dalam sedimen akan mempengaruhi kandungan logam berat timbal dalam tubuh kerang. Selu- ruh kondisi ini sesuai dengan karakteristik ki- mia logam berat dalam lingkungan perairan. Tabel 2. Koefisien Korelasi Parsial Antar Peubah Peubah Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 Y 1 .79** .96** -.63 -.49 .75* .85** X1 .79** 1 .84** -.55 -.41 .62 .68* X2 .96** .84** 1 -.67* -.54 .76* .85** X3 -.63 -.55 -.67* 1 .87** -.93** -.87** X4 -.49 -.41 -.54** .87** 1 -.89** -.85** X5 .75* .62* .76* -.93** -.89** 1 .98** X6 .85** .68** .85** -.87** -.85** .98** 1 * * Korelasi sangat nyata (p<0.01) dan * nyata (p<0.05) Di samping itu, korelasi antar peubah ju- ga ada yang negatif, yang menunjukkan adanya hubungan antagonis. Berdasarkan Tabel 2 terli- hat bahwa 2 peubah yakni X3 (pH air) dan X4 (pH sedimen) mempunyai koefisien korelasi parsial yang negatif terhadap Y. Hal ini selaras dengan pembahasan di atas, dimana kedua peu- bah ini bersifat mereduksi terhadap akumulasi logam berat timbal dalam tubuh kerang. Namun demikian, pH air dan pH sedimen mempunyai hubungan yang tidak begitu kuat dengan Y. Hal ini diduga disebabkan oleh karena pH air dan pH sedimen dasar perairan di seluruh lokasi pe- nelitian relatif sama (variasi kecil), sebagaima- na sifat perairan pesisir yang mempunyai ka- pasitas penyangga yang relatif besar, sehingga pH relatif stabil berkisar netral. Nilai pH air yang berada di bawah angka 7 disebabkan loka- si pengambilan contoh air masih dipengaruhi o- leh massa air sungai yang mengalir ke perairan pesisir dengan salinitas berkisar 25 - 29 ppt. Angka ini relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan pH perairan pesisir timur Sumatera Uta- ra yang jauh dari pengaruh massa air sungai yang umumnya mempunyai pH berkisar 7.4 – 7.8 dengan salinitas 30 – 33 ppt. Peubah X1 (kadar logam berat timbal da- lam air), X2 (kadar logam berat timbal dalam sedimen), COD perairan (X5) dan X6 (kadar sul- fur dalam sedimen) mempunyai korelasi positif dan nyata terhadap Y. Sebagaimana dijelaskan terdahulu, berdasarkan sifat biokimia logam be- rat timbal, ke empat karakteristik lingkungan perairan ini berpengaruh positif terhadap aku- mulasi logam berat timbal dalam tubuh hewan air. Sedangkan pH air dan pH sedimen dasar perairan mempunyai hubungan yang tidak nyata terhadap Y. Hal ini mengandung arti, parameter pH air dan sedimen dasar perairan tidak layak digunakan sebagai parameter untuk monitoring kadar logam berat timbal di perairan pesisir Ti- mur Sumatera Utara di waktu mendatang. Reduksi Data Melalui Sidik Komponen Utama Sebagaimana telah dijelaskan di depan, sidik komponen utama bertujuan untuk mere- duksi data, dengan menemukan 2 atau 3 kom- ponen utama (faktor baru) dari peubah asal yang diperoleh dari data lapangan. Berdasarkan sidik komponen utama terhadap data pada Ta- bel 1 dengan 7 peubah (Y s/d X6) diperoleh ha- sil, bahwa dengan 3 faktor baru, sebesar 97% ragam data pengamatan dapat dijelaskan faktor baru. Total akumulasi ragam ini, sebesar 79.12 % dijelaskan oleh komponen utama pertama (F1), 14.34% oleh komponen utama kedua (F2) dan 3.54% oleh komponen utama ketiga. Total ragam yang dapat dijelaskan (total variance ex- plained) untuk setiap komponen diperlihatkan pada Tabel 3. Untuk mengetahui peubah asal yang sangat mempengaruhi faktor baru tersebut atau memberikan kontribusi ragam terbesar ter- hadap komponen utama, maka dilakukan anali- sis kontribusi ragam peubah asal berdasarkan panjang vektor ciri terhadap komponen utama dan hasilnya diperlihatkan pada Tabel 4. Berdasarkan analisis vektor ciri pada Ta- bel 5. terlihat bahwa peubah X3, X6 dan X7 mempunyai panjang vektor terbesar terhadap komponen utama pertama. Berarti pada kompo- nen utama pertama, ketiga peubah ini memberi- kan kontribusi ragam terbesar terhadap data peng-
  • 8. Sitorus, H., Analisis Beberapa Karakteristik Lingkungan Perairan yang Mempengaruhi . . . 59 amatan. Dengan demikian, kadar logam berat dalam sedimen (X3), COD perairan (X6), dan kadar sulfur dalam sedimen (X7) cukup mema- dai digunakan sebagai peubah dalam penelitian kandungan logam berat timbal dalam tubuh ke- rang darah di perairan pesisir Timur Sumatera Utara pada waktu yang akan datang. Dengan hanya mengukur 3 peubah saja, berarti sangat membantu dalam mengurangi biaya dan waktu pelaksanaan penelitian di waktu mendatang da- lam monitoring pencemaran logam berat timbal di perairan pesisir timur Sumatera Utara. Bila ketiga peubah asal ini, X2 (kadar lo- gam berat timbal dalam sedimen), X5 (COD perairan) dan X6 (kadar sulfur dalam sedimen) diregresikan terhadap Y (kadar logam berat tim- bal dalam tubuh kerang), diperoleh dugaan persamaan regresi Y = 0.033 + 9.530 X2 - 0.00038 X5 + 0.089 X6 dengan R2 = 0.94%. Ko- efisien determinasi (R2 ) untuk ketiga peubah pilihan ini tetap tinggi, sehingga dapat disaran- kan bahwa pengukuran ketiga peubah tersebut sudah cukup memadai untuk pendugaan kadar logam berat timbal dalam tubuh kerang darah di perairan pesisir timur Sumatera Utara pada wak- tu yang akan datang. Tabel 3. Total Ragam yang Dijelaskan oleh Seti- ap Komponen. Initial Eigenvalues (Akar Ciri)Komponen Utama Total % Ragam % Kumulatif 1 5.54 79.12 79.12 2 1.00 14.34 93.47 3 0.25 3.54 97.04 : : : : Tabel 4. Analisis Vektor Ciri Terhadap Kompo- nen Utama. Komponen Peubah 1 2 3 X6 0.981 -0.101 0.114 X5 0.958 -0.244 0.025 X2 0.905 0.376 0.112 : : : : Sidik Gerombol Sidik gerombol terhadap data pengamat- an dilakukan berdasarkan ketidaksamaan (dis- similarity) karakteristik parameter yang diukur pada setiap lokasi perairan dengan mengguna- kan jarak Euclidean. Matriks ketidaksamaan menurut lokasi perairan disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Matriks Ketidaksamaan Berdasarkan Lokasi Perairan. J a r a k E u c l i d e a n Lokasi Perairan Pesisir Secang- gang Tanjung Ibus Hamparan Perak Belawan Percut Sei Tuan Pantai Cermin Labuhan Deli Tanjung Balai Tanjung Tiram Indra- pura Secanggang .000 4.825 23.010 45.106 24.815 10.823 10.412 36.783 23.005 11.172 Tanjung Ibus 4.825 .000 18.187 40.284 19.994 15.647 5.592 31.962 27.828 15.996 Hamparan Perak 23.010 18.187 .000 22.101 1.824 33.831 12.598 13.782 46.013 34.179 Belawan 45.106 40.284 22.101 .000 20.292 55.928 34.694 8.323 68.110 56.276 Percut Sei Tuan 24.815 19.994 1.824 20.292 .000 35.637 14.403 11.972 47.818 35.985 Pantai Cermin 10.823 15.647 33.831 55.928 35.637 .000 21.234 47.605 12.182 .365 Labuhan Deli 10.412 5.592 12.598 34.694 14.403 21.234 .000 26.372 33.416 21.583 Tanjung Balai 36.783 31.962 13.782 8.323 11.972 47.605 26.372 .000 59.787 47.954 Tanjung Tiram 23.005 27.828 46.013 68.110 47.818 12.182 33.416 59.787 .000 11.834 Indrapura 11.172 15.996 34.179 56.276 35.985 .365 21.583 47.954 11.834 .000 Hasil penggerombolan dengan prinsip ag- lomerasi menghasilkan 3 gerombol (cluster) se- perti disajikan pada Tabel 6. Berdasarkan sidik gerombol di atas, lokasi perairan pesisir Se- canggang, Tanjung Ibus (keduanya di Kabupa- ten Langkat) dan Labuhan Deli berada dalam satu gerombol. Sedangkan perairan pesisir Ham- paran Perak, Belawan (Kota Medan), Percut Sei Tuan (Kabupaten Deli Serdang) dan Tanjung Balai (Kota Tanjung Balai) berada dalam satu gerombol. Demikian juga lokasi perairan Pan- tai Cermin (Kabupaten Deli Serdang), Tanjung Tiram dan Indrapura (Kabupaten Asahan) bera- da dalam satu gerombol. Hal ini mengandung arti, bahwa setiap gerombol lokasi perairan mem- punyai kesamaan karakteristik akumulasi logam berat timbal dalam tubuh kerang serta beberapa parameter lainnya yang diukur. Dengan menge-
  • 9. 60 Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia, Juni 2004, Jilid 11, Nomor 1: 53-60 tahui lokasi perairan pesisir yang memiliki ka- rakteristik yang sama dalam pencemaran logam berat timbal, dapat ditentukan lokasi perairan yang perlu mendapat prioritas dalam pengenda- lian pencemaran logam berat. Tabel 6. Hasil Penggerombolan Lokasi Perairan Pesisir Berdasarkan Jarak Euclidean. Gerombol Lokasi Perairan 1 Secanggang, Tanjung Ibus dan Labuhan Deli 2 Hamparan Perak, Belawan, Percut Sei Tuan dan Tanjung Balai 3 Pantai Cermin, Tanjung Tiram dan Indrapura Dapat dinyatakan, bahwa perairan pesisir Belawan dan Tanjung Balai mempunyai tingkat kesamaan yang relatif tinggi dalam akumulasi logam berat timbal pada tubuh kerang. Hal ini didukung oleh fakta, bahwa Kota Belawan dan Tanjung Balai memiliki jumlah penduduk yang tinggi, pusat lokasi industri, perdagangan dan pelabuhan, serta lokasi tambak udang intensif. Oleh sebab itu sangatlah logis, bila perairan pe- sisir di kedua kota ini tercemar berat oleh ber- bagai jenis limbah termasuk logam berat timbal, sehingga akumulasi logam berat tersebut cukup tinggi dalam tubuh kerang dan bahkan sudah melebihi ambang batas yang diperkenankan (> 0.02 ppm). KESIMPULAN Berdasarkan hasil sidik regresi berganda, kadar logam berat timbal dalam air (X1), dalam sedimen (X2), dan kadar sulfur dalam sedimen (X6) berpengaruh sangat nyata (p<0.01) terhadap a- kumulasi logam berat timbal dalam tubuh ke- rang darah (Y), sedangkan COD perairan (X5) berpengaruh nyata (p<0.05), dan pH air (X3) ser- ta pH sedimen dasar perairan (X4) tidak berpe- ngaruh nyata (p>0.05). Koefisien determinasi (R2 ) sebesar 0.97, menunjukkan bahwa 97% a- kumulasi logam berat timbal dalam tubuh ke- rang darah dapat dijelaskan oleh keenam peu- bah bebas yang digunakan melalui hubungan Y = - 0.006 + 0.070 X1 + 3.694 X2 – 0.012X3 – 0.024 X4 + 0.00072 X5 + 0.191 X6. Berdasarkan hasil sidik komponen utama (Principle Component Analysis), komponen utama pertama dapat menjelaskan 79.12% ra- gam data pengamatan yang sebagian besar ber- asal dari peubah X2 (kadar logam berat timbal dalam sedimen), X5 (kadar COD perairan) dan X6 (kadar sulfur dalam sedimen). Dengan de- mikian, untuk efisiensi biaya dan waktu peneli- tian, ketiga peubah ini dapat mewakili prediksi kadar logam berat timbal dalam tubuh kerang darah di waktu yang akan datang. Berdasarkan hasil sidik gerombol(cluster analysis), terdapat 3 kelompok lokasi yang mem- punyai kesamaan/ketidaksamaan karakteristik pa - rameter yang diukur. Kelompok pertama adalah perairan pesisir Secanggang, Tanjung Ibus dan La- buhan Deli, kelompok kedua adalah Hamparan Perak, Belawan, Percut Sei Tuan dan Tanjung Balai, dan kelompok ketiga adalah Pantai Cer- min, Tanjung Tiram dan Indrapura. Perairan pesisir Belawan dan Tanjung Ba - lai mempunyai tingkat kesamaan (smilarity) yang relatif tinggi dalam akumulasi logam berat timbal dalam tubuh kerang dan peubah lainnya yang diukur. Kota Belawan dan Tanjung Balai memiliki karakteristik yang hampir sama, yakni jumlah penduduk yang tinggi, pusat lokasi in- dustri, perdagangan dan pelabuhan, sehingga per- airan pesisir dikedua lokasi tersebut mempunyai peluang besar tercemar berat limbah industri yang mengandung logam berat timbal. PUSTAKA Chatfield, C., and A. J. Collins. 1980. Introduction to Multivariate Analysis. Chapman and Hall, London. Connell, D. W., and G. J. Miller. 1995. Kimia dan Eko- toksikologi Pencemaran. Terjemahan. Penerbit UI Press, Jakarta. Dahuri, R. 2003. Kebijakan dan Program Pembangunan Kelautan dan Perikanan Indonesia. DKP, Jakarta. Fergusson, J. E. 1990. The Heavy Elements: Chemistry, Environmental Impact and Health Effect. Perga- mon Press, New York. Jollife, I. T. 1986. Principles Component Analysis. Springer-Verlag, New York. Manahan, S. E. 2002. Environmental Chemistry. Se- venth Edition. Lewis Publisher, New York. Rompas, R. M. 1998. Kimia Lingkungan, Tarsito, Bandung. Salim, E. 1997. Pembangunan Berwawasan Lingkung- an. LP3S, Jakarta. Saeni, M. S. 1997. Kimia Lingkungan. Program Pasca- sarjana IPB, Bogor. Supriharyono. 2002. Pelestarian dan Pengelolaan Sum- berdaya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. PT. Gra- media Pustaka Utama, Jakarta.