1. Laringitis Akut
Bagian ilmu Kesehatan THT
FK Universitas Kristen Maranatha
Rumah Sakit Immanuel
Bandung, 2023
Pembimbing : dr. Yan Edwin Bunde, Sp.THT-KL., M.H.Kes
Oleh : Gabriel Tangdirerung Rapa’ 2215005
2. Nama : Tn. D
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tinggal : Sumedang
Suku Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai Negeri
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Identitas Pasien
3. Keluhan Utama: Suara Serak
Pasien datang ke RSUD Sumedang dengan keluhan suara serak sejak 4
hari yang lalu. Awalnya saat pasien berbicara terdengar suara pasien menjadi
serak, dan semakin lama suara menjadi susah keluar. Keluhan didahului rasa
tidak nyaman pada tenggorokan yang kemudian terasa nyeri terutama jika
berbicara dan saat menelan. Keluhan juga disertai dengan adanya demam
sepanjang hari, mendadak tinggi, dan sesak nafas. Pasien juga mengeluh
lemas pada seluruh badan. Pasien menyangkal adanya hidung tersumbat, dan
tersedak saat makan.
Anamnesis
4. ● R. Penyakit Dahulu : Tidak pernah mengalami gejala serupa, hipertensi (-
), diabetes mellitus (-), asma (-)
● R. Penyakit Keluarga : Teman kerja mengalami batuk 6 hari yang lalu
● R. Kebiasaan : Merokok, 3-4 batang sehari
● R. Pengobatan : -
● R. Alergi : Alergi pada obat-obatan dan makanan (-)
Anamnesis
5. ● Keadaan umum : Tenang
● Kesadaran : Compos mentis
● Kesan sakit : Sakit ringan
● BB : 75 kg
● TB : 170 cm
● BMI : 25,95
● Tanda vital :
○ Tekanan Darah : 120/80 mmHg
○ Respirasi : 50x/menit
○ Nadi : 63x/menit
○ Suhu : 38,2°C
○ SaO2 : 90%
Pemeriksaan Fisik
6. Kepala
● Wajah : Bentuk/ukuran simetris, oedem (-), nyeri tekan (-)
● Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
● Hidung : bentuk normal, tidak ada deviasi, pernafasan cuping hidung (-)
● Mulut : Mukosa mulut dan bibir kering, bibir sianosis (+), lidah letak sentral, uvula
normal, tonsil T1/T1, warna merah muda, dinding posterior faring hiperemis (-)
Leher
● KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid DBN, trakea letak sentral Thorax
(Pulmo)
○ Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris, retraksi suprasternal (+)
○ Palpasi : Bentuk dan pergerakan simetris, taktil fremitus normal
○ Perkusi : Sonor
○ Auskultasi : VBS +/+, stridor (+)
Status Generalis
14. ● Tonsila lingualis tidak membesar, tumor (-)
Mukosa Epiglottis : hiperemis, oedem, bentuk seperti sendok, anterior,
berdiri/vertikal
● Mukosa Glotis : hiperemis, oedem
● M. Vokalis : abduksi pita suara tidak penuh, tensor tidak penuh, oedem,
adduksi pita suara penuh, letak lateral
● Mukosa Subglotis : sulit dinilai
● Larynx dapat naik ke atas
Laringoskopi Indirek
15. Anamnesis
● Disfonia diawali rasa tidak nyaman pada tenggorokan 4 hari yang lalu
● Disertai odinofagia,febris, dyspnoe dan malaise
● Riwayat Penyakit Keluarga : Teman kerja mengalami batuk 6 hari yang lalu
● Riwayat Kebiasaan : Merokok, 3-4 batang sehari
Pemeriksaan Fisik
● Tanda Vital :
○ Respirasi : 50x/menit → Meningkat (dyspnoe)
○ Suhu : 38,2°C → Febris
Status Generalis
● Kepala
○ Mulut : Mukosa mulut dan bibir kering, bibir sianosis
● Thorax (Pulmo) :
○ Retraksi suprasternal (+)
○ Auskultasi : Stridor (+)
Resume
16. Pemeriksaan Fisik THT
● Mukosa Epiglottis : Hiperemis dan oedem
● Mukosa Glottis : Hiperemis dan oedem
● M. Vokalis : Abduksi pita suara tidak penuh, tensor tidak penuh, oedem
Resume
19. Non - medikamentosa
● Istirahat bicara
● Menghindari merokok
● Menggunakan humidifier
● Makanan bergizi tinggi
● Minum air cukup
● Hindari menggunakan suara yang berlebih
Medikamentosa
● Paracetamol Tablet 500 mg 3x1 tablet
Penatalaksanaan
20. ● Quo ad vitam : ad bonam
● Quo ad functionam : ad bonam
● Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Prognosis
24. ● Otot ekstrinsik suprahyoid :
○ M.digastricus, m.geniohioid,
m.stylohyoid, dan m. milohioid.
● Otot ekstrinsik infrahioid :
○ m.Sternohioid dan m.tirohioid.
○ Otot ekstrinsik laring yang suprahyoid
berfungsi menarik laring ke bawah
sedangkan yang infrahioid menarik
laring ke atas.
● Otot intrinsic laring
○ M.krikoaritenoid lateral,
m.tiroepiglotica, m.vocalis,
m.tiroaritenoid, m.ariepiglotica, dan
m.krikotiroid. Otot-otot ini terletak di
bagian lateral laring
● Otot yang terletak dibagian posterior laring :
○ m.arytenoid transversum, m.arytenoid
obliq, dan m.krioaritenoid posterior.
34. Peradangan pada mukosa larynx (pita suara) yang dapat menyebabkan
suara parau, nyeri menelan dan sesak. Laringitis merupakan kelanjutan
dari rinofaringitis akut atau sebagai manifestasi dari radang saluran
nafas atas.
Definisi
35. Infeksi
● Virus
○ Rhinovirus
○ Virus parainfluenza
○ Adenovirus
○ Influenza
● Bakteri
○ Streptococcus pneumoniae
○ Haemophilus influenzae
○ Moraxella catarrhalis
● Jamur
○ Biasanya pada pasien yang
menggunakan steroid
inhalasi
Etiologi
Non-Infeksi
● Penggunaan pita suara
berlebihan
● Pajanan polutan eksogen
● Refluks gastroesofagus (GERD),
lebih khusus lagi GERD ekstra
esofagus, disebut refluks
laringofaring (LPR).
● Penyebab lingkungan sepert
alergi musiman atau polusi udara
musiman atau konstan →
menyebabkan iritasi pada pita
suara.
● Menghirup zat berbahaya, baik
yang disengaja
36. 1. Laringitis akut (laringitis akut viral)
○ Seringkali ringan dengan onset 3-7 hari, dapat sembuh sendiri
○ Biasanya didahului ISPA akibat virus
○ Infeksi sekunder bakteri biasanya terjadi setelah hari ke 7.
○ Pada anak dapat menimbulkan sumbatan jalan nafas
2. Laringitis kronis
○ Berlangsung >3 minggu
○ Laringitis non Spesifik : disebabkan oleh infeksi pada saluran pernapasan, seperti
selesma ,bronkhitis atau sinusitis. Akibat paparan zat-zat yang membuat
iritasi,seperti asap rokok, alkohol yang berlebihan, asam lambung atau zat-zat
kimia yang terdapat pada tempat kerja, terlalu banyak menggunakan suara,
dengan terlalu banyak bicara, berbicara terlalu keras atau menyanyi (vokal abuse).
○ Laringitis Spesifik : Laringitis Tuberkulosa, Laringitis difteri, Herpes Laring,
Laringitis candidiasis, Laringitis Luetika.
Klasifikasi
37. ● Udara yang dingin
● Turunnya daya tahan tubuh yang disebabkan infeksi virus influenza
● Konsumsi makanan yang kurang gizi
● Konsumsi alkohol yang berlebihan
● Merokok
● Kontak dengan penderita sakit tenggorokan atau demam
Faktor Risiko
39. Infeksi pada mukosa larynx yang
disebabkan oleh berbagai macam
etiologi
Infeksi pada epitelium saluran nafas bersilia
Pelepasan sel-sel imun seperti histiosit,
limfosit, sel plasma dan sel PMN
Nyeri dan oedem pada mukosa pita suara →
pergerakan pita suara mengalami gangguan →
Disfonia
Sel goblet akan meningkatkan sekresi mukus
Kongesti dari saluran nafas
Dypsnoe
40. ● Demam
● Malaise
● Suara parau 🡪 suara kasar atau suara susah keluar atau suara keluar dengan
nada lebih rendah dari suara biasa (dysfonia) bahkan bisa sampai afoni
● Sesak nafas dan stridor
● Nyeri menelan
● Batuk kering yang lama-kelamaan disertai dengan dahak kental
Gejala Klinis
41. ● Gelisah
● Air hunger (megap-megap)
● Sesak bertambah berat dengan sianosis
● Retraksi suprasternal & epigastrium
Tanda Obstruksi Jalan Nafas Pada
Anak
42. ● Stadium I : Retraksi fossa suprasternal, penderita tenang, stridor inspirasi
● Stadium II : Retraksi fossa suprasternal + retraksi epigastrium; penderita
mulai gelisah, stridor inspirasi
● Stadium III : Retraksi fossa suprasternal, supra dan infraklavikula, interkostal
; penderita lebih gelisah, stridor inspirasi & ekspresi
● Stadium IV : Retraksi stadium III + sangat gelisah, ketakutan, sianosis 🡪
lemah, tertidur; frekuensi pernafasan makin cepat 🡪 semakin melambat 🡪
berhenti.
Ktriteria Jackson
43. ● Laringoskopi direk maupun
indirek akan tampak plika
vocalis berwarna merah dan
oedem.
Pemeriksaan Fisik
44. Foto Rontgen : Leher AP (antero-posterior) dan foto soft tissue lateral
Pemeriksaan Penunjang
“Thumb Sign” “Steeple Sign”
45. ● Non medikamentosa
○ Istirahat berbicara dan bersuara 2-3 hari
○ Bila sesak pasang O2 2 liter permenit
● Medikamentosa
○ Antibiotik golongan penicillin
○ Kortikosteroid untuk mengatasi oedem larynx
Penatalaksanaan
47. ● Hindari rokok dan asap rokok agar tenggorokan tidak semakin
kering
● Minum banyak air supaya lendir yang terdapat di tenggorokan tidak
terlalu banyak dan mudah untuk dibersihkan
● Batasi penggunaan alkohol dan kafein
● Menghindari makanan yang mengiritasi seperti makanan pedas dan
minum es
● Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi
dan olahraga teratur
● Bila terkena ISPA obati sampai tuntas
Penatalaksanaan
48. Komplikasi dapat terjadi ketika laringitis disebabkan oleh infeksi. Infeksi
tersebut dapat menyebar ke bagian lain di saluran pernapasan, misalnya ke
paru-paru.
● Pneumonia
● Bronkitis
Komplikasi
● Karena ini seringkali merupakan kondisi yang dapat sembuh sendiri,
prognosis biasanya baik
● Jika pasien menyelesaikan terapi yang direkomendasikan → prognosis dan
kualitas perbaikan suara menjadi lebih baik.
● Jika terjadi maladaptasi vokal, dapat dilakukan speech therapy.
Prognosis