Dokumen tersebut membahas tentang teknis pelaksanaan imunisasi pneumokokus, yang mencakup karakteristik vaksin PCV, jadwal pemberian, ketentuan pelaksanaan, contoh kasus, langkah penyuntikan, dan manajemen vaksin serta logistik.
powerpoint puskesmas panjteraja sosialisasi hpv disekolah panteraja sd negri 1 panteraja dan min mesjid panteraja human papiloma virus dan vaksin campak disekolah sd dan min nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjdisuntikkan dlengan kanan dengan posisi 90 derajat agar obat masuk secara maksimalmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmpuskesmas panteraja cccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccc
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
2. KARAKTERISTIK VAKSIN PCV
Vaksin PCV merupakan vaksin yang sensitif beku, harus disimpan pada suhu 2 – 8°C
dan terlindung dari cahaya matahari.
1
Vaksin PCV dapat bertahan (masih tetap poten) selama 36 bulan apabila disimpan
dalam lemari es pada suhu 2 – 8°C dan terlindung dari cahaya matahari.
2
Vaksin PCV dapat bertahan pada suhu mencapai 25 °C selama empat hari. Hal ini
tidak direkomendasikan untuk penyimpanan atau pengiriman. Namun dapat
dijadikan pertimbangan jika terjadi keadaan darurat.
3
4. KARAKTERISTIK VAKSIN PCV
Vaksin PCV dikemas dalam bentuk vial, dimana dalam satu vial berisi 4 dosis. IP 3,7
5
50
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-14-
produk-imunologis-dan-vaksin/144-vaksin-
dan-antisera/vaksin-pneumokokus
Ijin Edar BPOM Juli 2019
5. PENGGOLONGAN BERDASARKAN SENSITIVITAS
TERHADAP SUHU
FS
(Freeze Sensitive)
tidak tahan beku
Gol. vaksin yang akan
rusak terhadap suhu
dingin <00C (beku)
Hepatitis B
Td
DPT-HB-Hib
DT
IPV
PCV
HS
(Heat Sensitive)
tidak tahan panas
Gol. vaksin yang
akan rusak terhadap
paparan panas yang
berlebih (>340C)
BCG
POLIO ORAL
CAMPAK RUBELLA
Epi cold chain
6. JADWAL PEMBERIAN VAKSIN PCV
Vaksin PCV dosis pertama dan kedua diberikan bersamaan dengan
vaksin DPT-HB-Hib dan OPV
Jadwal pemberian imunisasi PCV:
Dosis pertama : bayi usia 2 bulan
Dosis kedua : bayi usia 3 bulan
Dosis ketiga : anak usia 12 bulan (imunisasi lanjutan)
7. JADWAL IMUNISASI SETELAH INTRODUKSI
IMUNISASI PCV
USIA ANAK JENIS IMUNISASI
<24 jam Hepatitis 0 (HB0)
1 bulan BCG, OPV1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, OPV 2, PCV 1
3 bulan DPT-HB-Hib 2, OPV 3, PCV 2
4 bulan DPT-HB-Hib 3, OPV 4 dan IPV
9 bulan Campak-Rubela
12 bulan PCV 3
18 bulan Campak-Rubela, DPT-HB-Hib 4
Kelas 1 Campak-Rubela, DT
Kelas 2 Td
Kelas 5 Td
8. KETENTUAN PELAKSANAAN IMUNISASI PCV
Jika anak belum mendapatkan imunisasi PCV pada usia 2 dan 3 bulan, maka imunisasi
PCV masih dapat diberikan 2x sampai usia 11 bulan dengan interval minimal 4 minggu,
dan imunisasi lanjutan PCV pada usia 12 bulan dengan tetap memperhatikan interval
minimal 8 minggu dari dosis kedua.
Jika anak di atas usia 12 bulan belum pernah mendapat imunisasi PCV, maka anak
tersebut cukup mendapat dua dosis imunisasi PCV dengan interval minimal 4 minggu,
sebelum berusia 24 bulan.
Jika belum mendapatkan imunisasi PCV lanjutan pada usia 12 bulan, maka imunisasi
tersebut masih dapat diberikan sampai usia 24 bulan.
Pada awal introduksi hanya diberikan pada bayi usia 2 bulan, selanjutnya dilengkapi
dengan dosis kedua pada usia 3 bulan dan dosis lanjutan ke-3 pada usia 12 bulan.
9. CONTOH KASUS
Status (Situasi) Tindak Lanjut
Sesuai Jadwal
Dosis 1 : usia 2 bulan
Dosis 2 : usia 3 bulan
Dosis 3 : Usia 12 bulan (Imunisasi Lanjutan)
Sesuai jadwal
Interval dosis 1 ke 2 : 4 minggu
Dosis 3 : 12 bulan
Anak Usia < 12 bulan
Dosis 1 : Sudah
Dosis 2 : Belum
Diberikan dosis 2 dengan interval min. 4 minggu dari dosis 1
imunisasi lanjutan PCV (dosis 3) pada usia 12 bulan dengan
mempertimbangkan interval minimal 8 minggu dari dosis kedua
Anak usia 12 - 24 bulan
Dosis 1 dan 2 : Sudah
Imunisasi lanjutan (dosis 3) masih dapat berikan sampai usia 24 bulan
Anak usia 12 - 24 bulan
Dosis 1 : Sudah
Dosis 2 : Belum
Diberikan dosis 2 dengan interval min. 4 minggu dari dosis 1
imunisasi lanjutan PCV (dosis 3) diberikan dengan interval minimal 8
minggu dari dosis kedua
Anak usia > 12 bulan
Dosis 1 : belum
Dosis 2 : belum
Imunisasi cukup 2 dosis
Dosis 1 dan dosis 2 dengan interval 4 minggu (dosis 1 ke dosis 2)
diberikan sebelum usia 24 bulan
10. LANGKAH PENYUNTIKAN VAKSIN PCV PADA MASA
ADAPTASI KEBIASAAN BARU
1. Pelaksanaan pelayanan imunisasi PCV dilaksanakan dengan menerapkan
protokol kesehatan sesuai Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa
Pandemi COVID-19
2. Lakukan skrining kesehatan sebelum memberikan imunisasi PCV kepada
sasaran. Tentukan apakah sasaran memiliki kontraindikasi tertentu.
SKRINING KESEHATAN
FORM SKRINING/ DAFTAR
PERTANYAAN UNTUK MEMERIKSA
ANAK LAYAK DIIMUNISASI ATAU
TIDAK
11. FORM SKRINING SEBELUM IMUNISASI
Keterangan:
Jika terdapat jawaban ya pada
nomor 1-6, maka imunisasi
ditunda sampai anak dinyatakan
sehat kembali oleh dokter
Jika terdapat jawaban ya pada
nomor 7-11, maka sebaiknya
anak dikonsultasikan kepada
dokter ahli dan pemberian
imunisasi dilakukan oleh dokter
ahli
13. LANGKAH PENYUNTIKAN VAKSIN PCV PADA MASA
ADAPTASI KEBIASAAN BARU
4. Untuk mencegah terjadinya abses dingin, vaksin dalam vial yang belum dibuka agar
dihangatkan dengan cara menggenggamnya.
5. Ambil vaksin dan pastikan tidak ada gelembung udara dalam ADS.
6. Bersihkan kulit tempat pemberian suntikan dengan kapas kering sekali pakai atau
kapas yang dibasahi dengan air matang, tunggu hingga kering. Apabila paha bayi
dan anak tampak kotor diminta untuk dibersihkan terlebih dahulu.
7. Pegang lokasi suntikan dengan ibu jari dan telunjuk.
8. Tusukan jarum secara tegak lurus terhadap permukaan kulit dan pastikan jarum
tidak masuk pembuluh darah (tidak ada darah dalam spuit). Jika terdapat darah
yang masuk ke dalam spuit, segera cabut dan ganti dengan spuit baru.
9. Suntikan vaksin secara pelan-pelan untuk mengurangi rasa sakit.
14. LANGKAH PENYUNTIKAN VAKSIN PCV PADA MASA
ADAPTASI KEBIASAAN BARU
10. Setelah disuntikkan, jarum ditarik keluar, ambil kapas kering baru, kemudian
tekan pada bekas suntikan. Jika ada pendarahan, kapas tetap ditekan pada lokasi
suntukan hingga darah berhenti. Jangan memijat-mijat daerah bekas suntikan.
11. Buang jarum suntik habis pakai ke dalam safety box tanpa menutup kembali
jarum (no recapping). Safety box harus ditutup apabila sudah ¾ penuh dan
simpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak.
12. Catat status pada buku KIA dan buku kohort/register
13. Pengantar dan orang tua diminta untuk tidak meninggalkan tempat imunisasi 30
menit setelah penyuntikan untuk memantau reaksi anafilaksis dan sampaikan ke
orang tua jika di rumah timbul gejala/ tanda yang tidak biasa segera lapor ke
Puskesmas.
14. Ingatkan orang tua jadwal imunisasi berikutnya.
15. STRATEGI PELAKSANAAN IMUNISASI PCV PADA
MASA PANDEMI COVID-19
Tentukan jadwal hari dan jam pelayanan. Jam layanan tidak perlu lama dan
batasi jumlah sasaran yang dilayani dalam satu kali sesi pelayanan agar
tidak terjadi penumpukan atau kerumunan orang.
Pelaksanaan pelayanan imunisasi PCV dilaksanakan dengan menerapkan
protokol kesehatan sesuai dengan Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi
Pada Masa Pandemi COVID-19
Pos imunisasi dapat digunakan berulang dalam satu hari dengan syarat
dilakukan desinfeksi antar sesi
16. HAL-HAL YANG HARUS DIKERJAKAN OLEH
PETUGAS PELAKSANA IMUNISASI
Memastikan peralatan rantai vaksin dan perlengkapan anafilaktik dalam kondisi baik
Memastikan vaksin dalam kondisi baik, serta belum kadaluarsa
Memberikan imunisasi secara aman sesuai prosedur
Melakukan pengelolaan limbah imunisasi secara aman
Memantau, menangani dan melaporkan kasus KIPI
Memeriksa pencatatan dan pelaporan cakupan imunisasi dan logistik, serta melengkapi
pada akhir kegiatan
Membina kader dan melakukan kerjasama dengan tokoh agama/ tokoh masyarakat
Melakukan upaya identifikasi dan melaksanakan tindak lanjut penjangkauan anak yang
belum mendapat imunisasi saat pelayanan imunisasi
Memastikan pelayanan imunisasi mematuhi protokol kesehatan
17. TUGAS KADER DALAM PELAKSANAAN IMUNISASI PCV
Menggerakkan orang tua dan sasaran untuk datang ke pos pelayanan imunisasi
Mengatur alur pelayanan imunisasi
Mencatat sasaran dan memberi kartu imunisasi sebagai tanda/ bukti kepada sasaran
yang sudah diimunisasi
Melaporkan pada petugas apabila ditemukan kasus KIPI
Mengingatkan orang tua untuk melengkapi imunisasi rutin dengan selalui membawa
buku KIA
Membantu melakukan pemetaan sasaran yang tidak hadir pada saat pelayanan untuk
kemudian dilakukan upaya tindak lanjut penjangkauan
18. KEAMANAN PEMBERIAN IMUNISASI GANDA
Vaksin PCV akan diberikan bersamaan dengan vaksin DPT-HB-Hib dan vaksin
polio oral (OPV) pada usia 2 dan 3 bulan, artinya ada pemberian imunisasi
ganda pada usia tersebut.
Pemberian imunisasi ganda terbukti aman, efektif dan tidak meningkatkan
risiko KIPI pada anak.
Manfaat pemberian imunisasi ganda:
Melindungi anak sesegera mungkin pada bulan-bulan awal kehidupan
mereka yang rentan;
Lebih sedikit kunjungan untuk imunisasi;
Meningkatkan efisiensi layanan kesehatan
19. CARA PEMBERIAN IMUNISASI GANDA
Jelaskan manfaat dan keamanan pemberian imunisasi ganda kepada orang tua/
pengantar;
Atur posisi bayi/anak senyaman mungkin;
Pemberian imunisasi ganda dilakukan di tempat penyuntikan yang berbeda misalnya
di paha kanan dan paha kiri. Atau bisa juga diberikan di satu tempat suntikan yang
sama, dengan lokasi suntikan dipisahkan setidaknya berjarak 2,5 cm (1 inchi);
Kurangi rasa nyeri dengan memberikan vaksin yang lebih tidak sakit dahulu
(contohnya suntikan DPT-HB-Hib terlebih dahulu, baru PCV) dan pada saat
penyuntikan tidak diperlukan aspirasi.
20. MANAJEMEN VAKSIN DAN LOGISTIK
,
Perhitungan kebutuhan
vaksin dan logistik
Memastikan jumlah cukup.
Setiap tingkatan harus menyediakan
cadangan untuk antisipasi
keterlambatan/peningkatan kebutuhan
mendadak, misal: Prov (2b+1b), Kako
(1b+1b) dan PKM (1b+1m)
Perhitungan kebutuhan
perlengkapan anafilaktik
Perhitungan kebutuhan
logistik PPI/ APD
Setiap tempat pelayanan harus
menyediakan minimal 1 set
perlengkapan anafilaktik
Menghitung kebutuhan logistik
PPI untuk melindungi petugas
dan sasaran dari bahaya
penularan COVID-19
21. DISTRIBUSI VAKSIN DAN LOGISTIK
Vaksin dan logistik didistribusikan dari Pusat ke Dinkes Provinsi,
Dinkes Kab/Kota, Puskesmas dan Pos Pelayanan Imunisasi secara
berjenjang.
Vaksin PCV didistribusikan ke pos pelayanan pada hari yang sama
dengan pelayanan menggunakan vaccine carrier yang dilengkapi
dengan 2-4 buag cool pack (disesuaikan dengan jenis vaccine
carrier).
Selesai sesi pelayanan, petugas bertanggung jawab
mengembalikan sisa vaksin yang belum dibuka, vaccine carrier dan
safety box yang telah terisi ke Puskesmas.
Proses distribusi vaksin dan logistik imunisasi dilaksanakan dengan
memperhatikan protokol kesehatan dan sesuai SOP manajemen
rantai dingin sesuai yang tercantum dalam Petunjuk Teknis
Pelayanan Imunisasi pada masa pandemi COVID-19.
22. RANTAI DINGIN VAKSIN
Vaksin PCV adalah vaksin sensitif beku, sehingga harus disimpan dan
ditransportasikan pada suhu 2-8⁰C dari produsen sampai diberikan pada
sasaran
Setiap vial disimpan berdasarkan nomor batch
Perhatikan tanggal kadaluarsa vaksin. Jangan gunakan vaksin yang
sudah kadaluarsa. Terapkan prinsip vaksin dengan waktu kadaluarsa
lebih cepat, maka digunakan terlebih dahulu (Early-Expiry-First-Out/
EEFO)
23. PENYUNTIKAN YANG AMAN
Pelaksanaan imunisasi harus bisa menjamin bahwa sasaran
mendapatkan kekebalan, serta menghindarkan penyebaran penyakit
terhadap petugas dan masyarakat
Hal-Hal yang harus diperhatikan:
Jangan menggunakan vaksin PCV dengan kemasan yang telah rusak atau telah
melewati tanggal kadaluarsa.
Jarum suntik habis pakai harus langsung dibuang ke safety box tanpa menutup
kembali jarum (no recapping). Jangan meletakkan jarum suntik di atas meja atau di
nampan setelah injeksi.
24. PENYUNTIKAN YANG AMAN
Jangan mengisi safety box sampai terlalu penuh (hanya boleh diisi ¾)
Safety box dibawa kembali ke Puskesmas untuk dimusnahkan
Pemusnahan safety box yang berisi jarum bekas dengan dibakar pada incinerator,
pembakaran aman terlindung atau dikubur
Sampah lain (kapas, plastik) dimasukkan kedalam kantong plastik
Pelaksanaan pelayanan imunisasi PCV dilaksanakan dengan menerapkan protokol
kesehatan sesuai dengan Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa Pandemi
COVID-19
Lakukan skrining kesehatan terlebih dahulu, sebelum memberikan imunisasi PCV
kepada sasaran
Tenaga kesehatan harus mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
penyuntikan
25. KETENTUAN VAKSIN YANG BELUM DIGUNAKAN
Vaksin yang belum dibuka harus dikembalikan ke Puskesmas untuk
disimpan dalam vaccine refrigerator pada suhu 2-8⁰C
Vaksin PCV yang sudah dibuka pada pelayanan statis dapat digunakan
kembali sampai 28 hari dengan syarat memenuhi kriteria Multi-Dose Vial
Policy (MDVP)
Vaksin diberi tanda “K” dan didahulukan penggunaannya pada pelayanan
berikutnya
26. KETENTUAN VAKSIN YANG BELUM DIGUNAKAN
Kriteria Multi-Dose Vial Policy (MDVP):
Vaksin tersimpan dalam suhu 2-8 C
VVM masih A atau B
Tertulis tanggal vaksin dibuka pada vial vaksin (diberi label)
Tidak melewati masa kadaluarsa
Vial vaksin tidak terendam air atau beku
Semua dosis diambil secara aseptis
28. MANAJEMEN LIMBAH
Setiap tempat pelayanan imunisasi harus disediakan safety box dengan jumlah yang
cukup berdasarkan jumlah sasaran. Safety box harus diberi label dengan nama petugas,
nama tempat pelayanan dan tanggal pelayanan.
Jarum sutik dibuang ke dalam safety box tanpa ditutup kembali/no recapping
Jangan membuang sampah lainnya ke dalam safety box. Limbah lainnya seperti vial
vaksin, ampul pelarut, kapas, masker medis, dan sarung tangan dibuang ke dalam
kantong plastik khusus limbah medis atau kantong plastik biasa yang diberi tanda/ditulis
“limbah medis”.
Pemusnahan limbah dapat dilakukan melalui pihak ke-3 atau pemusnahan secara mandiri
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
29. KESIMPULAN
Vaksin PCV merupakan vaksin sensitif beku yang harus disimpan dan
didistribusikan pada suhu 2-8⁰C.
Vaksin PCV diberikan secara intramuskular, dengan dosis 0,5 ml di paha kiri
atas bagian luar.
Pelaksanaan pelayanan imunisasi PCV dilaksanakan dengan menerapkan
protokol kesehatan sesuai Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi pada Masa
Pandemi COVID-19.
Vaksin PCV akan diberikan bersamaan dengan vaksin DPT-HB-Hib dan vaksin
polio oral (OPV) pada usia 2 dan 3 bulan, artinya ada pemberian imunisasi
ganda pada usia tersebut. Pemberian imunisasi ganda terbukti aman, efektif
dan tidak meningkatkan risiko KIPI pada anak.
Limbah dari pelaksanaan imunisasi PCV harus dikelola dengan baik.