TUGAS studi kasus tentag pd3i tetanus neonatorum.pptx
1. MATERI PELATIHAN INTI 7
SURVEILANS TETANUS
NEONATORUM
KELOMPOK 3 DIFTERI
NAMA ANGGOTA :
1. AGUSTINUS
HENDY
2. FELISIANA S A
3. DWI
WAHYUNINGSIH
4. RIANA DEVY
5. DEWI MADONA
6. ANINDYKA INTAN
2. PENUGASAN
GEJALA DAN TANDA
DEFINISI :
Tetanus neonatorum (TN) merupakan penyakit
tetanus yang terjadi pada neonatus (usia<28
hari) yang disebabkan oleh Clostridium tetani,
dimana bakteri tersebut mengeluarkan toksin
(racun) dan menyerang sistem saraf pusat.
3. B. Bagaimana gejala dan tanda khas dari
penyakit TN ?
Kesulitan minum karena terjadinya trismus atau lock
jaw (spasme otot pengunyah)
Mulut mencucu seperti ikan, sehingga bayi tidak
dapat minum dengan baik
Terdapat risus sardonicus wajah seperti senyum
terpaksa dan alis terangkat
Terjadi spasmus otot yang luas
Kejang umum (tulang belakang seperti melengkung
ke belakang)
4. PENEMUAN KASUS
A. Sebutkan kriteria apa yang digunakan
untuk menetapkan adanya kasus TN …
Penetuan kriteria kasus konfirmasi TN tidak
berdasarkan pemeriksaan laboratorium, tetapi
berdasarkan gejala klinis dan diagnosis dokter
atau tenaga Kesehatan terlatih.
5. KRITERIA PENENTUAN TN
SUSP TN
• kasus atau
kematian TN yang
didiagnosa oleh
bukan dokter atau
petugas
Kesehatan terlatih
dan tidak
dilakukan
investigasi.
• kematian
neonatus yang
tidak diketahui
penyebabnya
Kasus Konfirmasi
• bayi lahir hidup
dapat menangis
dan menyusu atau
minum dalam 2
hari pertama
kemudian muncul
gejala seperti
trismus sehingga
sulit menyusu atau
minum disertai
kejang rangsang,
yang dapat terjadi
sejak umur 3-28
hari
Bukan
TN/Discarded
• kasus yang
setelah dilakukan
investigasi tidak
memenuhi kriteria
klinis.
6. b. Bagaimana Klasikasi kasus TN dan
bagaimana membedakannya ?
RINGAN
• Kekauan
yang hanya
trismus (
tanpa kejang
rangsang)
SEDANG
• Bayi kaku,
tanpa kejang
spontan dan
kejang hanya
terjadiapabila
dirangsang
BERAT
• Bayi kaku
dan sering
kejang
spontan
tanpa
rangsangan,
periode onset
< 2 hari
7. D.Jelaskan proses penemuan kasus TN dan lakukan
wawancara memastikan hal tersebut
Mendapatkan laporan yang mengarah pada suspek kasus
TN (dari RS, PMB, Klinik, laporan SKDR, ataupun
masyarakat)
Melakukan konfirmasi kasus
Melakukan PE dengan menggunakan formulir investigasi
TN (Form TN-01)
Melakukan wawancara terhadap orang tua kasus,
penolong persalinan, dan tenaga kesehatan pemberi
pelayanan antenatal untuk mendapatkan informasi factor
resiko kasus TN.
Dilakukan penetapan diagnosis TN berdasarkan gejala
klinis dan diagnosis dokter/ tenaga kesehatan terlatih serta
factor resiko sesuai dengan DO yang telah ditetapkan.
8. Data yang dikumpulkan pada saat
investigasi (melakukan wawancara)
meliputi…
tempat tanggal lahir,
tanggal dan usia saat kematian,
usia kehamilan,
berat badan bayi lahir,
persalinan di faskes (jelaskan jika persalinan tidak di faskes),
status imunisasi ibu,
pelayanan neonatal esensial termasuk pemotongan dan
perawatan tali pusar,
gejala yang timbul,
factor resiko lain yang diperlukan untuk rekomendasi respon
seperti berapa lama ibu tinggal di wilayah tersebut, frekuensi
kegiatan pelayanan imunisasi di wilayah tempat tinggal,
kegiatan ANC, dan alas an mengapa tidak PAB jika ibu tidak
9. 1. Berdasarkan soal kasus diatas, saudara
diminta untuk menginput data-data
kedalamform pencatatan pelaporan yang
tersedia.
10.
11.
12.
13. 2. Buatlah analisa secara deskriptif dan
interpretasikan hasilnya …..
Dari data hasil penyelidikan Epidemiologi didapatkan hasil
kasus kematian TN a.n By Ny Suharti usia 9 hari, jenis
kelamin laki-laki, desa B wilayah kerja Puskesmas B.
Riwayat sakit
Bayi lahir pada tanggal 11 September 2019 dalam kondisi
menangis dan mau menyusu.
Pada tanggal 17 September 2019, bayi sakit dengan gejala
demam, kejang, mulut mencucu (sukar dibuka saat
menyusu), sesak nafas. Dirawat di Puskesmas B tanggal
17 September. Setelah dirawat selama 3 hari, pasien
meninggal pada tanggal 20 September 2019.
14. Riwayat pemeriksaan kehamilan ibu
Kunjungan ANC dilakukan sebanyak 3 kali di Puskesmas B
dan diperiksa oleh bidan
Riwayat Persalinan
Persalinan dilakukan di Puskesmas B oleh Bidan pada
usia kehamilan 38 minggu. Saat persalinan alat potong tali
pusat yang digunakan yaitu gunting, dengan perawatan tali
pusat menggunakan ramuan tradisional.
Riwayat imunisasi ibu
Saat caten, ibu tidak mendapatkan imunisasi Td. Ibu
mendapatkan imunisasi Td pada saat kehamilan. Saat
wawancara ibu mengatakan ibu mendapat imunisasi pada
saat balita. sedangkan saat SD ibu tidak mengikuti
program imunisasi di sekolah. Sehingga status T ibu hamil
15. Cakupan vaksinasi
Cakupan imunisasi Td di Puskesmas B masih rendah yaitu
56% dari target 80%
Cakupan imunisasi DT di Puskesmas B masih rendah yaitu
56% dari target 80%
Cakupan TT2+ di Puskesmas B masih rendah yaitu 56% dari
target 80%
Cakupan persalinan di fasilitas Kesehatan masih 70% dari
target 100%
Cakupan KN I di Puskesmas B masih rendah 70 % dari target
95%
Cakupan KN 2 di Puskesmas B masih rendah 60% dari target
90%
Cakupan KN 3 di Puskesms B masih rendah 45 % dari
taerget 70%
16. Faktor lain :
Lokasi Puskesmas B mudah dijangkau oleh
masyarakat. Akan tetapi, kesadaran ke fasyankes
terutama tentang imunisasi masih kurang dan
permasalahan sosialbudaya
Masih terdapat dukun beranak yang membantu
persalinan dan perawatan pasca persalinan.
Saat persalinan dilakukan oleh bidan dengan alat
yang steril, perawatan bayi selanjutnya di lakukan
oleh dukun yang menggunakan cara tradisonal
yaitu memberikan ramuan tertentu pada tali pusat
bayi, yang pengolahan tidak bisa dipastikan
hygiene sanitasinya.
17. Dari data tersebut tersebut, apakah benar telah
terjadi KLB TN ? Dasar apa yang dipakai untuk
penetapan KLB?
Iya termasuk KLB TN.
Karena kasus TN<1/1000 kelahiran hidup di setiap
kab/kota per tahun.
Selain itu terdapat faktor yang mempengaruhi kasus
TN salah satunya dengan Imunisasi Ibu yang tidak
lengkap, perawatan bayi yang tidak higienis
18. 4. Apa tindakan saudara sebagai petugas
Surveilans Puskesmas setelah tahu bahwa telah
terjadi KLB TN?
Petugas surveilans melakukan konfirmasi awal ke
pasien.
Petugas surveilans melakukan koordinasi dengan Tim
TGC.
Petugas melaporkan kasus ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan format W1 (1x24 jam)
Petugas melakukan pelacakan kasus menggunakan
form TN-01 dengan wawancara terhadap orang tua
kasus, penolong persalinan dan nakes pemberi
pelayanan antenatal untuk mendapatkan informasi
faktor risiko kasus TN.
Petugas melakukan pencarian kasus tambahan
19. 5. Informasi apa saja yang harus
dikumpulkan untuk melengkapi laporan KLB
TN?
MENGISI FORM TN-01
Informasi yang dikumpulkan untuk melengkapi
laporan KLB TN adalah :
Melengkapi identitas bayi dan ibu
Melengkapi informasi kelahiran
Riwayat pemeriksaan kehamilan Ibu
Riwayat Persalinan
Riwayat Imunisasi Ibu Respon Kasus
Informasi Lain terkait imunisasi di wilayah kerja
Puskesmas
20. 6. Apa rencana tindak lanjut setelah KLB TN
berakhir?
Meningkatkan dan mempertahankan cakupan
imunisasi rutin tetanus melalui upaya-upaya
penguaatan imunisasi
Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
antenatal, persalinan di fasyankes dan pelayanan
Kesehatan neonatal
Penemuan suspek dan kematian TN melalui skrining
neonates sakit dan meninggal
Melibatkan kader dan anggota masyarakat lainnya
dalam penemuan kasus dan kematian akibat TN
Melaporkan segara setiap suspek dan kematian TN
melalui pelaporan list kasus TN dan SKDR
Diseminasi hasil analisis investigasi kepada program
terkait termasuk Pokja KIA guna memantapkan
Tindakan korektif