Dokumen tersebut membahas tentang manhaj tarjih Muhammadiyah. Tarjih Muhammadiyah adalah sistem yang menggunakan perspektif-perspektif seperti tajdid, toleransi, dan keterbukaan dalam mengevaluasi pendapat-pendapat ulama untuk menentukan yang paling kuat berdasarkan Al-Quran dan hadis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan bayaani, burhani, dan irfani.
Majelis Tarjih Muhammadiyah menggunakan metode ijtihad yang meliputi:
1. Ijtihad Bayani yaitu menafsirkan nash yang mujmal dengan berpegang teguh pada dalil-dalil al-Quran dan hadis.
2. Ijtihad Qiyasi yaitu menyamakan hukum baru dengan hukum lama berdasarkan persamaan illat/sebab hukum.
3. Ijtihad Istishlahi yaitu menetapkan hukum baru untuk kemas
Dokumen tersebut membahas tentang manhaj tarjih dan sejarah maajelis tarjih Muhammadiyah. Manhaj tarjih adalah metode dalam menetapkan hukum syariah yang lebih kuat berdasarkan dalil-dalil agama. Majelis Tarjih Muhammadiyah adalah lembaga ijtihad yang anggotanya ahli dalam bidang agama. Majelis ini telah menghasilkan beberapa produk seperti buku-buku hukum Islam untuk menjawab permasalahan u
Dokumen tersebut membahas pendekatan yang dilakukan oleh ahli hadits dan ahli fiqh dalam menghadapi hadits-hadits shahih yang tampak saling bertentangan. Terdapat beberapa pendekatan yang ditempuh seperti al-tarjih (analisis), al-jam'u (kompromi), al-nasikh wa al-mansukh (pembatalan), dan al-taufiq (menunggu petunjuk lain). Para ahli berbeda pendapat dalam urutan pendekatan yang digunakan, namun
Dokumen tersebut membahas tentang manhaj tarjih Muhammadiyah. Tarjih Muhammadiyah adalah sistem yang menggunakan perspektif-perspektif seperti tajdid, toleransi, dan keterbukaan dalam mengevaluasi pendapat-pendapat ulama untuk menentukan yang paling kuat berdasarkan Al-Quran dan hadis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan bayaani, burhani, dan irfani.
Majelis Tarjih Muhammadiyah menggunakan metode ijtihad yang meliputi:
1. Ijtihad Bayani yaitu menafsirkan nash yang mujmal dengan berpegang teguh pada dalil-dalil al-Quran dan hadis.
2. Ijtihad Qiyasi yaitu menyamakan hukum baru dengan hukum lama berdasarkan persamaan illat/sebab hukum.
3. Ijtihad Istishlahi yaitu menetapkan hukum baru untuk kemas
Dokumen tersebut membahas tentang manhaj tarjih dan sejarah maajelis tarjih Muhammadiyah. Manhaj tarjih adalah metode dalam menetapkan hukum syariah yang lebih kuat berdasarkan dalil-dalil agama. Majelis Tarjih Muhammadiyah adalah lembaga ijtihad yang anggotanya ahli dalam bidang agama. Majelis ini telah menghasilkan beberapa produk seperti buku-buku hukum Islam untuk menjawab permasalahan u
Dokumen tersebut membahas pendekatan yang dilakukan oleh ahli hadits dan ahli fiqh dalam menghadapi hadits-hadits shahih yang tampak saling bertentangan. Terdapat beberapa pendekatan yang ditempuh seperti al-tarjih (analisis), al-jam'u (kompromi), al-nasikh wa al-mansukh (pembatalan), dan al-taufiq (menunggu petunjuk lain). Para ahli berbeda pendapat dalam urutan pendekatan yang digunakan, namun
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar syariat dan fiqh muamalat. Ia menjelaskan konsep syariat, fiqh, dan muamalat serta sumber-sumber hukum syariat dan ciri-ciri fiqh muamalat.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar syariat dan fiqh muamalat. Ia menjelaskan konsep syariat, fiqh, dan muamalat serta sumber-sumber hukum syariat dan ciri-ciri fiqh muamalat.
Dokumen tersebut membahas tentang Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berdasarkan pada Al-Quran dan As-Sunnah. Muhammadiyah berusaha memperbarui pemahaman Islam melalui metode ijtihad, tarjih, dan talfiq dengan mempertimbangkan konteks sejarah dan realitas sosial.
Perbandingan Mazhab membahas perbedaan pendapat para ulama fiqh dalam berbagai masalah hukum Islam beserta dalil-dalilnya, dengan tujuan menemukan pendapat terkuat berdasarkan analisis dalil. Ilmu ini mencakup bidang ibadah, muamalah, hukum positif, dan perbandingan dengan agama lain.
salah satu metode yang digunakan dalam menentukan suatu hukum berdasarkan kesungguhan atau kemampuan akal seseorang. Ijtihad juga dapat dijadikan sebagai sumber hukum dalam Islam.
Al-Maqāṣid wa al-Ijtihad dalam penjelasan maqasid .pptxRohman248433
Penafsiran al-Qur’an telah dipraktikkan sejak diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagai bayan atas ayat-ayat al-Qur’an, tafsir yang paling benar adalah penafsiran yang dilakukan oleh Nabi SAW., karena beliau yang mendapatkan tugas untuk menyebarluaskan dan menjelasakan wahyu Allah. Penafsiran yang dilakukan oleh Nabi SAW., juga merupakan penafsiran yang paling canggih, karena beliau mampu mengamalkan al-Qur’an, baik dengan perkataan maupun perbuatan.
Metode Istinbath menjelaskan metode-metode hukum Islam dalam menetapkan hukum, termasuk maqashid syariah (tujuan-tujuan syariah), ta'arudh dan tarjih (bentrokan dan pemilihan hukum). Dokumen ini membahas lima kaidah utama maqashid syariah yaitu menjaga agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.
Makalah ini membahas tentang istihsan sebagai salah satu metode berijtihad. Istihsan didefinisikan sebagai berpaling dari kehendak qiyas kepada qiyas yang lebih kuat atau pengkhususan qiyas berdasarkan dalil yang lebih kuat. Makalah ini juga membahas macam-macam istihsan, dasar hukum istihsan menurut al-Qur'an dan hadis, serta pendapat ulama tentang kehujjahan istihs
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar syariat dan fiqh muamalat. Ia menjelaskan konsep syariat, fiqh, dan muamalat serta sumber-sumber hukum syariat dan ciri-ciri fiqh muamalat.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar syariat dan fiqh muamalat. Ia menjelaskan konsep syariat, fiqh, dan muamalat serta sumber-sumber hukum syariat dan ciri-ciri fiqh muamalat.
Dokumen tersebut membahas tentang Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berdasarkan pada Al-Quran dan As-Sunnah. Muhammadiyah berusaha memperbarui pemahaman Islam melalui metode ijtihad, tarjih, dan talfiq dengan mempertimbangkan konteks sejarah dan realitas sosial.
Perbandingan Mazhab membahas perbedaan pendapat para ulama fiqh dalam berbagai masalah hukum Islam beserta dalil-dalilnya, dengan tujuan menemukan pendapat terkuat berdasarkan analisis dalil. Ilmu ini mencakup bidang ibadah, muamalah, hukum positif, dan perbandingan dengan agama lain.
salah satu metode yang digunakan dalam menentukan suatu hukum berdasarkan kesungguhan atau kemampuan akal seseorang. Ijtihad juga dapat dijadikan sebagai sumber hukum dalam Islam.
Al-Maqāṣid wa al-Ijtihad dalam penjelasan maqasid .pptxRohman248433
Penafsiran al-Qur’an telah dipraktikkan sejak diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagai bayan atas ayat-ayat al-Qur’an, tafsir yang paling benar adalah penafsiran yang dilakukan oleh Nabi SAW., karena beliau yang mendapatkan tugas untuk menyebarluaskan dan menjelasakan wahyu Allah. Penafsiran yang dilakukan oleh Nabi SAW., juga merupakan penafsiran yang paling canggih, karena beliau mampu mengamalkan al-Qur’an, baik dengan perkataan maupun perbuatan.
Metode Istinbath menjelaskan metode-metode hukum Islam dalam menetapkan hukum, termasuk maqashid syariah (tujuan-tujuan syariah), ta'arudh dan tarjih (bentrokan dan pemilihan hukum). Dokumen ini membahas lima kaidah utama maqashid syariah yaitu menjaga agama, jiwa, akal, keturunan dan harta.
Makalah ini membahas tentang istihsan sebagai salah satu metode berijtihad. Istihsan didefinisikan sebagai berpaling dari kehendak qiyas kepada qiyas yang lebih kuat atau pengkhususan qiyas berdasarkan dalil yang lebih kuat. Makalah ini juga membahas macam-macam istihsan, dasar hukum istihsan menurut al-Qur'an dan hadis, serta pendapat ulama tentang kehujjahan istihs
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
1. MANHAJ TARJIH
MUHAMMADIYAH
H. HOMAIDI HAMID, MAG
ANGGOTA DIV. FATWA DAN PENGEMBANGAN
TUNTUNAN MAJELIS TARJIH DAN TAJDID
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH (2015-2020)
2. MANHAJ TARJIH
Frasa “manhaj tarjih” secara harfiah berarti
cara melakukan tarjih. Dalam pengertian
istilah manhaj tarjih Muhammadiyah tidak
sekedar cara Muhammadiyah mentarjih.
Dalam ilmu usul fikih tarjih berarti melakukan
penilaian terhadap dalil-dalil syar’i yang
secara zahir tampak saling bertentangan atau
evaluasi terhadap pendapat-pendapat (kaul)
fikih untuk menentukan mana yang lebih kuat.
Setelah dilakukan tarjih dapat ditentukan
mana dalil/kaul yang rajih (kuat) dan mana
dalil/kaul marjuh (lemah)
3. CONTOH TARJIH
َْنع
ْلا ُانَت ِخْلا َزَاوَج اَذِإ ْتَلاَق ََةشِئَاع
ْسُغْلا َبَجَو ْدَقَف َانَت ِخ
ُهُتْلَعَف ُل
ِهْيَلَع ُ ه
َّللا ىهلَص ِ ه
َّللا ُلوُسَرَو اَنَأ
مسل رواه اَنْلَسَتْغاَف َمهلَسَو
م
Dari Aisyah dia berkata: "apabila khitan (laki-laki) melewati khitan
(perempuan) maka wajib mandi. Saya melakukannya bersama
Rasulullah SAW lalu kami mandi." H.R. Muslim.
Lebih kuat daripada hadis:
عن
ِيِبهنال َْنع ِي ِ
ْردُخْلا ٍديِعَس يِبَأ
هلَسَو ِهْيَلَع ُ ه
َّللا ىهلَص
َلاَق ُههنَأ َم
مسلم رواه ِاءَمْلا ْنِم ُءاَمْلا اَمهنِإ
Dari Sa'id al-Khudri dari Nabi SAW beliau bersabda: "Air hanya dari air"
(maksudnya kewajiban mandi hanya jika keluar mani). H.R. Muslim.
Sanad yang rawinya lebih mengerti peristiwa, misalnya sebagai pelaku
peristiwa atau melihat peristiwa secara langsung, lebih kuat daripada
rawi yang lain.
4. CONTOH TARJIH
أ
ْو
َءاَسِالن ُمُتْسَم َ
َل
[
النساء
:
43
]
Menyentuh kulit perempuan yang boleh
dinikahi membatalkan wudhu’(Syafi’i)
Menyentuh kulit perempuan dengan
syahwat membatalkan wudhu’. (Maliki)
Melakukan hubungan seks membatalkan
wudhu’ (Hanafi)
Muhammadiyah mentarjih kaul Hanafi
berdasarkan petunjuk hadis-hadis Nabi
bersentuhan dengan Aisyah saat shalat.
5. TARJIH DALAM MUHAMMAIDIYAH
Pada awalnya dalam organisasi ini tarjih difahami
“memperbandingkan dalam suatu
permusyawaratan pendapat-pendapat dari ulama
(baik dari dalam ataupun dari luar Muhammadiyah
termasuk pendapat imam-imam) untuk kemudian
mengambil mana yang dianggap mempunyai dasar
dan alasan yang lebih kuat.”
Dalam perkembngannya Tarjih tidak lagi diartikan
sekedar kegiatan menguatkan suatu dalil atau
memilih di antara pendapat yang sudah ada,
melainkan juga melakukan ijtihad atas masalah-
masalah baru yang belum ditemukan jawabannya
dalam kitab-kitab fikih lama.
6. MANHAJ TARJIH
Setiap aktifitas intelektual untuk merespons
realitas sosial dan kemanusiaan dari sudut
pandang agama Islam, khususnya dari sudut
pandang norma-norma syariah (ijtihad).
Manhaj tarjih adalah “suatu sistem yang
memuat seperangkat wawasan (atau
semangat/perspektif), sumber, pendekatan,
dan prosedur-prosedur tehnis (metode)
tertentu yang menjadi pegangan dalam
kegiatan ketarjihan.”
8. Wawasan Tarjih Muhammadiyah
1. Tajdid : Purifikasi dalam akidah dan ibadah,
dinamisasi dalam muamalat duniawiah
2. Toleran : Putusan Tarjih tidak menganggap dirinya
saja yang benar, sementara yang lain tidak benar
3. Terbuka: dapat dikritik , dimungkinkan untuk
dikoreksi jika ada dalil dan argumen yang lebih
kuat.
4. Tidak mengikatkan diri pada suatu mazhab tetapi
pendapat-pendapat mazhab dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam menetapkan hukum sepanjang
sesuai dengan jiwa al-Quran dan as-Sunnah atau
dasar-dasar lain yang dipandang kuat;
9. SUMBER AJARAN ISLAM
1. “Sumber ajaran Islam adalah al-Quran
dan as-Sunnah al-Maqbūlah” (Putusan
Tarjih Jakarta 2000).
2. Ijmak, Qiyas, istihsan, mashlahah
mursalah, sadduz-zari’ah, dan ‘urf
merupakan dalil pelengkap
10. PENDEKATAN
1. Pendekatan bayani adalah
merespons permasalahan dengan titik
tolak utama adalah nas-nas syariah
(al-Quran dan as-Sunnah).
2. Pendekatan Burhani : merespons
permasalahan dengan banyak
menggunakan pendekatan ilmu
pengetahuan umum yang berkembang,
seperti dalam ijtihad mengenai waktu
shalat dan penentuan awal bulan
kamariah,
11. PENDEKATAN
3. Pendekatan Irfani :upaya meningkatkan
kepekaan nurani dan ketajaman intuisi batin
melalui pembersihan jiwa, sehingga suatu
keputusan tidak hanya didasarkan kepada
kecanggihan otak belaka, tetapi juga
didasarkan atas adanya kepekaan nurani
untuk menginsafi berbagai masalah dan
keputusan yang diambil mengenainya dan
mendapatkan petunjuk dari Allah SWT.
Seperti shalat tidak sekedar menutup aurat
minimal.
12. Prosedur Teknis
ijtihad Jama’i: Dalam menentukan sesuatu
keputusan dilakukan dengan cara
musyawarah. Dalam menetapkan masalah,
digunakan sistem ijtihad jama’iy. Dengan
demikian pendapat perorangan dari angota
majelis tidak dapat dipandang sebagai
pandangan Muhammadiyah.
Istiqra’ ma‘nawi: Upaya menemukan hukum
satu masalah harus dilakukan penelitian
terhadap berbagai sumber syariah yang ada.
13. Ragam Metode
Untuk menemukan norma konkret (al-aḥkām
alfar’iyyah) terdapat tiga ragam metode yang
secara tidak langsung dipraktikkan dalam
pengambilan keputusan atau fatwa tarjih.
Ragam metode dimaksud adalah
(1) metode bayani (metode interpretasi),
(2) Metode Qiyasi
(3) Metode Istishlahi
(4) Metode Sinkronisasi
14. Metode Bayani
suatu metode interpretasi yang ditujukan untuk
menjelaskan nas-nas yang sudah ada.
Ragam ini digunakan untuk menangani kasus-
kasus yang sudah terdapat nas langsung
mengenainya, hanya saja nas itu bersifat
masih kabur sehingga perlu diperjelas.
Menggunakan qawa’id lugayyah yang dikenal
dalam ushul fiqh
15. Metode Qiyasi
Memperluas cakupan hukum suatu kasus
yang disebutkan dalam nash kepada kasus
lain yang tidak disebutkan dalam nash
karena adanya persamaan ‘illah (HPT 280)
Contoh: Masalah zakat selain sapi/ kerbau
kambing dan onta yang diqiyaskan kepada
hewan tersebut dimuka. Begitu juga kadar
zakat tanaman seperti tebu, kayu, getah,
kelapa, lada, cengkeh yang diqiyaskan pada
gandum, beras, jagung dan makanan pokok
lainnya yang jika telah mencapai 5 wasaq
(7,5 kuintal) zakatnya sebesar 5 atau 10 %.
16. Metode Istishlahi
Yaitu metode ijtihad terhadap suatu
masalah dengan berpijak pada
kemashlahatan yang menjadi tujuan syariah
Islam (maqashid asy-syari’ah)
Metode Istishlahi ini meliputi dalil istihsan,
mashlahah mursalah, saddudz-dzari’ah, dan
‘urf.
17. Contoh Metode Istishlahi
Bayi tabung (mashlahah Mursalah)
Aborsi untuk menjaga (potensi) kehidupan
ibu (Istihsan)
Mengharamkan perkawinan laki-laki Muslim
dengan wanita Kristen dan Katolik
(saddudz-dzari’ah)
Wajibnya mencatat perkawinan (’Urf Qanuni
dan Mashlahah mursalah)
18. Metode Sinkronisasi
Yaitu metode untuk istinbath hukum
dengan menyelaraskan dalil-dalil yang
tampak bertentangan (ta’arudh) dalam
suatu kasus.
Jika terjadi ta’arudh diselesaikan dengan
urutan caracara sebagai berikut:
1. Al-jam‘u wa at-taufīq, yakni sikap
menerima semua dalil yang walaupun zahirnya
ta‘ārud. Sedangkan pada dataran pelaksanaan
diberi kebebasan untuk memilihnya (takhyīr).
19. Metode Sinkronisasi
2. At-tarjīḥ, yakni memilih dalil yang lebih kuat
untuk diamalkan dan meninggalkan dalil yang
lemah.
3. An-naskh, yakni mengamalkan dalil yang
munculnya lebih akhir.
4.At-tawaqquf, yakni menghentikan penelitian
terhadap dalil yang dipakai dengan cara
mencari dalil baru.
20. Metode Sinkronisasi
Pentarjihan terhadap nas dilihat dari beberapa segi:
Segi Sanad
Kualitas maupun kuantitas rawi
Bentuk dan sifat periwayatan
Matan
Matan yang menggunakan sighat nahyu lebih rajih dari
sighat amr
Matan yang menggunakan sighat khass lebih rajih dari
sighat ‘am
Segi Materi Hukum
Segi Eksternal. (“Keputusan Munas XXV Tarjih
Muhammadiyah di Jakarta Tahun 2000)
21. Beberapa Kaidah tentang Hadis
1. Hadis maukuf murni tidak dapat dijadikan hujjah.
2. Hadis maukuf yang berstatus marfuk dapat
dijadikan hujjah.
3. Hadis maukuf berstatus marfuk apabila terdapat
karinah yang daripadanya dapat difahami
kemarfukannya kepada Rasulullah saw, seperti
pernyataan Ummu ‘Aṭiyyah: “Kita diperintahkan
supaya mengajak keluar wanita-wanita yang sedang
haid pada Hari Raya” dan seterusnya bunyi hadis itu,
dan sebagainya.
22. Beberapa Kaidah tentang Hadis
4. Hadis mursal Tabi‘ī murni tidak dapat dijadikan
hujjah.
5. Hadis mursal Tabi‘ī dapat dijadikan hujjah apabila
besertanya terdapat karinah yang menunjukkan
kebersambungannya.
6. Hadis mursal Shahabi dapat dijadikan hujjah apabila
padanya terdapat karinah yang menunjukkan
kebersambungannya.
7. Hadis-hadis daif yang satu sama lain saling
menguatkan tidak dapat dijadikan hujjah kecuali
apabila banyak jalannya dan padanya terdapat karinah
yang menunjukkan keotentikan asalnya serta tidak
bertentangan dengan alQur’an dan hadis shahih
23. Beberapa Kaidah tentang Hadis
8. Jarah (cela) didahulukan atas ta‘dil setelah adanya
keterangan yang jelas dan sah secara syara‘. Riwayat
orang yang terkenal suka melakukan tadlis dapat
diterima apabila ia menegaskan bahwa apa yang ia
riwayatkan itu bersambung dan tadlisnya tidak sampai
merusak keadilannya.
9. Penafsiran Shahabat terhadap lafal (pernyataan)
musytarak dengan salah satu maknanya wajib
diterima.
10. Penafsiran Shahabat terhadap lafal (pernyataan)
zahir dengan makna lain, maka yang diamalkan
adalah makna zahir tersebut.