2. PENDAHULUAN
Salah satu fungsi utama hadis adalah sebagai
sumber hukum Islam setelah al-Qur’an. Untuk itu,
hadis harus dipahami dengan baik dan benar agar
maksud yang diinginkan oleh syariat tepat sasaran.
Dalam memahami hadis diperlukan metode- metode
tertentu sehingga dapat melahirkan pemahaman
yang tepat.
Salah satu metode dalam memahami hadis adalah
metode maudhu’iy atau tematis korelatif. Pada
perkembangannya, metode maudhu’iy dapat
digunakan untuk memberikan informasi yang utuh
terkait dengan tema tertentu, seperti persoalan isbal,
persoalan ghibah, persoalan membaca basmalah
dalam shalat, dan lain sebagainya
3. DEFENISI
Metode maudhu’iy berasal dari dua kosa kata yaitu
metode dan maudhu’iy . Metode berasal dari bahasa
Yunani “methodos” yang berarti “cara atau jalan”.
Dalam bahasa Inggris kata ini diartikan dengan
“method” dan dalam bahasa Arab diterjemahkan
dengan thariqat dan manhaj. Dalam bahasa Indonesia
kata metode mengandung arti: “cara yang teratur dan
terfikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu
pengetahuan dan sebagainya). Cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Sedangkan al-maudhû`iy berasal dari bahasa Arab,
yaitu ism maf`ûl yang berarti masalah atau pokok
perkataan. Dalam pemakaiannya dapat berarti
mendahulukan, meletakan, menyatukan, memukul,
menyusun atau mengarang, memasukan, membuka,
dan melahirkan.
PEMBAHASAN
4. Arifuddin Ahmad mengatakan bahwa metode
maudhu’iy adalah pensyarahan atau
pengkajian hadis berdasarkan tema yang
dipermasalahkan, baik menyangkut aspek
ontologisnya maupun aspek epistemologis
dan aksiologisnya saja atau salah satu sub
dari salah satu aspeknya”.
ARIFUDDIN AHMAD, METODE TEMATIK DALAM PENGKAJIAN HADIS
(MAKASSAR: RAPAT SENAT LUAR BIASA UIN ALAUDDIN MAKASSAR) H. 4.
5. MENENTUKAN TOPIK
ATAU JUDUL YANG
AKAN DIKAJI
MENGUMPULKAN HADIS-
HADIS YANG TERKAIT
DENGAN TOPIK YANG
TELAH
DITENTUKAN
MEMILIH SALAH SATU ATAU
SELURUH ASPEK ONTOLOGIS,
EPISTEMOLOGIS DAN
AKSIOLOGIS YANG TERKAIT
DENGAN TEMA.
MELAKUKAN
PENSYARAHAN ATAU
PENGKAJIAN SESUAI
DENGAN TEMA
UNSUR-UNSURYANGHARUS
DIPENUHIDALAMMETODE
MAUDHU'IY
6. MENETAPKAN MASALAH
YANG AKAN DIBAHAS
LANGKAH KERJA
METODE MAUDHU'IY
MENYUSUN URUT-URUTAN AYAT
TERPILIH SESUAI DENGAN PERINCIAN
MASALAH DAN ATAU MASA
TURUNNYA, SEHINGGA TERPISAH
ANTARA AYAT MAKKIY DAN MADANIY.
MENGHIMPUN SELURUH AYAT-
AYAT AT-QUR’AN YANG BERKAITAN
DENGAN MASALAH TERSEBUT
MEMPELAJARI SEMUA AYAT
YANG TERPILIH SECARA
KESELURUHAN
MENYUSUN AUTLINE PEMBAHASAN
DALAM KERANGKA YANG SEMPURNA
SESUAI DENGAN HASIL STUDI MASA
LALU
MELENGKAPI BAHAN-BAHAN DENGAN
HADIS-HADIS YANG BERKAITAN
DENGAN MASALAH YANG DIBAHAS
MEMPELAJARI/MEMAHAMI
KORELASI (MUNASABAAT)
MASING-MASING AYAT DENGAN
SURAH-SURAH
FARMAWI AL, ABD AL-HAYY, AL BIDAYAH FR AL-TAFSIR AL MAUDHU
‘I, MATBA’AH AL-HADARAH AL-ARABIYAH, KAIRO, 1977, HAL.6I-62
7. Berikut contoh penerapan hadis maudhu’iy
berdasarkan langkah kerjadi atas. Tema yang dibahas
adalah persoalan basmalah. Untuk mengumpulkan
hadis-hadis tersebut, penulis menggunakan Mausuah
hadis dengan memakai kata ُﺢِﺘَﺘ ْﻔَﻳ maka di temukan
hadis-hadis sebagai berikut, di antaranya:
Al-Bukhari: 701
ِﻦْﺑ ِﺲَﻧَأ ْﻦ َﻋ َةَدﺎَﺘَﻗ ْﻦ َﻋ ُﺔَﺒ ْﻌ ُﺷ ﺎَﻨَﺛﱠﺪَﺣ َﺎلَﻗ َﺮ َﻤ ُﻋ ُﻦْﺑ ُﺺ ْﻔَﺣ ﺎَﻨَﺛﱠﺪَﺣ
َﻢﱠﻠ َﺳ َو ِﻪْﻴَﻠ َﻋ ُﱠﷲ ﱠﲆ َﺻ ﱠﻲِﺒﱠﻨاﻟ ﱠنَأ ٍِﻚﻟﺎ َﻣ
ِب َة َﻼ ﱠاﻟﺼ َﻮنُﺤِﺘَﺘ ْﻔَﻳ ﻮاُﻧﺎَﻛ ﺎ َﻤ ُﻬْﻨ َﻋ ُﱠﷲ َﻲ ِﺿَر َﺮ َﻤ ُﻋ َو ٍﺮْﻜَﺑ ﺎَﺑَأ َو
َﻴﻦ ِﻤَﺎﻟ َﻌْاﻟ ﱢبَر ِﻪﱠِﻠﻟ ُﺪ ْﻤَﺤْاﻟ
Ibn Majah: 804
ٍﻦْﻴ َﺴُﺣ ْﻦ َﻋ َونُرﺎ َﻫ ُﻦْﺑ ُﺪﻳِﺰَﻳ ﺎَﻨَﺛﱠﺪَﺣ َﺔَﺒْﻴ َﺷ ﻲِﺑَأ ُﻦْﺑ ِﺮْﻜَﺑ ﻮُﺑَأ ﺎَﻨَﺛﱠﺪَﺣ
ﻲِﺑَأ ْﻦ َﻋ َةَﺮ َﺴْﻴ َﻣ ِﻦْﺑ ِﻞْﻳَﺪُﺑ ْﻦ َﻋ ِﻢﱢﻠ َﻌ ُﻤْاﻟ
َﻢﱠﻠ َﺳ َو ِﻪْﻴَﻠ َﻋ ُﱠﷲ ﱠﲆ َﺻ ِﱠﷲ ُﻮل ُﺳَر َﺎنَﻛ ْﺖَﺎﻟَﻗ َﺔ َِﺸﺋﺎ َﻋ ْﻦ َﻋ ِءاَز ْﻮَﺠْاﻟ
ﱢبَر ِﻪﱠِﻠﻟ ُﺪ ْﻤَﺤْاﻟ ِب َةَءاَﺮ ِﻘْاﻟ ُﺢِﺘَﺘ ْﻔَﻳ
َﻴﻦ ِﻤَﺎﻟ َﻌْاﻟ
CONTOH METODE MUDHU'IY
Setelah hadis-hadis tersebut
dikumpulkan, maka langkah
selanjutnya adalah kategorisasi/
klasifikasi terhadap hadis-hadis
tersebut berdasarkan matannya.Bila
diperhatikan hadis-hadis yang
menjelaskan tentang basmalah, maka
bisa dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu jahr dan sir.
Setelah itu, diteliti kualitas hadis yang
mewakili setiap klasifikasi di atas. 13
Setelah kajian sanad dan matanya
selesai, maka dilanjutkan dengan
pemahaman terhadap hadis tersebut.
8. KELEBIHAN METODE
MAUDHU'IY
KEKURANGAN METODE
MAUDHU'IY
Dapat memberikan pemahaman yang
lebih lengkap dan komprehensif
terkait dengan persoalan dengan
tema tertentu.
Mampu untuk memenuhi
tuntutan dan keperluan zaman
Pengajian hadis maudhu’iy
berperanan secara berkesan dalam
menyelesaikan hadis-hadis
kontradiksi dalam konteks
kontemporer
Tugas dakwah islamiyyah tidak
dapat dipinggirkan walaupun dalam
membicarakan soal keilmuan dan
ketamadunan.
Membatasi pembahasan
hadis, dengan adanya penetapan
judul di dalam pemahaman hadis,
maka dengan sendirinya berarti
membuat suatu permasalahan
menjadi terbatas (sesuai dengan
topiknya).