Cimahitoto: Situs Togel Online Terpercaya untuk Penggemar Judi
6. biaya penggunaan modal kerja (cost of capital)
1. BIAYA MODAL DAN
STRUKTUR MODAL
(Cost and Structur of Capital)
Oleh: Abdullah Abidin, S.E., M.Si.
Biaya Modal (Cost of Capital)
Struktur Modal (Structur of Capital)
Hubungan Kapitalisasi dan Struktur Modal
Penentuan Struktur Modal dengan WACC
2. Pengertian Biaya Modal (Cost of Capital)
Modal ( Capital ): dana yg digunakan untuk
membiayai pengadaan asset dan operasional suatu
perusahaan
Modal dapat dilihat di neraca sisi kanan: hutang,
saham biasa, saham preferen dan laba ditahan.
Cost of Capital adalah Return yang dapat
diharapkan oleh investor suatu perusahaan apabila
mereka berinvestasi pada sekuritas-sekuritas yang
mempunyai tingkat risiko yang sebanding.
3. Konsep “Cost of Capital”
Konsep “Cost of Capital” dimaksudkan untuk dapat
menentukan besarnya biaya yg secara rill harus
ditanggung oleh perusahaan untuk memperoleh
dana dari suatu sumber.
Kebayakan orang menganggap bahwa biaya modal
adalah sebesar tingkat bunga yg ditetapkan dalam
kontrak (Contractual Interest), hal ini benar jika
jumlah uang yg diterima sama dengan jumlah
nominal utangnya.
Dengan demikian biaya penggunaan utang secara
rill yg ditanggung oleh penerima kredit adalah lebih
besar daripada tingkat bunga menurut kontrak.
4. Demikian halnya jika kita memenuhi kebutuhan dana
dengan mengeluarkan saham preferen, dimana hasil
penjualan saham preferen lebih kecil daripada harga
nominalnya.
Sama halnya jika perusahaan menggunakan laba
ditahan, kita harus menyadari bahwa ada biayanya
sebesar “rate of return” yg diharapkan diterima oleh
investor (expected rate of return on the stock).
Dengan demikian, konsep “Cost of Capital” dimaksudkan
untuk dapat menentukan besarnya biaya rill dari
penggunaan modal dari masing-masing sumber dana,
untuk kemudian menentukan biaya rata-rata (Average
Cost of Capital) dari keseluruhan dana yang digunakan
oleh perusahaan (the firm’s cost of capital).
5. Biaya modal yg dimaksudkan adalah biaya modal yg
sifatnya “explicit” yaitu sama dengan “discount rate”
yg dapat menjadikan nilai sekarang (Present Value)
dari dana neto yg diterima perusahaan sama dengan
nilai sekarang dari dana yg harus dibayarkan karena
penggunaan dana tersebut beserta peluanasannya.
Pembayaran atau “out flows” itu adalah dalam
bentuk pembayaran bunga, utang pokok atau
“principal” atau dividen.
Perhitungan biaya penggunaan modal dapat
didasarkan atas perhitungan sebelum pajak (before-
tax) atau sesudah pajak (after-tax ), umumnya
digunakan atas dasar sesudah pajak (after tax basis)
6. Biaya Penggunaan Dana secara Individuil
Pada dasarnya utang Jk. Pendek terdiri dari utang
perniagaan, utang wesel, dan kredit Jk. Pendek dari
Bank. Biaya Kredit perniagaan adalah Explisit.
Kegagalan membayar tepat pada waktunya
mengakibatkan hilangnya kesempatan mendapatkan
“cash discount”.
Misalkan cash discount yang hilang selama setahun
Rp. 5.000,- dan utang perniagaan rata-rata sebesar
Rp. 50.000,-, maka biaya kredit perniagaan yg
eksplisit sebelum pajak adalah sebesar :
Biaya Penggunaan Dana dari Utang Jk. Pendek
Rp.
5.000,-
Rp.50.00
0,-
=
10%
7. Karena bunga modal diperhitungkan dari
keuntungan sebelum pajak, maka keuntungan kena
pajak menjadi kecil
Biaya utang sesudah pajak = Biaya utang sebelum
pajak x (1,0 – tingkat pajak)
Misal, tingkat pajak penghasilan 40%, maka biaya
hutang sesudah pajak = (0,10) x (1,0-0,4) = (0,10)
(0,60) = 6%
Perusahaan yg ingin mendapatkan keuntungan dari
“cash discount”, maka harus membayar utang
perniagaan tepat waktu sehingga tdk memiliki beban
yg bersifat Eksplisit.
8. Utang Wesel
Utang wesel mempunyai bunga yg tetap dari harga nominalnya.
Di sini, kita mencoba mengkaitkan bunga yg dibayar dgn
jumlah uang yg diterima (dana yg efektif digunakan), karena
biasanya bank langsung memotong bunga dimuka dari nominal
kreditnya, sehingga penerima kredit menerima uang yg lebih
kecil dari utang nominalnya.
Misal, utang wesel nominal Rp. 100.000,- bunga 15% per tahun
dgn umur 1 tahun, dalam hal ini kita hanya menerima uang
sebesar Rp. 85.000,- (Rp. 100.000 – Rp.15.000), dengan
demikian tingkat bunga yg sebenarnya sebelum pajak adalah:
Rp.
15.000,-
Rp.85.000,
-
=
17,65
%
Kalau tgkt pajak adalah 40%, maka biaya
sesudah pajaknya adalah
17,65% (1-0,4) = 17,65% (0,60) =10,50%
9. Utang jangka panjang
Perhitungan biaya penggunaan utang Jk. Panjang dan
umumnya adalah dalam bentuk Obligasi, kitapun harus
mengkaitakan jumlah dana neto yg diterima dgn pengeluaran-
pengeluaran kas karena penggunaan dana tersebut.
Biaya penggunaan utang Jk. Panjang atau Obligasi dapat
dihitung dgn rumus “shortcut” dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Mengadakan estimasi jumlah rata2 dari dana yg tersedia
selama umurnya.
2. Menghitung biaya rata2 tahunan (average annual cost)
dari penggunaan dana tersebut.
3. Menghitung persentase biaya rata2 tahunan dari jumlah
dana rata2 yg tersedia.
4. Menyesuaikan biaya obligasi itu atas dasar sesudah pajak
(after tax basis).
10. Misalnya:
Kita akan mengeluarkan obloigasi dengan harga
nominal perlembar Rp. 10.000,- yg mempunyai umur
10 tahun. Hasil penjualan obligasi neto yg kita terima
sebesar Rp. 9.700,- bunga atau coupon obligasi
pertahunnya 4%. Berapa besarnya biaya obligasi
(Cost of bonds) tersebut?
Berdasarkan data tersebut kita dapat menghitung
cost of bonds tersebut:
1. Dana rata-rata yg tersedia yg akan digunakan
selama 10 tahun sebesar
9.700 + 10.000 = 9.850
2
11. 2. Kita harus memperhatikan biaya ekstra sebesar
Rp. 300,- yaitu selisih antara dana yg diterima
dgn jumlah dana yg harus dibayar kembali
sesudah 10 tahun. Kalau biaya ekstra itu
disebarkan secara merata selama 10 kali
pembayaran bunga, berarti bahwa biaya ekstra
pertahun sebesar Rp. 30,- dari Rp. 300/10
kali/tahun. dana tersebut ditambahkan pd bunga
yg setiap tahu dibayarkan. dengan demikian
selama 10 tahun kita harus membayar beban
sebesar Rp. Rp. 400,- dari = 4% x Rp. 10.000,-
plus Rp. 30,- (Biaya ekstra) sehingga berjumlah
Rp. 430,- (average annual cost).
12. 3. menghitung persentase biaya tahunan rata2 dari
jumlah dana rata2 yg tersedia. Biaya obligasi
sebelum pajak:
430
9.850
X 100% = 4,36%
4. Sebagai langkah terakhir adalah menyesuaikan biaya
obligasi sebelum pajak atas dasar sesudah pajak.
Apabila tingkat pajak 40%, maka biaya sesudah pajak
= 4,36% (1-0,40) = 2,62%
13. Modal dari Saham preferen
Saham preferen mempunyai sifat campuran antara utang
dan saham biasa.
Mempunyai sifat sebagai utang, karena saham preferen
mengandung kewajibanyg tetap untuk mengdakan
pembayaran secara periodik.
Dalam likuiditas pemegang saham preferen mempunyai
hak didahulukan sebelum pemegang saham biasa.
Saham preferen mengandung resiko yg lebih besar
daripada saham biasa, tetapi lebih kecil dari utang.
Biaya saham preferen dapat dihitung dgn membagi
dividen perlembar saham preferen (Dp) dengan harga
neto (net price) daripenjualan selembar saham preferen
baru (Pn).
Dp
Pn
Biaya saham
Preferen=
14. Misalnya
Suatu perusahaan mengeluarkan saham preferen
baru dengan nilai nominal Rp. 10.000,- perlembar
dgn dividen sebesar Rp. 600,-. Hasil penjualan neto
yg diterima dari saham preferen tersebut sebesar
Rp. 9.000,-
Biaya saham preferen sebesar 6,667% ini sudah
atas dasar sesudah pajak sehingga tidak perlu
diadakan penyesuaian pajak. Dividen saham
preferen dibebankan dari keuntungan sesudah
pajak.
Rp. 600,-
Rp. 9.000,-
Biaya saham
Preferen=
= 6,667%
15. Modal dari laba ditahan
Besarnya biaya penggunaan dana yg berasal dari
laba ditahan adalah sebesar tingkat pendapatan
investasi dalam saham yg diharapkan diterima para
investor, atau dianggap sama dengan biaya
penggunaan dana yg berasal dari saham biasa.
Misalkan, perusahaan mendapatkan keuntungan
sebesar Rp. 400,- perlembar saham, dan dibayarkan
sebagai dividen sebesar Rp. 200,-. Hasil neto
penjualan saham sebesar Rp. 4000,- perlembarnya.
Keuntungan, dividen dan harga saham mempunyai
tingkat pertumbuhan sebesar 5% setahunnya, dan
tingkat pertumbuhan ini diharapkan akan
berlangsung terus.
16. Tingkat pendapatan investasi yg diharapkan dalam
saham adalah:
Oleh karena besarnya biaya penggunaan dari laba
ditahan sebesar tingkat pendapatan investasi yg
diharapkan dalam saham, maka dalam contoh di atas
besarnya biaya penggunaan laba ditahan adalah
sebesar 10%, biaya laba ditahan atas dasar sesudah
pajak, sehingga tdk perlu penyesuaian pajak lagi.
dividen
harga jual
+ tingkat pertumbuhan yg
diharapkan
Rp.200,-
Rp.4.000
+ 5% = 5% + 5% = 10%
17. Biaya Modal dari Emisi Saham Biasa Baru
Biaya penggunaan dana yg berasal dari emisi
saham biasa baru adalah lebih tinggi daripada biaya
penggunaan dana yg berasal dari laba ditahan,
karena dalam emisi saham baru dibebani biaya
emisi (floating cost).
Misalnya, suatu perusahaan akan mengadakan
emisi saham biasa baru dengan harga jual
perlembarnya Rp. 4.000,- biaya emisi (floating cost)
per lembarnya sebesar Rp. 400,- sehingga hasil
penjualan neto yg diterima sebesar Rp. 3.600,- per
lembarnya. Rate of return yg diharapkan dari saham
Tingkat pendapatan investasi (rate of return )dari saham biasa
1- persentase biaya emisi dihitung dari harga jual (sebelum by
emisi)
By saham baru =
18. Dari contoh tersebut, biaya emisi adalah sebesar
Maka, besarnya biaya saham biasa baru adalah:
Seperti halnya biaya saham preferen, biaya laba
ditahan, biaya saham biasa baru inipun sudah atas
dasar sesudah pajak, sehingga tdk perlu ada
penyesuaian pajak.
Rp.400-
Rp.4.000
= 10%
=10%
1- 0,10
10%
1- 0,10
By saham baru = = 11,1%
19. Biaya penggunaan Modal secara keseluruhan
Tingkat biaya penggunaan modal yg harus
diperhitungkan oleh perusahaan adalah tingkat biaya
penggunaan modal perusahaan seara keseluruhan.
Karena biaya masing2 sumber berbeda2, maka
harus diperhitungkan “weighted average”
dariberbagai sumber dana tersebut.
Penetapan bobot atau “Weight” dapat didasarkan
pada:
1. Jumlah rupiah dari masing2 masing komponen
struktur modal.
2. Proposal modal dalam struktur modal dinyatakan
dalam persentase.
20. Contoh:
Suatu perusahaan mempunyai strukturmodal sebagai
berikut:
Utang (Jk. Panjang) Rp. 60. 000,000,-
Saham Preferen Rp. 10.000.000,-
Modal Sendiri Rp.130.000.000,-
Jumlah Rp. 200.000.000,-
Biaya Penggunaan dana dari masing-masing sumber
dana tersebut adalah:
Utang = 6% (sebelum pajak)
Saham Preferen = 7%
Modal Sendiri = 10%
Tingkat Pajak Perseroam = 50%
21. Langkah pertama adalah mengadakan penyesuaian pajak
bagi biaya utang untuk menjadikan biaya sesudah pajak.
Biaya utang sesudah pajak = 6% (1-0,5) = 3%
1. Menggunakan Jumlah Modal utk penetapan “Weight”-nya.
Komponen Modal
(1)
Jumlah Modal
(2)
Biaya Masing-
Masing Modal
(3)
Jumlah Biaya
Komponen
(2x3)
Utang Rp.
60.000.000,-
3% Rp. 1. 800.000,-
Saham Preferen Rp.
10.000.000,-
7% Rp. 700.000,-
Modal Sendiri Rp.
130.000.000,-
10% Rp. 13.000.000
Rp.
200.000.000,-
Rp. 15.500.000,-Rp.15.500.000-
Rp.200.000.000 = 7,75%Weighted Cost of Capital=
22. 2. Menggunakan Proporsi Modal (Capital
Proportions) untuk penetapan Weight
Weight Cost of Capital = 7,75%
Komponen
Modal
(1)
Persentase dari
Total
(2)
Biaya Masing-
Masing Modal
(3)
Jumlah Biaya
Komponen
(2x3)
Utang 30% 3% 0,0090
Saham Preferen 5% 7% 0,0035
Modal Sendiri 65% 10% 0,0650
100% 0,0775