SlideShare a Scribd company logo
FIELD LAB
Imunisasi
Lokasi:
Puskesmas Kerjo
Karanganyar
Mengapa harus
dilakukan
Imunisasi?
PENDAHULUAN
“Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memantau
kegiatan strategi pencegahan primer yang tepat, berkaitan dengan
pasien, anggota keluarga dan masyarakat.” merupakan salah satu area
kompetensi seorang dokter.
(Konsil Kedokteran Indonesia, 2006)
Imunisasi diperkirakan dapat mencegah 2,5 juta kasus kematian anak per tahun di
seluruh dunia
WHO, UNICEF, & World Bank 2009
TBC
DIPTERI
PERTUSIS
CAMPAK
TETANUS
POLIO
HEPATITIS B
Program imunisasi sangat
penting agar tercapai kekebalan
masyarakat (population
immunity).
Program Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956 dan pada tahun 1990,
Indonesia telah mencapai status Universal Child Immunization (UCI), yang merupakan
suatutahap dimana cakupan imunisasi di suatu tingkat administrasi telah mencapai
90% atau lebih.
Saat ini Indonesia masih memiliki tantangan mewujudkan 100% UCI Desa/Kelurahan
pada tahun 2014 (Pusat Komunikasi Publik, 2011).
Mampu melakukan Imunisasi
TUJUAN
PEMBELAJARAN
TUJUAN UMUM
1. Mampu memahami dan menjelaskan tentang
dasar-dasar imunisasi dan imunisasi dasar di
Indonesia, meliputi:
a. Memahami pengertian imunisasi.
b. Memahami tujuan imunisasi.
c. Memahami macam-macam imunisasi.
d. Memahami kontraindikasi imunisasi.
e. Memahami bagaimana menghitung jumlah
sasaran.
f. Memahami cara menentukan target
cakupan.
g. Memahami cara menghitung Indeks
Pemakaian Vaksin (IP) Vaksin.
h. Memahami cara menghitung kebutuhan alat.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
TUJUAN KHUSUS
2. Mampu mengetahui dan menjelaskan manajemen
program serta prosedur imunisasi dasar bayi dan
balita, anak sekolah, ibu hamil dan calon pengantin
wanita di Puskesmas mulai dari perencanaan, cold
chain vaksin, pelaksanaan (termasuk mampu
memahami dan menjelaskan tentang KIPI “Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi” dan penanganannya),
pelaporan dan evaluasi keberhasilan program
imunisasi, meliputi:
TUJUAN
PEMBELAJARAN
TUJUAN KHUSUS
a. Memahami tahap persiapan vaksin, mulai dari
penyimpanan, pengontrolan vaksin, hingga vaksin
siap untuk digunakan.
b. Memahami alat-alat yang digunakan untuk
imunisasi.
c. Memahami tahap mempersiapkan pasien.
d. Mampu mengisi inform concent dan menjelaskan
kepada pasien tentang tujuan dan efeksamping
pemberian vaksin yang akan diberikan.
e. Memahami pelaksanaan imunisasi termasuk
macam-macam cara penyuntikan dan pemberian
masing-masing vaksin.
f. Memahami KIPI dari masing-masing vaksin.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
TUJUAN KHUSUS
PELAKSANAAN
PERTEMUAN KE-1
Selasa, 24 April 2015
Pengarahan tentang
materi imunisasi oleh
dokter dan bidan ahli di
Puskesmas Kerjo
PERTEMUAN KE-2
Sabtu, 28 Maret 2015
Kegiatan pembelajaran
ketrampilan imunisasi
meliputi pengamatan
langsung proses imunisasi
di Puskesmas Kerjo
PERTEMUAN KE-3
7 April 2015
Melakukan presentasi
hasil pembelajaran dan
pengamatan
di Puskesmas Kerjo
Pengarahan
tentang materi
imunisasi oleh
dokter dan bidan
ahli di Puskesmas
Kerjo
KEGIATAN PERTEMUAN
ke-1
KEGIATAN PERTEMUAN
ke-1
Meliputi:
Imunisasi & Vaksin || Penyimpanan ||
Macam Imunisasi || Penghitungan Jumlah
Sasaran || Pemberian Vaksin||KIPI
IMUNISA
SIadalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Berdasarkan sifat
penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi
pilihan.
IMUNISA
SIadalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Berdasarkan sifat
penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi
pilihan.
IMUNISA
SIadalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Berdasarkan sifat
penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi
pilihan.
VAKSIN
adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit
tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Berdasarkan sifat
penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi
pilihan.
PENYIMPANAN
VAKSIN
Rantai Vaksin
Suhu Optimum Vaksin Hidup
Suhu Optimum Vaksin Mati
Lemari Es dan Freezer
Susunan Vaksin di dalam
Lemari Es
Wadah Pembawa Vaksin
MACAM-MACAM IMUNISASI
BCG adalah vaksin untuk mencegah penyakit TBC atau
sering disebut flek paru. BCG dianjurkan diberikan umur 2-
3 bulan atau dilakukan uji tuberkulin dahulu (bila usia anak
lebih dari 3 bulan) untuk mengetahui apakah anak telah
terinfeksi TBC atau belum. Kekebalan untuk penyakit TBC
tidak diturunkan dari ibu ke anak (imunitas seluler),
sehingga anak yang baru lahir tidak memiliki kekebalan
terhadap TBC. Inilah urgensi pemberian imunisasi BCG
umur 2-3 bulan.
IMUNISASI BCG
BCG tidak dapat diberikan pada penderita dengan
gangguan kekebalan seperti pada penderita leukemia
(kanker darah), anak dengan pengobatan obat steroid
jangka panjang dan penderita infeksi HIV.
IMUNISASI BCG
Imunisasi polio ada 2 macam, yang pertama oral polio
vaccine, yang sering dijumpai dan memang masih
digunakan oleh Indonesia, yaitu vaksin tetes mulut.
Sedangkan yang kedua inactivated polio vaccine, vaksin ini
diberikan dengan cara disuntikkan. Vaksin polio dengan
cara oral dianggap mudah diberikan, murah, dan
mendekati rute penyakit aslinya, sehingga banyak
digunakan. Sedangkan vaksin polip injeksi dianggap mahal
dan tidak punya efek epidemiologis walaupun efek
proteksinya lebih baik dari cara pemberian oral.
IMUNISASI POLIO
Polio atau lengkapnya poliomelitis adalah suatu penyakit
radang yang menyerang saraf dan dapat menyebabkan
lumpuh pada kedua kaki. Walaupun dapat sembuh,
penderita akan pincang seumur hidup karena virus ini
membuat otot-otot lumpuh dan tetap kecil. Sejumlah
besar penderita meninggal karena tidak dapat
menggerakkan otot pernapasan. Virus polio menular
secara langsung melalui percikan ludah penderita atau
makanan dan minuan yang dicemari. Pencegahannya
dengan dilakukan menelan vaksin polio 2 (dua) tetes
setiap kali sesuai dengan jadwal imunisasi.
IMUNISASI POLIO
Penyakit campak mudah menular, dan mereka yang daya
tahan tubuhnya lemah sangat mudah terserang penyakit
yang disebabkan virus Morbili ini. Campak yang tidak
ditangan dapat mengakibatkan komplikasi, terutama pada
campak yang berat. Usia dan jumlah pemberian imunisasi
campak sebanyak 2 kali ( 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di
usia 6 tahun). Dianjurkan pemberian campak pertama
sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah
menurun di usia 9 bulan, penyakit campak umumnya
menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum
mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan
harus diimunisasi MMR (Measles Mump Rubella).
IMUNISASI CAMPAK
Banyak jalan masuk virus hepatitis B ke tubuh. Yang potemsial melalui
jalan lahir. Cara lain melalui kontak dengan darah penderita, semisal
transfusi darah. Upaya pencegahan adalah langkah terbaik. Selain itu,
imunisasi merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya virus
hepatitis B. Usia Pemberian sekurang-kurangnya 12 jam setelah lahir.
Dengan syarat, kondisi bayi stabil, tak ada gangguan pada paru-paru dan
jantung. Dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan usia 3-6 bulan. Khusus bayi
yang lahir dari ibu pengidap VHB, selain imunisasi tersebut dilakukan
tambahan dengan imunoglobulin antihepatitis B dalam waktu sebelum
usia 24 jam. Namun imunisasi ini tidak dapat diberikan pada anak yang
sakit berat.
IMUNISASI HB
(HEPATITIS B)
DPT adalah vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan
tetanus yang dimurnikan, serta bakteri pertusis yang telah
diinaktivasi yang teradsorbsi ke dalam 3 mg / ml
Aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan
sebagai pengawet. Indikasi Untuk Imunisasi secara
simultan terhadap difteri, tetanus dan batuk rejan.
Komposisi Tiap ml mengandung : Toksoid difteri yang
dimurnikan 40 Lf Toksoid tetanus yang dimurnikan 15 Lf B,
pertussis yang diinaktivasi 24 OU Aluminium fosfat 3 mg
Thimerosal 0,1 mg.
IMUNISASI DPT
Vaksin DPT dapat diberikan secara aman dan efektif pada
waktu yang bersamaan dengan vaksinasi BCG, Campak,
Polio (OPV dan IPV), Hepatitis B, Hib dan vaksin Yellow
Fever. Imunisasi DPT kedua tidak boleh diberikan kepada
anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosis
pertama DPT. Komponen pertussis harus dihindarkan, dan
hanya dengan diberi DT untuk meneruskan imunisasi ini.
Untuk individu penderita virus human immunodefficiency
(HIV) baik dengan gejala maupun tanpa gejala harus diberi
imunisasi DPT sesuai dengan standar jadwal tertentu.
IMUNISASI DPT
Vaksin ini digunakan untuk pencegahan terhadap difteri,
tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B dan infeksi
Haemophilus Influenzae tipe b dengan cara simultan.
Imunisasi DPT-HB-Hib merupakan imunisasi rutin yang
diberikan kepada sasarann pada usia 0-11 bulan. Imunisasi
lanjutan DPT-HB,Hib dan Campak, diberikan kepada batita
(Bawah Tiga Tahun). Pemberian Imunisasi DPT-HB,Hib
merupakan bagian dari pemberian imunisasi dasar pada
bayi sebanyak tiga dosis.
IMUNISASI PENTAVALEN/
PENTABIO
( DPT, HB, HIB )
Vaksin DPT-HB,Hib merupakan pengganti vaksin DPT-HB
sehingga memiliki jadwal yang sama dengan DPT-HB. Pada
tahap awal DPT-HB, Hib hanya diberikan pada bayi yang
belum pernah mendapatkan imunisasi DPT-HB. Apabila
sudah pernah mendapatkan imunisasi DPT-HB dosis
pertama atau kedua, tetap dilanjutkan dengan pemberian
imunisasi DPT-HB sampai dengan dosis ketiga.
IMUNISASI PENTAVALEN/
PENTABIO
( DPT, HB, HIB )
Sasaran dihitung berdasarkan angka jumlah
penduduk, angka kelahiran dari hasil sensus
penduduk dari BPS.
PENGHITUNGAN DAN
PERENCANAAN
Berdasarkan angka persentase
kelahiran bayi dari jumlah
penduduk masing-masing
wilayah
Penghitungan Jumlah Sasaran
Bayi
Berdasarkan besarnya jumlah
sasaran bayi tahun lalu yang
diproyeksikan untuk tahun ini :
Berdasarkan angka persentase
kelahiran bayi dari jumlah
penduduk masing-masing
wilayah
Penghitungan Jumlah Sasaran
Bayi
Kecamatan:
CBR Kabupaten X Jumlh Penduduk
Kecamatan:
CBR Kabupaten X Jumlh Penduduk
Berdasarkan besarnya jumlah
sasaran bayi tahun lalu yang
diproyeksikan untuk tahun ini
:
Penghitungan Jumlah Sasaran
Bayi
Jumlah bayi desa tahun lalu x Jumlah bayi kecamatan th ini
Jumlah bayi kec.tahun lalu
Jumlahnya 10 % lebih besar dari jumlah bayi
Sasaran ibu hamil : 1,1 x Jumlah Bayi 22
Penghitungan Jumlah Sasaran Ibu
Hamil
Berdasarkan data dari Dinas
Pendidikan setempat.
Penghitungan Jumlah Sasaran
Anak Sekolah Tingkat Dasar
Jumlah sasaran WUS : 21,9 & x Jumlah
penduduk
Penghitungan Wanita Usia Subur
(WUS)
Menetapkan berapa besar cakupan imunisasi
yang akan dicapai pada tahun yang direncanakan.
Target cakupan maksimal 100 %
Penghitungan Target Cakupan
Jumlah sasaran X Target(%)
IP Vaksin
Jumlah Suntikan (cakupan ) tahun lalu
Jumlah Vaksin yang terpakai tahun lalu
Penghitungan Indeks Pemakaian
Vaksin
Penghitungan Kebutuhan Vaksin
Kebutuhan = Sasaran x Target
Cakupan
Perencanaan Kebutuhan Alat
Suntik & Safety Box
Kebutuhan alat suntik = jumlah
vaksin yg dibutuhkan
= Jumlah alat suntik BCG+DPT+TT+DT+HB+Campak+Untukoplos
100
Perencanaan Kebutuhan Alat
Suntik & Safety Box
CARA PEMBERIAN VAKSIN
VAKSIN
BCG
Sedian BCG adalah sediaan padat sehingga untuk menggunakannya dibutuhkan
pelarut. Pelarut BCG harus dimasukkan ke dalam cool pack 12 jam sebelum
digunakan. Hal ini bertujuan untuk menyamaratakan suhu antara vaksin dan
pelarut.
BCG disuntikkan dengan dosis 0,05 ml secara intrakutan. Penyuntikan dilakukan di
lengan kanan atas.
VAKSIN
POLIO
Vaksin polio yang akrab digunakan adalah yang secara oral. Sehingga
penggunaannya hanya cukup meneteskan dua tetes pada mulut.
VAKSIN
CAMPAK
Sediaan vaksin campak sama seperti BCG yaitu sediaan kering. Sehingga dalam
penggunaannya perlu dilarutkan terlebih dahulu.
Vaksin campak disuntikkan dengan dosis 0,5 ml secara subkutan. Penyuntikan
dilakukan di lengan kiri atas.
VAKSIN
HEPATITI
S B
Sediaan vaksin ini adalah cair, sehingga tidak perlu dilarutkan saat akan digunakan.
Vaksin Hepatitis B disuntikkan dengan dosis 0,5 ml secara intramuskular.
Penyuntikan dilakukan di paha kanan.
VAKSIN
PENTAVA
LEN/
PENTABI
O
Sediaan vaksin ini adalah cair, sehingga tidak membutuhkan pelarut.
Vaksin ini disuntikkan dengan dosis 0,5 ml secara intramuskular. Penyuntikkan
dilakukan di paha kiri.
KIPI
Menurut Komite Nasional Pengkajian dan
Penanggulangan KIPI (KN PP KIPI), KIPI adalah semua
kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah
imunisasi.
KLASIFIKASI
KIPI
Injection
Reaction
Reaksi
Vaksin
Tidak
Diketahui
Concidential
Kesalahan
Program
PELAP
ORAN
KIPI
Identitas
Dokter yang memeriksa
Jenis vaksin yang diberikan, dosis, nomor batch, siapa
yang memberikan.
Riwayat KIPI
Gejala atau diagnosis
Saat timbulnya KIPI hingga diketahui, berapa lama
interval waktu antara pemberian imunisasi dengan
terjadinya KIPI, lama gejala KIPI.
PELAP
ORAN
KIPI
Apakah terdapat gejala sisa, setelah dirawat dan sembuh
Bagaimana cara menyelesaikan masalah KIPI
Adakah tuntutan dari keluarga
KIPI YANG HARUS
DILAPORKAN 24 JAM PASCA
IMUNISASI:
1. Reaksi anafilaksis
2. Anafilaksis
3. Menangis menjerit yang tidak berhenti
selama >3 jam (persistent incosolable
screaming).
4. Hypotonic hypresponsive episode
5. Toxic shock syndrome
KIPI yang harus dilaporkan 5
hari pasca imunisasi:
1. Reaksi lokal hebat
2. Sepsis
3. Abses pada tempat suntikan
KIPI YANG HARUS DILAPORKAN 30 HARI
PASCA IMUNISASI:
1. Ensefalopati
2. Kejang
3. Meningitis aseptik
4. Trombositopenia
5. Lumpuh layuh (accute flaccid paralysis)
6. Meninggal, dirawat di RS
7. Reaksi lokal yang hebat
8. Abses di daerah suntikan
9. Neuritis Brakhial
Kegiatan
pembelajaran
ketrampilan
imunisasi meliputi
pengamatan
langsung proses
imunisasi
KEGIATAN PERTEMUAN
ke-2
PEMBELAJARA
N PROSES
PEMBERIAN
VAKSIN
ORAL
INTRA
MUSKULAR
SUB KUTAN
INTRA
KUTAN
PERSIAPAN
ALAT-ALAT
PEMBERIAN
VAKSIN
Handscoen
Kapas
ADS
Air Hangat
Pasien Imunisasi Pentavalen & Polio
Pasien Imunisasi Pentavalen & Polio
Pasien Imunisasi Vaksin T-2
Praktikan membantu mengisi informed concent
dengan ibu pasien dan mengukur suhu aksila.
Kemudian petugas imunisasi menyiapkan alat-alat
yang diperlukan selama proses imunisasi. Alat-
alat yang dibutuhkan antara lain: handscoon,
kapas, air hangat, tempat sampah, serta ADS 0,5
ml. Untuk bahan yang diperlukan, petugas
imunisasi mengambil vaksin Polio dan vaksin
Pentavalen. Vaksin polio diberikan secara oral
sebanyak 2 tetes, sedangkan vaksin pentavalen
disuntikkan secara intramuskular di paha kiri.
Pasien Imunisasi Pentavalen & Polio
Imunisasi yang diberikan adalah vaksin
tetanus 2 (T-2). Vaksin ini diberikan
dengan cara intramuskular di lengan kiri
dengan dosis 0,5 cc.
Pasien Imunisasi Vaksin T-2
KESIMP
ULAN
Dari kegiatan yang kami lakukan didapatkan bahwa sesuai dengan tujuan
pembelajaran, kami telah memahami dasar-dasar imunisasi, imunisasi di Indonesia,
prosedur imunisasi dasar pada bayi dan calon pengantin wanita, serta melakukan
evaluasi terhadap program imunisasi. Didapatkan pelaksanaan imunisasi di
Puskesmas Kerjo Karanganyar sudah baik walaupun ada beberapa kekurangan.
Antusiasme masyarakat juga sudah baik dilihat dari jumlah masyarakat yang
melakukan imunisasi, sikap mematuhi jadwal imunisasi, mendengarkan penjelasan
mengenai imunisasi dari pihak Puskesmas Kerjo dengan baik, dan sikap tanggap
KIPI yang baik.
SARAN
Dari hasil pengamatan dalam kegiatan kami masih ditemukan beberapa hal yang
tidak sesuai prosedur imunisasi yang baik, yaitu:
1. Penyimpanan masing-masing dus vaksin di dalam lemari pendingin masih
dalam jarak yang terlalu dekat, sebaiknya diletakkan dengan jarak minimal 1-2
cm.
2. Kotak Syok Anafilaksis sebaiknya diletakkan dekat dengan area pelaksanaan
imunisasi agar lebih mudah digunakan saat terjadi syok anafilaksis.
Saran untuk kelompok kami adalah mempelajari lebih lanjut prosedur pelaksanaan
imunisasi dan cara berkomunikasi dengan pasien yang baik agar kedepannya dapat
diaplikasikan dalam pekerjaan dan tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan.
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Promkes imunisasi
Promkes imunisasiPromkes imunisasi
Promkes imunisasi
Ira Rosita
 
Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)
whenny
 
Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...
Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...
Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...
Operator Warnet Vast Raha
 

What's hot (20)

Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Sap imunisasi
Sap imunisasiSap imunisasi
Sap imunisasi
 
Penkes imunisasi
Penkes imunisasiPenkes imunisasi
Penkes imunisasi
 
Sosialisasi imunisasi mr-linsek -
Sosialisasi  imunisasi mr-linsek -Sosialisasi  imunisasi mr-linsek -
Sosialisasi imunisasi mr-linsek -
 
Buku panduan pekan imunisasi 2015
Buku panduan pekan imunisasi 2015Buku panduan pekan imunisasi 2015
Buku panduan pekan imunisasi 2015
 
Promkes imunisasi
Promkes imunisasiPromkes imunisasi
Promkes imunisasi
 
Imunisasi farmakologi
Imunisasi farmakologiImunisasi farmakologi
Imunisasi farmakologi
 
Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin Imunologi dan vaksin
Imunologi dan vaksin
 
Sap immunisasi
Sap immunisasiSap immunisasi
Sap immunisasi
 
Sap imunisasi AKPER PEMKAB MUNA
Sap imunisasi AKPER PEMKAB MUNA Sap imunisasi AKPER PEMKAB MUNA
Sap imunisasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Imunisasi Dasar
Imunisasi DasarImunisasi Dasar
Imunisasi Dasar
 
Bahan imunisasi
Bahan imunisasiBahan imunisasi
Bahan imunisasi
 
Penyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasiPenyuluhan imunisasi
Penyuluhan imunisasi
 
Sap imunisasi
Sap imunisasiSap imunisasi
Sap imunisasi
 
Imunisasi tumbuh kembang 1
Imunisasi tumbuh kembang 1Imunisasi tumbuh kembang 1
Imunisasi tumbuh kembang 1
 
Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)Konsep imunisasi (anak)
Konsep imunisasi (anak)
 
Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...
Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...
Hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingka...
 
Imunisasi Polio
Imunisasi PolioImunisasi Polio
Imunisasi Polio
 
Immunisasi
Immunisasi Immunisasi
Immunisasi
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 

Similar to Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
Klinik Atlanta
 
Konsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anakKonsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anak
diana diana
 

Similar to Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS (20)

LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdfLEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
LEAFLET_IMUNISASI_pdf.pdf
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
 
Program imunisasi4
Program imunisasi4Program imunisasi4
Program imunisasi4
 
Konsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anakKonsep dasar imunisasi pada anak
Konsep dasar imunisasi pada anak
 
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas KesehatanBuku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
Buku Saku Imunisasi untuk Petugas Kesehatan
 
Vaccine
VaccineVaccine
Vaccine
 
Sosialisasi vaksin baru untuk bayi dan balita.pptx
Sosialisasi vaksin baru untuk bayi dan balita.pptxSosialisasi vaksin baru untuk bayi dan balita.pptx
Sosialisasi vaksin baru untuk bayi dan balita.pptx
 
Konsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdf
Konsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdfKonsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdf
Konsep Dasar Pemberian IMUNISASI pada anak.pdf
 
imunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.pptimunisasi PADA ANAK.ppt
imunisasi PADA ANAK.ppt
 
1. Program Imunisasi Nasional di indonesia.pdf
1. Program  Imunisasi Nasional di indonesia.pdf1. Program  Imunisasi Nasional di indonesia.pdf
1. Program Imunisasi Nasional di indonesia.pdf
 
Vaksin
VaksinVaksin
Vaksin
 
Materi imunisasi Untuk Nusan Tara Sehat
Materi imunisasi Untuk Nusan Tara SehatMateri imunisasi Untuk Nusan Tara Sehat
Materi imunisasi Untuk Nusan Tara Sehat
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
VAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIAVAKSIN DI INDONESIA
VAKSIN DI INDONESIA
 
Imunisasi dasar
Imunisasi dasarImunisasi dasar
Imunisasi dasar
 
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campakaskeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
 
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.pptPPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
PPT-7-Konsep-imunisasi-pada-anak sehat.ppt
 
konsep imunisasi pada anak power point.
konsep imunisasi pada anak  power point.konsep imunisasi pada anak  power point.
konsep imunisasi pada anak power point.
 
Makalah kia
Makalah kiaMakalah kia
Makalah kia
 

Recently uploaded

Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
danangandi
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
tien148950
 
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
JonathanIngram16
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
graceduma3
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
viagrajogja
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (17)

Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
 
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
127743877-Otopsi-Virtual-forensic-basic.pptx
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdfJUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
JUKNIS INISIASI PENGOBATAN TBC RO DI PUSKESMAS(komplit).pdf
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  BantulJual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman -  Bantul
Jual Kondom Sambung Jumbo Di Jogja - Alat Bantu Sex Pria Sleman - Bantul
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 

Presentasi FIELD LAB Pemantauan Gizi Balita & Ibu Hamil FK UNS

  • 3. “Mengidentifikasi, memberikan alasan, menerapkan dan memantau kegiatan strategi pencegahan primer yang tepat, berkaitan dengan pasien, anggota keluarga dan masyarakat.” merupakan salah satu area kompetensi seorang dokter. (Konsil Kedokteran Indonesia, 2006)
  • 4. Imunisasi diperkirakan dapat mencegah 2,5 juta kasus kematian anak per tahun di seluruh dunia WHO, UNICEF, & World Bank 2009
  • 6.
  • 7. Program imunisasi sangat penting agar tercapai kekebalan masyarakat (population immunity).
  • 8. Program Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1956 dan pada tahun 1990, Indonesia telah mencapai status Universal Child Immunization (UCI), yang merupakan suatutahap dimana cakupan imunisasi di suatu tingkat administrasi telah mencapai 90% atau lebih. Saat ini Indonesia masih memiliki tantangan mewujudkan 100% UCI Desa/Kelurahan pada tahun 2014 (Pusat Komunikasi Publik, 2011).
  • 9.
  • 10.
  • 12. 1. Mampu memahami dan menjelaskan tentang dasar-dasar imunisasi dan imunisasi dasar di Indonesia, meliputi: a. Memahami pengertian imunisasi. b. Memahami tujuan imunisasi. c. Memahami macam-macam imunisasi. d. Memahami kontraindikasi imunisasi. e. Memahami bagaimana menghitung jumlah sasaran. f. Memahami cara menentukan target cakupan. g. Memahami cara menghitung Indeks Pemakaian Vaksin (IP) Vaksin. h. Memahami cara menghitung kebutuhan alat. TUJUAN PEMBELAJARAN TUJUAN KHUSUS
  • 13. 2. Mampu mengetahui dan menjelaskan manajemen program serta prosedur imunisasi dasar bayi dan balita, anak sekolah, ibu hamil dan calon pengantin wanita di Puskesmas mulai dari perencanaan, cold chain vaksin, pelaksanaan (termasuk mampu memahami dan menjelaskan tentang KIPI “Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi” dan penanganannya), pelaporan dan evaluasi keberhasilan program imunisasi, meliputi: TUJUAN PEMBELAJARAN TUJUAN KHUSUS
  • 14. a. Memahami tahap persiapan vaksin, mulai dari penyimpanan, pengontrolan vaksin, hingga vaksin siap untuk digunakan. b. Memahami alat-alat yang digunakan untuk imunisasi. c. Memahami tahap mempersiapkan pasien. d. Mampu mengisi inform concent dan menjelaskan kepada pasien tentang tujuan dan efeksamping pemberian vaksin yang akan diberikan. e. Memahami pelaksanaan imunisasi termasuk macam-macam cara penyuntikan dan pemberian masing-masing vaksin. f. Memahami KIPI dari masing-masing vaksin. TUJUAN PEMBELAJARAN TUJUAN KHUSUS
  • 15. PELAKSANAAN PERTEMUAN KE-1 Selasa, 24 April 2015 Pengarahan tentang materi imunisasi oleh dokter dan bidan ahli di Puskesmas Kerjo PERTEMUAN KE-2 Sabtu, 28 Maret 2015 Kegiatan pembelajaran ketrampilan imunisasi meliputi pengamatan langsung proses imunisasi di Puskesmas Kerjo PERTEMUAN KE-3 7 April 2015 Melakukan presentasi hasil pembelajaran dan pengamatan di Puskesmas Kerjo
  • 16. Pengarahan tentang materi imunisasi oleh dokter dan bidan ahli di Puskesmas Kerjo KEGIATAN PERTEMUAN ke-1
  • 17. KEGIATAN PERTEMUAN ke-1 Meliputi: Imunisasi & Vaksin || Penyimpanan || Macam Imunisasi || Penghitungan Jumlah Sasaran || Pemberian Vaksin||KIPI
  • 18. IMUNISA SIadalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi pilihan.
  • 19. IMUNISA SIadalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi pilihan.
  • 20. IMUNISA SIadalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi pilihan.
  • 21. VAKSIN adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi imunisasi wajib dan imunisasi pilihan.
  • 22. PENYIMPANAN VAKSIN Rantai Vaksin Suhu Optimum Vaksin Hidup Suhu Optimum Vaksin Mati Lemari Es dan Freezer Susunan Vaksin di dalam Lemari Es Wadah Pembawa Vaksin
  • 24. BCG adalah vaksin untuk mencegah penyakit TBC atau sering disebut flek paru. BCG dianjurkan diberikan umur 2- 3 bulan atau dilakukan uji tuberkulin dahulu (bila usia anak lebih dari 3 bulan) untuk mengetahui apakah anak telah terinfeksi TBC atau belum. Kekebalan untuk penyakit TBC tidak diturunkan dari ibu ke anak (imunitas seluler), sehingga anak yang baru lahir tidak memiliki kekebalan terhadap TBC. Inilah urgensi pemberian imunisasi BCG umur 2-3 bulan. IMUNISASI BCG
  • 25. BCG tidak dapat diberikan pada penderita dengan gangguan kekebalan seperti pada penderita leukemia (kanker darah), anak dengan pengobatan obat steroid jangka panjang dan penderita infeksi HIV. IMUNISASI BCG
  • 26. Imunisasi polio ada 2 macam, yang pertama oral polio vaccine, yang sering dijumpai dan memang masih digunakan oleh Indonesia, yaitu vaksin tetes mulut. Sedangkan yang kedua inactivated polio vaccine, vaksin ini diberikan dengan cara disuntikkan. Vaksin polio dengan cara oral dianggap mudah diberikan, murah, dan mendekati rute penyakit aslinya, sehingga banyak digunakan. Sedangkan vaksin polip injeksi dianggap mahal dan tidak punya efek epidemiologis walaupun efek proteksinya lebih baik dari cara pemberian oral. IMUNISASI POLIO
  • 27. Polio atau lengkapnya poliomelitis adalah suatu penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat menyebabkan lumpuh pada kedua kaki. Walaupun dapat sembuh, penderita akan pincang seumur hidup karena virus ini membuat otot-otot lumpuh dan tetap kecil. Sejumlah besar penderita meninggal karena tidak dapat menggerakkan otot pernapasan. Virus polio menular secara langsung melalui percikan ludah penderita atau makanan dan minuan yang dicemari. Pencegahannya dengan dilakukan menelan vaksin polio 2 (dua) tetes setiap kali sesuai dengan jadwal imunisasi. IMUNISASI POLIO
  • 28. Penyakit campak mudah menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah sangat mudah terserang penyakit yang disebabkan virus Morbili ini. Campak yang tidak ditangan dapat mengakibatkan komplikasi, terutama pada campak yang berat. Usia dan jumlah pemberian imunisasi campak sebanyak 2 kali ( 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun). Dianjurkan pemberian campak pertama sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mump Rubella). IMUNISASI CAMPAK
  • 29. Banyak jalan masuk virus hepatitis B ke tubuh. Yang potemsial melalui jalan lahir. Cara lain melalui kontak dengan darah penderita, semisal transfusi darah. Upaya pencegahan adalah langkah terbaik. Selain itu, imunisasi merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya virus hepatitis B. Usia Pemberian sekurang-kurangnya 12 jam setelah lahir. Dengan syarat, kondisi bayi stabil, tak ada gangguan pada paru-paru dan jantung. Dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan usia 3-6 bulan. Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap VHB, selain imunisasi tersebut dilakukan tambahan dengan imunoglobulin antihepatitis B dalam waktu sebelum usia 24 jam. Namun imunisasi ini tidak dapat diberikan pada anak yang sakit berat. IMUNISASI HB (HEPATITIS B)
  • 30. DPT adalah vaksin yang terdiri dari toksoid difteri dan tetanus yang dimurnikan, serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi yang teradsorbsi ke dalam 3 mg / ml Aluminium fosfat. Thimerosal 0,1 mg/ml digunakan sebagai pengawet. Indikasi Untuk Imunisasi secara simultan terhadap difteri, tetanus dan batuk rejan. Komposisi Tiap ml mengandung : Toksoid difteri yang dimurnikan 40 Lf Toksoid tetanus yang dimurnikan 15 Lf B, pertussis yang diinaktivasi 24 OU Aluminium fosfat 3 mg Thimerosal 0,1 mg. IMUNISASI DPT
  • 31. Vaksin DPT dapat diberikan secara aman dan efektif pada waktu yang bersamaan dengan vaksinasi BCG, Campak, Polio (OPV dan IPV), Hepatitis B, Hib dan vaksin Yellow Fever. Imunisasi DPT kedua tidak boleh diberikan kepada anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama DPT. Komponen pertussis harus dihindarkan, dan hanya dengan diberi DT untuk meneruskan imunisasi ini. Untuk individu penderita virus human immunodefficiency (HIV) baik dengan gejala maupun tanpa gejala harus diberi imunisasi DPT sesuai dengan standar jadwal tertentu. IMUNISASI DPT
  • 32. Vaksin ini digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk rejan), hepatitis B dan infeksi Haemophilus Influenzae tipe b dengan cara simultan. Imunisasi DPT-HB-Hib merupakan imunisasi rutin yang diberikan kepada sasarann pada usia 0-11 bulan. Imunisasi lanjutan DPT-HB,Hib dan Campak, diberikan kepada batita (Bawah Tiga Tahun). Pemberian Imunisasi DPT-HB,Hib merupakan bagian dari pemberian imunisasi dasar pada bayi sebanyak tiga dosis. IMUNISASI PENTAVALEN/ PENTABIO ( DPT, HB, HIB )
  • 33. Vaksin DPT-HB,Hib merupakan pengganti vaksin DPT-HB sehingga memiliki jadwal yang sama dengan DPT-HB. Pada tahap awal DPT-HB, Hib hanya diberikan pada bayi yang belum pernah mendapatkan imunisasi DPT-HB. Apabila sudah pernah mendapatkan imunisasi DPT-HB dosis pertama atau kedua, tetap dilanjutkan dengan pemberian imunisasi DPT-HB sampai dengan dosis ketiga. IMUNISASI PENTAVALEN/ PENTABIO ( DPT, HB, HIB )
  • 34. Sasaran dihitung berdasarkan angka jumlah penduduk, angka kelahiran dari hasil sensus penduduk dari BPS. PENGHITUNGAN DAN PERENCANAAN
  • 35. Berdasarkan angka persentase kelahiran bayi dari jumlah penduduk masing-masing wilayah Penghitungan Jumlah Sasaran Bayi Berdasarkan besarnya jumlah sasaran bayi tahun lalu yang diproyeksikan untuk tahun ini :
  • 36. Berdasarkan angka persentase kelahiran bayi dari jumlah penduduk masing-masing wilayah Penghitungan Jumlah Sasaran Bayi Kecamatan: CBR Kabupaten X Jumlh Penduduk Kecamatan: CBR Kabupaten X Jumlh Penduduk
  • 37. Berdasarkan besarnya jumlah sasaran bayi tahun lalu yang diproyeksikan untuk tahun ini : Penghitungan Jumlah Sasaran Bayi Jumlah bayi desa tahun lalu x Jumlah bayi kecamatan th ini Jumlah bayi kec.tahun lalu
  • 38. Jumlahnya 10 % lebih besar dari jumlah bayi Sasaran ibu hamil : 1,1 x Jumlah Bayi 22 Penghitungan Jumlah Sasaran Ibu Hamil
  • 39. Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan setempat. Penghitungan Jumlah Sasaran Anak Sekolah Tingkat Dasar Jumlah sasaran WUS : 21,9 & x Jumlah penduduk Penghitungan Wanita Usia Subur (WUS)
  • 40. Menetapkan berapa besar cakupan imunisasi yang akan dicapai pada tahun yang direncanakan. Target cakupan maksimal 100 % Penghitungan Target Cakupan
  • 41. Jumlah sasaran X Target(%) IP Vaksin Jumlah Suntikan (cakupan ) tahun lalu Jumlah Vaksin yang terpakai tahun lalu Penghitungan Indeks Pemakaian Vaksin Penghitungan Kebutuhan Vaksin
  • 42. Kebutuhan = Sasaran x Target Cakupan Perencanaan Kebutuhan Alat Suntik & Safety Box Kebutuhan alat suntik = jumlah vaksin yg dibutuhkan
  • 43. = Jumlah alat suntik BCG+DPT+TT+DT+HB+Campak+Untukoplos 100 Perencanaan Kebutuhan Alat Suntik & Safety Box
  • 45. VAKSIN BCG Sedian BCG adalah sediaan padat sehingga untuk menggunakannya dibutuhkan pelarut. Pelarut BCG harus dimasukkan ke dalam cool pack 12 jam sebelum digunakan. Hal ini bertujuan untuk menyamaratakan suhu antara vaksin dan pelarut. BCG disuntikkan dengan dosis 0,05 ml secara intrakutan. Penyuntikan dilakukan di lengan kanan atas.
  • 46. VAKSIN POLIO Vaksin polio yang akrab digunakan adalah yang secara oral. Sehingga penggunaannya hanya cukup meneteskan dua tetes pada mulut.
  • 47. VAKSIN CAMPAK Sediaan vaksin campak sama seperti BCG yaitu sediaan kering. Sehingga dalam penggunaannya perlu dilarutkan terlebih dahulu. Vaksin campak disuntikkan dengan dosis 0,5 ml secara subkutan. Penyuntikan dilakukan di lengan kiri atas.
  • 48. VAKSIN HEPATITI S B Sediaan vaksin ini adalah cair, sehingga tidak perlu dilarutkan saat akan digunakan. Vaksin Hepatitis B disuntikkan dengan dosis 0,5 ml secara intramuskular. Penyuntikan dilakukan di paha kanan.
  • 49. VAKSIN PENTAVA LEN/ PENTABI O Sediaan vaksin ini adalah cair, sehingga tidak membutuhkan pelarut. Vaksin ini disuntikkan dengan dosis 0,5 ml secara intramuskular. Penyuntikkan dilakukan di paha kiri.
  • 50. KIPI
  • 51. Menurut Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan KIPI (KN PP KIPI), KIPI adalah semua kejadian sakit dan kematian yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi.
  • 53. PELAP ORAN KIPI Identitas Dokter yang memeriksa Jenis vaksin yang diberikan, dosis, nomor batch, siapa yang memberikan. Riwayat KIPI Gejala atau diagnosis Saat timbulnya KIPI hingga diketahui, berapa lama interval waktu antara pemberian imunisasi dengan terjadinya KIPI, lama gejala KIPI.
  • 54. PELAP ORAN KIPI Apakah terdapat gejala sisa, setelah dirawat dan sembuh Bagaimana cara menyelesaikan masalah KIPI Adakah tuntutan dari keluarga
  • 55. KIPI YANG HARUS DILAPORKAN 24 JAM PASCA IMUNISASI: 1. Reaksi anafilaksis 2. Anafilaksis 3. Menangis menjerit yang tidak berhenti selama >3 jam (persistent incosolable screaming). 4. Hypotonic hypresponsive episode 5. Toxic shock syndrome
  • 56. KIPI yang harus dilaporkan 5 hari pasca imunisasi: 1. Reaksi lokal hebat 2. Sepsis 3. Abses pada tempat suntikan
  • 57. KIPI YANG HARUS DILAPORKAN 30 HARI PASCA IMUNISASI: 1. Ensefalopati 2. Kejang 3. Meningitis aseptik 4. Trombositopenia 5. Lumpuh layuh (accute flaccid paralysis) 6. Meninggal, dirawat di RS 7. Reaksi lokal yang hebat 8. Abses di daerah suntikan 9. Neuritis Brakhial
  • 61. Pasien Imunisasi Pentavalen & Polio Pasien Imunisasi Pentavalen & Polio Pasien Imunisasi Vaksin T-2
  • 62. Praktikan membantu mengisi informed concent dengan ibu pasien dan mengukur suhu aksila. Kemudian petugas imunisasi menyiapkan alat-alat yang diperlukan selama proses imunisasi. Alat- alat yang dibutuhkan antara lain: handscoon, kapas, air hangat, tempat sampah, serta ADS 0,5 ml. Untuk bahan yang diperlukan, petugas imunisasi mengambil vaksin Polio dan vaksin Pentavalen. Vaksin polio diberikan secara oral sebanyak 2 tetes, sedangkan vaksin pentavalen disuntikkan secara intramuskular di paha kiri. Pasien Imunisasi Pentavalen & Polio
  • 63. Imunisasi yang diberikan adalah vaksin tetanus 2 (T-2). Vaksin ini diberikan dengan cara intramuskular di lengan kiri dengan dosis 0,5 cc. Pasien Imunisasi Vaksin T-2
  • 64. KESIMP ULAN Dari kegiatan yang kami lakukan didapatkan bahwa sesuai dengan tujuan pembelajaran, kami telah memahami dasar-dasar imunisasi, imunisasi di Indonesia, prosedur imunisasi dasar pada bayi dan calon pengantin wanita, serta melakukan evaluasi terhadap program imunisasi. Didapatkan pelaksanaan imunisasi di Puskesmas Kerjo Karanganyar sudah baik walaupun ada beberapa kekurangan. Antusiasme masyarakat juga sudah baik dilihat dari jumlah masyarakat yang melakukan imunisasi, sikap mematuhi jadwal imunisasi, mendengarkan penjelasan mengenai imunisasi dari pihak Puskesmas Kerjo dengan baik, dan sikap tanggap KIPI yang baik.
  • 65. SARAN Dari hasil pengamatan dalam kegiatan kami masih ditemukan beberapa hal yang tidak sesuai prosedur imunisasi yang baik, yaitu: 1. Penyimpanan masing-masing dus vaksin di dalam lemari pendingin masih dalam jarak yang terlalu dekat, sebaiknya diletakkan dengan jarak minimal 1-2 cm. 2. Kotak Syok Anafilaksis sebaiknya diletakkan dekat dengan area pelaksanaan imunisasi agar lebih mudah digunakan saat terjadi syok anafilaksis. Saran untuk kelompok kami adalah mempelajari lebih lanjut prosedur pelaksanaan imunisasi dan cara berkomunikasi dengan pasien yang baik agar kedepannya dapat diaplikasikan dalam pekerjaan dan tidak terjadi kesalahan yang tidak diinginkan.