1. E-learning adalah sistem pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar, diantaranya pembelajaran menggunakan sistem elektronik atau komputer, pembelajaran jarak jauh dengan teknologi, dan sistem pembelajaran tanpa tatap muka langsung antara guru dan siswa.
2. Komponen utama e-learning terdiri dari infrastruktur seperti perangkat keras dan jaringan, sistem aplikasi seperti L
E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet.
Istilah e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Oleh karena itu, istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar yang ada di sekolah/universitas ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet (Purbo & Hartanto, 2002)[1].
E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet.
Istilah e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Oleh karena itu, istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar yang ada di sekolah/universitas ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet (Purbo & Hartanto, 2002)[1].
E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan dikembangkannya di jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif.
Kemajuan teknologi dan informasi saat ini berkembang sangat pesat. Seiring dengan berkembanganya teknologi dan informasi kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis teknologi informartika menjadi tidak terelakkan lagi. Salah satu contoh dari mekanisme belajar mengajar yang berbasis teknologi informatika adalah pembelajaran elektronik atau yang biasa disebut dengan e-learning.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
Esim, ester, hapzi ali, pengenalan e learning, universitas mercu buana, 2017
1. E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang
memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar.
Berikut beberapa pengertian E-learning dari berbagai sumber:
Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem
elektronik atau komputer sehingga mampu mendukung proses
pembelajaran (Michael, 2013:27).
Proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-prinsip
dalam proses pembelajaran dengan teknologi (Chandrawati, 2010).
Sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk proses
belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka secara
langsung antara guru dengan siswa (Ardiansyah, 2013).
Karakteristik E-learning
Menurut Rosenberg (2001) karakteristik E-learning bersifat jaringan,
yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau
memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan
informasi.
Memanfaatkan jasa teknologi elektronik.
Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer
networks)
Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials)
kemudian disimpan di komputer, sehingga dapat diakses oleh doesen
dan mahasiswa kapan saja dan dimana saja.
2. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar,
dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat
setiap saat di komputer.
Manfaat E-learning
Manfaat E-learning adalah:
Fleksibel. E-learning memberi fleksibilitas dalam memilih waktu dan
tempat untuk mengakses perjalanan.
Belajar Mandiri. E-learning memberi kesempatan bagi pembelajar
secara mandiri memegang kendali atas keberhasilan belajar.
Efisiensi Biaya. E-learning memberi efisiensi biaya bagi administrasi
penyelenggara, efisiensi penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk
belajar dan efisiensi biaya bagi pembelajar adalah biaya transportasi dan
akomodasi.
Manfaat E-learning menurut Pranoto, dkk (2009:309) adalah:
Penggunaan E-learning untuk menunjang pelaksanaan proses belajar
dapat meningkatkan daya serap mahasiswa atas materi yang diajarkan.
Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa.
Meningkatkan partisipasi aktif dari mahasiswa.
Meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa.
Meningkatkan kualitas materi pendidik dan pelatihan.
Meningkatkan kemampuan menampilkan informasi dengan perangkat
teknologi informasi, dimana dengan perangkat biasa sulit dilakukan.
3. Kelebihan E-learning
Kelebihan E-learning ialah memberikan fleksibilitas, interaktivitas,
kecepatan, visualisasi melalui berbagai kelebihan dari masing-masing
media (Sujana, 2005 : 253 ). Menurut L. Tjokro (2009:187), E-learning
memiliki banyak kelebihan yaitu :
Lebih mudah diserap, artinya menggunakan fasilitas multimedia berupa
gambar, teks, animasi, suara, video.
Jauh lebih efektif dalam biaya, artinya tidak perlu instruktur, tidak perlu
minimum audiensi, bisa dimana saja, bisa kapan saja, murah untuk
diperbanyak.
Jauh lebih ringkas, artinya tidak banyak formalitas kelas, langsung pada
pokok bahasan, mata pelajaran sesuai kebutuhan.
Tersedia 24 jam/hari – 7 hari/minggu, artinya penguaasaan materi
tergantung pada semangat dan daya serap siswa, bisa dimonitor, bisa
diuji dengan e-test.
Kekurangan E-learning
Kekurangan E-learning menurut L. Gavrilova (2006:354) adalah
pembelajaran dengan model E-learning membutuhkan peralatan
tambahan yang lebih (seperti komputer, monitor, keyboard, dsb).
Kekurangan E-learning yang diuraikan oleh Nursalam (2008:140)
sebagai berikut :
Kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar atau bahkan antar
pelajar itu sendiri.
4. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya membuat tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
Proses belajar mengajar cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan.
Berubahnya peran pengajar dari yang semula menguasai teknik
pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik
pembelajaran yang menggunakan ICT (information, communication,
dan technology).
Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet ( mungkin hal ini
berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon, ataupun
komputer).
Kurangnya sumber daya manusia yang menguasai internet.
Kurangnya penguasaan bahasa komputer.
Akses pada komputer yang memadai dapat menjadi masalah tersendiri
bagi peserta didik.
Peserta didik bisa frustasi jika mereka tidak bisa mengakses grafik,
gambar, dan video karena peralatan yang tidak memadai.
Tersedianya infrastruktur yang bisa dipenuhi.
Informasi dapat bervariasi dalam kualitas dan akurasi sehingga penduan
dan fitur pertanyaan diperlukan.
Peserta didik dapat merasa terisolasi.
5. 1. E-learning adalah suatu sistem atau konsep pendidikan yang
memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar.
Berikut beberapa pengertian E-learning dari berbagai sumber:
1. Pembelajaran yang disusun dengan tujuan menggunakan sistem
elektronik atau komputer sehingga mampu mendukung proses
pembelajaran (Michael, 2013:27).
2. Proses pembelajaran jarak jauh dengan menggabungkan prinsip-
prinsip dalam proses pembelajaran dengan teknologi (Chandrawati,
2010).
3. Sistem pembelajaran yang digunakan sebagai sarana untuk proses
belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa harus bertatap muka
secara langsung antara guru dengan siswa (Ardiansyah, 2013).
Komponen e-learning
Komponen yang membentuk e-learning (Romisatriawahono, 2008)
adalah:
a. Infrastruktur e-learning
Infrastruktur e-learning merupakan peralatan yang digunakan dalam e-
learning yang dapat berupa Personal Computer ((PC), yakni komputer
yang dimiliki secara pribadi (Febrian, 2004)), jaringan komputer (yakni,
kumpulan dari sejumlah perangkat berupa komputer, hub, switch, router,
atau perangkat jaringan lainnya yang terhubung dengan menggunakan
media komunikasi tertentu (Wagito, 2005)), internet (merupakan
singkatan dari Interconnection Networking yang diartikan sebagai
komputer-komputer yang terhubung di seluruh dunia (Febrian, 2004))
dan perlengkapan multimedia (alat-alat media yang menggabungkan dua
unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio,
video dan animasi secara terintegrasi (Febrian, 2004)). Termasuk di
dalamnya peralatan teleconference (pertemuan jarak jauh antara
beberapa orang yang fisiknya berada pada lokasi yang berbeda secara
geografis (Febrian, 2004)) apabila kita memberikan layanan
synchronous learning yakni proses pembelajaran terjadi pada saat yang
6. sama ketika pengajar sedang mengajar dan murid sedang belajar melalui
teleconference.
b. Sistem dan aplikasi e-learning
Sistem dan aplikasi e-learning yang sering disebut dengan Learning
Management System (LMS), yang merupakan sistem perangkat lunak
yang mem-virtualisasi proses belajar mengajar konvensional untuk
administrasi, dokumentasi, laporan suatu program pelatihan, ruangan
kelas dan peristiwa online, program e-learning, dan konten pelatihan
(Ellis, 2009)), misalnya, segala fitur yang berhubungan dengan
manajemen proses belajar mengajar seperti bagaimana manajemen
kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian
(rapor), serta sistem ujian online yang semuanya terakses dengan
internet.
c. Konten e-learning
Konten e-learning merupakan konten dan bahan ajar yang ada pada e-
learning sistem (Learning Management System). Konten dan bahan ajar
ini bisa dalam bentuk misalnya Multimedia-based Content (konten
berbentuk multimedia interaktif seperti multimedia pembelajaran yang
memungkinkan kita menggunakan mouse, keyboard untuk
mengoperasikannya) atau Text-based Content (konten berbentuk teks
seperti pada buku pelajaran yang ada di wikipedia.org,
ilmukomputer.com, dsb.). Biasa disimpan dalam Learning Management
System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh peserta didik kapan pun
dan dimana pun.
Sedangkan ’aktor’ yang ada dalam pelaksanakan e-learning boleh
dikatakan sama dengan proses belajar mengajar konvensional, yaitu
perlu adanya pengajar (dosen) yang membimbing siswa (mahasiswa)
yang menerima bahan ajar dan administrator yang mengelola
administrasi dan proses belajar mengajar.
2.meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran e-
learning. Sarana dan prasarana memang mutlak dibutuhkan agar proses
7. pembelajaran e-learning menjadi optimal. Baik yang berupa
komponen hardware (perangkat keras) maupun software (perangkat
lunak). Komponen-komponen itu meliputi koneksi/ jaringan internet,
komputer/ laptop, sistem, software e-learning, termasuk sarana dan
prasarana pendukung.
Daftar Pustaka
Allen, Michael. 2013. Michael Allen’s Guide to E-learning. Canada :
John Wiley & Sons.
Ardiansyah, Ivan. 2013. Eksplorasi Pola Komunikasi dalam Diskusi
Menggunakan Moddle pada Perkuliahan Simulasi Pembelajaran Kimia,
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung-Indonesia.
Chandrawati, Sri Rahayu. 2010. Pemanfaatan E-learning dalam
Pembelajaran. No 2 Vol. 8. http://jurnal.untan.ac.id/
L. Tjokro, Sutanto. 2009. Presentasi yang Mencekam. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
L. Gavrilova, Marina. 2006. Computational Science and Its Applications
- ICCSA 2006: 6th International Conference. Glasgow, UK: Springer.
Nursalam dan Ferry Efendi. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Pranoto, Alvini.dkk. 2009. Sains dan Teknologi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Sujana, Janti Gristinawati dan Yuyu Yulia. 2005. Perkembangan
Perpustakaan di Indonesia. Bogor: IPB Press.