SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
Pembimbimbing:
dr. Rofiman, Sp.P
Disusun Oleh:
dr. Lulu Nuraini Rahmat
LAPORAN KASUS
TUBERKULOSIS PARU
Nama : Tn. Rifaldy
Ruang Perawatan : Tulip
Tempat, Tanggal Lahir : 27-03-1996
Umur :25 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Masuk RS : 25 Januari 2022
No. RM : 00056952
IDENTITAS PASIEN
Sesak nafas sejak 2 hari SMRS
KELUHAN UTAMA
KELUHAN TAMBAHAN
Batuk berdahak, mual, demam, BB
menurun, dan berkeringat pada malam
hari.
ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pasien datang ke IGD RS Bhayangkara
Setukpa dengan keluhan sesak nafas sejak 2
hari SMRS. Sesak dirasakan terus menerus
hingga menganggu aktivitas/pekerjaan
pasien. Tidak mereda dengan istirahat.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluhan pasien juga disertai batuk
berdahak. Batuk berdahak awalnya
berwarna hijau kemudian sekarang menjadi
bening. Selain itu pasien juga mengeluhkan
adanya penurunan nafsu makan, berkeringat
pada malam hari, penurunan berat badan, dan
terasa lemas. Keluhan lain demam sejak 1
minggu SMRS, demam naik turun terutama
malam hari. Pasien juga mengeluhkan mual
tetapi tidak disertai dengan muntah.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien mengatakan selama 2 bulan
sudah didiagnosis TB dan mendapatkan
pengobatan rutin. Pasien tidak memiliki
Riwayat darah tinggi, kencing manis,
asma, maupun Riwayat alergi terhadap
makanan ataupun obat. Pasien tidak
merokok.
Riw. DM (-), Riw. Hipertensi (-)
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada yang mengalami gejala serupa dalam keluarga.
Untuk riwayat penyakit lainnya disangkal.
Pasien sedang dalam pengobatan OAT bulan ke 2.
RIWAYAT PENGOBATAN
PEMERIKSAAN FISIK
Tampak sakit sedang
KEADAAN UMUM
TANDA VITAL
• Tekanan darah : 100/70 mmHg
• Nadi : 94 x/ menit
• RR : 26 x/menit
• Suhu : 38,4 0C
Kesan: Tanda vital suhu febris
Composmentis
KESADARAN
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GISI
• Tinggi Badan : 164 cm
• Berat Badan : 43 kg
• IMT : 16.0 (Underweight)
10
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Normocephal.
Wajah : Simetris kanan = kiri.
Rambut : Mudah dicabut (-), mudah rontok (-), hitam, dalam
batas normal.
Mata : Cekung (-/-), edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis
(+/+), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+).
Hidung : Pernapasan cuping hidung (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).
Telinga : Normotia, serumen (-/-).
Mulut : Bibir kering (-), lidah kotor (-), lidah tremor (-),
stomatitis (-), perdarahan gusi (-), gigi caries (-).
Tenggorokan : Faring hiperemis (-), tonsil (T1-T1), permukaan datar.
Leher : Pembesaran KGB (-/-), pembesaran kelenjar tiroid (-/-).
KEPALA
11
PEMERIKSAAN FISIK
Pulmo
Inspeksi : Normochest, pergerakan dinding dada simetris.
Palpasi : Vocal fremitus sama pada kedua lapang paru.
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : vesikulat (+/+), wheezing (-/-), rhonki (+/+)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV linea midklavikula sinistra.
Perkusi : Batas Atas : ICS II Linea Parasternalis Dextra
Batas Kanan : ICS IV Linea Parasternalis Dextra
Batas Kiri : ICS IV Linea Midclavicula Sinistra
Auskultasi : BJ I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)
THORAX
12
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : Datar, distensi (-), massa (-).
Auskultasi : Bising usus (+), normal.
Palpasi : Nyeri tekan (+) pada ulu hati,
hepatosplenomegali (-).
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen.
ABDOMEN
13
PEMERIKSAAN FISIK
Ekstremitas Atas Bawah
Sianosis : -/- -/-
Akral : hangat hangat
Edema : -/- -/-
CRT : < 2 s < 2 s
EKSTREMITAS
Despite being red, Mars
is actually a cold place
Venus has a beautiful
name, but it’s hot
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Nilai Satuan Nilai Normal
Hemoglobin 12.9 g/dL (14-18)
Hematokrit 42.2 % (41-53)
Leukosit 12.400 103/µL (4000-
10.000)
Trombosit 363 103/µL (150-400)
Eritrosit 4.47 106/µL (4.5-5.5)
Despite being red, Mars
is actually a cold place
Venus has a beautiful
name, but it’s hot
PEMERIKSAAN RONTGEN THORAX
Trachea ditengah
- Cor tidak membesar
- Diafragma kiri suram
- Sinus kiri
perselubungan
Pulmo..hilli kasar
- Corakan paru ramai..
- Masih tampak infiltrat
pada kedua paru
Kesan..
- Tb paru masih aktif
duplex dengan effusi
pleura kiri
- Tidak tampak
cardiomegali
RESUME
 Pasien datang ke IGD RS Bhayangkara Setukpa dengan keluhan sesak
nafas sejak 2 hari SMRS. Sesak dirasakan terus menerus hingga
menganggu aktivitas/pekerjaan pasien.
 Batuk berdahak awalnya berwarna hijau kemudian sekarang menjadi
bening.
 Demam sejak 1 minggu SMRS, demam naik turun terutama malam hari.
 Penurunan nafsu makan, berkeringat pada malam hari, penurunan berat
badan, dan terasa lemas.
 Pasien mengaku sedang dalam pengobatan TB bulan ke 2. Pasien rutin
kontrol.
RESUME
Pada pemeriksaan fisik terdapat ronkhi pada kedua lapang paru.
Hasil pemeriksaan laboratorium terdapat leukosit yang meningkat
dan pada pemeriksaan Ro. Thorax memberi kesan TB paru duplex.
DIAGNOSA KERJA
• Diagnosis Klinis : Tuberkulosis paru.
• Diagnosis Gizi : Gizi kurang.
TERAPI
 RL 500 cc/jam
 Omeprazole inj 2x40 mg
 Ondancentron inj 1x4 mg
 Paracetamol inf 3x1
 Ceftriaxone inj 1x2 gr
 FDC 3x1
 NAC tab 3x1
 Sucralfat syr 2x15cc
TERAPI
Edukasi pasien :
– Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien menderita infeksi TB, hal ini
kemungkinan didapatkan karena tertular dari anggota keluarga yang lain.
– Menyarakankan untuk memeriksakan anggota keluarga yang sering
mengalami batuk yang kambuh ke dokter paru.
– Pengobatan pasien selama 6 bulan dan akan dievaluasi pada akhir
pengobatan.
– Obat harus diminumkan secara rutin setiap pagi hari saat perut masih
kosong dan harus segera control sebelum obat habis.
FOLLOW UP
Tanggal S O A P
26/01/2022 Pasien mengeluhkan masih
sesak nafas, batuk disertai
dahak sudah berkurang, sudah
tidak mual, demam masih
Kesadaran : CM
TD: 100/70
HR: 98 x/menit
Suhu: 38 C
RR: 24 x/menit
SPO2: 97% (nasal canul
3 lpm)
Thorak:
Pulmo : sonor pada
lapang paru inferior
sinistra, VBS (+/+) Rh
(+/+) Wh (-/-)
Cor : S1 S2 Reguler,
murmur (-), Gallop (-)
Abdomen: Supel, Bising
Usus (+), Ekstremitas:
Akral hangat (+) Edema
(-) CRT <2’’
detik
TB Paru RL 500cc/24 jam
Omeprazole inj 2x40
Ondancentron 1x4mg
Ceftriaxone 1x2 gr
Paracetamol inf 3x1
NAC tab 3 x 10
FDC 3x1
Sucralfate 2x15cc
27/01/2022 Pasien mengatakan sesak nafas
berkurang, batuk jarang. Demam
(-)
TD: 110/80
Suhu : 36.4 0C
Nadi : 100x/menit
RR : 22x / menit
Pem. Fisik : Ronkhi (+/+)
Pemeriksaan penunjang:
dbn
TB Paru RL 500cc/24 jam
Omeprazole inj 2x40
Ceftriaxone 1x2 gr
NAC tab 3 x 10
FDC 3x1
Sucralfate 2x15cc
28/01/2022 Pasien mengatakan sesak nafas
sudah tidak ada, batuk jarang.
Demam (-)
TD: 120/80
Suhu : 36.1 0C
Nadi : 92x/menit
RR : 20 x/menit
Pem. Fisik : dbn
TB Paru RL 500cc/24 jam
Omeprazole inj 2x40
Ceftriaxone 1x2 gr
NAC tab 3 x 10
FDC 3x1
Sucralfate 2x15cc
Pasien boleh pulang
TINJAUAN PUSTAKA
TUBERKULOSIS
PARU
● Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronik menular yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri
ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga sering
dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA).
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
30% penduduk dunia terinfeksi oleh
M. tuberculosis, terutama di Afrika,
Asia, dan Amerika Latin.
Tuberkulosis merupakan penyebab
kesakitan dan kematian di beberapa
negara endemis TB.
Estimasi kejadian TB baru
pada usia dewasa adalah
11%, sehingga lebih dari
332.000 kasus TB tidak
terlaporkan atau tidak
terdiagnosis.
7 RS PENDIDIKAN
Droplet terhirup, masuk ke
paru-paru dan menetap di
alveoli
Di jaringan paru membentuk
sarang pnemonik yg disebut
afek primer
peradangan saluran getah
bening menuju hilus (limfangitis
lokal)
Afek primer bersama-sama
dengan limfangitis regional
dikenal sebagai kompleks primer
Sembuh dengan tidak
meninggalkan cacat sama
sekali (restitution ad integrum)
Menyebar
-Perkontinuitatum,
- bronkogen
- hematogen dan limfogen
Sembuh dengan
meninggalkan sedikit
bekas
primer
Mercury is the closest planet to the
Sun and the smallest one in the Solar
System—it’s only a bit larger than our
Moon. The planet’s name has
nothing to do with the liquid metal,
since it was named after the Roman
messenger god, Mercury
INTRODUCTION
KLASIFIKASI TB
01.
LOKASI ANATOMI
DARI PENYAKIT
02.
RIWAYAT
PENGOBATAN
SEBELUMNYA
03.
HASIL PEMERIKSAAN
UJI KEPEKAAN OBAT
04.
STATUS HIV
LOKASI ANATOMI DARI PENYAKIT
01.
TUBERKULOSIS PARU
02.
TUBERKULOSIS
EKSTRA PARU
Pada kasus, pasien
diklasifikasikan sebagai
Tuberkulosis paru karena terjadi
pada parenkin (jaringan) paru.
RIWAYAT PENGOBATAN SEBELUMNYA
01.
KASUS BARU
02.
KASUS PUTUS OBAT
03.
KASUS GAGAL OBAT
04.
KASUS KAMBUH
Pada kasus, pasien diklasifikasikan sebagai Tuberkulosis paru kasus baru
karena belum pernah mendapatkan pengobatan TB sebelumnya
HASIL PEMERIKSAAN UJI KEPEKAAN OBAT
01.
MONO RESISTEN
02.
POLI RESISTEN
03.
MULTI DRUG
RESISTEN
04.
EXTENSIVE DRUG
RESISTEN.
Pada kasus, pasien tidak dilakukan uji kepekaan obat karena
merupakan kasus baru dan belum dievaluasi pengobatan OAT nya
STATUS HIV
01.
PASIEN TB HIV
POSITIF
02.
PASIEN TB HIV
NEGATIF
Pada kasus,
pasien dengan TB
HIV negatif
ANAMNESIS
Demam lama
≥ 2 minggu) dan /
atau berulang tanpa
sebab yang jelas
Berat badan turun
tanpa sebab yang
jelas atau tidak
naik dengan
penanganan gizi
Batuk lama lebih
dari ≥ 2 minggu,
batuk bersifat non
-remitting
Diare persisten Malaise
Nafsu makan
tidak ada
Keringat
malam
Pada kasus: dari anamnesis ditemukan sesak, nafsu
makan berkurang, berat badan turun, demam, batuk, dan
keringat malam.
PEMERIKSAAN FISIK
Conjuctivitis
flictenularis
Limfadenopati
servikal Skrofuloderma
Penurunan suara
pernapasan, dullness,
crackles
Nyeri dada
Wheezing/
ronkhi Bunyi jantung
redup Ascites
Pembengkakan
Sendi
Pada pemeriksaan fisik lain ditemukan terdapat ronkhi pada kedua paru.
Cara mendapatkan
sputum
1. Dahak
2. Bilas lambung
3. Induksi Sputum
Pemeriksaan
mikroskopis BTA
Sputum atau
spesimen lain (cairan
tubuh atau jaringan
biopsi) minimal 2 kali
yaitu sewaktu dan
pagi hari
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes cepat molekuler
(TCM) TB
Line Probe Assay dan
NAAT-Nucleic Acid
Amplification Test
Xpert/MTB RIF
Pada kasus: pasien dengan
BTA (+).
Pada kasus, dilakukan
pemeriksaan TCM
(Gene Expert) dan
hasilnya positif
Gambaran radiologis yang
sering ditemukan adalah
pembesaran kelenjar limfe
hilus.
Gambaran radiologis lain
yang dapat ditemukan adalah
milier, konsolidasi
segmental/lobar, efusi pleura,
atelektasis, kalsifikasi disertai
infiltrat, dan tuberculoma.
FOTO THORAX
Pada kasus: pemeriksaan radiologi
didapatkan infiltrate di perihilar
kanan dan kiri. Dengan kesan: TB
paru dupleks
Jika skor < 6 dengan uji tuberkulin positif atau ada
kontak erat maka observasi gejala selama 2-4
minggu. Bila menetap evaluasi ulang suspect
diagnosis TB.
ALUR
DIAGNOSIS
Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan TB adalah :
1. Menyembuhkan, mempertahankan kualitas hidup dan produktivitas
pasien
2. Mencegah kematian akibat TB aktif atau efek lanjutan
3. Mencegah kekambuhan TB
4. Mengurangi penularan TB kepada orang lain
5. Mencegah perkembangan dan penularan resistan obat
Prinsip Pengobatan TB
Waktu pengobatan TB
pada anak 6-12 bulan.
pemberian obat jangka
panjang selain untuk
membunuh kuman juga
untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya
kekambuhan
Tahap Lanjutan,
selama 4-10 bulan
selanjutnya,
tergantung hasil
pemeriksaan
bakteriologis dan
berat ringannya
penyakit
Tahap intensif, selama 2
bulan pertama. Pada
tahap intensif, diberikan
minimal 3 macam obat,
tergantung hasil
pemeriksaan
bakteriologis dan berat
ringannya penyakit.
OAT diberikan dalam
bentuk kombinasi
minimal 3 macam obat
untuk mencegah
terjadinya resistensi obat
dan untuk membunuh
kuman intraseluler dan
ekstraseluler
Obat OAT yang biasa dipakai dan dosisnya
Panduan OAT
Dosis kombinasi TB (FDC)
Berat Badan Tahap intensif
tiap hari selama 56 hari
RHZE (150/75/400/275)
Tahap Lanjutan
3 kali seminggu selama 16
minggu
RH (150/150)
30-37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT
38-54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT
55-70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT
≥ 71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT
Pada kasus: Penatalaksanaan TB diberikan FDC 3 tablet
karena berat badan pasien 43kg.
EVALUASI HASIL PENGOBATAN
Pasien TB
sebaiknya dipantau
setiap 2 minggu
selama fase
intensif, dan sekali
sebulan pada fase
lanjutan.
PMO
Evaluasi klinis,
evaluasi radiologis
dan pemeriksaan
LED.
EVALUASI
Dalam 2-3 bulan
pengobatan tidak
perlu secara rutin,
kecuali TB dengan
kelainan radiologis
yang nyata/luas
seperti TB milier,
efusi pleura atau
bronkopneumonia TB
EVALUASI RADIOLOGI
OAT tetap diberikan
sambIl dilakukan evaluasi
lebih lanjut mengapa tidak
terjadi perbaikan.
RESPON YANG
KURANG BAIK
Salah satu efek samping yang perlu diperhatikan
adalah hepatotoksisitas. Hepatotoksisitas jarang
terjadi pada pemberian dosis isoniazid yang tidak
melebihi 10mg/kgBB/hari dan dosis rifampisin yang
tidak melebihi 10 mg/kgBB/hari dalam kombinasi.
Jika pada hepatoksisitas peningkatan enzim
transaminase ≥ 5 kali tanpa gejala atau ≥ 3 kali normal
disertai dengan gejala maka semua OAT dihentikan,
lalu diperiksa kembali setelah 1 minggu penghentian.
OAT diberikan kembali apabila nilai laboratorium
normal
Hepatotoksisitas dapat timbul kembali pada pemberian
terapi berikutnya jika dosis diberikan langsung secara
penuh dan pirazinamid digunakan dalam paduan
pengobatan.
EVALUASI EFEK SAMPING
PENCEGAHAN
Vaksinasi BCG
• Diberikan pada
usia sebelum 2
bulan. Dosis
untuk bayi
sebesar 0,05 ml
dan untuk anak
0,10 ml diberikan
secara intrakutan
di daerah insersi
otot deltoid
kanan.
Kemoprofilaksis
• Kemoprofilaksis primer
bertujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi TB
• kemoprofilaksis sekunder
mencegah berkembangnya
infeksi menjadi sakit TB.
KOMPLIKASI
• Pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis,
Poncet’s arthropathy.
Komplikasi dini
• Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkulosis
• SOPT/fibrosis paru
• Amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gagal
napas dewasa (ARDS), sering terjadi pada TB
milier dan kavitas TB
• Hemoptisis
Komplikasi
lanjut
Dubia ad bonam : apabila ditangani dengan cepat dan terapi yang
tepat (ketepatan dan gizi yang adekuat). Jika kuman sensitif dan
pengobatan lengkap, kebanyakan akan sembuh dengan gejala
sisa yang minimal. Terapi ulangan lebih sulit dan kurang
memuaskan hasilnya. Perhatian lebih harus diberikan pada pasien
dengan imunodefisiensi, yang resisten terhadap berbagai rejimen
obat, yang berespon buruk terhadap terapi atau dengan
komplikasi.
● Pada kasus, prognosis ad bonam karena ditangani dengan
cepat dan terapi yang tepat. Tetapi harus dievalusi lagi
pengobatannya apakah berhasil atau tidak.
PROGNOSIS
THANKS!
Does anyone have any questions?
ALTERNATIVE RESOURCES

More Related Content

Similar to TB PARU AKTIF

Laporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptxLaporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptxanindya969381
 
Managemen Kasus Hipoglikemia
Managemen Kasus HipoglikemiaManagemen Kasus Hipoglikemia
Managemen Kasus HipoglikemiaHisyam Ilham
 
MR_021122_Abednego Hematothoraks.pptx
MR_021122_Abednego Hematothoraks.pptxMR_021122_Abednego Hematothoraks.pptx
MR_021122_Abednego Hematothoraks.pptxFendryKolondam2
 
Case eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yaCase eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yabeequeen_30
 
RONSAR HCU 11.11.2022 FQ.pptx
RONSAR HCU 11.11.2022 FQ.pptxRONSAR HCU 11.11.2022 FQ.pptx
RONSAR HCU 11.11.2022 FQ.pptxFaQihuddinAhmad2
 
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docxBAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docxabdulrazak928000
 
lapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptxlapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptxAdminneurousuid
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUKharima SD
 
216781903 case-anestesi
216781903 case-anestesi216781903 case-anestesi
216781903 case-anestesihomeworkping8
 
COD Tn MN Miki.ppt
COD Tn MN Miki.pptCOD Tn MN Miki.ppt
COD Tn MN Miki.pptssusere14e57
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Ajo Yayan
 
EMG 11 FEBRUARI 2022 (3).pptx
EMG  11 FEBRUARI 2022 (3).pptxEMG  11 FEBRUARI 2022 (3).pptx
EMG 11 FEBRUARI 2022 (3).pptxMICHAELLIEM14
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptxLaporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptxAuliaDwiJuanita
 

Similar to TB PARU AKTIF (20)

Laporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptxLaporan Kasus THT Anindya.pptx
Laporan Kasus THT Anindya.pptx
 
CASE 2.pptx
CASE 2.pptxCASE 2.pptx
CASE 2.pptx
 
Managemen Kasus Hipoglikemia
Managemen Kasus HipoglikemiaManagemen Kasus Hipoglikemia
Managemen Kasus Hipoglikemia
 
MR_021122_Abednego Hematothoraks.pptx
MR_021122_Abednego Hematothoraks.pptxMR_021122_Abednego Hematothoraks.pptx
MR_021122_Abednego Hematothoraks.pptx
 
Case eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix yaCase eki 1 sle fix ya
Case eki 1 sle fix ya
 
RONSAR HCU 11.11.2022 FQ.pptx
RONSAR HCU 11.11.2022 FQ.pptxRONSAR HCU 11.11.2022 FQ.pptx
RONSAR HCU 11.11.2022 FQ.pptx
 
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docxBAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
BAB II CH 2 Jongga print (AutoRecovered).docx
 
lapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptxlapwh 20-01-2023 (1).pptx
lapwh 20-01-2023 (1).pptx
 
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARUCASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
CASE REPORT TUBERKULOSIS PARU
 
216781903 case-anestesi
216781903 case-anestesi216781903 case-anestesi
216781903 case-anestesi
 
modul TB.pptx
modul TB.pptxmodul TB.pptx
modul TB.pptx
 
BATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptxBATUK KRONIK.pptx
BATUK KRONIK.pptx
 
Kasus 1_PETA_17032022.ppt
Kasus 1_PETA_17032022.pptKasus 1_PETA_17032022.ppt
Kasus 1_PETA_17032022.ppt
 
COD Tn MN Miki.ppt
COD Tn MN Miki.pptCOD Tn MN Miki.ppt
COD Tn MN Miki.ppt
 
BST PPOK.pptx
BST PPOK.pptxBST PPOK.pptx
BST PPOK.pptx
 
Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman Abses paru by dr.Yanuarman
Abses paru by dr.Yanuarman
 
EMG 11 FEBRUARI 2022 (3).pptx
EMG  11 FEBRUARI 2022 (3).pptxEMG  11 FEBRUARI 2022 (3).pptx
EMG 11 FEBRUARI 2022 (3).pptx
 
AHF.pptx
AHF.pptxAHF.pptx
AHF.pptx
 
Ppt bronkopneumonia
Ppt bronkopneumoniaPpt bronkopneumonia
Ppt bronkopneumonia
 
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptxLaporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
Laporan Kasus Bronkopneumonia Aulia Dwi Juanita.pptx
 

Recently uploaded

serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 

Recently uploaded (20)

serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 

TB PARU AKTIF

  • 1. Pembimbimbing: dr. Rofiman, Sp.P Disusun Oleh: dr. Lulu Nuraini Rahmat LAPORAN KASUS TUBERKULOSIS PARU
  • 2. Nama : Tn. Rifaldy Ruang Perawatan : Tulip Tempat, Tanggal Lahir : 27-03-1996 Umur :25 tahun Jenis Kelamin : Laki - laki Masuk RS : 25 Januari 2022 No. RM : 00056952 IDENTITAS PASIEN
  • 3. Sesak nafas sejak 2 hari SMRS KELUHAN UTAMA KELUHAN TAMBAHAN Batuk berdahak, mual, demam, BB menurun, dan berkeringat pada malam hari. ANAMNESIS
  • 4. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG • Pasien datang ke IGD RS Bhayangkara Setukpa dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari SMRS. Sesak dirasakan terus menerus hingga menganggu aktivitas/pekerjaan pasien. Tidak mereda dengan istirahat.
  • 5. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Keluhan pasien juga disertai batuk berdahak. Batuk berdahak awalnya berwarna hijau kemudian sekarang menjadi bening. Selain itu pasien juga mengeluhkan adanya penurunan nafsu makan, berkeringat pada malam hari, penurunan berat badan, dan terasa lemas. Keluhan lain demam sejak 1 minggu SMRS, demam naik turun terutama malam hari. Pasien juga mengeluhkan mual tetapi tidak disertai dengan muntah.
  • 6. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien mengatakan selama 2 bulan sudah didiagnosis TB dan mendapatkan pengobatan rutin. Pasien tidak memiliki Riwayat darah tinggi, kencing manis, asma, maupun Riwayat alergi terhadap makanan ataupun obat. Pasien tidak merokok.
  • 7. Riw. DM (-), Riw. Hipertensi (-) RIWAYAT PENYAKIT DAHULU RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Tidak ada yang mengalami gejala serupa dalam keluarga. Untuk riwayat penyakit lainnya disangkal. Pasien sedang dalam pengobatan OAT bulan ke 2. RIWAYAT PENGOBATAN
  • 8. PEMERIKSAAN FISIK Tampak sakit sedang KEADAAN UMUM TANDA VITAL • Tekanan darah : 100/70 mmHg • Nadi : 94 x/ menit • RR : 26 x/menit • Suhu : 38,4 0C Kesan: Tanda vital suhu febris Composmentis KESADARAN
  • 9. PEMERIKSAAN FISIK STATUS GISI • Tinggi Badan : 164 cm • Berat Badan : 43 kg • IMT : 16.0 (Underweight)
  • 10. 10 PEMERIKSAAN FISIK Kepala : Normocephal. Wajah : Simetris kanan = kiri. Rambut : Mudah dicabut (-), mudah rontok (-), hitam, dalam batas normal. Mata : Cekung (-/-), edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+). Hidung : Pernapasan cuping hidung (-/-), darah (-/-), sekret (-/-). Telinga : Normotia, serumen (-/-). Mulut : Bibir kering (-), lidah kotor (-), lidah tremor (-), stomatitis (-), perdarahan gusi (-), gigi caries (-). Tenggorokan : Faring hiperemis (-), tonsil (T1-T1), permukaan datar. Leher : Pembesaran KGB (-/-), pembesaran kelenjar tiroid (-/-). KEPALA
  • 11. 11 PEMERIKSAAN FISIK Pulmo Inspeksi : Normochest, pergerakan dinding dada simetris. Palpasi : Vocal fremitus sama pada kedua lapang paru. Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru Auskultasi : vesikulat (+/+), wheezing (-/-), rhonki (+/+) Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV linea midklavikula sinistra. Perkusi : Batas Atas : ICS II Linea Parasternalis Dextra Batas Kanan : ICS IV Linea Parasternalis Dextra Batas Kiri : ICS IV Linea Midclavicula Sinistra Auskultasi : BJ I dan II reguler, gallop (-), murmur (-) THORAX
  • 12. 12 PEMERIKSAAN FISIK Inspeksi : Datar, distensi (-), massa (-). Auskultasi : Bising usus (+), normal. Palpasi : Nyeri tekan (+) pada ulu hati, hepatosplenomegali (-). Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen. ABDOMEN
  • 13. 13 PEMERIKSAAN FISIK Ekstremitas Atas Bawah Sianosis : -/- -/- Akral : hangat hangat Edema : -/- -/- CRT : < 2 s < 2 s EKSTREMITAS
  • 14. Despite being red, Mars is actually a cold place Venus has a beautiful name, but it’s hot PEMERIKSAAN LABORATORIUM Nilai Satuan Nilai Normal Hemoglobin 12.9 g/dL (14-18) Hematokrit 42.2 % (41-53) Leukosit 12.400 103/µL (4000- 10.000) Trombosit 363 103/µL (150-400) Eritrosit 4.47 106/µL (4.5-5.5)
  • 15. Despite being red, Mars is actually a cold place Venus has a beautiful name, but it’s hot PEMERIKSAAN RONTGEN THORAX Trachea ditengah - Cor tidak membesar - Diafragma kiri suram - Sinus kiri perselubungan Pulmo..hilli kasar - Corakan paru ramai.. - Masih tampak infiltrat pada kedua paru Kesan.. - Tb paru masih aktif duplex dengan effusi pleura kiri - Tidak tampak cardiomegali
  • 16. RESUME  Pasien datang ke IGD RS Bhayangkara Setukpa dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari SMRS. Sesak dirasakan terus menerus hingga menganggu aktivitas/pekerjaan pasien.  Batuk berdahak awalnya berwarna hijau kemudian sekarang menjadi bening.  Demam sejak 1 minggu SMRS, demam naik turun terutama malam hari.  Penurunan nafsu makan, berkeringat pada malam hari, penurunan berat badan, dan terasa lemas.  Pasien mengaku sedang dalam pengobatan TB bulan ke 2. Pasien rutin kontrol.
  • 17. RESUME Pada pemeriksaan fisik terdapat ronkhi pada kedua lapang paru. Hasil pemeriksaan laboratorium terdapat leukosit yang meningkat dan pada pemeriksaan Ro. Thorax memberi kesan TB paru duplex.
  • 18. DIAGNOSA KERJA • Diagnosis Klinis : Tuberkulosis paru. • Diagnosis Gizi : Gizi kurang.
  • 19. TERAPI  RL 500 cc/jam  Omeprazole inj 2x40 mg  Ondancentron inj 1x4 mg  Paracetamol inf 3x1  Ceftriaxone inj 1x2 gr  FDC 3x1  NAC tab 3x1  Sucralfat syr 2x15cc
  • 20. TERAPI Edukasi pasien : – Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien menderita infeksi TB, hal ini kemungkinan didapatkan karena tertular dari anggota keluarga yang lain. – Menyarakankan untuk memeriksakan anggota keluarga yang sering mengalami batuk yang kambuh ke dokter paru. – Pengobatan pasien selama 6 bulan dan akan dievaluasi pada akhir pengobatan. – Obat harus diminumkan secara rutin setiap pagi hari saat perut masih kosong dan harus segera control sebelum obat habis.
  • 21. FOLLOW UP Tanggal S O A P 26/01/2022 Pasien mengeluhkan masih sesak nafas, batuk disertai dahak sudah berkurang, sudah tidak mual, demam masih Kesadaran : CM TD: 100/70 HR: 98 x/menit Suhu: 38 C RR: 24 x/menit SPO2: 97% (nasal canul 3 lpm) Thorak: Pulmo : sonor pada lapang paru inferior sinistra, VBS (+/+) Rh (+/+) Wh (-/-) Cor : S1 S2 Reguler, murmur (-), Gallop (-) Abdomen: Supel, Bising Usus (+), Ekstremitas: Akral hangat (+) Edema (-) CRT <2’’ detik TB Paru RL 500cc/24 jam Omeprazole inj 2x40 Ondancentron 1x4mg Ceftriaxone 1x2 gr Paracetamol inf 3x1 NAC tab 3 x 10 FDC 3x1 Sucralfate 2x15cc 27/01/2022 Pasien mengatakan sesak nafas berkurang, batuk jarang. Demam (-) TD: 110/80 Suhu : 36.4 0C Nadi : 100x/menit RR : 22x / menit Pem. Fisik : Ronkhi (+/+) Pemeriksaan penunjang: dbn TB Paru RL 500cc/24 jam Omeprazole inj 2x40 Ceftriaxone 1x2 gr NAC tab 3 x 10 FDC 3x1 Sucralfate 2x15cc
  • 22. 28/01/2022 Pasien mengatakan sesak nafas sudah tidak ada, batuk jarang. Demam (-) TD: 120/80 Suhu : 36.1 0C Nadi : 92x/menit RR : 20 x/menit Pem. Fisik : dbn TB Paru RL 500cc/24 jam Omeprazole inj 2x40 Ceftriaxone 1x2 gr NAC tab 3 x 10 FDC 3x1 Sucralfate 2x15cc Pasien boleh pulang
  • 24. ● Tuberkulosis adalah suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga sering dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA). DEFINISI
  • 25. EPIDEMIOLOGI 30% penduduk dunia terinfeksi oleh M. tuberculosis, terutama di Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Tuberkulosis merupakan penyebab kesakitan dan kematian di beberapa negara endemis TB. Estimasi kejadian TB baru pada usia dewasa adalah 11%, sehingga lebih dari 332.000 kasus TB tidak terlaporkan atau tidak terdiagnosis. 7 RS PENDIDIKAN
  • 26. Droplet terhirup, masuk ke paru-paru dan menetap di alveoli Di jaringan paru membentuk sarang pnemonik yg disebut afek primer peradangan saluran getah bening menuju hilus (limfangitis lokal) Afek primer bersama-sama dengan limfangitis regional dikenal sebagai kompleks primer Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali (restitution ad integrum) Menyebar -Perkontinuitatum, - bronkogen - hematogen dan limfogen Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas primer
  • 27.
  • 28. Mercury is the closest planet to the Sun and the smallest one in the Solar System—it’s only a bit larger than our Moon. The planet’s name has nothing to do with the liquid metal, since it was named after the Roman messenger god, Mercury INTRODUCTION
  • 29. KLASIFIKASI TB 01. LOKASI ANATOMI DARI PENYAKIT 02. RIWAYAT PENGOBATAN SEBELUMNYA 03. HASIL PEMERIKSAAN UJI KEPEKAAN OBAT 04. STATUS HIV
  • 30. LOKASI ANATOMI DARI PENYAKIT 01. TUBERKULOSIS PARU 02. TUBERKULOSIS EKSTRA PARU Pada kasus, pasien diklasifikasikan sebagai Tuberkulosis paru karena terjadi pada parenkin (jaringan) paru.
  • 31. RIWAYAT PENGOBATAN SEBELUMNYA 01. KASUS BARU 02. KASUS PUTUS OBAT 03. KASUS GAGAL OBAT 04. KASUS KAMBUH Pada kasus, pasien diklasifikasikan sebagai Tuberkulosis paru kasus baru karena belum pernah mendapatkan pengobatan TB sebelumnya
  • 32. HASIL PEMERIKSAAN UJI KEPEKAAN OBAT 01. MONO RESISTEN 02. POLI RESISTEN 03. MULTI DRUG RESISTEN 04. EXTENSIVE DRUG RESISTEN. Pada kasus, pasien tidak dilakukan uji kepekaan obat karena merupakan kasus baru dan belum dievaluasi pengobatan OAT nya
  • 33. STATUS HIV 01. PASIEN TB HIV POSITIF 02. PASIEN TB HIV NEGATIF Pada kasus, pasien dengan TB HIV negatif
  • 34. ANAMNESIS Demam lama ≥ 2 minggu) dan / atau berulang tanpa sebab yang jelas Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dengan penanganan gizi Batuk lama lebih dari ≥ 2 minggu, batuk bersifat non -remitting
  • 35. Diare persisten Malaise Nafsu makan tidak ada Keringat malam Pada kasus: dari anamnesis ditemukan sesak, nafsu makan berkurang, berat badan turun, demam, batuk, dan keringat malam.
  • 36. PEMERIKSAAN FISIK Conjuctivitis flictenularis Limfadenopati servikal Skrofuloderma Penurunan suara pernapasan, dullness, crackles Nyeri dada Wheezing/ ronkhi Bunyi jantung redup Ascites Pembengkakan Sendi Pada pemeriksaan fisik lain ditemukan terdapat ronkhi pada kedua paru.
  • 37. Cara mendapatkan sputum 1. Dahak 2. Bilas lambung 3. Induksi Sputum Pemeriksaan mikroskopis BTA Sputum atau spesimen lain (cairan tubuh atau jaringan biopsi) minimal 2 kali yaitu sewaktu dan pagi hari PEMERIKSAAN PENUNJANG Tes cepat molekuler (TCM) TB Line Probe Assay dan NAAT-Nucleic Acid Amplification Test Xpert/MTB RIF Pada kasus: pasien dengan BTA (+). Pada kasus, dilakukan pemeriksaan TCM (Gene Expert) dan hasilnya positif
  • 38. Gambaran radiologis yang sering ditemukan adalah pembesaran kelenjar limfe hilus. Gambaran radiologis lain yang dapat ditemukan adalah milier, konsolidasi segmental/lobar, efusi pleura, atelektasis, kalsifikasi disertai infiltrat, dan tuberculoma. FOTO THORAX Pada kasus: pemeriksaan radiologi didapatkan infiltrate di perihilar kanan dan kiri. Dengan kesan: TB paru dupleks
  • 39. Jika skor < 6 dengan uji tuberkulin positif atau ada kontak erat maka observasi gejala selama 2-4 minggu. Bila menetap evaluasi ulang suspect diagnosis TB.
  • 41. Penatalaksanaan Tujuan pengobatan TB adalah : 1. Menyembuhkan, mempertahankan kualitas hidup dan produktivitas pasien 2. Mencegah kematian akibat TB aktif atau efek lanjutan 3. Mencegah kekambuhan TB 4. Mengurangi penularan TB kepada orang lain 5. Mencegah perkembangan dan penularan resistan obat
  • 42. Prinsip Pengobatan TB Waktu pengobatan TB pada anak 6-12 bulan. pemberian obat jangka panjang selain untuk membunuh kuman juga untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kekambuhan Tahap Lanjutan, selama 4-10 bulan selanjutnya, tergantung hasil pemeriksaan bakteriologis dan berat ringannya penyakit Tahap intensif, selama 2 bulan pertama. Pada tahap intensif, diberikan minimal 3 macam obat, tergantung hasil pemeriksaan bakteriologis dan berat ringannya penyakit. OAT diberikan dalam bentuk kombinasi minimal 3 macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi obat dan untuk membunuh kuman intraseluler dan ekstraseluler
  • 43. Obat OAT yang biasa dipakai dan dosisnya
  • 45. Dosis kombinasi TB (FDC) Berat Badan Tahap intensif tiap hari selama 56 hari RHZE (150/75/400/275) Tahap Lanjutan 3 kali seminggu selama 16 minggu RH (150/150) 30-37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT 38-54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT 55-70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT ≥ 71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT Pada kasus: Penatalaksanaan TB diberikan FDC 3 tablet karena berat badan pasien 43kg.
  • 46. EVALUASI HASIL PENGOBATAN Pasien TB sebaiknya dipantau setiap 2 minggu selama fase intensif, dan sekali sebulan pada fase lanjutan. PMO Evaluasi klinis, evaluasi radiologis dan pemeriksaan LED. EVALUASI Dalam 2-3 bulan pengobatan tidak perlu secara rutin, kecuali TB dengan kelainan radiologis yang nyata/luas seperti TB milier, efusi pleura atau bronkopneumonia TB EVALUASI RADIOLOGI OAT tetap diberikan sambIl dilakukan evaluasi lebih lanjut mengapa tidak terjadi perbaikan. RESPON YANG KURANG BAIK
  • 47.
  • 48. Salah satu efek samping yang perlu diperhatikan adalah hepatotoksisitas. Hepatotoksisitas jarang terjadi pada pemberian dosis isoniazid yang tidak melebihi 10mg/kgBB/hari dan dosis rifampisin yang tidak melebihi 10 mg/kgBB/hari dalam kombinasi. Jika pada hepatoksisitas peningkatan enzim transaminase ≥ 5 kali tanpa gejala atau ≥ 3 kali normal disertai dengan gejala maka semua OAT dihentikan, lalu diperiksa kembali setelah 1 minggu penghentian. OAT diberikan kembali apabila nilai laboratorium normal Hepatotoksisitas dapat timbul kembali pada pemberian terapi berikutnya jika dosis diberikan langsung secara penuh dan pirazinamid digunakan dalam paduan pengobatan. EVALUASI EFEK SAMPING
  • 49. PENCEGAHAN Vaksinasi BCG • Diberikan pada usia sebelum 2 bulan. Dosis untuk bayi sebesar 0,05 ml dan untuk anak 0,10 ml diberikan secara intrakutan di daerah insersi otot deltoid kanan. Kemoprofilaksis • Kemoprofilaksis primer bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi TB • kemoprofilaksis sekunder mencegah berkembangnya infeksi menjadi sakit TB.
  • 50. KOMPLIKASI • Pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis, Poncet’s arthropathy. Komplikasi dini • Sindrom Obstruksi Pasca Tuberkulosis • SOPT/fibrosis paru • Amiloidosis, karsinoma paru, sindrom gagal napas dewasa (ARDS), sering terjadi pada TB milier dan kavitas TB • Hemoptisis Komplikasi lanjut
  • 51. Dubia ad bonam : apabila ditangani dengan cepat dan terapi yang tepat (ketepatan dan gizi yang adekuat). Jika kuman sensitif dan pengobatan lengkap, kebanyakan akan sembuh dengan gejala sisa yang minimal. Terapi ulangan lebih sulit dan kurang memuaskan hasilnya. Perhatian lebih harus diberikan pada pasien dengan imunodefisiensi, yang resisten terhadap berbagai rejimen obat, yang berespon buruk terhadap terapi atau dengan komplikasi. ● Pada kasus, prognosis ad bonam karena ditangani dengan cepat dan terapi yang tepat. Tetapi harus dievalusi lagi pengobatannya apakah berhasil atau tidak. PROGNOSIS
  • 52. THANKS! Does anyone have any questions?

Editor's Notes

  1. Pasien kambuh (relaps): adalah pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap dan saat ini didiagnosis TB berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau klinis (baik karena benar-benar kambuh atau karena reinfeksi). Pasien yang diobati kembali setelah gagal: adalah pasien TB yang pernah diobati dan dinyatakan gagal pada pengobatan terakhir. Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-up): adalah pasien yang pernah diobati dan dinyatakan lost to follow up (klasifikasi ini sebelumnya dikenal sebagai pengobatan pasien setelah putus berobat /default). Kasus kronik : adalah penderita dengan hasil pemeriksaan dahak BTA masih positif setelah selesai pengobatan ulang kategori 2 dengan pengawasan yang baik.
  2. Bayi di bawah 5 kg pemberian OAT secara terpisah, tidak dalam bentuk kombinasi dosis tetap, dan sebaiknya dirujuk ke RS rujukan Apabila ada kenaikan BB maka dosis/jumlah tablet yang diberikan, menyesuaikan berat badan saat itu Untuk anak obesitas, dosis KDT menggunakan Berat Badan ideal (sesuai umur). Tabel Berat Badan berdasarkan umur dapat dilihat di lampiran OAT KDT harus diberikan secara utuh (tidak boleh dibelah, dan tidak boleh digerus) Obat dapat diberikan dengan cara ditelan utuh, dikunyah/dikulum (chewable), atau dimasukkan air dalam sendok (dispersable). Obat diberikan pada saat perut kosong, atau paling cepat 1 jam setelah makan Apabila OAT lepas diberikan dalam bentuk puyer, maka semua obat tidak boleh digerus bersama dan dicampur dalam satu puyer