2. Pengertian Profesi dan
Profesionalisme
Menurut Badudu (2003), definisi profesionalisme adalah
mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri
suatu profesi atau ciri orang yang profesional.
Sementara kata profesional sendiri berarti:
1. Bersifat profesi
2. Memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan
latihan, beroleh bayaran karena keahliannya itu.
3. Lanjutan...
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
profesionalisme memiliki dua kriteria pokok, yaitu
keahlian dan pendapatan (bayaran). Kedua hal itu
merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan.
Artinya seseorang dapat dikatakan memiliki
profesionalisme manakala memiliki dua hal pokok
tersebut, yaitu keahlian (kompetensi) yang layak sesuai
bidang tugasnya dan pendapatan yang layak sesuai
kebutuhan hidupnya.
4. Lanjutan...
“Profesionalisme” adalah sebutan yang mengacu kepada
sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota
suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan
meningkatkan kualitas profesionalnya.
5. Ciri-ciri Profesionalisme
1. Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang
serta kemahiran dalam menggunakan peralatan
tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
yang bersangkutan dengan bidang tadi
2. Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam
menganalisis suatu masalah dan peka di dalam
membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam
mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan
6. Lanjutan...
3. Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya
kemampuan mengantisipasi perkembangan
lingkungan yang terbentang di hadapannya
4. Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan
kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan
menghargai pendapat orang lain, namun cermat
dalam memilih yang terbaik bagi diri dan
perkembangan pribadinya
7. Tiga Watak Kerja Profesionalisme
1. Kerja seorang profesional itu beritikad untuk
merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan
profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu
mementingkan atau mengharapkan imbalan upah
materiil
2. Kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh
kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai
melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang
panjang, ekslusif dan berat.
8. Lanjutan...
3. Kerja seorang profesional diukur dengan kualitas
teknis dan kualitas moral harus menundukkan diri
pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik
yang dikembangkan dan disepakati bersama di
dalam sebuah organisasi profesi.
Menurut Harris [1995] ruang gerak seorang profesional
ini akan diatur melalui etika profesi yang distandarkan
dalam bentuk kode etik profesi.
9. Lanjutan...
Pelanggaran terhadap kode etik profesi bisa dalam
berbagai bentuk, meskipun dalam praktek yang umum
dijumpai akan mencakup dua kasus utama, yaitu:
a. Pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak mencerminkan
respek terhadap nilai-nilai yang seharusnya dijunjung
tinggi oleh profesi itu. Memperdagangkan jasa atau
membeda-bedakan pelayanan jasa atas dasar keinginan
untuk mendapatkan keuntungan uang yang berkelebihan
ataupun kekuasaan merupakan perbuatan yang sering
dianggap melanggar kode etik profesi dan.
10. Lanjutan...
b. Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa profesi
yang kurang mencerminkan kualitas keahlian yang sulit
atau kurang dapat dipertanggungjawabkan menurut standar
maupun kriteria profesional.
11. Kode Etik Profesi
1. Standar‐standar etika menjelaskan dan menetapkan
tanggungjawab terhadap klien, institusi, dan
masyarakat pada umumnya.
2. Standar‐standar etika membantu tenaga ahli profesi
dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat
kalau mereka menghadapi dilema‐dilema etika dalam
pekerjaan.
3. Standar‐standar etika membiarkan profesi menjaga
reputasi atau nama dan fungsi‐fungsi profesi dalam
masyarakat melawan kelakuan‐kelakuan yang jahat
dari anggota‐anggota tertentu.
12. Lanjutan...
4. Standar‐standar etika mencerminkan /
membayangkan pengharapan moral‐moral dari
komunitas, dengan demikian standar‐standar etika
menjamin bahwa paraanggota profesi akan menaati
kitab UU etika (kode etik) profesi dalam
pelayanannya.
5. Standar‐standar etika merupakan dasar untuk menjaga
kelakuan dan integritas atau kejujuran dari tenaga ahli
profesi.
13. Lanjutan...
6. Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak
sama dengan hukum (atau undang‐undang). Seorang
ahli profesi yang melanggar kode etik profesi akan
menerima sangsi atau denda dari induk organisasi
profesinya.
14. Fungsi dari Kode Etik Profesi
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap
anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik
profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu
hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh
dilakukan.
15. Lanjutan...
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial
bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan
suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat
memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana
di lapangan kerja (kalangan sosial).
16. Lanjutan...
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak
diluar organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat
dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu
instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh
mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau
perusahaan.
17. Karakteristik Profesi
1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan
teoritis: Profesional diasumsikan mempunyai
pengetahuan teoritis yang ekstensif dan memiliki
keterampilan yang berdasar
pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam
praktik.
2. Asosiasi profesional: Profesi biasanya memiliki
badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang
dimaksudkan untuk meningkatkan status para
anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya
memiliki persyaratan khusus untuk menjadi
anggotanya.
18. Lanjutan...
3. Pendidikan yang ekstensif: Profesi yang prestisius
biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam
jenjang pendidikan tinggi.
4. Ujian kompetensi: Sebelum memasuki organisasi
profesional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari
suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoritis.
19. Lanjutan...
5. Pelatihan institutional: Selain ujian, juga biasanya
dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional
dimana calon profesional mendapatkan pengalaman
praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi.
Peningkatan keterampilan melalui pengembangan
profesional juga dipersyaratkan.
6. Lisensi: Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan
proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang
memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
7. Otonomi kerja: Profesional cenderung
mengendalikan kerja dan pengetahuan teoritis mereka
agar terhindar adanya intervensi dari luar.
20. Lanjutan...
8. Kode etik: Organisasi profesi biasanya memiliki
kode etik bagi para anggotanya dan prosedur
pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
9. Mengatur diri: Organisasi profesi harus bisa
mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan
pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang
lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka
yang berkualifikasi paling tinggi.
21. Lanjutan...
10. Layanan publik dan altruisme: Diperolehnya
penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan
selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti
layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan
masyarakat.
11. Status dan imbalan yang tinggi: Profesi yang paling
sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan
imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal
tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap
layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.
22. Ciri-ciri Khusus Profesi
1. Suatu bidang pekerjaan yang terorganisir dari jenis
intelektual yang terus berkembang dan diperluas
2. Suatu teknik intelektual
3. Penerapan praktis dari teknik intelektual pada urusan
praktis
4. Suatu periode panjang untuk pelatihan dan sertifikasi
23. Lanjutan...
5. Beberapa standar dan pernyataan tentang etika yang
dapat diselenggarakan
6. Kemampuan untuk kepemimpinan pada profesi
sendiri
7. Asosiasi dari anggota profesi yang menjadi suatu
kelompok yang erat dengan kualitas komunikasi yang
tinggi antar anggotanya
24. Lanjutan...
8. Pengakuan sebagai profesi
9. Perhatian yang profesional terhadap penggunaan yang
bertanggungjawab dari pekerjaan profesi
10. Hubungan yang erat dengan profesi lain
Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu,
disebut profesional.
25. Lanjutan...
Seorang profesional adalah seseorang yang
menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol
dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan
menerima gaji sebagai upah atas jasanya.
26. Ciri-ciri Seorang Profesional dibidang IT
1. Mempunyai pengetahuan yang tinggi di bidang TI
2. Mempunyai ketrampilan yang tinggi di bidang TI
3. Mempunyai pengetahuan yang luas tentang manusia
dan masyarakat, budaya, seni, sejarah dan komunikasi
4. Cepat tanggap terhadap masalah client, paham
terhadap isu-isu etis serta tata nilai kilennya
27. Lanjutan...
5. Mampu melakukan pendekatan multidispliner
6. Mampu bekerja sama
7. Bekerja dibawah disiplin etika
8. Mampu mengambil keputusan didasarkan kepada
kode etik, bila dihadapkan pada situasi dimana
pengambilan keputusan berakibat luas terhadap
masyarakat
Profesionalisme merupakan komitmen para anggota
suatu profesi untuk meningkatkan kemampuannya
secara terus menerus.
28. Kode Etik Seorang Profesional TI
1. Dalam lingkup TI, kode etik profesinya memuat
kajian ilmiah mengenai prinsip atau norma-norma
dalam kaitan dengan hubungan antara professional
atau developer TI dengan klien, antara para
professional sendiri, antara organisasi profesi serta
organisasi profesi dengan pemerintah. Salah satu
bentuk hubungan seorang profesional dengan klien
(pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah program
aplikasi.
29. Lanjutan...
2. Seorang profesional tidak dapat membuat program
semaunya, ada beberapa hal yang harus ia perhatikan
seperti untuk apa program tersebut nantinya
digunakan oleh kliennya atau user; ia dapat menjamin
keamanan (security) sistem kerja program aplikasi
tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan
sistem kerjanya (misalnya: hacker, cracker, dll).
30. Penyalahgunaan Profesi
Dalam bidang computer sering terjadi penyalahgunaan
profesi contohnya penjahat berdasi yaitu orang-orang yang
menyalahgunakan profesinya dengan cara penipuan kartu
kredit, cek, kejahatan dalam bidang komputer lainnya yang
biasa disebut Cracker dan bukan Hacker, sebab Hacker
adalah Membangun sedangkan Cracker Merusak. Hal ini
terbukti bahwa Indonesia merupakan kejahatan komputer di
dunia diurutan 2 setelah Ukraine. Maka dari itu banyak orang
yang mempunyai profesi tetapi tidak tahu ataupun tidak
sadar bahwa ada kode Etik tertentu dalam profesi yang
mereka miliki, dan mereka tidak lagi bertujuan untuk
menolong kepentingan masyarakat, tapi sebaliknya
masyarakat merasa dirugikan oleh orang yang
menyalahgunakan profesi.
31. Kesimpulan
Kesadaran itu penting dan lebih penting lagi kesadaran
itu timbul dari Diri kita masing – masing yang sebentar
lagi akan menjadi pelaksana profesi di bidang komputer
disetiap tempat kita bekerja, dan selalu memahami
dengan baik atas Etika Profesi yang membangun dan
bukan untuk merugikan orang lain.
Editor's Notes
Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri.