Dampak Pemanfaatan Sistem E-Learning Pada Siloam Hospitals Kebon Jeruk Untuk ...AndreasTanjaya_43218120078
Â
Abstrak
Penulisan artikel ilmiah ini dimaksudkan untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh Siloam Hospitals Kebon Jeruk untuk mengembangkan usaha mereke dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mereka milik menggunakan pembelajaran elektronik. Bagaimana perusahaan melakukan pengembangan pengetahuan dan keterampilan karyawan mereka melalui pembelajaran elektronik. Serta manfaat apa saja yang diperoleh rumah sakit dan karyawan mereka. Dengan adanya penulisan artikel ilmiah ini, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan Siloam Hospitals Kebon Jeruk.
Kata Kunci: Sistem Infomasi Manajemen, Pembelajaran Elektronik, Teknologi Informasi.
manfaat sistem pembelajaran dengan elearning bagi perguruan tinggi dan Mahasiswa, Apa yang dimaksud dengan elearning dan penjelasan komponen system informasi dari e-learning.
Dampak Pemanfaatan Sistem E-Learning Pada Siloam Hospitals Kebon Jeruk Untuk ...AndreasTanjaya_43218120078
Â
Abstrak
Penulisan artikel ilmiah ini dimaksudkan untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh Siloam Hospitals Kebon Jeruk untuk mengembangkan usaha mereke dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mereka milik menggunakan pembelajaran elektronik. Bagaimana perusahaan melakukan pengembangan pengetahuan dan keterampilan karyawan mereka melalui pembelajaran elektronik. Serta manfaat apa saja yang diperoleh rumah sakit dan karyawan mereka. Dengan adanya penulisan artikel ilmiah ini, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan Siloam Hospitals Kebon Jeruk.
Kata Kunci: Sistem Infomasi Manajemen, Pembelajaran Elektronik, Teknologi Informasi.
manfaat sistem pembelajaran dengan elearning bagi perguruan tinggi dan Mahasiswa, Apa yang dimaksud dengan elearning dan penjelasan komponen system informasi dari e-learning.
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN: DAMPAK PEMANFAATAN SISTEM E-LEARNING PADA ...Gita Oktavianti
Â
Artikel ini dibuat guna memenuhi salah satu tugas Sistem Informasi Manajemen mengenai Pengenalan E-Learning yang diampu oleh Yananto Mihadi Putra, SE.,M.Si
Universitas Mercu Buana Jakarta 2019
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Â
Tugas sim, istianah indrayani , yananto mihadi putra se m.si, pengenalan e learning, 2018 (14)
1. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Disusun untuk mata kuliah :
Sistem Informasi Manajemen Minggu Ke Empat Belas Semester Gasal 2018
Dosen Pengampu : Yananto Mihadi Putra, S.E., M.Si., CMA.
Disusun Oleh :
Istianah Indrayani
43217110118
Mengenai :
Pengenalan E-Learning
2. Pengenalan E-Learning
Kemajuan teknologi dan informasi saat ini berkembang sangat pesat. Seiring
dengan berkembanganya teknologi dan informasi kebutuhan akan suatu konsep
dan mekanisme belajar mengajar berbasis teknologi informartika menjadi tidak
terelakkan lagi. Salah satu contoh dari mekanisme belajar mengajar yang berbasis
teknologi informatika adalah pembelajaran elektronik atau yang biasa disebut
dengan e-learning.
Matthew Comerchero dalam E-Learning, Concepts and Techniques ( Bloomsburg,
2006 ) mendefinisikan: E-learningadalah sarana pendidikan yang mencakup
motivasidiri sendiri, komunikasi, efisiensi, dan teknologi. Karena ada keterbatasan
dalam interaksi sosial, siswa harus menjaga diri mereka tetap termotivasi. E-
learning efisien karena mengeliminasi jarak dan arus pulang-pergi.Jarak dieliminasi
karena isi dari e-learning didesain dengan media yang dapat diakses dariterminal
komputer yang memiliki peralatan yang sesuai dan sarana teknologi lainnya yang
dapatmengakses jaringan atau Internet. Dari definisi-definisi yang muncul dapat
kita simpulkan bahwa sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan
teknologi informasidalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu e-
Learning (Wahono, 2005, p. 1).
Dalam hal ini Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut:
ď‚· e-learning merupakan penyampian informasi, komunikasi, pendidikan,
pelatihan secara on-line.
ď‚· e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai
belajar
3. o secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap
buku teks,CD-ROM,dan pelatihan berbasiskomputer)sehinggadapat
menjawab tantangan perkembangan globalisasi.
ď‚· e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensionaldi dalam
kelas,tetapi memperkuatmodel belajar tersebutmelalui pengayaancontent
dan pengembangan teknologi pendidikan.
ď‚· Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara
penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar conten dan alat penyampai
dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada
gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.
Definisi eLearning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak
pakar yang menguraikan tentang definisi eLearning dari berbagai sudut pandang.
Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E.
Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan:
eLearning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet,
Intranet atau media jaringan komputer lain.
LearnFrame.Com dalam Glossary of eLearning Terms [Glossary, 2001]
menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa:
eLearning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik
untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan
komputer,maupun komputer standalone.
4. Definisi-definisilain berserakan dibuku-buku. Cara termudah dan tercepatmelihat
berbagai definisi e-Learning.
Apa yang dapat disimpulkan dari berbagai definisi diatas adalah :
1. Metode belajar mengajar baru yang menggunakan media jaringan komputer
dan Internet
2. Tersampaikannya bahan ajar (konten) melalui media elektronik. Otomatis
bentuk bahan ajar juga dalam bentuk elektronik (digital).
3. Adanya sistem dan aplikasi elektronik yang mendukung proses belajar
mengajar.
Kesimpulan definisi diatas ini yang sering saya gunakan untuk membuat bagan
komponen e-Learning. Dengan kata lain, komponen yang membentuk e-Learning
adalah:
1.Infrastruktur e-Learning: Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal
computer (PC), jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia.
Termasuk didalamnya peralatan teleconference apabila kita memberikan
layanan synchronous learning melalui teleconference.
2.Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi
prosesbelajarmengajar konvensional.Bagaimanamanajemen kelas, pembuatan
materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online
5. dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar.
Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management
System (LMS). LMS banyak yang opensource sehingga bisa kita manfaatkan
dengan mudah dan murah untuk dibangun di sekolah dan universitas/perguruan
tinggi.
3.Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system
(Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk
Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-
based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa
disimpan dalam Learning Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan
oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Depdiknas cukup aktif bergerak dengan
membuat banyak kompetisi pembuatan multimedia pembelajaran. Pustekkom
juga mengembangkan e-dukasi.net yang mem-free-kan multimedia
pembelajaran untuk SMP, SMA dan SMK. Ini langkah menarik untuk
mempersiapkan perkembangan e-Learning dari sisi konten.
Sedangkan Actor yang ada dalam pelaksanakan e-Learning boleh dikatakan sama
dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu perlu adanya guru
6. (instruktur) yang membimbing, siswayang menerima bahan ajar dan
administrator yang mengelola administrasidan proses belajar mengajar.
Karakteristik e-learning, antara lain adalah :
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan
sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasidengan
relative mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer
networks).
3. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri(self learning materials) disimpan
di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di
mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
4. Memanfaatkan jadwalpembelajaran, kurikulum, hasilkemajuan belajar
dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasipendidikan dapat dilihat
setiap saat di komputer
Menurut Clark & Mayer, e-learning memiliki fitur – fitur sebagai berikut:
ď‚· Konten yang relevan dengan tujuan belajar.
ď‚· Menggunakan metode instruksionalseperticontoh dan praktek untuk
membantu belajar.
ď‚· Menggunakan elemen media seperti kalimat dan gambar untuk
mendistribusikan konten dan metode belajar.
ď‚· Pembelajaran dapat secara langsung dengan instruktur ataupun belajar
secara individu.
ď‚· Membangun wawasan dan teknik baru yang dihubungkan dengan tujuan
belajar.
7. ď‚· E-learning menciptakan solusi belajar formaldan informal.
Salah satu kesalahan berpikir tentang e-learning adalah e-learning hanya
menciptakan sistembelajar secara formal, seperti dalam bentuk kursus. Namun
faktanya adalah saatini 80% pembelajaran didapat secara informal. Banyak orang
saat beraktivitas sehari – haridan menghadapi suatu masalah membutuhkan
solusisecepatnya. Dalam hal ini, e-learning haruslah memiliki karakteristik
berikut:
ď‚· Just in time atau tersedia untuk pengguna ketika mereka membutuhkannya
untuk menyelesaikan tugasnya.
ď‚· On demand atau tersedia setiap saat.
ď‚· Bite Sized atau tersedia dalam ukuran yang kecil agar dapat digunakan
secara cepat.
E-learning menyediakanakses keberbagai macam sumber pembelajaranbaik itu
kontenataupun manusia.
Kesalahan lainnya dalam berpikir tentang e-learning bahwa e-learning hanya
membuat konten saja, sebenarnya e-learning adalah sebuah aktivitas sosial. E–
learning menyediakan pengalamanbelajar yang kuatmelalui komunitas online
pengguna e-learning. Karena manusia adalah makhluksosial, jadiada banyak
kesempatan untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan berbagiilmu antarasesama
pengguna e-learning.
E-learning mendukung sekelompok orang atau grupuntuk belajar bersama.
E-learning bukan aktivitas individu saja, tetapi juga mendukung sekelompok orang
atau grup untuk belajar bersama, baik untuk berkomunikasi, berkolaborasi,
8. berbagi ilmu dan membentuk sebuah komunitas online yang dapat dilakukan
secara langsung (synchronous) atau tidak langsung (asynchronous).
E-learning membawa pembelajarankepada pelajar bukan pelajar ke
pembelajaran.
Bentuk pembelajaran tradisional bahwa pelajar harus pergi keluar untuk mencari
pembelajaran mereka sendiri. Sedangkan Model e-learning disebut juga Pull
Model of Learning.
Dalam pengembangan suatu aplikasi e-learning perlu diperhatikan bahwa materi
yang ditampilkan harus menunjang penyampaian informasiyang benar, tidak
hanya mengutamakan sisi keindahan saja, tetapi harus memperhatikan dengan
seksama teknik belajar – mengajar yang digunakan serta memperhatikan teknik
evaluasi kemajuan peserta didik dan penyimpanan data kemajuan peserta didik.
Menurut Koswara (2006) ada beberapa strategipengajaran yang dapat diterapkan
dengan menggunakan teknologie-learning adalah sebagai berikut :
1. Learning by doing.
Simulasi belajar dengan melakukan apa yang hendak dipelajari. Contohnya adalah
simulator penerbangan (flight simulator), dimana seorang calon penerbang dapat
dilatih untuk melakukan penerbangan suatu pesawattertentu seperti ia berlatih
dengan pesawatyang sesungguhnya.
9. 2. Incidentallearning.
Tidak semua hal menarik untuk dipelajari, oleh karena itu dengan strategi ini
seorang peserta didik dapat mempelajari sesuatu melalui hal lain yang lebih
menarik, dan diharapkan informasiyang sebenarnya dapatdiserap secara tidak
langsung. Misalnya mempelajari geografidengan cara melakukan “perjalanan
maya” ke daerah-daerah wisata.
3. Learning by reflection.
Mempelajari sesuatu dengan mengembangkan ide atau gagasan tentang subyek
yang hendak dipelajari. Peserta didik didorong untuk mengembangkan suatu ide
atau gagasan dengan cara memberikan informasiawaldan aplikasi akan
“mendengarkan” dan memproses masukan ide atau gagasan daripeserta didik
untuk kemudian diberikan informasilanjutan berdasarkan masukan daripeserta
didik.
4. Case-based learning.
Mempelajari sesuatu berdasarkan kasus –kasus yang telah terjadi mengenai
subyek yang hendak dipelajari. Strategi ini tergantung kepada narasumber ahli
dan kasus-kasusyang dapatdikumpulkan tentang materi yang hendak dipelajari.
Peserta didik dapat mempelajari suatu materi dengan cara menyerap informasi
dari narasumber ahlitentang kasus-kasusyang telah terjadi atas materi tersebut.
5. Learning by exploring.
Mempelajari sesuatu dengan cara melakukan eksplorasiterhadap subyek yang
hendak dipelajari. Peserta didik didorong untuk memahami suatu materi dengan
cara melakukan eksplorasimandiriatas materi tersebut. Aplikasi harus
menyediakan informasiyang cukup untuk mengakomodasieksplorasidariPeserta
10. didik. Mempelajari sesuatu dengan cara menetapkan suatu sasaran yang hendak
dicapai (goal-directed learning). Peserta didik diposisikan dalamsebagai
seseorang yang harus mencapaitujuan dan aplikasi menyediakan fasilitas yang
diperlukan dalam melakukan hal tersebut, kemudian peserta didik menyusun
strategi mandiri untuk mencapai tujuan tersebut.
Manfaat E-Learning
Ada beberapa manfaat pembelajaran elektronik atau e-learning, di antaranya
adalah:
1. Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
2. Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau
instruktur (interactivity enhancement).
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience).
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy
updating of content as well as archivable capabilities).
Selain itu, manfaat e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang :
Manfaat bagi siswa
Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar
yang tinggi. Artinya, kita dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan
berulang-ulang.Selain itu kita jugadapat berkomunikasidengan guru/dosensetiap
saat, misalnya melalui chatting dan email. Mengingat sumber belajar yang sudah
dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses melalui internet, maka kita
dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana
11. saja, juga tugas-tugas pekerjaan rumah dapat diserahkan kepada guru/dosen
begitu selesai dikerjakan.
Manfaat bagi pengajar.
Denganadanyakegiatan e-Learning manfaatyangdiperoleh guru/dosenantaralain
adalah bahwa guru,dosen dan instrukturakanlebih mudah melakukanpembaruan
materi maupun model pengajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan
keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan efisien mengontrol kegiatan belajar
siswanya.
Keuntungan dan Kelemahan menggunakan E-learning
Keuntungan menggunakan e-Learning diantaranya sebagai berikut :
ď‚· Fleksibel karena siswa dapat belajar kapan saja, di mana saja, dan dengan
tipe pembelajaran yang berbeda-beda.
ď‚· Menghemat waktu proses belajar mengajar.
ď‚· Mengurangi biaya perjalanan.
ď‚· Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan,
buku-buku).
ď‚· Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas.
ď‚· Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu pengetahuan.
12. Kelemahan menggunakan e-learning diantaranya sebagai berikut :
ď‚· Karena e-learning menggunakan teknologi informasi, tidak semua orang
terutama orang yang masih awam dapat menggunakannya dengan baik.
ď‚· Membuat e-learning yang interaktif dan sesuai dengan keinginan pengguna
membutuhkan programming yang sulit, sehingga pembuatannya cukup
lama.
ď‚· E-learning membutuhkan infrastruktur yang baik sehingga membutuhkan
biaya awal yang cukup tinggi.
Teknologi Pendukung E-Learning
Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Karena itu dikenal
istilah:
a. computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya
menggunakan komputer;
b. computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang menggunakan
alat bantu utama komputer.
Teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi
tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Technology based learning
b. Technology based web-learning
Technology based learning ini pada prinsipnya terdiri dari Audio Information
Technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan Video Information
Technologies (video tape, video text, video messaging). Sedangkan technology
13. based web-learning pada dasarnya adalah Data Information Technologies (bulletin
board, Internet, e-mail, tele-collaboration)
Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai adalah
kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data,
audio/video).Teknologiini jugasering dipakaipadapendidikan jarakjauh(distance
education),dimasudkanagarkomunikasiantaramurid danguru bisaterjadidengan
keunggulan teknologi e-learning ini.
Diantara banyakfasilitasinternet, menurutOnnoW. Purbo(1997),“adalima
aplikasi standar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu
e-mail, Mailing List (milis), News group, File Transfer Protocol (FTC), dan World
Wide Web (WWW)”. Secara lebih rinci Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga
kriteria dasar yang ada dalam e-
learning, yaitu:
1. e-learning bersifatjaringan, yang membuatnya mampu memperbaikisecara
cepat menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan
sharing pembelajaran dan informasi. Persyaratan ini sangatlah penting
dalam e-learning, sehingga Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan
absolut.
2. e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan
menggunakan standar teknologi internet. CD ROM, Web TV, Web Cell
Phones, pagers, dan alat bantu digital personal lainnya walaupun bisa
menyiapkan pesan pembelajaran tetapi tidak bisa digolongkan sebagai e-
learning.
14. 3. e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi
pembelajaran yang menggungguli paradikma tradisional dalam pelatihan.
Ada beberapa alternatif paradigma pendidikan melalui internet ini yang
salah satunya adalah system“dot.comeducationalsystem” (Kardiawarman,2000).
Paradigma ini dapat mengitegrasikan beberapa system seperti; (1) paradigma
virtual teacher resources, yang dapat mengatasi terbatasnya jumlah guru yang
berkualitas, sehingga siswa tidak haus secara intensif memerlukan dukungan guru,
karena peranan guru maya (virtual teacher) dan sebagian besar diambil alih oleh
system belajar tersebut. (2) virtual school system, yang dapat membuka peluang
menyelenggarakanpendidikan dasar,menengah dan tinggiyang tidak memerlukan
ruang dan waktu. Keunggulan paradigma ini daya tampung siswa tak terbatas.
Siswa dapat melakukan kegiatan belajar kapan saja, dimana saja, dan darimana
saja. (3) paradigma cyber educational resources system, atau dot com leraning
resources system. Merupakan pedukung kedua paradigma di atas, dalam
membantu aksesterhadap artikel atau jurnalelektronik yangtersedia secarabebas
dan gratis dalam internet.
Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, Onno W.
Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang e-
learning, yaitu
“sederhana, personal, dan cepat”. Sistem yang sederhana akan memudahkan
peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada , dengan
kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem e-
learning itu sendiri,sehinggawaktu belajarpeserta dapatdiefisienkan untukproses
belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem e-learning-nya.
15. Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti
layaknya seorang guru yang berkomunikasidengan murid di depan kelas. Dengan
pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan
kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan
membuat peserta didik betah berlama-lama di depan layar komputernya
Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat
terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian
perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau
pengelola. Untuk meningkatkan daya tarik belajar, Onno W. Purbo menambahkan
perlunya menggunakan teori games. Teori ini dikemukakan setelah diadakan
sebuah pengamatan terhadap perilaku para penggemar games komputer yang
berkembang sangatpesat. Bermain games komputer sangatlah mengasyikan. Para
pemain akan dibuat hanyut dengan karakter yang dimainkannya lewat komputer
tersebut. Bahkan mampu duduk berjam-jamdan memainkan permainan tersebut
dengan senang hati.
Pengembangan Model
PendapatHaughey(1998)tentangpengembangane-learning. Menurutnyaada tiga
kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu
web course, web centric course, dan web enhanced course”.
Web courseadalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana
peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap
muka.
16. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan
pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain
model ini menggunakan sistem jarak jauh.
Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar
jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampikan melalui
internet, dan sebagian lagimelalui tatap muka.Fungsinyasalingmelengkapi. Dalam
model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari
materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan
untuk mencarisumberlain darisitus-situsyangrelevan.Dalamtatap muka,peserta
didik dan pengajarlebih banyakdiskusitentang temuan materi yangtelah dipelajari
melalui internet tersebut.
Model web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang
peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsiinternet adalah
untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan
pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan nara
sumberlain. Oleh karenaitu peranpengajardalamhal inidituntut untukmenguasai
teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan
menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan
materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan
komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.
Manajemen Situs Elearning (Romi Satria Wahono,2003)
17. 1. Melakukan Survey, Menyusun Agenda Umum, Rencana ke Depan, dan Mulai
Mengelola Situs eLearning.
Menyusun Agenda umum dan grand design ke depan. Lakukan pendataan dan
analisa matang terhadap “bidang apa” yang akan dikerjakan, “siapa pengguna”,
“siapa penulis”, dan “rencana jangka pendek dan panjang”. Melakukan survey
terhadap komunitas yang sama bidangnya dengan bidang yang akan dibuat
Kemudian buatlah prototipe dan mulai lakukan pendesainan awal situs.
Apakah secara teknis dapat dilaksanakan (technically feasible). Misalnya
apakah jaringan Internetbisa dipasang, apakah infrastrukturpendukungnya,
seperti telepon, listrik, komputer, tersedia, apakah ada tenaga teknis yang
bisa mengoperasikannya tersedia
Apakah secara ekonomis menguntungkan (economically profitable);
misalnya
apakah dengan e-learning kegiatan yang dilakukan menguntungkan atau
apakah retrun on investment (ROI)-nya lebih besar dari satu.
Apakah secara sosial penggunaan e-learning tersebut diterima oleh
masyarakat
(socially acceptable).
2. Rancangan Instruksional
Dalam menentukan rancangan instruksional ini perlu dipertimbangkan aspek-
aspek (Soekartawi, et al, 1999; Yusup Hashim and Razmah, 2001):
ď‚· Course content and learning unit analysis, seperti isi pelajaran,
cakupan, topik yang relevan dan satuan kredit semester.
18. ď‚· Learner analysis, seperti latar belakang pendidikan siswa, usia, seks,
status pekerjaan, dsb-nya.
ď‚· Learning context analysis, seperti kompetisi pembelajaran apa yang
diinginkan hendaknya dibahas secara mendalam di bagian ini.
ď‚· Instructional analysis, seperti bahan ajar apa yang dikelompokan
menurut
ď‚· kepentingannya, menyusun tugas-tugas dariyang mudah hingga yang
sulit, dsb-nya.
ď‚· State instructional objectives. Tujuan instruksional ini dapat disusun
berdasarkan hasil dari analisis instruksional.
ď‚· Construct criterion test items. Penyusunan test ini dapat didasarkan
dari tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
ď‚· Select instructional strategy. Strategi instruksional dapat ditetapkan
berdasarkan fasilitas yang ada.
3 Tahap Pengembangan
Pengembangan e-learning bisa dilakukan dengan mengikuti perkembangan
fasilitas ICT yang tersedia, karena kadang-kadang fasilitas ICT tidak dilengkapi
dalamwaktuyang bersamaan.Begitu pula halnya dengan prototypebahan ajardan
rancangan instruksional yang akan dipergunakan terus dikembangkan dan
dievaluasi secara kontinue.
19. 4. Pelaksanaan
Prototypeyang lengkapbisa dipindahkankekomputer (LAN)dengan menggunakan
format tertentu misalnya format HTML. Uji terhadap prototype hendaknya terus
menerus dilakukan. Dalam tahapan ini seringkali ditemukan berbagai hambatan,
misalnya bagaimana menggunakan management course tool secara baik, apakah
bahan ajarnya benar-benar memenuhistandar bahan ajar mandiri(Jatmiko, 1997).
5. Evaluasi
Sebelum program dimulai, lebih baik dicobakan dengan mengambil beberapa
sampel orang yang dimintai tolong untuk ikut mengevaluasi.
Masalah-masalah yang sering dihadapi sebagai berikut:
o Masalah akses untuk bisa melaksanakan e-learning seperti ketersediaan
jaringan internet, listrik, telepon dan infrastruktur yang lain.
o Masalah ketersediaan software.
o Masalah dampaknya terhadap kurikulum yang ada.
o Masalah skill and knowledge.
o Attitude terhadap ICT
Teknologi Pendukung E-Learning
Di antara banyak fasilitas internet, menurut Onno W. Purbo (1997), “ada lima
aplikasistandar internet yang dapat digunakan untuk keperluan pendidikan, yaitu
email, Mailing List (milis), News group, File Transfer Protocol (FTC), dan World
Wide Web (WWW)”.
Sedangkan Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam
e-learning.
20. (a) e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara
cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing
pembelajaran dan informasi.
(b)e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan
menggunakan standar teknologi internet.
(c) e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi
pembelajaran yang menggungguli paradikma tradisional dalam pelatihan.
Peran Industri Teknologi Informasi Dalam E-Learning
E-learning dikembangkan dari perpaduan aspek pembelajaran dan aspek
teknologi. Darisisiteknologi, keberhasilan e-learning mencakup perpaduan aspek
teknologi :
ď‚· Software
ď‚· Hardware & Networking/communication
Secara garis besar, kontribusi atau peran dari perusahaan-perusahaan atau
vendorTI terhadap perkembanganimplementasie-learning dapatdikategorikan
menjadi dua , yaitu sebagai :
ď‚· Technology Provider
ď‚· Service Provider
21. Technology provider di bidang e-learning pun memiliki specialisasi yang berbeda,
antara lain :
ď‚· Pengembang LMS -Learning Management System
Beberapa pengembang LMS di dunia antara lain :
ď‚· Web-CT merupakan merupakan salah satu leader di bidang e-learning
software di dunia dengan spesialisasi untuk implementasi di institusi
pendidikan.
ď‚· BlackBoard : Dengan aplikasi Academic Suite-nya, Blackboard juga
menjadi salah satu leader aplikasi e-learning untuk institusi pendidikan.
ď‚· Plateau
ď‚· Saba
E-Learning di Era Globalisasi
Pembelajaran dengan bantuan komputer (PBK) atau Computer Assisted
Instruction (CAI) merupakan awal mula kemunculan dari e-learning. Dalam era
globalisasi seperti sekarang ini, penerapan e-Learning merupakan suatu strategi
yang efektif untuk mengejar ketertinggalan bangsa kita dengan bangsa lainnya
yang sudah selangkah lebih maju dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek), terutama teknologi informasi. Sebagai solusi, e-Learning memiliki
keunggulan berupa biaya pengembangan yang lebih murah, lebih baik, serta lebih
cepat.
ď‚· Lebih Murah. : metode pembelajaran secara e-Learning tidak
mengharuskan peserta kegiatan belajar mengajar menghadiri suatu ruang
tertentu, tidak diperlukan keberadaan ataupun penyediaan seorang tutor.
22. ď‚· Lebih Baik.adalah metode pembelajaran secara e-Learning tidak
menetapkan seorang peserta sebagai bagian dari seluruh peserta lainnya
mengikuti cara belajar teman-teman lainnya. Hal ini, jelas sekali membuat
mereka yangmemiliki intelegensia tinggidapatmempelajarisubjekmasalah
yang ingin dipelajari secara lebih mendalam dan dapat lebih banyak lagi
mendapatkan informasi yang menarik.
ď‚· Lebih Cepat yaitu asalkan peserta tersebut memiliki hak akses perangkat
teknologi informasi (misalnya komputer), dengan cepat ia akan segera
mendapatkan informasi yang dicarinya, bahkan tanpa disadiri ia mungkin
akan mendapatkan informasi jauh melebihi dari apa yang ia cari.
Dari uraian di atas maka dalam rangka Peningkatan mutu pendidikan dapat
dilakukan dengan memanfaatkan ICT dalam pembelajaran. Proses pembelajaran
dengan memanfaatkan ICT diyakini dapat mempermudah pemahaman materi
pelajaran.Yang diperlukanuntuk tujuantersebutadalah bagaimana usahasekolah
agar memiliki infrastruktur dibidang ICT dan bagaimana usaha-usaha yang harus
dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam memanfaatkan ICT
dalam proses pembelajaran.
23. Daftar Pustaka
Putra, Yananto Mihadi. (2018). ModulKuliah Sistem InformasiManajemen:
Pengenalan E-Learning. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.)
Arijanto, Agus (2018). ModulKuliah Sistem InformasiManajemen: Pengenalan E-
Learning. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.)