Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
1, BE&GG, tio kharisma yunanto, Prof hapzi ali Concepts and Theories of Business Ethics, universitas mercu buana, 2018
1. Tio Kharisma Yunanto
55117120109
Quiz Minggu Ke 2 11 September 2018
PEMBAHASAN
1. Personnal ethic and business ethic
Etika Bisnis (juga dikenal sebagai etika korporasi) adalah suatu bentuk etika terapan atau
etika profesi yang mempelajari prinsip-prinsip etis dan moral atau masalahmasalah etika yang
muncul dalam lingkungan bisnis (sumber: Wikipedia). Ini berlaku untuk semua aspek perilaku
bisnis dan relevan dengan perilaku individu dan organisasi bisnis secara keseluruhan.
Keberadaan nilai dalam etika bisnis adalah penting, krusial dan strategis. Hal ini bermakna
bahwa penyelenggaraan etika bisnis tidak bisa terlepas dari kemampuan menerima dan
mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam setiap kegiatan bisnisnya. Nilai adalah sesuatu yang
benar, yang baik dan yang indah. Keberadaan nilai dalam banyak hal dapat mempersatukan
orang-orang yang terlibat dalam suatu bisnis dan menyelesaikan konflik nilai yang terjadi,
sehingga dengan demikian penganutan nilai oleh pelaku bisnis itu akan memudahkan pencapaian
tujuan organisasinya.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk
manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari
dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya.
Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
2. Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya
memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut
harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak
orang lain.
Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama,
dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok.
Mengutip dari makalah Dr. Chris Marantika dalam Seminar Ekonomi Pancasila yang
diselenggarakan Universitas Gadjah Mada, dikemukakan bahwa peranan etika dihubungkan
dengan dunia bisnis dengan tanggung jawab sosial perusahaan adalah keseimbangan dalam
prinsip, praktek, pendapatan maupun pembagian hasil Prinsip keseimbangan yang utama adalah
keseimbangan di antara azas ”kasih kepada sesama manusia” dan ”kasih kepada diri sendiri.
2. Morallity and Law
Moral berhubungan dengan manusia sebagai individu sedangkan hukum(kebiasaan, sopan
santun) berhubungan dengan manusia sebagai makluk sosial.
Antara hukum dan moral terdapat perbedaan dalam hal tujuan, isi, asal cara
menjamin pelaksanaannya dan daya kerjanya.
1. Perbedaan antara moral dan hukum dalam hal tujuan:
Tujuan moral adalah menyempurnaan manusia sebagai individu.
Tujuan hukum adalah ketertiban masyarakat
2. Perbedaan antara moral dan hukum dalam han isi :
Moral yang bertujuan penyempuraan manusia berisi atau memberi peraturan-
peraturan yang bersifat batiniah(ditujukan kepada sikap lahir).
Hukum memberi peraturan-peraturan bagi perilaku lahiriah.
Perbedaan diatas pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Kant. Batasan perbedaan
tersebut jangan dilihat terlalu tajam, karena hukum tidak semata-mata (mutlak) memperhatikan
3. tindakan-tindakan lahiriah saja, demikian pula moral tidak hanya memperhatikan perilaku
batiniah saja.
3. Morrality
Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini penting dalam menjalankan bisnis agar tetap terjaga namanya maupun
perusahaannya. Prinsip ini berlaku dan harus diberlakukan keluar dan kedalam perusahaan. Pada
dasarnya prinsip dalam etika bisnis tersebut telah tercakup dalam asas nemimem leadere dan asas
suum curique tribuere dimana pada dasarnya tidak berbeda dengan prinsip hukum.Pentingnya
moralitas ini berkaitan dengan tujuan bisnis dengan mengintroduksikan secara sesuai dengan
situasi dan kondisi serta norma norma-norma hokum yang berlaku.
4. Etiquette and professional law
Teori Hukum Dalam Hubungannya Dengan Etika
Etika atau dalam bahasa Inggris disebut Ethics yang mengandung arti : Ilmu tentang
kesusilaan, yang menentukan bagaimana patutnya manusia hidup dalam masyarakat; ilmu
tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban moral; kumpulan asas atau nilai
yang berkenaan dgn akhlak; nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
Salah satu teori hukum yang memiliki keterkaitan signifikan dengan etika adalah "teori
hukum sibernetika". Teori ini menurut Winner, hukum itu merupakan pusat pengendalian
komunikasi antar individu yang bertujuan untuk mewujudkan keadilan. Hukum itu diciptakan
oleh pemegang kekuasaan, yang menurut premis yang mendahuluinya disebut sebagai central
organ. Perwujudan tujuan atau pengendalian itu dilakukan dengan cara mengendalikan perilaku
setiap individu, penghindaran sengketa atau dengan menerapkan sanksi-sanksi hukum terhadap
suatu sengketa. Dengan cara demikian, setiap individu diharapakan berperilaku sesuai dengan
perintah, dan keadilan dapat terwujud. Teori ini menunjukan tentang peran strategis pemegang
kekuasaan yang memiliki kewenangan untuk membuat (melahirkan) hukum. dari hukum yang
berhasil disusun, diubah, diperbaharui, atau diamandemen ini, lantas dikosentrasikan
orientasinya unyuk mengendalikan komunikasi antar individu dengan tujuan menegakan
4. keadilan. Melalui implementasi hukum dengan diikuti ketegasan sanksi-sanksinya, diharapakan
perilaku individu dapat dihindarkan dari sengketa, atau bagi anggota masyarakat yang terlibat
dalam sengketa, konflik atau pertikaian, lantas dicarikan landasan pemecahannya dengan
mengandalakan kekuatan hukum yang berlaku.
5. Management and Etiquette
Fraderick mempunyai pemahaman Corporate Social Responsibility (CSR) dapat diartikan
sebagai prinsip yang menerangkan perusahaan harus dapat bertanggung jawab terhadap efek dari
setiap tindakan di dalam masyarakat maupun lingkungan.
Mengukur Etika Manajemen
Ada 4 (empat) kriteria etika untuk menilai suatu etika menurut Griffin (2006), yaitu :
1) Dari sisi manfaat (benefits)
Semua pihak bisa merasakan manfaat dari prestasi yang dilakukan pegawai. Perusahaan
memperoleh manfaat dari hasil kerja karas pegawainya yang berprestasi demikian juga bagi
pegawainya. Insentif memberikan manfaat psikis berupa penghargaan terhadap kerja kerasnya
sekaligus manfaat fisik berupa balasan yang seimbang dengan apa yang telah dilakukannya.
2) Pemenuhan hak-hak (rights)
Memberikan insentif kepada pegawai yang berprestasi-jika memang telah ditetapkan
aturannya-memenuhi kriteria pemenuhan hak-hak dari seluruh pihak. Bagi pegawai yang
menerima insentif maka ia terpenuhi haknya setelah memberikan prestasi kepada organisasi, bagi
yang tidak berprestasi maka dia tidak memiliki hak untuk mendapatkan insentif hingga dia dapat
menunjukkan prestasinya.
3) Prinsip keadilan (justice)
Tindakan pemberian insentif bagi pegawai yang berprestasi memenuhi prinsip keadilan
yaitu dengan memberikan perlakuan yang seimbang dengan apa yang telah ditunjukkan pegawai
dalam pekerjaanya.
4) Pemeliharaan (caring)
Pemberian insentif akan mampu menjaga konsistensi produktivitas kegiatan organisasi,
dikarenakan jenis pemberian insentif dapat memacu pegawai untuk bekerja lebih baik bagi
organisasinya. Disisi lain juga tetap memeliara motivasi pegawai yang telah menunjukkan
prestasi yang baik melalui penghargaan dengan pemberian insentif.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa Tanggung jawab sosial
dapat dikatakan sebagai kontribusi terhadap tujuan pembangunan berkelanjutan dengan cara
manajemen berdampak kepada seluruh pemangku kepentingannya antara lain konsumen,
karyawan, investor, pemasok dan lain sebagainnya. Tanggung jawab dari organisasi harus
membawa ke arah perbaikan di lingkungan masyarakat organisasi tersebut sebagai konsekuensi
logis keberadaanya dalam lingkungan tersebut.
Konsep dasar etika menejemen lebih berbicara mengenai nilai-nilai yang dianut oleh
organisasi sehubungan dengan bisnis yang dijalani organisasi tersebut. Etika manajemen dapat di
ukur melalui 4 (empat) cara yaitu : dari segi benefit (manfaat), pemenuhan hak-hak dari
pemangku organisasi tersebut, prinsip keadilan dan pemeliharaan organisasi yang bersangkutan.
Mendorong etika dalam manajemen dapat diperlakukan diantaranya pelatihan etika agar
pembiasaan kepada pelaku organisasi, harus memiliki standart aturan etika di suatu perusahaan
untuk keterlibatan masyarakat dalam mengontrol etika itu sendiri.
Tanggung jawab sosial perusahaan serta etika manajemen adalah dua hal yang berbeda
namun saling berhubungan, perbedaannya tak hanya terdapat pada kata, melainkan juga pada
makna, Namun keduanya sangatlah berhubungan erat dan merupakan pedoman bagi suatu
perusahaan untuk perkembangannya.
Referensi
Kristianto.Paul Lilik. “Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. 2018.
Tedjosaputro. Liliana “Moralitas, Bisnis dan Penegakan Hukum di Indonesia. Jurnal Hukum.
2000
http://pipi-megawati.blogspot.com/2011/09/etika-profesi-hukum.html.
Dewi, Kinorika. 2007. “Corporate Social Responsibility dan Pengaruhnya pada Good Corporate
Image”. Jurnal Ekonomi Janavisi, 10 (36), 369-383.
Griffin, Ricky W., dan Ebert, Ronald J. 2006. Bisnis. Edisi 8. Erlangga. Jakarta.
6. Forum Minggu Ke -2
Pt.Sriwijaya Air adalah sebuah maskapai penerbangan di Indonesia. Sriwijaya Air
didirikan oleh keluarga Lie (Hendry Lie dan Chandra Lie) dengan Johannes Bundjamin dan
Andy Halim. Saat ini Sriwijaya Air adalah Maskapai Penerbangan terbesar ketiga di
Indonesia,dan sejak tahun 2007 hingga saat ini tercatat sebagai salah satu Maskapai Penerbangan
Nasional yang memiliki standar keamanan kategori 1 dan on time performance di Indonesia
(Penilaian dari Direktorat Jenderal Pehubungan Udara 2017).
Pada mulanya Sriwijaya Air hanya mengoperasikan 1 armada Boeing 737-200 yang
kemudian seiring waktu terus ditambah hingga memiliki 15 armada Boeing 737-200. Sesuai
dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pemenuhan pelayanan publik yang lebih baik,
Sriwijaya Air kemudian menambah dan memperluas jangkauan penerbangannya dari Barat ke
Timur sekaligus menambah pesawat dengan seri yang lebih baru,yaitu Boeing 737-300,Boeing
737-400, Boeing 737-500W,dan Boeing 737-800NG.
Maskapai ini sempat memesan 20 unit Embraer 175 dan Embraer 195 pada Paris
Airshow 2011,namun kemudian pesanan ini dibatalkan dikarenakan alasan operasional, dan
kemudian digantikan oleh Boeing 737-500W.
Pada Agustus 2007, Sriwijaya Air mendapatkan penghargaan keselamatan penerbangan
dari Boeing, yaitu Boeing International Award for Safety and Maintenance of Aircraft, diberikan
setelah inspeksi dilakukan selama beberapa bulan oleh tim dari Boeing Company.[1]
Pada 1 Agustus 2011, Sriwijaya Air meluncurkan buku panduan berbahasa braille dan
program khusus untuk penanganan terhadap para Tuna Netra yang terbang dengan maskapai
tersebut. Para awak kabin telah dilatih secara khusus untuk menangani penumpang yang
memiliki kelemahan tersebut,diantaranya dengan cara pendekatan personal dan dengan sentuhan
fisik.[2]
Pada 16 Juni 2015 di Paris Air Show 2015, Sriwijaya Air mengumumkan pemesanan
pasti 2 unit 737-900ER dengan 20 unit 737 MAX 8 sebagai opsi yang akan diambil pada masa
depan. Pesanan ini merupakan pertama kalinya Sriwijaya Air memesan pesawat yang benar-
benar baru dan langsung dari pabriknya. Kedua 737-900ER milik Sriwijaya Air telah tiba
bersamaan pada 23 Agustus 2015.[3]
7. Pada Agustus 2015, Sriwijaya Air kembali mendapatkan sertifikasi keselamatan
penerbangan, yaitu Basic Aviation Risk Standard(BARS) yang dilakukan oleh Flight Safety
Foundation, berbasis di Amerika Serikat.
Visi Misi Pt. Sriwijaya Air
Visi
“Perusahaan Penerbangan Terkemuka di Kawasan Domestik dan Internasional yang Didukung oleh
Sumber Daya Manusia yang Berkualitas untuk Menyediakan Layanan dan Keselamatan
Penerbangan Prima Guna Menunjang Pengembangan dan Meningkatkan Kemajuan Perusahaan
serta Kesejahteraan Karyawan”.
Misi
“Berkomitmen dalam Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Secara Profesional
untuk Mencapai Kualitas Layanan yang Terbaik Sesuai dengan Harapan Pelanggan”.
Terbang Formasi and 4 Pillar Sriwijaya Group
Focus On Vision and Mission
Memahami Posisi Direktorat Masing-Masing
Saling Berkomunikasi
Tingkatkan Koordinasi
Saling Mendukung
Saling Peduli
A. Penerapan Etika Bisnis Dalam Organisasi PT. Sriwijaya Air
Sriwijaya Air sangat menjunjung tinggi kebutuhan dan kompetensi karyawan tetapi tetaps elaras
dengan arah dan kebijakan perusahaan, PT. Sriwijaya Air dalam PP nya dan proses compensation and
benefit sangat mengikuti UU yang sudah di atur oleh negara yang dapat disesuaikan oleh perusahaan,
Sebagai wujud dari kesungguhan Perseroan dalam mengajak seluruh karyawan untuk tumbuh dan
berkembang bersama seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan PT. Sriwijaya Air , perusahaan
menyelenggarakan berbagai jenis pelatihan, dengan demikian keunggulan kompetensi pekerja
dikembangkan, sehingga bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan usaha Perseroan maka
8. perkembangan kompetensi Sumber Daya Manusianya juga ikut berkembang, Saat ini Pt. Siriwijaya Air
fokus kepada Visi Misi Perusahaan, Values perusahaan,dan pengembangan sumber daya manusia.
B. Values Perusahaan PT. Sriwijaya Air
I Care Values
Integrity
The Quality of being honest, ethical, professional and having high moral principles and a strong
sense of belonging to the company.
Costumer Bonding
Pro- activarely serve internal and external customers with heart and mind to ensure the highest
level of customer satisfaction.
Adaptive and Innovative
Always adaptive, creative and innovative addressing dynamic business challenges ensure
company profitability and sustainability.
Excellence
Totality in working to maintain the highest quality of performance, products and services in the
most efficient way
Synergy
Building a strong bond between all stakeholders , caring about others and creating a harmonious
working environment for higher organization’s achievement.
9. C. Sanksi Sanksi PT. Sriwijaya Air
1. Peringatan lisan, dikenakan kepada karyawan yang melakukan pelanggaran ringan tata tertib
yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan jabatannya dan tidak merugikan perusahaan,
seperti :
Tidak melaporkan setiap perubahan data pribadi (alamat, data pendidikan).
Tidak berpakaian dan berpotongan rambut rapi dan sopan.
2. Peringatan tertulis, yang dimaksud dengan peringatan tertulis adalah surat resmi yang
dikeluarkan oleh Departemen HRD, Pejabat Struktural atau Direksi, diberikan kepada karyawan
yang melakukan pelanggaran yang merugikan perusahaan, indisipliner atau yang prestasinya
dibawah standar, dengan suatu maksud agar karyawan tersebut tidak mengulangi kesalahannya
atau agar karyawan tersebut memperbaiki prestasinya.Ada beberapa tingkatan surat peringatan
yaitu Surat Peringatan I, II dan III (terakhir). Pemberian Surat Peringatan tidak selalu harus
mengikuti tingkatan tersebut, tetapi dapat langsung ke tingkat yang paling tinggi, tergantung
tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh seorang karyawan.