Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
SKRINING - PENAPISAN STATUS TT.pptx
1.
2. 13
• Tujuan?
Untuk mengetahui jumlah dosis dan status imunisasi tetanus yang telah
diperoleh seorang wanita
Mengetahui masa perlindungan yang diperoleh
Sebagai dasar untuk pemberian imunisasi selanjutnya
• Kapan dilakukan?
• Saat pelayanan:
• Imunisasi rutin (ANC/pemeriksaan ibu hamil, Catin)
• Posyandu
• Puskesmas Keliling
• Imunisasi tambahan (SIAs)
Skrining (Penapisan)
3. 14
UPAYA MELENGKAPI IMUNISASI TETANUS
• Melakukan penapisan secara rutin dan dilanjutkan pemberian
imunisasi sesuai status T pada calon pengantin waktu pemeriksaan
kesehatan reproduksi dan pada ibu hamil waktu ANC.
• Melakukan sweeping WUS (penapisan dan dilanjutkan pemberian
imunisasi sesuai status T). Kegiatan dapat diintegrasikan dengan
program kesehatan lain atau kegiatan yang melibatkan masyarakat
seperti kegiatan Germas, Perayaan Hari Besar/ Nasional (Hari Kartini,
Hari Ibu) dll.
4. 15
PENAPISAN IMUNISASI T WUS
Penapisan dilakukan berdasarkan riwayat imunisasi yang tercatat
maupun berdasarkan ingatan.
Periksa catatan riwayat imunisasi Tetanus pada
wanita usia subur melalui kartu Imunisasi, buku
KIA, kohort ataupun register Imunisasi lainnya.
Tanyakan riwayat imunisasi Tetanus apabila
wanita usia subur tidak memiliki catatan riwayat.
Pertanyaan bisa dimulai dengan riwayat
imunisasi saat kehamilan sebelumnya, catin, usia
sekolah, baduta dan bayi.
1
2
5. 16
Untuk mengetahui status T pada WUS maka petugas dapat menanyakan riwayat imunisasi tetanus sebagai
berikut :
a. Pada Pelayanan Kesehatan Reproduksi bagi Calon Pengantin :
1. Tanyakan riwayat dan waktu pemberian (bulan/tahun) imunisasi tetanus pada saat sekolah
2. Tanyakan riwayat dan waktu pemberian (bulan/tahun) imunisasi tetanus pada saat baduta dan bayi
b. Pada Pelayanan ANC:
1. Tanyakan riwayat dan waktu pemberian (bulan/tahun) imunisasi Tetanus pada kehamilan saat ini dan
kehamilan sebelumnya.
2. Tanyakan riwayat dan waktu pemberian (bulan/tahun) imunisasi tetanus pada saat catin
3. Tanyakan riwayat dan waktu pemberian (bulan/tahun) imunisasi tetanus pada saat sekolah
4. Tanyakan riwayat dan waktu pemberian (bulan/tahun) imunisasi tetanus pada saat baduta dan bayi
PERTANYAAN SKRINING IMUNISASI T WUS
HASIL PENAPISAN DICATAT PADA KARTU BANTU ATAU SISTEM PENCATATAN MANUAL/ELEKTRONIK
6. PENILAIAN HASIL PENAPISAN
17
Untuk menentukan status imunisasi tetanus (T) pada WUS, terdapat 2 (dua) hal yang
sangat penting yaitu jumlah dosis yang diterima dan interval pemberian imunisasi.
÷ Jumlah dosis dihitung berapa kali dosis imunisasi tetanus yang diterima sejak bayi
sampai pada saat penapisan.
÷ Imunisasi tetanus dihitung berdasarkan interval pemberian minimal (tidak mengenal
interval maksimal).
Status
Imunisasi
Interval minimal pemberian Masa perlindungan
T1 - -
T2 1 bulan setelah T1 3 tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 12 bulan setelah T3 10 tahun
T5 12 bulan setelah T4 >25 tahun
7. 18
PENAPISAN IMUNISASI T WUS
1. Seorang bayi mendapatkan imunisasi DPT-HB-Hib pada usia 2, 3 dan 4 bulan maka
status imunisasi tetanusnya adalah T2.
2. Apabila poin 1 terpenuhi, kemudian pada saat usia 18 bulan (baduta) anak tersebut
mendapatkan booster DPT-HB-Hib 1 kali, maka status imunisasi tetanus menjadi T3
(interval antara DPT-HB-Hib 3 dengan booster > 6 bulan).
3. Apabila poin 1 dan 2 terpenuhi, maka apabila pada waktu kelas 1 SD mendapatkan
imunisasi DT 1 kali, maka status imunisasi tetanus anak tersebut menjadi T4.
4. Ketika kelas 2 dan 5 SD masing-masing mendapatkan imunisasi Td 1 kali, maka
status imunisasi tetanus anak tersebut menjadi T5 (lengkap). Anak tersebut akan
memiliki perlindungan terhadap tetanus selama > 25 tahun sejak dosis yang terakhir
dan tidak lagi membutuhkan imunisasi tetanus.
8.
9. ÷ Jika dari penapisan sasaran menyatakan tidak ingat atau tidak bisa membuktikan
pernah mendapatkan imunisasi tetanus maka dianggap status T0. Sebaiknya sasaran
sesegera mungkin diberikan imunisasi tetanus untuk mendapatkan status T1 dan
untuk imunisasi selanjutnya dapat diberikan sesuai interval minimal.
÷ Jika dari penapisan sasaran membuktikan atau menyampaikan pernah mendapatkan
imunisasi tetanus 1 kali, maka dapat diberikan 1 kali imunisasi tetanus dengan
status T2.
÷ Jika sasaran menyatakan pernah mendapatkan suntikan tetanus pada waktu bayi
sampai dengan usia sekolah namun tidak mengingat jumlah dan interval minimal
maka dianggap T1
÷ Pada ibu hamil yang tidak diketahui riwayat imunisasi tetanus sebelumnya maka
dapat diberikan 2 dosis imunisasi tetanus dengan interval minimal 1 bulan, dimana
suntikan ke-2 diberikan paling lambat 2 minggu sebelum waktu perkiraan
persalinan.
19
PENILAIAN HASIL PENAPISAN
11. WUS yang menjadi sasaran
program imunisasi adalah
semua wanita usia 15 s.d 39
tahun, termasuk ibu hamil
SASARAN
WAKTU
PELAKSANAAN
• Imunisasi rutin
(ANC/pemeriksaan bumil,
calon pengantin)
• Kunjungan Posyandu
• Puskesmas Keliling
• Imunisasi Tambahan (SIAs)
TEMPAT
PELAKSANAAN
Puskesmas, puskesmas
pembantu, posyandu, RS
pemerintah/swasta/TNI/Polri,
klinik praktik dokter, dan
faskes lainnya
IMUNISASI TETANUS PADA WUS
12. Pendataan Sasaran
Perhitungan estimasi jumlah sasaran
berdasarkan:
1) Proyeksi data sasaran yang dikeluarkan
Kemenkes
2) Pendataan langsung yang dilakukan oleh
puskesmas
WUS yang menjadi sasaran program
imunisasi adalah semua wanita usia 15 s.d 39
tahun, baik hamil maupun tidak hamil
Perencanaan Imunisasi Tetanus pada WUS
13. Kebutuhan Vaksin dan Logistik
Penyediaan kebutuhan logistik program
imunisasi menggunakan sistem bundling,
dimana ketersediaan vaksin harus disertai
dengan ketersediaan ADS dan safety box
Dalam menyusun perhitungan kebutuhan
vaksin, sasaran imunisasi WUS dihitung 7-10%
dari total seluruh WUS (hamil dan tidak hamil)
Kebutuhan vaksin dalam pelayanan imunisasi
pada WUS digunakan untuk melengkapi status
imunisasi T
PERHATIAN !!!
Seorang WUS harus mencapai
status imunisasi T5 melalui
pemberian imunisasi tetanus
sesuai interval agar
mendapatkan perlindungan
jangka panjang
Perencanaan Imunisasi Tetanus pada WUS
14. TENAGA PELAKSANA
Kader
• Menyampaikan dan mengingatkan WUS untuk mendatangi tempat pelayanan imunisasi (posyandu)
• Membantu menyiapkan ruang layanan
• Membantu proses pendaftaran dan antrian layanan serta pencatatan
Petugas Imunisasi
• Memastikan kondisi diri sendiri, kader dan petugas kesehatan lainnya dalam keadaan sehat untuk
memberikan pelayanan (tidak demam, batuk, pilek, dan lain-lain)
• Memastikan semua vaksin, logistik, dan peralatan/kit anafilatik tersedia cukup dan dalam keadaan baik dan
bersih
• Melakukan skrining status imunisasi tetanus serta kesehatan sebelum pelaksanaan imunisasi
• Menjelaskan imunisasi yang akan diberikan saat ini (jenis, jadwal, manfaat, serta kemungkinan efek simpang
yang akan terjadi dan bagaimana cara untuk mengatasinya)
• Memberikan imunisasi sesuai jadwal dengan prinsip penyuntikan yang aman (safe injection)
• Memberikan penjelasan tindakan yang harus dilakukan apabila terjadi keluhan setelah imunisasi, seperti
harus segera menghubungi petugas kesehatan
• Mencatat hasil pelayanan imunisasi
15. CARA PEMBERIAN IMUNISASI TETANUS
1) Pengambilan vaksin dengan cara memasukkan jarum ke dalam vial vaksin dan pastikan ujung jarum
selalu berada di bawah permukaan larutan vaksin sehingga tidak ada udara yang masuk ke dalam
spuit
2) Tarik torak perlahan-lahan agar larutan vaksin masuk ke dalam spuit dan keluarkan udara yang
tersisa dengan cara mengetuk alat suntik atau mendorong torak sampai pada skala dosis yang
direkomendasikan kemudian cabut jarum dari vial
3) Bersihkan kulit tempat pemberian suntikan dengan kapas kering sekali pakai atau kapas yang
dibasahi dengan air matang, tunggu hingga kering. Apabila lengan tampak kotor diminta untuk
dibersihkan terlebih dahulu. Dosis vaksin sebanyak 0,5 mL diberikan secara intramuskuler pada
lengan atas, pertengahan otot deltoid. Setelah vaksin disuntikkan, jarum ditarik keluar, kemudian
ambil kapas kering lalu ditekan pada bekas suntikan, jika ada perdarahan kapas tetap ditekan pada
lokasi suntikan hingga darah berhenti, buang ADS ke dalam safety box.
4) Setelah melakukan pemberian imunisasi, catat jenis vaksin, tanggal pemberian dan nomor batch
vaksin pada register /catatan Imunisasi atau aplikasi ASIK
16. KONTRA INDIKASI IMUNISASI TETANUS
1) Berdasarkan rekomendasi Strategic Advisory Group of Expert on Immunization (SAGE),
imunisasi tetanus aman dan dapat diberikan pada wanita hamil sepanjang usia
kehamilan sampai dengan 2 minggu sebelum perkiraan persalinan
2) Tidak memberikan imunisasi tetanus pada WUS yang memiliki riwayat reaksi berat/
serius terhadap imunisasi tetanus
3) Tunda pemberian imunisasi tetanus pada WUS yang sedang panas tinggi dan sakit berat.
Berikan imunisasi segera setelah sembuh
4) HIV dan imunokompromais/imunodefisiensi bukan merupakan kontra indikasi imunisasi
tetanus
17. MANAJEMEN LIMBAH
1) Semua ADS yang telah digunakan harus dimasukkan ke dalam safety box, tanpa
melakukan penutupan ulang (recapping). Jangan membuang sampah lainnya ke dalam
safety box.
2) Setelah safety box terisi 3/4 (tiga per empat) penuh, harus ditempatkan di tempat yang
aman dalam kondisi tertutup dengan diberi tanda silang (X) atau ditempelkan lakban.
3) Limbah lainnya, seperti vial vaksin, kapas, dibuang ke dalam kantong plastik khusus
limbah medis atau kantong plastik biasa yang diberi tanda/ditulis “limbah medis”.
4) Setelah kantong plastik limbah medis terisi 3/4 (tiga per empat) penuh, diikat dan
ditempatkan di tempat yang aman dalam kondisi tertutup.
5) Safety box dibawa ke tempat penyimpanan limbah sementara di masing-masing fasilitas
pelayanan kesehatan terkait untuk dimusnahkan.
6) Limbah yang terkumpul tersebut kemudian dimusnahkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan berkoordinasi dengan petugas kesehatan lingkungan.
18. PEMANTAUAN DAN
PENANGGULANGAN KIPI
1) Setiap sasaran dianjurkan menunggu di tempat pelayanan sampai dengan 30 menit untuk
dilakukan observasi timbulnya KIPI. Jika tidak ada keluhan/ gejala, maka diperbolehkan
melanjutkan aktivitas kembali dan diberikan edukasi agar melaporkan kepada puskesmas
atau fasyankes lainnya jika ada keluhan
2) Apabila ditemukan KIPI serius, maka harus segera direspon, diinvestigasi dan dilaporkan
melalui laman web Keamanan Vaksin (https://keamananvaksin.kemkes.go.id/)
3) Reaksi ringan yang dapat terjadi pasca imunisasi tetanus adalah nyeri, bengkak, dan
kemerahan di lokasi suntikan. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian kompres hangat.
Jika nyeri terasa menganggu, maka dapat diberikan parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali
pemberian. Begitu pula jika terjadi demam maka parasetamol dapat digunakan sebagai
terapi simptomatik
19. PENCATATAN DAN PELAPORAN
1) Pencatatan dan pelaporan elektronik menggunakan Aplikasi
Sehat Indonesiaku (ASIK) untuk hasil layanan imunisasi.
2) ASIK ada dua macam yaitu:
Sehat Indonesiaku-aplikasi mobile android yang digunakan
oleh tenaga kesehatan untuk mencatat hasil kegiatan
imunisasi secara online
Dashboard Sehat Indonesiaku yang dapat dibuka melalui
web browser pada PC/ laptop/ desktop/ komputer maupun
pada smartphone untuk melihat analisa data hasil kegiatan
imunisasi
3) Pastikan semua hasil penapisan status imunisasi T pada WUS
telah terinput pada aplikasi ASIK dimulai dari pencatatan
riwayat kemudian hasil layanan imunisasi langsung