SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
Laporan Kasus Kematian
Nama : Tn. MN
umur : 54 tahun
MRS : 24 Mei 2022
Lama Rawatan : 8 hari
DPJP : dr. Dewi Behtri, Sp.P (K)
Diagnosis Masuk :
- TB Paru kasus putus obat
- Susp Drug Induced Hepatitis (DIH)
- Efusi pleura bilateral
- HIL Dextra
- Hipoalbuminemia
- Malnutrisi
Keluhan utama : Sesak napas
Keluhan lain : Nyeri dada , batuk berdahak
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien rujukan dari RSUD fauziah bireun datang dengan keluhan sesak nafas
yang dirasakan sejak + 5 bulan terakhir dan memberat 2 minggu ini. Sesak nafas
dipengaruhi aktifitas fisik, tidak disertai dengan suara mengi. Pasien juga
mengeluhkan nyeri dada yang memberat ketika batuk. Batuk berdahak dikeluhkan
pasien sejak + 5 bulan, batuk darah (-), riwayat demam berulang (+) namun untuk
saat ini tidak dikeluhkan. Penurunan BB (+) turun 10 kg dalam waktu 5 bulan
terakhir. Penurunan nafsu makan (+), keringat malam (-), cepat lelah(+). Pasien
juga mengeluhkan nyeri perut dengan perut mengeras sejak 15 hari yang lalu,
awalnya keluhan terasa perut kembung, kemudian terasa mengeras dan nyeri.
Pasien tidak bisa BAB sejak 1 minggu terakhir. Pasien juga mengeluhkan benjolan
yang membesar didaerah selangkangan 4 tahun benjolan dirasakan pasien
semakin besar dan terasa nyeri dalam 15 hari terakhir, mual (+) muntah(+) Kaki
bengkak sejak dirawat.
• RPD : TB (-), Asma (-), Hipertensi (+), DM (-)
Pasien di rawat di RS arun selam 12 hari,
dilakukan pemasangan WSD. didapatkan
cairan dari selang WSD sekitar 1500 cc,
namun tidak dilakukan analisa cairan
pleura.
• RPO : OAT (-), Inhaler (-), Nebulizer (-)
OAH (+) Amlodipin, OAD (-)
terapi di RS Arun injeksi Ceftriaxon,
ranitidin, dexamethason, furosemide,
ketorolac
• Riwayat Alergi : tidak ada
• Riwayat vaksin covid : tidak ada
• RPK : tidak ada keluarga yang mempunyai
keluhan yang sama seperti os
• RKS : Riwayat merokok (-)
Pemeriksaan Fisik 21/05/2022 (H-1)
Vital sign :
KU : Tampak lemah
Kes : CM
TD : 172/107 mmHg
Nadi : 107 x/i
RR : 28 x/i
Suhu : 36,00C
SpO2 : 97% dengan O2 NK 5
LPM
BB : 45 kg
TB : 155cm
IMT : 17,78
Gizi : Underweight
 Perut : soepel, bising usus
terdengar normal, nyeri
tekan epigastrium (+)
 Hati & limpa tidak teraba
 Ballotemen ginjal ka/ki
tidak teraba
 Alat kelamin : tidak
dievaluasi
 Anggota gerak :
Clubbing finger (+)
edema pretibial (-)
sianosis (-)
 Kepala : Normocephal,
 Mata : anemis (-/-)
ikterik (-/-)
 Lidah : stomatitis (-)
 Leher : Pembesaran KGB
(-)
 Axila: pemb. KGB (-)
 Dada : tidak tampak
venektasi
 Jantung : BJ I > II normal,
murmur(-), gallop (-)
 PARU
Di slide berikutnya
Inspeksi :
Asimetris, Kanan tertinggal, Venektasi (-), penggunaan otot bantu
napas (-), retraksi iga (-), expirasi memanjang (+),WSD terpasang
di hemithorak kanan
Palpasi Kanan Kiri
Lap. Paru Atas SF kanan < SF kiri
Lap. Paru Tengah SF kanan < SF kiri
Lap. Paru bawah SF kanan < SF kiri
Auskultasi
Lap. Paru Atas Ves menurun Ves (+) meningkat
Lap. Paru Tengah Ves menurun Ves (+) meningkat
Lap. Paru bawah Ves menurun Ves (+)
Perkusi
Lap. Paru Atas Hipersonor Sonor
Lap. Paru Tengah Hipersonor Sonor
Lap. Paru bawah redup Sonor
Pemeriksaan Fisis Paru
Wheezing Kanan Kiri
Lap. Paru Atas - -
Lap. Paru Tengah - -
Lap. Paru bawah - -
Rhonki Kanan Kiri
Lap. Paru Atas - +
Lap. Paru Tengah - +
Lap. Paru bawah - -
Pemeriksaan Fisis Paru
21/05/2022 22/05/2022 Reference interval
Hb 11,8 14,0 – 17,0 g/dl
Ht 33 45 - 56%
Erit 4,1 4,2- 5.403/mm3
Leuko 18,72 4,5 – 10,5. 103/mm3
Trom 193 150 – 450x103/ mm3
MCV 80 80 – 100 fL
MCH 29 27 -31 pg
MCHC 35 32 – 36%
RDW 14,9 11,5 – 14,5 %
Hit jenis
E/B/NB/NS/L/M
0/0/1/89/7/3 0-6/0-2/2-6/50-70/20-40/2-7 %
SGOT/SGPT 23/37 <35 / <45
Ur/Cr 81/0,40 13-43 / 0.67-1,17
Asam Urat 2,6-6,0
Na/K/Cl 143/4,00/114 147/3,40/112 132-146/3,7-5,4/98-106
Kalsium - 8,6 – 10,3 mg/dL
HBsAg - Non reaktif
Pt aptt 15,50/42,40 11,50-15,50 / 26,00-37,00
D-Dimer >4000 <500
Albumin 2,60 3,5-5,2
CRP Kualitatif Negatif
Laboratory
AGDA
Analisa Gas Darah 21/05/2022
pH 7,503 7,35-7,45
pCO2 51,10 35-45
pO2 63 80-100
Bikarbonat (HCO3) 40,5 23-28
Total CO2 42,1 23,2-27,6
Kelebihan Basa (BE) 15,2 (-2) - (+2)
Saturation O2 92,7 95-100
EKG 21/05/22
Kesimpulan : sinus takikardi, QRS rate 103
x/I, LAD, Poor R progression dan QS
pattern di V1-V3 dengan PVC occasional
Hasil Ro Thorax RS Arun Lhokseumawe
12/ 05/ 2022
Hasil Ro Thorax RS Arun Lhokseumawe
•Marker L di sebelah kiri
•Proyeksi Supine
•Kesimetrisan baik, eksposure cukup
•Tulang tampak intak tidak ada deformitas
dan destruksi
•Trakea tampak di tengah
•ICS Kanan dan kiri melebar
•Elongasi/dilatasi aorta normal
•Diafragma kanan berbentuk kubah
•Diafragma kiri berbentuk kubah
•Sudut costofrenicus kiri dan kanan tajam.
•Tampak selang WSD di hemithorak kanan
•Tampak avascular di hemithorak kanan
•Kesan : Hidropneumothorak dekstra
20/ 05/ 2022
USG thorak (21/5/2022)
DIAGNOSIS & TATALAKSANA
Planing terapi :
- Diet lunak
- O2 NK 4 Lpm
- IVFD RL 15 gtt/I
- Drip Levofloxacin 750mg/ 24 jam
- Drip Aminofluid 1 fls/24 jam
- Inj Omeprazole 40mg/12 jam
- Inj Ketoprofen 1 amp/8 jam
- Curcuma 3x1
Diagnosis Kerja :
• Sepsis ec severe pneumonia
• HAP
• Hidropneumothorak dextra on WSD
ec dd 1. Infeksi 2. Malignancy
• Mikrotrombosis sistemik
• Hipoalbuminemia (2,6)
• Geriatri problem
• Low Intake
DIAGNOSIS & TATALAKSANA
Planing Diagnostik :
• Foto Thorax (20/5/22) terlampir
• Cek DR, Ur/Cr, GDS, Elektrolit, SGOT, SGPT
• Pleuroskopi (Perbaikan KU)
• USG thorak
• CT-Scan Thorax
• EKG
• Cek AGDA, CRP, procalsitonin
• Kultur sputum Mo gram K/R
• Kultur darah
• Sitologi, Analisa dan kultur Caira pleura
• Konsul Gizi klinik
• Konsul kardiologi
Planing Evaluasi :
• Evaluasi TTV dan KU
• Evaluasi WSD
FOLLOW UP
FOLLOW UP
FOLLOW UP
Kultur Darah (21/5/2022)
Konsul Kardiologi (21-4-2022)
Ass/
- Hipertensi stage I pada HHD
- PVC occasional
- Hidropneumothorak dextra on WSD ec dd 1. Infeksi 2. Malignancy
- Hipoalbuminemia (2,6)
- Susp. Massa paru kanan
Th/
Untuk saat ini terapi dari bagian paru dilanjutkan dengan Amlodipin 1x10 mg
(po) di lanjutkan dengan saran pemeriksaan :
- BNP atau NT pro BNP
- Pemeriksaan elektrolit lengkap (Ca, Mg, Na, K, Cl)
- Pasien akan diikuti bagian kardiologi dan menunggu hasil pemeriksaan
yang disarankan
Konsul Gizi Klinik (21-5-2022)
Ass/
Malnutrisi berat
P/
Diet sementara air gula 3x50 ml
Puding 2 kali sehari
(sedikit-sedikit tapi sering)
ACC IVFD B-Fluid 10-15 tpm selang seling Dextrose 10%
Konsul ICU (23-5-2022)
• Untuk saat ini ICU dalam keadaan Full Bed
23-5-2022
Critical Time
Pukul 08.30 WIB
S : Sesak napas berat, penurunan kesadaran
O:
Kes : Somnolen
TD: 110/70 mmhg
RR : 40 x/I
N : 140 x/I
SpO2 : 72 % dengan 25 lpm CPAP
P/
- Folket TTV dan saturasi
- Edukasi keluarga pasien
- IVFD Nacl 0,9% loading 40 gtt/I sebanyak 200cc
- Drip Vascon 0,05 meq
- Produksi urine 250cc/8 jam (kateter terpasang)
- Pantau ketat
jam 09.00
S : sesak napas berat, penurunan kesaadaran (+), akral dingin (+)
O:
Kes : delirium
TD: 76 /42 mmhg
RR : 40 x/I
N : 130 x/I
spo2 : 70 % 25 Lpm CPAP
P/
- folket TTV dan saturasi
- Edukasi keluarga pasien
- Drip Vascon 0,05 meq
- Produksi urine 250cc/8jam (kateter terpasang)
- Pantau ketat
jam 09.40
S : sesak napas, penurunan kesaadaran (+), akral dingin (+)
O:
Kes : suporus koma, GCS : E1M2V1
TD: 60/30 mmhg
RR : 12 x/I
N : 45 x/I
spo2 : 69 % 25 Lpm CPAP
P/
- folket TTV dan saturasi
- Edukasi keluarga pasien
- Drip Vascon 0,05 meq titrasi dosis 0,09 meq
- Pantau ketat
jam 09.55
S : Apnue
O:
TD : Tidak terukur
RR : Tidak terukur
N : Tidak terukur
spo2 : Tidak terukur
- EKG : Asistol
- Pupil : Dilatasi maksimal Pasien dinyatakan meninggal dihadapan dokter jaga,
perawat dan keluarga pasien.
P/ AFF WSD
• Penyebab langsung kematian : Syok Sepsis
Penyebab tidak langsung adalah : Severe
Pneumonia + mikrotrombosis sistemik
PEMBAHASAN
Hidropneumothorax
Pendahuluan
• Hidropneumotoraks adalah suatu keadaan dimana terdapat
udara dan akumulasi cairan berlebih di dalam rongga pleura yang
dapat mengakibatkan kompresi paru.
epidemiologi
Pencatatan tentang insiden dan prevalensi hidropneumothorak belum
ada dilakukan, namun insiden dan prevalensi pneumotoraks berkisar
antara 2,4 - 17,8 per 100.000 penduduk per tahun. Menurut Barrie dkk,
seks ratio laki-laki dibandingkan dengan perempuan 5:1. Ada pula
peneliti yang mendapatkan 8:1. Pneumotoraks lebih sering ditemukan
pada hemitoraks kanan dari pada hemitoraks kiri. Pneumotoraks
bilateral kira-kira 2% dari seluruh pneumotoraks spontan. Insiden dan
prevalensi pneumotoraks ventil 3 — 5% dari pneumotoraks spontan.
Kemungkinan berulangnya pneumotoraks menurut James dan Studdy
20% untuk kedua kali,dan 50% untuk yang ketiga kali.
Etiologi
HidroHidropneumotoraks spontan terjadi oleh karena pecahnya bleb atau kista kecil yang diameternya tidak lebih dari 1-2 cm
yang berada di bawah permukaan pleura viseralis,
dan serinHidropneumotoraks spontan terjadi oleh
karena pecahnya bleb atau kista kecil yang
diameternya tidak lebih dari 1-2 cm yang berada di
bawah permukaan pleura viseralis, dan sering
ditemukan di daerah apeks lobus superior dan
inferior. Terbentuknya bleb ini oleh karena adanya
perembesan udara dari alveoli yang dindingnya ruptur
melalui jaringan intersisial ke lapisan jaringan ikat
yang berada di bawah pleura viseralis.
1. rah apeks lobus superior dan inferior.
Terbentuknya bleb ini oleh karena adanya
perembesan udara dari alveoli yang dindingnya
Etiologi
Hidropneumothoraks spontan sekunder bisa
merupakan komplikasi dari TB paru dan
pneumothoraks yaitu dengan rupturnya fokus
subpleura dari jaringan nekrotik perkejuan sehingga
tuberkuloprotein yang ada di dalam masuk rongga
pleura dan udara dapat masuk dalam paru pada
proses inspirasi tetapi tidak dapat keluar paru ketika
proses ekspirasi, semakin lama tekanan udara dalam
rongga pleura akan meningkat melebihi tekanan
atmosfer, udara yang terkumpul dalam rongga pleura
akan menekan paru sehingga sering timbul gagal
napas.
KLASIFIKASI
Hidropneumotoraks dapat dibagi berdasarkan atas beberapa hal, yaitu :
Berdasarkan kejadian :
Berdasarkan Lokalisasi
(a) Pneumotoraks parietalis
(b) Pneumotoraks mediastinalis
(c) Pneumotoraks basalis
Berdasarkan tingkat kolapsnya jaringan paru
(1) Pneumotoraks totalis
(2) Pneumotoraks parsialis
Berdasarka Fistel
Pneumotoraks ventil
Pneumotoraks terbuka
Pneumotoraks tertutup
Diagnosis
Penatalaksanaan Medik
Pada hidropneumotoraks yang kecil biasanya tidak perlu dilakukan
pengobatan, karena tidak menyebabkan masalah pernafasan yang
serius dan dalam beberapa hari udara akan diserap.
Tindakan pengobatan hidropneumotoraks tergantung dari luasnya
permukaan hidropneumotoraks.
Tujuan dari penatalaksanaan ini yaitu untuk mengeluarkan udara dari
rongga pleura, sehingga paru-paru bisa kembali mengembang.
Observasi dan pemberian tambahan oksigen.
Aspirasi sederhana dengan jarum dan pemasangan tube torakostomi dengan atau
tanpa pleurodesis.
Tindakan ini dilakukan seawal mungkin pada pasien pneumotoraks yang
luasnya>15%. Tindakan ini bertujuan mengeluarkan udara drongga pleura
(dekompresi).Tindakan dekompresi ini dapat dilakukan dengan cara :
WATER SEALED DRAINAGE ( WSD )
Merupakan tindakan invasif yang dilakukan
untuk mengeluarkan udara, cairan (darah, pus)
dari rongga pleura, rongga thoraks, dan
mediastinum dengan menggunakan pipa
penghubung.
Sepsis
• Sepsis: disfungsi organ yang mengancam jiwa
karena respons disregulasi yang mengalami infeksi.
• dapat disebabkan oleh berbagai proses penyakit
seperti pankreatitis, keganasan, reaksi transfusi,
trauma, dan infeksi yang menyebabkan demam
atau hipotermia, takikardia, sesak nafas, dan
leukositosis atau leukopenia.
• Sepsis berat: sepsis ditambah dengan disfungsi
organ atau jaringan hipoperfusi yang diinduksi oleh
sepsis
• Sepsis syok: penderita yang memiliki gejala
Hipotensi membutuhkan vasopresor untuk
mempertahankan tekanan darah rata-rata 65 mm
Hg atau lebih tinggi dan kadar laktat serum lebih
besar dari 2 mmol/L (18 mg/dL) meskipun telah
dilakukan resusitasi volume yang memadai.
EPIDEMIOLOGI
• Sepsis berat: penyebab kematian yang umum di ICU
dengan angka kematian 10,3 kasus per 100.000
penduduk pada tahun 2010 di AS.
• Syok septik: terjadi pada 40% pasien dengan sepsis
berat dengan tingkat kematian 30% sampai 66%
ETIOLOGI
• Sepsis terlihat paling sering pada orang tua dan
dengan kondisi komorbiditas predisposisi infeksi,
seperti diabetes atau penyakit
immunocompromise.
• Penggunaan agen imunosupresif juga merupakan
faktor predisposisi umum. Selain itu, sepsis
merupakan komplikasi umum setelah operasi besar,
trauma, dan luka bakar yang luas. Pasien dengan
kateter atau perangkat juga berisiko tinggi.
• Usia <10 tahun dan >70 tahun
• penyakit primer (misx, sirosis hati, alkoholisme, diabetes mellitus, penyakit
kardiopulmoner, keganasan padat, dan keganasan hematologi)
• Imunosupresi (misalnya, dari neutropenia, terapi imunosupresif, terapi
kortikosteroid, injeksi atau penggunaan obat IV.
• Operasi besar, trauma, luka bakar
• prosedur invasif (misalnya, penempatan kateter, perangkat intravaskular,
perangkat prostetik, kateter hemodialisis dan dialisis peritoneal, atau tabung
endotrakeal)
• Pemberian antibiotik
• rawat inap berkepanjangan
• kerentanan genetik yang mendasari
• Faktor lain (misalnya, persalinan, aborsi, dan malnutrisi)
• infeksi, didokumentasikan atau dicurigai, dan beberapa hal
berikut (SIRS)
• Variabel umum
• Demam (>38,3 Hai C)
• Hipotermia (suhu inti < 36 HaiC)
• Denyut jantung > 90/menit atau lebih dari dua sehingga di atas
nilai normal untuk usia
• Takipnea
• Status mental yang berubah
• Edema yang signifikan atau keseimbangan cairan positif
(>20mL/kg selama 24 jam)
• Hiperglikemia (glukosa plasma > 140 mg/dL atau 7,7 mmol/L)
tanpa adanya diabetes
• Variabel inflamasi
• Leukositosis (jumlah WBC > 12.000 L)
• Leukopenia (WBC <4000️L)
• Hitung WBC normal dengan lebih dari 10% bentuk yang belum
matang
• Protein C-reaktif plasma lebih dari dua sehingga di atas nilai
normal
• Prokalsitonin plasma lebih dari dua sehingga di atas nilai normal
• Variabel hemodinamik
• Hipotensi (SBP <90 mmHg, MAP <70 mmHg atau SBP> 40
mmHg pada orang dewasa atau kurang dari dua SD di bawah
normal untuk usia)
• Variabel disfungsi organ
• Hipoksemia arteri (PaO2 < 300)
• Oliguria akut (keluaran urin <0,5mL/kg/jam selama minimal 2 jam
meskipun telah dilakukan resusitasi cairan yang adekuat)
• Peningkatan kreatinin> 0,5 mg / dL
• Kelainan koagulasi (INR> 1,5 atau aPTT> 60s
• Ileus (tidak ada bising usus)
• Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000 ️L )
• Hiperbilirubinemia (bilirubin plasma total >4 mg/dL)
• Variabel Perfusi Jaringan
• Hiperlaktatemia (> 1 mmol/L)
• Pengisian kapiler berkurang atau tidak sama sekali
QSOFA
PENANGANAN
• Mulai terapi antibiotik (dosis dan spektrum yang sesuai)
• Sadarkan pasien, lakukan pemeriksaan untuk mengoreksi
hipoksia, hipotensi, dan gangguan oksigenasi jaringan
(hiperfusi)
• Identifikasi sumber infeksi, dan obati dengan terapi
antimikroba, pembedahan, atau keduanya (kontrol sumber)
• Mempertahankan fungsi sistem organ yang memadai, dipandu
oleh pemantauan kardiovaskular, dan mengganggu
perkembangan sindrom disfungsi organ multipel (MODS)
• Jika terjadi hipotensi, bolus cairan kristaloid 30
mL/kg (1-2 L) Selama 30-60 menit
• Kateter urin
• Pemberian vasopresor untuk hipotensi yang tidak
respon resusitasi cairan awal
• Oksigen tambahan harus diberikan kepada semua
pasien dengan dugaan sepsis
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Berikut beberapa etiologi hidropneumothoraks:1. Pneumotoraks spontan yang disebabkan pecahnya bleb paru atau kista kecil di bawah permukaan pleura viseralis, sering ditemukan di apeks lobus atas dan bawah paru. 2. Pneumotoraks sekunder yang disebabkan oleh penyakit paru seperti tuberkulosis, penyakit paru interstisial, penyakit paru obstruktif kronis.3. Pneumotoraks traumatik akibat c

Nurtika CBD Diare Kronis.pptx
Nurtika CBD Diare Kronis.pptxNurtika CBD Diare Kronis.pptx
Nurtika CBD Diare Kronis.pptxNurtika2
 
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptx
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptxNeuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptx
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptxRashmeetaThadhani1
 
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptxCASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptxMuhammadMutashimBill
 
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxPPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxLintangFifgiAndila
 
LU morpot 12-4-2021.pptx
LU morpot 12-4-2021.pptxLU morpot 12-4-2021.pptx
LU morpot 12-4-2021.pptxAriefGusman
 
216781903 case-anestesi
216781903 case-anestesi216781903 case-anestesi
216781903 case-anestesihomeworkping8
 
laporan tugas terkini yang akan ditugaskan ke tim
laporan tugas terkini yang akan ditugaskan ke timlaporan tugas terkini yang akan ditugaskan ke tim
laporan tugas terkini yang akan ditugaskan ke timAdeliaPutri706077
 
Case Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseCase Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseDondy Juliansyah
 
Laporan ICU Barat Jumat, 02 Februari 2024.pptx
Laporan ICU Barat Jumat, 02 Februari 2024.pptxLaporan ICU Barat Jumat, 02 Februari 2024.pptx
Laporan ICU Barat Jumat, 02 Februari 2024.pptxAdeliaPutri706077
 
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK.pptx
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK.pptxPENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK.pptx
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK.pptxVJPex
 
Case eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yaCase eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yabeequeen_30
 
Kaslit Noor revisi.pptx
Kaslit Noor revisi.pptxKaslit Noor revisi.pptx
Kaslit Noor revisi.pptxRaziRazi14
 
PPT CASE 2 IVAN.pptx
PPT CASE 2 IVAN.pptxPPT CASE 2 IVAN.pptx
PPT CASE 2 IVAN.pptxivand15
 
PPT case kematian - ID.pptx
PPT case kematian - ID.pptxPPT case kematian - ID.pptx
PPT case kematian - ID.pptxindah107935
 
Presentasi1.pptx
Presentasi1.pptxPresentasi1.pptx
Presentasi1.pptxKahyaChann
 
170936090-Laporan-Kasus-TB-Paru.ppt
170936090-Laporan-Kasus-TB-Paru.ppt170936090-Laporan-Kasus-TB-Paru.ppt
170936090-Laporan-Kasus-TB-Paru.pptnurulhidayah887063
 
Tn. AM, Masa paru kanan (wecompress.com).pptx
Tn. AM, Masa paru kanan (wecompress.com).pptxTn. AM, Masa paru kanan (wecompress.com).pptx
Tn. AM, Masa paru kanan (wecompress.com).pptxivand15
 

Similar to Berikut beberapa etiologi hidropneumothoraks:1. Pneumotoraks spontan yang disebabkan pecahnya bleb paru atau kista kecil di bawah permukaan pleura viseralis, sering ditemukan di apeks lobus atas dan bawah paru. 2. Pneumotoraks sekunder yang disebabkan oleh penyakit paru seperti tuberkulosis, penyakit paru interstisial, penyakit paru obstruktif kronis.3. Pneumotoraks traumatik akibat c (20)

Kasmen Suta 23 Agustus 2022.pptx
Kasmen Suta 23 Agustus 2022.pptxKasmen Suta 23 Agustus 2022.pptx
Kasmen Suta 23 Agustus 2022.pptx
 
Nurtika CBD Diare Kronis.pptx
Nurtika CBD Diare Kronis.pptxNurtika CBD Diare Kronis.pptx
Nurtika CBD Diare Kronis.pptx
 
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptx
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptxNeuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptx
Neuro 2023 Kasus Stroke Lansia FR HT.pptx
 
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptxCASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
CASE REPORT - CARCINOMA RECTAL tumor.pptx
 
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptxPPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
PPT Kasus Kecil Rheumatologi LINTANG edit.pptx
 
LU morpot 12-4-2021.pptx
LU morpot 12-4-2021.pptxLU morpot 12-4-2021.pptx
LU morpot 12-4-2021.pptx
 
dengue.pdf
dengue.pdfdengue.pdf
dengue.pdf
 
216781903 case-anestesi
216781903 case-anestesi216781903 case-anestesi
216781903 case-anestesi
 
laporan tugas terkini yang akan ditugaskan ke tim
laporan tugas terkini yang akan ditugaskan ke timlaporan tugas terkini yang akan ditugaskan ke tim
laporan tugas terkini yang akan ditugaskan ke tim
 
Case Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart DiseaseCase Thyroid Heart Disease
Case Thyroid Heart Disease
 
Laporan ICU Barat Jumat, 02 Februari 2024.pptx
Laporan ICU Barat Jumat, 02 Februari 2024.pptxLaporan ICU Barat Jumat, 02 Februari 2024.pptx
Laporan ICU Barat Jumat, 02 Februari 2024.pptx
 
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK.pptx
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK.pptxPENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK.pptx
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK.pptx
 
Case eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yaCase eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix ya
 
Kaslit Noor revisi.pptx
Kaslit Noor revisi.pptxKaslit Noor revisi.pptx
Kaslit Noor revisi.pptx
 
PPT CASE 2 IVAN.pptx
PPT CASE 2 IVAN.pptxPPT CASE 2 IVAN.pptx
PPT CASE 2 IVAN.pptx
 
PPT case kematian - ID.pptx
PPT case kematian - ID.pptxPPT case kematian - ID.pptx
PPT case kematian - ID.pptx
 
Presentasi1.pptx
Presentasi1.pptxPresentasi1.pptx
Presentasi1.pptx
 
170936090-Laporan-Kasus-TB-Paru.ppt
170936090-Laporan-Kasus-TB-Paru.ppt170936090-Laporan-Kasus-TB-Paru.ppt
170936090-Laporan-Kasus-TB-Paru.ppt
 
Case report Aulia.docx
Case report Aulia.docxCase report Aulia.docx
Case report Aulia.docx
 
Tn. AM, Masa paru kanan (wecompress.com).pptx
Tn. AM, Masa paru kanan (wecompress.com).pptxTn. AM, Masa paru kanan (wecompress.com).pptx
Tn. AM, Masa paru kanan (wecompress.com).pptx
 

Recently uploaded

TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 

Recently uploaded (20)

TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 

Berikut beberapa etiologi hidropneumothoraks:1. Pneumotoraks spontan yang disebabkan pecahnya bleb paru atau kista kecil di bawah permukaan pleura viseralis, sering ditemukan di apeks lobus atas dan bawah paru. 2. Pneumotoraks sekunder yang disebabkan oleh penyakit paru seperti tuberkulosis, penyakit paru interstisial, penyakit paru obstruktif kronis.3. Pneumotoraks traumatik akibat c

  • 1. Laporan Kasus Kematian Nama : Tn. MN umur : 54 tahun MRS : 24 Mei 2022 Lama Rawatan : 8 hari DPJP : dr. Dewi Behtri, Sp.P (K) Diagnosis Masuk : - TB Paru kasus putus obat - Susp Drug Induced Hepatitis (DIH) - Efusi pleura bilateral - HIL Dextra - Hipoalbuminemia - Malnutrisi
  • 2. Keluhan utama : Sesak napas Keluhan lain : Nyeri dada , batuk berdahak Riwayat Perjalanan Penyakit Pasien rujukan dari RSUD fauziah bireun datang dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan sejak + 5 bulan terakhir dan memberat 2 minggu ini. Sesak nafas dipengaruhi aktifitas fisik, tidak disertai dengan suara mengi. Pasien juga mengeluhkan nyeri dada yang memberat ketika batuk. Batuk berdahak dikeluhkan pasien sejak + 5 bulan, batuk darah (-), riwayat demam berulang (+) namun untuk saat ini tidak dikeluhkan. Penurunan BB (+) turun 10 kg dalam waktu 5 bulan terakhir. Penurunan nafsu makan (+), keringat malam (-), cepat lelah(+). Pasien juga mengeluhkan nyeri perut dengan perut mengeras sejak 15 hari yang lalu, awalnya keluhan terasa perut kembung, kemudian terasa mengeras dan nyeri. Pasien tidak bisa BAB sejak 1 minggu terakhir. Pasien juga mengeluhkan benjolan yang membesar didaerah selangkangan 4 tahun benjolan dirasakan pasien semakin besar dan terasa nyeri dalam 15 hari terakhir, mual (+) muntah(+) Kaki bengkak sejak dirawat.
  • 3. • RPD : TB (-), Asma (-), Hipertensi (+), DM (-) Pasien di rawat di RS arun selam 12 hari, dilakukan pemasangan WSD. didapatkan cairan dari selang WSD sekitar 1500 cc, namun tidak dilakukan analisa cairan pleura. • RPO : OAT (-), Inhaler (-), Nebulizer (-) OAH (+) Amlodipin, OAD (-) terapi di RS Arun injeksi Ceftriaxon, ranitidin, dexamethason, furosemide, ketorolac • Riwayat Alergi : tidak ada • Riwayat vaksin covid : tidak ada • RPK : tidak ada keluarga yang mempunyai keluhan yang sama seperti os • RKS : Riwayat merokok (-)
  • 4. Pemeriksaan Fisik 21/05/2022 (H-1) Vital sign : KU : Tampak lemah Kes : CM TD : 172/107 mmHg Nadi : 107 x/i RR : 28 x/i Suhu : 36,00C SpO2 : 97% dengan O2 NK 5 LPM BB : 45 kg TB : 155cm IMT : 17,78 Gizi : Underweight  Perut : soepel, bising usus terdengar normal, nyeri tekan epigastrium (+)  Hati & limpa tidak teraba  Ballotemen ginjal ka/ki tidak teraba  Alat kelamin : tidak dievaluasi  Anggota gerak : Clubbing finger (+) edema pretibial (-) sianosis (-)  Kepala : Normocephal,  Mata : anemis (-/-) ikterik (-/-)  Lidah : stomatitis (-)  Leher : Pembesaran KGB (-)  Axila: pemb. KGB (-)  Dada : tidak tampak venektasi  Jantung : BJ I > II normal, murmur(-), gallop (-)  PARU Di slide berikutnya
  • 5. Inspeksi : Asimetris, Kanan tertinggal, Venektasi (-), penggunaan otot bantu napas (-), retraksi iga (-), expirasi memanjang (+),WSD terpasang di hemithorak kanan Palpasi Kanan Kiri Lap. Paru Atas SF kanan < SF kiri Lap. Paru Tengah SF kanan < SF kiri Lap. Paru bawah SF kanan < SF kiri Auskultasi Lap. Paru Atas Ves menurun Ves (+) meningkat Lap. Paru Tengah Ves menurun Ves (+) meningkat Lap. Paru bawah Ves menurun Ves (+) Perkusi Lap. Paru Atas Hipersonor Sonor Lap. Paru Tengah Hipersonor Sonor Lap. Paru bawah redup Sonor Pemeriksaan Fisis Paru
  • 6. Wheezing Kanan Kiri Lap. Paru Atas - - Lap. Paru Tengah - - Lap. Paru bawah - - Rhonki Kanan Kiri Lap. Paru Atas - + Lap. Paru Tengah - + Lap. Paru bawah - - Pemeriksaan Fisis Paru
  • 7. 21/05/2022 22/05/2022 Reference interval Hb 11,8 14,0 – 17,0 g/dl Ht 33 45 - 56% Erit 4,1 4,2- 5.403/mm3 Leuko 18,72 4,5 – 10,5. 103/mm3 Trom 193 150 – 450x103/ mm3 MCV 80 80 – 100 fL MCH 29 27 -31 pg MCHC 35 32 – 36% RDW 14,9 11,5 – 14,5 % Hit jenis E/B/NB/NS/L/M 0/0/1/89/7/3 0-6/0-2/2-6/50-70/20-40/2-7 % SGOT/SGPT 23/37 <35 / <45 Ur/Cr 81/0,40 13-43 / 0.67-1,17 Asam Urat 2,6-6,0 Na/K/Cl 143/4,00/114 147/3,40/112 132-146/3,7-5,4/98-106 Kalsium - 8,6 – 10,3 mg/dL HBsAg - Non reaktif Pt aptt 15,50/42,40 11,50-15,50 / 26,00-37,00 D-Dimer >4000 <500 Albumin 2,60 3,5-5,2 CRP Kualitatif Negatif Laboratory
  • 8. AGDA Analisa Gas Darah 21/05/2022 pH 7,503 7,35-7,45 pCO2 51,10 35-45 pO2 63 80-100 Bikarbonat (HCO3) 40,5 23-28 Total CO2 42,1 23,2-27,6 Kelebihan Basa (BE) 15,2 (-2) - (+2) Saturation O2 92,7 95-100
  • 9. EKG 21/05/22 Kesimpulan : sinus takikardi, QRS rate 103 x/I, LAD, Poor R progression dan QS pattern di V1-V3 dengan PVC occasional
  • 10. Hasil Ro Thorax RS Arun Lhokseumawe 12/ 05/ 2022
  • 11. Hasil Ro Thorax RS Arun Lhokseumawe •Marker L di sebelah kiri •Proyeksi Supine •Kesimetrisan baik, eksposure cukup •Tulang tampak intak tidak ada deformitas dan destruksi •Trakea tampak di tengah •ICS Kanan dan kiri melebar •Elongasi/dilatasi aorta normal •Diafragma kanan berbentuk kubah •Diafragma kiri berbentuk kubah •Sudut costofrenicus kiri dan kanan tajam. •Tampak selang WSD di hemithorak kanan •Tampak avascular di hemithorak kanan •Kesan : Hidropneumothorak dekstra 20/ 05/ 2022
  • 13. DIAGNOSIS & TATALAKSANA Planing terapi : - Diet lunak - O2 NK 4 Lpm - IVFD RL 15 gtt/I - Drip Levofloxacin 750mg/ 24 jam - Drip Aminofluid 1 fls/24 jam - Inj Omeprazole 40mg/12 jam - Inj Ketoprofen 1 amp/8 jam - Curcuma 3x1 Diagnosis Kerja : • Sepsis ec severe pneumonia • HAP • Hidropneumothorak dextra on WSD ec dd 1. Infeksi 2. Malignancy • Mikrotrombosis sistemik • Hipoalbuminemia (2,6) • Geriatri problem • Low Intake
  • 14. DIAGNOSIS & TATALAKSANA Planing Diagnostik : • Foto Thorax (20/5/22) terlampir • Cek DR, Ur/Cr, GDS, Elektrolit, SGOT, SGPT • Pleuroskopi (Perbaikan KU) • USG thorak • CT-Scan Thorax • EKG • Cek AGDA, CRP, procalsitonin • Kultur sputum Mo gram K/R • Kultur darah • Sitologi, Analisa dan kultur Caira pleura • Konsul Gizi klinik • Konsul kardiologi Planing Evaluasi : • Evaluasi TTV dan KU • Evaluasi WSD
  • 19. Konsul Kardiologi (21-4-2022) Ass/ - Hipertensi stage I pada HHD - PVC occasional - Hidropneumothorak dextra on WSD ec dd 1. Infeksi 2. Malignancy - Hipoalbuminemia (2,6) - Susp. Massa paru kanan Th/ Untuk saat ini terapi dari bagian paru dilanjutkan dengan Amlodipin 1x10 mg (po) di lanjutkan dengan saran pemeriksaan : - BNP atau NT pro BNP - Pemeriksaan elektrolit lengkap (Ca, Mg, Na, K, Cl) - Pasien akan diikuti bagian kardiologi dan menunggu hasil pemeriksaan yang disarankan
  • 20. Konsul Gizi Klinik (21-5-2022) Ass/ Malnutrisi berat P/ Diet sementara air gula 3x50 ml Puding 2 kali sehari (sedikit-sedikit tapi sering) ACC IVFD B-Fluid 10-15 tpm selang seling Dextrose 10%
  • 21. Konsul ICU (23-5-2022) • Untuk saat ini ICU dalam keadaan Full Bed
  • 22. 23-5-2022 Critical Time Pukul 08.30 WIB S : Sesak napas berat, penurunan kesadaran O: Kes : Somnolen TD: 110/70 mmhg RR : 40 x/I N : 140 x/I SpO2 : 72 % dengan 25 lpm CPAP P/ - Folket TTV dan saturasi - Edukasi keluarga pasien - IVFD Nacl 0,9% loading 40 gtt/I sebanyak 200cc - Drip Vascon 0,05 meq - Produksi urine 250cc/8 jam (kateter terpasang) - Pantau ketat
  • 23. jam 09.00 S : sesak napas berat, penurunan kesaadaran (+), akral dingin (+) O: Kes : delirium TD: 76 /42 mmhg RR : 40 x/I N : 130 x/I spo2 : 70 % 25 Lpm CPAP P/ - folket TTV dan saturasi - Edukasi keluarga pasien - Drip Vascon 0,05 meq - Produksi urine 250cc/8jam (kateter terpasang) - Pantau ketat
  • 24. jam 09.40 S : sesak napas, penurunan kesaadaran (+), akral dingin (+) O: Kes : suporus koma, GCS : E1M2V1 TD: 60/30 mmhg RR : 12 x/I N : 45 x/I spo2 : 69 % 25 Lpm CPAP P/ - folket TTV dan saturasi - Edukasi keluarga pasien - Drip Vascon 0,05 meq titrasi dosis 0,09 meq - Pantau ketat
  • 25. jam 09.55 S : Apnue O: TD : Tidak terukur RR : Tidak terukur N : Tidak terukur spo2 : Tidak terukur - EKG : Asistol - Pupil : Dilatasi maksimal Pasien dinyatakan meninggal dihadapan dokter jaga, perawat dan keluarga pasien. P/ AFF WSD
  • 26. • Penyebab langsung kematian : Syok Sepsis Penyebab tidak langsung adalah : Severe Pneumonia + mikrotrombosis sistemik
  • 28. Pendahuluan • Hidropneumotoraks adalah suatu keadaan dimana terdapat udara dan akumulasi cairan berlebih di dalam rongga pleura yang dapat mengakibatkan kompresi paru.
  • 29. epidemiologi Pencatatan tentang insiden dan prevalensi hidropneumothorak belum ada dilakukan, namun insiden dan prevalensi pneumotoraks berkisar antara 2,4 - 17,8 per 100.000 penduduk per tahun. Menurut Barrie dkk, seks ratio laki-laki dibandingkan dengan perempuan 5:1. Ada pula peneliti yang mendapatkan 8:1. Pneumotoraks lebih sering ditemukan pada hemitoraks kanan dari pada hemitoraks kiri. Pneumotoraks bilateral kira-kira 2% dari seluruh pneumotoraks spontan. Insiden dan prevalensi pneumotoraks ventil 3 — 5% dari pneumotoraks spontan. Kemungkinan berulangnya pneumotoraks menurut James dan Studdy 20% untuk kedua kali,dan 50% untuk yang ketiga kali.
  • 30. Etiologi HidroHidropneumotoraks spontan terjadi oleh karena pecahnya bleb atau kista kecil yang diameternya tidak lebih dari 1-2 cm yang berada di bawah permukaan pleura viseralis, dan serinHidropneumotoraks spontan terjadi oleh karena pecahnya bleb atau kista kecil yang diameternya tidak lebih dari 1-2 cm yang berada di bawah permukaan pleura viseralis, dan sering ditemukan di daerah apeks lobus superior dan inferior. Terbentuknya bleb ini oleh karena adanya perembesan udara dari alveoli yang dindingnya ruptur melalui jaringan intersisial ke lapisan jaringan ikat yang berada di bawah pleura viseralis. 1. rah apeks lobus superior dan inferior. Terbentuknya bleb ini oleh karena adanya perembesan udara dari alveoli yang dindingnya
  • 31. Etiologi Hidropneumothoraks spontan sekunder bisa merupakan komplikasi dari TB paru dan pneumothoraks yaitu dengan rupturnya fokus subpleura dari jaringan nekrotik perkejuan sehingga tuberkuloprotein yang ada di dalam masuk rongga pleura dan udara dapat masuk dalam paru pada proses inspirasi tetapi tidak dapat keluar paru ketika proses ekspirasi, semakin lama tekanan udara dalam rongga pleura akan meningkat melebihi tekanan atmosfer, udara yang terkumpul dalam rongga pleura akan menekan paru sehingga sering timbul gagal napas.
  • 32. KLASIFIKASI Hidropneumotoraks dapat dibagi berdasarkan atas beberapa hal, yaitu : Berdasarkan kejadian :
  • 33. Berdasarkan Lokalisasi (a) Pneumotoraks parietalis (b) Pneumotoraks mediastinalis (c) Pneumotoraks basalis Berdasarkan tingkat kolapsnya jaringan paru (1) Pneumotoraks totalis (2) Pneumotoraks parsialis Berdasarka Fistel Pneumotoraks ventil Pneumotoraks terbuka Pneumotoraks tertutup
  • 35. Penatalaksanaan Medik Pada hidropneumotoraks yang kecil biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan, karena tidak menyebabkan masalah pernafasan yang serius dan dalam beberapa hari udara akan diserap. Tindakan pengobatan hidropneumotoraks tergantung dari luasnya permukaan hidropneumotoraks. Tujuan dari penatalaksanaan ini yaitu untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura, sehingga paru-paru bisa kembali mengembang.
  • 36. Observasi dan pemberian tambahan oksigen. Aspirasi sederhana dengan jarum dan pemasangan tube torakostomi dengan atau tanpa pleurodesis. Tindakan ini dilakukan seawal mungkin pada pasien pneumotoraks yang luasnya>15%. Tindakan ini bertujuan mengeluarkan udara drongga pleura (dekompresi).Tindakan dekompresi ini dapat dilakukan dengan cara :
  • 37. WATER SEALED DRAINAGE ( WSD ) Merupakan tindakan invasif yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah, pus) dari rongga pleura, rongga thoraks, dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung.
  • 39. • Sepsis: disfungsi organ yang mengancam jiwa karena respons disregulasi yang mengalami infeksi. • dapat disebabkan oleh berbagai proses penyakit seperti pankreatitis, keganasan, reaksi transfusi, trauma, dan infeksi yang menyebabkan demam atau hipotermia, takikardia, sesak nafas, dan leukositosis atau leukopenia.
  • 40. • Sepsis berat: sepsis ditambah dengan disfungsi organ atau jaringan hipoperfusi yang diinduksi oleh sepsis • Sepsis syok: penderita yang memiliki gejala Hipotensi membutuhkan vasopresor untuk mempertahankan tekanan darah rata-rata 65 mm Hg atau lebih tinggi dan kadar laktat serum lebih besar dari 2 mmol/L (18 mg/dL) meskipun telah dilakukan resusitasi volume yang memadai.
  • 41. EPIDEMIOLOGI • Sepsis berat: penyebab kematian yang umum di ICU dengan angka kematian 10,3 kasus per 100.000 penduduk pada tahun 2010 di AS. • Syok septik: terjadi pada 40% pasien dengan sepsis berat dengan tingkat kematian 30% sampai 66%
  • 42. ETIOLOGI • Sepsis terlihat paling sering pada orang tua dan dengan kondisi komorbiditas predisposisi infeksi, seperti diabetes atau penyakit immunocompromise. • Penggunaan agen imunosupresif juga merupakan faktor predisposisi umum. Selain itu, sepsis merupakan komplikasi umum setelah operasi besar, trauma, dan luka bakar yang luas. Pasien dengan kateter atau perangkat juga berisiko tinggi.
  • 43. • Usia <10 tahun dan >70 tahun • penyakit primer (misx, sirosis hati, alkoholisme, diabetes mellitus, penyakit kardiopulmoner, keganasan padat, dan keganasan hematologi) • Imunosupresi (misalnya, dari neutropenia, terapi imunosupresif, terapi kortikosteroid, injeksi atau penggunaan obat IV. • Operasi besar, trauma, luka bakar • prosedur invasif (misalnya, penempatan kateter, perangkat intravaskular, perangkat prostetik, kateter hemodialisis dan dialisis peritoneal, atau tabung endotrakeal) • Pemberian antibiotik • rawat inap berkepanjangan • kerentanan genetik yang mendasari • Faktor lain (misalnya, persalinan, aborsi, dan malnutrisi)
  • 44. • infeksi, didokumentasikan atau dicurigai, dan beberapa hal berikut (SIRS) • Variabel umum • Demam (>38,3 Hai C) • Hipotermia (suhu inti < 36 HaiC) • Denyut jantung > 90/menit atau lebih dari dua sehingga di atas nilai normal untuk usia • Takipnea • Status mental yang berubah • Edema yang signifikan atau keseimbangan cairan positif (>20mL/kg selama 24 jam) • Hiperglikemia (glukosa plasma > 140 mg/dL atau 7,7 mmol/L) tanpa adanya diabetes
  • 45. • Variabel inflamasi • Leukositosis (jumlah WBC > 12.000 L) • Leukopenia (WBC <4000️L) • Hitung WBC normal dengan lebih dari 10% bentuk yang belum matang • Protein C-reaktif plasma lebih dari dua sehingga di atas nilai normal • Prokalsitonin plasma lebih dari dua sehingga di atas nilai normal • Variabel hemodinamik • Hipotensi (SBP <90 mmHg, MAP <70 mmHg atau SBP> 40 mmHg pada orang dewasa atau kurang dari dua SD di bawah normal untuk usia)
  • 46. • Variabel disfungsi organ • Hipoksemia arteri (PaO2 < 300) • Oliguria akut (keluaran urin <0,5mL/kg/jam selama minimal 2 jam meskipun telah dilakukan resusitasi cairan yang adekuat) • Peningkatan kreatinin> 0,5 mg / dL • Kelainan koagulasi (INR> 1,5 atau aPTT> 60s • Ileus (tidak ada bising usus) • Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000 ️L ) • Hiperbilirubinemia (bilirubin plasma total >4 mg/dL) • Variabel Perfusi Jaringan • Hiperlaktatemia (> 1 mmol/L) • Pengisian kapiler berkurang atau tidak sama sekali
  • 47. QSOFA
  • 48. PENANGANAN • Mulai terapi antibiotik (dosis dan spektrum yang sesuai) • Sadarkan pasien, lakukan pemeriksaan untuk mengoreksi hipoksia, hipotensi, dan gangguan oksigenasi jaringan (hiperfusi) • Identifikasi sumber infeksi, dan obati dengan terapi antimikroba, pembedahan, atau keduanya (kontrol sumber) • Mempertahankan fungsi sistem organ yang memadai, dipandu oleh pemantauan kardiovaskular, dan mengganggu perkembangan sindrom disfungsi organ multipel (MODS)
  • 49. • Jika terjadi hipotensi, bolus cairan kristaloid 30 mL/kg (1-2 L) Selama 30-60 menit • Kateter urin • Pemberian vasopresor untuk hipotensi yang tidak respon resusitasi cairan awal • Oksigen tambahan harus diberikan kepada semua pasien dengan dugaan sepsis

Editor's Notes

  1. Identitas Marker R di sebelah kanan Proyeksi PA Kesimetrisan baik, eksposure cukup, inspirasi kurang Tulang tampak intak tidak ada deformitas dan destruksi Soft tissue tidak tampak swelling/cairan Trakea tampak deviasi ke kiri ICS Kanan dan kiri Simetris Elongasi/dilatasi aorta normal Diafragma kanan Sulit dinilai Diafragma kiri sullit dinilai Sudut costofrenicus kiri tajam kanan tidak terlihat sudut cardiofrenicus kiri tajam kanan tidak terlihat Tampak gambaran radioopak pada hemithorax kanan tampak infiltrat di paru kiri. KESAN : Efusi pleura dextra
  2. Identitas Marker R di sebelah kanan Proyeksi PA Kesimetrisan baik, eksposure cukup, inspirasi kurang Tulang tampak intak tidak ada deformitas dan destruksi Soft tissue tidak tampak swelling/cairan Trakea tampak deviasi ke kiri ICS Kanan dan kiri Simetris Elongasi/dilatasi aorta normal Diafragma kanan Sulit dinilai Diafragma kiri sullit dinilai Sudut costofrenicus kiri tajam kanan tidak terlihat sudut cardiofrenicus kiri tajam kanan tidak terlihat Tampak gambaran radioopak pada hemithorax kanan tampak infiltrat di paru kiri. KESAN : Efusi pleura dextra