SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
PROPOSAL PENELITIAN

    KAJIAN DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN
    AKIBAT KEGIATAN PENAMBANGAN MAS PETI
     DI DAERAH KAWASAN GUNUNG LABAONG
        DI DESA HIJRAH KECAMATAN LAPE
           KABUPATEN SUMBAWA BESAR




                 DISUSUN OLEH :
                 PUTU ADNYANA
                   09.01.14.0019




           PROGRAM STUDY BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP )
         UNIVERSITAS SAMAWA ( UNSA )
              SUMBAWA BESAR
                  2011/2012
BAB I


                                      PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG


    labaong akhir-akhir ini hadir sebagai pertambangan rakyat ( PETI ) yang

dikerjakan oleh masyarakat sumbawa secara langsung Kegiatan pertambangan

emas yang dilakukan oleh masyarakat yang ada di wilayah kecamatan lape dan

diluar daerah Kecamatan lape Kabupaten sumbawa besar. Pertambangan ini

berlangsung sejak tahun 2009 sampai sekarang. Kegiatan pertambangan ini

dilakukan secara tradisional, dimana proses pengolahannya tidak menggunakan

teknologi yang canggih dan hanya menggunakan peralatan yang sangat sederhana.

Proses pengolahan emas ini dilakukan dengan mengikuti beberapa tahapan antara

lain penggalian batuan, pengolahan, dan pembuangan limbah. Setiap tahapan

proses   ini   secara   ekologi    membawa     dampak    yang     dapat   mengganggu

keseimbangan lingkungan, sehingga perlu langkah-langkah yang bijaksana dalam

penanganannya      sehingga       resiko   terhadap   kerusakan    lingkungan   dapat

diminimalisasi.


    Salah satu daerah pertambangan saat ini pada pegunungan labaong daerah

lape yaitu akan memberikan dampak negatif, yaitu kurusakan pada lahan

perkebunan,kerusakan hutan, tanah longsor, penyebaran penyakit dan kurasakan

ekosistem yang ada di daerah pertambangan tersebut dan juga pembuangan air

limbah gelondongan pertambangan rakyat yang berlangsung di daerah kecamatan

lape pada lahan pegunungan yang ada di sekitar lokasi pengolahan yang

selanjutnya mengalir menuju ke sungai ketika musim hujam tiba sehingga makin

lama terjadi akumulasi kandungan logam dan material lainnya yang terkandung di
dalam limbah sehingga lama-kelamaan ekosistem sungai juga terganggu. Sebagai

suatu ekosistem, sungai merupakan suatu tempat yang            menjadi sasaran

pembuangan limbah sehingga mengakibatkan tingkat pencemaran semakin tinggi

yang pada akhirnya pencemaran tersebut mempengaruhi kehidupan biota air yang

ada di dalamnya.


    Keadaan lingkungan dilokasi pertambangan sangat – sangat buruk, dimana

bebatuan bertebaran dan berserakahan di lereng pegunungan lokasi pertambangan

keadaannya kini sangat gersang semua pepohonan yang ada di sekitarnya lereng –

lereng di tebang dan di musnahkan oleh para penambang sehingga kini sudah tiada

hanya yang terlihat yaitu bebatuan yang bertumpukan yang bisa menyebabkan

tanah longsor ketika musin hujan tiba dan akan meninpa perumahan yang ada di

bawah lokasi pertambangan.


    Pada masa yang akan datang diperkirakan lokasi pertambangan labaong akan

semakin memburuk yang berdampak kepada penduduk kecamatan lape terutama

masyarakat yang ada di sekitar lokasi. berbagai macam penyakit akan timbul yang

disebabkan dari limbah-nya merkuri. Penyakit – penyakit tersebut akan menjangkit

penambang dan penduduk di kecamatan lape, tidak hanya penyakit pada manusia

akan tetapi juga binatang dan hewan peliharaan pun akan terjangkit ole penyakit –

penyakit dari limbah merkuri yang di buang sembarang sehingga akan tersebar

melalui udara dan udara akan di hirup oleh mahluk hidup sehingga akan

menyebabkan kurang berfungsinya organ – organ tubuh mahluk hidup tsb, selain itu

limbah merkuri menyebabkan pencemaran pada tanah perkebunan, ketika musin

hujan tiba limbah tersebut mengalir menuju sawah dan tanam padi akan terkandung

merkuri sehingga berasnya akan terkandung bahan merkuri dan saat di konsumsi
oleh masyarakat akan menimbulkan penyakit yang merusak organ dalam tubuh

pada manusia.lambat laun maka akan menyebabkan kematian.


B. Identifikasi Masalah


            Identifikasi masalah penelitian ini adalah terhadap aktivitas pertambangan

   tanpa ijin yang ada di Sumbawa saat ini. Pertambangan tanpa ijin akan

   membawa permasalahan lingkungan yang akan menimbulkan dampak negatif

   yang akan dirasakan oleh masyarakat karena kurangnya pemahaman mengenai

   cara menambang yang baik dan masyarakatnya masih belum paham akan

   dampak negatif yang akan ditimbulkan dikemudian hari.


C. Rumusan masalah

       1.     Bagaimana keadaan lingkungan pertambangan rakyat labaong ?

       2.      Bagaimana dampak yang di timbulkan terhadap penambangan rakyat

               Labaong ?

       3.      bahaya apa yang di timbulkan dari merkuri ?

        4.     Apa saja solusi yang dapat dilakukan dalam penyelamatan ekologi

             dan    meminimalisir dampak buruk yang akan ditimbulkan tambang

             emas rakyat labaong ?

D. Tujuan Penelitian

       1.    Mengetahui keadaan lingkungan didaerah pertambang labaong

       2.    Mengetahui dampak yang akan disebabkan oleh tambang emas labaong

             terhadap lingkungan biotik dan abiotik

       3.    Mengetahui bahaya yang akan ditimbulkan dari merkuri bagi kehidupan.

       4.    Mengetahui solusi dari permasalahan lingkungan dan ekologi

             di tambang emas labaong.
E. Manfaat Penelitian

     1. Bagi Peneliti

           menambah        wawasan    dan     pengetahuan       tentang     masalah

     pertambangan yang akan membawa dampak negatif dan               risiko penyakit

     akibat merkuri pada petambang emas tanpa izin pada masyarakat sekitar

     desa hijrah kecamatan lape kabupaten sumbawa besar serta sebagai bahan

     acuan untuk penelitian lebih lanjut dan informasi bagi siapa saja (peneliti

     maupun penulis lain) yang peduli terhadap kondisi lingkungan dan kesehatan

     masyarakat.


     2. bagi Pemerintah


           penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi pemerintah

     (Eksekutif, Legislatif, dll) dalam mengambil kebijakan terhadap permasalahan

     tambang yang dihadapi oleh masyarakat Sumbawa, di mana pemerintah sulit

     bergerak dan menentukan arah kebijakannya dikarenakan dihadapkan oleh

     situasi yang serba dilematis.


     3. Bagi Masyarakat Umum


           Masyarakatlah       yang   akan     menanggung       dampak       aktifitas

     pertambangan       yang   serampangan,   akan   tetapi   hal   itu   dapat   kita

     minimalisirkan jika masyarakat dapat bahu membahu dalam upaya penjagaan

     lingkungan namun aktifitas pertambangan dapat berjalan. Dan kehadiran

     karya ini diharapkan mampu menjadi media pembelajaran bagi masyarakat

     dalam melakukakan upaya-upaya yang dimaksud.
4. Bagi Penambang


      Penambang adalah orang yang bersentuhan lansung dengan aktifitas

pertambangan, akan tetapi resiko keselamatan, kesehatan dan lainnya setiap

waktu menghantui para penambang. Sehingga dari penelitian ini diharapakan

mampu menjadi bahan kajian untuk meminimalisirkan Dampak-dampak

tersebut sehingga para penambang dapat menambang dengan aman dan

bersahabat dengan lingkungan.
BAB II

                                TINJAUAN PUSTAKA



2.1. Potensi Dampak Lingkungan, Ekonomi Sosial Dan Budaya

      Berbicara mengenai industri pertambangan baik skalar besar maupun sekalar

kecil tentunya akan membawa dampak negatif cukup kompleks yang dirasakan oleh

masyarakat, berbagai realita kita saksikan dan rasakan secara bersama – sama

melalui dari pelanggaran hak asasi manusia, hilangnya sumber – sumber ekonomi

masyarakat, adanya alih profesi masyarakat, meningkatnya kekerasan dalam rumah

tangga, sempitnya lahan masyarakat, hilangnya budaya lokal masyarakat ( besiru ).

Potensial dampak dampak dari kegiatan pertambangan tanpa ijin lebih spesifiknya

masing – masing sektor tersebut adalah sebagai berikut :

2.1.1. Lingkungan :

a. Aktifitas pertambangan yang dilakukan terus menerus akan berpotensial

   mengurangi mata air. Saat ini masyarakat sekitar tambang, desa hijrah 1 dan II

   wilayah olat labaong mulai mengeluhkan tentang debit air sumur yang berkurang.

   Untuk keperluan mencuci harus ke dusun beru desa hijrah.

b. Keberadaan Mesin – mesin gelondong dan tong di sembarang tempat

   mengundang ketidak nyamanan warga. Beberapa mesin di jumpai berada di

   saluran irigasi, di sekitar bantaran sungai, di areal persawahan bahkan dekat

   dengan perkampungan warga. Dalam proses pengolahan hasil tambang

   menggunakan berbagai jenis bahan kimia berbahaya. Bahan kimia tersebut

   berpotensi akan mencemarkan sumber air yang juga akan berakibat terhadap

   kesuburan lahan pertanian dan peternakan. Dengan demikian, akan berakibat

   berkurangnya hasil produksi pertanian dan perternakan.
c. Penggunaan bahan kimia berbahaya juga mengancam timbulnya berbagai jenis

   penyakit. Penyakit tersebut bisa di timbulkan dari sumber air, udara, tanah

   maupun melalui makanan. Jika perairan sudah tercemar, maka prosesnya

   melalui      rantai   makanan      misalnya   dengan    memakan    ikan    yang   telah

   terkontaminasi. Sifat bahan kimia yang berbahaya ini adalah akumulatif, jadi

   akan berpotensi akan timbulnya penyakit kulit, gangguan saluran pernafasan

   akut, nyeri sendi, sakit kepala serta yang lebih berbahay adalah penyakit pada

   perempuan yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan lain – lain.


2.1.2. Ekonomi

       Sebelum labong di sesaki penambang, masyarakat sekitar menfaatkan

lahanya untuk menghampar padi gogo dan melepaskan ternaknya. Bukit seluas 27

hektar ini bila di hitung sekali panen menghasilkan padi gogo seberat 3 ton

perhektarnya, kalau 27 hektar maka menghasilkan 81 ton gabah yang tidak bisa di

nikmati oleh masyarakt desa hijrah. Dampak lainya yang timbul adalah

meningkatnya harga sembako di sekitar lokasi pertambangan.

       Ancaman pencemaran lingkungan akan mengakibatkan berkurangnnya

produktifitas    petani,   peternak     dan   nelayan.    Sehingga   akan    menimbulkan

disharmonisasi dalam kehidupan rumah tangga yang berpotensi meningkatkan

kekerasan dalam rumah tangga.

2.1.3. Sosial / budaya

       Telah terjadi kemerosotan nilai – nilai tradisional dan bentuk ikatan sosial

dalam masyarakat sejak adanya aktifitas pertambangan ini. Hal ini terungkap ketika

melakukan wawancara dengan beberapa masyarakat di sekitar lokasi tambang yang

mengatakan bahwa beberapa kegiatan sosial tidak berjalan seperti biasanya,

masyarakat tiddak lagi saling membantu karena yang di pikirkannya adalah
menggali bebatuan yang mengandung emas. Norma – norma saling membutuhkan

dan ketergantungan di pedesaan mulai menghilang karena masyarakat yang tadinya

tidak mau menambang karna malihat hasil yang di dapatkan oleh penambang yang

datangnya   dari   luar   desa   akhirnya   mulai   ikut   melakukan   pengerusakan

lingkungannya sendiri sehingga “boat desa” ( kegiatan desa ) ditinggalkan, contohya

apabila di desa ada hajatan perkawinan masyarakat berbondong – bondong

mencari kayu bakar guna keperluan memasak, sehingga kini yang punya hajatan

harus mengeluarkan uang untuk membeli kayu bakar dan keperluan lainnya.

      Budaya “Basiru”      yang di praktikkan dalam berbagai kegiatan pertanian

maupun kegiatan sosial masyarakat lainnya mulai terancam keberadaannya

karenapa masyarakat sudah mulai menilai waktu mereka dengan uang. Untuk

menanam padi para petani harus mengeluarkan dana yang cukup tinggi dari

biasanya. Karena masyarakat di sekita bukit labaong lebih memilih menggali /

memburu mas.

2.2. Kerusakan Lingkungan

            Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan

     lingkungan, pengerusakan lingkungan adalah tindakan yang menimbulkan

     perubahan langsung/ tidak langsung terhadap sifat fisik dan atau hayatinya

     yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi lagi dalam

     menunjang pembangunan berkelanjutan. Salah satu indikator kerusakan

     lingkungan adalah erosi. Erosi adalah proses berpindahnya tanah atau batuan

     dari satu tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah akibat dorongan

     air, angin, atau gaya gravitasi. Proses tersebut melalui tiga tahapan, yaitu

     pelepasan, pengangkutan atau pergerakan, dan pengendapan. Bahaya erosi

     banyak terjadi di daerah – daerah lahan kering terutama yang memiliki
kemiringan lereng sekitar 15 % atau lebih . Keadaan ini sebagai akibat dari

pengelolaan tanah dan air yang keliru, tidak mengikuti kaidah –kaidah

konservasi tanah dan air dan tanah. Tanah kering yang rentan terhadap erosi

terutama adalah tanah Podsolik Merah Kuning yang menempati areal terluas di

Indonesia kemudian disusul oleh tanah Latosol yang dengan kemiringan agak

curam sampai curam terutama tanah –tanah yang tidak tertutup tanaman

Tanah Podsolik dibentuk dari bahan batuan yang bersifat asam, sifat fisiknya

jelek sampai agak jelek, miskin akan unsur hara tanaman dan peka terhadap

bahaya erosi. Tanah Latosol dibentuk dari bahan batuan yang bersifat netral,

dengan sifat fisiknya baik tetapi sifat kimianya jelek atau miskin unsur hara, dan

peka terhadap erosi terutama kalau tebuka tanpa vegetasi Menurut Soule dan

Piper 1992, (dalam Yakin A, 2004) erosi mempunyai dampak negatif terhadap

usaha pertanian/ perkebunan maupun diluar pertanian. Dampak utama erosi

terhadap pertanian adalah kehilangan lapisan atas tanah yang subur,

berkurangnya kedalaman lahan, kehilangan kelembapan tanah dan kehilangan

kemampuan lahan untuk menghasilkan tanaman yang menguntungkan.

Dampak negatif dari erosi di luar usaha tani adalah terjadinya dekomposisi

partikelpartikel tanah pada lokasi aliran sungai atau saluran air serta daerah

aliran sungai (downstream locations). Lahan yang mengalami erosi sangat

mengganggu     bahkan    berbahaya     kalau   partikel-partikel   tanah   tersebut

terdeposisi. Partikel-partikel tanah akibat erosi biasanya terbawa air lewat

sungai –sungai dan bermuara di bendungan dan dam-dam. Selanjutnya

endapan-endapan tersebut dan pergerakan erosi akan menganggu suplai air

untuk kebutuhan rumah tangga dan industri. Sedimentasi yang berat terjadi

mengakibatkan berkurangnya kapasitas untuk menampung air.
2.3. Faktor Yang Menyebabkan Erosi

       Faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi adalah faktor alam dan

faktor manusia. Faktor alam yang utama adalah iklim, sifat tanah, Faktor

manusia adalah semua tindakan manusia yang dapat mempercepat terjadinya

erosi dan longsor. Faktor alam yang menyebabkan terjadinya longsor dan erosi

diuraikan berikut ini.



2.3.1. Iklim

       Curah hujan adalah salah satu unsur iklim yang besar perannya

terhadap kejadian longsor dan erosi. Air hujan yang terinfiltrasi ke dalam tanah

dan menjenuhi tanah menentukan terjadinya longsor, sedangkan pada

kejadian erosi, air limpasan permukaan adalah unsur utama penyebab

terjadinya erosi. Besarnya curah hujan didefinisikan sebagai volume air yang

jatuh pada luasan tertentu sehingga curah hujan dinyatakan dalam satuan

volume per satuan luas atau secara umum dinyatakan dalam satuan tinggi air

(misalnya milimeter). Besarnya curah hujan dinyatakan untuk satu waktu atau

rentang waktu tertentu, misalnya per hari, per bulan, per tahun, dan disebutkan

sesuai dengan waktu yang ditinjau, misalnya hujan harian, hujan bulanan, atau

hujan tahunan . Intensitas hujan menyatakan besarnya curah hujan yang turun

dalam waktu singkat, misalnya 5 menit, 30 menit, yang dinyatakan dalam

satuan milimeter/ jam (mm/jam). Klasifikasi curah hujan menurut (Arsyad 1989

) ditunjukkan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Klasifikasi Intensitas Hujan (Arsyad, 1989 )

       Intensitas hujan
                                            Klasifikasi
           (mm/jam)
             0–5                          Sangat rendah
            6 – 10                           Rendah
           11 - 25                           Sedang
           26 - 50                         Agak tinggi
           51 - 75                            Tinggi
             > 75
                                          Sangat tinggi



Tidak semua air hujan mengakibatkanya erosi, tapi tergantung pada

intensitasnya.

(Printz, 1999 dalam Hardiyatmo, 2006) menyimpulkan bahwa untuk intensitas

hujan sekitar 30-60 mm/jam, hanya sekitar 10 % dari air hujan yang

menimbulkan erosi. Untuk intensitas hujan lebih besar dari 100 mm/jam, semua

hujan dapat menimbulkan erosi. Walaupun intensitas hujan besar, namun jika

berlangsungnya tidak terlalu lama, sehingga tidak mengakibatkan aliran

permukaan maka hujan tidak mengakibatkan erosi. Penelitian menunjukkan

adanya hubungan antara intensitas hujan dan ukuran median butiran air hujan.

Besarnya diameter butiran hujan bermacam-macam, umumnya berkisar

diantara 1 sampai 4 mm, untuk ukuran diameter median air hujan 1,25 mm/jam,

dan yang berukuran 3 mm untuk intensitas hujan 100 mm/jam (Law dan

Person, 1944, dalam Hardiyatmo, 2006). Kecepatan jatuhnya butiran hujan

ditentukan oleh gravitasi, tahanan udara dan angin. Adanya

keseimbangan     gaya     tekanan   dan   gaya    akibat   tegangan   permukaan,

menyebabkan butiran hujan yang berbutir kecil berbentuk bola. Lengkungan

permukaan yang besar memungkinkan tegangan permukaan memelihara
bentuk bulat tersebut. Butir-butir hujan yang berukuran besar cenderung pipih

     dengan permukaan bawah yang agak datar. Permukaan butir-butir yang besar

     ini, menyebabkan tekanan udara lebih besar. Lengkungan permukaan butir-

     butir yang besar menyebabkan makin lemahnya tegangan permukaan,

     sehingga butir-butir hujan umumnya tidak lebih dari 7 mm. Bila kecepatan

     angin besar, maka kecepatan jatuhnya butiran air hujan juga menjadi lebih

     besar.

     2.3.2. Lereng

              Lereng atau kemiringan lahan adalah salah satu faktor pemicu terjadinya

     erosi dan longsor di lahan pegunungan. Peluang terjadinya erosi dan longsor

     makin besar dengan makin curamnya lereng. Makin curam lereng makin besar

     pula volume dan kecepatan aliran permukaan yang berpotensi menyebabkan

     erosi. Selain kecuraman, panjang lereng juga menentukan besarnya longsor

     dan erosi. Makin panjang lereng, erosi yang terjadi makin besar.



2.4. Pencemaran Air
       Oksigen adalah gas yang berwarna, tak berbau, tak berasa dan hanya sedikit

larut dalam air. Untuk mempertahankan hidupnya makluk yang tinggal di air, baik

tanaman maupun hewan, bergantung kepada oksigen yang terlarut ini. Jadi

penentuan kadar oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menahan mutu air.

Kehidupan diair dapat bertahan jika ada oksigen terlarut minimum sebanyak 5 mg

oksigen setiap liter air (5 bpj atau 5 ppm). Selebihnya bergantung kepada ketahanan

organisme, derajat keaktivannya, kehadiran pencemar, suhu air, dan sebagainya.

Umumnya laju konsumsi kelarutan oksigen dalam air, jika udara yang bersentuhan

dengan permukaan air bertekanan 760 mm dan mengandung 21 % oksigen.

Oksigen dapat merupakan factor pembatas dalam penentuan kehadiran mahluk
hidup dalam air. Oksigen dalam danau misalya berasal dari udara dan fotosintesis

organisme yang hidup didanau itu. Jika respirasi terjadi lebih cepat dari penggantian

yang larut, maka terjadi defisit oksigen. Sebaiknya dasar danau dijenuhkan dengan

oksigen.

2.5. Dampak Pencemaran Libah Merkuri

      Sebagai unsur, merkuri (Hg) berbentuk cair keperakan pada suhu kamar.

Merkuri membentuk berbagai persenyawaan baik anorganik (seperti oksida, klorida,

dan nitrat) maupun organik. Merkuri dapat menjadi senyawa anorganik melalui

oksidasi dan kembali menjadi unsu merkuri (Hg) melalui reduksi. Merkuri anorganik

menjadi merkuri organik melalui kerja bakteri anaerobic tertentu dan senyawa ini

secara lambat berdegredasi menjadi merkuri anorganik. Merkuri mempunyai titik

leleh-38,87 dan titik didih 35,00C. Produksi air raksa diperoleh terutama dari biji

sinabar (86,2 % air raksa). Salah satu cara melalui pemanasan biji dengan suhu

8000C dengan menggunakan O2 (udara).

      Sulfur yang dikombinasi dengan gas O2, melepaskan merkuri sebagai uap air

yang mudah terkonsentrasi. Sianiar juga dapat juga dipanaskan dengan kapur dan

belerang bercampur kalsium, dan akan melepaskan uap logam merkuri. Hal yang

tersebut diatas merupakan cara lain, tetapi merkuri umumnya dimurnikan melalui

proses destilasi. Bijih merkuri juga ditemukan pada batu dan bercampur dengan bijih

lain seperti tembaga, emas, seng dan perak. Sedikitnya beberapa efek toksit dari

merkuri telah diketahui sejak abad ke 18. Pada tahun 1889, Charcot,s clinical

lectures on diseases of the Nervous system telah menerangkan mengenai tremor

yang diakibatkan oleh paparan merkuri. Pada tektbook neurology klasik Wilson ynag

diterbitkn pada tahun 1940, Wilson telah menerangkan mengenai tremor
mengiidentifikasi gangguan kogniif yang diperantarai merkuri seperti gangguan

perhatian, excitement, dan halusinasi.

       Produksi air raksa diperoleh terutama dari bijih sinabar (86,2 % air raksa).

Salah satu cara melalui pemanasan bijih dengan suhu 800 Oc dengan

menggunakan O2 (udara). Sulfur yang dikombinasi dengan gas O 2, melepaskan

merkuri sebagai uap air yang mudah terkosentrasi. Sinabar juga dapat dipanaskan

dengan kapur dan belerang bercampur kalsium, dan akan melepaskan uap logam

merkuri. Hal yang tersebut diatas merupakan cara lain, tetapi merkuri umumnya

dimurnikan melalui proses destilasi. Bijih merkuri juga ditemukan pada batu dan

bercampur dengan bijih lain seperti tembaga, emas, timah, seng dan perak.

Toksisitas merkuri inorganik terjadi dalam beberapa bentuk Merkuri metalik (Hg),

merkuri merkurous (Hg1+), atau meruri merkuri (Hg2+). Toksisitas dari merkuri

inorganik   dapat   terjadi   dari   kontak   langsung   melalui   kulit   atau   saluran

gastrointestinal atau melalui uap air merkuri. Uap air merkuri berdifusi melalui

alveoli, terionisasi di darah, dan akhirnya disimpan di sistem saraf pusat.

       Logam merkuri (Hg), mempunyai nama kimia hydragyrum yang berarti cair.

Logam merkuri dilambangkan dengan Hg. Pada periodika unsur kimia Hg

menempati urutan (NA) 80 dan mempunyai bobot atom (BA 200,59). Merkuri telah

dikenal manusia sejak manusia mengenal peradapan. Logam ini dihasilkan dari bijih

sinabar, HgS, yang mengandung unsur merkuri antara 0,1% - 4%.

 HgS         +        O2                      Hg + SO2

       Merkuri yang telah dilepaskan kemudian dikondensasi, sehingga diperoleh

logam cair murni. Logam cair inilah yang kemudian digunakan oleh manusia untuk

bermacam-macam keperluan.
Toksisitasnya, Pada tahun 1961, peneliti di Jepang menghubungkan kadar

merkuri urin yang tinggi dengan penyakit Minamata yang misterius. Sebelum etiologi

penyakit minamata ditemukan, terjadi malapetaka di sekitar teluk Minamata yang

ditandai dengan tremor, gangguan sensoris, ataksia, dan penyemprotan lapang

pandang. Penyakit sepert ini disebut dengan penyakit Minamata. Toksisitas dari

merkuri dapat terjadi pada bentuk organic maupun ionorganik. Penyakit minamata

merupakan contoh toksisitas organic. Di teluk minamata, suatu perusahaan

membuang merkuri inorganic ke air, merkuri tersebut kemudian dimetilasi oleh

bakteri dan selanjutnya dimakan oleh ikan yang akhirnya dikomsumsi oleh manusia.

Toksisitas merkuri inorganic terjadi dalam beberapa bentuk. Merkuri metalik (Hg),

merkuri merkorous (Hg1+), atau merkuri (Hg2+). Toksisitas dari merkuri inorganic

dapat terjadi dari kontak langsung melalui kulit atau saluran gastrointestinal atau

melalui uap merkuri.

      Uap merkuri berdisfusi melalui alveoli, terionisasi didarah, dan

akhirnya disimpan di system saraf pusat. Merkuri dilingkungan terdapat dalam

bentuk ikatan organik dan anorganik. Merkuri anorganik Merkuri anorganik dalam

bentuk Hg+ dan garam merkuri (Hg+ + +). Hg + dapat menguap dan secara

sempurna diserap oleh saluran pernapasan. Melalui saluran pernapasan partikel

Hg+ tidak diabsorbsi secara sempurna. Hg anorganik menembus sawar darah otak

menuju keisterna saraf. Racun akibat Hg anorganik biasanya bersumber dari

lingkungan kerja. Merkuri organic adalah senyawa merkuri yag terikat dengan satu

logam karbon, contohnya metal merkuri. Merkuri anorganik dapat dirubah menjadi

merkuri orgainik dengan bantuan bakteri anorganik, khususnya untuk memproduksi

logam merkuri suatu bentuk merkuri yang mudah masuk kedalam sel dalam tubuh.

Beberapa kejadian yang terjadi akibat kontaminasi air yang menyebabkan
keracunan. Ikan yang dimakan terkontaminasi metilmerkuri, yang diubah oleh bakteri

di dalam endapan air. Keracunan merkuri terjadi pada populasi lokal yang

mengkonsumsi ikan terpajan merkuri. Seratus tujuh orang meninggal pada tahun

1970 karena penyakit Minamata tersebut.

2.6. Kewajiban Rehabilitasi Lahan

      Reklamasi Lahan     Penambangan adalah suatu upaya pemanfaatan lahan

penambangan melalui rona perbaikan lingkungan fisik terutama pada bentang lahan

yang telah dirusak. Upaya ini dilakukan untuk mengembalikan secara ekologis atau

difungsikan menurut rencana peruntukannya dengan melihat konsep tata ruang dan

kewilayahan secara ekologis. Kewajiban reklamasi lahan bisa dilakukan oleh

pengusaha secara langsung mereklamasi lahan atau memberikan sejumlah uang

sebagai jaminan akan melakukan reklamasi Berdasarkan data dari Departemen

Energi dan Sumberdaya Mineral pada Tahun 2005 terdapat 186 perusahaan

tambang yang masih aktif dengan total luas areal sekitar 57.703 ha dan hanya

20.086 ha yang telah direklamasi oleh para perusahaan yang memperoleh kontrak

pada lahan tersebut. Sebagian lahan tersebut dikembalikan kepada petani untuk

diusahakan   kembali   menjadi   lahan    pertanian.   Sebagian   pengusaha   tidak

mereklamasi lahan dan meninggalkan begitu saja. Kewajiban pasca tambang yang

bersifat fisik mempunyai dimensi ekonomi dan sosial yang sangat tinggi dan

berpotensi menimbulkan konflik pada masyarakat dengan pemerintah dan juga

usaha pertambangan. Oleh karena itu pengelolaan pasca tambang bukan

merupakan masalah fisik, tetapi merupakan political will pemerintah untuk

meregulasi secara benar dengan memperhatikan kaidah lingkungan. Kemudian

mengimplementasikannya dengan mengedepankan kepentingan masyarakat lokal
dan mengacu kepada falfasah ekonomi dan sosial serta akuntabilitas yang dapat

dipercaya.
BAB III

                           METODE PENELITIAN



A. Metode Penelitian

       Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, study pustaka

  dan wawancara ke berbagai sumber. Penelitian dilaksanakan secara individual,

  dan yang menjadi nara sumber saya adalah dari Anggota Polres Sumbawa,

  Penambang, Pembeli Emas, Pengusaha Gelondong, dan dari masyarakat

  umum. Nara sumber dari berbagai latar belakang di atas saya wawancara

  masing-masing sama satu orang. Adapun metode wawancara yang saya

  gunakan adalah melakukan diskusi artinya bukan dengan cara memberikan

  pertanyaan sehingga saya mendapat banyak sudut pandang dan data yang

  mendukung karya tulis saya.



B. Tahapan Pelaksanan Penelitian

     Berikut adalah tahapan-tahapan penelitian yang saya lakukan :

  1. Mencari tahu terhadap dampak-dampak pertambangan.

  2. Mencari tahu aspek-aspek yang menjadi permasalahan PETI di Sumbawa.

  3. Menganalisis Aspek Hukum

  4. Menganalisis aspek wilayah kelola pertambangan

  5. Menganalisis cara-cara penambangan oleh masyarakat saat ini

  6. Menganalisis kebiasaan masyarakat terhadap wilayah pertambangan

  7. Menganalisis tata cara pengelolaan pertambangan saat ini

  8. menganalisis dampak terhadap keuangan daerah
9. Mencari solusi dan penyelsaian terhadap permaslahan yang telah di analisis

      sebelumnya



    Secara lengkap tinjauan permasalahan yang menyusun prosedur penelitian

saya adalah sebagai berikut :


               Hari ini                                      Hari Esok


       6.  Ilegal minning                            1.   Ilegal minning
       7.  Ada dimana – mana                         2.   Persebaran penyakit
       8.  Korban jiwa                               3.   Korban jiwa
       9.  Penambang tidak                           4.   Tanah longsor
           bertanggung jawab                         5.   Pengolahan yang merusak
       10. Pengolahan yang merusak                        lingkungan
           lingkungan



C. Rencana Analisis Data

        Menganalisis dan memecahkan berbagai persoalan dari informasi dan data-

   data dari buku-buku dan dari nara sumber. yang kemudian saya kelola untuk

   menjadi berbagai tahapan-tahapan dari permasalahan yang saya temukan.



D. Jadwal Penelitian

        Pengamatan atau penelitian dilaksanakan selama 2 minggu dengan cara

   mengamati      prilaku   masyarakat   penambang   dan    berbagai     isu-isu    yang

   berkembang.
E. Nara Sumber

  1. Bapak Awaluddin (Anggota Polres Sumbawa)

     Informasi dan data yang saya dapatkan lebih pada aspek hokum, beban

     keuangan pemerintah daerah dan juga korban-korban yang meninggal dunia

     dan luka-luka.



  2. Bapak Nasarudin (Pengusaha Gelondong)

     Informasi dan data yang saya dapatkan dari bapak nasarudin adalah

     terhadap tata cara pengelolaan menggunakan gelondong dan tong serta

     dampak lingkungannya.



  3. Bapak Kurnia Jaya (Pembeli Emas)

     Informasi dan data yang saya dapatkan dari bapak Kurnia Jaya adalah

     terhadap pendapatan dan keuntungan dari adanya pertambangan.



  4. Bapak Nanang (Penambang)

     Informasi dan data yang saya dapatkan dari bapak Nanang adalah terhadap

     tata cara melakukan pertambangan dan banyaknya orang yang terlibat di

     pertambangan serta manfaat yang di dapatkan dari aktifitas pertambangan.



  5. Bapak Sirajuddin (Masyarakat Umum)

     Informasi dan data yang saya dapatkan dari bapak Sirajuddin adalah

     terhadap    dampak   lingkungan   serta   kerisauan   dan   harapan-harapan

     masyarakat terhadap praktek pertambangan yang sedang berlansung di

     Sumbawa saat ini.

More Related Content

What's hot

Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02
Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02
Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02Nie Andini
 
Pemilihan alat angkat dan alat berat persampahan
Pemilihan alat angkat dan alat berat persampahanPemilihan alat angkat dan alat berat persampahan
Pemilihan alat angkat dan alat berat persampahaninfosanitasi
 
PPT. PERUBAHAN APBDESA.pptx
PPT. PERUBAHAN APBDESA.pptxPPT. PERUBAHAN APBDESA.pptx
PPT. PERUBAHAN APBDESA.pptxrustaneffendy1
 
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan tan...
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman  pengelolaan  tan...Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman  pengelolaan  tan...
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan tan...Yudhi Aldriand
 
Cetak segel pilkades 2019
Cetak segel pilkades  2019Cetak segel pilkades  2019
Cetak segel pilkades 2019WanTsunami
 
Proposal Alat Pertaniaan RIce Milling Uni (RMU)
Proposal Alat Pertaniaan RIce Milling Uni (RMU)Proposal Alat Pertaniaan RIce Milling Uni (RMU)
Proposal Alat Pertaniaan RIce Milling Uni (RMU)Muhammad Mustafa
 
PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALAN
PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALANPEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALAN
PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALANVim Via
 
Sosialisasi BUM Desa
Sosialisasi BUM DesaSosialisasi BUM Desa
Sosialisasi BUM DesaSyamsul Azha
 
Manajemen Pengelolaan Sampah Surabaya
Manajemen Pengelolaan Sampah SurabayaManajemen Pengelolaan Sampah Surabaya
Manajemen Pengelolaan Sampah SurabayaOswar Mungkasa
 
Road map program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppsp
Road map program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppspRoad map program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppsp
Road map program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppspinfosanitasi
 
Perhutanan sosial untuk sd gs 3 4-5
Perhutanan sosial untuk sd gs 3 4-5Perhutanan sosial untuk sd gs 3 4-5
Perhutanan sosial untuk sd gs 3 4-5TV Desa
 
73912738 proposal-penghijauan-2013
73912738 proposal-penghijauan-201373912738 proposal-penghijauan-2013
73912738 proposal-penghijauan-2013ommmmmmmmmmmmmmmm
 
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...Bos Ariadi Muis
 
Manajemen lahan dan pertanahan
Manajemen lahan dan pertanahanManajemen lahan dan pertanahan
Manajemen lahan dan pertanahanFanly Sondakh
 
Program Pemerintah Terhadap Pengelolaan Lingkungan
Program Pemerintah Terhadap Pengelolaan LingkunganProgram Pemerintah Terhadap Pengelolaan Lingkungan
Program Pemerintah Terhadap Pengelolaan LingkunganRahaden Lingga Bhumi
 
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Eka Saputra
 
PP No 46/2016 : TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
PP No 46/2016 : TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGISPP No 46/2016 : TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
PP No 46/2016 : TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGISAchmad Wahid
 
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgisTutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgisEgi Septiana
 
Perencanaan sistem pengelolaan persampahan
Perencanaan sistem pengelolaan persampahanPerencanaan sistem pengelolaan persampahan
Perencanaan sistem pengelolaan persampahanOswar Mungkasa
 

What's hot (20)

Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02
Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02
Contoh proposal perbaikan jalan gang rw 02
 
Pemilihan alat angkat dan alat berat persampahan
Pemilihan alat angkat dan alat berat persampahanPemilihan alat angkat dan alat berat persampahan
Pemilihan alat angkat dan alat berat persampahan
 
PPT. PERUBAHAN APBDESA.pptx
PPT. PERUBAHAN APBDESA.pptxPPT. PERUBAHAN APBDESA.pptx
PPT. PERUBAHAN APBDESA.pptx
 
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan tan...
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman  pengelolaan  tan...Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman  pengelolaan  tan...
Peraturan bupati bekasi nomor 12 tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan tan...
 
Cetak segel pilkades 2019
Cetak segel pilkades  2019Cetak segel pilkades  2019
Cetak segel pilkades 2019
 
Proposal Alat Pertaniaan RIce Milling Uni (RMU)
Proposal Alat Pertaniaan RIce Milling Uni (RMU)Proposal Alat Pertaniaan RIce Milling Uni (RMU)
Proposal Alat Pertaniaan RIce Milling Uni (RMU)
 
PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALAN
PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALANPEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALAN
PEDOMAN PENANAMAN POHON PADA SISTEM JARINGAN JALAN
 
Pemetaan Batas Desa
Pemetaan Batas DesaPemetaan Batas Desa
Pemetaan Batas Desa
 
Sosialisasi BUM Desa
Sosialisasi BUM DesaSosialisasi BUM Desa
Sosialisasi BUM Desa
 
Manajemen Pengelolaan Sampah Surabaya
Manajemen Pengelolaan Sampah SurabayaManajemen Pengelolaan Sampah Surabaya
Manajemen Pengelolaan Sampah Surabaya
 
Road map program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppsp
Road map program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppspRoad map program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppsp
Road map program percepatan pembangunan sanitasi permukiman ppsp
 
Perhutanan sosial untuk sd gs 3 4-5
Perhutanan sosial untuk sd gs 3 4-5Perhutanan sosial untuk sd gs 3 4-5
Perhutanan sosial untuk sd gs 3 4-5
 
73912738 proposal-penghijauan-2013
73912738 proposal-penghijauan-201373912738 proposal-penghijauan-2013
73912738 proposal-penghijauan-2013
 
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Penyediaan Oksigen dan Air...
 
Manajemen lahan dan pertanahan
Manajemen lahan dan pertanahanManajemen lahan dan pertanahan
Manajemen lahan dan pertanahan
 
Program Pemerintah Terhadap Pengelolaan Lingkungan
Program Pemerintah Terhadap Pengelolaan LingkunganProgram Pemerintah Terhadap Pengelolaan Lingkungan
Program Pemerintah Terhadap Pengelolaan Lingkungan
 
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
 
PP No 46/2016 : TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
PP No 46/2016 : TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGISPP No 46/2016 : TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
PP No 46/2016 : TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS
 
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgisTutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
Tutorial penyusunan layer peta & pembuatan layout di arcgis
 
Perencanaan sistem pengelolaan persampahan
Perencanaan sistem pengelolaan persampahanPerencanaan sistem pengelolaan persampahan
Perencanaan sistem pengelolaan persampahan
 

Viewers also liked

TINJAUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA PADA PENAMBANGAN INTAN AK...
TINJAUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA PADA PENAMBANGAN INTAN AK...TINJAUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA PADA PENAMBANGAN INTAN AK...
TINJAUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA PADA PENAMBANGAN INTAN AK...mariaseptiamemorini
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksSlideShare
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareSlideShare
 

Viewers also liked (6)

330
330330
330
 
Eksplorasi emas
Eksplorasi emasEksplorasi emas
Eksplorasi emas
 
TINJAUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA PADA PENAMBANGAN INTAN AK...
TINJAUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA PADA PENAMBANGAN INTAN AK...TINJAUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA PADA PENAMBANGAN INTAN AK...
TINJAUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA PADA PENAMBANGAN INTAN AK...
 
Contoh Presentasi Tentang Pertambangan
Contoh Presentasi Tentang PertambanganContoh Presentasi Tentang Pertambangan
Contoh Presentasi Tentang Pertambangan
 
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & TricksHow to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
How to Make Awesome SlideShares: Tips & Tricks
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
 

Similar to Pertambangan peti

Kerusakan Alam INDONESIA
Kerusakan Alam INDONESIAKerusakan Alam INDONESIA
Kerusakan Alam INDONESIAJesica Grace
 
Lingkungan hidup dan permasalahannya
Lingkungan hidup dan permasalahannyaLingkungan hidup dan permasalahannya
Lingkungan hidup dan permasalahannyayaserhendrawan
 
Amdal teluk buyat
Amdal teluk buyatAmdal teluk buyat
Amdal teluk buyatAlex Luttu
 
5 pertambangan
5 pertambangan5 pertambangan
5 pertambanganbodarianna
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyaAprilia Hapsari
 
Pendidikan lingkungan hidup (PLH)
Pendidikan lingkungan hidup (PLH)Pendidikan lingkungan hidup (PLH)
Pendidikan lingkungan hidup (PLH)Try Adi
 
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan SelatanDampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan SelatanFarhan Luqman Al-Hakim
 
Problematika lingkungan hidup
Problematika lingkungan hidupProblematika lingkungan hidup
Problematika lingkungan hidupAyu Tri Wahyuni
 
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...Bona Rotiona Br Saragi
 
Geografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial EnvironmentGeografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial EnvironmentMTR
 

Similar to Pertambangan peti (20)

Lks
LksLks
Lks
 
tugas observasi
tugas observasitugas observasi
tugas observasi
 
Kerusakan Alam INDONESIA
Kerusakan Alam INDONESIAKerusakan Alam INDONESIA
Kerusakan Alam INDONESIA
 
Lingkungan hidup dan permasalahannya
Lingkungan hidup dan permasalahannyaLingkungan hidup dan permasalahannya
Lingkungan hidup dan permasalahannya
 
Amdal teluk buyat
Amdal teluk buyatAmdal teluk buyat
Amdal teluk buyat
 
Pertambangan
PertambanganPertambangan
Pertambangan
 
5 pertambangan
5 pertambangan5 pertambangan
5 pertambangan
 
Makalah bioteknologi uts
Makalah bioteknologi utsMakalah bioteknologi uts
Makalah bioteknologi uts
 
kerusakan lingkungan
kerusakan lingkungankerusakan lingkungan
kerusakan lingkungan
 
Pklh pelabuhan
Pklh pelabuhanPklh pelabuhan
Pklh pelabuhan
 
lingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannyalingkungan dan permasalahannya
lingkungan dan permasalahannya
 
Pendidikan lingkungan hidup (PLH)
Pendidikan lingkungan hidup (PLH)Pendidikan lingkungan hidup (PLH)
Pendidikan lingkungan hidup (PLH)
 
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan SelatanDampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
Dampak Lingkungan Akibat Lahan Penambangan Batubara Di Daerah Kalimantan Selatan
 
Problematika lingkungan hidup
Problematika lingkungan hidupProblematika lingkungan hidup
Problematika lingkungan hidup
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Jurnal perairan
Jurnal perairanJurnal perairan
Jurnal perairan
 
Metode penelitian pesisir
Metode penelitian  pesisirMetode penelitian  pesisir
Metode penelitian pesisir
 
Kelestarian bumi
Kelestarian bumiKelestarian bumi
Kelestarian bumi
 
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
Makalah pencemaran perairan dan terumbu karang di wilayah pesisir kota bandar...
 
Geografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial EnvironmentGeografi XI Sosial Environment
Geografi XI Sosial Environment
 

More from universitas samawa

soal ujian sekolas smp mata pelajaran IPA kelas 9 ala putu adnyana
soal ujian sekolas smp mata pelajaran IPA kelas 9 ala putu adnyanasoal ujian sekolas smp mata pelajaran IPA kelas 9 ala putu adnyana
soal ujian sekolas smp mata pelajaran IPA kelas 9 ala putu adnyanauniversitas samawa
 
Praktikum Pengujian asam, basa dan garam
Praktikum Pengujian asam, basa dan garamPraktikum Pengujian asam, basa dan garam
Praktikum Pengujian asam, basa dan garamuniversitas samawa
 
praktikum Menggunakan mikroskop
praktikum Menggunakan mikroskoppraktikum Menggunakan mikroskop
praktikum Menggunakan mikroskopuniversitas samawa
 
Surat Pindah Rayon ala putu adnyana
Surat Pindah Rayon ala putu adnyanaSurat Pindah Rayon ala putu adnyana
Surat Pindah Rayon ala putu adnyanauniversitas samawa
 
Soal ipa kelas viii bab 1 pertumbuhan dan perkembangan
Soal ipa kelas viii bab 1 pertumbuhan dan perkembanganSoal ipa kelas viii bab 1 pertumbuhan dan perkembangan
Soal ipa kelas viii bab 1 pertumbuhan dan perkembanganuniversitas samawa
 
Proposal kkl ( kuliah kerja lapangan )
Proposal kkl ( kuliah kerja lapangan )Proposal kkl ( kuliah kerja lapangan )
Proposal kkl ( kuliah kerja lapangan )universitas samawa
 
Rencana pelaksanaan pembelajara kelas iii bangun datar
Rencana pelaksanaan pembelajara kelas iii bangun datarRencana pelaksanaan pembelajara kelas iii bangun datar
Rencana pelaksanaan pembelajara kelas iii bangun dataruniversitas samawa
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran jenis hewan dan tumbuhan langka
Rencana pelaksanaan pembelajaran jenis hewan dan tumbuhan langkaRencana pelaksanaan pembelajaran jenis hewan dan tumbuhan langka
Rencana pelaksanaan pembelajaran jenis hewan dan tumbuhan langkauniversitas samawa
 
Rpp ipa untuk kelas vi semester ii
Rpp ipa untuk kelas vi semester iiRpp ipa untuk kelas vi semester ii
Rpp ipa untuk kelas vi semester iiuniversitas samawa
 
kelainan dan Penyakit pada kulit
kelainan dan Penyakit pada kulitkelainan dan Penyakit pada kulit
kelainan dan Penyakit pada kulituniversitas samawa
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran sel
Rencana pelaksanaan pembelajaran selRencana pelaksanaan pembelajaran sel
Rencana pelaksanaan pembelajaran seluniversitas samawa
 
Ciri perkembangan fisik laki laki dan perempuan
Ciri perkembangan fisik laki   laki dan perempuanCiri perkembangan fisik laki   laki dan perempuan
Ciri perkembangan fisik laki laki dan perempuanuniversitas samawa
 

More from universitas samawa (20)

soal ujian sekolas smp mata pelajaran IPA kelas 9 ala putu adnyana
soal ujian sekolas smp mata pelajaran IPA kelas 9 ala putu adnyanasoal ujian sekolas smp mata pelajaran IPA kelas 9 ala putu adnyana
soal ujian sekolas smp mata pelajaran IPA kelas 9 ala putu adnyana
 
Praktikum Pengujian asam, basa dan garam
Praktikum Pengujian asam, basa dan garamPraktikum Pengujian asam, basa dan garam
Praktikum Pengujian asam, basa dan garam
 
praktikum Menggunakan mikroskop
praktikum Menggunakan mikroskoppraktikum Menggunakan mikroskop
praktikum Menggunakan mikroskop
 
Soal semester kls 9
Soal semester kls 9Soal semester kls 9
Soal semester kls 9
 
Surat Pindah Rayon ala putu adnyana
Surat Pindah Rayon ala putu adnyanaSurat Pindah Rayon ala putu adnyana
Surat Pindah Rayon ala putu adnyana
 
Soal ipa kelas viii bab 1 pertumbuhan dan perkembangan
Soal ipa kelas viii bab 1 pertumbuhan dan perkembanganSoal ipa kelas viii bab 1 pertumbuhan dan perkembangan
Soal ipa kelas viii bab 1 pertumbuhan dan perkembangan
 
Kumpulan soal cpns
Kumpulan soal cpnsKumpulan soal cpns
Kumpulan soal cpns
 
Makalah protein
Makalah proteinMakalah protein
Makalah protein
 
Logo warna unsa
Logo warna unsaLogo warna unsa
Logo warna unsa
 
Proposal kkl ( kuliah kerja lapangan )
Proposal kkl ( kuliah kerja lapangan )Proposal kkl ( kuliah kerja lapangan )
Proposal kkl ( kuliah kerja lapangan )
 
Rpp kelas iv bilangan
Rpp kelas iv bilanganRpp kelas iv bilangan
Rpp kelas iv bilangan
 
Rpp kelas iii bangun datar
Rpp kelas iii bangun datarRpp kelas iii bangun datar
Rpp kelas iii bangun datar
 
Rencana pelaksanaan pembelajara kelas iii bangun datar
Rencana pelaksanaan pembelajara kelas iii bangun datarRencana pelaksanaan pembelajara kelas iii bangun datar
Rencana pelaksanaan pembelajara kelas iii bangun datar
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran jenis hewan dan tumbuhan langka
Rencana pelaksanaan pembelajaran jenis hewan dan tumbuhan langkaRencana pelaksanaan pembelajaran jenis hewan dan tumbuhan langka
Rencana pelaksanaan pembelajaran jenis hewan dan tumbuhan langka
 
Rpp ipa untuk kelas vi semester ii
Rpp ipa untuk kelas vi semester iiRpp ipa untuk kelas vi semester ii
Rpp ipa untuk kelas vi semester ii
 
kelainan dan Penyakit pada kulit
kelainan dan Penyakit pada kulitkelainan dan Penyakit pada kulit
kelainan dan Penyakit pada kulit
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran sel
Rencana pelaksanaan pembelajaran selRencana pelaksanaan pembelajaran sel
Rencana pelaksanaan pembelajaran sel
 
Ciri ciri mahluk hidup
Ciri   ciri mahluk hidupCiri   ciri mahluk hidup
Ciri ciri mahluk hidup
 
Ciri perkembangan fisik laki laki dan perempuan
Ciri perkembangan fisik laki   laki dan perempuanCiri perkembangan fisik laki   laki dan perempuan
Ciri perkembangan fisik laki laki dan perempuan
 
ENTAMOEBA HISTOLYTICA
ENTAMOEBA HISTOLYTICAENTAMOEBA HISTOLYTICA
ENTAMOEBA HISTOLYTICA
 

Recently uploaded

Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 

Recently uploaded (20)

Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 

Pertambangan peti

  • 1. PROPOSAL PENELITIAN KAJIAN DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT KEGIATAN PENAMBANGAN MAS PETI DI DAERAH KAWASAN GUNUNG LABAONG DI DESA HIJRAH KECAMATAN LAPE KABUPATEN SUMBAWA BESAR DISUSUN OLEH : PUTU ADNYANA 09.01.14.0019 PROGRAM STUDY BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( FKIP ) UNIVERSITAS SAMAWA ( UNSA ) SUMBAWA BESAR 2011/2012
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG labaong akhir-akhir ini hadir sebagai pertambangan rakyat ( PETI ) yang dikerjakan oleh masyarakat sumbawa secara langsung Kegiatan pertambangan emas yang dilakukan oleh masyarakat yang ada di wilayah kecamatan lape dan diluar daerah Kecamatan lape Kabupaten sumbawa besar. Pertambangan ini berlangsung sejak tahun 2009 sampai sekarang. Kegiatan pertambangan ini dilakukan secara tradisional, dimana proses pengolahannya tidak menggunakan teknologi yang canggih dan hanya menggunakan peralatan yang sangat sederhana. Proses pengolahan emas ini dilakukan dengan mengikuti beberapa tahapan antara lain penggalian batuan, pengolahan, dan pembuangan limbah. Setiap tahapan proses ini secara ekologi membawa dampak yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan, sehingga perlu langkah-langkah yang bijaksana dalam penanganannya sehingga resiko terhadap kerusakan lingkungan dapat diminimalisasi. Salah satu daerah pertambangan saat ini pada pegunungan labaong daerah lape yaitu akan memberikan dampak negatif, yaitu kurusakan pada lahan perkebunan,kerusakan hutan, tanah longsor, penyebaran penyakit dan kurasakan ekosistem yang ada di daerah pertambangan tersebut dan juga pembuangan air limbah gelondongan pertambangan rakyat yang berlangsung di daerah kecamatan lape pada lahan pegunungan yang ada di sekitar lokasi pengolahan yang selanjutnya mengalir menuju ke sungai ketika musim hujam tiba sehingga makin lama terjadi akumulasi kandungan logam dan material lainnya yang terkandung di
  • 3. dalam limbah sehingga lama-kelamaan ekosistem sungai juga terganggu. Sebagai suatu ekosistem, sungai merupakan suatu tempat yang menjadi sasaran pembuangan limbah sehingga mengakibatkan tingkat pencemaran semakin tinggi yang pada akhirnya pencemaran tersebut mempengaruhi kehidupan biota air yang ada di dalamnya. Keadaan lingkungan dilokasi pertambangan sangat – sangat buruk, dimana bebatuan bertebaran dan berserakahan di lereng pegunungan lokasi pertambangan keadaannya kini sangat gersang semua pepohonan yang ada di sekitarnya lereng – lereng di tebang dan di musnahkan oleh para penambang sehingga kini sudah tiada hanya yang terlihat yaitu bebatuan yang bertumpukan yang bisa menyebabkan tanah longsor ketika musin hujan tiba dan akan meninpa perumahan yang ada di bawah lokasi pertambangan. Pada masa yang akan datang diperkirakan lokasi pertambangan labaong akan semakin memburuk yang berdampak kepada penduduk kecamatan lape terutama masyarakat yang ada di sekitar lokasi. berbagai macam penyakit akan timbul yang disebabkan dari limbah-nya merkuri. Penyakit – penyakit tersebut akan menjangkit penambang dan penduduk di kecamatan lape, tidak hanya penyakit pada manusia akan tetapi juga binatang dan hewan peliharaan pun akan terjangkit ole penyakit – penyakit dari limbah merkuri yang di buang sembarang sehingga akan tersebar melalui udara dan udara akan di hirup oleh mahluk hidup sehingga akan menyebabkan kurang berfungsinya organ – organ tubuh mahluk hidup tsb, selain itu limbah merkuri menyebabkan pencemaran pada tanah perkebunan, ketika musin hujan tiba limbah tersebut mengalir menuju sawah dan tanam padi akan terkandung merkuri sehingga berasnya akan terkandung bahan merkuri dan saat di konsumsi
  • 4. oleh masyarakat akan menimbulkan penyakit yang merusak organ dalam tubuh pada manusia.lambat laun maka akan menyebabkan kematian. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah penelitian ini adalah terhadap aktivitas pertambangan tanpa ijin yang ada di Sumbawa saat ini. Pertambangan tanpa ijin akan membawa permasalahan lingkungan yang akan menimbulkan dampak negatif yang akan dirasakan oleh masyarakat karena kurangnya pemahaman mengenai cara menambang yang baik dan masyarakatnya masih belum paham akan dampak negatif yang akan ditimbulkan dikemudian hari. C. Rumusan masalah 1. Bagaimana keadaan lingkungan pertambangan rakyat labaong ? 2. Bagaimana dampak yang di timbulkan terhadap penambangan rakyat Labaong ? 3. bahaya apa yang di timbulkan dari merkuri ? 4. Apa saja solusi yang dapat dilakukan dalam penyelamatan ekologi dan meminimalisir dampak buruk yang akan ditimbulkan tambang emas rakyat labaong ? D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui keadaan lingkungan didaerah pertambang labaong 2. Mengetahui dampak yang akan disebabkan oleh tambang emas labaong terhadap lingkungan biotik dan abiotik 3. Mengetahui bahaya yang akan ditimbulkan dari merkuri bagi kehidupan. 4. Mengetahui solusi dari permasalahan lingkungan dan ekologi di tambang emas labaong.
  • 5. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti menambah wawasan dan pengetahuan tentang masalah pertambangan yang akan membawa dampak negatif dan risiko penyakit akibat merkuri pada petambang emas tanpa izin pada masyarakat sekitar desa hijrah kecamatan lape kabupaten sumbawa besar serta sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut dan informasi bagi siapa saja (peneliti maupun penulis lain) yang peduli terhadap kondisi lingkungan dan kesehatan masyarakat. 2. bagi Pemerintah penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi pemerintah (Eksekutif, Legislatif, dll) dalam mengambil kebijakan terhadap permasalahan tambang yang dihadapi oleh masyarakat Sumbawa, di mana pemerintah sulit bergerak dan menentukan arah kebijakannya dikarenakan dihadapkan oleh situasi yang serba dilematis. 3. Bagi Masyarakat Umum Masyarakatlah yang akan menanggung dampak aktifitas pertambangan yang serampangan, akan tetapi hal itu dapat kita minimalisirkan jika masyarakat dapat bahu membahu dalam upaya penjagaan lingkungan namun aktifitas pertambangan dapat berjalan. Dan kehadiran karya ini diharapkan mampu menjadi media pembelajaran bagi masyarakat dalam melakukakan upaya-upaya yang dimaksud.
  • 6. 4. Bagi Penambang Penambang adalah orang yang bersentuhan lansung dengan aktifitas pertambangan, akan tetapi resiko keselamatan, kesehatan dan lainnya setiap waktu menghantui para penambang. Sehingga dari penelitian ini diharapakan mampu menjadi bahan kajian untuk meminimalisirkan Dampak-dampak tersebut sehingga para penambang dapat menambang dengan aman dan bersahabat dengan lingkungan.
  • 7. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Potensi Dampak Lingkungan, Ekonomi Sosial Dan Budaya Berbicara mengenai industri pertambangan baik skalar besar maupun sekalar kecil tentunya akan membawa dampak negatif cukup kompleks yang dirasakan oleh masyarakat, berbagai realita kita saksikan dan rasakan secara bersama – sama melalui dari pelanggaran hak asasi manusia, hilangnya sumber – sumber ekonomi masyarakat, adanya alih profesi masyarakat, meningkatnya kekerasan dalam rumah tangga, sempitnya lahan masyarakat, hilangnya budaya lokal masyarakat ( besiru ). Potensial dampak dampak dari kegiatan pertambangan tanpa ijin lebih spesifiknya masing – masing sektor tersebut adalah sebagai berikut : 2.1.1. Lingkungan : a. Aktifitas pertambangan yang dilakukan terus menerus akan berpotensial mengurangi mata air. Saat ini masyarakat sekitar tambang, desa hijrah 1 dan II wilayah olat labaong mulai mengeluhkan tentang debit air sumur yang berkurang. Untuk keperluan mencuci harus ke dusun beru desa hijrah. b. Keberadaan Mesin – mesin gelondong dan tong di sembarang tempat mengundang ketidak nyamanan warga. Beberapa mesin di jumpai berada di saluran irigasi, di sekitar bantaran sungai, di areal persawahan bahkan dekat dengan perkampungan warga. Dalam proses pengolahan hasil tambang menggunakan berbagai jenis bahan kimia berbahaya. Bahan kimia tersebut berpotensi akan mencemarkan sumber air yang juga akan berakibat terhadap kesuburan lahan pertanian dan peternakan. Dengan demikian, akan berakibat berkurangnya hasil produksi pertanian dan perternakan.
  • 8. c. Penggunaan bahan kimia berbahaya juga mengancam timbulnya berbagai jenis penyakit. Penyakit tersebut bisa di timbulkan dari sumber air, udara, tanah maupun melalui makanan. Jika perairan sudah tercemar, maka prosesnya melalui rantai makanan misalnya dengan memakan ikan yang telah terkontaminasi. Sifat bahan kimia yang berbahaya ini adalah akumulatif, jadi akan berpotensi akan timbulnya penyakit kulit, gangguan saluran pernafasan akut, nyeri sendi, sakit kepala serta yang lebih berbahay adalah penyakit pada perempuan yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan lain – lain. 2.1.2. Ekonomi Sebelum labong di sesaki penambang, masyarakat sekitar menfaatkan lahanya untuk menghampar padi gogo dan melepaskan ternaknya. Bukit seluas 27 hektar ini bila di hitung sekali panen menghasilkan padi gogo seberat 3 ton perhektarnya, kalau 27 hektar maka menghasilkan 81 ton gabah yang tidak bisa di nikmati oleh masyarakt desa hijrah. Dampak lainya yang timbul adalah meningkatnya harga sembako di sekitar lokasi pertambangan. Ancaman pencemaran lingkungan akan mengakibatkan berkurangnnya produktifitas petani, peternak dan nelayan. Sehingga akan menimbulkan disharmonisasi dalam kehidupan rumah tangga yang berpotensi meningkatkan kekerasan dalam rumah tangga. 2.1.3. Sosial / budaya Telah terjadi kemerosotan nilai – nilai tradisional dan bentuk ikatan sosial dalam masyarakat sejak adanya aktifitas pertambangan ini. Hal ini terungkap ketika melakukan wawancara dengan beberapa masyarakat di sekitar lokasi tambang yang mengatakan bahwa beberapa kegiatan sosial tidak berjalan seperti biasanya, masyarakat tiddak lagi saling membantu karena yang di pikirkannya adalah
  • 9. menggali bebatuan yang mengandung emas. Norma – norma saling membutuhkan dan ketergantungan di pedesaan mulai menghilang karena masyarakat yang tadinya tidak mau menambang karna malihat hasil yang di dapatkan oleh penambang yang datangnya dari luar desa akhirnya mulai ikut melakukan pengerusakan lingkungannya sendiri sehingga “boat desa” ( kegiatan desa ) ditinggalkan, contohya apabila di desa ada hajatan perkawinan masyarakat berbondong – bondong mencari kayu bakar guna keperluan memasak, sehingga kini yang punya hajatan harus mengeluarkan uang untuk membeli kayu bakar dan keperluan lainnya. Budaya “Basiru” yang di praktikkan dalam berbagai kegiatan pertanian maupun kegiatan sosial masyarakat lainnya mulai terancam keberadaannya karenapa masyarakat sudah mulai menilai waktu mereka dengan uang. Untuk menanam padi para petani harus mengeluarkan dana yang cukup tinggi dari biasanya. Karena masyarakat di sekita bukit labaong lebih memilih menggali / memburu mas. 2.2. Kerusakan Lingkungan Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan, pengerusakan lingkungan adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung/ tidak langsung terhadap sifat fisik dan atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan. Salah satu indikator kerusakan lingkungan adalah erosi. Erosi adalah proses berpindahnya tanah atau batuan dari satu tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah akibat dorongan air, angin, atau gaya gravitasi. Proses tersebut melalui tiga tahapan, yaitu pelepasan, pengangkutan atau pergerakan, dan pengendapan. Bahaya erosi banyak terjadi di daerah – daerah lahan kering terutama yang memiliki
  • 10. kemiringan lereng sekitar 15 % atau lebih . Keadaan ini sebagai akibat dari pengelolaan tanah dan air yang keliru, tidak mengikuti kaidah –kaidah konservasi tanah dan air dan tanah. Tanah kering yang rentan terhadap erosi terutama adalah tanah Podsolik Merah Kuning yang menempati areal terluas di Indonesia kemudian disusul oleh tanah Latosol yang dengan kemiringan agak curam sampai curam terutama tanah –tanah yang tidak tertutup tanaman Tanah Podsolik dibentuk dari bahan batuan yang bersifat asam, sifat fisiknya jelek sampai agak jelek, miskin akan unsur hara tanaman dan peka terhadap bahaya erosi. Tanah Latosol dibentuk dari bahan batuan yang bersifat netral, dengan sifat fisiknya baik tetapi sifat kimianya jelek atau miskin unsur hara, dan peka terhadap erosi terutama kalau tebuka tanpa vegetasi Menurut Soule dan Piper 1992, (dalam Yakin A, 2004) erosi mempunyai dampak negatif terhadap usaha pertanian/ perkebunan maupun diluar pertanian. Dampak utama erosi terhadap pertanian adalah kehilangan lapisan atas tanah yang subur, berkurangnya kedalaman lahan, kehilangan kelembapan tanah dan kehilangan kemampuan lahan untuk menghasilkan tanaman yang menguntungkan. Dampak negatif dari erosi di luar usaha tani adalah terjadinya dekomposisi partikelpartikel tanah pada lokasi aliran sungai atau saluran air serta daerah aliran sungai (downstream locations). Lahan yang mengalami erosi sangat mengganggu bahkan berbahaya kalau partikel-partikel tanah tersebut terdeposisi. Partikel-partikel tanah akibat erosi biasanya terbawa air lewat sungai –sungai dan bermuara di bendungan dan dam-dam. Selanjutnya endapan-endapan tersebut dan pergerakan erosi akan menganggu suplai air untuk kebutuhan rumah tangga dan industri. Sedimentasi yang berat terjadi mengakibatkan berkurangnya kapasitas untuk menampung air.
  • 11. 2.3. Faktor Yang Menyebabkan Erosi Faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi adalah faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam yang utama adalah iklim, sifat tanah, Faktor manusia adalah semua tindakan manusia yang dapat mempercepat terjadinya erosi dan longsor. Faktor alam yang menyebabkan terjadinya longsor dan erosi diuraikan berikut ini. 2.3.1. Iklim Curah hujan adalah salah satu unsur iklim yang besar perannya terhadap kejadian longsor dan erosi. Air hujan yang terinfiltrasi ke dalam tanah dan menjenuhi tanah menentukan terjadinya longsor, sedangkan pada kejadian erosi, air limpasan permukaan adalah unsur utama penyebab terjadinya erosi. Besarnya curah hujan didefinisikan sebagai volume air yang jatuh pada luasan tertentu sehingga curah hujan dinyatakan dalam satuan volume per satuan luas atau secara umum dinyatakan dalam satuan tinggi air (misalnya milimeter). Besarnya curah hujan dinyatakan untuk satu waktu atau rentang waktu tertentu, misalnya per hari, per bulan, per tahun, dan disebutkan sesuai dengan waktu yang ditinjau, misalnya hujan harian, hujan bulanan, atau hujan tahunan . Intensitas hujan menyatakan besarnya curah hujan yang turun dalam waktu singkat, misalnya 5 menit, 30 menit, yang dinyatakan dalam satuan milimeter/ jam (mm/jam). Klasifikasi curah hujan menurut (Arsyad 1989 ) ditunjukkan dalam Tabel 2.1.
  • 12. Tabel 2.1. Klasifikasi Intensitas Hujan (Arsyad, 1989 ) Intensitas hujan Klasifikasi (mm/jam) 0–5 Sangat rendah 6 – 10 Rendah 11 - 25 Sedang 26 - 50 Agak tinggi 51 - 75 Tinggi > 75 Sangat tinggi Tidak semua air hujan mengakibatkanya erosi, tapi tergantung pada intensitasnya. (Printz, 1999 dalam Hardiyatmo, 2006) menyimpulkan bahwa untuk intensitas hujan sekitar 30-60 mm/jam, hanya sekitar 10 % dari air hujan yang menimbulkan erosi. Untuk intensitas hujan lebih besar dari 100 mm/jam, semua hujan dapat menimbulkan erosi. Walaupun intensitas hujan besar, namun jika berlangsungnya tidak terlalu lama, sehingga tidak mengakibatkan aliran permukaan maka hujan tidak mengakibatkan erosi. Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara intensitas hujan dan ukuran median butiran air hujan. Besarnya diameter butiran hujan bermacam-macam, umumnya berkisar diantara 1 sampai 4 mm, untuk ukuran diameter median air hujan 1,25 mm/jam, dan yang berukuran 3 mm untuk intensitas hujan 100 mm/jam (Law dan Person, 1944, dalam Hardiyatmo, 2006). Kecepatan jatuhnya butiran hujan ditentukan oleh gravitasi, tahanan udara dan angin. Adanya keseimbangan gaya tekanan dan gaya akibat tegangan permukaan, menyebabkan butiran hujan yang berbutir kecil berbentuk bola. Lengkungan permukaan yang besar memungkinkan tegangan permukaan memelihara
  • 13. bentuk bulat tersebut. Butir-butir hujan yang berukuran besar cenderung pipih dengan permukaan bawah yang agak datar. Permukaan butir-butir yang besar ini, menyebabkan tekanan udara lebih besar. Lengkungan permukaan butir- butir yang besar menyebabkan makin lemahnya tegangan permukaan, sehingga butir-butir hujan umumnya tidak lebih dari 7 mm. Bila kecepatan angin besar, maka kecepatan jatuhnya butiran air hujan juga menjadi lebih besar. 2.3.2. Lereng Lereng atau kemiringan lahan adalah salah satu faktor pemicu terjadinya erosi dan longsor di lahan pegunungan. Peluang terjadinya erosi dan longsor makin besar dengan makin curamnya lereng. Makin curam lereng makin besar pula volume dan kecepatan aliran permukaan yang berpotensi menyebabkan erosi. Selain kecuraman, panjang lereng juga menentukan besarnya longsor dan erosi. Makin panjang lereng, erosi yang terjadi makin besar. 2.4. Pencemaran Air Oksigen adalah gas yang berwarna, tak berbau, tak berasa dan hanya sedikit larut dalam air. Untuk mempertahankan hidupnya makluk yang tinggal di air, baik tanaman maupun hewan, bergantung kepada oksigen yang terlarut ini. Jadi penentuan kadar oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran untuk menahan mutu air. Kehidupan diair dapat bertahan jika ada oksigen terlarut minimum sebanyak 5 mg oksigen setiap liter air (5 bpj atau 5 ppm). Selebihnya bergantung kepada ketahanan organisme, derajat keaktivannya, kehadiran pencemar, suhu air, dan sebagainya. Umumnya laju konsumsi kelarutan oksigen dalam air, jika udara yang bersentuhan dengan permukaan air bertekanan 760 mm dan mengandung 21 % oksigen. Oksigen dapat merupakan factor pembatas dalam penentuan kehadiran mahluk
  • 14. hidup dalam air. Oksigen dalam danau misalya berasal dari udara dan fotosintesis organisme yang hidup didanau itu. Jika respirasi terjadi lebih cepat dari penggantian yang larut, maka terjadi defisit oksigen. Sebaiknya dasar danau dijenuhkan dengan oksigen. 2.5. Dampak Pencemaran Libah Merkuri Sebagai unsur, merkuri (Hg) berbentuk cair keperakan pada suhu kamar. Merkuri membentuk berbagai persenyawaan baik anorganik (seperti oksida, klorida, dan nitrat) maupun organik. Merkuri dapat menjadi senyawa anorganik melalui oksidasi dan kembali menjadi unsu merkuri (Hg) melalui reduksi. Merkuri anorganik menjadi merkuri organik melalui kerja bakteri anaerobic tertentu dan senyawa ini secara lambat berdegredasi menjadi merkuri anorganik. Merkuri mempunyai titik leleh-38,87 dan titik didih 35,00C. Produksi air raksa diperoleh terutama dari biji sinabar (86,2 % air raksa). Salah satu cara melalui pemanasan biji dengan suhu 8000C dengan menggunakan O2 (udara). Sulfur yang dikombinasi dengan gas O2, melepaskan merkuri sebagai uap air yang mudah terkonsentrasi. Sianiar juga dapat juga dipanaskan dengan kapur dan belerang bercampur kalsium, dan akan melepaskan uap logam merkuri. Hal yang tersebut diatas merupakan cara lain, tetapi merkuri umumnya dimurnikan melalui proses destilasi. Bijih merkuri juga ditemukan pada batu dan bercampur dengan bijih lain seperti tembaga, emas, seng dan perak. Sedikitnya beberapa efek toksit dari merkuri telah diketahui sejak abad ke 18. Pada tahun 1889, Charcot,s clinical lectures on diseases of the Nervous system telah menerangkan mengenai tremor yang diakibatkan oleh paparan merkuri. Pada tektbook neurology klasik Wilson ynag diterbitkn pada tahun 1940, Wilson telah menerangkan mengenai tremor
  • 15. mengiidentifikasi gangguan kogniif yang diperantarai merkuri seperti gangguan perhatian, excitement, dan halusinasi. Produksi air raksa diperoleh terutama dari bijih sinabar (86,2 % air raksa). Salah satu cara melalui pemanasan bijih dengan suhu 800 Oc dengan menggunakan O2 (udara). Sulfur yang dikombinasi dengan gas O 2, melepaskan merkuri sebagai uap air yang mudah terkosentrasi. Sinabar juga dapat dipanaskan dengan kapur dan belerang bercampur kalsium, dan akan melepaskan uap logam merkuri. Hal yang tersebut diatas merupakan cara lain, tetapi merkuri umumnya dimurnikan melalui proses destilasi. Bijih merkuri juga ditemukan pada batu dan bercampur dengan bijih lain seperti tembaga, emas, timah, seng dan perak. Toksisitas merkuri inorganik terjadi dalam beberapa bentuk Merkuri metalik (Hg), merkuri merkurous (Hg1+), atau meruri merkuri (Hg2+). Toksisitas dari merkuri inorganik dapat terjadi dari kontak langsung melalui kulit atau saluran gastrointestinal atau melalui uap air merkuri. Uap air merkuri berdifusi melalui alveoli, terionisasi di darah, dan akhirnya disimpan di sistem saraf pusat. Logam merkuri (Hg), mempunyai nama kimia hydragyrum yang berarti cair. Logam merkuri dilambangkan dengan Hg. Pada periodika unsur kimia Hg menempati urutan (NA) 80 dan mempunyai bobot atom (BA 200,59). Merkuri telah dikenal manusia sejak manusia mengenal peradapan. Logam ini dihasilkan dari bijih sinabar, HgS, yang mengandung unsur merkuri antara 0,1% - 4%. HgS + O2 Hg + SO2 Merkuri yang telah dilepaskan kemudian dikondensasi, sehingga diperoleh logam cair murni. Logam cair inilah yang kemudian digunakan oleh manusia untuk bermacam-macam keperluan.
  • 16. Toksisitasnya, Pada tahun 1961, peneliti di Jepang menghubungkan kadar merkuri urin yang tinggi dengan penyakit Minamata yang misterius. Sebelum etiologi penyakit minamata ditemukan, terjadi malapetaka di sekitar teluk Minamata yang ditandai dengan tremor, gangguan sensoris, ataksia, dan penyemprotan lapang pandang. Penyakit sepert ini disebut dengan penyakit Minamata. Toksisitas dari merkuri dapat terjadi pada bentuk organic maupun ionorganik. Penyakit minamata merupakan contoh toksisitas organic. Di teluk minamata, suatu perusahaan membuang merkuri inorganic ke air, merkuri tersebut kemudian dimetilasi oleh bakteri dan selanjutnya dimakan oleh ikan yang akhirnya dikomsumsi oleh manusia. Toksisitas merkuri inorganic terjadi dalam beberapa bentuk. Merkuri metalik (Hg), merkuri merkorous (Hg1+), atau merkuri (Hg2+). Toksisitas dari merkuri inorganic dapat terjadi dari kontak langsung melalui kulit atau saluran gastrointestinal atau melalui uap merkuri. Uap merkuri berdisfusi melalui alveoli, terionisasi didarah, dan akhirnya disimpan di system saraf pusat. Merkuri dilingkungan terdapat dalam bentuk ikatan organik dan anorganik. Merkuri anorganik Merkuri anorganik dalam bentuk Hg+ dan garam merkuri (Hg+ + +). Hg + dapat menguap dan secara sempurna diserap oleh saluran pernapasan. Melalui saluran pernapasan partikel Hg+ tidak diabsorbsi secara sempurna. Hg anorganik menembus sawar darah otak menuju keisterna saraf. Racun akibat Hg anorganik biasanya bersumber dari lingkungan kerja. Merkuri organic adalah senyawa merkuri yag terikat dengan satu logam karbon, contohnya metal merkuri. Merkuri anorganik dapat dirubah menjadi merkuri orgainik dengan bantuan bakteri anorganik, khususnya untuk memproduksi logam merkuri suatu bentuk merkuri yang mudah masuk kedalam sel dalam tubuh. Beberapa kejadian yang terjadi akibat kontaminasi air yang menyebabkan
  • 17. keracunan. Ikan yang dimakan terkontaminasi metilmerkuri, yang diubah oleh bakteri di dalam endapan air. Keracunan merkuri terjadi pada populasi lokal yang mengkonsumsi ikan terpajan merkuri. Seratus tujuh orang meninggal pada tahun 1970 karena penyakit Minamata tersebut. 2.6. Kewajiban Rehabilitasi Lahan Reklamasi Lahan Penambangan adalah suatu upaya pemanfaatan lahan penambangan melalui rona perbaikan lingkungan fisik terutama pada bentang lahan yang telah dirusak. Upaya ini dilakukan untuk mengembalikan secara ekologis atau difungsikan menurut rencana peruntukannya dengan melihat konsep tata ruang dan kewilayahan secara ekologis. Kewajiban reklamasi lahan bisa dilakukan oleh pengusaha secara langsung mereklamasi lahan atau memberikan sejumlah uang sebagai jaminan akan melakukan reklamasi Berdasarkan data dari Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral pada Tahun 2005 terdapat 186 perusahaan tambang yang masih aktif dengan total luas areal sekitar 57.703 ha dan hanya 20.086 ha yang telah direklamasi oleh para perusahaan yang memperoleh kontrak pada lahan tersebut. Sebagian lahan tersebut dikembalikan kepada petani untuk diusahakan kembali menjadi lahan pertanian. Sebagian pengusaha tidak mereklamasi lahan dan meninggalkan begitu saja. Kewajiban pasca tambang yang bersifat fisik mempunyai dimensi ekonomi dan sosial yang sangat tinggi dan berpotensi menimbulkan konflik pada masyarakat dengan pemerintah dan juga usaha pertambangan. Oleh karena itu pengelolaan pasca tambang bukan merupakan masalah fisik, tetapi merupakan political will pemerintah untuk meregulasi secara benar dengan memperhatikan kaidah lingkungan. Kemudian mengimplementasikannya dengan mengedepankan kepentingan masyarakat lokal
  • 18. dan mengacu kepada falfasah ekonomi dan sosial serta akuntabilitas yang dapat dipercaya.
  • 19. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, study pustaka dan wawancara ke berbagai sumber. Penelitian dilaksanakan secara individual, dan yang menjadi nara sumber saya adalah dari Anggota Polres Sumbawa, Penambang, Pembeli Emas, Pengusaha Gelondong, dan dari masyarakat umum. Nara sumber dari berbagai latar belakang di atas saya wawancara masing-masing sama satu orang. Adapun metode wawancara yang saya gunakan adalah melakukan diskusi artinya bukan dengan cara memberikan pertanyaan sehingga saya mendapat banyak sudut pandang dan data yang mendukung karya tulis saya. B. Tahapan Pelaksanan Penelitian Berikut adalah tahapan-tahapan penelitian yang saya lakukan : 1. Mencari tahu terhadap dampak-dampak pertambangan. 2. Mencari tahu aspek-aspek yang menjadi permasalahan PETI di Sumbawa. 3. Menganalisis Aspek Hukum 4. Menganalisis aspek wilayah kelola pertambangan 5. Menganalisis cara-cara penambangan oleh masyarakat saat ini 6. Menganalisis kebiasaan masyarakat terhadap wilayah pertambangan 7. Menganalisis tata cara pengelolaan pertambangan saat ini 8. menganalisis dampak terhadap keuangan daerah
  • 20. 9. Mencari solusi dan penyelsaian terhadap permaslahan yang telah di analisis sebelumnya Secara lengkap tinjauan permasalahan yang menyusun prosedur penelitian saya adalah sebagai berikut : Hari ini Hari Esok 6. Ilegal minning 1. Ilegal minning 7. Ada dimana – mana 2. Persebaran penyakit 8. Korban jiwa 3. Korban jiwa 9. Penambang tidak 4. Tanah longsor bertanggung jawab 5. Pengolahan yang merusak 10. Pengolahan yang merusak lingkungan lingkungan C. Rencana Analisis Data Menganalisis dan memecahkan berbagai persoalan dari informasi dan data- data dari buku-buku dan dari nara sumber. yang kemudian saya kelola untuk menjadi berbagai tahapan-tahapan dari permasalahan yang saya temukan. D. Jadwal Penelitian Pengamatan atau penelitian dilaksanakan selama 2 minggu dengan cara mengamati prilaku masyarakat penambang dan berbagai isu-isu yang berkembang.
  • 21. E. Nara Sumber 1. Bapak Awaluddin (Anggota Polres Sumbawa) Informasi dan data yang saya dapatkan lebih pada aspek hokum, beban keuangan pemerintah daerah dan juga korban-korban yang meninggal dunia dan luka-luka. 2. Bapak Nasarudin (Pengusaha Gelondong) Informasi dan data yang saya dapatkan dari bapak nasarudin adalah terhadap tata cara pengelolaan menggunakan gelondong dan tong serta dampak lingkungannya. 3. Bapak Kurnia Jaya (Pembeli Emas) Informasi dan data yang saya dapatkan dari bapak Kurnia Jaya adalah terhadap pendapatan dan keuntungan dari adanya pertambangan. 4. Bapak Nanang (Penambang) Informasi dan data yang saya dapatkan dari bapak Nanang adalah terhadap tata cara melakukan pertambangan dan banyaknya orang yang terlibat di pertambangan serta manfaat yang di dapatkan dari aktifitas pertambangan. 5. Bapak Sirajuddin (Masyarakat Umum) Informasi dan data yang saya dapatkan dari bapak Sirajuddin adalah terhadap dampak lingkungan serta kerisauan dan harapan-harapan masyarakat terhadap praktek pertambangan yang sedang berlansung di Sumbawa saat ini.