1. LAPORAN OBSERVASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL I)
PPG PRAJABATAN BAHASA INGGRIS
SMPN 8 PADANG
SEMESTER GANJIL 2022/2023
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. M. Zaim, M. Hum
Disusun oleh:
Azharia Khalida
PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS
PPG PRAJABATAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG (UNP) PADANG
2022 M/ 1444 H
2. HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN OBSERVASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL I)
PROGRAM PPG PRAJABATAN
Nama Mahasiswa : Azharia Khalida
NIM : -
Prodi : Bahasa Inggris
Sekolah Lokasi PPL : SMPN 8 Padang
Nama Guru Pamong : Desniza Osra, M. Pd
Jumlah halaman : -
Padang, 28 Oktober 2022
Mengetahui
Kepala SMPN 8 Padang
Ratnawati, S. Pd
NIP. 196610231990032004
3. KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’Alamin puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT
yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktik Lapangan (PPL) ini dengan baik. Shalawat beriringan salam tak henti-hentinya penulis
persembahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmatan lil Alamin yang telah membimbing
umatnya menuju ke jalan yang benar, jalan yang dipenuhi cahaya dan ilmu pengetahuan.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan hasil observasi PPL ini dengan baik. Laporan ini dibuat sebagai
syarat bahwa penulis telah menyelesaikan kegiatan Observasi PPL PPG Prajabatan di SMP Negeri 8
Padang di mulai dari tanggal 24 Oktober sampai 28 Oktober 2022 dengan baik dan lancar. Kegiatan
Observasi PPL dan pembuatan laporan ini tidak akan terlaksana tanpa adanya kerja sama antara
Mahasiswa PPL di SMP Negeri 8 Padang, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Guru pamong, serta
semua pihak yang terlibat dalam mendukung lancarnya kegiatan observasi PPL ini. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih kepada:
1. Rektor UNP Padang Bapak Prof. Ganefri, Ph. D.
2. Koordinator PPG Pascasarjana UNP Padang Ibu Dr. Andromeda, M.S
3. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Bapak Prof. Dr. Ermanto, S.Pd., M.Hum.
4. Kepala Departemen Bahasa Inggris Ibu Desvalini Anwar, S.S., M. Hum. Pd.D
5. Kepala Program Studi Bahasa Inggris Ibu Dr. Yuli Tiarina, M.Pd
6. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Bapak Prof. Dr. M. Zaim, M.Hum
7. Kepala Sekolah SMPN 8 Padang Bapak Hj. Dwifa Kesuma, S. Pd selaku Penanggung Jawab
PPL
8. Wakil Kurikulum SMPN 8 Padang Ibu Arnelli Amri, M. Pd
9. Wakil Kepala bidang Kesiswaan SMPN 8 Ibu Elsis Indra, M. Pd
10. Wakil Kepala bidang Sarana dan Prasarana dan HUMAS SMPN 8 Padang Bapak Junaidi, S. Ag
11. Guru Pamong Ibu Desniza Osra, M. Pd yang telah membimbing penulis selama melaksanakan
PPL SMPN 8 Padang.
12. Bapak/Ibu Majelis Guru beserta karyawan/ti SMPN 8 Padang.
13. Karyawan/ti Tata Usaha SMPN 8 Padang.
14. Siswa/i SMPN 8 Padang yang memiliki peranan yang penting sekali dalam proses
berlangsungnya kegiatan PPL ini.
15. Teman-teman satu kelompok PPL di SMPN 8 Padang dari Universitas Negeri Padang
Semoga ilmu, bimbingan, dan bantuan yang Bapak/Ibu berikan mendapatkan balasan pahala
yang tak terhingga dari Allah SWT. Aamiin ya Rabbal Alamin. Akhir kata penulis ucapkan terima
kasih. Wassalam.
Padang, 28 Oktober 2022
Azharia Khalida, S. Pd., M. Pd
4. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3
A. Latar Belakang............................................................................................ 3
B. Tujuan Observasi ........................................................................................ 4
C. Manfaat Observasi ...................................................................................... 4
D. Sasaran Observasi........................................................................................................ 4
BAB II HASIL OBSERVASI ................................................................................... 6
A. Hasil Observasi ........................................................................................... 6
B. Analisis Hasil Observasi............................................................................. 17
C. Faktor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Observasi...................... 27
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 29
A. Simpulan Hasil Observasi........................................................................... 29
B. Refleksi ....................................................................................................... 29
C. Rencana Tindak Lanjut ............................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 30
LAMPIRAN .............................................................................................................. 31
5. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah inti yang harus
ditempuh oleh mahasiswa Profesi Guru (PPG) Prajabatan untuk mengembangkan dan
memperkuat kompetensinya dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional di
sekolah. Proses pengembangan kemampuan mengajar para calon guru ditempuh dengan
menerapkan prinsip yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu niteni (mengamati),
nirokke (menirukan), dan nambahi (mengembangkan). Mahasiswa PPG belajar
mengembangkan identitas guru dan proses pembelajarannya dengan mengintegrasikan
pemahaman analitikal konteks satuan pendidikan tertentu dengan konsep dan praktik
mata kuliah inti lainnya.
Pengalaman praktik mahasiswa PPG dirancang sebagai proses perbaikan
berkelanjutan melalui format lesson study dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Kolaboratif. Untuk menghasilkan calon pendidik professional yang sesuai dengan
standar mutu Program PPG Prajabatan, diperlukannya pengamatan secara langsung ke
sekolah guna mengetahui bagaimana lingkungan belajar peserta didik, pemahaman
tentang peserta didik dan pembelajarannya, merancang pembelajaran yang baik serta
membuat asesmen yang efektif.
Dalam melaksanakan PPL ini tentu saja ada Capaian Pembelajaran yang harus di
capai oleh mahasiswa PPG yaitu:
Mampu menunjukkan profesionalitas sebagai guru secara mandiri dan bertanggung
jawab dengan mengutamakan kedisiplinan dan etika profesi serta menjunjung tinggi
nilai-nilai Pancasila.
Mampu mengevaluasi secara kritis karakteristik peserta didik, lingkungan belajar,
dan pelaksanaan pembelajaran di sekolah di bawah bimbingan GP dan DPL.
Mampu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai.
6. Mampu melakukan praktek mengajar secara terbimbing dan mandiri, mampu
melakukan metode penilaian hasil belajar yang beragam dan,
Mampu melakukan refleksi dan inovasi pembelajaran secara berkelanjutan melalui
Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif (PTKK) untuk memecahkan berbagai masalah
pembelajaran secara sistematis.
Pada program PPL ini, ada beberapa tahapan yang harus diselesaikan yaitu:
observasi terhadap peserta didik dan lingkungan belajar, praktik pengajaran terbimbing,
praktik pengajaran mandiri dan studi kasus terhadap seorang atau sekelompok peserta
didik yang bermasalah dalam pembelajaran (case study/case reasoning) dan semua
aktivitas di dalam Jurnal Harian.
PPL ini juga terhubung dengan mata kuliah mata kuliah inti lainnya, yaitu (1)
Mata Kuliah Pemahaman tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya (PPDP); (2) Mata
Kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif I (PPA1); dan (3) Matakuliah
Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif II (PPA 2).
Asesmen PPL dititik beratkan pada kemampuan mahasiswa dalam merefleksikan
diri terhadap praktik pengajarannya. Refleksi bukan sekedar mengingat atau berpikir
tentang apa yang telah dilakukan, namun diawali dengan kesadaran dan pemahaman
terhadap sebuah problem/dilema dalam pengajaran dan pembelajaran. Kegiatan refleksi
diawali dari mengidentifikasi problem/dilema secara kritis dan membuatnya menjadi
eksplisit, menganalisis permasalahan, menemukan solusi-solusi secara kreatif, serta
melakukan tindak lanjut untuk memperbaiki pembelajaran secara berkesinambungan.
B. Tujuan Observasi
Tujuan dari kegiatan observasi bagi mahasiswa PPG prajabatan ada dua yaitu :
1. Kegiatan observasi bertujuan agar mahasiswa memiliki keterampilan menangkap dan
memaknai kejadian, fenomena, dan gejala yang nampak selama proses pembelajaran
yang berpotensi mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran.
2. Observasi juga bertujuan agar mahasiswa memiliki pemahaman yang utuh tentang
lingkungan akademik dan non akademik di sekolah tempat PPL I.
7. C. Manfaat Observasi
Observasi ini memiliki banyak manfaat bagi mahasiswa, antara lain manfaat dari
observasi ini bagi mahasiswa adalah agar:
1. Mahasiswa memiliki keterampilan menangkap dan memaknai kejadian, fenomena, dan
gejala yang nampak selama proses pembelajaran yang berpotensi mempengaruhi
keberhasilan proses pembelajaran.
2. Mahasiswa memiliki pemahaman yang utuh tentang lingkungan akademik dan non
akademik di sekolah tempat PPL.
D. Sasaran Observasi
Adapun sasaran observasi pada kegiatan PPL I ini yaitu:
1. Karakteristik peserta didik
Melihat karakteristik peserta didik dari sisi etnik, budaya, status sosial, minat,
perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan
emosi, perkembangan sosial, perkembangan moral dan spiritual, dan perkembangan
motoric.
2. Perangkat Pembelajaran
Analisis ketepatan: rumusan tujuan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
bahan ajar, media, strategi pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran.
3. Pelaksanaan Pembelajaran
Analisis keterlaksanaan RPP, proses belajar mengajar, dan respon peserta didik dalam
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pamong.
4. Manajemen Sekolah
Observasi ini dilakukan minimal terhadap pelaksanaan manajemen kurikulum,
kesiswaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, anggaran, dan
ketatalaksanaan sekolah.
5. Lingkungan Belajar di sekolah
Observasi ini dilakukan untuk memahami situasi dan kondisi sekolah, seperti
keberadaan dan fungsi fasilitas sekolah, kondisi guru, aktivitas guru di sekolah,
kegiatan ekstra kurikuler; dan budaya sekolah.
8. BAB II
HASIL OBSERVASI
A. Hasil Observasi
Berikut adalah hasil dari observasi yang telah observer observasi selama 5 hari
mulai dari tanggal 24 sampai 28 Oktober 2022 di sekolah SMPN 8 Padang:
I. AKADEMIK
a. Karakter Peserta Didik
Berdasarkan hasil observasi karakteristik peserta didik di SMPN 8 Padang dapat
diketahui seperti yang terlihat pada table berikut ini:
Tgl. Aspek yang diobservasi* Hasil observasi
26
Oktober
2022
Budaya sekolah
● Apakah suasana sekolah mendukung
pembelajaran dan interaksi yang optimal?
● Secara umum, apakah profil pelajar
Pancasila dihidupkan dalam sekolah?
Hasil observasi:
Ya, mendukung
Ya, Profil Pelajar Pancasila
dihidupkan
Interpretasi:
Suasana sekolah mendukung
pembelajaran dan interaksi
yang optimal dengan
menyediakan sarana dan
prasaran yang lengkap untuk
menunjang proses
pebelajaran yang optimal.
Di setiap kelas disediakan
proyektor, dan ruangan ber
AC. Guru yang mengajar
juga mengimplementasikan
IT dalam pembelajaran
(menggunakan Laptop dan
speaker) khususnya
pelajaran Bahasa Inggris.
Sekolah telah menerapkan
kegiatan “Sampahku adalah
9. tanggug jawabku.” Sebagai
salah satu bukti tanggung
jawab, bergotong royong
dalam menjaga kebersihan
sekolah.
Budaya kelas
● Bagaimana guru dan peserta didik
melakukan kesepakatan kelas?
● Bagaimana guru menekankan nilai-nilai
profil pelajar Pancasila kepada peserta
didik,
Hasil observasi:
Guru melakukan
kesepakatan di awal
pembelajaran.
Guru menekankan nilai-nilai
profil pelajar Pancasila.
Interpretasi:
Di awal pembelajaran guru
akan melakukan
kesepakatan jika peserta
didik akan mengikuti
pembelajaran dengan baik,
sebagai penekanan terhadap
apa yang telah diikrarkan
oleh peserta didik dan
dipajang pada dinding kelas
sebagai janji pelajar.
Profil Pelajar Pancasila juga
dihidupkan dalam sekolah,
dengan cara pada setiap
pelajaran di awali dengan
do’a atau mebaca bismillah.
Kemudian siswa diminta
untuk melihat sekitar untuk
memperhatikan
kebersihannya, jika ada
sampah atau tidak.
Pada saat pengerjaan
Ulangan Harian, siswa
diminta untuk dapat belajar
secara mandiri dan jujur.
Bertanggung jawab atas
hasil yang akan diperoleh.
Bergotong royong dalam
10. menjaga kebersihan sekolah,
terutama kelas masing-
masing dengan pembiasaan
kegiatan membuang
sampah. “Sampahku adalah
Tanggung jawabku”
Keterlibatan peserta didik
● Apakah peserta didik terlibat aktif selama
pembelajaran berlangsung? Dalam bentuk
apa saja keterlibatan peserta didik dalam
pembelajaran ini?
● Jika iya, bagaimana guru memotivasi
peserta didik untuk terlibat dalam
pembelajaran?
● Jika tidak, mengapa peserta didik tidak
termotivasi dalam pembelajaran?
● Apakah Anda menangkap antusiasme
belajar dari para peserta didik?
● Apakah peserta didik aktif merespon
pertanyaan guru selama pembelajaran
berlangsung? Jelaskan
Hasil observasi:
Ya peserta didik terlibat
aktif.
Ya guru memotivasi siswa.
Ya, ada antusiasme dari
peserta didik.
Ya, siswa aktif merespon
pertanyaan dari guru
Interpretasi:
Siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran dengan
bersifat responsive terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang
dilontarkan oleh guru.
Seperti pada saat awal
pembelajaran guru
memberikan pertanyaan
mengenai materi yang telah
dipelajari pada pertemuan
sebelumnya, siswa aktif
menjawab dengan
memberikan rangkuman
materi pembelajaran. Meski
tidak semua siswa
menjawab dengan lengkap,
namun tetap ada usaha
untuk menjawab.
Dalam pembelajaran guru
juga memberikan motivasi,
agar siswa belajar dengan
baik karena akan
menghadapi ujian. Seperti
11. halnya pada pelaksanaan
ulangan harian, guru
memberikan waktu 5 menit
awal pembelajaran agar
dapat membaca secara cepat
untuk membaca ulang
pelajaran dengan tujuan
siswa dapat nilai yang
memuasakan.
Pada saat pembelajaran
siswa memperlihatkan
antusias dalam
pembelajaran, karena guru
meberikan pertanyaan
pemantik untuk mengajak
siswa berfikir kritis dan
kreatif terhadap topik yang
akan dipelajari.
Identifikasi kesiapan siswa
● Apakah di awal pembelajaran guru
mengamati atau mengecek kesiapan peserta
didik? Baik secara kondisi maupun secara
materi yang akan diajarkan
● Apa yang dilakukan oleh guru saat
mengetahui bahwa kompetensi awal peserta
didik beragam?
● Bagaimana guru mendampingi setiap
peserta didik agar mencapai tujuan
pembelajaran?
Hasil observasi:
Ya, mengamati.
Lebih menekankan intruksi
terhadap siswa yang
kompetensinya lemah.
Dengan menampilkan
Tujuan Pembelajaran pada
awal pembelajaran.
Interpretasi:
Guru selalu memperhatikan
kesiapan peserta didik pada
awal pembelajaran, baik
kondisi maupun materi.
Guru selalu memerintahkan
siswa untuk memungut
sampah yang berada di
sekitar sebelum
pembelajaran dimulai.
Untuk mengetahui kesiapan
12. materi, guru selalu
mengulang materi untuk
mengetahui tingkat
pemahaman siswa tentang
pada setiap awal
pembelajaran sebelum
masuk kepada topik
selanjutnya.
Setelah memastikan
kesiapan siswa baik secara
kondisi dan materi, guru
masuk kepada topik
selanjutnya dengan
menampilkan tabel tujuan
pembelajaran, serta
menginterpretasikannya agar
peserta didik mengetahui
tujuan akhir dari pembelaran
dan dapat dicapai dengan
baik.
Perkembangan emosi
● Sejauh mana kelas dan ruang pembelajaran
lainnya menjadi ruang ekspresi diri yang
sehat untuk peserta didik?
● Bagaimana guru merespons peserta didik
yang belum bisa mengekspresikan diri
dengan tepat?
Hasil observasi:
Siswa bebas berpendapat.
Guru mengarahkan dan
memotivasi siswa
Interpretasi:
Guru memberikan
kebebasan bagi siswa untuk
menginterpretasikan
pendapatnya mengenai topik
yang dipelajari, meski
terkadang tidak sesuai
dengan konteks yang
diharapkan. Keberanian
menyuarakan ide adalah
poin utama.
Bagi peserta didik yang
kurang aktif dan kurang
berani berekspresi,guru terus
13. berusaha memotivasi dan
mengarahkan agar siswa
lebih berani. Salah satunya
memberikan pertanyaan
pemantik.
Perkembangan Bersama
● Secara umum, bagaimana guru membangun
atmosfer yang mendukung peserta didik
untuk mengembangkan kemampuan
bersosialisasi? Misalnya peka terhadap
situasi sekitar, berempati, saling
menghargai, serta berinteraksi dan
berkomunikasi?
● Bagaimana guru memfasilitasi peserta didik
dalam mengembangkan keterampilan
bersama peserta didik dalam kegiatan
belajar (contoh, kerja kelompok,
mengerjakan proyek bersama)?
Hasil observasi:
Memberikan nasehat dan
contoh.
Guru memfasilitasi peserta
didik dalam
mengembangkan
keterampilan bersama.
Interpretasi:
Dalam menumbuhkan
atmosfer yang mendukung
peseta didik untuk
bersosialisasi, guru
memberikan nasehat semisal
ketika ada teman sekelas
yang sakit. Guru meminta
perwakilan kelas untuk
menjenguk dan memberikan
bantuan berupa iuran uang
kas.
Guru memfasilitasi peserta
didik, dengan memberikan
wadah.
Mengimplementasikan
kegiatan kerja kelompok
dalam proses pembelajaran.
Pada setiap kelompok guru
memberikan kesempatan
yang sama untuk
memecahkan masalah yang
diberikan guru, kemudian
meminta salah satu
perrwakilan untuk
membacakan hasil
kelompok di depan kelas.
14. Perkembangan moral/spiritual
● Apa saja yang dilakukan guru dalam
membangun nilai-nilai integritas dan
spiritual peserta didik?
Hasil observasi:
Memulai pembelajaran
dengan do’a dan bismillah.
Meminta siswa agar bekerja
secara mandiri ketika
ulangan
Interpretasi:
Pembelajaran selalu diawali
dengan do’a ataupun
bismillah dan pengharapan
agar pembelajaran yang
dilaksanakan memberikan
manfaat.
Pada saat ulangan guru
meminta siswa untuk
menjarakkan setiap kursi,
dan meminta agar
mengerjakannya secara
mandiri dan jujur.
b. Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi perangkat pembelajaran yang di susun oleh Guru
Pamong di SMPN 8 Padang dapat diketahui seperti yang terlihat pada table berikut
ini:
Prinsip Aspek Observasi Catatan
Kelengkapan
komponen minimum
● Apakah sudah ada tujuan
pembelajaran, langkah-langkah
pembelajaran, dan asesmen
pembelajaran yang jelas?
Sudah (Modul Ajar, p.
1)
Esensial dan bermakna ● Kejelasan perumusan tujuan
pembelajaran memenuhi kriteria
SMART (Specific, Measurable,
Achievable, Relevant, dan Time)
● Ya, modul ajar sudah
memuat tujuan
pembelajaran yang
sesuai dan selaras
15. (tidak menimbulkan penafsiran ganda
dan mengandung perilaku hasil
belajar)
Tujuan
● Apakah modul ajar/RPP memuat
tujuan pembelajaran yang sesuai
selaras dengan CP yang dituju?
● Apakah konsep utama yang akan
dipelajari, pengetahuan inti,
keterampilan, dan sikap yang akan
dipelajari tertera secara jelas?
● Apakah konten yang dipelajari sudah
bebas dari muatan SARA pornografi,
pornoaksi, dan provokasi.
● Apakah terdapat pertanyaan
bermakna dan pertanyaan pemantik
yang menyasar konsep inti?
Kegiatan
● Apakah alur kegiatan disusun secara
runtut, sistematis, sesuai dengan
alokasi waktu?
● Apakah rangkaian kegiatan
berorientasi pada penguatan
kompetensi dan kemampuan berpikir
area tinggi?
● Apakah modul ajar/RPP menyertakan
berbagai kegiatan (termasuk remedial
dan pengayaan) yang berpusat pada
siswa/ menjadikan siswa peserta
aktif?
Asesmen
● Apakah ada asesmen awal
dengan CP
pembelajaran Bahasa
Inggris pada fase D.
(Modul Ajar, p.1)
● Ya, terterara dengan
jelas. (Modul Ajar.
p.1)
● Konten modul ajar
bebas unsur SARA,
pornigrafi, pornoaksi,
dan provokasi.
(Modul Ajar. p.9-11)
● Ya, terdapat
pertanyaan pemantik
dan bermakna pada
Modul Ajar (p. 2)
Kegiatan
● Ya, disusun secara
runtut, sistematis,
dan sesuai dengan
alokasi waktu.
(Modul Ajar p.2 - 4)
● Ya, rangkaian
kegiatan berorientasi
pada penguatan
kompetensidankema
mpuan berpikir area
tinggi/berfikir kritis
(terlihat dari ragam
jenis kegiatan yang
dilakukan dalam
pembelajaran pada
modul ajar).
● Ya, menyertakan
berbagai kegiatan
(termasuk remedial
dan pengayaan) yang
berpusat pada siswa/
menjadikan siswa
peserta aktif (Modul
Ajar, p.7-8)
16. pembelajaran beserta cara
penilaiannya untuk mengecek
kesiapan siswa?
● Apakah asesmen yang termuat secara
jelas mengukur ketercapaian Tujuan
Pembelajaran?
● Apakah bentuk asesmen memberikan
umpan balik pada proses belajar
siswa?
● Apakah kriteria untuk mengukur
ketercapaian Tujuan Pembelajaran
tertera secara jelas?
Asesmen
● Ada, diberikannya
pertanyaan pemantik
(Modul ajar, p. 2)
● Ya, asesmen yang
termuat secara jelas
mengukur
ketercapaian Tujuan
Pembelajaran dengan
menggunkan rubrik
penilaian (Modul
ajar, p.5-7).
● Ya, bentuk asesmen
memberikan umpan
balik pada proses
belajar siswa seperti
adanya asesmen
formatif (Modul
Ajar, p.4)
● Ya, kriteria untuk
mengukur
ketercapaian Tujuan
Pembelajaran tertera
secara jelas (Modul
Ajar. p. 5-7)
Berkesinam- bungan ● Apakah urutan pembelajaran
sistematis dan logis?
● Apakah terdapat pertanyaan kunci
yang membantu guru dan siswa untuk
merefleksikan kegiatan pembelajaran
di kelas?
● Apakah asesmen yang tertera di
modul ajar/RPP selaras dengan
kegiatan pembelajaran?
● Ya, urutan
pembelajaran
sistematis dan logis.
● Ya, terdapat
pertanyaan kunci
yang membantu guru
dan siswa untuk
merefleksikan
kegiatan
pembelajaran di
kelas (Modul Ajar,
p.8)
● Ya, asesmen yang
tertera di modul ajar
selaras dengan
kegiatan
pembelajaran.
17. Kontekstual ● Apakah modul ajar/RPP memuat
alternatif kegiatan untuk
diimplementasikan pada lingkungan
sekolah yang berbeda?
● Apakah modul ajar/RPP dapat
mengakomodir siswa dengan
kebutuhan yang berbeda?
● Apakah modul ajar/RPP memuat
kearifan lokal daerah setempat?
● Modul ajar tidak
memuat alternatif
kegiatan untuk
diimplementasikan
pada lingkungan
sekolah yang
berbeda. Karena
guru model
mendesign Modul
Ajar sesuai dengan
karakter peserta
didiknya.
● Ya, modul ajar
dapat
mengakomodir
siswa dengan
kebutuhan yang
berbeda. (Modul
Ajar.p. 4)
● Ya, modul ajar
memuat kearifan
lokal daerah
setempat seperti
mengambil contoh
“Rendang” pada
materi ajar (p. 14)
Sederhana ● Apakah modul ajar/RPP
menggunakan bahasa yang jelas dan
mudah dipahami?
● Apakah bahasa/istilah yang
digunakan mudah dipahami?
● Ya, modul ajar
menggunakan
bahasa yang jelas
dan mudah
dipahami
● Ya mudah
dipahami, karena
dilengkapi dengan
penjelasan
tambahan.
Komponen pendukung ● Apakah pemilihan sumber/media
pembelajaran sesuai dengan tujuan,
materi, dan karakteristik peserta
didik?
● Apakah ada kegiatan remedial atau
● Ya, sumber/media
pembelajaran sesuai
dengan tujuan,
materi, dan
karakteristik peserta
18. pengayaan?
● Apakah ada daftar pustaka?
didik.
● Ya, ada kegiatan
remedial atau
pengayaan/
● Ya, ada daftar
pustaka (Modul
Ajar, p.24)
c. Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran yang di susun oleh Guru
Pamong di SMPN 8 Padang dapat diketahui seperti yang terlihat pada table berikut
ini:
Hal yang diobservasi
Hasil Observasi
(tuliskan apa yang terjadi dan
alasannya)
Bila Anda adalah guru di kelas
tersebut, hal apa yang akan
Anda lakukan berbeda?
Apakah semua peserta didik
benar-benar telah belajar tentang
topik pembelajaran hari ini?
Bagaimana proses mereka
belajar?
Guru telah mengajarkan, namun
tidak semua peserta didik yang
benar-benar focus pada
pembelajaran. Rata-rata peserta
didik yang duduk dibelakang
tidak focus mengikuti proses
pembelajaran dengan baik.
Saya akan memberikan
perhatian lebih, salah satunya
dengan cara berkeliling
menghampiri hingga peserta
didik yang duduk dibagian
belakang.
Peserta didik mana yang tidak
dapat mengikut kegiatan
pembelajaran pada hari ini?
Peserta didik laki-laki yang
duduk pada kursi di bagian
belakang.
Menanyakan dan mengarahkan
instruksi yang terfokus kepada
mereka. Karena, rata-rata peserta
didik yang duduk di depan
memiliki motivasi belajar yang
lebih besar dibanding dengan
mereka.
Mengapa peserta didik tersebut
tidak dapat belajar dengan baik?
Menurut Anda apa penyebabnya
dan bagaimana alternatif
solusinya?
Mungkin mereka kurang
motivasi untuk belajar. Terbukti
dengan ketika disuruh untuk
mencatat pelajaran yang telah
diterangkan, mereka tidak
mengikuti instruksi.
Memberikan kesempatan untuk
rolling tempat duduk, dari siswa
yang duduk di belakang
disandingkan dengan peserta
didik yang motivasinya lebih
tinggi, serta diminta untuk
duduk di depan.
Bagaimana usaha guru model
dalam mendorong peserta didik
yang tidak aktif untuk belajar?
Apakah usaha tersebut berhasil
Memberikan teguran, dan
meminta mereka untuk tetap
focus dan mengikuti proses
pembelajaran.
Ya, langkah awal adalah
menegur kemudian menanyakan
kenapa dan apa masalah yang
dihadapi, yang membuat mereka
19. demotivasi ketika mengikuti
pembelajaran.
Apakah pembelajaran berjalan
dengan efektif? (Semua kegiatan
yang diberikan bermakna untuk
peserta didik, semua peserta
didik terlibat aktif dan tidak ada
yang idle)
Khusus untuk kelas IX.D ini
pembelajaran kurang berjalan
secara efektif. Terlihat ketika
guru mengulang pelajaran
sebelumnya, hanya sebagian
peserta didik yang mampu
menjawab dengan benar.
Kemudian di akhir
pembelajaran, guru meminta
peserta didik untuk membedakan
Fairy Tale dan Fable
(pembelajaran hari ini) tidak
dapat dijawab dengan baik oleh
seluruh peserta didik
Mengelompokkan peserta didik,
disesuaikan dengan kemampuan
masing-masing. Peserta didik
yang kurang pandai
dikelompokkan dengan peserta
didik yang pandai. Sehingga, di
dalam satu kelompok terdapat
peserta didik yang pandai dan
kurang pandai. Diharapakn dari
pengelompokan ini terjadi tutor
teman sejawat. Sehingga peserta
didik yang tadinya kurang
paham menjadi lebih paham.
Bagaimana usaha guru
membantu peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam
mencapai tujuan pembelajaran?
Pada kelas ini, peserta didik
hanya diminta untuk
memperhatikan penjelasan guru.
Saya akan mewawancarai
peserta didik yang kurang
motivasi tersebut, dengan tujuan
untuk mengetahui permasalahan
yang tengah dihadapi peserta
didik tersebut.
Bagaimana usaha guru dalam
memfasilitasi peserta didik yang
lebih cepat dari rata-rata kelas
dalam mencapai tujuan
pembelajaran?
Dengan memberikan pertanyaan
lebih sering kepada peserta didik
tersebut. Meminta menjelaskan,
menjawab pertanyaan.
Meminta peserta didik tersebut
untuk menjadi tutor sebaya bagi
teman-temannya yang level
kemampuannya masih rendah.
Apakah guru melakukan
modifikasi dari modul ajar/RPP?
Apakah modifikasi tersebut
merupakan keputusan guru
untuk merespons situasi kelas
dan peserta didik?
Ya, guru melakukan modifikasi.
Dengan di skipnya beberapa
bagian kurang penting dalam
pembelajaran, memngingat jam
pelajaran terbatas.
Ya, sewaktu0waktu ketika
dibituhkan saya juga kan
memodifikasi modul ajar yang
disesuaikan dengan actual
kebutuhn peserta didik.
II. NON AKADEMIK
a. Manajemen Sekolah
Berdasarkan pada hasil wawancara mengenai manajemen sekolah bersama Wakil
Kepala Sekolah di SMP Negeri 8 Padang dapat diketahui seperti yang terlihat pada
tabel berikut ini:
20. Tgl. Sasaran Observasi*) Hasil Observasi
26
Oktober
22
Manajemen Kesiswaan
● Apa saja kebutuhan siswa yang menjadi
prioritas sekolah?
● Apa yang sudah diupayakan satuan
pendidikan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut
● Bagaimana kebutuhan siswa ini tercermin
dalam analisis karakteristik satuan
pendidikan?
● Bagaimana kebutuhan peserta didik ini
tercermin dalam tujuan satuan pendidikan?
Hasil Observasi
1.Kebutuhan siswa yang menjadi
prioritas adalah:
Pembelajaran
Kegiatan ekstrakurikuler
Total sekitar 23 macam ekskul
Pengelompokan siswa dengan
menyebarkan angket yang berisi
pilihan ekskul yang mereka
butuhkan sesuai pribadi masing-
masing
Bidang olahraga: basket, futsal,
karate, tenis meja, dll.
Bidang seni: tari tradisional, seni
suara, vocal group, drumband
Bidang Agama: tahfiz dan tahsin.
2. Hal yang sudah diupayakan
satuan pendidikan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut:
Ekskul dilaksanakan senin-kamis.
Setiap senin ada sekitar 3 atau 4
jenis ekskul dilaksanakan dari
pukul 13.00-15.00. Tahfiz
dilaksanakan sabtu dengan
mendatangkan narasumber hafiz
quran terbaik di kota Padang.
3.Bagaimana kebutuhan siswa
ini tercermin dalam analisis
karakteristik satuan
pendidikan dan dalam tujuan
satuan Pendidikan:
Visi sekolah: terwujudnya insan
cerdas yang bertaqwa, cinta
lingkungan dan mampu bersaing di
era globalisasi.
Interpretasi Hasil Observasi
1. Lingkungan yang nyaman dan
kondusif, diwujudkan dengan
menjadikan sekolah sebagai
21. sekolah ramah anak. Sekolah
dijadikan sebagai tempat yang
aman dan nyaman bagi anak,
misalnya: terhindar dari SARA,
bullying, kekerasan, dan hal
berbahaya lainnya.
2. Lingkungan ramah anak
diwujudkan dengan
mensosialisasikan kepada siswa
dan membuat aturan-aturan yang
melarang siswa melakukan
bullying dan kekerasan di sekolah.
3. Kebutuhan siswa tercermin dalam
analisis karakteristik satuan
pendidikan dan dalam tujuan
satuan Pendidikan yang
dituangkan dalam Visi sekolah:
Cerdas tercermin dari:
pembelajaran yang menarik,
ekskul yang beragam dan
lomba-lomba seperti olimpiade
robotic, matematik, dll.
Bertaqwa tercermin dari:
dilaksanakannnya kegiatan
tahfiz, shalat berjamaah, dan
tadarus.
Cinta lingkungan tercermin
dari: sekolah bersangkutan
adalah sekolah adiwiyata
mandiri, acara gotong royong,
piket kelas.
Mampu bersaing di era
globalisasi tercermin dari:
ekskul English club, public
speaking.
25
Oktober
2022
Manajemen Kurikulum
● Bagaimana satuan pendidikan mengelola
pembelajarannya?
● Bagaimana proses perencanaan dan desain
kurikulum?
● Seberapa jauh/rutin sekolah melakukan
monitoring terhadap pelaksanaan
kurikulum?
Hasil Observasi
Berdasarkan hasil wawancara
dengan wakil kurikulum, sekolah
mengelola pembelajaran dengan
mengatur jadwal guru mengajar
beserta tingkatan kelas yang akan
diajar. Agar tidak terjadi bentrok
jam, pengaturan jadwal dibuat
22. ● Seberapa jauh penggunaan data dalam
proses refleksi kurikulum?
menggunakan aplikasi timetable.
Berdasarkan hasil wawancara,
proses perencanaan dan desain
kurikulum yang dilakukan sekolah
melalui perumusan KOSP sesuai
dengan visi misi sekolah.
Perumusan KOSP mengacu pada
kerangka dasar dan struktur
kurikulum yang ditetapkan
pemerintah pusat.
Berdasarkan hasil wawancara,
sekolah melakukan monitoring
pelaksanaan kurikulum melalui
kegiatan supervisi yang dilakukan
satu kali dalam satu semester.
Berdasarkan hasil wawancara,
refleksi kurikulum yang dilakukan
mengacu pada data rapor mutu dari
Dinas Pendidikan. Data yang ada
pada rapor mutu terdiri dari hal-hal
yang harus diperbaiki dari sekolah
pada tahun ajaran berikutnya.
Interpretasi Hasil Observasi
Pengelolaan proses pembelajaran
melalui pengaturan jadwal
mengajar.
Proses perencanaan merujuk pada
KOSP yang dibuat sesuai
karakteristik satuan Pendidikan.
Monitoring yang dilakukan
melalui supervisi satu kali dalam
satu semester.
Refleksi kurikulum yang dilakukan
mengacu pada data rapor mutu dari
Dinas Pendidikan
25
Oktober
2022
Manajemen Sumber Daya Manusia
● Bagaimana proses penerimaan guru dalam
satuan pendidikan?
● Apakah ada kegiatan khusus untuk
Hasil Observasi
Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan, proses penerimaan guru
di SMPN 8 Padang melalui kepala
23. membekali guru yang baru mengajar?
● Apakah ada kegiatan khusus untuk
pengembangan profesional guru?
sekolah dan melewati proses
seleksi wawancara.
Berdasarkan hasil wawancara,
tidak ada kegiatan khusus
pembekalan pada guru yang baru
mengajar.
Berdasarkan hasil wawancara,
banyak kegiatan khusus yang
dilakukan untuk mengembangkan
profesional guru. Kegiatan berupa
lokakarya, MGMP, Pelatihan dari
dinas, Workshop dengan
mendatangkan narasumber, dan
KKG.
Interpretasi Hasil Observasi
Proses penerimaan guru dari
kepala sekolah dan melewati
proses seleksi wawancara
Tidak ada kegiatan khusus untuk
membekali guru baru.
Kegiatan pengembangan
profesional guru melalui
lokakarya, MGMP, Pelatihan dari
dinas, Workshop dengan
mendatangkan narasumber, KKG.
26
Oktober
2022
Manajemen sarana & prasarana
● Apa saja data yang digunakan untuk
perencanaan sarana dan prasarana?
● Apakah penggunaan sarana dan prasarana
sudah efektif untuk mendukung proses
pembelajaran?
● Apakah ada sarana dan prasarana di sekitar
sekolah yang dapat dimanfaatkan untuk
mendukung pembelajaran?
Hasil Observasi
1. Data yang digunakan untuk
perencanaan sarana dan
prasarana:
Data yang digunakan data realistis
Jumlah ruang kelas, Laboratorium,
Jumlah peserta didik, Multimedia,
Kantin
Sarana dalam kelas:
Meja, kursi, infokus, AC, papan
tulis, CCTV, loker, screen, Air
minum gallon.
2. Penggunaan sarana dan
24. prasana sudah efektif untuk
mendukung proses
pembelajaran.
3. Sarana dan prasarana di sekitar
sekolah yang dapat
dimanfaatkan untuk
mendukung pembelajaran
yaitu; sarana olahraga
(lapangan basket, lapangan
voli, lapangan bulu tangkis dan
tenis meja), sarana
pembelajaran (dua labor
kumputer, labor bahasa,
perputakaan), kantin dalam
area sekolah, musalah, dan
lain-lain.
Interpretasi Hasil Observasi
1. Berdasarkan Hasil wawancara
bersama Bapak wakil sarana dan
prasarana SMP N 8 Padang
menyatakan bahwa data yang
digunakan untuk perencanaan
sarana dan prasarana sangat
lengkap. Mulai dari jumlah kelas
totalnya 24 kelas dan satu satu
kelas yang belum layak digunakan
karena belum dilengkapi dengan
sarana dan prasarana seperti kelas
lainnya. Terdapat dua labor
komputer dan satu labor bahasa
(labor bahasa di alih gunakan
menjadi labor komputer). Sarana
dan prasana untuk multimedia
terdiri dari satu proyektor, satu
screen, cctv, sound system yang
terdapat di setiap kelas. Sedangkan
sarana dan prasarana untuk setiap
kelas lainnya adalah meja, kursi,
dua AC, dan dilengkapi juga
dengan loker.
2. Menurut Bapak wakil sarana dan
25. prasarana semua fasilitas yang ada
disekolah sangat efektif dalam
mendukung proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran sarana
dan prasarana dapat membantu
atau memudahkan guru dalam
penyampaian materi ajar kepada
peserta didik karena sudah ada
proyektor, screen, papan tulis.
Kemudian, untuk peserta didik
juga merasa nyaman di kelas
karena sudah dilengkapi dengan
AC, air minum, loker. Selain itu
guru juga dapat memantau peserta
didik melalui CCTV.
3. Sarana dan prasarana di sekitar
sekolah yang dapat dimanfaatkan
untuk mendukung pembelajaran
sudah sangat memadai yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung
proses pembelajaran contohnya
penggunaan sarana olahraga
(lapangan basket, lapangan voli,
lapangan bulu tangkis dan tenis
meja), sarana pembelajaran (labor
kumputer, labor bahasa,
perputakaan), kantin dalam area
sekolah, musholla, dan lain-lain.
25
Oktober
2022
Manajemen anggaran
● Apakah satuan pendidikan memiliki sistem
dalam merencanakan, melaksanakan, dan
memonitor anggaran dan penggunaannya?
Hasil Observasi
Ya, memiliki system dalam
merencanakan, melaksanakan
dan memonitor anggaran dan
penggunaannyapun transparan.
Sumber pendanaan anggaran di
SMPN 8 PADANG bersumber
dari dana BOS dan komite.
Dana BOS
Sesuai dengan hasil wawancara
penggunaan anggaran BOS ini
menggunakan aplikasi dan setiap
26. penggunaannya sesuai dengan
kebutuhan dan SOP yang berlaku.
Anggaran BOS ini dipergunakan
untuk penggajian guru dan tenaga
Honorer, sarana dan prasarana sekolah
serta kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan disekolah. Seperti
kegiatan ANBK, itu pendanaannya
dari dana BOS, dll. Penggunaan
anggaran dana BOS ini dimonitoring
bersama Bendahara BOS bersama
Kepala Sekolah.
Dana Komite
Sesuai dengan hasil wawancara dalam
merencanakan anggaran SMPN 8
PADANG ini melalui perencanaan
seperti rapat komite 1 kali dalam 1
Tahun yang melibatkan seluruh wali
murid SMPN 8 PADANG.
Anggarannya pun dipergunakan untuk
pengembangan sarana dan prasarana
sekolah.
Interpretasi Hasil Observasi
Dalam perencanaannya dana BOS
merupakan program yang diusung
Pemerintah untuk membantu
sekolah di Indonesia agar dapat
memberikan pembelajaran dengan
lebih optimal. Bantuan yang
diberikan melalui dana BOS yakni
berbentuk dana.
Dalam pelaksanaannya sendiri dana
tersebut dapat dipergunakan untuk
keperluan sekolah, seperti
pemeliharaan sarana dan prasarana
sekolah hingga membeli alat
multimedia untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar.
Untuk penyaluran dana BOS,
Pemerintah telah mengatur pokok
27. kebijakannya, yaitu: nilai satuan
biaya BOS bervariasi sesuai
karakteristik masing-masing daerah,
penggunaan dana BOS tetap bisa
fleksibel, dana BOS dapat
digunakan untuk keperluan
persiapan Pembelajaran Tatap
Muka.
26
Oktober
2022
Manajemen Sistem Informasi
● Apa saja informasi/data yang dikumpulkan
dalam mendukung proses pembelajaran?
● Bagaimana informasi dikelola sehingga
pembelajaran bisa dilakukan berbasis data?
● Sejauh mana guru bisa mengakses dan
menggunakan data tersebut untuk
mendukung proses pembelajaran?
Hasil Observasi
1. Informasi/data yang dikumpulkan
dalam mendukung proses
pembelajaran diantaranya biodata
siswa, data orang tua beserta
pekerjaan.
2. Informasi/data tersebut dikelola
dengan cara dikumpulkan oleh
urusan Tata Usaha bekerja sama
dengan server. Sementara untuk
keperluan dalam proses
pembelajaran dilkukan oleh guru.
3. Guru bisa mengakses dan
menggunakan data tersebut untuk
mendukung proses pembelajaran
dengan cara adanya koordinasi
dengan manajemen TU.
Interpretasi Hasil Observasi
1. Informasi yang dikumpulkan
dilakukan oleh dua pihak, pertama
oleh pihak kesiswaan untuk
elengkapi data dengan cara
mengumpulkan data melalui isian
form, catatan sipil dan
kependudukan, ijazah dan rapor.
Sedang kan guru mengumpulkan
informasi tentang siswa melalui
tes diagnostic sebelum memulai
pembelajaran misalnya
kemampuan membaca, menulis,
literasi, numerasi dan membaca
Alquran, untuk memetakan
metode pembelajaran yang akan
28. diberikan.
2. Dalam pengumpulan data Tata
Usaha bekerja sama dengan
server. Hard copy data akan
diarsipkan di lemari tata-usaha,
sedangkan untuk soft data melalui
server/operator sekolah diinpuut
ke data dapodik bekerja sama
dengan dinas. Data yang ada
dikelola untuk pemetaan
pembelajaran. Misal, siswa yang
berasal dari keluarga kurang
mampu atau anak yatim atau
afirmasi tidak dipaksakan untuk
bisa pandai komputer karena
keterbatasan kepemilikan alat
tersebut, sehingga khusus untuk
mereka diberikan metode
pembelajaran teknologi yang
berbeda dari anak yang memiliki
smartphone. Atau siswa yang
masih belum bisa membaca atau
lemah matematika akan diberikan
perhatian khsusus dalam
pembelajaran. Serta guru akan
melakukan tes diagnostic pada
awal pembelajaran untuk
menentukan level kemampuan
siswa untuk memenuhi kebutuhan
belajar siswa.
3. Guru boleh mengakses atau
bahkan harus ada koordinasi
dengan manajemen TU terkait
kondisi siswa yang akan diajarnya.
Sehingga dengan data tersebut
dijadikan pedoman oleh guru
dalam merancang, melaksanakan
dan mengevaluasi
pembelajarannya. Sebelum
pandemic sebenarnya guru bisa
mengakses informasi dari mana
saja, karena ada data yang dibobol
oleh akun yang tidak bertanggung
29. jawab, tetapi untung ada back up
data, jadi data masih aman., maka
akses tersebut sekarang dibatasi
dan hanya bisa diakses melalui
akun operator atau server sekolah.
Jika guru membutuhkan data
cukup berkoordinasi dengn server.
Sedangkan untuk data hard copy
guru bisa menggunakan dokumen
arsip TU.
Manajemen Ketatalaksanaan
● Apa saja yang dimiliki satuan pendidikan
untuk membantu sistem administrasi?
Hasil Observasi
Sistem Pendidikan yang dimiliki untuk
membantu sistem administrasi adalah
labor khusus guru dan siswa
terkoneksi dengan server.
Interpretasi Hasil Observasi
Untuk membantu sistem administrasi
sekolah yakni melalui labor khusus
guru dan siswa yang terkoneksi
dengan komputer server. Setiap
keperluan administrasi guru dan siswa
dilaksanakan di labor kemudian
dikontrol atau di followup melalui
server (labor khusus operator).
b. Lingkungan Belajar di Sekolah
Berdasarkan pada hasil wawancara mengenai lingkungan belajar di sekolah
bersama Wakil Kepala Sekolah di SMP Negeri 8 Padang dapat diketahui
seperti yang terlihat pada tabel berikut ini:
Tanggal Sasaran Observasi*)
Hasil
Observa
si
Interpretasi Hasil Observasi
25/10/22 1. Latar belakang sosial-ekonomi
murid
Murid dengan kondisi sosial-ekonomi
yang berbeda memiliki hak yang sama
Benar Proses pembelajaran tidak
dipengaruhi oleh latar belakang
peserta didik. Di dalam kelas
tidak tercemin adanya indikasi
dikrimanasi. Setiap peserta
30. dalam mengakses dan memperoleh
layanan pendidikan yang berkualitas,
seperti tingkat pendidikan orang tua
dan fasilitas belajar yang tersedia di
rumah.
didik bebas untuk berpendapat
dan memberikan argumen.
Peserta didik berlaku dan
diperlakukan secara bijaksana
sesuai kapasitas dan
kebutuhan.
25/10/22 2. Kualitas pembelajaran di kelas
Seluruh kegiatan belajar mengajar di
kelas, mencakup indikator manajemen
kelas, dukungan afektif, pembelajaran
interaktif dan penyesuaian cara
mengajar dengan tingkat kemampuan
murid.
Benar Indikator menejemen,
dukungan afektif,
pembelajaran interaktif dan
penyesuaian cara mengajar
dengan tingkat kemampuan
peserta didik kelas sudah
diaplikasikan kepada peserta
didik melalui; guru mengatur
situasi kelas sebelum memulai
pelajaran, memperhatikan
siapa yang belum siap untuk
belajar, memperhatikan sekitar
seperti sampah, serta
pembelajaran berjalan
interaktif.
27/10/22 3. Refleksi dan perbaikan
pembelajaran oleh guru
Kemampuan pengembangan guru
untuk terus meningkatkan kompetensi
melalui belajar mandiri dengan
merefleksi praktik pengajaran yang
telah diterapkan dan juga belajar dari
rekan guru.
Benar Guru merupakan seorang
pembelajar sepanjang hayat.
Guru terus meningkatkan
kompetensi melalui belajar
mandiri dengan merefleksi
praktik pengajaran yang telah
diterapkan. Tingkat
kemandirian berada pada
tingkat Mandiri Berbagi
sebagai seorang fasilitator.
26/10/ 4. Kepemimpinan instruksional
Kemampuan kepala satuan pendidikan
dalam menyusun dan
mengkomunikasikan visi, misi,
program, dan kebijakan yang
mendukung guru dalam meningkatkan
mutu pembelajaran di satuan
Benar Kapala sekolah selalu
mengawasi visi, misi, program,
dan kebijakan tersusun dengan
baik. Seperti memeriksa
apakah guru telah berada di
dalam kelas tepat waktu atau
belum.
31. pendidikan. Kepala sekolah kembali
mengingatkan agar peserta
didik memiliki timeline
capaian kehidupan yang harus
mereka targetkan, pada umur
berapa akan tamat, lulus,
bekerja dan membalas budi
kedua orang tua.
24/10/22
5. Iklim keamanan di satuan
pendidikan
Satuan pendidikan yang memiliki
kebijakan, pemahaman, dan program
terkait perundungan, hukuman fisik,
kekerasan seksual dan narkotika
sehingga memberikan perlindungan
dan rasa aman bagi warga satuan
pendidikan, baik secara fisik maupun
psikologis.
Benar Berbagai macam poster
dipajang pada dinding-dinding
sekolah. Poster kekerasan, anti
bullying, dan lain sebagainya.
Peserta didik yang melanggar
peraturan sekolah diberikan
sanksi yang sesuai dengan
pelanggaran yang dilakukan
siswa. Mulai dari hukuman
ringan bagi pelanggaran
ringan, dan hukuman skors
hingga dikeluarkan bagi
pelanggaran berat.
24/10/22 6. Iklim kebinekaan di satuan
pendidikan
Llingkungan satuan pendidikan yang
menghargai keragaman agama maupun
sosial-budaya dan dukungan
kesetaraan hak.
Benar Peserta didik berasal dari latar
belakang agama dan budaya
yang berbeda. Seluruh peserta
didik dan guru yang berasal
dari latar belakang berbeda
diperlakukan setara.
24/10/22 7. Iklim kesetaraan gender
Bagaimana lingkungan satuan
pendidikan berperilaku adil,
memberikan kesempatan yang sama
bagi warga satuan pendidikan, baik
laki-laki maupun perempuan dalam
menjalankan peran publik.seperti
dukungan kepala satuan pendidikan
dan guru atas kesetaraan gender.
Benar Guru dan staf laki-laki dan
perempuan mengisi setiap
lapisan jajaran sekolah.
Lomba-lomba (HUT sekolah)
diisi baik oleh peserta didik
laki-laki maupun perempuan.
32. 25/10/22 8. Iklim inklusivitas
Pengetahuan, penerimaan dan
dukungan guru terhadap murid dengan
disabilitas serta murid cerdas istimewa
dan murid bakat istimewa.
Benar Peserta didik diperlakukan
secara bijaksana apabila
memiliki skala prioritas yang
berbeda dari yang lain. Seperti
peserta didik yang memiliki
mata minus untuk lebih
diperhatikan duduk paling
depan.
24/10/22 9. Dukungan orangtua dan murid
terhadap program satuan
pendidikan
Partisipasi orangtua dalam kegiatan
satuan pendidikan, dan partisipasi
murid dalam penyusunan program
satuan pendidikan.
Ada Peserta didik mengumpulkan
iuran untuk mendukung acara
sekolah (HUT sekolah) sebagai
iuran lomba serta peserta didik
aktif mendukung,
memeriahkan dan
menyukseskan lomba tersebut.
Kesimpulan:
SMP N 8 Padang memiliki Lingkungan Belajar yang baik bagi perkembangan peserta didik.
Sesuai dengan perkembangan peserta didik yang berada pada fase D ini, dimana peserta didik
dididik untuk belajar disiplin, mematuhi aturan dan menghindari pelanggaran.
B. ANALISIS HASIL OBSERVASI
1. Karakteristik Peserta Didik
Peserta didik merupakan suatu organisme yang sedang tumbuh dan berkembang.
Setiap peserta didik memiliki potensi masing-masing yang berbeda, seperti bakat,
minat, dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu peserta didik butuh dan perlu
dikembangkan melalui Pendidikan dan pengajaran. Sehingga dapat tumbuh dan
berkembang. Perbedaan karakteristik peserta didik perlu dipertimbangkan dan
diperhatikan dalam kegiatan belajar mengajar. Maka dari itu, setiap pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar di sekolah harus sesuai dengan karakteristik, gaya belajar,
dan kecerdasan masing-masing peserta didik.
33. a. Budaya Sekolah
Sekolah memiliki budaya tersendiri sebagai suatu jati diri yang dicitrakan
sekolah tersebut. Hal yang membedakan antara budaya organisasi dengan budaya
sekolah terdapat pada tujuan yang hendak dicapai oleh sekolah yaitu tujuan
pendidikan. Berdasarkan pada hasil observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa
suasana sekolah sangat mendukung pembelajaran dan interaksinya terjadi secara
optimal. Pelaksanaan penerapan profil pancasila juga terlihat dari peserta didik
hormat terhadap guru. Rajin beribadah seperti saat azdan zuhur berkumandang maka
kegiatan pembelajaran dihentikan sementara dan siswa diarahkan untuk mengikuti
kegiatan sholat zuhur berjamaah di mushalla sekolah baik laki-laki maupun
perempuan. Di dalam kelas peserta didik melakukan kegiatan berdoa dan mengaji.
Bergotong royong dalam melakukan piket kelas.
b. Budaya Kelas
Profil pelajar pancasila yang menjadi panduan untuk membentuk karakter
peserta didik menjadi lebih baik sangat berperan di dalam sistem pendidikan. Guru
dan peserta didik melakukan kesepakatan kelas di awal pembelajaran dengan
mengingatkan kembali cita-cita peserta didik dan konsekuensi yang didapat jika
melanggar kesepakatan. Guru menekankan nilai-nilai profil pancasila kepada peserta
didik dengan cara berdoa, Guru juga menekankan profil pelajar pancasila dengan
memberi kebebasan peserta didik memilih dalam bentuk apa mereka membuat tugas
yang diberikan guna meningkatkan kreatifitas peserta didik. Selain itu peserta didik
terbiasa membuat kesepakatan dalam proses pembelajaran bersama guru seperti
setuju untuk melakukan kuis pada hari ini.
c. Keterlibatan Peserta Didik
Keterlibatan peserta didik di dalam kelas menjadi salah satu penentu proses
pembelajaran berhasil atau tidak. Melalui observasi yang dilakukan dpat diketahui
bahwa peserta didik terlibat aktif di dalam kelas. Peserta didik aktif bertanya
mengenai materi yang belum dipahami kepada guru. Guru juga membangkitkan
motivasi belajar siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan terkait pelajaran
34. yang membuat siswa merasa penasaran dan mencoba mencari jawabannya.
Pembelajaran di kelas juga sangat komunikatif terlihat dari adanya diskusi antara
peserta didik dan guru. Namun beberapa siswa ada yang tidak termotivasi mengikuti
kegiatan pembelajaran disebabkan asyik mengobrol bersama temannya terutama
yang duduk di barisan belakang.
d. Identifikasi Kesiapan Peserta Didik
Melakukan persiapan sebelum mengikuti proses pembelajaran di sekolah
merupakan kebiasaan belajar yang sangat diharapkan. Agar dalam proses
pembelajaran peserta didik mampu menerima pembelajaran dengan baik dan
memperoleh perubahan- perubahan yang diharapkan sebagai hasil dari belajar. Hasil
obervasi memperlihatkan bahwa di awal pembelajaran guru mengecek kesiapan
peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran dengan mengabsen peserta didk.
Bertanya kepada peserta didik apakah sudah siap untuk mengikuti pembelajaran
kemudian dilanjutkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Peserta didik terlihat mempersiapkan diri dengan mengambil buku pelajarn yang
akan di pelajari. Di akhir kegiatan belajar nantinya peserta didik membuat sebuah
kesimpulan tentang materi yang dipelajari.
e. Perkembangan Emosi
Pada Fase D ini, pada perkembangan fisik peserta didik menunjukkan adanya
perbedaan antara peserta didik laki-laki dan perempuan. Pada peserta didik laki-laki
perkembangan fisiknya ditandai dengan perubahan suara menjadi lebih berat dan
besar serta tumbuhnya kumis tipis. Sedangkan peserta didik perempuan menunjukkan
perubahan pada suara yang menjadi lebih melengking, serta kulit berminyak dan
kadang berjerawat (peserta didik laki-laki dan perempuan).
Di sisi lain, perkembangan peserta didik menunjukan bahwa peserta didik
menjadi lebih suka memperhatikan penampilannya yang terlihat dari seberapa sering
mereka memperbaiki jilbab dan rambut. Selain itu peserta didik juga terlihat bisa
dalam memecahkan masalahnya. Misalnya ketika tidak bisa menjawab pertanyaan
35. guru, maka peserta didik mencari cara lain agar bisa menjawab pertanyaan tersebut,
misalnya dengan membaca sumber lain.
Dari segi perkembangan sosio-emosional, peserta didik terlihat kurang stabil
dan meledak-ledak. Hal ini terlihat saat seorang peserta didik terpancing dan marah
saat temannya yang lain mencoba menggodanya. Meski sebenarnya hanya dengan
lelucon yang tidak berniat kasar atau merendahkan.
f. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial peserta didik dapat dimaknai sebagai proses belajar
untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma yang berlaku serta meleburkan diri
dalam bergaul dan bersosial di masyrakat. Dan setiap individu peserta didik
membutuhkan orang lain. Kebutuhan akan orang lain tentu tidak mencari keuntungan
semata dalam bersosial, melainkan kebutuhan untuk saling melengkapi atas
kekurangan dari masing-masing. Jika dilihat dari Hasil observasi guru menekankan
kepada peserta didik untuk memberikan umpan balik terhadap pendapat temannya
harus dengan analisa yang kuat dan tutur kata yang sopan. Guru menyediakan
fasilitas pembelajaran dengan metode kelompok dan diskusi untuk mengembangkan
keterampilan sosial peserta didik dalam kegiatan belajar.
g. Perkembangan Moral/Spiritual
Ada 3 pihak yang memilki peranan penting dalam perkembangan dan
pembentukan moral peserta didik keluarga, sekolah dan lingkungan. Guru juga
membangun nilai nilai norma dengan selalu mengingatkan bahwa ada 2 hal yang
tidak boleh dilanggar yaitu agama dan orang tua. Hasil observasi yang dilakukan
terlihat peserta didik sangat menjunjung tinggi nilai-nilai integritas dan spiritual.
Peserta didik selalu berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran. Selalu dibimbing
unutk berbuat dan berkata yang jujur. Ketika azdan zuhur peserta didik langsung
menuju ke mushalla untuk mengikuti kegiatan sholat berjamaah.
36. 2. Modul Ajar/Perangkat Pembelajaran
Modul ajar dalam kurikulum merdeka merupakan perangkat pembelajaran
yang disusun oleh guru untuk merencanakan proses pembelajaran dan disesuaikan
dengan capaian pembelajaran , tahap perkembangan peserta didik dan lingkungan
sekolah. Modul ajar memperhatikan kriteria esensial, menarik, bermakna, menantang,
relevan dan kontekstual, dan berkesinambungan sesuasi fase belajar peserta didik.
Komponen modul ajar harus dibuat secara berurutan atau sistematis serta disesuaikan
dengan lingkungan sekolah dan karakter siswanya. Terdapat tiga komponen dalam
modul ajar yaitu komponen informasi umum, komponen inti, dan lampiran. Pada
informasi umum meliputi identitas sekolah, kompetensi awal, profil pelajar pancasila,
target siswa, saran prasarana, dan model pembelajaran. Sementara pada komponen
inti meliputi tujuan pembelajaran, pemahaman bermakna, pertanyaan pemantik,
kegiatan pembelajaran, asesmen, dan remedial serta pengayaan. Pada tahapan terakhir
adalah lampiran yang berisikan lembar kerja siswa. (Maulida, 2022).
Berdasarkan hasil observasi, modul ajar pada fase D yang dibuat oleh guru
sudah mencakup kelengkapan komponen minimum yaitu tujuan, langkah
pembelajaraan dan asesmen pembelajaran yang jelas. Modul ajar sudah dibuat dalam
point ABCD serta sudah menggunakan dan tidak menimbulkan penafsiran ganda.
Secara umum modul ini sudah memenuhi kriteria modul ajar yaitu:
1) Esensial
Modul ajar sudah jelas dan tidak menimbulkan penafsiran ganda. Modul
ajar menarik dan bermakna serta menantang untuk menumbuhkan minat
belajar siswa yang tinggi dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk
terlibat dalam keg iatan pembelajaran secara aktif. Kejelasan perumusan
tujuan pembelajaran di dalam modul sudah memenuhi kriteria SMART
(Specific, Measurable, Achievable, Relevant and Time)
Tujuan pembelajaran sudah selaras dengan capaian pembelajaran; tidak
terdapat SARA, pornografi, pornoaksi dan profokasi; serta dilengkapi
dengan pertanyaan pemantik yang menyasar konsep inti. Namun, hanya
menjelaskan kimia hijau dan belum ada nanoteknologi.
37. Kegiatan. Alur kegiatan disusun secara runtut dengan menggunakan model
discovery learning, rangakaian kegiatan sudah berorientasi dengan
penguatan kempetensi dan kemampuan berpikir area tinggi karena peserta
didik diberikan stimulasi berupa gambar dan diminta untuk menjawab
pertanyaan. Modul ajar sudah menyertakan berbagai kegiatan yang
berpusat pada peserta didik namun belum terdapat remedial dan
pengayaan.
Asesmen. Pada modul terdapat asesmen untuk mengecek kesiapan
peserta didik berupa asesmen sikap, keaktifan dan asesmen sumatif.
Asesmen cukup jelas untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran
serta juga terdapat asesmen yang membuat peserta didik aktif. Namun
asesmen belum dijelaskan secara rinci hanya secara garis besarnya saja.
2) Berkesinambungan
Pembuatan modul ajar runtut dan disesuaikan dengan model discovery
learning. Dilengkapi dengan pertanyaan kunci yang dapat merefleksi
pembelajaran dan terdapat asesmen yang selaras dengan kegiatan
pemebelajaran.
3) Kontekstual
Modul ajar yang dibuat sudah memuat kegiatan alternatif yang
diimplementasikan pada lingkungan sekolah karena memuat tugas project
dan bisa mengakomodir siswa dengan kebutuhan yang berbeda.
4) Sederhana
Modul ajar sudah menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami
sehingga pembaca tidak kesulitan dalam memahami modul ajar yang
dibuat. Bahasa dan istilah dalam modul ajar sangat mudah dipahami,
terlihat dengan dicantumkannya makna dari istilah baru yang sulit
dimengerti. Pada modul ini kegiatan remedial dan pengayaan dilakukan
karena modul ajar ini dibuat berdasarkan kurikulum merdeka. Peserta didik
yang pemahamannya berada pada level pengayaan diberkan kegiatan yang
berbeda dengan peserta didik yang pemahamannya masih berada pada level
38. remedial. Pada peserta didik yang reedial guru memberikan perhatian lebih,
dengan mengulang materi pelajaran dan membimbing peserta didik sesuai
dengan tingkat pemahamannya. Kemudian, Guru juga telah mencantumkan
daftar pusta di akhir modul ajar sebagai bahan rujukan dalam pembuatan
modul ajar.
Berdasarkan modul ajar sudah cukup memenuhi yang terdapat pada kriteria-
kriteria bersumber dari aspek observasi. Modul ajar yang dikembangkan oleh guru
sudah mencerminkan pengimplementasian Kurikulum Merdeka. Hal ini ditandai
dengan penggunaan istilah Modul Ajar, pertanyaan pemnatik, asesmen formatif dan
sumatif. Serta adanya perlakukan khusus sesuai dengan level tingkat pemahaman
peserta didik.
Di samping itu, sekolah telah menyediakan media pembelajaran yang
terintegrasi dengan teknologi disetiap kelasnya. Sehingga, guru dapat menciptakan
pembelajaran yang lebih berfariasi dengan mengimplementasikan pembelajaran
berbasis teknologi. Guru menampilkan materi ajar dalam bentuk slide yang berfariasi,
serta menautkan link video yang terhubung langsung dengan sumber pelajaran online,
semisal youtube. Sehingga, tercipta proses pembelajaran yang efektif, adannya
komunikasi dua arah antara guru dan peserta didik.
3. Pelaksanaan Pembelajaran
Pada observasi di kelas fase D ini, secara keseluruhan pembelajaran berjalan
dengan sangat baik dan kondusif. Terdapat interaksi yang baik antara peserta didik
dan guru. Guru juga aktif dalam meng-assist siswa yang kurang paham dengan topik
pembelajaran dengan melakukan pendekatan ke meja masing - masing kelompok.
Setiap kelompok juga aktif dalam memberikan idenya ketika bekerja
kelompok. Namun, masih terdapat beberapa individu dalam kelompok yang
menunjukkan kurangnya minat dan antusias dalam pembelajaran. Metode
pembelajaran secara kelompok ini juga diharapkan adanya role dari teman sebaya.
Dimana, pada level ini peserta didik juga sangat terikat dengan lingkungan dan teman
sebaya yang dapat meningkatkan performa mereka dalam pembelajaran. Dianggap,
melalui role teman sejawat siswa diharapkan lebih leluasa dan bebas bertanya
39. mengenai hal-hal yang kurang dimengerti. Dan pada tahap akhir pembeljaran, guru
merangkum hasil diskusi tiap kelompoknya, disini juga guru berusaha untuk
menyamakan pemahaman setiap peserta didik terhadapa materi yang sedang
dipelajari.
Untuk lingkungan, sekolah ini sangat ramah baik dari guru, staff dan peserta
didik yang juga sopan. Sistem kekeluargaan tergambar dilingkungan sekolah, yang
dicerminkan oleh sifat peserta didik dalam pergauan dengan teman sebaya yang
saling menyayangi, kedapa adik tingkat mengayomi dan melingdungi serta
menghormati terhadap kakak tingkat. Hormat dan patuh terhadap tenaga pendidik,
guru juga dicerminkan oleh peserta didik. Menyapa dan seddikit menunduk ketika
melewati guru dan memberikan kursi ketika berada dalam kelas merukan contoh
penghormatan yang telah mampu dilakukan oleh peserta didik.
4. Manajemen Sekolah
Pada manajemen sekolah ada beberapa aspek yang dilihat, yaitu: manajemen
kesiswaan, manajemen kurikulum, manajemen sumber daya sumber, manajemen
sarana dan prasarana, manajemen anggaran, manajemen sistem informasi,
manajemen ketatalaksanaan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan manajemen
kesiswaan di SMP Negeri 8 Padang sudah berusaha memenuhi sarana dan prasarana
untuk peserta didik selain itu sarana prasarana disekolah juga menunjang kualitas
pendidikan dibuktikan dengan adanya ruangan kelas yang nyaman, dan perpustakaan
yang cukup luas dan nyaman. Untuk manajemen kurikulum sekolah menyesuaikan
dengan kurikulum Merdeka dan K-13 dari pemerintah namun sekolah tetap
malaksanakan pemantauan atau supervisi dari Kepala Sekolah, untuk bagian sumber
daya manusia diterapkan dalam pemilihan guru atau GTT dengan interview dan
melihat kinerja diawal, untuk sarana prasarana nya secara umum sudah sangat bagus
,untuk manajemen anggaran sekolah sangat selektif dalam penggunaan data dari
waktu ke waktu yang dilakukan oleh sekolah sekali 6 bulan secara umum dari
penjelasan wakil kepala pengelolaan anggaran sudah sangat terstruktur.
Bagian manajemen sistem informasi sudah digunakan baik guru, siswa ,
bahkan alumni dan yang terakhir manajemen ketatalaksanaan dalam satuan
40. pendidikan dibantu dengan ada nya sistem administrasi yang berbasis data yang dapat
dilihat pada data dapodik seperti adanya EDS , rapor sekolah, dan data dinas
pendidikan. Secara keseluruhan manajemen sekolah sudah tertata dan tersusun
dengan sistematis. Setiap sekolah harus memahami bagaimana cara memanajemen
sekolah dengan baik karena manajemen sekolah sangat penting dan akan
berdampak dalam kegiatan pembelajaran dan interaksi disekolah. Pentingnya
pemahaman terhadap keefektifan sekolah tidak saja dalam kaitan nya dengan
meningkatkan mutu pendidikan tetapi juga sejalan dengan kebijakan nasional yaitu
desentralisasi pendidikan dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Dengan konsep
ini, pemerintah tidak hanya berharap pada meningkatnya mutu pendidikan melainkan
juga tercapainya pemerataan, relevansi, dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan.
Pengalaman di berbagai negara menunjukkan bahwa studi keefektifan sekolah telah
banyak membantu dalam memecahkan masalah pendidikan dalam kaitan dengan
peningkatan mutu Pendidikan (Sabariah, 2021).
Di SMPN 8 Padang memiliki manajemen yang lengkap dimulai dari
mengalokasikan yang efektif yang bersumber pada tiga dana yaitu BOS Reguler,
BOS Kinerja, dan Komite. Pengalokasian dilakukan secara efektif dengan melibatkan
seluruh unsur sekolah. Kemudian, dalam pelaksanaan kurikulum dilakukan secara
baik dan efektif agar dapat terlaksananya kurikulum merdeka.
5. Lingkungan Belajar di Sekolah
SMPN 8 Padang memiliki lingkungan belajar yang sangat mendukung proses
pembelajaran, dibuktikan dengan disediakannya ruangan pembelajaran yang nyaman
ber AC dan media pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi disetiap kelasnya,
seperti proyektor, speaker dan laptop yang dimiliki oleh guru. Selain ruagan dan
media yang memadai, lingkungan belajar di SMPN 8 ini juga didukung oleh guru-
guru yang kompeten dibidangnya. Dibuktikan dengan addanya guru-guru yang telah
tersertifikasi yang berperan sebagai guru pendamping, guru penggerak dan guru
fasilitator.
Disamping itu, sekolah juga selalu berusaha mendekatkan peserta didik
dengan alam. Dibuktikan dengan disediakannya lahan kosong, yang sealu digunakan
41. untuk berkebun, sebagai ajang penanaman cinta lingkungan bagi siswa. Penerapan
pemahaman “Sampahku adalah Tanggungjawabku” juga merupakan kegiatan yang
diintegrasikan dalam keseharian siswa untuk lebih peduli akan kebersihan
lingkungan.
B. Analisis Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama satu minggu dapat disimpulkan
bahwa peserta didik memiliki semangat tinggi dalam belajar, didukung dengan suasana
sekolah dan kelas yang kondusif yang dapat membantu meningkatkan motivasi belajar
peserta didik. Hal ini dapat dibuktikan dalam keaktifan siswa dalam belajar, memiliki
tingkah laku yang sopan dan santun, serta adanya interaksi yang baik antara peserta didik
dan guru.
Guru juga menyajikan pembelajaran dengan menarik dan kreatif seperti
menggunakan perangkat digital yang kemudian di tayangan dalam bentuk video dan
gambar. Guru juga mampu mendampingi peserta didik yang kurang paham tentang topik
pembelajaran dengan melakukan pendekatan secara individu.
Pembelajaran dilakukan dengan berpusat pada peserta didik, hal ini dapat terlihat dari
proses belajar mengajar dimana guru membentuk kelompok kerja yang berdasarkan pada
gaya belajar peserta didik itu sendiri. Selanjutnya, dalam modul kurikulum merdeka,
pembelajaran menggunakan pembelajaran berdiferensiasi.
Manajemen yang terdapat di sekolah berjalan dengan efektif dimana sekolah
mengalokasikan sumber dana yang berasal dari tiga sumber dana yaitu BOS Reguler, BOS
Kinerja, dan Komite. Kemudian, dalam pemenuhan kebutuhan peserta didik sudah
terpenuhi sehingga peserta didik dapat lebih termotivasi dalam pembelajaran.
Dalam interaksi lingkungan sekolah ini sangat ramah, baik dari guru, staff dan peserta
didik. Selanjutnya, sekolah terlihat rapi, bersih dan sehat. Kemudian, dari segi keamanan,
sekolah memiliki tiga lapis pagar yang mana pagar pertama dijaga oleh satpam, pagar
kedua dan ketiga dijaga guru piket.
42. C. Faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan observasi
Salah satu faktor penghambat pelaksanaan observasi karakteristik peserta
didik adalah banyaknya jumlah peserta didik di dalam satu kelas sehingga observer tidak
dapat memperhatikan peserta didik satu persatu secara seksama.
Salah satu faktor pendukung pelaksanaan observasi lingkungan belajar adalah SMPN
8 Padang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum merdeka sehingga
memudahkan observer melakukan observasi terhadap penerapan kurikulum merdeka.
Lalu faktor lain yang mendukung pelaksanaan observasi adalah adanya sikap kooperatif
semua pihak yang terlibat dalam pelaksaan observasi di SMPN 8 Padang yang bersedia
meluangkan waktu untuk diwawancarai mengenai hal-hal yang dibutuhkan oleh observer.
43. BAB III
PENUTUP
A. Simpulan Hasil Observasi
SMPN 8 Padang secara umum sudah berupaya semaksimal mungkin untuk
menyusun perangkat pembelajaran serta membentuk karakter peserta didik sesuai profil
pelajar pancasila dengan menanamkan nilai-nilai ketuhanan, gotong royong, berpikir
kritis, mandiri, dan kreatif di dalam proses pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran di kelas juga berjalan dengan sangat baik dan kondusif
dimana terdapat interaksi yang baik antara peserta didik dan guru. Guru juga aktif dalam
meng assist siswa yang kurang paham dengan topik pembelajaran, manajemen sekolah,
dan lingkungan belajar di sekolah. Sekolah juga memilki manajemen yang lengkap
dimulai dari pengalokasian yang efektif yang bersumber pada tiga dana yaitu BOS
Reguler, BOS Kinerja, dan Komite. Pengalokasian dilakukan secara efektif dengan
melibatkan seluruh unsur sekolah.
B. Refleksi
Observasi adalah tahap awal dalam program PPL ini sebelum melanjutkan ke tahap
praktik pengajaran terbimbing, praktik pengajaran mandiri dan studi kasus. Setelah 1
minggu melakukan observas, banyak sekali hal - hal baru yang kami dapatkan disini.
Dalam observasi ini kami belkerja secara kelompok yang memang sudah di bagi dalam
rombongan belajar. Pekerjaan kelompok dalam observasi ini sangat memudahkan kami
dalam bekerja mengingat banyak sekali hal yang harus menjadi pantauan kami sebagai
mahasiswa PPG di SMPN 8 Padang.
Ketika mengobservasi karakteristik peserta didik, dapat kami simpulkan bahwa
peserta didik di sekolah ini tergolong baik, sopan dan memiliki keinginan yang kuat
dalam belajar. Kami juga dapat merasakan lingkungan belajar yang aman, nyaman dan
juga sehat. Guru pamong yang juga kooperatif sangan membantu kami dalam kegian
pertama atau kegiatan observasi PPL semester ini. Jika dikaitkan dengan teori
perkembangan peserta didik, pada tahapan ini setiap peserta didik pasti mengalami
44. perkembangan fisik, kognitif dan sosio-emosional sejak dari lahir. Perkembangan-
perkembangan ini meliputi beberapa tahap atau fase, sesuai dengan umur individunya.
Dan untuk peserta didik yang sedang di tingkat SMP, perkembangannya termasuk ke
dalam fase remaja. Perkembangan ini akan sangat menentukan akan menjadi pribadi
seperti apa dia saat ini dan nantinya. Perkembangan ini juga akan mempengaruhi
bagaimana peserta didik bersikap di sekolah.
Berdasarkan apa yang kami sampaikan dalam laporan hasil observasi dan lampiran -
lampiran yang kami sediakan dapat direfleksikan bahwa kegiatan observasi ini berjalan
baik dan lancar berkat kerjasama semua pihak, baik dalam internal kelompok kami
sendiri, rekan kerja kelompok lain, pihak sekolah dan guru pamong.
C. Rencana Tindak Lanjut
Untuk selanjutnya, observer berencana untuk memperbanyak referensi dalam
menginterpretasi hasil observasi yang telah dilakukan. Referensi dibutuhkan untuk
memperluas wawasan dari observer, yang mana observer perlu memahami keadaan yang
akan di observasi. Selanjutnya ialah observer berencana untuk meningkatkan kemampuan
observasi dengan melakukan banyak pengamatan di tempat yang berbeda agar dapat
membandingkan hasil observasi. Dalam mengobservasi, observer perlu menganalisis
dengan cermat hasil dari observasi.